Top Banner
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia moderen pada zaman saat ini, memicu terjadinya perubahan gaya hidup pada masyarakat didalamnya, salah satu perubahan gaya hidup dan pola hidup adalah dengan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat yang banyak mempengaruhi kadar gula darah seperti makanan cepat saji, minuman-minuman bersoda dan jenis makanan yang lainnya. Permasalahan ini menjadi salah satu faktor pemicu peningkatan terjadinya penyakit degeneratif dalam hal ini seperti diabetes mellitus. Peningkatan kadar gula darah dalam darah atau hiperglikemia adalah kondisi terjadinya abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati (Nurarif & Kusuma, 2015). Menurut survey yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO), jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2000 terdapat 8,4 juta orang dan diperkirakan akan meningkat menjadi 21.257.000 jiwa pada tahun 2030. Sedangkan untuk di Jawa Tengah angka pasien yang terkena diabetes mencapai 125.075 jiwa (Departemen Kesehatan, 2011). Angka kejadian diabetes mellitus pada tahun 2014 di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi mencapai jumlah 251.584 pasien rawat jalan dan 45.074 pasien rawat inap (Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi, 2015). HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
14

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8345/2/Wiwik Dwiyani BAB I.pdfPENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Dunia moderen pada zaman saat ini, memicu terjadinya perubahan

Mar 28, 2019

Download

Documents

vuongdan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8345/2/Wiwik Dwiyani BAB I.pdfPENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Dunia moderen pada zaman saat ini, memicu terjadinya perubahan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia moderen pada zaman saat ini, memicu terjadinya perubahan gaya

hidup pada masyarakat didalamnya, salah satu perubahan gaya hidup dan pola

hidup adalah dengan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat yang banyak

mempengaruhi kadar gula darah seperti makanan cepat saji, minuman-minuman

bersoda dan jenis makanan yang lainnya. Permasalahan ini menjadi salah satu

faktor pemicu peningkatan terjadinya penyakit degeneratif dalam hal ini seperti

diabetes mellitus. Peningkatan kadar gula darah dalam darah atau hiperglikemia

adalah kondisi terjadinya abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan

protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan

sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis

mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati (Nurarif & Kusuma, 2015).

Menurut survey yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO),

jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2000 terdapat 8,4 juta

orang dan diperkirakan akan meningkat menjadi 21.257.000 jiwa pada tahun

2030. Sedangkan untuk di Jawa Tengah angka pasien yang terkena diabetes

mencapai 125.075 jiwa (Departemen Kesehatan, 2011). Angka kejadian diabetes

mellitus pada tahun 2014 di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi mencapai

jumlah 251.584 pasien rawat jalan dan 45.074 pasien rawat inap (Rekam Medik

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi, 2015).

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8345/2/Wiwik Dwiyani BAB I.pdfPENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Dunia moderen pada zaman saat ini, memicu terjadinya perubahan

2

Sedangkan di indonesia jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di

dunia, untuk urutan di atasnya adalah India (31,7 juta), Cina (20,8 juta), dan

Amerika Serikat (17,7 juta). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

tahun 2007, prevalensi diabetes mellitus tertinggi terdapat di Kalimantan Barat

dan Maluku Utara (masing – masing 11,1%), diikuti Riau (10,4%) dan NAD

(8,5%). Menurut laporan United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS),

komplikasi kronis diabetes mellitus di Indonesia terdiri atas neuropati 60%,

penyakit jantung koroner 20,5%, ulkus diabetika 15%, retinopati 10%, dan

nefropati 7,1%.

Berdasarkan estimasi dari International Diabetes Federation (IDF) tahun

2015 terdapat 415 juta penduduk di dunia yang menyandang diabetes mellitus dan

diprediksi 25 tahun mendatang akan meningkat menjadi 642 juta jiwa (55%).

Sedangkan prevalensi diabetes mellitus tahun 2015 di wilayah pasifik barat

termasuk Indonesia, terjadi 153,2 juta jiwa (37%) orang dewasa dengan diabetes

mellitus dan Indonesia menempati peringkat ke-7 dari 10 negara dengan

penyandang diabetes mellitus dengan jumlah sekitar 10 juta jiwa. Hasil survey

yang dipaparkan melalui riset kesehatan dasar Riskesdas (2013) didapatkan

proporsi diabetes mellitus pada usia 15 tahun ke atas Sulawesi Utara menempati

urutan ke dua setelah Sulawesi Selatan dengan presentase 3,6%. Provinsi

Yogyakarta 2,6% DKI Jakarta 2,5% Selawesi Utara 2,4% dan Kalimantan Timur

2,3% yang belum pernah didiagnosis oleh dokter mengalami gejala sering lapar,

sering haus, sering buang air kecil dengan jumlah banyak dan berat badan

menurun (Depkes, 2013).

