PENGA M (St T UNIV ARUH PE MANAJE tudi Empi erdaftar KONS VERSIT RTUMBU EMEN, D AUDI iris Terha di Bursa VIN JUR SENTRASI FAK TAS BUD UHAN PE DAN OPIN ITOR SW adap Peru Efek Ind SKRIP Oleh NCENT NA 20160100 RUSAN AK I PEMERI KULTAS DDHI D 2020 ERUSAH NI AUDIT WITCHING usahaan M onesia Ta PSI : ATANAIL 0100 KUNTANSI KSAAN A S BISNIS DHARMA 0 HAAN, PE T TERHA G Manufakt ahun 2016 I KUNTANS S A TANG ERGANT ADAP tur yang 6-2018) SI GERANG TIAN G
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGA
M
(St
T
UNIV
ARUH PE
MANAJE
tudi Empi
erdaftar
KONS
VERSIT
RTUMBU
EMEN, D
AUDI
iris Terha
di Bursa
VIN
JUR
SENTRASI
FAK
TAS BUD
UHAN PE
DAN OPIN
ITOR SW
adap Peru
Efek Ind
SKRIP
Oleh
NCENT NA
20160100
RUSAN AK
I PEMERI
KULTAS
DDHI D
2020
ERUSAH
NI AUDIT
WITCHING
usahaan M
onesia Ta
PSI
:
ATANAIL
0100
KUNTANSI
KSAAN A
S BISNIS
DHARMA
0
HAAN, PE
T TERHA
G
Manufakt
ahun 2016
I
KUNTANS
S
A TANG
ERGANT
ADAP
tur yang
6-2018)
SI
GERANG
TIAN
G
PENGA
M
(St
T
D
UNIV
ARUH PE
MANAJE
tudi Empi
erdaftar
Diajukan se
Sarjan
U
VERSIT
RTUMBU
EMEN, D
AUDI
iris Terha
di Bursa
ebagai salah
na Pada Ju
Universitas
Jenjan
VIN
FAK
TAS BUD
UHAN PE
DAN OPIN
ITOR SW
adap Peru
Efek Ind
SKRIP
h satu syar
urusan Aku
Buddhi Dh
ng Pendidik
Oleh
NCENT NA
20160100
KULTAS
DDHI D
2020
ERUSAH
NI AUDIT
WITCHING
usahaan M
onesia Ta
PSI
rat untuk m
untansi Fak
harma Tan
kan Strata
:
ATANAIL
0100
S BISNIS
DHARMA
0
HAAN, PE
T TERHA
G
Manufakt
ahun 2016
mendapatka
kultas Bisni
ngerang
1
S
A TANG
ERGANT
ADAP
tur yang
6-2018)
an gelar
is
GERANG
TIAN
G
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Pergantian Manajemen dan
Opini Audit terhadap Auditor Switching pada Perusahaan Manufaktur
periode 2016-2018”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma Tangerang.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa
bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuannya
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Sofian Sugioko, M.M., CPMA selaku Rektor Universitas
Buddhi Dharma Tangerang.
2. Ibu Rr. Dian Anggraeni, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma Tangerang.
3. Bapak Susanto Wibowo, S.E., M.Akt selaku Ketua Jurusan Akuntansi
(S1) Fakultas Bisnis Universitas Buddhi Dharma Tangerang
4. Ibu Lia Dama Yanti, S.E., M.Akt selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan pengarahan dan bimbingan shingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
iv
5. Seluruh dosen pengajar dan staff Universitas Buddhi Dharma yang
telah memberikan bekal pengetahuan yang bermanfaat bagi peneliti.
6. Mama, Papa, Cici (Viorent Natalia Salim), Kokoh (Vransnicko) dan
Kokoh Ipar (Henry Cahyadi), yang telah memberikan dukungan, saran,
doa, dan bantuan saat penyusunan skripsi.
7. Memey Engelin Burhan, Selviana, Novianti selaku teman yang turut
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
keuangan historis yang dipublikasikan oleh semua perusahaan
terbuka, kebanyakan perusahaan lain yang cukup besar, dan banyak
perusahaan serta organisasi non komersial yang lebih kecil. Sebutan
kantor akuntan publik mencerminkan fakta bahwa auditor yang
menyatakan pendapat audit atas laporan keuangan harus memiliki
lisensi sebagai akuntan publik. KAP sering disebut auditor eksternal
atau auditor independen untuk membedakannya dengan auditor
internal.
22
b. Auditor internal pemerintah
Auditor internal pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), guna melayani
kebutuhan pemerintah. Fungis utama upaya audit BPKP adalah
dikerahkan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas operasional
berbagai program pemerintah. BPKP mempekerjakan lebih dari 4.000
orang auditor diseluruh Indonesia
c. Auditor Badan Pemeriksa Keuangan
Auditor Badan Pemeriksa Keuangan adalah auditor yang bekerja
untuk Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, badan yang
didirikan berdasarkan konstitusi Indonesia. Dipimpin oleh seorang
kepala, BPK melapor dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada
DPR. Funsi utama BPK adalah untuk melaksanakan fungsi audit DPR,
dan juga mempunyai bannyak tanggung jawab seperti KAP. BPK
mengaudit sebagian besar informasi keuangan yang dibuat oleh
berbagai macam badan pemerintah pusat maupun daerah sebelum
diserahkan kepada DPR.
d. Auditor pajak
Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak bertanggung jawab untuk
memberlakukan peraturan pajak.Salah satu tanggung jawab utama
Dirjen Pajak adalah mengaudit wajib pajak untuk menentukan apakah
SPT itu sudah mamatuhi peraturan pajak yang berlaku. Audit ini
murni bersifat audit ketaatan.
23
e. Auditor internal
Auditor internal dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit
bagi manajemen, sama seperti BPK mengaudit untuk DPR. Tanggung
jawab auditor internal sangat beragam, tergantung pada yang
mempekerjakan mereka. Ada staf audit internal yang hanya terdiri dari
satu atau dua karyawan yang melakukan audit ketaatan secara rutin.
Namun ada yang terdiri dari 100 orang lebih untuk auditor internal
yang terlibat dalam kegiatan di luar akuntansi atau audit operasional
atau memiliki keahlian dalam mengevaluasi system computer.
3. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah :
a. Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan adalah ukuran seberapa baik perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam
kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Rahman, 2018). Sedangkan menurut
(Suhadak, 2015) menyatakan pertumbuhan perusahaan yang tinggi mencerminkan
semakin luasnya jangkauan perusahaan, pertumbuhan perusahaan yang tinggi juga
menunjukkan kinerja perusahaan yang baik, karena terjadi peningkatan terhadap
asset atau penjualan perusahaan.
Pertumbuhan menjadi karakteristik dasar bisnis.Salah satu alasan
pertumbuhan berhubungan dengan mendapatkan keuntungan adalah sebuah
perusahaan besar umumnya memiliki pendapatan penjualan yang lebih besar,
sehingga keuntungannya lebih besar. Alasan lain adalah bahwa dalam
24
pertumbuhan ekonomi, bisnis yang tidak tumbuh sebenarnya menyusut relative
terhadap perekonomian. Alasan ketiga adalah bahwa menumbuhkan bisnis adalah
saran yang dipakai oleh beberapa eksekutif untuk meningkatkan kekuatan, gengsi,
dan reputasi mereka.Pertumbuhan menimbulkan masalah baru dan membutuhkan
sumber daya tambahan yang pertama harus tersedia dan kemudian harus
digunakan secara efektif. Bahan utama dalam pertumbuhan adalah modal, dan
seperti yang kita ketahui, modal paling mudah tersedia untuk korporasi (Pride,
Hughes, & Kapoor, 2014, 140) Karena itu perusahaan akan menggunakan segala
cara agar dapat berkembang melalui strategi pemasaran. (Zulkarnain, 2018, 68)
menulis dalam bukunya bahwa ada beberapa strategi pemasaran yang dapat
digunakan :
1. Strategi Kepuasan Pelanggan
Strategi kepuasan pelanggan menyebabkan para pesaing harus
berusaha keras dan memerlukan biaya yang tinggi dalam usahanya
merebut pelanggan suatu perusahaan. Satu hal yang perlu di
perhatikan disini adalah bahwa kepuasan pelanggan merupakan
strategi jangka panjang yang membutuhkan komitmen, baik
menyangkut dana maupun sumber daya manusia.
