Page 1
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019
58 Ratna Devi, Parmin, Ziand Aswira, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes ...
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS YANG
MENGALAMI MASALAH KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT DENGAN
PENERAPAN KEPERAWATAN LUKA MODERN DRESSING DI RUANGAN
KENARI RSU ANUTAPURA PALU 2018
Ratna Devi, Parmin, Ziand Aswira
Prodi DIII Keperawatan FK UNTAD
ABSTRACT
The background of : Diabetes melitus (DM) is a group of metabolic disorders characterized by an
increas in blood glucose levels (Hyperglycemia). The highest prevalence based on DM symptoms is
in central Sulawesi, Which is 3,7% and the most common complications about 15% are called
diabetic foot wounds in 2017
The purpose of the study : to describe the nursing care in patients with diabetes melitus who have
problems with damage to the application of modern wound care dressig in the walnut room RSU
Anutapura Palu.
Research methode : the methode used is a qualitative method of researchers doing direct wound
care dressing directly and observed directly by researchers.
Results : based on the assumption that the authors made with the main problem found in both
patients namely damage to skin integrity and carried out modern wound care interventions
dressing in both patients was resolved.
Conclusions and suggestions : the results of case studies show that modern wound care dressings
have an influence on wound healing and overcome skin integrity problems. It is expected that
further researchers can carry out this action better.
Keywords : modern wound dressing, damage to skin integrity and diabetes melitus
Page 2
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019
59 Ratna Devi, Parmin, Ziand Aswira, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes ...
ABSTRACT
Latar belakang : Deabetes melitus (DM), merupakan sekumpulan gangguan metabolik
yang di tandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia). Prevalensi
berdasarkan gejala DM yang tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah yaitu sebesar 3,7% dan
komplikasi yang paling sering dialami oleh penderita diabetes mellitus adalah komplikasi
pada kaki sekitar 15 % yang disebut luka kaki diabetes pada tahun 2017.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien
diabetes melitus yang mengalami masalah kerusakan integritas kulit dengan penerapan
keperawatan luka modern dressing di ruangan kenari RSU Anutapura Palu.
Metode penelitian : Metode yang di pakai adalah metode kualitatif, peneliti melakukan
tindakan perawatan luka modern dressing secara langsung dan di observasi langsung oleh
peneliti.
Hasil : Berdasarkan askep yang penulis lakukan dengan masalah utama yang di temukan
pada ke dua pasien yaitu kerusakan integritas kulit dan di laksanakan intervensi perawatan
luka modern dressing pada ke dua pasien tersebut teratasi.
Kesimpulan dan saran : hasil studi kasus menunjukan bahwa perawatan luka modern
dressing memberikan pengaruh terhadap penyembuhan luka dan mengatasi masalah
integritas kulit. Di harapkan peneliti selanjutnya dapat menjalankan tindakan ini dengan
lebih baik lagi.
Kata Kunci: Pembalut Luka Modern, Kerusakan Integritas Kulit, dan diabetes mellitus.
PENDAHULUAN
Penyakit diabetesmelitus saat ini
telah menjadi penyakit epidemik.Dalam
10 tahun terakhir terjadi peningkatan 2-3
kali lipat yang disebabkan oleh
pertambahan umur,kelebihan berat badan
dan gaya hidup.
Menurut World Health
Organitation (WHO) pada tahun 2013,
jumlah penderita DM mencapai 200
juta jiwa dan diperkirakan meningkat
menjadi 333 juta jiwa di tahun 2025
mendatang.Setengah dari angka
tersebut terjadi di negara berkembang,
termasuk negara Indonesia.Angka
kejadian DM di Indonesia menempati
urutan ke-4 tertinggi di dunia yaitu 8,4
juta jiwa.
