PENJAMINAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DAN KLINIKAL AUDIT
Dosen pengampu : Irman Somantri.,M.Kep
Disusun Untuk Memenuhi Tugas KelompokMata Kuliah : Tata
Kelola
Oleh kelompok 4
ANGGI PRATIWI220120130004JAHIDUL FIKRI A220120130008
PROGRAM MAGISTER KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS
PADJADJARANBANDUNG2014
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPelayanan perawatan di rumah sakit merupakan
bagian integral dari pelayanan rumah sakit secara menyeluruh, yang
sekaligus merupakan tolok ukur keberhasilan pencapaian tujuan rumah
sakit, bahkan sering menjadi faktor penentu citra rumah sakit di
mata masyarakat. Sistem penjaminan mutu pelayanan keperawatan
merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas suatu pelayanan
yang banyak memberikan manfaat. Penjaminan mutu akan memberikan
tolak ukur bagi suatu pelayanan apakah suatu pelayanan sudah sesuai
dengan standar pelayanan berkualitas. Melaui penjaminan mutu maka
proses menuju perbaikan terus diutamakan. Sistem penjaminan mutu
yang baik akan berdampak terhadap peningkatan daya saing antar
institusi pelayanan kesehatan. Keperawatan sebagai suatu profesi di
rumah sakit yang cukup potensial dalam menyelenggarakan upaya mutu,
karena selain jumlahnya yang dominan juga pelayanannya menggunakan
metode pemecahan masalah secara ilmiah melalui proses keperawatan.
Oleh karena itu perawat harus benar-benar berkontribusi dalam upaya
penjaminan mutu pelayanan.Audit merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan, audit pada penerapannya
mengevaluasi tiga kualitas pelayanan yang meliputi kenyamanan dan
keamanan pasien (patient safety), pengalaman pasien (patient
experience) dan keefektifan pemberian pelayanan (effectiveness of
care) (Patel, 2010). Melalui Audit dalan pelayanan keperawatan maka
akan menilai kelayakan dan keefektifan pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan pada pasien. Dimana tujuan akhir yang harus dicapai
adalah upaya peningkatan akuntabilitas perawat terhadap kualitas
pelayanan kesehatan.
1.2 Tujuana. Tujuan UmumMemberikan penjelasan tentang konsep
penjaminan mutu pelayanan keperawatan dan audit klinikb. Tujuan
Khusus1) Menjelaskan tentang quality improvement pada tatanan
pelayanan keperawatan2) Menjelaskan tentang clinical audit
keperawatan
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Quality ImprovementQuality improvement (QI) merupakan
fenomena baru. Kemajuan zaman yang mendukung perkembangan
pengetahuan dan keterampilan memungkinkan klien untuk memilih
pelayanan kesehatan yang memenuhi standar kualitas yang lebih
tinggi daripada biasanya. Konsumen mengakui bahwa kualitas
merupakan atribut penting dalam produk dan layanan. Pemberi
pelayanan menyadari bahwa kualitas dapat menjadi pembeda penting
antara mereka sendiri dan para pesaing (diferensiasi kualitas juga
disebut kesenjangan kualitas). Dalam dua dekade terakhir ini
kesenjangan kualitas telah sangat berkurang antara produk dan jasa
yang kompetitif. Program QI penting untuk Organisasi Kesehatan,
karena bermanfaat untuk mendapatkan hasil yang baik untuk kesehatan
pasien, dengan meningkatkan proses dan hasil yang relevan dengan
kebutuhan kesehatan menjadi prioritas utama. Informasi tambahan,
termasuk alat-alat dan sumber daya untuk membantu organisasi dengan
meningkatkan proses dan hasil dapat ditemukan dalam mendesain ulang
sistem perawatan untuk mempromosikan QI. Ketika sebuah organisasi
mengimplementasikan program QI yang efektif, hasilnya bisa menjadi
keseimbangan kualitas, efisiensi, dan profitabilitas dalam
pencapaian tujuan organisasi.Kinerja pelayanan kesehatan ditentukan
oleh efisiensi organisasi dan hasil perawatan , dan tingkat
kepuasan pasien. Kualitas secara langsung terkait dengan pendekatan
pelayanan organisasi atau sistem yang mendasari perawatan. Untuk
mencapai tingkat yang berbeda dari kinerja (yaitu : hasil) dan
meningkatkan kualitas, sistem organisasi saat ini perlu berubah.
Sementara setiap program QI mungkin tampak berbeda, program yang
sukses selalu menggabungkan empat prinsip kunci berikut:
a. QI Bekerja sebagai Sistem dan Proses Untuk melakukan
perbaikan, organisasi perlu memahami sistem pengiriman sendiri dan
proses kunci. Konsep di balik pendekatan QI dalam toolkit ini
mengakui bahwa kedua sumber daya (input) dan kegiatan yang
dilakukan (proses) yang ditangani bersama-sama untuk memastikan
atau meningkatkan kualitas pelayanan (output/outcome). Sebuah
sistem pelayanan kesehatan dapat kecil dan sederhana, seperti
sebuah klinik imunisasi atau besar dan kompleks, seperti sebuah
organisasi perawatan besar. Kegiatan atau proses dalam sebuah
organisasi perawatan kesehatan mengandung dua komponen utama yaitu
:1) Apa yang dilakukan (apa perawatan disediakan) 2) Bagaimana hal
itu dilakukan (kapan, di mana , dan oleh siapa perawatan
disampaikan)Peningkatan dapat dicapai dengan mengatasi salah satu
komponen, namun dampak terbesar untuk QI adalah ketika kedua point
diatas ditujukan pada waktu yang sama. Langkah-langkah khusus yang
diperlukan untuk memberikan layanan kesehatan yang optimal. Ketika
langkah-langkah ini terikat dengan pedoman klinik yang
bersangkutan, maka hasil yang optimal tercapai. QI berusaha agar
organisasi mencapai jalur kritis yang ideal, yang merupakan salah
satu yang memungkinkan tim perawatan dan pasien untuk berinteraksi
secara produktif dan efisien untuk mencapai hasil kesehatan yang
optimal.b. Fokus pada PasienUkuran penting kualitas adalah sejauh
mana kebutuhan pasien dan harapannya terpenuhi. Layanan yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pasien dan
masyarakat mereka termasuk :1) Sistem yang mempengaruhi akses
pasien2) Penyediaan pelayanan yang berbasis bukti3) Keselamatan
pasien4) Dukungan untuk keterlibatan pasien5) Koordinasi perawatan
dengan bagian lain dari sistem perawatan kesehatan yang lebih
besar6) Kompetensi budaya, termasuk menilai melek kesehatan pasien,
komunikasi berpusat pada pasien , dan perawatan yang sesuai
bahasac. Fokus pada Menjadi Bagian dari TimQI adalah proses tim.
Dalam situasi yang tepat, tim memanfaatkan pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, dan perspektif individu yang berbeda
dalam tim untuk melakukan perbaikan secara terus menerus.
Pendekatan tim paling efektif bila :1) Proses atau sistem yang
kompleks2) Tidak ada satu orang dalam suatu organisasi tahu semua
dimensi dari suatu masalah3) Proses ini melibatkan lebih dari satu
disiplin atau area kerja4) Solusi membutuhkan kreativitas5)
Komitmen stafd. Fokus pada Penggunaan DataData adalah fondasi dari
QI, hal ini digunakan untuk menggambarkan seberapa baik sistem saat
bekerja , apa yang terjadi ketika perubahan diterapkan, dan
mendokumentasikan kinerja yang sukses dengan cara:1) Memisahkan apa
yang dianggap terjadi dari apa yang sebenarnya terjadi2) Menetapkan
dasar ( Dimulai dengan skor rendah )3) Mengurangi penempatan solusi
efektif4) Memungkinkan pemantauan perubahan prosedur untuk
memastikan bahwa perbaikan yang berkelanjutan5) Menunjukkan apakah
perubahan mengarah pada peningkatan6) Memungkinkan perbandingan
kinerja Metode yang membantu dalam peningkatan qulity improvement
adalah dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif
melibatkan penggunaan angka dan frekuensi yang menghasilkan data
yang terukur. Jenis informasi mudah untuk menganalisa statistik dan
akrab bagi profesional perawatan ilmu pengetahuan dan kesehatan.
