PT. Karya Utama Citramandiri Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 1 B.2. URAIAN PENDEKATAN & METODOLOGI SERTA PROGRAM KERJA UMUM 1. Pemahaman Terhadap Latarbelakang, tujuan dan lingkup kerja - Pemahaman terhadap Latarbelakang Direktorat Jenderal Bina Marga Cq Satuan Kerja SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Propinsi Sumatera Utara, bermaksud untuk melaksanakan pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Sep. 44.20 Km dan Teknik Jembatan Sep. 245.45 M (Paket – 11) di Propinsi Sumatera Utara yang akan dilaksanakan oleh Penyedia pekerjaan konstruksi. Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana mutu, biaya, volume dan waktu yang telah ditetapkan di dalam kontrak jasa konstruksi, maka diperlukan adanya suatu team yang akan bertugas sebagai pengawas yang berperan membantu Satuan Kerja SNVT Wilayah I/II didalam melaksanakan pengawasan teknis pada lokasi kegiatan yang sedang berlangsung. Team pengawas dimaksud, adalah Penyedia jasa konsultansi pekerjaan pengawasan teknis/supervisi. - Pemahaman terhadap Maksud, Tujuan dan Sasaran Kegiatan Maksud pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Sep. 44.20 Km dan Teknik Jembatan Sep. 245.45 M (Paket – 11) di Propinsi Sumatera Utara ini, adalah untuk Membantu Satuan Kerja (Satker) SNVT Wilayah I/II didalam melakukan pengawasan teknis terhadap kegiatan pekerjaan konstruksi di lapangan yang dilaksanakan oleh Penyedia pekerjaan konstruksi, berhubung adanya keterbatasan tenaga Satuan Kerja yang bersangkutan, baik dari segi jumlah maupun dari segi kualifikasinya. Meminimalkan kendala-kendala teknis yang sering dihadapi oleh Penyedia pekerjaan konstruksi di lapangan dalam menerapkan desain yang memenuhi persyaratan spesifikasinya. Memberi kepastian dan jaminan kepada Pengguna Jasa bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia pekerjaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 1
B.2. URAIAN PENDEKATAN & METODOLOGI SERTA PROGRAM KERJA
UMUM
1. Pemahaman Terhadap Latarbelakang, tujuan dan lingkup kerja
- Pemahaman terhadap Latarbelakang
Direktorat Jenderal Bina Marga Cq Satuan Kerja SNVT Perencanaan dan
Pengawasan Jalan Nasional Propinsi Sumatera Utara, bermaksud untuk
melaksanakan pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Sep. 44.20 Km dan
Teknik Jembatan Sep. 245.45 M (Paket – 11) di Propinsi Sumatera Utara
yang akan dilaksanakan oleh Penyedia pekerjaan konstruksi.
Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana
mutu, biaya, volume dan waktu yang telah ditetapkan di dalam kontrak jasa
konstruksi, maka diperlukan adanya suatu team yang akan bertugas sebagai
pengawas yang berperan membantu Satuan Kerja SNVT Wilayah I/II didalam
melaksanakan pengawasan teknis pada lokasi kegiatan yang sedang
berlangsung. Team pengawas dimaksud, adalah Penyedia jasa konsultansi
pekerjaan pengawasan teknis/supervisi.
- Pemahaman terhadap Maksud, Tujuan dan Sasaran Kegiatan
Maksud pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Sep. 44.20 Km dan Teknik
Jembatan Sep. 245.45 M (Paket – 11) di Propinsi Sumatera Utara ini, adalah
untuk Membantu Satuan Kerja (Satker) SNVT Wilayah I/II didalam melakukan
pengawasan teknis terhadap kegiatan pekerjaan konstruksi di lapangan yang
dilaksanakan oleh Penyedia pekerjaan konstruksi, berhubung adanya
keterbatasan tenaga Satuan Kerja yang bersangkutan, baik dari segi jumlah
maupun dari segi kualifikasinya. Meminimalkan kendala-kendala teknis yang
sering dihadapi oleh Penyedia pekerjaan konstruksi di lapangan dalam
menerapkan desain yang memenuhi persyaratan spesifikasinya. Memberi
kepastian dan jaminan kepada Pengguna Jasa bahwa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia pekerjaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 2
dan persyaratan teknis yang tercantum dalam dokumen kontrak. Membantu
menyelesaikan revisi desain, bilamana terdapat perbedaan antara desain
yang ada dengan kondisi dilapangan.
Tujuan pekerjaan pengawasan teknis jembatan adalah mengawasai
pekerjaan jembatan agar berjalan efisien dan efektif serta sesuai dengan
desain dan spesifikasi yang digunakan sebagai dasar pengendalian
pelaksanaan pekerjaan dilapangan untuk mendapatkan hasil pekerjaan
konstruksi yang memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam spesifikasi
(tepat mutu), dan dilaksanakan secara tepat biaya serta tepat waktu.
