29 Foto 3.15 Bagian dari Singkapan Peselingan Batulanau dengan Batupasir pada Lokasi Sdm.5 di Desa Sungapan Lokasi pengamatan untuk singkapan breksi volkanik berada pada lokasi Sdm.1 (foto 3.16). Singkapan terletak pada sisi Sungai Cicantayan. Pada daerah ini terdapat satu litologi dan singkapan ini tidak terdapat kedudukan. Singkapan berwarna coklat, dan singkapan pada daerah ini lapuk. Breksi volkanik, berwarna coklat, matriks berupa pasir sedang-kasar, fragmen berukuran kerikil sampai dengan bongkah, bentuk fragmen menyudut- menyudut tanggung, fragmen terdiri batuan beku berupa andesit dan batuan sedimen berupa batupasir, pemilahan buruk, kemas terbuka, porositas baik dan kompak. B T Batulanau Batupasir
20
Embed
B T - · PDF fileUMUR ZONASI BLOW SATUAN STRATIGRAFI PEMERIAN SATUAN TIDAK RESMI FORMASI ... (Blow, 1969), didapatkan umur N3-N5.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
29
Foto 3.15 Bagian dari Singkapan Peselingan Batulanau dengan Batupasir pada Lokasi Sdm.5 di
Desa Sungapan
Lokasi pengamatan untuk singkapan breksi volkanik berada pada lokasi
Sdm.1 (foto 3.16). Singkapan terletak pada sisi Sungai Cicantayan. Pada daerah
ini terdapat satu litologi dan singkapan ini tidak terdapat kedudukan. Singkapan
berwarna coklat, dan singkapan pada daerah ini lapuk.
Breksi volkanik, berwarna coklat, matriks berupa pasir sedang-kasar,
fragmen berukuran kerikil sampai dengan bongkah, bentuk fragmen menyudut-
menyudut tanggung, fragmen terdiri batuan beku berupa andesit dan batuan
sedimen berupa batupasir, pemilahan buruk, kemas terbuka, porositas baik dan
kompak.
B T
Batulanau
Batupasir
30
Foto 3.16 Singkapan Breksi volkanik pada Lokasi Sdm.1 di Sungai Cicantayan
3.3 Statigrafi Daerah Penelitian
Stratigrafi pada daerah penelitian ditentukan berdasarkan ciri-ciri litologi
yang diamati di lapangan. Statigrafi pada daerah penelitian (Gambar 3.4) dapat
dikelompokkan menjadi empat satuan litostratigrafi tidak resmi yang disusun dari
tua ke muda, sebagai berikut:
Satuan Batupasir
Satuan Batulanau-Batulempung menjemari dengan Satuan Batugamping
Satuan Breksi Volkanik
S U
31
UM
UR
ZO
NA
SI
BL
OW SATUAN
STRATIGRAFI
PEMERIAN
FO
RM
AS
I
SA
TU
AN
TID
AK
RE
SM
I TE
BA
LS
AT
UA
N
KO
LO
MS
TR
AT
IGR
AF
I
LIN
GK
UN
GA
NP
EN
GE
ND
AP
AN
FO
RM
AS
IWA
LA
T
SA
TU
AN
BA
TU
PA
SIR
FL
UV
IAL
LA
UT
DA
NG
KA
LD
AR
AT
SA
TU
AN
BA
TU
LA
NA
U-B
AT
UL
EM
PU
NG
FO
RM
AS
IB
AT
UA
SIH
FO
RM
AS
IR
AJA
MA
ND
AL
A
SA
TU
AN
BR
EK
SI
VO
LK
AN
IK
Batupasir, batulempung karbonan, konglomerat dan batubara
Batupasir, berwarna abu-abu, berbutir pasir kasar-sangat kasar, fragmen berupa litik dan kuarsa (dominan), bentuk butir membundar-membundar tanggung, kemas terbuka, pemilahan buruk, terdapat struktur perlapisan sejajar, non-karbonatan
Batulempung karbonan, coklat kehitaman, non-karboanatan Batubara, berwarna hitam
Sisipan Konglomerat, berwarna coklat, masa dasar pasir kasar, fragmen berukuan kerikil-kerakal, fragmen terdiri dari litik dan kuarsa
sisipan
Breksi Volkanik, berwarna coklat, matriks berupa pasi r sedang-kasar, fragmen berukuran kerikil sampai dengan kerakal, menyudut-menyudut tanggung,pemilahan buruk, kemas terbuka, poirositas baik dan kompak.
