i ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF(CONTINUITY OF CARE) PADA NY “D” DI BPM BIDAN “A” KECAMATAN TAMAN KROCOK KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS AKHIR Dianjurkan dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Ujian Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Akademi Kebidanan Dharma Praja Oleh: Ulfatul Azizeh NIM.14.01.0291 AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJA BONDOWOSO 2018
123
Embed
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF(CONTINUITY OF CARE) … · ANC = Antenatal Care APGAR = Appreance, Pulse, Grimace, Aktivity, Respiration APN = Asuhan Persalinan Normal ASI = Air Susu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF(CONTINUITY OF CARE) PADA NY “D” DI BPM BIDAN “A”
KECAMATAN TAMAN KROCOK KABUPATEN BONDOWOSO
LAPORAN TUGAS AKHIR
Dianjurkan dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Ujian Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Akademi Kebidanan Dharma Praja
Oleh:
Ulfatul Azizeh NIM.14.01.0291
AKADEMI KEBIDANAN
DHARMA PRAJA BONDOWOSO 2018
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Masa lalu adalah sesuatu yang sudah kita selesaikan. Dan tidak ada yang perlu diubah lagi. Jadi pergilah dan mulailah sesuatu yang baru.
PERSEMBAHAN:
1. Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kamampuan, dan ilmu sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
2. Kedua orang tuaku, bapak Abd.Rasit dan ibu Hasanah, dan juga suami tercinta Abadi yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tidak mungkin dapat ku balas hanya dengan selembar kertas ini. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat bapak dan ibu bahagia. Terimakasih bapak, ibuk, dan juga suami.
3. Adik ku Chandra yang selalu memberikan ku kasih sayang, dukungan dan canda tawa yang membuat penat ku hilang seketika. Terimakasih adik ku sayang.
4. Sahabat yang selalu memberikan dukungan dan do’a yang tidak disebutkan
satu persatu. Terimakasih sabahat. 5. Dosen pembimbing ibu Dian Anggraini, SST., M.Kes dan bidan pembimbing
ibu Agustin Ika Wulandari SST. Yang telah memberikan bimbingan dari awal hingga akhir dengan penuh kesabaran. Terimakasih ibu dosen dan juga ibu bidan.
vii
RINGKASAN
Ulfatul Azizeh Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continuity Of Care/COC) Pada Ny “D” di
BPM bidan “A” Kecamatan Taman Krocok Kabupaten Bondowoso. Program
studi D-III Akademi Kebidanan Dharma Praja Bondowoso. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan AKI dan AKB melalui program-program kesehatan. Berdasarkan hasil data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bondowoso AKI pada tahun 2016 yaitu 195,81 per 100.000 kelahiran hidup. AKB pada tahun 2016 yaitu 17,43 per 1000 kelahiran hidup. Akibat kematian ibu yaitu pre-eklamsi/eklamsi, perdarahan, infeksi, emboli, abortus, syok hipofolemik, tuberculosis (TBC) dan epilepsi, sedangkan pada bayi yaitu Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asfiksi, tetanus neonatorum, sepsis, kelainan kongenital, dan trauma lahir. Upaya yang dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB adalah menggunakan asuhan Continuity Of Care (COC) dimana klien dan tenaga kesehatan terlibat dalam manajemen pelayanan kesehatan secara terus menerus untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas. Pendekatan yang digunakan pada Laporan Tugas Akhir ini adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus, dimana penulis mengumpulkan data dan mendeskripsikan asuhan kebidanan secara komprehensif berbasis COC pada ibu hamil trimester III, bersalin, nifas, neonatus, dan Keluarga Berencana (KB) dengan manajemen Varney dan SOAP. Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny “D”
selama kehamilan terdapat kesenjangan antara teori dan kasus, sedangkan pada persalinan, nifas, neonatus, dan KB tidak terdapat kesenjangan.
viii
SUMMARY
Ulfatul Azizeh Continuity Of Care (COC) in Ny "D" in BPM midwife "A" Sub-district Taman Krocok Bondowoso Regency. D-III Midwifery Academy Praja Bondowoso D-III study program.
Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) are benchmarks in assessing the health status of a nation, therefore the government strongly emphasizes reducing AKI and AKB through health programs. Based on the results of the Bondowoso AKI District Health Office data in 2016, it was 195.81 per 100,000 live births. AKB in 2016 was 17.43 per 1000 live births. As a result of maternal deaths, namely preeclampsia / eclampsia, bleeding, infection, embolism, abortion, pituitary shock, tuberculosis (episodes) and epilepsy, while in infants, they are Low Birth Weight (LBW), asfiction, neonatal tetanus, sepsis, congenital abnormalities, and birth trauma. Efforts made to reduce AKI and AKB are to use Continuity Of Care (COC) care where clients and health workers are involved in the management of health services continuously to get quality services. The approach used in this Final Project Report is descriptive with a case study approach, where the author collects data and describes comprehensive midwifery care based on COC in third trimester pregnant women, maternity, postpartum, neonates, and family planning (KB) with Varney and SOAP management . After the author carries out midwifery care for Mrs. "D" during pregnancy there is a gap between theory and case, while in labor, childbirth, neonates, and family planning there is no gap.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayat serta inayah-Nya sehingga dapat
menyeselesaikanLaporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan Pendidikan
Akademik dalam menyelesaikan program D-III Kebidanan di Akademi
Kebidanan Dharma Praja Bondowoso.
Penulisan Laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini
ucapakan terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada:
1. Ibu Novita Sari Eka Diantini, SST., M.Keb selaku Direktur Akademi
Kebidanan Dharma Praja Bondowoso yang telah memberikan ijin penelitian
2. Ibu Fani Yanuarti, SST., M.Keb. selaku Ketua Program Akademi Kebidanan
Dharma Praja Bondowoso yang telah memberikan kesempatan menyusun
LTA ini.
4. Ibu Dian Anggraini, SST.,M.Kes. selaku Pembimbing I dan Ibu Agustin Ika
Wulandari, SST. selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
serta petunjuk yang sangat berharga bagi penulis dari awal hingga akhir
penulis Laporan Tugas Akhir ini.
5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu hingga terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini.
Besar harapan kami semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi penulis
selanjutnya dan juga diharapkan mampu mencapai tujuan yaitu memberikan
kontribusi bagi kemajuan program kesehatan. Namun demikian penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu demi
kesempurnaan, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua
pihak, untuk menyempurnakannya.
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman SAMPUL DALAM .................................................................................... i
LEMBAR KEASLIAN TULISAN .......................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN I ................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN II .................................................................. v
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................... vi
RINGKASAN ............................................................................................ vii
SUMMARY ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv
DAFTAR SIMBOL, SINGKATAN, dan ISTILAH ............................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu
pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan AKI dan AKB melalui
program-program kesehatan. Pelaksanaan program kesehatan sangat dibutuhkan
sumber daya manusia yang kompeten, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat
tercapai (Sulistyawati, 2009).
Setiap hari, sekitar 830 wanita meninggal diakibatkan kehamilan dan
persalinan, 99% kematian ibu terjadi di negara berkembang, diperkirakan bahwa
tahun 2015 sekitar 303.000 perempuan meninggal selama kehamilan dan
persalinan. Penyebab kematian ibu berturut-turut adalah perdarahan 35% ,
preeklamsi dan eklamsia 18%, penyebab tidak langsung 18%, karakteristik ibu
dan perilaku kesehatan ibu hamil 11%, aborsi dan keguguran 9%, keracunan
darah atau sepsis 8%, emboli 1% (WHO, 2015).
AKI di provinsi Jawa Timur tahun 2016 mencapai 91,00 per 100.000
kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan dari tahun 2015 yang
mencapai 89,6 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2017).
Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso jumlah AKI tahun 2016 yaitu
195,81 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut mengalami peningkatan dari
tahun 2015 yaitu 187,95 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu
tahun 2016 yaitu pre eklamsi/eklamsi, perdarahan, infeksi, emboli, abortus, syok
hipofolemik, Tuberculosis (TBC) , dan epilepsi.
AKB di provinsi Jawa Timur tahun 2016 mencapai 23,6 per 1.000 kelahiran
hidup. Angka ini mengalami penurunan di bandingkan AKB tahun 2015 yang
mencapai 24 per 1.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2017).
Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso AKB di Kabupaten Bondowoso
tahun 2016 sebesar 17,43 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 16,52 per 100.000.
2
Penyebab kematian bayi tahun 2016 yaitu Berat Badan lahir Rendah (BBLR),
asfiksi, tetanus neonatorum, sepsis, kelainan kongenital, dan trauma lahir.
Upaya dalam percepatan penurunan AKI dan AKB yaitu dengan pengelolaan
program KIA yang bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta
mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pemantapan pelayanan KIA ini
diutamakan pada kegiatan pokok yaitu peningkatan pelayanan antenatal bagi
seluruh ibu hamil di semua fasilitas kesehatan, peningkatan pertolongan
persalinan sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten diarahkan ke fasilitas
kesehatan, peningkatan pelayanan (kunjungan) bagi seluruh ibu nifas sesuai
standar disemua fasilitas kesehatan, peningkatan pelayanan Kunjungan Neonatus
(KN) bagi seluruh neonatus di semua fasilitas kesehatan, peningkatan deteksi dini
faktor resiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh tenaga kesehatan
maupun masyarakat, peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus
dan pengamatan secara terus menerus oleh tenaga kesehatan, peningkatan
pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar disemua fasilitas kesehatan,
peningkatan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar disemua fasilitas
kesehatan, peningkatan pelayanan Keluarga Berencana (KB) sesuai standar (PWS
KIA, 2010).
Peneliti tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan yang komprehensif yang
berbasis COC yang dimulai dari masa kehamilan, persalinan, masa nifas, asuhan
pada neonatus, serta perencanaan penggunaan alat kontrasepsi di Bidan Praktik
mandiri (BPM) Bidan “A”, Kecamatan Taman Krocok Kabupaten Bondowoso.
