ASUHAN KEPERAWATAN KATARAK & KONJUNGTIVITIS DISUSUN OLEH : Firza Amro Maya Sari Sri Jumiati Zuliyanti KELAS : PSIK C1 Kelompok 1 Mata Kuliah : Neurosensori STIKES BINA HUSADA PALEMBANG
ASUHAN KEPERAWATAN KATARAK & KONJUNGTIVITIS
DISUSUN OLEH :Firza Amro
Maya Sari
Sri Jumiati
Zuliyanti
KELAS : PSIK C1Kelompok 1
Mata Kuliah : Neurosensori
STIKES BINA HUSADA PALEMBANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2013
BAB I
Pendahuluan
1.1 Anatomi Fisiologi Mata
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya.
Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya
mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang
atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk
memberikan pengertian visual.
Organ luar
Bulu mata berfungsi menyaring cahaya yang akan
diterima.
Alis mata berfungsi menahan keringat agar tidak masuk
ke bola mata.
Kelopak mata ( Palebra) berfungsi untuk menutupi dan
melindungi mata.
Organ dalam
Bagian-bagian pada organ mata bekerjasama
mengantarkan cahaya dari sumbernya menuju ke otak untuk
dapat dicerna oleh sistem saraf manusia. Bagian-bagian
tersebut adalah:
Kornea
Merupakan bagian terluar dari bola mata yang
menerima cahaya dari sumber cahaya.
Sklera
Merupakan bagian dinding mata yang berwarna putih.
Tebalnya rata- rata 1 milimeter tetapi pada irensi
otot, menebal menjadi 3 milimeter.
Pupil dan iris
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil
menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian
mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika
kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika
kondisi ruangan terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh
iris di sekelilingnya.Iris berfungsi sebagai
diafragma. Iris inilah terlihat sebagai bagian yang
berwarna pada mata.
Lensa mata
Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan
meneruskannya pada retina. Fungsi lensa mata adalah
mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat
pada bintik kuning retina. Untuk melihat objek yang
jauh (cahaya datang dari jauh), lensa mata akan
menipis. Sedangkan untuk melihat objek yang dekat
(cahaya datang dari dekat), lensa mata akan menebal.
Retina atau Selaput Jala
Retina adalah bagian mata yang paling peka terhadap
cahaya, khususnya bagian retina yang disebut bintik
kuning. Setelah retina, cahaya diteruskan ke saraf
optik.
Saraf optik
Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam
retina, untuk menuju ke otak.
Palpebrao Palpebra melindungi mata dari cedera dan cahaya
yang berlebihan.
o Tdd : Palpebra superior dan inferior
o Permukaan suferficial ditutupi oleh kulit dan
permukaan dalam diliputi oleh membran mukosa à
conjunctiva.
o Conjunctiva membentuk ruang potensial yaitu
saccus conjunctivalis.
o sudut lateral fissura palpebra lebih tajam dari
medial.
o Sudut medial dan bola mata dipisahkan oleh
rongga sempit (lacus lacrimalis) dan terdapat
tonjolan kecil ( caruncula lacrimalis)
LAPISAN BOLA MATA
Mata tertanam pada adiposum orbitae, terdapat 3
lapisan :
Tunika fibrosa :
o Bagian posterior yang opak
o Sclera
o Bagian anterior yang transparan
o Cornea
Tunika Vasculosa Pigmentosa :
o Choroidea
o Corpus Cilliary
o Iris dan pupil
o Tunika Nervosa : Retina
Otot-otot penggantung bola mata
Vaskularisasi bola mata
Ada 2 sistem vaskularisasi bola mata :
1. Sistem arteri siliar, terdiri dari :
Arteri siliaris anterior (9)
Arteri siliaris posterior brevis (7)
Arteri siliaris longus (4)
1. Sistem arteri Sentralis
Retina (12)
Persarafan
Saraf yang bertangung jawab terhadap mata manusia adalah
saraf optikus (Nervus II). Bagian mata yang mengandung
saraf optikus adalah retina. Saraf optikus adalah
kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visual
dari retina ke otak.
