Top Banner
Asuransi Pendidikan dan Tabungan Pendidikan? No Way!! Posted by JrPlanner on Mar 27, 2010 in Biaya Pendidikan , Reksadana | 95 comments Hari ini anak gw akan berusia tepat 1 bulan, dan menurut rencana yang udah gw bikin, harusnya dalam beberapa hari ini gw udah harus memulai investasi untuk biaya pendidikan dia. Untuk instrumennya, sekali lagi gw pake reksadana saham. Kenapa? Karena dari sekian banyak produk investasi rutin di pasar saat ini, cuma reksadana saham yang bisa ngasih hasil paling maksimum sampai nanti anak gw kuliah (18 tahun dari sekarang) tapi dengan jumlah investasi rutin yang tidak terlalu tinggi. Dalam tulisan kali ini gw akan ngebahas secara umum mengenai kenapa gw milih reksadana (RD) dibandingkan produk lainnya disertai ilustrasi perbandingannya. Jika kita berbicara mengenai tabungan untuk biaya pendidikan, produk apa yang langsung muncul di kepala temen-teman? Ga mungkin salah deh, pasti cuma asuransi pendidikan dan tabungan pendidikan. Terbukti juga dua produk ini lumayan laku di Indonesia, khususnya untuk kalangan orang tua muda yang baru merencanakan tabungan pendidikan. Berikut sekilas deskripsinya: 1. Asuransi Pendidikan: Produk dari perusahaan asuransi yang berupa tabungan pendidikan dan sekaligus menyediakan proteksi jiwa dan kesehatan untuk anak. Tabungan rutin yang masuk akan dialokasikan untuk premi asuransi dan sisanya akan diinvestasikan di instrumen-instrumen investasi. Biasanya produk ini disertai juga dengan ilustrasi berapa jumlah uang yang bisa diambil pada tahun-tahun tertentu sesuai dengan usia masuk sekolah anak. 2. Tabungan Pendidikan: Tabungan berjangka yang dikeluarkan bank dengan bunga diatas tabungan biasa dimana jangka waktunya akan didesain sesuai dengan kebutuhan pembiayaan sekolah anak. Jika pengambilan uang dilakukan tidak sesuai masa kontrak maka akan dikenakan denda. Gw sendiri sempet tertarik pada kedua produk tersebut dan akhirnya gw melakukan survey kecil-kecilan di beberapa bank dan perusahaan asuransi. Hasilnya? Ga jadi tertarik deh, hehehe. Alesannya gw jelasin dengan simulasi perbandingan aja kali yah. Simulasi ini akan membandingkan antara asuransi pendidikan, tabungan pendidikan dan investasi langsung pada reksadana (ditambah asuransi kesehatan). Basic simulasi ini menggunakan patokan dari ilustrasi produk asuransi pendidikan milik salah satu asuransi asing yang berkolaborasi dengan bank terbesar di Indonesia. Ada beberapa paket yg ditawarin, tergantung dari kemampuan pembayaran premi bulanan / tahunan. Untuk keperluan simulasi gw cuma ngambil salah satu paket pendidikannya yang detail asumsinya sbb:
47

Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

Jan 31, 2016

Download

Documents

Asuransi Pendidikan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

Asuransi Pendidikan dan Tabungan Pendidikan? No Way!!Posted by JrPlanner on Mar 27, 2010 in Biaya Pendidikan, Reksadana | 95 comments

Hari ini anak gw akan berusia tepat 1 bulan, dan menurut rencana yang udah gw bikin, harusnya

dalam beberapa hari ini gw udah harus memulai investasi untuk biaya pendidikan dia. Untuk

instrumennya, sekali lagi gw pake reksadana saham. Kenapa? Karena dari sekian banyak produk

investasi rutin di pasar saat ini, cuma reksadana saham yang bisa ngasih hasil paling maksimum

sampai nanti anak gw kuliah (18 tahun dari sekarang) tapi dengan jumlah investasi rutin yang tidak

terlalu tinggi. Dalam tulisan kali ini gw akan ngebahas secara umum mengenai kenapa gw milih

reksadana (RD) dibandingkan produk lainnya disertai ilustrasi perbandingannya.

Jika kita berbicara mengenai tabungan untuk biaya pendidikan, produk apa yang langsung muncul

di kepala temen-teman? Ga mungkin salah deh, pasti cuma asuransi pendidikan dan tabungan

pendidikan. Terbukti juga dua produk ini lumayan laku di Indonesia, khususnya untuk kalangan

orang tua muda yang baru merencanakan tabungan pendidikan. Berikut sekilas deskripsinya:

1. Asuransi Pendidikan: Produk dari perusahaan asuransi yang berupa tabungan pendidikan dan

sekaligus menyediakan proteksi jiwa dan kesehatan untuk anak. Tabungan rutin yang masuk akan

dialokasikan untuk premi asuransi dan sisanya akan diinvestasikan di instrumen-instrumen

investasi. Biasanya produk ini disertai juga dengan ilustrasi berapa jumlah uang yang bisa diambil

pada tahun-tahun tertentu sesuai dengan usia masuk sekolah anak.

2. Tabungan Pendidikan: Tabungan berjangka yang dikeluarkan bank dengan bunga diatas tabungan

biasa dimana jangka waktunya akan didesain sesuai dengan kebutuhan pembiayaan sekolah anak.

Jika pengambilan uang dilakukan tidak sesuai masa kontrak maka akan dikenakan denda.

Gw sendiri sempet tertarik pada kedua produk tersebut dan akhirnya gw melakukan survey kecil-

kecilan di beberapa bank dan perusahaan asuransi. Hasilnya? Ga jadi tertarik deh, hehehe.

Alesannya gw jelasin dengan simulasi perbandingan aja kali yah.

Simulasi ini akan membandingkan antara asuransi pendidikan, tabungan pendidikan dan

investasi langsung pada reksadana (ditambah asuransi kesehatan). Basic simulasi ini

menggunakan patokan dari ilustrasi produk asuransi pendidikan milik salah satu asuransi asing

yang berkolaborasi dengan bank terbesar di Indonesia. Ada beberapa paket yg ditawarin,

tergantung dari kemampuan pembayaran premi bulanan / tahunan. Untuk keperluan simulasi gw

cuma ngambil salah satu paket pendidikannya yang detail asumsinya sbb:

Investasi / tabungan per tahun: Rp 6 juta (Rp 500 ribu / bulan)

Asumsi ketersediaan dana yang bisa ditarik: Pada tahun ke 5 atau saat masuk SD (Rp 5 juta), saat

masuk SMP (Rp 7.5 juta), saat masuk SMA (Rp 10 juta) dan saat masuk universitas (Rp 20 juta).

Keterangan tambahan: produk ini menggunakan asumsi bunga 14% / tahun

So, dengan rencana nabung rutin per bulan sampe anak gw berumur 18 tahun, gini nih hasil

simulasinya:

Page 2: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

Mari kita bahas detail simulasi satu persatu: (oiya, simulasi ini dilakukan di excel dengan

menggunakan rumus FV sederhana, so silakan dilakukan sendiri jika ingin ngebuktiin or ngerubah2

asumsi bunga dll).

1. Asuransi Pendidikan. Simulasi ini murni gw salin dari ilustrasi yang gw dapet dari seorang mas2

marketing asuransi di bank yang dengan semangat dan PD-nya berusaha ngeyakinin gw kalo ini

adalah produk pendidikan yg terbaik di Indonesia. Seng ada lawan deh pokoknya. Alesannya,

produk ini bisa nyediain uang pendidikan yg besar di tiap jenjang pendidikan. Bahkan dilengkapi

juga dengan asuransi jiwa dan asuransi kesehatan sehingga orangtua ga perlu khawatir lagi dengan

masa depan anak. Yah, apa lo kate deh mas. Yang jelas, total duit yg gw dapet selama 18 tahun itu

(termasuk uang yg diambil di tiap jenjang pendidikan) akan sebesar Rp 252,7 juta.

2. Tabungan Pendidikan. Simulasi ini gw dapet dari CS sebuah bank Indo Malaysia. Suku bunga yg

gw ambil sebesar 7% sebenarnya adalah suku bunga untuk kontrak lebih dari 5 thn. Kalo kurang

dari itu bunganya lebih rendah. Bunga ini merupakan yang tertinggi yang bisa gw peroleh dari hasil

survey produk sejenis di beberapa bank di Jakarta. Ini masih jauh lebih tinggi dibanding bunga

tabungan rencana milik sebuah bank bumn yg sebenarnya sangat populer di Indonesia. Bayangin

aja, tu tabungan rencana cuma ngasih 5% untuk jangka waktu 15-20 tahun. Oiya, semua bunga ini

masih gross, so mesti dipotong pajak lagi 20%. Jadinya total setelah 18 tahun adalah Rp 166,9 juta.

3. Reksadana + Asuransi Kesehatan. Ini simulasi gw sendiri dengan asumsi setiap bulan gw harus

nabung or investasi sendiri di produk reksadana sejumlah maksimal Rp 500 ribu, biar sama ama

simulasi untuk 2 produk yang lain. Khusus untuk simulasi ini, gw masukin juga asuransi kesehatan

murni dibeli sendiri dengan premi Rp 76.505 per bulan. So yang akan gw masukin sebagai investasi

di reksadana tiap bulan adalah sejumlah Rp 423.425. Jadi totalnya tetap Rp 500 ribu or Rp 6 juta

per bulan. Sedikit tambahan, asuransi kesehatan yg gw ambil merupakan paket perlindungan

termurah di salah satu perusahaan asuransi lokal namun bisa ngasih perlindungan yang jauh lebih

tinggi dan lengkap (lihat tabel) plus benefit rawat inap dll. Gw ga pake asuransi jiwa karena emang

anak gw blom butuh (lihat postingan sebelumnya). Hasilnya? Rp 379,6 juta.

Kesimpulannya gimana? Ternyata dengan asumsi pengambilan dana yang sama selama periode

menabung dan tingkat suku bunga yang sama (kecuali untuk tabungan yg memang dah ditentukan

dari awal), maka simulasi no 3 (reksadana + asuransi kesehatan)adalah alternatif terbaik karena

bisa ngasih hasil paling optimal. Gampangnya liat aja total dana yang dikumpulin selama 18 tahun,

hasil skenario ini ternyata 50% lebih tinggi dibanding skenario dengan asuransi pendidikan dan

Page 3: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

127% lebih tinggi daripada hasil skenario tabungan pendidikan. Padahal sebenarnya jumlah yg

diinvestasiin per bulannya ga full Rp 500 ribu karna dipotong ama premi asuransi kesehatan juga.

Bayangin aja gimana kalo kesehatan anak udah dicover ama kantor dan total budget Rp 500 ribu

sepenuhnya dipake untuk investasi. Bakal lebih gede lagi pastinya.

