Berita Resmi Statistik No. 90/12/ Th. XVI, 2 Desember 2013 1 No. 25/12/ Th. XVI, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KEBUMEN (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 185.613 RUMAH TANGGA, TURUN 14,85 PERSEN DARI TAHUN 2003 1. PENDAHULUAN Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari Food and Agriculture Organization (FAO) yang menetapkan “The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode 2006-2015”. Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada Mei- Oktober 2014. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kebumen tahun 2013 sebanyak 215.624 rumah tangga, subsektor tanaman pangan 176.783 rumah tangga, hortikultura 146.789 rumah tangga, perkebunan 154.219 rumah tangga, peternakan 168.191 rumah tangga, perikanan 9.734 rumah tangga, dan kehutanan 124.957 rumah tangga. Jumlah rumah tangga petani gurem di Kabupaten Kebumen tahun 2013 sebanyak 185.613 rumah tangga atau sebesar 86,12 persen dari rumah tangga pertanian pengguna lahan, mengalami penurunan sebanyak 32.373 rumah tangga atau turun 14,85 persen dibandingkan tahun 2003. Jumlah petani yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 271.503 orang, terbanyak di subsektor tanaman pangan sebesar 205.318 orang dan terkecil di subsektor perikanan kegiatan penangkapan ikan sebesar 2.177 orang. Petani utama Kabupaten Kebumen sebesar 29,02 persen berada di kelompok umur 45-54 tahun. Rata-rata luas lahan yang dikuasai per rumah tangga usaha pertanian seluas 2.795,12 m 2 , terjadi peningkatan sebesar 18,31 persen dibandingkan tahun 2003 yang hanya sebesar 2.362,44 m 2 . Jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 sebanyak 63.318 ekor, terdiri dari 62.564 ekor sapi potong, 143 ekor sapi perah dan 611 ekor kerbau. BPS KABUPATEN KEBUMEN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Berita Resmi Statistik No. 90/12/ Th. XVI, 2 Desember 2013 1
No. 25/12/ Th. XVI, 2 Desember 2013
HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KEBUMEN (ANGKA TETAP)
RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 185.613 RUMAH TANGGA, TURUN 14,85 PERSEN DARI TAHUN 2003
1. PENDAHULUAN
Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan
Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan
amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah
rekomendasi dari Food and Agriculture Organization (FAO) yang menetapkan “The World Programme
for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode 2006-2015”. Pelaksanaan ST2013
dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada Mei 2013, dilanjutkan dengan
pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada November 2013 dan
Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada Mei-
Oktober 2014.
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kebumen tahun 2013 sebanyak 215.624 rumah
tangga, subsektor tanaman pangan 176.783 rumah tangga, hortikultura 146.789 rumah tangga,
perkebunan 154.219 rumah tangga, peternakan 168.191 rumah tangga, perikanan 9.734 rumah
tangga, dan kehutanan 124.957 rumah tangga.
Jumlah rumah tangga petani gurem di Kabupaten Kebumen tahun 2013 sebanyak 185.613 rumah
tangga atau sebesar 86,12 persen dari rumah tangga pertanian pengguna lahan, mengalami
penurunan sebanyak 32.373 rumah tangga atau turun 14,85 persen dibandingkan tahun 2003.
Jumlah petani yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 271.503 orang, terbanyak di subsektor
tanaman pangan sebesar 205.318 orang dan terkecil di subsektor perikanan kegiatan penangkapan
ikan sebesar 2.177 orang.
Petani utama Kabupaten Kebumen sebesar 29,02 persen berada di kelompok umur 45-54 tahun.
Rata-rata luas lahan yang dikuasai per rumah tangga usaha pertanian seluas 2.795,12 m2, terjadi
peningkatan sebesar 18,31 persen dibandingkan tahun 2003 yang hanya sebesar 2.362,44 m2.
Jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 sebanyak 63.318 ekor, terdiri dari 62.564 ekor sapi potong,
143 ekor sapi perah dan 611 ekor kerbau.
BPS KABUPATEN KEBUMEN
Berita Resmi Statistik No. 90/12/ Th. XVI, 2 Desember 2013 2
Dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini, data jumlah rumah tangga usaha pertanian 2003 dihitung
dari data mentah ST2003 dengan menggunakan konsep ST2013 yang tidak menggunakan Batas Minimal
Usaha dan master wilayah ST2013 untuk rumah tangga usaha pertanian.
