ANALISA HUKUM ASURANSI KEHILANGAN KENDARAAN BERMOTOR MENURUT
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM DAGANG
USULAN PENELITIANDisusun Untuk Memenuhi Persyaratan
GunaMemperolehGelar Sarjana Hukum Pada Fakultas HukumUniversitas
Widya Mataram Yogyakarta
Disusun Oleh:
Nama : Thamrin Ari AdjiNo.Mahasiswa:Program
Studi:Konsentrasi:
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIDYA MATARAMYOGYAKARTA2012HALAMAN
PERSETUJUAN
ANALISA HUKUM ASURANSI KEHILANGAN KENDARAAN BERMOTOR MENURUT
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM DAGANG
Penyusun :
Thamrin Ari AdjiNIM : 08..
Disetujui Oleh :Dosen Pembimbing
Erna tri rusmala
Mengetahui Dekan Fakultas HukumUniversitas Widya Mataram
Yogyakarta
Kelik Endro Suryono,SH.M.HumNPK : 510 810 1171A. Judul : Analisa
Hukum asuransi kehilangan kendaraan bermotor menurut Kitab
Undang-undang Hukum Dagang.B. Latar BelakangBeberapa tahun
belakangan ini teknologi di bidang industri pengangkutan baik
darat, laut maupun udara berkembang dengan pesat. Di Indonesia
termasuk penggunaan hasil-hasil produksi teknologi yang tinggi
dibidang alat angkut, meskipun yang menikmati hasil produksi
tersebut baru sebagian golongan masyarakat saja. Produksi kendaraan
bermotor saat ini tidak terbilang jumlahnya disebabkan persaingan
harga dan kualitas kendaraan pribadi dan alat angkut penumpang
umum, baik yang melalui darat, laut maupun udara, dari tahun ke
tahun semakin meningkat jumlahnya. Oleh sebab itu, bermacam-macam
perusahaan telah muncul, khususnya perusahan yang berhubungan
dengan kegiatan memberikan jaminan atau tanggungan kepada seseorang
atau kepada suatu aset tertentu, jika suatu saat aset tersebut
ditimpa oleh suatu kerugian atau peristiwa. Karena itu, kita dapat
melihat puluhan bahkan ratusan perusahan asuransi di Indonesia
menawarkan jasanya. Mereka menawarkan jasanya agar seseorang
anggota masyarakat bersedia menjadi anggota atau nasabah suatu
perusahaan asuransi dengan berbagai cara baik langsung maupun tidak
langsung. Dalam bidang transportasi, asuransi sangatlah diperlukan.
Karena transportasi adalah suatu kebutuhan dimana setiap orang
pasti mengawali aktifitasnya dari transportasi. Sehingga
menyebabkan setiap orang pasti melalui tahapan transportasi sebelum
menjalankan aktifitas lainnya. Terlepas dari berbagai resikonya,
mau tidak mau mereka tetap menjalaninya. Baik itu resiko yang
berasal dari diri sendiri maupun yang disebabkan oleh orang lain.
Aktifitas transportasi yang ada di seluruh wilayah Indonesia
relatif padat, khususnya di kota Yogyakarta. Hal ini disebabkan
oleh pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Mayoritas penduduk
Yogyakarta adalah pendatang, baik itu pekerja maupun pelajar.
