Top Banner

of 39

BAB 1 Hubungan Stres

Mar 03, 2016

Download

Documents

kesehatan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap orang pasti sudah merasakan yang namanya stres dan akan terus mengalaminya dari waktu ke waktu. Menurut Jefrey s. Nevid dkk (2005:135) stres menunjukkan adanya tekanan atau kekuatan pada tubuh. Stres bisa mengarah pada stres fisik maupun stres mental. Stres fisik sering kita alami ketika salah satu fungsi organ tubuh kita terganggu, misalnya terinfeksi bakteri, terluka ataupun karena proses penuaan. Sedangkan stres psikologis akan kita alami ketika kita ditimpa suatu masalah yang tidak kita inginkan seperti ditinggalkan oleh seseorang yang kita cintai, kehilangan pekerjaan ataupun tertangkap mencontek oleh pengawas pada saat ujian berlangsung.Setiap pekerjaan mengandung kesulitan, tetapi kekurangan kendali dari pekerjaan terhadap situasi kerjanya dapat menimbulkan stres. Bahkan faktor yang kecil sekalipun jika melampaui kemampuan untuk mengendalikannya dapat menimbulkan stres (Martha Davis, dkk. 1995 : 179). Stres merupakan salah satu dari sekian masalah-masalah yang terkait di masyarakat dunia. WHO menyatakan telah terjadi epidemi job stres di seluruh dunia. Dari hasil studi yang dilaksanakan oleh MIND (sebuah yayasan kesehatan mental) ditemukan 61% orang meyakini bahwa stres pekerjaan sebagai penyebab utama masalah kejiwaan, diikuti oleh rasa kesepian 59%, berduka 55%, pengalaman traumatis 52%, tuntutan pemenuhan kebutuhan modern 50% dan hubungan interpersonal 50% (Sholehuddin, 2003 : 1).

Majunya perkembangan tekhnologi dan informasi tampaknya memaksa kita mempertahankan kualitas dari pendidikan yang kita jalani dan kita merasa hanya memiliki sedikit kendali bahkan tidak memiliki kendali sama sekali. Hal inilah yang dialami oleh mahasiswa Program S1 Keperawatan STIKES Karya Husada. Perlu diketahui bahwa jurusan S1 Keperawatan STIKES Karya Husada menggunakan sistem paket dan dituntut untuk lulus dalam waktu kurang lebih 5 tahun dengan jadwal kuliah yang padat serta ilmu dan keterampilan yang harus dikuasaipun tidak sedikit. Selain itu ketika beberapa hari menjelang ujian jurusan S1 Keperawatan STIKES Karya Husada justru jadwal kuliahnya semakin padat, biasanya beberapa hari menjelang ujian dimanfaatkan untuk menghabiskan materi kuliah yang belum disampaikan. Ini tentu akan menyebabkan stres yang tinggi bagi mahasiswa apalagi kalau mahasiswa tidak bisa melakukan adaptasi terhadap stres yang dideritanya. Sehingga ada pula dampak stres yang dihadapi Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Karya Husada dalam menghadapi beban kuliah, misal tidak mampu mengikuti kuliah dengan baik, tdak mampu berkonsentrasi, bahkan sampai ada mahasiswa yang harus keluar karena tidak dapat beradaptasi terhadap stres yang dihadapinya.Seiring dengan berjalannya waktu, tubuh akan berusaha beradaptasi dengan stres. Bila dapat diterima maka ini akan sangat baik dalam proses adaptasi bagi tubuh. Namun apabila stresnya berlangsung dalam waktu yang lama dan stres yang dialami sangat kuat maka akan menimbulkan berbagai keluhan baik fisik maupun psikologis.Faktor psikis ini ditangkap oleh pancaindera diteruskan ke pusat emosi di susunan saraf pusat otak (limbic system dan hypothalamus) yang mempengaruhi aktivitas kelenjar pituitary. Bila rangsangan emosional tersebut berkelanjutan, melalui syaraf (neuron) diteruskan ke organ kelenjar pankreas (endokrin). Kelenjar pankreas adalah kelenjar yang memproduksi hormon insulin, yaitu hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula dalam darah. Kelenjar pankreas dapat terganggu fungsinya antara lain produksi hormon insulin berkurang atau dengan kata lain kadar gula darah yang bersangkutan meninggi. Pada umumnya keadaan ini sementara dan dapat pulih kembali (reversible), namun dapat pula berkelanjutan tidak dapat pulih (irreversible), atau dengan kata lain orang itu menderita diabetes mellitus.Gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu dua jam. Kadar gula darah normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dl darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dl pada dua jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya (dr. Hasan Badawi, 2009: 17).

Banyak kaum muda termasuk mahasiswa yang sering melampiaskan stres pada makanan, sehingga membuat kadar glukosa darah meningkat. Kasus-kasus seperti inilah yang membuat peneliti tertarik ini untuk melakukan penelitian pada mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat IV STIKES Karya Husada dengan judul Hubungan Stres Dalam Menghadapi Ujian Proposal dengan Peningkatan Kadar Glukosa Darah Pada Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat IV STIKES Karya Husada.

