Top Banner
KATA PENGANTAR Assalamu’ alaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga kami selaku kelompok12 dapat menyelesaikan tanggung jawab kami yaitu menyusun makalah yang membahas tentang HIDROSEPALUS“ Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita dari lembah yang gelap gulita menuju lembah yang terang benderang. Terima kasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Sistem Persarafan yang telah membimbing kami dalam pelajaran ini. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan, olehnya itu tegur sapa yang halus dari pembaca selalu kami harapkan untuk kesempurnaan lebih lanjut. Makassar, 28 februari 2014 Penyusun 1
24

asuhan keperawatan klien hidrosepalus

Mar 11, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

berkat dan rahmat-Nya, sehingga kami selaku kelompok12 dapat

menyelesaikan tanggung jawab kami yaitu menyusun makalah yang

membahas tentang “HIDROSEPALUS“

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan

kita nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita dari lembah yang

gelap gulita menuju lembah yang terang benderang.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Sistem

Persarafan yang telah membimbing kami dalam pelajaran ini.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak

kekurangan, olehnya itu tegur sapa yang halus dari pembaca

selalu kami harapkan untuk kesempurnaan lebih lanjut.

Makassar, 28 februari 2014

Penyusun

1

Page 2: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................3

BAB II KONSEP MEDISA. Definisi ..................................4

B. TYPE HIDROSEPLUS ..........................4

C. Etiologi .................................5

D. Patofisiologi .........................6

E. Tanda dan gejala.......................6

F. KOMPLIKASI.............................7

G. PENATALAKSANAAN .......................7

BAB III KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian.............................9

B. Diagnosa..............................10

C. Intervensi............................12

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................16

B. Saran ................................16

DAFTAR PUSTAKA ..................................17

2

Page 3: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hidocefalus adalah keadaan patologik otak yang mengakibatkan

bertambahnya cairan cerebrospinal dengan adanya tekanan

intrakranial (TIK) yang meninggi sehingga terdapat pelebaran

ruangan tempat mengeluarkan liguor (Depkes RI, 1989)

Hidrocefalus adalah kelebihan cairan cerebrospinalis di

dalam kepala. Biasanya di dalam sistem ventrikel atau

gangguan hidrodinamik cairan liguor sehingga menimbulkan

peningkatan volume intravertikel (Setyanegara, 1998)

Hidrocefalus adalah keadaan patologik otak yang

mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinalis di dalam

kepala (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial

yang meninggi sehingga terdapat ruangan tempat mengalirnya

CSS (Ngastiyah, 1997)

Hidrocefalus adalah suatu kondisi dimana terjadi pembesaran

sistem ventrikular akibat ketidakseimbangan antara produksi

dan absorbsi cairan cerebrospinal (CSF: Cerebrospinal

Fluid).(Ricard & Victor, 1992)

3

Page 4: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

Jadi Hidrocefalus merupakan suatu keadaan patologik otak yang

mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinalis sehingga

terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan

cerebrospinal.

BAB II

KONSEP MEDIS

A. PENGERTIAN

- Hidocefalus adalah keadaan patologik otak yang mengakibatkan

bertambahnya cairan cerebrospinal dengan adanya tekanan

intrakranial (TIK) yang meninggi sehingga terdapat pelebaran

ruangan tempat mengeluarkan liguor (Depkes RI, 1989)

- Hidrocefalus adalah kelebihan cairan cerebrospinalis di

dalam kepala. Biasanya di dalam sistem ventrikel atau

4

Page 5: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

gangguan hidrodinamik cairan liguor sehingga menimbulkan

peningkatan volume intravertikel (Setyanegara, 1998)

- Hidrocefalus adalah keadaan patologik otak yang

mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinalis di dalam

kepala (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial

yang meninggi sehingga terdapat ruangan tempat mengalirnya

CSS (Ngastiyah, 1997)

- Hidrocefalus adalah suatu kondisi dimana terjadi pembesaran

sistem ventrikular akibat ketidakseimbangan antara produksi

dan absorbsi cairan cerebrospinal (CSF: Cerebrospinal

Fluid).(Ricard & Victor, 1992)

Jadi Hidrocefalus merupakan suatu keadaan patologik otak yang

mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinalis sehingga

terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan

cerebrospinal.

