Top Banner
1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, mahasiswa di berbagai negara mengambil peran penting dalam sejarah suatu negara. Peran mahasiswa sangatlah penting dalam mengisi pembangunan negara. Dalam situasi yang senantiasa tumbuh dan berkembang di era globalisasi, menuntut peran aktif mahasiswa dalam perubahan segala aspek pembangunan negara dengan intelektualitas yang ia miliki selama menjalani pendidikan (http://www.batamtoday. com/berita-63008-Generasi-Muda-adalah-Akar-Bangsa.html). Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas (Hartaji, 2012: 5). Oleh karena itu, perguruan tinggi sebagai wadah bagi penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran dengan cara yang ilmiah bagi mahasiwa berusaha untuk menerapkan pendidikan yang bermutu. Untuk menerapkan pendidikan yang bermutu tersebut, diperlukan suatu sistem pembelajaran yang dapat memfasilitasi para mahasiswa untuk dapat mengembangkan potensi dan kompetensi yang dimilikinya baik berupa pengetahuan serta pelatihan yang dapat menunjang keterampilan yang nantinya akan diperlukan dalam memasuki dunia kerja, (Analya dan Ka Yan, 2015;1). Pada tahun 2013 Fakultas Psikologi Universitas “X” pertama kali menerapkan kurikulum berbasis KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) pada mahasiswa angkatan 2013. KKNI merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang
22

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

Apr 30, 2019

Download

Documents

vuongduong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sepanjang sejarah, mahasiswa di berbagai negara mengambil peran penting dalam

sejarah suatu negara. Peran mahasiswa sangatlah penting dalam mengisi pembangunan

negara. Dalam situasi yang senantiasa tumbuh dan berkembang di era globalisasi, menuntut

peran aktif mahasiswa dalam perubahan segala aspek pembangunan negara dengan

intelektualitas yang ia miliki selama menjalani pendidikan (http://www.batamtoday.

com/berita-63008-Generasi-Muda-adalah-Akar-Bangsa.html). Mahasiswa adalah seseorang

yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani

pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademi, politeknik,

sekolah tinggi, institut dan universitas (Hartaji, 2012: 5). Oleh karena itu, perguruan tinggi

sebagai wadah bagi penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran dengan cara yang ilmiah

bagi mahasiwa berusaha untuk menerapkan pendidikan yang bermutu. Untuk menerapkan

pendidikan yang bermutu tersebut, diperlukan suatu sistem pembelajaran yang dapat

memfasilitasi para mahasiswa untuk dapat mengembangkan potensi dan kompetensi yang

dimilikinya baik berupa pengetahuan serta pelatihan yang dapat menunjang keterampilan

yang nantinya akan diperlukan dalam memasuki dunia kerja, (Analya dan Ka Yan, 2015;1).

Pada tahun 2013 Fakultas Psikologi Universitas “X” pertama kali menerapkan

kurikulum berbasis KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) pada mahasiswa

angkatan 2013. KKNI merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat

menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

2

Universitas Kristen Maranatha

pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja

sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. (http://edukasi.kompas.com/read/

2013/04/02/1917141/KKNI.Jadi.Acuan.Pendidikan). Berbeda dengan kurikulum reguler,

kurikulum berbasis KKNI menggunakan metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa

(Student Centered Learning). Mahasiswa aktif terlibat dalam mengembangkan pengetahuan

dan keterampilan yang dipelajarinya saat perkuliahan. Dasar peraturan/ketentuan mengenai

kurikulum KKNI pada Program Studi S1 Psikologi Universitas “X” yaitu mengacu pada;

Kepmendiknas No. 232/U/2000 dan No. 045/U/2002., dll. (lihat di lampiran).

Berdasarkan buku pedoman akademik dan administrasi Fakultas Psikologi Universitas

“X”, tujuan yang ingin dicapai dalam penerapan Kurikulum KKNI di Fakultas Psikologi

Universitas “X” yaitu, menekankan pada kecakapan kompetensi mahasiswa baik secara

individu maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar (learning outcome)/capaian

pembelajaran yang terintegrasi dan holistik, baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor

serta keberagaman. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode

yang bervariasi, sumber belajar bukan hanya dosen tetapi juga sumber lain yang memenuhi

unsur edukatif, seperti buku atau jurnal. Terakhir, penilaian dan penekanannya pada proses

dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian.

Berdasarkan pengamatan peneliti dan informasi dari mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas “X”. Dalam KKNI, tim pengajar atau dosen yang terlibat lebih dari satu orang

(team teaching). Tiap mata kuliah diajarkan oleh tiap dosen dengan latar belakang keilmuan

atau kemampuan yang berbeda sesuai mata kuliah yang bersangkutan. Dosen pada setiap

mata kuliah dibantu oleh asisten dosen. Dosen di dalam kelas menjelaskan inti dari materi

kuliah secara holistik dan terintegrasi, untuk mendalami materi yang telah dijelaskan pada

setiap kali pertemuan, dosen memberikan tugas kepada mahasiswa berkaitan dengan materi

yang dibahas, kemudian mahasiswa dalam kelompok membahasnya dengan berbagai sumber

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

3

Universitas Kristen Maranatha

referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi

beberapa bagian modul atau bidang. Satu modul atau bidang dipadatkan dengan banyak

materi perkuliahan berbeda namun masih sesuai dengan bidang yang bersangkutan. Terdapat

beberapa mata kuliah dengan sistem kurikulum reguler yang digabung dalam dalam satu mata

kuliah dengan kurikulum KKNI. Kegiatan di dalam kelas didominasi dengan berdiskusi dan

presentasi, tugas yang diberikan oleh dosen juga hampir sebagian besar dikerjakan secara

berkelompok, tugas yang dikerjakan mahasiswa secara individual biasanya adalah tugas-tugas

pada mata kuliah Psikodiagnostik, seperti membuat laporan pengambilan data pada mata

kuliah Kecerdasan, Grafis atau Deskripsi Kepribadian.