Dengan demikian terjadi sebuah peningkatan perekonomian dan
kesejahteraan, sehingga tingkat mobilitas akan meningkat pula, baik
orang maupun barang.Di Indonesia, saat ini kinerja perusahaan
asuransi dapat dikatakan umumnya belum menggembirakan. Hal tersebut
terlihat dari banyaknya masalah yang timbul akibat dari pihak
pengelola usaha asuransi belum memberikan pelayanan yang baik,
bahkan sering kali melakukan penipuan terhadap konsumen atau muncul
kesan dipersulit ketika akan menggugat hak, baik dalam asuransi
jiwa maupun dalam asuransi kerugian. Sedangkan dari pihak
masyarakat industri asuransi kurang diminati, disamping minimnya
pengetahuan masyarakat terhadap asuransi, juga disebabkan masih
rendahnya income per kapita masyarakat. Bagi mereka yang akan
bergabung atau menjadi nasabah perusahaan asuransi perlu mengetahui
apa kriteria atau pedoman yang harus dipertimbangkan ketika akan
memilih suatu asuransi. Beberapa kriteria atau pedoman tersebut
dapat dikemukakan antara lain :1. Perusahaan asuransi hanya menjual
program berdasarkan kemampuan nasabah. Jika kemampuan konsumen tak
memenuhi implikasinya pertanggungan putus di tengah jalan. 2.Produk
yang dijual sesuai dengan kebutuhan, artinya kebutuhan nasabah
lebih diutamakan. Logikanya produk yang dibutuhkan masyarakat akan
laris di pasaran, oleh sebab itu masyarakat sudah semakin sadar
akan pentingnya suatu program asuransi. 3.Pastikan nasabah yang
membeli polis dalam keadaan sehat. Ini penting agar tidak terjadi
penipuan. Nasabah mengaku sehat, padahal mengidap penyakit, hal ini
tentunya akan merugikan pihak asuransi. Hal ini berkaitan dengan
pasal 1338 ayat (3) KUH perdata, yang menyebutkan bahwa suatu
perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik. 4.Ini berkaitan
erat dengan komitmen nasabah dalam program atau produk yang
dipilih. Tak kalah penting lagi, asuransi harus dijual dengan tatap
muka dalam hal ini tidak bisa menjual asuransi hanya lewat telepon.
5.Kondisi keuangan perusahaan asuransi sendiri. Saat ini ada
sebagian perusahaan asuransi cenderung mengulur-ulur waktu ketika
akan membayar klaim. Oleh sebab itu faktor permodalan lebih menjadi
perhatian perusahaan asuransi tersebut. Gambaran negatif bahwa
perusahaan asuransi yang mempersulit nasabah dalam hal klaim, bukan
kebiasaan. Namun kadang kala nasabah mempersulit dirinya sendiri,
antara lain dengan tidak jujur dalam mengisi formulir aplikasi
(SPAJ) yang mana ketidak jujuran tersebut akan merugikan dirinya
sendiri. Kriteria yang di atas sangat penting. Sebab bila salah
pilih, nasabah bisa rugi. Untuk itulah ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dan diterapkan oleh asuransi di Indonesia. Oleh karena
itu seorang agen dalam kegiatannya, dalam menyampaikan
programprogram asuransi yang ada di Indonesia harus memberikan
keterangan yang jelas dan benar mengenai perusahaan, produkproduk
perusahaan asuransi maupun proposal kepada setiap calon pemegang
polis, yang mana, hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Di
dalam surat permintaan asuransi jiwa (SPAJ) telah dibutuhkan bahwa
setiap keterangan yang diberikan oleh calon pemegang polis dan atau
calon Tertanggung, oleh agen tidak boleh menyembunyikan informasi
apapun kepada calon pemegang polis dan tidak memberikan keterangan
yang bertentangan dengan ketentuan umum dan ketentuan khusus polis
PT Asuransi di Indonesia.Pengguna kendaraan bermotor sudah
selayaknya mendapat perlindungan, salah satunya ialah melalui
asuransi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yaitu asuransi Jasa
Raharja. Pemerintah memang melindungi masyarakat dari kerugian
akibat kecelakaan lalu lintas maupun tentang hilangnya kendaraan
bermotor seseorang, melalui PT Jasa Raharja (Persero) santunan
dibayarkan kepada anggota masyarakat yang mengalami kecelakaan atau
musibah saat menggunakan kendaraan bermotor. Masyarakat berhak
mendapat santunan jika terjadi kecelakaan saat perjalanan ataupun
peristiwa hilangnya kendaraan bermotor. PT. Asuransi Jasa Raharja
(Persero) adalah merupakan suatu perusahaan asuransi dimana salah
satu produk asuransi pada Asuransi Jasa Raharja yang ditawarkan
kepada masyarakat adalah produk asuransi kerugian Jasa Raharja,
sejalan dengan diterbitkan UU No.2 tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian, yang antara lain mengharuskan bahwa Perusahaan
Asuransi yang telah menyelenggarakan program asuransi sosial
dilarang menjalankan asuransi lain selain program asuransi sosial,
maka terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994 Jasa Raharja melepaskan
