Unsur intrinsik Novel Edensor 1. Tokoh-Tokoh: 1. Ikal 2. Arai; Arai Ichsanul Mahidin a. Di Pulau Belitung: 1. Weh; Laki-laki pribumi cerdas yang pernah menempuh pendidikan di Mollen Bass Technisce School yang karena menanggung malu menderita burut, akhirnya memilih untuk mengasingkan diri menjadi nelayan dan hidup di perahu.Weh adalah guru untuk Ikal, memberi pelajaran besar untuk mengenal dirinya sendiri. 2. Mak Birah; Mak Birah adalah dukun beranak yang membantu kelahiran Ikal. 3. Taikong Hamim; Penggawa masjid kampong, guru ngaji. 4. Ayah; Ayah ikal yang pendiam 5. Ibu; Ibu ikal; temperamental, tak pantang menyerah, keras kepala. b. Di Eropa: 1. Dr. Michaela Woodward; Seorang Keynesian, pejabat Uni Eropa yang menjadi penentu akhir beasiswa.seorang yang temperamental. 2. Famke Somers; Penerima besiswa Uni Eropa, mahasiswi Amsterdam School of The Arts yang mendalami street performance yang juga seorang model. Seorang yang ramah dan cantik. 3. Simon Van Der Wall; Landlord atau pemilik kost tempat Arai dan Ikal singgah sementara di Brussel. Laki-laki dingin yang birokratis. Seorang yang tinggi besar, berewokan, santai tapi angker, dan memiliki hidung yang bongkok. 4. Pak Toha; laki-laki tua dari Purbalingga yang karena peristiwa 65 menetap di Rumania dan belum pernah kembali ke Indonesia.Sebuah perjumpaan yang tak terduga, saat Arai dan Ikal menjelajah Eropa.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Unsur intrinsik Novel Edensor1. Tokoh-Tokoh:1. Ikal2. Arai; Arai Ichsanul Mahidina. Di Pulau Belitung:1. Weh; Laki-laki pribumi cerdas yang pernah menempuh pendidikan di Mollen Bass Technisce School yang karena menanggung malu menderita burut, akhirnya memilih untuk mengasingkan diri menjadi nelayan dan hidup di perahu.Weh adalah guru untuk Ikal, memberi pelajaran besar untuk mengenal dirinya sendiri.2. Mak Birah; Mak Birah adalah dukun beranak yang membantu kelahiran Ikal.3. Taikong Hamim; Penggawa masjid kampong, guru ngaji.4. Ayah; Ayah ikal yang pendiam5. Ibu; Ibu ikal; temperamental, tak pantang menyerah, keras kepala.b. Di Eropa:1. Dr. Michaela Woodward; Seorang Keynesian, pejabat Uni Eropa yang menjadi penentu akhir beasiswa.seorang yang temperamental.2. Famke Somers; Penerima besiswa Uni Eropa, mahasiswi Amsterdam School of The Arts yang mendalami street performance yang juga seorang model. Seorang yang ramah dan cantik.3. Simon Van Der Wall; Landlord atau pemilik kost tempat Arai dan Ikal singgah sementara di Brussel. Laki-laki dingin yang birokratis. Seorang yang tinggi besar, berewokan, santai tapi angker, dan memiliki hidung yang bongkok.4. Pak Toha; laki-laki tua dari Purbalingga yang karena peristiwa 65 menetap di Rumania dan belum pernah kembali ke Indonesia.Sebuah perjumpaan yang tak terduga, saat Arai dan Ikal menjelajah Eropa.c. Teman sekelas Ikal:1. The Pathetic Four terdiri dari Ikal, Monahar Vikram Raj Chauduri Manooj (MVRC Manooj), seorang India; Pablo Arian Gonzales, seorang Mexico; dan Ninochka Stronovsky, seorang perempuan Ukraina.2. Naomi Stansfield; dedengkot The Brits. Ia lebih senang dipanggil nama belakangnya saja yaitu Stansfield, memiliki sifat primordial, perempuan yang trendi, sengak, cerdas.3. Virginia Sue Townsend; mahasiswa Amerika Serikat ; pesaing utama Naomi Stansfield4. Katya Kristanaema; mahasiswa Jerman;cerdas dan cantik. The most wanted girl in class. Ia menyukai Ikal.3. Penokohan;