Sasaran pekerjaan pengawasan teknis jalan ini, adalah tercapainya hasil
pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Sep. 44.20 Km dan Teknik Jembatan
Sep. 245.45 M (Paket – 11) tersebut di atas sesuai dengan isi dokumen
kontrak, sehingga kinerja jalan yang ditangani diharapkan dapat memberikan
layanannya sampai akhir umur rencana.
- Pemahaman terhadap Lingkup Kegiatan
Pada hakekatnya Lingkup Kegiatan dan kewajiban konsultan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini adalah meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
Persiapan :
1) Menyusun Rencana Mutu Kontrak (RMK) Pengawasan sesuai dokumen
kontrak pekerjaan konstruksi.
2) Mempelajari hal-hal yang terkait dokumen kontrak pekerjaan
konstruksi, termasuk pengendalian manajemen dan keselamatan
lalulintas serta SMK3K, dan Dokumen Lingkungan.
3) Membantu PPK dalam pelaksanaan PCM dan mutual check
4) Mencatat seluruh kesepakatan dalam PreConstruction Meeting dan
dituangkan dalam Berita Acara tersendiri sebagai Dokumen
Kegiatan.
5) Mempersiapkan formulir-formulir isian, antara lain:
(a). Laporan Harian
(b). Laporan Mingguan
(c). Laporan Bulanan / Monthly Progress Report
(d). Laporan Teknis (jika diperlukan).
(e). Pengecekan kesesuaian desain di lapangan.
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 3
(f). Persiapan Gambar Kerja untuk: Pemeliharaan Rutin,
Pemeliharaan Berkala, Betterment
(g). Perhitungan Volume / Back-up Data serta Monthly Certificate.
(h). Quality Control / kontrol kualitas selama periode pelaksanaan.
dilakukan oleh grup yang terpisah dan masing-masing grup bertanggung
jawab terhadap disiplin pekerjaannya masing-masing.
Akan lebih baik cetakan grider dibuat dari plat baja yang telah disiapkan
sebelum pekerjaan pembesia dilaksanakan (lebih baik dalam segi
kecepatan pemasangan, penampakan/expose grider jadi, efisiensi
pemakaian cetakan untuk produksi yang banyak.
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 32
Curing menggunakan cara steam (diuap), Girder segmental yang telah
jadi, dimasukan kedalam kotak penguapan, ditutup dan disemprotkan
uap panas dengan suhu ± 700 C, selama 6 – 8 jam, kemudian diangkat
untuk di stok, digabung, diprestress dan digrouting.
Cetakan/formwork untuk footing, kolom/pier, kepala jembatan, dibuat
dari plat baja/besi.
Mempersiapkan lahan yang cukup dilokasi jembatan untuk keperluan
maneuver crane pada waktu pelaksanaan erection.
Mempersiapkan jalan akses koleksi pekerjaan jembatan sedini mungkin,
untuk jalan masuk alat-alat berat.
2. Pekerjaan Badan Jalan - Pekerjaan Timbunan dan Galian
Menambah alat dan tenaga, untuk pelaksanaan dilapangan (alat berat
dan alat laboratorium serta tenaga lapangan dan laboratorium).
Pekerjaan dilaksanakan dengan dua shift, untuk pekerjaan siang dan
pekerjaan malam hari.
Untuk pelaksanaan pekerjaan di malam hari, dilengkapi dengan alat
penerangan/lampu (genset, jumlah dan kekuatan lampu) yang cukup
dan memadai.
Penghamparan dan pemadatan dilaksanakan untuk beberapa jalur
sekaligus.
- Pekerjaan Rigid Pavement
Pelaksanaan penghamparan dan pemadatan beton, dilaksanakan
dengan memakai alat mesin penghampar Weirgent (tidak
memerlukan formwork, dengan slump beton yang cukup rendah
mendekati nol), dikerjakan dengan dua shift.
Penghamparan beton dilaksanakan untuk beberapa jalur sekaligus.
- Pekerjaan Concrete Barrier
Pekerjaan dilaksanakan dengan memakai mesin cetak berjalan
(Weirgent), tidak dengan cara manual, dan menggunakan beton
slump rendah.
Concrete Barrier dibuat dengan cara prescast/pracetak (dibuat di
casting yard).
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 33
3. Pekerjaan Drainase Pembuatan gorong-gorong, saluran samping, box culvert (sampai dengan
ukuran penampang 2 m x 2 m) dilakukan dengan cara pracetak di casting
yard. Untuk box culvert yang cukup tinggi, pengecoran menggunakan
mesin pompa beton (concrete pump).
Persiapan lahan yang cukup matang (dimensi saluran, galian struktur,
elevasi dasar saluran, panjang lahan pekerjaan).
Pelaksanaan pekerjaan, baik pematangan lahan (galian dan lain-lain)
maupun pemasangan drainase pracetak harus dilakukan secara
simultan/berbarengan dibeberapa tempat/lokasi.
