MAKALAHKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAHASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN HEMOROID
Disusun Oleh :
100114004100114018100114031100114043Delvi OpingTyas
BingkuChristine TulusElsa Pangemanan
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SAM
RATULANGIMANADO
KATA PENGANTARPuji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang
Maha Esa, karena berkat dan karuniaNYA yang telah memberi petunjuk
dan hidayahNYA kepada kelompok sehingga kelompok dapat
menyelesaikan makalah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN HEMOROID ini selesai tepat pada waktunya.Pada kesempatan ini
kelompok tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut serta dalam membantu kelompok dalam menyelesaikan
penulisan makalah ini.Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kelompok khususnya dan bagi pembaca ada umumnya.
Manando, 04 Maret 2013
BAB IPENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal.
Hemoroid sangat umum terjadi pada usia 50-an, 50% individu
mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luas vena yang
terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan
intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga
karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena
hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh
kehamilan merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang
beberapa waktu setelah melahirkan. Hemoroid diklasifikasikan
menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu hemoroid yang terjadi
diatas stingfer anal sedangkan yang mun cul di luar stingfer anal
disebut hemoroid eksternal. (Brunner & Suddarth, 1996)Kedua
jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar
35% penduduk. Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki
maupun wanita. Insiden penyakit ini akan meningkat sejalan dengan
usia dan mencapai puncak pada usia 45-65 tahun. Walaupun keadaan
ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang
sangat tidak nyaman. Berdasarkan hal ini kelompok tertarik untuk
membahas penyakit hemoroid.
BAB IIPEMBAHASAN
I. TINJAUAN TEORITISA. PENGERTIANHemoroid adalah dilatasi
pleksus (anyaman pembuluh darah) vena yang mengitari rektal dan
anal. (Tambayong, 2000; 142)Hemorid (Wasir) adalah pembengkakan
jaringan yang mengandung pembuluh balik (vena) dan terletak di
dinding rektum dan anus. (www.medicastore.com, 2001)Hemoroid adalah
pelebaran varises satu segmen/ lebih pembuluh darah vena
hemoroidales (bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan
karena otot dan pembuluh darah sekitar anus / dubur kurang elastis
sehingga cairan darah terhambat dan membesar.
B. PENYEBAB DAN PATOFISIOLOGIHemoroid timbul karena kongesti
yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis
sehingga terjadi dilatasi, pembengkakan, atau inflamasi vena
hemoroidalis yang diawali oleh faktor- faktor risiko/pencetu.
Faktor resiko hemoroid antara lain ; mengejan pada saat buang air
besar yang sulit, pola buang air besarr yang salah (lebih banyak
memakai jamban duduk, terlalu lama duduk di jamban sambil membaca),
peningkatan tekanan intra abdomen yang disebabkan oleh tumor (tumor
usus, tumor abdomen), kehamilan (disebabkan karena tekanan janin
pda abdomen dan perubahan hormonal), usia tua, konstipasi kronik,
diare kronik atau diare yang berlebihan, hubungan seks per-anal,
kurang minum air, kurang makan makanan yang berserat (sayur dan
buah), kurang olahraga/imobilisasi.
C. KLASIFIKASIBerdasarkan letak terjadinya Hemoroid dibedakan
dalam dua klasifikasi, yaitu hemoroid eksternal dan hemoroid
interna.1. Hemoroid EksternalHemoroid eksterna diklasifikasikan
sebagai akut dan kronik. Bentuk akut berupaa pembengkakan bulat
kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma,
bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung- ujung saraf
pada kulit merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik atau
skin tag berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dan
jaringan penyambung dan sedikit pembuluh vena.
2. Hemoroid InternaDerajat I: terjadi pembesaran hemoroid yang
tidak prolaps kenluar kanal anus. Hanya dapat dilihat dengan
anorektoskop.Derajat II:Pembesaran hemoroid yang prolaps dan
menghilang atau masuk sendiri ke dalam anus secara spontan setelah
selesai BAB.Derajat III:pembesaran hemoroid yang prolaps daapat
masuk lagi ke dalam anus dengan bantuan dorongan jari.Derajat
IV:prolaps hemoroid yang permanen, rentan dan cendeerung untuk
mengalami trombosis atau infark.
