Top Banner
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AREA LINGKUNGAN KERJA HIGIENE PERUSAHAAN KERJA (INDUSTRI) Disusun Guna Melengkapi Tugas Komunitas III Pembimbing Dwi Retnaningsih,S.Kep, Ns, M.Kes Disusun oleh : 1.Nurul Aini 1107049 2. Nurul Lailatul M 1107051 3. Oki Hermawan 1107053 4. Prasita Dwi N.H 1107055 5. Risang Pandu S.A 1107057 6. Samsul Hadi 1107059 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
53

asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

Feb 20, 2023

Download

Documents

nurul alea
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AREA

LINGKUNGAN KERJA

HIGIENE PERUSAHAAN KERJA (INDUSTRI)

Disusun Guna Melengkapi Tugas Komunitas III

Pembimbing Dwi Retnaningsih,S.Kep, Ns, M.Kes

Disusun oleh :

1.Nurul Aini 1107049

2.Nurul Lailatul M 1107051

3.Oki Hermawan 1107053

4.Prasita Dwi N.H 1107055

5.Risang Pandu S.A 1107057

6.Samsul Hadi 1107059

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Page 2: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga

kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul

“Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Area Lingkungan

Kerja”

Dalam penyusunan makalah ini,tidak luput dari

berbagai kendala. Namun penulis menyadari bahwa

kelancaran dalam pembuatan makalah ini tidak lain

berkat bantuan serta bimbingan. Oleh karena

itu,penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Dwi Retnaningsih,S.Kep, Ns, M.Kes selaku

pembimbingyang selalu memotivasi serta memberikan

dukungan serta bimbingannya,

2. Semua teman – teman yang telah banyak

mengeluarkan inspirasi.

Semoga dengan tersusunnya makalah ini akan

menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami menyadari

dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan

dan kesalahan serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu,kami berharap pembaca dapat memberikan

kritik dan saran demi terwujudnya kesempurnaan dalam

penyusunan makalah.

Page 3: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

Semarang, September

2014

Penulis

Page 4: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG..................................... 1

B. TUJUAN............................................. 1

BAB II KONSEP TEORI

A. DEFINISI KOMUNITAS................................. 3

B. KEPERAWATAN KOMUNITAS.............................. 3

C. DEFINISI HIGIENE INDUSTRI.......................... 3

D. TUJUAN HIGIENE INDUSTRI............................ 4

E. KEGIATAN HIGIENE PERUSAHAAN & KESEHATAN KERJA...... 4

F. MASALAH KESEHATAN KERJA YANG MENURUNKAN

PRODUKTIVITAS KERJA................................. 5

G. PENYAKIT AKIBAT KERJA.............................. 5

H. UPAYA PENCEGAHAN LINGKUNGAN KERJA BAIK............ 6

I. EVALUASI LINGKUNGAN KERJA.......................... 7

J. CARA MELINDUNGI MASYARAKAT SEKITAR INDUSTRI ....... 9

K. PENGAWASAN UNTUK MENGGUNAKAN ALAT KERJA............ 10

L. USAHA KESEHATAN KERJA YANG BAIK.................... 10

M. ILMU KESEHATAN KERJA............................... 11

N. PENYAKIT AKIBAT KERJA.............................. 12

O. MENGETAHUI KESEHATAN & KESEHATAN KERJA (K3) ....... 13

BAB III KASUS.............................................. 15

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN......................................... 31

Page 5: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

B. SARAN.............................................. 31

DAFTAR PUTAKA.............................................. 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebersihan perusahaan kerja atau industri juga

harus memiliki sistem sanitasi demi menjaga hiegien

industri dan lingkungan di sekitar

industri.Berdasarkan modal uang digunakan

industri,dapat dikelompokkan menjadi industri dasar

(industri besar), industri menengah (aneka industri),

dan industri kecil. Industri kecil dengan tekhnologi

sederhana atau tradisional dan dengan jumlah modal

yang relatife terbatas merupakan industri yang banyak

bergerak disektor informal. Hampir 80 % dari semua

tenaga kerja di perlukan disektor ini (Depkes

RI,1992).

Sejalan dengan semakan berkembangnya berbagai

jenis industri serta majunya teknologi, penggunaan

bahan dan produksi bahan kimia juga semakin

meningkat.Bukan hanya sector industri, tetapi juga

merambat ke sector lainnya. Kesehatan dan keselamatan

kerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat

Page 6: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

penting, baik perusahaan formal maupun informal.

Perusahaan formal umumnya sudah mempunyai sistem

kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah baku,tetapi

industri industri di sector informal masih banyak yang

belum memeiliki dan belum mendapatkan pelayanan

kesehatan yang di harapkan (Wahit;323;2009)

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada

komunitas area lingkungan kerja.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu menjelaskan definisi komunitas

b. Mampu menjelaskan keperawatan komunitas

c. Mampu menjelaskan higiene industri

d. Mampu menjelaskan tujuan higiene industri

e. Mampu menjelaskan kegiatan higiene perusahaan dan

kesehatan kerja

f. Mampu menjelaskan masalah kesehatan kerja yang

menurunkan produktivitas kerja

g. Mampu menjelaskan penyakit akibat kerja

h. Mampu menjelaskan upaya pencegahan lingkungan

kerja menjadi baik

i. Mampu menjelaskan evaluasi lingkungan kerja

Page 7: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

j. Mampu menjelaskan cara melindungi masyarakat

sekitar industri dan umum

k. Mampu menjelaskan pengawasan untuk menggunakan

alat kerja

l. Mampu menjelaskan usaha kesehatan kerja yang baik

m. Mampu menjelaskan ilmu kesehatan kerja

n. Mampu menjelaskan penyakit akibat kerja

o. Mampu menjelaskan kesehatan dan keselamatan kerja

(K3)

Page 8: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

BAB II

KONSEP TEORI

A. KOMUNITAS

Menurut Sounders (1991), komunitas sebagai tempat

atau kumpulan orang orang atau sistem sosial.

Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1990), komunitas

sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang menempati

suatu wilayah nyata dan berinteraksi menurut suatu

sistem adat istiadat, serta terikat oleh rasa

identitas suatu komunitas (Wahit;2;2009).

B. KEPERAWATAN KOMUNITAS

Menurut Ruth B. Freeman (1981), adalah Kesatuan

yang unik dari praktik keperawatan dan kesehatan

masyarakat yang di tujukan pada pengembengan serta

peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri sendiri

sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai

keluarga,kelompok khusus atau masyarakat. Pelayanan

tersebut mencakup spektrum pelayanan kesehatan untuk

masyarakat (Wahit;2;2009).

Sedangkan menurut Depkes RI (1986), merupakan

suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan

bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

dilaksanakan oleh perawat dengan mengikut sertakan tim

kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh

Page 9: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

tingkat kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat

yang lebih tinggi (Wahit;2;2009).

