Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, baik individu maupun kelompok. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat, dibawah suatu atap dalam keadaan saling keterganntungan (Depkes RI, 1998). Pembangunan keluarga dan masyarakat merupakan bagian dari pembangunan nasional. Dimana keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat, maka untuk membina masyarakat serta dalam pembinaan yang dimulai dan ditujukan kepada keluarga-keluarga yang merupakan unsure dari masyarakat,karena di dalam keluarga terdapat prilaku yang mendukung kesehatan maupun yang bertolak belakang dari kesehatan. Jika prilaku kesehatan tersebut mendukung kesehatan maka
76

Asuhan Keluarga

Feb 14, 2015

Download

Documents

Yadi Super
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Asuhan Keluarga

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, baik

individu maupun kelompok. Keluarga merupakan unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang

berkumpul dan tinggal di suatu tempat, dibawah suatu atap dalam keadaan

saling keterganntungan (Depkes RI, 1998).

Pembangunan keluarga dan masyarakat merupakan bagian dari

pembangunan nasional. Dimana keluarga sebagai unit terkecil dari

masyarakat, maka untuk membina masyarakat serta dalam pembinaan yang

dimulai dan ditujukan kepada keluarga-keluarga yang merupakan unsure dari

masyarakat,karena di dalam keluarga terdapat prilaku yang mendukung

kesehatan maupun yang bertolak belakang dari kesehatan. Jika prilaku

kesehatan tersebut mendukung kesehatan maka akan tercipta suatu masyarakat

yang sehat, tetapi sebaliknya jika tidak ditanamkan pendidikan tentang

kesehatan maka potensial pada keadaan tidak sehat pada masyarakat akan

tinggi.

Usaha untuk meningkatkan suatu kesehatan pada keluarga di perlukan

suatu bentuk manajemen yang ditunjukkan khusus pada keluarga,agar

keluarga bisa meningkatkan mutu pelayanan dan mendekati pelayanan kepada

masyarakat. Selain lebih biasa menekankan upaya promotif dan preventif,

Page 2: Asuhan Keluarga

manajemen kebidanan keluarga juga lebih cepat dan mudah dalam melakukan

deteksi dini hal-hal yang mengarah pada patologi.

Dewasa ini angka kesakitan dan kematian pada bayi dan anak balita

cukup tinggi hal ini disebabkan berbagai faktor dimana salah satu

penyebabnya adalah penyakit menular. Padalah penyakit ini sebagian dapat

dicegah dengan pemberian kekebalan terhadap bayi dan anak balita

(imunisasi). Usaha untuk membantu menurunkan angka kesakitan, kecacatan

dan kematian pada bayi dan balita dengan cara pemberian imunisasi pada bayi

0-11 bulan. Pelaksanaan pemberian imunisasi dapat melalui posyandu pos

pelayanan terpadu (posyandu) sebagai upaya peningkatan peran masyarakat

serta menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan khususnya imunisasi

dimasyarakat. Sejak pelita II jenis cukupan imunisasi terus ditingkatkan

sehingga pada pelita III mulai dilaksanakan pemberian imunisasi lengkap

yang meliputi BCG, DPT, Polio, campak, imunisasi untuk mencegah tetanus

pada wanita usia subur, calon pengantin dan ibu hamil dan DT pada anak

sekolah.

Program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia termasuk yang

dianggap berhasil di tingkat internasional. Hal ini terlihat dari kontribusinya

terhadap penurunan pertumbuhan penduduk, sebagai akibat dari penurunan

angka kesuburan total (total fertility rate, TFR). Menurut SDKI, TFR pada

kurun waktu 1967-1970 menurun dari 5,6% menjadi hampir setengahnya

dalam 30 tahun, yaitu 2,6% pada periode 1997- 2002. Demikian juga

Page 3: Asuhan Keluarga

pencapaian cakupan pelayanan KB (contraceptive prevalence rate, CPR)

dengan berbagai metode meningkat menjadi 60,3% pada tahun 2002-2003.

Walaupun data SDKI 2002-2003 menunjukkan keberhasilan program

KB, dari sumber data yang sama terungkap bahwa perempuan berstatus kawin

yang tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran

berikutnya tetapi tidak menggunakan cara kontrasepsi (unmet need) masih

cukup tinggi yaitu 8,6%. Penyebab masih tingginya angka ini, antara lain

kualitas informasi dan pelayanan KB, serta missed opportunity pelayanan KB

pada pasca-persalinan. Proporsi drop-out akseptor KB (discontinuation rate)

adalah 20,7%. Hal ini menunjukkan bahwa masih jauh lebih banyak terjadi

kehamilan yang perlu dihindari dan kesadaran berKB pada pasangan yang

paling membutuhkan belum cukup mantap.

Program Keluarga Berencana merupakan salah satu program

pemerintah yang ditujukan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk,

melalui usaha untuk menurunkan tingkat kelahiran. Dengan demikian maka

diusahakan agar angka kelahiran dapat diturunkan sehingga diharapkan

meningkatkan taraf kehidupan dan kesejahteraan rakyat.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melaksanakan

Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Tn. S di Kampung Ranca

Bungur Kelurahan Sukalaksana Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya

demi tercapainya masalah kesehatan.

Page 4: Asuhan Keluarga

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana Asuhan Kebidanan pada ibu yang tidak

ber-KB dan Asuhan Kebidanan pada bayi yang belum diimunisasi.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui pengertian dari Keluarga Berencana dan kehamilan

serta proses-prosesnya

b. Untuk mengetahui manfaat dari Keluarga Berencana

c. Untuk mengetahui tujuan dari Keluarga Berencana

Page 5: Asuhan Keluarga

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Keluarga Berencana

1. Pengertian

Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau

merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai alat

kontrasepsi. Kontrasepsi adalah mencegah bertemunya sel telur yang

matang dengan sel mani pada waktu bersenggama, sehingga tidak akan

terjadi pembuahan dan kehamilan (Farrer, 2001).

Menurut WHO Expert Committee 1970 dalam Hartanto ( 2004 )

menyatakan bahwa keluarga berencana adalah tindakan yang membantu

individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif

tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan

kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara

kehamilan, mengatur waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur

suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.

2. Tujuan Keluarga Berencana

Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan

kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran

anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Page 6: Asuhan Keluarga

Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,

peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan

kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka

kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi

permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas,

termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak

serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:

a. Keluarga dengan anak ideal

b. Keluarga sehat

c. Keluarga berpendidikan

d. Keluarga sejahtera

e. Keluarga berketahanan

f. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya

Gerakan Keluarga Berencana bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil bahagia dan

sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan

penduduk Indonesia (BKKBN, 2006).

