50
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang digunakan dalam
melakukan penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan
pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analisis adalah metode
penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran keadaan yang
sebenarnya dari objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang
ada, dengan cara mengumpulkan, mengolah dan menganalisis berbagai
macam data sehingga pada akhirnya akan dapat ditarik suatu
kesimpulan mengenai hasil penelitian kasus tersebut.Penulis
melakukan metode deskriptif analitis karena metode ini sangat cocok
dan paling mendekati untuk digunakan dalam penelitian yang sedang
dilakukan. Penulis juga berharap metode ini akan mendapatkan suatu
hasil yang sesuai dengan tujuan awal penelitian ini dilakukan.
Penulis berharap metode ini dapat membantu penulis untuk meneliti
penerapan faktor-faktor rasional yang terdiri dari informasi,
sumberdaya dan orientasi tujuan yang mempengaruhi peningkatan
pemanfaatan informasi kinerja di instansi pemerintahan.
Pengaruh faktor-faktor rasional ini diteliti dengan menganalisis
hubungan sebab akibat antara informasi, sumberdaya dan orientasi
tujuan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu
Selatan, serta seberapa besar tingkat pengaruhnya terhadap
peningkatan pemanfaatan informasi kinerja instansi pemerintah
Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan, baik secara simultan mapun
secara parsial.3.2 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel
Variabel-variabel penelitian yang digunakan perlu didefinisikan
secara jelas, agar diperoleh pengertian sama dengan yang dimaksud
dalam penelitian ini. Selain itu definisi variabel digunakan pula
untuk memberi batasan sejauhmana penelitian yang akan dilakukan.
Definisi operasionalisasi variabel adalah :
Suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau
konstrak dengan cara memberi arti, atau menspesifikasikan kegiatan
ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur
konstrak atau variabel tersebut (Nazir, 2002 : 92).
Terdapat 4 (empat) variabel yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu :
1. Sumberdaya, sebagai variabel independen pertama (X1).
Organisasi publik yang menerapkan pengukuran kinerja memberi
perhatian terhadap tersedianya sumberdaya, memiliki staf yang
dikhususkan untuk mengevaluasi kinerja, dan mengumpulkan data yang
memadai. Variabel ini diukur dengan pertanyaan tingkat sumberdaya
yang dimiliki, tingkat staf yang digunakan untuk mengukur dan
mengevaluasi kinerja dan pengumpulan data, tingkat keterlibatan
staf dan instansi lain dalam penggunaan kinerja, tingkat
pengumpulan data dan tingkat benchmarking yang dilakukan instansi.
Masing-masing pertanyaan diukur dengan skala Likert mulai dari 1
sampai 5.2. Informasi, sebagai variabel independen kedua (X2).
Dalam mengadopsi dan mengimplementasikan pengukuran kinerja,
karyawan staf atau non staf harus memiliki kemampuan teknis tentang
bagaimana melakukan dan mengimplementasikan pengukuran kinerja.
Variabel informasi memiliki tiga dimensi, yaitu akses kepada
informasi atau publikasi, asistensi atau bantuan konsultan/ahli,
pelatihan, dan seminar. Masing-masing dimensi diukur dengan
menggunakan skala Likert (5 skala).3. Orientasi Tujuan, sebagai
variabel independen ketiga (X3). Konsensus terhadap tujuan dari
setiap program. Apabila setiap program memiliki tujuan, adopsi dan
implementasi ukuran kinerja semakin mungkin terlaksana. Variabel
ini memiliki dimensi diarahkan oleh tujuan dan sasaran,
strategi-strategi dikomunikasikan, perumusan misi yang mendorong
efisiensi, kejelasan tujuan dan sasaran. Masing-masing diukur
dengan skala Likert (5 skala).4. Pemanfaatan Informasi Kinerja
Instansi Pemerintah sebagai Variabel dependen Y. Variabel ini
merupakan variabel yang keberadaannya merupakan sesuatu yang
dipengaruhi atau yang dihasilkan oleh variabel independen, yang
pada penelitian ini yaitu sumberdaya, informasi dan orientasi
tujuan. Dimensi-dimensi pemanfaatan informasi instasi pemerintah
ini terdiri dari:a. Adopsi: Tahap adopsi adalah suatu tahap dimana
organisasi mengembangkan suatu ukuran kinerja. Faktor ini dibentuk
dari jawaban empat pertanyaan mengukur seberapa sering ukuran input
(ekonomi), output, outcome, dan efisiensi dikembangkan untuk
program-program di organisasi. Diukur dalam lima skala Likert.b.
Implementasi: Suatu faktor dependen mengukur frekwensi penggunaan
ukuran kinerja. Masing-masing pertanyaan ditanyakan untuk sembilan
kategori penggunaan, termasuk perencanaan kinerja, alokasi
sumberdaya (penganggaran), manajemen program, pemantauan, evaluasi.
Diukur dengan pertanyaan dengan menggunakan skala Likert (lima
skala).