So, begitulah dasar kenapa gw akhirnya mutusin untuk pake reksadana aja untuk nyiapin dana

pendidikan anak gw yang rencananya akan gw mulai beberapa hari lagi. Asuransi kesehatan sendiri

ngga gw pake, karna kebetulan udah di cover ama asuransi kantor. Paling rencananya mo ngambil

asuransi kesehatan jenis hospital benefit aja untuk nambah-nambahin kalo ada rawat inap (tentunya

dengan premi yang lebih murah lagi). Belum lagi karna gw pakenya reksadana saham, harusnya

return yang bisa gw dapet (average) bisa jauh di atas 14% (historical returnnya bisa diliat-liat

di Infovesta or portal reksadana). Tapi cara ini emang butuh tambahan effort lagi sih, kayak mesti

nyari-nyari produk reksadana plus asuransi kesehatan (kalo perlu) yang tepat. Belom lagi kalo bayar

bulanannya ngga pake autodebet, artinya kita mesti bela-belain dateng ke bank penjual setiap

bulannya. Tapi gpp lah, hasilnya sebanding kok.

Overall, kalo mo bener-bener dibandingin, menurut gw tabungan pendidikan bukanlah pilihan untuk

ngumpulin dana pendidikan. Kenapa? Karena produk ini ga akan bisa ngasih return tinggi, paling

banter juga bunga nett nya dikisaran SBI doang. Gimana dengan asuransi pendidikan? Secara

return sih lumayan oke karena pada dasarnya asuransi pendidikan menginvestasikan sebagian

premi ke produk-produk pasar modal (sesuai pilihan kita) yang serupa dengan reksadana. Bedanya,

ada alokasi premi untuk asuransi jiwa (yang sebetulnya ngga dibutuhin) dan asuransi kesehatan

serta investment fee yg lebih besar sehingga return yang dihasilkan menjadi lebih kecil dari

reksadana namun tetap masih di atas tabungan pendidikan. Buat temen-temen yang ngga mau

repot untuk ngurusin investasi rutin bisa aja ngandelin produk ini sebagai pilihan utama. Tapi kalo

mau hasil yang maksimal tapi mesti disiplin dan sedikit capek, reksadana is the best.

Oiya, biasanya ada satu hal yang sering jadi andalan dalam penjualan asuransi pendidikan (dan

juga asuransi jenis lainnya) yaitu rider berupa premium waiver kalo terjadi apa-apa dengan kita

(kepala keluarga). Dengan waiver itu maka premi untuk pendidikan anak akan terus dilanjutkan oleh

perusahaan asuransi sampe jangka waktu yang disepakati di awal. Trus kalo pake reksadana

gimana? Well, menurut gw sih kalo temen-temen melakukan perencanaan keuangan keluarga

dengan baik maka hal ini bukanlah masalah. Investasi rutin di reksadana ini harusnya udah

termasuk dalam penghitungan family cash flow yang nantinya jadi dasar untuk ngitung nilai uang

pertanggungan asuransi jiwa sang kepala keluarga. So kalo sesuatu terjadi pada kita maka return

dari asuransi yg diperoleh bisa dipake oleh istri or ahli waris kita untuk terus ngebayarin investasi

rutin ini sampe anak kita kuliah nanti.

Mudah-mudahan sharing gw tentang perbandingan alternatif menyiapkan dana pendidikan

anak bisa jadi bahan pertimbangan juga untuk temen-temen yang saat ini sedang mulai nyari-nyari

produk yang tepat untuk mulai ngumpulin dana pendidikan anak. Saran gw, teliti dulu kesesuaian

dengan kebutuhan sebelum membeli. Selalu lakukan perbandingan dan jangan gampang terbujuk

cerita sang penjual produk.

Selamat berinvestasi…

Page 4: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

95 COMMENTS

1.

Aris Sunaryo / March 30, 2010

Mas Planner apakah sudah diperhitungkan juga meninggal di tahun pertama untuk yang pilihan

Reksadana + kesehatan?

Kalau di pilihan Asuransi kan dapat santunan 80 jt plus tahapan buat anak tetap terjamin.

Reply

2.

Junior Planner / March 30, 2010

Halo Pak Aris.

Asuransi sebesar 80 juta itu kan hanya berupa asuransi jiwa utk anak, bukan utk orangtua sebagai

penanggung. Anak yg belum dewasa tentu belum butuh asuransi jenis ini. Untuk mengantisipasi

risiko seperti yg Pak Aris bilang maka para orangtua sudah seharusnya menggunakan asuransi jiwa

pribadi.

Reply

3.

Aris Sunaryo / March 31, 2010

Mas Planner, kalau Asuransi Pendidikan kan ada jaminan dana pendidikan anak tetap keluar meski

ortunya meninggal di tahun pertama.

Artinya, angka premi untuk Reksadana + AsKes harus ditambah juga premi Asuransi Jiwa dengan

UP sebesar Total Dana yang dibutuhkan anak sampai usia 18 atau 20 thn. Benar nggak Mas

Planner? Mohon Pencerahan.

Reply

4.

Crey / March 31, 2010

Page 5: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

halo JP (atau boleh dipanggil jupe? :p), postingan ini menarik bgt… kebetulan gw baru abis

ngelahirin dan lagi mikir2 mau taro dimana dana pendidikan buat anak… Kemarin sempet ikut

tabungan pendidikan, tp returnnya asli kecil bgt ya, ga sesuai dg inflasi nantinya.. so, kayanya RD is

the best option ya tinggal dicombine dengan Askes buat si baby…

Reply

5.

Junior Planner / March 31, 2010

Betul skali pak. Tentu setiap orangtua udah sewajarnya melindungi diri dgn asuransi jiwa pribadi.

Karna itu nilai UP yg diambil harus dihitung dgn cermat, dgn memasukkan juga investasi rutin untuk

dana pendidikan anak ke dlm komponen penghitungan UP. Jadi jika orangtua meninggal bulan

depan pun, UP tsb bisa ditabung dgn imbal hasil bulanan yg bisa mencukupi kebutuhan hidup anak,

ternasuk kebutuhan investasi rutin dana pendidikan. Dgn demikian maka tahapan pendidikan anak

sampai lulus kuliah nanti akan tetap terjamin.

Singkatnya sih saya memisahkan komponen asuransi jiwa utk saya pribadi dgn kebutuhan dana

pendidikan utk anak. Alat proteksi utk dana tersebut saya masukkan ke dalam perhitungan UP.

Itulah kenapa saya tidak begitu setuju dgn konsep asuransi pendidikan yg ditawarkan ke saya.

Mungkin akan lain ceritanya kalau ada asuransi pendidikan yg mengcover jiwa saya sbg orangtua

dan bukannya mongcover jiwa si anak. Atau ada tapi saya ngga tau yah? Kalau ada sih kayanya

menarik tuh, hehehe.

Demikian penjelasan saya pak, mudah-mudahan bisa menjawab pertanyaan bapak.

Reply

o

neng / August 7, 2015

ini postingan lama ya JP, sekarang asuransi pendidikan itu yg dicovernya jiwa orang tuanya qo. Jd

kalo sesuatu terjadi sama ortunya, dana jd di UP

Reply

JrPlanner / August 18, 2015

Page 6: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

Yes, postingan tahun 2010. Jadi maksudnya sama saja dengan asuransi biasa ya mbak? Jika terjadi

sesuatu dengan ortu makan UP keluar menjadi milik ahli waris?

Reply

6.

Dhanika / April 5, 2010

Hi JP. Salam kenal, saya Dhanika punya baby usia 12 bulan,dan sudah merencanakan dana

pendidikan utk anak saya. Planning saya bagi menjadi dua, pertama untuk short term (TK – SMA)

saya pilih untuk menabung sendiri dan saya putar sendiri dana-nya ke berbagai instrumen investasi,

saat ini sih baru obligasi.

untuk long term (biaya kuliah) saya berencana untuk menggunakan asuransi pendidikan, yaitu

tabungan yang diproteksi, jadi kalau ada apa2apa dengan saya maka tabungan akan diteruskan

oleh perusahaan asuransi. Saat ini saya sedang nego dengan agen Pru. Kendala yang saya hadapi

adalah sang agen ini menawarkan produk yang melebihi kebutuhan saya, yaitu ditambah asuransi

jiwa, asuransi kecelakaan, dan asuransi kesehatan.

walaupun sang agen mengatakan bahwa asuransi jiwa + kecelakaan + kesehatan ini gratis dan

sudah satu paket, saya tetap tidak percaya karena, come on, tidak ada yang gratis. Premi yang saya

bayarkan pasti dipotong untuk asuransi tambahan ini.

Pertanyaan saya kepada anda pak JP, apakah asuransi pendidikan yang ditawarkan begini semua

(menawarkan paket yg tdk perlu) atau saya bisa nego untuk mendapatkan produk asuransi yg saya

butuhkan ?

terima kasih sarannya.

Reply

o

neng / August 7, 2015

mungkin komen saya telat ya,, haha,, tapi ga apa deh dari pada ga sama sekali.

Dhanika, setau saya ada produk asuransi yg udah sepaket, jadi kita ga bisa milih2 sesuai kebutuhan

kita, tapi ada juga produk yang fleksibel tergantung kebutuhan. Misal butuh nya jiwa saja, ya dibikin

yg jiwa saja. Butuhnya jiwa sama investasi, ya cuma jiwa n investasi aja. Ketauan banget ya bahasa

marketingnya? haha,,

Tapi tenang, saya bukan agen qo, cuma menyampaikan aja

Page 7: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

Reply

o

Dana / September 2, 2015

Bu memang setiap asuransi itu ada biaya asuransinya tapi memang tidak mahal, kesehatan,

kecelakaan dan up itu di peruntukan bagi pemegang polis yaitu ibu, karena anak umur satu tahun

kan belum bisa membiayai premi bulanan, dan manfaat itu memang sudah di berikan secara

otomatis, dg tetap mengamankan nilai investasi untuk pendidikan si anak

Reply

JrPlanner / September 11, 2015

Saya setuju bahwa biaya asuransi itu ada dan memang wajar karena ada jasa yang ditawarkan

disana. Untuk kebutuhan ibu Dhanika disini harus diliat lagi dengan detail. Jika memang niatnya

adalah investasi untuk anak, maka akan lebih baik menggunakan instrumen investasi yang sesuai.

Asuransi jiwa pribadi ditambahkan didalamnya untuk mengamankan inventasi tsb. Tidak perlu ada

penambahan asuransi jika saat ini ibu Dhanika sudah memiliki asuransi dengan uang

pertanggungan yang sesuai dengan kebutuhan.

Reply

7.

Dhanika / April 5, 2010

Hi JP. Salam kenal, saya Dhanika punya baby usia 12 bulan,dan sudah merencanakan dana

pendidikan utk anak saya. Planning saya bagi menjadi dua, pertama untuk short term (TK – SMA)

saya pilih untuk menabung sendiri dan saya putar sendiri dana-nya ke berbagai instrumen investasi,

saat ini sih baru obligasi.

untuk long term (biaya kuliah) saya berencana untuk menggunakan asuransi pendidikan, yaitu

tabungan yang diproteksi, jadi kalau ada apa2apa dengan saya maka tabungan akan diteruskan

oleh perusahaan asuransi. Saat ini saya sedang nego dengan agen Pru. Kendala yang saya hadapi

adalah sang agen ini menawarkan produk yang melebihi kebutuhan saya, yaitu ditambah asuransi

jiwa, asuransi kecelakaan, dan asuransi kesehatan.