E. PROSEDUR PENGAWASAN
3. Pemeriksaan Gambar-Gambar Kerja Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, kontraktor harus mengadakan
pengukuran ulang. Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengecek apakah
elevasi-elevasi yang ada dalam gambar desain masih sesuai dengan kondisi
lapangan yang ada.
Selanjutnya hasil pengukuran tersebut diadakan evaluasi, apabila elevasi-
elevasi kondisi eksisting masih dapat menyiapkan gambar kerja untuk
diperiksa oleh konsultan. Tetapi kalau hasil pengukuran tersebut
menunjukan adanya perbedaan yang sangat jauh maka perlu diadakan
review terhadap gambar desain.
Perubahan gambar desain yang dibuat oleh kontraktor selanjutnya
diserahkan ke konsultan untuk diperiksa dan disetujui oleh Pemberi Tugas.
Gambar-gambar kerja yang sudah mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas
selanjutnya oleh kontraktor dapat digunakan sebagai dasar untuk
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
4. Pemeriksaan Metoda Kerja Kontraktor Pada saat kontraktor akan memulai pekerjan di lapangan maka sebelumnya
harus mengajukan request pekerjaan yang dilampiri dengan gambar kerja
(shop drawing) dan metode kerja untuk diperiksa oleh konsultan.
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 34
Dari hasil pemeriksaan apabila konsultan menyatakan setuju, maka akan
direkomendasikan ke Pemberi Tugas untuk mendapat persetujuan. Tetapi
kalau tidak, maka metode kerja tersebut harus direvisi kembali oleh
kontraktor.
Dari metode kerja yang sudah mendapat persetujuan oleh Pemberi Tugas
selanjutnya oleh kontraktor dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan
pekerjaan.
5. Pemeriksaan Mutu Bahan Semua material yang akan digunakan harus diambil contohnya untuk
dilakukan pemeriksaan di laboratorium, material-material tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Material tanah untuk keperluan timbunan.
b. Material agregat kasar (split) dan agregat halus (pasir) untuk keperluan
pekerjaan lapis pondasi agregat.
c. Material agregat kasar (split), agregat halus (pasir), semen, cement
additive, air, besi beton, untuk keperluan pembuatan konstruksi beton.
d. Material join seanlant, marka jalan, besi tie bar, dowel untuk keperluan
pembuatan konstruksi perkerasan kaku.
e. Material kabel prestress (PC Strand), Bearing Pad, Thorma Joint untuk
konstruksi jembatan.
f. Material agregat kasar, agregat halus, aspal cair, untuk bahan campuran
aspal panas.
g. Material agregat halus, semen untuk bahan mortar untuk pekerjaan
drainase.
h. Material lain-lain seperti : guard rail, kayu, batu belah, bata merah,
paving block, baja siku.
Semua hasil pemeriksaan laboratorium harus memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam spesifikasi.
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 35
4. Pemeriksaan Persiapan Pekerjaan Pada saat kontraktor akan melaksanakan pekerjaan di lapangan dengan
dasar gambar kerja dan metode kerja yang sudah disetujui oleh Pemberi
Tugas, persiapan pekerjaan di lapangan yang telah dilakukan oleh kontraktor
juga harus mendapat pemeriksaan oleh konsultan yang ditandai dengan
pengajuan request kerja oleh kontraktor.
Pemeriksaan persiapan pekerjaan meliputi :
i. Jumlah dan jenis peralatan yang akan digunakan.
ii. Jumlah tenaga kerja yang ada.
iii. Jumlah material yang akan digunakan.
iv. Hasil pengetesan terhadap bahan yang akan digunakan.
v. Sarana pendukung lainnya bila ada.
Apabila persiapan pelaksanaan pekerjaan telah dinyatakan setuju oleh
konsultan, maka selanjutnya pelaksanaan pekerjaan dapat dimulai oleh
kontraktor.
5. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Ada beberapa metoda dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan, antara
lain sebagai berikut :
a. Metoda Pekerjaan Tanah
b. Metoda Pekerjaan Base
c. Metoda Pekerjaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
d. Metoda Pekerjaan Aspal / Flexible Pavement
e. Metoda Pekerjaan CMRFB (Cold Mix Recycling Foam Bitument)
f. Metoda Pekerjaan Drainase
g. Metoda Pekerjaan Median Concrete Barrier
h. Metoda Pekerjaan Struktur
i. Metoda Pekerjan Konstruksi Beton
j. Metoda Pekerjaan lain-lain (marka, pagar, rambu dan lain-lain)
i. Metoda Pekerjaan Tanah (Galian dan Timbunan) Tanah hasil galian yang memenuhi syarat akan dipakai sebagai
bahan/material timbunan yang lokasinya berbatsan/berdekatan dengan
daerah galian, untuk memperpendek jarak pengangkutan material
(menghemat waktu dan biaya). Pekerjaan dilaksanakan dengan
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 36
menggunakan alat berat, antara lain : Backhoe, Bulldozer, Motor Grader,
Tangki Air, Alat pemadat seperti Sheep’s Foot Roller dan Vibra Roller.
