1 PENGANTAR TINJAUAN MATA KULIAH Tujuan instruksional umum Kemampuan yang akan dicapai setelah mahasiswa jurusan teknik kimia semester III menerima ATK I, ialah akan mampu menghitung neraca massa pada suatu proses industri kimia dengan benar dan memudahkan mengikuti mata kuliah yang lainnya. Dari nama mata kuliah ini tentunya sudah dapat ditebak makna yang terkandung di dalamnya. Benar, bahwa Azas-azas Teknik Kimia (ATK) merupakan mata kuliah dasar yang melandasi hampir seluruh mata kuliah yang ada di jurusan Teknik Kimia. Namun demikian, mata kuliah ini didasari oleh mata kuliah yang ada pada semester sebelumnya, seperti Fisika, Kimia Dasar, Kimia Organik dan Matematika. Karena sebagai landasan, maka memerlukan perhatian lebih besar dan jangan pernah melupakan baik mata kuliah yang mendasarinya maupun mata kuliah ATK ini. Sampai semester akhir pun ilmu pada mata kuliah ini masih dipergunakan!. Hubungan mata kuliah ATK dengan mata kuliah yang lain dapat dilihat pada gambar I-1.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PENGANTARTINJAUAN MATA KULIAH
Tujuan instruksional umumKemampuan yang akan dicapai setelah mahasiswa jurusan teknik kimia
semester III menerima ATK I, ialah akan mampu menghitung neraca
massa pada suatu proses industri kimia dengan benar dan memudahkan
mengikuti mata kuliah yang lainnya.
Dari nama mata kuliah ini tentunya sudah dapat ditebak makna yang
terkandung di dalamnya. Benar, bahwa Azas-azas Teknik Kimia (ATK)
merupakan mata kuliah dasar yang melandasi hampir seluruh mata kuliah yang
ada di jurusan Teknik Kimia. Namun demikian, mata kuliah ini didasari oleh mata
kuliah yang ada pada semester sebelumnya, seperti Fisika, Kimia Dasar, Kimia
Organik dan Matematika. Karena sebagai landasan, maka memerlukan perhatian
lebih besar dan jangan pernah melupakan baik mata kuliah yang mendasarinya
maupun mata kuliah ATK ini. Sampai semester akhir pun ilmu pada mata kuliah
ini masih dipergunakan!. Hubungan mata kuliah ATK dengan mata kuliah yang
lain dapat dilihat pada gambar I-1.
Gambar P-1. Hubungan Mata Kuliah ATK dengan Mata Kuliah Lain
PERANCANGAN PABRIK KIMIA
PIK TERMODINAMIKA
PERANCANGAN ALAT
KINETIKA & REAKTOR OTK
AZAS AZAS TEKNIK KIMIA
MATE- MATIKA
KONSEP TEKNOLOGI
KIMIA UMUM
KIMIA FISIKA F I S I K A
2
Terlihat pada gambar itu, bahwa matakuliah ini berada ditengah antara
matakuliah penunjang dan lanjutan. ATK merupakan matakuliah dasar pokok
dalam kurikulum teknik kimia. Sebelum memperoleh ATK, mahasiswa dibekali
dengan dasar ilmu teknik, yaitu fisika, kimia, dan matematika. Tentunya ilmu ini
tidak sekedar untuk diketahui, tetapi juga harus bisa dipahami.
ATK menjadi landasan bagi matakuliah lanjutan, seperti tertera di gambar
I-1. Meskipun dalam penyampaiannya dapat berdampingan, misalnya ATK dalam
satu semester berada bersama dengan OTK I atau PIK. Dan semua matakuliah ini
bermuara di tugas akhir “Perancangan Pabrik Kimia”, sebab pada tugas akhir itu
hampir seluruh materi yang telah diberikan dipergunakan dalam perancangan
pabrik kimia.
ATK dibagi menjadi dua semester dengan materi yang berbeda. Sesuai dengan
kurikulum Teknik Kimia, ATK I berada pada semester III, sedangkan ATK II
pada semester IV. Dalam ATK I ini akan dikemukakan materi NERACA MASSA
yang terdiri atas beberapa pokok bahasan, yaitu:
1. Sistem dalam teknik kimia
2. Analisis Dimensi
3. Similaritas dalam teknik kimia
4. Neraca massa tanpa reaksi kimia
5. Neraca massa dengan reaksi kimia
6. Neraca massa sistem dengan aliran balik, aliran pintas, dan aliran buangan
7. Neraca massa tak tunak (”unsteady”).
Untuk lebih mengenal dan mendalami teknik kimia, terlebih dahulu
diperkenalkan pengertian teknik kimia dan apa sih yang bisa ditekuni oleh seorang
sarjana teknik kimia?. Dan sebelum masuk pada materi sesungguhnya, mahasiswa
diajak untuk mengenal langkah logis dalam penyelesaian persoalan di bidang
teknik kimia secara umum.
Di dalam mempelajari matakuliah ini, tidaklah cukup jika hanya
mengandalkan dari buku ini saja. Cobalah membaca buku-buku bacaan yang
tertera dalam daftar pustaka yang digunakan dalam buku ini dan buku-buku teks
untuk teknik kimia. Hal ke dua dan merupakan yang utama dalam mendalami
3
teori yang ada adalah selalu melakukan latihan yang berfungsi sebagai
pengetrapan ilmu yang telah diperoleh, pengalaman dalam menghadapi segala
persoalan, dan melatih diri dalam berpikir logis.
Tata urutan atau hierarchi topik yang dipelajari dalam ATK dapat
digambarkan seperti dalam gambar I-2.
Gambar P-2. Tata Urutan Isi Mata Kuliah ATK
Materi ATK adalah neraca massa dan neraca panas yang dibagi dalam dua
semester. Untuk sampai pada materi itu diperlukan materi penunjang. Oleh karena
itu, dalam Azas-azas Teknik Kimia memperkenalkan kembali tentang sistem
dalam teknik kimia berupa definisi besaran-besaran dan kesemuanya itu, baik
sendiri maupun bersama-sama digunakan sebagai sumber data yang penting. Di
samping sumber data yang dihitung ada pula sumber data yang tersedia dalam
D
E
F
I
N
I
S
I
Satuan dan Dimensi
Berat, Massa & Mole
Rapat Massa
Konsentrasi Campuran
Temperatur/Suhu
Tekanan
K
O
N
V E
R
S
I
SUMBER DATA
PERSAMAAN REAKSI KIMIA DAN STOICHIOMETRI
TEKNIK PENYELESAI AN SOAL
NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI Digital Computers
PEMILIHAN BASIS
Energi & Panas Reaksi
Kapasitas Panas
4
buku-buku bacaan. Sumber data utama bidang teknik kimia ada di buku “Perry”
sebagai editornya dengan judul bukunya “Chemical Engineers’ Handbook”.
Agar dapat melakukan perhitungan neraca massa dan neraca panas dengan
baik diperlukan pengetahuan tentang “persamaan reaksi kimia (stoichiometri)”. Di
samping itu dipelajari pula teknik-teknik penyelesaiaan soal. Teknik menghitung
saat ini telah dapat dilakukan dengan mesin canggih, yaitu komputer. Namun
perlu diingatkan, bahwa keberadaan komputer adalah sebagai sarana untuk
melakukan perhitungan agar waktu untuk perolehan hasil lebih cepat. Sarana itu
dapat dipergunakan setelah memperoleh perintah dari penggunanya. Tanpa
perintah manusia, mustahil komputer itu dapat berjalan.
Pengertian Teknik Kimia
Para penulis buku-buku bacaan bidang teknik kimia masing-masing
memberi gambaran dan definisi tentang apa itu teknik kimia. Hal itu dijumpai
pada buku-buku perancangan pabrik kimia seperti yang ditulis oleh Backhurst &
Rudd, D. F., and Watson, C.C., 1968, “Strategy of Process Engineering”, John Wiley & Sons, New York.
Shreve, R. N., 1956, “The Chemical Process Industries”, 2nd edition, McGraw-Hill Book Company, Inc., New York.
Soegiarto, 1979, “Pemantapan Penggolongan Penelitian Laboratorium dalam Teknik Kimia”, Pekan Ceramah Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Soehendro, B., 1998, “ Pengembangan Ilmu Teknik Kimia dan Pembangunan Nasional”, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Vilbrandt, F. C. and Dryden, C. E., 1959, “Chemical Engineering Plant Design”, McGraw-Hill Kogakusha, Ltd., Tokyo.
BAB I
17
SISTEM DALAM TEKNIK KIMIA
Dalam mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan satuan dan dimensi
2. Mengenal macam variabel/kualitas dengan satuan-satuan yang ada
3. Menjelaskan perbedaan berat dan massa, difinisi dan penggunaan faktor
konversi & faktor konversi gravitasi, gc
4. Mengubah dari satuan tertentu ke bentuk satuan yang lain
5. Mengetrapkan konsep dimensi secara benar dan menghitung satuan ke
dalam fungsinya.
SUB POKOK BAHASAN: Satuan dan dimensi, faktor konversi, berat
dan massa, satuan mol dan berat molekul, rapat massa, spesifik gravity,
spesifik volum, komposisi larutan, fraksi mol dan fraksi massa, berat
molekul rata-rata, suhu, tekanan, dan basis perhitungan
PENDAHULUAN
Dalam mengawali materi ATK I pada “Sistem Dalam Teknik Kimia”
mahasiswa diajak untuk mempelajari berbagai aspek yang menyangkut sistem
dalam teknik kimia. Materi dimulai dengan satuan dan dimensi, faktor konversi
dan faktor konversi Newton (gc). Kemudian dilanjutkan dengan variabel yang
digunakan pada sistem dalam teknik kimia, yaitu faktor konversi, berat dan massa,
satuan mol dan berat molekul, rapat massa, spesifik gravity, spesifik volum,
komposisi larutan, fraksi mol dan fraksi massa, berat molekul rata-rata, suhu,
tekanan, dan basis perhitungan. Semuanya itu merupakan pengertian dasar yang
terus digunakan dalam masa perkuliahan di jurusan teknik kimia. Hampir semua
variabel telah dikenal melalui matakuliah sebelumnya, di sini diingatkan kembali
serta diperkenalkan kegunaan dan manfaat di dalam bidang teknik kimia,
khususnya satuan dan dimensi dan basis perhitungan.
18
Satuan dan Dimensi
Bidang teknik kimia tidak lepas dari perhitungan matematika. Hal itu
melekat pula pada profesi seorang sarjana teknik kimia yang bekerja di bidangnya
(kecuali kalau setelah lulus manjadi seorang aktor atau artis/selebriti). Hal yang
utama dan menjadi perhatian awal sebelum melakukan perhitungan adalah
satuan.
Dimensi adalah konsep dasar pengukuran yang dinyatakan dalam panjang,
waktu, massa, tempetarur, dan energi dan masing-masing diberi notasi L, t, M, T,
dan H. Satuan merupakan ekspresi bentuk dimensi, misal satuan panjang: cm,
Pound, gallonInchi, feetDetik, menit,jamCubicfeet,gallonFahrenheit,RenkinPound per square inchBritish Thermal UnitPound per cubic feetfeet per jamfeet per detik kuadratpound (force)
Lb, galIn, fts, men, hrcuft, galoF, oR
psiBTU
lb/cuft
ft/j
ft/s2
lbf
faktor pengubahnya yang diberi notasi gc. Nilai gc = 32,17 . Oleh karena
itu, rumus-rumus yang ada untuk gaya/tenaga, jika digunakan satuan Britisch
digunakan faktor g/gc yang praktis mempunyai nilai satu dengan satuan .
