Top Banner
1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini menjelaskan tentang latar belakang studi, rumusan persoalan, tujuan dan sasaran, ruang lingkup studi yang terdiri dari ruang lingkup wilayah dan materi, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan, serta kerangka pemikiran studi. 1.1 Latar Belakang Berkembangnya jasa telekomunikasi di Kota Bandung memang memberikan banyak dampak positif, akan tetapi tidak sedikit persoalan yang ditimbulkan perkembangan industri tersebut. Salah satunya adalah berdirinya menara pemancar seluler (Base Tranceiver Station/BTS) yang saat ini berjumlah 391 buah (Dinas Tata Kota Bandung 2007). Banyaknya pembangunan menara tersebut menimbulkan berbagai persoalan, antara lain pendirian menara yang tumpang tindih dan tidak teratur tanpa mengindahkan aspek penataan ruang (misal, satu gedung dengan 4 - 5 menara). Masalah lain, timbulnya konflik sosial karena pembangunan menara yang tidak sesuai aspirasi masyarakat. Sebanyak 93% dari jumlah menara yang ada saat ini bermasalah dengan perizinan (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0707/10). 65% dari total menara BTS tersebut diprotes warga, karena penempatannya tidak sesuai dan dianggap mengancam keselamatan warga (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0707/10) karena berdiri di tengah permukiman padat. Banyak rumah yang hampir berimpitan dengan menara BTS dikhawatirkan terkena radiasi antena yang akan mengganggu kesehatan baik dalam jangka pendek maupun panjang. Selain itu, keberadaan menara
14

BAB 1 PENDAHULUAN - · PDF fileMetodologi ini mencakup metode pendekatan studi, ... prasyarat ketentuan teknis bangunan gedung ... Perencanaan dan Perancangan Kota

Jan 30, 2018

Download

Documents

dinhquynh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN -  · PDF fileMetodologi ini mencakup metode pendekatan studi, ... prasyarat ketentuan teknis bangunan gedung ... Perencanaan dan Perancangan Kota

 

 

 

BAB 1

PENDAHULUAN

Bab pendahuluan ini menjelaskan tentang latar belakang studi, rumusan

persoalan, tujuan dan sasaran, ruang lingkup studi yang terdiri dari ruang lingkup

wilayah dan materi, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan, serta

kerangka pemikiran studi.

1.1 Latar Belakang

Berkembangnya jasa telekomunikasi di Kota Bandung memang memberikan

banyak dampak positif, akan tetapi tidak sedikit persoalan yang ditimbulkan

perkembangan industri tersebut. Salah satunya adalah berdirinya menara pemancar

seluler (Base Tranceiver Station/BTS) yang saat ini berjumlah 391 buah (Dinas Tata

Kota Bandung 2007). Banyaknya pembangunan menara tersebut menimbulkan

berbagai persoalan, antara lain pendirian menara yang tumpang tindih dan tidak

teratur tanpa mengindahkan aspek penataan ruang (misal, satu gedung dengan 4 - 5

menara). Masalah lain, timbulnya konflik sosial karena pembangunan menara yang

tidak sesuai aspirasi masyarakat.

Sebanyak 93% dari jumlah menara yang ada saat ini bermasalah dengan

perizinan (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0707/10). 65% dari total menara

BTS tersebut diprotes warga, karena penempatannya tidak sesuai dan dianggap

mengancam keselamatan warga (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0707/10)

karena berdiri di tengah permukiman padat. Banyak rumah yang hampir berimpitan

dengan menara BTS dikhawatirkan terkena radiasi antena yang akan mengganggu

kesehatan baik dalam jangka pendek maupun panjang. Selain itu, keberadaan menara

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN -  · PDF fileMetodologi ini mencakup metode pendekatan studi, ... prasyarat ketentuan teknis bangunan gedung ... Perencanaan dan Perancangan Kota

 

 

BTS terkadang menimbulkan protes masyarakat sekitar, misalnya yang disampaikan

warga RW 04 dan RW 07 Kelurahan Babakan Tarogong Kecamatan Bojongloa Kaler

Bandung pada awal April 2007 (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0707/10)

karena menara BTS dibangun di dekat masjid. Banyaknya menara BTS di beberapa

titik menjadi ancaman serius bagi estetika kota dan keamanan masyarakat sekitar.