1.2. Rumusan MasalahMajunya perkembangan tekhnologi dan informasi memaksa kita untuk mempertahankan kualitas pendidikan. Dengan jadwal yang padat, ketrampilan yang dikuasaipun tidak tergolong mudah dan banyak, serta tuntutan waktu kelulusan yang harus dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Hal tersebut tentu akan menyebabkan stres yang tinggi terhadap mahasiswa, sehingga dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan antara stres dalam menghadapi ujian proposal dengan peningkatan kadar glukosa darah pada Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat IV STIKES Karya Husada?1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan stres dalam menghadapi Ujian Proposal dengan Peningkatan Kadar Glukosa Darah Pada Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat IV STIKES Karya Husada.1.3.2 Tujuan khusus1.3.2.1 Mengidentifikasi stres pada Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat IV STIKES Karya Husada dalam menghadapi ujian proposal dan sesudah menjalani ujian proposal.

1.3.2.2 Mengidentifikasi perbedaan kadar glukosa darah pada Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat IV STIKES Karya Husada dalam menghadapi ujian proposal dan sesudah menjalani ujian proposal

1.3.2.3 Mengidetifikasi hubungan stres dalam menghadapi ujian proposal dan sesudah ujian proposal dengan peningkatan kadar glukosa darah pada Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat IV STIKES Karya Husada.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Setelah penelitian ini maka peneliti mendapatkan tambahan wawasan/ pengetahuan tentang masalah-masalah stres yang ada hubungannya dengan peningkatan kadar glukosa darah.1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan evaluasi dalam memberikan bimbingan konseling khususnya mahasiswa yang mengalami stres.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk dikaji lebih lanjut.1.4.3 Bagi Mahasiswa

Sebagai bahan acuan untuk motivator dalam melakukan adaptasi terhadap stres yang dialami.1.4.4 Bagi Peneliti LainSebagai alat untuk melanjutkan penelitian dan informasi awal untuk mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan masalah stres dan peningkatan kadar glukosa darah secara berkesinambungan terhadap permasalahan mahasiswa.1.4.5 Bagi MasyarakatMasyarakat dapat mengetahui pentingnya melakukan adaptasi terhadap stres sehingga diharapkan dapat terhindar dari penyakit Diabetes mellitus.1.5. Relevansi

Stres adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu, suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan seharihari dan tidak dapat dihindari, setiap orang mengalaminya. Stres dapat memberi dampak secara total terhadap individu yaitu terhadap fisik, psikologis, intelektual, sosial dan spiritual, stres dapat mengancam keseimbangan fisiologis. Peningkatan kadar glukosa darah merupakan bentuk dimana karbohidrat di serap melalui tractus intestinal dan beredar di dalam darah. Stres yang berlebih dan berkepanjangan disebabkan karena yang bersangkutan mengalami stressor psikososial. Sehingga kadar hormon meningkatkan volume darah dan dengan demikian menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainya dilepaskan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi. Sehingga dengan meningkatnya stres maka kadar glukosa darahpun akan meningkat.

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penilitian tentang hubungan stres dengan peningkatan kadar glukosa darah merupakan penelitian yang relevan dengan upaya mengurangi peningkatan kadar glukosa darah pada mahasiswa. Melalui penelitian ini akan diketahui seberapa besar Hubungan Stres Menghadapi Ujian Proposal dengan Peningkatan Kadar Glukosa Darah Pada Mahasiswa Tingkat 4 Stikes Karya Husada.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Stres

2.1.1 Pengertian StresSetiap permasalahan kehidupan yang dialami seseorang dapat mengakibatkan gangguan fungsi tubuh. Reaksi ini dinamakan stres. Lazarus (1994) menyatakan bahwa stres terjadi karena persepsi atau penilaian kognitif individu terhadap kejadian yang dialaminya, yaitu ketika mempersepsi bahwa situasi yang dihadapi adalah suatu ancaman bagi jati dirinya dan individu tidak dapat mengontrol dan mengatasi bahaya atau hambatan tersebut (Sholehuddin, 2003 : 14). Sedangkan Suliswati, dkk. menyatakan stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres bukan sesuatu hal yang buruk dan menakutkan , tetapi merupakan bagian kehidupan : dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dari stres, masalahnya adalah bagaimana hidup beradaptasi dengan stres tanpa harus mengalami distres (Suliswati, dkk. 2005 : 22). Menurut Prawirohusodo (1988) stres adalah suatu pengalaman hidup dan kemampuan penyesuaian individu; stres menuntut penyesuaian psikologik dan sosial individu hingga mengganggu kehidupan rutinnya. Apabila penyesuaian individu gagal dapat berakibat penyakit badan, penyakit jiwa, penyakit psikosomatik (Sulasmi, dkk, 1991 : 55). Stres adalah cara tubuh kita bereaksi terhadap ketegangan, kegelisahan, dan tugas-tugas berat yang harus dihadapi sehari-hari. Ketika tekanan tubuh semakin besar, kadang-kadang kita jatuh sakit dan merasakan gangguan lainnya (Budi Tri Akoso, 2009:4). 2.1.2 Faktor Predisposisi Stres

Faktor predisposisi ini, sangat berperan dalam menentukan apakah suatu respon adaftif atau maladaptif, jenis faktor predisposisi adalah :1. Pengaruh genetik adalah keadaan kehidupan seseorang yang diperoleh dari keturunan, misalnya :

1) Riwayat kondisi psikologis dan fisik keluarga (kekuatan dan kelemahanya).