Keempat variabel penelitian di atas, digunakan untuk mencari
koefisien regresi yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel faktor-faktor rasional atau variabel X terhadap
variabel pemanfaatan informasi kinerja atau variabel Y. Pengukuran
kedua variabel tersebut menggunakan alat bantu kuesioner yang
disebarkan kepada seluruh responden yang terkait. Responden yang
dimaksud penulis di sini adalah para pegawai yang bekerja di
instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan. Variabel
variabel yang ada di jabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
yang saling berkaitan dan tersangkut paut dengan seputar lingkup
peelitian studi kasus yang sedang dijalankan.
Teknik pengukuran data digunakan untuk mengubah data-data
kuantitatif dari kuesioner menadi suatu ukuran data kuantitatif
adalah Summated Ratings Method: The Likerts Scale yang merupakan
suatu pengukuran dengan skala ordinal. Teknik pengukuran ini
menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai berbagai
pernyataan mengenai perilaku, objek, orang, atau kejadian (Kuncoro,
2003: 157).3.2.2 Operasionalisasi Variabel3.2.2.1 Variabel
Faktor-Faktor Rasional
Variabel faktor-faktor rasional merupakan variabel independen
(X) yang nantinya dikaji perannya sebagai pengaruh terhadap
variabel dependen yaitu pemanfaatan informasi kinerja. Variabel ini
dijabarkan ke dalam sub variabel yang terdiri dari variabel
sumberdaya (X1), informasi (X2) dan orientasi tujuan (X3) dengan
pengukuran mempergunakan indikator-indikator yang secara
operasional sesuai untuk mewakili keberadaan variabel faktor-faktor
rasional. Penjabaran operasionalisasi variabel faktor-faktor
rasional dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Faktor-Faktor RasionalVARIABELSUB
VARIABELINDIKATORUKURANSKALANO.
Faktor-Faktor Rasional (Variabel X)Sumberdaya (X1)
a. Ketersediaan sumberdaya teknologib. Kepemilikan staf khusus
dalam menilai kinerjac. Kelengkapan pengumpulan data yang
menyeluruhd. Kecukupan pengalokasian dana penilaian kinerjae.
Kepemilikan staf yang kompeten dalam mengukur kinerjaSkala Likert
dengan 5 (lima) pilihan dari 1 sampai dengan 5
Ordinal
1 5
Informasi(X2).a. Kelengkapan informasi yang dibutuhkanb.
Kemampuan pengolahan data menjadi informasic. Penggunaan teknologi
informasi terkinid. Informasi yang diperoleh meningkatkan kemampuan
teknis pelaksanae. Informasi yang ada dapat digunakan untuk
penilaian6 10
Orientasi Tujuan (X3)
a. Kejelasan penetapan tujuan penilaianb. Pemahaman terhadap
tujuan pengukuran kinerjac. Strategi yang diterapkan dalam
penilaiand. Penerapan efisiensi dalam penilaiane. Ketercapaian
sasaran penilaian kinerja11 15
Setiap indikator dari faktor-faktor rasional dijabarkan dalam
bentuk pertanyaan tertutup yang disesuaikan dengan keadaan di
Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan dengan menetapkan
skala likert pada alternatif jawaban faktor-faktor rasional sebagai
berikut :
Skor 5 untuk jawaban sangat setuju
Skor 4 untuk jawaban setuju
Skor 3 untuk jawaban ragu-ragu
Skor 2 untuk jawaban tidak setuju
Skor 1 untuk jawaban tidak setuju
3.2.2.2 Variabel Pemanfaatan Informasi Kinerja di Instansi
Pemerintah
Variabel pemanfaatan informasi kinerja dinyatakan dalam bentuk
variabel dependen (Y) yang akan dipengaruhi oleh variabel
independen (X) yaitu faktor-faktor rasional. Untuk pengaruh yang
dihasilkan maka variabel ini dijabarkan ke dalam dimensi adposi dan
implementasi dalam bentuk indikator-indikator yang secara
operasional sesuai untuk mewakili keberadaan variabel pemanfaatan
informasi kinerja dalam hubungannya pada penyusunan kuesioner
penelitian. Penjabaran operasionalisasi variabel pemanfaatan
informasi kinerja dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :Tabel
3.2
Operasional Variabel Pemanfaatan Informasi
KinerjaVARIABELDIMENSIINDIKATORUKU-RANSKALANO.KUES
Pemanfaatan Informasi Kinerja (Variabel Y)1. Adopsi Ukuran
Kinerja (Y1)a. Memanfaatkan informasi yang diperoleh dari luar
organisasi
b. Memanfaatkan informasi dari peraturan-peraturan
c. Memanfaatkn informasi dari hasil pelatihan yang dilakukan
d. Adanya pembiayaan khusus dalam pemanfaatan informasi
e. Adanya kesepakatan dalam penetapan tujuan kegiatanSkala
likert dengan pilihan dari satu sampai limaOrdinal 10 - 14
2. Implementasi Informasi Kinerja (Y2)a. Memanfaatkan ukuran
kinerja untuk perencanaan strategis
b. Memanfaatkan ukuran kinerja untuk perencanaan kinerja
tahunan
c. Memanfaatkan ukuran kinerja untuk alokasi anggaran
d. Memanfaatkan ukuran kinerja untuk monitoring, evaluasi dan
pemantauan
e. Melaporkan ukuran kinerja kepada berbagai pihak15 - 19
