BLOK ILMU PENYAKIT TROPIS Wrap Up PENYAKIT CAMPAK Kelompok B 11 Ketua : Prasaundra Triantoni P (1102011207) Sekretaris : Nuraini Sidik (1102011200) Mustika Zeinia Malinda (1102010188) Muhammad Fatan A (1102011173) Nuciana Siti Andrianti (1102011197) Nurwahidah Oktorisa (1102011202) Pratitha Amanda (1102011208)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BLOK ILMU PENYAKIT TROPIS
Wrap Up
PENYAKIT CAMPAK
Kelompok B 11
Ketua : Prasaundra Triantoni P (1102011207)Sekretaris : Nuraini Sidik (1102011200)
Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit.Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak.Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.(wikipedia)
Campak juga dikenal dengan nama morbili atau morbillia dan rubeola (bahasa Latin), yang kemudian dalam bahasa Jerman disebut dengan nama masern, dalam bahasa Islandia dikenal dengan nama mislingar dan measles dalam bahasa Inggris. Campak adalah penyakit infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh virus, dengan gejala-gejala eksantem akut, demam, kadang kataral selaput lendir dan saluran pernapasan, gejala-gejala mata, kemudian diikuti erupsi makulopapula yang berwarna merah dan diakhiri dengan deskuamasi dari kulit.(repository.usu.ac.id)
LO.I.2. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh virus campak dari famili Paramyxovirus, genus Morbilivirus.Virus campak adalah virus RNA yang dikenal hanya mempunyai satu antigen .Stuktur virus ini mirip dengan virus penyebab parotitis epidemis dan parainfluenza. Setelah timbulnya ruam kulit , virus aktif dapat ditemukan pada sekret nasofaring, darah, dan air kencing dalam waktu sekitar 34 jam pada suhu kamar.
Virus campak dapat bertahanselama beberapa hari pada temperatur 0°C dan selama 15 minggu pada sediaan beku.Di luar tubuh manusia virus ini mudah mati. Pada suhu kamar sekalipun, virus ini akan kehilangan efektivitasnya sekitar 60% selama 3-5 hari. Virus campak mudah hancur oleh sinar ultraviolet. Virus ini tidak aktif pada PH rendah .
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang byai yang lahir dari ibu yang telah kebal ( berlangsung selama 1 tahun ). Orang orang yang rentan terhadap campak adalah bayi berumur lebih dari 1 tahun bayi yang tidak mendapatkan imunisasi remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
LO 1.3 Patogenesis
PATOGENESIS
Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet lewat udara, menempel dan berkembang biak pada epitel nasofaring. Tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama.Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Adanya giant cells dan proses keradangan merupakan dasar patologik ruam dan infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat udema, bendungan dan perdarahan yang tersebar pada otak. Kolonisasi dan penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan batuk, pilek, mata merah (3 C : coryza, cough and conjuctivitis) dan demam yang makin lama makin tinggi. Gejala panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan pada hari ke 10 sejak awal infeksi (pada hari penderita kontak dengan sumber infeksi) mulai timbul ruam makulopapuler warna kemerahan.Virus dapat berbiak juga pada susunan saraf pusat dan menimbulkan gejala klinik encefalitis. Setelah masa konvelesen pada turun dan hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan ruam menjadi makin gelap, berubah menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan karena pada awalnya terdapat perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit
LO. I.4 Manifestasi
Virus keluar dari droplet
Masuk ke kelenjar Limfatik
Limfosit T termasuk sel T supresor dan T helper rentan terinfeksi
Menyebar orofaring, konjungtiva, pernafasan dan usus (peradangan epitel)
Imun turun
Hari 9-10 Ulcer kecil dimukosa pipi (koplik spot)
Hari 14 ruam makulopalupar (kulit)
Sel Mono Nuklear menyebabkan sel raksasa berinti banyak
Gejala klinis terjadi setelah masa tunas 10-12 hari, terdiri dari tiga stadium :
1. Stadium kataral (prodormal)
Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari dengan gejala demam, malaise,
batuk, fotofobia, konjungtivitis dan koriza. Menjelang akhir stadium kataral dan 24
jam sebelum timbul eksantema, timbul bercak Koplik. Bercak Koplik berwarna putih
kelabu, sebesar ujung jarum timbul pertama kali pada mukosa bukal yang menghadap
gigi molar dan menjelang kira-kira hari ke 3 atau 4 dari masa prodormal dapat meluas
sampai seluruh mukosa mulut. Secara klinis, gambaran penyakit menyerupai
influenza dan sering didiagnosis sebagai influenza.