Seperti persamaan (II-1) dituliskan:
F = ………………………………………………………………(I-2).
Untuk 1 lb bahan: F = 1lb. = 1 lb. 1 = 1 lbf.
Berat dan massa
Massa benda dimana pun berada adalah tetap (sesuai dengan hukum
kekekalan massa). Yang dapat berubah adalah bentuknya, yaitu padat, cair atau
gas, tetapi jumlahnya tetap.
Satuan berat termasuk dalam satuan gaya. Dalam sistem satuan SI berat
dinyatakan dengan kg (sama dengan massa), sedangkan dalam sistem British
dinyatakan dengan lbf (pound force). Berat benda tergantung pada gaya gravitasi
yang ada di tempat itu.
Daftar I-2. Beberapa konversi satuan
22
Satuan massa
1 kg = 1000 g 1 lb = 16 once1 kg = 2,2046 lb 1 lb = 453,6 g1 ton = 2205 lb 1 bbl = kg1 ounce/ons/onza = 28,35 g
Satuan panjang1 m = 100 cm 1 in = 2,54 cm1 cm = 10 mm 1 ft = 30,48 cm1 ft = 12 in
Satuan luas
1 m2 = 10.000 cm2
1 ft2 = 144 in2; ft2 dan in2 biasa ditulis dengan: sqft dan sqin (sq = square).
PUSTAKAChopey, N.P. dan Hicks, T.G., 1984, Handbook of Chemical Enginineering
Calculations, McGraw-Hill Book Company, New York.Himmelblau, D.M., 1996, Basic Principles and Calculations in Chemical Engineering, 6th edition, Prentice-Hall International, Inc. Maron, S.H. dan Lando, J.B., 1974, Fundamental of Physical Chemistry,
Macmillan Publishing Co. Inc., New YorkPerry, R.H. and Chilton, C.H., 1973, “Chemical Engineers’ Handbook” 5th ed, Mc
Graw-Hill Kogakusha, Ltd., Tokyo.
40
BAB IIANALISIS DIMENSI
Dalam mempelajari bagian ini, diharapkan dapat:
1. Menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan analisis dimensi
2. Mengenal dan membedakan antara kualitas-kualitas dengan kuantitas-
kuantitas
3. Menjelaskan tentang dimensi dasar
4. Mengenal kelompok-kelompok bilangan tidak berdimensi serta arti &
maknanya
5. Mencari persamaan dengan cara analisis dimensi
41
6. Mengetrapkan konsep analisis dimensi.
SUB POKOK BAHASAN: Analisis dimensi, dimensi dasar, mencari
persamaan dengan analisis dimensi
PENDAHULUAN
Di atas telah dipelajari satuan dan dimensi dan telah pula disinggung
tentang pengolahan satuan, seperti dicontohkan pada rapat dan konstanta gas
umum, R. Dengan faktor konversi dapat dibuat bermacam-macam nilai R
memakai bantuan persamaan gas ideal PV = nRT. Dalam analisis dimensi, P, V,
n, R, T dst itu disebut dengan kualitas-kualitas. Kalau kualitas/besaran itu diberi
harga, maka disebut dengan kuantitas-kuantitas. Seterusnya dalam analisis
dimensi, besaran-besaran yang berpengaruh dipikirkan mempunyai harga dan itu
merupakan kuantitas-kuantitas. Analisis dimensi pada prinsipnya adalah
kualitatif, karena yang diolah adalah satuan-satuannya..
Analisis DimensiAnalisis dimensi dan similaritas teknik merupakan bagian penting dalam
ilmu teknik. Penggunaannya cukup luas dari persoalan yang sederhana sampai
yang kompleks. Terlebih dalam persoalan-persoalan yang menyangkut banyak
peubah, analisis dimensi dan similaritas teknik selalu berperan. Ada kalanya
secara kualitatif suatu persamaan tidak dapat diselesaikan, maka analisis dimensi
berperan untuk mendapatkannya. Demikian pula dalam rancangan penelitian,
analisis dimensi punya peran yang besar, baik dalam perencanaan/pengumpulan
maupun dalam pengolahan data. Oleh karena itu penggunaan analisis dimensi
adalah untuk:
1. Mendapatkan persamaan
2. Mengatur pengumpulan data secara sistematis dalam penelitian dan
mengurangkan jumlah peubah yang harus dijalankan.
3. Perancangan model, operasi, dan interpretasinya
42
Dimensi dasar/fundamental
Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa dalam satuan ada beberapa dimensi,
yaitu dimensi massa, panjang, waktu, gaya, energi/panas, dan suhu. Dimensi-
dimensi itu dalam analisis dimensi terbagi dalam kumpulan dimensi dasar sebagai
sistem dimensi, yaitu:
1. Sistem MLt dengan dasar dimensi
Massa : M
Panjang : L
Waktu : t
2. Sistem FLt, dengan dasar dimensi:
Gaya : F
Panjang : L
Waktu : t
3. Sistem FMLt merupakan gabungan dua sistem dimensi sebelumnya.
Sistem MLt banyak digunakan oleh ahli-ahli fisika. Berpedoman pada
massa benda adalah tetap. Dengan hukum Newton, gaya dapat dinyatakan dengan
massa, jadi massa adalah pokok.
Sistem FLt banyak dipakai oleh pakar sipil. Di bidang ini, gaya menjadi
pokok dalam perhitungannya daripada massa. Massa dapat diartikan sebagai
pengertian yang dapat dijabarkan dari gaya dengan hukum Newton.
Sistem FMLt banyak digunakan di teknik kimia dan teknik mesin. Gaya
maupun massa banyak dijumpai dalam peristiwa/proses baik terpisah maupun
bersama-sama, sehingga dipandang baik jika digunakannya dengan sistem FMLt.
Sistem ini sering disebut dengan sistem dimensi “engineering”.
Dalam sistem FMLt terdapat sebuah kuantitas yang tidak terdapat dalam
sistem MLt dan FLt, yaitu gc yang disebut tetapan dimensi Newton (lihat; satuan
gc di atas).
Dalam sistem FMLt, dimensi gc = atau . Nilai gc sama dengan
bilangaan percepatan gravitasi di Greenwich, sehingga praktis nilai ≈ 1.
43
Selain dimensi dasar M, L, t, dan F, terdapat tambahan dimensi
fundamental suhu, T, sehingga sistem dimensi fundamentalnya menjadi MLtT,
FLtT, dan FMLtT. Di dalam sistem thermal, dimensi energi atau panas dinyatakan
dengan FL dalam sistem FLtT atau FMLtT, tetapi bila panas banyak dijumpai
bersama-sama dengan kuantitas-kuantitas lain seperti pada proses perpindahan
panas, maka pada proses perpindahan panas ini dipakai sistem 6 dimensi yaitu
FMLtTH. Dimensi pada beberapa besaran dapat dilihat pada daftar berikut.
Daftar II-1. Dimensi beberapa kuantitas Kuantitas MLtT FLtT FMLtT FMLtTHMassaPanjangWaktuGayaSuhuPanasKerjaTekanan Rapat/densitasTegangan mukaDiffusivitasKoefisien transfer
MLtMLt-2
TML2t-2
ML2t-2
ML-1t-2
ML-3
Mt-2
L2t-1
Mt-3T-1
FL-1t2
LtFTFLFLFL-2
FL-4t2
FL-1
L2t-1
FL-1t-1T-1
MLtFTFLFLFL-2
ML-3
FL-1
L2t-1
FL-1t-1T-1
MLtFTHFLFL-2
ML-3
FL-1
L2t-1
L-2t-1T-1H
Mencari persamaan dengan analisis dimensi
Beberapa persamaan tidak dapat dipecahkan secara kuantitatif. Persamaan
itu biasanya menyangkut peristiwa/proses dengan banyak peubah. Penyelesaian
pendekatan dengan mencoba menentukan peubah-peubah yang berpengaruh.
Kemudian kumpulan peubah itu dikalikan dengan suatu konstanta dan diberi
pangkat dengan konstanta yang lain pula. Konstanta dan pangkat ini dicari secara
eksperimen. Cara ini yang dikenal dengan analisis dimensi.
Langkah-langkah penyelesaian persamaan dengan analisis dimensi:
1. perkirakan peubah-peubah bebas yang berpengaruh terhadap peubah
tidak bebasnya.
2. susun hubungan antar peubah bebas dengan peubah tidak bebasnya
dengan memberikan konstanta dan pangkat kepada peubah bebasnya.
44
3. pilih salah satu sistem dimensi dasarnya
4. nyatakan peubah bebas dan tidak bebasnya ke dalam dimensi dasar itu
5. buat persamaan pangkat dimensi dasar dari peubah tidak bebas dan
peubah bebas yang sesuai.
6. selesaikan persamaan yang telah dibuat pada langkah 5.
7. tulis kembali hubungan antar peubah tak bebas dengan peubah bebasnya
(langkah 2) dengan pangkat-pangkat yang sudah diselesaikan pada
langkah 6.
Dalam penyelesaian persamaan dengan analisis dimensi akan diperoleh
persamaan dengan kelompok-kelompok bilangan tak berdimensi, seperti bilangan
Reynolds.
Metode penyelesaian untuk mencari persamaan dengan analisis dimensi
ada 2, yaitu metode yang dikemukakan oleh Rayleigh dan oleh Buckingham.
Masing-masing cara mempunyai penyelesaian yang berbeda satu sama lain.
Namun, langkah-langkah yang dilalui tetap sama seperti di atas (1 sampai 7
langkah). Perbedaaannya terletak pada cara menyusun hubungan antar peubah
(langkah 2) dan penyelesaian persamaan pada langkah 6. Untuk lebih
mendalaminya, diberikan uraian dibawah ini.
Daftar II-2. Beberapa Kelompok Bilangan Tidak Berdimensi
NAMA BILANGAN SIMBOL PENGGUNAAN
Arrhenius
Cauchy
Biot
Drag Coefisient
Eckert
Euler
NAr =
Nc =
NBi =
Cd =
NE =
NEu = gc
Aliran bertekanan
45
Froude
Fourier
Grashof
Karman
Knudsen
Mach
Power Number
Prandtl
Reynolds
Taylor
Weber
NFr =
NFe =
NGr =
NK =
NKn =
NMa =
NP =
NPr =
NRe =
NTe =
NWe =
Metode Rayleigh
Tanpa bukti hendaknya diterima, bahwa peubah tidak bebas dapat
dinyatakan dengan peubah bebas dalam hubungannya, yaitu:
Langkah 1: 1 = f(2, 3, 4, ………. n)
dengan, 1= peubah tidak bebas
2, 3, 4,…. n = peubah bebas yang berpengaruh.
Langkah 2: 1 = K 2c1
. 3c2. 4
c3 ………. ncn
Langkah 3: pilih dimensi dasarnya, dan seterusnya. Untuk lebih memperjelas
penyelesaiannya diberikan contoh-contoh berikut ini.
Contoh 1. carilah rumus jarak benda jatuh bebas dalam vakum!