Sedangkan saraf yang menggerakkan otot bola mata adalah
saraf okulomotoris (Nervus III), saraf ini
bertanggungjawab terhadap pergerakan bola mata, membuka
kelopak mata, dan mengatur konstraksi pupil mata.
Saraf lainnya yang mempengaruhi fungsi mata adalah saraf
lakrimalis yang merangsang dalam pembentukan air mata
oleh kelenjar air mata. Kelenjar Lakrimalis terletak di
puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan
menghasilkan air mata yang encer.
Sistem cairan mata - Intraokular
Mata diisi dengan cairan intraokuolar, yang
mempertahankan tekanan yang cukup pada bola mata untuk
menjaga distensinya. Cairan ini dibagi dua : Humor
aqueous (anterior lensa), Humor vitreus (posterior lensa
& retina).
Humor aqueous berperan sebagai pembawa zat makanan
dan oksigen untuk organ di dalam mata yang tidak
berpembuluh darah yaitu lensa dan kornea, disamping itu
juga berguna untuk mengangkut zat buangan hasil
metabolisme pada kedua organ tersebut. Adanya cairan
tersebut akan mempertahankan bentuk mata dan menimbulkan
tekanan dalam bola mata/tekanan intra okuler.
Sirkulasi Aqueous Humor
BAB II
Konsep Medis
2. 1 Definisi
a. Konjungtivitis
Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva danditandai dengan pembengkakan dan eksudat. Padakonjungtivitis mata nampak merah, sehingga seringdisebut mata merah. Konjungtivitis dapat disebabkanoleh berbagai hal. Bisa bersifat infeksius(bakteri, klamidia, virus, jamur, parasit),imunologis (alergi), iritatif (bahan kimia, suhu,listrik, radiasi, misalnya akibat sinarultraviolet) atau berhubungan dengan penyakitsistemik.
Konjungtivitis terbagi dalam tiga jenis:1. Konjungtivitis Alergi
Infeksi ini bersifat musiman dan berhubungan dengansensitivitas terhadap serbuk, protein hewani, bulu,makanan, atau zat-zat tertentu. Gigitan seranggaatau obat (Atropin dan Antibiotik golongan Mycin).
Infeksi ini terjadi setelah berpapar zat kimiaseperti hair spray, tata rias, asap rokok.
2. Konjungtivitis InfektifJenis konjungtivitis ini juga berhubungan dengan“pink eye” dan mudah menular. Wabah “pink eye”dapat terjadi pada populasi yang padat dan denganstandard kesehatan yang rendah.Penyebab infeksi ini adalah Staphyloccocus Aurens.
3. Konjungtivitis ViralJenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksihuman adenovirus (yang paling sering adalahkeratokonjungtivitas epidemika) atau dari penyakitvirus sistemik seperti mumps dan mononucleosis.Biasanya disertai dengan pembentukan folikelsehingga disebut juga konjungtivitis folikularis.
4. Konjungtivitis SikaSuatu keadaan keringnya permukaan konjungtivaakibat berkurangnya sekresi kelenjar lakrimal.
5. Konjungtivitis BakteriRadang konjungtiva yang disebabkan oleh bakteri danmudah menular. Penyebabnya yaitu stafilokok, streptokok,corynebacterium, diphteri psodomones deruginosa, neisseriagonorrhoea, dan haemofilus influlenzae.
b. Katarak
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yangnormalnya jernih. Biasanya terjadi akibat prosespenuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran(katarak kongenital). Dapat juga berhubungan dengantrauma mata tajam maupun tumpul, penggunaankortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemis,seperti diabetes melitus atau hipoparatiroidisme,pemajanan radiasi, pemajanan yang lama sinar
matahari (sinar ultraviolet), atau kelainan matalain seperti uveitis anterior.