2. USAHA PERTANIAN
Berdasarkan Hasil pencacahan lengkap ST2013 diketahui bahwa jumlah rumah tangga usaha
pertanian pada tahun 2013 sebesar 215.624 rumah tangga. Subsektor tanaman pangan, peternakan, dan
perkebunan merupakan tiga subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak
yaitu masing-masing 176.783 rumah tangga, 168.191 rumah tangga, dan 164.219 rumah tangga.
Sementara itu, perikanan merupakan subsektor yang paling sedikit memiliki rumah tangga usaha
pertanian, yaitu sebanyak 9.734 rumah tangga.
Gambar 1. Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Subsektor,
Tahun 2003 dan 2013
Rumah tangga usaha pertanian pada tahun 2013 mengalami penurunan sebanyak 38.928 rumah
tangga dari 254.552 rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 215.624 rumah tangga, yang berarti terjadi rata-
rata penurunan sebesar 1,53 persen per tahun. Secara absolut penurunan terbesar terjadi di subsektor
peternakan dan penurunan terendah di subsektor tanaman pangan, yaitu masing-masing turun sebanyak 30.700
rumah tangga dan 9.720 rumah tangga. Kondisi yang sama juga terjadi pada penurunan secara persentase
dimana peternakan merupakan subsektor yang mengalami penurunan paling besar selama 10 tahun terakhir
yaitu sebesar 15,44 persen, sedangkan tanaman pangan menjadi subsektor dengan tingkat penurunan terendah
yaitu sebesar 5,21 persen .
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
Jum
lah
ru
mah
tan
gga
2003 2013
Berita Resmi Statistik No. 90/12/ Th. XVI, 2 Desember 2013 3
Tabel 1. Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Subsektor Tahun 2003 dan 2013
Sektor/Subsektor
Rumah Tangga Usaha Pertanian (000)
2003 2013 Perubahan
Absolut %
(1) (2) (3) (4) (5)
SEKTOR PERTANIAN 254.552 215.624 -38.928 -15,29
SUBSEKTOR :
1. Tanaman Pangan 186.503 176.783 -9.720 -5,21
Padi 164.886 162.387 -2.499 -1,52
Palawija 122.159 114.661 -7.498 -6,14
2. Hortikultura 170.864 146.789 -24.075 -14,09
3. Perkebunan 169.404 154.219 -15.185 -8,96
4. Peternakan 198.891 168.191 -30.700 -15,44
5. Perikanan 9.468 9.734 266 2,81
Budidaya Ikan 3.549 7.722 4.173 117,58
Penangkapan Ikan 5.985 2.127 -3.858 -64,46
6. Kehutanan 97.148 124.957 27.809 28,63
Budidaya Tanaman Kehutanan 95.815 124.281 28.466 29,71
Penangkapan Satwa/Tumbuhan Liar 0 30
Pemungutan Hasil Hutan/Penangkapan Satwa Liar
2.716 4.226 1.510 55,60
7. Jasa Pertanian 13.261 3.003 -10.258 -77,35
Keterangan : Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 sub subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor tanaman pangan, hortrikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan.
Jumlah rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang
menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar) di Kabupaten Kebumen tahun 2013 sebanyak 185.613 rumah
tangga. Komposisi terbanyak berada di Kecamatan Klirong sebesar 11.275 rumah tangga, disusul
Kecamatan Puring sebesar 11.108 rumah tangga dilanjutkan Kecamatan Ambal sebesar 11.020 rumah
tangga. Sementara komposisi rumah tangga petani gurem terkecil berada di Kecamatan Gombong sebesar
2.278 rumah tangga.
Gambar 2. Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Kecamatan,
Tahun 2003 dan 2013
Berita Resmi Statistik No. 90/12/ Th. XVI, 2 Desember 2013 4
Dibandingkan dengan kondisi tahun 2003, jumlah rumah tangga petani gurem di tahun 2013
mengalami penurunan. Jika pada tahun 2003 petani gurem di Kabupaten Kebumen sebanyak 217.986 rumah
tangga, maka pada tahun 2013 berkurang menjadi 185.613 rumah tangga atau turun sebesar 14,85 persen.
Penurunan terbesar secara absolut terjadi di Kecamatan Kebumen yang mencapai 4.328 rumah tangga.
Ditinjau secara persentase penurunan rumah tangga petani gurem terbesar terjadi di Kecamatan
Gombong sebesar 60,72 persen. Sementara peningkatan jumlah rumah tangga petani gurem secara
absolut terjadi di Kecamatan Puring dengan jumlah peningkatan mencapai 606 rumah tangga dan
secara persentase terjadi di Kecamatan Sadang yang mencapai 15,39 persen.