Page 3
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019
60 Ratna Devi, Parmin, Ziand Aswira, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes ...
Prevalensi berdasarkan gejala
DMyang tertinggi terdapat di Sulawesi
Tengah yaitu sebesar 3,7% dan
komplikasi yang paling sering dialami
oleh penderita diabetes mellitus adalah
komplikasi pada kaki sekitar 15 % yang
disebut luka kaki diabetes.( Kemenkes RI
2013 ).
Luka diabetes(diabetic ulcers)sering
kali disebut diabetics foot ulcersluka
neuropati, luka diabetik neuropath
(Maryunani, 2013).Luka diabetes atau
neuropati adalah luka yang terjadi pada
pasien yang diabetik melibatkan gangguan
pada saraf perifer dan otonomik.Kondisi
hiperglikemia yang lama pada pasien DM
menyebabkan arteroskelosis, penebalan
membrane basalis dan perubahan pada
saraf perifer..
Luka kaki pada pasien diabetes
harus mendapatkan perawatan karena ada
beberapa alasan, misalnya untuk
mengurangi resiko infeksi dan
amputasi,memperbaiki fungsi dan kualitas
hidup, dan mengurangi biaya
pemeliharaan kesehatan.Tujuan utama
perawatan luka diabetes sesegera mungkin
didapatkan kesembuhan dan pencegahan
kekambuhan setelah proses penyembuhan.
Strategi penatalaksanaan pada
pasien diabetes melitus adalah salah
satunya dengan memberikan terapi
farmakologi dan non farmakologi.Terapi
tersebut bertujuan untukmencegah infeksi
pada pasien diabetes melitus salah satunya
menerapkan prosedur perawatan luka pada
luka gangren dengan modern Dressing.
Adapun tujuan penelian ini untuk
mengetahui gambaran asuhan
keperawatan pada pasien diabetes melitus
yang mengalami masalah kerusakan
integritas kulit dengan penerapan
keperawatan luka modern dressing di
ruangan kenari RSU Anutapura Palu.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan
rancangan studi kasus yaitu untuk
mengeksplorasi masalah Asuhan
keperawatan pada pasien diabetes melitus
yang mengalami masalah kerusakan
integritas kulit dengan penerapan
perawatan luka modern dressing. Unit
analisa/partisipan dalam penelitian ini
adalah 2 klien dengan penyakit diabetes
mellitus yang memiliki masalah
keperawatan kerusakan integritas
kulityang sama antara pasien 1 dan pasien
2. Studi kasus ini berfokus pada
Page 4
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019
61 Ratna Devi, Parmin, Ziand Aswira, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes ...
manajemen perawatan luka pada pasien
diabetes melitus dengan masalah
kerusakan integritas kulit. Adapun
instrumen studi kasus yang digunakan
yaitu: informend consent, Format
pengkajian keperawatan, format lembar
observasi perawatan luka, Format standar
operasional prosedur (SOP) tentang
perawatan luka, dan Gambar Balutan
Modern Dressing. Penelitian ini
dilaksanakan di ruang Kenari Rumah
Sakit Umum Anutapura Palu Provinsi
Sulawesi Tengah pada bulan November
2018. Data yang digunakan adalah data
primer dan data sekunder. Untuk
mendapatkan data primer metode yang
digunakan adalah : anamnese, observasi,
pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi.