2. Strategi Pasar
Pasar adalah permintaan yang dibuat oleh kelompok pembeli potensial
terhadap suatu barang dan jasa. Pengertian yang lebih spesifik dan
dari sudut pandang pemasaran adalah pasar yang terdiri atas semua
pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan dan keinginan dan
25
keinginan tertentu yang mungkin bersedia dan sanggup untuk
melibatkan diri dalam proses pertukaran guna memuaskan kebutuhan
atasu keinginan tersebut. Dengan demikian, besarnya pasar tergantung
pada jumlah orang yang memiliki kebutuhan, mempunyai sumber
daya yang diminati orang/pihak lain, dan bersedia menawarkan
sumber daya tersebut untuk ditukar supaya dapat memenuhi
keinginan.
3. Strategi Produk
Produk merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang
ditawarkan oleh produsen untuk dibeli dan dikonsumsi oleh
konsumen. Produk yang ditawarkan kepada konsumben tersebut dapat
berbentuk barang fisik, orang atau pribadi, dan ide. Produk secara
konsuptueal adalah segala sesuatu yang dibuat dan dihasilkan oleh
produsen untuk ditawarkan, dibeli, dikonsumsi dan diminta oleh
konsumen untuk menciptakan pertukaran, pemenuhan kebutuhan dan
keinginan konsumen.
4. Strategi Penetapan Harga
Harga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang
memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan
dibandingkan dengan ketiga elemen bauran pemasaran lainnya
(produk,promosi, dan distribusi) hanya menimbulkan biaya atau
pengeluaran. Pada hakikatnya harga tidak dapat dipisahkanan dengan
elemen lainnya.
26
5. Strategi Distribusi
Distribusi merupakan salah satu elemen pemasaran yang memiliki
peran penting dalam kegiatan pemasaran yang berfunsi untuk
memperlancar arus barang dan jasa dari produsen kepada
konsumen.Fungsi distribusi dapat menciptakan nilai tambah atau
utilitas dari tempat, waktu, dan kepemilikan. Selain itu secara fisik
dapat memperlancar arus barang dan jasa diantara lembaga perantara
yang terlibat didalamnya.
(Pride, Hughes, & Kapoor, 2014, 140) juga menyatakan, terdapat dua
pertumbuhan yaitu:
1. Pertumbuhan dari Dalam
Kebanyakan perusahaan tumbuh dengan memperluas operasi mereka
saat ini.Beberapa memperkenalkan dan menjual produk baru yang
berkaitan.Lainnya memperluas penjualan produk untuk pasar
geografis baru atau kelompok konsumen baru di pasar geografis yang
sudah di layani. Pertumbuhan dari dalam, terutama ketika
direncanakan dan dikendalikan dengan hati – hati, dapat memiliki efek
buruk yang relative sedikit pada perusahaan. Seringnya, perusahaan
terus melakukan apa yang telah dilakukannya, tetapi pada skala yang
lebih besar.
2. Pertumbuhan melalui Merger dan Akuisisi
Cara lain agar perusahaan bisa bertumbuh adalah dengan membeli
perusahaan lain. Pembelian satu perusahaan oleh perusahaan lain
27
disebut merger. Akuisisi pada dasarnya sama seperti merger, tetapi
istilah akuisisi biasanya digunakan dalam referensi untuk pembelian
sebuah korporasi besar terhadap korporasi lain. Meskipun sebagian
besar merger dan akuisisi dilakukan secara baik, pengambilalihan
paksa juga dapat terjadi.Suatu pengambilalihan paksa (hostile
takeover) adalah situasi ketika manajemen dan dewan direksi dari
perusahaan ditargetkan untuk mengakuisisi dan menyetujui merger.
Ketika merger atau akuisisi menjadi paksaan, seorang pemburu
perusahaan – perusahaan lain atau investor kaya dapat melakukan
penawaran tender atau mulai pertarungan kuasa (proxy fight) untuk
mendapatkan kendali dari perusahaan target. Sebuah pnawaran tender
(tender offer) adalah tawaran untuk membeli saham perusahaan target
akuisisi dengan harga cukup tinggi untuk menggoda pemegang saham
untuk menjual saham mereka. Pemburu perusahaan juga dapat
memulai pertarungan kuasa. Suatu pertarungan kuasa (proxy fight)
adalah teknik yang digunakan untuk mengumpulkan suara pemegang
saham untuk mengendalikan sebuah perusahaan yang ditargetkan.
Untuk mengetahui apakah perusahaan mengalami pertumbuhan
perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangannya. Perusahaan yang sedang
mengalami pertumbuhan (growth) tentunya berharap untuk mendapatkan reaksi
yang positif dengan melakukan auditor switching (Saidin, Arifati, & Andini,
2016). Tingkat pertumbuhan perusahaan menjadi salah satu hal yang
dipertimbangan bagi investor untuk membuat keputusan terhadap investasinya.
28
Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa bisnis yang dijalankan oleh perusahaan
tidak mengalami kemandekan atau kemunduran. Dalam penelitian (Rahmawati,
Isynuwardhana, & Yudowati, 2017) pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan
rasio tingkat pertumbuhan penjualan. Semakin tinggi tingkat penjualan
perusahaan dibandingkan penjualan bersih tahun sebelumnya maka akan semakin
tinggi pula kemungkinan perusahaan mempertahankan kelangsungan usahanya.
Untuk mengukur variable pertumbuhan perusahaan, peneliti menggunakan
rasio tingkat pertumbuhan penjualan tahun berjalan dibandingkan dengan
penjualan tahun sebelumnya.
b. Pergantian Manajemen
Menurut (Pride, Hughes, & Kapoor, 2014, 264) mengatakan bahwa :
“Manajemen (management) adalah proses mengoordinasikan orang dan
sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan sebuah organisasi.”
Dalam buku (Wibowo, 2011, 10) mengatakan bahwa pengertian
manajemen adalah :
“Proses Penggunaan sumber daya organisasi dengan menggunakan orang
lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.”
Growth = Sales t – Sales t-1
Sales t-1
29
Tanggung jawab manajemen adalah tanggung jawab untuk memilih dan
mengadopsi kebijakan akuntansi yang tepat, menyelenggarakan pengendalian
internal yang memadai, serta menyajikan laporan keuangan yang wajar berada di
pihak manajemen bukan auditor (Hery, 2013, 116). Tanggung jawab ini timbul
mengingat bahwa pihak manajemen selaku pelaksana harian perusahaan memiliki
pengetahuan yang lebih terperinci dan mendalam atas setiap transaksi perusahaan
yang terjadi dibanding dengan pihak auditor. Untuk perusahaan publik, berikut
adalah hal – hal yang pada umumnya dinyatakan dalam laporan tahunan
manajemen tanggung jawabnya :
1. Laporan keuangan disiapkan oleh manajemen.
2. Manajemen bertanggung jawab atas integritas dan objekvitas laporan
keuangan yang telah disiapkannya.
3. Laporan keuangan yang disiapkan didasarkan pada estimasi serta
pertimbangan terbaik manajemen.
4. Manajemen telah menetapkan dan menyelenggarakan system
pengendalian internal yang dirancang untuk memberikan kepastian
yang layak mengenai kehandalan pelaporan keuangan.
Pergantian atau dapat disebut juga perubahan adalah transformasi dari
keadaan sekarang menuju keadaan yang diharapkan di masa yang akan datang,
suatu keadaan yang lebih baik (Wibowo, 2011, 1). Pada hakikatnya kehidupan
manusia maupun organisasi diliputi oleh perubahan secara berkelanjutan. Semua
organisasi menghadapi lingkungan yang dinamis dan berubah, lingkungan
eksternal organisasi cenderung merupakan kekuatan yang mendorong untuk
30
terjadinya perubahan, di sisi lain bagi organisasi perubahan justru dirasakan
sebagai suatu kebutuhan internal. Oleh karena itu organisasi dihadapkan pilihan
antara berubah atau mati tertekan oleh kekuatan perubahan eksternal. Menurut
Hussey dalam buku yang di tulis (Wibowo, 2011, 82) terdapat enam faktor yang
menjadi pendorong bagi kebutuhan akan perubahan, yaitu sebagai berikut:
1. Perubahan Teknologi Terus Meningkat
Sebagai akibat perubahan teknologi yang terus meningkat, kecepatan
penyusutan teknologi menjadi semakin meningkat pula.