Orang pertama pelaku utama (Aku).4. Setting;a. Setting Tempat:- Mesjid, - Sekolah, - Perahu, - Mentawai, - Lor-lor ganas Karimata, - Perairan Kalimantan, Tanjung Sambar, - Ballona, Tasmania menuju Kuala Trenggano, - Bellitong, - Bus reyot, - Kuburan dekat rawa-rawa nifah, - Rumah, - Bendungan PN Timah, - Toko kelontong Sinar Harapan, - Komidi, - Kelas, - Bogor, - kantor perusahaan, - ruko, - perumahan, - kantor pos, - Frankfurt, - Bandara Soekarno-Hatta, - Fokker 28, - Bandara Schippol, - Belanda, - Kereta Underground, - Brussel, - kota kecil di pinggir Belgia, - Brugge, - Apartemen, - Jalan Raya Oudlaan, - pohon rowan, - Stasiun Brugge, - Kantor Uni-Eropa, - kantor Dr. Michaella Woodward, - Palais des Beaux Arts dan pusat jajanan, - Bus Euroline, - Prancis (Liége, Marche, Bostogne, Terminal bus gallieni),- Pont de Lavellois-Becon, - stasiun Harve caumartin, - Trocadero, Eiffel, Apartemen Mallot, Universitas Sorbonne, took musik di L’Avenue des Champs-Elysees, - Departemen Biologi, - Jalan Hector Mallot, - metro, - Cimetiere du Pere-Lachaise, - teater, - Provence, - Kafe mahasiswa Brigandi et Bougresses, - apartemen Stansfield, - Halaman kampus, - kantin, - perpustakaan, - mulut stasiun Notre Dame des Champs, - Solferino, - Apartemen Katya, - kamar Arai, - di bawah patung Robert de Sorbonne, - Teater musim panas, - Various, - Museum Le louver, - balkon apartemen Katya, - Pinggir sungai Seine, - Chevalier, - Piccadilly, London, - Prancis Selatan, - Turin, Italia, - Terminal gallieni, - Damrak, - Paleis, - Koninklijk Paleis, - Groningen, - Centrum, - nieuwstad, - sudut Stasiun Kõln, Hepsenky, - Finlandia, - Belomorks, Syzran, - Belush’ye, - gerbong, - lokalisasi Nieuwstad, - truk, - Parsi, - Akropolis, Yunani, - Balkan, - Estonia, - Swiss, - Stasiun Sentral Austria, - Gmunden, - Masjid Afganistan, - Venesia, - Fon Tana de Revi (Roma), Verona, - Milan, - gereja, - Ponte Vechio, - Regio, - Palermo, - kapal, - Tunisia, - Perbatasan Nigeria dan Mali, - gurun sahara, - Zaiere, - Spanyol, - Café Nou Camp, - ICU, - Terminal Victoria, - Sheffield, - Stadion Bramma Lane, - London Road, - Sungai Ouse, - rumah Profesor Turnbull, - halte bus, - Edensor.b. Setting Waktu- Berminggu-minggu, - Akhir pekan, pagi buta, - hari pertama bulan September, - 23 Oktober pukul setengah 12 malam, - dini hari, - sabtu sore, - minggu pagi, - pukul dua pagi, - setiap jum’at, - awal September, - jum’at pagi, - 28 maret.c. Setting Psikologis/suasana- memalukan, - kedinginan, - pucat, - hangat, - sedih, - menikam hatiku, - tertekan batin, - perasaan melambung, - sunyi, - mencekam, - dingin, - was-was, - panas, -
penuh cinta.5. Amanat;- Jangan mudah menyerah.- bermimpilah setinggi-tingginya karena Tuhan akan mendengar dan kelak pasti dikabulkan.- perbuatan buruk dimasa lalu akan menjadi karma/balasan dimasa mendatang.- cinta sejati yg penuh kesetiaan dan pengorbanan.- hidup lah mandiri, jgn selalu tergantung pada org lain/ortu.- Pengalaman dan ilmu bisa didapat dari mana saja.- dst6. Tema“Kesuksesan barawal dari mimpi.”