Contoh dalam pengaturan pelayanan kesehatan meliputi :1) Menemukan
rata-rata nilai laboratorium khusus2) Menghitung frekuensi akses
yang tepat untuk perawatan3) Menghitung persentase pasien yang
menerima pemeriksaan kesehatan yang sesuaiMetode kualitatif
mengumpulkan data dengan karakteristik deskriptif, daripada
nilai-nilai numerik yang menarik kesimpulan statistik. Data
kualitatif diobservasi tetapi tidak terukur, dan memberikan
informasi penting tentang pola, hubungan antara sistem, dan sering
digunakan untuk memberikan konteks untuk perbaikan yang diperlukan.
Strategi umum untuk mengumpulkan data kualitatif dalam pengaturan
perawatan kesehatan adalah:1) Pasien dan staf survei kepuasan2)
Diskusi kelompok3) Pengamatan independenSebuah organisasi kesehatan
telah memiliki data yang cukup dari berbagai sumber, seperti
catatan klinik, sistem praktek manajemen, survei kepuasan, evaluasi
eksternal kesehatan penduduk, dan lain-lain. Berfokus pada data
yang ada dengan cara disiplin dan metode memungkinkan organisasi
untuk mengevaluasi sistem saat ini, mengidentifikasi peluang untuk
perbaikan, dan memantau peningkatan kinerja dari waktu ke
waktu.Ketika sebuah organisasi ingin mempersempit fokus pada data
khusus untuk program QI nya, salah satu strategi adalah mengadopsi
ukuran standar kinerja. Ukuran kinerja mencakup persyaratan
tertentu yang mendefinisikan data apa yang diperlukan untuk setiap
ukuran, mereka menargetkan data yang akan dikumpulkan dan dipantau
dari data lain yang tersedia untuk sebuah organisasi. Mengukur
kualitas klinik diidentifikasi dalam instrumen ukuran standar suatu
organisasi. Instrumen dirancang untuk mengukur proses perawatan
yang umum untuk penyedia jaring pengaman dan relevan dengan
populasi yang dilayani, alat-alat dan sumber daya untuk membantu
sebuah organisasi.
2.2 Pelayanan keperawatanPelayanan keperawatan merupakan
gabungan dari ilmu kesehatan, filosofi, ilmu social, kegiatan
klinik, humanistik dan seni dalam melayani dan merawat masyarakat
atau orang yang sakit (WHO, 1999). Secara garis besar keperawatan
tersebut merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yg merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkanpada ilmu
dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biopsikososio spiritual
yang komphrehensif ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat, baik yang sakit mupun yang sehat yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusiaSelain itu pelayanan keperawatan merupakan
bagian integraldaripelayananrumahsakitsecaramenyeluruh, yang
mendukung keberhasilan pencapaian tujuan rumah sakit. Mutu
pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi mutu pelayanan rumah
sakit, bahkan
menjadifaktorpenentucitrarumahsakitdimatamasyarakat.Pelayanan
keperawatan bertugasmembantuindividu,keluarga,dan kelompokuntuk
mencapaipotensioptimalnyadlmfisik,mentaldan sosial, dlm ruang
lingkup kehidupandanpekerjaannya. Pelayanan keperawatan juga
melakukanupaya promosipada pemeliharaan kesehatan serta mencegah
terjadinya penyakit, meliputi
kegiatanperencanaandanpemberianperawatanpadasaatsakit,masarehabilitasidanmenjagatingkatkesehatanfisik,mental
dan social yang mempengaruhi status kesehatan, terjadinya penyakit,
kecacatan dan kematian.
2.3 Tugas pelayanan keperawatana. Melakukan kegiatan promosi
kesehatan, termasuk kesehatanemosional dan socialb.
Melakukanupayapencegahanpenyakitdan kecacatanc. Menciptakan
keadaanlingkungan, fisik, kognitifdanemosional
sedemikianrupaygdptmembantupenyembuhanpenyakit.d.
BerupayameminimalisasiakibatburukdrpenyakitMengupayakankegiatanrehabilitasi.
(Griffith,1987)
2.4 Proses keperawatana. Dependent Aktivitas perawat tergantung
dari keilmuan yang lainb. InterdependenProgram perawatan dilakukan
melalui kerjasama dengan tenaga kesehatan yang lainc. Independent
Aktivitas yang dilaksanakan perawatan dalam melakukan diagnosa
keperawatan, intervensi dan evaluasi keperawatan
2.5 Standar asuhan keperawatana. Standar I: Pengkajian
Keperawatanb. Standar II: Diagnosa Keperawatanc. Standar III:
Perencanaan Keperawatand. Standar IV: Intervensi Keperawatane.
Standar V: Evaluasi Keperawatanf. Standar VI: Catatan Asuhan
Keperawatan
2.6 Kualitas Pelayanan Keperawatan Rawat Inap Rumah Sakit
(Jacobalis, 1990)a. Penampilan profesional atau aspek
klinikMenyangkut pengetahuan, sikap dan perilaku perawat dan tenaga
profesi yang lainnyab. Efisiensi dan efektivitasMenyangkut
pemanfaatan semua suber daya di Rumah Sakitc. Keselamatan
pasienMenyangkut keselamatan dan keamanan pasiend. Kepuasan pasien
Menyangkut kepuasan fisik, mental, dan social pasien terhadap
lingkungan rumah sakit, kebersihan, kenyamanan, kecepatan
pelayanan, keramahan, perhatian, biaya yang diperlukan dan
sebagainya
2.7 Peran Nursing Departmenta. Pelayanan keperawatan pada pasien
baik untuk kesembuhan ataupun pemulihan status fisik dan mentalb.
Pelayanan kenyamanan dan keamanan bagi pasienc. Melaksanakan tugas
administratived. Menyelenggarakan pendidikan keperawatan
berkelanjutane. Berpartisipasi dalam pendidikan calon perawat
Pengukuran mutu pelayanan keperawatanMenurut Donabedian mutu
pelayanan dapat diukur dengan menggunakan 3 variabel, yaitu 1.
Input (struktur), ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan yankes seperti tenaga, dana, obat, fasilitas
peralatan, teknologi, organisasi, informasi2. Proses, adalah
interaksi professional antara pemberi pelayanan dengan konsumen
(pasien ,masyarakat). Setiap tindakan medik/ keperawatan harus
selalu mempertimbangkan nilai yang dianut pada diri pasien. Setiap
tindakan korektif dibuat dan meminimalkan resiko terulangnya
keluhan atau ketidak puasan pada pasien lainnya. Membuat program
Patient Safety yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien
dan meningkatkan mutu pelayanan Mengembangkan akreditasi dalam
meningkatkan mutu Rumah Sakit dengan indicator pemenuhan standar
pelayanan yang ditetapkan DEPKES. ISO 9001 : 2000 yaitu suatu
standar Internasional untuk system manajemen kualitas yang
bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses pelayanan terhadap
kebutuhan persyaratan yang dispesifikasikan oleh pelanggan dan
rumah sakit Mengup-date keilmuan untuk menjamin bahwa tindakan
medik / keperawatan yang dilakukan didukung oleh bukti ilmiah yang
mutakhir.3. Out put / Out come, ialah hasil yankes/ yankep.