Diperoleh data-data mengenai kurikulum KKNI dan sistem pembelajaran yang

berlaku di Fakultas Psikologi Universitas “X” dari buku pedoman akademik dan administrasi

Fakultas Psikologi Universitas “X”. Pada mata kuliah Psikodiagnostik atau praktikum

mahasiswa diharuskan untuk melakukan pengambilan data psikologi, misalnya melakukan

pengetesan diagnostik, observasi dan wanwancara. Sebelum pengambilan data, mahasiswa

melakukan role-play instruksi tes dan administrasi tes sesuai dengan kewenangan sebagai

ilmuwan psikologi (S1). Terdapat 4 mata kuliah pilihan yang disajikan, mahasiswa wajib

mengontrak mata kuliah pilihan mulai semester 5 dan mata kuliah Sertifikasi yang disajikan

dengan 6 pilihan bidang yang berbeda, mahasiswa bebas dan wajib memilih mata kuliah

sertifikasi apa saja sesuai dengan minatnya yang dapat diambil mulai semester 7. Berdasarkan

informasi dari mahasiswa, berbeda dengan kurikum reguler yang diterapkan pada mahasiswa

Fakultas Psikologi angkatan 2012 Universitas “X”, mahasiswa angkatan 2013 dengan

kurikulum KKNI mendapatkan mata kuliah Psikologi Positif selama 2 semester.

Mata kuliah yang akan ditempuh pada suatu semester harus tercantum pada Dokumen

Kontrak Beban Studi (DKBS), diwajibkan untuk hadir kuliah minimal 75% dari kehadiran

Dosen untuk setiap mata kuliah teori dan 100% untuk mata kuliah praktikum. Jadwal

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

4

Universitas Kristen Maranatha

perkuliahan mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2013 Universitas “X” tergolong padat,

biasanya dimulai dari pukul 09.00-16.00 WIB dengan waktu istirahat selama 1 jam dari ukul

12.00-13.00 WIB, dan masa perkuliahan selama lima hari yaitu dari hari senin-jumat.

Untuk dapat mengontrak beberapa mata kuliah, khususnya mata kuliah praktikum,

mata kuliah sertifikasi dan mata kuliah penelitian akan diberlakukan sistem pra-syarat. Pada

semester 7, mahasiswa yang akan mengontrak Penulisan Proposal Skripsi harus lulus terlebih

dahulu mata kuliah Penulisan Proposal Penelitian. Mahasiswa yang akan mengontrak mata

kuliah Skripsi harus lulus mata kuliah Penulisan Proposal Skripsi dengan minimal sudah

menjadi pembahas seminar dua kali dan hadir seminar dua kali serta telah melakukan

seminar. Untuk dapat melakukan sidang mahasiswa harus memenuhi beberapa syarat, yaitu

telah mengontrak dan lulus mata kuliah minimal 144 sks yang dijadwalkan 8 (delapan)

semester, memenuhi poin kegiatan dan telah mengikuti pengembangan diri dan karir (PKL),

Batas masa studi selama tujuh tahun, 14 semester. Jika melewati batas, akan dikenai drop out

(D.O).

Dalam kurikulum berbasis KKNI di Fakultas Psikologi Universitas “X” terdapat

Kegiatan Akademik Terstruktur (KAT), yaitu penilaian terhadap kegiatan seorang mahasiswa

selama mengikuti perkuliahan mata kuliah yang bersangkutan, misalnya kegiatan membuat

tugas yang diberikan, hadir dan aktif dalam respons, nilai tes kecil/kuis, dan praktikum. Nilai

KAT diberikan oleh masing-masing dosen dan nilai tersebut akan mempengaruhi nilai akhir

(NA) yang diterima mahasiswa. Setiap mahasiswa setiap kali pertemuannya diharapkan untuk

dapat berperan aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar dan sistem penilaian akan dinilai

berdasarkan rubrik sesuai kompetensi yang telah ditentukan untuk setiap mata kuliah.

Berbeda dengan kurikum reguler, KKNI tidak menerapkan adanya UAS atau UTS. Selain itu

Untuk dapat lulus dalam mata kuliah psikologi, mahasiswa yang menjalani kurikulum KKNI

dipersyaratkan untuk mencapai nilai mutu minimal ‘B’ dan apabila belum mencapai nilai

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

5

Universitas Kristen Maranatha

minimal tersebut bisa mengikuti remedial, remedial bisa dilakukan hingga dua tahap, yaitu

setelah tidak lulus dalam suatu modul, kemudian remedial kembali apabila tidak lulus pada

akhir modul mata kuliah, tergantung dari ketentuan dan kesepakatan tim dosen dari mata

kuliah yang bersangkutan. Nilai tertinggi yang dapat diperoleh mahasiswa dari remedial

hanya nilai ‘B’. Suatu mata kuliah menggunakan sistem Penilaian Acuan Patokan (PAP)

dengan batasan mengacu pada huruf mutu (lihat di lampiran).

Dengan diterapkannya sistem KKNI berdasarkan data dari mahasiswa Fakultas

Psikologi angkatan 2013 Universitas “X” terdapat keuntungan-keuntungan yang diperoleh

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X”, mahasiswa merasa menjadi terlatih

mengembangkan kemampuannya secara individual maupun klasikal, mahasiswa tidak hanya

kompeten dilihat dari hardskill tetapi juga softskill, karena terbiasa presentasi dan

mengungkapkan pendapat di kelas serta mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan. Selain

itu, mahasiswa diberikan kesempatan untuk remedial dan diterapkan minimal nilai kelulusan

sebesar B, sehingga membuat hampir sebagian besar mahasiswa mendapat IPK diatas 3 dan

sangat sedikit mahasiswa yang mengulang mata kuliah, karena diberlakukannya sistem

remedial. Selanjutnya, dengan adanya sistem paket dan standar minimal untuk mengontrak

SKS membuat mahasiswa lebih tepat waktu dalam menyelesaikan mata kuliah yang tersedia

dibandingkan dengan mahasiswa reguler. Tiap semesternya mahasiswa KKNI sudah

ditetapkan untuk dapat mengontrak mata kuliah apa saja. Dengan adanya tugas hampir setiap

kali pertemuan juga membuat mahasiswa menjadi terbiasa cekatan dalam mengerjakan tugas.

