Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG Selama persalinan, rahim berkontraksi leher rahim menjadi tipis (penipisan) dan membuka (melebar), bayi berotasi dan bergerak kebawah kejalan lahir dan Anda melahirkan bayi, plasenta, tali pusat, serta ketuban. Seluruh proses ini yang biasanya berlangsung beberapa jam atau satu atu beberapa hari, adalah suatu periode peralihan untuk menjadi orang tua dan peralihan menjadi makhluk yang mandiri bagi bayi anda. Persalinan adalah klimaks dari kehamilan, dimana berbagai sistem yang tampaknya tidak saling berhubung bekerja dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi. Kesiapan bayi Anda untuk hiup diluar tubuh Anda bertepatan dengan kemampuannya memproduksi berbagai substansi yang akan memberi umpan balik pada peredaran darah Anda dan memainkan peran penting dalam memicu perubahan yang mengawali persalinan. Kesiapan diri sendiri baik secara fisik maupun emosional untuk menghadapi persalinan juga penting. Biasanya, saat waktu yang tepat untuk Anda maupun bayi tiba, persalinan akan dimulai. Intranatal adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta. Penyebab awitan persalinan spontan tidak 1
52

asuhan keperawatan pada masa intranatal

Apr 23, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: asuhan keperawatan pada masa intranatal

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Selama persalinan, rahim berkontraksi leher rahim menjadi

tipis (penipisan) dan membuka (melebar), bayi berotasi dan

bergerak kebawah kejalan lahir dan Anda melahirkan bayi,

plasenta, tali pusat, serta ketuban. Seluruh proses ini yang

biasanya berlangsung beberapa jam atau satu atu beberapa

hari, adalah suatu periode peralihan untuk menjadi orang tua

dan peralihan menjadi makhluk yang mandiri bagi bayi anda.

Persalinan adalah klimaks dari kehamilan, dimana berbagai

sistem yang tampaknya tidak saling berhubung bekerja dalam

keharmonisan untuk melahirkan bayi.

Kesiapan bayi Anda untuk hiup diluar tubuh Anda

bertepatan dengan kemampuannya memproduksi berbagai

substansi yang akan memberi umpan balik pada peredaran darah

Anda dan memainkan peran penting dalam memicu perubahan yang

mengawali persalinan. Kesiapan diri sendiri baik secara

fisik maupun emosional untuk menghadapi persalinan juga

penting. Biasanya, saat waktu yang tepat untuk Anda maupun

bayi tiba, persalinan akan dimulai.

Intranatal adalah rangkaian proses yang berakhir dengan

pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai

dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh

perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan

pelahiran plasenta. Penyebab awitan persalinan spontan tidak

1

Page 2: asuhan keperawatan pada masa intranatal

iketahui, walaupun sejumlah teori menarik telah dikembangkan

dan profesional perawatan kesehatan mengetahui cara

menginduksi persalinan pada kondisi tertentu.

Tanda dan gejala menjelang persalinan, ada sejumlah tanda

dan gejala peringatan yang akan meningkatkan kesiagaan bahwa

seseorang wanita sedang mendekati berbagai kondisi berikut,

mungkin semua, atau malah tidak sama sekali. Dengan

mengingat tanda dan gejala tersebut terbantu ketika

menangani wanita yang sedang hamil tua sehingga anda dapat

memebrikan konseling dan bimbingan antisipasi yang tepat.

BAB II

PEMBAHASAN

A.KONSEP DASAR INTRANATAL

Selama persalinan, rahim berkontraksi leher rahim menjadi

tipis (penipisan) dan membuka (melebar), bayi berotasi dan

bergerak kebawah kejalan lahir dan Anda melahirkan bayi,

plasenta, tali pusat, serta ketuban. Seluruh proses ini yang

biasanya berlangsung beberapa jam atau satu atu beberapa

hari, adalah suatu periode peralihan untuk menjadi orang tua

dan peralihan menjadi makhluk yang mandiri bagi bayi anda.

Persalinan adalah klimaks dari kehamilan, dimana berbagai

2

Page 3: asuhan keperawatan pada masa intranatal

sistem yang tampaknya tidak saling berhubung bekerja dalam

keharmonisan untuk melahirkan bayi.

Awal persalinan tampaknya berada dibawah kendali hormonal

(endokrin) dari sistem ibu dan bayi. Sistem ini berfungsi

secara sinkron sehingga pada umumnya saat bayi siap

dilahirkan, si ibu secara fisik dan emosional siap untuk

melahirkan, memberi makan dan mengasuh bayinya. Hormon

kortikotopin (CRH) mengatur waktu peralihan dengan memicu

perubahan pada rahim ibu dan janin yang harus mendahului

persalinan. Baik otak janin maupun plasenta memproduksi CRH.

Kecepatan pelepasan hormon kadang disebut “jam feto-

plasenta”. Pada beberapa wanita jam ini bekerja lebih cepat

dibandingkan pada wanita lain ini membantu menjelaskan

mengapa bayi cukup bulan yang sehat lahir antara kehamilan

37 sampai 42 minggu.

Urutan peristiwa yang diatur oleh CRH mencakup peningkatan

produksi estrogen pada kehamilan lanjut. Sebelumnya,

keseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron membuat

leher rahim tertutup rapat dan mencegah rahim berkontraksi

secara teratur. Pada hamil tua, kenaikan produksi estrogen

mengakibatkan terjadinya beberapa perubahan pada rahim :

- Peningkatan sensitivitas otot rahim terhadap oksitosin

(hormon yang menyebabkan rahim berkontraksi).

- Peningkatan produksi maternal dari prostaglandin

(substansi yang mematangkan atau melunakkan leher rahim).

- Peningkatan aktivitas rahim dan kontraksi yang lebih jelas

terlihat.

3

Page 4: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Juga pada periode hamil tua, CRH menyebabkan kelenjar

adrenal janin menjadi matang dan mulai memproduksi

kortisol. Kortisol merangsang paru-paru janin untuk

menjadi matang dan memastikan bahwa paru akan tetap

mengembang sesudah pelahiran saat bayi mulai bernapas.

Walau intraksi fisiologi antara ibu, plasenta, dan janin

ini cukup kompleks dan masih belum dipahami, penelitian

akhir-akhir ini menunjukkan bahwa jam feto-plasenta

memainkan peran penting dalam mengatur kematangan janin

dan memicu mekanisme yang melalui persalinan. Jam feto-

plasenta dapat diubah beberapa hal seperti sakit atau

infeksi pada calon ibu kebiasaan merokok berat atau

memakai obat terlarang, suasana kehidupan yang sangat

stres, atau faktor lain. Pengaturan waktu pelahiran juga

dapat diubah induksi persalinan baik karena alasan medis

maupun non medis. Induksi non medis agak kontropersial.

Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, tubuh mengalami

perubahan yang mempersiapkan diri untuk menghadapi

pelahiran dan memberi makan bayi. Payudara akan

memproduksi lebih banyak kolustrum (makanan pertama bayi

sesudah lahir). Rahim menjadi lebih sensitif dan

berkontraksi lebih sering, baik spontan atau sebagai

respon terhadap aktivitas dan gangguan ringan seperti

berjalan, bersin, dan benturan pada perut. Kontraksi

ringan ini, dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan

hormon, berperan pada perubahan leher rahim seperti

pematangan (pelunakkan), dan pendataran (penipisan).

Sebelum persalinan dimulai, leher rahim akan melebar 1

4

Page 5: asuhan keperawatan pada masa intranatal

atau 2 cm (atau bahkan lebih jika sudah melahirkan).

Jaringan ikat dan tulang rawan pada panggul akan relaks,

memungkinkan gerakan sendi yang lebih besar. Agar tulang

panggul dapat membuka selama persalinan dan kelahiran

untuk memberi bayi ruangan lebih banyak pada jalan lahir.

Pada saat bersamaan, sekresi vagina meningkat dan jaringan

dinding vagina menjadi lebih elastis. Semua perubahan ini

penting bagi keluarnya bayi.