C. HIGIENE INDUSTRI

Higiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang

mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap

kesehatan manusia atau suatu upaya untuk mencegah

timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan

( Soeripto;8;2008).

Higiene industri adalah sarana untuk membina dan

mengembangkan tenaga kerja menjadi sumber daya manusia

yang disiplin didikatif, penuh tanggung jawab, dan

mampu bekerja secara produktif dan efisien

( Soeripto;8;2008).

Menurut Wahit (2009), definisi higiene meliputi :

1. Higiene perusahaan, merupakan spesialisali dalam

ilmu higiene beserta pratiknya dengan mengadakan

penilaian pada faktor penyebab penyakit dalam

lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran

yang hasilnya digunakan untuk koreksi lingkungan

perusahaan, dengan menitik beratkan pada pencegahan

agar pekerjaan dan masyarakat terhindar dari bahaya

akibat kerja.

2. Kesehatan kerja meupakan bidang khusus ilmu

kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat dan

sekitar perusahaan agar memperoleh derajat kesehatan

Page 10: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

setinggi tingginya, baik fisik, mental, maupun

sosial.

3. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja adalah

bagian dari usaha kesehatan masyarakat yang

ditujukan kepada masyarakat pekerja, masyarakat

sekitar perusahaan, dan masyarakat umum yang menjadi

konsumen dari hasil produki perusahaan

D. TUJUAN HIGIENE INDUSTRI

Higiene dan kesehatan kerja digunakan sebagai

alat untuk mencapai derajat kesehatan dan

kesejahteraan tenaga kerja yang setinggi-tingginya

serta sebagai alat untuk meningkatkan produksi yang

berlandaskan pada meningkatkan efisiensi dan daya

produktivitas faktor manusia dalam produksi

(Wahit;324;2009)

E. KEGIATAN HIGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA

Kegiatan higiene yang dilakukan oleh perusahaan

dalam rangka menciptakan kesehatan lingkungan kerja

adalah sebagai berikut :

1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit dan

kecelakaan akibat kerja

2. Maintenance and increasing kesehatan tenaga kerja

3. Care, effiecieny, increasing dan productivity

balance tenaga kerja

4. Pemberantasan kelelahan tenaga kerja

Page 11: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

5. Meningkatkan semangat dalam bekerja

6. Perlindungan masyarakat kerja dari bahaya

pencemaran

7. Perlindungan masyarakat luas

8. Pemeliharaan dan meningkatan higiene sanitasi

perusahaan

(Wahit;324;2009)

F. MASALAH KESEHATAN KERJA YANG MENURUNKASN PRODUKTIVITAS

KERJA

1. Penyakit umum pada pekerja antara lain kusta, TB

paru, penyakit jantung, kanker, kecacatan dan lain-

lain

2. Penyakit yang timbul akibat kerja, misalnya

pneumoconiosis dan dermatosis. Pneumoconiosis adalah

penyakit yang diakibatkan oleh asbes, dengan gejala

seperti batuk, sesak nafas, nyeri dada, dan

sianosis. Pengobatan cukup sulit dan hanya bersifat

mengurangikeluhan, seperti jika infeksi diberi

antibiotic, gizi ditingkatkan, juga jika kanker

diberi obat sitostatika. Upaya prefentif : skrining,

promosi kesehatan, penggunaan alat pelindung masker,

kaca mata, subsitusi untuk menyaring debu seperti

cerobong asap, water spray, dan exhauste.

3. Gizi buruk. Gizi buruk saat ini telah bermunculan

hampir disemua kabupaten, hal ini disebabkan :

Page 12: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

a. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan kebutuhan

gizi bagi anggota keluarga

b. Ketidakmampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan

gizi bagi anggotaq keluarga

c. Pola hidup yang salah

d. Stok bahan makanan yang tidak ada.

(Wahit;324;2009)

G. PENYAKIT AKIBAT KERJA

Penyebab penyakit akibat kerja, antara lain sebagai

berikut :

1. Faktor fisik meliputi :

a. Kebisingan

b. Suhu

c. Kelembapan udara

d. Kecepatan angin

e. Getaran

f. Radiasi

g. Tekanan udara

2. Faktor kimia meliputi :

a. Gas

b. Uap debu

c. Fume

d. Kabut

e. Asap

3. Faktor biologis meliputi :

Page 13: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

a. Bakteri

b. Virus

c. Jamur

d. Cacing

4. Faktor fisiologis meliputi :

a. Sikap dan cara kerja

b. Jam kerja

c. Istirahat

d. Shift kerja

e. Lembur

5. Faktor mental meliputi :

a. Suasana kerja

b. Hubungan antara pekerjaan

c. Pengusaha

(Wahit;324;2009)

H. UPAYA PENCEGAHAN LINGKUNGAN KERJA MENJADI BAIK

Upaya yang dilakukan agar higiene lingkungan kerja

menjadi baik adalah sebagai berikut :

1. Subsitusi, yaitu mengganti bahan yang berbahaya

dengan yang kurang atau tidak berbahaya

2. Isolasi, mengisolasi proses-proses berbahaya dari

perusahaan

3. Ventilasi umum, mengalihkan udara sebanyak hitungan

ruan kerja

Page 14: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

4. Ventilasi keluar setempat, menghisap udara dari

suatu ruang kerjaagar bahan-bahan yang berbahaya

dihisap dan dialihkan keluar

5. Alat pelindung perorangan, misalnya masker,

kacamata, sarung tangan, sepatu, topi, penutup

telinga, dan pakaian pelindung

6. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja dan berkala

7. Informasi sebelum bekerja

8. Pendidikan tentang kesehatan kerja dan keselamatan

kerja

(Wahit;325;2009).

I. EVALUASI LINGKUNGAN KERJA

Evaluasi lingkungan kerja ditujukan pada faktor

fisik dan kimia.Faktor fisikmeliputi kebisingan, suhu,

dan lainnya. Kebisingan dalam perusahaan disebablan

oleh suara-suara yang dihasilkan oleh proses produksi,

terutama mesin dan perkakas kerja. Bunyi yang dapat

didengar oleh manusia memiliki rentang frekuensi 16-

20.000 Hz, tiap bunyi memiliki intensitisitas yang

dinyatakan dalam dB. Bunyi yang membahayakan adalah

bunyi dengan intensitas diatas 80 dB. Alat untuk

mengukur kebisingan adalah sound level meter,

mikrofon, dan sound analyzer. Kebisingan yang

ditimbulkan oleh suara mesin jika melenihi NAB dapat

mengganggu pendengaran bahkan berefek pada ketulian.