Apabila volume seluruh galian tersebut minus, maka akan dicarikan
kekurangannya dari borrow area yang lokasinya diusahakan tidak terlalu
jauh dari lokasi pekerjaan timbunan.
Tanah galian yang harus dibuang diusahakan dapat ditempatkan pada
koridor proyek yang dikemudian hari tidak menyulitkan rencana
pengembangan jalan serta tidak merusak lingkungan.
ii. Metoda Pekerjaan Base Pekerjaan Base (lapis pondasi agregat) dilaksanakan secara manual atau
dengan menggunakan alat/mesin penebar (paver) diatas lapisan
subgrade yang telah selesai dikerjakan dan telah memenuhi semua
persyaratan dalam spesifikasi serta sesuai dengan gambar kerja. Lapis
pondasi agregat dipadatkan dengan alat pemadat Smooth Drum Roller,
alat lain yang harus disediakan adalah Motor Grader dan Tangki Air.
iii. Metoda Pekerjaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) Pekerjaan perkerasan kaku di lapangan dilaksanakan dengan
menggunakan mesin penghampar yang dilengkapi dengan alat pengaduk,
alat perata, alat penggetar dan alat pembuat alur (grooving). Campuran
beton dituangkan dari truck mixer dengan posisi truck mixer berada
diluar/disamping area pengecoran, atau diatas wet lean concrete yang
sudah cukup umur, untuk mengeleminir atau memperkecil kerusakan wet
lean concrete.
Campuran beton diuat/disiapkan di Batching Plant dengan menggunakan
mesin pencampur beton yang dilengkapi dengan Control Panel untuk
mengatur perbandingan proporsi campuran sesuai dengan design mix
yang telah disetujui untuk masing-masing mutu beton, kemudian
diangkut dengan truck mixer ke lokasi pengecoran.
iv. Metoda Pekerjaan Aspal/Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
Pekerjaan perkerasan lentur dilaksanakan dengan menggunakan mesin
penghampar (Asphalt Paver), kemudian digilas dengan alat pemadat
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 37
yaitu Smooth Drum Roller sebagai penggilasan awal (first rolling), disusul
dengan Pneumatic Tyred Roller sebagai penggilasan kedua (second
rolling/intermediate rolling) dan terakhir digilas kembali dengan Smooth
Drum Roller sebagai penggilasan akhir (finish rolling).
Campuran aspal panas dibuat/disiapkan di AMP (Asphalt Mixing Plant)
dengan mesin pencampur yang dilengkapi dengan control panel untuk
mengatur perbandingan proporsi campuran sesuai dengan design mix
yang telah disetujui untuk masing-masing tipe.
v. Metoda Pekerjaan Daur Ulang Beraspal Dingin dengan Pondasi
Foam Bitument (Cold Mix Recycling Foam Bitument)
Foam bitument atau sering juga disebut foam asphalt atau
expanded asphalt adalah campuran antara udara, air dan aspal.
Foam bitument dihasilkan dengan cara menginjeksikan air ke aspal
panas di dalam foaming chamber. Pada saat kontak antara partikel
air dan aspal panas, akan terjadi transfer energi panas dari aspal
ke air yang menimbulkan suhu air meningkat dan mencapai titik
didih serta kemudian berupah fasenya dari cair ke uap. Uap air
tersebut selanjutnya akan terperangkap dalam gelembung aspal
yang berselaput tipis dan menimbulkan pembusaan yang
menyebabkan perubahan pada volume aspal. Akibat pembusaan
ini, volume aspal akan akan bertambah sampai mencapai batas
maksimum tertentu. Setelah batas ini tercapai busa yang tadinya
ada akan mulai menghilang (collapse) yang diikuti dengan
penurunan volume. Oleh karenanya foam bitument
dikarakteristikkan dengan dua sifat, yaitu rasio ekspansi dan umur
paruh. Rasio Ekspansi adalah ukuran yang menggambarkan
viskositas fosm bitument. Besar kecilnya nilai rasio ekspansi akan
menentukan seberapa baik foam bitument akan terdispersi
didalam campuran beraspal. Rasio ekspansi dihitung berdasarkan
perbandingan volume maksimum yang terjadi pada saat
pembusaan terhadap volume aspal awal. Di jalur pantura rasio
ekspansinya berkisar antara 12 – 15 kali. Sedangkan umur paruh
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 38
adalah ukuran yang mengindikasikan tingkat kestabilan busa yang
terjadi. Nilai umur paruh dinyatakan dalam satuan detik dan
dihitung sebagai lamanya waktu yang dibutuhkan oleh foam
bitument untuk menurunkan volumenya yang dihitung sejak
volume maksimum tercapai hingga volumenya mencapai setengah
dari volume maksimum tersebut.