D. TANDA DAN GEJALA1. Terjadi benjolan- benjolan disekitar dubur
setiap kali buang air besar.2. Rasa sakit atau perih.Rasa sakit
yang timbul karena prolaps hemoroid (benjolan tidak dapat kembali)
dari anus terjepit karena adanya trombus.3. Perdarahan segar
disekitar anus dikarenakan adanya ruptur varises.4. Perasaan tidak
nyaman (duduk terlalu lama dan berjalan tidak kuat lama).5. Keluar
lendir yang menyebabkan perasaan isi rektum belum keluar semua.
E. KOMPLIKASIKomplikasi hemoroid yang paling sering terjadi
adalah :1. Perdarahan, dapat sampai dengan anemia.2. Trombosis
(pembekuan darah dalam hemoroid).3. Hemoroidal strangulasi, adalah
hemoroid yang prolaps dengan suplai darah dihalangi oleh sfingter
ani.4. Luka dan infeksi.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan colok dubur2.
Anorektoskopi (untuk melihat kelainan usus dan rektum)3.
Pemeriksaan rectal dan palpasi ginjal4. Proctoscopi atau colonscopy
(untuk menunjukkan hemoroid internal)
G. PENATALAKSANAAN1. Farmakologis Obat yang memperbaiki
defekasiTerdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber
suplement) dan pelicin tinja (stool softener). Suplemen serat
komersial yang banyak dipakai antara lain psylium atau isphaluga
Husk (Mulax, Metamucil, Mucofalk) yang berasal dari kulit biji
plantago ovate yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Obat
ini bekerja dengan cara membesarkan volume tinja dan meningkatkan
peristaltik usus. Obat kedua adalah laxant atau pencahar (laxadine,
dulcolax). Obat simptomatikBertujuan untuk menghilangkan atau
mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau kerusakan kulit didaerah
anus. Jenis sediaan misalnya Anusol, Boraginol N/S dan Faktu.
Sediaan yang mengandung kortikosteroid digunakan utuk mengurangi
radang daerah hemoroid atau anus. Contoh obat misalnya Ultraproct,
Anusol HC, Scheriproct. Obat penghenti darahPerdarahan menandakan
adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena hemoroid yang
dindingnya tipis. Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal dari
jeruk lemon dan paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding
pembuluh darah. Obat penyembuh dan pencegah seranganMenggunakan
Ardium 500 mg 3x2 tablet selama 4 hari, lalu 2x2 tablet selama 3
hari. Pengobatan ini dapat mendapatkan perbaikan terhadap gejala
inflamasi, kongesti, edema, dan prolaps.2. PembedahanTerapi bedah
dilakukan pada hemoroid derajat III dan IV dengan penyulit prolaps,
trombosis, atau hemoroid yang besar dengan perdarahan berulang.
Pilihan pembedahan adalah hemoridektomi secara terbuka, secara
tertutup, atau secara submukosa. Bila terjadi komplikasi
perdarahan, dapat diberikan obat hemostatik seperti asam
traneksamat yang terbukti secara bermakna efektif menghentikan
perdarahan dan mencegah perdarahan ulang.
3. Tindakan minimal invasif Skleroskopi hemoroid, dilakukan
dengan cara menyuntikkan obat langsung keppada benjolan/prolaps
hemoroidnya. Ligasi pita karet, dilakukan dengan cara mengikat
hemoroid. Prolaps akan menjadi layu dan putus tanpa rasa sakit.
Pentinaran laser Penyinaran infra red Dialiri arus listrik
(elektrokoagulasi(. Hemoroideolysis.
4. Tindakan mandiri pasien sebagai lanjutan Perbaiki pola hidup
(makanan dan minum): perbanyak konsumsi makanan yang mengandung
serat (buah dan sayuran) kurang lebih 30 gram/hari, serat selulosa
yang tidak dapat diserap selama proses pencernaan makanan dapat
merangsang gerak usus agar lebih lancar, selain itu serat selulosa
dapat menyimpan air sehingga dapat melunakkan feses. Mengurangi
makanan yang terlalu pedas atau terlalu asama. Menghindari makanan
yang sulit dicerna oleh usus. Tidak mengkonsumsi alkohl, kopi dan
minuman bersoda. Perbanyak minum air putih 30 40 cc/kg BB/hari.
Penderita hemoroid dianjurkan untuk menjaga kebersihan lokal
daerah anus dengan cara merendam anus dalam air selama 10 15 menit
tiga kali. Selain itu penderita disarankan untuk tidak terlalu
banyak yang duduk atau tidak lebih banyak berjalan. Menghindari
mengejan yang berlebihan selama defekasi. Menjaga personal hygiene
yang baik terutama di daerah.
II. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN Identitas pasien Keluhan utamaPasien datang dengan
keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan pada anus
atau nyeri pada saat defikasi. Riwayat penyakit1. Riwayat penyakit
sekarangPasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan
yang keluar dan beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar
menetes.2. Riwayat penyakit dahuluApakah pernah menderita penyakit
hemoroid sebelumnya, sembuh / terulang kembali. Pada pasien dengan
hemoroid bila tidak di lakukan pembedahan akan kembali RPD, bisa
juga di hubungkan dengan penyakit lain seperti sirosis hepatis.3.
Riwayat penyakit keluargaApakah ada anggota keluaga yang menderita
penyakit tersebut4. Riwayat sosialPerlu ditanya penyakit yang
bersangkutan.
Subyektif1) Batasan karakteristika) Pola makan dan minum
Kebiasaan Keadaan saat ini
b) Riwayat kehamilanKehamilan dengan frekwensi yang sering akan
menyebabkan hemorrhoid berkembang cepat
c) Riwayat penyakit hatiPada hypertensi portal, potensi
berkembangnya hemorrhoid lebih besar.
d) Gejala / keluhan yang berhubungan Perasaaan nyeri dan panas
pada daerah anus Perdarahan dapat bersama feces atau perdarahan
spontan (menetes) Prolaps (tanyakan pasien sudah berapa lama
keluhan ini, faktor-faktor yang menyebabkannya dan upaya yang dapat
menguranginya serta upaya atau obat-obatan yang sudah digunakan)
Gatal dan pengeluaran sekret melalui anus
Obyektif1) Batasan karakteristika) Pemeriksaaan daerah anus
Tampak prolaps hemorhoid, atau pada hemorhoid eksterna dapat
dilihat dengan jelas. Rasakan konsistensinya, amati warna dan
apakah ada tanda trombus juga amati apakah ada lesi. Pemeriksaan
rabaan rektum (rectal toucher)b) Amati tanda-tanda kemungkinan
anemia : Warna kulit Warna konjungtiva Waktu pengisian kembali
kapiler Pemeriksaan Hb
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri berhubungan dengan iritasi,
tekanan, dan sensitifitas pada area rektal atau anal sekunder
akibat penyakit anorektal.2. Konstipaasi berhubungan dengan
mengabaikan dorongan untuk defekasi akibat nyeri selama eliminasi3.
Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan dan rasa malu4.
Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak
adekuat.
C. PerencanaanDiagnosa 1 : Nyeri berhubungan dengan iritasi,
tekanan, dan sensitifitas pada area rektal atau anal sekunder
akibat pennyakit anorektal.Tujuan :Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam rasa nyeri bisa berkurang dan
hilang.Kriteria hasil :- Pasien tampak rileks- Pasien dapat
beraktivitas kembali.
INTREVENSIRASIONAL
1. Kaji Nyeri catat lokasi, lamanya intensitas (skala 0-10)
2. Berikan tindakan nyaman seperti pijatan punggung, ubah
posisi.
3. Bersihkan arena rektal dengan sabun ringan dan air/lap
setelah defekasi dan berikan perrawatan kulit seperrti jeli,
minyak.
4. Kolaborasi dengan tim gizi dalam memodifikasi diet sesuai
dengan kebutuhan misalnya makanan tinggi serat.
5. Kolaborsi dalam pemberian obat seperti: analgesik, anodin
supositoria.1. Perubahan pada karakteristik nyeri dapat menunjukkan
terjadinya komplikasi seperti perforasi, toksik.2. Meningkatkan
relaksasi, memfokuskan kembali perhatian dan meningkatkan kemampuan
koping.
3. Melindungi kulit dari asam usus mencegah ekskoriasi.
4. Makanan tinggi serta membantu melembekkan feses sehingga
feces mudah dikeluarkan.
5. Nyeri bervariasi dari ringan sampai berat dan perlu
penanganan untuk memudahkan istirahat adekuat dan penyembuhan.
Diagnosa 2: Konstipasi berhubungan dengan mengabaikan dorongan
untuk defekasi akibat nyeri selama eliminasi.Tujuan:Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam defekasi pasien
bisa kembali normal.Kriteria hasil:Membuat/kembali pola normal dari
fungsi usus.