Perkembangan baru mengakibatkan perubahan keterampilan,
pekerjaan, struktur, dan budaya. Dengan demikian, sumber daya
manusia harus selalu mengikuti perkembangan teknologi agar tidak
tertinggal.
2. Persaingan semakin Insentif dan Menjadi Lebih Global
Banyak organisasi dipaksa mencapai standar kualitas dan biaya yang
telah dicapai oleh perintis industri, apabila tidak dapat mengikuti
standar maka akan kalah dalam bersaing. Lebih banyak industri
bekerja di tingkat dunia sehingga tidak berpikir terisolasi dalam satu
negara. Kekalahan dalam persaingan akan memaksa perusahaan
menutup usahanya atau melakukan merger atau di beli oleh
perusahaan lain.
3. Pelanggan semakin Banyak Tuntutan
Pelanggan tidak lagi mau menerima pelayanan yang jelek atau
kualitasnya rendah. Untuk menjadi organisasi yang kompetitif,
31
perusahaan harus lebih cepat dalam merespons kebutuhan pelanggan,
dan hal ini dapat berubah sepanjang waktu. Manajer yang bijak akan
selalu berusaha berada satu langkah di depan. Perusahaan yang tidak
mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan akan ditinggalkan
dan pelanggan akan beralih kepada pesaing kita.
4. Profil Demografis Negara Berubah
Komposisi kelompok penduduk tua dan muda berubah akibat
kekurangan keterampilan. Hal ini menyimpan banyak gal yang dapat
mempengaruhi perubahan dalam dekade kedepan. Perkembangan
demografis akan sangat berpengaruh terhadap pola kebutuhan
masyarakat. Oleh karena itu, dunia usaha harus mampu menangkap
kecenderungan tersebut.
5. Privatisasi Bisnis Milik Masyarakat Berlanjut
Kecenderungan yang terjadi dalam dunia bisnis adalah terjadinya
privatisasi yang semakin luas. Privatisasi merupakan kecenderungan
baru dunia bisnis yang akan semakin berkembang. Walaupun
kepemilikan tidak berubah, system baru dibangun untuk menciptakan
kompetisi dan tumbuhnya kekuatan pasar yang lebih besar lagi.
6. Pemegang Saham Minta Lebih Banyak Nilai.
Pengaruh pasar uang pada tuntutan terhadap kinerja korporat
menciptakan tekanan untuk dilakukan perbaikan secara terus menerus
pada pertumbuhan capital dan pendapatan korporat. Perusahaan akan
berada di bawah tekanan apabila kinerjanya di bawah harapan,
32
meskipun usahanya masih menguntungkan. Dalam situasi ini, tekanan
tidak hanya datang dari keluhan pemegang saham, tetapi karena
prestasinya rendah.
Dalam bukunya (Mattjik, 2012, 138) terdapat teori proses perubahan
manajerial. Disebutkan bahwa perubahan melibatkan banyak orang dalam
organisasi, konsep ini mengedepankan tugas general manager untuk memperoleh
dukungan dan komitmen dari anggota organisasi dalam melakukan perubahan.
Menurut teori ini, untuk menghasilkan perubahan secara manajerial, dilakukan hal
– hal sebagai berikut :
1. Memobilisasi dukungan stakeholders, dengan mengikutkan mereka
dalam menganalisis masalah yang melemahkan daya saing
perusahaan.
2. Mengembangkan visi dan strategi mengelola daya saing yang positif.
3. Mengupayakan konsesus terhadap visi organisasi yang baru.
4. Merevitalisasi visi dengan memperluas pada seluruh departemen
dalam organisasi dan memelihara konsistensinya.
5. Mengkonsolidasi perubahan melalui kebijakan, strategi yang
diformalisasikan, struktur, dan system
6. Memantau secara terus menerus kegiatan perubahan.
Menurut (Wea & Murdiawati, 2015) Pergantian manajemen merupakan
pergantian direksi perusahaan yang dapat disebabkan karena keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) atau kemauan sendiri dari di reksi untuk
berhenti. Dengan adanya pergantian manajer dan direktur yang baru di
33
perusahaan, manajer yang baru lebih memilih mengganti auditorkarena mereka
memiliki hubungan kerja yang lebih disukai dengan auditor tertentu atau mereka
mencari auditor yang dapat menurutI kebijakan dan praktik akuntansi manajemen
baru.
c. Opini Audit
Opini audit merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor setelah
melakukan beberapa tahapan proses audit untuk menilai kewajaran dari laporan
keuangan yang diberikan pihak perusahaan (Sinarto & Wenny, 2017). (Susanti,
2014) menyatakan bahwa auditor tidak bertanggung jawab atas isi laporan
keuangan yang disampaikan oleh manajemen karena auditor hanya memeriksa
kewajaran laporan keuangan berdasarkan SPAP (Standar Profesional Akuntan
Publik).
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik PSA No. 29 SA Seksi 508,
ada lima jenis pendapat audit, yaitu :
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Laporan yang diterbitkan oleh akuntan publik yang menyatakan tidak
terdapat salah saji signifikan yang ditemukan, serta auditor beropini
bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar sesuai GAAP
(Generally accepted accounting principles)
2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan yang
Ditambahkan dalam bentuk baku (Unqualified Opinion with
Explanatory Language)
34
Laporan tanpa pengecualian dimana laporan keuangan disajikan
dengan wajar, tetapi auditor perlu memberikan catatan atau tambahan
informasi yang diperlukan.
3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Laporan yang diterbitkan ketika auditor yakin bahwa keseluruhan
laporan keuangan disajikan secara tetapi ruang lingkup dibatasi atau
data keuangan tidak sesuai dengan GAAP (Generally accepted
accounting principles)
4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Laporan yang diterbitkan ketika auditor yakin bahwa keseluruhan
laporan keuangan telah salah saji secata material atau menyesatkan
sehingga tidak menyajikan dengan wajar posisi keuangan.
5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclamer Opinion)
Laporan yang diterbitkan ketika auditor tidak bisa mendapat
keyakinan bahwa keseluruhan laporan keuangan disajikan wajar atau
auditor tidak independen.
4. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah Auditor
Switchingatau pergantian auditor. Menurut (Rahmawati, Isynuwardhana, &
Yudowati, 2017) auditor switching adalah perilaku yang dilakukan perusahaan
untuk berpindah KAP.Sedangkan (Rahman, 2018) menyatakan auditor switching
adalah perpindahan auditor atau KAP yang dilakukan oleh perusahaan klien yang
dilakukan secara sukarela tanpa ada peraturan yang mengharuskan klien untuk
35
untuk melakukan pergantian audior. Menurut (Patrioti, 2018) auditor switching
merupakan pergantian auditor atau KAP yang dilakukan oleh perusahaan klien
karena beberapa faktor. Pada umumnya auditor switching terjadi dapat bersifat
mandatory (wajib) ataupun voluntary (sukarela). Aturan mengenai auditor
switching secara mandatory telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia dengan
mengeluarkan aturan yang mengatur rotasi auditor yang diharapkan dapat
menjaga independensi auditor terhadap perusahaan yang diperiksa.
Pada tahun 2008 pemerintah mengganti Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 dalam Keputusan Menteri
Keuangan No. 17/PMK.01/2008 yang mengatur tentang “ jasa akuntan Publik “.
Pada pasal 3 ayat (1) Menteri Keuangan memutuskan :
“Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas
sebagaimna dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a dilakukan oleh KAP
paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang
Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut”
Lebih lanjut pada pasal 3 ayat (2) dijelaskan juga :
“Akuntan publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menerima
kembali penugasan audit umum untuk klien sebagaimana dimaksud ayat
(1) setelah 1 (satu) tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas
laporan keuangan klien tersebut.”