TIPE HIDROCEFALUS

menurut Ngatiyah (1997) Hidrocefalus pada bayi dapat dibagi

menjadi dua yaitu

1. Konginetal : Hidrocefalus sudah diderita sejak bayi

dilahirkan

2. Di dapat : Bayi/anak mengalaminya pada saat sudah besar

dengan penyebabnya adalah penyakit-penyakit tertentu

misalnya trauma kepala yang menyerang otak dan pengobatannya

tidak tuntas.

Menurut Ngastiyah (1997) Hidrocefalus dapat dibagi dua yaitu:

5

Page 6: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

1. Hidrocefalus obstruksi

Tekanan CSS yang tinggi disebabkan oleh obstruksi pada salah

satu tempat antara pembentukan oleh plexus koroidalis dan

keluranya dari ventrikel IV melalui foramen lusckha dan

magendie.

2. Hidrocefalus komunikans

Bila tekanan CSS yang meninggi tanpa penyumbatan sistem

ventrikel.

B. ETIOLOGI

Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi

adalah:

1. Kelainan bawaan

a. Stenosis Aquaductus sylvii

merupakan penyebab yang paling sering pada bayi/anak (60-

90%) Aquaductus dapat berubah saluran yang buntu sama

sekali atau abnormal ialah lebih sempit dari biasanya.

Umumnya gejala Hidrocefalus terlihat sejak lahir/progresif

dengan cepat pada bulan-bulan pertama setelah lahir.

b. Spina bifida dan cranium bifida

Biasanya berhubungan dengan sindrom Arnold-Chiari akibat

tertariknya medula spinalis dengan medula oblongata dan

cerebelum, letaknya lebih rendah dan menutupi foramen

magnum sehingga terjadi penyumbatan sebagian/total.

c. Sindrom Dandy-Walker

6

Page 7: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

Merupakan atresia congenital foramen luscha dan mengendie

dengan akibat Hidrocefalus obstruktif dengan pelebran

sistem ventrikel terutama ventrikel IV sehingga merupakan

krista yang besar di daerah losa posterior.

d. Kista Arachnoid

Dapat terjadi conginetal membagi etiologi menurut usia

e. Anomali pembuluh darah

2. Infeksi

3. Perdarahan

4. Neoplasma

C. PATOFISIOLOGI

Hidrocefalus menurut Avril B. Kligmen (1999) terjadi sebagi

akibat dari 3 mekanisme yaitu: produksi liguor yang berlebihan,

peningkatan resistensi aliran liguor dan peningkatan tekanan

sinus venosa sebagai, konskwensi dari tiga mekanisme ini adalah

peningkatan TIK sebagai upayamempertahankan keseimbangan sekresi

dan observasi berbeda-beda setiap saat selama perkembangan

Hidrocefalus. Dialatasi ini terjadi sebagai akibat dari:

Kompresi sistem serebrovaskular

Redistribusi dari liquor serebrospinalis atau cairan ekstra

selular atau keduanya di dalam sistem susunan saraf pusat.

Perubahan mekanis dari otak

7

Page 8: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

Efek tekanan denyut liquor cerebrospinalis

Hilangnya jaringan otak

Pembesaran volume tengkorak akibat adanya regangan abnormal pada

sutura kranial.