Merupakan perubahan yang terjadi pada konsumen termasuk kepuasan
dari konsumen. Tanpa mengukur hasil kinerja rumah sakit/keperawatan
tidak dapat diketahui apakah input dan proses yang baik telah
menghasilkan out put yang baik pula
Upaya peningkatan mutu1. Mengembangkan akreditasi dalam
meningkatkan mutu Rumah Sakit dengan indicator pemenuhan standar
pelayanan yang ditetapkan DEPKES.2. ISO 9001 : 2000 yaitu suatu
standar Internasional untuk system manajemen kualitas yang
bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses pelayanan terhadap
kebutuhan persyaratan yang dispesifikasikan oleh pelanggan dan
rumah sakit3. Mengup-date keilmuan untuk menjamin bahwa tindakan
medik / keperawatan yang dilakukan didukung oleh bukti ilmiah yang
mutakhir.4. Diperlukan Good Corporate Governance yang mengatur
aspek institusional dan aspek bisnis dalam penyelenggaraan sarana
pelayanan kesehatan dengan memperhatikan transparasi dan
akuntabilitas sehingga tercapai manajemen yang efisien dan
efektif.5. Juga Clinical Governance merupakan bagian dari Corporate
Governance adalah kerangka kerja organisasi pelayanan kesehatan
yang bertanggung jawab atas peningkatan mutu secara
berkesinambungan, tetap menjaga standar pelayanan yang tinggi
dengan menciptakan lingkungan yang kondusif. Clinical Governance
menjelaskan hal hal penting yang harus dilakukan seorang dokter
dalam menangani konsumennya (pasien dan keluarga ).6. Membangun
aliansi strategic dengan rumah sakit lain baik didalam atau luar
negri. Kerja sama yang lintas sector dan lintas fungsi harus
menjadi bagian dari budaya rumah sakit, demikian juga team work
yang baik.7. Budaya dikotomi pemerintah- swasta harus diubah
menjadi falsafah bauran pemerintah- swasta (public- private mix)
yang saling mengisi dan konstruktif.8. Melakukan evaluasi terhadap
strategi pembiayaan, sehingga tarif pelayanan bisa bersaing secara
global, misalnya outsourcing investasi, contracting out untuk
fungsi tertentu seperti cleaning service, gizi, laundry,
perparkiran.9. Sering terjadi benturan nilai, disatu pihak masih
kuat sitem nilai masyarakat secara umum bahwa rumah sakit adalah
institusi yang mengutamakan fungsi social. Sedangkan dipihak lain,
etos para pemodal / investor dalam / luar negri menganggap rumah
sakit adalah industri dan bisnis jasa ,dengan demikian absah
berorientasi mencari laba.10. Orientasi bisnis dapat besar dampak
positipnya, bila potensial negatip dapat dikendalikan missal
tindakan medis yang berlebihan dan sebenarnya tidak bermanfaat bagi
pasien, peluang terjadi manipulasi pasien demi keuntungan financial
bagi pemberi layanan kesehatan.11. Perlu mekanisme pembinaan etik
yang mengimbangi dua system nilai yang dapat bertentangan antara
fungsi social dan fungsi bisnis
2. 8 AUDIT KLINIK2.8.1 DefinisiAudit klinik merupakan hasil
suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan pasien
melalui tinjauan sistematis pelayanan terhadap langkah-langkah
eksplisit dan pelaksanaan perubahan dalam praktek jika diperlukan
(Dixon,1996). Hal ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur
tingkat kepatuhan terhadap pedoman praktek klinik berbasis bukti
praktis, dan merupakan cara yang berguna bagi tim rumah sakit untuk
mengukur kinerja tim saat ini dan kemudian mengidentifikasi
kesenjangannya. Menurut Institut Nasional untuk Kesehatan dan
Clinical Excellence (NICE,2002), Audit klinik merupakan bagian
integral dari clinical governance adalah proses peningkatan
kualitas yang bertujuan untuk meningkatkan perawatan pasien dan
hasil peninjauan secara sistematis melalui perawatan terhadap
kriteria eksplisit dan pelaksanaan perubahan.Aspects of the
structure, processes, and outcomes of care are selected and
systematically evaluated against explicit criteria. Aspek struktur,
proses, dan hasil pelayanan yang dipilih dan sistematis dievaluasi
terhadap kriteria eksplisit.Where indicated, changes are
implemented at an individual, team, or service level and further
monitoring is used to improvement in healthcare delivery.Penentuan
tempat, implementasi perubahan pada individu, tim, atau tingkat
pelayanan dan pemantauan digunakan untuk peningkatan pelayanan
kesehatan.Basically, clinical audit is as a guideline what should
be done, and if not, something improvement must be made. Pada
dasarnya, audit klinik digunakan sebagai pedoman apa yang harus
dilakukan, dan jika tidak, sesuatu perbaikan harus
dilakukan.'Principles for Best Practice in Clinical Audit' (2002,
NICE/CHI)Audit klinik merupakan proses peningkatan mutu dengan
tujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien dan luarannya,
melalui kajian sistematis terhadap pelayanan berdasarkan kriteria
eksplisit dan upaya-upaya perbaikannya. Aspek struktur, proses dan
hasil pelayanan dipilih dan dievaluasi secara sistematis
berdasarkan kriteria eksplisit. Jika diindikasikan, upaya-upaya
perbaikan diterapkan pada tim individu atau tingkat pelayanan dan
monitoring selanjutnya digunakan untuk memberi konfirmasi adanya
perbaikan dalam pemberian pelayanan.Audit klinik adalah suatu
kegiatan berkesinambungan penilaian mutu pelayanan yang dilakukan
para pemberi jasa pelayanan kesehatan langsung (oleh dokter,
perawat, dan atau profesi lain) suatu Rumah Sakit untuk
menghasilkan perbaikan-perbaikan jika hasil penilaian menunjukkan
bahwa mutu pelayanan mereka ternyata dibawah optimal. Pengertian
klinik dalam konteks ini meliputi kelompok medik dan keperawatan,
dengan demikian audit klinik dapat merupakan audit medik, audit
keperawatan, atau gabungan antara audit medik dan keperawatan.
2.8.2 Tujuan Sebuah audit klinik bertujuan untuk memastikan
kualitas bahwa kita sedang melakukan hal-hal yang kita seharusnya
dilakukan.Audit klinik bertujuan untuk memfasilitasi 1. Secara
proaktif mengukur efektivitas dan kinerja kesehatan terhadap
standar yang telah disepakati 2. Meningkatkan kualitas perawatan
pasien dengan mengidentifikasi tindakan untuk membuat praktek
sesuai dengan standar-standar yang ada3. Memberikan jaminan
kualitas pelayanan kepada pasien, dokter dan sistem kesehatan.Audit
klinik adalah alat yang dapat digunakan untuk menemukan seberapa
baik perawatan klinis sedang tersedia dan untuk mengetahui apakah
ada peluang untuk perbaikan. Audit klinik dapat digunakan untuk
meningkatkan aspek perawatan dalam berbagai topik. Ini juga dapat
digunakan dalam kaitannya dengan perubahan penyediaan pelayanan
atau mengkonfirmasi bahwa praktek saat memenuhi tingkat yang
diharapkan dari kinerja.
2.8.3 Manfaat audit klinik: 1. Audit klinik menawarkan cara
untuk menilai dan meningkatkan perawatan pasien, untuk menegakkan
standar profesional dan melakukan hal yang benar. 2. Melalui audit
klinik, staf kesehatan dapat mengidentifikasi dan mengukur area
risiko dalam layanan mereka. 3. Kegiatan audit yang teratur
membantu untuk menciptakan budaya perbaikan kualitas dalam
pengaturan klinis. 4. Audit klinis merupakan pendidikan bagi
peserta audit. Dengan pendekatan evidence based practice yang
terbaru 5. Menawarkan kesempatan untuk meningkatkan kepuasan kerja.
6. Hal ini semakin dianggap sebagai komponen penting dari praktek
profesional. 7. Hal ini dapat meningkatkan kualitas dan efektivitas
kesehatan.