Gambar (6) Ilustrasi Foam Bitumen
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 39
Gambar (7) Proses Pencampuran Semen dan Foam Bitumen in Place Berikut ini urutan pekerjaan CMFRB :
Material RAP, Aggregat kasar dan aggregate halus diangkat ke lokasi
pekerjaan dari stok pile dengan menggunakan Escavator dan Dump Truk.
Material tersebut dihampar dengan Motor Grader sesuai ketebalan yang
dibutuhkan dan dipadatkan dengan Smooth Vibratory Roller kapasitas 20
– 50 ton. Semen diangkut ke lokasi dengan cement Truck, kemudian
dihampar dengan Cement Spreader. Cold Recycling Machine yang sudah
dilengkapi dengan Tangki Bitument dan Tangki Air kemudian mulai
mencampur. Pemadatan dengan Smooth Vibratory Roller kapasitas 20 –
50 ton. Pembentukan permukaan dengan Motor Grader. Yang terakhir
Pemadatan Akhir dengan Pneumatic Tyre Roller.
vi. Metoda Pekerjaan Drainase
Untuk saluran terbuka (saluran samping) dikerjakan secara manual.
Adukan mortar dibuat dengan menggunakan portable mixer. Campuran
adukan dinuat sesuai dengan proporsi hasil percobaan campuran yang
telah disetujui.
Untuk drainase bentuk gorong-gorong beton bertulang, digunakan
gorong-gorong jadi/siap pakai yang dipabrikasi ditempat pembuatan
yang telah ditinjau dan telah disetujui.
Untuk drainase bentuk kotak (box culvert), dikerjakan dengan
menggunakan campuran beton yang dibuat di batching plant, diangkut
dengan truck mixer ke lokasi pengecoran talang untuk mempertahankan
tinggi jatuh penumpahan campuran beton agar campuran tidak
mengalami segregasi.
vii. Metoda Pekerjaan Median Concrete Barrier Pekerjaan concrete barrier dilaksanakan dengan cara konvensional, yaitu
dicor ditempat dengan menggunakan formwork plat besi atau multiplex,
atau dengan menggunakan mesin pencetak weirgent yang dilengkapi
dengan mesin/alat penggetar terpasang (mounted vibrator).
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 40
Bahan beton diproduksi di batching plant yang telah ditinjau dan
disetujui dan campuran beton dibuat secara maksimal dengan mesin
pencampur. Campuran beton diangku dengan truck mixer kelokasi
pengecoran dan dituangkan langsung dari truck mixer.
viii. Metoda Pekerjaan Struktur Pondasi menggunakan tiang pancang beton prestressed, dibuat secara
fabrikasi.
ix. Metoda Pekerjaan Konstruksi Beton (umum) Pekerjaan konstruksi beton dilaksanakan secara manual (pengecoran
dilakukan dituangkan langsung dari truck mixer atau melalui alat Bantu
talang/untuk konstruksi yang rendah). Untuk konstruksi yang agak tinggi
yang tidak terjangkau oleh alat penuang truck mixer atau talang,
digunakan concrete pump.
1. Program Kerja Pengawasan Pekerjaan Galian dan Timbunan :
- Memeriksa gambar kerja sebagai acuan pelaksanaan.
- Mengambil contoh tanah dari bahan timbunan, baik yang diambil
dari tanah galian ataupun yang diambil dari borrow area, guna
keperluan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui jenis dan
karakteristik bahan.
- Mengevaluasi data-data hasil pemeriksaan laboratorium, untuk
menentukan apakah material tersebut layak untuk digunakan
sebagai bahan timbunan, sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam spesifikasi.
- Memberikan rekomendasi terhadap hasil evaluasi pemeriksaan
laboratorium.
- Melaksanakan percobaan pemadatan untuk pekerjaan timbunan di
lapangan dengan ketebalan penghamparan gembur dan jumlah
lintasan masing-masing alat berat yang bervariasi, dengan jumlah
lapis tertentu.
- Melaksanakan pengujian kepadatan lapangan (Field Density Test)
untuk setiap lapis tanah yang telah selesai dikerjakan, dengan
menggunakan metoda Sand Cone (Sand Cone Method), atau alat
Nuclear Density (Troxler) yang telah dikorelasikan terhadap
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 41
metoda Sand Cone yang menghasilkan persamaan regressi, untuk
mendapat nilai kepadatan metoda Sand Cone.
- Mengevaluasi data hasil percobaan pemadatan untuk
mendapatkanketebalan gembur dan jumlah lintasan dari tiap alat
pemadat yang dipakai, yang paling efisien guna mendapatkan
ketebalan yang sesuai dengan gambar rencana/gambar kerja dan
nilai kepadatan lapangan minimum seperti yang disyaratkan dalam
spesifikasi terpenuhi.