2. Stadium erupsi
Stadium ini berlangsung selama 4-7 hari. Gejala yang biasanya terjadi adalah
koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul eksantema di palatum durum dan palatum
mole. Kadang terlihat pula bercak Koplik. Terjadinya ruam atau eritema yang
berbentuk makula-papula disertai naiknya suhu badan. Mula-mula eritema timbul di
belakang telinga, di bagian atas tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang
bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal, muka
bengkak. Ruam kemudian akan menyebar ke dada dan abdomen dan akhirnya
mencapai anggota bagian bawah pada hari ketiga dan akan menghilang dengan urutan
seperti terjadinya yang berakhir dalam 2-3 hari.
3. Stadium konvalesensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua
(hiperpigmentasi) yang lama-kelamaan akan menghilang sendiri. Selain
hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik.
Selanjutnya suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.
Gejala klinis campak terdiri dari:
Panas meningkat dan mencapai puncaknya pada hari ke 4-5, pada saat ruam
keluar.
Coryza yang terjadi sukar dibedakan dengan common cold yang berat. Membaik
dengan cepat pada saat panas menurun.
Conjunctivitis ditandai dengan mata merah pada conjunctiva disertai dengan
keradangan disertai dengan keluhan fotofobia.
Cough merupakan akibat keradangan pada epitel saluran nafas, mencapai puncak
pada saat erupsi dan menghilang setelah beberapa minggu.
Munculnya Koplik’s spot umumnya pada sekitar 2 hari sebelum munculnya ruam
(hari ke 3-4) dan cepat menghilang setelah beberapa jam atau hari. Koplik’s spot
adalah sekumpulan noktah putih pada daerah epitel bucal yang merah (a grain of salt
in the sea of red), yang merupakan tanda klinik yang patognomonik untuk campak.
Ruam makulopapular semula bewarna kemerahan. Ruam ini muncul pertama pada
daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga, menyebar ke arah perifer sampai
pada kaki. Ruam umumnya saling rengkuh sehingga pada muka dan dada menjadi
confluent. Ruam ini membedakan dengan rubella yang ruamnya discrete dan tidak
mengalami desquamasi. Telapak tangan dan kaki tidak mengalami desquamasi.
LO. I.5 Diagnosis dan Diagnosis Banding
a. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan ruam kulit yang khas.
Pemeriksaan lain yang mungkin perlu dilakukan: - pemeriksaan darah - pembiakan virus - serologi campak.
b. Diagnosis Banding
Diagnosis banding penyakit campak yang perlu dipertimbangkan adalah campak jerman, infeksienterovirus, eksantema subitum, meningokoksemia, demam skarlantina, penyakit riketsia danruam kulit akibat obat, dapat dibedakan dengan ruam kulit pada penyakit campak.
1. Campak jerman.Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di daerah suboksipital, servikal bagian posterior, belakang telinga.
2. Eksantema subitum.Perbedaan dengan penyakit campak ruam akan timbul bila suhu badan menurun
3. Infeksi enterovirus.Ruam kulit cenderung kurang jelas dibandingkan dengan campak. Sesuai dengan derajat demam dan berat penyakit .
4. Penyakit RiketsiaDisertai batuk tetapi ruam kulit yang timbul biasanya tidak mengenai wajah yang secara khasterlihat pada penyakit campak. .
5. MeningokoksemiaDisertai ruam kulit yang mirip dengan campak, tetapi biasanya tidak dijumpai batuk dan konjungtivitis. .
6. Ruam kulit akibat obatRuam kulit tidak disertai dengan batuk dan umumnya ruam kulit timbul setelah ada riwayat penyuntikan atau menelan obat. .
7. Demam skarlantina.Ruam kulit difus dan makulopapuler halus, eritema yang menyatu dengan tekstur seperti kulitangsa secara jelas terdapat didaerah abdomen yang relatif mudah dibedakan dengan campak
LO 1.6 TATALAKSANA
a. tatalaksana tanpa komplikasi
Simtomatik yaitu antipiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk, dan memperbaiki keadaan umum. Tindakan yang lain ialah pengobatan segera terhadap komplikasi yang timbul. (Hassan.R. et al, 1985).
