Top Banner
Page | 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas Makalah mengenai Asuhan Keperawatan dengan Kehamilan Ektopik . kehamilan ektopik merupakan kehamilan dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal yakni dalam endometrium kavum uteri. Terjadinya kehamilan ektopik pada wanita kemungkinan karena adanya pencetus seperti penyakit radang panggul, pemakaian antibiotika pada penyakit radang panggul, pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim IUD (Intra Uterine Device), riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, infertilitas, kontrasepsi yang memakai progestin dan tindakan aborsi. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah kami ini boleh selesai sesuai dengngan waktu yang ditetapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja khususnya bagi kami sebagai seorang pelajar dan semua yang membaca Makalah ini, dan mudah-mudahan dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Kami menyadari bahwa dalam menulis Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan Makalah kami ini. Terimakasih.
31

ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

Mar 26, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, karena rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi

kesempatan untuk menyelesaikan tugas Makalah mengenai Asuhan

Keperawatan dengan Kehamilan Ektopik .

kehamilan ektopik merupakan kehamilan dengan ovum yang

dibuahi, berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal

yakni dalam endometrium kavum uteri. Terjadinya kehamilan

ektopik pada wanita kemungkinan karena adanya pencetus

seperti penyakit radang panggul, pemakaian antibiotika pada

penyakit radang panggul, pemakaian alat kontrasepsi dalam

rahim IUD (Intra Uterine Device), riwayat kehamilan ektopik

sebelumnya, infertilitas, kontrasepsi yang memakai progestin

dan tindakan aborsi.

Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu sehingga makalah kami ini boleh

selesai sesuai dengngan waktu yang ditetapkan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja

khususnya bagi kami sebagai seorang pelajar dan semua yang

membaca Makalah ini, dan mudah-mudahan dapat memberikan

wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Kami menyadari bahwa dalam menulis Karya Tulis Ilmiah ini

masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna

menyempurnakan Makalah kami ini.

Terimakasih.

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 2

Polewali Mandar, 21 April 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR.....................................................

.........................................................i

DAFTAR

ISI...........................................................

..............................................................

....ii

DAFTAR

PUSTAKA.......................................................

.......................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 3

A. LATAR

BELAKANG....................................................

.....................................................1

B. TUJUAN...................................................

............................................................

................1

BAB II KONSEP DASAR

A. DEFENISI KEHAMILAN

EKTOPIK.....................................................

.........................2

B. ETIOLOGI.................................................

............................................................

..............3

C. KLASIFIKASI..............................................

............................................................

...........4

D. PATOFISIOLOGI............................................

............................................................

.......4

E. MANIFESTASI

KLINIS......................................................

..............................................5

F. TANDA DAN

GEJALA......................................................

................................................6

G. PEMERIKSAAN

PENUNJANG...................................................

.....................................7

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 4

H. PENATALAKSANAAN..........................................

...........................................................7

I. KOMPLIKASI...............................................

............................................................

..........9

J. PENCEGAHAN...............................................

............................................................

........9

BAB III PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN...............................................

............................................................

........10

B. DIAGNOSA

KEPERAWATAN.................................................

......................................12

C. INTERVENSI

KEPERAWATAN.................................................

..................................13

D. IMPLEMENTASI.............................................

............................................................

....16

E. EVALUASI.................................................

............................................................

............16

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN...............................................

............................................................

.......17

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 5

B. SARAN....................................................

............................................................

...............17

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur

yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum

uteri. Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur

pada dinding tuba dan peristiwa ini disebut sebagai Kehamilan

Ektopik Terganggu

Sebagian besar kehamilan ektopik terganggu berlokasi di

tuba (90%) terutama di ampula dan isthmus. Sangat jarang

terjadi di ovarium, rongga abdomen, maupun uterus. Keadaan-

keadaan yang memungkinkan terjadinya kehamilan ektopik adalah

penyakit radang panggul, pemakaian antibiotika pada penyakit

radang panggul, pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim IUD

(Intra Uterine Device), riwayat kehamilan ektopik sebelumnya,

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 6

infertilitas, kontrasepsi yang memakai progestin dan tindakan

aborsi.