Jawab: bayangkan keadaan benda dalam vakum. Dalam fisika telah dipelajari,
bagaimana sebuah benda yang jatuh bebas dalam ruang vakum. Peubah/variable
46
apa saja yang mempengaruhinya?. Gambarkan proses dan kemungkinan peubah
yang berpengaruh:
Pada pelajaran Fisika, apakah massa berpengaruh
dalam ruang vakum?.
g
ruang vakum S =Jarak yang harus ditempuh Untuk menempuh suatu jarak perlu waktu, t
Gambar II-1. Benda jatuh bebas dalam ruang hampa
Dari gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa jarak yang ditempuh benda jatuh
bebas dalam ruang vakum dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi, g, dan waktu,t.
Dengan demikian:
Langkah 1: S = f(g,t)
Langkah 2: S = K gc1 tc2
Langkah 3: pilih dimensi dasar, misal MLt
Langkah 4: dimensi S = dimensi panjang = L
Dimensi g = = Lt-2
Dimensi t = waktu = t
Sehingga: L = (Lt-2)c1 (t)c2
Atau ditulis: M0L1t0 = (Lt-2)c1 (t)c2
Hal itu untuk memudahkan pada:
Langkah 5: untuk dimensi L : 1 = c1 ……(1)
Untuk dimensi M : 0 = 0
Untuk dimensi t : 0 = -2c1 + c2…(2)
Langhak 6: Pada langkah 5 terlihat bahwa ada 2 persamaan dengan 2 bilangan
yang tidak diketahui (bilangan anu), maka dapat diperoleh:
c1 = 1 dan c2 = 2
47
langkah 7: Kembali pada langkah 2: S = K gc1 tc2 dan masukkan nilai c1 dan c2
yang telah diperoleh, sehingga persamaan berbentuk:
S = K g t2
Seperti telah disebutkan di atas bahwa untuk memperoleh nilai konstanta harus
dilakukan eksperimen. Penelitian ini telah dilakukan dan diperoleh nilai K = ½ .
Oleh karena itu, dalam fisika dikenal rumus ini sebagai:
S = ½ g t2
Pada soal di atas dapat diselesaikan dengan sempurna, karena analisis yang
dilakukan terhadap prosesnya benar. Bagaimana kalau seandainya dalam analisis
itu menyatakan bahwa jarak benda jatuh bebas dipengaruhi oleh massa benda, M,
gaya gravitasi, g, dan waktu, t?
Coba kita kerjakan langkah demi langkah.
Langkah 1: S = f(m, g,t)
Langkah 2: S = K gc1 tc2
Langkah 3: pilih dimensi dasar, tetap MLt
Langkah 4: dimensi S = dimensi panjang = L
Dimensi m = massa = M
Dimensi g = = Lt-2
Dimensi t = waktu = t
Sehingga: L = (M)c1 (Lt-2)c2 (t)c3
Atau ditulis: M0L1t0 = (M)c1 (Lt-2)c2 (t)c3
Hal itu untuk memudahkan pada:
Langkah 5: untuk masing-masing dimensi
L : 1 = c2 ………(1)
M: 0 = c1 ………(2)
t : 0 = -2c2 + c3…(3)
Langhak 6: Pada langkah 5 terlihat bahwa ada 3 persamaan dengan 3 bilangan
anu, maka dapat diperoleh:
c1 = 0, dan c2 = 1, dan c3 = 2
48
langkah 7: Kembali ke langkah 2: S = K Mc1 gc2 tc3 dan masukkan nilai c1, c2 dan
c3 yang telah diperoleh, sehingga persamaan berbentuk:
S = K M0 g t2
Atau S = K g t2
Dalam hal ini, kelebihan peubah yang berpengaruh tidak menjadikan masalah,
karena hasil yang diperoleh tetap benar.
Bagaimana kalau pemilihan peubahnya kurang atau salah?.
Bila peubahnya kurang:
Langkah 1: S = f(g)
Langkah 2: S = K gc1
Langkah 3: pilih dimensi dasar, tetap MLt
Langkah 4: dimensi S = dimensi panjang = L
Dimensi g = = Lt-2
Sehingga: L = (Lt-2)c1
Atau ditulis: M0L1t0 = (Lt-2)c1
Langkah 5: untuk masing-masing dimensi
L : 1 = c1 ………(1)
M: 0 = 0 ………(2)
t : 0 = -2c1 …(3)
Dari persamaan (1) c1 = 1, tetapi pada persamaan (3) c1 =0. Disini tidak diperoleh
persamaan yang sempurna atau dikatakan adanya “ketidakbolehjadian”, yaitu 1 =
0 = c1.
Bila peubah yang dipilih salah:
Misal pikiran kita mengatakan bahwa yang perpengaruh pada peristiwa itu
adalah diameter benda, d, rapat massa, , dan waktu, t.
Langkah 1: S = f(d, , t)
Langkah 2: S = K dc1 c2 tc3
Langkah 3: pilih dimensi dasar, tetap MLt
Langkah 4: dimensi S = dimensi panjang = L
Dimensi d = panjang = L
49
Dimensi = = ML-3
Dimensi t = waktu = t
Sehingga: L = (L)c1 (ML-3)c2 (t)c3
Atau ditulis: M0L1t0 = (M)c1 (ML-3)c2 (t)c3
Langkah 5: untuk masing-masing dimensi
L : 1 = c1 – 3c2 ………(1)
M: 0 = c2 …….………(2)
t : 0 = c3…………….(3)
Langhak 6: Pada langkah 5 terlihat bahwa ada 3 persamaan dengan 3 bilangan
anu, maka dapat diperoleh:
c1 = 1, dan c2 = 0, dan c3 = 0
langkah 7: Kembali ke langkah 2: S = K Mc1 gc2 tc3 dan masukkan nilai c1, c2 dan
c3 yang telah diperoleh, sehingga persamaan berbentuk:
S = K d
Dalam hal ini, kesalahan pengambilan peubah yang salah diperoleh persamaan
yang salah. Bagaimana kalau tahu bahwa persamaan itu salah. Coba lakukan
penelitian, apakah jarak benda dapat terus dinyatakan dengan diameter benda
yang selalu tetap, sedangkan jarak benda selalu berubah!!.
Contoh lain:
Carilah persamaan penurunan tekanan aliran fluida sepanjang pipa licin, L,
dengan diameter, d, rapat massa fluida, , kecepatan, v, dan kekntalan fluida, .!
Jawab:
Pada soal sudah diketahui peubah-peubah yang mempengaruhi atau yang
mengakibatkan penurunan tekanan fluida dalam pipa lurus sepanjang L. Untuk itu
Dengan demikian dapat dituliskan persamaan kelompok bilangan tidak berdimensinya, yaitu:
1 = K (2)n1(3)n2
atau
= K ( )n1 ( )n2
Konstanta, K, dan pangkat-pangkat n1 dan n2 dicari dengan penelitian.
54
Hasil yang diperoleh dari kedua cara tersebut (Rayleigh dan Buckingham) sama.
Kelompok dikenal dengan bilangan Reynolds, dan adalah bilangan
Euler.
LATIHAN
1. Carilah satuan dan dimensi konstanta pada soal berikut ini.a). A = π r2 (luas) b). I = bh3/12 (momen inertia) c). V = 0,98 (kecepatan) d). Q = 3,33(L-0,2h)h3/2 (debit) e). Q = 2,54 h5/2
2. Cairan yang mengalir dalam pipa, pada ujung pengeluarannya mengalami penurunan tekanan. Dengan analisis dimensi menggunakan sistem dimensi dasar FLT, buktikan bahwa penurunan tekanan itu merupakan fungsi dari beberapa kelompok bilangan tak berdimensi:
p = f (/vd) (/d) (L/d) (v2/2) dengan, p = p1 – p2 = perbedaan takanan, lb/in2
= kekentalan cairan, lb/(in)(detik) = rapat cairan, lb/cuft, v = kecepatan linear cairan, ft/detik, d = diameter pipa, inchi, = kekasaran pipa, ft, L = panjang pipa,ft
3. Tunjukkan dengan analisis dimensi, bahwa power dari propeller kepada cairan yang “incompressible” dalam sebuah tangki dapat dinyatakan dengan persamaan: P/(N3D5) = f[{(D2N)/}{DN2/g}], Dengan,
P = power, hp (atau lbf-ft) = kekentalan cairan, lb/(in)(detik),
= rapat cairan, lb/cuft, N = kecepatan putaran , radian/menit, D = diameter tangki, ft, g = gaya gravitasi bumi, ft/det2
4. Kecepatan suara tergantung pada tekanan dan rapat massa. Carilah bentuk persamaannya!!
5. Suatu partikel yang bergerak dalam putaran yang mempunyai radius r, dengan kecepatan konstan v. Dengan analisis dimensi, buatlah persamaan untuk percepatannya!!
6. Buatlah persamaan untuk power sebuah kipas angin!!
55
7. Sebuah pendulum sederhana digerakkan hingga membuat suatu amplitudo. Carilah hubungan periode gerakan itu dengan variabel yang berpengaruh terhadapnya!!
8. Kecepatan benda jatuh bebas dalam vakum dapat dinyatakan dalam bentuk: v =
B voc1gc2tc3, dengan vo = kecepatan awal, g = gaya gravitasi, t = waktu dan B
adalah konstanta. Carilah bentuk persamaan kecepatan itu!
9. Jarak benda jatuh bebas dalam ruang hampa ternyata dipengaruhi oleh massa,
gravitasi, dan waktu. Carilah bentuk persamaannya dengan dimensi dasar FLT!
PUSTAKA
Giles, R.V., 1956, “Theory and Problem of Hydraulics and Fluid Mechanics”, Schaum Publishing Co, New York
Johnstone, R. E., and Thring, M. W., 1957, “Pilot Plant, Models, and Scale-Up Methods in Chemical Engineering”, McGraw-Hill Book Company, Ner York.
Langhar, H.L., 1951, “Dimensional Analysis and Theory of Models”, John Wiley & Sons, Inc., Tokyo
BAB IIISIMILARITAS
Dalam mempelajari bagian ini, diharapkan mampu:
1. Menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan similaritas
2. Mengenal dan membedakan model dan prototipe
3. Menjelaskan macam-macam similaritas
4. Mengenal dan mengerti kriteria similaritas
5. Mencari skala model atau prototipe dengan prinsip similaritas
6. Mengetrapkan konsep similaritas.
SUB POKOK BAHASAN: Model dan prototipe, macam-macam
Untuk mempelajari similaritas dalam teknik kimia yang mendalam, masih
diperlukan pengertian-pengertian yang lebih luas (baca buku Johnston & Thring).
Contoh soal.
71
1. untuk model dan prototip, tunjukkan ratio aliran Q adalah sama dengan
ratio dimensi panjang berpangkata dua setengah, bila gaya gravitasi dan gaya
inersia saja yang berpengaruh.
Jawab:
= =
Perbandingan gaya inersia dan gaya gravitasi adalah bilangan Fr, yaitu:
= =
Frm = Frp
gr = 1
vr = atau vr2 = Lr
tr = Lr1/2
Qr = = Lr2,5 (terbukti)
2. air pada 60oF mengalir dengan kecepatan 12 ft/det dalam pipa 6 in.
berapaa kecepatan minyak padaa 90oF yang mengalir melalui pipa 3 in, dedngan
keduanya similar secara dinamik.
air = 1,217.10-5 ; minyak = 3,19.10-5
jawab.
Pola aliran dalam pipa hanya dipengaruhi oleh gaya inersia dan kekentalan
cairananya, sehingga Re adalah kriteria dalam similaritas ini. Sifat-sifat yang lain
seperti elastisitas, tegangan muka, dan gaya gravitasi tidak mempunyai
pengaruh/efek pada aliran ini.