Page 15: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

Nilai ambang batas (NAB) adalah kadar yang pekerja

sanggup menghadapi dengan tidak menunjukan penyakit

atau kelainan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu

8 jam sehari dan 40 jam seminggu. Sedangkan MAC

(maximum allowable concentration) atau KTD (kadar

tertinggi diperkenankan) adalah nilai tertinggi kadar

zat, yang pekerja tidak menderita penyakit atau

gangguan kesehatan oleh karenanya. Sementara itu, suhu

udara diukur dengan thermometer. Comfort zone sangat

penting untuk diperhatiakan, suhu nyaman berkisar 19-

24˚C. pada suhu 31˚C orang dapat bekerja penuh tanpa

keluahan, dan pada suhu 100˚C dapat bekerja selama

beberapa menit saja. Penerangan diukur dengan

luksmeter. Bekerja sedikitnya membutuhkan penerangan

1.000 liks (Wahit,2009).

Bahan kimia juga dapat menjadi faktor penyebab

penyakit akibat kerja. Sifat dan derajat racunbahan

kimia dalam industri bergantung pada :

1. Sifat fisik bahan kimia tersebut .

a.Gas, bentuk wujud zat yang tidak punya bangun

sendiri

b.Uap, bentuk gas dari zat-zat (yang dalam keadaan

bisa berbentuk zat padat/cair)

c.Debu, partikel-partikel zat padat (disebabkan

kekuatan alami atau mekanik)

Page 16: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

d.Kabut, titik cairan halus dalam udara terjadi

dari kondensasi bentuk uap atau dari pemecahan

zat cair menjadi tingkat dispresi, misalnya

“foaming”

e.Uap ( fume), partikel-partikel zat padat terjadi

karena kondensasi dari bentuk gas (penguapan

banda padat yang dipijarkan dan biuasanya

disertai oksidasi kimiawi, sehingga terbentuk zat

seperti ZnO, PbO, dan lainnya

f.Awan, partikel cair sebagai hasil kondensasi dari

fase gas

g.Asap, pada umumnya partikel-partikel zat karbon

yang ukurannya <0,5 mikron, akibat pembakaran tak

sempurna bahan yang mengandung karbon. Uap, asap

dan debu tergolong zat padat, sedangkan awan dan

kabut tergolong zat cair

2. Sifat-sifat kimiawi

Sifat kimiawi meliputi : jenis persenyawaan, besar

molekul, konsentrasi, derajat kelarutan, dan jenis

pelarut

3. Port d’entree

Seperti memalui alat pernafasan, pencernaan, dan

kulit

4. Faktor pada tenaga kerja sendiri

Page 17: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

Seperti usia, idiosinkrasi, habituasi, toleransi

terhadap zat, dan derajat kesehatan tubuh

Menurut Wahit (2009), berbagai cara untuk mengevaluasi

lingkungan kerja adalah sebagai berikut :

1. Subjektif, oleh indra manusia pada zat tertentu,

misalnya amoniak, sulfur, dan lain-lain

2. Mengunakan hewan percobaan, seperti kelinci, burung

kenari, tikus, dank era. Misalnya CO dengan kadar

0,25% dapat diketahui secara kasar dan bahayanya

dalam waktu 3 menit burung kenari akan pingsan,

sedangkan pada tikus akan terjadi disorientasi

3. Mengunakan alat detector dan indicator, khusus

digunakan untuk uap dan gas. Contoh indicator

sederhana akibat reaksi kimia adalah perubahan

warna, seperti iodium menjadi warna biru dengan zat

pati. Detector adalah alat khusus yang dibuat untuk

menentukan baha-bahan diudara, baik kualitatif

maupun kuantitatif, dengan cara menhisap dan

melakukan udara tempat kerja pada reagen yang da

dalam tabung detector

4. Pengambilan sampel dan pemeriksaan laboratorium

(Wahit;324;2009)

J. CARA MELINDUNGI MASYARAKAT SEKITAR INDUSTRI DAN UMUM

Masyarakat sekitas industri harus terhindar dari

bahaya udara yang keluar dari suatu perusahaan yang

Page 18: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

mengandung bahan-bahan sangat berbahaya. Udara yang

mengandung gas dan uap terdapat dua cara yaitu :

1. Pembakaran, membakar bahan-bahan tersebut, bila

perlu digunakan katalisator agar terjadi pembakaran

sempurna

2. Mencuci, (schrubbing method) dengan mengalirkan

udara kotor dari pabrik.

(Wahit;325;2009)

K. PENGAWASAN UNTUK MENGUNAKAN ALAT KERJA

Pengawasan yang dilakukan dalam menggunakan alat

kerja serta penyediaan alat-alat kesehatan untuk

mendukung keamana penggunaan alat kerja dilakukan

melalui cara-cara dibawah ini.

1. Pekerja harus dilatih dan dididik untuk memahami

bahaya yang ada, cara menghindarinya, dan cara

menggunakan alat-alat keselamatan

2. Sarung tangan, kacamata dan pakaian pelindung

harus digunakan saat bekerja

3. Air untuk mandi dan cuci mata harus cukup

tersedia, terutama untuk membersihkan bahaya korosif

4. Pakaian pelindungn yang digunakan hrus dicuci

tiap hari

5. Unit operasi yang tidak memungkinkan ventilasi

keluar memerlukan masker yang dialiri udara atau

Page 19: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

masker gas. Masker tersebut digunakan untuk

keperluan darurat, yaitu jika bahan-bahan yang

sangat bahaya sedang diolah

6. Pekerja yang mengolah bahan diwajibkan mencuci

tangan sebersih-bersihnya sebelum merokok, minum

atau makan

7. Pekerja wajib melapor untuk diperiksa pada saat

kejadian kecelakaan pertama

(Wahit;327;2009)

L. USAHA KESEHATAN KERJA YANG BAIK

Usaha kesehatan kerja yang baik dilakukan melalui

tahapan-tahapan berikut ini :

1. Pekerja yang bekerja pada unit berbahaya

diperiksa kesehatanya secara berkala setiap 6 sampai

1 tahun sekali. Caranya dalah dengan melalukan

skrining yang disesuaikan dengan jenis / bahan

industri yang digunakan. Misalnya pada industri yang

menggunakan bahan nitrogliserin yang berfungsi

sebagai vasodilator pada pasien penyakit jantung.

Bila pekerja bekerja terus-menerus ditempat

tersebut, maka jantungnya juga dapat mengalami

vasodilatasi dan menderita keluhan yang sama dengan

penderita jantung. Tim medis harus berhati-hati

dalam mendiagnosis dan harus dapat membedakan

anatara penyakit jantung dan penyakit akibat kerja.