Selanjutnya pemerintah mengeluarkan pembaharuan dengan mengeluarkan
Peraturan Pemerintah (PP) No. 20 tahun 2015 tentang “ Praktik Akuntan Publik”.
Pada pasal 11 ayat (1) berisi tentang :
36
“Pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis sebagaimana
dimaksud Pasal 10 ayat (1) huruf a terhadap suatu entitas oleh seorang
Akuntan Publik dibatasi paling lama untuk 5 tahun buku berturut – turut.”
Dalam pasal 11 ayat (4) menyatakan :
“Akuntan publik dapat memberikan kembali jasa audit atas informasi
keuangan historis terhadap entitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
setelah 2 (dua) tahun buku berturut-turut tidak memberikan jasa tersebut.”
Sedangkan Auditor switching secara voluntary ini dapat dipicu oleh
beberapa faktor, baik yang berasal dari klien maupun dari pihak auditor atau KAP.
Untuk mengetahui bahwa terjadinya auditor switching oleh suatu perusahaan
dapat di lihat dari laporan keuangan perusahaan yang sudah diterbitkan oleh Bursa
Efek Indonesia apabila di dalam laporan keuangan tersebut nama auditor yang
tercantum berbeda dari tahun sebelumnya. Dalam penelitian ini perusahaan di
klasifikasikan melakukan auditor switching secara voluntary, sehingga penelitian
ini akan focus pada faktor – faktor di luar ketentuan yang berlaku. Dari beberapa
pengertian dan penjelasan yang dikemukakan oleh beberapa peneliti sebelumnya ,
peneliti dapat menyimpulkan bahawa auditor switching adalah pergantian auditor
atau KAP yang dilakukan perusahaan klien pada laporan keuangan periode
selanjutnya yang dilakukan berdasarkan beberapa faktor.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis dalam
melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan
37
dalam mengkaji penelitian yang dilakukan.Penulis mengangkat beberapa
penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian
penulis.Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait
dengan penulisan yang dilakukan penulis.
37
Tabel II.1
Hasil Penelitian – Penelitian Terdahulu
No Nama Penulis
(Tahun)
Judul Variabel Hasil
1 Desy Rahmawati,
Deannes
Isyunawardhana, dan
Siska Priyandani
Yudowati
(2017)
Pengaruh Pergantian Manajemen,
Opini Audit, Pertumbuhan
Perusahaan, dan Financial
Distress terhadap Auditor
Switching (Studi pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2010-
2015)
Variabel Independen :
Pergantian Manajemen, Opini
Audit, Pertumbuhan Perusahaan,
dan Financial Distress
Variabel Dependen :
Auditor Switching
Pertumbuhan perusahaan
berpengaruh terhadap auditor
switching.
Pergantian manajemen, opini audit,
dan financial distress tidak
berpengaruh terhadap auditor
switching.
2 Saidin, Rina Arifati,
dan Rita Andini
Analysis of Effect of Audit
Opinion, KAP Size, Financial
Trouble, Turn Management,
Company Size and Growth
Company Auditor Switching on
Mining Companies Listed In
Indonesia Stock Exchange Period
2011-2014
Variabel Independen :
Opini Audit, ukuran KAP,
Kesulitan Keuangan, Pergantian
Manajemen, Ukuran Perusahaan
dan Pertumbuhan Perusahaan
Variabel Dependen :
Auditor Switching
Pergantian manajemen berpengaruh
positif terhadap auditor switching.
Ukuran KAP, kesulitan keuangan,
ukuran perusahaan berpengaruh
negatif terhadap auditor switching.
Opini auditor dan pertumbuhan
perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap auditor
switching
38
3 Siska Aprianti dan Sri
Hartaty
Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran
Perusahaan Klien dan Tingkat
Pertumbuhan Perusahaan Klien
terhadap Auditor Switching
Variabel Independen :
Ukuran KAP, Ukuran
Perusahaan Klien dan Tingkat
Pertumbuhan Perusahaan Klien
Variabel Dependen :
Auditor Switching
Ukuran KAP berpengaruh terhadap
auditor switching.
Ukuran perusahaan klien dan
tingkat pertumbuhan perusahaan
klien tidak berpengaruh terhadap
auditor switching.
4 Ina Intiar Saputri Pengaruh Opini Audit, Ukuran
KAP, Pergantian Manajemen,
Financial Distress dan
Profitabilitas Perusahaan terhadap
Auditor Switching(Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2014 – 2016)
Variabel Independen :
Opini Audit, Ukuran KAP,
Pergantian Manajemen,
Financial Distress dan
Profitabilitas Perusahaan
Variabel Dependen :
Auditor Switching
Pergantian manajemen berpengaruh
terhadap auditor switching.
Opini audit, ukuran KAP, financial
distress dan profitabilitas
perusahaan
tidakberpengaruh terhadap auditor
switching.
5 Resi Patrioti Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Non Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016)
Variabel Independen :
Pergantian manajemen, Ukuran
KAP, Ukuran Perusahaan,
FeeAudit dan Opini Audit
Going Concern
Variabel Dependen :
Auditor Switching
Opini audit going
concernberpengaruh terhadap
auditor switching.
Pergantian manajemen, ukuran
KAP, ukuran perusahaan, fee audit
tidak berpengaruh terhadap auditor
switching.
6 Muhammad Annas
Taufiqur Rahman
Pengaruh Opini Audit, Financial Distress, Pertumbuhan Perusahaan
Variabel Independen :
Opini Audit, Financial Distress,
Pertumbuhan Perusahaan Klien,
Opini audit berpengaruh terhadap
auditor switching.
39
Klien, Ukuran KAP dan Pergantian Manajemen terhadap Auditor Switching (Studi Empiris pada Perusahaan
Real Estate dan Property di Bursa
Efek Indonesia Periode 2013-
2016)
Ukuran KAP dan Pergantian
Manajemen
Variabel Dependen :
Auditor Switching
Financial distress, pertumbuhan
perusahaan klien, ukuran KAP dan
pergantian manajemen
tidakberpengaruh terhadap auditor
switching.
7 Veronika Sinarto dan
Cherrya Dhia Wenny
Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Pergantian Manajemen, Opini Audit, Financial Distress, dan Ukuran Perusahaan terhadap Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2013-2016)
Variabel Independen :
Pertumbuhan Perusahaan,
Pergantian Manajemen, Opini
Audit, Financial Distress, dan
Ukuran Perusahaan
Variabel Dependen :
Auditor Switching
Opini audit dan financial
distressberpengaruh signifikan
terhadap auditor switching.
Pertumbuhan perusahaan,
pergantian manajemen, dan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap auditor
switching.
8 Dewi Mutiarani Analisis Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Auditor Switching
pada Perusahaan Pertambangan
yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Variabel Independen :
Opini Auditor, Pergantian
Manajemen, Financial Distress,
Pertumbuhan Perusahaan, dan
Ukuran KAP
Variabel Dependen :
Auditor Switching
Pertumbuhan Perusahaan
berpengaruh terhadap auditor
switching.
Opini auditor, pergantian
manajemen dan ukuran KAPtidak
berpengaruh terhadap auditor
switching.
9 Ni Wayan Ari
Juliantari dan Ni Ketut
Rasmini
Auditor Switching dan Faktor –
Faktor yang Mempengaruhinya
Variabel Independen :
Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien,
Ukuran KAP dan ukuran perusahaan klienberpengaruh terhadap auditor switching.
40
Opini Audit dan Pergantian
Manajemen
Variabel Dependen :
Auditor Switching
Opini audit dan pergantian
manajementidak berpengaruh
terhadap auditor switching.
Sumber :Data Sekunder, Diolah
41
Dalam penelitian sebelumnya, para peneliti hanya mencantumkan
peraturan tentang auditor switching pada tahun 2008 yaitu Peraturan Menteri
Keuangan No. 17/PMK.01/2008, sedangkan dalam penelitian ini peneliti sudah
memuat peraturan terbaru tahun 2015 yaitu, Peraturan Pemerintah (PP) No. 20
tahun 2015 tentang “ Praktik Akuntan Publik”. Dalam penelitian ini juga
menjelaskan frekuensi – frekuensi dari setiap hasil pengujian variabel dengan
pengukuran sehingga dapat menjelaskan hasil dari sample pengamatan.