Reair = Reminyak
=
72
=
v’ = 63
3. minyak dengan vikositas kinematik 50.10-5 ft2/det digunakan sebagai
prototip. Dalam sistem ini viskositas dan gravitasi sangat dominan. Model
mempunyai skala 1:5. berapa viskositas cairan model yang digunakan agra Fr dan
Re dapat dipenuhi bersama=sama?.
Jawab.
Gunakan ratio skala kecepatan untuk Fr dan Re.
Pada Fr yang sama:
vr2 = Lr gr gr = 1
sehingga, vr =
Pada Re yang sama:
vr = =
vr Lr = r = Lr1/2.Lr = Lr
1,5
r = ( )1,5 = 0,0894
r = m = r. p = 50.10-5(0,894)
= 4,47 10-5
Coba selesaikan dengan menggunakan ratio waktu yang sama dari Fr dan Re!!.
LATIHAN1. a. Tunjukkan bahwa ratio model dan prototipe debit aliran fluida sama dengan ratio panjang berpangkat dua setengah, bila yang berpengaruh adalah gaya gravitasi dan gaya inertia saja! b. Suatu model penampung air dapat dikosongkan dalam waktu 4 menit dengan membuka pintu air. Dalam berapa menitkah prototype dapat dikosongkan bila ratio model dan prototipenya 1/225? (kriterianya bil Re).
73
PUSTAKAGiles, R.V., 1956, “Theory and Problem of Hydraulics and Fluid Mechanics”,
Schaum Publishing Co, New YorkJohnstone, R. E., and Thring, M. W., 1957, “Pilot Plant, Models, and Scale-Up
Methods in Chemical Engineering”, McGraw-Hill Book Company, Ner York.
Langhar, H.L., 1951, “Dimensional Analysis and Theory of Models”, John Wiley & Sons, Inc., TokyoMurphy, G., 1950, “Similitude I Engineering”, The Ronald Press Co., New York
74
BAB IVNERACA MASSA
Dalam mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan tentang sistem, proses, dan aliran
2. Mengerti dan dapat menuliskan persamaan neraca massa secara umum
3. Mengerti tentang neraca massa “steady” dan “unsteady”
4. Mengerti tentang neraca massa tanpa reaksi kimia
5. Mencari dan menghitung neraca massa tanpa reaksi kimia
6. Mengetrapkan konsep neraca massa tanpa reaksi kimia dalam
industri/peralatan.
SUB POKOK BAHASAN: pengertian: sistem, proses, dan aliran,
persamaan umum neraca massa, Neraca massa “steady dan unsteady”,
neraca massa tanpa reaksi kimia, penerapan neraca massa tanpa reaksi
kimia pada proses-proses: pencampuran, pengeringan, kristalisasi,
keseimbangan fase, distilasi, evaporasi.
PENDAHULUAN
Neraca massa merupakan perhitungan semua bahan yang ada dalam proses.
Ada kalanya bahan yang dikenakan proses berubah bentuk menjadi senyawa lain
atau menjadi konsumsi dalam sistem itu, tetapi jumlah massanya tidak berubah.
Massa yang tumbuh dan massa yang terambil diartikan bila terjadi reaksi
kimia, maka bahan yang satu bisa terambil dan membentuk senyawa lain.
Sebelum masuk pada neraca massa, diperlukan pengertian-pengertian tentang
sistem, proses, dan aliran. Perhitungan neraca massa meliputi neraca massa tanpa
dan dengan reaksi kimia. Pada bab ini dibahas neraca massa tanpa reaksi kimia.
Pada contoh-contoh perhitungaan neraca massa tanpa reaksi kimia diberikan
75
kepadaa proses-proses pemisahan secara fisis seperti, pencampuran, pengeringan,
kristalisasi, keseimbangan fase, distilasi, dan evaporasi. Alat-alat ini akan
dipelajari lebih lanjut pada mata kuliah berikutnya dan dalam perencanaan alat.
Pengertiaan-pengertian
1. Sistem
Sering kali mendengar kata “sistem”, tapi apa maknanya?. Sistem dapat
diartikan sebagai suatu kesatuan yang kompak dari satu atau beberapa sub sistem.
Misalnya, komputer merupakan satu sistem yang terdiri atas keyboard, CPU, dan
manitor, tetapi CPU juga merupakan sistem yang di dalamnya terdapat
komponen-komponen pembentuk sistem (CPU) itu.
Di dalam proses terdapat pengertian sistem tertutup dan sistem terbuka.
Sistem tertutup dapat dikatakan sebagai sistem atau proses “batch” yang
dijelaskan pada bagian tentang proses. Dalam sistem tertutup tidak ada bahan
yang masuk atau keluar, massa dalam sistem tertutup harus tetap. Sistem terbuka
adalah sistem yang mengalir atau kontinu. Sistem dikelilingi oleh pembatas atau
“boundary”, di luar itu disebut “sekeliling”.
2. Proses
Sebelum masuk pada perhitungan neraca massa dan energi, terlebih dahulu
diperkenalkan tentang proses dan macamnya. Proses merupakan suatu kondisi
atau keadaan yang mengalami pengolahan untuk menghasilkan produk tertentu.
Dalam industri, proses merupakan pengolahan bahan baku menjadi produk.
Macam proses:
a. “batch”
b. kontinu
Proses “batch” merupakan suatu pengolahan yang terdiri atas beberapa
kegiatan, yaitu pemasukan bahan ke dalam alat, pengolahan, dan pengeluaran
hasil. Proses ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Bahan A Bahan B
76
Waktu pemasukan waktu pengolahan waktu pengeluaran Waktu 1 batch
Gambar IV-1. Proses “batch”
Di dalam industri, waktu satu batch ini amat berarti dalam pengelolaan waktu
secara keseluruhan produksi. Pada umumnya produksi berjalan secara terus
menerus tak terputus. Oleh karena itu, kapasitas proses batch sangat menentukan
produk yang dihasilkan secara kontinu. Apakah diperlukan proses batch itu
dilakukan secara seri untuk memenuhi seluruh kapasitas produksi?. Hal itu
diperlukan perhitungan waktu dan kapasitas yang dibutuhkan.
Proses kontinu seperti yang telah disebut di atas, yaitu proses yang
berjalan secara terus menerus tanpa henti. Neraca massa pada proses ini berada
dalam keadaan “steady”, sehingga berlaku: massa masuk = massa keluar.
3. Aliran
Pada proses yang kontinu, terdapat dua arah aliran, yaitu aliran searah
(cocurrent) dan tidak searah atau berlawanan arah (counter current). Gambaran
aliran tersebut dijelaskan dalam diagram berikut.
A masuk A keluar A masuk A keluar
B masuk B keluar B keluar B masuk
a. aliran searah b. aliran berlawanan arah
Gambar IV-2. Arah aliran
Masing-masing aliran memiliki kelemahan dan keunggulan. Hal itu juga
tergantung pada jenis proses yang ada, apakah dilakukan pada proses perpindahan
panas atau perpindahan massa. Demikian juga, apakah dilakukan dengan cara
kontak langsung atau tidak. Hal itu juga tergantung pada sifat bahan yang akan
diproses baik secara fisik maupun kimia.
B. Neraca massa
Neraca massa merupakan perhitungan semua bahan yang ada dalam
proses. Ada kalanya bahan yang dikenakan proses berubah bentuk menjadi
77
senyawa lain atau menjadi konsumsi dalam sistem itu, tetapi jumlah massanya
tidak berubah. Kehilangan massa dimungkinkan dalam reaksi inti (nuklir) sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Einsten (teori relativitas), bahwa massa yang
hilang berubah menjadi energi. Hal yang sebenarnya, bahwa kekekalan massa
haruslah terpadu dengan energi, sehingga berbunyi kekekalan massa dan energi.
Sebab keduanya tidak bisa dipisahkan. Massa adalah suatu bentuk energi. Namun,
pada bahasan berikut ini dipisahkan antara neraca massa dan neraca energi dan
sebagai awal pelajaran sebagai mata kuliah ATK I membahas neraca massa
terlebih dahulu.
Secara keseluruhan, bentuk persamaan neraca massa adalah:
=
– + –
........(IV-1).
PengeluaranPemasukan sistem
pembatas
Gambar IV-3. Sistem dan neraca massa
Massa yang tumbuh dan massa yang terambil diartikan bila terjadi reaksi
kimia, maka bahan yang satu bisa terambil dan membentuk senyawa lain.
C. Neraca massa “steady” dan “unsteady”
Suatu gambaran proses kontinu adalah pengisian sebuah tempat dengan air
yang dialirkan melalui pengaturan katub/kran. Dibayangkan, mula-mula tempat
itu yang bisa berupa sebauh ember atau tangki penampung yang kosong dan
padanya terdapat lubang kecil/bocor. Kemudian air dikeluarkan dengan membuka
katub. Dengan demikian, ember itu akan terisi air secara terus menerus dan keluar
akibat kebocoran juga secara terus menerus. Kalau kebocoran (yang keluar) itu
lebih kecil daripada pemasukannya, maka lama kelamaan air dalam ember
78
semakin banyak. Hal itu menunjukkan adanya akumulasi air dalam ember. Neraca
massanya diambil dari persamaan (IV-1), dan tidak terjadi reaksi kimia, maka
tidak ada pembentukan dan pengambilan massa, sehingga:
Akumulasi = Massa masuk - Massa keluar ………………………(IV-2).
Setelah beberapa lama kemudian, air dalam ember penuh dan meluap keluar.
Dalam hal ini, yang keluar dari ember itu adalah karena kebocoran dan luapan.
Neraca massanya menjadi:
Bahan masuk = bahan keluar ……………………………………….(IV-3).
Neraca massa pada persamaan (IV-2) disebut dengan keadaan “unsteady”,
artinya suatu keadaan yang tergantung pada waktu. Dengan bertambahnya waktu
akumulasi makin banyak atau keadaan selalu berubah dengan waktu. Dalam hal
peristiwa di atas, dengan bertambahnya waktu, volum air dalam ember bertambah.
Pada suatu saat tertentu, keadaan itu selalu tetap atau air yang ada dalam ember
tidak berubah volumnya. Kondisi semacam ini disebut keadaan “steady” atau
“ajeg” atau “tunak” dan persamaan neraca massanya ditunjukkan seperti
persamaan (IV-3).
D. Neraca massa tanpa reaksi kimia
Pembahasan neraca masa berikut ini ditandaskan dalam keadaan ajeg.
Neraca massa dihitung untuk semua bahan yang ada dalam proses. Perhitungan
akan menjadi kompleks kalau prosesnya rumit dan dalam unit yang besar.
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam melakukan perhitungan neraca massa
secara mudah, mengacu pada hal yang telah disebut di bagian depan tentang
langkah-langkah logis penyelesaian masalah.
1. Visualisasi: gambar diagram alir proses secara sederhana yang dapat
menunjukkan perubahan – perubahan fisis yang terjadi.
2. Objektif: data yang relevan cantumkan pada diagram, misal kecepatan alir
bahan, komposisi, suhu, tekanan, dan data fisik lainnya.
3. Rencana: pelajari data proses dan kembangkan hubungan kuantitas yang
diketahui dan yang tidak diketahui dalam neraca massa. Hubungan ini biasanya
dalam bentuk persamaan matematik. Pastikan jumlah bilangan yang tidak
79
diketahui dengan jumlah persamaan yang ada. Samakan satuan antar kuantitas
yang satu dengan lainnya. Pada neraca massa dalam sistem: disetiap titik yang
mengalami perubahan pasti ada persamaan yang menyertainya!!!