Selain itu, pemeriksaan khusus juga harus dilakukan

Page 20: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

pada orang-orang tertentu misalnya pada wanita,

anak-anak, orang lanjut atau sudah permah kena kasus

2. Alat-alat atau bahan-bahan harus diperiksa tiap

minggu atau bulan untuk menilai bahaya yang mungkin

timbul

3. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja pada calon

pegawai baru untuk mengetahui kemungkinan adanya

penyakit pernafasaan menahun, ginjal dan lainnya

(Wahit;327;2009)

M. ILMU KESEHATAN KERJA (OCCUPATIONAL HELATH)

Tujuan utama ilmu kesehatan kerja adalah untuk

meningkatkan produktivitas kerja, yang meliputi :

pencegahan penyakit, pencegahan kelelahan kerja, dan

lainnya. Terdapat tiga hal penting yang harus

diperhatikan dalam pencegahan dan pengobatan untuk

pemenuhan kebutuhan kesehatan industri

1. Hubungan antara pekerjaan dan kesehatannya

( relationship of work to helath)

2. Efek dari pekerjaan terhadap pekerjaannya

( effects of work up on the worker), efek

meningkatnya kebutuhan dasar, dan efek meningkatnya

kebutuhan hidup pekerja

3. Masalah kesehatan pada pekerjaan ( health problem

at work)

Page 21: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

Tugas keperawatan yang dapat dilakukan oleh perwata

industri antara lain sebagai berikut :

1. Kesehatan lingkungaan kerja ( higiene of work’s

environment) misalnya, lingkungan kerja yang

bagaimana yang sesuai dengan pekerjaanya

2. Kesehatan pekerja ( occupational health),

terutama penyakit akibat kerja dengan tujuan untuk

mencegah, mendiagnosis dan merehabilitasi penyakit

akibat kerja

3. Keselamatan kerja ( safety work)

Tujuan dari keperawatan industri adalah kesehatan

pekerja, keselamatan pekerja, kesejahteraan pekerja,

sehingga tujuan utama dalam keperawatan industri dapat

terwujud, yaitu status kesehatan kerja tinggi dan

produktivitas tinggi. Para pekerja merupakan orang

yang berada dalam keadaan resiko atau berbahaya.

(Wahit;327;2009).

N. PENYAKT AKIBAT KERJA

Penyakit akibat kerja adalah penyakit/gangguan

kesehatan yang diakibatkan oleh pekerjaannya atau

diperoleh pada masa/waktu melakukan pekerjaan (pada

masyarakat umum biasanya tidak terkena)

Penyebab penyakit akibat kerja antara lain :

Page 22: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

1. Faktor fisik : kebisingan, suhu, kelembapan

udara, kecepatan angin, getaran, radiasi, tekanan

udara

2. Faktor kimia : gas, uap debu, fume, mist dan asap

3. Faktor biologis : bakteri, virus, jamur dan

cacing

4. Faktor fisiologis : sikap dan cara kerja, jam

kerja, istirahat, shift, lembur

5. Faktor mental psikologis : suasana kerja,

hubungan anatara pekerja, dan pengusaha

Persoalan dalam mendiagnosis penyakit akibat kerja

adalah gambarannya hampr sama dengan penyakit umum,

inkubasi lama, sarana bantu diagnosis kurang, dan

kurangnya petugas kesehatan. Upaya untuk memantau

kesehatan pekerja anatar lain :

1. Pemeriksa melalui skrining ( sebelum

dipekerjakan)

2. Menjalankan program hidup sehat dengan cara anti

rokok, olahraga, menurunkan stress, makan makanan

yang sehat, dan menurunkan berat badab ( bagi yang

overweight)

3. Investigasi adanya bahaya yang ditunjukan pada

kasus CHD, yang meningkatkan pada kelompok-kelompok

tertentu, riwayat chest pain, penemuan infark baru

atau pembuntuan koroner , dan hubungan paparan kerja

Page 23: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

dengan faktor predisposisi laim ( usia, seks, dan

cuaca)

(Wahit;328;2009)

O. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Mangkunegara (2002) menyatakan bahwa keselamatan

dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu

pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan

kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga

kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya,

hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur

dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan

adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya

dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya

kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan

dan kesehatan kerja tidak dapat dipisahkan dengan

proses produksi baik jasa maupun industri .

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan satu

upaya pelindungan yang diajukan kepada semua

potensi yang dapat menimbulkan bahaya. Hal tersebut

bertujuan agar tenaga kerja dan orang lain yang ada

di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan

sehat serta semua sumber produksi dapat digunakan

secara aman dan efisien (Suma’mur, 2006).

Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya

mencari dan mengungkapkan kelemahan yang

Page 24: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

memungkinkan terjadinya kecelakaan. Maka menurut

Mangkunegara (2002) tujuan dari keselamatan dan

kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan

dan kesehatan kerja

baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja

digunakan sebaik-baiknya

selektif mungkin.

3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan gizi

pegawai.

5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja,

dan partisipasi kerja.

6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang

disebabkan oleh lingkungan

atau kondisi kerja.

7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi

dalam bekerja

Menurut Wahit (2009), upaya yang dilakukan untuk

menjaga kesejahteraan pekerja adalah dengan cara

menerapkan managemen K3 dengan mencari dan

mengungkapkan kelemahan operasional yang

memungkinkan terjadinya kecelakaan

Page 25: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

1. Pada mesin : seperti peralatan dan bahan (keadaan

mesin yang rusak, licin, longgar, kasar, dan tajam);

kondisi pengaman mesin (kegiatan dengan kecepatan

berbahaya, tidak memanfaatkan perlengkapan, bekerja

pada peralatan yang bergerak/berbahaya); kondisi

alat-alat kerja; dan konsisi bahan

2. Karyawan, yang meliputi : kondisi mental dan fisik,

kebiasaan kerja ( baik dan aman), penggunaan APD

3. Tata cara kerja, yang meliputi : prosedur kerja yang

benar, protap untuk kegiatan yang berulang, dan

kebiasaan bekerja menurut petunjuk manual.

Pencegahan kecelakaan kerja dengan memperhatikan

pada aspek manusia dan aspek peralatan. Aspek

manusia (tenaga kerja) harus memenuhi beberapa

syarat, yaitu terampil sesuai jenis pekerjaannya

Page 26: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

BAB III

KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KESEHATAN KERJA

DENGAN APLIKASI KASUS DI KOMUNITAS PEKERJA

DI RUANGAN SEKTOR A7 DI PERUSAHAAN ROKOK

PT. “ NOJORONO” DI KABUPATEN KUDUS JAWA TENGAH

Sekelompok mahasiswa keperawatan melakukan kegiatan

praktik keperawatan komunitas untuk kesehatan kerja di

komunitas pekerja di perusahaan rokok PT. NOJORONO di

kabupaten kudus jawa tengah selama 1 Bulan mulai dari

tanggal 10 November 2012 sampai 10 Desember 2012. Kami

melakukan kegiatan pengkajian selama 8 hari (mulai tanggal

11-19 november) kepada para pekerja di ruangan sektor A7

yang berjumlah 100 orang, berdasarkan data dari HRD

perusahaan ini di dapat data umum sebagai berikut:

No

.Karakteristik Frekuensi/ jumlah

1.