usaha non wajib dan surety bond dan kembali menjalankan program
asuransi sosial yaitu mengelola pelaksanaan UU. No.33 tahun 1964
dan UU. No.34 tahun 1964. Asuransi Jasa Raharja ini dimaksudkan
untuk mengutamakan penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan
Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Tujuan dari
Asuransi Jasa Raharja dapat dilihat pada Catur Bakti Ekakarsa Jasa
Raharja sebagai misi perusahaan, antara lain yaitu :1. Bakti kepada
Masyarakat, dengan mengutamakan perlindungan dasar dan pelayanan
prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat.2. Bakti kepada Negara,
dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai penyelenggara Program
Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib, serta Badan Usaha Milik
Negara.3. Bakti kepada Perusahaan, dengan mewujudkan keseimbangan
kepentingan agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi
kesinambungan perusahaan.4. Bakti kepada Lingkungan, dengan
memberdayakan potensi sumber daya bagi keseimbangan dan kelestarian
lingkungan.Pembayaran Premi dalam program asuransi kecelakaan pada
PT Jasa Raharja dikenal dengan 2 (dua) bentuk yaitu Iuran Wajib
(IW) dan Sumbangan Wajib (SW). Pengutipan iuran wajib dilaksanakan
pada setiap penumpang yang akan menggunakan alat transportasi umum
membayarkan iuran wajib yang disatukan dengan ongkos angkut pada
saat membeli karcis atau membayar tariff angkutan dan pengutipan
ini dilakukan oleh masing-masing operator (pengelola) alat
transportasi tersebut, sedangkan pengutipan pada sumbangan wajib
diambil pada saat pembayaran sumbangan wajib dilakukan secara
periodik (setiap tahun) di kantor Samsat pada saat pendaftaran atau
perpanjangan STNK.Suatu kenyataan yang harus kita akui pada
tahun-tahun terakhir ini di bidang pertanggungan, baik
pertanggungan kerugian maupun pertanggungan jiwa adalah mengenai
adanya perkembangan pengertian tentang pertanggungan atau
perasuransian di tengah-tengah masyarakat.Perkembangan pengertian
tersebut adalah antara lain sebagai hasil dari
penerangan-penerangan yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan
pertanggungan kerugian, oleh bank-bank di dalam memberikan
kreditnya atau kegiatan-kegiatan lainnya, atau diberikan oleh
perusahaan-perusahaan pertanggungan jiwa kepada masyarakat.Asuransi
sebagai lembaga keuangan bukan Bank semakin mendapat tempat di
tengah-tengah masyarakat, bahkan hampir dalam seluruh hal mereka
harus berurusan dengan pertanggungan. Jadi jelas semakin lama
pertanggungan akan menjadi kebutuhan masyarakat secara luas untuk
menghadapi kemungkinan yang akan terjadi dan menimbulkan suatu
resiko. Bersamaan dengan itu di dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari, juga semakin dirasakan adanya keharusan untuk mengenal
betapa pentingnya pertanggungan jiwa, pertanggungan kecelakaan,
pertanggungan beasiswa dan sebagainya. Dengan berkembangnya ekonomi
dan teknologi yang semakin maju, kemungkinan adanya resiko yang
mengancam kebutuhan manusia semakin besar pula. Adanya alasan
tersebut, maka semakin besar pula masalah yang dihadapi oleh
manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.Melihat berbagai
peristiwa tersebut yang tidak terduga terjadi pada orang lain, maka
kita dapat menyadari apabila peristiwa tersebut terjadi pada diri
kita. Karena alasan tersebut mendorong orang untuk mencari suatu
perlindungan atau jaminan rasa aman. Oleh karena itu masyarakat
membutuhkan suatu asuransi untuk melindungi dirinya dari
resiko-resiko yang dihadapi. Sesuai dengan Undang-Undang No. 2
Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransi pasal 2 huruf a yang bunyinya
:Usaha asuransi, yaitu usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun
dana masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi memberikan
perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuransi
terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang
tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya
seseorang.Asuransi itu sendiri dibagi menjadi tiga yaitu asuransi
kerugian, asuransi jiwa, dan asuransi sosial. 2 Dalam hal ini
penulis mengkhususkan asuransi sosial dimana asuransi sosial
merupakan program asuransi wajib yang diselenggarakan pemerintah
berdasarkan Undang-Undang. Maksud dan tujuan asuransi sosial adalah
menyediakan jaminan dasar bagi masyarakat dan tidak bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan komersial. Asuransi ini yang memberikan
jaminan kepada masyarakat dan diselenggarakan oleh pemerintah.
Dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian yang menyebutkan : Pasal 3 huruf a : Usaha asuransi
terdiri dari:1. Usaha asuransi kerugian yang memberikan jasa dalam
penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari
peristiwa yang tidak pasti;2. Usaha asuransi jiwa yang memberikan
jasa dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau
meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.3. Usaha reasuransi
yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang
dihadapi oleh Perusahaan Asuransi Kerugian dan atau Perusahaan
Asuransi Jiwa.Masing-masing bidang asuransi dikelola oleh baik
perusahaan asuransi kerugian maupun jiwa. Sedangkan asuransi sosial
yang merupakan program asuransi sosial yang sifatnya wajib
diselenggarakan pemerintah berdasarkan Undang-Undang dan memberikan
perlindungan dasar untuk kepentingan masyarakat. Salah satunya
adalah asuransi kehilangan kendaraan bermotor yang dikelola oleh PT
asuransi Jasa Raharja Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
tertarik untuk mengetahui mekanisme dari pengurusan asuransi
kerugian hilangnya kendaraan bermotor sehingga penulis mengambil
judul ANALISA HUKUM ASURANSI KEHILANGAN KENDARAAN BERMOTOR MENURUT
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM DAGANG.(Studi kasus di ..)C. Rumusan
Masalah 1. Bagaimanakah prosedur dan pelaksanaan pengajuan terhadap
klaim asuransi hilangnya kendaraan bermotor pada perusahaan
asuransi PT Jasa Raharja ?2. Apa sajakah yang menjadi hambatan
dalam proses pengurusan asuransi terhadap kerugian hilangnya
kendaraan bermotor pada perusahaan asuransi PT Jasa Raharja ?3.
Bagaimanakah bentuk tanggung jawab PT Jasa Raharja terhadap
konsumen nasabah yang kendaraan bermotornya hilang ?
D. Tujuan Penelitian Dalam setiap pelaksanaan suatu aktifitas
penulisan tidak dapat dipisahkan dari tujuan yang ingin dicapai
dalam penyelenggaraan aktifitas tersebut. Hal ini lebih bermanfaat
dalam penyelenggaraan suatu kegiatan, apabila telah dirumuskan
terlebih dahulu, yaitu dapat dijadikan tolak ukur dan pegangan
dalam penyelenggaraan suatu aktifitas, karena yang ingin dicapai
pada dasarnya merupakan hasil dari pelaksanaan suatu kegiatan.
Sesuai dengan pernyataan diatas maka dalam penelitian ini mempunyai
tujuan sebagai berikut :1. Tujuan Obyektif, antara lain :a. Untuk
mengetahui gambaran secara nyata tentang proses pelaksanaan
pengajuan ganti rugi terhadap klaim asuransi hilangnya kendaraan
bermotor pada PT (persero) Aauansi Jasa Raharja cabang
Yogyakarta.b. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang ada di dalam
proses pengurusan asuransi terhadap kerugian akibat hilangnya
kendaraan bermotor nasabah..c. Untuk mengetahui bentuk tanggung
jawab yang dilakukan oleh PT. ASURANSI JASA RAHARJA YOGYAKARTA
terhadap korban hilangnya kendaraan bermotor.2. Tujuan Subyektifa.
Untuk mengupayakan data penelitian yang lengkap dan selanjutnya
disusun menjadi sebuah penulisan hukum sebagai syarat untuk
mencapai gelar kesarjanaan di bidang ilmu hukum pada fakultas hukum
Universitas Widya Mataram Yogyakartab. Untuk menambah pengetahuan
dan wawasan guna meningkatkan dan mendalami wacana pemikiran
penulis dalam khasanah ilmu sosial terutama ilmu hukum yang dapat
bermanfaat di kemudian hari.
