BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas merupakan langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Hal ini diselenggarakan melalui kuantitas penduduk dan peningkatan kualitas insani dan sumber daya manusia karakteristik pembangunan antara lain dilaksanakan melalui pengendalian pertumbuhan penduduk, keluarga berencana, dan dengan cara pengembangan kualitas penduduk, melalui perwujudan keluarga kecil berkualitas ( Depkes RI, 2005 ). Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatakan kualitas penduduk hal ini terlihat pada program Making Pregnancy Safer Indonesia yang memiliki sebuah kunci bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang diinginkan yang dapat terwujudkan dengan adanya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama yaitu pelayanan keluarga berencana yang optimal ( Saifudin, 2003 ). Ada beberapa hal yang dapat mendukung terwujudnya gerakan KB nasional, yaitu dengan pemberian informasi kepada calon aseptor KB. Dalam pemberian informasi mengenai kontrasepsi terdapat tiga kegiatan, dimana diantaranya adalah konseling. Konseling merupakan aspek 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas merupakan
langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Hal ini
diselenggarakan melalui kuantitas penduduk dan peningkatan kualitas insani dan
sumber daya manusia karakteristik pembangunan antara lain dilaksanakan melalui
pengendalian pertumbuhan penduduk, keluarga berencana, dan dengan cara
pengembangan kualitas penduduk, melalui perwujudan keluarga kecil berkualitas
( Depkes RI, 2005 ).
Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalam
upaya meningkatakan kualitas penduduk hal ini terlihat pada program Making
Pregnancy Safer Indonesia yang memiliki sebuah kunci bahwa setiap kehamilan harus
merupakan kehamilan yang diinginkan yang dapat terwujudkan dengan adanya
pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama yaitu pelayanan keluarga
berencana yang optimal ( Saifudin, 2003 ).
Ada beberapa hal yang dapat mendukung terwujudnya gerakan KB nasional,
yaitu dengan pemberian informasi kepada calon aseptor KB. Dalam pemberian
informasi mengenai kontrasepsi terdapat tiga kegiatan, dimana diantaranya adalah
konseling. Konseling merupakan aspek penting dalam keluargga berencana ( KB )
dan kesehatan reproduksi. Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu
klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai
dengan pilihannya ( Saifudin, 2006 ).
Konseling merupakan suatu kegiatan dengan pola pendekatan perorangan
dengan materi pembahasan mengenai kontrasepsi yang di pakai. Dengan adanya
konseling mengenai keluarga berencana, diharapkan mampu memberikan
pengetahuan tentang kelebihan dan kekurangan masing – masing metode kontrasepsi,
sehingga calon peserta KB dapat menentukan pilihan kontrasepsi yang dikehendaki
dan sesuai dengan kondisi kesehatannya. Pilihan yang diputuskan sendiri dengan
bantuan petugas dalam memberikan pengetahuan tentang kontrasepsi yang menjadi
1
pilihannya, akan memberikan gambaran dan kemantapan untuk memakai kontrasepsi
yang lebih tepat. Seperti diketahui bahwa terdapat beberapa dampak akibat tidak
diberikannya pelayanan KIE pada aseptor KB, dimana salah satunya adalah klien
kesulitan memperoleh informasi yang benar dari konselor, sehingga memungkinkan
untuk terjadinya saalah penilaian ( persepsi ) terhadap pesan yang disampaikan
dengan yang diterima. Dalam pelaksanaannya, program KB nasional digunakan untuk
menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan, dan menghentikan kehamilan atau
kesuburan ( Hartanto, 2003 ).
B. Tujuan Penulisaan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran penerapan konseling KB dan pemilihan
kontrasepsi terhadap aseptor KB baru.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui penerpan pelaksanaan konseling yang benar terhadap
aseptor KB.
b. Untuk mengetahui pemilihan alat kontrasepsi terhadap aseptor.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konseling
1. Definisi
Konseling adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara klien
dengan petugas untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi
terbaik dan membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang
dihadapi. Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
seorang ahli ( disebut konselor ) kepada individu yang mengalami sesuatu
masalah ( disebut Konsele ) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi klien ( Frank Parsons, 1908 ).
Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek
pelayanan KB dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada
suatu kesempatan yakni pada saat memberikan pelayanan. Konseling adalah suatu
kegiatan profesional yang selalu dikaitkan dengan adanya pemecahan persoalan.
Konseling kontrasepsi adalah komunikasi tatap muka dimana satu pihak
membantu pihak lain untuk mengambil keputusan dan melaksanakan keputusan
tersebut, berarti unsur yang terkandung didalamnya adalah memberikan informasi
yang jelas, tepat dan benar serta kemampuan memahami pihak lain sehingga dapat
memberi bantuan yang tepat sesuai yang dibutuhkan agar akhirnya pihak lain /
calon akseptor tersebut dapat membuat keputusan yang mantap mengenai metode
yang akan digunakan. Interaksi atau konseling yang berkualitas antara klien dan
provider (tenaga medis) merupakan salah satu indikator yang sangat menentukan
bagi keberhasilan program keluarga berencana (KB). Sangat mudah dimengerti
jika hal itu membuat tingkat keberhasilan KB di Indonesia menurun.