Jenis kelamin

a. Laki-laki

b. Perempuan

40 orang

60 orang

2.

Jenis pekerjaan

a. Pengelintingan

b. Pengepakan

c. Pengawas

55 orang

35 orang

10 orang

3. Usia

Page 27: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

a. 25-35 tahun

b. 36-46 tahun

c. 47-57 tahun

d. 58-60 tahun

35 orang

40 orang

20 orang

5 orang

4.

Tingkat pendidikan

a. Tamat SD

b. Tamat SMP

c. Tamat SMA

30 orang

45 orang

25 orang

5.

Lama bekerja

a. 5-10 tahun

b. 11-15 tahun

c. 16-20 tahun

d. 21-25 tahun

e. > 25 tahun

15 orang

35 orang

30 orang

15 orang

5 orang

A. PENGKAJIAN

1. Data Inti

a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

Perusahaan rokok PT. NOJORONO berada di

wilayah kabupaten kudus jawa tengah dengan luas

bangunan pabrik keseluruhan sebesar 1 Ha. Pabrik

ini berada di tepi jalan raya yang merupakan

akses utama di kota kudus. Terdiri dari beberapa

ruangan sektor yang didalamnya terdapat berbagai

macam pekerjaan industri yang berhubungan dengan

tembakau dan rokok diantaranya adalah bagian

Page 28: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

penyortiran tembakau, penyimpanan tembakau,

produksi tembakau, pelintingan rokok, pengepakan

rokok, ruang laboratorium uji tembakau, dll.

Ruangan sektor A7 merupakan salah satu ruangan di

perusahan rokok PT. NOJORONO yang terbagi menjadi

beberapa bagian tugas didalamnya yaitu bagian

pelintingan, pengepakan rokok dan pengawasan.

Jumlah pekerja di ruangan sektor A7 sebanyak 100

orang (perincian berdasarkan karakteristik umum

ada di tabel yang tersedia di awal) sebagaian

besar bekerja adalah orang jawa 85 orang (85%)

dan berasal dari madura sebanyak 15 orang (15%).

b. Status kesehatan komunitas

Dari pengkajian (anamnesa) dan kuisioner

yang dilakukan mahasiswa langsung kepada para

pekerja diruangan sektor A7 didapatkan hasil:

1. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas

68 orang pekerja (68%) menegeluhkan sering

batuk-batuk

15 orang (15%) pekerja mengeluhkan sering

pusing

Sisanya 17 orang (17%) tidak ada keluhan

2. Tanda-tanda vital*

TD:

< 110/70 mmHg : 5 orang (5%)

110/70mmHg-130/90mmHg : 75 orang (75%)

Page 29: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

>130/90 mmHg : 20 orang (20%)

3. Nadi:

60-80x/menit : 90 orang (90%)

80-100x/menit : 10 orang (10%)

4. RR:

16-24x/menit : 90 orang

(90%)

>24x/ menit : 10 orang

(10%)

5. Suhu tubuh:

36,5°C-37°C : 100 orang

(100%)

c. Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) *

1. ISPA : 20 orang/ kasus

(20%)

2. PPOK : 5 orang (5%)

3. Diare : 5 orang

(5%)

4. Batuk : 35 orang

(35%)

5. Demam : 15 orang (15%)

6. Sisanya tidak ada laporan keluhan penyakit

20 orang (20%)

Ket: (*) : data dari klinik perusahaan pada tanggal 12

November 2012

d. Riwayat penyakit komunitas

Page 30: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

Data diambil dari 68 orang pekerja (68%)

yang mengeluhkan sering batuk-batuk, kami

melakukan pengkajian dengan memberikan kuisioner

kepada 68 pekerja tersebut, dengan hasil:

No

.

Karakteristik Frekuen

si

Presenta

se %

1.

Menderita batuk berdahak

minimal 30 kali setahun,

sekurang-kurangnya 2 tahun

beruntun

20

orang29,4%

2.Mempunyai riwayat merokok 40

orang58,8%

3.Terpajan langsung dengan

bahan produk

68

orang100%

4.

Mempunyai keluarga dengan

riwayat bronkitis dan

emsifema

6 orang 8,82%

5.

Sering mengalami sesak

nafas saat aktivitas

sedang (jalan cepat, naik

tangga)

10

orang6,8%

6.

Pernah merasa sesak atau

nafas sulit bahkan pada

saaat istirahat

5 orang 7,35%

7. Pernah merasa sesak nafas

menetap dan makin lama

5 orang 7,35%

Page 31: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

makin berat

8.Saat Batuk selalu berdahak

dan beriak

45

orang66,1%

9.

Pernah memeriksakan ke

dokter atau tempat

pelayanan kesehatan baik

umum maupun yang ada di

perusahaan dan positif

dinyatakan penderita PPOK

(bronkhitis kronis,

emfisema)

5 orang 7,35%

10

.

Pernah merasa dada terasa

berat saat bernafas

20

orang29,4%

e. Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi komunitas

Para pekerja mendapat istirahat makan siang

dari peusahaan, makan siang rutin dilaksanakan

tiap pukul 13.00 WIB di kantin pabrik.

f. Pola pemenuhan cairan dan elektrolit

Selama bekerja kebutuhan cairan pekerja

didapat dari minuman yang dibawa oleh para

pekerja dari rumah.

g. Pola istirahat tidur

Para pekerja mengatakan bahwa istirahat

tidur mereka biasanya dilakukan pada malam hari

saat pulang bekerja karena waktu bekerja mereka

adalah 9 jam mulai pukul 8 pagi-5 sore.

h. Pola eliminasi

Page 32: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

Saat dilakukan anamnesa kepeada para pekerja

Sebanyak 35 orang dari 55 orang (63,6%) pekerja

bagian pelintingan rokok mengatakan pernah sakit

“anyang-anyangan”, hal ini ternyata disebabkan

oleh 20 orang (57,1%) kurang sering minum air

putih saat bekerja, 15 orang (42,8%) menahan BAK

karena jarak kamar mandi dengan ruang

pelintingan agak jauh. Sedangkan pada bagian

penegepakan sebanyak 15 orang dari 35 orang

pekerja (42,8%) mengeluhkan sakit “anyang-

anyangan” hal ini disebabkan karena 10 orang

(66,6%) kurang sering minum air putih saat

bekerja, 5 orang (33,3%) menahan BAK karena

jarak kamar mandi dengan ruangan agak jauh.

i. Pola aktivitas gerak

Saat dilakukan anamnesa kepada para pekerja

sebanyak 55 orang dari 55 orang (100%) jumlah

pekerja pelintingan rokok mengeluhkan sering

merasa pegal di daerah leher dan punggungnya.