E. Manfaat PenelitianManfaat yang dapat diperoleh dari
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat teoritisa.
Menerapkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan
menghubungkannya dengan praktek di lapangan.b. Untuk memperkaya
pustaka ilmu pengetahuan bagi peulis baik dibidang hukum pada
umumnya maupun dibidang keperdataan pada khususnya.c. Digunakan
sebagai salah satu kelengkapan dalam persyaratan untuk memperoleh
gelar sarjana hukumpada fakultas hukum Universitas Widya Mataram
Yogyakarta2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi penulis dan seluruh masyarakat umum yang terkait
dalam urusan dan masalah yang ditimbulkan oleh hambatan dan
prosedur untuk tercapai kepastian hukum.F. Tinjauan PustakaTinjauan
yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan skripsi ini adalah
tinjauanyuridis yaitu suatu kegiatan untuk mempelajari dan mengkaji
sesuatu hal berdasarkan pandanganhukum atau sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
1. Definisi Asuransi
Pasal 246 KUHD menyatakan bahwa pertanggungan adalah perjanjian
dengan manapenanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena
kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yangdiharapkan yang
mungkin dideritanya akibat dari suatu evenement.1
Sedangkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian dalamPasal 1 angka (1) menyatakan bahwa asuransi
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebihdengan mana pihak
penanggung mengikatkan dirinya kepada tertanggung dengan
menerimapremi asurani untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan,kehilangan keuntungan yang
diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yangmungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti atau untukmemberikan suatu pembayaran
yang didasarkan atas meninggalnya atau hidupnya
seseorang.2Unsur-unsur asuransi adalah para pihak, status para
pihak, obyek asuransi, peristiwaasuransi dan hubungan asuransi yang
dapat diuraikan sebagai berikut.Para pihak yaitu subyek dalam
perjanjian asuransi adalah penangggung dan tertanggung,penanggung
wajib memikul risiko yang dialihkan kepadanya dan berhak
memperoleh
1 R. Subekti, Kitab Undang-undang Hukum Dagang dan Undang-undang
Kepailitan, (Jakarta: PT PradnyaParamita, 2000), hal. 74.2 Redaksi
Sinar Grafika, Usaha Perasuransian, (Jakarta: Sinar Grafika, 1992),
hal. 343., Periksa Kembali Pasal 1angka (1) Undang-Undang Nomor 2
Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
pembayaran premi, sedangkan tertanggung wajib membayar premi dan
berhak memperolehpenggantian jika timbul kerugian atas harta yang
diasuransikan.3
Status para pihak yaitu penanggung harus berbentuk perusahaan
badan hukum berupa PTperseroan, koperasi dan tertanggung dapat
berstatus sebagai perseorangan, persekutuan ataubadan hukum dan
harus pihak yang berkepentingan atas obyek yang diasuransikan.
Obyekasuransi yaitu dapat berupa benda, hak atau kepentingan yang
melekat kepada benda dansejumlah uang yang disebut premi.4Peristiwa
asuransi yaitu merupakan perbuatan hukum berupa persetujuan
ataukesepakatan bebas antara penanggung dengan tertangggung
mengenai objek asuransi, peristiwatidak pasti (evenement) yang
mengancam obyek asuransi, dan syarat-syarat yang
berlaku,persetujuan tersebut berbentuk tertulis yang disebut
polis.5
Hubungan asuransi adalah hubungan hukum yang terjadi antara
penanggung dengantertanggung timbul karena adanya kesepakatan bebas
untuk memenuhi hak dan kewajibannyamasing-masing, apabila terjadi
evenemen premi penanggung wajib membayar kerugian,sedangkan apabila
tidak terjadi evenemen premi menjadi milik penanggung.62. Asuransi
pengangkutan daratKendaraan yaitu kendaraan angkutan darat adalah
kendaraan pengangkut yangdigerakkan oleh motor mekanik seperti
mobil sedan, bis umum, pick_up trailer, containerkendaraan beroda
tiga dan beroda dua, kereta api, trem dan sebagainya. Klasifikasi
kendaraanyaitu kendaraan bermotor digolongkan kedalam 4
golongan.