1. istirahat2. pemberian makanan atau cairan yang cukup dan bergizi.3. medikamentosa :
- antipiretik : parasetamol 7,5 – 10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam- ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50 – 100 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum 600 mg/hari.- Antitusif perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu, narcotic antitussive
(codein) tidak boleh digunakan.- Mukolitik bila perlu- Vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium kataral sangat bermanfaat. (Anonim). Berikan vitamin A 100.000 per oral diberikan satu kali apabila malnutrisi dilanjutkan 1500 IU per hari.
b. tatalaksana dengan komplikasi
-Brinkopneumonia
Diberikan antibiotik ampisilin 100/mg/kgBB/hari dalam 4 dosis intravena dikombinasikan dengan kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari intravena dalam 4 dosis sampai gejala sesak berkurang dan pasien dapat minum obat per oral. Antibiotik diberikan sampai tiga hari demam reda.Apabila dicurigai infeksi spesifik, maka uji tuberkulin dilakukan setelah anak sehat kembali (3-4 minggu kemudian) oleh karena uji tuberkulin biasanya negatif (anergi) pada saat anak menderita campak. Gangguan reaksi delayed hipersensitivity disebabkan oleh sel limfosit-T yang terganggu fungsinya.
-Enteritis
Pada keadaan berat anak mudah jatuh dalam dehidrasi.Pemberian cairan intravena dapat dipertimbangkan apabika terdapat enteritis + dehidrasi.
-Otitis media
Seringkali disebabkan oleh karena infeksi sekunder, sehingga perlu diberikan antibiotik kotrimoksazol-sulfametoksazol (TMP 4mg/ kgBB/ hari dibagi dalam dua dosis).
-Ensefalopati
Perlu reduksi jumlah pemberian cairan hingga ¾ kebutuhna untuk mengurangi edema otak disamping pemberian kortikosteroid.Perly dilakukan koreksi elektrolid dan gangguan gas darah.
LO .I.7 Pencegahan Penyakit Campak
Pencegahan Penyakit Campak
Pencegahan Tingkat Awal (Priemordial Prevention)
Pencegahan tingkat awal berhubungan dengan keadaan penyakit yang masih
patogenesis atau penyakit belum tampak yang dapat dilakukan dengan
memantapkan status kesehatan balita dengan memberikan makanan bergizi
sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)
Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk mencegah seseorang
terkena penyakit campak, yaitu :3,35
a. Memberi penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pelaksanaan
imunisasi campak untuk semua bayi.
b. Imunisasi dengan virus campak hidup yang dilemahkan, yang diberikan pada semua anak berumur 9 bulan sangat dianjurkan karena dapat melindungi sampai jangka waktu 4-5 tah
IMUNISASI CAMPAK
Bayi 0 – 11 bulan (Hep. B (0-7 HR), BCG, DPT-HB, POLIO dan CAMPAK
JADUAL PEMBERIAN
VAKSIN PEMBERIAN IMUNISASI
INTERVAL UMUR
Hep. B injeksi 1 x - 0 – 7 hr.
BCG 1 X - 0 - 11 bln
DPT - HB 3 X 4 mg 2 - 11 bln
POLIO 4 X 4 mg 0 - 11 bln
CAMPAK 1 X - 9 - 11 bln
Pada vaksin campak lokasi penyuntikan lengan kiri secara Sub Kutan dengan dosis 0.5 CC
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak.Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan.Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
Campak strain Cam 70
Bentuk beku-kering. Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC, pelarut pada suhu kamar Kadaluarsa 24 bulan, pelarut 60 bulan. Indikasi à kekebalan aktip terhadap penyakit Campak Kemasan à1 box isi 10 Amp, pelarut 5 ml aquabidest steril untuk setiap vial Dosis à 0,5 ml / dosis pada subkutan Pelarut didinginkan pada suhu + 2 s/d + 8 OC minimal 12 jam sebelum dipakai
Setelah dilarut vaksin hanya bertahan 6 jam atau 8 jam à diskusi
Imunisasi terbagi menjadi dua macam , yaitu :
Imunisasi aktif
Imunisasi aktif dilakukan dengan menggunakan strain Schwarz dan Moraten. Vaksin tersebut diberikan secara subcutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama.Vaksin ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan tuberkulosis yang tidak diobati, penderita leukemia dan anak yang sedangmendapat pengobatan imunosupresif.
Imunisasi pasif
Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum konvalesens,globulin plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah efektif untuk pencegahan dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah dengan menggunakanimunoglobulin serum dengan dosis 0,25 mL/kg diberikan secara intramuskuler dalam5 hari sesudah pemajanan tetapi lebih baik sesegera mungkin.
Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)
Pencegahan tingkat kedua ditujukan untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin untuk
mendapatkan pengobatan yang tepat. Dengan demikian pencegahan ini sekurang-
kurangnya dapat menghambat atau memperlambat progrefisitas penyakit, mencegah
komplikasi, dan membatasi kemungkinan kecatatan, yaitu
a. Menentukan diagnosis campak dengan benar baik melalui pemeriksaan fisik atau
darah.
b. Mencegah perluasan infeksi. Anak yang menderita campak jangan masuk sekolah
selama empat hari setelah timbulnya rash. Menempatkan anak pada ruang khusus atau
mempertahankan isolasi di rumah sakit dengan melakukan pemisahan penderita pada
stadium kataral yakni dari hari pertama hingga hari keempat setelah timbulnya rash
yang dapat mengurangi keterpajanan pasien-pasien dengan risiko tinggi lainnya.
c. Pengobatan simtomatik diberikan untuk mengurangi keluhan penderita yakni
antipiretik untuk menurunkan panas dan juga obat batuk. Antibiotika hanya diberikan
bila terjadi infeksi sekunder untuk mencegah komplikasi.
d. Diet dengan gizi tinggi kalori dan tinggi protein bertujuan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh penderita sehingga dapat mengurangi terjadinya komplikasi campak
yakni bronkhitis, otitis media, pneumonia, ensefalomielitis, abortus, dan miokarditis
yang reversibel.
Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention)
Pencegahan tingkat ketiga bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan
kematian. Adapun tindakan-tindakan yang dilakukan pada pencegahan tertier yaitu :
a. Penanganan akibat lanjutan dari komplikasi campak.
b. Pemberian vitamin A dosis tinggi karena cadangan vitamin A akan turun secara
cepat terutama pada anak kurang gizi yang akan menurunkan imunitas mereka.
LO. I.8 Komplikasi
Pada penderita campak dapat terjadi komplikasi yang terjadi sebagai akibat replikasi virus aau karena superinfeksi bateri antara lain:
1. Otitis MediaInvasi virus ke dalam telinga tengah umunya terjadi pada campak. Gendang telinga biasanya hpieremis pada fase prodromal dam stadium erupsi . Jika terjadi invasi bakteri pada lapisan sel mukosa yang rusak karena invasi virus akan terjadi otitis media purulenta. Dapat pula terjadi mastoiditis.
2. EnsefalitisMerupakan penyulit neurologikyang paling sering terjadi pada hari ke 4-7 setelah timbulnya ruam. Kejadian ensefalitis terjadi sekitar 1 dalam 1.000 kasus campak, dengan mortalitas antara 30 % - 40%. Terjadinya ensefalitis dapat melalui mekanisme imunologik maupun melalu invasi langsung virus campak ke dalam otak. Gejala ensefalitis dapat berupa kejang , letargi, koma, dan iritabel.. Keluhan nyeri kepala , frekuensi nafas meningkat , twitching, disorientasi juga dapat ditemukan. Pemeriksaan carian serebrospinal menunjukan pleositosis ringan dengan predominan mononuklear , peningkatan protein ringan , sedangkan kadar glukosa dalam batas normal.
3. Bronkopneumonia Dapat disebabkan oleh virus campak maupun akibat invasi bakteri vagina. Ditandai dengan batuk, meningkatnya frekuensi nafas, dan adanya ronki basah halus. Pada saat suhu turun, apabila disebabkan oleh virus, gejala pneomonia akan menghilang, kecuali batuk yang masih dapat berlanjut sampai beberapa hari lagi. Apabila suhu tidak juga turun pada saat yang diharapkan dan gejala saluran nafas masih terus berlangsung, dapat disuga adanya pneumonia karena bakteri yang telah mengadakan invasi pada sel epitel yang telah dirusak oleh virus. Gambaran infiltrat pada fototoraks dan adanya leukositosis dapat mempertegas diagnosis. Di negara yang sedang berkembang dimana malnutrisi masih menjadi masalah penyulit pneomonia bakteri biasa terjadi dan dapat menjadi fatal bila tidak diberi antibiotik.
4. SSPE (subacute sclerosing panencephalitis)SSPE merupakan kelainan regeneratif susunan saraf pusat yang jarang disebabkan oleh infeksi virus campak yang persisten. Kemungkinan untuk menderita SSPE pada anak yang sebelumnya pernah menderita campak adalah 0,6-2,2 per 100.000 infeksi campak. Risiko terjadi SSPE pebih besar pada usia yang lebih muda, dengan masa inkubasi rata-rata 7 tahun. Gejala SSPE didahului dengan gangguan tingkah laku dan intelektual yang progresif, diikuti oleh inkoordinasi motorik, kejang umumnya bersifat mioklonik.