Gejala yang muncul pada kehamilan ektopik terganggu

tergantung lokasi dari implantasi. Dengan adanya implantasi

dapat meningkatkan vaskularisasi di tempat tersebut dan

berpotensial menimbulkan ruptur organ, terjadi perdarahan

masif, infertilitas, dan kematian. Hal ini dapat mengakibatkan

meningkatnya angka mortalitas dan morbiditas Ibu jika tidak

mendapatkan penanganan secara tepat dan cepat.

Insiden kehamilan ektopik terganggu semakin meningkat pada

semua wanita terutama pada mereka yang berumur lebih dari 30

tahun. Selain itu, adanya kecenderungan pada kalangan wanita

untuk menunda kehamilan sampai usia yang cukup lanjut

menyebabkan angka kejadiannya semakin berlipat ganda.

B. TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai

berikut:

1.Untuk mengetahui definisi dari kehamilan ektropik

terganggu.

2.Untuk mengetahui etiologi terjadinya kehamilan etropik

terganggu

3.Untuk mengetahui kalangan usia yang rentan terhadap

terjadinya kehamilan ektropik.

BAB II

KONSEP DASAR

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 7

A. Definisi kehamilan ektopik

Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic,

dengan akar kata dari bahasa Yunani, topos yang berarti

tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada di luar

tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik

terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi

wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan

ektopik terganggu.

Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi

terjadi diluar rongga uterus, tuba falopii merupakan tempat

tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan

ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di

tuba,jarang terjadi implantasi pada ovarium,rongga

perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus yang rudimenter

dan divertikel pada uterus.(Sarwono Prawiroharjho, 2005)

Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi

terjadi di luar rongga uterus. Tuba fallopi merupakan tempat

tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik (lebih

besar dari 90 %). (Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis

Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal)

Kehamilan ektopik ialah kehamilan di tempat yang luar

biasa. Tempat kehamilan yang normal ialah di dalam cavum

uteri. Kehamilan ektopik dapat terjadi di luar rahim misalnya

dalam tuba, ovarium atau rongga perut, tetapi dapat juga

terjadi di dalam rahim di tempat yang luar biasa misalnya

dalam cervix, pars interstitialis tuba atau dalam tanduk

rudimenter rahim (Obstetri Patologi. 1984. FK UNPAD).

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 8

Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil

konsepsi di luar endometrium kavum uteri. (kapita selekta

kedokteran,2001)

Dari kedua difinisi diatas dapat disimpulkan kehamilan

ektopik adalah kehamilan dengan ovum yang dibuahi,

berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal yakni

dalam endometrium kavum uteri.

B. Etiologi

Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak

diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak

diketahui. Trijatmo Rachimhadhi dalam bukunya menjelaskan beberapa

faktor yang berhubungan dengan penyebab kehamilan ektopik

terganggu:

1. Faktor mekanis

Hal-hal yang mengakibatkan terhambatnya perjalanan ovum

yang dibuahi ke dalam kavum uteri, antara lain:

Salpingitis, terutama endosalpingitis yang menyebabkan

aglutinasi silia lipatan mukosa tuba dengan penyempitan

saluran atau pembentukan kantong-kantong buntu.

Berkurangnya silia mukosa tuba sebagai akibat infeksi

juga menyebabkan implantasi hasil zigot pada tuba

falopii.

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 9

Adhesi peritubal setelah infeksi pasca abortus/ infeksi

pasca nifas, apendisitis, atau endometriosis, yang

menyebabkan tertekuknya tuba atau penyempitan lumen

Kelainan pertumbuhan tuba, terutama divertikulum,

ostium asesorius dan hipoplasi. Namun ini jarang

terjadi

Bekas operasi tuba memperbaiki fungsi tuba atau

terkadang kegagalan usaha untuk memperbaiki patensi

tuba pada sterilisasi

Tumor yang merubah bentuk tuba seperti mioma uteri dan

adanya benjolan pada adneksia

Penggunaan IUD

2. Faktor Fungsional

Migrasi eksternal ovum terutama pada kasus perkembangan

duktus mulleri yang abnormal

Refluks menstruasi

Berubahnya motilitas tuba karena perubahan kadar hormon

estrogen dan progesteron

Peningkatan daya penerimaan mukosa tuba terhadap ovum

yang dibuahi.