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh pertumbuhan perusahaan, pergantian manajemen dan opini
audit terhadap auditor switching.Maka kerangka pemikiran yang terbentuk adalah
seperti Gambar II.1 berikut.
Gambar II.1
Kerangka Pemikiran
Sumber :Data Sekunder, Diolah
Pertumbuhan Perusahaan
(X1)
Pergantian Manajemen
(X2)
Opini Audit
(X3)
Auditor Switching
(Y)
42
Keterangan :
Variabel Independen
X1 : Pertumbuhan Perusahaan
X2 : Pergantian Manajemen
X3 : Opini Audit
Variabel Dependen
Y : Auditor Switching
D. Perumusan Hipotesa
1. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Auditor Switching
Pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan tingkat penjualan
perusahaan karena penjualan merupakan aktivitas utama dari suatu perusahaan.
Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan (growth) tentunya berharap
untuk mendapatkan reaksi yang positif dengan melakukan auditor
switching.Menurut (Rahmawati, Isynuwardhana, & Yudowati, 2017) dan
(Rahman, 2018) hasil penelitiannya pertumbuhan perusahaan berpengaruh
terhadap auditor switching. Penelitian ini tidak sesuai dengan (Aprianti & Hartaty,
2016) yang hasil penelitiannya pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh
terhadap auditor switching. Berdasarkan pernyataan diatas maka hipotesis dari
penelitian ini adalah:
H1 : Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap Auditor Switching
43
2. Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Auditor Switching
Pergantian manajemen dapat terjadi di dalam suatu perusahaan.
Menurut (Wea & Murdiawati, 2015) Pergantian manajemen merupakan
pergantian direksi perusahaan yang dapat disebabkan karena keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) atau kemauan sendiri dari di reksi untuk
berhenti. Manajemen memerlukan auditor yang berkualitas dan dapat memenuhi
tuntutan dari pertumbuhan perusahaan yang cepat, jika hal tersebut tidak
terpenuhi maka perusahaan berkemungkinan akan mengganti auditornya.
Menurut penelitian dari (Saputri, 2018) dan juga (Rahman, 2018) hasil
penelitiannya pergantian manajemen berpengaruh terhadap auditor switching.
Namun penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian (Patrioti, 2018) hasil
penelitiannya pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor
switching. Berdasarkan pernyataan diatas maka hipotesis dari penelitian ini
adalah:
H2 : Pergantian Manajemen berpengaruh terhadap Auditor Switching
3. Pengaruh Opini Audit terhadap Auditor Switching
Opini audit dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
pengguna laporan eksternal untuk pengambilan keputusan investasi. Pada
umumnya opini wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan yang diberikan
auditor sangat diinginkan oleh banyak perusahaan, dan berusaha sebisa mungkin
menghindari mendapat opini qualified (Mutiarani, 2017). Sehingga dapat
disimpulkan perusahaan yang mendapatkan opini audit yang tidak sesuai dengan
keinginannya akan cenderung mengganti auditor atau KAP. Menurut (Rahman,
44
2018) dan (Sinarto & Wenny, 2017) hasil penelitiannya opini audit berpengaruh
terhadap auditor switching. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitan
(Mutiarani, 2017) dan (Juliantari & Rasmini, 2013) yang hasil penelitiannya opini
audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Berdasarkan pernyataan
diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
H3 : Opini Audit berpengaruh terhadap Auditor Switching
4. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Pergantian Manajemen dan
Opini Audit secara Simultan terhadap Auditor Switching
Menurut penelitian (Rahmawati, Isynuwardhana, & Yudowati, 2017)
secara simultan pergantian manajmen, opini audit, pertumbuhan perusahaan dan
financial distress berpengaruh terhadap auditor switching. Penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan (Power & Nurbaiti, 2018) hasil penelitiannya
pergantian manajemen, financial distress, ukuran KAP dan opini audit memiliki
pengaruh simultan terhadap auditor switching. Berdasarkan pernyataan diatas
maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
H4 : Pertumbuhan Perusahaan, Pergantian Manajemen dan Opini Audit
secara Simultan berpengaruh terhadap Auditor Switching
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2017, 2) mengatakan bahwa :
“ Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
Penelitian adalah upaya untuk memperoleh penyelesaian atau solusi
terhadap permasalahan atau fenomena – fenomena yang terjadi melalui langkah –
langkah pengumpulan dan menganalisis data, informasi, dan fakta – fakta secara
ilmiah (Riadi, 2016, 2). Penelitian biasanya dilakukan oleh ilmuan atau pakar
yang berhubungan dengan hal yang akan dicari kebenarannya. Terdapat 2 macam
data penelitian berdasarkan jenis penelitiannya menurut (Riadi, 2016, 48) yaitu
data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitiatif adalah data yang bukan
berbentuk angka seperti teks, gambar, narasi, artefak, dan lainnya yang diperoleh
melalui wawancara mendalam, observasi, analisis dokumen dan diskusi terfokus.
Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka hasil dari suatu
pengukuran, observasi, dan membilang yang dapat dianalisis menggunakan
metode statistic untuk memperoleh kecenderungan, prediksi antar variabel
sehingga dapat ditambilkan dalam bentuk data- data statistik.
Berdasarkan pendekatannya penelitian ini merupakan penelitian dengan
data kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian
berupa angka – angka dan analisis menggunakan statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Untuk mendapatkan data yang valid,
46
reliabel dan obyektif dalam penelitian kuantitatif, maka data penelitian harus valid
dan reliable serta pengumpulan data dilakukan dengan cara yang benar pada
sampel yang representative (mewakili populasi).
B. Objek Penelitian
Objek penelitian dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi perhatian
dalam suatu penelitian yang menjadi sasaran untuk mendapatkan jawaban atau
solusi dari fenomena penelitian yang terjadi.Objek dari penelitian ini adalah data
sekunder yang berkaitan dengan faktor – faktor yang mempengaruhi pergantian
auditor pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2016 sampai dengan 2018 yang berupa laporan keuangan yang diperoleh
dari situs resmi Busa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan industri pengolahan yang
mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Perusahaan
manufaktur identik dengan pabrik yang mengaplikasikan mesin – mesin,
peralatan, teknik rekayasa dan tenaga kerja (SahamOke, 2019). Di Indonesia
banyak sekali perusahaan manufaktur, perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI terbagi menjadi 3 sektor yaitu, sektor industri dasar & kimia, sektor aneka
industri dan sektor industri barang konsumsi. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan seluruh perusahaan manufaktur dari ketiga sektor tersebut untuk
menjadi populasi.
47
C. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian dengan jenis data
yang bersifat kuantitatif, karena data yang diperoleh nantinya berupa angka. Dari
angka yang diperoleh akan di analisis lebih lanjut dalam analisis data. Data sendiri
dapat diartikan sebagai sekumpulan bukti empiriris yang didapatkan dari suatu
pengamatan, observasi, wawancara, pengukuran fisik, percobaan labotarium dan
lain – lain (Riadi, 2016, 47). Sedangkan data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau bilangan, yang sesuai dengan bentuknya. Data kuantitatif
dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau
statistika.
Dalam penelitian membutuhkan data yang dapat diperoleh melalui sumber
data yang telah ditetapkan untuk diambil sampel penelitian yang dapat mewakili
seluruh populasi, yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah
subyek dari mana data dapat diperoleh. Sedangkan sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Menurut (Riadi, 2016, 48) mengataka bahwa :
“ Data sekunder adalah informasi tangan kedua yang sudah dikumpulkan
oleh beberapa orang (organisasi) untuk tujuan tertentu dan tersedia untuk
berbagai penelitian. Contoh data sekunder adalah data yang diperoleh dari
buku, laporan, jurnal dan lain- lain.“
Alasan penggunaan data sekunder dalam penelitian ini karena pada
umumnya data sekunder sudah diolah oleh pihak lain yang telah dipercaya
sehingga mudah untuk digunakan dan data sejenis telah digunakan oleh banyak
peneliti untuk kebutuhan penelitian. Data sekunder yang digunakan didapat dari
48
laporan keuangan yang telah diaudit dan annual report atau laporan tahunan
perusahaan sektor manufaktur publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2016 – 2018. Sumber data ini diperoleh dengan menggunakan
caradownload melalui internet dari situs resmi BEI (Bursa Efek Indonesia)
diantaranya dengan alamat www.idx.co.id.
D. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut (Sugiyono, 2017, 136) mengatakan bahwa :
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi yaitu perusahaan manufaktur
yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan terdapat 3sektor yaitu, sektor
industri dasar & kimia, sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi
yang akan menjadi populasi penelitian selama periode 2016 – 2018 serta tahun
2015 digunakan sebagai tahun dasar penelitian.
b. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive
sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2017, 144).
Menurut (Sugiyono, 2017, 137) mengatakan bahwa :
49
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.”
Bila populasi besar maka peneliti tidak mungkin memperlajari semua yang
ada, karena itu peneliti akan menentukan sampel agar dapat mewakili seluruh
populasi tersebut. Pemilihan sampel ini dilakukan juga karena telah memahami
bahwa informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dari satu kelompok tertentu
yang mampu memberikan informasi yang dikehendaki dan memang populasi
tersebut memiliki informasi yang telah memenuhi kriteria tertentu. Dasar
penentuan pemilihan sampel adalah yang memenuhi kelengkapan data. Adapun
beberapa kriteria sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2016 sampai dengan 2018.
2. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan atau menyajikan
laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
secara berturut – turut selama tahun 2016 - 2018.
3. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang rupiah dalam
laporan keuangannya selama tahun 2016 - 2018.
4. Perusahaan manufaktur yang melakukan pergantian Kantor Akuntan
Publik minimal selama satu kali selama tahun 2016 – 2018.
50
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan
dokumentasi yang diperoleh dari sumber yang digunakan. Dokumentasi dapat
diartikan sebagai sebuah cara yang dilakukan untuk mengumpulkan dokumen –
dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber –
sumber informasi yang dapat dipertanggung jawabkan dari karangan atau tulisan,
wasiat, buku, undang – undang dan sebagainya. Metode dokumentasi dilakukan
dengan cara menyalin dan mengarsipkan data-data yang diperoleh dari sumber –
sumber yang telah tersedia. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan data sekunder yang dikumpulkan berupa laporan keuangan yang
telah diaudit dari perusahaan sektor manufaktur yang di terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama tahun 2016 sampai dengan 2018 yang diperoleh dari situs resmi
BEI www.idx.co.id. Selain itu, peneliti menggunakan penelitian kepustakaan juga
yang merupakan penelitian dimana data tidak diperoleh dari lapangan tetapi dari
perpustakaan atau tempat lain yang menyiman referensi, dokumen – dokumen
yang berisi data yang teruji validasinya (Sugiyono, 2017, 139). Data dari
kepustakaan biasanya berupa ringkasan tertulis dari jurnal, artikel, buku-buku, dan
dokumen lain, yang berisi tentang uraian informasi masa lalu atau sekarang yang
relevan dengan judul penelitian.
Literatur pustaka adalah bahan bacaan yang dapat digunakan dalam
berbagai aktifitas, baik secara intelktual maupun rekreasi. Literatur sendiri dapat
digolongkan menjadi literature primer, literatur sekunder dan tersier. Dimana
tingkat ketajaman analisis setiap literatur berbeda. Literatur primer adalah karya
51
tulis asli yang memuat sebuah teori atau sebuah gagasan dalam bidangnya.
Sedangkan literatur sekunder adalah literatur yang meringkas atau mengindeks
literatur primer, jadi tidak berisi literatur baru. Pada literatur tersier mumuat
petunjuk untuk mendapatkan literatur sekunder. Teknik pengumpulan data ini
berguna untuk memahami dan mempelajari literatur yang memuat pembahasan
berkaitan penelitian seperti pertumbuhan perusahaan, pergantian manajemen,
opini audit dan auditor switching.
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2017, 66) mengatakan bahwa :
“Pada dasarnya variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.”
a. Variabel Independen
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah
pertumbuhan perusahaan, pergantian manajemen dan opini audit. Dalam Bahasa
Indonesia variabel Independen sering disebut sebagai variabel bebas. Menurut
(Sugiyono, 2017, 68) mengatakan bahwa :
“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).”
1. Pertumbuhan Perusahaan
Variabel ini diukur dengan menggunakan rasio pertumbuhan penjualan.
Rasio ini diukur dengan cara mengurangi penjualan bersih tahun ini dengan
penjualan
sebelumny
2. Pe
Per
susunan d
dummy, jik
jika perus
(Rahman,
3. Op
Op
melakukan
keuangan
wajar tanp
menerima
Wenny, 20
b. Va
Va
switching.
variabel te
bersih tah
ya (Aprianti
ergantian M
rgantian m
dewan direk
ka perusaha
sahaan tidak
2018).
pini Audit
pini audit m
n beberapa
yang dibe
pa pengecu
a opini selain
017).
ariabel Dep
ariabel depe
Dalam Ba
erikat. Menu
hun sebelum
i & Hartaty
Manajemen
manajemen
ksinya. Var
aan melakuk
k melakuka
merupakan
tahapan pr
erikan pihak
ualian maka
n wajar tanp
penden
enden yang
ahasa Indon
urut (Sugiyo
Growth
mnya lalu d
y, 2016). Be
n
perusahaan
riabel perga
kan pergant
an pergantia
pendapat
roses audit
k perusaha
a diberikan
pa pengecu
g digunakan
nesia variab
ono, 2017,
= Sales
Sale
dibagi deng
rikut adalah
n terjadi ji
antian mana
tian manajem
an manajem
yang dibe
untuk men
aan. Jika p
n nilai 1. S
alian maka
n dalam pe
bel Indepen
68) mengat
s t – Sales t-
s t-1
gan penjual
h rumus yan
ika perusah
ajemen mer
men maka d
men maka d
rikan oleh
nilai kewaja
erusahaan
Sedangkan
diberikan n
enelitian ini
nden sering
akan bahwa
-1
lan bersih
ng digunaka
haan meng
rupakan var
diberikan ni
diberikan n
auditor se
aran dari lap
menerima
jika perusa
nilai 0 (Sina
i adalah au
disebut se
a :
52
tahun
an :
gubah
riabel
ilai 1,
nilai 0
etelah
poran
opini
ahaan
arto &
uditor
ebagai
53
“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas.”
Auditor switching adalah pergantian auditor atau KAP yang dilakukan
perusahaan klien pada laporan keuangan periode selanjutnya yang dilakukan
berdasarkan beberapa faktor. Oleh karena itu auditor switching merupakan
variabel dummy. Jika perusahaan melakukan auditor switching, maka diberikan
nilai 1, jika perusahaan tidak melakukan auditor switching maka akan diberikan
nilai 0 (Mutiarani, 2017).
Tabel III. 1
Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel yang
Diukur
Indikator Skala Sumber
Data
Auditor
Switching
Perubahan KAP yang dibandingkan
antara tahun t dan t+1
Nominal Sekunder
Pertumbuhan
Perusahaan
Mengurangi penjualan bersih tahun t
dengan penjualan bersih t - 1 lalu
dibagi dengan penjualan bersih t -1
Rasio Sekunder
Pergantian
Manajemen
Pergantian susunan direksi perusahaan
yang membandingkan tahun t dan
tahun t – 1
Nominal Sekunder
Opini Audit Unqualified atau qualified tahun t Nominal Sekunder
Sumber : Data Sekunder, Diolah
G. Teknik Analisis Data
Penyelesaian penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitif dengan
menggunakan analisis regresi logistik (logistic regression). Adapun beberapa
teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
a. Statistik Deskriptif
Menurut (Sugiyono, 2017, 232), mengatakan bahwa :
54
“ Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi.”
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suati data yang
dilihat dari nilai rata – rata (mean), standar devisiasi, maksimum dan minimum
(Ghozali, 2018, 19). Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata – rata
populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai
disperse rata – rata dari sampel. Maksimum dan minimum digunakan untuk
melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi.
b. Menguji kelayakan model regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and
Lameshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lameshow’s Goodness of Fit
menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak
ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit).