Selain itu tujuan Keluarga Berencana adalah meningkatkan peran

serta masyarakat terhadap pendewasaan usia perkawinan, penurunan

angka kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan

kesejahteraan keluarga.Untuk tercapainya tujuan tersebut diselenggarakan

Page 7: Asuhan Keluarga

kegiatan : Komunikasi, Informai, Edukasi (KIE), Pelayanan KB ( Pelkon),

Pemantapan Kelembagaan dan Pengelolaan Program.

Sasaran KB:

a. Ibu yang menderita penyakit menahun

b. Usia ibu yang menderita penyakit menahun

c. Pasangan usia subur dari 20 tahun atau lebih dari 30 tahun

d. Riwayat persalinan yang buruk

e. Keguguran berulang kali

3. Manfaat Keluarga Berencana

Dalam dunia kedokteran terdapat tiga fase yang digunakan sebagia

dasar penggunaan kontrasepsi yang rasional, yakni masa menunda

kehamilan, masa mengatur kesuburan/ kehamilan, masa mengatur

kesuburan/ menjarangkan kesuburan dan mengakhiri kesuburan.

a. Menunda Kehamilan

Masa menunda kehamilan/ kesuburan ini merupakan waktu bagi

wanita pasangan usia subur yang sudah menikah dengan umur kurang

dari 20 tahun. Pada wanita seusia itu, alat-alat reproduksi masih belum

stabil, sehingga ditakutkan dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

bila ia hamil.

Alat kontrasepsi yang diperlukannya yang memiliki efektifitas tinggi

dan kemampuan mengembalikan kesuburan wanita yang tinggi.

Prioritas urutan kontrasepsi yang ditawarkan pil Kb, AKDR ( spiral ),

Page 8: Asuhan Keluarga

cara sederhana ( sanggama terputus, kondom, pantang berkala,

diafragma ).

b. Menjarangkan Kehamilan

Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan menurut ilmu kesehatan

reproduksi usia antara 20-30 tahun, namun akhir-akhir ini mulai

beranjak hingga usia 35 tahun. Syarat kontrasepsi yang diperlukan

untuk wanita seusia ini yang efektifitasnya tinggi, kemampuan

mengembalikan kesuburan juga cukup tinggi. Karena akseptor masih

mengharapkan punya anak lagi, dapat dipakai 3-4 tahun sesuai dengan

jarak kelahiran yang diinginkan, dan tidak menghambat produksi ASI.

c. Mengakhiri Kesuburan

Masa ini adalah saat wanita berusia lebih dari 30 tahun dan sudah

memiliki 2 anak. Kontrasepsi yang diperlukan adalah yang

efektifitasnya tinggi, dan dapat dipakai untuk jangka panjang. Prioritas

urutan kontrasepsi yang disarankan mantap, AKDR, Implant, cara

sederhana dan pil KB.

Manfaat Keluarga Berencana

1) Manfaat KB Bagi Ibu :

a) Perbaikan kesehatan

b) Peningkatan kesehatan

c) Waktu yang cukup untuk mengasuh anak

d) Waktu yang cukup untuk istirahat

e) Menikmati waktu luang

Page 9: Asuhan Keluarga

f) Dapat melakukan kegiatan lain

2) Manfaat KB Bagi anak :

a) Dapat tumbuh dengan wajar dan sehat

b) Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang

cukup

c) Perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik

B. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan

yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan

kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke

tujuh sampai 9 bulan (Prawiroharjo, 2005).

Kehamilan adalah mata rantai yang kesinambungan yang terdiri atas

ovulasi, pelepasan ovum terjadi migrasi spermatosa dan ovum terjadi

konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus,

pembentukan plasenta dan tumbuh kembang konsepsi sampai aterm.

(Manuaba, 2007).

Kehamilan dimulai dari ovulasi sampai partus adalah kira- kira

280hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu)

(Prawirohardjo, 2005).

Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian yaitu:

Page 10: Asuhan Keluarga

a. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu), alat – alat

mulai di bentuk.

b. Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu), alat – alat

telah di bentuk tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih

disangsikan.

c. Kehamilan triwulan ketiga (antara 28 sampai 40 minggu), janin yang

dilahirkan dalam trimester terakhir telah viable (dapat hidup).

2. Ketidaknyamanan Selama Kehamilan pada Trimester Kedua

Uterus akan terus tumbuh. Pada usia kehamilan 16 minggu uterus

biasanya berada pada pertengahan antara simfisys pubis dan pusat.

Penambahan berat badan sekitar 0,4 – 0,5 kg/minggu. Ibu mungkin akan

mulai merasa mempunyai banyak energi. Pada usia kehamilan 20 minggu

fundus dekat dengan pusat. Payudara mulai mengeluarkan kolostrum. Ibu

merasakan gerakan bayinya. Ia juga mengalami perubahan yang normal

pada kulitnya meliputi adanya chloasma, line nigra, dan striae

gravidarium.

Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu

sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak

nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar

sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima

kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara

konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya,

dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang di luar

Page 11: Asuhan Keluarga

dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari kecemasan dan tidak

nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan

meningkatnya libido.

3. Perubahan-perubahan pada Janin

a. Trimester pertama : dari gumpalan sel yang kecil, embrio berkembang

dengan pesat menjadi janin. Pada akhir 1 minggu pertama kehamilan,

jantungnya berdetak, usus-usus lengkap di dalam abdomen, genitalia

eksternal mempunyai karakteristik laki-laki atau perempuan, anus

sudah terbentuk, dan muka seperti manusia. Janin dapat menelan,

melakukan gerakan pernafasan, kencing, menggerakkan anggota

badan, mengedipkan mata dan mengerutkan dahi. Mulutnya membuka

dan menutup. Berat janin sekitar 15-30 gram dan panjang 56-61 mm.

b. Trimester kedua dan ketiga : pada akhir kehamilan 20 minggu berat

janin sekitar 34 gram dan panjang 16-17 cm. Ibu dapat merasakan

gerakan bayi, sudah dapat mekonium di dalam usus, dan sudah

terdapat verniks pada kulit. Pada usia kehamilan 28 minggu berat bayi

lebih sedikit dari satu kilogram dan panjangnya 23 cm; ia mempunyai

periode tidur dan beraktivitas, merespon pada suara, dan melakukan

gerakan pernafasan. Pda usia kehamilan 32 minggu berat bayi 1700

gram dan panjangnya 28 cm, kulitnya mengerut, dan testis telah turun

ke scrotum pada bayi laki-laki. Pada usia kehamilan 36-40 minggu,

jika ibunya mendapatkan gizi yang cukup, kebanyakan berat bayinya

antara 3 samapi 3500 gram dan panjang 35 cm

Page 12: Asuhan Keluarga

BAB III

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN. S

Tanggal pengkajian : 1 Desember 2012

Pengkaji : Erni

Tempat Pengkajian : Rumah Tn. S

I. PENGKAJIAN

A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA

1. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. S

Umur : 42 tahun

Agama : Islam

Suku Bangsa : Sunda

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kampung Ranca Bungur Rt 01 Rw 02 Kelurahan

Sukalaksana Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya

Daftar Anggota Keluarga

No NamaUsia Pendidi

kan

Hubungan

keluargaPekerjaan Agama Ket.

