1 BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk social, dimana setiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan social pada berbagai tingkat hubungan, yaitu dari hubungan intim biasa sampai hubungan saling ketergantungan. Keintiman dan saling ketergantungan dalam menghadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan setiap hari. Individu tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa adanya hubungan dengan lingkungan social. Oleh karena itu individu perlu membina hubungan interpersonal yang memuaskan. Hubungan interpersonal yang sehat terjadi jika individu yang terlibat saling merasakan kedekatan sementara identitas pribadi masih tetap dipertahankan. Kepuasan hubungan dapat dicapai jika individu sebagai makhluksocial terlibat secara aktif dalam proses berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan disertai respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerjasama, hubungan timbal balik yang sinkron (Stuart dan Sunden). Peran serta dalam proses hubungan dapat berfluktuasi sepanjang rentang tergantung (dependen) dan mandiri (independen), artinya suatusaat individu tergantung pada orang lain dan suatu saat orang lain tergantung pada individu. Perilaku yang teramati pada respon social maladaptive mewakili upaya individu untuk mengatasi kecemasan yang berhubungan dengan kesepian, rasa takut, kemarahan, malu dan rasa bersalah.Salah satu respon social yang terjadi adalah menarik diri.Masalah utama menarik diri dalam kasus keperawatan jiwa mempunya tingkatan rentang yang berbeda, dengan perilaku yang ditunjukka klien berbeda pula.Berdasarkan rentang perilaku yang berbeda tersebut maka memerlukan suatu tindakan keperawatan yang memiliki rentang bantuan berbeda sesuai dengan kemampuan dan kondisi klien.Pada penyusunan seminarini disajikan masalah utama menarik diri dengan rentang partial, dimana klien juga memerlukan tindakan keperawatan partial.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5/13/2018 bab 1-3 (ISOS) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-3-isos 1/23
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk social, dimana setiap individu mempunyai
potensi untuk terlibat dalam hubungan social pada berbagai tingkat hubungan,
yaitu dari hubungan intim biasa sampai hubungan saling ketergantungan.
Keintiman dan saling ketergantungan dalam menghadapi dan mengatasi
berbagai kebutuhan setiap hari. Individu tidak akan mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya tanpa adanya hubungan dengan lingkungan social. Oleh
karena itu individu perlu membina hubungan interpersonal yang memuaskan.
Hubungan interpersonal yang sehat terjadi jika individu yang terlibat
saling merasakan kedekatan sementara identitas pribadi masih tetap
dipertahankan. Kepuasan hubungan dapat dicapai jika individu sebagai makhluk
social terlibat secara aktif dalam proses berhubungan. Peran serta yang tinggi
dalam berhubungan disertai respon lingkungan yang positif akan meningkatkan
rasa memiliki, kerjasama, hubungan timbal balik yang sinkron (Stuart dan
Sunden). Peran serta dalam proses hubungan dapat berfluktuasi sepanjang
rentang tergantung (dependen) dan mandiri (independen), artinya suatusaat
individu tergantung pada orang lain dan suatu saat orang lain tergantung pada
individu.
Perilaku yang teramati pada respon social maladaptive mewakili upaya
individu untuk mengatasi kecemasan yang berhubungan dengan kesepian, rasa
takut, kemarahan, malu dan rasa bersalah.Salah satu respon social yang terjadi
adalah menarik diri.Masalah utama menarik diri dalam kasus keperawatan jiwa
mempunya tingkatan rentang yang berbeda, dengan perilaku yang ditunjukka
5/13/2018 bab 1-3 (ISOS) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-3-isos 2/23
B. TUJUAN
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui gambaran secara nyata dan lebih mendalam tentang
pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan masalah utama menarik
diri.
2. Untuk mengetahui adanya pemahaman-pemahaman baru yang ditemukanselama pemberian asuhan keperawatan terkait dengan kasus klien yang
dikelola.
5/13/2018 bab 1-3 (ISOS) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-3-isos 3/23
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang laindisekitarnya. Klien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak
mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
Isolasi social merupakan upaya menghindari komunikasi dengan orang
lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai
kesempatan untuk berbagai rasa, pikiran dan kegagalan. Klien mengalamki
kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang lain yang
dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup
berbagai pengalaman(Iyus Yosep,2009).
Isolasi social adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi
akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku
maladaptive dan menggaunggu fungsi seseorang dalam hubungan social(Depkes RI, 2000).