Menurut (Ghozali, 2018, 333), mengatakan bahwa :
“Jika nilai Hosmer and Lameshow’s Goodness of Fit Test statistic sama
dengan atau kurang dari 0.05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada
perbedaan signifikan antara model dengan nilai obsevasinya sehingga
Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai
observasinya. Jika nilai statisticsHosmer and Lameshow’s Goodness of Fit
lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti
model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model
dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.”
55
c. Menilai keseluruhan model (overall model fit)
Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Beberapa
test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit
adalah :
H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar
model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi
likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang
dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan
alternative, L ditransformasikan menjadi – 2LogL.Penurunan likelihood (-2LogL)
menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang
dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2018, 332).
d. Koefisien determinasi
Cox and Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru
ukuran R2
pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi
likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit
diinterprestasikan. Nagelkerke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien
Cox and Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (Nol) sampai 1
(satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox and Snell R2dengan nilai
maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R2dapat diinterpretasikan seperti nilai R
2pada
multiple regression (Ghozali, 2018, 33).
56
Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel – variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
e. Matriks klasifikasi
Matrik klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi
untuk memprediksi kemungkinan auditor switching yang dilakukan oleh
perusahaan (Sinarto & Wenny, 2017).
f. Model regresi logistik yang terbentuk
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
logistik, yaitu dengan melihat pengaruh pertumbuhan perusahaan, pergantian
manajemen dan opini audit terhadap auditor switching pada perusahaan
manufaktur di BEI tahun 2016 – 2018. Model regresi logistik dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
SWICH = Auditor Switching
α = Konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien Regresi
PP = Pertumbuhan Perusahaan
PM = Pergantian Manajemen
OPINI = Opini Audit
E = Erorr
SWITCH = α + b1PP + b2PM + b3OPINI +E
57
g. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
analisis regresi logistic. Nilai α = 5% merupakan besaran tingkat kesalahan yang
dapat ditolerir. Kaidah pengambilan keputusan adalah :
1) Jika nilai probabilitas (sig.) <α = 5% maka hipotesis alternatif ditolak
2) Jika nilai probabilitas (sig.) >α = 5% maka hipotesis alternatif diterima
1. Uji Signifikansi Model secara Parsial ( Uji T )
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah pengaruh variabel
independen secara individual dapat menerangkan variabel dependen. Untuk
menguji hipotesis ini sesuai dengan penelitian (Rahmawati, Isynuwardhana, &
Yudowati, 2017) digunakan uji Wald, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
masing – masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah :
- Jika nilai signifikansi t < 0.05 maka hipotesis diterima bahwa variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
- Jika nilai signifikansi t > 0.05 maka hipotesis ditolak yang berarti
bahwa secara partial variabel independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
2. Uji Signifikansi Model secara Simultan ( Uji F )
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah pengaruh variabel
independen secara simultan atau bersama – sama mempunyai pengaruh terhadap
variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini sesuai dengan penelitian
(Rahmawati, Isynuwardhana, & Yudowati, 2017) dan (Power & Nurbaiti, 2018)
58
digunakan Omnibus Test of Model Coefficient, dengan tingkat signifikasi yang
digunakan adalah :
- Jika nilai signifikansi < 0.05 atau sama dengan 0.05 maka hipotesis
diterima bahwa variabel independen berpengaruh signifikan secara
simultan atau bersama – sama terhadap variabel dependen.
- Jika nilai signifikansi > 0.05 maka hipotesis ditoak bahwa secara
simultan atau bersama – samavariabel independen tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan apakah variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Populasi dalam penelitian
ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2016 – 2018 yang terdiri dari 3 sektor yaitu, sektor industri dasar & kimia,
sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi. Penentuan sampel
dengan menggunakan teknik purposive sampling pada penelitian ini akan di
gambarkan pada tabel berikut ini.
Tabel IV. 1
Proses Perolehan Sampel
No Keterangan Jumlah Data
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2016 sampai dengan 2018
166
2 Perusahaan manufaktur yang tidak menyajikan laporan
keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
secara berturut – turut selama tahun 2016 - 2018.
(24)
3 Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata
uang rupiah dalam laporan keuangannya selama tahun
2016 - 2018.
(28)
4 Perusahaan manufaktur yang tidak pernah melakukan
pergantian Kantor Akuntan Publik minimal selama satu
kali selama tahun 2016 – 2018.
(70)
Jumlah Sampel Perusahaan 44
Jumlah tahun periode 3 tahun
Jumlah Sampel Perusahaan yang digunakan 132
Data Sekunder, Diolah
60
Proses pemilihan sampel dijelaskan sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang tidak mempublikasikan atau menyajikan
laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik secara
berturut – turut selama tahun 2016 – 2018 terjadi dikarenakan tanggal IPO
(Initial Public Offering) atau tanggal penawaran umum perdana
perusahaan di Bursa Efek Indonesia berada antara tahun 2017 dan 2018,
sedangkan dalam penelitian ini peneliti membutuhkan laporan keuangan
selama 2016 hingga 2018. Hal ini menyebabkan perusahaan belum
mempublikasikan laporan keuangan tahun sebelumnya yaitu laporan
keuangan 2016 atau 2017 ke dalam Bursa Efek Indonesia atau di website
resmi IDX. Berikut adalah daftar 24 perusahaan yang tidak mempublikasin
laporan keuangannya secara berturut – turut selama tahun 2016 – 2018,
yaitu :
Tabel IV. 2
Perusahaan Yang Tidak Mempubliskasikan Laporan Keuangan Secara
berturut – turut selama 2016 - 2018
No KODE Nama Perusahaan
1 CAKK PT. Cahayaputra Asa Keramik Tbk.
2 KMTR PT. Kirana Megatara Tbk.
3 MARK PT. Mark Dynamics Indonesia Tbk
4 MDKI PT. Emdeki Utama Tbk
5 MOLI PT. Madusari Murni Indah Tbk.
6 PBID PT. Panca Budi Idaman Tbk
7 SWAT PT.Sriwahana Adityakarta Tbk.
8 TDPM PT. Tridomain Performance Material
9 BELL PT.Trisula Textile Industries Tbk
10 GMFI PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk
11 JSKY PT. Sky Energy Indonesia Tbk.
12 KPAL PT. Steadfast Marine Tbk.
61
13 ZONE PT.Mega Perintis Tbk.
14 AISA PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
15 CAMP PT. Campina Ice Cream Industry Tbk
16 CLEO PT. Sariguna Primatirta Tbk
17 GOOD PT.Garudafood Putra Putri Jaya Tbk
18 HOKI PT.Buyung Poetra Sembada Tbk
19 HRTA PT. Hartadinata Abadi Tbk.
20 KPAS PT. Cottonindo Ariesta Tbk.
21 PANI PT. Pratama Abadi Nusa Industri Tbk
22 PCAR PT. Prima Cakrawal Abadi Tbk
23 PEHA PT. Phapros Tbk.
24 WOOD PT. Integra Indocabinet Tbk.
Data Sekunder, Diolah
2. Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam
laporan keuangannya selama tahun 2016 – 2018 sebanyak 28 perusahan.