Setiap indikator dari pemanfaatan informasi kinerja, dijabarkan
ke dalam sebuah pertanyaan tertutup yang disesuaikan dengan keadaan
di Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan dengan menetapkan
skala likert pada alternatif jawaban sebagai berikut : Skor 5 untuk
jawaban sangat sering
Skor 4 untuk jawaban sering
Skor 3 untuk jawaban kadang-kadang
Skor 2 untuk jawaban pernah
Skor 1 untuk jawaban tidak pernah
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Kerangka Sampling, Unit Sampel dan Ukuran SampelKerangka
sampling dalam pemilihan sampel, penulis mengambil sampel dari
populasi dengan metode sampel stratifikasi (stratified sampling) di
mana setiap strata berfungsi sebagai unit pemilihan sampel dan dari
setiap strata dapat disusun kerangka pemilihan sampel (Kuncoro,
2003:115). Yang akan menjadi pertimbangan strata dalam pemilihan
sampel ini adalah pegawai yang mewakili SKPD (Satuan Kerja
Perangkat Daerah) di Instansi Pemerintah Kabupaten Bengkulu
Selatan, dan sebagai unit sampel dalam penelitian ini yaitu SKPD di
Kabupaten Bengkulu Selatan.
Secara terperinci, distribusi anggota populasi dalam penelitian
ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.3SKPD di Kabupaten Bengkulu SelatanNoSatuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD)Jumlah
1Inspektorat 1
2Badan7
3Dinas12
4Kantor5
Jumlah25
Sumber: Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan, 2009Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Bengkulu Selatan yang dimaksud pada tabel di atas terdiri
dari:
1. Inspektorat
2. Lembaga Teknis Daerah
a. 7 (tujuh) Badan
1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2) Badan Lingkungan Hidup
3) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan
4) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
5) Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
6) Badan Kepegawaian Daerah
7) Badan Pendidikan dan Pelatihanb. 5 (Lima) Kantor, yaitu:
1) Kantor Kebersihan dan Pertamanan2) Lingkungan Hidup3) Satuan
Polisi Pamong PRAJA4) Perpustakaan Dan Arsip Daerah5) Kesbang Pol
dan Linmas3.Dinas Daerah
Jumlah dinas di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah 12 Dinas,
yaitu:1. Dinas Energi dan Sumber daya Mineral
2. Dinas Pendidikan dan Olahraga
3. Dinas Pertanian dan Perikanan
4. Dinas Kelautan dan Perikanan
5. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
6. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga7. Dinas Pekerjaan Umum Cipta
Karya8. Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan
9. Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi
10. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
11. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah12.
Dinas KesehatanPenelitian ini mempergunakan jumlah sampel sebanyak
25 unit sampel berdasarkan jumlah populasi SKPD Pemerintah Daerah
Kabupaten Bengkulu Selatan.3.3.2 Teknik Sampling
Teknik sampling yang dapat digunakan dalam penelitian secara
garis besar terdapat dua jenis yaitu nonprobability sampling dan
probability sampling. Teknik sampling yang digunakan termasuk pada
non probability sampling, yaitu teknik sampling jenuh dengan
mempergunakan setiap SKPD Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu
Selatan dijadikan unit sampel sebanyak 25 sampel.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah merupakan hal yang sangat penting dalam
penelitian ini karena bagian ini merupakan bagian yang mempengaruhi
kualitas analisis yang di dalamnya mengandung informasi yang akan
berdampak pada ketepatan keputusan yang akan diambil (Kuncoro,
2003:18). Dalam pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan
baik yang menyangkut data primer maupun data sekunder sampai dengan
menarik kesimpulan untuk penulisan skripsi ini, penulis menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut :1. Penelitian Lapangan
(Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada objek
penelitian yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan
dengan menggunakan beberapa teknik yaitu sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Pengamatan ini
dilakukan untuk melihat secara langsung apakah pegawai di dalam
pekerjaannya mempunyai acuan dalam memanfaatkan informasi kinerja
instansi berdasarkan faktor-faktor rasional.
b. Kuesioner
Kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara
mengajukan serangkaian pertanyaan tertulis mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti kepada responden. Dalam hal
ini kuesioner akan diberikan penulis kepada responden yang bekerja
sebagai pegawai di Instansi Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan.