L P

1 Ny.E 36 SLTP Istri IRT Islam

Page 13: Asuhan Keluarga

2 An.A 15 SLTP Anak Pelajar Islam

3 An. S 13 SD Anak Pelajar Islam

4 An.S 5 TK Anak Pelajar Islam

5 Ny.N 56 SD Ibu IRT Islam

2. Struktur Keluarga dan Genogram

+ +

Keterangan:

= Sudah meninggal

= Sudah meniggal

= Anak perempuan (An. N)

= Hubungan anggota keluarga yang berinteraksi dan

berkomunikasi setiap hari

_________ = Tinggal serumah

Page 14: Asuhan Keluarga

3. Hubungan Antara Anggota Keluarga

Menurut pengakuan ibu, hubungan anggota keluarga besarnya sangat

baik dan harmonis sekali, hubungan istri dengan keluarga besar suami pun

sangat baik, sebaliknya juga hubungan suami terhadap keluarga istrinya.

Pada saat kunjungan ke rumahnya penerimaannya dari semua anggota

keluarga sangat baik dan terlihat akrab dan ramah.

4. Pola Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan keputusan selalu di musyawarahkan, jika

menyangkut kepentingan istri, suami membebaskan istri untuk

memutuskan, dan begitupun sebaliknya istri membolehkan suami

mengambil keputusan asal sebelumnya ada komunikasi terlebih dahulu.

5. Kebiasaan Sehari-hari Anggota Keluarga

a. Pola Makan

Seluruh anggota keluarga makan 3 x sehari secara bersama-sama,porsi

dan menu seimbang dan tidak ada pantangan dalam makanan.

b. Pola Tidur

Suami dan istri jarang tidur siang, anaknya tidur siang kurang lebih 2

jam, malam istri dan anaknya tidur jam 20.00 WIB s/d jam 04.30,

sedangkan suami tidur malam jam 22.00WIB s/d jam 05.00 WIB.

c. Pola Eliminasi

Kebiasaan anggota keluarga BAB 1 x sehari, suami dan istri BAB

waktu pagi hari, anaknya kadang sore hari tidak ada keluhan, BAK

Page 15: Asuhan Keluarga

suami 3-4 x sehari, anaknya lebih dari 3 x sehari, istri3 - 4 x sehari, pola

BAK lancar dan tidak ada keluhan.

d. Personal Hygiene

Suami dan istri mandi dan gosok gigi 2 x sehari, anak dan suami mandi

pada waktu pagi dan sore hari, sedangkan istri mandi pada waktu siang

dan sore hari.

e. Aktifitas sehari- hari

Setiap hari suami bekerja sebagai buruh juki berangkat pagi- pagi jam

07.30 s/d 14.00, istri bekerja di rumah mengurus rumah tangga sambil

merawat anaknya.

6. Kebiasaan Keluarga yang Merugikan Kesehatan

Kebiasaan suami merokok tiap hari 1-2 bungkus, terlihat pada saat

kunjungan suami sedang merokok di luar rumah dengan alasan merasa

kasihan dan khawatir akan bahaya rokok bagi istri dan anaknya.

7. Pemanfaatan waktu luang

Suami biasa menggunakan waktu luangnya untuk berdiam diri di

rumah kadang membantu pekerjaan istri di rumah, istri menghabiskan

waktu luangnya di rumah atau mengikuti pengajian

B. FAKTOR SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI

1. Penghasilan dan Pengeluaran

Penghasilan Tn. S tiap bulan kurang lebih Rp.700.000, suami biasa

memberikan sebagian besar penghasilannya kepada istrinya untuk

keperluan sehari-hari. Belanja keluarga menjadi taggung jawab istri.

Page 16: Asuhan Keluarga

Ny.E mengatakan antara penghasilan dan pengeluaran kadang tidak

seimbang.

2. Kegiatan Beragama dan Berbudaya

Keluarga Tn S biasanya melakukan shalat 5 waktu setiap hari.

menurut Ny. E pada waktu subuh, magrib dan isya suaminya shalat

berjamaah dimesjid dan untuk shalat ashar dan dzuhur dirumah, Setiap

ada pengajian di lingkungannya Tn S dan Ny E mengikuti pengajian.

3. Peran Anggota Keluarga

Suami berperan dalam mencari nafkah, sedangkan istri berperan

dalam mengurus rumah tanga dan lebih dominan dalam mendidik anak.

4. Hubungan Keluarga dan Masyarakat

Hubungan keluarga dengan masyarakat sekitar baik, hal ini terlihat

dari interaksi suami, istri dengan tetangga sangat baik.

C. FAKTOR LINGKUNGAN

1. Rumah dan Pekarangan

Keluarga tinggal di rumah seluas kurang lebih ukuran 4 X 6 M2,

terdiri dari halaman, 2 ruang kamar tidur, 1 ruang tengah dan 1 ruang

dapur, tidak mempunyai WC. Lantainya dari porslen, kebersihan rumah

cukup, ventilasi cukup, pencahayaan cukup, penerangan rumah pada

malam hari menggunakan listrik.

2. Macam Lingkungan Tempat Tinggal

a. Sumber air minum

Page 17: Asuhan Keluarga

Keluarga menggunakan sumur, keadaan air jernih, tidak berbau

dan tidak berasa.

b. Tempat pembuangan tinja

Keluarga tidak mempunyai jamban pribadi, untuk buang air besar

menggunakan plengsengan yang ada di kolam.

c. Pembuangan sampah

Keluarga biasa membuang sampah dengan cara membakar sendiri

di sekitar rumahnya.

d.Lingkungan dan Tempat Tinggal

Keluarga ini tinggal di lingkungan dengan mayoritas berpendidikan

SD. Keluarga disana kebanyakan beraktifitas sebagai buruh tani

sedangkan ibu-ibunya mayoritas bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya membeli obat sediri

ke warung dan apabila penyakitnya tidak kunjung sembuh dibawa

ke puskesmas.

3. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan

Dilingkungan keluarga Tn.S terdapat kumpulan yang biasa

mengakrabkan anggota masyarakat yaitu pengajian setiap hari Jum’at di

mesjid yang berada dilingkungannya,sedangkan fasilitas yang

berhubungan dengan kesehatan tidak ada dan jaraknya cukup jauh dari

tempat tinggalnya.

Page 18: Asuhan Keluarga

4. Fasilitas komunikasi dan transportasi

Tn. S tidak memiliki fasilitas komunikasi seperti radio, televisi dan

handphone, apabila ingin menghubungi keluarga yang jauh

menggunakan jasa wartel.

D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

1. Riwayat kesehatan Tn.S

Suami tidak sedang/pernah menderita penyakit berat ataupun penyakit

menular.

2. Riwayat Kesehatan Ny. E

Istri tidak sedang / pernah menderita penyakit berat ataupun penyakit

menular.

3. Riwayat Kesehatan An. A

Anak tidak sedang / pernah menderita penyakit berat ataupun penyakit

menular.

4. Riwayat Kesehatan An. S

Anak tidak sedang / pernah menderita penyakit berat ataupun penyakit

menular.

5. Riwayat Kesehatan An. S

Anak tidak sedang / pernah menderita penyakit berat ataupun penyakit

menular.

6. Riwayat Kesehatan Ny. N

Ibu tidak sedang / pernah menderita penyakit berat ataupun penyakit

menular.

Page 19: Asuhan Keluarga

E. DATA KHUSUS KESEHATAN KELUARGA

1. SUAMI Tn. S

a. Data Subjektif

1) Suami mengatakan tidak pernah merokok

2) Suami tidak ada keluhan

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan umum

a) keadaan umum : Baik

b) Kesadaran : compos mentis

c) Emosional : Stabil

2) Tanda-tanda Vital

a) Tekanan darah : 120/80 mmHg

b) Nadi : 76x / menit

c) Respirasi : 20x / menit

d) Suhu : 36 0 C

3) Antropometri

a) Berat Badan : 60 kg

b) Tinggi badan : 165 cm

4) Pemeriksaan fisik

a) Kepala : Rambut bersih, tidak ada kelainan

b) Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat

c) Mata : Skelera tidak ikterik, konjungtiva

merah muda

Page 20: Asuhan Keluarga

d) Telinga : Bersih, pendengaran baik

e) Hidung : Bersih tidak ada polip, tidak ada

pengeluaran lendir

f) Mulut dan gigi : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada

caries, tidak ada pembengkakan tonsil

g) Leher : Tidak ada pembesaran KGB

h) Dada : Bunyi jantung murni reguler, bunyi paru

bersih

i ) Ekstremitas atas : tidak ada kelainan

dan bawah

j ) Anogenital : tidak ada kelainan

2. ISTRI Ny. E

a. Data Subjektif

1) Keluhan Utama

Ibu tidak mengeluh apa-apa

2) Riwayat Obstetri

a. Riwayat menstruasi

Ibu mengatakan umur menarche 14 tahun, siklus haid 28

harilamanya 7 hari banyaknya 2x ganti pembalut,

keluhan haid tidak ada. HPHT 26 Juni 2011.

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Page 21: Asuhan Keluarga

Ibu mengatakan bahwa kehamilan persalinan dan nifas yang

lalu berjalan lancar dan tidak ada keluhan atau komplikasi.

3) Riwayat Kesehatan

Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita

penyakit menular.

4) Riwayat Ginekologi

Ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan

dengan alat kandunganya.

5) Riwayat Perkawinan

Ibu mengatakan ini pernikahan yang pertama, lama menikah

2 tahun, usia ibu menikah 16 tahun dan suami 24 tahun.

6) Riwayat Psikososial

Ibu mengatakan merasa senang dengan kehadiran anaknya

sekarang , suami sangat perhatian begitu juga keluarga dari

kedua belah pihak. Pengambilan keputusan dikeluarga selalu

diskusi antara suami dan istri.

b. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : compos mentis

c. Emosional : Stabil

2. Tanda-tanda Vital

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

Page 22: Asuhan Keluarga

b. Nadi : 84x / menit

c. Respirasi : 18x / menit

d. Suhu : 36,4 0 C

3. Antopometri

a. BB sekarang : 78kg

b. Tinggi badan : 166 cm

4. Pemeriksaan fisik

a. Kepala : Rambut bersih, tidak ada kelainan

b. Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat

c. Mata : Skelera tidak ikterik, konjungtiva merah

muda

d. Telinga : Bersih, pendengaran baik

e. Hidung : Bersih tidak ada polip, tidak ada

pengeluaran lendir

f. Mulut dan gigi : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada

caries, tidak ada pembengkakan tonsil

g. Leher : Tidak ada pembesaran KGB

h. Dada : Bunyi jantung murni reguler, bunyi paru

bersih tidak ada wheezing, payudara

simetris, tidak ada benjolan abnormal

maupun nyeri tekan, puting susu

menonjol, ASI belum keluar

i. Abdomen :