4. Menghitung: Pilih basis yang sesuai bila diperlukan. Selesaikan hubungan-
hubungan persamaan di atas. Neraca massa berdasarkan pada hukum kekekalan
massa dan energi: bahwa massa tidak dapat diciptakan dan tidak ada kehilangan
massa kecuali menjadi energi (menurut Einstein).
Persamaan neraca massa dalam keadaan ajeg tertulis seperti persamaan (IV-3).
Neraca massa tanpa reaksi kimia dijumpai pada banyak peristiwa operasi teknik
kimia. Neraca massa ini menjadi titik tolak perhitungan yang lainnya sampai pada
perencanaan alat proses. Oleh karena itu, dalam perhitungan awal ini tidak boleh
salah. Umumnya, operasi teknik kimia merupakan proses pemisahan bahan untuk
dimurnikan. Proses-proses yang akan dipelajari untuk perhitungan neraca
massanya yang dituangkan dalam contoh-contoh soal, diantaranya:
1. Pencampuran
2. Pengeringan
3. Kristalisasi
4. Keseimbangan fase
5. Distilasi
6. Evaporasi
Secara garis besar, neraca massa dalam sebuah sistem adalah seperti berikut ini.
Bila persamaan (IV-2) dikenakan pada proses yang tertera dalam gambar IV-4,
maka:
MA = M1 + M2 + M3 - M4 - M5 …………………..(IV-4).
Dengan, M = massa atau aliran massa dengan satuan massa atau massa/waktu.
Pada keadaan ajeg, maka akumulasi, MA = 0, sehingga neraca massanya:
M1 + M2 + M3 = M4 + M5 ………………………….(IV-5).
M1
M2
S I S T E M M4 M3 akumulasi=MA
M5
80
Gambar IV-4. Neraca massa dalam sistem alir
Persamaan (IV-5) merupakan persamaan neraca massa sistem secara keseluruhan
atau total. Di dalam bahan yang berupa campuran terdapat komponen-komponen
yang terkandung di dalamnya. Jika masing-masing komponen dintayakan dalam
fraksi massa, x (tak bersatuan), maka neraca massa komponen berbentuk:
Dalam hal ini, xi1 berarti komponen i yang ada pada aliran 1, dan seterusnya.
Lebih jelas diperluhatkan dalam contoh-contoh soal berikut ini.
1. Pencampuran
Contoh: Natrium hidroksid dengan kadar 40% dialirkan ke dalam tangki dengan
kecepatan 100 pada suhu 20oC. Larutan ini akan diencerkan menjadi 12%.
Berapa air yang diperlukan setiap jamnya? Dan berapa kecepatan keluar dalam
?
Jawab:
Untuk dapat menyelesaikan soal di atas diperlukan data rapat larutan NaOH 40%.
Data dapat diperoleh dari buku (handbook) Perry atau literatur lain. Dari buku
Perry edisi 5, hal.
3-78 diperoleh data, pada suhu 20oC: 40%NaOH = 1,4300 kg/L
M2
Air segar sebagai pengencerLarutan pekat: 20oC M1: 40% NaOH Tangki M3 100 L/jam Pencampur Larutan encer 12%NaOH
Basis: 100 larutan pekat masuk.
Maka, massa larutan masuk = (1,43 ).(100 ) = 143
Neraca massa keseluruhan: M1 + M2 = M3 ……….(a)
Neraca massa untuk komponen NaOH:
NaOH masuk = NaOH keluar
81
M1.xNaOH,1 = M2.0 + M3.xNaOH,3 ……..(b)
Neraca komponen untuk air:
M1.xair,1 + M2.1 = M3.xair,3 ……..(c)
Dari persamaan (b) untuk NaOH:
143. 0,4 = 0 + 0,12 M3
M3 = 476,7
Dari persamaan (c) untuk air:
143. 0,6 + M2 = 476,7. 0,88
85,8 + M2 = 419,5
M2 = 333,7
Atau dengan menggunakan persamaaan (a) diperoleh:
M2 = (476,7-143) = 333,7 .
Rapat air = 1 , maka air segar yang dimasukkan sebesar 333,7 .
Jika aliran keluar dinyatakan dalam kecepatan volum, L/jam, dengan persamaan
(a) diperoleh:
M3 = 100 + 333,7 = 433,7
2. Pengeringan
Pengeringan adalah proses untuk mengurangi/menghilangkan air dalam
bahan yang basah. Proses yang dilakukan ada beberapa cara diantaranya adalah
dengan pemanasan. Ada pula yang dilakukan dengan menggunakan aliran udara
kering (prinsip: humiditas).
Contoh: a. Kertas dengan kandungan air 5% harganya Rp. 100.000 per ton sampai
di pelabuhan. Ongkos kirim dari pelabuhan ke gudang pembeli Rp. 6000/ton.
Setelah sampai di gudang ternyata kelembaban kertas menjadi 6,54%. Jika
kelebihan berat tidak diperhitungkan, berapa harga kertas sampai di gudang?
Jawab: Basis: 1 ton kertas sampai di gudang.
Kadar air dalam kertas 6,54%
82
kadar kertasnya saja = 93,46%
Misal: berat kertas di pelabuhan x ton, maka kelebihan air = y ton
Neraca kertasnya saja:
0,9346. 1 ton = 0,95. x ton
x = 0,9346/0,95 = 0,9838 ton
neraca keleseluruhan: x + y = 1 ton
kelebihan air, y = 1 – 0,9838 = 0,0162 ton.
Analisis ongkos:
Harga kertas dipelabuhan = 0,9838. Rp. 100.000 = Rp. 98.380,00
Ongkos kirim = 0,9838. Rp. 6000 = Rp. 5.902,80
Harga kertas sampai di gudang per ton = Rp. 104.282,80
Contoh: b. Sebuah lorong pengering (tunnel dryer) digunakan untuk
mengeringkan 100 lb/jam bahan anorganik yang mengandung 10% air sampai
kandungan airnya 0,5%. Bahan masuk ke dalam alat pengering secara berlawanan
arah dengan udara yang digunakan sebagai pengering. Udara yang masuk pada
60oC, 76 cmHg dengan relative humidity (RH) 10% dan keluar pada suhu 350C,
75 cmHg dengan RH 70%. Berapa kecepatan aliran udara yang harus
dipertahankan?.
Jawab: basis: 100 lb/jam bahan anorganik masuk
Bahan anorganik bahan anorganik keluar100 lb/jam, air 10% M1 lb/jam, air 0,5%
M3 lb/j udara keluar udara masuk, M2 lb/j35oC, 75 cmHg 60oC, 76 cmHgRH 70% RH 10%Pada persoalan ini diperlukan pengertian tentang kelembabab (humiditas).
Relative humidity atau kelembaban relatif terkait dengan banyaknya air (H2O)
dalam udara kering yang dinyatakan dalam . Untuk
mengetahuinya dicari dari grafik “molar humidity” atau “phychrometric chart”
yang terdapat dalm buku-buku literature (Himmelblau).
Ada 2 cara penyelesaian.
83
Cara I: Basis: 100 bahan anorganik
Gunakan komponen kunci, yaitu bahan anorganik kering, karena bahan ini
tidak berubah, artinya bahan anorganik yang masuk = yang keluar.
Bahan anorganik masuk = 0,9.100 = 90
Berarti, bahan anorganik kering yang keluar juag 90 , kadar airnya
0,5%, maka bahan anorganik keluar seluruhnya, M1 = (100/99,5).90 = 90,45
.
Air yang keluar bersama bahan anorganik = 90,45-90 = 0,45
Air yang masuk bersama bahan anorganik = 0,1.100 = 10
Jadi, air yang keluar bersama udara = 10-0,45 = 9,55
Cari dengan grafik:
Pada suhu 60oC dengan RH =10% y2 = 0,025
Pada suhu 35oC dengan RH =70% y3 = 0,042
Dari hasil itu menunjukkan bahwa dalam 1 lbmol uadara kering, air yang dapat
Jika kecepatan reaksi dinyatakan dengan persamaan:
–rA = k CA ..............................................(d).
Dengan, k = konstanta kecepatan reaksi,
CA = konsentrasi A, mol/volum
Maka:
k CA = n0 ...............................(e).
Diketahui bahwa bahan berupa gas dan dianggap mengikuti hukum gas ideal,
sehingga:
PV = n RT, n/V = C
99
P = CRT atau C = P/RT , untuk bahan A CA = PA /RT, dan PA =
X.Ptotal (X= fraksi mol A), sehingga CA = XP/RT. Masukkan nilai ini ke dalam
mpersamaan (e), diperoleh:
= k ...............................(e).
Fraksi mol A = X= . Dengan demikian persamaan
(e) menjadi:
= k ...............................(f).
LATIHAN
1. Suatu proses distilasi ditunjukkan dalam gambar di bawah ini. Selesaikan!
0,8 C2 ? C2 ? C3 2 0,1 C3
1000 kg/j ? C2 0,5 C2 0,4 C3 0,3 C3 ? C4 1
1000 kg/j 0,3 C2
0,2 C3
? C4 0,2 C2
3 ? C3
100
F 0,3 C3
? C4
2. Kelarutan magnesium sulfat pada 20oC sebesar 62,9 g/100g H2O. Berapa
jumlah MgSO4.10H2O yang harus dilarutkan ke dalam 100 kg air agar larutan
yang diperoleh merupakan larutan jenuh pada 20oC?
3. Natrium hidroksid dengan kadar 40%berat dialirkan ke dalam tangki dengan
kecepatan 100 mol/jam pada suhu 20oC. Larutan ini diencerkan dengan air hingga
keluar pada konsentrasi 20%. Berapa air yang diperlukan setiap jamnya? Dan
berapa kecepatan keluar dalam satuan L/jam?. s.g NaOH 40% pd 20oC = 1,43
PUSTAKA
Chopey, N.P. dan Hicks, T.G., 1984, Handbook of Chemical Enginineering Calculations, McGraw-Hill Book Company, New York.
Glasstone, S., 1946, “Text Book of Physical Chemistry”, Van Nostrand Co., New York.
Henley, E. J dan Bieber, H., 1959, “ Chemical Engineering Calculation” Mc Graw-Hill, New York.
Himmelblau, D. M., 1989, “Basic Principles and Calculations in Chemical Engineering”, 6th edition, Prentice-Hall International, Inc, London.Maron, S.H. dan Lando, J.B., 1974, Fundamental of Physical Chemistry,
Macmillan Publishing Co. Inc., New YorkWilliams, E.T and Johnson, R. C., 1958, “Stoichiometry for Chemical Engineers”,
Mc Graw-Hill, new YorkPerry
101
BAB V
NERACA MASSA DENGAN REAKSI KIMIA
Dalam mempelajari bagian ini, diharapkan mampu:
1. Mengerti dan dapat menuliskan persamaan reaksi kimia secara benar
102
2. Menjelaskan tentang arti “stoichiometri”, pereaksi terbatas dan pereaksi
berlebih
3. Menjelaskan dan menghitung tentang “yield”, konversi, dan “recovery”
4. Mencari dan menghitung neraca massa dengan reaksi kimia
5. Mengetrapkan konsep neraca massa dengan reaksi kimia dalam
reaktor/industri.