Hal lain seperti; riwayat KET dan riwayat abortus

induksi sebelumnya.

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 10

C. Klasifikasi

Sarwono Prawirohardjo dan Cuningham masing-masing dalam bukunya

mengklasifikasikan kehamilan ektopik berdasarkan lokasinya

antara lain:

1. Tuba Fallopii

a. Pars-interstisialis

b. Isthmus

c. Ampula

d. Infundibulum

e. Fimbrae

2. Uterus

a. Kanalis servikalis

b. Divertikulum

c. Kornu

d. Tanduk rudimenter

3. Ovarium

4. Intraligamenter

5. Abdominal

a. Primer

b. Sekunder

6. Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus.

D. Patofisiologi

Tempat-tempat implantasi kehamilan ektopik antara lain

ampula tuba (lokasi tersering, ismust, fimbriae, pars

interstisialis, kornu uteri, ovarium, rongga abdomen, serviks

dan ligamentum kardinal. Zigot dapat berimplantasi tepat pada

sel kolumnar tuba maupun secara intercolumnar. Pada keadaan

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 11

yang pertama, zigot melekat pada ujungatau sisi jonjot,

endosalping yang relative sedikitmendapat suplai darah,

sehingga zigot mati dan kemudian di reabsorbsi.

Pada implantasi interkolumnar, zigot menempel diantara dua

jonjot. Zigot yang telah bernidasi kemudian tertutup oleh

jaringan endosalping yang menyerupai desidua, yang disebut

pseudokapsul. Villi korialis dengan mudah menembus endosalping

dan mencapai lapisan miosalping dengan merusak integritas

pembuluh darah di tempat tersebut.

Selanjutnya, hasil konsepsi berkembang dan perkembangannya

tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor,  yaitu tempat

implantasi, ketebalan tempat implantasi dan banyaknya

perdarahan akibat invasi trofoblas.

Seperti kehamilan normal, uterus pada kehamilan ektopikpun

mengalami hipertropi akibat pengaruh hormon estrogen dan

progesteron, sehingga tanda-tanda kehamilan seperti tanda

hegar dan Chadwick pun ditemukan. Endometriumpun berubah

menjadi desidua, meskipun tanpa trofoblas. Sel-sel epitel

endometriummenjadi hipertropik, hiperkromatik, intinya menjadi

lobular dan sitoplasmanya bervakuola. Perubahan selular

demikian disebut sebagai reaksi Arias-Stella. Karena tempat

pada implantasi pada kehamilan ektopik tidak ideal untuk

berlangsungnya kehamilan, suatu saat kehamilan akan

terkompromi.           

Kemungkinan yang dapat terjadi pada kehamilan ektopik adalah :

Hasil konsepsi mati dini dan direabsorbsi

Abortus kedalam lumen tuba

Ruptur dinding tuba.

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 12

E. Manifestasi klinis

Gambaran klinik kehamilan ektopik sangat bervariasi

tergantung dari ada tidaknya ruptur. Triad klasik dari

kehamilan ektopik adalah nyeri, amenorrhea, dan perdarahan per

vaginam. Pada setiap pasien wanita dalam usia reproduktif,

yang datang dengan keluhan amenorrhea dan nyeri abdomen bagian

bawah, harus selalu dipikirkan kemungkinan terjadinya

kehamilan ektopik.

Selain gejala-gejala tersebut, pasien juga dapat mengalami

gangguan vasomotor berupa vertigo atau sinkop; nausea,

payudara terasa penuh, fatigue, nyeri abdomen bagian bawah,dan

dispareuni. Dapat juga ditemukan tanda iritasi diafragma bila

perdarahan intraperitoneal cukup banyak, berupa kram yang

berat dan nyeri pada bahu atau leher, terutama saat inspirasi.