Pegawai diberikan suatu daftar pertanyaan, dan pegawai tersebut
dipersilahkan untuk menjawab sendiri. Keuntungan teknik pengumpulan
data dengan pengisian kuesioner adalah bahwa data yang dikumpulkan
dapat dalam jumlah yang cukup banyak atau lebih dari 1.2. Studi
Kepustakaan (Library Study)Yaitu penelitian yang mencari dan
mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti
untuk memperoleh data sekunder dengan cara membaca, mempelajari dan
mendalami literatur - literatur yang berhubungan dengan masalah
yang dibahas di dalam penelitian ini serta memperoleh landasan
teori yang cukup kuat untuk mempertanggungjawabkan analisis hasil
dan pembahasan masalah yang terjadi baik dari data yang diperoleh
atau dari kenyataan yang terjadi sebenarnya.
3.4 Metode Analisis yang Digunakan3.4.1 Pengujian Alat Ukur Data
Kuesioner
Data merupakan bagian yang sangat penting di dalam suatu
penelitiaan karena data merupakan alat pembuktian terhadap hasil
hipotesis pada akhir penelitian. Dalam penelitian ini teknik
pengambilan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner. Valid
tidaknya hasil data yang diperoleh tergantung bagaimana cara data
itu di kumpulkan. Dengan pengambilan data yang baik maka hasil
akhir yang diinginkankan akan dapat diterima dengan baik.
1. Uji Validitas
Validitas merupakan suatu tingkat kemampuan sebuah instrumen
untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran
dengan instrument tersebut. Suatu instrumen akan dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat
(Kuncoro, 2003:151).
Uji validitas dilakukan untuk menguji ketepatan setiap item
dalam mengukur instrumennya. Pengujian ini dilakukan dengan
mengkorelasikan skor item pernyataan dengan total skor totalnya.
Teknik yang akan digunakan dalam uji validitas ini adalah
mempergunakan nilai koefisien korelasi, menggunakan rumus Koefisien
Korelasi Product Moments Pearson sebagai berikut :
Keterangan:
r: Koefisien korelasi
n : Jumlah responden
Y: Jumlah skor total seluruh item
X: Jumlah skor tiap item
Setelah nilai korelasi (r) didapat, kemudian dihitung nilai
thitung untuk menguji tingkat validitas alat ukur penelitian dengan
rumus sebagai berikut:
Keterangan:
r: Koefisien korelasi
n: Jumlah responden
Setelah nilai thitung diperoleh, langkah selanjutnya adalah
membandingkan nilai t hitung tersebut dengan nilai ttabel pada
taraf signifikansi sebesar ( = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) =
n-2. Kaidah keputusannya adalah:
Jika thitung > ttabel , maka alat ukur atau instrumen
penelitian yang digunakan adalah valid.
Jika thitung ( ttabel , maka alat ukur atau instrumen penelitian
yang digunakan adalah tidak valid.
Uji validitas dilakukan terhadap alat ukur berupa kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel penelitian. Uji
validitas terhadap item-item pernyataan ini dilakukan dengan
menggunakan bantuan alat pengolahan data software SPSS.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji tingkat ketepatan yang
konstan atau tidak. Disamping itu uji reabilitas juga dimaksudkan
untuk mengetahui apakah kuesioner dapat diandalkan dalam mengukur
suatu jawaban dari suatu pertanyaan yang diajukan kepada auditor
yang bertindak sebagai responden. Menurut Kuncoro (2003:154)
pengujian terhadap tingkat reliabilitas dimaksudkan untuk
mengetahui apakah kuesioner dapat memberikan ukuran yang konstan
dan akurat atau tidak. Kuesioner yang reliable berarti mampu
mengungkapkan data yang dapat dipercaya. Koefisien keandalan
menunjukkan mutu seluruh proses pengumpulan data suatu penelitian.
Koefisien Alpha Cronbach ditunjukkan dengan:
Alpha (() =
di mana: k= jumlah item pernyataan yang membentuk variabel
= rata-rata korelasi antar item pernyataanTujuan perhitungan
koefisien keandalan adalah untuk mengetahui tingkat konsistensi
jawaban responden. Besarnya koefisien ini berkisar dari nol hingga
satu. Makin besar nilai koefisien, makin tinggi keandalan alat ukur
dan tingkat konsistensi jawaban. Uji reliabilitas dilakukan
terhadap alat ukur berupa kuesioner yang digunakan dalam penelitian
ini terhadap variabel penelitian. Suatu angket dikatakan reliabel
atau tidak dapat dilihat dari nilai cronbach alpha-nya, jika
cronbach alpha di atas 0,7, maka angket dikatakan reliabel
(Kuncoro, 2003). Uji reliabilitas terhadap variabel penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan bantuan alat pengolahan data software
SPSS.3.4.2 Analisis Statistik DeskriptifAnalisis Statistik
Deskriptif, yaitu untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul,
dengan maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi (Best, dalam Sukardi, 2007:157). Analisis statistik
deskriptif merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang mudah dibaca, dipahami, dan diinterpretasikan. Data yang
dianalisis merupakan data hasil pendekatan survei penelitian dari
penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan, kemudian dilakukan
analisa untuk menarik kesimpulan. Langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara sampling, yang
merupakan sebuah himpunan dari pengukuran-pengukuran yang dipilih
dari populasi penelitian. Sampel dipilih dengan menggunakan 1
(satu) unit sampel untuk setiap SKPD yang ada di Pemerintah Daerah
Bengkulu Selatan yaitu sebanyak 25 SKPD.
