ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS KEBUTUHAN DASAR AKTUALISASI DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH KRONIS DI RS JIWA PROF. DR. MUHAMMAD ILDREM MEDAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Sudi DIII Keperawatan DisusunOleh: NADYA DWI RAHMADANI 132500048 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS KEBUTUHAN DASAR AKTUALISASI DIRI PADA PASIEN HARGA
DIRI RENDAH KRONIS DI RS JIWA PROF. DR. MUHAMMAD ILDREM MEDAN
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Sudi DIII Keperawatan
DisusunOleh:
NADYA DWI RAHMADANI
132500048
PROGRAM STUDI DIII
KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2016
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena karunia-Nya
penulis dapat menuyusun Karya Tulis Ilmiah ini. Ada pun judul penelitian ini yaitu “Asuhan
KeperawatanPada Tn. S dengan Prioritas Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri Pada
Pasien Harga Diri Rendah Kronis di Rs Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Medan”.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat arahan, bimbingan,
dan dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun material. Maka pada kesempatan ini
dengan kesungguhan hati dan rasa tulus ikhlas, penulisan ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnyakepada :
1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Keperawatan Sumatera Utara Medan.
3. Ibu Cholina Trisna Siregar, S.Kep, Sp.KMB, M.kep selaku Wakil Dekan II Fakultas
Ilmu Keperawatan Sumatera Utara Medan.
4. Ibu Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu
Keperawatan Sumatera Utara Medan.
5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku ketua prodi DIII Fakultas Ilmu Keperawatan
Sumatera Utara Medan.
6. Ibu Jenny Marlindawani Purba,S.Kp.,MNS.Ph.D selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan serta dapat meluangkan waktu dan pikiran dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Ibu Roxsana Devi Tumanggor S.Kep,Ns.MNurs(MntlHltH),selaku penguji yang telah
meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan sarannya.
8. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
9. Yang terhormat kepada kedua orang tua saya tercinta Bapak Ridwan (Alm) dan
Mama Rosmaria Rangkuti SKM, serta Abang saya Afif Akram.Yang selalu
memberikan dukungan moril maupun materil dan dengan penuh kasih sayang
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Rekan – rekan mahasiwa/I program D III Fakultas Keperawatan USU Medan yang
member semangat kepada penulis dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11. Kepada seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun materil serta doa tulus sehingga penulis doa tulusnya sehingga dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Allah SWT akan membalas semua kebaikan dan bantuan yang penulis terima
selama ini dan tulisan dapat bagi penelitian selanjutnya.
Medan, 29Juli 2016
Penulis
( Nadya Dwi Rahmadani )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
ORSINALITAS ............................................................................................. i
PENGESAHAN ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................1
1.2 TUJUAN .....................................................................................2
sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain. Menerima
pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa
merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi
meremehkan orang lain. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan
keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap
perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak
disetujui oleh masyarakat. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-
aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk
mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksiorang lain, dan mampu untuk
mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.
Konsep diri negatif ditandai dengan masalah sosial dan ketidakmampuan untuk
melakukan dengan penyesuaian diri (maladjustment). Harga diri
Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri
yang tinggi. Jika individu sering gagal, maka cenderung harga diri rendah. Harga diri
diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Harga diri bergantung pada kasih sayang dan
penerimaan.Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut.
Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah.
adalah penilaian pribadi
terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri
(Stuart and Sundeen, 1991).
2.2. Asuhan Keperawatan Kasus
2.2.1. Pengkajian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan sesuai dengan jadwal praktik mahasiswa di
RSJ Prof. M. Ilderm Sumatera Utara, pada tanggal 26 Mei sampai 28 Mei 2016, mahasiswa
mulai melakukan pengkajian keperawatan pada Tn. S yang dilakukan secara lengkap terdapat
pada dilampiran I.