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pelvis,

pembesaran uterus, atau massa pada adnexa. Namun tanda dan

gejala dari kehamilan ektopik harus dibedakan dengan

appendisitis, salpingitis, ruptur kista korpus luteum atau

folikel ovarium. Pada pemeriksaan vaginal, timbul nyeri jika

serviks digerakkan, kavum Douglas menonjol dan nyeri pada

perabaan.

Pada umumnya pasien menunjukkan gejala kehamilan muda,

seperti nyeri di perut bagian bawah, vagina uterus membesar

dan lembek, yang mungkin tidak sesuai dengan usia kehamilan.

Tuba yang mengandung hasil konsepsi menjadi sukar diraba

karena lembek.

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 13

Nyeri merupakan keluhan utama. Pada ruptur, nyeri terjadi

secara tiba-tiba dengan intensitas tinggi disertai perdarahan,

sehingga pasien dapat jatuh dalam keadaan syok. Perdarahan per

vaginam menunjukkan terjadi kematian janin.

Amenorrhea juga merupakan tanda penting dari kehamilan

ektopik. Namun sebagian pasien tidak mengalami amenorrhea

karena kematian janin terjadi sebelum haid berikutnya.

F. Tanda dan gejala

1. Tanda :

Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai amenorrhea

atau spotting atau perdarahan vaginal.

Menstruasi abnormal.

Abdomen dan pelvis yang lunak.

Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke satu sisi

oleh massa kehamilan, atau tergeser akibat perdarahan.

Dapat ditemukan sel desidua pada endometrium uterus.

Penurunan tekanan darah dan takikardi bila terjadi

hipovolemi.

Kolaps dan kelelahan

pucat

Nyeri bahu dan leher (iritasi diafragma)

Nyeri pada palpasi, perut pasien biasanya tegang dan

agak gembung.

Gangguan kencing

2. Gejala:

Nyeri:

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 14

Nyeri panggul atau perut hampir terjadi hampir 100%

kasus kehamilan ektopik. Nyeri dapat bersifat

unilateral atau bilateral , terlokalisasi atau

tersebar.

Perdarahan:

Dengan matinya telur desidua mengalami degenerasi dan

nekrose dan dikeluarkan dengan perdarahan. Perdarahan

ini pada umumnya sedikit, perdarahan yang banyak dari

vagina harus mengarahkan pikiran kita ke abortus

biasa.Perdarahan abnormal uterin, biasanya membentuk

bercak. Biasanya terjadi pada 75% kasus

Amenorhea:

Hampir sebagian besar wanita dengan kehamilan ektopik

yang memiliki berkas perdarahan pada saat mereka

mendapatkan menstruasi, dan mereka tidak menyadari

bahwa mereka hamil

G. Pemeriksaan Penunjang

1. USG

2. Kadar HCG menurun

3. Laparaskopi

4. HB

5. Leukosit

6. Kuldossintesis

H. Penatalaksanaan

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 15

Penanganan kehamilan ektropik pada umumnya adalalah

laparotomi. Dalam tindakan demikian , beberapa hal harus

diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut.

1.Kondisi ibu pada saat itu.

2.Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya.

3.Lokasi kehamilan ektropik.

4.Kondisi anatomis organ pelvis.

5.Kemampuan teknik bedah mikro dokter.

6.Kemampuan teknologi fertilasi in vitro setempat.

Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu di lakukan

salpingektomi pada kehamilan tuba atau dapat dilakukan

pembedahan konservatif. Apakah kondisi ibu buruk, misalnya

dalam keadaan syok, lebih baik di lakukan salpingektomi. Pada

kasus kehamilan ektropik di pars ampularis tuba yang belum

pecah biasanya di tangani dengan menggunakan kemoterapi untung

menghindari tindakan pembedahan.

Karena kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa, maka

deteksi dini dan pengakhiran kehamilan adalah tatalaksana yang

disarankan. Pengakhiran kehamilan dapat dilakukan melalui:

1. Obat-obatan

Dapat diberikan apabila kehamilan ektopik diketahui sejak

dini. Obat yang digunakan adalah methotrexate (obat anti

kanker).