2. 2 Etiologi
a. Konjungtivitis
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai hal :1) Bisa bersifat infeksius
- Bakteri- Klamida- Virus- Jamur- Parasit
2) Imunologis (alergi)3) Iritatif
- Bahan kimia- Suhu- Listrik- Radiasi (mis. Akibat sinar ultraviolet) atau
berhubungan dengan penyakit sistemik. Kebanyakankonjungtivitis terjadi bilateral. Bila hanyaunilateral menunjukkan penyebabnya toksis atau kimia
b. Katarak
Penyebabnya bermacam-macam. Umumnya adalah usia lanjut(senile), tapi dapat terjadi secara congenital akibatinfeksi virus dimasa pertumbuhan janin, genetik, dangangguan perkembangan; kelainan sistemikatau metabolic,seperti diabetes mellitus, galaktosemi, dan distrofimiotonik;traumatic;terapi kortikosteroid sistemik dansebagainya. Penyebab yang lain bisa meliputi trauma, infeksi padatraktur uvea, penyakit sitemik seperti DM dan pemaparandengan sinar ultraviolet.
Macam – macam katarak :
- Katarak Junevil (Kekeruhannya halus, bulat mirip daunsemanggi pada ekuator dan umumnya timbul pada usia 30tahun)
- Katarak Traumatik (Kapsul lensa rusak karenabenturan, di bawah kapsul anterior nantinya akanterbentuk gambaran ornamen bunga mawar, traumatikyang stasior dan menetap)
- Katarak Listrik (Katarak reverabel/ katarak progresifbisa timbul beberapa minggu setelah seseorangdisambar petir atau kena aliran listrik tegangantinggi)
- Katarak Radiasi (Kerusakan lensa yang disebabkan olehsinar X terjadinya lama dikemudian hari)
- Katarak Diabetes (Pada diabetes junevil seringterlihat Vakuola – vakuola subkapsular dini dankekeruhan. Penglihatan berwarna putih karena adanyacelah air di sepanjang sutura bilateral)
- Katarak Steroid (Katarak polar posterior terjadisebagai penyulit pengobatan kortikosteroid sistemikjangka lama sampai mingguan atau bulanan)
- Katarak Senil (Katarak yang timbul karena prosespenuaan, yang timbul pada usia 70 tahunan)
- Katarak Kongenital (Katarak yang ada dari sejaklahir)
2. 3 Manifestasi Klinis
a. Konjungtivitis
Tanda dan gejala konjungtivitis bisa meliputihiperemia (kemerahan), cairan, edema, pengeluaranair mata, gatal, rasa terbakar atau rasa “tercakar”atau benda asing.
b. Katarak
Secara subjektif, biasanya pasien melaporkanpenurunan ketajaman penglihatan dan silau dangangguan fungsional sampai derajat tertentu yangdiakibatkan karena kehilangan penglihatan tadi.
Secara Objektif, biasanya meliputi pengembunanseperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retinatak akan tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensasudah menjadi opak, buram, cahaya akan dipendarkandan bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadibayangan yang terfokus pada retina. Hasilnya adalahpandangan kabur atau redup, menyilaukan dengandistorsi bayangan dan susah melihat di malam hari.
2. 4 Patofisiologi
a. Konjungtivitis
Hiperemia konjungtiva terjadi selama dilatasipembuluha darah akibat iritan eksternal, pemberianobat dan infeksi okuler. Perdarahan konjungtivadisebabkan oleh rupturnya pembuluh darah.Perdarahan konjungtiva biasanya benigna dan dapatdisebabkan oleh segala sesuatu yang dapatmenyebabkan perdarahan pada tubuh. Dapat disebabkanoleh pengejanan dada bagian atas, seperti batukatau muntah yang kuat. Bila merasa ketakutan,perdarahan kinjungtiva tidak menimbulkan gejala.Tanda ini juga cenderung hilang sendiri,direabsorbsi dalam dua minggu dan tidak memerlukanterapi.
b. Katarak
Lensa normal adalah struktur posterior iris yangjernih, tranparan, berbentuk seperti kancing baju;mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensamengandung tiga komponen anatomis. Pada zonasentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks,dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsulanterior dan posterior. Perubahan fisik dan kimiadalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi.Perubahan pada serabut halus multipel (zunula) yangmemanjang dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa, misalnya, dapat menyebabkan penglihatanmengalami distorsi. Perubahan kimia dalam proteinlensa dapat menyebabkan koagulasi, sehinggamengabutkan pandangan dengan menghambat jalannyacahaya ke retina.