3 Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, (Bandung: PT
Citra Aditya Bakti, 1999), hal. 8.4 Ibid., hal. 85 Ibid., hal. 96
Ibid., hal. 9Penggolongan didasarkan kepada banyaknya roda,
kegunaan atau tujuan penggunaankendaraan bermotor, daya angkut dan
kemungkinan besar kecilnya risiko. Golongan I terdiri darimobil
untuk penumpang, golongan II terdiri dari bis dan kendaraan
pariwisata, golongan IIIterdiri dari kendaraan bermotor pengangkut
barang seperti truck, trailer dan container. GolonganIV terdiri
dari berbagai jenis dan tipe kendaraan bermotor beroda tiga dan
beroda dua.7Obyek asuransi angkutan darat adalah kendaraan
pengangkut darat dengan muatannyaterhadap berbagai macam bahaya
yang dapat menimbulkan kerusakan/kerugian pada kendaraanpengangkut
maupun pada muatannya. Asuransi angkutan darat meliputi tiga macam
asuransi, yaitu asuransi keselamatan penumpang, asuransi barang
yang diangkut dan asuransi kendaraanpengangkut.83.Asuransi Sosial
Asuransi sosial adalah asuransi yang dikelola oleh pemerintah atau
instansi atau badanyang ditunjuk oleh pemerintah sebagai pengelola
asuransi, berbeda dengan asuransi komersialdimana asuransi sosial
hanya Mencakup perlindungan dasar yang biasanya ditentukan
dalamperaturan perundangan.Asuransi sosial pada umumnya
dikelompokan bagi masyarakat tertentu sebagaimana dinyatakan dalam
peraturan perundang-undangan yaitu sebagai berikut:1. Semua pegawai
negeri menjadi anggota asuransi kesehatan pegawai negeri (KepPres
Nomor230 Tahun 1968) dan untuk itu setiap bulan gaji pegawai negeri
dipotong 2%.2. Semua pegawai negeri wajib menjadi anggota tabungan
dan asuransi pegawai negeri(TASPEN) berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1963, untuk itu setiappegawai negeri
harus membayar iuran yang langsung dipotong sebesar 3,25% dari gaji
setiapbulan.
7 Abbas Salim, Dasar-dasar Asuransi, (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 1995), hal. 87.8 Ibid.,, hal. 88.
3. Semua karyawan perusahaan swasta dan BUMN wajib menjadi
anggota asuransi sosialtenaga kerja (ASTEK) menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977, asuransi inimencakup asuransi
kecelakaan kerja, tabungan hari tua dan asuransi kematian.4. Tiap
penumpang yang sah dari kendaraan bermotor umum, kereta api,
pesawat terbang,perusahaan penerbangan nasional dan kapal
perusahaan perkapalan/pelayaran nasional, wajibmembayar iuran
melalui pengusaha/pemilik yang bersangkutan untuk menutup
akibatkeuangan disebabkan kecelakaan penumpang dalam perjalanan,
berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana
Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang.G. Metode PenelitianAdapun
metode yang dilakukan dalam penelitian ini,sebagai berikut:
1. Sifat penelitianBahwa penelitian ini bersifat Deskriptif ,
yaitu penelitian yang memberikan data tentang sesuatu atau
gejala-gejala sosial yang berkembang ditengah-tengah masyarakat
sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperoleh
gambaran yang menyeluruh,lengkap dan sistematis tentang objek yang
di teliti.2. Jenis dan sumber dataDalam penelitian ini sumber data
yang digunakan adalah:a. Data PrimerData yang diperoleh secara
langsung dari penelitian di lapangan , dalam hal ini penulis
memperoleh data dari ..b. Data SekunderData yang diperoleh dari
penelitian kepustakaan yang ada berupa bahan hukum ,data1).Bahan
Hukum PrimerBahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat
dalam hal ini berupa peraturan perundang-undangan yang terkait
untuk itu.2).Bahan Hukum SekunderBahan hukum yang dapat menunjang
bahan hukum primer dan dapat membantu penulis dalam menganalisa dan
memahami bahan hukum primer seperti : Literatur atau hasil
penulisan yang berupa hasil penelitian, peraturan
Perundang-undangan, Buku- buku, Makalah, Majalah, Tulisan lepas,
Artikel dan rancangan Undang-undang seperti Rancangan Kitab
Undang-undang Hukum Pidana Nasional. 3). Bahan Hukum TersierBahan
hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum
primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum dan kamus besar
bahasa Indonesia.3. Metode Pengumpulan DataPenelitian lapangan
dilakukan di Pengadilan Negeri Yogyakarta. Bahwa didalam penelitian
lapangan ini, dalam hal memanfaatkan data yang ada maka dilakukan
dengan menggunakan metode sebagai berikut:
a. Studi DokumenMelakukan infentarisasi terhadap bahan-bahan
hukum yang diperlukan, seperti: bahan-bahan hukum primer,
bahan-bahan hukum sekunder dan bahan-bahan hukum tersier. Melakukan
pencatatan dan pembuatan daftar ikhtisar yang berisikan berbagai
pengertian dan pendapat para ahli tentang penulisan skripsi ini.b.