Hasil Pengkajian
a) Identitas Klien
Tabel 4.1 Tabel Pengkajian Identitas
Klien dan Penanggung jawab
IDENTITAS Pasien 1 Pasien 2
I. Pasien
Nama
Jenis kelamin
Umur
Agama
Suku
Alamat
Pendidikan
Tanggal masuk
RS
Tanggal
Tn. I
Laki-laki
49 Tahun
Islam
Kaili
Jl. Beringin
SMA
17-11-2018
20-11- 2018
30-85-97
Ny. M
Perempuan
40Tahun
Islam
Bugis
Jln. Bantilan
SMP
16-11-2018
20-11- 2018
46-78-77
pengkajian
No. register
Ruangan
Diagnose medis
II Penanggung
Jawab
Nama
Umur
Jenis kelamin
Suku
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Hubungan
dengan pasien
Kenari
DM Tipe II
Ny. D
45 Tahun
Perempuan
Kaili
Islam
SMA
IRT
Jl. Beringin
Istri Klien
Kenari
DM Tipe II
Tn. A
43 Tahun
Laki-laki
Bugis
Islam
SMA
Wiraswasta
Jl. Bantilan
Suami Klien
Sumber : Data primer, 2018
Interpretasi : Melihat dari data diatas
ada perbedaan antara pasien 1 dan pasien
2 dimana pada pasien 1 berjenis kelamin
laki-laki, umur 49 tahun dengan Suku
kaili dan pendidikan terakhir yaitu SMA.
Sedangkan pada pasien 2 berjenis kelamin
perempuan, umur 40 tahun, bersuku bugis
dengan pendidikan terkahir yaitu SMP.
b) Riwayat Penyakit
Tabel 4.2 Tabel Pengkajian Riwayat
Kesehatan Klien
RIWAYAT
PENYAKIT Klien 1 Klien 2
Keluahan
utama
Klien
mengeluh
merasa nyeri
pada luka
yang ada di
kaki
kanannya.
Klien
mengeluh
merasa nyeri
pada jari kaki
kanannya
yang luka dan
gatal.
Riwayat
keluahan
utama
Klien
mengeluh
merasa nyeri
pada kaki
Klien
mengatakan
merasa nyeri
sudah satu
Page 5
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019
62 Ratna Devi, Parmin, Ziand Aswira, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes ...
kanannya
dari 4 hari
sebelum
masuk rumah
sakit, nyeri di
rasakan
hilang timbul
dengan skala
5 (Sedang),
klien
mengatakan
luka pada
kakinya
awalnya
karna bisul.
minggu yang
lalu dengan
skala nyeri 4
(Sedang),
nyeri di
rasakan hilang
timbul akibat
luka yang ada
pada jari
kakinya, klien
mengatakan
luka pada jari
kakinya akibat
terkena benda
tajam saat
beraktivitas
dan belum
sembuh-
sembuh.
Keluhan yang
menyertai
Klien
mengeluh
mudah lelah,
sering buang
air kecil
dimalam
hari, susah
tidur karena
merasa nyeri.
Klien
mengeluh
merasa lemah,
susah tidur
karena nyeri,
sering buang
air kecil, dan
kakinya kram
atau
kesemutan.
Riwayat Kes.
masa lalu
Istri klien
mengatakan
sebelumnya
klien belum
pernah
dirawat di
Rumah Sakit
yang sama
dengan DM
tipe II
Pasien
mengatakan
sebelumnya
sudah pernah
dirawat
dirumah sakit
Anutapura
dengan
penyakit DM
Tipe II
Riwayat Kes.
Keluarga
Pasien
mengatakan
bahwa orang
tuanya tidak
menderita
penyakit
yang sama
dengan
dirinya yaitu
DM Tipe II.
Pasien
mengatakan
bahwa ibunya
juga menderita
penyakit yang
sama dengan
dirinya yaitu
DM Tipe II.
Sumber : Data primer, 2018
Interpretasi : Berdasarkan dari data
diatas terdapat perbedaan antara pasien 1
dan pasien 2 yaitu klien 1 mengeluh
merasa nyeri pada kaki kanannya, keluhan
dirasakan baru 4 hari sebelum masuk RS,
belum pernah di rawat di RS sebelumya
dan tidak memiliki riwayat keturunan DM
tipe II. sedangkan pada pasien 2 klien
mengeluh nyeri pada jari kaki kanannya,
keluhan di rasakan sudah satu minggu
yang lalu, sudah pernah di rawat di RS
yang sama sebelumnya dan memiliki
riwayat keturunan DM tipe II dari ibunya .