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 16

2. Operasi

Untuk kehamilan yang sudah berusia lebih dari beberapa

minggu, operasi adalah tindakan yang lebih aman dan

memiliki angka keberhasilan lebih besar daripada obat-

obatan. Apabila memungkinkan, akan dilakukan operasi

laparaskopi.

Bila diagnosa kehamilan ektopik sudah ditegakkan, terapi

definitif adalah pembedahan :

1.Laparotomi : eksisi tuba yang berisi kantung kehamilan

(salfingo-ovarektomi) atau insisi longitudinal pada tuba dan

dilanjutkan dengan pemencetan agar kantung kehamilan

keluar dari luka insisi dan kemudian luka insisi dijahit

kembali.

2.Laparoskop : untuk mengamati tuba falopii dan bila mungkin

lakukan insisi pada tepi superior dan kantung kehamilan

dihisap keluar tuba.

3.Operasi Laparoskopik : Salfingostomi

Bila tuba tidak pecah dengan ukuran kantung kehamilan

kecil serta kadar β-hCG rendah maka dapat diberikan injeksi

methrotexatekedalam kantung gestasi dengan harapan bahwa

trofoblas dan janin dapat diabsorbsi atau diberikan

injeksi methrotexate 50 mg/m3 intramuskuler.

Syarat pemberian methrotexate pada kehamilan ektopik:

1.Ukuran kantung kehamilan

2.Keadaan umum baik (“hemodynamically stabil”)

3.Tindak lanjut (evaluasi) dapat dilaksanakan dengan baik

Keberhasilan pemberian methrotexate yang cukup baik bila :

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 17

1.Masa tuba

2.Usia kehamilan

3.Janin mati

4.Kadar β-hCG

Kontraindikasi pemberian Methrotexate :

1.Laktasi

2.Status Imunodefisiensi

3.Alkoholisme

4.Penyakit ginjal dan hepar

5.Diskrasia darah

6.Penyakit paru aktif

7.Ulkus peptikum

Pasca terapi konservatif atau dengan methrotexate, lakukan

pengukuran serum hCG setiap minggu sampai negatif. Bila perlu

lakukan “second look operation”.

I. Komplikasi

Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat

kesalahan diagnosis, diagnosis yang terlambat, atau pendekatan

tatalaksana. Kegagalan penegakan diagnosis secara cepat dan

tepat dapat mengakibatkan terjadinya ruptur tuba atau uterus,

tergantung lokasi kehamilan, dan hal ini dapat menyebabkan

perdarahan masif, syok, DIC, dan kematian.

Komplikasi yang timbul akibat pembedahan antara lain adalah

perdarahan, infeksi, kerusakan organ sekitar (usus, kandung

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 18

kemih, ureter, dan pembuluh darah besar). Selain itu ada juga

komplikasi terkait tindakan anestesi.

J. Pencegahan

Berhenti merokok akan menurunkan risiko kehamilan ektopik.

Wanita yang merokok memiliki kemungkinan yang lebih besar

untuk mengalami kehamilan ektopik. Berhubungan seksual secara

aman seperti menggunakan kondom akan mengurangi risiko

kehamilan ektopik dalam arti berhubungan seks secara aman akan

melindungi seseorang dari penyakit menular seksual yang pada

akhirnya dapat menjadi penyakit radang panggul. Penyakit

radang panggul dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran

tuba yang akan meningkatkan risiko terjadinya kehamilan

ektopik.

BAB III

PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK

A. Pengkajian

1. Anamnesis dan gejala klinis

Riwayat terlambat haid

Gejala dan tanda kehamilan muda

Dapat ada atau tidak ada perdarahan per vaginan

Terdapat aminore

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 19

Ada nyeri mendadak di sertai rasa nyeri bahu dan

seluruh abdomen, terutama abdomen bagian kanan / kiri

bawah

Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya

darah yang terkumpul dalam peritoneum.