Salah satu teori menyebutkan terputusnya proteinlensa normal terjadi disertai influks air ke dalamlensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yangtegang dan mengganggu transmisi sinar.. Teori lainmengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalammelindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akanmenurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada padakebanyakan pasien yang menderita katarak.
Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyaikecepatan yang berbeda. Dapat disebabkan olehkejadian trauma maupun sistemis, seperti diabetes,namun sebenarnya merupakan konsekuensi dari prosespenuaan yang normal. Katarak dapat bersifatkongenitaldan harus diidentifikasi awal, karenabila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan ambliopidan kehilangan penglihatan permanen. Faktor yangpaling sering berperan dalam terjadinya katarakmeliputi radiasi ultraviolet B, obat obatan,alkohol, merokok, diabetes dan asupan vitaminantioksidan yang kurang dalm jangka waktu lama.
2. 5 Pemeriksaan Diagnosis
a. Konjungtivitis
Pemeriksaan pada konjungtivitis dilakukan denganidentifikasi bakteriyang menggunakan pewarnaan Garm atauGiemsa. Selain itu, dapat dilakukan kultur terhadapbakteri patogen tersebut. Spesimen yang digunakan berupausapan pada konjungtiva. Pemeriksaan sensitivitas dapatdilakukan, sehingga dapt ditentukan jenis terapiantibiotik yang sesuai. Namun, sebelum hasil pemeriksaansensitivitas tersebut diketahui, terapi antibiotikempiris harus diberikan.
b. Katarak
Menurut, Doenges,1999;413- Tes ketajaman penglihatan/visus- Pengukuran dengan Tonografi- Pengukuran gonioskopi- Tes provokatif- Pemeriksaan oftalmoskopi- Darah lengkap, Laju Endap Darah (LED)- EKG, kolesterol serum dan pemeriksaan lipid- Tes toleransi glukosa/FBS
2. 6 Komplikasi
a. Konjungtivitis
- Pembentukan jaringan parut konjungtiva
- Ulkus kornea, dapat menyebabkan infeksi N.Gonorrhoeae, N kochii, S. Aureus secara sistemik
- Iridosiklitis
- Komplikasi sistemik, seperti arthritis gonorrhoeae,endokarditis dan septisemia
b. Katarak
Komplikasi paling sering terjadi yang diakibatkan katarakadalah kebutaan.
2. 7 Penatalaksanaan Medis
a. Konjungtivitis
- Terapi antibakterial broad – spectrum yangdiberikan secara tropikal , yaitu kloramfenikol1%, gentamisin 0,3% dan tetes mata framitesin.
- Terapi antibiotik sistemik, yang digunakan padakonjungtivitis yang disebabkan N gonorrhoeae.Beberapa obat tersebut yaitu norfloxacin,cefoxitim, cefriaxon dan spectinomycin.
- Pemberian atropin topikal, jika konjungtivitistersebut melibatkan kornea sehingga terjadi ulkuskornea
- Penggunaan kacamata hitam, yang dapat mengurangifotofobia
- Pada konjungtivitis mukopurulen, tidak bolehdigunakan balut mata karena dapat menyebabkanpertumbuhan bakteri
- Terapi anti inflamasi dan analgesik, yang dapatdigunakan untuk untuk menyembuhkan gejala nyeri
b. Katarak
Tindakan bedah pada saat ini dianggap lebih baik karenamengurangi beberapa penyulit, tife pembedahan ada duatipe
a. Operasi katarak ekstrakapsular atau ekstraksikatarak ekstra kapsular (EKEK) tindakan pembedahanpada lensa katarak dimana di lakukan pengeluaran isilensa dengan memecah atau merobek kapsul lensaanterior sehingga masa lensa dan korteks lensa dapatkeluar melalui robekan tersebut.
b. Operasi katarak intrakapsular atau Ekstraksikatarak intrakapsular (EKIK) pembedahan denganmengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul.