Perkembangan janin pada kehamilan lanjut tidak saja

menyebabkan bergeraknya beberapa mekanisme yang memulai

persalinan, tetapi juga mempersiapkan bayi untuk hidup

diluar rahim. Bayi mengumpulkan cadangan zat besi dan

kecepatan tinggi pada minggu akhir kehamilan,

menggunakannya dalam jumlah yang cukup sebagai suplemen

bagi sejumlah kecil zat besi yang ada didalam ASI dan

untuk memenuhi kebutuhannya selama empat sampai enam bulan

berikut. Produksi lemak bayi meningkat dan mekanisme yang

diperlukan untuk mempertahankan temperatur tubuhnya makin

berkembang. Bayi mulai mendapat kenaikan berat badan dan

kekuatan. Paru-paru janin menjadi matang, memastikan bahwa

janin akan mampu bernafas tanpa kesulitan.

Sewaktu plasenta makin tua, membran yang memisahkan darah

janin dari darah ibu menjadi makin permeabel terhadap

molekul yang besar. Ini memungkinkan antibodi dan

imunoglobulin melewati aliran darah ibu ke darah bayi,

memberikan perlindungan terhadap bayi terhadap penyakit-

penyakit dimana Anda kebal terhadapnya. Anda akan terus

5

Page 6: asuhan keperawatan pada masa intranatal

memberikan perlindungan ini selama Anda menyusui bayi

Anda.

Kesiapan bayi Anda untuk hiup diluar tubuh Anda bertepatan

dengan kemampuannya memproduksi berbagai substansi yang

akan memberi umpan balik pada peredaran darah Anda dan

memainkan peran penting dalam memicu perubahan yang

mengawali persalinan. Kesiapan diri sendiri baik secara

fisik maupun emosional untuk menghadapi persalinan juga

penting. Biasanya, saat waktu yang tepat untuk Anda maupun

bayi tiba, persalinan akan dimulai.

B.DEFINISI INTRANATAL

Intranatal adalah rangkaian proses yang berakhir dengan

pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai

dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh

perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan

pelahiran plasenta. Penyebab awitan persalinan spontan tidak

iketahui, walaupun sejumlah teori menarik telah dikembangkan

dan profesional perawatan kesehatan mengetahui cara

menginduksi persalinan pada kondisi tertentu.

Tanda dan gejala menjelang persalinan, ada sejumlah tanda

dan gejala peringatan yang akan meningkatkan kesiagaan bahwa

seseorang wanita sedang mendekati berbagai kondisi berikut,

mungkin semua, atau malah tidak sama sekali. Dengan

mengingat tanda dan gejala tersebut terbantu ketika

menangani wanita yang sedang hamil tua sehingga anda dapat

memebrikan konseling dan bimbingan antisipasi yang tepat.

Tanda dan gejala menjelang persalinan antara lain:

6

Page 7: asuhan keperawatan pada masa intranatal

1. Lightening (perasaan distensi abdomen berkurang)

Lightening, yang mulai dirasa kira- kira dua minggu

sebelum persalinan, adalah penurunan sebagai presentasi

bayi ke dalam pelvis minor. Pada presentasi saflik, kepala

bayi biasanya menancap (enganged) setelah lightening.

Wanita sering menyebut lightening sebagai “kepala bayi

sudah turun”. Sesak napas yang dirasakan sebelumnya selama

trisemester ketiga kehamilan akan berkurang karena kondisi

ini akan menciptakan ruangan yang lebih besar didalam

abdomen atas untuk ekspansi paru. Namun, tetap saja

lightening menimbulkan rasa tidak nyaman yang lain akibat

tekanan bagian presentasi pada struktur diarea pelvis

minor. Hal- hal spesifik berikut akan dialami ibu:

Ibu jadi sering berkemih karena kandung kemih ditekan

sehingga ruang yang tersisa untuk ekspansi berkurang.

Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang

menyeluruh, yang membuat ibu merasa tidak enak dan

timbul sensansi terus menerus bahwa sesuatu perlu

dikeluarkan atau ia perlu defekasi.

Kram tungkai, yang disebabkan oleh tekanan bagaian

presentasi pada saraf yang menjalar melalui foramen

iskiadikum mayor dan menuju ke tungkai.

Peningkatan stasis vena yang menghasilkan edema

dependen akibat tekanan bagian presentasi paa pelvis

minor menghambat aliran balik vena dari ekstremitas

bawah.

Lightening menyebabkan tinggi fundus menurun ke posisi

yang sama dengan posisi fundus pada usia kehamilan 8

7

Page 8: asuhan keperawatan pada masa intranatal

bulan. Pada kondisi ini, anda tidak lagi dapat melakukan

pemeriksaan ballote terhadap kepala janin yang sebelumnya

dapat digerakan diatas simfisis pubis pada palpasi

abdomen. Pada langkah keempat pemeriksaan Leopold ini,

jari- jari anda yang sebelumnya merapat sekarang akan

memisah lebar.

2. Perubahan pelviks

Mendekati persalinan, serviks semakin “matang”. Kalau

tadinya selama masa hamil, serviks dalam keadaan menutup,

panjang, dan lunak, sekarang serviks masih lunak,

konsistensi seperti pudding, dan mengalami sedikit

penipisan dan kemungkinan sedikit dilatasi. Evaluasi

kematangan serviks akan tergantung pada individu wanita

dan paritasnya sebagai contoh, pada masa hamil, serviks

ibu multipara secara normal mengalami pembukaan 2 cm,

sedangkan pada primagravida dalam kondisi normal serviks

menutup.

Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan

intensitas kontraksi Braxton Hiks. Serviks menjadi matang

selama periode yang berbeda beda sebelum persalinan.

Kematangan serviks mengindikasi kesiapannya untuk

persalinan. Lihat Lampiran 1

3. Persalinan palsu

Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat

nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks.

Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya timbul akibat

kontraksi Braxton Hicks yang tidak nyeri, yang telah

terjadi sejak sekitar enam minggu kehamilan.

8

Page 9: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Persalinan palsu dapat terjadi selama berhari-hari atau

secara intermiten bahkan tiga atau empat minggu sebelum

awitan persalinan sejati. Persalinan palsu sangat nyeri

dan wanita dapat mengalami kurang tidur dan kekurangan

energi dalam menghadapinya. Wanita tersebut tidak tahu

cara memastikan apakah ia benar-benar mengalami persalinan

yang sebenarnya karena hal tersebut hanya dapat dipastikan

dengan pemeriksaan dalam. Kemunculan ulang persalinan

palsu secara intermiten serta perjalanan pulang-pergi ke

klinik atau rumah sakit tempat praktik bidan dapat sangat

melelahkan dan membuat frustasi bagi wanita dan

keluarganya. Dalam menghadapi situasi ini, semua personel

yang melihat wanita tersebut dalam perjalanan ke tempat

praktik bidan diharapkan memiliki pemahaman, kesabaran,

dan bersedia memberi dukungan dan banyak penjelasan

tentang hal-hal yang diperlukan. Bagaimanapun, persalinan

palsu juga mengindikasi bahwa persalinan sudah dekat.

4. Ketuban pecah dini

Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu

persalinan. Apabila terjadi sebelum awitan persalinan,

kondisi tersebut disebut Ketuban Pecah Dini (KPD). Hal ini

dialami oleh sekitar 12% wanita hamil.

5. Bloody Show

Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil proliferasi

kelenjar lendir serviks pada awal kehamilan. Pengeluaran

plak lendir inilah yang dimaksud sebagai bloody show.

Bloody show paling sering terlihat sebagai rabas lendir

bercampur darah yang lengket dan harus dibedakan dengan

9

Page 10: asuhan keperawatan pada masa intranatal

cermat dari perdarahan murni. Ketika melihat rabas

tersebut, wanita seringkali berpikir bahwa ia “melihat

tanda persalinan”. Kadang-kadang seluruh plak lendir

dikeluarkan dalam bentuk massa. Plak yang keluar pada saat

persalinan berlangsung dan terlihat pada vagina seringkali

disangka tali pusat yang lepas oleh tenaga obstetri yang

belum berpengalaman. Padahal, umumnya tali pusat

dikeluarkan dalam satu sampai dua hari.

Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi,

biasanya dalam 24 hingga 48 jam. Akan tetapi, bloody show

bukan merupakan tanda persalinan yang bermakna jika

pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48 jam sebelumnya

karena rabas lendir yang bercampur darah selama waktu

tersebut mungkin akibat trauma kecil terhadap, atau

perusakan plak lendir saat pemeriksaan tersebut dilakukan.