Penurunan jumlah rumah tangga petani gurem sebagian besar berasal dari penurunan rumah
tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 1000 m2. Penurunan ini mungkin disebabkan
rumah tangga pertanian dengan penguasaan lahan kurang dari 1000 m2 menjual tanahnya dan menjadi
rumah tangga non pertanian.
Tabel 2. Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan Menurut Kecamatan
Tahun 2003 dan 2013
No. Provinsi
Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan (000)
2003 2013 Perubahan
Absolut %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Ayah 12.486 11.759 -727 -5,82
2 Buayan 13.104 9.425 -3.679 -28,08
3 Puring 13.207 13.060 -147 -1,11
4 Petanahan 12.785 11.961 -824 -6,45
5 Klirong 12.416 12.363 -53 -0,43
6 Buluspesantren 11.994 11.956 -38 -0,32
7 Ambal 13.370 12.862 -508 -3,80
8 Mirit 11.272 10.851 -421 -3,73
9 Bonorowo 4.827 4.535 -292 -6,05
10 Prembun 6.596 4.879 -1.717 -26,03
11 Padureso 3.521 3.407 -114 -3,24
12 Kutowinangun 9.915 7.292 -2.623 -26,45
13 Alian 12.982 9.753 -3.229 -24,87
14 Poncowarno 3.786 3.936 150 3,96
15 Kebumen 13.060 8.587 -4.473 -34,25
16 Pejagoan 7.021 4.710 -2.311 -32,92
17 Sruweng 12.613 8.009 -4.604 -36,50
18 Adimulyo 9.012 8.572 -440 -4,88
19 Kuwarasan 9.500 8.104 -1.396 -14,69
20 Rowokele 10.029 8.900 -1.129 -11,26
21 Sempor 11.731 8.662 -3.069 -26,16
22 Gombong 6.217 2.691 -3.526 -56,72
23 Karanganyar 7.551 5.067 -2.484 -32,90
24 Karangggayam 11.637 10.980 -657 -5,65
25 Sadang 4.061 4.230 169 4,16
26 Karangsambung 8.846 8.971 125 1,41
Kebumen 253.539 215.522 -38.017 -14,99
Berita Resmi Statistik No. 90/12/ Th. XVI, 2 Desember 2013 5
Dari seluruh rumah tangga usaha pertanian pada tahun 2013, sebesar 99,95 persen merupakan
rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan (215.522 rumah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha
pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 0,05 persen, atau sebanyak 102 rumah tangga. Selama kurun
waktu sepuluh tahun, rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan mengalami penurunan sebesar 38.017
rumah tangga atau sebesar 14,99 persen. Penurunan jumlah rumah tangga terbesar secara absolut terjadi di
Kecamatan Kebumen yang mencapai 4.473 rumah tangga.
Sementara itu penurunan jumlah rumah tangga pengguna lahan terbesar secara persentase terjadi di
Kecamatan Gombong yang mencapai 56,72 persen. Peningkatan jumlah rumah tangga pengguna lahan
secara absolut terjadi di Kecamatan Sadang. Pada tahun 2003, jumlah rumah tangga pertanian pengguna
lahan di Sadang mencapai 4.061 rumah tangga selanjutnya pada tahun 2013 menjadi 4.230 rumah tangga
atau meningkat 4,16 persen.