Persoalan lain yaitu ganti rugi lahan dan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai

dengan rencana induk atau masterplan Pemkot Bandung (Kepala Dinas Tata Ruang

dan Cipta Karya Kota Bandung). Sebagai contoh, warga Jl. Swadarma Terusan Buah

Batu Kel. Batununggal Kec. Bandung Kidul menolak pembangunan menara suatu

perusahaan telekomunikasi yang dinilai akan menurunkan harga lahan dan banyak

merugikan masyarakat di sekitar menara tersebut (http://www.pikiran-

rakyat.com/cetak/2005/0605/09/02).

Banyaknya persoalan yang timbul akibat pembangunan menara BTS yang

tidak beraturan ini menjadi sebuah kekhawatiran dan menuntut perhatian khusus dari

Pemerintah Kota Bandung. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bandung harus lebih

siap dalam menghadapi perkembangan telekomunikasi yang begitu pesat, dan

berupaya mencari alternatif untuk mencegah munculnya ”hutan menara” di Kota

Bandung.

1.2 Rumusan Persoalan

Adanya kekhawatiran Pemerintah Kota Bandung akan munculnya “hutan

menara”, menjadi sebab dikeluarkannya Peraturan Walikota Bandung Nomor 812

Tahun 2007 tentang penataan dan pembangunan menara BTS di Kota Bandung.

Belum adanya kebijakan khusus dari Pemerintah Kota Bandung yang mengatur dan

mengawasi pendirian bangunan menara BTS dalam konteks penataan ruang kota

menjadikan setiap pengajuan dari provider selalu diizinkan tanpa melihat terlebih

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN -  · PDF fileMetodologi ini mencakup metode pendekatan studi, ... prasyarat ketentuan teknis bangunan gedung ... Perencanaan dan Perancangan Kota

 

 

 

dahulu di mana akan dibangun dan apa implikasinya, yang mana pada akhirnya

menimbulkan berbagai persoalan. Maka, di dalam peraturan walikota tersebut

pemerintah kota berusaha mengatur dan menata menara yang sudah ada serta

mengantisipasi pertumbuhan menara yang akan datang.

Kajian dalam masalah penjamuran menara BTS dari berbagai kasus di

beberapa kota luar negeri, seperti City of Valdosta, Georgia (http://www.sgrdc.com),

Carroll County, Maryland (http://www.naco.org), dan City of Suwanee

(http://www.suwanee.com), serta beberapa kota di New York, menunjukkan bahwa

hal tersebut telah menimbulkan berbagai persoalan, seperti peletakan menara yang

tidak teratur, gangguan terhadap satwa lindung, dan nilai estetika yang kurang

diperhatikan. Akan tetapi, di kota-kota tersebut persoalan ini telah teratasi dan bahkan

menguntungkan kota, karena adanya peraturan mengenai penataan dan pembangunan

menara telekomunikasi yang terintegrasi ke dalam peraturan zonasi.

Beberapa kota di tingkat Municipality telah memiliki peraturan khusus

mengenai penataan menara telekomunikasi yang ada dalam peraturan zonasi. Di kota-

kota tersebut, setiap provider yang ingin mendirikan menara harus menentukan jenis

menara dan desain sesuai zona masing-masing. Pengaturan menara ditujukan untuk

menjaga kesehatan, keamanan, dan keselamatan lingkungan dan tempat tinggal,

dengan berbagai syarat dan standar keamanan menara, perlindungan alam, nilai

estetika, dan lain-lain (http;//www.nypf.org).

Hal yang sama juga diterapkan di City Of Valdosta (Georgia), Carroll County

(Maryland) dan City of Suwanee dimana terdapat peraturan mengenai penataan dan

pembagian zona menara telekomunikasi yang memperhatikan berbagai faktor

pertimbangan seperti kawasan penerbangan, kepadatan bangunan dan kawasan-

kawasan khusus serta jenis menara yang disesuaikan lingkungan.

