Page 1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN GASTRITIS AKUT DIRUANG
PERAWATAN PUSKESMAS LANDONO
KABUPATEN KONAWE SELATAN
KARYA TULIS ILMIAH
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Diploma D III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Keperawatan
OLEH
I NYOMAN SUMIARTA
NIM 14401201700032.9
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
Page 4
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : I NYOMAN SUMIARTA NIM : 14409 2017 00032 9
Institusi Pendidikan : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari Judul KTI : ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTRITIS
AKUT DIRUANG PERAWATAN PUSKESMAS
LANDONO KABUPATEN KONAWE SELATAN
TAHUN 2018
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Kendari, 23 Juli 2018
Yang Membuat Pernyataan,
I NYOMAN SUMIARTA
Page 5
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. INDENTITAS
1. Nama Lengkap : I Nyoman Sumiarta
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Singaraja, 15 Juni 1970
3. Jenis Kelamin : Laki - Laki
4. Agama : Hindu
5. Suku/ Kebangsaan : Bali / Indonesia
6. Alamat : Ds. Mataiwoi, Kec. Mowila, Kab. Konsel
7. No. Telp/ Hp : 0852 9960 6382
II. PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Negeri 1 Landono Tamat Tahun 1985
2. Sekolah Menegah Pertama 1 Landono Tamat Tahun 1988
3. SPK PPNI Kendari Tamat Tahun 1991
4. Poltekkes Kemenkes Kendari Program RPL Tahun 2017- 2018
Page 6
vi
MOTTO
Ilmu tidak hanya diperoleh dibangku pendidikan
Tetapi melalui pengalamanlah sumber yang lebih baik
Maka tuntutlah ilmu dimanapun kamu berada
Sebagai sumber cita-citamu di dunia
Dan bekal di akhirat kelak
Mintalah doa dan restu orang tua sebagai bekal awal
Untuk memulai meraih segalanya
Dan berpegang teguh pada keyakinan
Bahwa kamu dapat meraih segalanya
Ini merupakan kunci dan harapan hari ini
Dan kesuksesan yang akan datang
Kupersembahkan karya tulis ilmiah ini
Untuk ibu, istri serta anakku tercinta,
Saudaraku tersayang,
dan almamater POLTEKKES Kendari yang
kubanggakan.
Page 7
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. R Dengan Gangguan Sistem Pencernaan :
Gastritis Akut Di Ruang Perawatan Puskesmas Landono Kecamatan Landono Kabupaten
Konawe Selatan Tahun 2018” dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan
dan kekeliruan yang disebabkan keterbatasan penulis baik dari segi pengetahuan, tenaga
maupun materi. Oleh karena itu saran, pendapat dan kritik yang membangun tulisan ini
kearah yang lebih baik sangat dibutuhkan penulis.
Berbagai kesulitan dan hambatan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis
dapatkan, namun atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, tekad dan kemauan yang keras
terutama adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga dapat
diselesaikan dengan baik sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan DIII
Keperawatan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
terima kasih kepada bapak H. Taamu.,A.Kep, S.Pd,.M.Kes selaku pembimbing yang
telah mengorbankan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan, pengarahan sejak
awal penulisan karya tulis ilmiah sampai pada ujian karya tulis ilmiah ini.
Dengan selesainya karya tulis ilmiah ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada
1. Askrening, SKM, M. Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.
Page 8
viii
2. Indriono Hadi,S.Kep,Ns.,M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Kendari.
3. Kepala Puskesmas Landono yang telah memberikan izin untuk melaksanakan studi
kasus di Ruang perawatan.
4. Kepala Perawatan Puskesmas Landono yang telah memberikan izin dan membimbing
penulis selama melaksanakan studi kasus.
5. Dosen dan Staf Administrasi Poltekkes Kemenkes Kendari.
6. Kepada tim penguji yang telah banyak memberikan masukan dan dengan tulus hati
memberikan saran kepada penulis.
7. Teristimewa penulis persembahkan kepada ibuku tercinta Ni Nyoman Sentan, Istriku
Ni Putu Sari Indawati serta Anakku Niluh Litta Widhiardani dan Kadek Dwika
Yudhiardana yang telah mendukung penulis untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Ucapan khusus kepada teman terbaikku, Rachmat Malham, Bambang Hadi Santoso,
Ni Kadek Sunirti, serta Seluruh rekan- rekan mahasiswa RPL Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Kendari angkatan 2017 yang telah mendukung selama penelitian
berlangsung dan berjuang selama satu tahun dalam suka duka untuk meraih cita – cita
sebagai perawat profesional pemula.
Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian terutama teman
– teman mahasiswa Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari. Akhir kata dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih.
Kendari, 23 Juli 2018
Peneliti
Page 9
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ i
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................. ii
KEASLIAN PENELITIAN ........................................................................ iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang……………………………………………..
1
B. Tujuan Penulisan………………………………………….. 2
C. Manfaat Penulisan……………………………………….... 3
D. Metode dan Tekhnik Penulisan…………………………… 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Gastritis
Definisi Gasritis Akut …………….………………….
7
Klasifikasi Gasritis Akut ………………………………. 7
Anatomi Fisiologi Gasritis Akut …….………………… 10
Penyebab Gasritis Akut ……………..…………………... 13
Patofisiologi Gasritis Akut …………..………………….. 14
Manifestasi Klinik Gasritis Akut ………………………… 15
Pemeriksaan Penunjang Gasritis Akut …………………… 15
Komplikasi Gasritis Akut ………………………………... 16
Page 10
x
Penatalaksanaan Gasritis Akut …………………………… 17
B. Asuhan Keperawatan Gastritis Akut……………………….. 18
Pengkajian Keperawatan………………………………….. 18
Diagnosa Keperawatan ………………………………… 20
Intervensi Keperawatan………………………………… 21
Implementasi Keperawatan……………………………….. 24
Evaluasi…………………………………………………… 24
BAB III LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien…………………………………………….. 25
B. Pengkajian………………………………………………… 25
C. Data Fokus……………………………………………… 29
D. Daftar Rumusan Masalah…………………………………. 30
E. Diagnosa Keperawatan….………………………………
F. Pengobatan Yang Diberikan
34
35
G. Rencana Tindakan Keperawatan………………………….. 36
H. Implementasi dan Evaluasi
Keperawatan………………………………………………
.
43
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………….. 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………… 74
B. Saran ………………………………………………………. 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Page 11
xi
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 2.1 Anatomi Saluran Pencernaan………………………… 10
Gambar 2.2 Terjadinya Gastritis…………………………………... 11
Gambar 2.3 Anatomi Lambung……………………………………. 12
Gambar 2.4 Pathway Gastritis Akut………………………………. 20
Gambar 3.1 Genogram Ny. R……………………………………… 26
Page 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang kita hadapi sekarang ini adalah penyakit saluran
pencernaan seperti gastritis.masyarakat pada umumnya mengenal gastritis dengan
penyakit maag yaitu penyakit yang menurut mereka bukan suatu masalah yang
besar,misalnya jika merasa nyeri perut maka mereka akan langsung mengatasi dengan
makan nasi,kemudian nyeri hilang. Penyakit gastritis ini bila tidak teratasi dengan cepat
maka dapat menimbulkan pendarahan (hemorha gastritis) sehingga banyak darah yang
keluar dan berkumpul di lambung selain itu juga dapat menimbulkan tukak lambung
,kanker lambung sehingga dapat menimbulkan kematian. (Harison, 2000:1550, dalam
Hastuti2007).
Badan penelitian kesehatan dunia WHO (World Health Organization)
mengadakan tinjauan terhadap 8 negara dunia dan mendapatkan beberapa hasil
persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, dimulai dari negara yang angka
kejadian gastritisnya pa ling tinggi yaitu Amerika dengan persentase mencapai 47%,
kemudian diikuti oleh India dengan persentase 43%, lalu beberapa negara lainnya
seperti Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, Perancis 29,5%, dan
Indonesia 40,8%. Gastritis biasa dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun
gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan kita
(WHO,2010).
Di Indonesia angka kejadian gastritis cukup tinggi. Dari penelitian dan
pengamatan yang dilakukan oleh Depertemen Kesahatan RI angka kejadian gastritis di
beberapa kota di Indonesia ada yang tinggi dan mencapai angka 91,6% yaitu di kota
Medan, lalu di beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta
Page 14
2
50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,3%, Aceh 31,7% dan Pontianak 31,2%. Hal
tersebut disebabkan oleh pola makan yang kurang sehat (WHO, 2010).
Berdasarkan dari profil kementrian kesehatan pada tahun 2013 gastritis
merupakan 10 besar penyakit dengan posisi peringkat ke 5 rawat inap dan posisi ke 6
rawat jalan di rumah sakit. Pada tahun 2012 tercatat 22.785 kasus gastritis di puskesmas
sepropinsi Sulawesi tenggara sedangkan tahun 2013 tecatat sebanyak 29.292 orang
pasien gastritis mendatangin puskesmas untuk melakukan perawatan.
Berdasarkan data Medical Record Puskesmas Landono , tahun 2016 tercatat
351 orang penderita gastritis akut rawat jalan dan menduduki urutan ke 3 dari 10 besar
penyakit setelah ISPA dan diare , di tahun 2017 penderita gastritis menduduki urutan
ke 2 dari 10 besar penyakit tercatat 480 kunjungan rawat jalan setelah ISPA.Pada
periode Januari sampai dengan Mei 2018 sudah tercatat 195 orang rawat inap dan rawat
jalan penderita gastritis akut. Melihat peningkatan kunjungan yang semakin
meningkat, maka hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik mengambil judul Karya
Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Ny. R Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan : Gastritis Akut di Ruang keperawatan Pukesmas Landono
Kecamatan Landono Kabupaten Ko nawe Selatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus penyakit dalam dan mampu menerapkan asuhan
keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
komprehensif pada Ny. R dengan kasus gangguan sistem pencernaan: gastritis
akut di Ruang Keperawatan Puskesmas Landono Kecamatan Landono
Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018
Page 15
3
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan sistem
pencernaan gastritis akut
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem pencernaan : gastritis akut
c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan pada klien dengan gangguan
sistem pencernaan : gastritis akut
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada klien dengan gangguan sistem
pencernaan : gastritis akut
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada dengan gangguan sistem pencernaan
: gastritis akut.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Penulis
Merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi penulis dan dapat dijadikan
bekal pada saat melakukan implementasi asuhan keperawatan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat/Pasien
Sebagai sumber informasi bagi pasien dan keluarga, sehingga dapat dijadikan
pedoman dalam pencegahan dan penatalaksanaan jika pasien menderita
gastritis akut atau dapat memberikan informasi tersebut kepada orang lain yang
membutuhkan.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai masukan, tambahan wacana pengetahuan dan bahan masukan dalam
proses belajar mengajar terhadap pemberian asuhan keperawatan pada pasien
dengan gastritis akut.