Menurut Stuart Sundeen rentang respons klien di tinjau dari
interaksinya dengan lingkungan sosial merupakan suatu kontinum yang
terbentang antara respons adaptif dengan maladaptive:
Respon adaptif Respon maladaptive
Menyendiri
Otonomi
Bekerjasama
Interde endent
Merasa
sendiri
Dependensi
uri a
Menarik diri
Ketergantungan
Manipulasi
Curi a
5/13/2018 bab 1-3 (ISOS) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-3-isos 4/23
kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu dengan seksama,
karena apabila tugas perkembangan tidak terpenuhi akan menghambat
perkembangan selanjutnya, kurang stimulasi kasih sayang, perhatian dan
kehangatan dari ibu (pengasuh) pada bayi akan memberi rasa tidak aman
yang dapat menghambat terbentuknya rasa percaya.
2.
Faktor biologiGenetic adalah salah satu faktor gangguan jiwa.Faktor genetic
dapat menunjang terhadap respon social maladaptive ada bukti terdahulu
tentang terlibatnya neurotransmitter dalam perkembangan ganguan ini
namun tetap masih diperlukan penlitian lebih lanjut.
3. Faktor sosial budaya
Faktor sosial budaya dapat menjadi faktor pendukung terjadinya
gangguan dalam membina hubungan dangan orang lain,misalnya anggota
keluarga,yang tidak produktif, diasingkan dari orang lain.
4. Faktor komunikasi dalam keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga dapat mengantarkan seseorang
kedalam gangguan berhubungan bilakeluarga hanya mengkomunikasikanhal-hal yang negative akan mendorong anak mengembangkan harga diri
rendah.
b. Stressor presipitasi
Stressor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang
penuh stress sperti kehilangan yang mempengaruhi kemampuan individu
untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan ansietas.
1. stressor sosial kultural
stress dapat di timbulkan oleh menurunya stabilitas unit keluarga
dan berpisah dengan orang yang berarti dalam khidupanya,misalnya
5/13/2018 bab 1-3 (ISOS) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-3-isos 5/23
dengan orang terdekat atau kegagalan orang tua memenuhi kebutuhan
untuk ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tinggi.
3. Manifestasi Klinik
Gejala subjektif:
a.
Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain. b. Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain.
c. Respon verbal kurang dan sangat singkat.
d. Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain.
e. Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu.
f. Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan.
g. Klien mersa tidak berguna.
h. Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup.
i. Klien merasa di tolak.
Gejala Objektif:
a. Klien banyak diam dan tidak mau bicara.
b.
Tidak mengikuti kegiatan.c. Banyak berdiam diri dikamar.
d. Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang terdekat.
e. Klien tampak sedih,ekspresi datar dan dangkal.
f. Kontak mata kurang.
g. Apatis(acuh terhadap lingkungan)
h. Tidak merawat diri dan tidak memperhtikan kebersihan diri.
i. Mengisolasi diri.
j. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya.
5/13/2018 bab 1-3 (ISOS) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-3-isos 6/23
tanpa stimulus/rangsangan eksternal. Gejala klinisnya, berbicara, tertawa dan
senyum sendiri,menarik diri dan menghindar dari orang lain,tidak dapat
membedakan nyata dan tidak nyata,mudah tersinggung,merusak( diri sendiri,
orang lain dan lingkungan di sekitarnya),tidak dapat memusatkan perhatian
(Budi Anna Keliat,1999).
5. Penatalaksanaan
Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan
yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Mekanisme
koping yang sering digunakan pada menarik diri adalah proyeksi dan represi.
a. Proyeksi adalah keinginan yang tidak dapat ditoleransi ,mencurahkan emosi
kepada oranglain karena kesalahan yang dilakukan sendiri.
b. Regresi adalah menghindari setres,kecemasan dengan menampilkan
perilaku kembali seperti pada perkembangan anak.
c. Represi adalah menekan perasaan atau pengalaman yang menyakitkan atau
komflik atau ingatan dari kesadaran yang cenderung memperkuat
mekanisme ego lainnya.
6. Pohon Masalah
PK efek
Halusinasi efek
Isolasi sosial CP
HDR causa
5/13/2018 bab 1-3 (ISOS) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-3-isos 7/23
7. Asuhan Keperawatan
a. Masalah keperawatan yang mungkin muncul dan data yang perlu dikaji
Masalah keperawatan yang mungkin muncul
1. Resiko perubahan persepsi halusinasi
2. Isolasi sosial : menarik diri
3.