Kota Bandung pun telah mengatur penataan dan pembangunan menara BTS,

melalui Peraturan Walikota Bandung Nomor 812 Tahun 2007 tentang penataan dan

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN -  · PDF fileMetodologi ini mencakup metode pendekatan studi, ... prasyarat ketentuan teknis bangunan gedung ... Perencanaan dan Perancangan Kota

 

 

pembangunan menara BTS di Kota Bandung yang mengatur perizinan pembangunan

dan penataan menara. Akan tetapi, peraturan ini masih berdiri sendiri, tidak

sebagaimana kota-kota tersebut yang telah memadukannya ke dalam peraturan

zonasi. Padahal UU No.26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang pasal 35 dan 78,

telah mengharuskan adanya pengendalian pemanfaatan ruang melalui peraturan

zonasi di daerah masing-masing dan penyusunan rencana tata ruang wilayah

kabupaten/kota paling lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak undang-undang ini

diberlakukan. Maka atas dasar itu, sudah seharusnya Kota Bandung memiliki

peraturan zonasi yang di dalamnya terdapat peraturan mengenai penataan dan

pembangunan menara BTS.

Pengaturan menara BTS dalam suatu peraturan zonasi di Kota Bandung tentu

saja memerlukan pemikiran mendalam mengenai faktor-faktor berpengaruh dan

penting yang harus dijadikan acuan pertimbangan dalam penyusunan aturan zonasi

terkait penataan dan pembangunan menara BTS, yang selama ini belum ada studi

tentang faktor-faktor tersebut. Hal ini lebih dimungkinkan oleh terbitnya Peraturan

Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No.02 Tahun 2008 yang

diberlakukan setelah Peraturan Walikota Bandung Nomor 812 Tahun 2007.

1.3 Tujuan dan Sasaran

Berdasarkan rumusan persoalan di atas, maka studi ini bertujuan untuk

menentukan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penataan dan

pembangunan menara BTS di Kota Bandung, sebagai bahan masukan bagi

penyusunan peraturan zonasi.

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN -  · PDF fileMetodologi ini mencakup metode pendekatan studi, ... prasyarat ketentuan teknis bangunan gedung ... Perencanaan dan Perancangan Kota

 

 

 

Untuk dapat mencapai tujuan di atas, maka sasaran-sasaran yang harus

dipenuhi sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi berbagai faktor pertimbangan penataan dan pembangunan

menara di kota-kota di dalam maupun luar negeri.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penataan dan

pembangunan menara di Kota Bandung berdasarkan eksplorasi pendapat dari

para responden (ahli).

3. Merumuskan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penataan dan

pembangunan menara BTS berdasarkan perbandingan faktor-faktor yang

didapatkan dari hasil analisis proses Delphi dengan faktor–faktor yang

didapatkan melalui studi literatur sebelumnya.

1.4 Ruang Lingkup Studi

Ruang lingkup studi menjelaskan batasan studi dari penelitian ini. Ruang

lingkup studi mencakup dua bagian pokok yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang

lingkup materi. Ruang lingkup wilayah merupakan pembatasan pada wilayah studi

dari sudut pandang geografis, sedangkan ruang lingkup materi merupakan batasan

materi yang akan dibahas.

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah pada penelitian ini adalah seluruh Wilayah

Administratif Kota Bandung.

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN -  · PDF fileMetodologi ini mencakup metode pendekatan studi, ... prasyarat ketentuan teknis bangunan gedung ... Perencanaan dan Perancangan Kota

 

 

1.4.2 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi pada studi ini dibatasi pada analisis faktor-faktor yang

penting untuk dipertimbangkan dalam penataan dan pembangunan menara BTS di

Kota Bandung. Penentuan faktor-faktor pertimbangan tersebut dibatasi pada konteks

aturan zonasi. Adapun mengenai ketentuan perizinan, keterkaitan dengan pihak

pembangun menara (provider), dan lain-lain tidak termasuk dalam pembahasan.

1.5 Metodologi Studi

Metodologi studi merupakan rumusan teknik yang digunakan untuk mencapai

tujuan dan sasaran-sasaran studi. Metodologi ini mencakup metode pendekatan studi,

metode pengumpulan data, dan metode analisis.

1.5.1 Metode Pendekatan Studi

Pendekatan studi yang dimaksud adalah metode pendekatan yang digunakan

untuk mencapai sasaran studi. Adapun proses pendekatan yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

a. Pendekatan Normatif.

Yaitu studi literatur dengan mempelajari peraturan perundang-undangan serta

ketentuan teknis dalam penataan menara yang ada di beberapa kota baik di dalam

maupun luar negeri.

b. Pendekatan Teknokratis.