Tabel 3. Rata-rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian
Menurut Provinsi dan Jenis Lahan Tahun 2013 (Hektar)
No. Provinsi
Lahan Bukan Pertanian
Lahan Pertanian
Lahan yang Dikuasai
Lahan Sawah
Lahan Bukan Sawah Jumlah
2003 2013 2003 2013
2003 2013
2003 2013 2003 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
(7) (8)
(9) (10) (11) (12)
1 Ayah 188,99 138,65 642,35 648,43
1.623,34 1.946,83
2.265,69 2.595,26 2.454,69 2.733,92
2 Buayan 377,79 184,78 724,40 988,40
1.319,75 1.412,31
2.044,15 2.400,71 2.421,94 2.585,49
3 Puring 219,22 164,86 1.456,06 1.408,58
1.634,61 1.378,74
3.090,67 2.787,32 3.309,89 2.952,18
4 Petanahan 552,52 180,33 1.145,58 1.458,78
629,01 640,62
1.774,60 2.099,40 2.327,12 2.279,73
5 Klirong 561,49 215,44 985,70 1.358,33
700,36 597,56
1.686,06 1.955,89 2.247,54 2.171,34
6 Buluspesantren 458,92 155,48 1.661,50 1.319,66
510,75 1.225,15
2.172,25 2.544,81 2.631,16 2.700,29
7 Ambal 211,57 157,55 1.650,20 1.715,03
1.096,08 1.050,96
2.746,28 2.765,99 2.957,85 2.923,54
8 Mirit 672,07 174,24 1.518,72 1.194,58
620,38 1.365,00
2.139,10 2.559,58 2.811,17 2.733,82
9 Bonorowo 894,27 231,00 1.979,76 1.954,58
345,28 812,90
2.325,05 2.767,48 3.219,32 2.998,48
10 Prembun 498,14 284,06 1.196,62 1.420,62
517,95 742,47
1.714,57 2.163,09 2.212,72 2.447,15
11 Padureso 685,76 273,71 909,83 1.031,13
2.765,13 3.066,50
3.674,96 4.097,63 4.360,72 4.371,34
12 Kutowinangun 555,77 308,33 1.106,13 1.240,82
453,03 752,85
1.559,16 1.993,67 2.114,93 2.302,00
13 Alian 297,25 171,89 600,66 1.042,41
696,85 1.470,97
1.297,51 2.513,38 1.594,75 2.685,27
14 Poncowarno 768,73 214,80 1.795,16 1.817,87
1.571,90 2.122,12
3.367,06 3.939,99 4.135,79 4.154,79
15 Kebumen 298,07 219,40 595,10 1.611,60
138,99 310,88
734,09 1.922,48 1.032,16 2.141,89
16 Pejagoan 419,04 216,75 406,93 891,16
551,65 1.066,00
958,58 1.957,17 1.377,62 2.173,92
17 Sruweng 217,19 177,29 767,97 1.343,83
1.090,17 1.246,47
1.858,15 2.590,30 2.075,34 2.767,60
18 Adimulyo 649,42 202,41 2.251,98 2.558,96
206,93 532,41
2.458,91 3.091,38 3.108,33 3.293,79
19 Kuwarasan 608,83 156,86 1.473,42 1.956,42
330,10 629,03
1.803,52 2.585,45 2.412,35 2.742,31
20 Rowokele 382,43 206,32 726,41 833,58
1.453,13 1.643,64
2.179,54 2.477,22 2.561,97 2.683,54
21 Sempor 420,37 190,90 585,58 1.017,13
1.174,88 1.715,33
1.760,46 2.732,45 2.180,83 2.923,35
22 Gombong 307,20 403,46 686,50 2.489,47
107,04 191,59
793,54 2.681,06 1.100,73 3.084,52
23 Karanganyar 426,44 198,89 736,21 1.214,28
778,94 995,42
1.515,15 2.209,70 1.941,59 2.408,59
24 Karangggayam 229,59 148,87 961,87 841,57
2.216,19 2.378,41
3.178,06 3.219,98 3.407,66 3.368,85
25 Sadang 263,25 91,03 1.739,34 1.250,41
2.116,47 2.730,44
3.855,81 3.980,85 4.119,06 4.071,88
26 Karangsambung 252,39 118,84 1.131,16 1.070,57
1.529,28 2.014,51
2.660,45 3.085,08 2.912,84 3.203,91
Kebumen 402,40 186,78 1.046,21 1.326,26
913,84 1.282,08
1.960,04 2.608,34 2.362,44 2.795,12
Berita Resmi Statistik No. 90/12/ Th. XVI, 2 Desember 2013 6
Hasil Sensus Pertanian 2013 menunjukkan bahwa rata-rata penguasaan lahan yang dimiliki
rumah tangga pertanian pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jika pada
tahun 2003 rata-rata lahan yang dikuasai sebesar2.362,44 m2, maka pada tahun 2013 rata-rata lahan
yang dikuasai meningkat menjadi 2.795,12 m2 untuk setiap rumah tangga pertanian. Peningkatan
rata-rata lahan yang dikuasai terutama berasal dari peningkatan pengusaan lahan pertanian dari
1.960,04 m2 pada tahun 2003 menjadi 2.608,34 m
2 pada tahun 2013. Sebaliknya pada penguasaan
lahan bukan pertanian terjadi penurunan penguasaan lahan yang dimiliki oleh rumah tangga
pertanian dari 402,40 m2 pada tahun 2003 menjadi hanya 186,78 m
2 pada tahun 2013.