2) Tempramen (karakteristik tingkah laku saat lahir dan karakteristiknya).2. Pengalaman masa lalu adalah kejadian-kejadian yang menghasilkan suatu pola pembelajaran yang dapat mempengaruhi respon penyesuaian individu, misalnya :1) Pengalaman sebelumnya terhadap stres tersebut atau penekanan lainya.

2) Mempelajari respon penanggulangannya.

3) Dan penyesuain tingkat stres sebelumnya.3. Kondisi saat ini yang meliputi faktor kerentanan yang mempengaruhi kesiapan fisik, psikologis dan sumber-sumber sosial individu untuk menghadapi tuntutan penyesuaian diri, misalnya : 1) Status kondisi kesehatan saat ini2) Motivasi3) Perkembangan kedewasaan4) Berat dan lamanya stress5) Sumber keuangan dan pendidikan6) Umur7) Tersedianya stategi penanggulangan saat ini8) Dan sistem penunjang perawatan lainnya.(Suliswati, dkk, 2005 : 35 36).2.1.3 Reaksi Terhadap Stres

Selye menyatakan bahwa terdapat tiga tahapan yang dapat ditentukan sehubungan dengan tanggapan terhadap stres manusia, yaitu ; tahap kecemasan, tahap perlawanan dan tahap keletihan. Tahap kecemasan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap ancaman yang dirasakan dan ditandai dengan muka pucat, keluar peluh dingin, jantung berdebar-debar, darah mengalir dengan cepat dan seterusnya. Hal ini dilukiskan sebagai mempersiapkan tubuh untuk lari atau melawan. Tahap ini biasanya tidak berlangsung lama (beberapa detik sampai beberapa hari). Bila stres berlangsung terus, tahap ini segera digantikan oleh tahap perlawanan. Selama tahap perlawanan ini sebagian besar tanda dan gejala yang dikaitkan dengan reaksi kecemasan hilang sementara tubuh mengembangkan suatu penyesuaian terhadap keadaan stres tersebut. Tetapi kesanggupan melawan memiliki batas-batas tertentu, dan jika stres menimpa cukup keras dan lama, tahap perlawanan akan digantikan oleh tahap keletihan yang ditandai dengan melemahnya sumber-sumber daya pertahanan tubuh (Sholehuddin, 2003 : 17).Sedangkan reaksi terhadap stres kerja menurut Moebito dapat diketahui dengan melihat tanda dan gejala stres, yang selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :Tabel 2.1 Gejala Stres

Fisik

Tingkah Laku

( Umum )

Tingkah Laku

(Di Sekolah)

Nafas cepat

Otot tegang

Diare

Sembelit Letih

Sakit kepala

Bingung Jengkel Salah paham Tak berdaya Gelisah Kehilangan semangat Tidak mampu berbuat apa apa Kepuasan diri rendah Kinerja menurun Semangat, energi menurun Komunikasi tidak lancar Pengambilan keputusan jelek Tugas tidak produktif

Tabel 2.2 Tanda tanda stresPerubahan penampilanPerubahan kebiasaanPerubahan perilaku

Kurang memperhatikan penampilan Murung Tampak lelah Tampak gelisah dan cemas masa depan Tampak tidak senang Pola makan berubah Minum meningkat Kebiasaan merokok meningkat Lebih sering absen Lebih sering melakukan kesalahan Lekas marah, mudah tersinggung Agresif Sulit berkonsentrasi Sulit mengambil keputusan Kinerja merosot

( Moebito, 2002 )

2.1.4 Tingkatan StresTingkatan stres kerja berhubungan dengan respon psikososial, yang paling sering biasanya berupa ansietas. Terdapat empat tingkatan yang meliputi :1. Ringan

Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan seseorang jadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.2. Sedang

Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

3. Berat

Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk memusatkan sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut banyak memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada orang lain.4. Panik

Berhubungan dengan ketakutan dan teror, karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian, peningkatan aktifitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional.(Stuart and Sundeen, 1998)2.1.5 Mekanisme Koping Terhadap StresSetiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda beda dalam menhan stres. Hal tersebut tergantung pada :

1. Sifat dan hakikat stres, yaitu intensitas, lamanya, lokal, dan umum.

2. Sifat individu yang terkait dengan proses adaptasi.

Menurut Prof. Dadang (2001) bahwa stres apabila ditinjau dari tipe kepribadian individu dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

1) Tipe yang rentan (vulnerable)Terdapat pada tipe A yang disebut A Type Personality dengan pola perilaku Type A Behavior Pattern. Individu dengan tipe ini memiliki resiko tinggi mengalami stres dengan ciri ciri kepribadian sebagai berikut :

a. Cita citanya tinggi (ambisius).

b. Suka menyerang (agresif).

c. Suka bersaing (kompetitif) yang kurang sehat.

d. Banyak jabatan rangkap.

e. Emosional, yang ditandai dengan mudah marah, mudah tersinggung,mudah mengalami ketegangan, dan kurang sabar.