2. Alat pengumpulan data yang dipergunakan yaitu kuesioner untuk
memperoleh data dari elemen-elemen yang diselidiki dalam bentuk
daftar pernyataan dengan jawaban tertutup (pilihan jawaban). 3.
Setiap item pernyataan dari kuesioner tersebut merupakan pernyataan
positif yang memiliki 5 (lima) pilihan jawaban dengan masing-masing
nilai bobot yang berbeda, yaitu:
Jawaban Sangat Setuju,
memiliki nilai = 5
Jawaban Setuju,
memiliki nilai = 4
Jawaban Ragu-Ragu,
memiliki nilai = 3
Jawaban Tidak Setuju,
memiliki nilai = 2
Jawaban Sangat Tidak Setuju,
memiliki nilai = 1
4. Kuesioner kemudian disebar ke setiap SKPD di Pemerintah
Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan. 5. Setelah data terkumpul,
kemudian dilakukan pengolahan data, disajikan dalam bentuk tabel
dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif statistik. Untuk
menilai kondisi variabel X1, X2, X3 dan variabel Y, maka analisis
yang digunakan berdasarkan rata-rata dari masing-masing variabel.
Nilai rata-rata ini didapat dengan menjumlahkan data keseluruhan
dalam setiap variabel, kemudian dibagi dengan jumlah responden.
Rumus rata-rata adalah sebagai berikut:
Untuk Variabel XUntuk Variabel Y
Dimana:
= Rata rata X
= Rata rata Y
= Sigma (Jumlah)
Xi= Nilai X ke i Sampai ke n
Yi= Nilai Y ke i Sampai ke n
N= Jumlah Responden
6. Setelah didapat rata-rata dari masing-masing variabel
kemudian dibandingkan dengan kriteria yang ditentukan berdasarkan
nilai terendah dan nilai tertinggi dari hasil kuesioner.
Nilai terendah dan nilai tertinggi itu masing-masing penulis
ambil dari banyaknya pernyataan dalam kuesioner (setiap variabel
terdapat 5 pernyataan) dikalikan dengan skor terendah yaitu 1
(satu) untuk nilai terendah dan skor tertinggi yaitu 5 (lima) untuk
nilai tertinggi. Untuk variabel X1, X2 dan X3 nilai terendahnya
adalah (1 x 5) = 5 dan nilai tertingginya adalah (5 x 5) = 25. Atas
dasar nilai terendah dan tertinggi tersebut maka kriteria untuk
melihat variabel X, rentang (25 - 5 = 20) jadi 20 : 5 = 4, maka
hasil pengukuran ditentukan sebagai berikut:
Nilai 5 8, dirancang untuk kriteria Tidak Baik
Nilai 9 12, dirancang untuk kriteria Kurang Baik
Nilai 13 17, dirancang untuk kriteria Cukup Baik
Nilai 18 21, dirancang untuk kriteria Baik
Nilai 22 25, dirancang untuk kriteria Sangat Baik
Selanjutnya untuk pemanfaatan informasi kinerja (variabel Y),
caranya sama dengan penilaian untuk variabel X, dimana nilai
terendah dari variabel Y adalah 10 dari nilai tertinggi adalah 50.
Atas dasar nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut maka
kriteria untuk melihat variabel Y, rentang (50 - 10 = 40) jadi 40 :
5 = 8, maka ditentukan sebagai berikut:
Nilai 10 17, dirancang untuk kriteria Tidak baik
Nilai 18 25, dirancang untuk kriteria Kurang baik
Nilai 26 34, dirancang untuk kriteria Cukup baik
Nilai 35 42 dirancang untuk kriteria Baik
Nilai 43 50, dirancang untuk kriteria Sangat Baik
Setelah adanya analisis data antara data lapangan dengan data
kepustakaan kemudian diadakan perhitungan dari hasil kuesioner agar
hasil analisis deskriptif statistik ini dapat diandalkan.