Robohnya Surai Kami
. Unsur-unsur Intrinsik
a. Tema
Tema cerpen ini adalah seorang kepala keluarga yang lalai menghidupi keluarganya.
b. Amanat
Amanat cerpen ini adalah :
1) jangan cepat marah kalau diejek orang,
2) jangan cepat bangga kalau berbuat baik,
3) jangan terpesona oleh gelar dan nama besar,
4) jangan menyia-nyiakan yang kamu miliki, dan5) jangan egois.
c. Latar
Latar yang ada dalam cerpen ini adalah latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.
d. Alur
Alur cerpen ini adalah alur mundur karena ceritanya mengisahkan peristiwa yang telah berlalu yaitu sebab-sebab kematian kakek Garin. Sedangkan strukturnya berupa bagian awal, tengah, dan akhir. Adapun alur mundurnya mulai muncul di akhir bagian awal dan berakhir di awal bagian akhir.
e. Penokohan
Tokoh dalam cerpen ini ada empat orang, yaitu tokoh Aku, Ajo Sidi, Kakek, dan Haji Soleh.
1) Tokoh Aku berwatak selalu ingin tahu urusan orang lain.2) Ajo Sidi adalah orang yang suka membual3) Kakek adalah orang yang egois dan lalai, mudah dipengaruhi dan
mempercayai orang lain.4) Haji Soleh yaitu orang yang telah mementingkan diri sendiri.
f. Titik Pengisahan
Titik pengisahan cerpen ini yaitu pengarang berperan sebagai tokoh utama (akuan sertaan) sebab secara langsung pengarang terlibat di dalam cerita. Selain itu pengarang pun berperan sebagai tokoh bawahan ketika si kakek bercerita tentang Haji Soleh di depan tokoh aku.
g. Gaya
Di dalam cerpen ini pengarang benar-benar memanfaatkan kata-kata, dan majas alegori, dan sinisme.
Rumah Pondok IndahOleh Ruwi MeitaSinopsis :
Rumah pondok indah adalah rumah yang dipenuhi oleh tragedi-tragedi yang misterius dan rumah itu selalu menjadi saksi mati darisetiap peristiwa yang terjadi. Rumah itu selalu menyimpan rapih setiaprahasia-rahasia yang terbentuk dari setiap tragedi. Rumah itu telahlama kosong, Pak Tio, sang pemilik rumah telah lama meninggalkanrumah itu beserta kenangan yang ada.
Suatu ketika, satu keluarga kecil datang dan bermaksudmembeli rumah ini, rumah yang dipenuhi oleh patung-patung yangberseni tinggi. Pada awalnya suami istri dan anaknya, Rio, merasaaneh dan terganggu dengan keberadaan patung-patung tersebut,terutama patung wanita yang berdiri kokoh di ruang tengah.
Rio merasa curiga dengan patung wanita itu, ia pun melihattegas patung wanita itu dan entah apa yang ia lihat, tiba-tiba iamenjerit dan berdiri kaku seperti patung sambil memegang bonekayang ia temukan. Orang tuanya pun membawa Rio kerumah sakit,pada saat perjalanan kerumah sakit, mereka mengalami kecelakaan,dan tak satupun dari mereka yang selamat. Peristiwa itu disaksikanoleh Mmin pembantu rumah tangga yang dulu pernah bekerja denganPak Tio.
Lama sudah rumah itu kosong, tak berpenghuni, dan datanglahkeluarga dengan kedua anaknya yang bernama Ian dan Elsi untukmembeli rumah itu. Mereka curiga dengan patung wanita itu dan9
pohon yang berada di halaman depan. Dan Mimin pun bekerja denganmereka. Semua rahasia lama-kelamaan terbongkar. Ternyata salahsatu patung yang dibuat oleh Pak Tio, memiliki kisah tragedi denganrahasia-rahasia yang selama ini disembunyikan.
Patung itu ternyata bukanlah patung yang sesungguhnya.Maksudnya, patung itu adalah Maya. Wanita yang dulu pernah dicintaiPak Tio. Dan Maya adalah selingkuhannya Pak Tio. Karena merasatakut ketahuan kalau Maya itu adalah selingkuhannya, ia punmembunuh Maya dan membungkus tubuhnya dengan adonan semendan seolah-olah Maya adalah patung. Lalu patung tubuh Maya yangkering di pajang di ruang tengah yang seakan-akan itu benar-benarpatung.