Page 8: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

walaupun sang agen mengatakan bahwa asuransi jiwa + kecelakaan + kesehatan ini gratis dan

sudah satu paket, saya tetap tidak percaya karena, come on, tidak ada yang gratis. Premi yang saya

bayarkan pasti dipotong untuk asuransi tambahan ini.

Pertanyaan saya kepada anda pak JP, apakah asuransi pendidikan yang ditawarkan begini semua

(menawarkan paket yg tdk perlu) atau saya bisa nego untuk mendapatkan produk asuransi yg saya

butuhkan ?

terima kasih sarannya.

Reply

8.

Junior Planner / April 6, 2010

Salam kenal juga mbak dhanika.

Saya setuju dgn pendapat mbak, krn sepanjang (sependek kali yah ;p) yg saya tau, semua asuransi

pendidikan pd dasarnya adalah asuransi jiwa yg dimodiv dgn instrumen investasi sehingga menjadi

semacam tabungan dgn menggunakan proteksi. Nah, namanya jg asuransi, produk utamanya tentu

saja adalah proteksi, bukan investasi, sehingga return yg diperoleh jg tidak akan maksimal.

Saran saya, jika mbak ingin agar tabungan pendidikan anak terproteksi dgn baik maka ambilah

asuransi jiwa murni (untuk diri mbak sendiri) dgn uang pertanggungan yg cukup bagi ahli waris utk

terus melanjutkan tabungan pendidikan tsb sampai masa kuliah nanti. Strategi inilah yg saya

terapkan di keluarga kecil saya saat ini.

Kalaupun produk asuransinya mau dinego sesuai kebutuhan, mintalah proteksi yg seminimal

mungkin (mungkin cukup asuransi jiwa dgn UP kecil plus premium waiver saja), maksimalkan di

porsi investasinya. Cara ini lumayan oke jika tidak ada alternatif lain walau pun return yg diperoleh

akan lebih rendah dari investasi di produk khusus investasi. Jika memang alternatif ini yg dipilih,

coba mbak lakukan simulasi sederhana utk membandingkan return dari asuransi tsb (berdasarkan

ilustrasi asuransi) dgn hasil investasi jika porsi premi rutinnya diinvestasikan di tempat lain dgn

tingkat return yg sama dgn ilustrasi asuransi. Pakai simulasi ini sbg benchmark utk mengatur

komposisi max dari asuransi yg ditawarkan.

Demikian sumbang saran saya, mudah2an cukup menjawab. Jika ada yg masih kurang jelas, dgn

senang hati saya akan berusaha membantu berbagi ide dan pengalaman. Financial planning bagi

keluarga muda merupakan hal yg sangat menarik utk didiskusikan 

Page 9: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

Reply

o

Dana / September 2, 2015

Mas jp maaf saya sangkal, skrg jamannya unit link bukan asuransi tradisional yg hanya

mengutamakan asuransi jiwanya, skrg juga ada yg memang khusus untuk pendidikan, kita memang

gk minta tapi jika terjadi resiko pada pemegang gk mungkin kan si anak yg melanjutkan

tabungannya, jadi manfaat itu walau terjadi masalah pada pemegang polis tabungan pendidikan

anak tetap lanjut sampai usia anak 25thn, saat dia sd smp sma sampai kuliah dananya itu tetap ada,

itu ilmu yg saya dapat

Reply

JrPlanner / September 11, 2015

Siang Dana, thanks untuk komennya. Saya lurusin ya, asuransi jiwa sendiri saat ini ada beberapa

macam yang ditawarkan di pasaran, termasuk unitlink dan termlife. Pemilihannya bukan tergantung

jaman, tapi tergantung kebutuhan 

Mengenai risiko yang terjadi pada orang tua, telah saya bahas juga ditulisan yang lain. Risiko

pemegang polis sudah harus diperhitungkan dan merupakan komponen terpenting dari skema ini.

Intinya, penting sekali bagi orang tua untuk menghitung besaran uang pertanggungan dalam

membeli polis asuransi jiwa pribadi. Uang pertanggungan ini harus bisa mengcover biaya hidup

keluarga, termasuk juga semua investasi rutin utk keluarga. Jika hitungan uang pertanggungan ini

sudah tepat, tidak akan ada lagi isu mengenai kelangsungan investasi pendidikan ini. Demikian

penjelasannya ya…

Reply

9.

Anonymous / April 11, 2010

Page 10: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

selalu ternganga-nganga setiap baca postingan soale kayak begini… mas mau tau juga dong mas

ikut reksadana nya dmn???

Reply

10.

Junior Planner / April 11, 2010

Selama ini saya selalu beli di mandiri krn kbetulan udah punya rekening dan lokasi kantor

cabangnya ada yang dekat dgn kantor saya

Reply

11.

Night Elf / April 20, 2010

hi, postingannya menarik, boleh saya link?

kebetulan saya juga pernah buat excelnya antara RD dan asuransi pendidikan (tapi tabungan

pendidikan tidak ikut dihitung, karena tidak masuk dalam pertimbangan saya).

memang RD lebih baik retur-nya.   hanya bedanya soal kedisiplinan masing2 pribadi..

Reply

12.

Erast2002 at yahoo jp / April 30, 2010

Great posting! Alurnya persis dengan pemikiran saya waktu mengambil keputusan. Tapi hasilnya

agak beda.

Waktu itu hasil pilihan saya adalah ke tabungan pendidikan di bank yang mas sebutkan di atas.

Kenapa bukan asuransi pendidikan? karna dari simulasi hasil ternyata masih lebih kecil, dan kita

gak megang uangnya (masih hanya berupa janji).

Kenapa bukan reksadana? Bagaimanapun juga reksadana adalah investasi, dan setiap investasi

ada resiko naik turun. Memang bisa diredam dengan memperpanjang waktu investasi, tapi resiko

tetap ada.

Page 11: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

Kenapa tabungan pendidikan?

Dari segi resiko, tidak ada resiko turun. Dari pendapatan dari bunga. Karna saya ngambil 5 tahun,

bunga yang dijamin adalah 12% (saat itu loh, 4 tahun lalu. Sekarang sih udah 7%).

Jadi, berdasarkan resiko, kemungkinan pendapatan akan hasil saat itu, saya memilih tabungan

pendidikan.

Karna bukan reksadana, saya gak perlu khawatir naik turun dan gak perlu ngecek fundfact tiap

bulan. 

Karena bukan asuransi, saya bisa menikmati hasil yang lebih besar.

Dan, tahun depan uangnya cair deh… Tinggal lihat lagi pilihan2 apa yang ada.

Sekali lagi, great posting!

Reply

13.

Junior Planner / May 6, 2010

Thanx erast utk komennya. Saya setuju dgn pendapat anda ttg asuransi pendidikan. Sedikit

menambahkan, jika yg kita bahas adalah RD secara umum maka sebenarnya risiko investasi bisa

dimininalisir dgn pemilihan jenis RD itu sendiri. Tp yg paling dasar, semua berpulang pd faktor

tingkat toleransi risiko masing2 orang, yg tentu akan berpengaruh pada jumlah investasi rutin.

Kenapa saya pake RD saham? Pertama, krn investasi saya adlh utk jangka panjang dimana scara

historis produk RD ini mampu memberikan rata2 return pertahun di atas 25% sejak tahun 1997, pdhl

terdapat 2 periode krisis yg parah dlm rentang wkt tsb. Kedua, krn keterbatasan kemampuan dana

dlm investasi bulanan, maka hanya RD saham yg bisa memberikan return sesuai dgn proyeksi

kebutuhan dana saya di masa depan dengan investasi rutin yg terjangkau buat saya (akan saya

bahas lebih lanjut di sharing berikutnya).

Namun utk kebutuhan jk pendek (kurang dari 5thn, utk dana masuk playgroup dan TK), saya setuju

dgn anda utk tidak menggunakan RD saham. Namun sedikit beda, saya memilih utk berinvestasi di

RD pasar uang dibanding tabungan. Kenapa? Krn RD ini sangat rendah risiko dan selalu

memberikan return diatas bunga deposito. Jelas ini lebih menguntungkan dibanding tabungan

rencana yg memberikan bunga hanya 1% di atas bunga tabungan biasa, ditambah lagi dgn

potongan pajak.

Reply

14.

Page 12: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

Junior Planner / May 9, 2010

Mas ihwan, mohon maaf kalo komen anda saya hapus krn blog ini bukan utk beriklan. Terima kasih.

Reply

15.

hime / May 14, 2010

mas..bisa kasi info asuransi kesehatannya yg dipake di simulasi itu..

sy baru nemu dgn premi murah di sinarmas, tp sistemnya reimburs..

nah yg mas pake di simulasi apa y?

thx

Reply

16.

Junior Planner / May 14, 2010

dear hime,

kebetulan saya memang menggunakan asuransi sinar mas utk simulasi ini (Simas Sehat Executive:

Plan D – no coverage in Japan, USA & Canada). Memang sistem asuransi ini adalah reimburse dan

saya gunakan utk simulasi ini agar sebanding dengan produk asuransi pendidikan yg juga

menggunakan sistem reimburse utk raiders kesehatan.

Reply

17.

hime / May 17, 2010

ok..tq mas JP

Reply

18.

Anonymous / May 22, 2010

wah thanks atas info nya.. jadi smakin yakin dengan my current move. btw, kalo saya pake

tabungan pendidikan krn fleksibel bisa diambil sewaktu2 stelah 1 thn jalan asal balance gak kurang

Page 13: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

dari sekian persen (lupa) dan bila ortu passed away akan diteruskan cicilan bulanannya (asuransi).

maksud saya, dengan uang tabungan tsb, bila ortu passed away, tetep masih bisa transfer ke reksa

dana setiap sekian bulan stelah dana di tabungan pendidikan terkumpul untuk bisa diambil…

begitu… btw, skrg juga ada reksadana pendidikan juga bukan yg ada cicilan bulanannya…tapi spt

nya tdk ada asuransi bila ortu passed away ya…

Reply

19.

Anonymous / May 22, 2010

Saya pernah pake Tabungan Pendidikan dari bank N***. Saat itu ikut yg 5 thn dengan perbulan 500

rb. Saat tahun ke 4 butuh dana beberapa juta dan ingin menarik sebagian dana yg ada. Ternyata

nggak bisa sehingga harus di tutup di tahun ke 4 itu dengan kena penalti 2 jutaan. Artinya tidak

bebas mengambil saat butuh dana (ada penalti yg lumayan).

Dana yg terkumpul akhirnya saya masukkan ke sebuah BPRS yang bisa memberikan imbal hasil

diatas 10% bahkan pernah 14%. Ternyata lebih untung dibanding suku buku tabungan pendidikan di

Bank N tadi yg cuma bisa ngasih 10%.