3.4.3 Analisis Regresi LinierPenelitian yang dilakukan ini
bermaksud untuk mengungkapkan adanya pengaruh antara variabel bebas
(independent variable) dengan variabel terikat (dependent
variable). Dalam statistika, metode analisis yang sesuai dengan
permasalahan tersebut adalah analisis regresi, dimana suatu
variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebasnya. Variabel bebas
adalah variabel yang memberikan pengaruh pada variabel terikat,
sehingga variabel terikat tidak mungkin akan muncul tanpa adanya
variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diasumsikan
hanya muncul karena pengaruh variabel bebas tersebut. Pada bagian
sebelumnya telah ditentukan bahwa variabel terikat pada penelitian
ini adalah Pemanfaatan Informasi Kinerja (Y) sedangkan variabel
bebasnya adalah Sumberdaya (X1), Informasi (X2) dan Orientasi
Tujuan (X3). Pada penelitian ini terdapat 2 (dua) analisis data
yaitu:
1. Analisis pertama berupa pengaruh parsial variabel Sumberdaya
(X1), Informasi (X2) dan Orientasi Tujuan (X3) yang menjadi
variabel independen terhadap variabel dependennya yaitu Pemanfaatan
Informasi Kinerja (Y). Sehingga dianalisis pengaruh parsial
Sumberdaya (X1) terhadap Pemanfaatan Informasi Kinerja (Y),
pengaruh Informasi (X2) terhadap Pemanfaatan Informasi Kinerja (Y),
dan pengaruh Orientasi Tujuan (X3) terhadap Pemanfaatan Informasi
Kinerja (Y).2. Analisis kedua berupa pengaruh simultan Sumberdaya
(X1), Informasi (X2) dan Orientasi Tujuan (X3) yang menjadi
variabel independen terhadap variabel dependennya yaitu Pemanfaatan
Informasi Kinerja (Y).
Secara matematis, hubungan fungsional variabel dependen (Y) yang
dipengaruhi variabel-variabel independennya (X1, X2, dan X3), dapat
dinyatakan sebagai berikut :
1. Analisis Pengaruh Parsial
a.
b.
c.
2. Analisis Pengaruh Simultan
Pada analisis pertama disebut dengan model regresi linier
sederhana dan analisis kedua disebut model regresi linier berganda.
Disebut linier karena semua variabel yang terlibat pangkatnya satu,
disebut sederhana karena variabel independennya satu dan disebut
berganda karena variabel independennya lebih dari satu.3.4.3.1
Analisis Regresi Linier Sederhana
Secara matematis, hubungan fungsional pada penelitian ini yaitu
variabel terikat Y yang dipengaruhi variabel-variabel bebas secara
parsial oleh X1, X2, dan X3 dapat dinyatakan sebagai berikut:
a.
b.
c.
Persamaan di atas disebut dengan model regresi linier sederhana
(parsial). Dikatakan linier karena semua variabel yang terlibat
pangkatnya satu dan dikatakan sederhana (parsial) karena variabel
bebasnya hanya satu. Ada beberapa tahapan pengerjaan dalam proses
analisis regresi linier sederhana ini yaitu:
1. Pembentukan Model
Pembentukan model persamaan regresi linier sederhana dilakukan
untuk menentukan apakah variabel bebas mempunyai kontribusi atau
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Analisis
statistika yang tersedia untuk maksud ini disebut dengan
pembentukan model atau sering juga disebut dengan menguji model
persamaan yang terbentuk. Kemudian dengan suatu pengujian terhadap
koefisien regresi yang terbentuk maka dapat ditentukan keberartian
nilai koefisien regresi yang diperoleh, untuk selanjutnya proses
perhitungan dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan program
SPSS. 2. Menghitung b0, dan b1 atau b2 atau b3Hubungan fungsional
variabel Y yang dipengaruhi secara parsial oleh variabel X1, X2,
atau X3 dinyatakan dalam persamaan struktural. Model persamaan
sebelumnya dinamakan dengan model populasi, sedangkan model
sampelnya adalah:
a.
b.
c.
Keterangan :
bo disebut koefisien intercept yaitu yang menyatakan berapa
besarnya rata-rata Y jika X1 atau X2 atau X3 = 0
b1 sebagai koefisien regresi parsial antara Y atas X1 atau X2
atau X3 yang menunjukkan besarnya perubahan harga rata-rata Y jika
X1 atau X2 atau X3 berubah persatuan unit.
Untuk menghitung nilai-nilai b0, dan b1 dapat dihitung atas
dasar Least Square Method, yaitu dengan mencari hubungan linier
variabel terikat dan bebas yang akan meminimalkan jumlah kuadrat
deviasi dari garis linier yang terbentuk dengan titik-titik yang
terobservasi, dan untuk selanjutnya proses perhitungan dalam
penelitian ini dibantu dengan menggunakan program SPSS.3.4.3.2
Analisis Regresi Linier Berganda
Secara matematis, hubungan fungsional pada penelitian ini yaitu
variabel terikat Y yang dipengaruhi variabel-variabel bebas secara
simultan oleh X1, X2, dan X3 dapat dinyatakan sebagai berikut:
Persamaan di atas disebut dengan model regresi linier berganda
(multipel). Dikatakan linier karena semua variabel yang terlibat
pangkatnya satu dan dikatakan multipel karena variabel bebasnya
lebih dari satu. Ada beberapa tahapan pengerjaan dalam proses
analisis regresi linier berganda ini yaitu:
1. Pembentukan Model
Dalam penelitian sering timbul pertanyaan apakah perlu semua
variabel bebas itu digunakan untuk membuat prediksi mengenai harga
Y, atau cukup sebuah variabel saja yaitu X1 atau X2. Pertanyaan
seperti ini akan membawa pada suatu analisis yang bertujuan untuk
menentukan variabel bebas mana yang mempunyai kontribusi atau
pengaruh yang lebih besar terhadap variabel terikatnya. Analisis
statistika yang tersedia untuk maksud ini disebut dengan
pembentukan model atau sering juga disebut dengan Memilih Persamaan
Regresi Terbaik. Penelitian ini menggunakan Pembentukan Model
dengan Prosedur Backward (Bertahap). Tahap awal semua variabel
bebas dimasukkan ke dalam persamaan regresi. Kemudian dengan suatu
pengujian apakah variabel tersebut dimasukkan atau dikeluarkan dari
persamaan regresi, untuk selanjutnya proses perhitungan dalam
penelitian ini dibantu dengan menggunakan program SPSS. 2.