Saat semester 7 mahasiswa mengontrak mata kuliah Sertifikasi, Psikoterapi, Penulisan

Proposal Skripsi dan mata kuliah pilihan, apabila tidak ada mata kuliah yang mengulang

ataupun mata kuliah yang belum dikontrak pada semester sebelumnya. Pada mata kuliah

Sertifikasi Konselor mahasiswa wajib magang di sekolah dan merancang program konseling,

Sertifikasi Paud mahasiswa merancang program belajar pada siswa TK sesuai dengan

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

6

Universitas Kristen Maranatha

perkembangannya dan menerapkan program belajar tersebut dengan magang di TK,

Sertifikasi Administrator Tes Psikologi mahasiswa mengambil data atau melakukan skoring

di perusahaan-perusahaan, Sertifikasi Perancang dan Fasilitator Program Pelatihan mahasiswa

merancang dan melakukan training pada perusahaan atau lembaga, Sertifikasi Perancang dan

Fasilitator Program Psikoedukasi merancang dan memberikan psikoedukasi di perusahaan

atau lembaga, dan pada Sertifikasi Assesor Non-Klinis mahasiswa melakukan praktek

pengambilan data dengan simulasi-simulasi assessment center dan mengunjungi perusahaan

assessment center. Selain itu mahasiswa juga dituntut untuk melaksanakan kegiatan untuk

memenuhi poin kegiatan sebagai syarat sidang, diantaranya aktif berorganisasi dalam

kegiatan senat mahasiswa, fakultas dan universitas.

Berdasarkan survey pada 26 mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2013 Universitas

“X”, yang terdiri dari 13 mahasiswa yang memiliki IPK yang tergolong terpuji, sangat

memuaskan, memuaskan (IPK = 2,76 - 3,78) dan 13 mahasiswa yang memiliki IPK dibawah

memuaskan (IPK ≤ 2,75) di Fakultas Psikologi Universitas “X”, diperoleh data bahwa 100%

mahasiswa (26 orang) merasa lelah dengan sistem perkuliahan KKNI. Jadwal perkuliahan

KKNI yang padat berikut tugas yang seringkali cukup banyak pada setiap kali pertemuan dan

harus dikumpulkan di pertemuan selanjutnya, sampai harus begadang mengerjakan tugas

bahkan tidak jarang menggunakan hari libur untuk mengerjakan tugas, membuat mahasiswa

sebanyak 84,61% (22 orang) merasa jenuh dan bosan dengan rutinitas monoton yang mereka

jalani serta sebanyak 73 % (19 orang) merasa stress tidak dapat beristirahat, mahaiswa merasa

beban studinya yang dijalani cukup berat. Sebanyak 77% (20 orang) merasa cemas saat

menjalani perkuliahan, baik saat melakukan presentasi di kelas, remedial, pengambilan data

ataupun saat mendapatkan materi perkuliahan yang dianggap sulit.

Akibat lelah, jenuh dan stres tidak dapat beristirahat mahasiswa merasa tidak

bersemangat dalam menjalani perkuliahan, kurang optimal, terburu-buru dan atau asal-asalan

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

7

Universitas Kristen Maranatha

yang penting semua tugas selesai tepat pada waktunya agar dapat dikumpulkan. Mahasiswa

juga menjadi kurang menyiapkan diri untuk kuis karena waktunya telah tersita untuk

mengerjakan tugas, mengeluhkan sistem yang ada, mengalami penurunan IPK dan ekstrimnya

terdapat mahasiswa yang akhirnya tidak masuk kelas melebihi jumlah maksimal

ketidakhadiran sehingga harus mengulang mata kuliah. Namun disisi lain terdapat mahasiswa

yang merasa beban perkuliahan yang ada malah membuat mahasiswa berjuang dengan

maksimal hingga mengalami kenaikan IPK. Mahasiswa belajar dan menggunakan waktu yang

tersedia untuk terus dapat menyelesaikan tugas. Mahasiswa merasa seberat apapun beban

perkuliahan yang ada, hal tersebut tetap merupakan kewajiban dirinya untuk menjalaninya,

yang diperlukan untuk mengatasi beban perkuliahan yang berat tersebut adalah niat yang ada

dalam diri untuk berhasil menyelesaikan perkuliahan, dapat membagi waktu dan disiplin,

bahkan masih ada yang mengikuti kegiatan kemahasiswaan, seperti senat mahasiswa. Sisanya

sebanyak 15 % (4 orang) mahasiwa tidak merasa jenuh dengan rutinitas terlalu menganggap

jadwal perkuliahan yang padat sebagai suatu permasalahan yang mengganggu. Sebanyak 27

% (7 orang) mahasiswa juga tidak terlalu merasakan setres karena sudah semakin terbiasa

dengan tugas yang banyak. Sebanyak 23% (6 orang) tidak merasa cemas dalam menjalani

perkuliahan seperti, dalam melakukan presentasi atau menghadapi kuis.

Berdasarkan data dari tata usaha Fakultas Psikologi Universitas “X, jumlah mahasiswa

Fakultas Psikologi angkatan 2013 Universitas “X” sampai dengan semester 7 berjumlah 165

mahasiswa. Mahasiswa dengan predikat IPK memuaskan sampai dengan pujian berjumlah

149 mahasiswa, dan mahasiswa yang memiliki IPK di bawah memuaskan berjumlah 16

mahasiswa. Harapan Fakultas Psikologi Universitas “X” menerapkan kurikulum berbasis

KKNI secara tidak langsung adalah agar mahasiswa dapat memeroleh IPK minimal 3.00 dan

lulus kuliah tepat pada waktunya, karena nilai minimal untuk dapat lulus tiap mata kuliah

psikologi adalah B dan mereka mendapatkan kesempatan untuk remedial mata kuliah

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

8

Universitas Kristen Maranatha

psikologi. Akan tetapi kenyataannya sampai dengan semester 6, masih terdapat 10,9% (16

orang) mahasiswa yang mendapatkan nilai dibawah IPK memuaskan, antara IPK sebesar 1,57

sampai dengan 2,74. Beberapa diantara mahasiswa tersebut dapat lulus dengan minimal IPK

3,00, namun mereka tidak dapat lulus tepat pada waktunya, karena mereka harus mengulang

mata kuliah yang tidak lulus.