- Memberikan rekomendasi terhadap hasil ecaluasi percobaan
pemadatan.
- Mengawasi pekerjaan timbunan agar pelaksanaannya sesuai/tidak
menyimpang dari hasil evaluasi percobaan pemadatan, baik
ketebalan penghamparan gemburnya, jumlah lintasan masing-
masing alat pemadat yang digunakan maupun kadar air bahan pada
waktu pemadatan.
- Memeriksa bahan timbunan yang akan dipakai, harus bersih dari
material yang tidak berguna (deleterious materials), sampah
(garbage), akar-akaran (roots).
- Selalu mengontrol kadar air tanah dari bahan timbunan sesaat
sebelum pekerjaan pemadatan dimulai, agar sicapai kepadatan
yang maksimum. Kadar air bahan timbunan pada saat pelaksnaaan
pemadatan adalah sam dengan kadar air optmum bahan hasil
percobaan pemadatan (compaction test) yang dilakukan di
laboratorium, dengan batasan toleransi ± 2 %.
- Pelaksanaan pengujian kepadatan lapangan untuk setiap lapisan
yang telah selesai dipadatkan.
- Pemeliharaan setiap lapis tanah yang telah selesai dikerjakan
dengan menutupnya dengan terpal sebelum lapisan/pekerjaan
berikutnya dilaksanakan. Untuk menjaga kestabilan kadar air
tanah akibat air hujan dan panas terik sinar matahari langsung.
- Mengambil contoh tanah secara berkala untuk setiap volume
pemakaian tertentu untuk pemeriksaan laboratorium.
- Mengevaluasi arahan-arahan, saran-saran dan jalan keluar atas
permasalahan yang terjasi di lapangan yang diperlukan selama
pelaksanaan pekerjaan.
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 42
Prosedur pelaksanaan pekerjaan tanah seperti pada Bagan Alir Pekerjaan
Tanah Gambar (8) berikut ini :
Gambar (8) Pengendalian Mutu Tanah Timbunan
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 43
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan tanah adalah : 1. Unti kondisi tanah dasar yang buruk sejenis Miocene Clay (pelapukan
lempung), harus diganti dengan material yang lebih baik.
2. Untuk jenis tanah lembek biasa, tanah dasar sampai dengan
kedalaman tertentu, tidak perlu diganti, tapi bias diperbaiki dengan
mencampur tanah tersebut dengan semen denga perbandingan
tertentu, tergantung kepada jenis tanah yang ada melalui percobaan
pencampuran dan pengujian contoh campuran, atau dengan
dicerucuk dolken berdiameter 10 cm – 15 cm dengan jarak 50 cm
(pusat ke pusat).
3. Kalau pekerjaan timbunan dilakukan pada musim hujan, dimana
pekerjaan perbaikan tanah sulit dilaksanakan, sedangkan waktu
pelaksanaan terbatas, konstruksi perkerasan kaku bias diganti dengan
konstruksi Piled Slab (disarankan).
4. Untuk menanggulangi air tanah yang tinggi (pada daerah galian),
yang bisa mempengaruhi lapis permukaan badan jalan dibawah
konstruksi perkerasan kaku, apabila elevasi dasar saluran samping
terbatas, dibawah dasar saluran samping dapat dibuatkan sub
drainase pada kedalaman tertentu, untuk menurunkan permukaan air
tanah.
5. Kalau ada aliran air dibawah permukaan subgrade, bisa dibuatkan sub
drainase dibawah permukaan sub grade untuk
membuang/mengalirkan air tersebut ke pembuangan
samping/dataran rendah disekitar lokasi, dengan catatan aman
terhadap dampak lingkungan.
6. Pada daerah galian yang cukup dalam, kemiringan lereng galian harus
dievaluasi kembali. Kalau tidak memenuhi persyaratan stabilitas
lereng, kemiringan lereng galian harus diperbaiki dengan
membuatnya lebih landai, atau kalau ROW tidak cukup, harus
dibuatkan slope protection.
7. Apabila ada mata air yang keluar dari samping (lereng galian), harus
dibuatkan tali air dari pasangan batu, untuk mengalirkan air ke
saluran samping (side ditch). Apabila tempat keluarnya air agak
lebar, dibawah sumber mata air harus dibuatkan semacam slope
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 44
protection, minimal sepanjang/selebar tempat keluarnya air, air
dibuang ke saluran samping, agar lereng galian terhindar dari gerusan
air.
8. Untuk memelihara hasil pekerjaan pemadatan yang telah baik dan
untuk mempertahankan kestabilan kadar air lapisan permukaan,
setiap lapisan yang telah selesai dikerjakan dan kepadatannya telah
memenuhi syarat, lapisan yang telah selesai dipadatkan harus ditutup
dengan terpal, sampai pekerjaan lapisan berikutnya dikerjakan.