Page 16
4
c. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan acuan dalam penerapan proses keperawatan khususnya pasien
dengan gastritis akut, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan.
D. Metode dan Tekhnik Penulisan
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Studi Kasus
Studi kasus dilaksanakan di ruang Keperawatan Puskesmas Landono yaitu
pada tanggal 11 juli-14 juli 2018.
2. Teknik pengumpulan data
Penulis memperoleh data langsung yang berhubungan dengan klien sebagai
data primer dan data sekunder dengan menggunakan tekhnik pengumpulan data
yaitu :
a. Studi kepustakaan : menggunakan sumber bacaan seperti buku paket dan
bahan kuliah dan via internet yang berhubungan dengan isi laporan.
b. Studi kasus : menggunakan pendekatan proses keperawatan pada klien dan
keluarga yang meliputi ; pengkajian, analisa data, penerapan diagnosa
keperawatan dan penyusunan rencana tindakan dan evaluasi asuhan
keperawatan.
Untuk melengkapi data/informasi dalam pengkajian menggunakan beberapa
cara antara lain:
a. Observasi
Mengadakan pengamatan langsung pada klien dengan cara melakukan
pemeriksaan yang berkaitan dengan perkembangan dan keadaan klien.
Page 17
5
b. Wawancara
Mengadakan wawancara dengan klien dan keluarga, dengan mengadakan
pengamatan langsung.
c. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan terhadap kilen melalui ; inspeksi, palpasi, auskultasi
dan perkusi.
d. Studi Dokumentasi
Penulis memperoleh data dari Medical Record.
e. Metode diskusi
Diskusi dengan tenaga kesehatan yang terkait yaitu perawat yang bertugas di
ruang Keperawatan Puskesmas Landono
3. Tehnik penulisan disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab yaitu :
BAB I : Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode
dan Tehnik Penulisan.
BAB II : Tinjauan Teoritis yang mencakup konsep dasar medik, terdiri
dari ; Pengertian, etiologi, anatomi fisiologi, patofisiologi,
manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik, penanganan medik.
Sedangkan konsep dasar keperawatan terdiri dari : Pengkajian, bagan
patofisiologi, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
implementasi dan evaluasi.
BAB III : Tinjuauan Kasus yang memuat tentang pengamatan kasus yang
meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.
BAB IV : Pembahasan kasus yaitu membandingkan antara teori dengan
Page 18
6
kasus nyata.
BAB V : Penutup yang terdiri dari : Kesimpulan dan Saran
Diakhiri dengan Daftar Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis ini.
Page 19
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Gastritis
Defenisi
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung paling sering diakibatkan
oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan cepat atau makan
makanan yang terlalu banyak bumbu atau dapat terinfeksi oleh penyebab yang lain
seperti alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi (Brunner, 2000:187).
Secara garis besar, gastritis dapat menjadi beberapa macam berdasarkan pada
manifestasi klinis, gambaran hispatologi yang khas, distribusianatomi, dan
kemungkinan pathogenesis gastritis. Didasarkan pada manifestasi klinis, gastritis dapat
dibagi menjadi akut dan kronik. Harus diingat, bahwa walaupun dilakukan pembagian
menjadi akut dan kronik, tetapi keduanya tidak saling berhubungan. Gastritis kronik
bukan merupakan kelanjutan gastritis akut (Suyono,2001).
Klasifikasi
1. Gastritis Akut
Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya
bersifat jinak dan dapat sembuh sempurna. Gastritis akut terjadi akibat respons
mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal. Inflamasi akut mukosa lambung
pada sebagian besar kasus ini merupakan penyakit yang ringan (Prince, 2005:422).
Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali
kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi.
Pembentukan jaringan parut dapat terjadi yang mengakibatkan obstruksi pylorus.
(Brunner,2000).
Page 20
8
Salah satu bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk
penyakit yang berat adalah gastritis erosif atau gastritis hemoragik. Disebut
gastritis hemoragik karena pada penyakit ini akan dijumpai perdarahan mukosa
lambung dalam berbagai derajat dan terjadi drosi yang berarti hilangnya
kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat, menyertai inflamasi pada
mukosa lambung tersebut (Suyono, 2001:127). .
a. Gastritis Akut Erosif
Menurut Hirlan dalam Suyono (2001), gastritis akut erosif adalah suatu
peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-
kerusakan erosi. Disebut erosi apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih
dalam dari pada mukosa muskularis. Penyakit ini dijumpai di klinik, sebagai
akibat efek samping dari pemakaian obat, sebagai penyulit penyakit-penyakit
lain atau karena sebab yang tidak diketahui.
Perjalanan penyakitnya biasanya ringan, walaupun demikian seperti itu
keadaanya kadang-kadang dapat menyebabkan kedaruratan medis, yakni
perdarahan saluran cerna bagian atas. Penderita gastritis akut erosif yang tidak
mengalami pendarahan sering diagnosisnya tidak tercapai. (Suyono, 2001).
Untuk menegakkan diagnosis tersebut diperlukan pemerisaan khusus yang
sering dirasakan tidak sesuai dengan keluhan penderita yang ringan saja.
Diagnosis gastritis akut erosif, ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi dan
dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi biopsi mukosa
lambung.(Suyono, 2001).
b. Gastritis Akut Hemoragik
Ada dua penyebab utama gastritis akut hemoragik ; Pertama
diperkirakan karena minum alkohol atau obat lain yang menimbulkan iritasi
Page 21
9
pada mukosa gastrik secara berlebihan. Meskipun pendarahan mungkin cukup
berat, tapi pendarahan pada kebanyakan pasien akan berhenti sendiri secara
spontan dan mortalitas cukup rendah. Penyebab kedua adalah stress gastritis
yang dialami pasien di Rumah Sakit, stres gastritis dialami pasien yang
mengalami trauma berat yang berkepanjangan atau penyakit berat lainnya.
(Suyono, 2001).
Pengikisan mukosa lambung akibat stres merupakan lesi hemoragik
majemuk pada lambung proksimal yang timbul dalam keadaan stress fisiologi
parah dan tak berkurang. Berbeda dengan ulserasi menahun yang lebih biasa
pada traktus gastrointestinalis atas, ia jarang menembus profunda ke dalam
mukosa dan tak disertai dengan infiltrasi sel radang menahun yang
menyebabkan perdarahan gastrointestinalis atas dari keparahan yang
mengancam nyawa. Keadaan ini dikenal sebagai gastritis hemoragik akut.
(Sabiston, 1995:525).
2. Gastritis Kronis
Disebut gastritis kronik apabila infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada
lamina propria dan daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel radang kronik,
yaitu limfosit dan sel plasma. Gastritis kronis didefenisikan secara histologis
sebagai peningkatan jumlah limfosit dan sel plasma pada mukosa lambung. Derajat
paling ringan gastritis kronis adalah gastritis superfisial kronis, yang mengenai
bagian sub epitel di sekitar cekungan lambung. Kasus yang lebih parah juga
mengenai kelenjar-kelenjar pada mukosa yang lebih dalam, hal ini biasanya
berhubungan dengan atrofi kelenjar (gastritis atrofi kronis) dan metaplasia
intestinal (Chandrasoma, 2005:522).
Page 22
10
Sebagian besar kasus gastritis kronis merupakan salah satu dari dua tipe, yaitu
tipe A yang merupakan gastritis autoimun yang terutama mengenai tubuh dan
berkaitan dengan anemia pernisiosa; dan tipe B yang terutama meliputi antrum dan
berkaitan dengan infeksi Helicobacter pylori. Terdapat beberapa kasus gastritis
kronis yang tidak tergolong dalam kedua tipe tersebut dan penyebabnya tidak
diketahui (Chandrasoma, 2005:522).
Menurut Hirlan dalam Suyono (2001:128), klasifikasi histologi yang sering
digunakan membagi gastritis kronik menjadi :
a. Gastritis kronik superficial
Apabila dijumpai sebukan sel-sel radang kronik terbatas pada lamina
propria mukosa superfisialis dan edema yang memisahkan kelenjar-kelenjar
mukosa, sedangkan sel-sel kelenjar tetap utuh. Sering dikatakan gastritis
kronik superfisialis merupakan permulaan gastritis kronik.
b. Gastritis kronik atrofik
Sebukan sel-sel radang kronik menyebar lebih dalam disertai dengan
distorsi dan destruksi sel kelenjar mukosa lebih nyata. Gastritis atrofik
dianggap sebagai kelanjutan gastritis kronik superfisialis.
Page 23
11
Anatomi Fisiologi
Gambar 2.1 Anatomi Saluran Pencernaan
Gambar 2.2 Terjadinya Gastritis
1. Anatomi
Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat di
bawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung J, dan bila
penuh berbentuk seperti buah alpukat raksasa. Kapasitas normal lambung 1 sampai
2 liter. Secara anatomis lambung terbagi atas fundus, korpus dan antrum pilorus.
Sebelah atas lambung terdapat cekungan kurvatura minor dan bagian kiri bawah
Page 24
12
lambung terdapat kurvatura mayor. Sfingter kedua ujung lambung mengatur
pengeluaran dan pemasukan. Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah,
mengalirkan makanan yang masuk ke dalam lambung dan mencegah refluks isi
lambung memasuki esofagus kembali. Daerah lambung tempat pembukaan
sfingter kardia dikenal dengan nama daerah kardia. Disaat sfingter pilorikum
berelaksasi makanan masuk ke dalam duodenum dan ketika berkontraksi sfingter
ini akan mencegah terjadinya aliran balik isi usus halus ke dalam lambung.
Gambar 2.3 Anatomi Lambung
Lambung terdiri dari empat lapisan yaitu :
a. Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa.
b. Lapisan otot
c. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah
dan saluran limfe.
d. Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal dan terdiri atas banyak
kerutan/rugae, yang menghilang bila organ itu mengembang karena berisi
makanan.
2. Fisiologi
a. Mencerna makanan secara mekanikal.
Page 25
13
b. Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi 1500 – 3000 mL
gastric juice (cairan lambung) per hari. Komponenen utamanya yaitu mukus,
HCL (hydrochloric acid),
c. Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertama kali protein diubah
menjadi polipeptida.
d. Absorpsi, secara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air, alkohol,
glukosa dan beberapa obat.
e. Pencegahan, banyak mikroorganisme dapat dihancurkan dalam lambung oleh
HCL.
f. Mengontrol aliran chyme (makanan yang sudah dicerna dalam lambung)
kedalam duodenum. Pada saat chyme siap masuk ke dalam duodenum, akan
terjadi peristaltik yang lambat yang berjalan dari fundus ke pylorus.
Penyebab
Penyebab utama dari gastritis adalah makanan dan minuman yang panas yang
merusak mukosa lambung, misalnya : alkohol, salisilat, keracunan makanan yang
mengandung toksin.