2. Pemeriksaan fisik

Inspeksi

a. Mulut            :           bibir pucat

b. Payudara       :           hyperpigmentasi,

hipervaskularisasi, simetris

c. Abdomen      :           terdapat pembesaran

abdomen.

d. Genetalia       :           terdapat perdarahan

pervaginam

e. Ekstremitas   :           dingin

Palpasi

a. Abdomen      :     uterus teraba lembek, TFU lebih

kecil daripada UK, nyeri tekan, perut teraba tegang,

messa pada adnexa.

b. Genetalia           : Nyeri goyang porsio, kavum

douglas menonjol.

Auskultasi

Abdomen            : bising usus (+), DJJ (-)

Perkusi

Ekstremitas : reflek patella + / +

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 20

3. Pemeriksaan fisik umum:

Pasien tampak anemis dan sakit

Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di

daerah adneksa.

Kesadaran bervariasi dari baik sampai koma tidak sadar.

Daerah ujung (ekstremitas) dingin

Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi,

pucat, adanya tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut

tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding

abdomen.

Pemeriksa nadi meningkat, tekanan darah menurun sampai

syok

Pemeriksaan abdomen: perut kembung, terdapat cairan

bebas darah, nyeri saat perabaan.

4. Pemeriksaan khusus:

Nyeri goyang pada pemeriksaan serviks

Kavum douglas menonjol dan nyeri

Mungkin tersa tumor di samping uterus

Pada hematokel tumor dan uterus sulit dibedakan.

Pemeriksaan ginekologis: seviks teraba lunak, nyeri

tekan, nyeri pada uteris kanan dan kiri

5. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan air seni dapat dilakukan untuk mengetahui

kehamilan seseorang, sedangkan untuk mengetahui kehamilan

ektopik seorang dokter dapat melakukan:

a. Laboratorium

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 21

Hematokrit

Tergantung pada populasi dan derajat perdarahan

abdominal yang terjadi.

Sel darah putih

Sangat bervariasi dan tak jarang terlihat adanya

leukositosis. Leoukosite 15.000/mm3.  Laju endap darah

meningkat.

Tes kehamilan

Pada kehamilan ektopik hampir 100% menunjukkan

pemeriksaan β-hCG positif. Pada kehamilan intrauterin,

peningkatan kadar β-hCG meningkat 2 kali lipat setiap

dua hari, 2/3 kasus kehamilan ektopik menunjukkan

adanya peningkatan titer serial hCG yang abnormal, dan

1/3 sisanya menunjukkan adanya peningkatan titer hCG

yang normal. Kadar hormon yang rendah  menunjukkan

adanya suatu masalah seperti kehamilan ektopik.

b. Pemeriksaan Penunjang/Khusus

Setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat

meningkat.

Pemeriksaan ultrosonografi (USG). Pemeriksaan ini

dapat menggambarkan isi dari rahim seorang wanita.

Pemeriksaan USG dapat melihat dimana lokasi kehamilan

seseorang, baik di rahim, saluran tuba, indung telur,

maupun di tempat lain.

USG :

o Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri

o Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri

o Adanya massa komplek di rongga panggul

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 22

Laparoskopi

peranan untuk menegakkan diagnosa kehamilan ektopik

sudah diganti oleh USG

Laparotomi 

Harus dilakukan pada kasus kehamilan ektopik terganggu

dengan

gangguan hemostasis (tindakan diagnostik dan

definitif).

Kuldosintesis  

Memasukkan jarum kedalam cavum Douglassi transvaginal

untuk menentukan ada atau tidak adanya darah dalam

cavum Douclassi. Tindakan ini tak perlu dikerjakan bila

diagnosa adanya perdarahan intraabdominal sudah dapat

ditegakkan dengan cara pemeriksaan lain.

Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.

B. Diagnosa Keperawatan

Kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah sebagai

berikut:

1.Devisit volume cairan yang berhubungan dengan ruptur pada

lokasi implantasi sebagai efek tindakan pembedahan.

2.Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan

komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman

nutrient ke sel.

3.Nyeri yang berhubungan dengan ruptur tuba falopi,

pendarahan intraperitonial.

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 23

4.Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang

pemahaman atau tidak mengenal sumber-sumber informasi.

C. Intervensi keperawatan

1.Devisit volume cairan yang berhubungan dengan ruptur pada

lokasi implantasi sebagai efek tindakan pembedahan.