D. TANDA DAN GEJALA

Gejala yang nampak dapat berupa (Ngastiyah, 1997; Depkes;1998)

1. TIK yang meninggi: muntah, nyeri kepala, edema pupil saraf

otak II

2. Pada bayi biasanya disertai pembesaran tengkorak

3. Kepala bayi terlihat lebih besar bila dibandingkan dengan

tubuh

4. Ubun-ubun besar melebar atau tidak menutup pada waktunya

teraba tegang dan mengkilat dengan perebaran vena di kulit

kepala

5. Sutura tengkorak belum menutup dan teraba melebar

6. Terdapat sunset sign pada bayi (pada mata yang kelihatan

hitam-hitamnya, kelopak mata tertarik ke atas)

7. Bola mata terdorong ke bawah oleh tekanan dan penipisan tulang

suborbita

8. Sklera mata tampak di atas iris

9. Pergerakan mata yang tidak teratur dan nistagmus tak jarang

terdapat

10. Kerusakan saraf yang memberi gejala kelainan neurologis

berupa gangguan kesadaran motorik atau kejang-kejang, kadang-

kadang gangguan pusat vital

8

Page 9: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

KOMPLIKASI

1. Peningkatan TIK

2. Kerusakan otak

3. Infeksi: septisemia, infeksi luka nefritis, meningitis,

ventrikulitis, abses otak

4. Emboli otak

5. Obstruksi vena kava superior

6. Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik

7. Fisik dan intelegent kurang dari normal, gangguan

penglihatan

8. Kematian

Komplikasi Hidrocefalus menurut Prasetio (2004)

1. Peningkatan TIK

2. Pembesaran kepala

3. kerusakan otak

4. Meningitis, ventrikularis, abses abdomen

5. Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi, sensibilitas

kulit menurun

6. Kerusakan jaringan saraf

7. Proses aliran darah terganggu

E. PENATALAKSANAAN

9

Page 10: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

Penanganan hidrocefalus masuk pada katagori ”live saving and live

sustaining” yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini

yang dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan

akan menyebabkan kecacatan dan kematian sehingga prinsip

pengobatan hidrocefalus harus dipenuhi yakni:

1. Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan merusak

pleksus koroidalis dengan tindakan reseksi atau pembedahan,

atau dengan obat azetasolamid (diamox) yang menghambat

pembentukan cairan serebrospinal.

2. Memperbaiki hubungan antara tempat produksi caira

serebrospinal dengan tempat absorbsi, yaitu menghubungkan

ventrikel dengan subarakhnoid

3. Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam organ

ekstrakranial, yakni:

a. Drainase ventrikule-peritoneal (Holter, 1992; Scott,

1995;Anthony JR, 1972)

b. Drainase Lombo-Peritoneal

c. Drainase ventrikulo-Pleural (Rasohoff, 1954)

d. Drainase ventrikule-Uretrostomi (Maston, 1951)

e. Drainase ke dalam anterium mastoid

f. Mengalirkan cairan serebrospinal ke dalam vena

jugularis dan jantung melalui kateter yang berventil

(Holter Valve/katup Holter) yang memungkinkan

pengaliran cairan serebrospinal ke satu arah. Cara ini

merupakan cara yang dianggap terbaik namun, kateter

10

Page 11: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

harus diganti sesuai dengan pertumbuhan anak dan harus

diwaspadai terjadinya infeksi sekunder dan sepsis.

4. Tindakan bedah pemasangan selang pintasan atau drainase

dilakukan setelah diagnosis lengkap dan pasien telah di bius

total. Dibuat sayatan kecil di daerah kepala dan dilakukan

pembukaan tulang tengkorak dan selaput otak, lalu selang

pintasan dipasang. Disusul kemudian dibuat sayatan kecil di

daerah perut, dibuka rongga perut lalu ditanam selang

pintasan, antara ujung selang di kepala dan perut

dihubiungakan dengan selang yang ditanam di bawah kulit

hingga tidak terlihat dari luar.

5. pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan bahan shunt

atau pintasan jenis silicon yang awet, lentur, tidak mudah

putus. VRIES (1978) mengembangkan fiberoptik yang dilengkapi

perawatan bedah mikro dengan sinar laser sehingga pembedahan

dapat dipantau melalui televisi.