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8345/2/Wiwik Dwiyani BAB I.pdfPENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Dunia moderen pada zaman saat ini, memicu terjadinya perubahan

3

Prevalensi penderita diabetes mellitus di Indonesia sudah merupakan

masalah kesehatan masyarakat diabetes mellitus sekitar 15% dengan angka

amputasi 30% karena ulkus diabetika, angka mortalitas 32% dan merupakan

sebab perawatan rumah sakit yang terbanyak sebesar 80%. Dengan hasil

penelitian kelompok usia terbanyak adalah lebih dari 60 tahun sebanyak 29 orang,

penderita terbanyak dengan lama menderita diabetes mellitus lebih dari 10 tahun

sebanyak 37 orang, riwayat hipertensi sebanyak 41 orang, sebanyak 32 orang

tidak memiliki riwayat merokok, sebanyak 57 orang kurang latihan fisik, 54 orang

memiliki riwayat obesitas, 48 orang tidak merubah pola makan, 43 orang dengan

riwayat kadar gula darah buruk, dan penderita dengan perawatan kaki buruk serta

penggunaan alas kaki buruk sebanyak 59 orang.

Prevalensi penderita diabetes mellitus di provinsi Jawa Tengah yaitu

sebesar 16,5%. Diabetes mellitus merupakan penyakit tidak menular yang

mempunyai presentase terbanyak kedua setelah hipertensi (57,89%) di provinsi

Jawa Tengah, (Buku profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2016). Berdasarkan

data yang diperoleh dari bidang pengendalian penyakit dan penyehatan

lingkungan dinas kabupaten Purbalingga pada tahun 2016, Jumlah kasus diabetes

mellitus tahun 2016 yang ditemukan oleh puskesmas dan jaringannya sebanyak

1.148 kasus yang terdiri dari 143 kasus IDDM (Insulin Dependent Diabetes

Melitus) dan 905 kasus NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus)

(Bidang P2 PL Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, 2016).

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8345/2/Wiwik Dwiyani BAB I.pdfPENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Dunia moderen pada zaman saat ini, memicu terjadinya perubahan

4

Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr. R.

Goeteng Taroenadibrata Purbalingga data dari rekam medik pasien kasus dengan

diabetes mellitus yaitu seluruh pasien yang dirawat inap pada rentang 6 bulan

terakhir yaitu sejumlah 68 pasien. Hasil wawancara dari 5 pasien yang dirawat

inap di ruang lavender dan kenanga dari 3 pasien mengatakan bahwa mereka

merasa cemas akan tindakan perawatan rumah sakit, dari 1 pasien mengatakan

merasa takut kalau akan terjadi sesuatu hal yang buruk terjadi pada dirinya, dari 2

pasien mengatakan merasa tidak percaya diri dengan penyakit diabetes mellitus

karena kaki mereka tidak sempurna lagi.

Menurut Nadeak (2010) kecemasan merupakan bagian dari kehidupan

manusia yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang

mendalam dan berkelanjutan. Setiap penyandang diabetes umumnya mengalami

rasa cemas terhadap segala hal yang terjadi berhubungan dengan diabetesnya,

misal: cemas terhadap kadar glukosa darah yang tinggi atau cemas akan timbulnya

komplikasi akibat diabetesnya, cemas akan citra diri dan harga diri rendah, cemas

terhadap perawatan rumah sakit (hospitalisasi) dan lain-lain.