Menghitung b0, b1, dan b3Hubungan fungsional antara variabel Y
dengan variabel X1, X2, dan X3 dinyatakan dalam persamaan
struktural. Model persamaan tersebut dinamakan dengan model
populasi, sedangkan model sampelnya adalah:
Keterangan :
bo disebut koefisien intercept yaitu yang menyatakan berapa
besarnya rata-rata Y jika X1 = X2 = X3 = 0
bi sebagai koefisien regresi parsial antara Y atas Xi yang
menunjukkan besarnya perubahan harga rata-rata Y jika Xi berubah
persatuan unit.
Untuk menghitung nilai-nilai b0, b1, b2, dan b3 dapat dihitung
atas dasar Least Square Method, yaitu dengan mencari hubungan
linier variabel terikat dan bebas yang akan meminimalkan jumlah
kuadrat deviasi dari garis linier yang terbentuk dengan titik-titik
yang terobservasi, dan untuk selanjutnya proses perhitungan dalam
penelitian ini dibantu dengan menggunakan program SPSS.3.5
Rancangan Pengujian Hipotesis3.5.1 Penetapan Hipotesis Nol (Ho) dan
Hipotesis Alternatif (Ha)
Hipotesis yang akan diuji dan dibuktikan dalam penelitian ini
berkaitan dengan seberapa besar pengaruh dari variabel-variabel
bebas terhadap variabel terikatnya. Pengujian hipotesis yang akan
dilakukan adalah pengujian hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa
koefisien korelasi tidak berarti atau tidak signifikan. Sedangkan
hipotesis alternatif (Ha) menyatakan bahwa koefisien korelasi
berarti atau signifikan. Jika hipotesis nol (Ho) ditolak, maka
hipotesis alternatif (Ha) dapat diterima. Perumusan Ho dan Ha untuk
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Secara bersama-sama atau simultan
Ho : ( = 0Tidak terdapat pengaruh simultan secara signifikan
sumberdaya, informasi dan orientasi tujuan terhadap pemanfaatan
informasi kinerja Ha : ( 0Terdapat pengaruh simultan secara
signifikan sumberdaya, informasi dan orientasi tujuan terhadap
pemanfaatan informasi kinerjaSecara Parsial
Ho1 : ( = 0Tidak terdapat pengaruh parsial secara signifikan
sumberdaya terhadap pemanfaatan informasi kinerjaHa1 : ( 0Terdapat
pengaruh parsial secara signifikan sumberdaya terhadap pemanfaatan
informasi kinerja
Ho2 : ( = 0Tidak terdapat pengaruh parsial secara signifikan
informasi terhadap pemanfaatan informasi kinerjaHa2 : ( 0Terdapat
pengaruh parsial secara signifikan informasi terhadap pemanfaatan
informasi kinerja Ho3 : ( = 0Tidak pengaruh parsial secara
signifikan orientasi tujuan terhadap pemanfaatan informasi
kinerjaHa3 : ( 0Terdapat pengaruh parsial secara signifikan
orientasi tujuan terhadap pemanfaatan informasi kinerja3.5.2
Penetapan Tes Statistik dan Perhitungan Nilai Tes Statistik
1. Analisis Regresi Linier Berganda (Multipel)Mulitiple Linier
Regresion dan Corellation Analysis adalah teknik statistik yang
digunakan untuk mencari persamaan regresi, yang dapat digunakan
untuk meramal variabel terikat dari variabel bebas, mencari
kemungkinan kesalahan dan menganalisa hubungan antara sebuah
variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas, baik secara
simultan maupun parsial.
Persamaan analisis regresi linier secara umum untuk menguji
hipotesishipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = (0 + (1X1 + (2X2 + (3X3 + (Dengan:
Y: Pemanfaatan Informasi Kinerja
X1: SumberdayaX2: InformasiX3: Orientasi Tujuan(0: Konstanta,
merupakan nilai terikat, yang dalam hal ini adalah Y pada saat
variabel bebasnya adalah 0 (x1, x2, x3 = 0)
(1: Koefisien regresi multiple antara veriabel bebas X1,
terhadap variabel terikat Y, bila variabel x2, x3 dianggap
konstan.