Penyebab lain dari penyakit gastritis adalah Infeksi bakteri Helycobacter
Pylori, virus (termasuk herpes simpleks), jamur dan parasit : sebagian besar penyebab
gastritis atau gastritis adalah akibat infeksi bakteri Helycobacter Pylori yang hidup di
bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Hingga sekarang tidak
dapat dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan
penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau
minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi Helycobacter pylori ini
sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab
tersering terjadinya gastritis.
Page 26
14
Selain itu, pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat
analgesik anti inflamasi nonsteroid seperti antalgin, asam mefenamat, aspirin,
ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara
mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Penggunaan
alkohol secara berlebihan, alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada
dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung
walaupun pada kondisi normal. Kelainan autoimmune, sistem kekebalan yang
menyerang sel – sel normal lambung yang menyebabkan kerusakan dinding lambung
(Suyono, 2009).
Patofisiologi
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan rusaknya mukosa lambung adalah:
1. Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion H + meninggi
2. Perfusi mukosa lambung yang terganggu.
3. Jumlah asam lambung.
Faktor yang saling berhubungan, misalnya stress fisik yang dapat
menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-daerah
infrak kecil. Di samping itu, sekresi asam lambung juga dipicu. Pada gastritis refluks,
gastritis karena bahan kimia bahan, obat, mucosal barier rusak, menyebabkan difusi
balik ion H+ meninggi. Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan
mempercepat kerusakan mucosal barrier oleh cairan usus.
Seluruh mekanisme yang menimbulkan gastritis erosif karena keadaan-
keadaan klinis yang berat belum diketahui benar. Faktor-faktor yang amat penting
adalah ischemia pada mukosa gaster disamping faktor pepsin, refluks empedu dan
cairan pakreas. Aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid merusak mukosa lambung
melalui beberapa mekanisme. Obat-obat ini dapat menghambat aktivitas
Page 27
15
siklooksigenase mukosa. Siklooksigenase merupakan enzim yang penting untuk
pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat. Prostaglandin mukosa merupakan
salah satu faktor defensive mukosa lambung yang amat penting. Selain menghambat
prostaglandin mukosa, aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid tertentu dapat
merusak mukosa secara topical.
Manifestasi Klinik
Menurut inayah (2004,manisfestasi klinik pada penderita gastritisadalah
sebagai berikut :
1. Tanda dan gejala gastritis akut : pada anamnesis di dapatkan keluhan
abdomen,mual-mual,muntah,amoresia,pada beberapa orang di dapatkan keluhan
yang lebih berat seperti nyeri epigastrium,muntah,pendarahan dan
hematemesis,nyeri biasanya hilang perlahan-lahan di sertai perubahan denyut
jantung,prekuensi nafas,tekanan darah,keringat pada telapak tangan,ketegangan
otot dan perubahan ukuran pupil.
2. Tanda dan gejala gastritis kronis: Nyeri yang menetap pada daerah
epigastrim,mual sampai muntah berwarna kehitaman,dyspepsia,anorexia,berat
badan menurun dan keluhan sampai anemi
Pemeriksaan Penunjang
Jika seseorang merasakan nyeri pada perut sebelah atas disertai mual dan
gejalanya menetap maka dokter akan menduganya gastritis. Bila seseorang didiagnosa
terkena gastritis, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan tambahan untuk
mengetahui secara jelas penyebabnya. Pemeriksaan tersebut meliputi :
1. Pemeriksaan Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya anti bakteri Helycobacter
pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah
Page 28
16
kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak
menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga
dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung
akibat gastritis (anonim 2010).
2. Pemeriksaan Pernapasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi Helycobacter pylori atau
tidak.
3. Pemeriksaan Feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat Helycobacter pylori dalam feces atau tidak.
Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga
dilakukan terhadap adanya darah dalam feces. Hal ini menunjukkan adanya
perdarahan pada lambung.
4. Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara
memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan
masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan
akan terlebih dahulu dimatirasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukkan
untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini.
5. Rontgen Saluran Cerna Bagian Atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan
lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum
dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih
jelas ketika dirontgen.
Komplikasi
Page 29
17
Menurut Hirlan dalam Suyono (2001:129), kompikasi yang timbul pada gastritis,
yaitu pendarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemesis dan melena, berakhir
dengan syok hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarng tejadi
perforasi.
Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan ulkus peptikum
dan pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan
resiko kangker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada
dinding lambung dan perubahan sel-sel di dinding lambung. (Prince, 2005).
Penatalaksanaan
1. Cara Perawatan Gastritis
a. Ketika sedang sakit, makanlah makanan yang lembek yang mudah dicerna dan
tidak merangsang asam lambung.
b. Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung, seperti
makanan pedas, makanan yang asam, tinggi serat, zat tepung.
c. Hindari minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung seperti teh
kopi, alkohol.
d. Makan secara teratur.
e. Minum obat secara teratur.
f. Hindari stress fisik dan psikologis
2. Pemberian Obat-Obatan
Pengobatan yang dilakukan terhadap gastritis bergantung pada penyebabnya.
Pada banyak kasus gastritis, pengurangan asam lambung dengan bantuan obat
sangat bermanfaat. Antibiotik untuk menghilangkan infeksi. Penggunaan obat-
obatan yang mengiritasi lambung juga harus dihentikan. Pengobatan lain juga
Page 30
18
diperlukan bila timbul komplikasi atau akibat lain dari gastritis. Kategori obat pada
gastritis adalah :
a. Antasid : menetalisir asam lambung dan menghilangkan nyeri.
b. Acid blocker membantu mengurang jumlah asam lambung yang diproduksi.
c. Proton pump inhibitor : menghentikan produksi asam lambung dan
menghambat
B. Asuhan keperawatan gastritis krinis
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan proses pengumpulan data secara sistimatis yang
bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan pola respon klien saat ini dan waktu
sebelumnya . Hal-hal yang perlu dikaji dalam penangan asuhan keperawatan penderita
gagguan sistem gastrointestinal ”gastritis” antara lain adalah :
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan pasien :
a. Riwayat kesehatan dahulu
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat kesehatan keluarga
3. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. Tanda-tanda vital
4. Pernafasan
5. Cardiovaskuler
6. Persarafan
7. Abdomen
Page 31
19
8. Kepala : mata,telinga,mulut dan hidung
9. Tulang,otot dan integumen
10. Sistim endokrin
11. Sistim reproduksi
d. Pola aktifitas sehari-hari :
1) Pola Nutrisi
2) Pola kebersihan
3) Pola Istirahat Tidur
4) Pola Aktifitas
e. Faktor Psikologi
Page 32
20
Diagnosa Keperawatan
Fathway.
Infeksi kuman Helycobacter Pylori
Melekat pada epitel lambung
Menghancurkan lapisan mukosa lambung
Menurunkan barrier lambung terhadap asam dan pepsin
Asam kembali berdifusi ke mukosa Iritasi mukosa lambung
Penghancuran sel mukosa Luka/tukak
Asam lambung ↑ Terjadi pelepasan
mediator kimia oleh
Erosi mukosa lambung sel radang (prostaglandin,
bradikinin, histamin)
Tonus otot dan peristaltik lambung ↓
Refluks isi duodenum ke lambung Stimulasi saraf
Mual Cortex cerebri
Dorongan ekspulsi isi lambung ke mulut
Masukan nutrien yang Muntah
tidak adekuat
Perubahan status kesehatan
C.
D. Respon psikologis
E. Gambar 2.4 Pathway Gastritis Akut
Kekurangan
Volume Cairan Perubahan
Nutrisi Kurang
Dari Kebutuhan
Tubuh
Ansietas
Nyeri
Page 33
21
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual
atau potensial pasien terhadap masalah kesehatan bagi perawat yang mempunyai izin
dan berkompeten untuk mengatasinya. Respon aktual dan potensial pasien didapatkan
dari data dasar pengkajian, tinjauan kasus yang berkaitan, catatan medis pasien masa
lalu dan konsultasi dengan profesional lain . Diagnosa keperawatan pada gastritis
meliputi (NANDA NIC_NOC Jilid 2 hal 32) :
1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung.
2. Potensial terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
anoreksia, rangsangan muntah, penyalahgunaan laksatif dan penyimpangan
persepsi tentang tubuh.
4. Anseitas berhubungan dengan defiensi pengetahuan dan proses penyakit
Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara
mendalam, tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan
keputusan dan pemecahan masalah dalam perencanaan keperawatan. Dalam perawat
menetapkannya berdasarkan hasil pengumpulan data dan rumusan masalah
keperawatan yang merupakan petunjuk dalam membuat tujuan dan asuhan
keperawatan untuk mencegah, menurunkan atau mengeliminasi masalah kesehatan
klien (Marillym E.Doenges dkk, 2000) Rencana Asuhan Keperawatan edisi 9.B.
1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung.
Tujuan : Klien melaporkan terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri.
Intervensi :
1. Kaji tingkat nyeri, letak, tipe, frekuensi dan durasi, karena nyeri hebat
mendadak dapat menandakan perforasi lambung.
Page 34
22
2. Pantau efek samping analgesic.
3. Berikan akatifitas menghibur.
4. Lakukan pijat punggung, ubah posisi.
5. Diskusikan dan ajarkan teknik relaksi
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
rangsangan muntah, penyalahgunaan laksatif dan penyimpangan persepsi tentang
tubuh.
Tujuan :
a. Mampu mengungkapkan pemahaman tentang kebutuhan nutrisi.
b. Mampu mencerna kalori adekuat untuk mempertahankan berat badan normal.
Intervensi :
a. Izinkan pasien memilih makanan (makanan rendah kalori tidak
diperbolehkan).
b. Buat struktur waktu makan dengan batasan waktu (misalnya 40 menit).
c. Distraksi (misalnya pembicaraan, menonton tv) selama waktu makan.
d. Memberi informasi batas waktu makan pada klien, bahwa bila makanan tidak
dimakan selama waktu yang telah disediakan, akan dibuat penggantinya.
e. Bila makanan tidak dimakan, lakukan pemberian makan melalui selang, NGT
sesuai pesanan, dalam keadaan seperti ini jangan berikan penawaran pada
pasien.
f. Lakukan metode pemberian makan pengganti setiap kali menolak untuk
makan per oral.
g. Jauhkan perhatian selama waktu makan bila klien menolak untuk makan
Jangan biarkan pasien mengemut makan.
h. Kurangi perhatian saat makan.
Page 35
23
3. Potensial terhadap kekurangan volume cairan (sekunder) berhubungan dengan
diet.
Tujuan :
a. Hidrasi dapat dipertahankan secara adekuat.
b. Keseimbangan antara masukan dan haluaran.
Intervensi :
1. Pantau masukan dan haluaran.
2. Pantau pemberian cairan dengan elektrolit sesuai pesanan, temani ketika
pasien mandi untuk mencegah pengosongan intravena.