1.2 Batasan Asuhan
Batasan asuhan tugas ahir ini penulis membahas mengenai asuhan yang
diberikan pada Ny.D yaitu sejak kehamilan Trimester (TM) III, persalinan, nifas,
neonatus dan KB secara COC dengan menggunakan manajemen Varney yang
mengkaji data Subjektif, Objektif, Analisa, Penatalaksanaan (SOAP) secara
komprehensif di BPM Bidan “A” Kecamatan Taman Krocok Kabupaten
Bondowoso.
3
1.3 Tujuan Penyusunan
1.3.1 Tujuan Umum
Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny.D
yaitu sejak kehamilan TM III, persalinan, nifas, neonatus dan KB secara COC
dengan menggunakan manajemen Varney yang mengkaji data Subjektif, Objektif,
Analisa, Penatalaksanaan (SOAP) secara komprehensif di BPM Bidan “A”
Kecamatan Taman Krocok Kabupaten Bondowoso.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari laporan tugas ahir ini yaitu:
1. Mampu menganalisis asuhan kebidanan pada ibu hamil TM III dengan
manajemen Varney dan SOAP
2. Mampu mengalisis asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
manajemen SOAP
3. Mampu menganalisis asuhan kebidanan pada ibunifas dengan
manajemen SOAP
4. Mampu menganalisis asuhan kebidanan pada neonatus dengan
manajemen SOAP
5. Mampu menganalisis asuhan kebidanan pada akseptor KB dengan
manajemen SOAP
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan dan mendapatkan pengalaman serta dapat
menerapkan teori yang tengah di terima dan di dapat dalam perkuliahan ke dalam
kasus nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan standar dan
mutu secara komprehensif berbasis COC pada ibu hamil, bersalin, nifas,
neonatus dan KB.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi masyarakat
Manfaat bagi masyarakat khususnya klien dan keluarga, dapat
memperoleh asuhan kebidanan yang sesuai dengan standar pelayanan
4
secara komprehensif berbasis COC pada ibu hamil, bersalin, nifas,
neonatus dan KB.
2. Bagi klinik
Sebagai bahan masukan atau informasi mengenai pengetahuan
tentang asuhan kebidanan secara komprehensif berbasis COC pada ibu
hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB.
3. Bagi institusi pendidikan
Menambah referensi pendidikan untuk perpustakaan, serta sebagai
bahan bimbingan mahasiswi dalam penatalaksanaan asuhan kebidanan
secara komprehensif berbasis COC pada ibu hamil, bersalin, nifas,
neonatus dan KB.
5
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Teori Kehamilan
2.1.1 Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan merupakan hasil fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Jika
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
kalender internasional (Prawirohardjo, 2010).
2. Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan untuk untuk ibu selama masa kehamilan. Kunjungan antenatal
care (ANC) sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, 1
kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada
trimester ketiga.
a. Standar pemeriksaan 10 T
Menurut IBI (2016), pelayanan ANC sesuai standar meliputi
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium. Secara
operasioanl asuhan pelaayanan standar minimal 10 T adalah sebagai
berikut:
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kg selama kehamilan
atau kurang dari 1 kg setiap bulannya menunjukkan adanya
gangguan pertumbuhan janin.
Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan
untuk menapis adanya faktor resiko pada ibu hamil. Tinggi badan
ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan resiko untuk
terjadinya CPD ( Cephalo Pelvic Disproportion )
6
2) Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi pada kehamilan.
3) Nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas / LILA )
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh
tenaga kesehatan di trimester 1 untuk skrining ibu hamil beresiko
KEK ( Kurang Energi Kronis ) dimana LILA kurang dari 23,5 cm.
4) Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus dilakukan setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin. Standar
pengukuran menggunakan pita pengukuran setelah kehamilan 24
minggu.
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini
dimksudkan untuk mengetahui letak janin . Jika, pada trimester III
bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk
ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada
masalah lain. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang
dari 120 kali/ menit atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/ menit
menunjukkan adanya gawat janin.
6) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT)
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus
mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil
diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian status imunisasi TT
pada ibu hamil disesuaikan dengan status imunisasi TT ibu saat ini.
Ibu hamil minimal memiliki status imunisasi T2 agar mendapatkan
perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil dengan status
imunisasi T5 ( TT Long Life ) tidak perlu diberikan imunisasi lagi.
7
7) Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
Untuk mencegah anemia, setiap ibu hamil hamil harus mendapat
tablet tambah darah dan asam folat minimal 90 tablet selama
kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.
8) Tes laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal sebagai
berikut :
a) Pemeriksaan golongan darah
b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
c) Pemeriksaan protein dalam urin
d) Pemeriksaan kadar gula darah
e) Pemeriksaan darah malaria
f) Pemeriksaan tes sifilis
g) Pemeriksaan HIV
h) Pemeriksaan BTA
9) Tatalaksana kasus
Berdasarkan pemeriksaan antenatal diatas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus
ditangani sesuai standar dan kewenangan. Kasus-kasus yang tidak
dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
10) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan
antenatal yang meliputi :
a) Kesehatan ibu
b) Perilaku hidup bersih dan sehat
c) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan
persalinan
d) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan, dan nifas serta
kesiapan menghadapi komplikasi.
e) Asupan gizi seimbang
f) Gejala penyakit menular atau tidak menular
8
g) Penawaran untuk melakukan tes HIV dan konseling di daerah
epidemi meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS
dan TB di daerah epidemic rendah
h) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif
i) KB paska persalinan
j) Imunisasi
k) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan
3. Klasifikasi usia kehamilan
Menurut Prawirohardjo (2010) yaitu :
a. Trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai usia kehamilan 3
bulan (0-12 minggu).
b. Trimester kedua dari bulan keempat sampai usia kehamilan 6 bulan
(13-27 minggu).
c. Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai usia kehamilan 8 bulan
(28-40 minggu).
4. Perubahan anatomi dan fisiologi pada ibu hamil
Perubahan sistem reproduksi pada ibu hamil yaitu :
1) Uterus
Pada akhir kehamilan uterus akan terus membesar dalam rongga pelvis
dan perkembangan uterus akan menyentuh dinding abdomen,
mendorong usus kesamping dan keatas, terus tumbuh hingga
menyentuh hati.
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri (TFU) Menurut Perubahan Pertiga Jari Umur Kehamilan
(minggu) Tinggi Fundus Uteri ( TFU )
12 3 jari di atas simpisis 16 Pertengahan pusat –simpisis 20 3 jari di bawah pusat 24 Setinggi pusat 28 3 jari di atas pusat 32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus 36 3 jari di bawah prosesus xiphoideus 40 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus
Sumber: Hutahaean, 2013
9
2) Serviks
Serviks merupakan bagian paling bawah dari uterus. Panjang serviks
sekitar 2,5-3 cm dan 1 cm menonjol ke bagian vagina. Ujung dari
serviks yang menonjol ke vagina disebut porsio. Pada wanita yang
pernah melahirkan (multipara) porsio sedikit terbuka. Menjelang
persalinan terjadi penurunan konsentrasi kolagen sehingga menjadikan
serviks lebih lunak dan lebih mudah membuka atau meregang untuk
dapat mengelurkan kepala bayi (Prawirohardjo, 2011).
3) Ovarium
Fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta terutama produksi estrogen
dan progesteron pada usia kehamilan 16 minggu. Tidak terjadi
kematangan ovum selama kehamilan (Hutahean, 2013).
4) Payudara
Menurut Hutahean (2013), perubahan payudara pada ibu hamil yaitu:
a) Payudara menjadi lebih besar, kenyal dan terasa tegang
b) Areola mengalami hiperpigmentasi
c) Glandula montgomeri makin tampak
d) Papilamamae makin membesar atau menonjol
Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum
berfungsi.
5) Vulva
Dinding vagina mengalami banyak perubahan untuk persiapan
peregangan pada waktu persalinan yang meningkatkan ketebalan
mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipertropi sel otot polos.
Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjang dinding vagina
(Prawirohardjo, 2011).
5. Perubahan psikologis pada ibu hamil trimester III (periode penantian
dengan penuh kewaspadaan)
Perubahan psikologi masa kehamilan merupakan perubahan sikap
dan perasaan tertentu pada wanita hamil dan memerlukan adaptasi.
Adapun bentuk perubahan psikologis pada masa kehamilan yaitu
perubahan mood seperti sering menangis, lekas marah, sering sedih, atau
10
cepat berubah menjadi senang. Selain itu, bentuk perubahan psikologi
pada ibu hamil seperti perasaan gembira bercampur khawatir dan
kecemasan menghadapi perubahan peran yang sebentar lagi akan dijalani
(Suherni, 2009).
6. Kartu Skor Poedji Rochjati
b. Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR)
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan dimana ibu hamil
maupun janin yang dikandungnya berada dalam resiko kematian.
Angka kejadian kehamilan resiko tinggi kurang lebih 20% dari seluruh
kehamilan.
1) Fungsi KSPR
Menurut Prawirohardjo (2009), fungsi KSPR yaitu:
a) Melakukan skrining atau deteksi dini Resiko Tinggi Ibu Hamil.
b) Pemberdayaan ibu hamil, suami dan keluarga.
(1) Sarana Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) agar mudah
disampaikan dan diterima.
(2) Kebutuhan upaya persalinan aman.
(3) Pengambilan keputusan bersama
c) Alat peringatan dini bagi tenaga kesehatan.
2) Cara pemberian skor
a) Skor 2
Untuk umur dan paritas pada semua ibu hamil sebagai skor
awal.
b) Skor 4
(1) Ibu hamil dengan penyakit: anemia, malaria, tuberculosa
paru, payah jantung, penyakit menular seksual
(2) Pre eklamsi ringan: bengkak pada muka atau tungkai dan
tekanan darah tinggi.
(3) Hamil kembar atau gemeli.