Cemas (ansietas) adalah suatu keadaan patologik yang ditandai oleh

perasaan ketakutan diikuti dan disertai tanda somatik. Kecemasan salah satunya

disebabkan oleh gangguan biologik, seperti penyakit diabetes mellitus yang

membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu lama di rumah sakit sehingga akan

mengakibatkan terjadinya hospitalisasi. Hospitalisasi merupakan perawatan yang

dilakukan di rumah sakit dan dapat menimbulkan trauma dan stress pada klien

yang baru mengalami rawat inap di rumah sakit. Hospitalisasi dapat diartikan juga

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8345/2/Wiwik Dwiyani BAB I.pdfPENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Dunia moderen pada zaman saat ini, memicu terjadinya perubahan

5

sebagai suatu keadaan yang memaksa seseorang harus menjalani rawat inap di

rumah sakit untuk menjalani pengobatan maupun terapi yang dikarenakan klien

tersebut mengalami sakit. Pengalaman hospitalisasi dapat mengganggu psikologi

seseorang terlebih bila seseorang tersebut tidak dapat beradaptasi dengan

lingkungan barunya di rumah sakit. Pengalaman hospitalisasi yang dialami klien

selama rawat inap tersebut tidak hanya mengganggu psikologi klien, tetapi juga

akan sangat berpengaruh pada psikososial klien dalam berinteraksi terutama pada

pihak rumah sakit termasuk pada perawat. Masalah yang dapat ditimbulkan dari

hospitalisasi biasanya berupa cemas, rasa kehilangan, dan takut akan tindakan

yang dilakukan oleh pihak rumah sakit, jika masalah tersebut tidak diatasi maka

akan mempengaruhi perkembangan psikososial.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan munculnya kecemasan yaitu

setiap faktor yang berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia seperti

makanan, air, dan kenyamanan. Sedangkan berdasarkan situasional: pertama ada

berhubungan dengan orang yaitu hal-hal yang berhubungan dengan konsep diri,

seperti perubahan status prestis (status sosial), kegagalan, kehilangan benda-benda

yang dimiliki dan kurang penghargaan dari orang lain. Pada pasien diabetes

mellitus dengan kadar gula darah tinggi akan merasa cemas dapat menimbulkan

ketidaknyamanan. Kedua berhubungan dengan lingkungan: yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan lingkungan sekitar dirinya, seperti kehilangan orang terdekat

karena kematian, perceraian, tekanan, budaya, ancaman, penyakit, terkena

serangan penyakit mendadak, sekarat dan penanganan-penanganan medis

terhadap sakit, perawatan di rumah sakit, perpindahan pensiun, bahaya terhadap

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8345/2/Wiwik Dwiyani BAB I.pdfPENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Dunia moderen pada zaman saat ini, memicu terjadinya perubahan

6

keamanan dan pencemaran lingkungan. Kecemasan merupakan keadaan suasana

hati yang ditandai oleh efek negatif dan gejala-gejala ketegangan jasmaniah

dimana seseorang mengantisipasi kemungkinan datangnya bahaya atau

kemalangan di masa yang akan datang dengan perasaan khawatir. Kecemasan

mungkin melibatkan perasaan, perilaku, dan respon-respon fisiologis. (Durand

dan Barlow, 2006).

Kecemasan pada penderita diabetes mellitus dikarenakan bahwa diabetes

dianggap merupakan suatu penyakit yang menakutkan, karena mempunyai

dampak negatif yang kompleks terhadap kelangsungan kecemasan individu.

Kecemasan terjadi karena seseorang merasa terancam baik secara fisik maupun

psikologis, aspek sosial pada penderita diabetes mellitus sangat penting

diperhatikan karena pada kenyataannya diabetes mellitus merupakan penyakit

kronis yang mempunyai muatan psikologis, sosial dan perilaku yang besar. Salah

satu aspek sosial tersebut adalah dukungan sosial (Hasanat, 2010; Jauhari, 2014).

Dukungan sosial merupakan bentuk interaksi antar individu yang memberikan

kenyamanan fisik dan psikologis melalui terpenuhinya kebutuhan akan keamanan.

Dukungan sosial dapat berpengaruh terhadap kecemasan pada penderita diabetes

melitus dengan meregulasi proses psikologis dan memfasilitasi perubahan

biologis (Jauhari & Kurniawati, 2008).