3. Pantau tanda-tanda vital sesuai kebutuhan.
4.Anseitas berhubungan dengan defiensi pengetahuan dan proses penyakit
Tujuan :
Mengatakan pengertiannya tentang pengertiannya tentang penyakit yang di derita
Intervensi :
a. Berikan penekanan tentang penjelasan dokter mengenai faktor penyebab yang
berhubungan dengan penyakit.
b. Berikan penekanan pada teknik penatalaksanaan stres.
c. Berikan instruksi obat-obat, nama, dosis, tujuan, waktu pemberian, efek
samping, instruksikan klien untuk hanya meminum antasida yang direspkan
oleh dokter.
d. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan lanjut, hematemesis, distensi abdomen,
feses berwarna keperakan, pingsan, dispnea.
e. Diskusikan pentingnya keseimbangan latihan dan waktu istirahat.
f. Berikan dorongan untuk melakukan kunjungan tindak lanjut dengan dokter.
Page 36
24
Implementasi
Implementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari perencanaan
keperawatan yang telah di susun pada tahap perencanaan sebelumnya. Yang memiliki
tujuan membantu atau mengarahkan kinerja untuk mencapai tujuan yang berpusat pada
klien. (Setiadi, 2012).
Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak, dengan tujuan melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan
keperawatan serta mengkaji pennyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai
(Hidayat A.Azis Alimul 2007).
Page 37
25
25
BAB III
LAPORAN KASUS
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang studi kasus yang dilakukan pada Ny. R
dengan gangguan sistem pencernaan : gastritis akut, pengkajian yang dilakukan tanggal 11
-14 Juli 2018 Di Ruang Keperawatan Puskesmas Landono dengan menggunakan
pengkajian auto anamnesa dan allo anamnesa. Studi kasus ini dimulai dari tahap
pengkajian, penegakkan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
A. Identitas Klien
Nama pasien Ny. R berumur 35 tahun, pasien berjenis kelamin perempuan,
nama suami Tn.T beragama islam, suku Jawa, tempat tinggal sekarang di Desa
Lalonggapu Kecamatan Landono, Kabupaten Konawe selatan, pendidikan SMP,
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, biaya pengobatan ditanggung oleh Askes. Penulis
mendapatkan informasi dari Ny. R sebagai pasien. Diagnosa medis gastritis akut.
B. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Pasien
Klien mengatkan tidak pernah menderita penyakit menular ataupun penyakit
generative,tidak pernah di operasi dan tidak pernah di rawat di rumah sakit atau di
puskesmas sebelumya dengan penyakit yang sama ,serta klien tidak punya
penyakit alergi makanan atau obat
Klien mengatakan nyeri ulu hati sejak 1 hari yang lalu yaitu pada tanggal 10
juli 2018 pukul 04.00 WITA. Riwayat sebelumya makan makanan yang asam,
klien mesakan nyeri seperti ditusuk-tusuk pada daerah lambung kuadrat kiri atas
yang datang setiap saat, klien juga mengatakan mual dan muntah lebih dari 7 kali,
melihat kondisi klien keluarga mulai kuatir dan langsung membawa klien ke
puskesmas landono.
Page 38
26
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular,
dengan riwayat genogram sebagai berikut :
Gambar 3.1 Genogram Ny. R
Keterangan :
: Laki-laki hidup
: Perempuan hidup
: Laki-laki Meninggal
: perempuan meninggal
: Klien
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Ny. R tanggal 11 juli 2018 penulis
mendapatkan data yaitu keadaan umum lemah, kesadaran compos mentis,
pengukuran tanda-tanda vital tekanan darah 100/70 mmHg, suhu tubuh 36,20C,
pernapasan 20 kali permenit, nadi 84 kali permenit dengan irama teratur dan teraba
cepat, berat badan sebelum sakit 56 kg, berat badan setelah sakit 54 kg, tinggi
badan 160 cm.
X
X
X X X
X X X 35
38 X
x
x
Page 39
27
Pengkajian pernapasan , hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret, tidak
ada pernapasan cuping hidung, tidak ada suara napas tambahan (wheezing, ronchi,
stridor, crakles), tidak ada nyeri.
Pengkajian cardiovaskuler , tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema, suara
jantung normal, tidak ada ascites, klien mengeluh pusing dan sakit kepala
Pengkajian persarafan , Glasgow Coma Scale (GCS) 15 (E : 4, V : 5, M : 6),
kepala simetris kiri dan kanan, klien nampak meringis, telinga simetris kiri dan
kanan, fungsi pendengaran normal, fungsi penciuman normal, fungsi pengecapan
normal, fungsi penglihatan normal,conjungtiva anemis
Pengkajian abdomen ,tampak simetris kanan dan kiri,tidak ada ascites
terdengar bising perut 18x/menit tidak ada massa, nyeri tekan perut pada daerah
kiri atas
Pengkajian perkemihan-eliminasi , frekuensi berkemih 5-6 kali dalam sehari,
warna kuning, bau khas aromatik. , tidak terdapat peradangan pada mulut, , BAB
1 kali/hari dengan konsistensi lembek, klien mengatakan kurang nafsu makan,
klien mengatakan mual dan muntah.
Pengkajian tulang-otot-integumen , pergerakan sendi bebas, kekuatan otot baik
, ekstremitas bawah tidak terdapat nyeri otot dan nyeri sendi, ekstremitas atas tidak
terdapat fraktur, paralise maupun gangguan lainnya, kondisi tulang normal, warna
kulit pucat, akral hangat, turgor kulit jelek, kulit dalam kondisi bersih.
Pengkajian sistem endokrin, klien tidak menggunakan terapi hormon.
Pengkajian sistem reproduksi, payudara simtris kiri dan kanan, tidak terdapat
benjolan, tidak ada keputihan, siklus haid 28 hari dan lama haid 7 hari, usia
menarche yaitu 16 tahun.
Page 40
28
4. Pola Aktivitas sehari - hari
Pengkajian pola nutrisi didapatkan Ny. R mengatakan kurang nafsu makan,
frekuensi makan 2 kali sehari dengan porsi makan tidak dihabiskan. Pengkajian
kebersihan, mandi 2x sehari pakai sabun dan 1x gosok gigi. Istirahat dan tidur,
klien mengatakan tidur siang 1 jam dan tidur malam 7 jam hanya sering terbangun
karena rasa nyeri,aktivitas klien masih masih di bantu suami.
5. Psikososial
Interaksi sosial Ny. R baik pada keluarga maupun anggota masyarakat di
lingkungannya dalam kondisi baik dan tidak pernah terjadi konflik diantara
mereka. Saat ini klien nampak gelisah, klien mengatakan cemas denga keadaannya
sekarang, klien mengatakan ingin cepat sembuh
Page 41
29
C. Data Fokus
Klien mengeluh nyeri ulu hati seperti di tusuk-tusuk pada lambung bagian kiri atas
dengan skala nyeri 5 ( sedang ) sejak 1 hari, yang di sertai mual dan muntah sejak 7
hari.
PEGELOMPOKAM DATA
DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF
− Klien mengatakan nyeri ulu hati
− Klien mengatakan sering terbangun
karena nyeri
− Klien mengatakan kurang nafsu
makan
− Klien mengatakan mual dan muntah
lebih dari 7 kali
− Klien mengatakan pusing
− Klien mengatakan sakit kepala
− Klien mengatakan cemas dengan
keadaannya sekarang
− Klien mengatakan ingin cepat
sembuh
Keadaan umum lemah
Klien nampak meringis
Klien nampak pucat
Turgor kulit jelek
Konjungtiva anemis
Klien nampak gelisah
Porsi makan tidak dihabiskan
Skala nyeri 5 (sedang)
TTV : TD : 100/70 mmHg, nadi : 84
kali/menit, pernapasan : 20
kali/menit, suhu : 36,20C
Berat badan sebelum sakit 56 kg
Berat badan setelah sakit 54 kg
Page 42
30
D. Daftar Rumusan Masalah
No Masalah Penyebab Data
1 Nyeri Infeksi kuman
Helycobacter pylori
Menurunka barier lambung
terhadap asam dan pepsin
Asam kembali berdifusi ke
mukosa
Iritasi mukosa lambung
Luka/tukak
Terjadi pelepasan mediator
kimia (bradikinin,
histamine, prostaglandin
Stimulasi saraf
Cortex cerebri
Nyeri
Ds : - Klien mengatakan
nyeri ulu hati
- Klien mengatakan
sering terbangun
karena nyeri
Do : - Klien nampak
meringis
- Skala nyeri 5
(sedang)
- TTV : TD : 100/70
mmHg, nadi : 84
kali/menit,
pernapasan : 20
kali/menit, suhu :
36,20C
Page 43
31
2 Kekurangan
volume cairan
Asam lambung ↑
Pengikisan mukosa
lambung
Tonus otot dan peristaltik
usus ↓
Isi duodenum keluar
ke lambung
Mual, muntah
Kekurangan volume cairan
Ds : - Klien mengatakan
mual dan muntah
lebih dari 7 kali
Do : - Keadaan umum
lemah
- Klien nampak
meringis
- Klien nampak
pucat
- Turgor kulit jelek
- Konjungtiva
anemis
- TTV : TD : 100/70
mmHg, nadi : 84
kali/menit,
pernapasan : 20
kali/menit, suhu :
36,20C
3 Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Asam lambung ↑
Pengikisan mukosa
lambung
Ds : - Klien mengatakan
kurang nafsu
makan
Do : - Keadaan umum
lemah
Page 44
32
Tonus otot dan peristaltik
usus
Isi duodenum menuju
ke lambung
Mual, muntah
Masukan nutrient yang
tidak adekuat
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
- Porsi makan tidak
dihabiskan
- Berat badan
sebelum sakit 56
kg
- Berat badan setelah
sakit 54 kg
- TTV : TD : 100/70
mmHg, nadi : 84
kali/menit,
pernapasan : 20
kali/menit, suhu :
36,20C
Page 45
33
4 Ansietas Perubahan status kesehatan
Respon psikologis
Ansietas
Ds : - Klien mengatakan
pusing
- Klien mengatakan
sakit kepala
- Klien mengatakan
cemas dengan
keadaannya
sekarang
- Klien mengatakan
ingin cepat sembuh
Do : - Klien nampak
gelisah
- TTV : TD : 100/70
mmHg, nadi : 84
kali/menit,
pernapasan :20
kali/menit, suhu :
36,20C
Page 46
34
E. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai dengan :
Ds : - Klien mengatakan nyeri ulu hati
- Klien mengatakan sering terbangun karena nyeri
Do : - Klien nampak meringis
- Skala nyeri 5 (sedang)
- TTV : TD : 100/70 mmHg, nadi : 84 kali/menit, pernapasan : 20 kali/menit,
suhu : 36,20C
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah ditandai dengan :
Ds : - Klien mengatakan mual dan muntah lebih dari 7 kali
Do : - Keadaan umum lemah
- Klien nampak meringis
- Klien nampak pucat
- Turgor kulit jelek
- Konjungtiva anemis
- TTV : TD : 100/70 mmHg, nadi : 84 kali/menit, pernapasan : 20 kali/menit,
suhu : 36,20C
3.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
nutrient yang tidak adekuat ditandai dengan :
Ds : - Klien mengatakan kurang nafsu makan
Do : - Keadaan umum lemah
- Porsi makan tidak dihabiskan
- Berat badan sebelum sakit 56 kg
- Berat badan setelah sakit 54 kg
Page 47
35
- TTV : TD : 100/70 mmHg, nadi : 84 kali/menit, pernapasan : 20 kali/menit,
suhu : 36,20C
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan :
Ds : - Klien mengatakan pusing
- Klien mengatakan sakit kepala
- Klien mengatakan cemas dengan keadaannya sekarang
- Klien mengatakan ingin cepat sembuh
Do : - Klien nampak gelisah
- TTV : TD : 100/70 mmHg, nadi : 84 kali/menit, pernapasan : 20 kali/menit,
suhu : 36,20C
F. Pengobatan yang Diberikan
Pemberian analgetik dan antalcid : injeksi ranitidine 1 ampul/8 jam/IV,injeksi
ketorolac 1 ampul/12 jam/IV, donperidon 2x1 tablet, vitamin B1 2x1 tablet, vitamin
B6 2x1 tablet, omeprazole cap 20 mg 1x24 jam
Page 48
36
G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan dan kriteria
hasil
Intervensi Rasional
1 Nyeri berhubungan
dengan iritasi mukosa
lambung ditandai dengan
:
Ds : - Klien
mengatakan
nyeri ulu hati
- Klien mengatakan
sering terbangun
karena nyeri
Do : - Klien nampak
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam,
diharapkan nyeri
hilang/terkontrol
dengan kriteria :