Kriteria hasil: ibu menunjukan kestabilan/ perbaikan

keseimbangn cairan yang di buktikan oleh tanda-tanda

vital yang stabil, pengisian kapiler cepat, sensorium

tepat, serta frekuensi berat jenis urine adekuat.

No Rencana Inervensi Rasional

1 Lakukan pendekatan kepada

pasien dan keluarga.

Pasien dan keluarga lebih

kooperatif

2 Memberikan penjelasan

mengenai kondisi pasien

saat ini

pasien mengerti tentang

keadaan dirinya dan lebih

kooperatif terhadap tindakan.

3 Observasi TTV dan

observasi tanda akut

abdoment.

parameter deteksi dini adanya

komplikasiyang terjadi.

4 Pantau input dan output

cairan

Untuk mengetahui kesaimbangan

cairan dalam tubuh

5 Pemeriksa kadar Hb mengetahui kadar Hb klien

sehubungan dengan perdarahan.

6 Lakukan kolaborasi dengan

tim medis untuk

penanganan lebih lanjut.

melaksanakan fungsi

independent.

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 24

2.Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan

komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman

nutrient ke sel.

Kriteria hasil: menunjukan perfusi jaringan yang adekuat,

misalnya: Tanda-tanda vital stabil, membrane mukosa warna

merah muda, pengisian kapilerbaik, haluaran urine

adekuat, wajah tidak pucat dan mental seperti biasa.

No Tindakan intervensi rasional

1 Awasi tanda vital, kaji

pengisian kapiler, warna

kulit/membrane mukosa,

dasar kuku.

Memberikan informasi tentang

derajat/adekuat perfusi

jaringan dan membantu

menentukan kebutuhan

intervensi.

2 Catat keluhan rasa

dingin, pertahankan suhu

lingkungan dan tubuh

hangat sesuai indikasi.

Vasokonstriksi menurunkan

sirkulasi perifer. Kenyamanan

pasien/ kebutuhan rasa hangat

harus seimbang dengan kebutuhan

untuk menghindari panas

berlebihan.

3 Kolaborasi dengan tim

medis yang lain, awasi

pemeriksaan lab:

misalnya: HB/HT

Mengidentifikasi defisiensi dan

kebuutuhan pengobatan atau

terhadap terapi.

3. Nyeri yang berhubungan dengan ruptur tuba falopi,

pendarahan intraperitonial.

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 25

Kriteria hasil: ibu dapat mendemonstrasikan teknik

relaksasi, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan ibu

tidak meringis atau menunjukan raut muka yang kesakitan.

No Rencana Intervensi Rasional

Mandiri:

1 Tentukan sifat, lokasi

dan durasi nyeri. Kaji

kontraksi uterus

hemoragi ataunyeri

tekan abdomen.

Membantu dalam mendiagnosis dan

menentukan tindakan yang akan

dilakukan. Ketidak nyamanan

dihubungkan dengan aborsi

spontan dan molahidatiosa karena

kontraksi uterus yang mungkin

diperberat oleh infuse

oksitosin. Rupture kehamilan

ektropik mengakibatkan nyeri

hebat, karena hemoragi

tersembunyi saat tuba falopi

rupture ke dalam abdomen.

2 Kaji steres psikologi

ibu/pasangan dan

respons emosional

terhadap kejadian.

Ansietas terhadap situasi

darurat dapat memperberat

ketidak nyamanan karena syndrome

ketegangan, ketakutan, dan

nyeri..

3 Berikan lingkungan

yang tenang dan

aktivitas untuk

menurunkan rasa nyeri.

Instruksikan klien

untuk menggunakan

Dapat membantu dalam menurunkan

tingkat asietas dan karenanya

mereduksi ketidaknyamanan.

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 26

metode relaksasi,

misalnya: napas dalam,

visualisasi distraksi,

dan jelaskan prosedur.

Kolaborasi:

4 Berikannarkotik atau

sedative berikut obat-

obat praoperatif bila

prosedur pembedahan

diindikasikan.