Keluarga adalah kumpulan dua orang manusia atau lebih, yang satu sama

yang lain saling terikat seacara emosional, serta bertempat tinggal yang sama

dalam suatu daerah yang berdekatan. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan

dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Dukungan bisa berasal

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8345/2/Wiwik Dwiyani BAB I.pdfPENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Dunia moderen pada zaman saat ini, memicu terjadinya perubahan

7

dari orang lain (orang tua, anak, suami, istri atau saudara) yang dekat dengan

subjek dimana bentuk dukungan berupa informasi, tingkah laku tertentu atau

materi yang dapat menjadikan individu merasa disayangi, diperhatikan dan

dicintai. Dukungan keluarga adalah tindakan dan penerimaan keluarga terhadap

penderita yang sakit. Peran keluarga dalam mengenal masalah kesehatan yaitu

mampu mengambil keputusan dalam kesehatan, ikut merawat anggota keluarga

yang sakit, memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada sangatlah penting dalam mengatasi kecemasan klien (Friedman, 2010, dalam

Admin, 2012).

Dukungan yang diberikan keluarga terdiri dari dukungan informasional,

dukungan emosional, dukungan penilaian, dukungan instrumental. Fungsi dari

dukungan informasional yaitu keluarga memberikan nasehat, saran, dukungan

jasmani maupun rohani. Dukungan emosional juga diberikan keluarga meliputi

dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian,

mendengarkan dan dengarkan. Dukungan penilaian yaitu keluarga bertindak

sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan

masalah, keluarga memberikan support, penghargaan, perhatian. Dukungan

instrumental yaitu keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan

konkrit, diantaranya kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum,

istirahat, terhindarnya penderita dan kelelahan merupakan bagian integral dari

keseluruhan dukungan yang berpusat pada suatu pendekatan lingkungan sosial

dapat meningkatkan kesehatan dan adaptasi perilaku sekaligus menghindari efek

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8345/2/Wiwik Dwiyani BAB I.pdfPENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Dunia moderen pada zaman saat ini, memicu terjadinya perubahan

8

negatif dari dukungan sosial itu sendiri, seperti dukungan dianggap tidak

bermanfaat sehingga individu merasa tergantung orang lain (Friedman, 2010).

Dukungan keluarga berkaitan dengan pembentukan keseimbangan mental

dan kepuasan psikologis. Dukungan ini dapat menimbulkan efek penyangga, yaitu

memberikan efek-efek negatif dari stress terhadap kesehatan dan efek utama yang

secara langsung dapat mempengaruhi kesehatan. Dukungan keluarga yang sangat

besar terhadap responden secara psikologis dapat menambah semangat hidup bagi

responden yang berdampak pada tingkat kecemasan yang rendah (Lutfa, 2008).

Diabetes mellitus merupakan penyakit yang bersifat kronis dan tidak dapat

disembuhkan, penderita diabetes mellitus biasanya mengalami banyak perubahan

dalam hidupnya. Perubahan tersebut terjadi akibat komplikasi diabetes mellitus

dalam perjalanan penyakit dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi akut yaitu

(Ketoasidosis Diabetik (KAD), Hiperosmolar Non Ketotik (HNK) pada keadaan

ini terjadi peningkatan glukosa darah, hipoglikemia ditandai dengan menurunnya

kadar glukosa darah), selain komplikasi akut ada juga komplikasi kronis yaitu

(makroangiopati, mikroangiopati, neuropati, infeksi pada kaki) dari komplikasi

tersebut mengakibatkan ulkus kaki diabetik. Ulkus adalah luka terbuka pada

permukaan kulit atau selaput lender dan kematian jaringan yang luas dan disertai

invasife kuman saporfit. Adanya kuman saporfit tersebut menyebabkan ulkus

berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan

penyakit diabetes mellitus dengan neuropati perifer (Andyagreeni, 2010).

Komplikasi yang dialami penderita diabetes mellitus bervariasi

diantaranya komplikasi fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Komplikasi fisik

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8345/2/Wiwik Dwiyani BAB I.pdfPENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Dunia moderen pada zaman saat ini, memicu terjadinya perubahan

9

yang timbul berupa kerusakan mata, kerusakan ginjal, penyakit jantung, tekanan

darah tinggi, stroke bahkan sampai menyebabkan gangren (Barnes, 2009).

Komplikasi psikologis yang muncul diantaranya dapat berupa kecemasan.

Gangguan kecemasan yang muncul bisa disebabkan oleh long life diseases

(penyakit umur panjang) ataupun karena komplikasi yang ditimbulkannya.