Sekarang strategi saya untuk dana pendidikan anak adalah, pertama menghitung total perkiraan

dana pendidikan sampai kuliah dan untuk proteksinya membuat Asuransi Jiwa murni sebesar

perkiraan dana tersebut. Kedua, untuk biaya SD saya masukkan dana di Deposito Syariah di BPRS

tsb dimana return rata-rata 11 s/d 14%. Untuk biaya SMP sampai S1 saya ambil reksadana

Campuran di scroeder dan Reksadana Saham di Manulife.

Untuk catatan, Deposito Syariah di BPRS ternyata bisa diambil kapan saja tanpa kena penalti dan

bagi hasilnya saya minta transfer otomatis ke rek khusus dimana dana di rek khusus tsb untuk biaya

membayar premi asuransi term life syariah. Insya Allah, premi asuransi sudah tercover dari bagi

hasil yg didapat.

Reply

20.

Junior Planner / May 22, 2010

@anonymous1: thanx for sharing. Jgn lupa benar2 dipastiin bahwa return yg di dapat memang

sesuai dgn kbutuhan di masa depan.

@anonymous2: thanx for sharing. Info yg menarik nih ttg fleksibilitas tabungan pendidikan

(anonymous1 mungkin perlu konfirm nih ke bank, jgn sampe terulang kejadian yg sama). Menurut

Page 14: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

saya langkah anda skrg udah bagus banget. Nice planning!! Kalo boleh bisa tolong sharing ttg

produk termlife syariah yg digunakan? Banyak temen2 yg ksulitan atau dipaksa percaya bahwa

ngga ada lagi produk termlife yg dijual. Info2 ttg produk ini tentu akan sangat membantu kita semua.

Reply

21.

Anonymous / May 23, 2010

Pencarian saya dulu menemukan produk term-life dijual oleh agen Manulife, Sunlife dan Takaful. 

Kalau dari segi harga, waktu itu Manulife paling murah, tapi karena alasan tertentu saya memilih

yang syariah (takaful).

Diluar masih banyak sebenarnya agen yg jual produk murni, baik jiwa, kesehatan , dll.

Reply

22.

Junior Planner / May 24, 2010

Okay. Thanx skali lagi untuk sharingnya…

Reply

23.

Anonymous / May 24, 2010

Bagaimana bila pada saat kita memerlukan biaya untuk membayar uang masuk universitas terjadi

krisis ekonomi dan harga unit jatuh ke nilai terendah ?

Terima kasih

Reply

24.

Junior Planner / May 25, 2010

18 thn lagi (saat anak saya msk kuliah) adlh waktu yg sangat panjang dan perekonomian akan terus

bertumbuh shg kinerja pasar modal akan terus berkembang. Selain itu, berdasarkan data historis

dan beberapa hasil riset yg saya baca, ihsg telah melalui 2x krisis besar namun titik terendahnya

Page 15: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

selalu tetap berada di atas titik terendah dari krisis sebelumnya.

Memang benar kalo titik terendah mungkin bisa tercapai jika terjadi krisis yg parah, namun jika

kondisi itu terjadi maka saya yakin saat itu perekonomian juga akan berada di level terendah dan

tidak ada satu pun instrumen keuangan atau investasi yg dapat memberikan hasil positif.

Satu hal yg perlu ditambahkan yaitu pentingnya regular review thd investasi kita, apalagi di saat2

menjelang masa realisasi target (misal: saat anak akan masuk kuliah).

Reply

25.

Anonymous / May 29, 2010

Lo kenape pake bahasa gaul gitu seh? Gak enak bacanya. Beneran, jadi kayak dagelan. Biasakan

‘saya’ begitu, untuk menghormati pembaca. Dewasa sedikitlah, jangan egois.

Reply

26.

ivan / May 30, 2010

Bung JP, kayaknya ada agent yg marah tuh, hahaha. Nyantai aja bung, pasti si agent udah ga

punya bahan defense lagi, makanya malah nyerang ke gaya nulis. Tetep pertahanain gaya nulisnya,

sangat informatif tp disajikan dgn gaya yg sangat santai. Nice blog!!

Reply

27.

Anonymous / May 30, 2010

Gaya nulisnya bang aidil akbar juga gitu di blognya, pake bahasa gaul. Yg penting kan isinya, malah

lebih asik dibacanya. Dewasa atau tidak harusnya udah jelas terlihat dari isi tulisannya

Reply

28.

Junior Planner / May 30, 2010

Page 16: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

>Anonym1: Thanx utk kritiknya. Tp kalo anda mau sedikit merhatiin, saya selalu menjwab setiap

komen dgn “saya” kok, krn saya menghargai siapa pun yg memberikan komen disini. Mengenai

knapa saya pake bahasa gaul, ya krn ini sbenarnya adlh blog pribadi saya yg berisi semua

pemikiran dan pengalaman saya, tanpa ada maksud utk dipublikasikan ke umum. Tentunya bahasa

yg saya gunakan adlh gaya bahasa yg nyaman utk saya. Selain itu jg tadinya blog ini cuma

diketahui oleh temen2 saya saja, yg sering nyari2 info ttg family planner. Akhirnya berkembang jg ke

temen2 mereka yg notabene msh seumuran dan bergaya bahasa sehari2 yg sama. So, gaya

bahasa saya di blog ini saya bikin persis sama seperti gaya saya kalo sedang ngejelasin ataupun

menjawab pertanyaan mereka secara langsung.

Tapi skali lagi, terima kasih utk masukannya. Mungkin kalo saya udah makin pinter dan brani

mengklaim diri sbg “senior planner”, dan berniat utk lebih dikenal lagi di kalangan umum, saya akan

merubah semua gaya bahasa saya menjadi resmi. Utk ide “saya” kayanya bisa saya terapin lebih

awal…

>Ivan: thank you for your support.

>Anonym2: Mungkin begitulah gaya2 nulis orang2 dewasa berjiwa muda, hehehe…

Reply

29.

mama naunau / May 31, 2010

senangnya ketemu blog ini…

saya ibu 2 anak, lagi cari2 cara “mengakali” biaya sekolah yang makin melambung

Mas, boleh tahun danareksa itu yg kek gmn sih? tanya2 ke bank malah seringnya ditawari produk2

mis : A*A, dll. Apakah yg seperti itu?

terima kasih

Reply

30.

Junior Planner / May 31, 2010

Hai mama naunau, salam kenal n thanx utk komennya. Kalo ingin tau ttg RD, mungkin akan lebih

jelas jika dibaca di aidilakbar.com. Itu blog dari bang aidil akbar, salah satu financial planner top

indo. Disitu ada tulisan beliau ttg RD yg dibagi dlm 4 artikel yg diuraikan dgn jelas dan gampang

dipahami.

Page 17: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

Mengenai yg ditawarkan oleh bank, sbenernya banyak kok bank yg menjual RD ini. Misalnya

mandiri dan commonwealth yg menjual RD scara ritel dan sangat terjangkau (dapat diliat di

postingan saya sblmnya ttg RD). Kalo anda ditawarin AIA (yg jelas2 perusahaan asuransi) maka

pasti produknya adlh unitlink atau sama dgn asuransi pendidikan dlm tulisan saya ini.

Mudah2an jawaban saya cukup bisa menjelaskan pertanyaan anda.

Reply

31.

sedikit / June 22, 2010

Halo Mas JP, mau nanya nih, saya baru dlm hal ini. Tlg tunjukin ke arah mana dana yang musti

dialirin untuk pendidikan anak kelak (saat ini baru 6 bln)? yang:

1. Halal (syariah),

2. Anak dijamin sekolah, biarpun ditengah jalan Bapaknya ‘mati’,

3. Kalo Bapaknya masih hidup, tapi berhenti di tengah jalan tetapi duitnya masih ada (ga angus),

4. Gampang ngambilnya.

Ada ga ? tlg kirimin jawabannya ke [email protected] thanks ya…..

Reply

32.

sedikit / June 22, 2010

Salam mas JP, saya mo nanya, produk yang;

1. Halal (syariah),

2. Pendidikan anak di jamin sampai PT,

3. Jika kita ‘mati’ keluarga dapat santunan dan pendidikan anak tetap dijamin ditambah beasiswa

karena bapanya udah ‘mati’,

4. kalo bapanya masih hidup tapi ga sanggup nerusin/berhenti bayar/nabung duitnya bisa di ambil

lagi dan gampang ngambilnya.

Itu aja mas, menurut mas ada ga ? referensi dari mas apa ? pastinya terbaik dari yang baik2.

bukan promo ato apa, saya benar2 perlu ni produk, jawabannya kirim ke email saya juga

khan? [email protected]

Thanks banyak2 yah…. ditunggu….

Reply

Page 18: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

33.

Junior Planner / June 23, 2010

Dear Pak Arif,

Salam kenal juga. Terus terang kalo anda bertanya ttg produk apa yg bisa all in, maka mungkin

bapak bisa mencoba asuransi pendidikan syariah, salah satunya punya pak aris sunaryo (takaful) yg

berkomentar di awal tulisan ini. Harusnya itu mencakup semua kebutuhan Bapak namun ada

kekurangannya seperti yg sudah dibahas ditulisan saya.

Sedangkan yg saya bahas dalam tulisan saya adalah bagaimana kita mengkombinasikan

Reksadana dan asuransi kesehatan untuk melindungi buah hati kita, disamping juga kita harus

sudah memiliki asuransi jiwa individual (term life) untuk menjamin kelangsungan investasi

reksadana kita. Hasilnya akan lebih maksimal drpd asuransi pendidikan, namun tentu akan sedikit

repot krn setiap instrumen harus dibeli tersendiri. Namun kalo pun Bapak ingin mengikuticara

kombinasi, maka saran saya Bapak bisa mencoba reksadana syariah dikombinasikan dgn asuransi

kesehatan dan asuransi jiwa berjangka syariah.

Semoga bisa membantu.

Reply

34.

ira kusuma / February 9, 2011

tfs. sy emg mau ambil reksadana. tp kok disini itungannya mayan kcl ya untungnya. kmrn tmn sy

nanemin cuma 2jt ke reksadana, dlm dua taun preturnnya 180%. tp sy br tau loh reksadana yg ada

kesehatannya. ini kesehatan mksdnya rawat jalan atau rawat inap ya?

Reply

35.

Junior Planner / February 9, 2011

Hai bu Ira. mengenai pertanyaan Ibu, seperti saya jelaskan setelah tabel simulasi, return RD yg

saya gunakan di simulasi tsb adlh sebesar return dari asuransi pendidikan yg saya pakai sbg

benchmark. Saya tuliskan juga bahwa return RD saham sebenarnya jauh lebih besar dari angka tsb.

Maksud saya menggunakan angka return yg sama adlh agar kelihatan bahwa dgn asumsi return yg

sama ternyata RD lebih menguntungkan, apalagi dengan real return.

Page 19: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

Mengenai RD + kesehatan, seperti saya jelaskan di tulisan saya, kedua produk tsb diambil secara

terpisah, jadi bukan merupakan satu kesatuan produk.

Terima kasih.

Reply

36.