11

Page 12: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

A. FOKUS PENGKAJIAN

1. Wawancara

DS : Pengertian penyakit oleh keluarga/pasien

Kemampuan pasien untuk mengerti

Pernyataan sakit kepala, mual-muntah, kejang

Pernyataan kepalanya membesar

DO : Lingkar kepala melebihi normal

Terjadi peningkatan TIK (mual, muntah, kejang)

Fortanella/Sutura belum menutup

Tingkat kesadaran yang bisa diamati adalah gelisah,

disorientasi, lethargi

Status tanda-tanda vital bervariasi terhadap nadi dan

tekanan darah

Riwayat Kesehatan

Dari riwayat kesehatan pasien dengan hidrosefalus dapat

menunjukkan adanya

a. Riwayat trauma sewaktu lahir

b. Riwayat penyakit dahulu, misal: perdarahan sebelum dan

sesudah lahir, infeksi, neoplasma

c. Riwayat keluarga

12

Page 13: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

2. Pemerikasaan fisik

a. Sakit kepala, mual, muntah, kejang

b. Penurunan kesadaran yang bisa diamati adalah gelisah,

disorientasi, lethargi

c. Sunset sign pada mata

d. TTV yang bervariasi untuk tiap individu

e. Pembesaran lingkar kepala

3. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan Neurologi

Untuk mengetahui status neurologis pasien, misalnya gangguan

kesadaran, motoris/kejang, edema pupil saraf otak II

b. Pengukuran lingkar kepala

Untuk mengetahui Progrestivitas atau perkembangan lingkar kepala

c. CT Scan

Untuk mengetahui adanya kelainan dalam otak dengan

menggunakan radio isotop, radioaktif dan scanner

d. MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Untuk mengetahui kondisi patologis otak dan medula spinalis

dengan menggunakan teknik scaning dengan kekuatan magnet

untuk membuat bayangan struktur tubuh

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perfusi jaringan cerebral tidak efektif berhubungan dengan

peningkatan volume cairan serebrospinal

2. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan TIK

3. Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan penempatan shunt

13

Page 14: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

4. Ketakutan atau kecemasan berhubungan dengan ancaman terhadap

konsep diri

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familier dengan

sumber informasi

C. NOC & NIC

Dx I

Perfusi jaringan cerebral tidak efektif berhubungan dengan

peningkatan volume cairan cerebrospinal.

NOC : Status sirkulasi

Kriteria hasil NOC

1. Menunjukkan status sirkulasi ditandai dengan indikator

berikut:

a. TD sistolik dan diatolik dalam rentang yang diharpkan

b. Tidak ada hipotensi otastik

c. Tidak ada bising pembuluh darah besar

2. Menunjukkan kemampuan kognitif, ditandai dengan indikator:

a. Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan usia serta

kepmampuan

b. Menunjukkan perhatian, konsentrasi serta orientasi

c. Menunjukkan memori jangka lama dan saat ini

d. Memproses informasi

e. Membuat keputusan dengan benar

Intervensi NIC

1. Pantau hal-hal berikut ini

a. Tanda – tanda vital

14

Page 15: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

b. Sakit kepala

c. Tingkat kesadaran dan orientasi

d. Diplopia inistagmus, penglihatan kabur, ketajaman

penglihatan

e. Pemantauan TIK

- Pemantauan TIK dan respon neurologis pasien terhadap

aktivitas perawatan

- Pantau tekanan perfusi jaringan

- Perhatikan perubahan pasien sebagai respon terhadap

stimulus

f. Penatalaksanaan sensasi perifer

- Pantau adanya parestes: mati rasa atau adanya rasa

kesemutan

- Pantau status cairan termasuk asupan dan haluaran

2. Aktivitas kolaboratif

a. Pertahankan parameter termodinamik dalam rentang yang

dianjurkan

b. Berikan obat-obatan untuk meningkatkan volume

intravaskuler, sesuai permintaan

c. Berikan obat yang menyebabkan Hipertensi untuk

mempertahankan tekanan perfusi serebral sesuai dengan

permintaan

d. Tinggikan bagian kepala tempat tidur 0 sampai dengan 45

derajat, bergantung pada kondisi pasien dan permintaan

medis

15

Page 16: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

e. Berikan loap diuretik dan osmotik, sesuai dengan

permintaan.