(4) Hidramnion
(5) Bayi mati dalam kandungan
(6) Hamil lebih bulan (serotinus)
11
c) Skor 8
(1) Bekas operasi sesar
(2) Letak sungsang
(3) Letak lintang
(4) Perdarahan dalam kehamilan ini
(5) Pre eklamsi berat dan atau eklamsi
3) Faktor resiko pada ibu hamil oleh Poedji Rochjati dikelompokkan
menjadi:
a) Kelompok faktor resiko I (Ada potensi resiko)
(1) Primi muda terlalu muda hamil pertama umur 16 tahun atau
kurang
(2) Primi tua primer
(3) Terlalu tua, hamil pertama umur 35 tahun atau lebih
(4) Terlalu lambat hamil, setelah kawin 4 tahun lebih
(5) Terlalu banyak anak lagi, terkecil 10 tahun lebih
(6) Terlalu cepat punya anak lagi, anak terkecil usia kurang 2
tahun
(7) Grande multi, terlalu banyak punya anak 4 atau lebih
(8) Terlalu pendek
(9) Tinggi badan <145
(10) Pada hamil pertama, kedua atau lebih belum pernah
melahirkan normal, pernah gagal pada kehamilan yang lalu
(11) Pernah melahirkan dengan:
(a) Tarikan tang atau vacum
(b) Uri dikeluarkan oleh penolong
(c) Pernah di infus atau transfusi pada perdarahan post
partum
(12) Bekas operasi sesar
b) Kelompok faktor resiko II (ada resiko)
(1) Ibu hamil dengan penyakit:
(a) Anemia: Pucat, lemas badan, lekas lelah
12
(b) Malaria: panas tinggii, menggigil, keluar keringat, sakit
kepala
(c) Tuberculosa paru
(d) Payah jantung
(e) Penyakit lain: Human Immunodeficiency
Virus/Acquired immuno deficiency syndrome
(HIV/AIDS), penyakit menular seksual.
(f) Pre eklamsi ringan: bengkak pada muka atau tungkai
dan tekanan darah tinggi
(g) Hamil kembar atau gemeli
(h) Hidramnion
(i) Bayi mati dalam kandungan
(j) Hamil lebih bulan (serotinus)
(k) Letak sungsang
(l) Letak lintang
c) Kelompok faktor resiko III (Ada gawat darurat)
(1) Perdarahan dalam kehamilan ini: mengeluarkan darah pada
waktu hamil, sebelum keklahiran bayi
(2) Pre eklamsi berat dan atau eklamsia.
4) Klasifikasi
Kelompok resiko berdasarkan jumlah skor pada setiap kotak, ada 3
kelompok resiko:
a) Kehamilan Resiko Rendah (KRR)
Jumlah skor 2 dengan kode warna hijau, selama hamil
tanpa faktor resiko, rencana bersalin boleh ditolong oleh bidan
dan tempat persalinan di BPM atau di Polindes.
b) Kehamilan Resiko Tinggi (KRT)
Jumlah skor 6-10 dengan kode warna kuning, selama hamil
terdapat faktor resiko terjadinya komplikasi pada persalinan
lebih besar, rencana bersalin boleh ditolong oleh bidan atau
dokter dan tempat persalinan di polindes, puskesmas, atau rimah
sakit.
13
c) Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST)
Jumlah skor sama dengan atau lebih 12 dengan kode warna
merah, ibu hamil dengan resiko ganda atau lebih yang dapat
mengancam nyawa ibu atau janin, rencana bersalin hanya boleh
ditolong oleh dokter dan tempat persalinan di Rumah Sakit.
7. Pengaruh pemberian tablet besi (Fe) bersamaan dengan Vit.C
Berdasarkan penelitian dari Susilo Wirawan, dkk (2015),
menunjukkan bahwa pemberian tablet Fe dengan penambahan Vit.C dapat
membantu peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Karena Vit.C
mempunyai perananan yang sangat penting dalam penyerapan besi
sehingga dapat membantu peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil.
Tablet besi mengandung 200mg ferus sulfat ( setara dengan 60mg elemen
besi ) dan 0,25 mg asam folat.
2.1.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Teori Kehamilan
ASUHAN KEBIDANAN TEORI
Pada Ny ..... G ..... P ..... UK ..... Minggu J/T/H dengan kehamilan normal
Nama pengkaji : ..................
Jam/Tanggal : ..................
Tempat : ..................
I. Pengkajian
B. Data subjektif
1. Identitas
a) Nama : Untuk memudahkan, memanggil atau menghindari
kekeliruan.
b) Umur : Untuk mengetahui apakah ibu termasuk beresiko
tinggi atau tidak.
c) Agama : Untuk mengetahui kepercayaan yang dianut ibu.
d) Pendidikan : Untuk memudahkan memberikan KIE.
e) Pekerjaan : Untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi.
f) Alamat : Untuk memudahkan komunikasi dan kunjungan.
(Sondakh, 2013)
14
2. Alasan datang/keluhan utama
Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan ibu serta lamanya mengalami
gangguan.
(Prawirohardjo, 2008)
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan sekarang meliputi: penyakit jantung, hipertensi,
Diabetes Melitus (DM), TBC, ginjal, asma, epilepsi, malaria, penyakit
kelamin, HIV/AIDS.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu meliputi: penyakit jantung, hipertensi, DM,
TBC, ginjal, asma, epilepsi, malaria, penyakit kelamin, HIV/AIDS.
c. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit keluarga meliputi: penyakit jantung, hipertensi, DM,
TBC, ginjal, asma, epilepsi, malaria, penyakit kelamin, HIV/AIDS,
serta riwayat keturunan kembar.
4. Riwayat menstruasi
Riwayat menstruasi meliputi: Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT),
siklus haid, perdarahan pervaginam, dan flouralbus (keputihan).
5. Riwayat obstetri
Riwayat obstetri (Gravida (G)... Para (P)... Abortus (Ab)... Anak Hidup
(Ah)...) meliputi: perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas yang
lalu, hipertensi dalam kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, BB lahir
bayi <2500 gram atau >4000 gram serta masalah selama kehamilan,
persalinan, dan nifas yang lalu.
6. Riwayat hamil ini
Riwayat kehamilan ini meliputi: riwayat ANC, gerakan janin, tanda-
tanda bahaya/penyulit, keluhan utama, obat yang dikonsumsi, termasuk
jamu.
7. Riwayat KB
Riwayat KB meliputi: jenis metode yang dipakai, waktu, dan tempat saat
pemasangan dan berhenti, keluhan atau alasan berhenti.
15
8. Riwayat perkawinan
Riwayat perkawinan terdiri atas status perkawinan, perkawinan ke, usia
ibu saat perkawinan, dan lama perkawinan.
9. Pola kebiasaan sehari-hari
Pola kebiasaan sehari-hari meliputi: pola nutrisi (makan dan minum),
Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK), personal hygine,
aktivitas dan istirahat.
10. Riwayat psikososial
Riwayat psikososial meliputi: pengetahuan dan respon ibu terhadap
kehamilan dan kondisi yang dihadapi saat ini, jumlah keluarga dirumah,
respon keluarga terhadap kehamilan, dukungan keluarga, pengambilan
keputusan dalam keluarga, tempat melahirkan dan penolong yang
diinginkan ibu (Muslihatun dkk, 2009)
C. Data objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
Keadaan umum meliputi: tingkat energi, keadaan emosi dan postur
badan ibu selama pemeriksaan, Tinggi Badan (TB), Berat Badan
(Muslihatun dkk, 2009).
b. Kesadaran
Kesadaran merupakan suatu pemeriksaan fisik yang bertujuan untuk
memperoleh data dan sebagai dasar dalam menegakkan diagnosa.
Penilaiannya dapat secara kualitatif (composmentis, apatis, samnolen,
sopor, koma, delirium) dan kuantitatif (diukur menurut skala koma).
c. Tanda-tanda vital (TTV)
Tanda-tanda vital: tekanan darah, suhu badan, frekuensi denyut nadi,
dan pernafasan.
2. Pemeriksaan fisik
a. Muka : Meliputi oedema wajah, cloasma gravidarum.
b. Mata : Kelopak mata pucat/tidak, warna sklera
c. Hidung : Untuk mengetahui apakah ada pembesaran polip
pada hidung yang dapat berpengaruh pada jalan
16
nafas.
d. Telinga : Untuk mengetahui keadaan telinga apakah
terdapat serumen atau tidak, karena bisa
berpengaruh pada pendengaran.
e. Gilut : Mulut (bibir pucat, kemerahan), keadaan gigi
(caries,tonsil)
f. Leher : Pembesaran kelenjar tyroid, pembesaran
kelenjar limfe, pembesaran vena jugularis.
g. Payudara : Bentuk dan ukuran, hiperpigmentasi areola,
keadaan puting, kolostrum, massa.
h. Abdomen : Adanya bekas luka Sectio Caesarea (SC),
hiperpigmentasi linea nigra, strie gravidarum,
TFU. Palpasi abdomen untuk mengetahui letak,
presentasi, posisi (usia kehamilan >36 minggu),
DJJ dengan funandoskop jika usia kehamilan
>18 minggu.
Pemeriksaan Leopold
Leopold I : Menentukan TFU dan bagian janin yang berada
di fundus.
Leopold II : Menentukan batas samping/bagian kanan dan kiri
rahim ibu dan menentukan letak punggung
janin.
Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin.
Leopold IV : Menentukan bagian terbawah janin dan seberapa
masuknya.
TBJ : Dilakukan untuk mengetahui berat badan janin.
Pemeriksaa
dalam
: Dilakukan untuk mengetahui jantung janin.
i. Genetalia : Luka, varises, cairan(warna, konsisten, jumlah,
bau), keadaan kelenjar bartolini, dan nyeri tekan.
j. Anus : Hemoroid atau tidak.
k. Ekstremitas : Odema kaki dan tangan, varises, refleks patela.
17
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang bisa dilakukan pada ibu hamil
adalah pemeriksaan melalui sampel urine pada ibu hamil antara lain
untuk keperluan pemeriksaan tes kehamilan (PP test), warna urine, bau,
kejernihan, protein dan glukosa urine.
Pemeriksaan darah ibu hamil, antara lain bertujuan untuk
pemeriksaan hemoglobin, golongan darah, faktur resus, rubella, dan HIV.
Pemeriksaan HIV harus dilakukan dengan persetujuan ibu hamil.
II. Identifikasi diagnosa atau masalah
DS : Data Subjektif merupakan data yang berhubungan dengan masalah dari
sudut pandang pasien atau anamnesa. Ekspresi pasien mengenai
kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau
ringkasan yang berhubungan langsung dengan diagnosa.