c) Pemeriksaan fisik (head to toe)
Tabel 4.3 Pemeriksaan Fisik
Observasi Pasien 1 Pasien 2
Keadaan Umum
Tingkat
kesadaran
Tanda-tanda
vital
Tekanan darah
Nadi
Respirasi
Suhu
Lemah
Composmenti
s
150/90 mmHg
90x/Menit
22x/Menit
36,5°c
Lemah
Composmentis
130/80 mmHg
80x/Menit
20/menit
36°c
Head to toe :
Kepala
Inspeksi
Bentuk kepala
bronchicepalu
s, jenis rambut
lurus,
penyebaran
rambut
merata, warna
rambut hitam
beruban,
rambut
nampak kotor
dan acak-
Bentuk kepala
bronchichepalus
, jenis rambut
lurus,
penyebaran
rambut merata,
warna rambut
hitam .
Page 6
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019
63 Ratna Devi, Parmin, Ziand Aswira, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes ...
Palpasi
acakkan.
Tidak ada
benjolan,
tidak ada
nyeri tekan.
Tidak ada
benjolan, tidak
ada nyeri tekan.
Mata
Inspeksi
Palpasi
Bentuk
simetris kiri
dan kanan,
konjungtiva
anemis, sclera
tidak icterus,
tidak
memakai kaca
mata.
Fungsi
penglihatan
baik, tidak
terdapat nyeri
tekan.
Bentuk Simetris
kiri dan kanan,
palpebra tidak
oedema,
konjungtiva
anemis, sclera
tidak ikterus,
tidak memakai
kaca mata.
Fungsi
penglihatan
baik, tidak
terdapat nyeri
tekan
Hidung
Inspeksi
Palpasi
Septumnasi
baik, tidak ada
epistaksis,
kebersihan
hidung kurang
bersih.
Tidak ada
nyeri tekan
pada daerah
septum dan
sinus.
Septumnasi
baik, tidak ada
secret, tidak ada
epistaksis.
Tidak ada nyeri
tekan pada
daerah septum
dan sinus.
Telinga
Inspeksi
Palpasi
simetris kiri
dan kanan,
tidak
terdapatpengel
uaran serumen
pada kedua
telinga,
kebersihan
telinga kurang
, fungsi
pendengaran
baik.
Tidak terdapat
nyeri tekan.
Simetris kiri dan
kanan, tidak
terdapat
pengeluaran
serumen pada
kedua telinga ,
kebersihan
telinga baik,
fungsi
pendengaran
baik.
Tidak terdapat
nyeri tekan
Mulut & gigi
Inspeksi
Palpasi
Keadaan
mulut kurang
bersih, jumlah
gigi lengkap .
Mukosa bibir
kering, tidak
ada stomatitis,
tidak ada
gangguan
bicara.
Tidak ada
nyeri tekan
pada daerah
maksilaris dan
mandibularis.
Keadaan mulut
kurang bersih,
jumlah gigi
lengkap,
keadaan lidah
bersih , tidak
ada stomatitis,
mukosa bibir
kering.
Tidak terdapat
nyeri tekan pada
daerah lidah.
Leher
Inspeksi
Palpasi
Tidak ada
luka, tidak
terdapat
pembesaran
kelenjar tiroid.
Tidak ada
nyeri tekan,
arteri karotis
teraba.
Tidak ada luka,
tidak terdapat
pembesaran
kelenjar karotis.
Tidak ada nyeri
tekan, arteri
karotis teraba.
Dada
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Bentuk dada
simetris antara
kiri dan
kanan, jenis
pernafasan,
frekuensi
nafas 18
x/menit.
Tidak terdapat
nyeri tekan,
vocal
premitus
seimbang
antara kiri dan
kanan, bunyi
paru resonan.
Tidak terdapat
bunyi nafas
tambahan.