A) Biodata
Tn. S merupakan seorang pria yang berusia 28 tahun, bergolongan darah AB dengan
status belum menikah dan beragama Islam. Pendidikan terakhir Tn. S adalah SMA dan belum
bekerja. Tn. S beralamat di Medan, Jl. Dusun I Desa Subur Kab.Asahan. Tn. S masuk ke
rumah sakit tanggal 29 April 2016 dan berada diruangan Singgalang. Diagnosa medis dari
Tn. S adalah skizofrenia paranoid dengan episode berulang.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
B) Alasan Masuk
Klien mengatakan alasan masuk ke rumah sakit dikarenakan sering menyendiri di
rumah dan tidak mau berkomunikasi dengan orang lain karena malu akan penyakit jiwa yang
perna dialaminya.
C) Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat ini klien mengatakan merasa selaludianggap “gila” dan belum sembuh oleh
keluarganya. Klien terlihat sedih dan kesal dan sering duduk di sudut ruangan. Hal-hal yang
menurut klien memperbaiki keadaan adalah perawatan dan obat-obatan yang diberikan
selama di rumah sakit.
D) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan sebelumnya pernah masuk ke rumah sakit jiwa ini selama 5 bulan di
tahun 2005dengandiagnosaSkizopfrenia Paranoid. Selama di rumah skit klien menerima
perawatan dan obat-obatan yang membantunya sembuh. Klien mengatakan belum pernah
dioperasi dan tidak memiliki riwayat alergi.
E) Genogram
NB: :
Laki-laki
: Perempuan
: Klien
Klien mengatakan kalau ayahnya anak ketiga dari empat bersaudara dan ibunya anak
ketiga dari lima bersaudara. Sedangkan klien anak ketiga dari sepuluh bersaudara.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
F) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit serius yang harus ditangani dan
penyakit keturunan. Klien juga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang meninggal dan
tidak memiliki anggota keluarga sebelumnya yang memiliki penyakit yang sama dengan
klien.
G) Riwayat Kesehatan Psikososial
Persepsi klien tentang penyakitnya, klien mengatakan sadar akan penyakitnya dan
percaya bahwa penyakitnya akan segera sembuh jika klien menerima perawatan dan obat-
obatan secara teratur.
Konsep diri, klien mengatakan sangat menyukai seluruh bagian tubuhnya. Klien
mengatakan ingin lekas sembuh dan kumpul dengan anggota keluarganya. Tetapi klien
merasa dirinya kurang berarti karena tidak punya penghasilan sendiri.
Hubungan sosial, klien mengatakan tidak terlalu sering berinteraksi dengan lingkungan
tepat klien tinggal dan teman-temannya dikarenakan klien malu akan penyakit yang
dideritanya. Hubungan klien dengan keluarganya baik dan harmonis. Klien juga mengatakan
orang yang sangat berarti dihidupnya adalah orang tuanya.
Spritual, klien menganup agama Islam. klien mengatakan sebelum klien masuk ke
rumah sakit jiwa sering beribadahtetapi setelah klien berada di rumah sakit tidak pernah
ibadah lagi.
H) Status Mental
Saat dilakukan pengkajian, penampilan klien bersih dan rapi. Klien dalam keadaan
compos mentis atau sadar. Klien kooperati tetapi kurang dalam kontak mata pada lawan
bicara. Selama wawancara, klien berbicara sangat lambat dan berulang-ulang. Klien terlihat
tidak terlalu bersemangat melakukan wawancara dan tampak lesu. Klien tidak memiki
gangguan dalam mengingat.
I) Mekanisme Koping
Maladaptif, ketika klien mengalami masa sulit atau mengalami masalah, klien lebih
memilih menyendiri di kamar.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.2 Analisa Data
No
Data Diagnosa
Keperawatan
DS:
- Klien mengatakan merasa malu pada dirinya
sendiri dan orang lain karena penyakitnya.
- Klien merasa sedihkarena orang
tuanyamasihmenganggapbahwaklienbelumsem
buh.