Perusahaan – perusahaan tersebut melaporkan laporan keuangannya
menggunakan mata uang dollar Amerika Serikat (USD). Berikut adalah
dafar perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah (IDR) dalam
laporan keuangannya, yaitu :
Tabel IV. 3
Perusahaan Yang Tidak Menggunakan Mata Uang Rupiah Pada Laporan
Keuangan selama 2016 - 2018
No KODE Nama Perusahaan
1 ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk
2 BRPT PT. Barito Pasific Tbk
3 CTBN PT. Citra Turbindo Tbk
4 FPNI PT. Lotte Chemical Titan Tbk
Ex. Titan Kimia Nusantara
5 INKP PT. Indah Kiat Pulp & paper Tbk
6 INRU PT. Toba Pulp Lestari Tbk
7 IPOL PT.Indopoly Swakarsa Industry Tbk
8 KRAS PT. Krakatau Steel Tbk
9 NIKL PT.Pelat Timah Nusantara Tbk
10 SULI PT. SLJ Global Tbk
Ex. Sumalindo Lestari Jaya Tbk
11 TBMS PT. Tembaga Mulia Semanan Tbk
12 TKIM PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
62
13 TPIA PT.Chandra Asri Petrochemical
14 UNIC PT.Unggul Indah Cahaya Tbk
15 ARGO PT. Argo Pantes Tbk
16 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk
17 CNTX PT.Centex Tbk
18 ERTX PT.Eratex Djaja Tbk
19 ESTI PT. Ever Shine Textile Industry Tbk
20 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk
21 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk
22 INDR PT. Indorama Synthetics Tbk
23 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk
24 PBRX PT. Pan Brothers Tbk
25 POLY PT. Asia Pacific Fibers Tbk
26 PTSN PT. Sat Nusapersada Tbk
27 SRIL PT. Sri Rejeki Isman Tbk
28 TFCO PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk
Data Sekunder, Diolah
3. Perusahaan manufaktur yang tidak pernah melakukan pergantian Kantor
Akuntan Publik minimal selama satu kali selama tahun 2016 – 2018
sebanyak 70 perusahaan. Direksi menggunakan wewenang yang telah
diberikan para pemegang saham untuk tetap menggunakan kantor akuntan
publik yang sama selama 3 tahun tersebut dalam melakukan audit terhadap
perusahaan.
Total perusahaan yang menjadi populasi penelitian sebanyak 166
perusahaan, dan berdasarkan kriteria yang telah peneliti tetapkan maka
menghasilkan 44 sampel perusahaan manufaktur tahun 2016 – 2018. Laporan
keuangan yang digunakan dalam penelitian ini selama 3 periode, maka total
sampel dalam penelitian ini berjumlah 132 sampel. Berikut daftar perusahaan
sektor manufaktur tahun 2016 – 2018 yang digunakan sebagai sampel dalam
penelitian ini :
63
Tabel IV. 4
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur 2016 - 2018
No. KODE Nama Perusahaan
1 AGII PT. Aneka Gas Industri Tbk
2 ALDO PT. Alkindo Naratama Tbk
3 ALKA PT. Alaska Industrindo Tbk
4 BAJA PT. Saranacentral Bajatama Tbk
5 BTON PT. Beton Jaya Manunggal Tbk
6 EKAD PT. Ekadharma International Tbk
7 ETWA PT. Eterindo Wahanatama Tbk
8 IGAR PT. Champion Pasific Indonesia Tbk
9 INCF PT. Indo Komoditi Korpora Tbk.
10 INCI PT. Intan Wijaya International Tbk
11 ISSP PT. Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk
12 JKSW PT. Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk
13 JPFA PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk
14 KBRI PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
15 KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
16 MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk
17 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk
18 SMCB
PT Solusi Bangun Indonesia Tbk
Ex. PT.Holcim Indonesia Tbk
19 SPMA PT. Suparma Tbk
20 TIRT PT. Tirta Mahakam Resources Tbk
21 TRST PT. Trias Sentosa Tbk
22 WSBP PT. Waskita Beton Precast Tbk
23 WTON PT. Wijaya Karya Beton Tbk
24 HDTX PT. Panasia Indo Resources Tbk
25 KBLM PT. Kabelindo Murni Tbk
26 KRAH PT. Grand Kartech Tbk
27 PRAS PT. Prima alloy steel Universal Tbk
28 RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk
29 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk
30 SSTM PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk
31 STAR PT. Buana Artha Anugerah Tbk.
32 TRIS PT. Trisula International Tbk
33 UNIT PT. Nusantara Inti Corpora Tbk
34 ALTO PT. Tri Banyan Tirta Tbk.
35 BTEK PT. Bumi Teknokultura Unggul Tbk
64
36 CINT PT. Chitose Internasional Tbk.
37 IIKP PT. Inti Agri Resources Tbk
38 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
39 LMPI PT. Langgeng Makmur Industri Tbk.
40 MGNA PT. Magna Investama Mandiri Tbk.
41 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.
42 RMBA PT. Bentoel Internasional Investam
43 SIDO PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido
44 STTP PT. Siantar Top Tbk.
Data Sekunder, Diolah
a. Pergantian Auditor (Auditor Switching)
Berdasarkan hasil analisis peneliti terhadap laporan keuangan perusahaan
yang telah diaudit oleh auditor eksternal pada tahun 2016 – 2018, dapat diketahui
penunjukan kantor akuntan publik sebagai auditor eksternal dilakukan setiap
tahun oleh manajemen melalui keputusan rapat umum pemegang saham (RUPS).
Rapat Umum Pemegang Saham akan memutuskan untuk menyetujui dan
mengesahkan Neraca dan Laporan Laba Rugi tahunan yang telah diaudit kantor
akuntan publik, serta memberikan wewenang kepada dewan komisaris dan dewan
direksi dalam pemilihan kantor auditor publik yang akan melakukan proses audit
untuk tahun selanjutnya apakah menggunakan kantor akuntan publik yang sama
atau diganti. Penetapan kantor akuntan publik juga akan didasarkan pada
rekomendasi komite audit untuk menjamin independensi dan kualitas hasil
pemeriksaan karena itu kantor akuntan publik serta auditor di dalamnya tidak
boleh memiliki benturan kepentingan dengan setiap level pejabat perusahaan.
Data tersebut diukur dengan menggunakan variabel dummy dengan nilai 1
yang menandakan perusahaan tersebut melakukan pergantian auditor (auditor
switching) dan nilai 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor
65
(auditor switching) atau tetap menggunakan jasa kantor akuntan publik yang sama
dengan tahun sebelumnya. Hasil analisis terhadap perusahaan yang dijadikan
sampel atas pergantian auditor (auditor switching) oleh perusahaan manufaktur
periode 2016 – 2018 akan digambarkan pada tabel sebagai berikut dengan tahun
2015 sebagai tahun dasar :
Tabel IV. 5
Data Auditor Switching
No. Kode Perusahaan 2016 2017 2018
1 AGII 0 0 1
2 ALDO 1 1 0
3 ALKA 0 0 1
4 BAJA 0 1 0
5 BTON 0 0 1
6 EKAD 0 1 0
7 ETWA 1 0 0
8 IGAR 0 1 0
9 INCF 0 1 0
10 INCI 0 1 1
11 ISSP 0 1 0
12 JKSW 1 0 1
13 JPFA 0 1 0
14 KBRI 0 1 0
15 KIAS 1 0 0
16 MAIN 0 1 0
17 PICO 1 0 0
18 SMCB 0 1 0
19 SPMA 1 0 0
20 TIRT 1 0 0
21 TRST 0 0 1
22 WSBP 1 1 1
23 WTON 0 0 1
24 HDTX 1 0 0
25 KBLM 1 1 0
26 KRAH 1 0 0
66
27 PRAS 1 1 1
28 RICY 1 0 0
29 SCCO 0 1 0
30 SSTM 0 1 0
31 STAR 1 1 0
32 TRIS 0 1 0
33 UNIT 0 1 0
34 ALTO 0 1 0
35 BTEK 1 0 1
36 CINT 0 1 0
37 IIKP 1 1 1
38 KAEF 1 0 0
39 LMPI 1 1 1
40 MGNA 0 1 0
41 MRAT 0 1 0
42 RMBA 1 0 0
43 SIDO 0 1 0
44 STTP 0 1 0
Data Sekunder, Diolah
Berdasarkan analisis pada tabel IV. 5 terlihat setiap perusahaan selama
tahun 2016 hingga 2018 paling tidak satu kali melakukan auditor switching baik
kantor akuntan publik yang digunakannya adalah bigfour ataupun tidak. Jumlah
sampel yang melakukan auditor switching adalah 44 sampel dan sisanya 122
sampel yang tidak melakukan auditor switching dar total 166 sampel perusahaan
selama 3 tahun periode penelitian.
Namun ada beberapa perusahaan yang melakukan auditor switching secara
berturut – turut selama 3 tahun, yaitu :
1. PT. Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), pada tahun 2015 perusahaan