Shinta / March 10, 2011

Mas JP,

Saya juga sangat berminat dengan reksadana tapi masih awam. 

Sekarang ini kan kayaknya ihsg lg turun terus. 

Gimana menurut mas JP? Sebaiknya beli apa jual? Dan, gimana prediksinya kedepan?

Makasih ya

Reply

37.

Junior Planner / March 10, 2011

Waduh, kalo disuruh prediksi mah saya nyerah mbak, hehehe. Tapi cara saya selama ini adalah

saya disiplin utk invest setiap bulan tanpa melihat naik turunnya ihsg. Fluktuasi itu biasa dlm jangka

pendek, namun secara historis, dlm jangka panjang selalu naik. So saran saya, masuk aja sedikit2

namun disiplin dan teratur.

Mengenai ihsg turun, justru jd pemacu saya utk masukin tambahan investasi, hehehe. Tentu jg dgn

meliat keadaan global juga

Reply

38.

ra_tiar / June 12, 2011

Senangnya bisa ketemu Blog ini…

saya single parent dari baby 10 bln,ayahnya ga bertanggungjawab n baby punya kelainan sisem

pencernaan dari lahir bolak balik rs mengeluarkan biaya yg besar banget,Alhamdulillahnya kantor

meng-cover 95% dr rawat inap,cuman sekarang2 masalahnya pimpinan baru rese dan mempersulit

klaim pengobatan, baby dah coba didaftarin asuransi kes cuman sampe sekarang ga da kabar

Page 20: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

lanjutan (kayanya si..ga diacc)so sy lg cari investasi u/ pendidikannya kelak plus ada ass kesehatan

yg ga perlu medical record-nya…ada ga ya Mr.JP?oia budjet saya per bln Rp.500.000..sy sangat

membutuhkan saran n rekomondasinya…..makasi sebelumnya

Reply

39.

Junior Planner / June 14, 2011

Dear Mbak Tiar, turut prihatin yah atas kondisi keluarganya. Mengenai asuransi, sepanjang yg saya

tau, semua perusahaan asuransi mempunyai klausula bahwa perlindungan asuransi tdk berlaku utk

kondisi yg telah ada. Jd walaupun tidak dilakukan cek kesehatan, prlindungan berpotensi diputus

apabila ternyata dipakai utk pengobatan diluar kesepakatan.

Mengenai investasi, saya sarankan utk dipisahkan antara investasi dan asuransi kesehatan. Dana 6

jt per tahun harusnya bisa mencukupi. Dgn asumsi mbak memakai asuransi kesehatan hospital

benefit (seperti dari cigna) masoh tersisa dana ug cukup itk inestasi. Premi asuransi utk anak di atas

1 thn dgn pertanggungan 1 juta perhari (rawat inap) berkisar antara 1jt – 1.2jt per thn. Masih ada

tersisa dana 5 juta per tahun utk diinvestasikan.

Reply

40.

mel@ / July 4, 2011

mau tanya dong…

tetangga saya yang seorang pengusaha… tiba-tiba bangkrut… serta hartanya ludes untuk bayar

hutang… dannn akhirnya anak-anaknya jadi ga bisa sekolah dan hidup luntang-lantung…

saya juga jadi mikir… musibah bisa datang kapan saja… seandainya kita wiraswasta dan bangkrut

dan kita harus bayar hutang… ato kita pegawai tapi kita kena PHK…

ada ga siy… asuransi pendidikan /reksadana/investasi yang bisa mengcover/melindungi bahwa

uang yang kita tabung untuk pendidikan anak-anak itu tidak bisa digunakan untuk bayar hutang

sehingga anak-anak kita bisa tetap sekolah… truss… masalah premi yang dibayarkannya gimana?

… berarti kan harus berhenti ya?… karena kita pasti ga ada uang untuk bayar premi bulanannya…

setahu saya… untuk premi bulanan yang dicover… bukannya kalo cacat total / meninggal… ga ada

yang PHK ato bangkrut kan?

soalnya sampe saat ini saya searching-searching belum ada jawaban yang memuaskan…

Page 21: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

saya baca dari blog ini… disini untuk mengamankan investasinya justru dari asuransi jiwa… padahal

kan sebagai tertanggung… kita kan masih hidup… jadi tidak mungkin dong mengandalkan UP…

kalau dari dana darurat yang sebesar 6 x dana pengeluaran tiap bulan… itu lumayan masuk akal…

cumaaaa… di masa mendatang… jika kita kena PHK… belum tau kan apakah dalam waktu 6 bln

sudah bisa dapat kerja lagi ato belum… dan untuk yang bangkrut n bayar hutang… jangan-jangan

dana daruratny buat bayar hutang…

makanya… saya bener-bener lagi nyari asuransi pendidikan dan asuransi kesehatan… yang proses

pembayarannya bisa diprediksi misal 5-10 tahun saja… dan hanya bisa mengeluarkan uangnya

untuk keperluan pendidikan (misal hanya dalam waktu umur penanggung masuk

SD/SMP/SMA/Kuliah) atau untuk keperluan kesehatan

waduh jadi panjang yaaa…

thanks jawabannya yaa…

Reply

41.

Junior Planner / July 6, 2011

Gpp mbak mela, biar panjang tapi menarik kok. Mulai darimana yah?

Jadi gini mbak, preferensi orang terhadap risiko itu berbeda, dan ini akhirnya tercermin dlm pilihan

investasinya. Ngga perlu jauh, dlm rekasadana aja ada banyak jenis dgn tingkat risiko dan return yg

berbeda. Bahkan di unitlink pun nasabah ditawarkan utk berinvestasi di beberapa jenis instrumen

sesuai dgn karakter masing2, terutama toleransi thd risiko. Hal ini mirip jg dgn pilihan antara

asuransi pendidikan dan kombinasi RD+asuransi kesehatan. Bagi yg bertipe penghindar risiko maka

instrumen yg kecil risiko adalah pilihan yg tepat. Dan jika risiko bangkrut dan phk yg jadi fokus

utama, maka tabungan or asuransi pendidikan bisa jd pilihan. Hanya saja konsekuensinya ada pada

return yg terbatas dan investasi rutin yg lebih mahal.

Untuk saya sendiri, knapa saya cuma memasukkan risiko kematian dlm penghitungan ini adlh krn

saya berpandangan bahwa selama saya masih hidup maka apapun bencana yg menimpa saya

tidak akan menahan saya utk menjadi lebih baik lagi di masa depan. Dana darurat selama 6 bulan

harusnya udah cukup utk mengcover proses pencarian kerja baru or keinginan utk berwirausaha.

Selama proses tsb, kalopun kekurangan uang utk investasi rutin, rutinitas tsb bisa diliburkan

sementara dan dilanjutkan stlh incomenya normal lagi. Konsekuensinya tinggal readjust planning

kita aja. Itulah enaknya jika kita mengelola investasi kita sendiri. Utk para pengusaha, seperti

beberapa temen saya, jatuh bangun mah udah biasa utk mereka. Dan itu yg bikin mereka makin

kuat. Lagian kalo udah sampe bisa memikirkan planning utk dana pendidikan anak sendiri, harusnya

Page 22: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

mereka pun secara ngga sadar udah sangat fasih dgn mitigasi risiko. Yakin aja kalo segala sesuatu

yg dikelola dgn bener pst akan bener juga hasilnya.

Emang sih phk dan bangkrut itu tetap aja bisa terjadi pada setiap orang. Tapi percayalah mbak, kalo

seseorang salah mengelola usaha dan bangkrut total ataupun ngga berhasil memperoleh pekerjaan

lagi dan nganggur dlm waktu lama, ngga akan ada harta yg tersisa. Okelah dana di asuransi

pendidikan msh ada, tp kan baru keluarnya nanti di jangka waktu tertentu. Lah sampai waktu itu

nanti, gimana nasib keluarga kita? Gimana dengan kebutuhan sehati-hari si anak? Darimana

dapetnya? Semua itu pasti akan berdampak sangat besar pada hidup anak kita sehari-hari. Blom

lagi kemungkinan jumlah UP pendidikannya yg jauh dibawah kebutuhan, sisanya dapet darimana?

Trus pada umumnya pencairan polis jatuh pd ultah polis, gimana kalo baru bisa cair bulan

september sedangkan butuhnya juni?

Poinnya adalah, risiko dlm memilih suatu strategi itu selalu ada. Dan pada tingkat ekstrim, apapun

pilihan kita tetap akan terkena dampak yg sama. So, kembali ke preferensi risiko kita masing-masing

dan kemampuan pembayaran premi utk tujuan dana tertentu. Jika mbak lebih merasa aman dgn

asuransi pendidikan dan ngga keberatan dgn jumlah premi serta hasilnya, bisa aja utk jadi pilihan.

Kalo utk saya yg dananya terbatas, saya lebih memilih cara ini krn murah tp maksimal dan terukur

hasilnya. Tinggal disiplin aja dan tetap memelihara pandangan positif mengenai pekerjaan, usaha

dan kemampuan kita selama masih hidup.

Semoga bisa sedikit membantu keputusannya yah. Maaf banget jadi panjang juga, hehehe.

Reply

42.

Yoyon's BLOG.. / August 5, 2011

saya numpang nanya lagi yah..

saya juga mau pisahkan asuransi dengan biaya pendidikan anak nantinya dan setelah saya tanya

ke banker tempat saya buka rekening rd (kebetulan bank tersebut berjualan asuransi jg atau

bancassurance) untuk kesehatan anak baru bisa diambil kalo usia 18 tahun? apakah begitu pak?

saya juga kepikiran taroh terus tiap bulan tanpa liat kinerjanya tapi ya ada yg menyarankan tetep

dimaintain rd sahamnya.

Reply

43.

Junior Planner / August 5, 2011

Page 23: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

Mas Yoyon nabung di bank apa sih? Jadi penasaran ama personal bankernya, hehehe. Jadi gini

mas, umumnya asuransi kesehatan bisa digunakan utk mengcover anak-anak sejak usia 6 bulan.

Mas bisa coba survey ke beberapa asuransi seperti CIGNA (kebetulan saya pernah pake produk

askes mereka, walaupun mesti hati2 juga dlm pemilihan produk). Ngga bener banget tuh info ttg

usia masuk harus 18 tahun. Saran saya Mas mendingan pindah bank deh, atau at least pindah

cabang aja. Banyak kok personal banker yg pinter, baik dan ngga cuma berorientasi mengejar

keuntungan dari jualan produk sebanyak2nya.

Reply

44.

Yoyon's BLOG.. / August 8, 2011

saya nabung di bank Co******th yg jual reksadana..maaf trnyata miskom soal yg 18 tahun..kmrin

komunikasi ama bankernya via bbm soalnya, tau sndiri kalo lagi bengong koneksinya. btw cigna

bisa dobel klaim? saya tertarik dgn produk bank ini krn dia bisa dobel klaim kalo tertanggung sakit

hanya perlu dilegalisir dari rumah sakit..cuman sayangnya ya bentuknya UL lagi UL lagi.. saya sih

minta dia itungin kalo anak saya 17 tahun lagi dapet minim duid 1,2 M , 100% agresive harus bayar

brp dan dia bilang 1,1 juta per bulan selama 14 tahun dgn asumsi persentase investasi tertinggi 22%

bisa dapet 1,6 M.