Page 23: Asuhan Keluarga

j. Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi,

k. Palpasi :Tidak ada nyeri tekan

L 1: tinggi pundus uteri sejajar pusat

DJJ;146x/menit

l. Ekstremitas atas : jari lengkap, tidak oedema

m. Ekstremitas bawah : jari lengkap, tidak oedema,tidak varises,

Refleks patela +/+

n. Anogenital : tidak ada kelainan

3. ANAK A

A. Data Subjektif

1. Anak tidak mengeluh apa-apa

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : compos mentis

c. Emosional : Stabil

2. Tanda-tanda Vital

a. Nadi : 80x / menit

b. Respirasi : 20x / menit

c. Suhu : 36 0 C

3.Antopometri

a. Berat Badan : 40 kg

b. Tinggi badan : 151 cm

Page 24: Asuhan Keluarga

4. Pemeriksaan fisik

a. Kepala : Rambut bersih, tidak ada kelainan

b. Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat

c. Mata : Skelera tidak ikterik, konjungtiva

merah muda

d. Telinga : Bersih, pendengaran baik

e. Hidung : Bersih tidak ada

polip, tidak ada pengeluaran

f. Mulut dan gigi: Bersih, tidak ada

stomatitis, tidak ada pembengkakan

tonsil

g. Leher : tidak ada pembesaran KGB

h. Dada : bunyi jantung murni

Regular, bunyi paru bersih

i. Abdomen : tidak ada kelainan

j. Ekstremitas atas

dan bawah : tidak ada kelainan

4. ANAK S

A. Data Subjektif

1. Anak tidak mengeluh apa-apa

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Baik

Page 25: Asuhan Keluarga

d. Kesadaran : compos mentis

e. Emosional : Stabil

2. Tanda-tanda Vital

a. Nadi : 80x / menit

b. Respirasi : 20x / menit

d. Suhu : 36,4 0 C

3.Antopometri

a. Berat Badan : 40 kg

b. Tinggi badan : 150 cm

5. Pemeriksaan fisik

a. Kepala : Rambut bersih, tidak ada kelainan

b. Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat

c. Mata : Skelera tidak ikterik, konjungtiva

merah muda

d. Telinga : Bersih, pendengaran baik

e. Hidung : Bersih tidak ada

polip, tidak ada pengeluaran

f. Mulut dan gigi: Bersih, tidak ada

stomatitis, tidak ada pembengkakan

tonsil

g. Leher : tidak ada pembesaran KGB

h. Dada : bunyi jantung murni

Regular, bunyi paru bersih

Page 26: Asuhan Keluarga

i. Abdomen : tidak ada kelainan

j. Ekstremitas atas dan bawah : tidak

ada kelainan

5. ANAK S

A. Data Subjektif

1. Anak tidak mengeluh apa-apa

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : compos mentis

c. Emosional : Stabil

2. Tanda-tanda Vital

a. Nadi : 86x / menit

b. Respirasi : 24x / menit

e. Suhu : 36,6 0 C

3.Antopometri

a. Berat Badan : 18 kg

b. Tinggi badan : 139 cm

6. Pemeriksaan fisik

a. Kepala : Rambut bersih, tidak ada kelainan

b. Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat

c. Mata : Skelera tidak ikterik, konjungtiva

merah muda

Page 27: Asuhan Keluarga

d. Telinga : Bersih, pendengaran baik

e. Hidung : Bersih tidak ada

polip, tidak ada pengeluaran

f. Mulut dan gigi: Bersih, tidak ada

stomatitis, tidak ada pembengkakan

tonsil

g. Leher : tidak ada pembesaran KGB

h. Dada : bunyi jantung murni

Regular, bunyi paru bersih

i. Abdomen : tidak ada kelainan

j. Ekstremitas atas

dan bawah : tidak ada kelainan

6. IBU Ny. N

A. Data Subjektif

1. Keluhan Utama

Ibu tidak mengeluh apa-apa

2. Riwayat Obstetri

a. Riwayat menstruasi

Ibu mengatakan umur menarche 14 tahun, ibu sudah berhenti

menstruasi ± 11 tahun yang lalu

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Ibu mengatakan bahwa kehamilan persalinan dan nifas yang

lalu berjalan lancar dan tidak ada keluhan atau komplikasi.

Page 28: Asuhan Keluarga

3. Riwayat Kesehatan

Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita

penyakit menular.

4. Riwayat Ginekologi

Ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan

alat kandunganya.

5. Riwayat Perkawinan

Ibu mengatakan ini pernikahan yang pertama, dan suaminya

telah meninggal 7 tahun yang lalu

6. Riwayat Psikososial

Ibu mengatakan bahagia tinggal bersama keluarga anaknya.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : compos mentis

c. Emosional : Stabil

2. Tanda-tanda Vital

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

b. Nadi : 84x / menit

c. Respirasi : 18x / menit

d. Suhu : 36,4 0 C

3. Antopometri

a. BB sekarang : 58kg

Page 29: Asuhan Keluarga

b. Tinggi badan : 152cm

4. Pemeriksaan fisik

a. Kepala : Rambut bersih, tidak ada kelainan

b. Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat

c. Mata : Skelera tidak ikterik, konjungtiva merah

muda

d. Telinga : Bersih, pendengaran baik

e. Hidung : Bersih tidak ada polip, tidak ada

pengeluaran lendir

f. Mulut dan gigi : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada

caries, tidak ada pembengkakan tonsil

g. Leher : tidak ada pembesaran KGB

h. Dada : bunyi jantung murni reguler, bunyi paru

bersih tidak ada wheezing, payudara

simetris, tidak ada benjolan abnormal

maupun nyeri tekan, puting susu

menonjol, ASI belum keluar

i. Abdomen :

j. Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi,

k. Palpasi :Tidak ada nyeri tekan

l. Ekstremitas atas : jari lengkap, tidak oedema

m. Ekstremitas bawah : jari lengkap, tidak oedema,tidak

varises,Refleks patela +/+

Page 30: Asuhan Keluarga

n. Anogenital : tidak ada kelainan

II. ANALISA DATA

Respon keluarga Tn.S terhadap masalah kesehatan cukup baik. Akan

tetapi masih ada-hal yang belum dilakukan oleh keluarga yang dapat

menimbulkan masalah kesehatan yaitu usia ibu yang lebih dari 36 tahun dan

masih mengandung merupakan resiko tinggi.

Bila respon keluarga baik terhadap kesehatan maka diadakan intervensi

selanjutnya sesuai dengan masalah kesehatan yang melibatkan keluarga

secara aktif. Sehingga membawa hasil yang nyata dan dirasakan manfaatnya

oleh keluarga dalam meningkatkan kemampuan memelihara diri dalam

keluarga mereka sendiri sehingga timbul kemandirian keluarga dalam

memelihara kesehatan.

III. TIPOLOGI MASALAH

NO DATA MASALAH

1 Ny. E yang sudah berusia 36

tahun yang sedang hamil anak ke

4

Potensial terjadinya penyulit pada

saat kehamilan dan persalinan

2 Ny.E sudah mempunyai anak 4 Potensial terjadinya kehamilan lagi

apabila Ny.E tidak berKB yang

Page 31: Asuhan Keluarga

sesuai dengan usianya

IV. PRIORITAS MASALAH

Untuk mengatasi masalah kesehatan Ny.E yang menjadi prioritas

masalah adalah kesehatan yang mengancam kehidupan. Itulah yang menjadi

prioritas utama. agar dapat melakukan prioritas masalah kesehatan keluarga

secara tepat, maka perlu dilakukan pembobotan dengan criteria sebagai

berikut:

1. Ny.E 36 tahun yang sedang hamil G4P3A0 Hamil 20 minggu

NO Kriteria Hitung Skor Pembenaran

1 Sifat Masalah (tidak

sehat)

3/3x1 1 Dapat menyebabkan

terjadinya penyulit pada saat

hamil maupun persalinan

2 Kemungkinan

Masalah untuk

diubah (sebagian)

1/2x2 1 Adanya keingina ibu ikut

program KB supaya tidak

punya anak lagi

3 Potensial Masalah

untuk di cegah

(sebagian)

3/3x1 1 Kurangnya pengetahuan ibu

resiko dari kehamilannya ini

dengan usia ibu sekarang

sehingga dapat dicegah

dengan diberikan penkes

Page 32: Asuhan Keluarga

tentang resiko yang dapat

terjadi pada kehamilan dan

persalinan di usia ibu saat ini

4 Menonjol Masalah,

masalah berat harus

segera ditangani.