9. Untuk perlintasan alat berat, dump truck pengangkut material, harus
melalui jalan kerja tersendiri diluar/disamping badan jalan, agar
tidak merusak lapisan tanah timbunan/sub grade yang telah selesai
dipadatkan.
b.1. Program Kerja Pengawasan Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat : 1. Memeriksa gambar kerja sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
2. Mengambil contoh material yang akan digunakan sebagai bahan lapis
pondasi agregat untuk keperluan pemeriksaan laboratorium.
4. Memberikan rekomendasi terhadap hasil design mix yang diajukan.
5. Memeriksa kesiapan lahan yang akan dihampar (sub grade), baik
dalam segi kerataan maupun kemiringan permukaannya.
6. Pekerjaan dilaksanakan secara manual, dibantu dengan alat Motor
Grader untuk pembentukan kemiringan dan perataan permukaan lapis
pondasi agregat dan tangki air untuk membantu mengatur kadar air
pada waktu pelaksanaan pemadatan.
7. Pemeriksaan pemadatan lapangan untuk setiap lapis pondasi agregat
yang telah selesai dikerjakan.
8. Perawatan/pemeliharaan lapis permukaan dengan cara ditutup
terpal, agar terhindar dari kerusakan akibat air hujan, sebelum
pekerjaan diatasnya dilaksanakan.
9. Mengevaluasi data-data hasil pemeriksaan laboratorium secara
berkala.
10. Memberikan araha-arahan dan jalan keluar atas permasalahan yang
terjadi di lapangan yang dierlukan; selama pelaksanaan pekerjaan.
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 45
Prosedur pengendalian mutu untuk pekerjaan agregat adalah seperti
pada Gambar (9) berikut ini :
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 46
Gambar (9) Pengendalian Mutu Lapis Pondasi Agregat
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 47
c.1. Program Kerja Pengawasan Pekerjaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) : - Memeriksa gambar kerja sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan.
- Mengambil contoh agregat kasar dan halus, untuk pemeriksaan awal di
laboratorium.
- Mengevaluasi data-data hasil pemeriksanaan laboratorium.
- Memberikan rekomendasi atas hasil pemeriksaan laboratorium.
- Mengawasi dan memberi arahan dalam pembuatan design mix.
- Mengevaluasi design mix campuran beton yang diajukan oleh
kontraktor.
- Mengawasi serta memberi arahan dalam pelaksanaan percobaan
campuran beton (trial mix) dengan proporsi yang sesuai dengan design
mix yang telah disetujui, termasuk pembuatan benda uji untuk
pemeriksaan kuat tekan beton pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari.
- Mengawasi pelaksanaan pengujian kuat tekan benda uji beton hasil
trial mix.
- Mengevaluasi data-data hasil pengujian kuat tekan benda uji beton
hasil trial mix.
- Memberikan rekomendasi atas hasil trial mix yang diajukan.
- Mengawasi pelaksanaan pembuatan campuran beton di batching plant
agar proporsi campuran senantiasa sesuai dengan design mix yang telah
disetujui.
- Memeriksa kesiapan lahan yang akan dicor serta peralatan yang akan
digunakan, termasuk personil yang terlibat dan alat-alat Bantu lainnya
yang diperlukan, pemsangan formwork, dimensi, perkuatan formwork,
pemasangan dowel & tie-bar dan jarak pemasangannya.
- Mengawasi dan memberi arahan pada waktu pelaksanaan percobaan
penghamparan di lapangan, baik diluar lahan pekerjaan (percoban
awal), maupun yang dilaksanakan didalam lokasi pekerjaan (percobaan
kedua/terakhir apabila percobaan awal berhasil dan disetujui).
- Memeriksa dan mengevaluasi hasil percobaan penghamparan awal
maupun percobaan penghamparan kedua/akhir.
- Memberi rekomendasi atas hasil percobaan penghamparan.
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 48
- Mengawasi pelaksanaan pengecoran, sejak penumpahan campuran
beton, sampai dengan finishing (perataan permukaan, pembuatan alur,
pelaksanaan curing), termasuk juga pengawasan cycle time dari truck
mixer, slump dan pembuatan benda uji balok beton (beam) di
lapangan.
- Mengawasi pelaksanaan pengujian kuat tekan benda uji beton yang
dibuat di lapangan.
- Mengevaluasi data-data hasil pengujian kuat tekan benda uji hasil
pengecoran.
- Senantiasa memberi arahan, saran-saran dan jalan keluar kalau ada
permasalahan di lapangan selama pelaksanaan pekerjaan.
Prosedur pelaksanaan pekerjaan Rigid Pavement seperti pada Bagan
Alir Pekerjaan Jalan (Rigid Pavement) pada Gambar (10) berikut
ini :
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 49
Gambar (10) Pengendalian Mutu Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 50
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan perkerasan kaku (rigid pavement) adalah sebagai berikut: 1. Truck mixer/alat berat, tidak boleh melewati perkerasan kaku yang
belum cukup umur.