INTREVENSIRASIONAL
1. Catat adanya distensi abdomen dan auskulttasi peristaltik
usus2. Anjurkan minum 2000-2500 ml/hari kecuali bila ada kontra
indikasi.3. Berikan makanan yang berserat tinggi dan lunak sesuai
toleransi.4. Kolaborasi dalam pemberian pelunak feses. Anjurkan
defekasi sesegerra mungkin bila dorongan terjadi.1. Distensi dan
hilangnya peristaltik usus merupakan tandaa bahwa fungsi defekasi
hilang yyang kemungkinan berhubungan dengan kehilangan persarafan
parasimpati usus besar dengan tiba- tiba.2. Membantu memperrbaiki
onsistensi feses bila konstipasi.3. Makanan tinggi serat bisa
membantu memperbaiki konsisensi feses4. Mempermudaah defekasi bila
konstipasi.
Diasa Diagnosa 3:Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan
dan rasa malu.Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam pasien tidak mengalami kecemasan lagi.Kriteria hasil:-
Pasien menunjukkan rileks dan melaporkan penurunan ansietas sampai
tingkat dapat ditangani- Pasien menyatakan kesadaran perasaan
ansietas dan cara sehat menerimanya.
INTREVENSIRASIONAL
1. Catat petunjuk perilaku misalnya peka rangsang, gelisah.
2. Dorong menyatakan perasaan berikan umpan balik
3. Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang apa yang
dilakukan
4. Kolaboratif dengan dokter dalam memberikan obat-obat sesuai
indikai (obat-obat pemenang)1. Indikator derajat ansietas misalnya
pasien dapat merasa tidak terkontrol (gelisah)
2. Membuat hubungan terapeutik membantu pasien dalam
mengidentifikasi masalah yang menyebabkan stress3. Keterlibatan
pasien dalam perencanaan perawatan memberikan rasa kontrol dan
membantu menurunkan ansietas.4. Dapat digunakan untuk menurunkan
ansietas dan memudahkan istirahat
Diangnosa 4:Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan
pertahanan primer tidak adekuat.Tujuan:Setelah dilakukan tindaakan
keperawatan selama 3x24 jam resiko terhadap infeksi bisa
teratasi.Kriteria hasil:-Meningkatkan penyembuhan iritasi pada
daerah anus, bebas tanda infeksi dan mengurangi/menghilangkan
inflamasi-Pasien tidak mengalami peningkatan suhu tubuh
INTREVENSIRASIONAL
1. Pantau tanda-tanda vital, perhatikan peningkatan suhu
tubuh.2. Kaji tanda vital dengan sering, catat tidak membaiknya
atau berlanjutnya hipotensi, penurunan tekanan nadi, takikardia,
demam takipnea.3. Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan
prolaps aseptik.4. Kolaborasi dalam memberikan antibiotik sesuai
indikasi1. Adanya peningkatan suhu tubuh adalah karakteristik
infeksi.2. Tanda adanya syok septik, endotoksin sirkulasi
menyebabkan vasodilatasi, kehilangan cairan dari sirkulasi dan
rendahnya status curah jantung.3. Menurunkan risiko infeksi
(penyebaran bakteri)4. Mungkin diberikan secara profilaksi atau
menurunkan jumlah organisme (pada infeksi yang telah ada
sebelumnya) untuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhan bakter
Imp
D. ImplementasiImplementasi dilaksanakan sesuai dengan
intervensi.
E. Evaluasi1. Pasien melaporkan nyeri hilang/terkontrol 2.
Pasien mampu mengungkapkan metode yang memberi penghilangan3.
Pasien mampu mendemonstrasikan penggunakan intervensi terapeutik
(misalnya keterampilan relaksasi dan menjaga kebersihan rektal
untuk mencegah ekskoriasi)4. Pasien tampak rileks5. Menunjukkan
perubahan perilaku/pola hidup yang diperlukan sebagai penyebab,
faktor pemberat.6. Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus7.
Meningkatkan penyembuhan iritasi pada daerah anus, bebas tanda
infeksi dan mengurangi/menghilangkan inflamasi8. Pasien tidak
mengalami peningkatan suhu tubuh9. Tanda-tanda syok septik tidak
terjadi10. Pasien menunjukkan rileks dan melaporkan penurunan
ansietas sampai tingkat dapat ditangani11. Pasien menyatakan
kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat menerimanya.
BAB IIIPENUTUP
KASIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah
Vol 2, Jakarta, EGC, 2002 Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan
Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
2000Haryono, Rudi, Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernan,
Yogyakarta, Gosyen Publishing, 2012.