Saat dilakukan observasi secara langsung

ternyata sebanyak 30 orang (54,5%) pekerja duduk

dengan posisi duduk yang salah/ terlalu

membungkuk, 25 orang (43,5%) tidak menggerak-

gerakkan badannya untuk merelaksasi tubuhnya/

berada dalam posisi duduk yang sama dalam waktu

yang lama. Sedangkan dibagian pengepakan dari 35

orang pekerja 25 orang (71,4%) mengeluhkan

Page 33: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

sering merasa pegal di daerah leher dan

punggungnya 10 orang (28,6%) tidak ada keluhan.

Penyebabnya 15 orang (60%) duduk dengan posisi

duduk yang salah, 10 orang (40%) tidak

menggerak-gerakkan badannya untuk merelaksasi

tubuhnya atau berada dalam posisi duduk yang

sama dalam waktu yang lama. Untuk bagaian

pengawasan tidak ada keluhan.

j. Pola pemenuhan kebersihan diri

Saat dilakukan observasi didapatkan data

sebanyak 25 orang dari 35 orang pekerja

dibagian pengepakan (71,4%) tidak mencuci tangan

setelah bekerja sisanya 10 orang (28,6%) mencuci

tangan tapi dengan prosedur yang kurang benar,

sedangkan sebanyak 40 orang dari 55 orang

pekerja dibagian pelintingan (72,7%) tidak

mencuci tangan setelah bekerja, sisanya 15 orang

(27,3%) mencuci tangan tapi dengan prosedur yang

kurang benar.

k. Status psikososial

Antar kelompok pekerja tidak pernah

mengalami pertengkaran atau perselisihan karena

mereka menganggap semua pekerja saling

bersaudara karena sudah bekerja bersama dalam

waktu yang lama, antar pekerja saling membantu

dan memberikan dukungan bila ada masalah.

Page 34: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

l. Status pertumbuhan dan perkembangan

a) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan

Berdasarkan data dari klinik perusahaan semua

pekerja mendapatkan asuransi kesehatan, dan

bisa periksa atau berobat secara gratis di

klinik tersebut tetapi data klinik perusahaan

menunjukkan:

No

.Karakteristik

Frekuen

si

Presentase

(%)

1.

Pekerja yang

memeriksakan

kesehatan secara

rutin ke klinik

25

orang25%

2.

Pekerja yang

memeriksakan

kesehatannya saat

sakit saja

35

orang35%

3.

Pekerja yang tidak

pernah/ belum pernah

datang ke klinik

untuk memeriksakan

kesehatannya

40

orang40%

Page 35: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

b) Pola pencegahan terhadap penyakit dan

perawatan kesehatan

Setelah dilakukan pengkajian melalui

observasi langsung kepada 100 pekerja di

ruangan sektor A7 didapatkan hasil:

Pola peri

c) lHasil tidak sehat dalam komunitas

Saat dilakukan observasi didapatkan data sebanyak

25 orang dari 35 orang pekerja dibagian pengepakan

(71,4%) tidak mencuci tangan setelah bekerja

sisanya 10 orang (28,6%) mencuci tangan tapi dengan

prosedur yang kurang benar, sedangkan sebanyak 40

No. KarakteristikJenis

pekerjaan

Ferekuen

si

Presentase(

%)1. Tidak

menggunakan

masker saat

bekerja

a. Peli

ntingan

b. Peng

epakan

c. peng

awasan

55 orang

35 orang

10 orang

100%

100%

100%

2. Tidak

menggunakan

sarung tangan

saat bekerja

a. Peli

ntingan

b. Peng

epakan

c. Peng

awasan

55 orang

35 orang

10 orang

100%

100%

100%

Page 36: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

orang dari 55 orang pekerja dibagian pelintingan

(72,7%) tidak mencuci tangan setelah bekerja,

sisanya 15 orang (27,3%) mencuci tangan tapi dengan

prosedur yang kurang benar.

2. DATA LINGKUNGAN FISIK

Luas bangunan pabrik rokok ini seluas 1 Ha

terdiri dari ruangan sektor A1-A7 (A1-A4: gudang

tembakau, A5: laboratorium, A6: penyortiran A7:

pelintingan, pengepakan rokok), kantin, masjid,

klinik, garasi untuk angkutan perusahaan, aula

perusahaan, tempat penyaringan limbah pabrik.

Sedangkan untuk ruangan sektor A7 sendiri memiliki

luas bangunan 100x50 meter bentuk bangunan berupa

ruangan luas yang lapang dengan meja-meja tempat

pelintingan, pengepakan dan terdapat 2 kamar mandi

di dalamnya. Jenis bangunannya permanen atap

bangunan berupa genting sintesis dengan dinding

terbuat dari tembok dengan lantai dari semen/

plesteran, ventilasi di ruangan ini berasal dari

jendela –jendela kecil di atas tembok yang berjumlah

masing-masing 10 buah di kiri dan kanan sisi

bangunan total 20 buah, penerangan ruangan berasal

dari pintu ruangan besar yang di buka saat jam kerja

bila menjelang sore terdapat lampu neon yang

memberikan pencahayaan diruangan ini. Kebersihan di

dalam ruangan cukup rapi dan bersih. Kondisi kamar

Page 37: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

mandi bersih tetapi jumlahnya sangat terbatas dan

jaraknya cukup jauh dari tempat pengolahan.

Pembuangan limbah perusahaan di olah dengan

melakukan penyaringan zat-zat berbahaya dengn alat

penyaring yang berada di ruang penyaringan limbah di

sebelah ruangan sektor A7 (di belakang pabrik) dan

sisanya di buang disungai besar yang ada di kota

kudus.

3. PELAYANAN KESEHATAN DAN SOSIAL

Di perusahaan PT. NODJORONO terdapat sebuah

klinik kesehatan yang disediakan untuk seluruh

pekerja dan pegawai diperusahaan ini. Sumber daya

yang ada di klinik ini adalah terdapat 1 orang

dokter umum, 2 perawat dan 3 petugas nonmedis,

fasilitas alat yang dimiliki klinik ini terdiri dari

2 kamar tidur, obat-obatan yang cukup lengkap dan

memiliki 1 ambulance. Sistem rujukan di perusahaan

ini bekerja sama dengan RSUD kabupaten kudus.

Selain itu di perusahaan ini memiliki 1 kantin yang

berisi barang-barang keperluan sehari-hari para

pekerja dan pegawai lokasi mini market ini di bagian

depan pabrik disamping klinik.

4. EKONOMI

Rata-rata penghasilan pekerja di ruangan

sektor 7 untuk bagian pelintingan dan pengepakan

Page 38: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

sekitar 1-1,5 juta rupiah sedangkan untuk bagian

pengawas sekitar 1,5-2 juta rupiah.