Kecemasan ini jika tidak diatasi akan semakin menyulitkan dalam pengelolaan

diabetes mellitus. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Murdiningsih dan Ghofur

(2013) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara tingkat

kecemasan terhadap kadar glukosa darah penderita diabetes mellitus yang akan

berpengaruh terhadap kualitas hidupnya. Secara sosial penderita diabetes mellitus

akan mengalami hambatan umumnya berkaitan dengan pembatasan diet yang

ketat dan keterbatasan aktivitas karena komplikasi yang muncul. Diabetes

Mellitus merupakan penyakit kronis yang membutuhkan intervensi terapi seumur

hidup. Penyakit diabetes mellitus dapat disembuhkan dengan cara mengendalikan

gula darah dalam batas normal. Penyakit ini akan menyertai penderita seumur

hidup penderita sehingga akan mempengaruhi terhadap kecemasan penderita baik

dari keadaan kesehatan fisik, psikologis, sosial dan lingkungan (Copel, 2007).

Berdasarkan uraian diatas tampak adanya permasalahan, disatu sisi tampak

pentingnya dukungan keluarga untuk mengatasi kecemasan pada pasien diabetes

mellitus, namun disisi lain fakta permasalahan aplikasi dukungan keluaraga belum

optimal. Untuk itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan dukungan keluarga

dalam upaya menurunkan kecemasan pada pasien. Dapat disimpulkan bahwa

dukungan keluarga berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pasien, maka dari itu

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8345/2/Wiwik Dwiyani BAB I.pdfPENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Dunia moderen pada zaman saat ini, memicu terjadinya perubahan

10

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan hubungan

antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien diabetes mellitus.

B. Rumusan Masalah

Hubungan keluarga bisa menjadi sumber dukungan bagi orang-orang diabetes

dan dapat mempengaruhi perilaku manajemen diri, hubungan keluarga bisa

menjadi sumber pendukung yang penting bagi orang-orang diabetes, dan berpusat

pada keluarga Pendekatan perawatan diabetes telah dilakukan dan dianjurkan.

Kecemasan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang ditandai dengan

perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan. Setiap

penyandang diabetes umumnya mengalami rasa cemas terhadap segala hal yang

terjadi berhubungan dengan diabetesnya, misal: cemas terhadap kadar glukosa

darah yang tinggi atau cemas akan timbulnya komplikasi akibat diabetesnya,

cemas akan citra diri dan harga diri rendah, cemas terhadap perawatan rumah sakit

(hospitalisasi) dan lain-lain.

Berdasarkan uraian masalah dalam latar belakang yang telah dijelaskan diatas,

maka rumusan masalah dapat disimpulkan sebagai berikut: “ Adakah hubungan

antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien diabetes mellitus di

ruang rawat inap RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat

kecemasan pasien diabetes mellitus di ruang rawat inap RSUD Dr. R.

Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8345/2/Wiwik Dwiyani BAB I.pdfPENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Dunia moderen pada zaman saat ini, memicu terjadinya perubahan

11

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

a. Mengetahui karakteristik demografi responden pasien diabetes mellitus

di ruang rawat inap RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata

Purbalingga.

b. Mengetahui tingkat kecemasan pasien diabetes mellitus di ruang rawat

inap RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

c. Mengetahui dukungan keluarga pasien diabetes mellitus di ruang rawat

inap RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

d. Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat

kecemasaan pasien diabetes mellitus di ruang rawat inap RSUD Dr. R.

Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Profesi Keperawatan

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan bagi profesi

keperawatan tentang hubungan dukungan keluarga dengan tingkat

kecemasan pasien diabetes mellitus.

2. Bagi masyarakat

a) Bagi keluarga dapat memberikan gambaran tentang pentingnya

dukungan keluarga untuk mengurangi kecemasan anggota keluarga

yang mengalami diabetes mellitus.

b) Bagi pasien untuk mengetahui gambaran tentang kecemasan pasien

diabetes mellitus.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8345/2/Wiwik Dwiyani BAB I.pdfPENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Dunia moderen pada zaman saat ini, memicu terjadinya perubahan

12

3. Bagi pendidikan dan ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

gambaran tentang asuhan keperawatan dukungan keluarga yang diberikan

pada pasien yang mengalami diabetes mellitus. Penelitian ini juga

diharapkan dapat memberi masukan tentang konsep asuhan keperawatan

tentang dukungan keluarga.

4. Bagi instasi terkait

Sebagai masukan bagi rumah sakit dalam memberikan dukungan

keluarga secara efektif dengan tingkat kecemasan pasien untuk

meningkatkan mutu pelayanan.

5. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan literatur tambahan bagi

peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang

sama dengan peneliti.