f. Terlalu percaya diri (over confident).g. Self control kuat.

h. Terlalu waspada.

i. Tindakan dan cara bicaranya cepat dan tidak dapat diam (hiperaktif).

j. Cakap dalam berorganisasi (organisatoris).

k. Cakap dalam memimpin (leader).l. Tipe kepemimpinan otoriter.

m. Bekerja tidak mengenal waktu (workaholic).n. Bila menghadapi tantangan senang bekerja sendiri.

o. Disiplin waktu yang ketat.

p. Kurang rileks dan serba terburu-buru.

q. Kurang atau tidak ramah.

r. Tidak mudah bergaul.

s. Mudah empati, tetapi mudah bersikap bermusuhan.

t. Sulit dipengaruhi.

u. Sifatnya kaku (tidak fleksibel).

v. Pikiran tercurah ke pekerjaan walaupun sedang libur.

w. Berusaha keras agar segala sesuatunya terkendali.2) Tipe yang kebal (immune)

Terdapat pada Tipe B yang disebut B Type Personality dengan pola perilaku Type B Behavior Pattern. Individu dengan tipe ini kebal terhadap stres, yang ciriciri kepribadianya sebagai berikut

a. Cita cita atau ambisinya wajar.

b. Berkompetisi secara sehat.

c. Tidak agresif.

d. Tidak memaksakan diri.

e. Emosi terkendali, yang ditandai dengan tidak mudah marah, tidak mudah tersinggung, penyabar dan tenang.

f. Kewaspadaan wajar.

g. Self care wajar.h. Self confident wajar.

i. Cara bicara tenang

j. Cara bertindak tenang dan dilakukn pada saat yang tepat.

k. Ada keseimbangan waktu bekerja dan istirahat.

l. Sikap dalam memimpin maupun berorganisasi akomodatif dan manusiawi.

m. Mudah bekerja sama (kooperatif).

n. Tidak memaksakan diri dalammenghadai tantangan.

o. Bersikap ramah.

p. Mudah bergaul.

q. Dapat menimbulkan empati untuk mencapai kebersamaan (mutual benefit).r. Bersikap fleksibel, akomodatif,dan tidak mersa dirinya paling benar.

s. Dapat melepaskan masalah pekerjaan ataupun kehidupan di saat libur.

t. Mampu menahan dan mengendalikan diri.2.1.6 Tekhnik Menejemen StresMenurut Aziz alimul (2006:22) manajemen stres merupakan upaya mengelola stres dengan baik, bertujuan mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap yang paling berat. Kiat untuk mengendalikan stres menurut Grant Brechat (2002) sebagai berikut :

1. Sikap, keyakinan,dan pikiran kita harus positif, fleksibel, rasional, dan adaptif terhadap orang lain. Artinya, jangan lebih dahulu menyalahkan orang lain sebelum introspeksi diri dengan pengendalian internal.

2. Kendalikan faktor faktor penyebab stres dengan jalan :

1) Kemampuan menyadari (awarenes skills).2) Kempuan untuk menerima (aceptance skills).3) Kemampuan untuk menghadapi (coping skills).4) Kemampuan untuk bertindak (action skills).3. Perhatikan diri anda, proses interpersonal dan interaktif, serta lingkungan anda.

4. Kembangkan sikap efisien.

5. Relaksasi.

6. Visualisasi (angan angan terarah).

7. Circuit breaker dan koordinator stres.Tekhnik singkat untuk menghilangkan stres, misalnya melakukan pernapasan dalam, mandi santai dalam bak, tertawa, pijat, membaca, kecanduan positif (melakukan yang disukai secara teratur), istirahat teratur, dan mengobrol.2.1.7 Contoh Kuisioner StresJawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan menandai kotak-kotak yang ada sesuai dengan yang anda alami beberapa hari terakhir ini!Tabel 2.3 : kuisioner stresNOKomponen-komponen aspek stressTidak pernah selaluKadang-kadang

1Apakah anda merasa kesal apabila segala sesuatu tidak berjalan sesuai rencana?

2Dalam berinteraksi dengan orang lain, apakah anda merasa mereka bersikap agresif?

3Apakah anda menjadi tidak sabar dalam menunggu (dalam antrean, melaksanakan perintah, menanti jawaban)?

4Apakah anda merasa bersalah ketika sesuatu menjadi berantakan?

5Apakah anda harus lembur untuk untuk menyelesaikan tugas-tugas anda?

6Apakah anda merasa gugup jika berada di dekat tokoh-tokoh yang berpengaruh, manajer dan/atau atasan anda?

7Apakah anda berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas-aktivitas kreatif di luar kegiatan kerja anda sehari-hari?

8Dapatkah anda menyediakan waktu untuk merenungkan kehidupan dan permasalahan tanpa gangguan?

9Apakah anda berolah raga rutin, setidaknya 2 atau 3 kali seminggu?

10Apakah anda memiliki tempat-tempat yang nyaman dan tenang sebagai tempat pelarian?

11Apakah anda menghisap rokok lebih dari setengah pak perhari?

12Apakah anda sering mengkonsumsi biji-bijian, buah-buahan segar, dan sayuran?