5. KEAMANAN DAN TRANSPORTASI

Sistem keamanan perusahaan cukup baik dengan

adanya satpam di setiap sektor ruangan dan juga

adanya CCTV di tiap ruang produksi. Untuk

penanggulangan kebakaran terdapat alat pemadam

kebakaran manual di setiap ruangan produksi dan

perusahaan ini juga memiliki 1 unit mobil pemadam

kebakaran milik perusahaan selain itu perusahaan

juga bekerjasama dengan dinas pemadam kebakaran kota

untuk menanggulangi jika terjadi masalah kebakaran.

Penanggualangan polusi dengan dipasang alat blower

untuk ventilasi agar tidak terjadi polusi di dalam

pabrik.

6. POLITIK DAN KEAMANAN

Perusahaan rokok PT. NODJORONO merupakan

perusahaan milik swasta yang dimiliki oleh Tn. HK.

7. SISTEM KOMUNIKASI

Sarana komunikasi yang digunakan oleh pekerja

di ruangan sektor A7 sebagaian besar menggunakan

alat komunikasi telfon genggam (HP) sebagai alat

komunikasi antara pekerj, keluarga dan

masyarakatnya. Sednagkan sistem komunikasi dalam

perusahaan menggunakan telfon yang ada disetiap

ruangan sektor dan apabila ada informasi atau

Page 39: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

pengumuman dari perusahaan akan disiarkan melalui

pengeras suara yang ada di setiap ruangan di

perusahaan ini. Bahasa yang digunakan untuk

komunikasi antar pekerja sehari-hari di ruangan

sektor A7 mayoritas dengan menggunakan bahasa jawa

dan sebagaian kecil menggunakan bahasa madura.

8. PENDIDIKAN

Data yang didapat dari HRD perusahaan rokok

PT. NODJORONO didapatkan data tingkat pendidikan

pekerja di ruangan sektor A7 adalah sebagai

berikut:

Saat dilakukan pengkajian dengan kuisioner

tentang pengetahuan pekerja terhadap pentingnya

penggunaan standart keselamatan kerja di perusahaan

rokok terhadap kesehatan pekerja, di dapatkan data:

1. 70 orang (70%) dari pekerja tidak mengetahui

Tingkat pendidikan

a. Tamat SD

b. Tamat SMP

c. Tamat SMA

30 orang

45 orang

25 orang

Page 40: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

2. 30 orang (30%) dari pekerja mengetahui

9. REKREASI

Berdasarkan data yang didapat dari perusahaan,

Hari libur untuk pegawai dan pekerja diperusahaan

ini adalah tiap hari minggu, di setiap hari jum’at

pagi biasanya diadakan senam aerobik bersama oleh

perusahaan yang dilakukan di lapangan olah raga yang

ada di belakang perusahaan.

Di akhir tahun biasanya juga diadakan rekreasi

bersama yang di fasilitasi oleh perusahaan yang juga

dilakukan secara giliran atau gantian di tiap

ruangan sektor/ bagian produksi dalam perusahaan

ini.

Page 41: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

A. ANALISA DATA

NO

.DATA ETIOLOGI PROBLEM

1. DS:

1. Pekerja mengatakan

mengeluhkan sering

batuk-batuk.

2. Pekerja mengatakan tidak

terlalu memeperhatikan

pentingnya penggunaan

masker dan sarung tangan

DO:

1. 68 orang pekerja (68%)

dari 100 pekerja di

ruangan sektor A7

menegeluhkan sering

batuk-batuk dengan

perincian:

2. 68 orang (100%) dari 68

orang pekerja yang

sering batuk terpajan

langsung dengan bahan

produk (tembakau).

a. 20 orang (29,4%)dari

68 pekerja yang sering

batuk mengalami batuk

Kurang

pengetahuan

pekerja

tentang

pentingnya

K3 bagi

kesehatan

dan

keselamatan

pekerja

Resiko

terjadinya

peningkatan

penyakit akibat

partikel

tembakau

(PPOK,ISPA)

pada pekerja

perusahaan

rokok di

ruangan sektor

A7 PT. NOJORONO

kudus jawa

tengah

Page 42: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

menahun sekurang-

kurangnya selama 2

tahun.

b. 45 orang (66,1%) dari

68 pekeja yang sering

batuk saat batuk

selalu berdahak dan

beriak.

c. 5 orang (7,35%) dari

68 pekerja yang sering

batuk positif

didiagnosa PPOK

d. 20 orang (29,4%) dari

68 pekerja yang sering

batuk merasa dada

berat saat bernafas.

3. Riwayat penyakit pekerja

ruangan sektor A7 dalam

satu tahun terakhir;

ISPA: 20 orang/ kasus

(20%), PPOK: 5 orang

(5%), batuk 35 orang

(35%).

4. Pekerja yang tidak

menggunakan masker dan

sarung tangan di ruangan

sektor A7 sebanyak 100

Page 43: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

orang dari 100 orang

pekerja (100%).

5. 70 orang (70%) dari 100

pekerja diruangan sektor

A7 tidak mengetahui

pentingnya K3 bagi

kesehatan dan

keselamatan mereka

6. Hanya 30 orang (30%)

dari 100 pekerja

diruangan sektor A7

tidak mengetahui

pentingnya K3 bagi

kesehatan dan

keselamatan mereka

2. DS:

1. Pekerja mengatakan

jarang melakukan cuci

tangan setelah melakukan

pekerjaannya atau

sebelum makan karena

keterbatasan kamar mandi

dan fasilitas yang

kurang mendukung (tidak

ada sabun cuci tangan di

kamar mandi).

Ketidakadeku

atan hygine

perorangan

pada pekerja

Perilaku

kesehatan

cenderung

beresiko pada

pekerja

perusahaan

rokok di

ruangan sektor

A7 PT. NOJORONO

kudus jawa

tengah

Page 44: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

DO:

1. 25 orang (71,4%) dari 35

orang pekerja dibagian

pengepakan di ruangan

sektor A7 tidak mencuci

tangan setelah bekerja.

2. 10 orang (28,6%)dari 35

orang pekerja dibagian

pengepakan di ruangan

sektor A7 mencuci tangan

tapi dengan prosedur

yang kurang benar.

3. 40 orang(72,7%) dari 55

orang pekerja dibagian

pelintingan di ruangan

sektor A7 tidak mencuci

tangan setelah bekerja.

4. 15 orang (27,3%)dari 55

orang pekerja dibagian

pelintingan di ruangan

sektor A7 mencuci tangan

tapi dengan prosedur

yang kurang benar.

3. DS:

1. Pekerja mengatakan

sering mengalami pegal

di daerah punggung dan

Posisi tubuh

saat bekerja

yang salah

Resiko cidera

pada pekerja

perusahaan

rokok di

Page 45: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

leher.