Clinical audit is an integral part of clinical governance and
can be carried out by any practitioner involved in the treatment of
patients. Audit klinik dapat dilakukan oleh setiap praktisi yang
terlibat dalam pelayanan pasien.It is not restricted to the work of
doctors. Hal ini tidak terbatas pada hanya dokter.Clinical audit is
principally the measurement of practice against agreed standards
and implementing change to ensure that all patients receive care to
the same standard. Audit klinik terutama pada pengukuran praktek
terhadap standar yang telah disepakati dan menerapkan perubahan
untuk memastikan bahwa semua pasien menerima standar pelayanan yang
sama.Recent developments in clinical audit have been the
encouragement of multidisciplinary project work and projects which
follow the path of the patient across the primary and secondary
care interface.The role of the clinical auditor involves the review
and compliance verification of quality systems throughout the
clinical development process, from the design of the protocol to
the final clinical study report.Secara umum, auditor klinik
melakukan berbagai jenis audit yang biasanya mencakup: Audit
dokumen penting (Files), audit sampel yang dipilih oleh penyidik
(termasuk dokumen penting tertentu), Audit organisasi, laboratorium
dan fasilitas khusus, sistem komputer validasi audit, audit vendor
perangkat lunak, audit database studi laporan audit klinik, dan
audit pengajuan peraturan.Quality assurance should not be confused
with quality control (QC). Jaminan kualitas tidak harus bingung
dengan kualitas kontrol (QC).Quality control is the responsibility
of the people carrying out the work, such as the monitor,
investigator or data manager. Quality control adalah tanggung jawab
orang-orang yang melaksanakan pekerjaan, seperti monitor, penyidik
atau data manager.SOPs are provided to ensure that QC is built into
the process. SOP disediakan untuk memastikan bahwa QC dibangun ke
dalam prosesQA encompasses both QC and audit, however the audit is
a check of whether QC has been performed as required, and that the
outcome of a process is correct, where a sample of
documentation/data is checked.yang baik, namun audit dilakukan
adalah untuk pemeriksaan apakah QC telah dilakukan sesuai
kebutuhan, dan apakah hasil dari sebuah proses benar, di mana
sampel dokumentasi / data diperiksa.Pemilihan indikator yang
terkait dengan area klinik yang penting meliputi :1. Asesmen
pasien2. Pelayanan laboratorium3. Pelayanan radiologi dan
diagnostik imaging4. Prosedur bedah5. Penggunaan antibiotika dan
obat lainnya6. Kesalahan medikasi dan kejadian nyaris cedera7.
Penggunaan anestesi dan sedasi8. Penggunaan darah dan produk
darah9. Ketersediaan, isi, dan penggunaan rekam medis pasien10.
Pencegahan dan pengendalian infeksi, surveilans dan pelaporan11.
Riset klinik
Paling sedikit lima penilaian terhadap upaya klinik harus
dipilih dari indikator yang ditetapkan.Indikator yang dipilih
terkait dengan upaya manajemen meliputi :1. Pengadaan rutin
peralatan kesehatan dan obat penting untuk memenuhi kebutuhan
pasien2. Pelaporan aktivitas yang diwajibkan oleh peraturan oleh
peraturan perundang-undangan3. Manajemen risiko4. Manajemen
penggunaan sumber daya5. Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga6.
Harapan dan kepuasan staf7. Demografi pasien dan diagnosis klinik8.
Manajemen keuangan9. Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang
dapat menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga pasien
dan staf.
Pada elemen penilaian, pimpinan klinik menetapkan indikator
kunci untuk setiap area klinik yang dipilih paling sedikit 5 dari
11 indikator dengan memperhatikan muatan "ilmu" (science) dan
"bukti" (evidence) untuk mendukung setiap indikator. Penilaian
mencakup struktur, proses dan hasil (outcome), demikian pula
cakupan, metodologi dan frekuensi ditetapkan untuk setiap
indikator, kemudian data penilaian klinik dikumpulkan dan digunakan
untuk melakukan evaluasi terhadap efektifitas dari peningkatan oleh
petugas dengan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang
memadai dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara
sistemik
2.8.4 Tahapan Audit KlinikAudit klinik adalah suatu siklus yang
diuraikan dalam lima tahap: Tahap 1: Perencanaan audit Tahap 2 :
Penetapan standar Tahap 3 : Mengukur KinerjaTahap 4 : Membuat
KesimpulanTahap 5 : Mempertahankan perbaikan
Setiap tahap siklus audit klinik harus dilakukan untuk
memastikan bahwa audit dilaksanakan secara sistematis dan berhasil
dilaksanakan.
2.4.1 Tahap 1 Perencanaan audit Untuk membuat suatu audit klinik
yang sukses dalam mengindentifikasi bidang keunggulan atau untuk
memperbaiki suatu kekurangan diperlukan suatu perencanaan dan
persiapan yang efektif. Perencanaan dan persiapan audit klinik
tergantung dari keadaan khusus dari masing masing bidang garap
audit.2.4.1.1 Perencanaan Audit dijelaskan dalam tiga langkah
penting :2.4.1.1. 1 Melibatkan pemangku kepentingan Semua pemangku
kepentingan terkait harus diberi kesempatan untuk berkontribusi
pada audit klinis. Para pemangku kepentingan harus terlibat dari
awal siklus audit klinik dari pemeriksaan sampai selesai. Siapa pun
yang terlibat untuk pengadaaan atau menerima perawatan dapat
dianggap sebagai stakeholder dalam audit klinik. Oleh karena itu,
untuk menentukan siapa yang harus terlibat dalam menentukan topik
dan tujuan dari audit, maka perlu didentifikasi: 1. Siapa yang
terlibat dalam pemberian perawatan? Dukungan dari mereka yang
terlibat dalam pemberian perawatan dan komitmen mereka untuk
berpartisipasi sangat penting untuk setiap audit. Tanggung jawab
spesifik dari semua pihak yang terlibat harus diklarifikasi dan
disetujui sebelum audit dimulai yaitu setiap orang harus memahami
tujuan dari audit dan peran mereka di dalamnya. Karena sebagian
besar praktek klinis melibatkan tim multi-profesional, maka audit
klinik harus mencakup praktek disiplin klinis dan manajerial
berbeda yang berkontribusi pada bidang topik audit yang relevan.
Ketika mempersiapkan untuk audit klinik, kesepakatan tentang
kepemimpinan dan kepemilikan audit harus dicapai serta tanggung
jawab atas pengelolaan hasil audit dan rekomendasi. Bila
memungkinkan, semua yang terlibat dalam audit harus mendukung dan
berkomitmen untuk mengubah terhadap sesuatu yang diperlukan oleh
hasil audit dan rekomendasi timbul.2. Siapa yang menerima,
menggunakan atau mendapatkan manfaat dari perawatan atau jasa?
Ketika merencanakan setiap audit klinik, tim audit harus
mempertimbangkan manfaat yang mungkin diterima oleh pengguna jasa
dalam proses audit. Sebagai contoh, apakah itu akan bermanfaat bagi
pengguna pelayanan dengan mempertimbangkan pengalaman mereka
menerima perawatan klinis? Sekali lagi NHS Clinical Governance
Support Team (2005) merekomendasikan bahwa 10% dari semua audit
harus memiliki keterlibatan dengan pengguna layanan yang
aktif.Metode yang digunaka untuk melibatkan pengguna jasa di proses
audit klinik1. Mengumpulkan layanan umpan balik pengguna, untuk
surat keluhan. 2. Analisis komentar yang dibuat di forum pengguna
layanan. 3. Wawancara dengan pengguna jasa. 4. Survei pengguna
layanan. 5. Kelompok fokus. 6. Expert user group. 7. Pemeriksa
insiden kritis. 3. Siapa yang memiliki wewenang untuk mendukung
pelaksanaan perubahan yang telah diidentifikasi?Komitmen terhadap
proses audit klinik harus dicari dari orang-orang dengan wewenang
untuk menyetujui Perubahan yang timbul dari rekomendasi audit,
terutama jika mereka memiliki sumber daya potensial konsekuensi
atau implikasi untuk area layanan lain.
Tahapan untuk keterlibatan stakeholder Berbagai kelompok
pemangku kepentingan mungkin memiliki peran yang berbeda dan
terlibat dalam tahapan yang berbeda dari audit klinik. Mereka
dapat: Berkontribusi dalam membuat keputusan mengenai topik dan
tujuan dari audit klinik. Berkontribusi dan atau mengomentari
metodologi audit klinik, termasuk mengusulkan kriteria audit
klinik. Membantu penyusunan dan meninjau rencana proyek. Memberikan
dukungan kepada tim audit klinik. Bertindak sebagai sumber data.
Mengumpulkan data. kasus Ulasan yang tidak mencapai tingkat yang
diharapkan dari kinerja (ketika pemangku kepentingan adalah seorang
ahli). Memberikan penjelasan bagaimana proses perawatan terjadi
saat ini. Berkontribusi dalam analisis hasil audit, termasuk
analisis masalah yang diidentifikasi. Membantu dalam identifikasi
tindakan untuk wilayah alamat yang memerlukan perbaikan. Sumber
Aman dibutuhkan untuk mendukung perubahan. Memantau pelaksanaan
tindakan yang telah disepakati. Berkontribusi analisis temuan
pengukuran ulang.