3
2. Tujuan
Konseling KB bertujuan membantu klien dalam hal :
a. Memberikan informasi yang tepat serta objektif mengenai berbagai metode
kotrasepsi sehingga klien mengetahui manfaat bagi diri sendiri dan
keluarga.
b. Mengidentifikasi dan menampung persaan - perasaan negatif misalnya
keraguan – keraguan maupun ketakutan-ketakutan yang dialami klien
sehubungan dengan pelayanan KB atau metode - metode kontasepsi,
sehingga konselor dapat membantu klien dalam hal penanggulangan.
c. Membantu klien untuk memilih kontrasepsi terbaik bagi mereka, terbaik
disini berarti metode yang aman bagi klien dan yang ingin digunakan
klien, dengan perkataan lain metode yang secara mantap oleh klien.
d. Membantu klien agar dapat menggunakan cara kontrasepsi yang mereka
pilih secara aman dan efektif memberikan informasi tentang cara
mendapatkan bantuan - bantuan dan tempat pelayanan KB.
Secara singkat tujuan disini adalah agar klien mampu membuat pilihan mantap
tentang kontrasepsi yang akan digunakannya, memiliki pemahaman yang tepat
dan jelas mengenai praktek dn penjelasan KB, sehingga mereka tidak ragu-ragu
dalam menjalani program keluarga berencana tersebut puas dengan pilihannya
sendiri. Dengan harapan, keadaan semacam ini akan menyebabkan klien dapat
bertindak sebagai model bagi calon akseptor lainnya dan secara tidak langsung
menunjang suksesnya program Keluarga Berencan Nasional
3. Teknik - teknik konseling yang baik
a. Memperlakukan klien dengan baik
Petugas bersikap sabar, memperlihatkan sikap menghargai setiap klien
dan menciptakan suatu rasa percaya diri sehingga klien dapat berbicara secara
terbuka dalam segala hal termasuk masalah – masalah pribadi sekalipun.
Petugas meyakinkan klien bahwa ia tidak akan mendiskusikan rahasia klien
kepada orang lain.
b. Interaksi antara petugas dan klien
Petugas harus mendengarkan, mempelajari dan menanggapi keadaan
klien karena setiap klien mempunyai kebutuhan dan tujuan peroduksi berbeda.
Bantuan terbaik seorang petugas adalah dengan cara memahami klien adalah
4
manusia yang membutuhkan perhatian dan bantuan. Oleh karena itu, petugas
harus mendorong klien brani bicara dan bertanya.
c. Memberikan informasi yang baik kepada klien
Dengan mendengarkan apa yang disampaikan klien berarti petugas
belajar mendengarkan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh setiap klien.
Sebagai contoh pasanagan muda yang baru menikah mungkin menginginkan
lebih banyak informasi mengenai masalah penjarangan kelahiran. Bagi wanita
dengan usia dan jumlah anak yang cukup mungkin lebih menghendaki
informasi mengenai metode operasi ( tubektomi / vasektomi ). Sedangkan bagi
pasangan mua yang belum menikah mungkin dikehendaki adalah informasi
mengenai infeksi menular seksual ( IMS ). Dalam memberikan informasi
petugas harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti klien.
d. Menghindari pemberian informasi yang berlebihan
Klien membutuhkan penjelasan untuk menentukan pilihan ( informed
choice ). Namun tidak semua klien dapat menangkap semua informasi tentang
berbagai jenis kontrasepsi. Terlalu banyak informasi yang memberikan akan
menyebabkan kesulitan bagi klien dalam mengingat infomasi yang penting.
Hal ini disebut kelebihan informasi. Pada waktu memberikan informasi
petugas harus memberikan waktu klien untuk berdiskusi, bertanya dan
mengajukan pendapat. Tersedianya metode yang diinginkan klien dan petugas
membanu klien membuat keputusan mengenai pilihannya serta harus tanggap
terhadap pilihan klien meskipun klien menolak memutuskan atau
menangguhkan penggunaan kontrasepsi.
Didalam melakukan konseling petugas mengkai apakah klien sudah mengerti
mengenai jenis kontrasepsi, termasuk keuntungan dan kerugian serta bagaimana
cara penggunaanya. Konseling mengenai kontrasepsi yang dimulai dengan
mengenalkan berbagai jenis kontrasepsi dalam program Keluarga Berencana.
