Top Banner
AVNRT AHMAD IBATUL HAQI AMALIA ATIN FRANTIKA IMAM SAFI’I IRRENE TRI RAMADHANI
27

AVNRT1

May 19, 2017

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: AVNRT1

AVNRT

AHMAD IBATUL HAQIAMALIA ATIN FRANTIKA

IMAM SAFI’IIRRENE TRI RAMADHANI

Page 2: AVNRT1

PENGERTIAN

AVNRT adalah suatu takiaritmia yang disebabkan karena adanya dual AV Node yaitu slow pathway dan fast pathway. Atrioventrikular nodal reentrant takikardia (AVNRT) merupakan aritmia yang terjadi karena jalur ekstra terletak pada atau dekat node AV, yang menyebabkan impuls untuk bergerak dalam lingkaran dan masuk kembali daerah itu sudah lewat.

Page 3: AVNRT1

AVNRT

• Slow Pathway Perinodal jaringan yang memiliki sifat konduksi depolarisasi lambat dan repolarisasi relatif cepat terletak di inferior dan posterior dekat dengan CSos (wilayah Posteroseptal)

• Fast Pathway Perinodal jaringan yang memiliki sifat konduksi depolarisasi yang relatif cepat dan repolarisasi relatif lambat terletak di anterior dan superior untuk segitiga Koch (anteroseptal wilayah)

Page 4: AVNRT1

GEJALA

• Palpitations • Dizziness• Dyspnea • Chest pain • Fatigue • Syncope • polyuria

Page 5: AVNRT1

DATA PASIEN

• Nama Pasien : Ny. R• No. Rekam Medis : 2014-360936• Tanggal lahir : 8 Juli 1961• No. Tindakan : 06370214-I-ABL• Tanggal Tindakan : 5 Februari 2014• Dokter Pengirim : dr. Yoga Yuniadi, SpJP(K)• Diagnosa : AVNRT

Page 6: AVNRT1

DATA PENUNJANG

• Berat Badan : 60 Kg• Tinggi Badan : 155 cm• Tekanan Darah : 121/72 mmHg• Heart Rate : 72 bpm• Hb : 11, 8• Ureum : 21• Creatinin : 1,3

Page 7: AVNRT1

EKG

Page 8: AVNRT1

PERSIAPAN PASIEN

• Inform Consent• Puasa 6 jam sebelum tindakan• Obat- obatan anti Arrhytmia sudah dihentikan

sebelum tindakan sesuai aturan• Pasang folley kateter• IV access• Cukur daerah inguinalis, jugularis dan

subclavia

Page 9: AVNRT1

PERSIAPAN ALAT• 1 set kain steril• Handuk / set tenun• Ekg 12 lead• Sheat vena jugular dan femoral 6 dan 7 F• Kateter quadric polar dan decapolar• Mesin Flouroscopy• EP Monitor & komputer system• Stimulator & Amplifer• Junction Box

Page 10: AVNRT1

PERSIAPAN TAMBAHAN

• Dinamap & Oximetri• External defibrilator• TPM & Peralatan CPR/ Trolley Emergency• Sryringe Pump• Instrumen steril

Page 11: AVNRT1

PROSEDUR

• Berikan antiseptic pada area inguinal kanan, dan jugularis kanan

• Puncture pada vena jugularis kanan dengan menggunakan sheat 6 F dan pada vena femoralis kanan dengan sheat 6 F dan 7 F.

• Coroangiography dilakukan dan menunjukkan jalannya elektroda

Page 12: AVNRT1

PROSEDUR

Tiga buah elektroda quadripolar di masukkan melalui vena femoralis kiri dan diletakkan di HRA, HIS bundle, dan RVA. Sebuah elektroda dekapolar di masukkan melalui vena jugularis kanan dan diletakkan di Sinus Coronarius.

Page 13: AVNRT1

RAO

ABL RVA

HIS

CS

Page 14: AVNRT1

LAO

CSABL

RV

HIS

Page 15: AVNRT1

• Setelah kateter di tempatkan pada posisinya, dilakukan EP Study.

Page 16: AVNRT1

Dilakukan pengukuran WP dengan Retrograde Conduction, dengan Incremental Pacing S1 280 ms, kemudian pacing diturunkan 10 ms. Pada saat pacing 270 ms, sudah tidak terjadi retrograde conduction. Ini berarti AV Node sudah tidak mampu menghantarkan impuls lagi. Normal WP 400-450 ms. Didapatkan nilai WP 270 ms, jadi pada pasien tersebut terjadi gangguan pada AV Node.

Page 17: AVNRT1

Dilakukan pengukuran ERP AV Node, dengan Retrograde Conduction dengan metode Extrastimulus Pacing. Pada gambar 1, S1 500 ms S2 250 ms, masih terjadi retrograde conduction. Ini berarti AV Node masih dapat menghantarkan impuls ke atrium. Pada gambar 2, S1 500 ms S2 240 ms, pada saat pacing di 240 ms terjadi blok. Ini berarti AV Node sudah tidak mapu menghantarkan impuls karena sudah mencapai masa refrakter. Nilai normal ERP AV Node 230-425 ms. Didapatkan nilai ERP AV Node 240 ms. Kesimpulan, ERP AV Node masih normal.