Dx II

Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan TIK

NOC :

a. Level nyeri

- Laporan nyeri

- Frekwensi nyeri

- Lamanya nyeri

- Ekspresi wajah terhadap nyeri

- Kegelisahan

- Perubahan TTV

- Perubahan ukuran pupil

b. Kontrol Nyeri

- Menyebutkan faktor penyebab

- Menyebutkan waktu terjadinya nyeri

- Menggunakan analgesik sesuai indikasi

- Menyebutkan gejala nyeri

NIC :

a. Manajemen Nyeri

-Tampilkan pengkajian secara menyeluruh tentang nyeri

termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi,

kualitas, intensitas dan faktor predisposisi nyeri.

-Observasi isyarat non verbal dari ketidaknyamanan,

terutama jika tidak dapat berkomunikasi secara efektif.

-Pastikan pasien menerima analgesik yang tepat.

16

Page 17: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

-Tentukan dampak nyeri terhadap kwalitas hidup (misal ;

tidur, aktivitas, dll).

-Evaluasi dengan pasien dan tim kesehatan, efektivitas

dari kontrol nyeri pada masa lalu yang biasa digunakan.

-Kaji pasien dan keluarga untuk mencari dan menyediakan

pendukung.

-Berikan info tentang nyeri, misal; penyebab, berapa

lama akan berakhir dan antisipasi ketidaknyamanan dari

prosedur.

-Kontrol faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi

respon pasien untuk ketidaknyamanan (misal : temperatur

rungan cahaya dan kebisingan).

-Ajarkan untuk menggunakan teknik nonfarmokologi

(misal : relaksasi, guided imagery, therapi musik,

distraksi, dll).

Dx III

Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan penempatan shutrl

NOC :

a. Kontrol Resiko

Kriteria hasil :

- Dapat memonitor faktor resiko

- Dapat memonitor perilaku individu yang menjadi faktor

resiko

17

Page 18: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

- Mengembangkan keefektifan strategi untuk mengendalikan

faktor resiko

- Memodifikasi gaya hidup untuk mengurangi faktor resiko

b. Deteksi Resiko

Kritria hasil :

- Mengtahui atau mengungkapkan tanda dan gejala tentang

indikasi resiko.

- Menggunakan sumber untuk menyediakan informasi tentang

resiko potensial.

- Berpartisipasi dalam pemeriksaan.

NIC :

a. Kontrol Infeksi

Aktivitas :

- Gunakan sarung tangn steril

- Pelihara lingkungan yang tetap aseptik.

- Batasi pengunjung

- Beritahu pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala

infeksi dan jika terjadi infeksi laporkan kepada

petugas kesehatan.

- Anjurkan intake nutrisi yang baik.

b. Identifikasi Resiko.

Aktivitas :

- Identifikasi pasien dengan kebutuhan perawatan secara

berkelanjutan

- Menentukan sumber yang finansial.

18

Page 19: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

- Identifikasi sumber agen penyakit untuk mengurangi

faktor resiko.

- Tentukan pelaksanaan dengan treatment medis dan

perawatan.