Untuk menghadapi segala tantangan dan tekanan dalam akademis, mahasiswa

memerlukan kapasitas untuk dapat berhasil menghadapi penurunan akademis dan tantangan

sehari-hari dalam kehidupan akademis seperti nilai yang buruk, mengejar deadline, tekanan

ketika menghadapi ujian, dan tugas-tugas kuliah yang sulit, yang disebut Academic Buoyancy.

Academic Buoyancy dikembangkan oleh Andrew Martin dan Herbert Marsh (2006),

berdasarkan teori Resilience. Academic Buoyancy dikembangkan sebagai suatu konstruk yang

mencerminkan resiliensi akademik dalam konteks positive psychology. Academic Buoyancy

mengacu pada masalah sehari-hari yang dialami siswa atau mahasiswa dalam sekolah atau

perkuliahan seperti kurangnya motivasi dan daya juang, kurangnya performance dalam

bidang akademis, nilai yang buruk, kurang percaya diri karena nilai yang buruk, level stres

dan tekanan sehari-hari. Buoyancy lebih diarahkan pada problem-focus coping mahasiswa

dalam merespon masalah, stressor dan ketegangan akademis yang dialami sehari-hari. Secara

spesifik, hal ini merujuk kepada kognitif dan usaha individu untuk mengatasi tuntutan dari

situasi stres atau lingkungan (Fry & Martin, 1994; Lazarus & Folkman, 1984; Speirs &

Martin, 1999; Zeidner, 1994; Zeidner& Hammer, 1990). Academic Buoyancy terdiri dari lima

predictor, yaitu self efficacy, planning, persistence, anxiety dan control.

Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Andrew Martin dan Herbert Marsh

(2006) pada siswa kelas SMA, Academic Buoyancy memiliki korelasi yang signifikan

terhadap prestasi akademis. Siswa yang memiliki Academic Buoyancy yang tinggi cenderung

memiliki prestasi akademis yang baik di sekolah, lebih berusaha untuk menyelesaikan tugas-

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

9

Universitas Kristen Maranatha

tugas yang diberikan, sering hadir di sekolah, serta menunjukkan partisipasi yang aktif dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Penelitian lain juga menunjukkan hal serupa,

bahwa academic buoyancy secara positif diasosikan dengan prestasi akademik (Malmberg,

dll. 2013; Martin and Marsh 2008a; Putwain dll. 2012) siswa yang benar-benar berhasil

menghadapi academic risk dan kemunduran akademik cenderung mengalami prestasi yang

lebih tinggi, dan yang menarik, bahkan lebih jelas lagi ketika academic buoyancy disertai

dengan kontrol. Lebih jauh lagi, Collie dan rekan rekan (2015) mengatakan bahwa ketika

seorang siswa memiliki academic buoyancy yang baik, siswa akan lebih cenderung melihat

hasil akademis dari lokus kontrol internal, hal itu merupakan landasan penting untuk

pencapaian masa depannya.

Selain itu, terdapat penelitian yang serupa, menunjukkan bahwa Academic Buoyancy

juga memiliki hubungan dengan social support (Putwain dkk, 2012, 2015) dan dengan hasil

akademis yang penting meliputi persistence yang lebih besar (Martin dkk, 2010), self-efficacy

(Martin & Marsh, 2008; Martin dkk, 2010), perceived control (Collie, Martin, Malmberg,

dkk, 2015; Martin dkk, 2013), dan lower anxiety (Martin, 2013; Martin dkk, 2010, 2013;

Putwain dkk, 2012). Dengan demikian, jelas bahwa academic buoyancy memainkan peran

penting dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Prestasi akademis pada mahasiswa terukur melalui IPK (Indeks Prestasi Kumulatif).

IPK adalah angka yang menunjukkan prestasi atau keberhasilan studi mahasiswa dari

semester pertama sampai dengan semester terakhir yang telah ditempuh secara kumulatif.

Dalam menentukan predikat IPK Fakultas Psikologi Universitas “X” mengacu pada Peraturan

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Nomor 44 Tahun 2015

tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Pasal 25 ayat 2, predikat kelulusan di Fakultas

Psikologi Universitas “X” terdiri atas 3 tingkat yaitu; mahasiswa dengan IPK 2.76-3.00

(Memuaskan=M), mahasiswa dengan IPK 3.01-3.50 (Sangat Memuaskan=SM) dan mahasiwa

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

10

Universitas Kristen Maranatha

dengan IPK lebih dari 3.50 (Dengan Pujian=DP) yang dinyatakan dalam transkrip akademik.

Pada Penelitian yang dilakukan oleh Marcellina S.psi (2015) juga diketahui terdapat

kecenderungan keterkaitan antara derajat Academic Buoyancy terhadap IPK. Hal ini

menunjukkan bahwa, mahasiswa yang memiliki Academic Buoyancy yang tinggi cenderung

memiliki IPK yang tergolong di atas rata-rata, begitu pula sebaliknya mahasiswa yang

memiliki derajat Academic Buoyancy yang tergolong rendah memiliki IPK yang tergolong

dibawah rata-rata.

Oleh karena itu berdasarkan survey awal mengenai penghayatan mahasiswa terhadap

sistem perkuliahan KKNI dan data IPK Fakultas Psikologi Universitas “X” angkatan 2013

serta penelitian terdahulu mengenai academic buoyancy yang berhubungan dengan prestasi

akademik, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ”Hubungan Academic

Buoyancy dengan IPK pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2013 Universitas “X”

Bandung.”

1.2 Identifikasi Masalah

Ingin mengetahui hubungan derajat Academic Buoyancy dengan IPK pada mahasiswa

Fakultas Psikologi angkatan 2013 Universitas “X” Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran hubungan mengenai

Academic Buoyancy dengan IPK pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2013

Universitas “X” Bandung.