Rata-rata penguasaan lahan per rumah tangga pertanian terbesar tahun 2013 terdapat di
Kecamatan Padureso seluas 4.371,34 m2, sedangkan rata-rata penguasaan lahan per rumah tangga terkecil
terdapat di Kecamatan Kebumen seluas 2.141,89 m2. Demikian juga dengan kecamatan dengan rata-rata
penguasaan lahan pertanian per rumah tangga terbesar adalah Kecamatan Padureso seluas 4.097,63 m2
dan kecamatan dengan rata-rata penguasaan lahan pertanian per rumah tangga terkecil adalah Kecamatan
Kebumen seluas 1.922,48 m2. Sementara itu, pengusaan lahan sawah terbesar terdapat di Kecamatan
Adimulyo sebesar 2.558,96 m2 dan terkecil terdapat di Kecamatan Ayah sebesar 648,43 m
2 per rumah
tangga pertanian. Sedangkan untuk penguasaan lahan pertanian bukan sawah terbesar berada di
Kecamatan Padureso yaitu sebesar 3.066,50 m2 dan terkecil berada di Gombong sebesar 191,59 m
2 per
rumah tangga pertanian.
Berdasarkan kondisi demografi petani menurut jenis kelamin, hasil Sensus Pertanian 2013
menunjukkan bahwa dari seluruh jumlah petani sebanyak 271.503 orang yang bekerja di sektor pertanian
pada tahun 2013 didominasi oleh petani laki-laki sebesar 197.665 orang (72,80 %). Sedangkan jumlah
petani perempuan yang bekerja di sektor ini hanya berjumlah 73.838 orang atau sebesar 27,20 persen.
Kondisi ini berlaku umum untuk komposisi petani di masing-masing subsektor pertanian baik di tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Persentase jumlah petani laki-
laki terbesar berada di subsektor penangkapan ikan yang mencapai 97,93 persen sementara persentase
petani laki-laki paling sedikit berada di subsektor peternakan yang mencapai 71,20 persen.
Tabel 4. Jumlah Petani Menurut Sektor/Subsektor dan Jenis Kelamin Tahun 2013
(000)
Sektor/Subsektor
Laki-Laki Perempuan Jumlah
Absolut %
Absolut % Absolut %
(1) (2) (3)
(4) (5)
(6) (7)
SEKTOR PERTANIAN 197.665 72,80
73.838 27,20
271.503 100,00
SUBSEKTOR :
1. Tanaman Pangan 160.157 78,00
45.161 22,00
205.318 100,00
2. Hortikultura 123.866 74,07
43.370 25,93
167.236 100,00
3. Perkebunan 136.849 83,31
27.413 16,69
164.262 100,00
4. Peternakan 137.619 71,20
55.670 28,80
193.289 100,00
5. Perikanan
Budidaya Ikan 7.325 85,88
1.204 14,12
8.529 100,00
Penangkapan Ikan 2.132 97,93
45 2,07
2.177 100,00
6. Kehutanan 112.000 84,28
20.885 15,72
132.885 100,00
Berita Resmi Statistik No. 90/12/ Th. XVI, 2 Desember 2013 7
Sementara itu dari hasil Sensus Pertanian 2013 juga diketahui bahwa sebanyak 205.318 petani yang
bekerja di sektor pertanian berada di subsektor tanaman pangan atau terbesar dari seluruh subsektor pertanian.
Subsektor lain yang juga banyak meyerap jumlah tenaga kerja berturut-turut adalah subsektor peternakan dan
hortikultura dengan jumlah petani yang masing-masing sebesar 193.289 orang dan 167.236 orang.
Dari Tabel 5 diketahui bahwa sebanyak 173.673 rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok
umur petani utamanya antara 25-64 tahun. Sementara jumlah rumah tangga usaha pertanian yang kelompok
umur petani utamanya kurang dari 24 tahun sebanyak 695 rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha
pertanian yang kelompok umur petani utamanya di atas 65 tahun sebanyak 41.256 rumah tangga. Pada tabel
ini juga menunjukkan bahwa petani utama Indonesia terbesar berada di kelompok usia 45-54 tahun yakni
sebesar 62.581 rumah tangga (29,02 persen) atau dengan kata lain kelompok usia produktif mendominasi
kelompok umur di bidang usaha pertanian.
Tabel 5.
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama Tahun 2013