Elsi, anak dari pemilik rumah itu merasa curiga dengan patungMaya dan tiba-tiba tubuhnya dirasuki oleh Maya dan saat itulah semuarahasiaterbongkar,Mayamenceritakansemuadan
inginmembalaskan dendamnya. Setelah Maya keluar dari tubuh Elsi salahsatu polisi menerima telepon, penelpon itu memberitahukan bahwaada satu mayat lagi yang tertimbun dibawah pohon yang adadihalaman rumah dan ternyata mayat itu adalah Mimin !Unsur Intrinsik :1. Tema:Pembunuhan2. Alur:Alur campuran1Datang keluarga dengan dua orang anak untukmembeli rumah itu (alur maju)2Maya menceritakan semua yang telahdilakukan Pak Tio kepadanya (alur mundur)3. Setting:Tempat :rumah, ruang tengah, halaman4. Suasana:Mengagetkan : ketika Rio tiba-tiba menjerit danberdiri kaku
Menakutkan: ketika Maya merasuki tubuhElsi5. Perwatakan:-Pak Tio, kejam : ia telah membunuhMaya10
-Maya, pedendam : ia ingin membalas perbuatanPak Tio-Elsi, selalu curiga : ia selalu mencurigai patungMaya-Ian, nakal : ia selalu menjaili Elsi6. Amanat:Jangan suka menyembunyikan kesalahan,karena sedalam apapun kitamenyembinyikannya pasti akan terbongkar juga.
HIKAYAT 1001 MALAM
Unsur Intrinsik :
1. Tema
:
Balas dendam
2. Alur
:
Alur maju
Demikianlah malam demi malam keadaan
itu berlangsung selama 1001 malam.
3. Setting
:
Tempat : istana yang megah
Waktu: menjelang subuh dan malam hari
4. Suasana
:
Mengharukan: ketika putri Syahrazat
merelakan dirinya untuk diserahkan kepadaRaja
5. Perwatakan :- Raja, kejam : ia telah membunuh hampirseluruh wanita di sekitarnya- Raja, penyayang : ia sangat sayangkepada putranya- Putri Syahrazat, penyayang : ia sangatsayang kepada ayahnya, sehingga ia tidaktega kalau ayahnya yang akan dibunuh- Putri Syahrazat, sabar dan sopan : iameminta dengan sabar dan sopan agarsebelum ia dibunuh, ia diperbolehkan untukbercerita
6. Amanat
:Kita jangan pernah berpikiran burukterhadap sesuatu hal yang pernahmengecewakan kita, karena belum tentusesuatu yang kita anggap buruk samadengan yang pernah menahmengecewakan kita
NOVEL TERJEMAHAN
2.3.1.Tema
Tema yang diangkat penulis dalam novel Harry Potter and The Goblet of
Fire karya J.K. Rowling adalah pembunuhan. Karena dari awal cerita
pengarang sudah menjelaskan bahwa Voldemort telah membunuh Bertha
Jorkins dan akan membunuh Harry Potter.
Adapun subtemanya dari novel Harry Potter and The Goblet of Fire
karya J.K. Rowling adalah sebagai berikut :
1. Turnamen antar sekolah
2. Kesetiaan
3. Duel maut
Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut :
1. “Turnamen Triwizard pertama kali diselenggarakan kira – kira tujuh ratus tahun lalu sebagai kompetisi persahabatan di antara ketiga sekolah sihir terbesar di Eropa: Hogwarts, Beauxbatons, dan Durmstrang. Seorang
juara dipilih untuk mewakili masing – masing sekolah, dan ketiga juara...........” (halaman 229)
2. “Yang Mulia, saya serahkan diri saya kepada Anda, saya abdi Anda yang paling setia...” (halaman 782)
3. “Dan sekarang hadapi aku, seperti laki – laki... dengan punggung lurus dan kebanggaan, seperti cara ayahmu mati...