2.4.1.1 .2 Menentukan topik Audit Ini adalah langkah yang sangat
penting yang harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Subyek untuk
audit klinik harus dipilih dengan maksud untuk meningkatkan
kualitas atau keselamatan perawatan atau penyediaan
layanan.Klasifikasi system struktur, proses dan hasil dapat
digunakan untuk fokus pada topik area praktik yang dapat
dipilih:Struktur : sumber daya yang dibutuhkan untuk memberikan
perawatan, lingkungan perawatan; Fasilitas yang tersedia, peralatan
yang tersedia (misalnya peralatan resusitasi); dokumentasi
kebijakan, prosedur, protokol Proses : prosedur dan praktek yang
diterapkan oleh staf, pengiriman dan evaluasi perawatan, spesifik
untuk proses atau layanan klinis/proses administrasi.Output : efek
perawatan yang diterima oleh pengguna jasa sebagai akibat dari
penyediaan layanan kesehatan dan biaya untuk melayani menyediakan
perawatan yaitu hasil intervensi klinis.
Memprioritaskan kemungkin topik Audit Pemilihan topik audit yang
membutuhkan pemikiran dan perencanaan yang matang.Pertanyaan untuk
membantu dengan memprioritaskan topik Audit 1. Apakah topik yang
bersangkutan dari biaya tinggi, risiko untuk staf atau pengguna? 2.
Apakah ada bukti yang tersedia untuk menginformasikan standar audit
(misalnya, sistematis ulasan atau pedoman klinis nasional)? 3.
Apakah masalahnya terukur terhadap standar yang relevan? 4. Apakah
masalah audit kemungkinan untuk meningkatkan hasil kesehatan serta
proses perbaikan? 5. Apakah ada bukti (serius) masalah kualitas
(misalnya keluhan pengguna jasa atau tingkat komplikasi yang
tinggi, hasil yang merugikan atau gejala yang buruk ?6. Apakah ada
sumber terpercaya dari data yang telah tersedia untuk tujuan
pengumpulan data? 7. Dapatkah Data dikumpulkan dalam jangka waktu
yang wajar? 8. Apakah masalah yang ada di setujui untuk diubah? 9.
Apakah topik berkaitan dengan inisiatif atau prioritas nasional
atau lokal? 10. Berapa banyak ruang lingkup yang ada untuk
diperbaiki dan apa manfaat potensial dari yang melakukan audit
ini?
2.4.1.1 .3 Perencanaan untuk audit lapanganMemahami maksud dan
tujuan dari audit klinik Tim audit harus memahami tujuan
keseluruhan audit mereka untuk melakukan. penyerahan topik
pemeriksaan tanpa tujuan yang jelas akan memberikan sedikit atau
tidak ada peningkatan kualitas dan efektivitasnya Mengidentifikasi
keterampilan dan orang-orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan
audit Untuk audit klinik untuk menjadi sukses dan mencapai
tujuannya, perlu melibatkan orang yang tepat dengan keterampilan
yang tepat dari awal. Oleh karena itu, identifikasi keterampilan
yang dibutuhkan dan individu memiliki keterampilan ini harus
menjadi prioritas. Tingkat keterampilan yang dibutuhkan untuk audit
klinik akan tergantung pada ukuran audit.1. Keterampilan
kepemimpinan, organisasi dan manajemen. 2. Keterampilan klinis,
manajerial dan pelayanan. 3. Keterampilan manajemen proyek. 4.
Keterampilan Manajemen perubahan. 5. Keahlian metodologi Audit. 6.
Memahami persyaratan perlindungan data. 7. Keterampilan pengumpulan
data dan analisis data. 8. Keterampilan memfasilitasi. 9.
Keterampilan komunikasi. 10. Keterampilan interpersonal.
Membentuk struktur yang diperlukan Struktur yang tepat harus di
tempat sebelum dimulainya pekerjaan audit klinik. Tim audit klinis
harus menyelesaikan proposal audit klinik. Hal ini memastikan bahwa
semua aspek dari audit klinik yang diusulkan telah dipertimbangkan
dan bahwa audit klinis akan kuat dan berkualitas tinggi.
2.4.1.2 Tahap 2 - Standard dan kriteria seleksi Ketika topik
audit yang telah dipilih, langkah penting berikutnya adalah untuk
meninjau evidence yang tersedia untuk mengidentifikasi standar dan
kriteria audit terhadap yang audit akan dilakukan.Sumber yang
berguna untuk standar meliputi: standar lokal dalam bentuk pedoman
berbasis bukti; nasional didukung pedoman klinis; standar dan
pedoman klinis dari program mutu dan keselamatan yang relevan,
program perawatan klinis dan badan-badan profesional; dan
organisasi pembangunan pedoman klinis
2.4.1.2 .1 StandartSebuah standar menggambarkan dan
mendefinisikan kualitas pelayanan yang akan dicapai. Setiap standar
harus memiliki judul, yang merangkum kajian standar yang berfokus.
Pernyataan standar yang berikut menjelaskan tingkat kinerja yang
akan dicapai. Pernyataan standar diperluas dalam kriteria bagian
menuju, dengan kriteria yang berbeda memberikan detail dari apa
yang perlu dicapai untuk standar dicapai.Untuk kriteria standart
yang valid dan mengarah pada peningkatan pelayanan, harus konsisten
dengan bimbingan SMART: Spesifik (laporan eksplisit, tidak terbuka
untuk interpretasi). Measurable. Achievable (dari tingkat kinerja
yang dapat diterima setuju dengan pemangku kepentingan). Relevan
(terkait dengan aspek penting dari perawatan). Secara teoritis
suara atau tepat waktu (berbasis bukti).
2.4.1.2 .2 KriteriaKriteria dapat diklasifikasikan
sebagai:Struktur criteria : (Apa yang dibutuhkan), mengacu pada
sumber-sumber yang diperlukan untuk memberikan perawatan, termasuk
jumlah staf dan keterampilan yang dimiliki, pengetahuan,
keterampilan dan sikap, bahan dan obat-obatan, peralatan dan
ruangan.Proses criteria : (Apa yang dilakukan), mengacu pada
tindakan dan keputusan yang diambil oleh profesional kesehatan
bersama-sama dengan pengguna dan mencakup komunikasi, penilaian dan
intervensi terapi lain. Pentingnya kriteria proses ditentukan oleh
sejauh mana proses kualitas mempengaruhi perawatan.Outcome criteria
: (Apa yang diharapkan terjadi sebagai akibatnya), mengacu pada
perkiraan hasil perawatan. Pengukuran hasil perawatan dipandang
sebagai ukuran yang paling tepat dan efektiv
Tiga faktor harus diperhitungkan dan dinilai ketika menetapkan
suatu target. Pentingnya klinisi Dimana kriteria sangat penting
untuk keselamatan pengguna jasa, target dapat ditetapkan pada 100%
atau 0%, misalnya, audit klinik yang berkaitan dengan pemberian
obat yang aman dari obat bisa memiliki target 100% untuk kriteria
berikut 'obat tidak diberikan pada pengguna jasa dengan alergi obat
'Kepraktisan Sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi tingkat
sasaran kinerja harus dipertimbangkan dan kinerja yang dapat
diterima (yang dipandang sebagai baik dan masuk akal dicapai oleh
mereka dengan memberikan dan menerima perawatan) harus
diidentifikasi, misalnya, dalam audit klinik yang berkaitan dengan
kerangka waktu di mana pengguna jasa harus dilihat di klinik rawat
jalan tertentu, target 90% mungkin dianggap tepat. Akseptabilitas
Sebuah kinerja yang optimal mengatur kapan perawatan terbaik yang
diidentifikasi diberikan, sumber daya yang tersedia dan kondisi
pemberi perawatan. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Dalam rangka untuk
memastikan bahwa sampel audit merupakan perwakilan dari populasi
sasaran dan untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan tujuan,
perlu untuk menentukan informasi apa harus dikumpulkan dan
informasi apa yang harus dikumpulkan tidak.