Gangguan konsepdiri: hargadiri rendah Data yang perlu dikaji
1. Resiko perubahan persepsi ± sensori: halusinasi
a) Data subjektif:
y Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak
berhubungan dengan stimulus nyata.
y Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus
yang nyata.
y Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus.
y Klien merasa makan sesuatu.
y Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya.
y Klien takut pada suara / bunyi / gambar yang dilihat dan
didengar.
y Klien ingin memukul/ melempar barang-barang.
b) Data Obyektif
y Klien berbicara dan tertawa sendiri.
y Klien bersikap seperti mendengar/ melihat sesuatu.
y Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu.
y Disorientasi.
2 Isolasi Sosial : menarik diri
5/13/2018 bab 1-3 (ISOS) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-3-isos 8/23
b) Data Obyektif
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh
memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ ingin
mengakhiri hidup.
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
a)
Data Subyektif Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan
malu terhadap diri sendiri.
b) Data Obyektif
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ ingin mengakhiri
hidup.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko ganguan sensori persepsi : halusinasi.
2.
Isolasi sosial.3. Ganguan konsep diri : harga diri rendah.
5/13/2018 bab 1-3 (ISOS) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-3-isos 9/23
9
A. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN INTERVENSI RASIONAL
TUJUAN KRITERIA EVALUASI
Resiko perubahan
persepsi sensori :
halusinasi B/D
isolasi social :menarik diri
TUM :
Klien dapat
berinteraksi
dengan oranglain sehingga
tidak terjadi
halusinasi
TUK 1:
Setelah 2 kali pertemuan
Klien dapatmembina
hubungan saling percaya
Ekspresi wajah bersahabat,
menunjukkan rasa senang, ada
kontak mata, mau berjabat
tangan, menyebut nama,menjawab salam dan duduk
berdampingan dengan perawat,
klien mengungkapkan
perasannya
Bina hubungan saling percaya :
b. Sapa klien dengan ramah baik verbal
maupun non verbal
c. Perkenalkan dirid. Tanyakan nama dan nama panggilan
e. Jelaskan tujuan interaksi
f. Tunjukka sikap empati dan menerima
klien apa adanya
g. Beri perhatian dan penghargaan pada
klien
Hubungan saling
percaya merupakan
dasar untuk kelancaran
hubungan interaksiselanjutnya
TUK 2:Setelah 2 kali
pertemuanKlien dapat
menyebutkan
penyebabmenarik diri
Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang
berasal dari :- diri sendiri
- orang lain
- lingkungan
2.1Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik
2.2Beri kesempatan klienmengungkapkan perasaannya
penyebab menarik diri
2.3Berikan pujian atas kemampuan klienmengungkapkan perasaannya
perasaannya- Mengkaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri- Mengkaji penyebab menarik diri pada klien
- Memberikan pujian atas keberhasilannya mengungkapkan
perasaannya
mengungkapkan perasaannya,klien tampak tidak terpaksamengungkapkan perasaannya
A:Klien dapat menyebutkan
penyebab menarik diri
P : (P) Ulangi TUK 2, kaji lebih
lanjut penyebab menarik diri
(K) Menyarankan untuk mencoba
mengingat semua penyebab klienmenyendiri
18/2/2012
11.30
Diagnosa Perawatan
1
Mengulang TUK 2 :
Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri :
- Menyapa dan mengucapkan salam
- Memberikan kesempatan klien untuk mengungkapkan
perasaannya
-
Mengkaji penyebab menarik diri pada klien- Memberikan pujian atas keberhasilannya mengungkapkan perasaannya
S:klien mengatakan malu dengan
teman-temannya, karena hanya
lulusan Sekolah Dasar dan tidak
mempunyai pekerjaan
O:Klien tampak sedih
A:Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diriP:(P) lanjutkan TUK 3
(K) Menyarankan klien untuk mengatakan apa yang dirasakan
selama menyendiri kepada perawat.
20/2/2012
08.30
Diagnosa Perawatan
1
TUK 3 :
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan denganorang lain dan kerugian menarik diri. Mengkaji pengetahuanklien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
- Mengkaji pengetahuan klien tentang manfaat berhubungandengan orang lain
- Memberikan kesempatan klien mengungkapkan
S:klien mengatakan senang bila ada
yang mengajak mengobrol, tetapiklien merasa tidak mampu