Page 18: AVNRT1

Dilakukan pengukuran ERP Ventrikel dengan Retrograde Conduction dan metode Extrastimulus Pacing S1 500 ms, S2 230 ms dan S1 500 ms, S2 220 ms. Pada gambar 1, saat stimulus 230ms ventrikel masih terdepolarisasi, ditandai dengan adanya spike dan depolarisasi ventrikel. Pada gambar 2, saat stimulus 220ms ventrikel sudah tidak mampu lagi terdepolarisasi, ditandai dengan hanya adanya spike tanpa diikuti depolarisasi ventrikel. Nilai normal ERP Ventrikel 170-290 ms. Didapatkan nilai ERP Ventrikel 220ms, jadi ERP Ventrikel masih normal.

Page 19: AVNRT1

Dilakukan pengukuran WP dengan Antegrade Conduction, dengan Incremental Pacing S1 360ms, kemudian pacing diturunkan 10 ms. Pada saat pacing 350ms pada ke 4, sudah tidak terjadi antegrade conduction. Ini berarti AV Node sudah tidak mampu menghantarkan impuls lagi. Normal WP 400-450 ms. Didapatkan nilai WP 350 ms, jadi secara antegrade conduction pada pasien tersebut terjadi gangguan pada AV Node.

Page 20: AVNRT1

AH Jump: dilakukan pengukuran AH Jump, menggunakan Antegrade Conduction dan dengan metode Ekstrastimulus Pacing .Pada gambar 1 terlihat bahwa ketika di pacing dengan 500 dan ekstrastimulus (S2) dengan 280. kita hitung jarak dari gelombang A di His sampai gelombang H di His. Di dapat jarak antara keduanya adalah 252 ms Sedangkan dari gambar 2, ketika di pacing dengan 500 dan ekstrastimulus turun 10 ms dari energi awal (280 ms), kita hitung jarak antara gelombang A di HIS dan gelombang H di HIS. Di dapat jarak antara keduanya yaitu 440 ms. Jika dihitung selisih antara kedua gambar di dapat perbedaan 188 ms. Nilai normal selisih interval A-H < 50 ms. Kesimpulan, terjadi AH Jump.

Page 21: AVNRT1
Page 22: AVNRT1

Dilakukan pengukuran ERP AV Node, dengan Antegrade Conduction dengan metode Extrastimulus Pacing. Pada gambar 1, S1 400 ms S2 310 ms, masih terjadi antegrade conduction. Ini berarti AV Node masih dapat menghantarkan impuls. Pada gambar 2, S1 400 ms S2 300 ms, pada saat pacing di 300 ms terjadi blok. Ini berarti AV Node sudah tidak mapu menghantarkan impuls karena sudah mencapai masa refrakter. Nilai normal ERP AV Node 230-425 ms. Didapatkan nilai ERP AV Node 300 ms. Kesimpulan, ERP AV Node normal.

Page 23: AVNRT1

Dilakukan pengukuran ERP Atrium dengan Antegrade Conduction dan metode Extrastimulus Pacing S1 400 ms, S2 220 ms dan S1 500 ms, S2 210 ms. Pada gambar 1, saat stimulus 220ms atrium masih terdepolarisasi, ditandai dengan adanya spike dan depolarisasi atrium. Pada gambar 2, saat stimulus 210ms atrium sudah tidak mampu lagi terdepolarisasi, ditandai dengan hanya adanya spike tanpa diikuti depolarisasi atrium. Nilai normal ERP Ventrikel 170-300 ms. Didapatkan nilai ERP Ventrikel 210ms, jadi ERP Atrium masih normal.

Page 24: AVNRT1

Dilakukan pengukuran SNRT dilakukan untuk menentukkan fungsi dari SA Node secara Antegrade Conduction dengan metode Incremental Pacing S1 600ms dengan BCL 700 ms selama 30-60 detik. Setelah dipacing secara spontan muncul irama sinus, kemudian pada irama pacing terakhir dihitung sampai irama sinus pertama didapatkan nilai SNRT sebesar 869 ms. Dan nilai CSNRT didapatkan sebesar 169 ms (SNRT-BCL=869-700). Nilai normal SNRT <1500 ms dan CSNRT < 525ms. Kesimpulan: SNRT dan CSNRT normal, jadi fungsi SA Node masih baik.

Page 25: AVNRT1

Dilakukan pengukuran SNRT dilakukan untuk menentukkan fungsi dari SA Node secara Antegrade Conduction dengan metode Incremental Pacing S1 500ms dengan BCL 680 ms selama 30-60 detik. Setelah dipacing secara spontan muncul irama sinus, kemudian pada irama pacing terakhir dihitung sampai irama sinus pertama didapatkan nilai SNRT sebesar 914 ms. Dan nilai CSNRT didapatkan sebesar 234 ms (SNRT-BCL=914-680). Nilai normal SNRT <1500 ms dan CSNRT < 525ms. Kesimpulan: SNRT dan CSNRT normal, jadi fungsi SA Node masih baik.

Page 26: AVNRT1

Dilakukan Burst Pacing untuk memicu aritmia. Dengan CL 300ms. Setelah dilakukan pacing, tidak muncul aritmia.

Page 27: AVNRT1

Dilakukan Burs