2. Petugas klinik

perusahaan mengatakan

telah ada program senam

aerobic tiap jum’at pagi

tetapi antusias pekerja

untuk mengikuti kurang

bahkan digunakan sebagai

ajang datang terlambat

untuk bekerja

DO:

1. 55 orang dari 55 orang

(100%) jumlah pekerja

dibagian pelintingan

rokok di ruangan sektor

A7 mengeluhkan sering

merasa pegal di daerah

leher dan punggungnya.

a. 30 orang (54,5%) dari

55 orang pekerja

dibagian pelintingan

rokok di ruangan

sektor A7 duduk dengan

posisi duduk yang

salah/ terlalu

membungkuk.

b. 25 orang (43,5%) dari

pada pekerja ruangan sektor

A7 PT. NOJORONO

kudus jawa

tengah

Page 46: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

55 orang pekerja

dibagian pelintingan

rokok di ruangan

sektor A7 tidak

menggerak-gerakkan

badannya untuk

merelaksasi tubuhnya/

berada dalam posisi

duduk yang sama dalam

waktu yang lama.

2. Pekerja yang mengikuti

senam aerobic pagi pada

hari jum’at (19 november

2012) di ruangan sektor

A7 sebanyak 60 orang

(60%) dari jumlah

seluruh pekerja di

ruangan sektor A7

B. PENAMPISAN MASALAH

Dari hasil analisa data, didapatkan data yang

kemudian dilakukan penapisan masalah untuk

menentukan perioritas masalah, adapun penapisan

masalah tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

No

.

Masalah

Kesehatan

KRITERIA Scor

e

Keterangan1 2 3 4 5 6 7 8

Page 47: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

1. Resiko

terjadinya

peningkatan

penyakit akibat

partikel

tembakau

(PPOK,ISPA) pada

pekerja

perusahaan rokok

di ruangan

sektor A7 PT.

NOJORONO kudus

jawa tengah

berhubungan

dengan Kurang

pengetahuan dan

kesadaran

pekerja tentang

pentingnya K3

bagi kesehatan

dan keselamatan

pekerja

5 5 5 5 4 3 4 3 34 Keterangan

kriteria:

1. Sesuai dg

peran perawat

komunitas

2. Resiko

terjadi/jumlah

yang beresiko

3. Resiko parah

4. Potensi utk

pend.kesehatan

5. Interest utk

komunitas

6. Kemungkinan

diatasi

7. Relevan dg

program

8. Tersedianya

sumber daya

Keterangan

Pembobotan:

1. Sangat rendah

2. Rendah

3. Cukup

4. Tinggi

5. Sangat tinggi

2. Perilaku

kesehatan

cenderung

beresiko pada

pekerja

5 4 4 5 4 4 4 3 33

Page 48: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

perusahaan rokok

di ruangan

sektor A7 PT.

NOJORONO kudus

jawa tengah

berhubungan

dengan

Ketidakadekuatan

hygine

perorangan pada

pekerja

3. Resiko cidera

kerja pada

pekerja

perusahaan rokok

di ruangan

sektor A7 PT.

NOJORONO kudus

jawa tengah

berhubungan

dengan Posisi

tubuh saat

bekerja yang

salah pada

pekerja

4 5 3 4 4 4 3 4 31

Page 49: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan scoring di atas, maka prioritas

diagnosa keperawatan komunitas pada pekerja

perusahaan rokok di ruangan sektor A7 PT. NOJORONO

adalah sebagai berikut:

No

.Diagnosa Keperawatan

Scor

e

1.

Resiko terjadinya peningkatan penyakit akibat

partikel tembakau (PPOK,ISPA) pada pekerja

perusahaan rokok di ruangan sektor A7 PT. NOJORONO

kudus jawa tengah berhubungan dengan Kurang

pengetahuan pekerja dan kesadaran tentang

pentingnya K3 bagi kesehatan dan keselamatan

pekerja.

34

2.

Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada pekerja

perusahaan rokok di ruangan sektor A7 PT. NOJORONO

kudus jawa tengah berhubungan dengan

Ketidakadekuatan hygine perorangan pada pekerja.

33

3.

Resiko cidera kerja pada pekerja perusahaan rokok

di ruangan sektor A7 PT. NOJORONO kudus jawa tengah

berhubungan dengan Posisi tubuh saat bekerja yang

salah pada pekerja.

31

Page 50: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)
Page 51: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

BAB IV

PENUTUPA. KESIMPULAN

Kesehatan kerja merupakan bidang khusus ilmu

kesehatan yang di tujukan kepada masyarakat pekerja

dan sekitar perusahaan agar memperoleh derajat

kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental,

maupun sosial. Kegunaannya untuk mencapai derajat

keaehatan dan kesejahteraan tenaga kerja serta

meningkatkan produksi yang berlandeaskan pada

meningkatkan efisiensi dan daya produktivitas faktor

manusia dalam produksi. Tugas keperawatan yang dapat

dilakukan oleh perawat industri meliputi kesehatan

lingkungan kerja, kesehatan pekerjadan keselamatan

kerja.

B. SARAN

1. Bagi Pekerja

Mereka akan lebih memahami dan mau berperilaku

sehat dan baik di dalam tempat kerja maupun diluar

tempat kerja. Kepuasan kerja akan meningkat ketika

mereka menyadari bahwa perusahaan peduli dengan

kesehatan mereka. Pada akhirnya pekerja sehat tentu

akan lebih optimal dalam produktivitas kerja.

2. Bagi Perusahaan

Perusahaan yang menyelenggarakan program PKDTK

(Promosi Kesehatan Dalam Tempat Kerja) tentu lebih

Page 52: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

memperlihatkan kepada karyawannya bahwa mereka

peduli terhadap kesehatan pekerja. Hal ini dapat

meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Pekerja yang

puas dengan iklim kerja mereka tentu akan lebih

loyal kepada perusahaan. Dengan demikian,angka turn

over pekerja akan semakin rendah. Akibatnya biaya

untuk proses rekruitmen dan pelatihan karyawan

baru,akan berkurang. Pekerja sehat tentu akan lebih

produktif yang akan meningkatkan produktivitas

perusahaan pada akhirnya. Selain itu pekerja sehat

juga akan mengurangi biaya kompensasi perusahaan

untuk mengobati karyawan yang sakit. Lebih jauh

lagi,perusahaan juga dapat memperoleh citra positif

baik dari masyarakat,pemerintah maupun para mitra

pebisnis mereka.

DAFTAR PUSTAKA

http//www.academia.edu/62111163/

askep_komunitas_kesehatan_kerja. Diakses pada 15

September 2014, jam 11.30 WIB

Mubarok,Wahit Iqbal,dkk. 2009. Ilmu Keperawatan

Komunitas. Jakarta : Salemba Medika

Soeripto. 2008. Hiegiene Industri. Jakarta :

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : aplikasi

dalam praktik. Jakarta : EGC

Page 53: asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area kerja (higiene industri)

UNIMED-NonDegree-22832-babII_fero_2.pdf-Adobe Reader.

Diakses pada 16 September 2014, jam 13.00 WIB