DO: Data Objektif merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi yang
jujur, hasil pemeriksaan pasien, pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan diagnostik lain.
DX: Diagnosa merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif (Mulishatun dkk, 2009).
III. Merumuskan diagnosa / masalah potensial
Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial. Diagnosa atau masalah yang sudah teridentifikasi. Langkah ini
penting dalam melakukan asuhan yang aman (Mulishatun dkk, 2009).
IV. Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan
Segera
Diperlukan untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
lain berdasarkan kondisi pasien. Langkah ini sebagai cerminan keseimbangan
dari proses manajemen kebidanan (Mulishatun dkk, 2009).
V. Merencanakan Asuhan Kebidanan yang menyeluruh
Langkah ini ditentukan oleh hasil pengkajian data pada langkah
sebelumnya. Jika ada informasi atau data yang tidak lengkap bisa di lengkapi.
Juga bisa mencerminkan rasional yang benar atau valid. Pengetahuan teori
18
yang salah atau tidak memadai atau suatu data dasar yang tidak cukup dan
berbahaya (Mulishatun dkk, 2009).
VI. Pelaksanaan asuhan kebidanan
Pada langkah ini dan mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan
secara efektif dan aman. Penatalaksanaan asuhan ini sebagai dilakukan oleh
bidan, sebagian oleh klain sendir atau oleh petugas kesehatan lainnya. Walau
bidan tidak melaksanakan seluruh asuhan sendiri, tetapi dia tetap memiliki
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya memantau
rencananya benar-benar telaksana).
Bila perlu berkalaborasi dengan dokter misalnya karena adanya
komplikasi manejemen yang efisien berhubungan dengan waktu, biaya, serta
peningkatan mutu asuhan. Kaji ulang apakah semua rencana telah
dilaksanakan (Mulishatun dkk, 2009).
VII. Evaluasi
Jam : .....................
Tanggal : .....................
S : Data yang diperoleh dari pasien dan keluarga.
O : Hasil pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan diagnostik
dan penunjang atau pendukung lain serta catatan medik.
A : Kesimpulan dari data subjektif dan objektif.
P : Gambar pendokumentasian dari tindakan evaluatif.
2.2 Konsep Dasar Teori Persalinan
2.2.1 Persalinan
1. Pengertian persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2009).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup diluar uterus melalui vagina ke dunia luar (Sondakh, 2013).
19
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
Menurut Sondakh (2013), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
persalinan adalah:
a. Penumpang (passanger)
Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta. Hal-hal
yang perlu diperhatikan mengenai janin adalah ukuran, presentasi,
letak, sikap, dan posisi janin sedangkan yang perlu diperhatikan pada
plasenta adalah letak, besar dan luasnya.
b. Jalan lahir (passage)
Jalan lahir dibagi atas dua yaitu jalan lahir keras dan jalan lahir
lunak. Hal-hal yang peru diperhatikan dari jalan lahir keras adalah
ukuran dan bentuk tulang panggul sedangkan yang perlu diperhatikan
pada jalan lahir lunak adalah segmen bawah uterus yang dapat
meregang serviks, otot besar panggul, vagina, introitus vagina.
c. Power
Faktor kekuatan dalam persalinan dibagi atas dua yaitu:
1) Kekuatan primer
Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal dan
dihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk gelombang. Kekuatan
primer mengakibatkan serviks menipis dan berdilatasi sehingga
janin turun.
2) Kekuatan sekunder
Pada kekuatan ini diafragma dan abdomen ibu berkontraksi
dan mendorong keluar isi jalan lahir sehingga menimbulkan
tekanan intra abdomen. Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi
dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi serviks lengkap, kekuatan ini
cukup penting dalam usaha untuk mendorong keluar dari uterus
dan vagina.
d. Posisi ibu (positioning)
Posisi ibu dapat mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi
persalinan. Perubahan posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk
20
menghilangkan rasa letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki
sirkulasi, seperti posisi berdiri, berjalan, duduk, dan jongkok.
e. Respons psikologis
Respons psikologis ibu dapat dipengaruhi oleh:
1) Dukungan suami selama persalinan.
2) Dukungan kakek-nenek (saudara dekat) selama persalinan.
3) Saudara kandung bayi selama persalinan.
3. Tanda dan gejala persalinan
Menurut JNPK-KR (2008), tanda dan gejala persalinan yaitu:
a. Pembukaan serviks >2cm
b. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal
2 kali dalam 10 menit),
c. Cairan lendir bercampur darah (bloodshow) melalui vagina.
4. Tahapan persalinan
Tahapan persalinan terdiri atas kala I (kala pembukaan), kala II (kala
pengeluaran janin), kala III (pelepasan plasenta), kala IV (kala observasi).
a. Kala I (kala pembukaan)
1) Fase laten pada kala satu persalinan
a) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertahap.
b) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
c) Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
2) Fase aktif pada kala satu persalinan:
a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga
kali lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selasa 40 detik
atau lebih)
b) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau
10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam
(nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm
(multipara)
c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
21
b. Kala II (kala pengeluaran janin)
Persalinan kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua disebut
juga sebagai kala pengeluaran bayi.
Gejala dan tanda kala dua persalinan adalah:
1) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan
P: Planning atau perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang
akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan
interpretasi data (Muslihatun dkk, 2009). Jika pembukaan sudah lengkap,
lakukan asuhan persalinan normal 58 langkah sesuai APN. Lanjutkan
pemantauan dan pendpkumentasian setiap kala (kala I, kala II, kala III, dan
kala IV).
25
Tabel 2.2 Penatalaksanaan intranatal care
HARI/JAM KEGIATAN PARAF Menginformasikan asuhan yang akan diberikan
kepada ibu. Ibu mengerti
KALA I : 1. Memonitor tekanan darah, suhu badan, denyut
nadi setiap 4 jam 2. Mendengarkan denyut jantung janin setiap 30
menit. 3. Melakukan palpasi kontraksi uterus setiap jam
pada fase laten dan 30 menit pada fase aktif. 4. Memonitor pembukaan serviks, penurunan bagian
terendah janin pada fase laten dan fase aktif dilakukan setiap 4 jam
5. Memonitor pengeluaran urine setiap 2 jam 6. Seluruh hasil pemantauan dicatat dalam partograf 7. Menghadirkan orang yang dianggap penting
oleh ibu, seperti suami, keluarga, atau teman dekat untuk mendampingi ibu
8. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan rencana asuhan selanjutnya serta kemajuan persalinan dan meminta persetujuan ibu untuk menjalani rencana asuhan selanjutnya
9. Mengatur aktivitas dan posisi, juga membimbing relaksasi sewaktu ada his
10. Menjaga privasi ibu 11. Menjaga kebersihan diri 12. Memberikan cukup minum dan makan
Memastikan dan mempertahankan kandung kemih tetap kosong (JNPK-KR, 2008)
26
Tabel 2.3 Penatalaksanaan catatan perkembangan intranatal care HARI/JAM KEGIATAN PARAF KALA II : Menolong persalinan sesuai 58 langkah
APN 1. Memberikan dukungan terus menerus pada ibu 2. Memastikan kecukupan makan dan minum 3. Mempertahankan kebersihan diri 4. Mempersiapkan kelahiran bayi 5. Membimbing ibu meneran pada waktu ada his 6. Memantau keadaan ibu dan denyut jantung
janin 7. Melakukan amniotomi (bila ketuban belum
pecah) 8. Melakukan episiotomi (bila diperlukan) 9. Melahirkan kepala sesuai mekanisme
persalinan dan jalan lahir 10. Melonggarkan atau melepaskan lilitan tali
pusat, pada kepala dan badan bayi jika ada 11. Melahirkan bahu dan diikuti badan bayi 12. Menilai tanda-tanda kehidupan bayi minimal 3
aspek. Usaha bernafas, denyut jantung, warna kulit
13. Mengklem/menjepit tali pusat di dua tempat dan memotong dengan gunting steril/DTT Menjaga kehangatan bayi
Tabel 2.4 Penatalaksanaan catatan perkembangan intranatal care
HARI/JAM KEGIATAN PARAF
KALA III Melaksanakan manajemen aktif kala III : 1. Melakukan palpasi uterus untuk memastikan
tidak ada bayi lain 2. Memberi injeksi oksitosin 10 U/IM 3. Segera diberikan dalam 2 menit setelah
kelahiran bayi, jika bayi tunggal 4. Pemberian oksitosin 10 U/IM dapat diulangi
setelah 15 menit, jika plasenta masih belum lahir
27
Tabel 2.5 Penatalaksanaan catatan perkembangan intranatal care HARI/JAM KEGIATAN PARAF KALA IV
1. Melanjutkan pemantauan kontraksiuterus, pengeluaran darah, tanda-tanda vital : a. Sebanyak 2-3 kali selama 10 menit
pertama b. Setiap 15 menit selama 1 jam c. Setiap 20-30 menit selama jam ke dua d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan
baik, lakukan masase fundus dan berikan metil- ergometrin 0,2 mg IM (jika ibu tidak mengalami hipertensi)
2. Melakukan pemeriksaan jalan lahir dan perineum
3. Mengevaluasi jumlah darah yang hilang 4. Memantau pengeluaran lokhea (biasanya
tidak melebihi darah haid) 5. Mengajarkan ibu/keluarga tentang
cara mengecek/ meraba uterus dan melakukan masase.
2.3 Konsep Dasar Teori Nifas
2.3.1 Nifas
1. Pengertian
Masa nifas (perperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
minggu (Sulistyawati, 2009).
Masa nifas disebut masa post partum atau puerperium adalah masa
atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim,
sampai 6 minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-
organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan
seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni,
2009).
28
2. Perubahan fisiologis masa nifas
Menurut Sulistyawati (2009), perubahan fisiologis masa nifas yaitu:
a. Perubahan sistem reproduksi
Involusi uterus
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi
sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari desidua
yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi neurotic (layu/mati).