Klien nampak
rileks
Klien mengatakan
nyeri berkurang
atau hilang
1. Observasi tanda-tanda vital.
2. Kaji skala nyeri.
3. Ajarkan tekhnik relaksasi.
4. Beri posisi yang nyaman.
5. Anjurkan keluarga klien
untuk menciptakan
lingkungan yang nyaman.
1. Untuk mengetahui perkembangan klien.
2. Nyeri hebat mendadak dapat menandakan
perforasi lambung.
3. Untuk mengurangi kontraksi otot.
4. Nyeri akan bertambah jika posisi tidak
nyaman.
5. Mengurangi ketegangan emosi klien.
Page 49
37
meringis
- Skala nyeri 5
(sedang)
- TTV : TD :
100/70 mmHg,
nadi : 84
kali/menit,
pernapasan : 20
kali/menit, suhu :
36,20C
Skala nyeri 1-3
(ringan)
Tanda-tanda vital
dalam batas normal
(TTV : TD : 120/80
mmHg, nadi : 60-
100 kali/menit,
pernapasan : 16-20
kali/menit, suhu :
370C
6. Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
analgetik dan antasid.
6. Analgetik dapat menghambat sintesa
neurotransmiter tertentu yang dapat
menimbulkan rasa nyeri. Dengan blokade
neorotransmiter tersebut, maka otak tidak
lagi mendapatkan sinyal nyeri sehingga
rasa nyeri berangsur-angsur menghilang.
Antasid akan menetralka PH lambung
sehingga nyeri hilang.
2 Kekurangan volume
cairan berhubungan
dengan muntah ditandai
dengan :
Ds : - Klien
mengatakan
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam
diharapkan kebutuhan
cairan klien terpenuhi
dengan kriteria :
1. Monitor status cairan
termasuk intake dan output
cairan.
2. Monitor status hidrasi.
1. Status cairan dapat menentukan seseorang
dehidrasi atau tidak.
2. Status hidrasi dapat memberikan informasi
tentang keadaan klien.
Page 50
38
mual dan
muntah lebih
dari 7 kali
Do : - Keadaan umum
lemah
- Klien nampak
meringis
- Klien nampak
pucat
- Turgor kulit jelek
- Konjungtiva
anemis
- TTV : TD : 100/70
mmHg, nadi : 84
kali/menit,
pernapasan : 20
Keadaan umum
baik
Turgor kulit baik
Klien tidak muntah
Mukosa bibir
lembab
3. Anjurkan klien untuk
banyak minum.
4. Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
cairan intravena.
3. Banyak minum dapat menggantika cairan
yang keluar.
4. Cairan intravena dapat menggantikan
cairan dalam tubuh klien yang keluar.
Page 51
39
kali/menit, suhu :
36,20C
3 Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
masukan nutrient yang
tidak adekuat ditandai
dengan:
Ds : - Klien
mengatakan
kurang nafsu
makan
Do : - Keadaan umum
lemah
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam
diharapkan kebutuhan
nutrisi klien terpenuhi
dengan kriteria :
Keadaan umum
baik
Berat badan
meningkat 1 kg
Tidak ada tanda-
tanda malnutrisi
1. Monitor adanya penurunan
berat badan.
2. Kaji status nutrisi, diet, pola
makan makanan yang dapat
menentukan nyeri.
3. Beri makanan dalam porsi
sedikit tapi sering.
4. Sajikan makanan dalam
kondisi hangat.
5. Anjurkan makan dalam
posisi tegak.
1. Penurunan berat badan mengidentifikasi
penurunan masukan nutrisi.
2. Untuk menentukan intervensi selanjutnya.
3. Dapat meningkatkan jumlah asupan
makanan.
4. Menambah nafsu makan akibat kondisi
makanan yang masih segar.
5. Posisi tegak akan melonggarkan
tenggorokan dan lambung.
Page 52
40
- Porsi makan tidak
dihabiskan
- Berat badan
sebelum sakit 56
kg
- Berat badan
setelah sakit 54 kg
- TTV : TD :
100/70 mmHg,
nadi : 84
kali/menit,
pernapasan : 20
kali/menit, suhu :
36,20C
Porsi makan
dihabiskan
4 Ansietas berhubungan
dengan perubahan status
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
1. Identifikasi tingkat
kecemasan klien.
1. Kecemasan dapat menghambat proses
penyembuhan.
Page 53
41
kesehatan ditandai
dengan :
Ds : - Klien
mengatakan
pusing
- Klien mengatakan
sakit kepala
- Klien mengatakan
cemas dengan
keadaannya
sekarang
- Klien mengatakan
ingin cepat sembuh
Do : - Klien nampak
gelisah
selama 3 x 24 jam
diharapkan ansietas
klien berkurang
dengan kriteria :
Klien rileks
Klien mampu
mengidentifikasi
dan
mengungkapkan
gejala cemas
2. Dorong klien untuk
mengungkapkan
perasaannya.
3. Instruksikan klien
menggunakan tekhnik
relaksasi.
4. Berikan penyuluhan pada
klien dan keluarga tentang
penyakit yang dialami klien.
2. Dapat mengurangi kecemasan.
3. Dengan tekhnik relaksasi kecemasan klien
dapat berkurang.
4. Dapat menambah pengetahuan klien dan
keluarga tentang penyakit yang dialami.
Page 54
42
- TTV : TD :
100/70 mmHg,
nadi : 84
kali/menit,
pernapasan : 20
kali/menit, suhu :
36,20C
Page 55
43
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI HARI I
Implementasi Evaluasi
Diagnosa Keperawatan
Hari/Tanggal/Jam
Implementasi Paraf Hari/Tanggal/Jam
SOAP Paraf
Nyeri berhubungan
dengan iritasi mukosa
lambung
Rabu, 11 Juli
2018
09.00
09.05
09.10
1. Melakukan observasi
tanda-tanda vital.
Hasil : TD : 100/70
mmHg, nadi : 84
kali/menit, suhu : 36,20C,
pernapasan : 20 kali/menit.
2. Mengkaji skala nyeri.
Hasil : Skala nyeri 5
(sedang).
3. Mengajarkan tekhnik
relaksasi.
Hasil : menganjurkan klien
untuk menarik napas melalui
hidung dan mengeluarkan
melalui mulut secara perlahan
da klien mengikuti.
Rabu, 11 Juli
2018
15.00
S : - Klien mengatakan masih
nyeri abdomen kuadran
kiri atas
O : - Klien nampak meringis
- Skala nyeri 5 (sedang)
- TTV : TD : 100/70 mmHg,
nadi : 84 kali/menit,
pernapasan : 20
kali/menit, suhu : 36,20C
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-6 dilanjutkan
Page 56
44
09.15
09.20
09.25
4. Melakukan pemberian
posisi yang nyaman.
Hasil : Klien merasa
nyaman.
5. Menganjurkan keluarga
klien untuk menciptakan
lingkungan yang nyaman.
Hasil : Keluarga klien
kooperatif.
6. Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
analgetik dan antasid.
Hasil : injeksi ranitidine 1
ampul/8 jam/IV, injeksi
ketorolac 1 ampul/12
jam/IV.
Page 57
45
Kekurangan volume
cairan berhubungan
dengan muntah
Rabu, 11 Juli
2018
09.30
09.35
09.40
1. Melakukan monitor status
cairan termasuk intake
dan output cairan.
Hasil : Klien muntah lebih
dari 7 kali, klien minum
air mineral 8 gelas, BAK 3
kali, 1 botol cairan RL
dihabiskan.
2. Melakukan monitor status
hidrasi.
Hasil : Mukosa bibir
nampak kering dan pucat.
3. Menganjurkan klien untuk
banyak minum.
Hasil : Klien minum 8
gelas air mineral.
Rabu , 11 Juli
2018
15.00
S : - Klien mengatakan masih
muntah
O : - Keadaan umum lemah
- Konjungtiva anemis
- Klien nampak pucat
- Mukosa bibir nampak
kering
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
Page 58
46
09.45
4. Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
cairan intravena.
Hasil : Terpasang IVFD
RL 24 tetes/menit.
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
masukan nutrient
yang tidak adekuat
Rabu, 11 Juli 2018
10.00
10.05
1. Melakukan monitor
adanya penurunan berat
badan.
Hasil : Berat badan 54 kg.
2. Mengkaji status nutrisi,
diet, pola makan makanan
yang dapat menentukan
nyeri.
Rabu, 11 Juli
2018
15.00
S : - Klien mengatakan masih
mual dan muntah
O : - Keadaan umum lemah
- Porsi makan tidak
dihabiskan
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-5 dilanjutkan
Page 59
47
12.00
Hasil : klien
mengkonsumsi bubur,
sayur, ikan, telur dengan
porsi makan tidak
dihabiskan.
3. Memberi makanan dalam
porsi sedikit tapi sering.
Hasil : Klien makan dalam
porsi sedikit tapi sering.
4. Menyajikan makanan
dalam kondisi hangat.
Hasil : Klien makan dalam
kondisi hangat.
5. Menganjurkan makan
dalam posisi tegak.
Page 60
48
Hasil : Klien makan
dengan posisi tegak.
Ansietas
berhubungan dengan
perubahan status
kesehatan
Rabu, 11 Juli
2018
14.00
14.05
1. Melakukan identifikasi
tingkat kecemasan klien.