Ictus cordis
tidak terlihat,
tidak ada
nyeri tekan,
Bentuk dada
simetris antara
kiri dan kanan,
jenis
pernafasan,
frekuensi nafas
20x/menit.
Tidak terdapat
nyeri tekan,
vocal premitus
seimbang antara
kiri dan kanan,
bunyi paru
resonan.
Tidak terdapat
bunyi nafas
tambahan.
Ictus cordis
tidak terlihat,
tidak ada nyeri
tekan, ictus
Page 7
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019
64 Ratna Devi, Parmin, Ziand Aswira, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes ...
Cardiovaskuler
ictus cordis
teraba pada
ICS ke 5.
Tidak ada
nyeri tekan,
ictus cordis
teraba pada
ICS ke 5 mid
klavikula,
bunyi jantung
pekak.
cordis teraba
pada ICS ke 5.
Tidak ada nyeri
tekan, ictus
cordis teraba
pada ICS ke 5
mid klavikula,
bunyi jantung
pekak.
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Keadaan perut
buncit, tidak
ada luka.
Tidak terdapat
nyeri tekan
Terdengar
bising usus
dan peristaltic
usus 16
kali/menit.
Keadaan perut
datar, tidak
terdapat luka.
Tidak terdapat
nyeri tekan.
Terdengar
bising usus dan
peristaltic usus
16 kali/menit.
Ekremitas atas
a)
Simetris kiri
dan kanan,
jumlah jari
lengkap, kuku
nampak kotor,
warna kuku
pucat dan
nampak
terpasang
IVFD RL 20
tpm pada
tangan kanan.
Tidak ada
nyeri tekan,
pada
ekstremitas
atas kekuatan
otot 4/4.
Simetris kiri dan
kanan, jumlah
jari lengkap,
kuku nampak
bersih, nampak
terpasang IVFD
RL 20 tpm pada
tangan kanan.
Tidak ada nyeri
tekan, kekuatan
otot 4/4
Eksremitas
bawah
Simetris kiri
dan kanan,
jumlah jari
lengkap,
terdapat luka
pada kaki
kanan dengan
.
Simetris kiri dan
kanan, jumlah
jari lengkap,
terdapat luka
pada jari kaki
kanannya
dengan ukuran
ukuran 3x3
cm,luka
nampak
merah dan
kulit di sekitar
luka nampak
lembab,
nampak
pengeluaran
pus dan
berbau.
Terdapat nyeri
tekan pada
kaki kanan,
kekuatan otot
2/2.
2x2 cm, nampak
merah dan kulit
di sekitar luka
nampak kering.
Terdapat nyeri
tekan pada jari
kaki, kekuatan
otot 3/3
Sumber : Data primer, 2018
Interpretasi : Melihat data dari
pemeriksaan fisik yang dilakukan diatas
terdapat perbedaan hasil pemeriksaan fisik
pasien 1 dan pasien 2. Dari hasil
pemeriksaan pada pasien 1 didapatkan
Pada pemeriksaan dada terdapat tekanan
darah 150/90 mmHg, frekuensi nadi
90x/menit dan respirasi 22 x/menit,
sedangkan pada pasien 2 terdapat tekanan
darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi
80x/menit dan respirasi 20x/menit. Pada
abdomen didapatkan pada pasien 1 perut
buncit akibat kegemukan, sedangkan pada
pasien 2 perut datar dan tidak ada nyeri
tekan. Pada pasien 1 terdapat luka pada
kaki kanan bekas post op hari ke3 saat
pengkajian dengan ukuran 3x3 cm,
kedalaman luka sebesar 0,5 cm, luka
nampak merah, kulit di sekitar luka
nampak lembab, nampak pengeluaran pus
Page 8
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019
65 Ratna Devi, Parmin, Ziand Aswira, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes ...
dan terasa nyeri. Pada eksremitas atas dan
eksremitas bawah pada pasien 1 terpasang
IVFD 20 tpm pada tangan sebelah kanan
dan kekuatan otot eksremitas atas 4/4
Bawah 2/2, sedangkan pada pasien 2
terdapat luka pada jari kaki kanannya
dengan ukuran 2x2 cm, kedalaman luka
0,1 cm, nampak merah, kulit di sekitar
luka nampak kering dan terasa nyeri,
terpasang IVFD 20 tpm pada tangan
sebelah kanan dan kekuatan otot
eksremitas atas 4/4 dan bawah 3/3.