13Apakah anda merasa mendapatkan dukungan dari teman-teman dan keluarga saat merasa takut, marah, dan/atau gembira?

14Apakah kehidupan seks anda menggairahkan?

15Apakah anda menderita sakit kepala atau sakit punggung?

16Apakah anda sering merasa demam atau kurang sehat?

17Apakah anda mengalami alergi?

18Apakah anda anda memiliki masalah perut atau usus?

19Apakah anda menderita percepatan denyut jantung atau deg-degan?

20Apakah anda berkeringat ketika cuaca dingin?

21Apakah anda dapat tidur nyenyak?

22Apakah anda mudah emosi atau mengalami perubahan suasana hati yang sulit dikendalikan?

23Apakah anda sering mengkonsumsi pil pereda nyeri, pil tidur, ataupun penenang?

24Apakah anda merasa tidak peduli atau jauh dari apa yang terjad di sekeliling anda?

25Apakah anda sering merasa lelah?

Hasil :

a. Beri nilai 0 jika menjawab TIDAK PERNAH untuk pertanyaan nomor 1, 2, 4, 5, 6, 11, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24 dan 25, dan jika menjawab SELALU untuk pertanyaan nomor 3, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14 dan 21.

b. Beri nilai 1 untuk setiap pertanyaan yang dijawab KADANG-KADANG.

c. Beri nilai 2 jika menjawab SELALU untuk pertanyaan nomor 1, 2, 4, 5, 6, 11, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24 dan 25; dan jika menjawab TIDAK PERNAH untuk pertanyaan nomor 3, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14 dan 21(Budi Tri Akoso, 2009).

2.2 Konsep Glukosa Darah

2.2.1 Pengertian Glukosa Darah

Glukosa darah merupakan bentuk dimana karbohidrat diserap lewat traktus intestinal dan beredar di dalam darah. Karbohidrat ini akan disimpan sebagai glycogen dalam hepar. (Sue hinchliftf, 1999:188)

Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu mengacu pada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel sel tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas batas yang sempit sepanjang hari; 4 8 mmol/l (70 150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan. (http://id.wikipedia.org)2.2.2 Mekanisme Pengaturan Glukosa DarahTingkat glukosa darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan keseimbangan didalam tubuh. Level glukosa didalam darah dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi gula menurun, karen dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel sel di lever (hati). Kemudian sel sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah.

Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau karena pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir butir sel yang terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut glukogenosis, yang mengurangi level gula darah.

Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan oleh tidak cukup atau tidak dihasilkannya insulin, sementara tipe 2 disebabkan oleh respon yang tidak memadai terhadap insulin yang dilepaskan (resistensi insulin). Kedua jenis diabetes ini mengakibatkan terlalu banyaknya glukosa yang terdapat didalam darah.2.2.3 Sumber Glukosa Darah

1. Dari karbohidrat makanan

Sebagian besar karbohidrat dalam makanan membentuk glukosa, galaktosa atau fruktosa pada pencernaan. Ini diangkut ke hati melalui vena porta. Galaktosa dan fruktosa mudah dikonversi menjadi glukosa dalam hati.

2. Dari berbagai senyawa glukenik yang mengalami glukoneogenesis

Senyawa ini masuk ke dalam kategori-senyawa yang memerlukan konversi bersih yang langsung menjadi glukosa tanpa pengolahan yang bermakna, seperti beberapa asam amino dan propionate; dan senyawa yang merupakan produk metabolisme parsial glukosa dalam jaringan tertentu dan yang diangkut ke hati dan ginjal, dimana ini disintesis kembali menjadi glukosa.

3. Dari glikogen hati dengan glikogenolisis

Pemeliharaan kadar glukosa yang stabil di dalam darah adalah mekanisme homeostatic yang paling halus diatur dimana hati, jaringan ekstrahepatik dan beberapa hormon ikut berperan.

4. Kelenjar hipofisa anteriorMensekresi hormon-hormon yang cenderung meninggikan glukosa darah dan oleh karenanya melawan kerja insulin. Ini adalah growth hormone , ACTH (kortikotropin), dan mungkin zat-zat diabetonik lain.

5. Korteks adrenal

Mensekresi sejumlah hormon steroid yang salah satunya glukokortikoid penting dalam metabolisme karbohidrat. Pada pemberian glukokortikoid menyebabkan glukoneogenesis.6. Epineprin

Begitu disekresi oleh medulla adrenal, merangsang pembentukan glikogen dalam otot. Akan tetapi pemberian epinefrin menyebabkan melimpahnya glukosa dari hati (seandainya terdapat glikogen) karena perangsangan fosforilase.7. Glukagon

adalah hormon yang dihasilkan oleh sel-sel A pulau langerhans pankreas. Sekresinya dirangsang oleh hipoglikemia dan bila ia merangsang hati (melalui vena porta), ia menyebabkan glikogenolisis.8. Hormon tiroid

harus dianggap mempengaruhi glukosa darah. Terdapat bukti percobaan bahwa tiroksin mempunyai kerja diabetonik dan bahwa tiroidektomi menghambat perkembangan diabetes (Murray dkk, 2003:203).