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

11

Universitas Kristen Maranatha

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan Academic Buoyancy

dengan IPK pada mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2013 Universitas “X”

Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoretis

Memberikan informasi mengenai hubungan antara Academic Buoyancy dan

IPK ke dalam bidang ilmu psikologi pendidikan

Memberi masukan bagi peneliti selanjutnya, yang hendak melakukan

penelitian mengenai Academic Buoyancy dan prestasi akademis pada

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X”

1.4.2 Kegunaan Praktis

Memberikan informasi kepada para dosen dan dosen wali Fakultas Psikologi

Universitas “X” Bandung mengenai tinggi rendahnya kapasitas Academic

Buoyancy mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2013 Universitas “X”

Bandung dan kaitannya dengan IPK yang diperoleh. Agar dapat berperan

dalam membantu dan memotivasi para mahasiswanya untuk dapat menghadapi

tekanan kurikulum perkuliahan dan mengoptimalkan nilai IPK

Memberi informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas “X” Bandung mengenai manfaat academic buoyancy terhadap

prestasi akademis, sehingga diharapkan mereka dapat berusaha untuk

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

12

Universitas Kristen Maranatha

mengoptimalkan academic buoyancy mereka agar dapat mencapai nilai IPK

yang optimal juga.

1.5 Kerangka Pemikiran

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar

dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang

terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas (Hartaji, 2012: 5).

Dalam situasi yang senantiasa tumbuh dan berkembang di era globalisasi, menuntut peran

aktif mahasiswa dalam perubahan segala aspek pembangunan bangsa dengan intelektualitas

yang ia miliki selama menjalani pendidikan (Herni Susanti, 2015). Dengan begitu, diperlukan

suatu sistem pembelajaran yang dapat memfasilitasi para mahasiswa untuk dapat

mengembangkan potensi dan kompetensi yang dimilikinya baik berupa pengetahuan serta

pelatihan yang dapat menunjang keterampilan yang nantinya akan diperlukan dalam

memasuki dunia kerja, (Analya dan Ka Yan, 2015;1).

Fakultas Psikologi Universitas “X” menerapkan kurikulum berbasis KKNI (kerangka

Kualifikasi Nasional Indonesia) pertama kali pada mahasiswa angkatan 2013.KKNI

merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan,

menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja

serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan

struktur pekerjaan di berbagai sektor. (http://edukasi.kompas.com/read/2013/04/02/

1917141/KKNI.Jadi.Acuan.Pendidikan). Kurikulum berbasis KKNI menggunakan metode

pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (Student Centered Learning), mahasiswa aktif

terlibat dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya saat

perkuliahan.mahasiswa secara aktif terlibat dalam usaha untuk mengembangkan pengetahuan

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

13

Universitas Kristen Maranatha

dan keterampilan yang dipelajarinya. Mahasiswa menghadapi tantangan dalam menjalani

perkuliahan, diantaranya tantangan dalam menghadapi kuis, tugas perkuliahan, manajemen

waktu, serta ada kewajiban lainnya seperti, mengikuti magang dan kegiatan organisasi.

Dengan diterapkannya sistem KKNI terdapat keuntungan-keuntungan yang diperoleh

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X”, diantaranya mahasiswa menjadi terlatih dalam

mengembangkan kemampuannya secara individual maupun klasikal, mahasiswa tidak hanya

kompeten dilihat dari hardskill tetapi juga softskill, mendapat kesempatan remedial dan

mendapat nilai minimal B. Disamping keuntungan akibat diterapkannya sistem KKNI,

menurut mahasiswa psikologi angkatan 2013 Universitas “X”, mahasiswa yang menjalani

kurikulum KKNI dituntut lebih keras dibandingkan mahasiswa yang tidak menjalani

kurikulum KKNI. Mahasiswa dituntut untuk dapat berhasil menghadapi penurunan akademis,

tekanan dan tantangan sehari-hari dalam kehidupan akademis seperti nilai yang buruk, aktif di

dalam kelas, mengerjakan tugas kelompok, mengejar deadline tugas, tekanan ketika

menghadapi ujian dan tugas-tugas kuliah-kuliah yang sulit dan banyak, seperti membuat

laporan praktikum, tugas penelitian serta mata kuliah sertifikasi.

Untuk menghadapi segala tekanan dan tantangan dalam akademis, mahasiswa

memerlukan kapasitas untuk dapat berhasil menghadapi penurunan akademis dan tantangan

sehari-hari dalam kehidupan akademis seperti nilai yang buruk, mengejar deadline, tekanan

ketika menghadapi ujian, dan tugas-tugas kuliah yang sulit, kapasitas tersebut disebut

Academic Buoyancy. Academic Buoyancy dikembangkan oleh Martin dan Marsh (2006)

sebagai suatu konstruk yang mencerminkan resiliensi akademik dalam konteks positive

psychology dan didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat berhasil menghadapi

penurunan akademis dan tantangan sehari-hari dalam kehidupan akademis. Penelitian

terdahulu (2006) yang dilakukan oleh Martin dan Marsh menyatakan terdapat prediktor yang

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

14

Universitas Kristen Maranatha

secara signifikan berhubungan dengan Academic Buoyancy, yaitu self-efficacy, planning,

persistence, derajat anxiety, dan uncertain control.

Self-efficacy merupakan keyakinan dan kepercayaan diri mahasiswa bahwa ia

memiliki kapasitas untuk memahami atau mengerjakan tugas perkuliahan dengan baik,

menghadapi tantangan dan melakukan yang terbaik berdasarkan kemampuan yang mereka

miliki (Andrew J Martin, 2003). Mahasiswa yang memiliki derajat self-efficacy yang

tergolong tinggi merasa yakin dapat memahami materi perkuliahan dengan baik walaupun

materi tersebut di anggap sulit, mahasiswa yakin mampu untuk mengerjakan tugas-tugas

maupun kuis, dan memiliki keyakinan untuk mendapatkan hasil yang baik dalam tugas

maupun kuis Mahasiswa yang memiliki derajat self-efficacy yang tergolong rendah merasa

kurang yakin dapat memahami materi perkuliahan yang sulit dan mengerjakan tugas maupun

soal-soal kuis yang diberikan oleh para dosen serta kurang percaya diri mampu mendapatkan

nilai kuis dan tugas dengan baik. Siswa yang lebih yakin diri (memiliki self-efficacy lebih

tinggi) akan keefektifannya mengatasi masalah diduga memiliki kemungkinan lebih besar

untuk berhasil dan mencapai prestasi akademis yang tinggi, meskipun kemampuan atau

keterampilan mereka sama dengan siswa lainnya (Pajares & Urdan, 2006: 53). Siswa yang

percaya pada academic efficacynya kemungkinan akan membantunya mengatasi masa

akademik yang sulit (Martin,2010).