Pembahasan Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan penulis
dimulai dari identitas klien, riwayat
penyakit, perubahan pola kesehatan,
pemeriksaan fisik dengan tehnik head to
toe, pemeriksaan laboratorium, dan terapi
pengobatan. Pada tahap pengkajian
penulis tidak mendapatkan kesulitan
dalam pengumpulan data pada pasien 1
dan pasien 2 karena pasien 1 dan pasien 2
sangat kooperatif dalam memberikan
informasi kesehatan yang dibutuhkan
penulis . Hasil yang didapatkan oleh
penulis pada saat penelitian dilahan
praktek saat pengkajian yaitu pada pasien
1, pasien masuk rumah sakit pada tanggal
17 november 2018 dengan usia 49 tahun
dengan keluhan klien mengatakan merasa
nyeri pada luka di kaki kanannya, klien
mengeluh susah tidur, klien sering
kencing dimalam hari, klien mengeluh
gampang lelah, nyeri dibagian kaki kanan
karna terdapat bekas operasi, KU: lemah,
TTV : TD 150/90 mmHg, N 90x/menit, R
22x/menit, S 36,5°c, Klien hanya di
tempat tidur.
Pada pasien 2 didapatkan hasil klien
masuk rumah sakit pada tanggal 16
november 2018 dengan keluhan nyeri
pada luka di jari kaki kanannya tetapi saat
pengkajian klien mengatakan tubuhnya
terasa lemah, klien mengeluh susah tidur,
sering buang air kecil, sering haus, klien
mengatakan kakinya sering kram dan
kesemutan, tampak terpasang infus pada
tangan sebelah kanan 20 tpm,TTV : TD
130/80 mmHg, N 80x/menit, R 20x/menit,
S 36°c, Klien hanya di tempat tidur.
Berdasarkan teori menurut
(Fauzi,2014) tanda dan gejala Diabetes
Mellitus yaitu: Polidipsia (banyak
minum), Polifagia (banyak makan),
Poliuria (Banyak kencing), penurunan
berat badan, Merasa Lemah, gampang
lelah, sering merasa kram dan kesemutan,
gatal dan kering didaerah luka.
Asumsi penulis berdasarkan data di
atas, bahwa tidak terdapat kesenjangan
Page 9
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019
66 Ratna Devi, Parmin, Ziand Aswira, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes ...
antara keluhan secara teori dan kasus yang
di dapatkan, serta pasien 1 dan pasien 2
sama-sama mengalami luka diabetes yang
akan mengakibatkan terjadinya kerusakan
integritas kulit. Namun luka yang terdapat
pada pasien 1 Tn. I menunjukan adanya
pengeluaran pus dan nampak kemerahan
serta kulit di sekitar luka yang lembap
mengacu untuk terjadinya infeksi pada
luka dengan di buktikan ukuran luka yang
membesar yaitu sebesar 3 x 3 cm.
Sedangkan pada pasien 2 Ny. M tidak
terdapat pengeluaran pus dan kulit di
sekitar luka nampak kering dan mulai
menutup sehingga ukuran luka mengecil
yaitu sebesar 2 x 2 cm.