“Dan sekarang... kita duel” (halaman 794)
2.4.2.Alur
Alur cerita dalam novel ini adalah campuran. Yaitu gabungan antara alur
maju dan alur mundur (flashback). Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut
:
1. “...... Namanya Frank Bryce, dia tinggal di dusun tempat ayah Voldemort dibesarkan, dan tak ada yang melihatnya sejak Agustus tahun lalu. Kau tahu, aku membaca koran – koran Muggle, tidak seperti......” (halaman 723)
2. “Kemudian... empat tahun lalu ... sarana untuk kembalinya aku tampaknya sudah terjamin. Seorang penyihir pria–muda, bodoh, dan gampang ditipu–bertemu denganku.....” (halaman 785)
Adapun alur dalam novel ini melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a. Tahap Perkenalan
Tahap ini terdapat pada bab 1 sampai bab 7. Pada bab pertama diawali
dengan munculnya Voldemort dan Wormtail yang sedang merencanakan
pembunuhan terhadap Harry Potter di sebuah rumah mewah yang dulunya
milik keluarga Riddle. Keadaan disekeliling rumah itu sangat sepi. Namun
mereka dipergoki oleh sang penjaga rumah, Frank Bryce. Mereka pun
membunuh Frank karena dianggap pengganggu.
Pada bab 2 munculah Harry Potter yang terbangun dari mimpinya.
Mimpi itu kelihatan sangat nyata baginya. Harry yang seorang yatim – piatu
dirawat oleh keluarga pamannya, Mr Dursley. Keluarga Dursley sangat
membenci Harry karena ia seorang penyihir.
Pada bab 3 Harry mendapat undangan dari keluarga Weasley untuk
menonton Piala Dunia Quidditch. Hermione, sahabat Harry pun turut diajak
oleh mereka. Harry dan Hermione menghabiskan sisa liburan merek di
rumah keluarga Weasley di The Burrow. Pada bab 4 sampai bab 5
munculah keluarga Weasley satu persatu.
Pada bab 6 rombongan keluarga Weasley bertemu dengan Mr Diggory
beserta anaknya. Mr Weasley pun memperkenalkan mereka kapada Harry,
Hermione, dan anak – anaknya . Pada bab 7 munculah Mr Bagman dan Mr
Crouch. Mereka adalah orang – orang dari Kementerian Sihir.
b. Tahap Pemunculan Konflik
Tahap ini merupakan awal mula terjadinya sebuah konflik dan hal ini
dibahas pada bab ke 9. Tengah malam setelah Piala Dunia Quidditch
selesai, terjadi sebuah kekacauan yang disebabkan oleh para Pelahap
Maut. Mereka mengganggu orang – orang kelahiran Muggle. Banyak
Muggle yang digantung di udara. Tiba – tiba ketika Harry dan teman –
temannya sedang duduk didalam hutan, ada seseorang yang
mengeluarkan sebuah kutukan. Dan asap hijau yang merupakan lambang
dari Voldemort pun muncul. Mereka dituduh sebagai orang yang membuat
lambang itu namun mereka mengelak. Mereka pun menunjuk ke dalam
hutan. Ketika salah satu petugas Kementerian melihat ke tempat yang
mereka tunjuk, petugas itu menemukan Winky, Peri Rumah Mr Crouch.
c. Tahap Peningkatan Konflik
Dalam tahap ini konflik yang terjadi sudah sedikit berkembang. Hal ini
dapat dilihat pada bab 12 sampai bab 31. Bab tersebut menceritakan
bahwa Hogwarts akan menjadi tuan rumah dalam Turnamen Triwizard
yang diikuti oleh 2 sekolah yang lain. Yaitu Beauxbatons dan Durmstrang.
Oleh karena itu, yang bisa mengikuti Turnamen Triwizard hanyalah 3 orang
dan itu pun harus anak yang sudah berusia 17 tahun keatas. Namun
betapa anehnya karena tiba – tiba munculah nama Harry Potter sebagai
peserta keempat yang merupakan wakil kedua dari Hogwarts. Harry
mendapat tekanan dari berbagai pihak karena orang – orang mengira dia
telah berbuat curang.