DO:
- Ketika klien menceritakan masalah klien
tampak lesu dan tidak bersemangat, selalu
menunduk dan menghindari kontak mata
dengan perawat. Serta malumenyandang status
sebagaipasiengangguanjiwa.
Harga diri rendah kronis
DS:
- Klien mengatakan ia jarang bergaul maupun
berosialisasi dengan orang lain dikarenakan
malu akan penyakitnya.
DO:
- Klien sering duduk menyendiri di sudut
ruangan dengan kepala tertunduk.
- Kurang dalam kontak mata.
- Afek sedih
Isolasi sosial
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.3 Masalah Keperawatan
1. Harga diri rendahditandai dengan klien yang mengatakan klienmalu terhadap dirinya
sendiri karena penyakitnya.Harga diri klien semakin jatuh karena keluarga klien
masih menggangap dirinya sakit.
2. Isolasi sosial yang ditandai dengan klien jarang berkomunikasi ataupun bersosialisasi
dengan lingkungan sekitarnya. Klien mengatakan lebih memilih menyendiridaripada
bergaul dengan temannya. Klien sering terlihat duduk di sudut ruangan sendiri dengan
menundukkan kepala. Klien mengatakan malu untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya karena penyakitnya.
2.2.4 Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan presepsi kurang dihargai oleh orang
lain, yang ditandai dengan ekspresi rasa malukarena penyakit jiwa yang dideritanya.
2. Keputusasaan berhubungan dengan isolasi sosial, yang ditandai dengan
meninggalkan orang yang mengajak berbicara.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.5 Intervensi Keperawatan
Diagnosa Perencanaan
Harga diri
rendah kronis
Tujuan dan kriteria hasil:
NOC :Dalam waktu 4 hari klien akan menunjukkan peningkatan harga
diri dengan indikator:
1. Mengungkapkan penerimaan diri secara verbal dengan skala 3.
2. Penerimaan keterbatasan diri dengan skala 3.
3. Mempertahankan kontak mata dengan skala 3.
4. Menerima kritik dari orang lain dengan skala 3.
5. Melatih perilaku yang yang dapat meningkatkan harga diri
dengan skala 3.
Rencana tindakan Rasional
NIC :
1. Kaji pernyataan
klien tentang harga
diri.
2. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki.
3. Bantu klien
menggunakan
kemampuan positif
yang dimiliki klien.
4. Bantu klien untuk
menemukan
penerimaan diri.
5. Bantu klien untuk
menetapkan tujuan
yang realistis.
6. Fasilitiasi
1. Pernyataan klien tentang
pandangan harga diri klien.
2. Kemampuan positif yang dimiliki
klien dapat meningkatkan percaya
diri.
3. Kegiatan positif akan
meningkatkan harga diri klien.
4. Sikap penerimaan diri salah.
5. Tujuan realistis untuk mencapai
harga diri yang lebih tinggi.
6. Lingkungan mempengaruhi minat
klien dalam meningkatkan harga
diri.
7. Penghargaan/pujian akan
memotifasi klien dalam kemajuan
yang telah dilakukan.
8. Kritik diri akan membuat klien
mampu mengenali dirinya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
lingkungan dan
kegiatan yang akan
meningkatkan harga
diri.
7. Berikan
penghargaan /
pujian terhadap
klien atas kemajuan
klien.
8. Eksplorasi alasan
untuk kritik diri
atau rasa bersalah.
NOC : Dalam waktu 4 hari klien akan mennjukkan peningkatan
kesadaran diri dengan indikator:
1. Membedakan diri dari lainnya dan lingkungan dengan skala 4.
2. Mengenali kemampuan fisik pribadi, mental, emosional serta
keterbatasan dengan skala 4.
3. Menyatakan perasaan ke orang lain dengan skala 4.
Rencana tindakan Rasional
NIC :
1. Kaji klien untuk
mengenali dan
mendiskusikan
pemikiran dan
perasaan.