2. Pelaksanaan pemadatan campuran beton dengan alat vibrator harus
dilakukan secara merata dan benar.
3. Curing beton dengan menggunakan bahan Curing Compound, harus
dilakukan secra merata dengan takaran yang tepat sesuai dengan petunjuk
pabrik pembuat.
4. Curing dengan menggunakan karung goni yang dibasahi dengan air, harus
dijaga, agar karung goni jangan sampai sempat kering, terutama pada
siang hari (hari panas terik).
5. Curing yang terbaik, apabila kondisi konstruksi memungkinkan, dilakukan
dengan cara membuat bendungan dengan menggunakan tanah liat ditepi
konstruksi, lalu dituangkan air agar bagian permukaan konstruksi (yang
beroperasi datar) terendam dengan air.
d.1. Program Kerja Pengawasan Pekerjaan Concrete Barrier : - Memeriksa gambar kerja sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
- Mengawasi pelaksanaan pemasangan formwork dan pembesian, sesuai
dengan gambar kerja yang telah disetujui, termasuk pemeriksaan
perkuatan formwork.
- Memeriksa kesiapan lahan yang akan dikerjakan oleh kontraktor,
antara lain dimensi formwork, pembesian, kelurusan formwork,
peralatan yang digunakan termasuk personil yang terlibat.
- Mengawasi pelaksanaan pengecoran beton, cycle time truck mixer,
pengecekan slump dan pembuatan benda uji untuk pemeriksaan kuat
tekan beton pada umur 7 hari dan 28 hari.
- Mengawasi pelaksanaan pengujian kuat tekan benda uji beton yang
dibuat di lapangan.
- Mengevaluasi data-data pengujian kuat tekan benda uji beton hasil
pengecoran.
- Memberikan arahan-arahan, saran-saran dan jalan keluar atas
permasalahan yang terjadi si lapangan selama pelaksanaan
pekerjaan.
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 51
e.1. Program Kerja Pengawasan Pekerjaan Drainase : - Memeriksa gambar kerja yang telah disetujui dan di tandatangani
oleh semua pihak (kontraktor, konsultan dan Pemberi Tugas), sebagai
acuan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
- Mengawasi dan memberi arahan dalam pembuatan percobaan
campuran mortar dengan variasi proporsi campuran.
- Mengevaluasi design mix yang diajukan oleh kontraktor.
- Memberikan rekomendasi terhadap design mix mortar yang diajukan.
- Mengawasi pembuatan pencampuran mortar agar senantiasa sesuai
dengan proporsi yang telah disetujui.
- Mengawasi pekerjaan pasangan batu sesuai dengan gambar kerja,
tebal pasangan, dimensi saluran, trase saluran, center line saluran
dan elevasi dasar saluran.
- Mengambil contoh benda uji mortar secara berkala, untuk keperluan
pemeriksaan laboratorium (pengujian kuat tekan mortar).
- Mengevaluasi data-data hasil pengujian kuat tekan mortar.
- Mengambil contoh material untuk diperiksa di laboratorium secara
berkala.
- Mengevaluasi data-data hasil pengujian laboratorium.
- Memberikan rekomendasi kepada kontraktor berdasarkan hasil
evaluasi dan hasil pengujian.
f.1. Program Kerja Pengawasan Pekerjaan Aspal/Perkerasan Lentur :
- Memeriksa gambar kerja sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
- Mengambil contoh material/agregat kasar dn agregat halus serta
bahan aspal yang akan digunakan untuk pemeriksaan awal
laboratorium.
- Mengevaluasi data-data hasil pemeriksaan laboratorium.
- Memberikan rekomendasi terhadap hasil pemeriksaan laboratorium.
- Mengawasi dan memberi arahan kepada kontraktor dalam pembuatan
Job Mix Formula campuran aspal panas (hot mix asphalt) untuk
masing-masing tipe yang akan digunakan.
- Mengevaluasi hasil Job Mix Formula yang diajukan oleh kontraktor.
- Memberikan rekomendasi atas Job Mix Formula yang diajukan.
PT. Karya Utama Citramandiri
Pengawasan Teknis Jalan Sep. 44.20 KM dan Jembatan Sep. 245.45 M (Paket‐11) B.2 ‐ 52
- Mengawasi dan memberi pengarahan pada pelaksanaan percobaan
penghamparan dan pemadatan aspal campuran panas untuk setiap
tipe campuran.
- Mengawasi pelaksanaan pengambilan contoh dengan mesin core
untuk pemeriksaan laboratorium seperti : kepadatan lapangan,
mardhall stability, kadar aspal, flow dan gradasi campuran.
- Mengevaluasi data-data hasil pemeriksaan laboratorium.
- Memberikan rekomendasi atas hasil pemeriksaan laboratorium.
- Memeriksa kesiapan lahan yang akan dihampar antara lain : kerataan,
kepadatan dan kemiringan permukaan lapisan yang akan dihampar