SUB POKOK BAHASAN: persamaan reaksi dan “stoichiometri”,
pereaksi pembatas dan berlebih, konversi reaksi, “yield”, dan “recovery”.
PENDAHULUANSeperti halnya neraca massa tanpa reaksi, pada neraca massa dengan reaksi
kimia ini pula langkah-langkah untuk menyelesaikan soal sama seperti di atas.
Pengetahuan yang harus dikuasai adalah pengetahuan terhadap persamaan
reaksi. Dasar-dasar reaksi dalam matakuliah Kimia Dasar, Kimia Organik, dan
Kimia anorganik sangat diperlukan dalam pemahaman persoalan!!. Demikian juga
dengan matakuliah Fisika Dasar!!.
Persamaan reaksi dan “stoichiometry”
Neraca massa yang paling sederhana terdapat dalam sebuah persamaan
reaksi kimia, yaitu dengan mengisi koefisien-koefisien reaksinya.
Contoh:
a C7H16 + b O2 c CO2 + d H2O ………………………………..(V-1).
Masing-masing atom: jumlah atom sisi kanan = jumlah atom sisi kiri tanda reaksi.
Untuk atom C: 7a = c
H: 16a = 2d d = 8a
O: 2b = 2c + d = 2(7a) + 8a = 22a b = 11a
Persamaan (3) menjadi:
a C7H16 + 11a O2 7a CO2 + 8a H2O …………………………..(V-2).
Dalam hal ini, berapapun nilai a yang diberikan, persamaan itu tetap benar. Nilai a
itu yang disebut juga dengan basis perhitungan. Jika, a = 1, maka masing-masing
103
koefisien yang ada berturut-turut 1, 11, 7, dan 8. Perlu diperhatikan bahwa satuan
yang digunakan dalam persamaan reaksi itu adalah mol (gmol, kgmol, atau
lbmol). Kalau diketahui basis dalam satuan berat massa (g, kg, lb) maka diubah
dahulu menjadi satuan mol, yaitu:
Mol bahan = = …………………...(V-3).
Contoh:
Bila ada 10 kg C7H16 , berapa kebutuhan O2 dan hasil yang diperoleh?
Jawab: data berat molekul (BM) dalam ( ): C7H16 = 100 , O2 = 32, CO2 = 44,
H2O = 18, maka
10 kg C7H16 = = 0,1 kgmol, sehingga secara stoichiometri
(sesuai dengan koefisien reaksi):
O2 yang dibutuhkan = 0,1.11 kgmol = 1,1 kgmol = 1,1 . 32 = 35,2 kg
CO2 yang dihasilkan = 0,1.7 kgmol = 0,7 kgmol = 0,7. 44 = 30,8 kg
H2O yang dihasilkan = 0,1.8 kgmol = 0,8 kgmol = 0,8.18 = 14,4 kg
Dalam neraca massa: massa sebelum sama dengan massa sesudah reaksi.
Perhatikan :
Massa sebelum reaksi, yaitu C7H16 + O2 = 10 kg + 35,2 kg = 45,2 kg, dan
Massa sesudah reaksi, yaitu CO2 + H2O = 30,8 kg + 14,4 kg = 45,2 kg.
namanya neraca massa, maka yang sama itu adalah massanya bukan mol-
nya!!!
Kalau diperhatikan pada reaksi di atas, maka terlihat bahwa semua bahan pereaksi
(sebelah kanan tanda reaksi) habis bereaksi. Hal itu dikatakan sebagai reaksi
sempurna atau konversinya 100%. Bagaimana kalau semua pereaksi tidak habis
bereaksi?. Berikut ini beberapa pengertian dalam melihat keadaan sebuah reaksi.
1. Pereaksi pembatas dan pereaksi berlebih.
Di dalam sebuah industri kimia yang memproduksi sesuatu bahan dari
bahan lain seringkali masih terdapat kelebihan reaktan dan sangat susah untuk
menambahkan bahan dengan dosis yang persis sama seperti yang ada pada
104
reaksinya. Untuk membedakan mana pereaksi yang berlebih dan mana pereaksi
yang mendekati habis bereaksi, diberikan pengertian pereaksi limit (limiting
reactant) dan pereaksi berlebih (excess reactant). Pereaksi limit merupakan bahan
yang secara stoichiometri habis bereaksi, sedangkan pereaksi berlebih adalah
bahan yang masih tersisa bila salah satu bahan habis bereaksi.
Contoh:
Pada persamaan reaksi (4) yang ditulis kembali, yaitu:
C7H16 + 11 O2 7 CO2 + 8 H2O
Bila mula-mula terdapat masing-masing 10 kg C7H16 dan 40 kg O2, mana reaktan
limit dan mana yang berlebih?.
Jawab: 10 kg C7H16 = = 0,1 kgmol
40 kg O2 = = 1,25 kgmol
Secara stoichiometri : 0,1 kgmol C7H16 membutuhkan 11.0,1 kgmol O2 atau 1,1
kgmol, sedangkan O2 yang tersedia sebessar 1,25 kgmol, sehingga masih tersisa
0,15 kgmol. Dengan demikian, dikatakan:
Pereaksi limit adalah C7H16 dan pereaksi berlebih adalah O2.
Pereaksi berlebih lazim dinyatakan dalam %ekses, yaitu:
%ekses = …………….(V-
4).
Contoh:
Pada soal di atas, kelebihan O2 sebesar 0,15 kgmol, maka %ekses O2
adalah
( ). 100% = 13,64%
2. Konversi reaksi
Reaksi kimia yang terjadi tidak seluruhnya sempurna seperti dalam
penjelasan di atas. Tingkat kesempurnaan reaksi ini dinyatakan dalam konversi
reaksi. Besaran yang
105
digunakan bisa dinyatakan dalam prosen (%) atau bagian. Misalnya, konversi
pembuatan etilen dari etanol sebesar 80% atau 0,8 bagian dari etanol dapat diubah
menjadi etilen. Persamaan konversi dinyatakan:
Konversi = x 100% ………(V-
5).
3. “Yield” atau hasil
Pernyataan “yield” atau hasil biasanya dilakukan terhadap reaksi yang
kompleks atau dengan hasil yang beragam. Yield atau hasil ini sebagai pernyataan
terhadap sebuah bahan produk yang “dikehendaki”. Yield bisa dinyatakan dalam
mol hasil dibagi dengan mol pereaksi mula-mula (bila bahan murni), yang artinya
sama dengan konversi dan dapat pula dinyatakan dalam berat hasil dibagi dengan
berat bahan mula-mula (yang mengandung bahan murni).
Contoh:
Reaksi : A B C, pada reaksi ini bahan B yang dikehendaki daripada C.
Maka,
yield = x100% …………………….(V-6).
4. “Recovery”
Pengertian “recovery” adalah perolehan kembali. Dalam hal ini,
pernyataan ini diterapkan terhadap bahan yang dapat diperoleh kembali dari
dalam campuran. Misalnya, dalam limbah terdapat khrom dan khrom tersebut
diambil dengan berbagai cara, maka khrom yang dapat diambil kembali itu
dinyatakan dalam “recovery” atau alkohol yang diambil dari suatu larutan dengan
distilasi, maka alkohol yang terambil itu dinyatakan dalam “recovery”. Pernyataan
itu dituliskan:
%recovery = x100% ..…………………(V-7).
Contoh:
106
Suatu larutan alkohol dalam air sebanyak 1000 lb mempunyai kadar 60%
didistilasi dengan hasil yang meningkat menjadi 95% sebanyak 600lb. Berapa
recovery proses itu?
Jawab:
Basis: 1000 lb larutan
Alkohol mula-mula = 0,6 . 1000 lb = 600 lb.
Alkohol dalam distilat = 0,95.600 lb = 570 lb
Maka “recovery” alkohol = (570/600). 100% = 95%.
Di dalam pengertian-pengertian di atas merupakan pernyataan yang satu
sama lain memiliki persamaan dan perbedaan. Secara umum, dalam teknik kimia
diperlukan pernyataan-pernyataan tersebut. Pernyataan “konversi” diberikan
terhadap hasil suatu reaksi kimia yang seolah-olah merupakan bahan murni yang
bereaksi. Pernyataan “yield” dan “recovery” cenderung pada hasil yang diperoleh
secara fisik (absorbsi, distilasi, dan sistem pemisahan lainnya atau isolasi bahan
tertentu), jika ada reaksi maka pembaginya (massa) merupakan berat bahan mula-
mula yang ada (bukan bahan murni saja).
Contoh soal:
1. Dalam pembakaran heptan menghasilkan gas CO2. Seandainya dikehendaki
hasil sebanyak 500 kg es kering setiap jam dan sebesar 50% dari CO2 diubah
menjadi es kering, berapa kg heptan yang harus dibakar setiap jamnya?.
Jawab: Reaksi pembakaran, yaitu reaksi dengan oksigen dengan hasil gas
CO2 dan air. Reaksinya: C7H16 + 11 O2 7CO2 + 8 H2O
Basis: 500 kg es kering per jam (diketahui).
BM heptan (C7H16) = 100.
Gambaran prosesnya adalah sebagai beerikut.
H2O 50%CO2 gas
C7H16 50% CO2 padat (es kering) (500 kg)
Reaktor
107
O2
Gas CO2 yang dihasilkan keseluruhan = ( ) kg = 1000 kg
= ( ) kgmol
Maka heptan yang harus dibakar setiap jam = ( )( ) kgmol
= ( )( ) (100) kg
= 324,675 kg C7H16.
2. Korosi pipa ketel yang diakibatkan adanya oksigen dalam air dapat dicegah
dengan menambahkan sodium sulfit dalam air ketel. Hal itu dapat mengambil
oksigen dalam air umpan ketel yang mengikuti reaksi:
2 Na2SO3 + O2 2 Na2SO4
Berapa pound sodium sulfit yang dibutuhkan secara teoretis untuk menghilangkan
oksigen yang ada dalam 8330000 lb air umpan ketel tersebut yang mengandung
10 ppm (bagian per juta), jika sodium sulfit yang ditambahkan berlebih 35%?
Udara berlebih 40%, maka kebutuhan udara = 1,4 x 160,71 gmol =225 gmol. Jika
udara dianggap gas ideal pada keadaan standar, maka volum udara yang
dibutuhkan sebesar 225 x 22,4 L = 5.040 liter.
Udara sebanyak 225 gmol terdiri atas:
Oksigen 21% = 0,21 x 225 gmol = 47,25 gmol, digunakan untuk reaksi sebesar
33,75 gmol.
Nitrogen dalam udara = 225-47,25 = 177,75 gmol.
b. Komposisi hasil keluar
Yang berupa gas:
komponen banyak (gmol) prosentase(%mol)
H2S 0 0
SO2 (22,5-2,5) = 20 8,47
H2O (22,5+2,5) = 25 10,58
O2 (47,25-33,75) = 13,5 5,71
N2 177,75 75,24
Jumlah = 236,25 gmol 100,00%
Yang berupa cairan: S (belerang) sebesar 2,5 mol = 2,5 x 32 = 80 gram.
LATIHAN
1. Reaksi pembentukan hidrogen dari steam yang disebut reaksi water gas, yaitu: CO + H2O CO2 + H2.
Jika umpan ke dalam reaktor yang berupa gas mengandung 30 mol CO, 12 mol CO2, dan 35 mol steam per jam pada 800oC, dan H2 yang dihasilkan per jam sebesar 18 mol, hitung
a. limiting reactantb. excess reactantc. konversi steam menjadi H2
d. kg hasil H2 per kg umpan steame. mol CO2 yang dihasilkan per mol umpan CO.