2.4.1.3 Tahap 3 - Mengukur kinerja Tahap ini dapat dijelaskan
dalam langkah-langkah sebagai berikut: 2.4.1.3 .1 Langkah 1:
Pengumpulan data Penting bahwa data yang dikumpulkan dalam
perjalanan setiap audit klinik adalah tepat dan berkaitan dengan
audit yang dilakukan. Untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan
tepat, ada beberapa rincian yang perlu dibentuk di awal. Kelompok
pengguna untuk dimasukkan dengan kriteria inklusi / eksklusi yang
ditetapkan. Persetujuan yang diperlukan untuk mengakses informasi
kelompok pengguna. Para profesional kesehatan yang terlibat dalam
perawatan pengguna jasa. Periode waktu yang lebih dari kriteria
berlaku. Analisis yang akan dilakukan.
Perencanaan pengumpulan data Sebelum pengumpulan data dimulai,
pendekatan terstruktur harus mengidentifikasi data yang relevan dan
untuk menjaga proses pengumpulan data yang efisien, efektif dan
akurat.Jenis data Jenis data yang dibutuhkan tergantung pada
pertanyaan dan tujuan audit. Tujuannya pengumpulan data adalah
untuk memungkinkan perbandingan praktek dengan standar audit yang
telah ditentukan. Oleh karena itu jenis data yang dikumpulkan harus
memfasilitasi perbandingan ini.Sumber data Sumber data untuk audit
harus ditentukan dan disetujui oleh tim audit. Bila memungkinkan,
secara rutin data mentah yang telah dikumpulkan dari sumber yang
ada harus digunakan untuk tujuan audit klinis menghindari duplikasi
informasi dan kerja yang berulang. Alat pengumpul data
Prinsip-prinsip berikut harus diterapkan ketika alat pengumpulan
data sedang dikembangkan (misalnya, formulir pengumpulan data atau
kuesioner): 1. Data yang dikumpulkan harus relevan dengan tujuan
dan kriteria untuk audit dan tingkat kinerja yang diharapkan. 2.
Akronim, jargon dan istilah teknis harus dihindari. 3. Definisi
istilah yang digunakan harus dimasukkan. 4. Pertanyaan harus
berkesinambungan5. Pertanyaan tertutup harus digunakan, ini harus
jelas dan tidak mengandung akan ambiguitas. 6. Batasi penggunaan
kalimat bebas atau pertanyaan terbuka untuk audit klinis dengan
metode kualitatif karena unsur-unsur dengan kalimat bebas sulit
untuk pengkoden dan analisis akan memakan waktu. 7. Filter harus
digunakan untuk membuat proses penyelesaian menjadi cepat dan
efisien, misalnya, 'jika Ya, lanjutkan ke pertanyaan empat'. 8.
Item data harus disajikan dalam urutan logis
Strategi pengumpulan data Strategi pengumpulan data harus
diputuskan setelah pertimbangan topik Audit dan tujuan ditetapkan.
Faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pengumpulan data untuk
audit klinis meliputi: 1. Kelayakan dalam hal sumber daya dan
kerangka waktu untuk melaksanakan pengumpulan data. 2. Bagaimana
strategi pengumpulan data yang paling mungkin untuk menghasilkan
data yang lengkap dan terpercaya?Pengumpulan data retrospektif Data
retrospektif dikumpulkan setelah selesai perawatan kepada pengguna
jasa. Keuntungan meliputi: 1. Data sudah ada dan dapat dikumpulkan
dengan cepat. 2. Kemungkinan mengidentifikasi semua pertemuan
pengguna jasa. Dengan kriteria inklusi yang dapat ditingkatkan;
Namun, ini tergantung pada kemampuan untuk mengidentifikasi layanan
yang relevan dari pengguna jasa melalui coding. Namun data tersebut
dapat dengan cepat menjadi usang dan data yang tersedia mungkin
tidak lengkap dan akurat.Menentukan populasi atau sampel Dalam
rangka untuk memutuskan suatu populasi atau sampel, pertama-tama
perlu untuk menentukan populasi target. Suatu populasi dapat
didefinisikan sebagai semua pengguna jasa, peristiwa, kasus,
situasi atau item yang akan diaudit Sampel adalah bagian yang
mewakili dari populasi. Yang harus dipertimbangkan untuk populasi
dan sampel dalam audit klinik: 1. Kriteria inklusi/eksklusi di
audit (untuk mengidentifikasi populasi yang relevan). 2. Interval
waktu misalnya, tahun sebelumnya, tiga bulan ke depan adalah
periode waktu dari mana kasus ditarik sesuai untuk tujuan audit? 3.
Ukuran dari populasi. 4. Sumber daya apa yang tersedia untuk audit?
5. Apakah pengambilan sampel atau populasi yang paling tepat? 6.
Metode apa pemilihan sampel yang digunakan?
Metode pemilihan sampel Metode pengambilan sampel paling banyak
yang dapat digunakan adalah random sampling dan convenience
sampling.Besaran sampelBagi banyak topik audit, data dengan jumlah
kecil cukup untuk keperluan audit; Namun, jika isu yang sedang
diaudit maka ukuran sampel yang lebih besar mungkin diperlukan. 1.
Ukuran sampel harus cukup untuk menghasilkan hasil yang berarti. 2.
Bila perlu sampel harus memungkinkan untuk penyesuaian untuk
berbagai kasus. 3. Audit klinis harus menggunakan set data yang
sudah ada jika memungkinkan
2.4.1.3 .2 Langkah 2: Analisis data Pengumpulan data hanya
bagian dari proses pengukuran kinerja, untuk membandingkan praktek
yang sebenarnya dan kinerja terhadap standar yang telah disepakati,
data audit klinis harus dikumpulkan dan dianalisis. Tujuan dasar
dari analisis data adalah untuk mengkonversi kumpulan fakta (data)
menjadi informasi yang berguna dalam rangka mengidentifikasi
tingkat kesesuaian dengan standar yang disepakati.Pengumpulan data
audit klinis Pengumpulan data melibatkan pengumpulan bersama-sama
dari semua data yang dikumpulkan selama periode audit. Ini akan
dilakukan secara manual atau elektronik untuk interpretasi. Coding
dataPenggunaan lembar data coding atau manual coding mungkin
membantu jika data akan dimasukkan ke sebuah spreadsheet atau
database untuk dianalisis. Organisasi data Setelah data
dikumpulkan, perlu perlu dipersiapkan tabel data untuk
pengelompokan data.Memeriksa data Memeriksa data yang tidak
konsisten atau data yang hilang harus ditinjau sebagai kesalahan
dalam pengumpulan data. Mungkin diperlukan untuk memeriksa kembali
ke catatan asli untuk mengidentifikasi kesalahan.
Jenis analisis data Tujuan utama dari analisis data adalah untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan ditimbulkan oleh tujuan audit. Hal
ini sering diperlukan untuk melakukan perhitungan dasar pada data
mentah yang dikumpulkan untuk mendapatkan hasil. Jenis analisis
data tergantung pada jenis informasi yang dikumpulkan. Hal ini
dapat berkisar dari rata-rata sederhana dan persentase untuk teknik
statistik yang canggih.Statistik Deskriptif Statistik deskriptif
dapat digunakan untuk menggambarkan data kuantitatif (numerik).
Statistik deskriptif yang berguna mencakup informasi tentang
distribusi data, mean atau rata-rata, median, modus dan ukuran
dispersi yaitu jangkauan dan standar penyimpangan. Menampilkan data
Untuk memudahkan penarikan kesimpulan dari data yang dianalisis,
data harus ditampilkan dalam bentuk yang sederhana, cara yang
paling jelas dan paling efektif. Ada banyak cara menampilkan data,
melalui membandingkan data dari satu daerah terhadap data yang dari
daerah lain untuk membandingkan hasil terhadap tingkat yang
diharapkan dari kinerja atau audit saat ini hasil terhadap hasil
audit sebelumnya.