Hasil : Klien nampak
cemas dan gelisah.
2. Mendorong klien untuk
mengungkapkan
perasaannya.
Hasil : Klien
mengungkapkan
perasaannya.
Rabu, 11 Juli
2018
15.00
S : - Klien mengatakan tidak
cemas lagi
O : - Klien nampak rileks
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Page 61
49
14.10
14.15
3. Menginstruksikan klien
menggunakan tekhnik
relaksasi.
Hasil : Klien menarik
napas dalam melalui
hidung dan mengeluarkan
melalui mulut secara
perlahan.
4. Memberikan penyuluhan
pada klien dan keluarga
tentang penyakit yang
dialami klien.
Hasil : Klien dan keluarga
kooperatif dan mengerti
Page 62
50
HARI II
Implementasi Evaluasi
Diagnosa Keperawatan
Hari/Tanggal/Jam
Implementasi Paraf Hari/Tanggal/Jam
SOAP Paraf
Nyeri berhubungan
dengan iritasi mukosa
lambung
Kamis,12 Juli
2018
10.00
10.05
1. Melakukan observasi
tanda-tanda vital.
Hasil : TD : 110/70 mmHg,
nadi : 84 kali/menit, suhu :
36,50C, pernapasan : 20
kali/menit.
2. Mengkaji skala nyeri.
Hasil : Skala nyeri 5
(sedang).
Kamis, 12 Juli
2018
13.00
S : - Klien mengatakan masih
nyeri abdomen kuadran kiri
atas
O : - Klien nampak meringis
- Skala nyeri 5 (sedang)
- TTV : TD : 110/70 mmHg,
nadi : 84 kali/menit,
pernapasan : 20 kali/menit,
suhu : 36,50C
dengan penjelasan yang
diberikan.
Page 63
51
10.10
10.15
10.20
3. Mengajarkan tekhnik
relaksasi.
Hasil : Klien
melakukannya.
4. Menganjurkan keluarga
klien untuk menciptakan
lingkungan yang nyaman.
Hasil : Keluarga klien
kooperatif.
5. Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
analgetik dan antasid.
Hasil : injeksi ranitidine 1
ampul/8 jam/IV, injeksi
ketorolac 1 ampul/12
jam/IV, omeprosol kapsul
20 mg 1 x 1
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-5 dilanjutkan
Page 64
52
Kekurangan volume
cairan berhubungan
dengan muntah
Kamis, 12 Juli
2018
10.25
11.30
11.37
1. Melakukan monitor status
cairan termasuk intake dan
output cairan.
Hasil : Klien muntah lebih
dari 5 kali, klien minum air
mineral 10 gelas, BAK 2
kali, 2 botol cairan RL
dihabiskan.
2. Melakukan monitor status
hidrasi.
Hasil : Mukosa bibir
nampak kering dan pucat.
3. Menganjurkan klien untuk
banyak minum.
Kamis, 12 Juli
2018
13.00
S : - Klien mengatakan masih
muntah
O : - Keadaan umum lemah
- Konjungtiva anemis
- Klien nampak pucat
- Mukosa bibir nampak
kering
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
Page 65
53
11.40
Hasil : Klien minum 10
gelas air mineral.
4. Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
cairan intravena.
Hasil : Terpasang IVFD
RL 24 tetes/menit.
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
masukan nutrient
yang tidak adekuat
Kamis, 12 Juli
2018
11.45
11.50
1. Melakukan monitor adanya
penurunan berat badan.
Hasil : Berat badan 54 kg.
2. Mengkaji status nutrisi,
diet, pola makan makanan
yang dapat menentukan
nyeri.
Kamis, 12 Juli
2018
13.00
S : - Klien mengatakan masih
mual dan muntah
- Klien mengatakan nafsu
makannya masih kurang
O : - Keadaan umum lemah
- Porsi makan tidak
dihabiskan
A : Masalah belum teratasi
Page 66
54
11.55
12.00
Hasil : klien
mengkonsumsi bubur,
sayur, ikan, telur dengan
porsi makan tidak
dihabiskan.
3. Memberi makanan dalam
porsi sedikit tapi sering.
Hasil : Klien makan dalam
porsi sedikit tapi sering.
4. Menyajikan makanan
dalam kondisi hangat.
Hasil : Klien makan dalam
kondisi hangat.
5. Menganjurkan makan
dalam posisi tegak.
P : Intervensi 1-5 dilanjutkan
Page 67
55
HARI III
Implementasi Evaluasi
Diagnosa Keperawatan
Hari/Tanggal/Jam
Implementasi Paraf Hari/Tanggal/Jam
SOAP Paraf
Nyeri berhubungan
dengan iritasi mukosa
lambung
Jumat, 13 Juli
2018
10.00
10.10
10.15
1. Melakukan observasi
tanda-tanda vital.
Hasil : TD : 110/80 mmHg,
nadi : 84 kali/menit, suhu :
36,50C, pernapasan : 20
kali/menit.
2. Mengkaji skala nyeri.
Hasil : Skala nyeri 5
(sedang).
3. Mengajarkan tekhnik
relaksasi.
Jumat, 13 Juli
2018
14.00
S : - Klien mengatakan masih
nyeri abdomen kuadran kiri
atas
O : - Klien nampak meringis
- Skala nyeri 3 (ringan)
- TTV : TD : 110/80 mmHg,
nadi : 84 kali/menit,
pernapasan : 20 kali/menit,
suhu : 36,50C
A : Masalah teratasi sebagian
Page 68
56
10.20
12.00
Hasil : Klien
melakukannya.
4. Menganjurkan keluarga
klien untuk menciptakan
lingkungan yang nyaman.
Hasil : Keluarga klien
kooperatif.
5. Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
analgetik dan antasid.
Hasil : injeksi ranitidine 1
ampul/8 jam/IV,omeprosol
kapsul 20 mg 1 x 1
P : Intervensi 1,2 dan 5
dilanjutkan
Page 69
57
Kekurangan volume
cairan berhubungan
dengan muntah
Jumat, 13 Juli
2018
10.30
10.35
10.40
1. Melakukan monitor status
cairan termasuk intake dan
output cairan.
Hasil : Klien muntah 3 kali,
klien minum air mineral 8
gelas, BAK 4 kali, 3 botol
cairan RL dihabiskan.
2. Melakukan monitor status
hidrasi.
Hasil : Mukosa bibir
nampak kering.
3. Menganjurkan klien untuk
banyak minum.
Jumat, 13 Juli
2018
14.00
S : - Klien mengatakan masih
muntah
O : - Keadaan umum lemah
- Konjungtiva anemis
- Mukosa bibir nampak
kering
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
Page 70
58
10.45
Hasil : Klien minum 8
gelas air mineral.
4. Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
cairan intravena.
Hasil : Terpasang IVFD
RL 24 tetes/menit.
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
masukan nutrient
yang tidak adekuat
Jumat, 13 Juli
2018
11.50
11.55
1. Melakukan monitor adanya
penurunan berat badan.
Hasil : Berat badan 54 kg.
2. Mengkaji status nutrisi,
diet, pola makan makanan
yang dapat menentukan
nyeri.
Jumat, 13 Juli
2018
14.00
S : - Klien mengatakan nafsu
makannya masih kurang
O : - Keadaan umum sedang
- Berat badan 54 kg
- Tida ada tanda-tanda
malnutrisi
- Porsi makan tidak
dihabiskan
Page 71
59
12.00
Hasil : klien
mengkonsumsi bubur,
sayur, ikan, telur dengan
porsi makan tidak
dihabiskan.
3. Memberi makanan dalam
porsi sedikit tapi sering.
Hasil : Klien makan dalam
porsi sedikit tapi sering.
4. Menyajikan makanan
dalam kondisi hangat.
Hasil : Klien makan dalam
kondisi hangat.
5. Menganjurkan makan
dalam posisi tegak
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
Page 72
60
HARI IV
Implementasi Evaluasi
Diagnosa Keperawatan
Hari/Tanggal/Jam
Implementasi Paraf Hari/Tanggal/Jam
SOAP Paraf
Nyeri berhubungan
dengan iritasi mukosa
lambung
Sabtu, 14 Juli
2018
08.00
08.05
08.10
1. Melakukan observasi
tanda-tanda vital.
Hasil : TD : 120/80 mmHg,
nadi : 84 kali/menit, suhu :
36,50C, pernapasan : 20
kali/menit.
2. Mengkaji skala nyeri.
Hasil : Skala nyeri 3
(ringan).
3. Mengajarkan tekhnik
relaksasi.
Sabtu, 14 Juli
2018
14.00
S : - Klien mengatakan tidak lagi
nyeri
O : - Klien nampak rileks
- Klien mengatakan nyeri
hilang
- Skala nyeri 0
- TTV : TD : 120/80 mmHg,
nadi : 84 kali/menit,
pernapasan : 20 kali/menit,
suhu : 36,50C
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Page 73
61
08.15
06.00
Hasil : Klien
melakukannya.
4. Menganjurkan keluarga
klien untuk menciptakan
lingkungan yang nyaman.
Hasil : Keluarga klien
kooperatif.
5. Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
analgetik dan antasid.
Hasil : injeksi ranitidine 1
ampul/8 jam/IV, omeprosol
kapsul 20 mg 1 x 1.
Page 74
62
Kekurangan volume
cairan berhubungan
dengan muntah
Sabtu, 14 Juli
2018
09.00
09.05
09.10
1. Melakukan monitor status
cairan termasuk intake dan
output cairan.
Hasil : Klien tidak muntah
lagi, klien minum air
mineral 10 gelas, BAK 2
kali, 4 botol cairan RL
dihabiskan.
2. Melakukan monitor status
hidrasi.
Hasil : Mukosa bibir
lembab.
3. Menganjurkan klien untuk
banyak minum.
Sabtu, 14 Juli
2018
14.00
S : - Klien mengatakan sudah
tidak muntah
O : - Keadaan umum baik
- Mukosa bibir lembab
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Page 75
63
09.15
Hasil : Klien minum 10
gelas air mineral.
4. Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
cairan intravena.
Hasil : Terpasang IVFD RL 24
tetes/menit.
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
masukan nutrient
yang tidak adekuat
Sabtu, 14 Juli
2018
11.30
11.35
1. Melakukan monitor adanya
penurunan berat badan.
Hasil : Berat badan 54 kg.
2. Mengkaji status nutrisi,
diet, pola makan makanan
yang dapat menentukan
nyeri.
Hasil : klien
mengkonsumsi bubur,
Sabtu, 14 Juli
2018
14.00
S : - Klien mengatakan nafsu
makannya baik
O : - Keadaan umum baik
- Porsi makan dihabiskan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Page 76
64
12.00
sayur, ikan, telur dengan
porsi makan dihabiskan.
3. Memberi makanan dalam
porsi sedikit tapi sering.
Hasil : Klien makan dalam
porsi sedikit tapi sering.
4. Menyajikan makanan
dalam kondisi hangat.