6. Lonjakan energi

Banyak wanita mengalami lonjakan energi kurang lebih 24

sampai 48 jam sebelum awitan persalinan. Setelah beberapa

hari dan minggu merasa letih secara fisik dan lelah karena

hamil, mereka terjaga pada suatu hari dan menemukan diri

mereka bertenaga penuh. Umumnya, para wanita ini merasa

enerjik selama beberapa jam sehingga mereka semangat

melakukan berbagai aktivitas, seperti membersihkan rumah,

mencuci dan menyetrika tirai, menyikat lantai, memasak dan

membekukan makanan, dan melakukan berbagai tugas rumah

tangga lain, yang sebelumnya tidak mampu mereka lakukan,

tetapi saat ini mereka merasa perlu melakukannya sebelum

10

Page 11: asuhan keperawatan pada masa intranatal

kedatangan bayi. Akibatnya, mereka memasuki masa

persalinan dalam keadaan letih dan sering kali persalinan

menjadi sulit dan lama.

Terjadinya lonjakan energi belum dapat dijelaskan selain

bahwa hal tersebut terjadi alamiah, yang memungkinkan

wanita memperoleh energi yang diperlukan untuk menjalani

persalinan. Wanita harus diinformasikan tentang

kemungkinan lonjakan energi ini dan diarahkan untuk

menahan diri menggunakannya dan justru menghematnya untuk

persalinan.

7. Gangguan saluran cerna

Ketika ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan

mencerna, mual, dan muntah, diduga hal-hal tersebut

merupakan gejala menjelang persalinan walaupun belum ada

penjelasan untuk hal ini. Beberapa wanita mengalami satu

atau beberapa gejala tersebut.

Cara membedakan persalinan sejati dari persalinan palsu

Persalinan Sejati Persalinan PalsuKontraksi

Berlangsung teratur,

semakin kuat, lama, dan

semakin sering

Intensitas meningkat

saat ibu berjalan

Dirasakan dipunggung

bawah, menjalar

kebagian bwah abdomen

Kontraksi

Berlangsung tidak

teratur atau menjadi

hanya untuk sementara

Seringkali berhenti

saat ibu berjalan-

jalan atau mengubah

posisi

Dirasakan pada bagian

11

Page 12: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Terus berlangsung

meskipun berbagai cara

dilakukan untuk membuat

wanita nyaman

belakang atau pada

abdomen diatas pusat

Seringkali dapat

dihentikan jika

dilakukan tindakan

untuk membuat wanita

merasa nyamanServiks

Menunjukan perubahan

yang progresive

(melunak, menipis, dan

dilatasi ditandai

dengan pengeluaran

darah yang banyak

[Bloody Show])

Semakin bergerak ke

posisi anterior tidak

dapat ditentukan tanpa

pemeriksaan dalam

Serviks

Mungkin lunak tetapi

tidak ada perubahan

signifikan dalam

penipisan atau dilatasi

atau tidak ada bukti

bloody show

Sering berada pada

posisi posterior tidak

dapat diketahui tanpa

pemeriksaan dalam

Janin

Bagian presentasi

biasanya telah masuk

kedalam panggul, sering

disebut janin “jatuh”

(lightening). Ini

membuat wanita lebih

mudah bernapas dan pada

saat yang sama kandung

Janin

Bagian presentasi

biasanya belum masuk

kedalam panggul

12

Page 13: asuhan keperawatan pada masa intranatal

kemih tertekan akibat

tekanan kebawah oleh

bagian presentasi

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Kala satu persalinan

Pengkajian

Tahap pertama persalinan dimulai dengan kontraksi

uterus yang teratur dan diakhir dengan dilatasi serviks

lengkap. Perawatan dimulai ketika wanita melaporkan

salah satu atau lebih hal- hal berikut:

Awitan kontraksi uterus yang progresif, teratur, yang

meningkat kekuatan, frekuensi, dan durasinya

Rabas vagina yang mengandung darah (bloody show)

13

Page 14: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Rabas cairan dari vagina (selaput ketuban pecah

spontan)

Pengkajian dimulai saat perawat pertama kali kontak

dengan wanita, baik melalui telepon atau secara

langsung. Apabila memungkinkan, perawat perlu memegang

catatan medis kehamilan ketika berbicara dengan wanita

atau ketika menerimanya untuk mengevaluasi

persalinannya. Pertama, faktor- faktor dikaji untuk

menentukan apakah wanita itu sudah mengalami persalinan

sejati dan harus masuk rumah sakit (Cunningham,

Macdobal, Gant 1993). Apabila seorang pasien menelpon

dan belum dapat dipastikan apakah ia perlu masuk rumah

sakit, perawat harus menyarankannya memanggil seorang

pemberi jasa kesehatan atau datang kerumah sakit.

Apabila wanita datang keunit prenatal, pengkajian

merupakan prioritas utama. Perawat akan mengkaji sistem

secara terinci melalui wawancara, pengkajian fisik, dan

pemeriksaan laboratoirum untuk menentukan status

persalinan wanita itu. Formulir penerimaan dapat

memberi perawat arahan untuk memperoleh informasi

penting dari seseorang wanita yang akan melahirkan.

Sumber informasi tambahan dapat diperoleh dari. (1)

catatan prenatal, (2) wawancara awal, (3) pemeriksaan

fisik untuk menentukan parameter fisiologis dasar, (4)

hasil pemeriksaan laboratorium, (5) faktor- faktor

psikososial dan budaya yang diutarakan, dan (6)

evaluasi klinis status persalinan yang berlangsung.

a. Catatan prenatal14

Page 15: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Catatan prenatal berguna untuk mengidentifikasikan

kebutuhan dan resiko individual wanita itu. Apabila

wanita itu tidak manjalani perawatan prenatal, cari

alasan yang mendasari hal tersebut. Apabila wanita

itu merasa tidak nyaman, perawat sebaiknya

mengajukan pertanyaan diantara kontraksi, ketika

wanita itu dapat berkonsentrasi dengan lebih baik.

Faktor- faktor lain yang perlu diperhatikan ialah

kesehatan umum, kondisi medis atau alergi saat ini,

status pernapasan, jenis dan waktu konsumsi makanan

padat terakhir, dan riwayat pembedahan.

Riwayat obstetri dan kehamilan pada masa lalu dan

saat ini harus dikaji dengan teliti. Riwayat

obstetri yang penting mencakup hal- hal berikut:

kehamilan (graviditas), kelahiran diatas usia

viabilitas (sekita kehamilan 22 minggu), persalinan

dan kelahiran preterm, abortud spontan dan abortus

elektif, serta jumlah anak yang hidup (paritas).

Masalah obstetri lain yang perlu diperhatikan ialah:

perdarah pervaginam, hipertensi akibat kehamilan,

anemia, diabetes kehamilan, infeksi (bakteri atau

penyakit sekual), dan imunodefesiensi.

Apabila ini bukan persalinan dan pengalaman

melahirkan yang pertama, penting bagi wanita itu

untuk mencatat karakteristik pengalaman sebelumnya.

Nama persalinan, jenis anestesi yang dipakai, dan

jenis persalinan (pervaginam spontan, dengan porsef,

vakum, atau sesar) merupakan riwayat yang penting.

15

Page 16: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Data lain yang perlu dicatat pada periode prenatal

ialah pola peningkatan berat ibu, pemeriksaan

fisiologis, seperti tekanan darah, denyut jantung

nadi normal, dan pemeriksaan laboraturium.

b. Wawancara

Keluhan atau alasan wanita datang ke rumah sakit

ditentukan dalam wawancara. Klien diminta untuk

menjelaskan hal-hal berikut:

Frekuensi dan lama kontraksi

Lokasi dan karakteristik rasa tidak nyaman akibat

kontraksi (misalnya sakit pinggang)

Menetapnya kontraksi meskipun terjadi perubahan

posisi saat ibu berjalan atau berbaring

Keberadaan dan karakter rabas atau show dari

vagina

Status membran amion, misalnya semburan atau

rembesan cairan. Apabila diduga cairan amion

telah keluar, tanyakan tanggal dan jam pertama

kali cairan keluar, tanyakan juga warna cairan.

c. Faktor-faktor yang perlu dikaji mencakup hal-hal

berikut :

Interaksi verbal

apakah wanita bertanya ? dapatkah ia meminta apa

yang ia perlukan ? apakah ia berbicara bebas

dengan perawat atau hanya berespon terhadap

pertanyaan yang diajukan ?