Planning merupakan kapasitas mahasiswa dalam menentukan tujuan yang akan

dicapai dan membuat langkah-langkah untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan

(Zimmerman, 2001). Planning terdiri dari dua komponen utama yaitu goal setting dan

strategic planning. Goal setting adalah kapasitas mahasiswa untuk menentukan tujuan

pendidikan, seperti berapa target nilai yang akan diraih pada saat mengikuti kuis. Strategic

planning mengacu pada kapasitas mahasiswa untuk menguraikan tujuan dalam langkah-

langkah perencanaan yang akurat sehingga dapat menjadi pedoman berperilaku yang sesuai

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

15

Universitas Kristen Maranatha

dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hal itu dapat dilakukan dengan membuat jadwal belajar

dan menyicil dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Mahasiswa memiliki derajat

planning yang tergolong tinggi apabila mahasiswa tersebut mampu menentukan target nilai

yang ingin dicapai serta membuat langkah-langkah perencanaan dalam mencapai target nilai

tersebut, membuat perencanaan agar dapat menyelesaikan tugas-tugas dengan tepat waktu,

dan merencanakan serta melaksanakan jadwal belajar untuk menghadapi kuis, sesuai dengan

yang telah mereka tetapkan. Sedangkan, mahasiswa yang memiliki derajat planning yang

tergolong rendah, apabila mahasiswa tersebut kurang mampu membuat perencanaan dalam

mengerjakan tugas-tugas dan kuis dan tidak membuat target nilai. Sesuai dengan teori yang

ada planning merupakan bagian dari Motivation dan Enggagement yaitu perilaku adaptif

(Andrew Martin,2013). Dalam penelitian tersebut terdapat ekspektasi bahwa faktor motivasi

dan engagement juga penting dalam pencapaian prestasi. Planning membantu mahasiswa

melihat risiko apa yang mungkin ada di depan (misalnya kuis) dan mahasiswa bisa melakukan

pencegahannya lebih awal (misalnya mencicil untuk belajar) dan kemungkinannya kecil

untuk gagal (Martin,2010).

Persistence merupakan kapasitas mahasiswa untuk dapat tetap berusaha mencari

solusi dan memahami masalah walaupun masalah tersebut dirasakan sulit (Glasser, 1998).

Mahasiswa yang memiliki derajat persistence yang tergolong tinggi adalah mahasiswa yang

belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat mengerjakan soal kuis dan tugas yang diberikan

oleh dosen walaupun dirasa sulit, dengan cara memperhatikan penjelasan materi yang

diberikan oleh dosen walaupun materi yang diberikan sulit dan bahkan mencari referensi lain

agar dapat memahami materi atau mengerjakan tugas dengan baik, serta rela untuk

menyediakan waktunya istirahatnya agar tugasnya dapat selesai dan hasilnya pun maksimal.

Hasil yang dimaksud disini adalah nilai.Mahasiswa yang memiliki derajat persistence yang

tergolong rendah adalah mahasiswa yang tidak berusaha dengan sungguh dalam mengerjakan

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

16

Universitas Kristen Maranatha

tugas dan menghadapi kuis. Mereka cenderung malas untuk mengerjakan tugas-tugas yang

diberikan oleh para dosen, lebih memilih untuk bermain dan tidur yang cukup, daripada

mengerjakan tugas dari dosen, belajar asal-asalan dalam menghadapi kuis. Hal itu yang dapat

membuat mahasiswa mendapatkan nilai kurang baik yang menyebabkan mahasiswa

mengalami penurunan akademis. Penelitian lain menunjukkan bahwa Academic Buoyancy

memiliki hubungan dengan hasil akademis yang penting, meliputi persistence yang lebih

besar (Martin dkk, 2010). Siswa yang bertahan (persistence) lebih cenderung membawa

dirinya untuk 'menerobos' kesulitan dalam bidang akademis daripada menyerah

(Martin,2010).

Dalam konteks akademis, kecemasan dialami dalam kondisi evaluasi dari performance

yang dianggap mengancam, seperti menghadapi ujian yang menimbulkan perasaan takut

gagal (Covington, 1992; Sarason & Sarason, 1990; Spielberger, 1985; Tobias, 1985; Zohar,

1998). Mahasiswa yang memiliki derajat anxiety yang tergolong tinggi adalah mahasiswa

merasa cemas selama menjalani perkuliahan seperti merasa khawatir apabila tugas-tugas yang

diberikan oleh dosen tidak dapat diselesaikan dengan tepat waktu, merasa cemas saat

menghadapi kuis seperti soal kuis tidak sesuai dengan ekspektasi dan takut bahwa hasil kuis

yang diperoleh tidak maksimal yang dapat mengakibatkan mahasiswa tersebut harus

mengikuti remedial. Akibat kecemasan-kecemasan tersebut, mahasiswa dapat menjadi

kehilangan fokus dan konsentrasinya untuk mengerjakan tugas maupun kuis, sehingga tidak

optimal saat mengerjakan kuis yang dapat membuat nilai yang mereka peroleh juga tidak

maksimal atau menurun, (Marcelinna, 2015). Sedangkan mahasiswa yang memiliki derajat

anxiety rendah, mampu mengatasi kecemasan ketika menghadapi kesulitan dan tantangan

akademis, seperti mengerjakan tugas dan kuis. Jika murid mengalami kecemasan akademis

tingkat rendah, hal ini diasosiasikan secara positif dengan perasaan bahwa mereka dapat

mengatasi tantangan tersebut (Martin dkk, 2010, 2013). Di sisi lain, terdapat beberapa