Tabel 2.6 Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi
Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram 1 minggu Pertengahan pusat
sympisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba diatas sympisis
350 gram
6 mingu Bertambah kecil 50 gram 8 minggu Sebesar normal 30 gram
Sumber: Sulistyawati, 2009
b. Perubahan pada vulva, vagina dan perineum
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari
pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan
kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali pada keadaan
tidak hamil dan rugea dalam vagina secara berangsur-angsur akan
muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol.
c. Payudara
Kadar prolaktin yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior
meningkat secara stabil selama kehamilan, tetapi hormon plasenta
menghambat produksi Air Susu Ibu (ASI). Setelah kelahiran plasenta,
konsentrasi estrogen dan progesteron menurun, prolaktin dilepaskan
dan sintesis ASI dimulai.
Pelepasan oksitosin dari kelenjar hipofisis posterior distimulasi
oleh isapan bayi. Hal ini menyebabkan kontraksi sel-sel miopitel di
dalam payudara dan pengeluaran ASI.
Perubahan pada payudara dapat meliputi:
29
1) Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan
hormon prolaktin setelah persalinan
2) Kolostrum sudah ada saat persalinan, produksi ASI terjadi pada
hari ke-2 atau ke-3 setelah persalinan.
3) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses
laktasi.
d. Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
dalam masa nifas:
a) Lochea rubra berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-
sel desidua, verniks caseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari
pasca persalinan.
b) Lochea sanguinolenta berwarna kecokelatan, berisi darah dan
lendir pada hari ke 3-7 pasca persalinan.
c) Lochea serosa berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada
hari ke 7-14 pasca persalinan.
d) Lochea alba cairan putih, setelah 2 minggu.
e) Lochea purulenta terjadi infeksi, setelah 2 minggu.
f) Lochea statis, lochea tidak lancar keluarnya.
e. Perubahan sistem pencernaan
Pasca melahirkan ibu biasanya merasa lapar sehingga
diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan
diperlukan 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal.
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini
disebabkan tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan
awal masa post partum, diare sebelum persalinan, kurang makan,
dehidarasi, hemoroid ataupun laserasi jalan lahir.
f. Perubahan sistem perkemihan
Setelah proses berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang air
kecil dalam 24 jam pertama. Kemungkinan penyebabnya adalah
terdapat spasmesfinkter dan edema leher kandung kemih sesudah
30
bagian ini mengalami kompresi (tekanan) antara kepala janin dan
tulang pubis selama persalinan berlangsung.
Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam 12-36 jam
postpartum. Kadar hormon yang bersifat menahan air akan mengalami
penurunan yang mencolok. Keadaan tersebut disebut diuresis. Uretra
yang berdilatasi akan kembali normal dalam 6 minggu.
3. Perubahan psikologi masa nifas
Menurut Suherni (2009), perubahan masa nifas yaitu:
a. Riwayat psikososial
Adaptasi psikososial ibu nifas dibagi menjadi 3 fase, yaitu:
1) Taking in
Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Pada fase
ini, ibu sedang fokus pada dirinya sendiri. Perhatian tertuju pada
kekhawatiran akan tubuhnya, kemungkinan akan mengulang-ulang
waktu dan pengalaman melahirkan. Ketidaknyamanan fisik yang
dialami ibu pada fase ini seperti mulas, nyeri pada jahitan, kurang
tidur, rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya,
kekecewaan karena mendapatkan apa yang tidak diinginkan
tentang bayinya.
2) Taking hold
Periode ini berlangsung selama 3-10 hari post partum. Pada
fase ini ibu timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa
tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu mempunyai perasaan
yang sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan gampang
marah.
3) Letting go
Periode menerima tanggung jawab akan peran barunya.
Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan, ibu sudah mulai
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya, dukungan
suami dan keluarga masih terus diperlukan ibu.
31
4. Pelayanan kesehatan ibu nifas
Menurut Ambarwati (2010), kunjungan pada masa nifas dilakukan
minimal 4 kali antara lain:
a. Kunjungan pertama (6-8 jam postpartum)
b. Kunjungan kedua (6 hari postpartum)
c. Kunjungan ketiga (2 minggu postpartum)
d. Kunjungan keempat (6 minggu postpartum)
5. Terapi untuk ibu nifas
Menurut Asih (2016) memberikann ibu terapi vitamin A 200.000
iu sebanyak 2 kapsul yang berfungsi untuk mencengah pandangan mata
kabur, tablet FE sebanyak 30 tablet 1x1 untuk mencegah anemia pada ibu
nifas, Amoxilin 3x1 yang berfungsi sebagai profilaksis jika terjadi infeksi.
2.3.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Teori Masa Nifas
ASUHAN KEBIDANAN TEORI
Ny ..... P..... Nifas Hari Ke..... Dengan .....
Nama pengkaji : ...................
Jam/tanggal : ...................
Tempat : ...................
S: Data subjektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut
Hellen Varney langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang
diperoleh dari anamnesis. Data ini berhubungan dengan masalah dari sudut
pandang pasien atau anamnesa. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan
keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang
berhubungan langsung dengan diagnosis.
O: Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut
Hellen Varney langkah pertama (pengkajian data), yang diperoleh dari hasil
observasi yang jujur, hasil pemeriksaan pasien, pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan diagnostik lain.
32
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
Keadaan umum meliputi : tingkat energi, keadaan emosi dan postur
badan ibu selama pemeriksaan, tinggi badan (TB), berat badan (BB)
(Muslihatun dkk, 2009).
b. Kesadaran
Kesadaran merupakan suatu pemeriksaan fisik yang bertujuan
untuk memperoleh data dan sebagai dasar dalam menegakkan diagnosa.
Penilainnya dapat secara kualitatif (composmentis, apatis, samnolen,
sopor, koma, delirium) dan kuantitatif (diukur menurut skala koma).
c. Tanda-tanda Vital (TTV)
Tanda-tanda vital : tekanan darah, suhu badan, frekuensi denyut
nadi dan pernafasan.
2. Pemeriksaan fisik
a. Muka : Meliputi oedema wajah, cloasma gravidarum.
b. Mata : Kelopak mata pucat/tidak, warna sklera
c. Payudara : Bentuk dan ukuran, hiperpigmentasi areola,
keadaan puting, kolostrum, massa.
d. Abdomen : Adanya bekas luka SC, tinggi fundus uteri (TFU)
dengan tangan
e. Genetalia : Luka, varises, cairan (warna, konsistensi, jumlah,
bau), keadaan kelenjar bartoline (pembengkakan,
cairan, kista), nyeri tekan
f. Ekstremitas : Oedema kaki dan tangan, pucat pada kuku jari,
varises, reflek patella
A: Analysis atau assesment, merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
interprestasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.
Ny ..... P ..... Nifas Hari Ke ..... Dengan .....
P: Planning atau perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang
akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan
interprestasi data (Muslihatun dkk, 2009)
33
Tabel 2.7 Penatalaksanaan untuk 6-48 jam post partum HARI/JAM KEGIATAN PARAF 1. Gizi
a. Menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan bergizi, cukup kalori, makanan yang mengandung protein, vitamin dan mineral.
b. Menganjurkan untuk minum air mineral 3 liter sehari atau segelas setiap selesai menyusui
c. Menganjurkan minum tablet Fe / zat besi selama 40 hari pasca persalinan
d. Memberikan vitamin A 200.000 UI 2. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK
untuk mencegah terjadinya perdarahan. Ibu mengerti
3. Melakukan hubungan bounding antara ibu dan bayinya. Ibu melakukan bounding
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup apabila bayinya tidur ibu juga tidur agar stamina ibu tetap terjaga.
5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya agar nutrisi bayi baik. Ibu mengerti
6. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya minimal 2 jam sekali agar kebutuhan nutrisi bayi baik. Ibu mengerti
7. Mengajari ibu cara menyusui yang benar. Ibu mengerti
8. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan genetalianya yaitu dengan cara mengganti pembalut 3-4 kali/hari untuk mencegah terjadinya infeksi. Ibu mengerti
Tabel 2.8 Penatalaksanaan untuk 3-7 Hari post partum HARI/JAM KEGIATAN PARAF 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
tentang keadaannya. Ibu mengerti 2. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan
yang bergizi seimbang agar nutrisi ibu baik. Ibu mengerti dan akan melakukannya
3. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama organ genetalia. Ibu mengerti
4. Menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut 3-4 kali/hari untuk mencegah terjadinya infeksi. Ibu mengerti
34
Tabel 2.9 Penatalaksanaan untuk 2 Minggu post partum HARI/JAM KEGIATAN PARAF 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan
ibu baik. Ibu mengerti. 2. Menganjurkan pada ibu untuk tetap memakan
makanan yang bergizi untuk kebutuhan selama masa menyusui. Ibu mengerti.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap meneruskan pola kehidupa sehari-harinya yang sudah dilaksanakan dengan baik. Ibu mengerti
Tabel 2.10 Penatalaksanaan untuk 6 Minggu post partum
HARI/JAM KEGIATAN PARAF 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu baik. Ibu mengerti.
2. Menganjurkan pada ibu untuk tetap memakan makanan yang bergizi untuk kebutuhan selama masa menyusui. Ibu mengerti.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap meneruskan pola kehidupa sehari-harinya yang sudah dilaksanakan dengan baik. Ibu mengerti.
4. Memberikan konseling tentang kontrasepsi agar ibu menggunakan KB yang sesuai. Ibu memilih kontrasepsi yang sesuai.
2.4 Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahir
2.2.1 Neonatus
1. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42
minggu dengan berat badan sekitar 2500-3000 gram dan panjang badan
sekitar 50-55 cm (Sondakh, 2013).
2. Ciri-ciri bayi lahir normal
Menurut Sondakh (2013), ciri-ciri bayi lahir normal yaitu:
a. Pemeriksaan antropometri: berat badan 2500-4000 gram, panjang
badan lahir 42-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm.
b. Pemeriksaa TTV: frekuensi jantung 180x/menit, kemudian menurun
sampai 120-140x/menit, pernapasan pada beberapa menit pertama
cepat, kira-kira 80x/menit kemudian menurun setelah tenang, kira-kira
40x/menit.