Bahasa tubuh

d. Pemeriksaan fisik

16

Page 17: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Pengkajian sistem secara umum

1. Perubahan kardiovaskuler

Perubahan pada sistem kardiovaskuler wanita

selama proses persalinan,pada setiap kontraksi

400 ml darah akan dikeluarkan dari uterus dan

masuk ke sistem vaskuler ibu,hal ini akan

meningkatkan curah jantung sekitar 10% sampai

15% pada tahap pertama persalinan dan sekitar

30% sampai 50% pada tahap kedua

persalinan,untuk mengantisipasi perubahan

tekanan darah,ada beberpa faktor yang mengubah

tekanan darah ibu.Aliran darah yang menurun

pada arteri uterus akibat kontraksi dialirkan

kembali ke pembuluh darah perifer,timbul tahana

perifer,tekanan darah meningkat dan frekwensi

denyut nadi menurun.Pada persalinan tahap

pertama,kontraksi uterus meningkatkan tekanan

sistolik 10 mmHg sedangkan pada tahap kedua

sekitar 30 mmHg dan tekanan diastolik sampai 25

mmHg.

2. Perubahan pernafasan

Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan

pemakaian oksigen terlihat dari peningkatan

frekuensi pernafasan,pada tahap kedua

persalinan jika ibu tidak diberi obat-obatan

maka ia akan memakai oksigen hampir dua kali

lipat

3. Perubahan pada ginjal

17

Page 18: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Pada trimester kedua kandung kemih menjadi

organ abdomen,apabila terisi,kandung kemih akan

teraba diatas simpisis pubis.Selama persalinan

wanita dapat mengalami kesulitan berkemih

secara spontan akibat berbagai alasan : edema

jaringan akibat tekanan bagian

presentasi,perasaan tidak nyaman dan rasa malu

4. Perubahan integumen

Adaptasi sistem integumen jelas terlihat

khususnya pada daerah introitus vagina,meskipun

daerah itu dapat meregang namun dapat terjadi

robekan-robekan kecil pada kulit sekitar

introitus vagina sekalipun tidak dilakukan

episiotomi atau tidak terjadi laserasi

5. Perubahan muskuloskeletal

Sistem ini mengalami stres selama

persalinan,nyeri punggung dan nyeri sendi

terjadi sebagai akibat semakin renggangnya

sendi pada masa aterm,proses persalinan itu

sendiri dan gerakan meluruskan jari-jari kaki

dapat menimbulkan kram tungkai

6. Perubahan neurologi

Sistem neurologi menunjukkan bahwa timbul stres

dan rasa tidak nyaman selama

persalinan,perubahan sensoris terjadi saat

memasuki tahap persalinan pertama dan masuk ke

tahap berikutnya

18

Page 19: asuhan keperawatan pada masa intranatal

7. Perubahan pencernaan

Persalinan mempengaruhi sistem saluran

cerna ,bibir dan mulut menjadi kering akibat

bernafas lewat mulut ,dehidrasi dan sebagai

respons emosi terhadap persalinan.selama

persalinan motilitas dan absorpsi saluran cerna

menurun dan pada waktu pengosongan lambung

menjadi lambat,seringkali ada rasa mual dan

memuntahkan makanan yang belum dicerna,mual dan

sendawa juga terjadi sebagai respons refleks

terhadap dilatasi serviks lengkap.

8. Perubahan endokrin

Sistem endokrin aktif selama persalinan,awal

persalinan dapat diakibatkan penurunan kadar

progesteron dan peningkatan kadar

estrogen,prostaglandin dan

oksitosin,metabolisme meningkat dan kadar

glukosa darah dapat menurun akibat proses

persalinan

Palpasi abdomen (pemeriksaan leopold)

Setelah wanita berada ditempat tidur perawat

memintanya berbaring telentang sebentar sehingga

perawat dapat melakukan perasat leopold. Perasat

ini memberi petunjuk mengenai jumlah janin, bagian

persentasi, letak dan sikap janin, seberapa jauh

penurunan janin kedalam panggul, dan lokasi

penentuan titik intesitas maksimum (PMI) dan DJJ

pada abdomen wanita.

19

Page 20: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Auskultasi denyut jantung janin

PMI DJJ adalah tempat pada abdomen ibu, dimana DJJ

paling keras terdengar. Tempat ini biasanya

dipunggung janin. DJJ terdengar dibawah umbilikus

ibu baik pada kuadran bawah kiri atau kanan

abdomen.

Pengkajian kontraksi uterus

Kontraksi dimulai dengan peningkatan perlahan-

lahan, secara bertahap mencapai puncak, dan

kemudian menurun dengan lebih cepat. Kemudian

diikuti interval periode istirahat, yang meningkat

kembali saat kontraksi berikutnya dimulai.

Karakteristik berikut menjelaskan kontraksi uterus

(1) frekuensi seberapa sering kontraksi uterus

terjadi; periode waktu antara awal suatu kontraksi

dan awal kontraksi berikutnya atau dari puncak ke

puncak, (2) intensitas kekuatan kontraksi yang

paling besar, (3) durasi periode waktu antara awal

dan akhir suatu kontraksi, dan (4) tonus istirahat

ketegangan otot uterus diantara kontraksi

e. Pemeriksaan dalam

Pemeriksaan dalam memberi keterangan apakah

seorang wanita sudah memasuki persalinan sejati

dan memungkinkan pemeriksa menentukan apakah

selaput ketuban sudah pecah. Persalinan dimulai

dengan pecahnya ketuban secara spontan pada hampir

20

Page 21: asuhan keperawatan pada masa intranatal

25% wanita hamil aterm. Pemeriksaan dalam terdiri

dari beberapa langkah berikut

1. Perawat mempersiapkan alat-alat yang

diperlukan, termasuk sarung tangan steril,

jelly cair antiseptic, dan sumber sinar

(lampu).

2. Perawat mempersiapkan wanita dengan menjelaskan

prosedur dengan menyelimutinya supaya terhindar

dari udara dingin dan rasa malu. Wanita berada

dalam posisi sedemikian rupa sehingga tidak

terjadi sindrom hipotensi supine.

3. Perawat mencuci tangan dan mengenakan sarung

tangan steriil sesuai tehnik aseptif. Perawat

menjelaskan kepada wanita bahwa ia akan

merasakan jari telunjuk dan jari tengah perawat

masuk kedalam vaginanya.

4. Yang dikaji adalah hal-hal berikut : dilatasi

dan penipisan serviks; bagian, posisi, stasiun

presentasi, dan apakah persentasi janin adalah

perteks, apakah terdapat molase kepala, keadaan

selaput utuh atau pecah, dan tinja dalam rektum

5. Wanita dibantu untuk mendapat posisi yang

nyaman dan perawat melaporkan serta mencatat

data-data diatas.

f. Pemeriksaan laboraturium dan diagnostik

1.Spesimen urine

Spesimen urine diperoleh untuk status hidrasi

(berat jenis, warna, jumlah), status gizi (keton),

21

Page 22: asuhan keperawatan pada masa intranatal

atau komplikasi yang mungkin terjadi (hipertensi

akibat kehamilan).

2.Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah yang lebih lengkap adalah

pemeriksaan nilai hemoglobin dan hematokrit serta

hitung jumlah sel lengkap. Apabila terdapat tanda-

tanda ketidak cocokan imunologis yang nyata

pemberi jasa kesehatan dapat meminta supaya

dilakukan pemeriksaan darah diagnostik lain.