2.2.4 Cara Memantau Kadar Glukosa Darah

Pemanaun kadar glukosa darah merupakan prosedur yang berguna bagi semua penderita diabetes (Smeltzer Suzanne, 2002). Pemntauan ini merupakan dasar untuk melaksanakan terapi medis yang sesuai dengan indikasi penderita diabetes.

Ada berbagai metode untuk memantau kadar glukosa darah, antara lain:

1. Pemantaun mandiri

Tes ini dilakukan dengan menggunakan alat yang bernama glukometer. Glukometer merupakan alat elektronik dengan menggunakan uji strip dimana darah yang diambil adalah tetes darah ventral ujung jari tangan.

2. Tes toleransi glukosaTes ini dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya pada perempuan hamil. Penderita berpuasa dan contoh darahnya diambil untuk mengukur kadar gula darah puasa. Lalu penderita minum larutan khusus yang mengandung sejumlah glukosa 2-3 jam kemudian contoh darah diambil untuk diperiksa.

3. Tes glukosa urin

Pemeriksaan glukosa urin hanya dapat mendeteksi gula darah yang tinggi (hiperglikemia) tetapi tidak dapat membedakan gula darah normal dan rendah (hipoglikemia). Hasil pemeriksaan sangat tergantung pada fungsi ginjal dan tidak dapat digunakan untuk keberhasilan terapi.

4. Pemeriksaan Hb1Ac

Pemeriksaan A1c merupakan pemeriksaan yang sangat akurat untuk menilai kendali gula darah jangka panjang. Dengan satu kali pemeriksaan dapat diketahui nilai rata-rata status glukosa darah selama 8-10 minggu terakhir (dr. Nabyl RA, 2009:75).

Berikut adalah kriteria kadar glukosa darah yang normal (Mansjoer Arief,1999) :

1. Glukosa darah puasa :

a. 80 90 mg/dl (baik)

b. 110 139 mg/dl (sedang)

c. >140 mg/dl (buruk)

2. Gula darah acak :

a. 110 159 mg/dl (baik)

b. 160 199 mg/dl (sedang)

c. >200 mg/dl (buruk)2.3 Hubungan Stres Dengan Peningkatan Kadar Glukosa DarahMenurut Prof. Dadang Hawari (2002 : 32) seseorang mengalami stres (ketegangan jiwa) yang berkepanjangan disebabkan karena yang bersangkutan menderita stresor psikososial (misal masalah pekerjaan). Faktor psikis ini ditangkap oleh panca indra diteruskan kepusat emosi disusunan saraf pusat otak (limbic system dan hypotalamus) yang mempengaruhi aktivitas kelenjar pituitary. Bila rangsangan emosional tersebut berkelanjutan, melalui syaraf (neuron) diteruskan ke organ kelenjar pankreas (endokrin). Kelenjar pankreas adalah kelenjar yang memproduksi hormon insulin, yaitu hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula dalam darah. Kelenjar pankreas dapat terganggu fungsinya antara lain produksi hormon insulin berkurang atau dengan kata lain kadar gula darah yang bersangkutan meninggi. Pada umumnya keadaan ini sementara dan dapat pulih kembali (reversible). Namun dapat pula berkelanjutan tidk dpat pulih (irreversible) atau dengan kata lain orang itu menderita diabetes millitus.BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENULISAN

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.1.1 Definisi

Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel baik yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2003).Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal hal khusus. Oleh karena konsep tidak dapat diamati atau diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel. Jadi variabel adalah symbol atau langsung yang menujukan nilai atau bilangan dari konsep. Kerangka konsep penelitian pada dasarnya kerangka hubungan ntara konsep konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian penelitian yang akan dilakukan (Notoadmojo,2002).Kerangka konsep membahas saling ketergantungan antar variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi atau hal yang sedang atau yang akan diteliti (Sekaran,2006).Penjelasan kerangka konsep :Stres pada mahasiswa adalah suatu kondisi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara umum faktor faktor itu dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal adalah yang ada dalam diri manusia (mahasiswa). Sedangkan faktor eksternal adalah faktor diluar tubuh manusia (mahasiswa) yang mempengaruhi terjadinya stres.Menurut Ann Isaacs (2004) stres adalahstimlus atau situasi yang menimbulkan tuntutan fisikdan psikis pada seeorang. Stres membutuhkan koping dan adaptasi. Dan pengaruh / dampak mekanisme respon stres adalah tingkat stres ringan, sedang, berat, dan panik (Ann Isaacs, 2004).Faktor psikis yang ditangkap panca indra diteruskan kepusat emosi. Bila rangsang emosional tersebut terus berkelnjutan melalui syaraf diteruskan keorgan kelenjar pankreas, yang memproduksi hormon insulin yang mengatur kseimbangan kadar gula dalam darah. Kelenjar pankreas dapat terganggu fungsinya antara lain produksi hormon insulin berkurang atau dengan kata lain kadar gula darah yang bersangkutan meninggi,

3.2 HepotesisHipotesis terdiri atas pernyataan yang membutuhkan pembuktian untuk menegaskanapakah hipotesis dapat diterima atau harus ditolak (A.Asis, 2007). Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pernyataan peneliti (adakah hubungan antara stres menghadapi ujian proposal dengan peningkatan kadar glukosa darah pada Mahasiswa Tingkat IV STIKES Karya Husada). Jadi hipotesis merupakan kesimpulan sementara dari rumusan masalah (Nursalam, 2003). Hipotesis pada penelitian ini adalah :

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara stres menghadapi ujian proposal pada mahasiswa tingkat IV STIKES Karya Husada dengan peningkatan kadar glukosa darah.