Hasil : Klien makan dalam
kondisi hangat.
5. Menganjurkan makan
dalam posisi tegak.
Hasil : Klien makan
dengan posisi tegak.
Page 77
65
65
BAB IV
PEMBAHASAN
Prinsip dari pembahasan ini dengan memfokuskan kebutuhan dasar manusia di
dalam asuhan keperawatan. Ruang lingkup pembahasan ini meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian .
Dari pengkajian Ny. R ditemukan hasil yaitu klien mengatakan nyeri ulu hati
sejak 1 hari yang lalu yaitu pada tanggal 10 Juli 2018 pukul 09.00 WIT. Riwayat
keluhan utama yaitu, Faktor pencetus : makan makanan yang asam, klien merasakan
nyeri seperti ditusuk-tusuk,pada daerah lambung pada bagian kiri atas skala nyeri : 5
(sedang), datangnya setiap saat. Klien juga mengatakan mual dan muntah lebih dari 7
kali, klien mengatakan kurang nafsu makan.
Disamping itu, ditemukan data klien mengatakan pusing, klien mengatakan
sakit kepala, klien mengatakan cemas dengan keadaannya sekarang, klien mengatakan
ingin cepat sembuh. Hal ini dikarenakan dalam setiap perjalanan penyakit akan
berdampak pada psikologis klien, dimana timbul rasa cemas akan penyakit yang
dideritanya. Tidak ada kesenjangan yang didapatkan oleh penulis antara data yang
didapatkan melalui hasil pengkajian dengan teori tentang gejala dan tanda pada klien
dengan gastritis akut.
Dari hasil pengkajian yang didapatkan penulis pada Ny. R saat dilakukan
pemeriksaan fisik keadaan umum Ny. R lemah, klien nampak meringis, klien nampak
pucat, turgor kulit jelek, konjungtiva anemis, klien nampak gelisah, porsi makan tidak
dihabiskan, skala nyeri 5 (sedang), TTV : TD : 100/70 mmHg, nadi : 84 kali/menit,
Page 78
66
pernapasan : 20 kali/menit, suhu : 36,20C, berat badan sebelum sakit 56 kg, berat badan
setelah sakit 54 kg.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data dapat ditegakkan prioritas diagnosa keperawatan nyeri
berhubungan dengan iritasi mukosa lambung. Penulis mengangkat diagnosa nyeri
berhubungan dengan iritasi mukosa lambung dengan alasan ditemukan data pengkajian
pertama kali klien mengatakan nyeri ulu hati, klien mengatakan sering terbangun
karena nyeri, sedangkan data obyektif ditemukan, klien nampak meringis, skala nyeri
5 (sedang), TTV : TD : 100/70 mmHg, nadi : 84 kali/menit, pernapasan : 20 kali/menit,
suhu : 36,20C.
Akan tetapi tentang nyeri terdapat kesenjangan yaitu nyeri akut biasanya
datang tiba-tiba, umumnya berkaitan dengan cidera spesifik, jika kerusakan tidak lama
terjadi dan tidak ada penyakit sistemik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan
penyembuhan. Secara fisiologis terjadi perubahan denyut jantung, frekuensi nafas,
tekanan darah, aliran darah perifer, tegangan otot, keringat pada telapak tangan, dan
perubahan ukuran pupil. Pada kasus Ny. R nyeri akut ini terjadi karena adanya erosi
mukosa lambung. Saat dilakukan pengkajian tidak ditemukan perubahan denyut
jantung, frekuensi nafas dan tekanan darah, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil
pengukuran tanda-tanda vital saat dilakukan pengkajian yaitu TD : 100/70 mmHg, nadi
: 84 kali/menit, pernapasan : 20 kali/menit, suhu : 36,20C. Penulis berpendapat bahwa
kejadian ini disebabkan karena nyeri masih bisa ditoleransi oleh Ny. R, dikarenakan
pasien mungkin pernah mengalami nyeri yang sama. Hal ini sesuai dengan nyeri ,
respon perilaku pasien terhadap nyeri dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tipe
kepribadian, status kejiwaan pada saat, nyeri pengalaman terdahulu, latar belakang
sosial dan kultural dan arti nyeri.
Page 79
67
Diagnosa keperawatan kedua adalah kekurangan volume cairan berhubungan
dengan muntah. Data yang menunjang diagnosa keperawatan tersebut adalah
ditemukannya data subyektif klien mengatakan mual dan muntah lebih dari 7 kali.
Data obyektif ditemukan keadaan umum lemah, klien nampak meringis, klien nampak
pucat, turgor kulit jelek, konjungtiva anemis..
Diagnosa keperawatan ketiga yaitu perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan masukan nutrient yang tidak adekuat dengan alasan
ditemukan data subyektif klien mengatakan kurang nafsu makan. Sedangkan data
obyektif ditemukan data keadaan umum lemah, porsi makan tidak dihabiskan, berat
badan sebelum sakit 56 kg, berat badan setelah sakit 54 kg.
Diagnosa keperawatan ke empat yaitu ansietas berhubungan dengan perubahan
status kesehatan dengan alasan ditemukan data subyektif klien mengatakan pusing,
klien mengatakan sakit kepala, klien mengatakan cemas dengan keadaannya sekarang,
klien mengatakan ingin cepat sembuh. Sedangkan data obyektif ditemukan data klien
nampak gelisah.
Berdasarkan diagnosa di atas, ada kesenjangan antara diagnosa yang terdapat
pada teori dengan diagnosa pada kasus yaitu penulis mengangkat diagnosa ansietas
berhubungan dengan perubahan status kesehatan dikarenakan terdapat keluhan dan
data yang mendukung untuk ditegakkan diagnosa tersebut.
3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan yang dilakukan oleh penulis berdasarkan NIC (Nursing
Intervention Clasification) antara lain pada diagnosa utama yaitu observasi tanda-tanda
vital dengan rasional untuk mengetahui perkembangan klien, kaji skala nyeri dengan
rasional nyeri hebat mendadak dapat menandakan perforasi lambung, ajarkan tekhnik
Page 80
68
relaksasi dengan rasional untuk mengurangi kontraksi otot, beri posisi yang nyaman
dengan rasional nyeri akan bertambah jika posisi tidak nyaman, anjurkan keluarga
klien untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dengan rasional mengurangi
ketegangan emosi klien, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik dan
antacid
Rencana keperawatan yang dilakukan penulis pada diagnosa kedua yaitu
monitor status cairan termasuk intake dan output cairan dengan rasional status cairan
dapat menentukan seseorang dehidrasi atau tidak, monitor status hidrasi dengan
rasional status hidrasi dapat memberikan informasi tentang keadaan klien, anjurkan
klien untuk banyak minum dengan rasional banyak minum dapat menggantika cairan
yang keluar, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan intravena dengan
rasional cairan intravena dapat menggantikan cairan dalam tubuh klien yang keluar.
Rencana keperawatan yang dilakukan penulis pada diagnosa ketiga yaitu
monitor adanya penurunan berat badan dengan rasional penurunan berat badan
mengidentifikasi penurunan masukan nutrisi, kaji status nutrisi, diet, pola makan
makanan yang dapat menentukan nyeri dengan rasional untuk menentukan intervensi
selanjutnya, beri makanan dalam porsi sedikit tapi sering dengan rasional dapat
meningkatkan jumlah asupan makanan, sajikan makanan dalam kondisi hangat dengan
rasional menambah nafsu makan akibat kondisi makanan yang masih segar, anjurkan
makan dalam posisi tegak dengan rasional posisi tegak akan melonggarkan
tenggorokan dan lambung.
Rencana keperawatan yang dilakukan penulis pada diagnosa ke empat yaitu
identifikasi tingkat kecemasan klien dengan rasional kecemasan dapat menghambat
proses penyembuhan, dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya dengan
rasional dapat mengurangi kecemasan, instruksikan klien menggunakan tekhnik
Page 81
69
relaksasi dengan rasional dengan tekhnik relaksasi kecemasan klien dapat berkurang,
berikan penyuluhan pada klien dan keluarga tentang penyakit yang dialami klien
dengan rasional dapat menambah pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit
yang dialami.
Dalam intervensi terdapatkan adanya kesenjangan antara intervesi yang ada
dalam teori dan intervensi yang penulis terapkan dalam praktek. Alasannya karena
semua intervensi yang ada dalam teori tidak dapat diterapkan dalam praktek klinik
dilapangan di karenakan keterbatasan alat dan telekomonikasi yang tersedia di ruang
perawatan , factor ekonomi klien serta perbedaan jenis kelamin pasien dengan penulis
4. Implementasi Keperawatan
Pada proses keperawatan, implementasi adalah fase ketika perawat
mengimplementasikan intervensi keperawatan. Berdasarkan NIC (Nursing
Intervention Clasification), implementasi terdiri atas melakukan dan
mendokumentasikan tindakan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang
diperlukan untuk melaksanakan intervensi atau program keperawatan .
Implementasi yang dilakukan berdasarkan intervensi keperawatan yang sudah
ditetapkan adalah mengobservasi tanda-tanda vital, mengkaji skala nyeri, mengajarkan
tekhnik relaksasi, memberi posisi yang nyaman, menganjurkan keluarga klien untuk
menciptakan lingkungan yang nyaman, berkolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian analgetik dan antacid (injeksi ranitidine 1 ampul/8 jam/IV, injeksi ketorolac
1 ampul/12 jam/IV, donperidon 2 x 1 tablet, vitamin B1 2 x 1 tablet, vitamin B6 2 x 1
tablet, omeprazole cap 20 mg 1x24 jam, memonitor status cairan termasuk intake dan
output cairan, memonitor status hidrasi, menganjurkan klien untuk banyak minum,
berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan intravena (Terpasang infus
RL 24 tetes/menit), memonitor adanya penurunan berat badan, mengkaji status nutrisi,
Page 82
70
diet, pola makan makanan yang dapat menentukan nyeri, memberi makanan dalam
porsi sedikit tapi sering, menyajikan makanan dalam kondisi hangat, menganjurkan
makan dalam posisi tegak, mengidentifikasi tingkat kecemasan klien, mendorong klien
untuk mengungkapkan perasaannya, menginstruksikan klien menggunakan tekhnik
relaksasi, memberikan penyuluhan pada klien dan keluarga tentang penyakit yang
dialami klien.
Pelaksanaan rencana keperawatan mengacu pada rencana yang telah
ditetapkan dalam teori. Namun penulis tidak dapat melaksanakan semua rencana yang
ada dalam teori tapi dapat melaksanakan semua rencana sesuai dengan diagnosa
keperawatan pada Ny. R dengan kasus gastritis akut. Pada tahap pelaksanaan ini dalam
memberikan asuhan keperawatan penulis tidak sepenuhnya berada diruangan selama
24 jam. Maka selama penulis tidak berada diruangan perawatan dilanjutkan oleh
perawat yang ada diruangan.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses kontinu yang terjadi saat melakukan kontak
dengan klien dan penulis menggunakan metode sesuai teori (SOAP) yaitu S (Subyektif)
berisi data dari pasien melalui anamnesis atau wawancara yang merupakan ungkapan
langsung, O (Obyektif) analisa dan interpretasi, A (Asesment) berdasarkan data yang
terkumpul kemudian dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi atau
laboratorium serta potensial perlu tidaknya dilakukan tindakan segera, P (Planing)
merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan mandiri,
kolaborasi, diagnosis, atau laboratorium serta konseling untuk tindak lanjut.