2/2x1 1 Ibu dan keluarga menyadari

bahwa masalah ini dapat

berakibat buruk pada dirinya

dan anaknya sehingga

keluarga merasa perlu untuk

segera menanggulangi

masalah tersebut.

TOTAL 4

Berdasarkan perhitungan skor diatas, maka urutan prioritas masalah dan

kebidanan keluarga Ny.E sebagai berikut:

1. Ny.E yang sedang hamil anak ke 4 H 20 minggu dengan skor

Page 33: Asuhan Keluarga

Tanggal, 1 Desember 2012

PRIORITAS KE – 1

NY.E YANG BERUSIA 36 SEDANG HAMIL KE 4

A. Data Subjektif

Ibu mengatakan : ini adalah kehamilan yang ke 4 dan usianya 36 tahun

B. Data Objektif

1. Keadaan umum

a. Keadaan umum : baik

b. Keadaan emosional : stabil

c. Kesadaran : compos mentis

2. Tanda-Tanda Vital

a. Respirasi : 22x/menit

b. Nadi : 84x/menit

c. Suhu : 36,5 0C

3. Antropometri

a. Berat Badan : 80

b. Tinggi Badan : 166 cm

4. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : rambut bersih,tidak ada kelainan

b. Muka : tidak oedema

Page 34: Asuhan Keluarga

c. Mata : Konjungtiva merah muda, sclera tidak

ikterik

d. Hidung : tidak ada polip, tidak ada pengeluaran

lender

e. Telinga : bersih, tidak ada pengeluaran cairan

f. Mulut : bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada celah

pada bibir dan langit-langit

g. Leher : tidak ada pembesaran KGB dan

pembesaran kelenjar tiroid

h. Dada :bunyi paru bersih, bunyi jantung murni

regular

i.Perut : tidak ada bekas luka operasi,tidak ada nyeri

Leopold 1:Tinggi Fundus Uteri sepusat

DJJ ; 146 x/menit

j. Ekstremitas atas :tidak ada kelainan,tidak oedema

bawah : tidak ada kelainan, refleks patella +/+,tidak

ada varises ,tidak oedema.

k. Anogenital : tidak ada kelainan

C. Assesment

Keluarga Ny.E dengan anak usia 36 tahun yang sedang hamil anak

ke 4 potensial terjadinya penyulit pada saat kehamilan dan persalinan

D. Planning

Page 35: Asuhan Keluarga

1. Meberitahukan kepada ibu dan suami bahwa keluarganya akan

dijadikan keluarga yang diberi asuhan kebidanan. Setelah diberitahu

ibu dan keluarga menerima dan menyetujui untuk dijadikan asuhan.

2. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, ibu dan

keluarga mengerti.

3. Identifikasi pengetahuan ibu tentang rentang usia yang baik untuk hamil

, ibu mengatakan kurang mengetahui.

4. Idwntifikasi pengetahuan ibu tentang resiko yang dapat terjadi dengan

kehamilan dan persalinan di usia ibu yang > 35 tahun.

5. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang resiko hamil pada

usia > 35 tahun,ibu mengetahui dan memahaminya.

6. Memberikan penkes pada Ny.E tentang tanda bahaya pada

kehamilan,Ny.E mengetahui dan memahaminya.

7. Memberikan penkes pada Ny E tentang alat kontrasepsi yang baik

untuk usianya adalah IUD,ibu mengetahui dan memahaminya.

8. Memotivasi Ny E untuk mau menggunakan alat kontrasepsi IUD, Ny E

mengatakan akan mempertimbangkannya.

9. Memberikan penkes pada Ny.E bahwa pada usia nya sekarang ini sudah

harus tidak hamil lagi,Ny E mengetahui dan menyatakan keinginannya

untuk tidak punya anak lagi

10.Memberitahukan ibu akan dilakukan kunjungan ulang pada tanggal 8

Desember 2012 .

Page 36: Asuhan Keluarga

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal 8 Desember 2012

PRIORITAS I : Ny.E YANG BERUSIA 36 TAHUN SEDANG HAMIL

ANAK KE 4

A. Data subjektif

B. Ibu mengatakan sedang hamil anak ke empat dan usia kandungannya

5 bulan

C. Data objektif

1. Keadaan umum

a. Keadaan umum : baik

b. Keadaan emosional : stabil

c. Kesadaran : compos mentis

2. Tanda-Tanda Vital

a. Respirasi : 24x/menit

b. Nadi : 82x/menit

c. Suhu : 36,5 0C

3. Antropometri

a. Berat Badan : 80gram

b. Tinggi Badan : 166 cm

c. BB sebelum hamil 68 kg dan kenaikan BB selama hamil 12 kg.

Page 37: Asuhan Keluarga

D. Assessment

Keluarga Tn. S dengan Ny.E 36 tahun G4P3A0 Hamil 20 minggu

E. Planning

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, keluarga

mengerti dan memahaminya.

2. Memberikan konseling tentang tanda bahaya kehamilan, ibu dan

keluarga mengerti dan memahaminya.

3. Identifikasi pengetahuan ibu tentang resiko yang dapat terjadi pada

kehamilannya diusia 36 tahun ini,ibu mengatakan hanya sedikit

mengetahui tentang hal tersebut.

4. Ingatkan ibu untuk rutin periksa kehamilannya ke bidan dan untuk

imunisasi TT ke2..

5. Ibu sudah mengerti dengan semua penjelasan yang telah diberikan

dan ibu bersedia untuk selalu memeriksakan kehamilannya ke bidan

dan imunisasi TT yang ke 2.Dan ibu bersedia untuk memeriksakan

kehamilannya ke bidan setempat dan akan datang pada jadwal

imunisasi TT ke2.

6. Memberitahukan kepada ibu akan dilakukan pemeriksaan penunjang

yaitu Hb dan menjelaskan manfaatnya untuk ibu.Ibu mengerti dan bersedia

diperiksa.

7. Melakukan pemeriksaan penunjang yaitu memeriksa Hb ibu dan

hasilnya 12,6 gr%.

Page 38: Asuhan Keluarga

8. Mengucapkan salam dan terimakasih atas kesempatan yang

diberikan pada ibu dan keluarga untuk dijadikan asuhan, selanjutnya

asuhan akan diteruskan oleh Bidan pembina desanya.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Pengkajian dalam asuhan kebidanan keluarga pada Tn. S dengan masalah

Ny.E yang berusia 36 tahun yang sedang hamil anak ke 4 disebabkan

karena kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang usia yang baik

untuk program ounya anak dan kurang mengetahui resiko yang dapat

terjadi pada ibu maupun bayinya..