2. Bantu klien untuk
menyadari bahwa
semua orang adalah
unik.
3. Fasilitasi klien
mengidentifikasi
tentang pola
tanggapan umum
1. Mengenali diri sendiri dapat
meningkatkan kesadara diri.
2. Setiap manusia itu unik, oleh
karena itu kesadaran dirilah yang
membuat seseorag diterima.
3. Tanggapan umum terhadap
berbagai situasi membuat
seseorang mengenal pribadinya.
4. Penyakit (gangguan jiwa) erat
kaitannya dengan konsep diri,
ataupun harga diri.
5. Hal negatif juga diketahui klien
agar klien tidak selalu merasa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
terhadap berbagai
hasil.
4. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
dampak penyakit
atas konsep diri.
5. Bantu klien untuk
sadar akan hal
negatif tentang
dirinya.
6. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
sumber motifasi.
7. Ajarkan klien untuk
mengungkapkanpan
dangan orang lain
tentang dirinya.
paling benar.
6. Motivasi merupakan salah satu
faktor penyembuh orang yang
memiliki harga diri rendah.
7. Pandangan orang lain dapat
meningkatkan harga diri.
Diagnosa Perencanaan Isolasi sosial Tujuan dan kriteria hasil
NOC :
1. Berinteraksi dengan teman satu ruangan, anggota keluarga,
pegawai rumah sakit/kelompok kerja.
2. Berpartisipasi sebagai sukarelawa, pada aktifitas organisasi,
atau pada kegiatan keagamaan.
3. Berpatisipasi dalam aktifitas pengalihan dengan orang lain.
Rencana Tindakan Rasional
NIC :
1. Motivasi klien untuk
meningkatkan
hubungan
interaksi.
1. Hubungan interaksi dengan
orang lain akan membantu klien
untuk menghindari rasa
kesepian.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Bantu menggunakan
tehnik peran untuk
meningkatkan
kemampuan tehnik
komunikasi klien.
3. Dorong klien untuk
terlibat dalam
aktivitas kelompok
atau individu.
4. Berikan umpan balik
yang positif ketika
klien mampu
menggunakan
keterampilan
interaksi sosial yang
efektif.
2. Kemampuan klien dalam
berkomunikasi dapat
meningkatkan rasa percaya diri
klien dalam berinteraksi dengan
oran lain.
3. Melibatkan klien dalam
aktivitas kelompok, akan
mengurangi rasa kesepian yang
dialami klien.
4. Meningkatkan rasa percaya diri
klien atas kemampuan dalam
berinteraksi dengan orang lain.
Rencana Tindakan Rasional
NIC :
1. Tentukan
kemampuan klien
untuk berpartisipasi
dalam kegiatan
spesifik.
2. Kaji peningkatkan
komitmen klien
untuk meningkatkan
frekuensi dan
berbagai aktivitas.
3. Bantu klien untuk
memilih aktivitas dan
tujuan bagi kegiatan
sesuai dengan
1. Kemampuan klien akan
meningkatkan partisipasi pada
kegiatan tertentu.
2. Komitmen merupakan salah
satu cara meningkatkan sebuah
terapi.
3. Kemampuan yang dimiliki klien
salah satu cara meningkatkan
sosialisasi.
4. Motivasi dan penguatan sangat
penting bagi klien harga diri
rendah agar klien terus
bersemangat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kemampuan fisk,
psikologis dan sosial.
4. Bantu klien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.3.5. Implementasi dan Evaluasi
Hari/
Tanggal
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Kamis,
26 Mei
2016
Harga
Diri
Rendah
Kronis
1. Mengkaji
pemahaman
klien tentang
harga diri
dengan
menanyakan
kepada klien
bagaimana
pendapat
orang lain
tentang klien
menurut klien
2. Mengkaji
kemampuan
positif yang
dimiliki klien.
3. Memotivasi
dalam
menetapkan
tujuan yang
realistis.