E. Penelitian Terkait

1. Charlotte Paddison (2010), melakukan penelitian dengan judul “Family

support and conflict among adults with type 2 diabetes”. Dengan

menggunakan Metode Peserta dipilih secara acak dari data base perawatan

primer catatan di Selandia Baru Data dikumpulkan melalui kuesioner yang

dikirimkan (n = 629). Desain penelitian menggunakan cross-sectional,

dengan hasil penelitian Analisis komponen utama mengidentifikasi dua

faktor laten yang didukung subscales yang diturunkan secara teoritis yang

menilai dukungan keluarga terkait diabetes dan konflik. Subskala ini

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8345/2/Wiwik Dwiyani BAB I.pdfPENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Dunia moderen pada zaman saat ini, memicu terjadinya perubahan

13

menunjukkan bukti konsistensi internal yang baik (Cronbach's α, 0,84 dan

0,75 masing-masing).

2. Khuwaja (2010) melakukan penelitian dengan judul “Anxiety and

depression among outpatients with type 2 diabetes: A multi-centre study of

prevalence and associated factors”. Terhadap pasien penderita penderita

diabetes tipe 2. Kecemasan Rumah Sakit dengan menggunakan metode

Kecemasan dan Skala Depresi Rumah Sakit (HADS) dengan jumlah 889

orang dewasa dengan diabetes tipe-2 dimasukkan dalam penelitian ini,

dengan hasil penelitian Secara keseluruhan, 57,9% (95% CI = 54,7%,

61,2%) dan 43,5% (95% CI = 40,3%, 46,8%) peserta penelitian

mengalami kecemasan dan depresi masing-masing. Faktor-faktor yang

ditemukan terkait secara independen dengan kegelisahan adalah

ketidakaktifan fisik, menderita hipertensi dan penyakit jantung iskemik.

3. Caninsti (2012) melakukan penelitian dengan judul “Kecemasan dan

Depressi pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisi”. Desain

penelitian menggunakan cross-sectional dengan metode penelitian HADS

(Hospital Anxiety and Depression Scale) yang telah dirancang untuk

digunakan dalam setting rumah sakit dan hanya terdiri dari 14 item. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa 73.33 % subjek memiliki tingkat

kecemasan yang tergolong normal, 23.33 % borderline abnormal, dan 3.33

% normal. Sementara itu pasien yang mengalami depresi dalam tingkat

normal sebanyak 76.67 %, borderline abnormal 23.33 % dan tidak ada

yang mengalami depresi dalam kategori abnormal.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/8345/2/Wiwik Dwiyani BAB I.pdfPENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Dunia moderen pada zaman saat ini, memicu terjadinya perubahan

14

4. Umar (2017) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan stress dengan

citra tubuh pada diabetes mellitus tipe 2 di rumah sakit pancaran kasih

GMIM manado 2016” Penelitian ini menggunakan jenis penelitian

kuantitatif menggunakan desain case control yang bersifat retrospektif,

dilaksanakan di rumah sakit pancaran kasih GMIM manado. Sampel

penelitian adalah diabetes mellitus tipe 2 dengan jumlah 75 responden

yang diambil dengan teknik purposive sampling dan menggunakan

kuesioner sebagai instrumen penelitian yang berasal dari rumah sakit yang

sama tetapi dengan ruang rawat yang berbeda. Hasil penelitian

menunjukkan menggunakan analisis uji chi-square menunjukkan terdapat

hubungan stres dengan citra tubuh (p=0,000). Kesimpulan terdapat

hubungan stres dengan citra tubuh pada penderita diabetes melitus tipe II

di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado 2016.

5. Jauhari (2016) melakukan penelitian dengan judul “Dukungan Sosial

dengan Kecemasan pada Pasien Diabetes Mellitus”. Desain penelitian

menggunakan cross-sectional dengan total sampel sebanyak 30 pasien

dengan teknik purposive sampling data dikumpulkan dengan

menggunakan kuesioner DSKS dan KMKS. Hasil penelitian responden

memiliki dukungan sosial di kedua kategori sebesar 40% dan tingkat

kecemasan dalam kategori adalah 56,7%, hasil tes Spearman korelasi p

value = 0,000, r = 0,737, yang berarti ada yang kuat hubungan antara

dukungan sosial dan kecemasan pada pasien dengan diabetes mellitus.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018