Reply

45.

Junior Planner / August 8, 2011

Saya coba tanggapin satu persatu ya Mas.

1. Ttg asuransi kesehatan, umumnya yg bertipe reimburse seperti ini selalu bisa kok utk double

claim, dan justru harus bisa karena bisa-bisa nanti ngga laku. Ini juga yg selalu jadi alat jualan

utama para agen asuransi. Untuk buktinya memang cukup dgn fotokopi dokumen rawat inap yg

sudah dilegalisir. Pengalaman saya dlm mengajukan askes seperti ini di 2 perusahaan asuransi,

prosedurnya gampang kok, tinggal mengisi formulir yg umumnya disediakan di website mereka. Dan

gampangnya lagi, pihak rumah sakit pun sudah terbiasa dengan proses penyiapan dokumen2 plus

legalisirnya. So masalah klaim ini berlaku umum kok Mas, ngga cuma di bank itu aja. Btw saya ngga

berarti merekomendasikan Cigna lho mas. Itu cuma menurut pengalaman saya aja dan mungkin

bisa digunakan sebagai benchmark untuk pengajuan ke asuransi lain.

Page 24: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

2. Untuk UL nya, maksud Mas tabungan per bulan 1.1 juta itu akan dibayar selama 14 tahun dan

hasilnya akan diterima setelah 17 tahun? Kalo memang iya, itu lumayan gede lho Mas. Saya malah

jadi ragu ama itungan banker Mas, hehehe. Mungkin utk pastinya coba mas minta dibuatin simulasi

aja dulu. Trus pertanggungan apa aja yg diperoleh dan berapa UP nya? Anyway, kalo kita

simulasikan sendiri, dgn skenario seperti yg saya sebutkan diatas dan tingkat bunga yang sama di

22%, maka di tahun ke 17 seharusnya mas akan menerima hasil sekitar 2.01 miliar. Coba aja mas

simulasikan sendiri di excel, bisa dihitung dengan bunga bulanan (1.83%) ataupun dgn bunga

tahunan (dikali 1.1 juta x 12). Hasilnya ngga jauh beda. So, secara hitungan harusnya return yg

diterima lebih besar kan Mas?!

Reply

46.

Yoyon's BLOG.. / August 9, 2011

Selamat pagi,

wah terima kasih utk responnya yg cepat 

Tentang reimburse ato dobel klaim saya sih baru tau yg ini bisa dobel krn di ul saya yg skrg ngga

bisa..wah klo gitu ada alternatif lain yah slain di bank saya..baiklah nanti saya coba compare dgn

asuransi kesehatan lainnya…

Lalu untuk pertanyaan anda yg “Untuk UL nya, maksud Mas tabungan per bulan 1.1 juta itu akan

dibayar selama 14 tahun dan hasilnya akan diterima setelah 17 tahun? Kalo memang iya, itu

lumayan gede lho Mas. Saya malah jadi ragu ama itungan banker Mas, hehehe. Mungkin utk

pastinya coba mas minta dibuatin simulasi aja dulu. Trus pertanggungan apa aja yg diperoleh dan

berapa UP nya?” 

Iya pak, dia sudah buatkan ilustrasi seperti biasa kalo kita mau apply UL dan dengan 1,1 jt atau 13,2

jt setaon selama 14 taon di taon ke 17, estimasi hasil investasi dgn 22% adalah 1.643 milyar. UP

saya kecilkan jadi 30 juta saja krn ini sbnrnya utk pendidikan dan anak saya belum perlu jiwa jg.

terus ridernya ada payor jika pembayar premi mengalami meninggal,cacat tetap,kritis, maka

tertanggung ditabungin s/d 25 thn. Lalu rider utk kesehatan yg dikasih santunan harian rawat inap

300 rb/hari, icu 650 rb/hari,santunan bedah maks 7,5 jt, santunan biaya sebelum dan atau sesudah

rawat inap di Rumah Sakit sebesar Rp. 150.000,- dan santunan penggantian biaya medis sebesar

Rp 300.000,-. Begitu ilustrasinya.

saya setuju memang kalo kita sndiri yg kelola fund kita dan pisahkan dari asuransi pasti maksimal

Page 25: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

dapetnya pasti lebih besar cuman saya ini blm pengalaman dlm memilih rd saham yg ok dan di UL

ini fund kita akan dikelola oleh MI dari schroder dengan rd dana prestasi plus,bnp paribas infra plus,

paribas ekuitas dan bank, jadi jelas yg kelola adalah MI yg berpengalaman dan kinerjanya baik. 

Kalo saya sih pny pemikiran ya udh yg utk kuliah saya ambil UL ini smntara utk biaya SMP dan SMA

baru saya kelola sndiri…tentu saja dengan rd, emas dll…

trims

Reply

47.

Junior Planner / August 11, 2011

Sorry baru sempet bales mas. Kalo masalah pilihan sbenernya balik ke kemampuan investasi mas

aja sih, kalo memang udah oke dgn itu ya gpp juga. Saran saya, mungkin mas bisa coba dulu cari

pembanding ke asuransi termlife dgn UP serupa, sehingga selisih premi dan alokasi investasi mas

bisa disimulasikan ke investasi langsung ke reksadana. Toh produk2 yg mas sebutin juga adalah

produk2 RD yg dijual juga oleh agen penjual tanpa perlu melalui perusahaan asuransi. Btw kalo

boleh tau, nama produk mas namanya apa yah?

Reply

48.

Yoyon's BLOG.. / August 12, 2011

iya saya jg belum decide sih apa bener saya mau ambil UL itu ato saya tetep pisahkan invest dan

asuransi dgn term life. yg jelas banker saya udah bujuk2 biar masuk haha…terutama dia bilang kalo

term life nanti premi tambah mahal dll.

Reply

49.

Yoyon's BLOG.. / August 12, 2011

oh iya ketinggalan, nama produknya commlink premier dan saya minta tolong email ke saya

di [email protected] supaya kita mudah berkorespondensi. Terus terang hal yg sangat

mengkhawatirkan adalah saya belum baca secara lengkap klausul polis saya dan di bank saya beli

RD ternyata untuk minta statement resmi pengurusan pencairan dana RD atau pemindahan dana

Page 26: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

RD ke ahli waris jika sewaktu-waktu kejadian maka ahli waris saya bisa dapet dana saya dengan

mudah dan sesuai. trims.

Reply

50.

Yoyon's BLOG.. / August 30, 2011

emailnya kok blm masuk ya 

Reply

51.

Junior Planner / September 12, 2011

Waduh, saya lupa bales comment yang disini. Oke Mas, simulasi perbandingannya udah saya kirim

ke email ya. Semoga bisa membantu.

Reply

52.

Widya Aphro / October 17, 2011

To JP, saya sepakat sekali soal pembahasan asuransi n tabungan pendidikannya… tapi yang bikin

bingung, anda kan memilih RD saham sebagai alat investasinya, kalau dibandingin dengan investasi

emas gimana? kalo investasi emas kan niainya terus naik.. kenapa ga jadi pertimbangan untuk

nyiapin dana pendidikan anak? mohon masukannya karena yang sedang saya pertimbangkan

sekarang adalah pilih RD saham atau emas.. terima kasih

Reply

53.

Junior Planner / October 17, 2011

Page 27: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

Nilainya emas terus naik? Menurut data sih ngga begitu yah, hehehe. Mengenai topik ini bisa dibaca

dlm tulisan Mbak Dini (dulunya salah satu Fin Plannernya Aidil Akbar) yg disajikan dgn

menarik: http://www.fin-chick-up.com/2011/09/fenomena-emas/.

Kenapa saya ngga pake emas utk tujuan2 jangka panjang? karena kesulitan bikin proyeksi, scara

harga emas baru naik sejak 2006 doang krn adanya krisis subprime dan disambung dgn krisis yg

sekarang. Kalo dilihat grafiknya, emas di thn 1980 pernah mencapai harga USD 800/toz, namun

abis itu langsung nyungsep dan baru kembali ke harga tsb di tahun 2006. Utk lebih jelasnya bisa

dilihat di grafik Kitco, tinggal pilih periodenya aja:http://www.kitco.com/charts/historicalgold.html.

Jika awal Sep11 kmrn mbak sempet beli emas waktu lagi tinggi2nya, skrg pasti blom balik modal

kan? ;p That’s why saya menganggap emas hanya sbg instrumen pelindung nilai, bukan sebagai

sarana investasi agresif utk mencapai tujuan keuangan saya. Emas sangat bagus utk dijadikan

bagian dari portfolio kita, namun jgn dijadikan aset yg dominan.

Reply

54.

Eric Abimanyu / January 14, 2012

Halo bung JP, it’s nice to read your articel. Saya mau tanya nih

1. Bisa saya minta dikrmkan file excel simulasinya? Tlg dikrmkan [email protected]

2. Lebih cepat mana perkembangan investasinya antara kita nyetornya per bulan dibanding lgsg

taruh dlm jumlah akumulasinya selama setahun? Jadi mksdnya gini, disimulasi diatas kan bung JP

nyetor 423,495/bln (500,000 – 76,505) selama 18 th. Anggaplah mulai bln Januari terus s/d bln

Desember. Trus dilanjut lg 423,495/bln di Januari s/d Desember thn dpn dst s/d thn ke 18. Lebih

cepat mana perkembangan investasinya dgn setor per bln spt diatas dibandingkan dgn jika

seandainya kita nyetor lgsg sebesar 5,081,940 (423,495 x 12) tiap bln Januari dari thn pertama s/d

bln Januari dithn ke 18? Bisa dibikinkan simulasinya?

3. Brp sih rata2 real return RD saham per tahunnya (sori pertanyaan standar bgt)

Thx a lot

Reply

55.

Junior Planner / January 15, 2012

Hallo bung Erick, saya coba jawab yah.

1. Mohon maaf krn komputer lama saya rusak, jadi saya juga kesulitan menemukan file-file lama yg

Page 28: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

saya buat sebelum 2011. Soalnya saat itu saya masih menghitung hanya untuk keperluan pribadi

sehingga pengelolaan filenya masih berantakan. Tapi sebenarnya saya sajikan seperti ini karena

fungsi yang saya gunakan adalah excel biasa (future value dan present value) sehingga bisa

diprektekan sendiri oleh temen-temen yang membaca. Saya berencana utk mengupdate tulisan

saya mengenai hal ini, dan anti akan saya siapkan juga excle filenya untuk yang membutuhkan.