2. Reaksi di bawah ini adalah reaksi pembuatan gas khlorin:
2 NaCl + 2 H2O 2 NaOH + H2 + Cl2
Jika produk Cl2 hanya terbentuk 20%, berapa NaCl yang dibutuhkan untuk
membuat 1 ton Cl2?.
115
3. Pada suatu “furnace” dilakukan pembakaran Fe2O3 dengan menggunakan
karbon untuk mendapatkan Fe murni. Untuk 1 ton Fe2O3 dan 500 kg karbon
diperoleh produk Fe sebesar 200 kg. Tentukan:
(a) reaktan pembatasnya!. (b) % konversi Fe2O3 menjadi Fe!
PUSTAKA
Chopey, N.P. dan Hicks, T.G., 1984, Handbook of Chemical Enginineering Calculations, McGraw-Hill Book Company, New York.
Glasstone, S., 1946, “Text Book of Physical Chemistry”, Van Nostrand Co., New York.
Henley, E. J dan Bieber, H., 1959, “ Chemical Engineering Calculation” Mc Graw-Hill, New York.
Himmelblau, D. M., 1989, “Basic Principles and Calculations in Chemical Engineering”, 6th edition, Prentice-Hall International, Inc, London.Maron, S.H. dan Lando, J.B., 1974, Fundamental of Physical Chemistry,
Macmillan Publishing Co. Inc., New YorkWilliams, E.T and Johnson, R. C., 1958, “Stoichiometry for Chemical Engineers”,
Mc Graw-Hill, new YorkLevenspiel
BAB VINERACA MASSA DENGAN ALIRAN BALIK,
ARUS PINTAS, DAN ALIRAN BUANGAN
Dalam mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengerti dan dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan aliran balik,
arus pintas, dan aliran buangan
2. Dapat menuliskan persamaan neraca massa dengan aliran balik, arus
pintas, dan aliran buangan
3. Menghitung neraca massa dengan aliran balik, arus pintas, dan aliran
buangan
116
4. Mengetrapkan konsep neraca massa dengan aliran balik, arus pintas, dan
aliran buangan dalam industri/peralatan.
SUB POKOK BAHASAN: neraca massa dengan arus balik tanpa reaksi
kimia dan dengan reaksi kimia, arus pintas, dan arus pembuangan.
Neraca massa dengan aliran balik (recycle), arus pintas (bypass), dan aliran
pembuangan (purge).
Di dalam industri kimia terdapat beberapa alat uang saling terkait satu
sama lain menjadi satu unit yang dikenal dengan unit produksi. Aliran bahan yang
sekiranya masih bermanfaat dikembalikan lagi pada proses sebelumnya. Aliran
semacam ini disebut dengan umpan balik atau recycle. Hal ini bertujuan untuk
menggunakan kembali bahan yang tersisa dalam proses (sisa reaksi) sehingga
tidak banyak terbuang dan meminimasi limbah menuju produksi bersih.
Aliran bypass mempunyai maksud untuk mempertahankan kualitas
tertentu pada suatu produk yang dihasilkan. Bahan yang mempunyai komposisi
tertentu dari alat sebelumnya diinjeksikan kembali dalam alat sesudahnya untuk
mencapai komposisi produk yang diinginkan.
Pada industri yang bekerja dalam proses heterogen, gas hasil ataupun gas
sisa reaksi dibuang secara intermiten (pada waktu-waktu tertentu). Aliran
pembuangan ini yang disebut dengan aliran pembuangan gas atau purge.
Gambaran aliran-aliran tersebut dapat dilihat dalam gambar 4 berikut ini.
Perhatikan pada setiap titik pertemuan yang terjadi perubahan mempunyai persaan
neraca massa.
Recycle Purge Devider
Abs sorber vaporizerUmpan Reaktor
117
Bypass produk
Gambar VI-1. Aliran balik, pintas, dan gas buang
Contoh-contoh soal:
A. Aliran balik (Recycle) tanpa reaksi kimia
1. Sebuah kolom distilasi digunakan untuk memisahkan 10000 kg/j campuran
50% bensen dan 50% toluene. Hasil bagian atas kolom mengandung 95%
benzen, sedangkan bagian bawah mengandung 96% toluene. Pada bagian atas,
aliran uap masuk kondensor sebesar 8000 kg/j. Sebagian produk atas
dikembalikan ke dalam kolom sebagai refluks. Hitung ratio antara refluks (R)
dan distilat (D)!.
Jawab:
Gambar proses:
V 8000 kg/j kondensor Destilat, D Refluks, R 0,95 Bz 0,05 Tol Umpan, F10000 kg/j sistem II 0,5 Bz0,5 Tol sistem I
B 0,04 Bz 0,96 Tol
118
Pada peristiwa itu terdapat dua titik yang mengalami perubahan, sebut Sistem I
dan system II. Untuk memperjelas persoalan, masing-masing system digambar
ulang sebagai berikut:
Sistem I: Neraca massa pada system I yang merupakan sistem keseluruhan.
D, xD Neraca massa keseluruhan, yaitu: F = D + B ……………………(1) F, xF Neraca komponennya: B, xB F xF = D xD + B xB …………...…(2)
Masing-masing untuk benzen dan toluene. Sistem II: Neraca massanya: V = D + R …………………..(3) V,yV D, xD Neraca komponen: V yV = D xD + R xR …….……...(4) Masing-masing untuk benzen dan toluene.
R, xR Kalau dijumlah, persamaan yang ada adalah 6 buah persamaan.
Basis : 10000 kg/j umpan masuk.
Dari persamaan (1): 10000 = D + B ………………..(a)
Dari persamaan (2), untuk benzen:
10000.0,5 = D.0,95 + B.0,04 …(b)
Dari persamaan (a) dan (b), diperoleh:
B = 4950
D = 5050
Pada system II: dari persamaan (3) : 8000 = R + 5050, maka
R = 2950
Dengan demikian, = 2950/5050 = 0,584.
119
2. Proses evaporasi yang dilanjutkan dengan kristalisasi tergambar dalam denah di
bawah ini. Berapa bahan yang direcycle dalam kg per jam?
Jawab: dari gambar dapat dibaca bahwa:
Pada aliran F = 10000 , mempunyai komposisi
KNO3 = 20% dan air =80%
Pada aliran W, hanya air yang ada (100% air)
H2O sistem I W 300oF umpan, F Evaporator 10000 kg/j larutan 20% KNO3 M 50% R, recycle pada 100oF KNO3 Larutan jenuh:
(0,6kg KNO3/kg H2O) Kristalisator Kristal yang membawa 4% air Sistem II (4%H2O per kg total C kristal + H2O)
Pada aliran M, komposisi KNO3 =50% dan air 50%
Pada aliran C, komposisi KNO3 =96% dan air 4%
Pada aliran R, komposisi yang dinyatakan dalam perbandingan, dapat
dicari: fraksi KNO3 = = 0,375 atau 37,5%, air = 62,5%
Neraca massa yang ada pada masing-masing sistem:
Sistem I:
W Neraca massa total:
F F = W + C ……………(1) C Neraca komponen: FxF = W yW + C xC ………(2)
Sistem II:Neraca massa total:
M R M = C + R ……………(3) Neraca massa total: MxM = C xC + R xR ………(4) C
120
Basis : umpan masuk 10000 .
Pada persoalan ini, KNO3 sebagai bahan kunci perhitungan, sebab
KNO3 yang masuk, semuanya menjadi kristal yang keluar di C, sebesar:
KNO3 dalam umpan = 0,2.10000 = 2000
KNO3 ini di dalam C mempunyai kadar 96%, jadi total C =
(100/96).2000
C = 2083
Karena yang ditanyakan adalah R, maka digunakan persamaan (3) dan (4):
M = 2083 + R ………………(a)
Untuk KNO3: M.0,5 = 2083.0,96 + R.0,375 …..(b)
Dari persamaan (a) dan (b) ini, didapat: R = 7670
B. Aliran balik (Recycle) dengan reaksi kimia
1. Dehidrogenasi etanol menjadi asetaldehid berlangsung menurut persamaan
reaksi:
C2H5OH CH3CHO + H2
Ternyata terjadi reaksi samping, yaitu:
2C2H5OH CH3COOC2H5 + 2H2
(etil asetat)
Reaksi berlangsung dengan menggunakan katalisator CuNO3 pada suhu 330oC
dengan konversi pembentukan alkohol sebesar 85%. Hasil keluar reaktor
mempunyai komposisi 88% asetaldehid dan 12% etilasetat, bila alkoholnya tidak
diperhitungkan. Hasil dipisahkan dalam kolom pemisah dengan kecepatannya
1000 lb/j asetaldehid yang dipungut dari bagian atas kolom dengan kemurnian
95% dan 5% alcohol. Gas hydrogen keluar dari kolom pemisah di bagian atas.
Dari bagian samping bawah kolom dikeluarkan etilasetat murni, sedangakan pada
bagian bawah sebagian alcohol dikembalikan masuk ke dalam reactor yang
bercampur dengan umpan segar.
121
Hitung rasio recycle dengan umpan segar dan berapa umpan keseluruhan yang
Jawab: jumlah arus tidak ditentukan, sehingga pilih basis untuk mempermudah
perhitungan.
Perhatikan : dimana terjadi perubahan komposisi, akn memberikan persamaan
aljabar yang sangat penting untuk penyelesaian soal.
Basis : 1 kg air masuk (airnya saja)
Misal: Aliran pintas = Y kg
Maka yang masuk ke evaporator = (1-Y) kg dan air yang keluar juga (1-
Y)
Neraca massa garam di titik A:
(1-Y)kg. 0 ppm + Y kg. 600ppm = 1kg.50 ppm
Y = = = 0,083
Jadi arus pintas nya = 0,083 bagian dari arus umpan masuk.
2. Salah satu bagian dari proses fraksinasi minyak ditunjukkan seperti dalam
gambar. Berapa fraksi minyak bebas butan yang dimasukkan ke dalam menara
isopentan?
Jawab:
S, Hasil isopentan
De- Menara Butaniz Iso- er pentan
X Y,n-C5H12 2 umpan: F= 100 kg bebas butan P, ke n-C5H12 80% 1 pabrik i- C5H12 20% gas alam 90% n-C5H12
10% i- C5H12
Basis: 100 kg umpan
126
Neraca massa keseluruhan (perhatikan pada system yang ada dalm tanda
batas):
F = S + P
Atau 100 = S + P
Neraca komponen:
F. xF = S.xS P. xP
Untuk n-pentan: 100.0,8 = S.0 + P.0,9
Didapat : P = 89 kg
Maka: S = 100-89 =11 kg
Neraca isopentan di sekitar menara isopentan:
Aliran masuk ke menara= X
Aliran keluar menara = Y
Maka : X = S + Y = 11 + Y ….(a)
Neraca untuk normal pentan:
Masuk menara = keluar menara
0,8 X = Y …………………….(b)
Gabungan (a) dan (b), diperoleh: X = 55 kg.
Dapat pula dikerjakan dengan neraca massa di sekitar titik 2:
Aliran bahan pintas = aliran bahan keluar
(100-X) + Y = 89
neraca komponen isopentan:
(100-X).0,2 + Y.0 = 89.0,1
20-0,2 X = 8,9
X = = 55 kg.