Meningkatkan kenyamanan,

menurunkan komplikasi pembedahan

5 Siapkan untuk prosedur

bedah bila terdapat

indikasi

Tingkatkan terhadap penyimpangan

dasar akan menghilangkan nyeri.

4. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang

pemahaman atau tidak

mengenal sumber-sumber informasi.

Tujuan: ibu berpartisipasi dalam proses belajar,

mengungkapkan dalam istilah sederhana, mengenai

patofisiologi dan implikasi klinis.

No Rencana Intervensi Rasional

1 Menjelaskan tindakan

dan rasional yang

ditentukan untuk

kondisi hemoragia.

Memberikan informasi,

menjelaskan kesalahan konsep

pikiran ibu mengenai prosedur

yang akan dilakukan, dan

menurunkan sters yang

berhubungan dengan prosedur

yang diberikan.

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 27

2 Berikan kesempatan bagi

ibu untuk mengaji\ukan

pertanyaan dan

mengungkapkan kesalah

konsep

Memberikan klisifikasi dari

konsep yang salah, identifikasi

masala-masalah dan kesempatan

untuk memulai mengembangkan

ketrampilan penyesuaian

(koping)

3 Diskusikan kemungkinan

implikasi jangka

ependek pada ibu/janin

dari kedaan pendarahan.

Memberikan informasi tentang

kemungkinan komplikasi dan

meningkatkan harapan realita

dan kerja sama dengan aturan

tindakan.

4 Tinjau ulang implikasi

jangka panjang terhadap

situasi yang memerlukan

evaluasi dan tindakan

tambahan.

Ibu dengan kehamilan ektropik

dapat memahami kesulitan

mempertahankan setelah

pengangkatan tuba/ovarium yang

sakit.

D. Implementasi keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang

telah direncanakan, mencangkup tindakan mandiri dan

kolaborasi.

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 28

Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan

analisis dan kesimpulan perawat, dan bukan atas petunjuk data

petugas kesehatan lain.

Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang

didasarkan oleh hasil keputusan bersama seperti dokter atau

petugas kesehatan lain.

E. Evaluasi keperawatan

Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada

hasil dan tujuan yang hendak dicapai.

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 29

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan 

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah

sebagai berikut:

1.  Kehamilan Ektopik Terganggu adalah suatu kehamilan

ektopik yang mengalami abortus ruptur pada dinding tuba.

2. Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak

diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui.

Trijatmo Rachimhadhi dalam bukunya menjelaskan beberapa faktor

yang berhubungan dengan penyebab kehamilan ektopik terganggu,

yaitu:

o Faktor mekanis

o Faktor fungsional

o Peningkatan daya penerimaan mukosa tuba terhadap ovum

yang dibuahi.

o Hal lain seperti; riwayat KET dan riwayat abortus

induksi sebelumnya.

1. Kalangan usia yang rentan terhadap Kehamilan Ektopik

Terganggu adalah antara 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30

tahun.

B. Saran

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 30

Banyak hambatan yang penulis dapatkan dalam pembuatan

makalah ini akibat keterbatasan ilmu dan pengalaman penulis.

Oleh karena itu penulis menyarankan agar kegiatan seperti ini

agar kiranya dapat slalu dilakukan untuk menambah ilmu dan

pengetahuan serta sebagai bahan aplikasi jika kelak mengambil

profesi dan terjun dimasyarakat luas.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo S, Hanifa W. Gangguan Bersangkutan dengan

Konsepsi. Dalam: Ilmu Kandungan, edisi II. Jakarta: Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2005

Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi

III, Jilid I. Media Aesculapius FKUI

http://www.google.com/Gambaran Kasus Kehamilan Ektopik

Terganggu di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Provinsi Riau

Periode 1 Januari 2003-31 Desember 2005

http://www.medica store.com/kehamilan ektopik,kehamilan luar

kandungan/page:1-4

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN pada kehamilan ektopik

P a g e | 31

Bagian obstetri dan Ginekologi FK UNPAD. 1984. Obstetri Patologi.

Bandung : FK UNPAD

Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP

Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta : YBP-SP

http://www.pusmaika’s.blogspot.com

www.google.com