Yaitu eksplorasi pendapat atau opini tentang faktor-faktor yang penting untuk

dipertimbangkan dalam penataan dan pembangunan menara BTS di Kota

Bandung, kepada para pakar di Kota Bandung yang memiliki kompetensi di

bidang masing-masing terkait dengan studi yang dilakukan. Untuk mendapatkan

hasil tersebut, digunakan metode Delphi dalam bentuk paper

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN -  · PDF fileMetodologi ini mencakup metode pendekatan studi, ... prasyarat ketentuan teknis bangunan gedung ... Perencanaan dan Perancangan Kota

 

 

 

pencil/Conventional Delphi melalui pertanyaan semi terstruktur. Kemudian

menggali pendapat (tahap I)dari responden tentang faktor apa saja yang disetujui,

kurang disetujui, dan tidak disetujui atau disetujui dengan catatan, sehingga akan

terlihat persamaan dan perbedaan dalam memandang faktor yang penting untuk

dipertimbangkan. Agar proses penggalian pendapat tersebut dapat berjalan

maksimal, maka yang pertama kali dilakukan adalah memberikan suatu

pengantar tentang kegiatan penelitian yang dilakukan. Pengantar tersebut berupa

gambaran umum permasalahan secara singkat yang terdiri dari latar belakang

studi serta gambaran umum wilayah Kota Bandung. Tahap selanjutnya adalah

menyimpulkan jawaban responden sebagai bahan eksplorasi pada umpan balik

tahap II. Materi tahap II adalah berupa hasil rangkuman pendapat responden

yang diurutkan. Pendapat yang memiliki persamaan atau semua sependapat,

disusun menjadi satu kelompok dan diberi beberapa penjelasan dari masing-

masing faktor tersebut. Faktor-faktor tersebut disusun dan dikembalikan kepada

responden dalam bentuk kuesioner pada umpan balik tahap III. Responden

dimintai pendapatnya apakah sependapat, sependapat dengan catatan, kurang

sependapat atau tidak sependapat. Setelah melakukan umpan balik tahap III,

output yang diharapkan adalah konvergensi opini terhadap faktor-faktor yang

disepakati. Selain itu, diperoleh pula point-point faktor yang pada akhirnya tetap

tidak disepakati berikut alasannya.

c. Pendekatan Komparasi

Yaitu melakukan perbandingan faktor pertimbangan hasil studi literatur dengan

hasil pelaksanaan metode Delphi. Perbandingan faktor ini dilakukan untuk

melihat persamaan dan perbedaan faktor yang harus dipertimbangkan antara hasil

studi literatur dengan hasil pelaksanaan metode Delphi dengan cara menganalisis

isi (content) dari masing-masing faktor tersebut. Selain itu, pendekatan komparasi

ini dilakukan untuk menghasilkan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN -  · PDF fileMetodologi ini mencakup metode pendekatan studi, ... prasyarat ketentuan teknis bangunan gedung ... Perencanaan dan Perancangan Kota

 

 

dalam penataan dan pembangunan menara BTS di Kota Bandung sebagai bahan

masukan bagi penyusunan peraturan zonasi.

1.5.2 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dalam rangka menemukan informasi dan

pengetahuan baru yang dapat mendukung pencapaian tujuan dan sasaran studi. Dalam

studi ini data dikumpulkan melalui dua cara yaitu:

a. Survei Primer

Wawancara kepada para ahli (di Kota Bandung) mengenai faktor-faktor yang

harus dipertimbangkan dalam penataan dan pembangunan menara BTS di

Kota Bandung. Survei data primer ini dilakukan kepada 10 responden,

berdasarkan kompetensinya terkait dengan studi yang dilakukan. Teknik

Pemilihan responden ini dilakukan secara “purposive” dengan kriteria

sebagai berikut:

- Responden adalah orang yang memahami tentang zonasi dan

karakteristik Kota Bandung; atau

- Responden adalah orang yang memahami karakteristik menara BTS;

atau

- Responden adalah orang yang mengetahui bentuk pengaturan menara

BTS di Kota Bandung.

Berdasarkan kriteria di atas, nama-nama responden/ahli serta

pertimbangan untuk memilih responden tersebut dapat dilihat pada Tabel I.1

di bawah ini.