3.Ruptur ketuban

Penilaian cairan amion mencakup tindakan-tindakan

rutin berikut :

Warna

Cairan amnion dalam kondisi normal,pucat dan

bewarna seperti jerami dan dapat mengandung

serpihan perniks saseosa. Apabila cairan amnion

berwarna kecokelat hijauan, janin biasanya

mengalami episode hipoksia yang menyebabkan

relaksasi sfingter ani dan keluarnya produk

sampingan pencernaan janin dalam uterus yang

disebut mekonium. Adanya cairan amnion bercampur

mekonium membuat perawat lebih waspada dalam

mengamati status janin. Setelah lahir, bayi

mempunyai resiko lebih tinggi untuk mengalami

perubahan dalam sttus pernapasannya.

Karakter

Cairan amnion dalam keadaan normal mempunyai

konsistensi seperti air dan baunya tidak

22

Page 23: asuhan keperawatan pada masa intranatal

menyengat. Apabila cairan menjadi kental atau

berbau tidak enak maka perlu dicurigai adanya

infeksi.

Jumlah

Dalam keadaan normal, volume cairan amnion

berkisar antara 500 sampai 1200ml. Kebanyakan

cairan amnion ini berasal dari aliran darah ibu

ditambah urine janin. Hidramnion (>2000ml) sering

dikaitkan dengan anomali kongenital janin

sehingga janin tidak dapat minum cairan atau

cairan terperangkap dalam tubuh janin.

Oligohidramnion (<500ml) adalah jumlah volume

amnion yang kecil dan dapat dikaitkan dengan

pembentukan yang tidak sempurna atau tidak

terbentuknya ginjal atau adanya obstruksi

uretra. Apabila janin tidak mampu menyekreksikan

dan mengekskresi urine maka volume cairan amnion

akan menurun.

Infeksi

Ketika selaput ketuban pecah, mikroorganisme

dari vagina dapat naik masuk kedalam kantong

amnion maka dapat terjadi amnionitis dan

plasentitis. Meskipun selaput utuh,

mikroorganisme yang dapat naik dan langsung

menyebabkan ketuban pecah dini. Temperatur ibu

dan lendir vagina sering diperiksa (setiap 1-2

23

Page 24: asuhan keperawatan pada masa intranatal

jam). Untuk penampungan dini infeksi setelah

ketuban ruptur.

g. Tanda masalah yang potensial

Pengkajian temuan berfungsi sebagai dasar evaluasi

kemajuan yang dialami wanita selama kala pertama

persalinannya. Meskipun beberapa komplikasi

persalinan telah diantisipasi, tetapi komplikasi

lain baru dapat dilihat pada waktu persalinan.

Pengetahuan tentang kehamilan, pengkajian awal

yang teliti, dan pemantauan kemajuan persalinan

penting selama persalinan normal, demikian pula

halnya pada persalinan yang disertai komplikasi.

Berikut tanda- tanda komplikasi potensial

persalinan:

Tekanan intanutrien >75 mmHg (dengan IUPC)

Kontraksi berlangsung terus menerus ≥ 90

detik

Kontraksi terus menerus terjadi setiap ≤ 2

menit

Bradikardi, takikardi janin, atau penurunan

variabilitas terus menerus

DJJ tidak reguler; curigai aritmia janin

Tidak ada denyut jantung janin

Keluar cairan dari vagina yang bercampur

dengan mekonium atau darah

Prolaps tali pusat

Proses dilatasi/ penipisan serviks dan/ atau

penurunan janin berhenti

24

Page 25: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Temperatur ibu ≥ 38 derajat Celcius

Cairan vagina berbau tidak sedap

Perdarahan pervaginam berwarna merah terang

atau merah gelap terus menerus

Diagnosa Keparawatan

a. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang

prosedur pemeriksaan

b. Nyeri yang berhubungan dengan kontraksi yang kuat

c. Devisit volume cairan yang berhubungan dengan input

cairan yang kurang

d. Perubahan pola eleminasi urin yang berhubungan dengan

presentasi janin

Intervensi

a. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan kurang

tentang prosedur pemeriksaan

Tujuan: dalam 1x24 jam kecemasan turunTindakan/ intervensi RasionalBeri dukungan profesoinal

intra partum continue

sesuai indikasi

Continuitas perawatan dan

pengkajian dapat

menurunkan stress

Berikan informasi tentang

perubahan psikologis dan

fisiologis pada persalinan

sesuai kebutuhan

Pendidikan dapat

menurunkan stress dan

ansietas serta

meningkatkan kemajuan

persalinanKaji tingkat dan penyebab Berikan informasi dasar

25

Page 26: asuhan keperawatan pada masa intranatal

ansietas, kesiapan untuk

melahirkan anak dan peran

orang terdekat/ pelatihPantau tekanan darah dan

nadi sesuai indikasi

Stress mengaktifkan sistem

adrenokortikal hipofisis

hipotalamik, yang

meningkatkan retensi dan

reabsorbsi natrium dan air

serta meningkatkan

ekskresi kaliumAnjurkan klien untuk

mengungkapkan perasaan,

masalah, dan rasa takut

Stress, rasa takut, dan

ansietas mempunyai efek

yang dalam pada proses

persalinan

b. Nyeri berhubungan dengan kontraksi yang kuat

Kriteria hasil :

Mengidentifikasi/ menggunakan teknik untuk

mengontrol nyeri/ ketidak nyamanan

Melaporkan ketidaknyamanan minimal

Tamapk rilex/ tenang diantara kontraksi

Bebas dari efek samping bila agen analgesia/

anestetik diberikanIntervensi RasionalKaji derajat

ketidaknyamanan melalui

isayarat verbal dan

nonverbal; perhatikan

Tindakan dan reaksi nyeri

adalah individual dan

beradasarkan pengalaman

masa lalu mengalami

26

Page 27: asuhan keperawatan pada masa intranatal

pengaruh budaya pada respon

nyeri

perubahan fisiologis, dan

latar belakang budayaBantu dalam penggunakan

teknik pernapasan/

relaksasi yang tepat dan

pada massage abdomen

Dapat m,emblok infus nyeri

dalam corteks serbral

melalui respon kondisi dan

stimulasi kutanAnjurkan klien untuk

berkemih setiap 1-2 jam.

Palpasi diatas simfisis

pubis untuk menentukan

distensi, khususnya setelah

blok saraf

Mempertahankan kandung

kemih bebas distensi, yang

dapat meingkatkan

ketidaknyamanan,

mengakibatkan kemungkinan

trauma, mempengaruhi

penurunan janin dan

memperlama persalinanBerikan informasi tentang

ketersediaan analgesia,

respon/ efek samping

biasanya (klien dan janin),

dan durasi efek analgesik

Memungkinkan klien membuat

pilihan persetujuan

tentang cara pengontrolan

nyeri. (catatan: bila

tindakan konservatif tidak

efekstif dan meningkatkan

tegangan otot menghalangi

kemajuan persalinan,

penggunaan medikasi yang

minimal dapat meningkatkan

relaksasi, memperpendek

persalinan, membatasi

keletihan, dan mencegah

komplikasi)

27

Page 28: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Instruksikan klien dalam

menggunakan analgesik yang

dikontrol pasien; pantau

cara menggunakannya

Memungkinkan klien untuk

mengatur kontrol nyerinya

sendiri, biasanya dengan

sedikit medikasi.

c. Devisit volume cairan yang berhubungan dengan input

cairan yang kurang

Kriteria hasil:

Mempertahankan masukan cairan sesuai kemampuan

Mendemonstrasikan hidrasi adekuatTindakan/ intervensi RasionalPantau input dan output.

Perhatikan berat jenis

urin anjurkan klien untuk

mengosongkan kandung

kemih, sedikitnya sekali

setiap hari 1-2 jam)

Masukan dan pengeluaran

harus diperkiranakan sama,

tergantung pada derajat

hidrasi. Konsentrasi urin

meningkat sesuai

peningkatan pengeluaran

urin dan wasapada terhadap

dehidrasiPantau suhu setiap 4jam,

lebih sering bila tinggi.