Batugamping terumbu ( ), berwarna putih, terdapat , dan terdapat juga fosil sp., terkekarkan, terdapat urat kalsit
wackestonemud
Lepidocyc lina
Peselingan Batulanau-Batulempung dan Perselingan Batulanau-Batupasir.
Batulempung, berwarna coklat, non-karbonatan
, dan masif.
Batulanau, berwarna abu-abu, non-karbonatan, masif.
Batupasir, berwarna coklat, ukuran butir pasir halus-sedang, karbonatan, kemas tertutup, pemilahan baik, porositas baik, terdapat laminasi sejajar.
pada sebagian besar daerah penelitian, tetapi terdapat juga karbonatan pada daerah-daerah tertentu, dan masif
>7
00
m>
60
0m
>1
00
m
N3
-N5
>5
0m
SA
TU
AN
BA
TU
GA
MP
ING
P2
0-N
5P
13
-P1
9
EOSEN AKHIR
OLIGOSEN AKHIR
KUARTER
MIOSEN AWAL
OLIGOSEN TENGAH
OLIGOSEN AWAL
Gambar 3.4 Stratigrafi Daerah Penelitian (tanpa skala)
\
32
3.3.1 Satuan Batupasir
3.3.1.1 Penyebaran
Satuan Batupasir menempati bagian utara daerah penelitian, jurus lapisan
batuan pada satuan ini relatif berarah barat-timur. Satuan Batupasir (Foto 3.17)
meliputi ±30% dari daerah penelitian, satuan ini pada peta geologi berwarna
kuning (Lampiran H-1). Batuan tersingkap dengan baik dengan dimensi yang
besar, singkapan sebagian besar terdapat di sisi tebing dan pada daerah
penambangan. Ketebalan satuan ini berdasarkan Martodjojo (1984) dan
rekontruksi penampang >700m.
Foto 3.17 Singkapan Batuan Satuan Batupasir di Daerah Batununggal
3.3.1.2 Ciri Litologi
Litologi satuan batupasir ini terdiri dari batupasir, batupasir perselingan
batulempung karbonan, batupasir perselingan konglomerat dan batupasir sisipan
batubara.
B T
33
Batupasir (Foto 3.18), berwarna abu-abu, berbutir pasir kasar-sangat kasar,
fragmen berupa litik dan kuarsa (dominan), bentuk butir membundar-membundar
tanggung, kemas terbuka, pemilahan buruk, terdapat struktur perlapisan sejajar,
non-karbonatan. Hasil Sayatan tipis pada batupasir (Lampiran A-1) berdasarkan
klasifikasi Folk (1974), dengan kompisisi mineral penyusunnya didominasi
kuarsa, maka dapat dapat dinamakan Quartz Arenit.
Foto 3.18 Singkapan Batupasir pada Satuan Batupasir di Daerah Batununggal
Batulempung karbonan, berwarna coklat kehitaman, non-karbonatan (Foto
3. 19). Sisipan konglomerat, berwarna coklat, massa dasar pasir kasar, fragmen
berukuran kerikil-kerakal, fragmen terdiri dari litik dan kuarsa (Foto 3.20).
B T
34
Foto 3.19 Singkapan Batulempung karbonan pada satuan Batupasir di Daerah Batununggal
Foto 3.20 Singkapan konglomerat pada Satuan Batupasir di Daerah Batununggal
B T
B T
35
Sisipan batubara, berwarna hitam, panjang batuan yang tersingkap di
lapangan 2 m dan tebal 50cm (Foto 3.21).
Foto 3.21 Singkapan Batubara pada Satuan Batupasir di. Daerah Batununggal
3.3.1.3 Umur dan Lingkungan Pengendapan
Umur Satuan Batupasir berdasarkan fosil foraminifera plankton tidak
dapat diketahui, karena tidak terdapatnya fosil tersebut. Berdasarkan analisis
polen Mulyadi (1997) pada daerah Pasir Bongkok, didapatkan fosil sebagai