Tetapi Dumbledore tidak berpikir demikian. Ia berpikir bahwa seseorang
yang memasukkan nama Harry ke dalam piala api adalah orang yang ingin
membunuh Harry. Karena orang yang mengikuti turnamen tersebut bisa
saja mati dalam menjalankan tugasnya sebagai peserta. Dan itulah yang
Harry rasakan. Karena pada tugas pertama para peserta ditugaskan untuk
mengambil telur emas yang dijaga ketat oleh naga yang buas. Tugas
kedua para peserta harus menyelam ke dalam danau untuk
menyelamatkan orang yang di sandera oleh manusia duyung. Sedangkan
tugas ketiga para peserta ditugaskan untuk mengambil Piala Triwizard
yang berada di tengah labirin. Siapa yang paling cepat sampai ke piala itu,
dialah yang menang.
d. Tahap Klimaks
Tahap ini dibahas pada bab 32 dan bab 33 serta sebagian bab 34. Pada
tahap ini masalah yang terjadi sedang memuncak. Bab itu menceritakan
bahwa Piala Triwizard yang disentuh oleh Harry dan Cedric bersamaan
berubah menjadi sebuah Portkey. Portkey itu mengantarkan mereka
berdua ke tempat yang sama sekali asing bagi mereka. Ternyata, piala itu
membawa mereka ke sebuah pemakaman. Perasaan mereka tidak
menentu. Terdengar bunyi berkeresak dari balik semak. Munculah
Wormtail sambil menggendong sesuatu. Lalu tiba – tiba saja Cedric abruk
dari tempat berdirinya.
Harry pun ditarik dan diikat oleh Wormtail disebuah nisan yang
beruliskan TOM RIDDLE. Wormtail melakukan sebuah ritual yang ternyata
membutuhkan tulang dari Tom Riddle (ayah Voldemort), daging dari
Wormtail, dan darah dari Harry sang musuh Voldemort. Lalu bangkitlah
Voldemort. Ia pun memanggil para koloninya, Pelahap Maut. Pelahap Maut
itu segera datang dan mengelilingi Harry dan Voldemort. Setelah
Voldemort berbicara panjang lebar kepada para Pelahap Maut, ia pun
mengajak Harry berduel. Ketika mereka menyerukan mantra, munculah
sesuatu yang aneh dan tak terduga.
Tongkat sihir mereka berdua tidak bisa berfungsi sebagaimana
mestinya. Yang terjadi hanyalah banyaknya benang emas yang
menyambung kedua ujung tongkat sihir mereka. Voldemort menjadi was –
was karena tidak tahu apa yang sedang terjadi. Semua korban kutukan
yang telah diluncurkan oleh Voldemort keluar. Mereka seperti hantu yang
berwarna abu – abu.
e. Tahap Penyelesaian
Tahap ini dijelaskan pada sebagian bab 34 sampai bab 37. Dalam bab
ini dijelasn bahwa hantu abu – abu tersebut berbentuk manusia yang telah
dibunuh oleh Voldemort. Salah satunya adalah Cedric yang meminta
tolong kepada Harry untuk membawakan jasadnya kepada kedua orang
tuanya. Para hantu abu – abu itu pun menyuruh Harry tenang dan segera
berlari ke Portkey begitu benang – benang emas itu putus. Harry pun
menurutinya. Voldemort amat marah mengetahui Harry dapat lepas lagi
dalam usaha membunuhnya.
Begitu sampai di Hogwarts, Harry ditarik oleh seseorang yang
mebawanya masuk ke dalam Hogwarts. Ternyata orang itu adalah Mad-
Eye. Mad-Eye membawa Harry masuk ke dalam ruang kantornya. Ia
ditanya – tanyai oleh Mad-Eye apa yang terjadi di pemakaman. Harry
menceritakan kepada Mad-Eye. Namun ia merasa bingung karena ia tidak
kelihatan seperti Mad-Eye yang asli. Tiba – tiba terdengar kutukan dari
arah pintu. Ternyata itu adalah Dumbledore yang menyerang Mad-Eye.
Dumbledore lalu memerintahkan Snape untuk membawakannya Ramuan
Kebenaran atau Veritaserum. Mad-Eye lalu dipaksa meminum ramuan
tersebut. Ia terbangun namun kelihatan tidak fokus. Ia ditanya – tanyai oleh
Dumbledore. Ia pun menceritakan semua rahasianya bahwa ia bukanlah
Mad-Eye. Melainkan Barty Crouch junior. Ia juga mengaku telah
membunuh ayahnya, Mr Crouch. Ternyata dalang dari semua ini adalah
Barty Crouch junior.