2.Di simulasi ini saya menggunakan sistem bunga berbunga secara bulanan (monthly compounded

interest), sehingga hasil tahunannya akan sedikit lebih tinggi dari setoran sekaligus setiap tahun

(dengan asumsi total return sama). Kenapa saya memilih yg bulanan seperti ini? Karena selain lebih

terjangkau dan pas dgn pendapatan saya yg juga bulanan, juga lebih rendah risikonya dibanding

dengan setoran secara tahunan. Contoh, sepanjang 2011 bursa saham (IHSG) cuma tumbuh

kurang dari 4% (Per Dec10: 3.703 dan per Dec11: 3.822). Namun sepanjang 2011 terjadi fluktuasi

IHSG yang bergerak dalam rentang 3.200 s/d 4.100. Jika investasi dilakukan secara bulanan, maka

kemungkinan mendapatkan average return lebih tinggi dari 4% menjadi lebih besar.

3. Rule of thumb yang biasa dipakai oleh para financial planner adalah 20-25%, yang merupakan

average return dari pasar saham selama lebih dari 10 tahun terakhir. So, kalo untuk investasi jangka

panjang, bisa menggunakan angka ini atau sedikit lebih rendah (konservatif). Tapi untuk jangka

pendek (kurang dari 5 tahun), sebaiknya menggunakan angka dibawah 10%. Terbukti kan tahun

2011 ini saham hanya tumbuh kurang dari 4%.

Reply

56.

Eric Abimanyu / January 16, 2012

Siang bung JP. Saya bikin sebuah rencana utk investasi saya. Simulasinya saya bikin diformat

excel. Saya ingin kirimkan ke bung JP. Saya mau bung JP bisa mengkoreksi dan memberikan

advice utk rencana saya tsb. Bisa nggak saya minta alamat emailnya?

Semoga berkenan

Thx

Reply

57.

Junior Planner / January 16, 2012

Boleh aja mas, kirim ke [email protected].

Page 29: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

Reply

58.

Wedding - Pernikahan / March 8, 2012

Ulasan yang menarik.

Hanya sebagai perbandingan.

anak saya diikutkan dalam asuransi pendidikan + Poteksi kesehatannya. premi per bln 500 rb &

jangka waktu membayar premi hanya 10 thn,

HASILNYA : 

1. Dana untuk pendidikan di usia 18 thn : 243 jt (bunga 15%)

2. Rawat Inap : 440 rb per hari

3. ICU : 880 rb per hari

4. pembedahan sampai 4,4 jt

5. Pertanggungan meninggal : 150 jt

Jadi total benefitnya malah lebih besar dari Reksadana.

dan yg lebih penting, ketika terjadi resiko pada orang tua maka perusahaan asuransi yang akan

melakukan pembayaran premi sampai anak berusia 25 thn.

Reply

59.

Junior Planner / March 8, 2012

Hai mas/mbak Wedding, thanx untuk komen dan perbandingannya. Namun ijinkan saya untuk bikin

perbandingan lagi yah.

Sebenarnya produk yg diambil sama seperti contoh di tulisan saya, namun saya coba simulasikan

sesuai skema mas/mbak. Biar sama dgn asuransi, kita pake asumsi return sama di 15%.

Dengan itungan bunga berbunga sederhana (bisa dilakukan sendiri di excel), dgn investasi

500rb/bulan selama 10 tahun dan setelah itu tidak perlu dilakukan pembayaran lagi, maka

seharusnya dgn asumsi return 15%/thn (terserah mo pake produk apa yg returnnya sesuai), pd thn

ke 18 total return yg harus diterima adlh sebesar 426 juta (sekali lagi, silakan dicoba perhitungannya

dgn excel utk pembuktian).

Jika dengan total 500rb/bulan saya sisihkan 100rb utk membeli asuransi kesehatan (400rb investasi,

100rb askes), maka hasil investasi (msh dgn asumsi 15%) di thn 18 adlh sebesar 341 juta. Masih

100 juta lebih besar dari janji asuransi. Pdhl dgn 100rb per bln utk askes, benefit yg diperoleh jauh

Page 30: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

lebih bagus (utk produk tertentu). Sbg contoh, 2 thn lalu saya ambil askes C***a (tanpa premi

kembali) utk anak saya, premi pertahun cuma 850rb, namun rawat inapnya 1 juta / hari dan 2 juta

utk ICU.

Asuransi jiwa? sesuai konsep asuransi dimana fungsinya adlh menggantikan income yg hilang,

maka kurang tepat jika jiwa anak kita juga diasuransikan. Mendingan buat investasi utk masa

depannya.

Terakhir, mengenai risiko orang tua meninggal, bisa dibaca di tulisan lain ttg asuransi di blog saya.

Intinya, dgn perencanaan asuransi jiwa orang tua yg tepat maka hal ini bukan hal yg perlu

ditakutkan.

Reply

60.

Junior Planner / March 8, 2012

Tambahan dikit, intinya dlm perencanaan biaya pendidikan anak, yg terpenting adlh kita hrs yakin

bahwa hasil investasinya sesuai dgn kebutuhan. Dan utk mencapai nilai yg sesuai, pastikan kita

menggunakan produk yg sesuai dgn kemampuan dan profil risiko kita.

Oiya, lupa nambahin utk asuransi tadi. Skemanya, penyelenggara asuransi pendidikan harus

menginvestasikan premi nasabah di instrumen pasar modal utk menghasilkan retun sesuai simulasi.

Karena perusahaan asuransi tidak diperkenankan megelola uang nasabah (namanya jg perusahaan

asuransi), maka uang tsb dikembangkan lagi melalui bantuan manajer investasi dgn produk

reksadana atau mirroring produk reksadana. Nah logikanya, kalo ada jalan utk bisa langsung

berinvestasi melalui manajer investasi, kenapa harus lewat pihak ketiga? Fee nya akan lebih

ekonomis dan bisa diatur dengan fleksibel sesuai kebutuhan kita

Reply

61.

denny permana / March 11, 2012

selamat malam mas JP.trims infonya.

saya denny.saya bulan kemarin buka asuransi pendidikan AIA 500/bulan.setelah saya baca blog

saya berniat meunutup asuransi itu dan pilih investasi RD.tetapi dalam hal ini saya masih awam

bgt.saya juga gak seberapa ngerti hitunganya.

karena saya pegawai swata gajian saya melalui BCA

saya mau tanya….

Page 31: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

1.RD yg cocok buat saya apa ya mas,saya sempat mbaca ada jenis RD agresif dll,mohon

penjelasanya mas

2.kalo askes untuk saya sendiri menurut mas yg bagus skr apa mas..

trims

maaf mas comen malem2

Reply

62.

Junior Planner / March 18, 2012

Salam kenal bung denny. Mohon maaf kalo pertanyaannya RD apa yg cocok, terus terang saya

ngga bisa jawab. Karna itu balik ke profil bung sendiri dalam hal toleransi risiko. RD saham pun

belum tentu cocok utk semua orang. Saran saya, coba bung ke bank penjual RD, trus coba minta

aplikasi utk buka RD. Nanti mereka akan ngasih formulir utk mengetahui profil risiko bung, dan

cocoknya beli produk RD apa. Kalo ngga salah form ini bisa digoogling juga sih.

Kalo utk asuransi kesehatan sama juga, tergantung kebutuhan bung sendiri. Kalo hanya butuh rawat

inap dgn premi murah, bisa coba produk dari Cigna.

Reply

63.

colagecko / July 25, 2012

saya baru dapet simulasi asuransi pendidikan dari T****ul, dengan premi 500rb/mnth, tapi koq jauh

bgt ya dapetnya,kalo pake yang UL dapetnya cm 247 juta,kalo yang konvensional malah cm dapet

122 juta, suku bunga 7%, saya liat koq ga worthed ya, jadi malah saya bingung..

kemarin temen buka reksadana jg dan ktanya bunganya cm 8% bukan 14% seperti blog JP..

Reply

64.

Junior Planner / July 25, 2012

Halo mas/mbak colagecko. Inti dari tulisan saya diatas adalah perbandingan antara ilustrasi yg

disediakan oleh penjual produk dgn simulasi sendiri dgn menggunakan asumsi return yg sama

persis dgn simulasi. Seperti dalam contoh aspend anda, bisa dicoba perbandingannya dgn simulasi

Page 32: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

investasi dgn tingkat return yg sama jika kita invest langsung ke pasar modal / uang (mohon

dipahami jika asuransi pendidikan seperti ini juga menggunakan instrumen pasar modall/uang utk

mengembangkan uang nasabah). Dengan demikian maka tingkat return actual akan sejalan dgn

kondisi pasar modal secara umum.

Mengenai Reksadana, sebenarnya sangat tidak tepat jika digeneralisir seperi itu mengingat produk

RD sendiri terdiri dari beberapa jenis, dgn tingkat return dan risiko yg berbeda (bisa dicek di

infovesta), sehingga harus disesuaikan dgn jangka waktu tujuan keuangan kita. Return RD saham

misalnya, bisa sangat berfluktuasi dalam jangka pendek. Sebaliknya, RD pasar uang bisa langsung

ditebak tingkat returnnya berdasarkan suku bunga patokan (misalnya BI rate).

Reply

65.

johart / January 24, 2013

Salam kenal mas,

Saya lagi bingung untuk mencari asuransi, niatnya ingin memisahkan asuransi dan investasi. Tapi

ada kelemahan ya sepertinya, kalo seandainya pencari nafkah tidak meninggal, melainkan sakit

kritis, bagaimana dengan perencanaan dana pendidikan anak ya, sedangkan kalo di asuransi khan

otomatis dibayarkan oleh pihak asuransi (unitlink)? Mohon jawabannya ya, terima kasih.

Reply

o

JrPlanner / January 27, 2013

Penyakit kritis itu adalah asuransi tambahan yg bisa dilekatkan pada asuransi tradisional maupun

unitlink. Namun utk kebutuhan penyakit kritis ini di Indonesia msh terkendala oleh keterbatasan

produk, krn itu kebutuhan tsb perlu dipertimbangkan dgn sebaik2nya.

Reply

66.

dessiw / February 24, 2013

Pagi mas jp, mau tanya, saya dtawarin untuk investasi oleh perusahaan asuransi dengan setoran

bulanannya 500rb.ktnya full investasi+ada up 100jt jika meninggal dunia. Apakah sebenarnya dari

Page 33: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

setoran bulanan tsb ada yg d ambil untuk bayar premi? Hasilnya lbh besar mana investasi lwt

asuransi dbandingkan RD lgsg. Trims

Reply

o

JrPlanner / February 28, 2013

Hai mbak. Sebaiknya liat dulu detail produknya dan skema yg ditawarkan. Namanya jg perusahaan

asuransi, harusnya kan spesialisasinya menjual asuransi, bukan investasi   Kalo memang

tujuan mbak adalah berinvestasi, tentu akan lebih optimal jika menggunakan produk2 yg dikeluarkan

oleh lembaga2 pengelola investasi.

Reply

67.

hotifah / August 27, 2013

SIANG MAS…

MOHON INFO NYA UNTUK RD YG MAS AMBIL DARI BANK APA N PRODUK APA?

MAAF SAYA AWAM SEKALI UNTUK RD,BIASANYA SAYA PAKE NYA ASURANSI AJA,

MOHON DIBALA KE EMAIL SAYA. [email protected]

SEBELUM DAN SESUDAHNYA KAMI UCAPAKN TERIMA KASIH.