(2: Koefisien regresi multiple antara veriabel bebas X2,
terhadap variabel terikat Y, bila variabel x1, x3 dianggap
konstan.
(3: Koefisien regresi multiple antara veriabel bebas X3,
terhadap variabel terikat Y, bila variabel x1, x2, dianggap
konstan.
(: Faktor penggangu di luar model
Arti koefisien ( adalah jika nilai ( positif (+), hal tersebut
menunjukkan hubungan searah antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Dengan kata lain, peningkatan atau penurunan besarnya
variabel bebas akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan
besarnya variabel terikat. Sedangkan jika nilai ( negatif (-),
menunjukkan hubungan yang berlawanan antara variabel bebas akan
diikuti oleh penurunan besarnya nilai variabel terikat dan
sebaliknya
2. Analisis Korelasi Berganda (Multiple)
Berdasarkan adanya regresi linier berganda ini, kemudian
dihitung besarnya koefisien korelasi secara keseluruhan (R) dan
koefesien determinasi (multi korelasi), yaitu R2 yang merupakan
bagian dari variasi total dalam variabel dependen yang dapat
dijelaskan variabel independen secara erat hubungan antara
keseluruhan variabel bebas (x1, x2, x3) dengan variabel terikat.
Koefisien korelasi tersebut diperoleh dari
(1-R2y.123) =(1-r2y1)(1-r2y2.1)(1-r2y3.21)
R2y.123 merupakan koefisien determinasi mulitiple-nya. Apabila
R2y.123 semakin mendekati 1, maka pengaruh seluruh variabel bebas
terhadap variabel terikatnya juga semakin tinggi.
3. Analisis Korelasi Parsial
Besarnya pengaruh masing-masing komponen variabel bebas secara
parsial terhadap variabel tidak bebas dapat diketahui dengan
menggunakan koefisien korelasi parsial. Koefisien korelasi parsial
antara masing-masing variabel independen tersebut dengan variabel
dependen dapat dihitung sebagai berikut :
Pada hakekatnya, nilai r berkisar antara -1 dan 1. Bila r
mendekati -1 atau 1, maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang
erat antara variabel bebas dengan variabel terikat. Bila r
mendekati 0, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat sangat lemah atau bahkan tidak ada.
Untuk menentukan kriteria interpretasi nilai hubungan r dan R,
penulis mendasarkan pada ketetapan yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2006:184), yaitu:
Tabel 3.4Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien
Korelasi r dan RInterval KoefisienTingkat Hubungan
0,00 0,199
0,20 0,399
0,40 0.599
0.60 0.799
0.80 1,000Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2006:184), yaitu:
3.5.3 Uji F
Uji F untuk menguji model regresi yang menjelaskan bentuk
hubungan dan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel tidak
bebas, digunakan uji F, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
dengan, R2 = Koefesien Determinasi
n = Ukuran Sampel
k = Banyaknya Variabel Bebas
Nilai F dari hasil perhitungan di atas kemudian diperbandingkan
dengan Ftabel atau F yang diperoleh dengan mempergunakan tingkat
risiko atau Significance 5% dan Degree of Freedom pembilang dan
penyebut, yaitu Vl = k dan V2 = (n-k-1) dimana kriteria yang
digunakan adalah:
Jika Fhitung ( Ftabel, maka Ho diterima
Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak
Bila terjadi penerimaan Ho, maka dapat diartikan sebagai tidak
signifikannya model regresi multiple yang diperoleh, sehingga
mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari
variabel-vartiabel independen secara bersama-sama (simultan
terhadap variabel dependen)
3.5.4 Uji t
Uji t untuk menguji pengaruh variabel bebas secara parsial
terhadap variabel terikat, digunakan penguji koefesien korelasi
secara parsial (uji t), yaitu dengan membandingkan ttabel dan
thitung yang dirumuskan sebagai berikut :
Masing-masing t hasil perhitungan ini kemudian dibandingkan
dengan ttabel yang diperoleh dengan menggunakan tarif nyata 0,05.
Uji hipotesis secara parsial Hol, Ho2, dan Ho3, menggunakan uji 2
pihak, dengan kriteria :
Ho diterima bila : -t( ( t ( t(Ho ditolak bila: t < -t( dan t
> t(Bila terjadi penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan suatu
pengaruh adalah tidak signifikan, sedangkan bila Ho ditolak artinya
suatu pengaruh adalah signifikan. Perhitungan statistik yang
digunakan dalam penelitian ini akan dihitung dengan menggunakan
program SPSS.
31
_1334744940.unknown
_1335971413.unknown
_1335972999.unknown
_1335973000.unknown
_1336203660.unknown
_1335972210.unknown
_1335972998.unknown
_1335971661.unknown
_1335971339.unknown
_1335971383.unknown
_1335971391.unknown
_1334744965.unknown
_1221395430.unknown
_1334744841.unknown
_1334744902.unknown
_1328009357.unknown
_1334744812.unknown
_1328009088.unknown
_1221395370.unknown
_1221395391.unknown
_1221395341.unknown