2.4.1.3 .3 Langkah 3: Menggambar kesimpulan Harus ada pemahaman
yang jelas tentang alasan mengapa tingkat kinerja tidak tercapai
untuk memungkinkan pengembangan solusi yang tepat dan efektif. Ada
sejumlah cara yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi analisis
akar penyebab, termasuk pemetaan proses, 'lima sebab-musabab' dan
sebab dan akibat diagram (fishbone diagram).Pemetaan proses Ini
melibatkan pemetaan setiap langkah dari proses dalam urutan
sehingga area untuk perbaikan dapat diidentifikasi. Peta proses
merupakan cara yang efektif untuk mengidentifikasi kendala dan
langkah-langkah proses yang tidak efektif atau tidak perlu.Lima
sebab musabab Melibatkan berulang kali mengajukan pertanyaan
'mengapa?' Untuk menelusuri lebih lanjut ke dalam masalah yang
muncul. Sehingga diketahui penyebab lebih mendalam alasan atau
penyebab timbulnya masalah.Sebab dan akibat (fishbone) diagram Ini
adalah alat pemecahan masalah grafis yang dapat digunakan untuk
mengeksplorasi dan menampilkan kemungkinan penyebab efek atau
masalah. Hal ini dapat digunakan untuk struktur sesi curah pendapat
karena dapat membantu untuk menyortir ide-ide ke dalam berbagai
kategori yang berguna
2.4.1.3 .4 Langkah 4: Presentasi hasilAda berbagai metode untuk
presentasi hasil audit klinik termasuk: 1. Presentasi visual,
misalnya, poster yang berguna untuk mencapai sebanyak mungkin
pemangku kepentingan dan pengguna jasa. Data juga dapat disajikan
visual menggunakan tabel, diagram dan grafik dengan cara tertulis
dan presentasi lisan (misalnya, melalui penggunaan perangkat lunak
presentasi seperti Microsoft PowerPoint). 2. Laporan tertulis untuk
diserahkan kepada pihak-pihak yang bersangkutan, direktorat atau
komite pemerintahan. 3. Presentasi verbal pada pertemuan yang
relevan.
2.4.1.4 Tahap 4 Mengimplementasikan perbaikanTujuan melakukan
audit klinis untuk menilai sejauh mana layanan klinis yang
ditawarkan sesuai dengan standar evidence base. Hasil audit klinik
dapat menunjukkan area yang sangat baik dan area yang memerlukan
perbaikan. Untuk hasil audit tersebut harus ada pernyataan
eksplisit mengatakan tindakan lebih lanjut yang diperlukan dalam
ringkasan laporan audit dan dasar pemikiran mengapa re-audit tidak
diperlukan. Tahap ini adalah siklus audit yang merupakan salah satu
yang penting dan sering yang paling sulit. Setelah menganalisis
data, tim audit perlu memutuskan apakah perubahan harus
dilaksanakan. Apapun perubahan hasil audit, sangat penting bahwa
perubahan tersebut di sosialisasikan terlebih dahulu sebelum
digunakan. Rencana rinci kegiatan harus dibuat oleh siapa, kapan,
apa dan bagaimana perubahan harus dilaksanakan. Semua anggota tim
harus diberitahu tentang usulan perubahan dan seseorang harus
mengambil peran sebagai pemimpin dalam mengawasi bahwa perubahan
terjadi.
2.4.1.4 .1 Rencana peningkatan kualitas Rencana peningkatan
kualitas dapat dikembangkan untuk mengatasi daerah-daerah yang
membutuhkan perbaikan. Sangat penting bahwa perbaikan atau tindakan
yang dibuat dalam rencana peningkatan kualitas berhubungan dengan
prioritas masalah atau target dan penyedia layanan sendiri serta
sumber daya yang tersedia. Rencana peningkatan kualitas juga harus
diintegrasikan ke dalam manajemen sistem penyedia layanan yang ada
untuk memantau pelaksanaan tindakana. Rencana peningkatan kualitas
harus jelas waktu pelaksanaanya. Tanggung jawab untuk melaksanakan
tugas atau tindakan harus jelas dialokasikan untuk staf yang
membawa wewenang yang diperlukan untuk mempengaruhi perubahan
tersebut. Kadang-kadang rencana peningkatan kualitas dan tindakan
yang terkait atau tugas berada di luar ruang lingkup atau domain
individu. dalam kasus ini, dukungan dari layanan mendasar bagi
keberhasilan audit.
2.4.1.4 .2 Menulis rencana peningkatan kualitasMenetapkan area
yang akan diperbaiki dan menyetujui masalah prioritas untuk layanan
dalam kurun waktu tertentu mempertimbangkan intervensi yang akan
diterapkan untuk meningkatan kualitas sehingga mendorong perbaikan
terus-menerus mengembangkan rencana peningkatan kualitas dengan
para pemangku kepentingan dengan menyertakan intervensi yang tepat
rencana untuk peningkatan kualitas dilaksanakan sehingga kegiatan
dan target dapat direalisasikan mengidentifikasi orang yang
bertanggung jawab dan menetapkan jadwal waktu untuk menyelesaikan
setiap tindakan untuk perbaikan dengan rincian bagaimana dan kapan
kemajuan akan dapat diukur mempertimbangkan dampak dari perubahan
pada pengguna perawatan dan pelayanan klinis memastikan intervensi
yang akan dilakukan dibutuhkan untuk untuk peningkatan kualitas dan
tugas perbaikan menetapka sumber daya tambahan yang dibutuhkan
untuk memberikan perubahan dan komunikasi degan jalur yang
tepat.
2.4.1.5 Tahap 5 - Mempertahankan perbaikanKetika rencana
peningkatan kualitas telah ada, pemantauan harus dilakukan untuk
memastikan rencana diimplementasikan sebagaimana telah disepakati
dan dalam jangka waktu yang disepakati. Seorang manajer untuk
bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengimplementasikan rencana
peningkatan kualitas dan juga untuk pengiriman rencana peningkatan
mutu dan kualitas mempertahankan perbaikan. Sebuah laporan
ringkasan kemajuan harus dibuat dan diserahkan secara berkala.
Komite pemerintahan bertanggung jawab untuk memantau dan melaporkan
kemajuan pelaksanaan melalui struktur pelaporan. Kemajuan apapun
terhadap rencana peningkatan kualitas yang terkait dengan audit
harus secara resmi dinilai secara berkala dan tindakan yang tepat
yang akan diambil harus ditentukan. Ketika suatu rencana belum
dilaksanakan, audit ulang dianjurkan untuk dilakukan untuk
memastikan memastikan apakah audit lebih lanjut diperlukan dalam
jangka pendek.
2.4.1.5.1 Indikator kinerja Indikator kinerja dapat digunakan
untuk memonitor perbaikan sebagai hasil dari peningkatan kualitas
suatu kegiatan. Dengan menggunakan warna merah, kuning dan hijau
dapat digunakan untuk memonitor status implementasi. Sistem ini
juga dapat digunakan untuk mengukur dampak perubahan pada praktek
yang dilaksanakan.
2.4.1.5.2 Mengevaluasi kualitas audit Disarankan bahwa kualitas
program audit dievaluasi sebagai bagian dari kualitas yang lebih
luas dan agenda manajemen risiko. Penyedia layanan harus menilai
struktur mereka, proses, hasil dan sumber daya untuk kegiatan
audit.
2.4.1.5.3Diseminasi dan merayakan keberhasilan Penyelesaian
siklus audit yang biasanya akan menghasilkan perbaikan dalam
praktek. Hal ini harus dikomunikasikan kepada semua pemangku
kepentingan. Audit sukses dalam satu layanan mungkin dialihkan ke
bagian lain dari layanan. Audit yang telah selesai harus dibagiakn
ke departemen lainnya, juga ke bagian internal dari departemen.