Pantau TTV/ DJJ sesuai

indikasi

Dehidrasi dapat

menyebabkan peningkatan

TTV dan DJJ

Kaji produksi mukus dan

turgor kulit

Tanda tambahan dari

hidrasi adekuat atau

terjadinya dehidrasiKolaborasi : berikan bolus

cairan parenteral, sesuai

Mungkin diperlukan bila

masukan oral tidak adekuat

28

Page 29: asuhan keperawatan pada masa intranatal

indikasi atau terbatas.Pantau kadar Ht

(hemtokrit)

Ht meningkat sesuai

penurunan komponen plasma

pada adanya dehidrasi

berat

d. Perubahan pola eleminasi urin yang berhubungan dengan

presentasi janin

Kriteria hasil:

Mengosongkan kandung kemih dengan tepat

Bebas dari cedera kandung kemihTindakan/ intervensi RasionalPalpasi diatas simpifis

pubis

Mendeteksi adanya urin

dalam kandung kemih dan

derajat kepenuhan.

Pengosongan tidak komplet

dari kandung kemih dapat

terjadi karena penurunan

sensasi dan tonusCatat dan bandingkan

masukan dan pengeluaran.

Catat jumlah warna,

konsentrasi, dan berat

jenis urin

Pengeluaran harus kira-

kira sama dengan masukan.

Peningkatan pengeluaran

dapat menunjukan retensi

cairan berlebihan sebelum

awitan persalinan dan/

29

Page 30: asuhan keperawatan pada masa intranatal

atau efek tirah baring;

misalnya peningkatakan

laju filtrasi glomerulus

dan penuruan stimulasi

adrenal.Anjurkan upaya berkemih

yang sering, sedikitnya

setiap 1-2 jam

Tekanan dari bagian

presentasi pada kandung

kemih sering menurunkan

sensasi dan menganggu

pengosongan kompletUkur suhu dan nadi,

perhatikan peningkatan.

Kaji kekeringan kulit dan

membran mukosa

Memantau derjata hidrasi

Kolaborasi : kateterisasi

sesuai indikasi

Kendung kemih terlalu

distensi dapat menyebabkan

atoni, atau menimbulkan

trauma karena bagian

presentasi janin

2. Kala 2 Persalinan

Pengkajian

Tahap kedua persalinan adalah tahap dimana janin

dilahirkan tahap ini dimulai dari dilatasi serviks

30

Page 31: asuhan keperawatan pada masa intranatal

lengkap (10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Tahap

ini terdiri dari tiga fase. Fase-fase ini ditandai dengan

perilaku verbal atau non verbal ibu, kondisi aktivitas

uterus, keinginan untuk mengedan, dan penurunan janin.

Fase pertama dimulai ketika wanita menyatakan bahwa ia

ingin mengedan, biasanya pada kontak kontraksi puncak.

Wanita mungkin menemukan peningkatan nyeri, tetapi

diantara waktu kontraksi ia tenang dan seringkali

memejamkan matanya. Pada fase kedua, wanita semakin ingin

mengedan dan seringkali mengubah posisi untuk mencari

posisi mengendan yang lebih nyaman. Pada fase ketiga,

bagian persentasi sudah berada diperinium dan usaha

mengedan menjadi paling efektif untuk melahirkan.

Pengkajian tahap kedua meliputi:

a. Tanda objektif

Tanda objektif yang pasti bahwa tahap kedua persalinan

telah dimulai adalah melalui pemeriksaan dalam, yakni

pemeriksaan tidak dapat lagi meraba serviks. Tanda-

tanda lain yang menunjukkan tahap kedua telah dimulai

adalah sebagai berikut

h. Muncul keringat tiba-tiba dibibir atas

i. Muntah

j. Aliran darah (Show) meningkat

k. Ekstremitas gemetar

l. Semakin gelisah; ada pernyataan “saya tidak tahan

lagi”

m. Usaha mengedan yang involunter

b. Durasi tahap kedua

31

Page 32: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Tahap kedua yang berlangsung lebih dari 2 jam pada

kehamilan pertama dan satu setengah jam pada kehamilan

berikutnya dianggap abnormal dan harus dilapor kepada

pemberi jasa kesehatan. Faktor lain yang harus

dipertimbangkan ialah pola DJJ penurun bagian

presentasi, kualitas kontraksi, dan Ph darah kulit

kepala janin.

Diagnosa Keperawatan

a. Perubahan curah jantung berhubungan dengan fluktuasi

pada aliran balik vena

b. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas terhadap janin

c. Nyeri yang berhubungan dengan masalah mengedan dan

distensi perinium

d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan proses

persalinan

e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan proses

persalinan

Intervensi Keperawatan

a. Perubahan curah jantung berhubungan dengan fluktuasi

pada aliran balik vena

Kriteria hasil :

Mempertahankan tanda vital yang tepat terhadap

tahap persalinan

Menunjukan DJJ dan variabilitas dalam batas normal

(DBN)Tindakan/ Intervensi RasionalPanatu tekanan darah dan

nadi setiap 5-15 menit.

Peningkatan curah jantung

30-50% terjadi pada tahap

32

Page 33: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Perhatikan jumlah dan

konsentrasi dan

pengeluaran urin; tes

terhadap albuminuria

pengeluaran, penajaman

pada puncak kontraksi

uterus dan kembali secara

lambat pada status

prakontraksi saat

kontraksi menurun atau

berhentiAnjurkan klien untuk

inhalasi/ ekshalasi selama

upaya mengejan, dengan

menggunakan teknik glotis

terbuka dan menahan nafas

tidak lebih dari 5 detik

Valsava manuver yang lama

dan berulang, terjadi bila

klien menahan nafas saat

mendorong terhadap glotis

yang tertutup, akhirnya

menganggu aliran balik

vena dan menrunkan curah

jantung, tekanan darah dan

tekanan nadiPantau DJJ setelah setiap

kontraksi atau upaya

mengejan

Mendeteksi bradikardia

janin dan hipoksia

berkenaan dengan penurnan

sirkulasi maternal dan

penurunan perfusi plasenta

yang disebabkan oleh

anatesia, valsava manuver,

atau posisi yang tidak

tepat.Kolaborasi ; atur infus IV

sesuai indikasi; pantau

pemberiaan oksitosin, dan

Jalur IV harus tersedia

pada kasus perlunya

memperbaiki hipotensi atau

33

Page 34: asuhan keperawatan pada masa intranatal

turunkan kecepatan bila

perlu

menaikan pemberian obat

KGD

b. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas terhadap janin

Kriteria hasil:

Bebas dari variable atau deselerasi lanjut dengan

DJJ DBN

Menggunakan posisi yang meningkatkan aliran balik

vena/ sirkulasi plasentaTindakan/ intervensi RasionalKajian stasion janin,

presentasi, dan posisi.

Bila janin pada posisi

posteroir oksiput,

tempatkan klien menyamping

Selama persalinan tahap 2,

janin paling rentan pada

bradikardia dan hipoksia,

yang dihubungkan dengan

stimulasi vagal selama

kompresi kepala.Posisikan klien pada

rekumben lateral atau

posisi tegak, atau miring

dari sisi ke sisi sesuai

indikasi

Meningkatkan perfusi

plasenta, mencegah sindrom

hipotensiv supine, dan

memindahkan tekanan dari

bagian presntasi dari tali

pusat,meningkatkan

oksugenisasi janin dan

memperbaiki pola DJJHindari penempatan klien Menimbulkan hipoksia dan

34

Page 35: asuhan keperawatan pada masa intranatal

pada posisi dorsal

rekumben

asidosis janin; menurunkan

dasar variabilitas dan

sirkulasi plasentaKolaborasi : lakukan

pemeriksaan vagina steril,

rasakan prolaps. Bila

prolaps ada, angkat

verteks dari tali pusat

Peninggian verteks

membantu membebaskan tali

pusat yang dapat ditekan

diantara bagian presntasi

dan jalan lahirPindahkan lingkungan

perawatan akut, bila klien

pada pusat kelahiran

alternative

Pada kasus bradikardia

atau penurunan variablitas

DJJ, pemantauan lebih

infasif peralatan

oerawatan akut, atau

kelahiran sesaria dapat

diperlukan

c. Nyeri yang berhubungan dengan masalah mengedan dan

distensi perinium

Kriteria hasil:

Mengungkapkan penurunan nyeri

Menggunakan teknik yang tepat untuk mempertahankan

kontrol

Istirahat diantara kontraksi

35

Page 36: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Tindakan/ Intervensi RasionalIdentifikasi derajat

ketidaknyamanan dan

sumbernya

Mengklarifikasi kebutuhan;

memungkinkan intervensi

yang tepatPantau dan catat aktifitas

uterus pada setiap

kontraksi

Memberikan informasi legal

tentang kemajuan kontinu;

membantu mengindentifikasi

pola kontraksi abnormal,

memungkinkan pengkajian

dan intervensi segeraBerikan informasi dan

dukungan yang berhubungan

dengan kemajuan persalinan

Pertahankan supaya

pasangan tetap mendapatkan

informasi tentang

perkiraan kelahiranKolaborasi : kaji

kepenuhan kandung kemih.