35
c. Kulit kemerahan dan licin.
d. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya terlihat
sempurna.
e. Kuku agak panjang dan lemas.
f. Genetalia:
1) Pada perempuan: ditandai dengan labia mayor sudah menutupi
labia minor.
2) Pada laki-laki: testis sudah turun.
g. Refleks sucking (hisap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik.
h. Refleks morrow (jika terkejut bayi akan memperlihatkan gerakan
tangan seperti memeluk) sudah baik.
i. Refleks grasping (menggenggam) baik.
j. Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama.
3. Masalah pada bayi baru lahir
Menurut Muslihatun,dkk (2009), masalah pada bayi baru lahir yaitu:
a. Ikhterus adalah dikolorisasi kuning pada kulit atau organ lain akibat
penumpukan kadar bilirubin. Pada bayi baru lahir ikhterus terbagi
menjadi dua yaitu ikhterus fisiologis dan ikhterus patologis. Ikhterus
fisiologis timbul pada hari ke-2 dan ke-3. Ikterus patologis terjadi pada
24 jam pertama menetap sesudah 2 minggu pertama. Penatalaksanaa
ikhterus dengan terus diberi ASI dan jemur di bawah sinar matahari
pada pagi hari jam 7-9 dengan badan bayi telanjang, mata ditutup.
b. Gumoh adalah keluarnya sebagian kecil isi lambung stelah beberapa
saat setelah makanan dicerna dalam lambung. Biasanya disebabkan
karena bayi menelan udara pada saat menyusui. Penatalaksanaan
gumoh yaitu dengan memperbaiki teknik menyusu, menyendawakan
bayi setelah menyusui, dan bayi menyusu dengan bibir yang mencakup
rapat seluruh puting susu ibu.
36
c. Perut kembung adalah suatu kondisi kurang nyaman, dimana perut
bayi terasa penuh. Penyebab perut kembung pada bayi adalah sebagai
berikut:
1) Sistem pencernaan bayi belum sempurna, sehingga rentan
bermasalah. Sejak dilahirkan, bayi sehat memang telah memiliki
sistem pencernaan yang lengkap mulai dari mulut hingga anus.
Namun sebagian besar organ-organ tersebut masih belum
mencapai kemampuan optimalnya.
2) Tidak cocok dengan susu formula
Tidak sedikit bayi yang mengalami masalah pencernaan akibat
tidak cocok dengan susu formula tertentu, salah satunya yakni
ditandai dengan perut kembung. Hal ini disebabkan adanya
intoleransi laktosa pada beberapa bayi baik karenna produksi
enzim laktase yang belum sempurna atau memang tidak tercerna
dengan baik.
3) Menangis berlebihan
Ketika menangis berlebihan, secara tidak sengaja bayi cenderung
menelan banyak udara ke saluran pencernaannya.
4) Penggunaan kipas angin yang kurang baik
Saat cuaca panas, biasanya bayi akan menangis karena merasa
gerah dan tidak nyaman. Sehingga menyalakan kipas angin agar
bayi tidak lagi rewel. Namun akibatnya seringkali hal ini
menyebabkan bayi masuk angin yang salah satunya ditandai
dengan perut kembung.
5) Kesalahan teknik menyusui
Menyusui merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan antara
ibu dan bayinya, terlebih bagi bayi muda yang belum mendapatkan
makanan pendamping ASI, sehingga tidak jarang kesalahan yang
tidak disadari selama menyusi dapat mengakibatkan kembung pada
bayi.
37
Penatalaksanaan perut kembung terhadap bayi:
1) Menyusui dengan teknik yang benar
Posisi menyusui, usahakan agar kepala bayi lebih tinggi dari
perutnya sehingga ASI dapat segera turun ke bawah dan udara
diatasnya bisa dikeluarkan dengan bersendawa. Mulut bayi benar-
benar melingkupi seluruh bagian puting susu, sehingga udara luar
tidak bisa masuk.
2) Kompreskan kain atau handuk yang telah direndam air hangat
diatas perut bayi.
3) Mengajak bayi bergerak aktif, pijat dengan lembut perut bayi,
tengkurapkan bayi.
4) Buat bayi bersendawa.
d. Hipotermi pada bayi baru lahir adalah suhu tubuh dibawah 36,5-37,5ºC
(suhu ketiak). Pengukuran dilakukan pada ketiak selama 3-5 menit.
Gejala awal hipotermi, apabila suhu dibawah 36ºC atau kedua kaki dan
tangan teraba dingin. Hipotermi disebabkan:
1) Evaporasi, terjadi apabila bayi lahir tidak segera dikeringkan.
2) Konduksi, terjadi apabila bayi diletakkan ditempat dengan alas
yang dingin, seperti pada waktu menimbang bayi.
3) Radiasi, apabila bayi diletakkan di udara lingkungan dingin.
4) Konveksi, terjadi apabila bayi berada dalam ruangan jendela
terbuka.
Penanganan hipotermi yaitu dengan menghangatkan bayi dengan cara
ganti pakaian yang basah dengan pakaian yang kering dan hangat,
memakai topi dan selimut yang hangat atau masukkan bayi dalam
inkubator atau dengan metode kanguru.
e. Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada
neonatus yang disebabkan clostridium tetani. Spora kuman tersebut
masuk ke tubuh bayi melalui tali pusat, baik pada saat pemotongan,
maupun saat perawatannya sebelum lepas. Masa inkubasi 3-28 hari.
Penanganannya dengan mencari tempat masuknya spora tetanus,
38
mengatasi penyebab tetanus dengan memberikan suntikan Anti
Tetanus Serum (ATS) dan antibiotika.
4. Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM)
MTBM adalah suatu pendekatan yang terintegrasi atau terpadu
dalam tata laksana balita sakit dengan fokus pada kesehatan anak usia 0-59
bulan (balita) secara menyeluruh. MTBM bukan merupakan suatu
program kesehatan tetapi pendekatan atau cara penatalaksanaan balita
sakit. MTBM juga mencakup balita umur kurang dari 2 bulan, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit. Umur 2 bulan tidak termasuk pada bayi muda
tetapi kedalam kelompok 2 bulan sampai dengan 5 tahun (Depkes RI,
2008).
Bayi muda mudah sekali sakit, cepat menjadi berat dan serius
bahkan meninggal terutama ppada satu minggu pertama kehidupan bayi.
Penyakit yang terjadi pada satu minggu pertama kehidupan bayi hampir
selalu terkait dengan kahamilan dan persalinan. Keadaan tersebut
merupkan karakteristik khusus yang harus dipertimbangkan pada saat
membuat klasifikasi penyakit. Pada bayi yang lebih tua pola penyakitnya
sudah merupakan campuran dengan pola penyakit pada anak. Sebagian
besar ibu memunyai kebiasaan untuk tidak membawa bayi muda ke
fasilitas kesehatan guna mengantisipasi kondisi tersebut program
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) memberikan pelayanan kesehatan pada
bayi baru lahir melalui kunjungan rumah oleh petugas kesehatan (Depkes
RI, 2008).
a. Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) pada bayi
umur kurang dari 2 bulan.
Proses manejemen kasus disajikan dalam bagan yang
memperlihatkan urutan langkah-langkah dan penjelasan cara
pelaksanaanya:
1) Penilaian dan klasifikasi
2) Tindakan dan pengobatan
3) Konseling bagi ibu
4) Pelayanan tindak lanjut
39
Pendekatan MTBS tersedia formulir pencatatan “untuk bayi muda
dan untuk kelompok umur 2 bulan sampai 5 tahun. Kedua formulir
pencatatan ini mempunyai cara pengisian yang sama:
(a) Penilaian berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik
(b) Klasifikasi membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakit
atau masalah serta tingkat keparahannya dan merupakan suatu
kategori untuk menentukan kegiatan bukan sebagai diagnosis
penyakit
(c) Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan
memberi pengobatan di fasilitas kesehatan sesuai dengan setiap
klasifikasi
(d) Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencakup
bertanya, mendengar jawaban ibu, memuji, memberi nasehat
relefan, membantu memecahkan masalah
(e) Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan
pengobatan pada saat anak datang untuk kunjungan ulang
Menanyakan kepada ibu mengenai masalah bayi muda. Tentukan
pemeriksaan ini merupakan kunjungan atau kontak pertama dengan
bayi muda atau kunjungan ulang untuk masalah yang sama.
Kunjungan pertama lakukan pemeriksaan berikut:
(1) Periksa bayi muda kemungkinan PENYAKIT SANGAT BERAT
ATAU INFEKSI BAKTERI, seperti bayi tidak mau minum atau
memuntahkan semuanya, ada riwayat kejang, bayi bergerak jika
hanya dirangsang, tarikan dada kedalam, bayi merintih, suhu
tubuh > 37,5ºC, suhu tubuh < 35,5ºC, mata bernanah, pusar
kemerahan meluas sampai dinding perut, dan ada pustul di kulit.
Kemudian dibuat klasifikasi berdasarkan tanda dan gejala yang
ditemukan.
(2) Menanyakan pada ibu apakah bayi DIARE, jika diare periksa
tanda dan gejalanya yang terkait, seperti gelisah/rewel, mata
cekung, cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat (> 2 detik)
40
atau lambat, ada darah dalam tinja tanpa disertai gangguan saluran
cerna. Kemudian klasifikasikan berdasarkan tanda dan gejalanya.
(3) Periksa semua bayi muda untuk IKHTERUS, seperti bayi kuning
pada hari pertama setelah lahir (< 24 jam), kuning ditemukan pada
umur > 14 jam sampai < 14 hari, kuning ditemukan pada umur >
14 hari, kuning sampai telapak tangan dan telapak kaki, tinja
berwarna pucat. Kemudian klasifikasikan berdasarkan gejala yang
ada.
(4) Periksa bayi kemungkinan BERAT BADAN RENDAH DAN
ATAU MASALAH PEMBERIAN ASI. Tanyakan pada ibu
apakah IMD dilakukan?, apakah ibu mengalami kesulitan
pemberian ASI?, apakah bayi diberi ASI?, berapa kali dalam
sehari?, apakah bayi diberi minuman selain ASI?. Kemudian
klasifikasikan bayi muda berdasarkan tanda dan gejala yang
ditemukan.