Page 17: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

17

Universitas Kristen Maranatha

penelitian yang mengungkapkan bahwa anxiety tidak memiliki hubungan dengan prestasi

akademis karena dipengaruhi oleh faktor lain (Ma, 1999 dalam Priska Analya, 2007;35),

misalnya efek negatif dari anxiety tidak terlalu terlihat pada iklim kelas tertentu (Hancock,

Nichols, Jones, Mayring, & Glaeser-Zikuda, 2000; McInerney, McInerney, & Marsh, 1997

dalam A.J. Martin dan H.W Marsh, 2008;58) dan apakah efek anxiety akan memperkuat atau

memperlemah, tergantung pada kepribadian individu (Nyland, Ybarra, Sammut, Rienecker, &

Kameda, 2000 dalam A.J. Martin dan H.W Marsh, 2008;59). Bahkan academic anxiety dapat

memacu seseorang untuk “fight” daripada “flight” dalam merespon tantangan dalam hal

akademis. Dalam hal ini, anxiety memiliki asosiasi yang positif dalam Academic Buoyancy.

Control merupakan kapasitas mahasiswa untuk mengendalikan hal-hal apa saja yang

menyebabkan dia berhasil atau gagal dalam melakukan tugas (Connell, 1985). Connell (1985)

mengemukakan tiga aspek dari control belief, yaitu internal source, external source atau

powerful others dan unknown source. Mahasiswa yang memiliki internal source menganggap

keberhasilan dan kegagalannya dalam suatu tugas disebabkan oleh hal-hal yang berada di

dalam dirinya sendiri. Mahasiswa yang memiliki external source menganggap keberhasilan

dan kegagalannya dalam suatu tugas karena hal-hal yang berada diluar dirinya, seperti adanya

pengaruh dari orang lain (powerful others) dan hal –hal yang tidak diketahui penyebabnya

(unknown source). Uncertain Control merupakan kondisi seorang merasa tidak pasti

bagaimana untuk dapat melakukan hal yang baik atau menghindari hal yang tidak baik.

Mahasiswa yang memiliki derajat control yang tergolong tinggi adalah mahasiswa

menganggap bahwa hal-hal yang dialami selama menjalani perkuliahan disebabkan oleh sikap

mereka dalam menjalani perkuliahan, dalam hal ini apakah mereka telah mempersiapkan diri

dalam menghadapi kuis dan mengerjakan tugas secara sungguh-sungguh sehingga hasil yang

di dapat sesuai dengan upaya yang telah mereka lakukan. Mereka juga menganggap bahwa

kegagalan mereka dalam perkuliahan berasal dari diri mereka sendiri, seperti kegagalan

Page 18: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

18

Universitas Kristen Maranatha

menghadapi kuis disebabkan oleh persiapan yang kurang dan nilai tugas yang kurang baik

atau tugas tidak selesai tepat waktu disebabkan karena mereka tidak mencicil tugas yang telah

diberikan. Mahasiswa yang memiliki derajat control yang tergolong rendah apabila

mahasiswa tersebut menganggap bahwa sumber penyebab keberhasilan maupun kegagalan

yang dialaminya baik dalam mengerjakan tugas ataupun kuis disebabkan oleh pengaruh di

luar dirinya, baik dari orang/pihak lain atau hal-hal yang tidak diketahui penyebabnya.

Mahasiswa yang benar-benar berhasil menghadapi academic risk dan kemunduran akademik

cenderung mengalami prestasi yang lebih tinggi, dan yang menarik bahkan lebih jelas lagi

ketika academic buoyancy disertai dengan kontrol. Lebih jauh lagi, Collie dan rekan rekan

(2015) mengatakan bahwa ketika seorang siswa memiliki academic buoyancy yang baik,

siswa akan lebih cenderung melihat hasil akademis dari lokus kontrol internal, hal itu

merupakan landasan penting untuk pencapaian masa depannya.

Selain beberapa hal di atas terdapat pula faktor-faktor penunjang lainnya yang

mempengaruhi kapasitas Academic Buoyancy seseorang yaitu sebagai berikut yaitu: jenis

kelamin dan usia. Berdasarkan hasil penelitan yang dilakukan oleh Martin (2004), perempuan

memiliki daya juang (persistence) yang lebih tinggi di bandingkan dengan laki-laki, namun

memiliki kecemasan yang bersifat umum. Penelitian lain menunjukkan bahwa Academic

Buoyancy memiliki hubungan dengan social support (Putwain dkk, 2012, 2015) dan dengan

hasil akademis yang penting meliputi persistence yang lebih besar (Martin dkk, 2010), self-

efficacy (Martin & Marsh, 2008; Martin dkk, 2010), perceived control (Collie, Martin,

Malmberg, dkk, 2015; Martin dkk, 2013), dan lower anxiety (Martin, 2013; Martin dkk, 2010,

2013; Putwain dkk, 2012). Social support adalah bentuk dari emotion focused coping yang

meliputi mencari dukungan secara emosional dan intrumental dari orang lain. Bentuk

dukungan instrumental dapat melalui nasihat, bantuan, atau informasi. Bentuk social support

secara emosional diantaranya sepeti mendapatkan dukungan moral, simpati dan pengertian.

Page 19: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

19

Universitas Kristen Maranatha

Academic buoyancy secara positif diasosikan dengan prestasi akademik (Malmberg,

dll. 2013; Martin and Marsh 2008a; Putwain dll. 2012) siswa yang benar-benar berhasil

menghadapi academic risk dan kemunduran akademik cenderung mengalami prestasi yang

lebih tinggi, dan yang menarik, bahkan lebih jelas lagi ketika academic buoyancy disertai

dengan kontrol. Dalam penelitian Martin dan Marsh (2006) yang dilakukannya terhadap 3450

siswa dari enam sekolah menengah atas di Australia menunjukkan bahwa Academic

Buoyancy secara signifikan berkorelasi terhadap penyelesaian tugas, absenteesm, literacy dan

numeracy. Siswa yang memiliki Academic Buoyancy yang tinggi cenderung memiliki prestasi

akademis yang baik di sekolah, lebih berusaha untuk menyelesaikan tugas-tugas yang

diberikan, sering hadir di sekolah, serta menunjukkan partisipasi yang aktif dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam penelitian lanjutannya, Martin dan Marsh

melakukan penelitian pada guru yang melakukan penilaian terhadap kelasnya dalam berbagai

dimensi, termasuk Academic Buoyancy, dan menemukan bahwa konstruk tersebut secara

signifikan berhubungan dengan prestasi akademis dalam menghadapi kesulitan,

disenggament, dan partisipasi siswa di kelas.