2.4.1.5.4 Ingatlah untuk menutup siklus audit dengan re-audit
Audit adalah siklus terus-menerus. Jika suatu audit awal ditemukan
bahwa tingkat kinerja yang diinginkan tidak tercapai dan program
kegiatan perubahan telah dan dilaksanakan; maka audit harus diulang
untuk menunjukkan apakah perubahan diimplementasikan telah
meningkatkan mutu perawatan atau apakah perubahan lebih lanjut
diperlukan. Siklus ini diulang sampai tingkat kinerja yang
diharapkan tercapai
2.5 Audit KeperawatanAudit keperawatan merupakan komponen
penting dari audit klinik. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang
hak-hak keselamatan mereka dan tingginya biaya perawatan
mengharuskan bahwa perawat harus menjadi lebih bertanggung jawab
pelayanan yang mereka berikan. Oleh karena itu proses keperawatan
menjadi dokumen hukum di banyak negara.Menurut Elison, audit
keperawatan secara khusus merujuk pada pengkajian kualitas
keperawatan klinik yang merupakan upaya evaluasi secara profesional
terhadap mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien,
dengan menggunakan rekam keperawatan dan dilaksanakan oleh profesi
keperawatan. Audit keperawatan internal dilakukan oleh organisasi
profesi di dalam institusi tempat praktik keperawatan, audit
keperawatan eksternal dilakukan oleh organisasi profesi di luar
institusi.2.5.1 Definisi Audit KeperawatanMenurut Gillies (1994),
Audit Keperawatan adalah suatu proses analisa data yang menilai
tentang proses keperawatan/hasil asuhan keperawatan pada pasien
untuk mengevaluasi kelayakan dan keefektifan tindakan keperawatan
akan bertanggung jawab hal ini akan meningkatkan akuntabilitas dari
perawat.Pelayanan kesehatan sekarang menggunakan audit yang
merupakan bagian integral dari quality improvement sebaga strategi
dan proses akreditasi (UNSW, 2009).Manajemen kualitas perawatan
klinik adalah alat penting yang efektif dan efisien dari jenis
pelayanan kesehatan (Drennan et al 2009), dan berkontribusi
terhadap kerangka kerja untuk clinical governance dan pengembangan
berkelanjutan dari peran perawat. Hal ini penting, karena itu
kinerja perawat akan dievaluasi kualitas pelayanan dan keselamatan
pasien terhadap indikator yang relevan dengan layanan klinik. Hasil
audit merupakan alat penting untuk memberikan pengukuran dan umpan
balik atas proses dan hasil dari praktek klinik (Gardner, Gardner
dan O'Connell, 2010).
2.5.2 Tujuan Audit Keperawatan Menilai asuhan keperawatan yang
diberikan, pencapaian mutu asuhan keperawatan sesuai standar dan
mendorong pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan lebih baik
serta ikut berkontribusi dalam penelitian keperawatan.Dampak yang
diharapkan pada pelaksanaan Audit Keperawatan :a. Peningkatan mutu
dan efektifitas asuhan keperawatanb. Dampak terhadap perilaku para
profesionalc. Tanggung jawab manajemen keperawatan terhadap hasil
auditd. Akuntabilitase. Prospek karir dan moralf. Jenis pelatihan
yang diperlukan
2.5.3 Audit Internal Pelayanan KeperawatanAudit internal adalah
suatu kegiatan penjagaan mutu( menilai kesesuaian antara fakta
dibandingkan dengan kriterianya ) dan konsultasi oleh tim yang
independent dan obyektif yang dirancang untuk memberikan nilai
tambah dan memajukan kegiatan organusasi dalam mencapai
tujuannya.Dalam berperan membantu manajemen, maka auditor internal
membantu dalam hal :1. Memonitor aktivitas yang manajemen sendiri
tak dapat memonitornya, dimana Tim audit setiap tahun mengajukan
jadwal audit ke manajemen eksekutif ( contoh Audit Asuhan
Keperawatan, audit infeksi nosokomial )2. Mengidentifikasi dan
meminimalkan resiko3. Memvalidasi laporan untuk manajemen senior.
Auditor melakukan review terhadap laporan yang disiapkan untuk
senior manajemen, untuk meyakinkan akurasi, ketepatan waktu dan
maknanya, sehingga keputusan manajemen yang didasarkan pada laporan
lebih valid4. Mereview kegiatan yang sudah berlalu dan sedang
berjalan.5. Contoh audit program, maka kegiatan audit menilai
kebijakan atau program pada saat kebijakan dan program masih dalam
rancangan, pada saat diimplementasikan, dan hasil actual yang
dicapai oleh kebijakan atau program tersebut6. Membantu manajer,
karena manajer yang tidak seksama mengendalikan aktivitasnya dapat
menimbulkan masalah. Auditor internal pada umumnya dapat menemukan
masalah tersebut dan memberikan rekomendasi perbaikannya
2.5.4 Pelaksanaan Audit Keperawatan1. Dilakukan oleh Tim mutu
Yankep yang bertugas menentukan masalah keperawatan yang perlu
diperbaiki.2. Menentukan criteria untuk memperbaiki masalah serta
menilai pelaksanaan perbaikan yang telah ditetapkan .3. Merupakan
bagian integral dari Tim Mutu Rumah Sakit dan bisa merupakan salah
satu seksi dari Komite Keperawatan.4. Menyampaikan hasil laporan
secara periodic pada Komite Keperawatan, untuk seterusnya
disampaikan pada pimpinan Rumah Sakit untuk diambil kebijakan lebih
lanjut.5. Dalam hal mengidentifikasi masalah, menentukan criteria
dan merencanakan perbaikan maka perlu bekerja sama dengan panitia
yang ada di rumah sakit seperti panitia farmasi, infeksi
nosokomial, rekam medik, pelayanan medik, bagian pemasaran dll
BAB IIIKESIMPULAN
Dalam pengembangan mutu Rumah Sakit terkait dengan indicator
pemenuhan standar pelayanan telah ditetapkan oleh Departemen
kesehatan republic Indonesia berdasarkan ISO 9001:2000 yang
merupakan standar internasional untuk system manajement kualitas
pelayanan rumah sakit yang bertujuan untuk menjamin kesesuaian dari
suatu proses pelayanan terhadap kebutuhan persyaratan yang
dispesifikasikan oleh pelanggan dan Rumah Sakit. Selain itu
perlunya Good Corporate Governance sebagai pengatur aspek
institusional dan aspek bisnis dalam menyelenggarakan sarana
pelayanan kesehatan degan memperhatikan transparansi dan
akuntabilitas untuk manajement yang efektif dan efisien. Selain itu
fungsi Clinical Governance merupakan kerangka kerja organisasi
pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab atas peningkatan mutu
secara berkesinambungan dengan tetap menjaga standar pelayanan
tertinggi dengan menciptakan lingkungan yang kondusif. Perencanaan
mutu dan pelaksanaan pelyanan keperawatan yang telah direncanakan
tersebut akan selalu diawasi dan dijaga melalui mekanisme audit
melalui beberapa tahapan dan prose yang saling berkesinambungan
sehingga diperoleh kualitas asuhan keperawatan dilapangan yang
bermutu dari mualai input, proses, maupun out put.
DAFTAR PUSTAKA
Chamber dan Wickely. (2000). Making Clinical Governance Work for
You. Radcliffe Medical PressGillies, D. N. (1994). Nursing
management: A system approach. Philadelpia: W.B Saunders.Linn M,
(2007).Understanding and Measuring Patients Assessment of the
Quality of Nursing Care. Nursing research Vol 56 (3). Morrel.2002.
Principles for Best Practice in Clinical Audit. United Kingdom :
Royal Nursing of Nursing, Radcliffe Medical Press.Patel, S. (2010).
Achieving quality assurance through clinical audit. Nursing
Management, 17 (3).Patrician., Loan., McCarthy., Brosch.,Kimberly.,
(2010).Towards Evidence-based Management: Creating an Informative
Database of Nursing-Sensitive Indicators. Journal of Nursing
Scholarship, 2010; 42:4, 358366Pauline Ross. (2011). Clinical
Governance for Nurse Practitioners in Queensland. The State of
Queensland. Queensland Government, BrisbanePlochg, Arah, Botje,
Thompson. (2014). Measuring clinical management by physicians and
nurses in European hospitals: development and validation of two
scales. International Journal Quality of Health CareQuality dan
Patient Safety Directorate Dr. Steevens Hospital Dublin 8. A
Practical Guide to Clinical AuditTravaglia, Debono, Clinical audit:
a comprehensive review of the literature. Australia : Centre for
Clinical Governance Research, National Library of Australia