Ini ditunjang oleh teori menurut
Black & Jane 2014, Klien dengan DM
rentan terhadap infeksi. Sejak infeksi
terjadi, infeksi sulit untuk
pengobatan.Tiga faktor yang mungkin
berkontribusi terhadap perkembangan
infeksi adalah fungsi leukosit
polimorfonuklear (PMN) terganggu,
neuropati diabetik dan ketidakcukupan
pembuluh darah.Kontrol glikemik yang
buruk memperbesar pentingnya faktor-
faktor ini. Area yang terinfeksi sembuh
secara pelan-pelan karena kerusakan
sistem pembuluh darah tidak dapat
membawa cukup oksigen, sel darah putih,
zat gizi, dan antibody ke tempat
luka.Infeksi kaki diabetik adalah sering,
kejadian kaki diabetik secara langsung
terkait tiga faktor di atas dan
hiperglikemia. Dengan edukasi yang tepat
dan intervensi dini, infeksi kaki biasanya
hilang dengan cara-cara yang tepat.
Perawatan efektif dapat menjadi pemutus
awal rantai kejadian yang mengarah
kepada amputansi
1. Hasil diagnosa keperawatan
Tabel 4.4 Hasil Diagnosa Keperawatan
PASIEN DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Pasien 1 1. Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan
adanya gangguan sensasi
akibat luka dan Nyeri
akut yang berhubungan
dengan agens cedera fisik
(Mis.Abses)
Pasien 2 1. Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan
adanya gangguan sensasi
akibat luka dan Nyeri
akut yang berhubungan
dengan agens cedera fisik
Page 10
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019
67 Ratna Devi, Parmin, Ziand Aswira, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes ...
(Mis.Abses)
2. Pembahasan diagnosa
Menurut Nanda (2015-2017),
diagnosa keperawatan yang muncul antara
lain: Nyeri akut berhubungan dengan
agens cedera fisik (Mis.Abses), kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan
gangguan sensasi (akibat diabetes
melitus), Resiko infeksi dengan faktor
resiko penyakit kronis (Mis.Diabetes
Melitus), Hambatan Mobilitas fisik
berhubungan dengan nyeridanResiko
Ketidakstabilan kadar glukosa darah
dengan faktor resiko gangguan status
kesehatan fisik.
Masalah keperawatan yang
diperoleh dari pengkajian dilahan praktek
kususnya pada pasien1 dan pasien 2
diruangan kenari RSU Anutapura Palu
yang mengalami Diabetes mellitus di
dapatkan dua masalah keperawatan yaitu
kerusakan integritas kulit dan Nyeri Akut.
Namun, yang menjadi fokus masalah
keperawatan peneliti yaitu masalah
keperawatan kerusakan integritas kulit
karena masalah ini merupakan masalah
dari focus penelitian penulis.
3. Hasil perencanaan
Tabel 4.5 tabel hasil perencanan pasien
1 dan pasien 2
Page 11
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019
68 Ratna Devi, Parmin, Ziand Aswira, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes ...
4. Pembahasan Perencanaan
Asumsi penulis lebih berfokus pada
satu intervensi perawatan yaitu perawatan
luka modern dressing karena berdasarkan
teori Rukmana 2008, modern dressing
adalah suatu balutan modern yang sedang
berkembang pesat dalam wound care,
dimana disebutkan dalam beberapa
literatur lebih efektif bila dibandingkan
dengan metode konvensional. Perawatan
luka modern dressing merupakan tindakan
keperawatan yang tepat untuk dilakukan
dalam merawat luka agar sembuh sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan dan
meminimalkan resiko infeksi dan
mencegah terjadinya komplikasi, dalam
tindakan dan proses penyembuhan luka
akan berkualitas apabila dilakukan dengan
benar sesuai dengan SOP yang telah ada.