1. Pada pengkajian tidak didapatkan adanya tanda-tanda yang mengarah pada

kegawat daruratan

2. Pada assesment didapatkan diagnosa bahwa Ny.E umur 36 tahun hamil

G4P3A0 hamil 20 minggu, pada pengkajian tidak didapatkan adanya

tanda-tanda yang mengarah pada kegawat daruratan

3. Penulis memberikan interfensi yaitu : berikan penyuluhan / penkes kepada

keluarga tentang usia yang baik untuk program punya anak dan

menjelaskan resiko yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya serta

Page 39: Asuhan Keluarga

memberikan penkes tentang tanda bahaya kehamilan serta alat kontarsepsi

yang baik untuk digunakan ibu pada saat telah melahirkan nanti.

4. Implementasi dilaksanakan secara menyeluruh sehingga tidak ada

kesenjangan antara kasus dan teori.

5. Evaluasi yang dilakukan pada asuhan kebidanan keluarga pada Tn. S

didapatkan hasil bahwa Ny.E usian 36 th sedang hamil G4P3A0 H 20

mgg.

6. Evaluasi hasil akhir yang didapat yaitu : dengan penkes

yang telah dilakukan oleh penulis maka ibu bersedia untuk menggunakan

KB yang bertujuan untuk menghentikan kehamilan supaya tidak punya

anak lagi. Secara keseluruhan pelaksanaan asuhan kebidanan komunitas

pada keluarga Tn. S cukup berhasil karena adanya kerjasama yang baik

dari keluarga yang bersedia melaksanakan anjuran dari penulis.

B. Saran

1. Bagi Keluarga / Masyarakat.

Bagi keluarga Tn. S apabila ada hal-hal yang tidak dimengerti tentang

masalah kesehatan terutama masalah kehamilan dan KB bisa bertanya

lebih jelas kepada petugas kesehatan yang ada di lapangan.

2. Bagi Tenaga Kesehatan.

Bagi tenaga kesehatan didalam memberi penyuluhan hendaknya

menjelaskan secara detail dan terperinci dengan melihat tingkat

pendidikan dan pemahaman klien.

Page 40: Asuhan Keluarga

3. Bagi Instansi Pendidikan Kesehatan

Diharapkan dapat menjadi bahan dokumen di perpustakaan yang dapat

dijadikan bahan acuan bagi mahasiswa dalam penelitian selanjutnya.

4. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan

Perlu ditingkatkan kerjasama antara masyarakat, tokoh masyarakat, kader

kesehatan, petugas kesehatan, kelurahan, kecamatan dalam upaya

penyuluhan tentang imunisasi dan KB.

Page 41: Asuhan Keluarga

LAMPIRAN

Page 42: Asuhan Keluarga

Lampiran 1

PERENCANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Topik : Kehamilan

Hari/ Tanggal : jumat, 29 November 2012

Waktu : 20 menit

Sasaran : Ny. E

I. TUJUAN

A. Tujuan Umum

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 20 menit diharapkan

ibu mengetahui kehamilan yang ideal di rentang usia berapa,resiko

yang mungkin terjadi dan tanda bahaya pada kehamilan.

B. Tujuan Khusus

Page 43: Asuhan Keluarga

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang kehamilan ibu dapat :

1. Mengetahui usia yang baik untuk hamil

2. Mengetahui resiko yang mungkin terjadi

3. Tanda bahaya saat hamil

II. MATERI

Kehamilan

III. METODE

Ceramah

IV. KEGIATAN

No Materi Kegiatan

1. Pembukaan Mengucapkan salam

2. Pembahasan materi

- Pengertian hamil

- Proses p[ertumbuhan janin

- Faktor resiko kehamilan

- Tanda bahaya pada

kehamilan

-

Ceramah

3. Evaluasi Menyakan kembali pada ibu

tentang apa yang telah

dijelaskan dan

mempersilahkan pada ibu

Page 44: Asuhan Keluarga

untuk bertanya bila ada hal

yang tidak dimengerti atau

ingin ditanyakan.ibu biasa

diperiksa hamil ke bidan

yang ada didaerah setempat.

4. Penutup Salam penutup

V. MATERI

KEHAMILAN

1. Pengertian

Imunisasi adalah upaya yang dilakukan untuk memperoleh

kekebalan tubuh manusia terhadap penyakit tertentu

2. Manfaat Imunisasi

a. Untuk anak dapat mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

kemungkinan cacat atau kematian.

b. Sedangkan untuk keluarga dapat menghilangkan kecemasan dan

biaya pengobatan bila anak sakit, tanpa disadari imunisasi

c. untuk Negara akan memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan

bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara,

Page 45: Asuhan Keluarga

memperbaiki taraf hidup bangsa Indonesia diantara bangsa di dunia (J.

Biddulp dan J. Stace, 2000).

3. Macam-macam Imunisasi

Dalam anak tumbuh berkat imunisasi tahun 1999, macam imunisasi

terbagi menjadi imunisasi aktif dan pasif. Adapun imunisasi aktif yaitu

tubuh akan secara aktif akan menghasilkan zat anti setelah adanya

rangsangan vaksin dari luar tubuh misalnya polio, campak. Kekebalan

aktif dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Kekebalan aktif alamiah, dimana tubuh anak membuat

kekebalan sendiri setelah mengalami atau sembuh dari suatu penyakit,

misalnya anak yang menderita campak setelah sembuh tidak akan

terserang penyakit campak lagi karena tubuhnya telah membuat zat

penolak terhadap penyakit tersebut.

b. Kekebalan aktif buatan, yaitu kekebalan yang dibuat tubuh

setelah mendapatkan vaksin, misalnya anak diberi vaksin BCG, DPT,

Polio dll.

Sedangkan imunisasi pasif yaitu pemberian zat anti bodi meningkat

dalam tubuh anak bukan hasil produksi tubuh sendiri tetapi secara aktif

diperoleh suntikan atau pemberian dari luar misalnya pemberian ATS

(Anti Tetanus Serum).Kekebalan pasif dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu :

a. Kekebalan pasif alamiah atau kekebalan pasif bawaan, yaitu

kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini

Page 46: Asuhan Keluarga

tidak berlangsung lama (kira-kira sekitar 5 bulan setelah bayi lahir)

misalnya diftheri,nmorbili dan tetanus.

b. Kekebalan pasif buatan, dimana kekebalan ini diperoleh setelah

mendapat suntikan zat penolak, misalnya pemberian vaksinasi ATS

(Anti Tetanus Serum).