Reply

o

JrPlanner / August 28, 2013

Wah, kalo untuk produk RD saya ada banyak Mbak, dan saya sesuaikan dengan kebutuhan serta

profile risiko saya. Pilihan ini bisa beda dengan Mbak atau orang lain. Untuk pembelian, ada yg saya

lewat bank penjual (commbank dan mandiri), ada juga yg langsung ke manajer investasinya. Saran

saya, coba deh baca-baca beberapa artikel di blog saya dan web lain tentang reksadana biar tau

Page 34: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

kebutuhan Mbak. Jika maksudnya untuk investasi, memang sudah selayaknya beli produk investasi,

bukan produk asuransi 

Reply

68.

firda / November 26, 2013

selamat malam, saya ingin mengetahui apakah ada salah satu perusahaan yang ada di indonesia,

diantara ketiga (asuransi pendidikan,tabungan pendidikan dan reksadana? terimakasih

Reply

69.

firda / November 27, 2013

perusahaanya, secara syariah bukan konvensional? kalo memang tolong kasih tau saya, tentang

perusahaan mana yang ada diindonesia, karena saya ingin mengetahuinya, terimakasih

Reply

o

JrPlanner / November 28, 2013

Salam kenal. Mohon maaf, saya kurang paham dengan pertanyaannya. Ketiga produk ini adalah

produk yg ada di lembaga keuangan di Indonesia, so maksudnya perusahaan seperti apa yah?

Reply

70.

Amrih Gunawan / November 30, 2013

Selamat malam Bung JP.

saya sgt tertarik dgn tulisan anda, termasuk diskusi di forum/ komentar. Kebetulan saya jg

berencana menambah investasi untuk pendidikan anak sy yg baru berumur 2 thn. Bolehkan saya

Page 35: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

dapatkan contact number Anda ?(prefer email saja). Terimakasih dan kalau berkenan tolong direply

di email saya.

Reply

o

JrPlanner / December 17, 2013

Salam kenal mas. Mohon maaf saya baru sempat membalas komennya. Boleh kontak saya

[email protected] atau [email protected]. Silakan email aja, saya usahakan balas

secepatnya. Pasti dibales kok, hanya kadang kalo sibuk suka lupa. Maap 

Reply

71.

krist / December 13, 2013

sore pak jp, pak mohon masukanya, saat ini saya belum ada rumah, anak 4 dgn gaji 10jt,saya baru

terlintas untuk ikut asuransipendidikan tapi saya jadi bingung setelah membaca pencerahan dari

bapak, enaknya ambil asuransi ato investasi, bgmn menurut bapak, apa yg musti saya ambil…ank

pertama smp, kedua sd dan ketiga 3.6y dan terakhir 1.6y…trimakasih atas masukanya…ditunggu ya

pak

Reply

o

JrPlanner / December 17, 2013

Kalo niatnya untuk pendidikan anak, jelas cara terbaik adlh melalui investasi. Asuransi pendidikan

pun menginventasikan uang kita dlm produk2 keuangan, dgn tambahan premi utk jiwa anak yg

belum tentu dibutuhkan. Semoga menjawab yah…

Reply

72.

Page 36: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

Sha / February 26, 2014

Pak ulasan anda benar2 membuka mata saya. Namun saya bingung cara mengintak anda krn byk

yg ingin sy tanyakan. Sy harap anda bersedia membalas pertanyaan saya … Saya orang kampung

awam dunia perbankan. Sy sdng hamil 9 bulan dan ingin mulai reksadana dan asuransi spt bpk.

Masalahnya reksadana itu apa dan saya harus kemana untuk memulainya? Dan sy ingin memakai

asuransi yg sama dgn bpk. Asuransi apa yg bpk pakai?

Terimakasih mohon balasannya

Reply

o

JrPlanner / March 28, 2014

Salam kenal Mbak, mohon maaf baru sempat menanggapi. Utk memulai reksadana, yg gampang

Mbak bisa menghubungi bank yg berperan sbg agen penjual reksadana. Yg umum dipakai untuk

membeli reksadana secara ritel di Indonesia adlh Bank Mandiri dan Bank Commonweath. Mbak

tinggal datang ke CSO nya, dan nanti akan diterangkan mengenai reksadana dan prosedur2

pembeliannya. Utk asuransi, saya menggunakan termlife dari AIA, namun sayangnya saat ini sudah

difreeze. Namun ada kok beberapa perusahaan asuransi lain yg mengeluarkan produk sejenis.

Semoga menjawab yah…

Reply

73.

Ahmad Fahmi / April 17, 2014

Salam kenal om JP, bisa dihare file kalkulator excelnya?

mau nanya, klo alur saya bukan target yang pgn saya dapet, tp kemampuan cicilan saya gmn ? sy

udh nentuin RD yang kita pengen , udah nentuin cicilan yang kita mampu. tu salah g? karena

takutnya target kita terlalu tinggi, sedangkan cicilan & investasi RD (mis : RD saham)g bisa

ngimbangin

mohon penverahanya

Thk

Reply

Page 37: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

o

JrPlanner / April 19, 2014

Salam kenal juga. Sorry banget, kalo excel yg ini udah ngga tau kemana, tulisan lama

soalnya 

Mengenai alur, yang paling awal kita tentuin dulu berapa besaran target dana yg menjadi tujuan

finansial kita dan jangka waktu pencapaiannya. Setelah itu baru kita hitung besaran investasi

rutinnya. Tentu besaran investasi hasil hitungan ini kemudian kita bandingkan dgn keadaan cash

flow kita. Bagaimana jika ternyata kemampuan cash flow kita lebih kecil dari hitungan besaran

investasi rutin yg harus kita lakukan? Ada beberapa cara mengatasinya:

1. Menyisihkan penghasilan lebih besar utk investasi (dgn kata lain mengorbankan porsi dari biaya

hidup lainnya)

2. Memanjangkan periode pencapaian tujuan

3. Menurunkan besaran target yg ingin dicapai

4. Menggabungkan cicilan investasi rutin dan tahunan (dgn memanfaatkan bonus, thr atau

pendapatan non rutin lainnya).

Semoga menjawab ya.

Reply

74.

Satrio / May 26, 2015

Saya PNS 31 tahun dengan 1 isteri dan 1 orang putra umur 10 bln, kami peserta BPJS, setelah

baca2 berbagai blog tentang keuangan baru sadar ternyata saya ‘wajib’ memiliki asuransi Jiwa.

pernah minta proposal term life M*** ***e..ternyata Preminya (untuk UP sekitar 1,2M) Rp.380rb an

yg ‘menurut saya besar sekali mas, rider asuransi kesehatan buat 3 orang sehingga total 1.800rb an

perbulan. sangat jauh dari perkiraan persiapan dana saya yg hanya 1 jutaan.

Saya ingin sekali menambahkan Asuransi kesehatan Swasta selain BPJS untuk keluarga saya,

mengingat saya ingin keluarga saya mendapatkan pelayanan kesehatan yg memadai, ada saran

mas asuransi apa yg kiranya sesuai?

Hal lain yg menjadi pikiran saya juga adalah Dana Pendidikan Anak..sudah baca2 produk Asuransi

pendidikan Bank dan Non bank..tapi sampai sekarang belom memutuskan yg mana..malah ketemu

Page 38: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

blog ini yg katanya justru Asuransi pendidikan nggk efektif..wahh makin galau deh saya..heheh

Ohya..saya juga jadi tertarik untuk invest Reksadana buat keinginan jangka pendek (Mobil, Liburan)

dan kebutuhan jangka Panjang (Uang Kuliah anak sekiranya Dana pendidikan tak mencukupi dan

dana Pensiun kelak) karena penghasilan perbulan saya di BNI saya coba tanya2 di BNI ternyata

minimum paymentnya 10jutaan.. ada rekomendasi tempat saya ‘menanam’ reksada yg pas mas?

Mohon bgt pencerahannya Mas ..semoga makin berkah hidupnya 

(kalau berkenan bisa juga bales ke email saya [email protected])

.

Reply

o

JrPlanner / August 18, 2015

Hi Mas Satrio. Maaf ya baru sempat bales. Saya coba kasih masukan ya. Utk jiwa, mas bisa tanya2

produk termlife yang hanya mengcover jiwa Mas Satrio saja (asumsi saya istrinya adalah ibu rumah

tangga). Di M******e tadi ada kok produknya. Secara premi akan jauh lebih ringan. Untuk kesehatan,

saya tidak punya banyak referensi produk. Tapi utk keluarga saya, saya menggunakan produk

M***plus dari grup Lippo. Untuk bertiga per tahunnnya 6jutaan atau 500ribuan per bulan. Masih

sesuai budget kan?   Lumayan Mas, walopun tidak mengcover banyak utk penyakit kritis

(terpaksa mengandalkan BPJS), produk ini mengcover biaya rawat jalan dan rawat inap (di RS

rekanan). Eh ini bukan iklan lho, cuma sharing aja 

Untuk masalah investasi jangka panjang dan pendek, sebaiknya memang menggunakan produk

investasi, baik produk perbankan (deposito) maupun non perbankan seperti reksadana. Utk

pembelian reksadana secara ritel, saya merekomendasikan pembelian via Bank Mandiri atau Bank

Commonwealth. Minimum pembeliannya mayoritas dibawah 1juta. Untuk produknya nanti akan

dijelaskan secara lebih detail oleh para customer service di lokasi. Sekian mas, semoga bermanfaat

ya.

Reply

Page 39: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

75.

Tiwie / July 2, 2015

Jadi tertarik mau ambil RDS di Mandiri juga…jangan2 kita tetanggaan hehe, tanya donk di bank

Mandiri ambil jenis reksadana apa saja? nama produknya ya bukan tipe pasar uang, pendapatan

tetap , campuran dan saham. Makasih sebelumnya

Reply

o

JrPlanner / August 18, 2015

Halo Mbak Tiwie. Dulu sih saya ngambilnya produk RDPU punya Batavia, trus RDC dan RDS

punyanya Schroder 

Reply

76.

Ade Non Juwita / July 7, 2015

Saya mah malah gak bisa pilih apa2……lha wong kerjaan gak netep….penghasilan gak

jelas…..tabungan gak punya……Ada gak ya reksadana hibah khusus untukorang yg kayak saya?

hihihi….

Reply

77.

ana / September 10, 2015

Saya sangat tertarik dgn pembahasan reksadana cuma msh awam dan bingung bagusnya yg mana

ya.?

Reply

Page 40: Asuransi Pendidikan Dan Tabungan Pendidikan

o

JrPlanner / September 11, 2015

Wajar kok kalo bingung   Coba baca2 dulu beberapa literatur ttg reksadana ini, atau bisa

coba datang ke beberapa bank seperti Mandiri dan COmmonwealth yang menjual reksadana ritel

(biasanya orang agak jiper kalo disuruh langsung nanya ke manajer investasi, hehehe). Customer

service mereka umumnya fasih menjelaskan masalah reksadana dengan detail sambil menunjukkan

prospektus dan cara membaca kinerja reksadana