BAB III
Konsep Keperawatan
3. 1 Patoflow
Faktor Penyebab
(Usia, Trauma tumpul/ tajam, Sinar Radiasi UV, Obat – obatan, Rokok,DM, dll)
Ketidakseimbangan antara protein sehingga terjadi koagulasi proteinlensa mata, protein tidak dapat diserap
Peningkatan Jumlah Protein
Terbentuknya massa/ Kapsul
Kekeruhan pada lensa (Katarak)
Jalannya cahaya terganggu
Bayangan semu sampai pada retina
Otak mengintrepetasikan bayangan berkabut
Penurunan Ketajaman Perubahan Sensori Perseptual
Indikasi Pembedahan
Pre Operasi Post Operasi
Krisis SituasiInformasi yangtidakadekuatdan
kurangnya
Komplikasi pascaoperatif(peningka
tantekanan
Terputusnya
Kontinuit
Kurangnya
informasi
mengenaAnsietas terhadap
Menstimulasi
Merangsangpengeluaran
neurotransmitterrangsang nyeri,
DefisitPengetah
Diagnosa Keperawatan
Konjungtivitis
1. Nyeri berhubungan dengan peradangan konjungtiva
2. Gangguan peningkatan suhu tubuh berhubungan denganproses peradangan atau konjungtivitis
3. Gangguan body image berhubungan dengan hiporemia
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuantentang proses penyakitnya
5. Resiko terjadinya penyebaran infeksi berhubungandengan proses peradangan
6. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan fotophobia,pseudoptosis
Katarak
PRE OPERASI
1. Perubahan sensori perseptual (visual) berhubungandengan kekeruhan pada lensa mata.
2. Kurang pengetahuan/ ansietas berhubungan dengankurangnya informasi mengenai perawatan dan prosespenyakit (katarak).
POST OPERASI
1. Nyeri akut/ kronik berhubungan dengan luka akibatpembedahan.
2. Kurang pengetahuan tentang perawatan mataberhubungan dengan kurangnya informasi mengenaiperawatan post op mata.
3. Resiko cedera berhubungan dengan komplikasi pascaoperatif (peningkatan TIO, perdarahan)
Intervensi
Konjungtivitis
1. Nyeri berhubungan dengan peradangan konjungtiva
- Kaji tingkat nyeri yang dialami oleh klien
Rasional: untuk menentukan pilihan intervensiyang tepat
- Ajarkan klien metode distraksi selama nyeri,seperti nafas dalam dan teratur.
Rasional: Berguna dalam intervensi selanjutnya
- Kompres tepi palpebra ( mata dalam keadaantertutup ) dengan larutan salin selama kuranglebih 3 menit
Rasional: melepaskan eksudat yang lengket padatepi palpebra
- Usap eksudat secara perlahan dengan kapas yangsudah dibasahi salin dan setiap pengusap hanyadipakai satu kali.
Rasional: membersihkan palpebra dari eksudattanpa menimbulkan nyeri dan meminimalkanpenyebaran mikroorganisme
- Anjurkan klien menggunakan kacamata ( gelap )
Rasional: pada klien fotobia, kacamata gelapdapat menurunkan cahaya yang masuk pada matasehingga sensitivitas terhadap cahaya menurun.Pada konjungtivitis alergi, kacamata dapatmengurangi ekspose terhadap allergen ataumencegah iritasi lingkungan.
- Kolaborasi dalam pemberian Antibiotik dananalgesik
Rasional : mempercepat penyembuhan padakonjungtivitis infekstif dan mencegah infeksisekunder pada konjungtivitis viral.
2. Gangguan peningkatan suhu tubuh berhubungan denganproses peradangan atau konjungtivitis
- Kaji saat timbulnya demam
Rasional: untuk mengidentifikasi pola demampasien
- Observasi tanda vital (suhu, nadi, tensi,pernafasan)
Rasional: : tanda vital merupakan acuan untukmengetahui keadaan umum pasien
- Anjurkan pasien untuk banyak minum (2,5 liter/24jam.±7)
Rasional: : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkanpenguapan tubuh meningkat sehingga perludiimbangi dengan asupan cairan yang banyak.