Setelah mendengar pengakuan itu, Dumbledore mengajak Harry pergi
ke kantornya untuk menceritakan seluruh kejadian yang terjadi di
pemakaman itu. Sirius ternyata sudah berada di dalam kantor Dumbledore.
Ia pun ikut mendengarkan Harry bercerita. Setelah Harry bercerita panjang
lebar, ia pun dibawa ke rumah sakit oleh Dumbledore.
Setelah beberapa hari Harry dirawat di rumah sakit, tibalah hari terakhir
Harry di Hogwarts karena ia akan menghadapi liburan musim panas.
Ketika murid – murid Hogwarts sampai di King’s Cross, Harry memberikan
hadiah triwizard-nya kepada Fred dan George Weasley. Setelah itu barulah
Harry pulang bersama keluarga Dursley.
2.4.3 Sudut Pandang
Dalam novel ini pengarang mengambil sudut pandang sebagai orang
ketiga yang berada diluar cerita. Karena pengarang tidak terlibat langsung
dalam cerita tersebut. Adapun salah satu contoh paragraf yang
menggambarkan sudut pandang pengarang adalah :
Harry berani bertaruh paman dan bibinya tak mengerti sepatah pun yang dikatakan Mr Weasley. Mereka masih terganga menatap Mr Weasley, seperti disambar petir. Bibi Petunia terhuyung menegakkan diri dan bersembunyi di belakang Paman Vernon. (halaman 63)
Paragraf diatas menunjukkan bahwa sang pengarang tidak terlibat
dalam cerita. Seakan sang pengarang melihat langsung peristiwa yang
sedang terjadi. Selain itu di dalam kutipan tersebut terdapat nama orang
dan kata mereka yang merupakan ciri – ciri sudut pandang orang ketiga.
2.4.4 Latar
Novel Harry Potter and The Goblet of Fire karya J.K. Rowling sebagian
besar mengambil latar di sekolah Hogwarts yang berada di Inggris.
Hal-hal yang berkaitan dengan latar atau setting dalam novel ini dapat
diuraikan sebagaimana terdapat dalam tabel analisis sebagai berikut:
Kondisi Latar Novel Harry Potter and The Goblet of Fire Karya J.K. Rowling
No Peristiwa Tempat Waktu Suasana
1. Pembunuhan
Muggle dan
perencanaan
pembunuhan
terhadap Harry
Rumah Riddle
di desa Little
Hangleton
Malam hari Sepi
2. Harry dan Hermione
menghabiskan
liburan musim panas
Rumah keluarga
Weasley
Akhir
musim
panas
Ramai dan
santai
3. Piala Dunia
Quidditch
Stadion Malam hari Ramai
4. Kekacauan dan
munculnya lambang
Voldemort
Hutan Dini hari Mencekam
5. Pidato Dumbledore
(awal tahun)
Aula Besar Malam hari Ramai dan
riuh
6. Seleksi peserta
Turnamen Triwizard
Aula Besar Malam hari
saat
Hallowen
Menegangkan
7. Harry melihat naga
– naga yang akan
Tepi Hutan Tengah Sepi namun
dipakai dalam tugas
pertama
Terlarang malam menegangkan
8. Tugas pertama
dalam Turnamen
Triwizard
Halaman
sekolah
Pagi hari Menegangkan
9. Pesta dansa natal Aula Besar Malam hari Santai
10 Tugas kedua dalam
Turnamen Triwizard
Danau yang
terdapat di
Hogwarts
Pagi hari Menegangkan
11
.
Muncul dan
hilangnya Mr Crouch
Tepi Hutan
Terlarang
Malam hari Sepi
12
.
Harry masuk ke
dalam Pensieve
Dumbledore
Ruang kantor
Profesor
Dumbledore
Siang hari Sepi
13
.
Tugas ketiga dalam
Turnamen Triwizard
Lapangan
Quidditch yang
diubah menjadi
labirin
Malam hari Menegangkan
14
.
Bangkitnya
Voldemort,
terbunuhnya Cedric
Makam Tom
Riddle
Malam hari Mencekam
Diggory dan
berduelnya Harry vs
Voldemort
15
.