Petugas mendorong klien untuk berpikir melihat persamaan yang ada dan
membandingkan antar jenis kontrasepsi tersebut. Dengan cara ini petugas
membantu klien untuk membuat keputusan ( informed choice ). Jika tidak ada
dalam bidang kesehatan sebaiknya klien mempunyai pilihan kontrasepsi sesuai
dengan pilihannya. Bila memperoleh pelayanan kontrasepsi sesuai dengan
pilihannya, bila menggunakan kontrasesi tersebut lebih lama dan efektif,
5
mambantu klien untuk mengerti dan mengingat petugas memberikan contoh alat
kontrasepsi dan menjelaskan pada klien agar memahaminya dengan
memperhatikan bagaimana cara - cara penggunaanya. Petuga juga
memperlihatkan dan menjelaskan dengan flip charts, poster, pamphlet dan
halaman bergambar. Petugas juga perlu melakukan penilaian bahwa klien telah
mengerti. Jika memungkinkan klien dapat membawa bahan - bahan tersebut
kerumah, ini akan membantu klien mengingat apa yang harus dilakukan juda
dapat memberitahu orang lain.
4. Prinsip Konseling KB
Prinsip konseling KB meliputi :
a. percaya diri / confidentiality
b. Tidak memaksa / voluntary Choice, Informed consent
c. Hak klien / clien’t rights
d. Kewenangan / empowerment
5. 6 Langkah Kunci Konseling
a. Greet ( Berikan salam )
Salam yg bersahabat akan membuat klien merasa diterima,
membangun hubungan yg baik dan menimbuilkan kepercayaan dalam diri
klien.
b. Ask ( Tanyakan )
Menanyakan keluhan dan kebutuhan pasien menilai apakah keluhan /
keinginan yang disampaikan memang sesuai dengan kondisi yang di hadapi.
Petugas kesehatan harus mempunyai kemampuan untuk bertanya dan
mendengar dengan efektif.
c. Tell ( Berikan informasi )
Beritahu bahwa persoalan pokok yang dihadapi oleh pasien adalah
seperti yang tercermin dari hasil tukar informasi dan harus dicarikan upaya
penyelesaian masalah. Petugas kesehatn harus dapat memberi berbagai
alternatif kepada klien serta konsekuaensinya
d. Help
Bantu pasien untuk memahami masalah utamanya dan masalah itu juga
yang harus diselesaikan. Jelaskan beberapa cara yang dapat menyelesaikan
6
menyelesaikan masalah tersebut, termasuk keuntungan dan keterbatasan dari
masing-masing cara tersebut, minta pasien untuk memutuskan cara terbaik
bagi dirinya. Petugas kesehatan membantu klien mengambil keputusan yang
tepat
e. Explaining
Jelaskan bahwa cara terpilih telah diberikan / dianjurkan dan hasil yang
diharapkan mungkin dapat segera terlihat / diobservasi beberapa saat hingga
menampakan hasil seperti yang diharapkan. Jelaskan pula siapa dan dimana
pertolongan lanjut/darurat dapat diperoleh. Petugas kesehatan mengingatkan /
menjelaskan kepada klien apa yang harus dilakukan setelah mengambil suatu
keputusan.
f. Return
Rujuk apabila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan yang
sesuai / buat jadwal kunjungan ulang apabila pelayanan terpilih telah
diberikan. Setelah selesai petugas kesehatan mengundang pasien kembali bila
merasa membutuhankannya.
6. Keuntungan Konseling KB
Konseling KB yang diberikan pada klien memberikan keuntungan kepada
pelaksana kesehatan maupun penerima layanan KB. Adapun keuntungannya
adalah :
a. Klien dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan
kebutuhannya.
b. Puas terhadap pilihannya dan mengurangi keluhan atau penyesalan.
c. Cara dan lama penggunaan yang sesuai serta efektif.
d. Membangun rasa saling percaya.
e. Mengormati hak klien dan petugas.
f. Menambah dukungan terhadap pelayanan KB.
g. Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.
7. Jenis Konseling
Jenis konseling terbagi menjadi tiga, yaitu :
a. Konseling Umum
7
Konseling umum dapat dilakukan oleh petugas lapangan keluarga
berencana atau PLKB. Konseling umum meliputi penjelasan umum dari
berbagai metode kontrasepsi untuk mengenalkan kaitan antara kontrasepsi,
tujuan dan fungsi reproduksi keluarga .
b. Konseling Spesifik
Konseling spesifik dapat dilakukan oleh dokter / bidan / konselor.
Konseling spesifik berisi penjelasan spesifik tentang metode yang
diinginkan, alternatif, keuntungan - keterbatasan, akses, dan fasilitas
layanan.
c. Konseling Pra dan Pasca Tindakan
Konseling pra dan pasca tindakan dapat dilakukan oleh operator /
konselor / dokter / bidan. Konseling ini meliputi penjelasan spesifik
tentang prosedur yang akan dilaksanakan ( pra, selama dan pasca ) serta