BAB IVMETODE PENELITIAN4.1 Desain Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang akan dilakukan dalam proses penelitian yang bertujuan untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah (Notoadmodjo, 2005). Metode ini merupakan rangkaian proses terkait secara sistematis dan berapa tahap, bertujuan agar peneliti mampu memperkecil kesalahan yang mungkin terjadi serta mendapatkan hasil penelitian sesuai tujuan.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian korelasional. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari korelasi stres dalam menghadapi ujian proposal pada mahasiswa tingkat IV STIKES Karya Husada dengan peningkatan kadar glukosa darah. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analitik cross sectional, karena penelitian stres dan kadar glukosa darah dilakukan dalam waktu yang sama.4.2 Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan pertahapan dalam suatu penelitian. Pada kerangka kerja disajikan alur penelitian, terutama variable yang akan digunakan dalam peneltian (Nursalam, 2003).

.

Kerangka Kerja

Bagan 4.1 : Bagan Kerangka Kerja Hubungan Stres dalam Menghadapi Ujian Proposal dengan Peningkatan Kadar Glukosa Darah Pada Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat IV STIKES Karya Husada Pare.

4.3 Sampling Desain4.3.1 Populasi

Pupulasi dalam penelitian ini adalah subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa S1 Keperawatn tingkat IV Stikes Karya Husada yang terdiri dari jumlah perempuan sebanyak orang dan laki laki sebanyak orang. Jadi total populasi sebanyak 96 orang.4.3.2 SampelSampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau bagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidyat, 2003). Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah Mahasiswa S1 Keperawatan tingkat IV STIKES Karya Huada

1. Kriteria InklusiKriteria inklusi adalah kriteria umum subyek penelitian dari satu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2008).

Kriteria Inklusia. Mahasiswa S1 keperawatan tingkat IV yang akan menghadapi ujian proposal dan mengalami stres.

b. Mahasiswa S1 Keperwatan tingkat IV ysng mengalami stres dan melampiaskan dengan makan dan minum.

c. Mahasiswa S1 Keperwatan tingkat IV yang menghadapi ujian proposal dan bersedia menjadi responden.

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2008).Kriteria eksklusi

a. Mahasiswa S1 Keperatan tingkat IV yang menghadapi ujian Proposal tetapi tidak mengalami stres.

b. Mahasiswa S1 Keperawatan tingkat IV yang stres dan melampiaskannya dengan melakukan aktivitas atau kegiatan yang berlebih.c. Mahasiswa S1 Keperawatan tingkad IV yang tidak bersedia menjadi responden.

4.3.3 Tekhnik Pengambilan Sampling

Sampling merupakan proses dalam menyeleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada (Hidayat, 2003). Sampling merupakan suatu proses dalam menyeleksi sampel yang digunakan dari populasi yang ada. Sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah simple purposive sampling yaitu pengambilan sampel untuk tujuan tertentu.4.4 Identifikasi VariabelVariabel adalah suatu konsep yang memiliki variasi nilai. Konsep merupakan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena (Wasis, 2008).4.4.1 Variabel Independent

Variabel independent merupakn variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya varibel dependen (terikat), variabel ini dikenal dengan nama variabel bebas artinya bebas dalam mempengaruhi variabel lain (Hidayat, 2007).

Variabel independent dalam penelitian ini adalah stres.4.4.2 Variabel Dependent

Variabel dependent merupakan varabel yang dipengaruhi atau menjadi variabel akibat dari variabel bebas. Variabel ini dapat tergantung dari variabel bebas terhadap perubahan (Hidayat, 2003).Variabel dependent dalam penelitian ini adalah kadar glukosa darah.

4.5 Definisi OperasionalDefinisi operasional variabel adalah mendefinisikan variabel secara operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena (Aziz Alimul H, 2003).VariabelDefinisi OperasionalParameterAlat UkurSkalaSkor

Variabel Independen :StresTekanan atau ketegangan yang dialami oleh seseorang.1. Perubahan

penampilan

2. Perubahan kebiasaan

3. Perubahan perilakuKuisionerRasio

Variabel Dependen :Kadar Glukosa DarahKeadaan dimana seseorang mengalami peningkatan kadar gula di dalam darah1. Gula Darah Puasa : 80-90 mg/dl (baik)

110/139 mg/dl (sedang)

>140 mg/dl (buruk)

2. Gula Darah Acak :

110-159 mg/dl (baik)

160-199 mg/dl (sedang)