4. Proses Imunisasi

Teknik untuk proses imunisasi adalah membuat suatu bakteri

(mikroorganisme) menjadi virulensi (lemah) setelah dibiarkan tumbuh

menjadi tua.Berkaitan dengan prinsip imunisasi, bahwa kita tahu dalam

darah kita terdapat sel darah putih (leukosit), dalam leukosit inilah terdapat

berbagai jenis turunan protein yang jika diaktifkan akan menjadi suatu zat

yang kemudian disebut dengan zat antibody.

Leukosit sebagai zat antibody menawarkan vaksin dengan cara fagositosis,

yaitu dimulai dari sel racun (vaksin) menempel pada membrane sel

leukosit (antibody), kemudian membrane sel antibody melekuk kedalam

dan terus semakin dalam sehingga sel racun tadi akhirnya tenggelam dan

masuk kedalam sel zat antibody. Zat antibody adalah spesifik untuk tiap

jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisma.

Untuk mengaktifkan setiap jenis turunan protein dalam sel darah,

maka pada manusia sejak usia satu bulan dari kelahiran sampai batas

waktu tertentu, bahkan pada usia tertentu jika dibutuhkan, telah mulai

diberikan vaksin tertentu secara bertahap. Peristiwa pemberian vaksin

Page 47: Asuhan Keluarga

inilah yang kemudian menjadikan bagian protein tertentu dalam darah

(leukosit) menjadi aktif untuk menangkal racun sehingga membuat

kekebalan tubuh.

Pada bayi baru lahir dianjurkan untuk langsung diberikan Air Susu

Ibu (ASI) exclusive karena terdapat manfaat khusus dari ASI yang

memberi efek perlindungan melawan infeksi. Misalnya : “Pemberian ASI

selama 13 minggu pertama kehidupan menganugerahkan perlindungan

yang melawan penyakit gastrointestinal; yang terjadi diluar periode

pemberian ASI” (Howie et al. 1990), dan masih banyak bukti yang secara

jelas menyatakan manfaat pemberian ASI pada bayi.

Lampiran 2.

PERENCANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Topik : Keluarga Berencana

Hari/ Tanggal : Sabtu, 18 Desember 2010

Waktu : 20 menit

Sasaran : Ny. S

I. TUJUAN

A. Tujuan Umum

Page 48: Asuhan Keluarga

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 20 menit diharapkan ibu

mengetahui manfaat KB sehingga mengubah kebiasaannya sedikit demi

sedikit.

B. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang manfaat dan tujuan KB

ibu dapat :

1. Mengetahui pengertian dari Keluarga Berencana

2. Manfaat Keluarga Berencana

3. Tujuan Keluarga Berencana

II. MATERI

A. Pengertian dari Keluarga Berencana

B. Manfaat Keluarga Berencana

C. Tujuan Keluarga Berencana

III. METODE

A. Ceramah

B. Tanya Jawab

IV. KEGIATAN

No Materi Kegiatan

1. Pembukaan Mengucapkan salam

Penyampaian tujuan

2. Pembahasan materi

- Pengertian Keluarga

Berencana

Ceramah

Tanya Jawab

Page 49: Asuhan Keluarga

- Manfaat Keluarga

Berencana

- Tujuan Keluarga Berencana

3. Evaluasi Menyakan kembali pada ibu

tentang apa yang telah

dijelaskan dan

mempersilahkan pada ibu

untuk bertanya bila ada hal

yang tidak dimengerti atau

ingin ditanyakan

4. Penutup Ucapan terima kasih

Salam

V. MATERI

KELUARGA BERENCANA

A. Pengertian

Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau

merencanakan jumlah dan jarak kehamilandengan memakai alat

kontrasepsi. Kontrasepsi adalah mencegah bertemunya sel telur yang

matang dengan sel mani pada waktu bersenggama, sehingga tidak akan

terjadi pembuahan dan kehamilan (Farrer, 2001).

B. Tujuan KB

Page 50: Asuhan Keluarga

Gerakan Keluarga Berencana bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil bahagia dan

sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan

penduduk Indonesia (BKKBN, 2006).

Selain itu tujuan Keluarga Berencana adalah meningkatkan peran

serta masyarakat terhadap pendewasaan usia perkawinan, penurunan

angka kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan

kesejahteraan keluarga.Untuk tercapainya tujuan tersebut diselenggarakan

kegiatan : Komunikasi, Informai, Edukasi (KIE), Pelayanan KB ( Pelkon),

Pemantapan Kelembagaan dan Pengelolaan Program.

C. Manfaat Keluarga Berencana

Dalam dunia kedokteran terdapat tiga fase yang digunakan sebagia

dasar penggunaan kontrasepsi yang rasional, yakni masa menunda

kehamilan, masa mengatur kesuburan/ kehamilan, masa mengatur

kesuburan/ menjarangkan kesuburan dan mengakhiri kesuburan.

1. Menunda Kehamilan

Masa menunda kehamilan/ kesuburan ini merupakan waktu bagi

wanita pasangan usia subur yang sudah menikah dengan umur kurang

dari 20 tahun. Pada wanita seusia itu, alat-alat reproduksi masih belum

stabil, sehingga ditakutkan dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

Page 51: Asuhan Keluarga

bila ia hamil.Alat kontrasepsi yang diperlukannya yang memiliki

efektifitas tinggi dan kemampuan mengembalikan kesuburan wanita

yang tinggi. Prioritas urutan kontrasepsi yang ditawarkan pil Kb,

AKDR ( spiral ), cara sederhana ( sanggama terputus, kondom, pantang

berkala, diafragma ).

2. Menjarangkan Kehamilan

Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan menurut ilmu kesehatan

reproduksi usia antara 20-30 tahun, namun akhir-akhir ini mulai

beranjak hingga usia 35 tahun. Syarat kontrasepsi yang diperlukan

untuk wanita seusia ini yang efektifitasnya tinggi, kemampuan

mengembalikan kesuburan juga cukup tinggi. Karena akseptor masih

mengharapkan punya anak lagi, dapat dipakai 3-4 tahun sesuai dengan

jarak kelahiran yang diinginkan, dan tidak menghambat produksi ASI.

3. Mengakhiri Kesuburan

Masa ini adalah saat wanita berusia lebih dari 30 tahun dan sudah

memiliki 2 anak. Kontrasepsi yang diperlukan adalah yang

efektifitasnya tinggi, dan dapat dipakai untuk jangka panjang. Prioritas

urutan kontrasepsi yang disarankan mantap, AKDR, Implant, cara

sederhana dan pil KB.

Page 52: Asuhan Keluarga