- Berikan kompres hangat
Rasional: Dengan vasodilatasi dapat meningkatkanpenguapan yang mempercepat penurunan suhu tubuh
- Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaianyang tebal
Rasional: pakaian tipis membantu mengurangipenguapan tubuh.
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antipiretik
Rasional: pemberian terapi penting bagi pasiendengan suhu tinggi.
3. Gangguan body image berhubungan dengan hiporemia
- Kaji tingkat penerimaan klien
Rasional: untuk mengetahui tingkat ansietas yangdialami oleh klien mengenai perubahan daridirinya.
- Ajak klien mendiskusikan keadaan atau perasaanyang dialaminya.
Rasional: membantu pasien atau orang terdekatuntuk memulai menerima perubahan.
- Catat jika ada tingkah laku yang menyimpang
Rasional: kecermatan akan memberikan pilihanintervensi yang sesuai pada waktu individumenghadapi rasa duka dalam berbagai cara yangberbeda.
- Jelaskan perubahan yang terjadi berhubungandengan penyakit yang dialami.
Rasional: memberikan penjelasan tentang penyakityang dialami kepada pasien atau orang terdekatsehingga ansietas dapat berkurang.
- Berikan kesempatan klien untuk menentukankeputusan tindakan yang dilakukan.
Rasional:menyediakan, menegaskan kesanggupan danmeningkatkan kepercayaan diri klien.
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuantentang proses penyakitnya
- Kaji tingkat ansietas atau kecemasan
Rasional: Bermanfaat dalam penentuan intervensiyang tepat sesuai dengan kebutuhan klien.
- Beri penjelasan tentang proses penyakitnya
Rasional:Meningkatkan pemahaman klien tentangproses penyakitnya.
- Beri dukungan moril berupa doa terhadap pasien.
Rasional: Memberikan perasaan tenang kepadaklien.
- Dorong pasien untuk mengakui masalah danmengekspresikan perasaan.
Rasional: Memberikan kesempatan untuk pasienmenerima situasi yang nyata, mengklarifikasikesalahpahaman dan pemecahan masalah
- Identifikasi sumber atau orang yang menolong.
Rasional: Memberi penelitian bahwa pasien tidaksendiri dalam menghadapi masalah.
5. Resiko terjadinya penyebaran infeksi berhubungandengan proses peradangan
- Bersihkan kelopak mata dari dalam ke arah luar
Rasional:Dengan membersihkan mata dan irigasimaka mata menjadi bersih
- Berikan antibiotika sesuai dosis dan umur
Rasional : Pemberian antibiotika diharapkanpenyebaran infeksi tidak terjadi
- Pertahankan tindakan septik dan anseptik.
Rasional: Diharapkan tidak terjadi penularanbaik dari pasien ke perawat maupun dari perawatke pasien.
- Beritahu klien mencegah pertukaran sapu tangan,handuk dan bantal dengan anggota keluarga yanglain. Klien sebaiknya menggunakan tisu, bukansaputangan dan tisu ini harus dibuang setelahpemakaian satu kali saja
Rasional: Meminimalkan risiko penyebaraninfeksi.
- Ingatkan klien untuk tidak menggosok mata yangsakit atau kontak sembarangan dengan mata.
Rasional: Menghindari penyebaran infeksi padamata yang lain dan pada orang lain.
- Beritahu klien teknik cuci tangan yang tepat.
Rasional: : menerapkan prinsip higienis
- Anjurkan klien untuk mencuci tangan sebelum dansesudah melakukan pengobatan dan gunakansaputangan atau handuk bersih.
Rasional: : mencegah infeksi
6. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan fotophobia,pseudoptosis
- Batasi aktivitas seperti menggerakan kepala tiba– tiba, menggaruk mata, membungkuk
Rasional : menurunkan resiko jatuh atau cidera
- Orientasikan pasien terhadap lingkungan dekatkanalat yang dibutuhkan pasien ke tubuhnya.