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN -  · PDF fileMetodologi ini mencakup metode pendekatan studi, ... prasyarat ketentuan teknis bangunan gedung ... Perencanaan dan Perancangan Kota

 

 

 

TABEL I.1

NAMA RESPONDEN DAN ALASAN PEMILIHAN RESPONDEN

No Nama Bidang Keahlian/Jabatan

Alasan Memilih

1 Dudy Prayudi

Kepala Seksi RDTRT Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya

Pertimbangan mengenai menara BTS dalam RDTRT

2 Yayat.A.Sudrajat Kepala Seksi Teknik Bangunan Gedung/Struktur Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya

Pertimbangan mengenai prasyarat ketentuan teknis bangunan gedung

3 Dr. Agung Harsoyo Ketua Lab, LSKK, Telekomunikasi ITB

Pertimbangan mengenai sistem frekuensi dan link antar menara

4 Made Suarjana Ir,M.Sc.Ph.D

Desain Struktur Teknik Sipil ITB

Pertimbangan mengenai komponen dan struktur menara

5 Suri Saepudin

Kepala Seksi Perencanaan Peremajaan dan Pengembangan Kota Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya

Pertimbangan mengenai perkembangan dan peremajaan Kota Bandung untuk masa yang akan datang terkait dengan persoalan menara saat ini

6 Ade Suharyo

Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya

Pertimbangan mengenai menara sebagai salah satu bagian dari sarana dan prasarana kota

7 Petrus Natalivan

Kelompok Keahlian Perencanaan dan Perancangan Kota SAPPK ITB

Pertimbangan mengenai penataan menara dari sisi perencana dan sebagai orang yang memahami konsep zoning regulation

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN -  · PDF fileMetodologi ini mencakup metode pendekatan studi, ... prasyarat ketentuan teknis bangunan gedung ... Perencanaan dan Perancangan Kota

 

10 

 

No Nama Bidang Keahlian/Jabatan

Alasan Memilih

8 Dr. Ir. Adit Kurniawan, M.Eng

Lektor Kepala Antena dan Propagasi Teknik Elektro ITB

Pertimbangan mengenai komponen antena dan frekuensi menara BTS

9 Roos Akbar, Ir.M.Sc.Ph.D

Perencanaan Kota/Land use Planning & Management SAPPK ITB

Pertimbangan mengenai menara terkait dengan manajemen lahan perkotaan

10 Denny Zulkaidi, Ir. MUP

Kelompok Keahlian Perencanaan dan Perancangan Kota SAPPK ITB

Pertimbangan mengenai menara terkait dengan zonasi menara

Pemilihan nama responden di atas dilakukan melalui beberapa cara,

antara lain studi literatur mengenai orang yang pernah membuat suatu tulisan

atau kajian mengenai pengaturan menara BTS di Kota Bandung, orang yang

memahami tentang menara BTS dan zoning regulation, serta rekomendasi

dari institusi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada analisis penentuan responden

dalam bab 4.1.

Penyebaran kuesioner kepada responden yang sama. Pada penyebaran

kuesioner ini responden diberikan pertanyaan yang sama dan diminta untuk

menyatakan apakah sependapat, sependapat dengan catatan, kurang

sependapat atau tidak sependapat serta memberikan alasan masing-masing.

Selain itu responden juga diberikan kesempatan untuk memberikan faktor

tambahan yang belum dijadikan pertimbangan pada tahap I untuk

diiterasikan kembali pada tahap III.

b. Survei Data Sekunder

Survei data sekunder dilakukan melalui studi literatur yang berasal dari internet,

tugas akhir, tesis, dan data instansi terkait. Studi literatur bertujuan untuk mencari

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN -  · PDF fileMetodologi ini mencakup metode pendekatan studi, ... prasyarat ketentuan teknis bangunan gedung ... Perencanaan dan Perancangan Kota

 

11 

 

 

data dan informasi teoritis mengenai pengaturan menara telekomunikasi di kota-kota

baik dalam maupun luar negeri. Data instansi bertujuan untuk mengetahui jumlah

menara yang ada saat ini serta sebarannya di Kota Bandung. Selain itu, survei instansi

ini juga bertujuan untuk melihat peraturan-peraturan mengenai penataan dan

pembangunan menara BTS terkait dengan konsep Zoning Regulation sebagai bahan

masukan bagi Kota Bandung ke depan.