Kateterisasi diantara

kontraksi bila distensi

terlihat dan klien tidak

mampu menghindari

Meingkatkan kenyamnan,

memudahkan turunnya janin,

dan menurunkan resiok

trauma kandung kemih yang

disebabkan oleh presentasi

janinDukung dan posisikan blok

sadel atau anastesi

spinal, lokal, pudendal,

sesuai indikasi

Posisi yang tepat menjamin

penempatan tepat dari

obat- obatan dan membantu

mencegah komplikasi

d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan proses

persalinan

Kriteria hasil :

36

Page 37: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Otot parieneal rileks semua selama upaya mengejan

Bebas dari laserasi yang dapat dicegahTindakan/ intervensi RasionalBantu klien/ pasangan

dengan posisi tepat

pernapasan, dan upaya

untuk rileks

Membantu meningkatakan

peregangan bertahap dari

parieneal dan jaringan

vagiana.Tempatkan klien pada

posisi sim lateral kiri

untuk melahirkan bila

nyaman

Menurunkan tegangan

perineal, meningkatan

peregangan bertahap, dan

menurunkan perlunya

episiotomiAngkat kakij secara

stimultan, bila peninjak

kaki digunakan, dan tepat

telapak kaki dan kaki

dengan tepat pada posisi

rendah

Menurunkan regangan otot;

mencegah tekanan betis dan

ruangan politeal yang

dapat menimbulkan

terjadinya trombophlebitis

pasca partumKolaborasi : bantu dengan

episiotomi garis tengah

atau mediolateral, bila

perlu

Meskipun kontroversial,

episiotomi dapat mencegah

robekan perineoum pada

kasus bayi besar,

persalinan cepat, dan

ketidakcukupan relaksasi

parineal

37

Page 38: asuhan keperawatan pada masa intranatal

e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan proses

persalinan

Kriteria hasil :

Bebas dari infeksiTindakan/ intervensi RasionalCatat tanggal dan waktu

pecah ketuban

Dalam 24 jam setelah pecah

ketuban, klien dan janin

lebih rentan pada infeksi

asenden dan kemungkinan

sepsisLakukan pemeriksaan vagina

bila perlu dengan

menggunakan teknik aseptik

Pemeriksaan vagina yang

berulang meningkatkan

resiko infeksi endometrialPantau suhu, nadi, dan sel

darah putih sesuai indikasi

Peningkatan suhu atau nadi

lebih besar dari 100dpm

dapat menandakan infeksiKolaborasi :

Berikan antibiotik, sesuai

indikasi

Digunakan hanya kadang-

kadang, antibiotik,

profolaktif masih

kontropersialBerikan kondisi aseptik

untuk kelahiran

Membantu mencegah infeksi

pasca-partum dan

endometritis

3. Kala 3 persalinan

Pengkajian

38

Page 39: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak bayi lahir

sampai plasenta lahir. Tujuan penanganan tahap ketiga

adalah pelepasan dan ekspulsi segera plasenta, yang

dicapai dengan cara paling mudah dan paling aman.

Pelepasan plasenta diindikasikan dengan tanda-tanda

berikut

Fundus yang berkontraksi kuat

Perubahan bentuk uterus dari bentuk cakram menjadi

ovale bulat, sewaktu plasenta bergerak kearah

segmen bagian bawah

Darah berwarna gelap keluar dengan tiba-tiba dari

introitus

Tali pusat bertambah panjang dengan majunya

plasenta mendekati introitus

Vagina (plasenta) penuh pada pemeriksaan vagina

atau rektum atau membran janin terlihat di

introitus

Diagnosa keperawatan

a. Perubahan volume cairan

b. Resiko tinggi terhadap cedera

c. Nyeri

Intervensi Keperawatan

a. Perubahan volume cairan

Kriteria hasil:

Menunjukan TD dan nadi dalam batas normal

(DBN), nadi dapat diraba

Mendemonstrasikan kontraksi adekuat dari

uterus dengan kehilangan darah DBN

39

Page 40: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Tindakan/ Intervensi RasionalInstruksikan klien untuk

mendorong pada kontraksi;

bantu mengarahkan

perhatiannya untuk

mengejan

Perhatian klien klien

secara alamipada bayi

baru lahir; selain itu

keletihan dapat

mempengaruhi upaya- upaya

individu, dan ia

memerlukan bantuan dalam

mengarahkan kearah

membantu pelepasan

plasentaKaji tanda vital sebelum

dan setelah pemberian

oksitosin

Efek samping oksitoksin

yang sering dapat terjadi

hipertensiTempatkan bayi dipayudara

klien bila ia

merencanakan untuk

memberi ASI

Penghisapan merangsang

pelepasan oksitosin dari

hipofisis posterior,

meningkatan kontrkasi

miometrik dan menurunkan

kehilangan darahKolaborasi : hindari

menarik talipusat secara

berlebihan

Kekuatan dapat

menimbulkan putusnya tali

pusat dan retesni fragmen

plasenta, meningkatkan

kehilangan darah

b. Resiko tinggi terhadap cedera

Kriteria hasil :

40

Page 41: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Mengobservasi tindakan keamanan

Bebas dari cedera maternalTindakan/ Intervensi RasionalPalpasi fundus dan masase

dengan perlahan

Memudahkan pelepasan

plasentaKaji irama pernapasan dan

pengembangan

Pada plasenta, bahaya ada

berupa emboli cairan

amnion dapat masuk ke

sirkulasi maternal,

memnyebabkan emboli paru,

atau perubahan cairan

dapat mengakibtakan

mobiliasasi emboliRendahkan kaki klien

secara smilutan dari

pijakan kaki

Membantu menghindari

regangan otot

Kolaborasi : gunakan

bantuan ventilator bila

diperlukan

Kegagalan pernapasan

dapat terjadi mengikuti

emboli amnion atau

pulmuner

c. Nyeri

Kriteria hasil :

Mengungkapkan penatalaksanaan/ reduksi nyeri

41

Page 42: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Tindakan/ Intervensi RasionalBantu dengan penggunaan

teknik pernapasan selama

perbaikan pembedahan bila

tepat

Pernapasan membantu

mengalihkan perhatian

langsung dari

ketidaknyaman,

meningkatkan relaksasiBerikan kompres es pada

perineum setelah

melahirkan

Mengkonstriksikan

pembuluh darah,

menurunkan edema, dan

memberikan kenyamanan dan

anatesia lokalGanti pakain dan linen

basah

Meningkatkan kenyamanan,

hangat dan kebersihanKolaborasi: bantu dalam

perbaikan episiotomi bila

perlu

Penyambungan tepi- tepi

memudahkan penyembuhan

4. Kala 4 persalinan

Pengkajian

Kala keempat persalinan, tahap pemulihan, merupakan

periode kritis untuk ibu dan bayi yang baru lahir.

Mereka bukan saja pulih dari proses fisik persalinan,

tetapi juga memulai suatu hubungan baru.

Selama dua jam pertama setelah melahirkan, organ- organ

ibu penyesuaian awal terhadap keadaan tidak hamil dan

sistem tubuh mulai menjadi stabil. Selama beberapa jam

bayi yang beru lahir menjalani transisi dari keadaan

42

Page 43: asuhan keperawatan pada masa intranatal

intranutrien ke ekstranutrien. Pengkajian pada tahap

keempat persalinan adalah :

Keadaan- keadaan yang dapat menjadi predisposisi

perdarah ibu (seperti persalinan yang cepat, bayi yang

besar, grande multipara, atau persalinan dengan

induksi), yang merupakan bahaya yang mungkin terjadi

pada persalinan tahap keempat. Selama satu jam pertama

dalam ruangan pemulihan, perlu dilakukan pemeriksaan

fisik dengan sering. Semua faktor, kecuali suhu tubuh,

diperiksa setiap 15 menit selama satu jam. Setelah

pemeriksaan setiap 15 menit yang keempat, jika

parameter telah stabil dalam batas- batas normal,

pemeriksaan diulang dua kali dengan selang waktu 30

menit.