Tabel 4.6 tabel hasil implementasi
Pembahasan dan Implementasi
Asumsi penulis implementasi yang
di lakukan pada ke dua pasien sama yaitu
melakukan perawatan luka dengan metode
modern dressing karena kedua pasien
memiliki fokus masalah yang sama
dengan memperhatikan kondisi kulit
untuk mencegah terjadinya infeksi pada
luka. Menurut Setyarini, Barus & Dwitari
(2013) ada beberapa komplikasi dalam
penyembuhan luka, yang salah satunya
yaitu Infeksi. Invasi bakteri pada luka
Page 12
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019
69 Ratna Devi, Parmin, Ziand Aswira, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes ...
dapat terjadi pada saat trauma, selama
pembedahan atau setelah pembedahan.
Gejala dari infeksi sering muncul dalam 2
– 7 hari setelah pembedahan. Gejalanya
berupa infeksi termasuk adanya purulent,
peningkatan drainase, nyeri, kemerahan
dan bengkak di sekeliling luka,
peningkatan suhu, dan peningkatan
jumlah sel darah putih.
Hasil evaluasi
Table 4.7 tabel hasil evaluasi klien
1. Pembahasan Evaluasi
Page 13
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 2 Mei 2019
70 Ratna Devi, Parmin, Ziand Aswira, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes ...
Dari penelitian didapatkan hasil
evaluasi dari hari pertama hingga hari
keempat sesuai dengan tujuan perencanan
keperawatan.Dari hasil evaluasi pada hari
keempat sesuai dengan tujuan,masalah
dinyatakan teratasi meskipun pada pasien
1 masih merasa nyeri tekan pada hari ke
empat, namun nyeri yang di rasakan mulai
berkurang dan ukuran luka semakin
mengecil sampai hari ke empat yaitu
sebesar 2 x 2 cm yang sebelumnya
ukurannya yaitu 3 x 3 cm.
Sedangkan,pada pasien 2 masalah sudah
teratasi karena sudah tidak terdapat nyeri
tekan. Pasien 2 juga mengatakan bahwa
sudah di anjurkan oleh dokter untuk
pulang dan ukuran luka pada pasien 2 juga
mulai mengecil yaitu sebesar 1 x 2 cm
yang sebelumnya pada hari pertama
sebesar 2 x 2 cm.
DAFTAR PUSTAKA
Benbow, 2009.dikutip dalam Wijaya &
Yessie 2013, h 213. Mediaction
Jogja. 2013
BlackJ & Jane, HH2014, Keperawatan
Medikal Bedah, Edisi 8.
SalembaMedika, Jakarta.
Brunner & Suddart, 2014. Keperawatan
Medikal-Bedah. Jakarta : EGC
Budiono dan Sumirah Budi Pertani
(2015). Konsep dasar keperawatan,
Jakarta : Bumi Medika 2015
Erfandi E,S.Kep,Ns,ETN. (2013). Evolusi
Manajemen Luka. Jakarta Timur :
Trans Info Media.
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia Kemenkes RI, Provinsi
Sulawesi Tengah, 2013.
Maryunani, Yogyakarta 2013. Perawatan
Luka, INMEDIA.NANDA, edisi
2015- 2017, EGC.NIC-NOC 2016,
edisi ke enam, EGC.
Nursallam 2011, Proses Dan
Dokumentasi Keperawatan Konsep
Dan Praktek. Jakarta : Salemba
Medika.
Oda Debora 2013, Proses Keperawatan
Dan Pemeriksaan Fisik, Jakarta :
Salemba Medika.
Poerwantoro, P. D. (2013). Dasar-dasar
Perawatan Luka Modern dan
Pemilihan Dressing untuk Berbagai
Jenis Luka. Jakarta Timur : Pancar
Gradia.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, tahun 2013.
Rumah Sakit Internasional Bintaro
(RSIB), 2013.
Tarwoto Wartonah, IhsanT & Lia, M
2012, dalam Keperawatan
Medikal Bedah Gangguan Sistem
Endokrin,Trans Info Media,
Jakarta Undang-Undang
Keperawatan, 2014.
The Indonesian Journal Of Health
Science, Vol 6, No. 2, Juni 2016
hal.157
World Health Organitation (WHO),2013.