(5) Menanyakan kepada ibu apakah bayinya sudah di IMUNISASI?
Tentukan status imunisasi
(6) Menanyakan status pemberian vitamin K
(7) Menanyakan kepada ibu keluhan atau masalah lain yang terkait
dengan kesehatan bayinya.
Jika bayi muda membutuhkan rujukan, segera lanjutkan
pemeriksaan secara tepat. Tidak perlu melakukan penilaian
pemberian ASI karena akan memperlambat rujukan.
(Depkes RI, 2008)
5. Imunisasi
a) Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara memproduksi imunitas aktif buatan untuk
melindungi diri untuk melawan penyakit tertentu dengan memasukkan
suatu zat kedalam tubuh melalui penyuntikan atau secara oral.
Tabel 2.11 Jadwal Imunisasi Umur Jenis imunisasi
0-7 hari HbO 1 bulan BCG, polio 2 bulan DPT/HB1, Polio 2
41
3 bulan DPT/HB2, Polio 3 4 bulan DPT/HB3, Polio 4 9 bulan Campak
Sumber: Departemen kesehatan RI, 2015
b) Imunisasi Menurut Kajian MUI
Menurut Makhrus (2017), imunisasi sangat penting untuk
membentuk kekebalan pada tubuh bayi melalui vaksin untuk
mencegah terjadinya penyakit tertentu. Vaksin merupakan bibit
penyakit yang sudah dilemahkan dan membantu untuk menghasilkan
antibodi yang berfungsi sebagai perlindungan terhadap penyakit.
Permasalahan yang menjadi polemik hangat akhir-akhir ini yaitu
imunisasi dengan menggunakan vaksin polio khusus (IPV) yang dalam
proses pembuatannya menggunakan enzim yang diduga berasal dari
lemak babi. Meskipun pada proses pembuatan vaksin sempat
bersinggungan dengan enzim tripsin yang dihasilkan dari pankreas
babi, namun dengan teknologi modern vaksin tersebut telah dicuci
sehingga tidak lagi mengandung unsur babi. Dengan demikian vaksin
tersebut telah suci (halal) dan boleh digunakan.
6. Kunjungan Neonatus (KN)
Menurut Depkes RI (2015), kunjungan neonatus yaitu:
KN 1 : 6-48 jam
KN 2 : 3-7 hari
KN 3 : 8-28 hari
2.4.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Teori Bayi Baru Lahir
ASUHAN KEBIDANAN TEORI
Bayi Ny ..... Usia ..... Hari Dengan ......
Nama pengkaji : ..................
Jam/tanggal : ..................
Tempat : ..................
S : Data subjektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut
Hellen Varney langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang
diperoleh dari anamnesis. Data ini berhubungan dengan masalah dari sudut
42
pandang pasien atau anamnesa. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan
keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang
berhubungan dengan diagnosis (Muslihatun dkk, 2009).
Tanggal lahir : untuk mengetahui usia neonatus
Jenis kelamin : untuk mengtahui jenis kelamin bayi
Umur : untuk mengetahui usia bayi
O: Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut
Hellen Varney langkah pertama (pengkajian data), yang diperoleh dari hasil
observasi yang jujur, hasil pemeriksaan pasien, pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan diagnostik lain (Muslihatun dkk, 2009).
1. Pemeriksaan umum
Kesadaran : composmentis
Suhu : normal (36,5-37 C)
Pernapasan : (40-60x/menit)
Denyut jantung : (120-160x/menit)
Berat badan : (2500-4000 gram)
Panjang badan : (antara 48-52 cm)
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Adakah caput succedaneum, cephal haematoma,
keadaan ubun-ubun.
b. Muka : Warna kulit kemerahan
c. Mata : Sklera putih, tidak ada perdarahan sub conjungtiva
d. Hidung : Lubang simetris, bersih, tidak ada sekret
e. Mulut : Reflek menghisap baik, tidak ada palatokisis
f. Telinga : Semitris, tidak ada serumen
g. Leher : Adakah kaku kuduk atau tidak
h. Dada : Simetris, tidak ada retraksi dada
i. Tali pusat : Bersih, tidak ada perdarahan
j. Abdomen : Semetris, ada massa atau tidak, ada infeksi atau tidak
k. Genetalia : Untuk bayi laki-laki testis sudah turun, untuk bayi
perempuan, labia mayora sudah menutupi labia minora
l. Anus : Atresia ani atau tidak
43
m. ekstremitas : Terdapat kelainan atau tidak
3. Pemeriksaan neurologis
a. Reflek moro : Apabila bayi diberi sentuhan mendadak
dengan jari dan tangan, maka
menimbulkan gerak terkejut
b. Reflek menggenggam : Apabila telapak tangan bayi disentuh
dengan jari pemeriksa, maka bayi akan
berusaha menggenggam jadi pemeriksa
c. Reflek rooting : Apabila pipi bayi disentuh oleh jari
pemeriksa, maka bayi akan menoleh dn
mencari sentuhan itu
d. Reflek menghisap : Apabila bayi diberi puting/dot, maka bayi
akan berusaha untuk menghisap
e. Glabella reflex : Apabila bayi disentuhdibagian os grabella,
maka bayi akan mengerutkan keningnya
atau mengedipkan matanya
f. Gland reflex : Apabila bayi disentuh pada lipatan paha
kanan dan kiri, maka bayi akan berusaha
mengangkat kedua pahanya
g. Tonick neck reflex : Apabila bayi diangkat dari tempat tidur,
maka bayi akan berusaha mengangkat
kepalanya.
4. Pemeriksaan Antropometri
a. Berat badan : BB bayi normal 2500-4000 gram
b. Panjang badan : panjang badan bayi lahir normal 48-52 cm
c. Lingkar kepala : lingkar kepala bayi normal 33-38 cm
d. LILA : normal 10-11 cm
A: Analysis atau assesment, merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
interprestasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif (Muslihatun dkk,
2009).
Pada Bayi baru lahir ..... Usia ..... Hari Dengan .....
44
P: Planning atau perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang
akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan
interprestasi data (Muslihatun dkk, 2009).
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan tidak memandikan bayi
setidaknya 6 jam.
2. Membungkus bayi dengan kain kering, bersih, dan hangat agar tidak
hipotermi.
Tabel 2.12 Penatalaksanaan bayi baru lahir
HARI/JAM KEGIATAN PARAF
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa bayi ibu dalam keadaan baik. Ibu mengerti dan menerima penjelasan ini.
2. Memberikan salep mata kepada bayi untuk mencegah terjadinya infeksi.
3. Mencegah terjadinya perdarahan dan injeksi Hb Uniject 1 jam setelah penyuntikkan Vit. K untuk mencegah penyakit hepatitis B di paha kanan.
4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya agar terhindar dari hipotermi atau kedinginan. Ibu mengerti dan bersedia melakukan.
5. Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar. Ibu mengerti dan bersedia melakukan.
6. Menjelaskan kepada ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif setiap 2 jam selama 6 bulan agar pemenuhan gizi bayi tercukupi. Ibu mengerti dan bersedia memberikan ASI.
7. Menganjurkan ibu untuk menyendawakan bayi sesudah minum ASI agar bayi tidak gumoh. Ibu mengerti dan bersedia melakukan.
8. Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat yaitu mengganti kassa sesudah mandi/ketika basah dan tidak dibubuhi apapun. Ibu mengerti dan bersedia melakukan.
9. Menjelaskan kepada ibu untuk mengganti popok bayi sesering mungkin untuk mencegah terjadinya ruam popok, ibu mengerti dan bersedia melakukan.
10. Menganjurkan kepada ibu untuk datang ke tenaga kesehatan bila ada masalah pada bayinya, ibu mengerti dan menerima penjelasan ini.
45
Tabel 2.13 Penatalaksanaan bayi baru lahir normal usia 3-7 hari HARI/JAM KEGIATAN PARAF 1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu
bahwa bayi ibu dalam keadaan sehat. Ibu mengerti
2. Menganjurkan ibu untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi seperti mencuci tangan sebelum meneteki bayinya. Ibu mengerti
3. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan bayi sperti sering mengganti popok untuk menjegah terjadinya ruam popok. Ibu mengerti.
4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebutuhan nutrisi bayi seperti memberikan ASI setiap 2-3 jam untuk pemenuhan gizi (120-150 ml/Kg BB). Ibu mengerti.
5. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya bayi baru lahir seperti ikhterus, muntah, gumoh, diare dan oral trush. Ibu mengerti
6. Menganjurkan ibu untuk membawa bayi ke petugas kesehatan apabila mendapatkan salah satu tanda diatas. Ibu mengerti
7. Menjelaskan pada ibu tentang imunisasi, tujuan dan manfaat dari imunisasi. Ibu mengerti.
8. Menganjurkan ibu untuk rutin memeriksakan bayinya setiap bulan pada kegiatan posyandu. Ibu mengerti
Tabel 2.14 Penatalaksanaan bayi baru lahir normal usia 8-28 hari HARI/JAM KEGIATAN PARAF 1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa
bayi ibu dalam keadaan sehat. Ibu mengerti 2. Menganjurkan ibu untuk memberikan
imunisasi sesuai umurnya. Ibu mengerti 3. Menganjurkan ibu untuk memberikan hanya
ASI selama 6 bulan. Ibu mengerti. 4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan
bayinya dengan mandi setidaknya 2x/hari. Ibu mengerti
5. Menganjurkan ibu untuk membawa bayi ke petugas kesehatan apabila bayi mengalami gangguan kesehatan. Ibu mengerti.
6. Menganjurkan ibu untuk rutin mengikuti kegiatan posyandu setiap bulan. Ibu mengerti
46
2.5 Konsep Dasar Teori Keluarga Berencana (KB)
2.5.1 Keluarga Berencana
1. Pengertian
Kontrasepsi adalah usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan,
upaya itu dapat bersifat sementara dapat pula bersifat permanen
(Prawirohardjo, 2010).
Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
reproduksi untuk pengaturan kehamilan, dan merupakan hak setiap
individu sebagai makhluk sosial (Affandi dkk, 2011).