>200 mg/dl (buruk)GlukometerRasio

4.6 Pengumpulan Data dan Analisa Data

4.6.1. Pengumpulan Data

1) Proses pengumpulan dataUntuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat, peneliti menggunakan kuesioner dan glukometer. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang telah disusun untuk memperoleh data sesuai yang diinginkan peneliti (Alimul aziz, 2003). Glukometer merupakan alat elektronik dengan menggunakan uji strip dimana darah yang diambil adalah tetes darah ventral ujung jari tangan (dr. Nabyl RA, 2009: 84).Pertama kali dilakukan peneliti adalah mengantarkan surat pengantar penelitian kepada kepala Program S1 Keperawatan STIKES Karya Husada Pare untuk mengambil data terkait penelitian. Setelah mendapatkan izin, pengumpulan data mulai dilakukan dengan cara mengedarkan kuesioner yang berupa pertanyan-pertanyaan yang berkaitan dengan stres yang diujikan secara tertulis kepada responden dan melakukan tes glukosa darah. Adapun prosedur pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:1. Melaksanakan pendekatan kepada responden penelitian.2. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.3. Memastikan responden bersedia mengisi kuesioner dan tes glukosa darah sebanyak dua kali yakni ketika menghadapi ujian dan satu minggu setelah ujian proposal. 4. Memastikan legalitas persetujuan dengan surat persetujuan menjadi responden.5. Membagikan kuesioner yang harus diisi.6. Menarik kembali kuesioner yang telah diberikan.7. Mengukur glukosa darah menggunakan glukometer.8. Mencatat kadar glukosa darah responden.2) Instrumen pengumpulan data

Jenis kuesioner yang digunakan untuk mengukur tingkat stres adalah kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup dimana pertanyaan terbuka terkait dengan hal-hal yang mempengaruhi kadar glukosa darah kemudian disusul dengan pertanyaan tertutup yang berkaitan dengan stres. Untuk pertanyaan terbuka dijawab sesuai dengan kondisi responden saat penelitian dan untuk pertanyaan tertutup dijawab dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom yang tersedia. Untuk pertanyaan terbuka tidak ada nilai khusus, pertanyaan hanya digunakan untuk melihat hal-hal lain yang mempengaruhi kadar glukosa darah responden selain stres dan pertanyaan tertutup diberikan nilai untuk melihat skor stres responden, adapun nilai dari setiap pertanyaan yaitu :

1. Nilai 0 jika menjawab TIDAK PERNAH untuk pertanyaan nomor 1, 2, 4, 5, 6, 11, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24 dan 25, dan jika menjawab SELALU untuk pertanyaan nomor 3, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14 dan 21.2. Nilai 1 untuk setiap pertanyaan yang dijawab KADANG-KADANG.

3. Nilai 2 jika menjawab SELALU untuk pertanyaan nomor 1, 2, 4, 5, 6, 11, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24 dan 25; dan jika menjawab TIDAK PERNAH untuk pertanyaan nomor 3, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14 dan 21.Glukometer digunakan untuk mengetahui kadar glukosa darah responden, selain glukometer alat dan bahan yang harus dipersiapkan untuk mengukur kadar glukosa darah yaitu: Kapas alkohol, lancet steril, dan GD stik (stik glukosa darah). Adapun prosedur kerjanya yaitu:

1. Pastikan tangan dalam keadaan bersih.2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

3. Masukkan satu GD stik ke dalam glukometer.

4. Periksa lokasi penusukan, gunakan ventral ujung jari tangan.

5. Desinfeksi dengan kapas alkohol lokasi penusukan.

6. Tekan lokasi penusukan sampai tetesan darah keluar, letakkan tetesan darah di GD stik, tunggu 10 detik sampai hasil kadar glukosa darah di glukometer muncul dan catat hasilnya.

3) Waktu dan tempat

1. Waktu Penelitian ini dilakukan sebanyak dua periode yakni ketika mahasiswa ujian proposal dan satu minggu setelah ujian proposal.2. Tempat Penelitian

Tempat melakukan penelitian ini adalah di kampus STIKES Karya Husada Pare.4) Analisa Data

1. Editing

2. Coding

3. Scoring1) Pembagian

4. Analisa data

4.7 Etika Penelitian 4.7.1. Informed Consent (lembar persetujuan)

Responden mendapatkan informasi secara lengkap mengenai penelitian dan mempunyai hak bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Dalam hal ini, jika responden bersedia menjadi responden maka menandatangani lembar persetujuan menjadi peserta responden.Sebelum pelaksanaan penelitian, responden akan diberikan penjelasan mengenai manfaat dan tujuan penelitian, selanjutnya responden diminta untuk menjadi partisipan dalam penelitian. Setelah responden membaca dan memahami isi surat persetujuan (informed consent).4.7.2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasian responden maka peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, cukup memberikan nomer kode pada masing-masing lembar tersebut.4.7.3. Confidentiality (kerahasiaan)Kerahasian informasi responden dijamin oleh peneliti karena hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset (Hidayat, 2007).

Populasi

Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Karya Husada Pare

Sampel

Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat IV STIKES Karya Husada Pare

Indentifikasi Variabel

Sampel yang digunakan menggunakan tekhnik Purposive Sampling

Pengukuran glukosa darah menggunakan glukometer

Pengukuran tingkat stres menggunakan kuisioner

V. Dependen

Kadar Glukosa Darah

V. Independen

Tingkat Stres

Analisa variabel independen menggunakan paired sample T test, analisa variabel dependen menggunakan paired sample T test dan menggunakan korelasi pearson.

Kesimpulan

Terdapat hubunganTidak terdapat hubungan