Evaluasi hasil pada hari Rabu, 11 Juli 2018 pukul 15.00 WITA. Diagnosa
utama dengan data subyektif : klien mengatakan masih nyeri abdomen kuadran kiri
atas. Obyektif : klien nampak meringis, skala nyeri 5 (sedang), TTV : TD : 100/70
Page 83
71
mmHg, nadi : 84 kali/menit, pernapasan : 20 kali/menit, suhu : 36,20C. Asesment :
masalah belum teratasi. Planing : intervensi dilanjutkan. Diagnosa kedua dengan data
subyektif : klien mengatakan masih muntah. Obyektif : keadaan umum lemah,
konjungtiva anemis, klien nampak pucat, mukosa bibir nampak kering. Asesment :
masalah belum teratasi. Planing : intervensi dilanjutkan. Diagnosa ketiga dengan data
subyektif : klien mengatakan masih mual dan muntah. Obyektif : keadaan umum lemah,
porsi makan tidak dihabiskan. Asesment : Masalah belum teratasi. Planing : intervensi
dilanjutkan. Diagnosa ke empat dengan data subyektif : klien mengatakan tidak cemas
lagi. Obyektif : klien nampak rileks. Asesment : Masalah teratasi. Planing : intervensi
dihentikan.
Evaluasi hasil pada hari Kamis, 12 Juli 2018 pukul 13.00 WITA. Diagnosa
utama dengan data subyektif : klien mengatakan masih nyeri abdomen kuadran kiri
atas. Obyektif : klien nampak meringis, skala nyeri 5 (sedang), TTV : TD : 110/70
mmHg, nadi : 84 kali/menit, pernapasan : 20 kali/menit, suhu : 36,50C. Asesment :
masalah belum teratasi. Planing : intervensi dilanjutkan. Diagnosa kedua dengan data
subyektif : klien mengatakan masih muntah. Obyektif : keadaan umum lemah,
konjungtiva anemis, klien tampak pucat, mukosa bibir nampak kering. Asesment :
masalah belum teratasi. Planing : intervensi dilanjutkan. Diagnosa ketiga dengan data
subyektif : klien mengatakan masih dan muntah, klien mengatakan nafsu makannya
masih kurang. Obyektif : keadaan umum lemah, porsi makan tidak dihabiskan.
Asesment : Masalah belum teratasi. Planing : intervensi dilanjutkan.
Evaluasi hasil pada hari Jum’at, 13 Juli 2018 pukul 14.00 WITA. Diagnosa
utama dengan data subyektif : klien mengatakan masih nyeri abdomen kuadran kiri
atas. Obyektif : klien nampak meringis, skala nyeri 3 (ringan), TTV : TD : 110/80
mmHg, nadi : 84 kali/menit, pernapasan : 20 kali/menit, suhu : 36,50C. Asesment :
Page 84
72
masalah teratasi sebagian. Planing : intervensi dilanjutkan. Diagnosa kedua dengan
data subyektif : klien mengatakan masih muntah. Obyektif : keadaan umum lemah,
konjungtiva anemis, mukosa bibir nampak kering. Asesment : masalah belum teratasi.
Planing : intervensi dilanjutkan. Diagnosa ketiga dengan data subyektif : klien
mengatakan nafsu makannya masih kurang. Obyektif : keadaan umum sedang,berat
badan 54 kg,tidak ada tanda-tanda malnutrisi, porsi makan tidak dihabiskan. Asesment
: Masalah belum teratasi. Planing : intervensi dilanjutkan.
Evaluasi hasil pada hari Sabtu, 14 Juli 2018 pukul 14.00 WITA. Diagnosa
utama dengan data subyektif : klien mengatakan tidak lagi nyeri. Obyektif : klien
tampak Nampak rileks, keadaan umum baik, skala nyeri 0, klien nampak rileks, TTV :
TD : 120/80 mmHg, nadi : 84 kali/menit, pernapasan : 20 kali/menit, suhu : 36,50C.
Asesment : masalah teratasi. Planing : intervensi dihentikan. Diagnosa kedua dengan
data subyektif : klien mengatakan sudah tidak muntah. Obyektif : keadaan umum baik,
mukosa bibir lembab. Asesment : masalah teratasi. Planing : intervensi dihentikan.
Diagnosa ketiga dengan data subyektif : klien mengatakan nafsu makannya baik.
Obyektif : keadaan umum baik, porsi makan dihabiskan. Asesment : Masalah teratasi.
Planing : intervensi dihentikan.
Page 86
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hasil pengkajian pada Ny. R yang didapatkan antara lain data subyektif yaitu klien
mengatakan nyeri ulu hati, klien mengatakan sering terbangun karena nyeri, klien
mengatakan kurang nafsu makan, klien mengatakan mual dan muntah lebih dari 7
kali, klien mengatakan pusing, klien mengatakan sakit kepala, klien mengatakan
cemas dengan keadaannya sekarang, klien mengatakan ingin cepat sembuh. Data
obyektif yaitu keadaan umum lemah, klien nampak meringis, klien nampak pucat,
turgor kulit jelek, konjungtiva anemis, klien nampak gelisah, porsi makan tidak
dihabiskan, skala nyeri 5 (sedang), TTV : TD : 100/70 mmHg, nadi : 84 kali/menit,
pernapasan : 20 kali/menit, suhu : 36,20C, berat badan sebelum sakit 56 kg, berat
badan setelah sakit 54 kg.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul saat dilakukan pengkajian pada Ny. R adalah
nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung, kekurangan volume cairan
berhubungan dengan muntah, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan masukan nutrient yang tidak adekuat, ansietas berhubungan
dengan perubahan status kesehatan.
3. Rencana keperawatan yang disusun penulis pada Ny. R untuk diagnosa utama yaitu
observasi tanda-tanda vital, ajarkan tekhnik relaksasi, beri posisi yang nyaman,
anjurkan keluarga klien untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, kolaborasi
dengan tim medis dalam pemberian analgetik dan antacid. Rencana keperawatan
yang dilakukan penulis pada diagnosa kedua yaitu monitor status cairan termasuk
intake dan output cairan, monitor status hidrasi, anjurkan klien untuk banyak
Page 87
74
minum, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan intravena. Rencana
keperawatan yang dilakukan penulis pada diagnosa ketiga yaitu monitor adanya
penurunan berat badan, kaji status nutrisi, diet, pola makan makanan yang dapat
menentukan nyeri, beri makanan dalam porsi sedikit tapi sering, sajikan makanan
dalam kondisi hangat, anjurkan makan dalam posisi tegak. Rencana keperawatan
yang dilakukan penulis pada diagnosa ke empat yaitu identifikasi tingkat
kecemasan klien, dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya, instruksikan
klien menggunakan tekhnik relaksasi, berikan penyuluhan pada klien dan keluarga
tentang penyakit yang dialami klien.
4. Tindakan keperawatan yang disusun penulis pada Ny. R selama 4 hari yaitu untuk
diagnosa utama mengobservasi tanda-tanda vital, mengkaji skala nyeri,
mengajarkan tekhnik relaksasi, memberi posisi yang nyaman, menganjurkan
keluarga klien untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, berkolaborasi dengan
tim medis dalam pemberian analgetik dan antacid (injeksi ranitidine 1 ampul/8
jam/IV, injeksi ketorolac 1 ampul/12 jam/IV, donperidon 2 x 1 tablet, vitamin B1
2 x 1 tablet, vitamin B6 2 x 1 tablet, Omeprosol kapsul 20 mg 1 x 1. Tindakan
keperawatan yang dilakukan penulis pada diagnosa kedua yaitu memonitor status
cairan termasuk intake dan output cairan, memonitor status hidrasi, menganjurkan
klien untuk banyak minum, berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
cairan infus RL 24 tetes/menit. Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis pada
diagnosa ketiga yaitu memonitor adanya penurunan berat badan, mengkaji status
nutrisi, diet, pola makan makanan yang dapat menentukan nyeri, memberi
makanan dalam porsi sedikit tapi sering, menyajikan makanan dalam kondisi
hangat, menganjurkan makan dalam posisi tegak. Tindakan keperawatan yang
dilakukan penulis pada diagnosa ke empat yaitu mengidentifikasi tingkat
Page 88
75
kecemasan klien, mendorong klien untuk mengungkapkan perasaannya,
menginstruksikan klien menggunakan tekhnik relaksasi, memberikan Health
Education (HE) pada klien dan keluarga tentang penyakit yang dialami klien.
5. Evaluasi tindakan yang dilakukan oleh penulis dengan menggunakan metode
SOAP pada hari sabtu, 14 Juli 2018 pukul 08.00 WITA bahwa semua diagnosa
teratasi yaitu nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung, kekurangan
volume cairan berhubungan dengan muntah, perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrient yang tidak adekuat,
ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu seefektif
mungkin sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien secara
menyeluruh.
2. Praktis
a. Bagi Masyarakat/Pasien
Diharapkan pasien dan keluarga dapat meningkatkan pengetahuan tentang
penyakit gastritis akut sehingga dapat dilakukan pencegahan lebih dini.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
dan keterampilannya melalui praktek klinik keperawatan.
c. Bagi Puskesmas
Diharapkan memberikan pelayanan kepada pasien seoptimal mungkin dan
meningkatkan mutu pelayanann puskesmas.
Page 89
73
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2000). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:EGC
Chandrasoma. (2005). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pencernaan.
Jakarta EGC
Ester,(2000).https://www.scrib.com/doc/265502994/Laporan-
PendahuluanAsuhan- Keperawatan-Gstritis
Harison,(2000):1550,dalam,Hastuti2007.https://Perawat2010blogspotcom,2018/0
4.
Manjoer,arif,dkk.(2007). Kapita selekta kedokteran jilid 1,FKUI,media
aesculapius,jakarta
Nurarif,kusuma.(2015).aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis
& NANDA. Jogjakarta. Mediaction
Prince. (2005). Anatomi Fisiologi. : Jakarta.EGC
Prince,(2005).https://www.scrib.com/doc/265502994/Laporan-
PendahuluanAsuhan- Keperawatan-Gstritis.
Sabiston,, David C. (1995). Buku Ajaran Bedah .Jakarta: EGC
Suyono,(2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbitan
Jakarta.FKUI
Suyono, Slamet.( 2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI
Rencana Asuhan Keperawatan edisi 9.Bloghspot.com/2018/03.