Prestasi akademis merupakan suatu bukti hasil belajar secara akademis yang dapat

dicapai oleh siswa. Dengan perkataan lain, hasil yang dicapai oleh siswa melalui proses

belajar akan nampak dalam prestasi akademis siswa (W.S. Winkel, 1983). Prestasi akademis

dapat digolongkan dalam kategori tinggi dan rendah. Tinggi rendahnya suatu prestasi

akademis merupakan tingkat keberhasilan yang terlihat secara umum. Jika nilai-nilai yang

dicapai tergolong tinggi, maka dapat dikatakan prestasi akademisnya tinggi, sebaliknya jika

nilai-nilai yang dicapainya tergolong rendah, maka dapat dikatakan prestasi akademisnya

rendah.

Prestasi akademis tinggi jika prestasi akademis berada di atas rata-rata normal

kelompok kelasnya atau melebihi kemampuan yang dimilikinya, sementara itu prestasi

Page 20: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

20

Universitas Kristen Maranatha

akademis dikatakan rendah jika prestasi yang dicapai berada di bawah yang seharusnya

dicapai atau kurang dari potensi yang dimiliki (Lavin, 1965 & Naylon, 1972 dalam Robert E.

Grinder, 1973). Prestasi akademis pada mahasiswa terukur melalui IPK. Indeks Prestasi

Kumulatif (IPK) adalah angka yang menunjukkan prestasi atau keberhasilan studi mahasiswa

dari semester pertama sampai dengan semester terakhir yang telah ditempuh secara kumulatif.

IP atau hasil nilai 1 semester yang diperoleh mahasiswa dihasilkan dari nilai-nilai tugas, kuis,

praktikum, presentasi, maupun berdiskusi di kelas setiap harinya selama 1 semester. Dalam

menentukan predikat IPK Fakultas Psikologi Universitas “X” mengacu pada Peraturan

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Nomor 44 Tahun 2015

tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Pasal 25 ayat 2, predikat kelulusan di Fakultas

Psikologi Universitas “X” terdiri atas 3 tingkat yaitu; mahasiswa dengan IPK 2.76-3.00

(Memuaskan=M), mahasiswa dengan IPK 3.01-3.50 (Sangat Memuaskan=SM) dan mahasiwa

dengan IPK lebih dari 3.50 (Dengan Pujian=DP) yang dinyatakan dalam transkrip akademik.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Marcellina S.psi (2015) juga diketahui terdapat

kecenderungan keterkaitan antara derajat Academic Buoyancy terhadap IPK. Hal ini

menunjukkan bahwa, mahasiswa yang memiliki Academic Buoyancy yang tinggi cenderung

memiliki IPK yang tergolong diatas rata-rata, begitu pula sebaliknya mahasiswa yang

memiliki derajat Academic Buoyancy yang tergolong rendah memiliki IPK yang tergolong

dibawah rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki derajat Academic

Buoyancy yang tergolong tinggi memiliki kemampuan untuk dapat berhasil menghadapi

penurunan akademis dan tantangan sehari-hari dalam kehidupan akademis seperti nilai yang

buruk, mengejar deadline, tekanan ketika menghadapi ujian, dan tugas-tugas kuliah yang

sulit, sehingga mereka bisa meraih prestasi yang lebih maksimal. Bagi mahasiswa yang

memiliki derajat Academic Buoyancy yang tergolong rendah kurang memiliki kemampuan

untuk dapat berhasil menghadapi penurunan akademis dan tantangan sehari-hari dalam

Page 21: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

21

Universitas Kristen Maranatha

kehidupan akademis seperti nilai yang buruk, mengejar deadline, tekanan ketika menghadapi

ujian, dan tugas-tugas kuliah yang sulit, sehingga tidak jarang prestasi mahasiswa tersebut

kurang memuaskan.

Fokus dari Academic Buoyancy menekankan pada membangun kekuatan yang bersifat

proaktif dibandingkan dengan reaktif dalam mengatasi kesulitan dan tantangan. Hal ini juga

dapat meningkatkan hasil akademis.

Bagan 1.1 kerangka pemikiran

1.6 Asumsi Penelitian

Mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2013 Universitas “X” menerima tuntutan

akademis yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak menjalani

kurikulum KKNI

Mahasiswa

Fakultas Psikologi

Angkatan 2013

Universitas “X”

Bandung

Academic

Buoyancy

Prediktor Academic

Buoyancy :

self-efficacy

planning

persistenc

anxiety

control

IPK

Faktor penunjang:

Jenis Kelamin

Social support

Page 22: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah file3 Universitas Kristen Maranatha referensi dalam bentuk laporan dan presentasi. Suatu mata kuliah dikelompokkan menjadi beberapa bagian

22

Universitas Kristen Maranatha

Masalah sehari-hari yang dialami mahasiswa dalam perkuliahan seperti kurangnya

motivasi dan daya juang, kurangnya performance dalam menjadi perkuliahan, nilai

yang buruk

Mahasiswa yang memiliki IPK di atas rata-rata memiliki Academic Buoyancy yang

lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki IPK dibawah rata-rata

Mahasiswa yang memiliki kesungguhan dan menetapkan target dalam menjalani

perkuliahan akan berhasil dalam hal akademis di perkuliahan

Mahasiswa yang memiliki IPK tinggi merupakan mahasiswa yang pintar dan

mampu mengontrol dirinya untuk terus berjuang

Mahasiswa yang memiliki IPK rendah merupakan mahasiswa yang memiliki daya

juang rendah

1.7 Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan antara Academic Buoyancy dan dengan IPK pada mahasiswa

Fakultas Psikologi angkatan 2013 Universitas “X” Bandung.