Wawancara (interview)Wawancara ini dilakukan secara semi struktur
dengan menggunakan teknik dan pedoman wawancara.Wawancara dilakukan
dengan kepala PT Asuransi Jasa Raharja Yogyakarta dan beberapa
nasabah PT tersebutc. Metode Pengolahan dan Analisa Data1).
Pengolahan DataPengolahan data disusun secara sistematis melalui
proses editing, yaitu penulis akan merapikan kembali data yang
telah diperoleh dengan memilih data yang sesuai dengan keperluan
dan tujuan penelitian, sehingga didapat suatu kesimpulan akhir
secara umum yang nantinya akan dapat dipertanggung jawabkan sesuai
dengan kenyataan yang ada.2). Analisis DataSetelah data primer dan
data sekunder diperoleh selanjutnya dilakukan analisis dari data
yang didapat dengan mengungkapkan kenyataan-kenyataan dalam bentuk
kalimat.Terhadap semua data yang di peroleh dari hasil penelitian
tersebut, penulis menggunakan metode analisis secara kualitatif
yaitu uraian terhadap data yang terkumpul dengan tidak menggunakan
angka-angka tetapi berdasarkan peraturan perundang-undangan,
pandangan pakar dan pendapat penulis sendiri.
H. Kerangka Skripsi BAB I : PENDAHULUANA. Latar Belakang
MasalahB. Perumusan MasalahC. Tujuan PenelitianD. Manfaat
PenelitianBAB II : TINJAUAN PUSTAKAA. Definisi AsuransiB. Pembagian
AsuransiC. Hubungan asuransi dengan Kitab Undang-undang Hukum
PerdataBAB III :METODE PENELITIANA. Sifat PenelitianB. Jenis dan
Sumber DataC. Lokasi penelitianD. Metode Pengumpulan DataE. Metode
Analisa Data
BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATAA. prosedur dan pelaksanaan
pengajuan terhadap klaim asuransi hilangnya kendaraan bermotor pada
perusahaan asuransi PT Jasa Raharja ?B. Apa sajakah yang menjadi
hambatan dalam proses pengurusan asuransi terhadap kerugian
hilangnya kendaraan bermotor pada perusahaan asuransi PT Jasa
Raharja ?C. Bagaimanakah bentuk tanggung jawab PT Jasa Raharja
terhadap konsumen nasabah yang kendaraan bermotornya hilang ?BAB V
: PENUTUP DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
1 R. Subekti, Kitab Undang-undang Hukum Dagang da Undang-undang
Kepailitan,(Jakarta:PT PradyaParamita, 2000),hal. 74.
2 Redaksi Sinar Grafika, Usaha Perasuransian, (Jakarta: Sinar
Grafika, 1992), hal. 343., Periksa Kembali Pasal 1angka (1)
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
3 Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, (Bandung: PT
Citra Aditya Bakti, 1999), hal. 8.
4 Abbas Salim, Dasar-dasar Asuransi, (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 1995), hal. 87.
5 ibid,hal 8, hal 9, hal 88