4. Fasilitasi
lingkungan
dan kegiatan
yang akan
meningkatkan
harga diri.
5. Memberikan
penghargaan
SOAP
S: - Klien mengatakan bahwa keluarga
menganggap klien masih mengalami
gangguan jiwa.
- Klien dapat melakukan pekerjaan
positifnya dengan baik.
- Klien mengatakan ingin segera sembuh
dan kembali berkumpul dengan
keluarganya.
O: - Klien terlihat baik melakukan
pekerjaannya.
- Klien menunjukkan ekspresi senang
ketika diberi pujian.
A: - mengungkapkan penerimaan diri
secara verbal dengan skala 3.
- Penerimaan keterbatasan diri dengan
skala 3.
-Mempertahankan kritikdari orang lain
skala 3.
P: Intervensi dilanjutkan.
- melatih perilaku yang dapat
meningkatkan harga diri dengan skala
3.
- Pantau aktifitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
/ pujian
kepada klien
atas kemajuan
klien.
Jumat,
27 Mei
2016
Harga
Diri
Rendah
Kronis
1. Mengkaji
klien untuk
mengenali
dan
mendiskusika
n pemikiran
dan perasaan.
2. Membantu
klien untuk
menyadari
bahwa semua
orang adalah
unik.
3. Membantu
klien untuk
mengidentifik
asi dampak
penyakit atas
harga diri.
4. Membantu
klien untuk
sadar akan
hal negatif
tentang diri.
5. Membantu
klien untuk
mengidentifik
asi sumber
SOAP
S: -Klien mengatakan perasaannya masih
sedih.
- Klien mengatakan mengerti kalau setiap
manusia itu unik.
- Klien mengatakan dampak penyakit
yang dialaminya adalah dia tidak dapat
melakukan pekerjaan dengan percaya
diri.
- Klien mengatakan bahwa pasien sadar
penyakit yang diderita membuat dirinya
jauh dari keluarga dan teman-temannya.
- Klien mengatakan sumber motivasinya
adalah keluarga.
O: -Klien tampak senang dengan
perbincangan yang dilakukan.
A : - Membedakan diri dari lainnya dan
lingkungan dengan skala 4.
-Mengenali kemampuan fisik pribadi,
mental, emosional, serta keterbatasan
dengan skala 4.
P : Intervensi dilanjutkan.
- Menyatakan perasaan ke orang lain
dengan skala 4.
- Pantau aktifitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
motivasi.
Sabtu,
28 Mei
2016
Isolasi
sosial
1. Memotivasi
klien untuk
meningkatkan
hubungan
interaksi.
2. Membantu
klien untuk
meningkatkan
harga diri.
3. Ajarkan
bersosialisasi
agar
meningkatkan
harga diri.
4. Mendorong
klien untuk
terlibat
dalam
aktivitas
kelompok
atau individu
seperti TAK
atau
beribadah.
5. Memberikan
umpan balik
yang positif
ketika klien
mampu
menggunakan
keterampilan
SOAP
S : -Klien mengatakan sudah mampu
berinteraksi dengan teman sekamar.
- Klien mengatakan mampu memotivasi
diri sendiri agar tidak rendah diri.
-Klien sudah mampu berkenalan dan
bersosialisasi dengan teman
sekamarnya.
-Klien mengatakan belum mau terlibat
dalam aktivitas kelompok.
-Klien mampu mengerjakan aktivitas
sesuai dengan jadwal yang telah
disusun.
-Klien mengatakan berkomitmen akan
mengikuti segala latihan dan latihan
aktifitas yang telah disusun dengan
baik.
O : -Klien mulai dapat berkomunikasi
dengan teman sekamarnya.
-Klien belum mau beribadah bersama.
-Klien mulai berinteraksi didalam
kamarnya.
-Wajah klien mengalami perubahan
suasana ceria.