Dx IV

Ketakutan atau kecemasan berhubungan dengan ancaman terhadap

konsep diri

NOC:

1. Anxiety control

- Monitor intensitas dari cemas

- Mencari informasi untuk menurunkan cemas

- Gunakan teknik relaksasi untuk menurunkan cemas

- Melakukan hubungan sosial untuk memusatkan konsentrasi

- Kontrol respon cemas

2. Coping

- Identifikasi pola koping yang efektif

- Identifikasi pola koping yang tidak efektif

- Kontrol cara pasien dalam mengungkapkan perasaannya

dengan kata – kata

- Laporkan penurunan stress

- Pakai perilaku untuk peenurunan stress

NIC

1. penurunan cemas

- ciptakan lingkungan yang tenang untuk mengurangi cemas

- menyediakan informasi yang benar dan jelas tentang

diagnosis dan program perawatan yang diberikan

19

Page 20: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

- kaji penyebab kecemasan pasien

- anjurkan keluarga untuk mendampingi pasien guna

mengurangi kecemasan

- identifikasi perubahan tingkat kecemasan pasien

2. teknik ketenangan

- pertahankan kontak mata dengan pasien

- duduk dan berbincang – bincang dengan pasien

- ciptakan suasana yang tenang

- gunakan teknik distraksi

- berikan obat anti cemas

- instruksikan pasien dengan metoda decrease anxiety

(menguurangi cemas)

Dx V

Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familier dengan

sumber informasi.

NOC :

a. Knowledge : Disease Process (1803)

- Kenalkan dengan nama penyakit

- Gambarkan dari proses penyakit

- Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit

- Jelaskan faktor resiko

- Jelaskan efek dari penyakit

- Jelaskan tanda dan gejala

b. Knowledga Illness care (1824

- Proses penyakit

- Pengendalian infeksi

20

Page 21: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

- Pengobatan

- Prosedur pengobatan

- Perawatan terhadap penyakit

NIC :

a. Teaching Disease Process

Aktifitas :

- Jelaskan patofisiologi penyakit

- Jelaskan tanda dan gejala dari penyait

- Jelaskan proses penyakit

- Identifikasi kemungkinan penyebab penyakit

- Diskusikan pilihan perawatan

b. Teaching : Prosedur / Treatment

Aktifitas :

- Informasikan kepada pasien kapan dan dimana prosedur

perawatan dilakukan

- Informasikan kepada pasien tentang berapa lama

prosedur dilakukan

- Jelaskan tujuan dari prosedur / perawatan

- Gambarkan aktifitas sebelum prosedur dilakukan

- Jelaskan prosedur tindakan

21

Page 22: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

BAB IV

PENUTUP

A.KESIMPULAN

- Hidrocefalus adalah keadaan patologik otak yang

mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinalis di

dalam kepala (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan

intrakranial yang meninggi sehingga terdapat ruangan

tempat mengalirnya CSS (Ngastiyah, 1997)

- Hidrocefalus adalah suatu kondisi dimana terjadi

pembesaran sistem ventrikular akibat ketidakseimbangan

antara produksi dan absorbsi cairan cerebrospinal (CSF:

Cerebrospinal Fluid).(Ricard & Victor, 1992)

B.SARAN

Hidrosepalus merupakan penyakit yang sering mnyerang pada

anak-anak usia muda yang menyebabkan pembesaran pada kepala

dan menumpuknya cairan dikepala sebaikanya untuk menhindari

penyakit ini perbaiki pola hidup yang baik.

22

Page 23: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (1997). Diagnosa Keperawatan : buku saku.

edisi 6. Jakarata : EGC

Ganong. (1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi: 17. Jakarta: EGC

Johnson, marion, dkk. (2000). Nursing Outcomes Clasification (NOC).

Missouri: Mosby

Mc. Clostrey, Deane C, & Bulechek Glorid M. (1996). Nursing

Intervention Clasification (NIC). Missouri: Mosby

Nanda. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan 2005-2006. Alih bahasa

dan editor: Budi Santosa. Jakarta: Prima Medika

Price. (1995). Patofisiologi: Proses-proses Penyakit Edisi: 4, Editor peter

Anugrah Buku II. Jakarta: EGC

23

Page 24: asuhan keperawatan klien hidrosepalus

Wilkinson, M, Judith; (1997) . Buku saku diagnosis keperawatan

dengan NIC dan NOC . Edisi 7 . Jakarta : EGC.

24