Rasional: mencegah cidera, meningkatkankemandirian.
- Atur lingkungan sekitar pasien, jauhkan benda-benda yang dapat menimbulkan kecelakaan.
Rasional: meminimalkan resiko cedera, memberikanrasa nyaman bagi pasien.
- Awasi atau temani pasien saat melakukanaktivitas.
Rasional: mengontrol kegiatan pasien danmenurunkan bahaya keamanan.
- Bersihkan sekret mata dengan cara yang benar.
Rasional: sekret mata akan membuat pandangankabur.
- Perhatikan keluhan penglihatan kabur yang dapatterjadi setelah penggunaan tetes mata dan salepmata
Rasional: Memberikan informasi pada klien agartidak melakukan aktivitas berbahaya sesaatsetelah penggunaan obat mata.
- Gunakan kacamata gelap.
Rasional:Mengurangi fotofobia yang dapatmengganggu penglihatan klien.
Katarak
PRE OPERASI
1. Perubahan sensori perseptual (visual) berhubungandengan kekeruhan pada lensa mata.
Mandiri
- Monitor dan dokumentasikan ketajaman penglihatan.
- Dapatkan deskripsi tentang apasaja yang dilihatdan apa saja yang tidak bisa dilihat
- Atur lingkungan yang aman bagi klien (janganbiarkan pintu terbuka sebelah), pertahankanposisi tempat tidur rendah dan gunakan pagarpengaman.
- Adaptasikan lingkungan kebutuhan visual klien
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam pembedahan
2. Kurang pengetahuan/ ansietas berhubungan dengankurangnya informasi mengenai perawatan dan prosespenyakit (katarak).
- Informasikan klien tentang penyakitnya
- Bantu perawatan diri selama sakit
- Diskusikan gejala – gejala terjadinya peningkatanTIO dan gangguan penglihatan
- Jelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedurtindakan/ persiapan operasi yang akan dilakukan
POST OPERASI
1. Nyeri akut/ kronik berhubungan dengan luka akibatpembedahan.
- Monitor skala, durasi, frekuensi dan intensitasnyeri
- Ciptakan lingkungan yang tenang/ nyaman
- Berikan posisi yang nyaman
- Berikan stimulasi sensori seperti mendengarkanradio
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam pemberian analgesik sesuaiindikasi
2. Kurang pengetahuan tentang perawatan mataberhubungan dengan kurangnya informasi mengenaiperawatan post op mata.
- Diskusikan kemampuan klien dan keluarga untukmemenuhi perawatan mata dan aktivitas sehari –hari klien
- Ajarkan kepada keluarga klien, bagaimana prosedurmemberikan tetes mata (pertahankan sterilitasdalam pemberian tetes mata)
- Ajarkan perawatan mata umum yang baik, janganmenggukan make up mata, jangan menggosok mata
- Libatkan keluarga dalam perawatan diri klien
3. Resiko cedera berhubungan dengan komplikasi pascaoperatif (peningkatan TIO, perdarahan)
- Monitor visus mata yang tidak tertutup kassa
- Jelaskan pada klien apa yang terjadi pada pascaoperasi tentang nyeri, pembatasan aktivitas,penampilan dan balutan mata
- Atur posisi tidur klien (telentang), mengaturintensitas lampu dan menggunakan kacamata gelapbila keluar/ dalam ruangan terang, keramas dengankepala ke belakang, batuk dengan mulut/ mataterbuka
- Batasi aktivitas seperti menggerakkan mata tiba –tiba, menggaruk mata, menunduk atau membungkuk
- Ambulasi dengan bantuan
- Anjurkan menggunakan teknik manajemen stress
- Kolaborasi dalam pemberian terapi antibiotik dananalgesik
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta; EGCStuddarth, Brunner. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Jilid 3.Jakarta : EGCMansjoer, Arif.2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta, Media Aesculapius. Fakultas Kedokteran UIayudwinastiti.blogspot.com/