1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Perkembangan market industri perhiasan di Indonesia masih cukup menjanjikan. Selain mulai membaiknya kondisi perekonomian nasional, potensi pengembangan sektor ini juga didukung dengan populasi penduduk yang besar, pertumbuhan kelas menengah, dan faktor kultur masyarakat Tanah Air. Studi Statista Portal mengungkapkan, market perhiasan mewah dalam negeri tumbuh 6.25% pada tahun 2018. Ini melebihi target laju pertumbuhan majemuk (CAGR 2019-2022) yaitu 3.3%. Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Market Perhiasan Mewah di Indonesia Sumber: Statista, Maret 2019 Berdasarkan grafik pertumbuhan market perhiasan mewah di Indonesia tersebut, setiap perusahaan memerlukan strategi agar dapat bersaing dengan kompetitornya, salah satu strategi dapat melalui kegiatan relational marketing, dimana menurut Apriliani, Fitri dkk., (2014) relational marketing merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menjalin hubungan jangka panjang pada konsumen, dimana dari hubungan tersebut diharapkan memperoleh keuntungan bagi kedua belah pihak. Strategi ini dinilai efektif dalam meningkatkan lifetime value dari pelanggan. Setelah lifetime value didapat, tujuan selanjutnya
18
Embed
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BAB 1 1901525700.pdf · PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Perkembangan market
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Masalah
Perkembangan market industri perhiasan di Indonesia masih cukup
menjanjikan. Selain mulai membaiknya kondisi perekonomian nasional, potensi
pengembangan sektor ini juga didukung dengan populasi penduduk yang besar,
pertumbuhan kelas menengah, dan faktor kultur masyarakat Tanah Air. Studi Statista
Portal mengungkapkan, market perhiasan mewah dalam negeri tumbuh 6.25% pada
tahun 2018. Ini melebihi target laju pertumbuhan majemuk (CAGR 2019-2022) yaitu
3.3%.
Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Market Perhiasan Mewah di Indonesia
Sumber: Statista, Maret 2019
Berdasarkan grafik pertumbuhan market perhiasan mewah di Indonesia
tersebut, setiap perusahaan memerlukan strategi agar dapat bersaing dengan
kompetitornya, salah satu strategi dapat melalui kegiatan relational marketing,
dimana menurut Apriliani, Fitri dkk., (2014) relational marketing merupakan suatu
upaya yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menjalin hubungan jangka
panjang pada konsumen, dimana dari hubungan tersebut diharapkan memperoleh
keuntungan bagi kedua belah pihak. Strategi ini dinilai efektif dalam meningkatkan
lifetime value dari pelanggan. Setelah lifetime value didapat, tujuan selanjutnya
2
adalah bagaimana agar lifetime value masing-masing kelompok pelanggan dapat
terus diperbesar dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2015, Kemenprin mencatat, jumlah industri perhiasan skala
menengah besar mencapai 83 perusahaan dan meningkat di tahun 2017 menjadi 97
perusahaan dengan jumlah penyerapan tenaga kerja sebanyak 15.000 orang.
Berdasarkan jumlah pesaing tersebut, setiap perusahaan perhiasan perlu melakukan
inovasi berupa langkah-langkah akurat agar dapat memenangkan persaingan, terlebih
pada market perhiasan kelas atas atau high end, dimana barang yang ditawarkan
memiliki harga tinggi, peminat relatif sama, dan jumlahnya tergolong masih sedikit
di Indonesia. Oleh sebab itu, perusahaan market perhiasan kelas atas mayoritas akan
lebih fokus untuk meningkatkan repurchase intention dari pelanggannya, selain perlu
juga mencari pelanggan baru.
Salah satu brand perhiasan kelas atas di Indonesia adalah Mondial yang
merupakan anak perusahaan dibawah naungan PT. Central Mega Kencana yang
membawahi beberapa brand perhiasan mulai dari kelas bawah hingga kelas atas.
Tabel 1.1 – Marketing Mix Mondial
Marketing-Mix
Product Price Place Promotion
Produk
berkualitas
tinggi standar
International
Color Range:
o D – G
o IF – VS1
Product
Signature
Harga
bersaing
sesuai kualitas
produk
Kebijakan
trade in dan
buyback bagi
pelanggan
Lokasi
strategis,
terletak pada
Mall kelas A
Program
Member Get
Member
Program
Member
berjenjang
Pembayaran
dengan
cicilan 0%
Sumber: Bisnis Model Mondial, Laporan Tahunan 2019
Dalam menjalankan bisnisnya Mondial melakukan pendekatan personal
touch, dimana dibutuhkan service excellent agar dapat terus menjaga loyalitas
pelanggannya. Selain melakukan pelayanan yang terbaik, Mondial juga memberikan
3
produk perhiasan karya agung yang dibuat dari berlian dengan kualitas dan standar
tertinggi dan telah tersertifikasi oleh Gemological Institute of America sehingga
diharapkan membuat pelanggan merasa puas dan cenderung akan datang untuk
melakukan pembelian kembali. Selain produk, harga yang kompetitif yang dapat
direpresentasikan dengan kualitas tanpa cacat, kebijakan trade-in, dan sistem buy-
back menjadi jaminan Mondial dalam menawarkan sebuah produk. Kemudian yang
tidak kalah penting yaitu lokasi strategis yang terletak pada Mall kelas A, bertujuan
untuk membuat pelanggan Mondial merasa tertarik untuk selalu berkunjung ke store
Mondial. Lalu yang terakhir yaitu promosi yang sebagai media dalam
menginformasikan produk, dimana Mondial telah melaksanakan kegiatan promosi
seperti program member get member, program member berjenjang, dan program
cicilan 0%. Dengan adanya promosi ini, diharapkan pelanggan akan lebih tertarik
untuk datang dan membeli produk yang ditawarkan.
Menurut Sofjan Assauri (2013:12) pengertian marketing mix adalah
kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran,
variable mana dapat dikendalikan oleh pemasaran untuk mempengaruhi reaksi para
pembeli atau konsumen. Apabila ke-empat strategi marketing mix ini dapat
diterapkan dengan baik, maka akan berdampak pada meningkatnya jumlah repeat
purchase, sehingga dapat meningkatkan volume penjualan. Tetapi dalam prakteknya
bahwa Mondial telah melaksanakan strategi marketing-mix dengan baik, namun pada
kenyataannya target tumbuh dan total transaksi yang dihasilkan belum optimal.