D. Aliran gas buang (Purge)
Pada jenis aliran ini biasanya dilakukan bersama dengan aliran balik.
Contoh:
127
1. sintesa ammonia mdilakukan dengan mereaksikan nitrogen dan gas hydrogen
dalam reactor. Suatu campuran nitrogen dan hydrogen dengan perbandingan 1:3
yang mengandung argon 0,2 mol tiap 100 mol (N2+H2) dalam umpan segar. Hasil
yang diperoelh mempunyai mkesempurnaan reaksi 25%. Kemurnian ammonia
dilakukan dengan cara pencairan dan dipisahkan dari gas-gas yang tidak
dikehendaki. Campuran gas-gas yang telah dipisahkan dari ammonia cair sebagian
dimasukkan kembali ke dalam reactor dan sebagian dibuang untuk mengurangi
kadar argon ( sebab argon dengan kadar tinggi akan mengganggu reaksi). Kadar
argon yang tertinggi yang diijinkan adalah 5 bagian dalam 100 bagian (N2+H2)
dalam umpan reactor. Berapa arus buangan dinyatakan dalam % dari arus recycle,
dengan anggapan semua ammonia mencair?.
Jawab:
Reaksi:
N2+ 3H2 2 NH3
Basis : 100 mol umpan segar (N2+H2)
Mol (N2+H2) masuk reactor = 100 + X
Diagram alir proses:
Y= arus buangan
X = Arus balikumpan: Reaktor pendingin 100 mol(N2+H2)0,2 mol Ar
kadar Ar maks. 5% NH3 cair dari campuran N2+H2
Mol (N2+H2) keluar reactor = (1-0,25)(100+X) = 0,75(100+X)
Mol NH3 yang terbentuk =
Mol Ar dalam umpan segar = 0,2
128
Mol Ar masuk reactor (total) = 0,05(100+X)
Mol Asr per mol (N2+H2) dalam X atau Y = = 0,0667
Mol Ar dalam buangan = 0,0667 Y
Neraca untuk argon:
Argon yang masuk = argon yang keluar
0,0667 Y = 0,2 Y = 3,00 mol
Neraca di sekitar arus buang untu (N2+H2):
0,75(100+X) = X+Y
X = 288 mol.
Dengan demikian:
(N2+H2) sebagai umpan segar = 100 mol
arus balik (N2+H2) = 288 mol
arus buangan = 3 mol
ammonia yang dihasilkan = 48,5 mol
argon dalam umpan segar = 0,2 mol
recycle ratio = 288/100 = 2,88
purge ratio = 3/288 = 0,0104
arus buangan+arus balik = 291
%arus buangan = .100% = 1,03%
2. Etilen oksid secara komersial diproduksi dari reaksi antara etilen dan udara
menurut reaksi:
C2H4 + ½ O2 CH2CH2O
Umpan segar yang masuk ke dalam reactor mempunyai perbandingan 10 mol
udara dan 1 mol etilen. Konversi reaksi dalam reactor adalah 25%. Tambahan O2
sebagai “makeup” dimasukkan melalui aliran balik dan sebagian gas dibuang
sehingga konsentrasinya yang masuk ke dalam reactor sekitar 1%.
LATIHANa. Sebuah pabrik pembuatan CO2 cair menggunakan bahan baku batuan kapur dolomite dan larutan asam sulfat pekat. Hasil analisis batuan dolomite (dalam
129
%berat): 68,0% CaCO3; 30,0% MgCO3; dan 2,0% SiO2, sedangkan larutan asam sulfat mempunyai kadar 94% H2SO4 dan 6% air (H2O). a. tulis reaksi yang terjadib. berapa pound (lb) CO2 yang dihasilkan dari setiap ton dolomitec. berapa lb asam sulfat yang dibutuhkan per ton dolomited. berapa lb larutan asam sulfat pekat yang dibutuhkan per ton dolomite
b. Hasil analisis batu bara menunjukkan kandungan karbon (C) (dalam % berat)sebesar 74% dan 12% abu. Setelah batu bara tersebut dibakar, gas hasil pembakarannya setelah dianalisis secara Orsat (% volum) mengandung 12,4% CO2; 1,2% CO; 5,7% O2; 80,7% N2. Anggap dalam batu bara tidak ada N2.a. tulis reaksi pembakaran tersebutb. berapa lb batu bara yang dapat dibakar per 100 mol gas hasil pembakaran c. berapa % excess udarad. berapa lb udara digunakan per lb batu bara
c. Suatu proses pencampuran dilakukan dalam dua tangki secara seri. Pada tangki I dilakukan pencampuran larutan A dengan larutan B yang masing-masing mempunyai komposisi: (%berat)Larutan A: 4% NaCl, 5% HCl, 4% H2SO4, dan 87% H2OLarutan B: 91% H2O dengan 9% padatan terlarut (inert solid)Campuran kedua larutan itu (larutan C) dimasukkan kedalam tangki II, bersama-sam dengan larutan D dan larutan E. Komposisi masing-masing larutan D dan E adalah:Larutan D: 2% HCl, 2% H2SO4, 96% H2OLarutan E: 1,5% HCl; 1,5% H2SO4; 97% H2OCampuran yang keluar dari tangki II (Larutan F) sebanyak 290 kg/menit dengan komposisi 1,38% NaCl; 2,55% HCl; 2,21 % H2SO4; 92,32% H2O dan 1,55% padatan terlarut.a. Sket proses tersebutb. Hitung besar aliran (kg/menit) untuk tiap arus (larutan A, B, C, D dan E) 4. Gas amonia (NH3) direaksikan dengan oksigen berlebih 20% dalam suatu reaktor. Reaksi yang terjadi menurut persamaan:
4 NH3 + 5 O2 4 NO + 6 H2OKesempurnaan reaksi adalah 70%. Amonia yang tidak bereaksi dikembalikan ke dalam reaktor bersama umpan segar.
a. Hitung NO yang terbentuk setiap 100 lb umpan segar amoniab. Hitung amonia yang di recycle per lbmole NO yang terbentuk
PUSTAKAChopey, N.P. dan Hicks, T.G., 1984, Handbook of Chemical Enginineering
Calculations, McGraw-Hill Book Company, New York.Glasstone, S., 1946, “Text Book of Physical Chemistry”, Van Nostrand Co., New
York.
130
Henley, E. J dan Bieber, H., 1959, “ Chemical Engineering Calculation” Mc Graw-Hill, New York.
Himmelblau, D. M., 1989, “Basic Principles and Calculations in Chemical Engineering”, 6th edition, Prentice-Hall International, Inc, London.
Maron, S.H. dan Lando, J.B., 1974, Fundamental of Physical Chemistry, Macmillan Publishing Co. Inc., New York
Williams, E.T and Johnson, R. C., 1958, “Stoichiometry for Chemical Engineers”, Mc Graw-Hill, new York
BAB VIINERACA MASSA TAK TUNAK
Dalam mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengerti dan dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan neraca
massa tak tunak
2. Dapat menuliskan persamaan neraca massa tak tunak dengan benar
3. Menyelesaikan neraca massa tak tunak dengan benar
PENDAHULUAN Neraca massa tak tunak mempunyai prinsip yang sama dalam persamaan
neraca massa secara menyeluruh. Pada keadaan tak tunak menjelaskan adanya
akumulasi bahan di dalam alat. Dengan kata lain, proses yang terjadi tergantung
pada waktu. Setiap saat ada perubahan baik pertumbuhan maupun pengurangan
bahan seiring dengan waktu yang berjalan.
131
Nerca massa keadaan tak tunak seperti pada persamaan (1) yang ditulis
kembali, yaitu
=
– + –
.............(1).
Jika tidak terjadi reaksi kimia, neraca massa itu seperti persamaan (2), yaitu
Akumulasi = Massa masuk - Massa keluar ……………………………(2).
Penyelesaian persamaan neraca massa tak tunak, umumnya berupa persamaan
differensial (PD). Oleh karena itu, neraca massa tak tunak ini menjadi dasar dari
mata kuliah ”Matematika Teknik Kimia”. Disini dipaparkan cara
mencari/membuat persamaan neraca massa tak tunak dan tidak sampai membahas
cara penyelesaian persamaan itu.
Persamaan di atas menggunakan satuan massa per waktu dan berlaku untuk
seluruh bahan yang ditinjau. Pada persamaan (2), neraca massa dapat diterapkan
baik pada keseluruhan bahan atau masing-masing komponen. Aliran masuk dan
aliran keluar dapat bersifat konvektif akibat badan alir (bulkdfow) atau molekuler
karena difusi. Pada umumnya diperoleh persamaan kontinyuitas untuk setiap
komponen di dalam sistem. Bila ada j komponen maka terdapat j persamaan
kontinyuitas komponen pada sistem itu. Namun, persamaan neraca massa atau
mol total dan j persamaan kontinyuitas komponen tidak semuanya berdiri sendiri,
karena jumlah massa komponen sama dengan massa total dari keseluruhan bahan.
Dengan demikian, pada setiap sistem yang terdiri atas j komponen hanya
mempunyai j persamaan kontinyuitas yang berdiri sendiri. Seperti pada neraca
massa dalam sistem, maka ada j persamaan ditambah satu persamaan neraca
massa total.
Di dalam penyusunan persamaan sering kali diperlukan hukum-hukum yang
mendasari pada peristiwa atau proses yang mengakibatkan adanya perubahan
sifat. Pada neraca massa, perstiwa yang mengiringi itu adalah proses-proses
keseimbangan dan proses kecepatan perpindahan massa dan kimia.
132
Keseimbangan pada umumnya dibedakan atas keseimbangan kimia dan fisika.
Pada hal keadaan seimbang yang telah dicapai, pada keseimbangan kimia,
diperoleh hubungan antara konsentrasi bahan-bahan dalam sistem, dan pada
keseimbangan fisik, terdpat hubungan antara komposisi fasa-fasa yang terdapat
dalam sistem tersebut. Hukum yang mendasari keseimbangan fasa dalam sistem
cair-uap adalah hukum Raoult. Prinsip keseimbangan fisik lain adalah relative
volatility dari komponen satu terhadap yang lain dalam suatu campuran.
Proses kecepatan berhubungan dengan peristiwa perpindahan (transfer) dan
reaksi kimia. Hukum-hukum yang mendasari proses perpindahan semuanya
mempunyai bentuk suatu flux (kecepatan perpindahan per satuan luas) yang
berbanding lurus dengan gaya penggerak (driving force). Pada perpindahan
massa, gaya penggerak yang ada berupa suatu gradien konsentrasi atau kecepatan
dengan suatu faktor perbandingan. Umumnya sebagai fsktor perbandingan dalam
perumusan berupa sifat fisis dari bahan (sistem) seperti difusivitas dan viskositas.
Pada proses perpindahan molekuler, hukum-hukum yang mendasarinya adalah
hukum Fourier, Fick, dan Newton. Hubungan perpindahan massa dan molekuler
yang lebih bersifat makroskopis seringkali digunakan dalam pemecahan
persoalan, misalnya koefisien film individu dan koefisien film keseluruhan.
Persamaan yang mendasari proses perpindahan dapat dinyatakan:
Keepatan proses perpindahan = .....................................(VII-1),
Atau
Kecepatan proses perpindahan =(faktor perbandingan)(gaya penggerak) ..(VII-2).
Persamaan perpindahan massa cara difusi molekuler dinyatakan dalam hukum