A : -Berinteraksi dengan teman satu
ruangan, anggota keluarga, pegawai
rumah sakit/kelompok kerja.
- Berpartisipasi sebagai suka relawan,
pada aktivitas organisasi, atau pada
kegiatan keagamaan.
P : Intervensi dilanjutkan.
-Berpartisipasi dalam aktifitas
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
interaksi
sosial yang
efektif.
6. Mengajaraka
n cara
berkenalan.
7. Membantu
klien untuk
mengembang
kan motivasi
diri dan
penguatan.
8. Menentukan
kemampuan
klien untuk
berpartisipasi
dalam
kegiatan
spesifik.
9. Membuat
jadwal
kegiatan
harian.
10. Mengajarkan
klien untuk
melakukan
aktivitas
menyapu dan
mengepel
dengan benar.
11. Mengkaji
peningkatan
komitmen
pengalihan dengan orang lain.
-Pantau aktifitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
klien untuk
meningkatkan
frekuensi dan
berbagai
aktifitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan kepada Tn. S dengan masalah kebutuhan dasar
harga diri selama beberapa hari, yaitu pada tanggal 26 sampai 28 Mei 2016. Sebagai langkah
dalam penyusunan karya tulis ilmiah dapat ditarik kesimpulan.
Pada pengkajian Tn.S ditemukan data pendukung dimana klien mengatakan bahwa
keluarga klien masih menggangap klien menderita penyakit gangguan jiwa.
Adapun intervensi dan implementasi yang utama dilakukan pada Tn. S telah diperbuat
adalah meningkatkan kepercayaan diri klien dengan semaksimal dan seefektif mungkin
sesuai dengan perencanaan sebelumnya sehingga hasilnya sudah mendekati kriteria hasil
yang sudah ditetapkan. Dimana klien sudah mengalami sedikit kemajuan sebelum dilakukan
intervensi dan implementasi pada klien. Sedangkan evaluasi dari asuhan keperawatan Tn. S
dengan masalah harga diri rendah di Rumah Sakit Jiwa Prof. M. Ilderm Sumatera Utara
dimana masalah keperawatan Harga Diri Rendah belum teratasi sepenuhnya dan intrvensi
masih perlu untuk dilanjutkan oleh pihak rumah sakit.
3.2.Saran
Dalam upaya meningkatkan pelayanan keperawatan, pengetahuan dan pemahaman
tentang asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kebutuhan dasar harga diri rendah,
penulis menekankan pentingnya mengatasi atau mengurangi masalah harga diri rendah yang
bisa terjadi pada klien dapat terpenuhi dengan baik.
A). Bagi Mahasiswa
Mahasiswa yang hendak melakukan asuhan keperawatan hendaknya lebih dahulu
memahami tentang kebutuhan dasar klien yang terkait dengan masalah harga diri rendahnya
sehingga mahasiswa dapat memberikan asuhan yang bersifat komprehensif dan dapat
meminimalkan waktu rawatan klien di rumah sakit.
B). Bagi Istitusi Pendidikan
Hasil karya tulis ilmiah ini disarankan sebagai informasi tambahan berupa situasi
terkini tentang kebutuhan dasar manusia pada masalah harga diri dan keterkaitanmasalah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
keperawatan lain yang dikarenakan oleh masalah harga diri pada pasien dengan gangguan
harga diri rendah dalam pelaksanaan oleh perawat.
C). Bagi Klien
Sebaiknya klien mampu menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan perawat dan
tim kesehatan lainnya serta untuk mempercepat proses penyembuhan klien sekaligus
meningkatkan kesiapan keluarga dalam merawat klien di rumah sehingga kesehatan klien
membaik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi. Indonesia: Andi.
Stuart and sundeen. 1991. Principles and Practice of Psychiatric Nursing ed 4. St louis : The CV Mosby year book. Stuart dan Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3 alih bahasa Achir Yani. S. Jakarta: EGC.
Keliat, B. A. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan, Jakarta: EGC.