1.5.3 Metode Analisis

Terdapat dua metode yang digunakan dalam menganalisis data pada studi ini

yaitu Content Analysis dan Deskriptif Kualitatif. Kedua metode analisis tersebut

digunakan pada data yang berbeda yaitu:

1. Content Analysis (metode analisis isi)

Metode analisis isi (Content Analysis) adalah suatu teknik penelitian dengan

membuat kesimpulan dengan memperhatikan konteksnya (Bungin, 2007). Analisis ini

merupakan studi komunikasi yang terekam, seperti buku, situs internet, lukisan dan

hukum. Dalam hal ini, pengambilan kesimpulan analisis isi dilakukan pada data

sekunder berupa peraturan perundang-undangan yaitu dengan menggunakan keyword

atau kata kunci. Selain itu juga dilakukan untuk menganalisis perbandingan faktor

hasil studi literatur dengan hasil pelaksanaan metode Delphi.

2. Deskriptif Kualitatif

Metode analisis Deskriptif Kualitatif ini digunakan untuk menganalisis data

hasil wawancara.

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN -  · PDF fileMetodologi ini mencakup metode pendekatan studi, ... prasyarat ketentuan teknis bangunan gedung ... Perencanaan dan Perancangan Kota

 

12 

 

1.5.4 Metode Sintesis

Metode sintesis faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penataan dan

pembangunan menara BTS di Kota Bandung ini dilakukan melalui perbandingan

faktor hasil studi literatur dengan hasil metode Delphi, dengan cara melihat faktor-

faktor yang memiliki kesamaan antara keduanya. Faktor-faktor hasil proses Delphi

yang memiliki kesamaan dengan faktor hasil studi literatur yang kemudian dijadikan

sebagai faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penataan dan pembangunan

menara BTS di Kota Bandung.

1.6 Sistematika Pembahasan

Studi ini dilaporkan dalam 5 (lima) bab dengan sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab pertama membahas tentang inti dari penelitian yang dilakukan, antara

lain mengenai latar belakang, rumusan persoalan, tujuan dan sasaran, ruang

lingkup wilayah dan ruang lingkup materi yang tercakup di dalam ruang

lingkup studi, metode pengumpulan data, metode survei lapangan, dan

metode analisis yang tercakup di dalam metodologi studi serta sistematika

pembahasan. Pada bab ini juga ditampilkan kerangka pemikiran studi yang

menunjukkan alur berpikir terhadap studi yang dilakukan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan studi yang dilakukan

seperti karakteristik penting dari menara BTS, Zoning Regulation, metode

dan tahapan penyusunan Zoning Regulation, peraturan perundang-undangan

terkait pengendalian dan pemanfaatan ruang, kedudukan peraturan zonasi,

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN -  · PDF fileMetodologi ini mencakup metode pendekatan studi, ... prasyarat ketentuan teknis bangunan gedung ... Perencanaan dan Perancangan Kota

 

13 

 

 

dan studi literatur tentang penataan dan pembangunan menara BTS di dalam

maupun luar negeri.

BAB 3 GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK WILAYAH KOTA

BANDUNG TERKAIT DENGAN SEMAKIN MENJAMURNYA

MENARA BTS

Dalam bab ini dijelaskan gambaran umum wilayah kajian studi (Kota

Bandung) terutama berkaitan dengan perencanaan dan penataan menara

BTS, permasalahan serta sistem penataan menara saat ini.

BAB 4 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG TENTANG PENATAAN

DAN PEMBANGUNAN MENARA SELULER DI KOTA BANDUNG

DAN ANALISIS FAKTOR PERTIMBANGAN PENENTUAN ZONA

MENARA BTS

Pada bab ini akan dilakukan analisis penentuan responden, analisis untuk

mendapatkan faktor-faktor pertimbangan penataan dan pembanguan menara

BTS di Kota Bandung serta melakukan perbandingan hasil analisis dengan

peraturan penataan dan pembangunan menara BTS di Kota Bandung dan

hasil studi literatur untuk menghasilkan pendapat peneliti.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini dikemukan temuan studi, kesimpulan studi dan rekomendasi,

keterbatasan studi serta studi lanjutan.

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN -  · PDF fileMetodologi ini mencakup metode pendekatan studi, ... prasyarat ketentuan teknis bangunan gedung ... Perencanaan dan Perancangan Kota

 

14 

 

Kerangka pemikiran studi ini menggambarkan alur berpikir serta tahapan

studi yang dilakukan untuk mencapai tujuan studi.

GAMBAR 1.1

KERANGKA PEMIKIRAN STUDI