Tanda masalah potensial

Karena perdarahan merupakan komplikasi potensial yang

signifikan, yang hal ini dibahas dengan mendalam.

Harus siaga terhadap kemungkinan komplikasi yang

mencakup keadaan hipertensi, infeksi, gangguan

endokrin, gangguan psikososial, dan kehilangan serta

kedukaan.

Diagnosa keperawatan

a. Resiko tinggi devisit volume cairan (perdarahan) yang

berhubungan dengan atoni uterus setelah melahirkan

b. Retensi urin yang berhubungan dengan efek persalinan

atau melahirkan pada sensasi saluran kemih

c. Nyeri yang berhubungan dengan luka akibat proses

kelahiran bayi

43

Page 44: asuhan keperawatan pada masa intranatal

d. Menyusui bayi yang tidak efektif yang berhubungan

dengan kurangnya pengalaman

Intervensi Keperawatan

a. Resiko tinggi devisit volume cairan (perdarahan) yang

berhubungan dengan atoni uterus setelah melahirkan

Kriteria hasil:

Mempertahankan masukan cairan sesuai kemampuan

Mendemonstrasikan hidrasi adekuatTindakan/ intervensi RasionalPantau input dan output.

Perhatikan berat jenis

urin anjurkan klien untuk

mengosongkan kandung

kemih, sedikitnya sekali

setiap hari 1-2 jam)

Masukan dan pengeluaran

harus diperkiranakan sama,

tergantung pada derajat

hidrasi. Konsentrasi urin

meningkat sesuai

peningkatan pengeluaran

urin dan wasapada terhadap

dehidrasiPantau suhu setiap 4jam,

lebih sering bila tinggi.

Pantau TTV/ DJJ sesuai

indikasi

Dehidrasi dapat

menyebabkan peningkatan

TTV dan DJJ

Kaji produksi mukus dan

turgor kulit

Tanda tambahan dari

hidrasi adekuat atau

terjadinya dehidrasiKolaborasi : berikan bolus

cairan parenteral, sesuai

indikasi

Mungkin diperlukan bila

masukan oral tidak adekuat

atau terbatas.Pantau kadar Ht Ht meningkat sesuai

44

Page 45: asuhan keperawatan pada masa intranatal

(hemtokrit) penurunan komponen plasma

pada adanya dehidrasi

beratb. Retensi urin yang berhubungan dengan efek persalinan

atau melahirkan pada sensasi saluran kemih

Kriteria hasil:

Mengosongkan kandung kemih dengan tepat

Bebas dari cedera kandung kemihTindakan/ intervensi RasionalPalpasi diatas simpifis

pubis

Mendeteksi adanya urin

dalam kandung kemih dan

derajat kepenuhan.

Pengosongan tidak komplet

dari kandung kemih dapat

terjadi karena penurunan

sensasi dan tonusCatat dan bandingkan

masukan dan pengeluaran.

Catat jumlah warna,

konsentrasi, dan berat

jenis urin

Pengeluaran harus kira-

kira sama dengan masukan.

Peningkatan pengeluaran

dapat menunjukan retensi

cairan berlebihan sebelum

awitan persalinan dan/

atau efek tirah baring;

misalnya peningkatakan

laju filtrasi glomerulus

dan penuruan stimulasi

adrenal.Anjurkan upaya berkemih Tekanan dari bagian

45

Page 46: asuhan keperawatan pada masa intranatal

yang sering, sedikitnya

setiap 1-2 jam

presentasi pada kandung

kemih sering menurunkan

sensasi dan menganggu

pengosongan kompletUkur suhu dan nadi,

perhatikan peningkatan.

Kaji kekeringan kulit dan

membran mukosa

Memantau derjata hidrasi

Kolaborasi : kateterisasi

sesuai indikasi

Kendung kemih terlalu

distensi dapat menyebabkan

atoni, atau menimbulkan

trauma karena bagian

presentasi janin

c. Nyeri yang berhubungan dengan luka akibat proses

kelahiran bayi

Kriteria hasil :

Mengungkapkan penatalaksanaan/ reduksi nyeriTindakan/ Intervensi RasionalBantu dengan penggunaan

teknik pernapasan selama

perbaikan pembedahan bila

tepat

Pernapasan membantu

mengalihkan perhatian

langsung dari

ketidaknyaman,

meningkatkan relaksasiBerikan kompres es pada

perineum setelah

melahirkan

Mengkonstriksikan

pembuluh darah,

menurunkan edema, dan

memberikan kenyamanan dan

46

Page 47: asuhan keperawatan pada masa intranatal

anatesia lokalGanti pakain dan linen

basah

Meningkatkan kenyamanan,

hangat dan kebersihan

d. Menyusui bayi yang tidak efektif yang berhubungan

dengan kurangnya pengalaman

Kriteria hasil :

Mengungkapkan pemahaman tentang proses menyusui

Mendemonstrasikan teknik efektif dari menyusui

Menunjukkan kepuasan regimen menyusui satu sama

lain, dengan bayi dipuaskan setelah menyusuiTindakan/ intervensi RasionalKaji pengetahuan dan

pengalaman klien tentang

menyusui sebelumnya

Membantu dalam

mengidentifikasikan

kebutuhan saat ini dan

mengembangkan rencana

keperawatanTentukan sistem pendukung

yang tersedia pada klien

dan sikap pasangan/

keluarga

Mempunyai dukungan yang

cukup meningkatkan

kesempatan untuk

pengalaman menyusui dengan

berhasilBerikan informasi, verbal

dan tertulis, mengenai

fisiologi dan keuntungan

menyusui, perawatan puting

dan payudara, kebutuhan

diet khusus, dan faktor-

Menjamin suplai susu

adekuat, mencegah puting

pecah dan luka, memberikan

kenyamanan, dan membuat

peran ibu menyusui.

47

Page 48: asuhan keperawatan pada masa intranatal

faktor yang memudahkan atau

mengganggu keberhasilan

menyusuiDemonstrasikan dan tinjau

ulang teknik-teknik

menyusui. Perhatikan posisi

bayi selama menyusu dan

lama menyusu

Posisi yang tepat biasanya

mencegah luka puting,

tanpa memperhatikan

lamanya menyusu

Kaji puting klien ;

anjurkan klien melihat

puting setiap habis

menyusui

Identifikasi dan

intervensi dini dapat

mencegah/ membatasi

terjadinya luka atau pecah

puting, yang dapat merusak

proses menyusuiKolaborasi :

Rujuk klien pada kelompok

pendukung misalnya,

posyandu

Memberikan bantuan terus

menerus untuk meningkatkan

kesuksesan hasil

Identifikasi sumber-sumber

yang tersedia di masyrakat

sesuai indikasi misalnya,

program kesehatan ibu dan

anak

Pelayanan ini mendukung

pemberian ASI melalui

pendidikan klien dan

nutrisional

48

Page 49: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Lampiran gambar

49

Page 50: asuhan keperawatan pada masa intranatal

BAB IV

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Intranatal adalah rangkaian proses yang berakhir dengan

pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai

dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh

perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan

pelahiran plasenta. Penyebab awitan persalinan spontan tidak

iketahui, walaupun sejumlah teori menarik telah dikembangkan

dan profesional perawatan kesehatan mengetahui cara

menginduksi persalinan pada kondisi tertentu.

50

Page 51: asuhan keperawatan pada masa intranatal

DAFTAR PUSTAKA

Verney, Helen., 2008., Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4

volume 2., Jakarta., Penerbit Buku Kedokteran EGC

Bobak., 2012., Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi 4.,

Jakarta., Penerbit Buku Kedokteran EGC

Simkin, Penny., 2008., Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan,

dan Bayi., Arcan., Jakarta

51

Page 52: asuhan keperawatan pada masa intranatal

Doenges, Marilynn., 2001., Rencana Perawatan Maternal/ bayi

edisi 2., Jakarta., Penerbit buku kedokteran EGC

52