5. Laringitis akutDapat timbul karena adanya edema hebat pada mukosa saluran nafas, yang bertambah parah pada saat demam mencapai puncaknya. Ditandai dengan distres pernafasab , sesak, sianosis, dan stridor. Ketika demam turun akan membaik dan gejala akan menghilang.
6. Kejang demamDapat timbul pada periode demam , umumnya pada puncak demam saat ruam keluar.
7. KonjungtivitisDitandai dengan adanya mata merah, pembengkakan kelopak mata, lakrimasi, dan fotofobia. Kadang dapat terjadi infeksi sekunder oleh bakteri. Virus campak dan antigennya dapat dideteksi pada lesi konjungtiva pada hari-hari pertama sakit. Konjungtivitis dapat memburuk dengan terjadinya hipopion dan pan-oftalmitis hingga menyebabkan kebutaan , dapat pula timbul ulkus kornea.
8. Sistem kardiosvaskularPada EKG dapat ditemukan kelainan perubahan pada gelombang T, kontraksi prematur aurikel dan perpanjangan interval A-V. Perubahan ini hanya sementara dan tidak atau hanya sedikit mempunyai arti klinis.
9. Gangguan Gizi sampi kwasiorkhor
10. Pada ibu hamil dapat terjadi abortus , partus prematurus , dan kelainan kongietal pada bayi.
LI 2, Memahami dan menjalskan virus campak
LO 2.1 Definisi
Virus Campak / Virus Rubella adalah adalah virus RNA beruntai tunggal, dari keluarga Paramyxovirus, dari genus Morbillivirus.Virus campak hanya menginfeksi manusia, dimana virus campak ini tidak aktif oleh panas, cahaya, pH asam, eter, dan tripsin (enzim).Ini memiliki waktu kelangsungan hidup singkat di udara, atau pada benda dan permukaan.
LO 2.2 Morfologi
Golongan : Paramyxovirus Bentuk : bulat dengan tepi kasar Diameter : 140 nm Selubung : dibungkus yang terdiri dari lemak dan protein (bersifat ether
labile). Seringkali dibagian luar terdapat tonjolan pendek. Salah satu protein yang berada di selubung luar berfungsi sebagai hemaglutinin.
Isi : nukleokapsid bentuk bulat lonjong (terdiri dari bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA) dengan struktur heliks nucleoprotein dari myxovirus.
Tidak memiliki daya tahan yang tinggi à diluar tubuh manusia tidak bertahan lama. Suhu kamar à kehilangan 60% sifat infektivitasnya setelah 3-5hari. Suhu 37oC à waktu paruh usianya 2 jam, 56oC à 1 jam.
Virus ini mampu bertahan dalam keadaan dingin : -70 oC dengan media proteinà hidup 5,5 tahun. 4-6 oC à hidup 5 bulan. Bila tanpa media protein à 2 minggu dan dapat dihancurkan oleh sinar UV.
Virus dapat tumbuh dalam berbagai macam tipe sel, tetapi untuk isolasi primer digunakan biakan sel ginjal manusia atau kera.
Secara morfologi tidak dapat dibedakan dengan virus lain anggota family paramyxo viridae. Virion campak terdiri atas nukleokapsid berbentuk heliks yang dikelilingi oleh selubung virus.Virus campak mempunyai 6 protein struktural, 3 di antaranya tergabung dengan RNA dan membentuk nukleokapsid yaitu:
Pospoprotein (P), Protein ukuranbesar (L),dan Nukleoprotein (N).
Tiga protein lainnya tergabung dengan selubung virus yaitu: Protein fusi (F), Protein hemaglutinin (H),dan Protein matrix (M).
Virus campak mempunyai satu tipe antigen (monotype), yang bersifat stabil. Sifat infeksius virus campak ditunjukkan dengan tingginya sensitivitas dan aktivitas hemolitiknya.
Virus ini Memiliki 3 genera:
Secara Internal :
1. Kompleks protein nukleokapsid , NP 2. Protein nukleokapsid, L (oval putih)3. P (lingkaran berbayng padat
Selubung virus lingkaran putih luar terdiri:
1 glikoprotein perlekatan virus
2 HN( bayangan terang .ujung bulat)
3 protein fusi, F(bayangan gelap ujung ujung tajam.
KLASIFIKASI
Memiliki 3 genera:
Secara Internal :
1. Kompleks protein nukleokapsid , NP
2. Protein nukleokapsid, L (oval putih)
3. P (lingkaran berbayng padat
Selubung virus lingkaran putih luar terdiri:
1 glikoprotein perlekatan virus
2 HN( bayangan terang .ujung bulat)
3 protein fusi, F(bayangan gelap ujung ujung tajam.