Mad-Eye (Barty
Crouch junior)
mengaku telah
membunuh ayahnya
Ruang kantor
Mad-Eye
Malam hari Sepi namun
menegangkan
16
.
Harry memberikan
1000 Galleon
kepada Fred dan
George
Stasiun King’s
Cross
Siang hari Santai
2.4.5 Penokohan
Dalam penokohan dibagi menjadi 2, yaitu analitik dan dramatik.
Penokohan secara analitik adalah uraian pengarang tentang sikap, sifat,
watak, tingkah laku, dan ciri fisik tokoh yang dideskripsikan atau dijelaskan
secara langsung. Sedangkan penokohan dramatik adalah penggambaran
watak para tokoh secara tidak langsung, yaitu melalui dialog antartokoh,
pikiran dan perasaan tokoh, monolog tokoh, reaksi tokoh terhadap suatu
kejadian, suasana tempat di sekitar tokoh, dan pelukisan fisik tokoh.
Tokoh dalam novel ini adalah Harry, Hermione, keluarga Weasley,
Eye), Snape, Malfoy, Hagrid, Rita Skeeter, Mr Crouch, Cedric, keluarga
Dursley, Cho Chang, dan Sirius.
Setiap tokoh dalam novel Harry Potter and The Goblet of Fire karya J.K.
Rowling mempunyai karakter yang berbeda – beda. Adapun watak pada
setiap karakter dalam novel ini adalah sebagai berikut :
1. Harry yang berwatak baik hati, jujur dan pemberani (digambarkan
secara analitik)
Tapi tak seorang pun mau menerima bahwa dia tidak lapar. Tak seorang pun mau mendengar bahwa dia tidak memasukkan nama ke dalam piala. Tak seorang pun yang menyadari bahwa dia sama sekali tidak ingin merayakan peristiwa itu.......... (halaman 345 – 346)
2. Barty Crouch junior yang berwatak licik (digambarkan secara dramatik)
“Tidak mudah, Harry, membimbingmu melewati tugas – tugas ini tanpa menimbulkan kecurigaan. Aku harus menggunakan segala kelicikan yang kupunyai, agar tanganku tak terlacak dalam kesuksesanmu. Dumbledore........” (halaman 812)
3. Voldemort yang berwatak licik, kejam, dan tidak mempunyai rasa belas
kasihan (digambarkan secara dramatik)
“Buat apa aku membunuhmu ? aku membunuh Bertha karena terpaksa. Dia tak bisa apa – apa lagi setelah aku selesai menanyainya, tak berguna. Lagi pula, pertanyaan- pertanyaan menyulitkan.........” (halaman 22)
4. Dumbledore yang berwatak bijaksana, tenang dan ramah (digambarkan
secara dramatik)
“Saya sudah memberikan bukti untuk masalah ini, Severus Snape memang dulunya Pelahap Maut. Meskipun demikian, dia bergabung ke pihak kita sebelum kejatuhan Lord Voldemort dan menjadi mata – mata untuk kita, dengan resiko yang sangat besar. Sekarang dia bukan lagi pelahap maut.” (halaman 709 – 710)
5. Snape yang berwatak sombong dan tidak adil (digambarkan secara
analitik)
Telinga Harry berdenging. Ketidakadilan ini membuatnya ingin mengutuk Snape menjadi seribu serpihan. Dia melewati Snape, berjalan bersama Ron ke bagian belakang kelas, dan membanting tasnya di atas meja. Ron juga........ (halaman 364)
2.4.6 Amanat
Adapun amanat yang terdapat dalam novel ini adalah :
1. Kita harus menyelesaikan tugas tepat waktu. Kerena jika tidak, tugas
akan menumpuk dan kita akan kerepotan untuk mengerjakannya
2. Yang terbaiklah yang akan menjadi pemenang
3. Jangan suka menjelek – jelekan orang lain, karena setiap manusia pasti
mempunyai kelemahan
4. Jangan berbuat jahat kepada orang lain jika tak mau mendapatkan
akibatnya
5. Bersyukurlah atas semua yang telah Tuhan berikan kepada kita
6. kita tidak boleh merencanakan sesuatu yang buruk karena merugikan