2. Kebutuhan pada calon akseptor KB
Menurut Affandi, dkk (2011), kebutuhan pada calon akseptor KB yaitu:
a. Konseling
Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon KB yang
baru, hendaknya dapat diterapkan enak langkah yang sudah dikenl
dengan kata kunci SATU TUJU. Kata kunci SATU TUJU adalah
sebagai berikut:
1) SA: Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan sopan.
2) T: Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya.
3) U: Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa
pilihan reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan
beberapa kontrasepsi.
4) TU: BanTUlah klien menentukan pilihannya.
5) J: Jelaskan secara lengkap kepada klien bagaimana menggunakan
kontrasepsi pilihannya.
6) U: Perlunya kunjungan Ulang.
3. Penapisan klien
Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu metode
kontrasepsi, untuk menentukan apakah ada:
a. Kehamilan
Klien tidak hamil apabila:
1) Tidak senggama sejak haid terakhir.
2) Sedang memakai metode efektif secara baik dan benar.
47
3) Sekarang didalam hari pertama haid terakhir.
4) Dalam 4 minggu pasca persalinan.
5) Dalam 7 hari pasca persalinan.
6) Menyusui dan tidak haid.
b. Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus.
c. Masalahnya (Misalnya: diabetes, tekanan darah tinggi) yang
membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut.
4. Suntik progestin
Suntikan progestin sangat efektif, aman, dapat dipakai oleh semua
perempuan dalam usia reproduksi, kembalinya kesuburan lebih lambat
rata-rata 4 bulan, cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi
ASI, DMPA (Depot Medroxy Progesterone Asetat) atau Depo Provera
diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150mg, disuntikkan secara IM
di daerah bokong. NET-EN (Norethindrone Enanthate) atau noristerat
diberikan dalam dosis 200mg sekali setiap 8 minggu atau setiap 8 minggu
untuk 6 bulan pertama, kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu.
a. Mekanisme kerja:
Mencegah ovulasi, lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga
menurunkan kemampuan penetrasi spermatozoa, membuat
endometrium tipis dan atrofi sehingga kurang baik untuk implantasi
ovum yang telah dibuahi, mempengaruhi kecepatan transport ovum
oleh tuba fallopi.
b. Efektifitas:
Baik DMPA maupun NET EN memiliki efektifitas yang tinggi dengan
0,3 kehamilan per 100 perempuan pertahun asal penyuntikannya
dilakukan secara benar dan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
c. Keuntungan:
a) Sangat efektif dan mempunyai efek pencegahan kehamilan jangka
panjang.
b) Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri.
c) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampaka serius
terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
48
d) Tidak berpengaruh terhadap ASI.
e) Efek samping sedikit.
f) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
g) Dapat digunakan oleh perempuan yang berusia diatas 35 tahun
sampai perimenopause.
h) Mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
i) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
j) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
d. Keterbatasan:
a) Sering ditemukan gangguan haid. Pola haid yang normal akan
berubah menjadi amenorhea perdarahan tidak teratur, perdarahan
bercak, perubahan dalam frekuensi lama dan banyaknya darah yang
keluar, atau tidak haid sama sekali.
b) Pada waktu tertentu harus kembali untuk mendapatkan suntikan.
c) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
d) Peningkatan berat badan.
e) Tidak menjamin perlindungan terhadap Infeksi Menular Seksual
(IMS), infeksi HIV, hepatitis B virus.
e. Yang boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin:
a) Usia reproduksi, nulipara dan yang telah memiliki anak.
b) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas
tinggi.
c) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
d) Setelah melahirkan.
e) Setelah abortus.
f) Telah mempunyai banyak anak tetapi belum menginginkan
tubektomi.
g) Perokok.
h) Tekanan darah 180/110mmHg.
i) Menggunakan obat untuk epilepsi (fenition dan barbiturat) atau obat
untuk tuberculosa (rifampisin).
j) Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen.
49
k) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
f. Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin:
a) Hamil atau dicurigai hamil karena resiko cacat pada janin 7 per
100.000 kelahiran.
b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c) Tidak dapat menerima gangguan haid, terutama amenorea.
d) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
e) Diabetes melitus disertai komplikasi.
2.5.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Teori Keluarga Berencana
ASUHAN KEBIDANAN TEORI
Ny ..... P ...... Akseptor KB........
Nama pengkaji : ...................
Jam /tanggal : ...................
Tempat : ...................
S : Data subjektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut
Hellen Varney langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang
diperoleh dari anamnesis. Data ini berhubungan dengan masalah dari sudut
pandang pasien atau anamnesa. Ekspresi pasien mengenai ke khawatiran dan
keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang
berhubungan dengan diagnosis (Muslihatun dkk, 2009).
O: Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut
Hellen Varney langkah pertama (pengkajian data), yang diperoleh dari hasil
observasi yang jujur, hasil pemeriksaan pasien, pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan diagnostik lain (Muslihatun dkk, 2009).
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
Keadaan umum meliputi : tingkat energi, keadaan emosi dan postur
badan ibu selama pemeriksaan, tinggi badan (TB), berat badan (BB).
b. Kesadaran
Kesadaran merupakan suatu pemeriksaan fisik yang bertujuan untuk
memperoleh data dan sebagai dasar dalam menegakkan diagnosa.
50
Penilaiannya dapat secara kualitatif (composmentis, apatis, samnolen,
sopor, koma, delirium) dan kuantitatif (diukur menurut skala koma)
c. Tanda-tanda Vital (TTV)
Tanda-tanda vital : tekanan darah, suhu badan, frekuensi denyut nadi dan
pernapasan
A: Analysis atau assesment, merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
interprestasi (kesimpulan) dari data subjektif "dan objektif (Muslihatun dkk,
2009).
Ny ..... P ..... Akseptor KB ......
P : Planning atau perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang
akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan
interprestasi data (Muslihatun dkk, 2009).
1. Melakukan konseling tentang macam-macam alat kontrasepsi pada ibu.
2. Melakukan informed consent pada ibu.
3. Mempersiapkan ibu serta memberitahu langkah-langkah yang akan
dilakukan.
4. Melakukan asuhan keluarga berencana.
5. Melakukan pencatatan dan membertahu ibu untuk kunjungan ulang pada
tanggal, atau jika ada keluhan.
51
BAB 3
METODE PENDEKATAN STUDI KASUS
3.1 Jenis Pendekatan
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan studi
kasus. Deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang keadaan secara objektif. Studi
kasus adalah jenis penelitian yang mendalam tentang individu, kelompok,
institusi, dan sebagainya dalam waktu tertentu (Sugiyono, 2009).
3.2 Kerangka Operasional
Gambar 3.1 Kerangka Operasional
52
3.3 Subjek Studi Kasus
Subjek studi kasus ini adalah ibu hamil TM III (28-40 minggu), bersalin,
nifas, bayi baru lahir (neonatus), serta rencana kontrasepsi.
3.4 Fokus Studi (variabel)
Fokus studi dalam kasus ini berupa asuhan kebidanan kehamilan
kebidanan nifas (Postnatal Care), asuhan kebidanan neonatal, dan asuhan
kebidanan KB secara komprehensif.
3.5 Definisi Operasional Fokus Studi
Tabel 3.3 Definisi operasional fokus studi Fokus studi Definisi operasional Kehamilan Suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan
secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di rahim ibu.
Persalinan Proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup diluar uterus melaluli vagina kedunia luar. Proses tersebut dapat dikatakan normal atau spontan jika bayi yang dilahirkan berada pada posisi letak belakang kepala dan berlangsung tanpa bantuan alat-alat.
Nifas Waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai 40 hari dan disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan.
Neonatal Masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran.
Kontrasepsi (KB) Usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya itu dapat bersifat sementara dapat pula selamanya.
3.6 Kriteria subjek
1. Ibu hamil dengan resiko rendah (KSPR) usia kehamilan 33-40 minggu.
2. Persalinan normal dan bersedia bersalin di BPM yang sudah ditetapkan.
3. Nifas normal.
4. Bayi Baru Lahir Normal (Neonatus).
5. KB.
6. Bersedia menjadi pasien.
7. Berada di wilayah kerja puskesmas Taman Krocok.
53
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian studi kasus ini berupa buku KIA, KSPR, lembar
partograf, lembar penapisan, kartu KB, daftar tilik penapisan klien metode non
tidak ada retraksi payudara +/+, terdapat ruberkulum
montgomery +/+, ada hiperpigmentasi areola +/+,
tidak ada nyeri tekan +/+, tidak ada benjolan +/+,
colostrum keluar +/+.
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Abdomen : ada linea alba, ada linea nigra, ada striae albican,
pusat datar, pembesaran memanjang, pembesaran
sesuai dengan usia kehamilan, tidak ada bekas SC,
tampak gerakan janin.
60
Palpasi Leopold
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
Djj
TBJ
:
:
:
:
:
:
TFU 2 jari dibawah px,
teraba lunak, kurang bulat,
kurang melenting (bokong).
Teraba datar, keras,
memenjang disisi kiri ibu
(ekstermitas).
Teraba keras, bulat, tidak
dapat digoyang (kepala)
sudah masuk PAP
Divergent (4/5 bagian)
136x/menit
(29-11) X 155 = 2.790 gram
Eks. Atas : simetris +/+, tidak oedema +/+.
Eks. Bawah : simetris +/+, tidak oedema +/+, tidak ada varises
+/+
3. Pemeriksaan penunjang
Tes laboratorium
Hb : 12 gr/dl
II. INTERPRESTASI DATA DASAR
Ds : Ibu mengatakan hamil anak kedua dengan usia kehamilan 9
bulan, saat ini tidak ada keluhan dengan kehamilannya.
HPHT : 08-06-2016
Do : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 77x/ menit
Suhu : 36.3oC
Pernafasan : 21x/ menit
Abdomen : ada linea alba, ada linea nigra, ada striae
albican, pusat datar, pembesaran memanjang,
61
pemebesaran sesuai dengan usia kehamilan,
tidak ada bekas SC.
Palpasi Leopold
Leopold I : TFU 2 jari dibawah teraba
lunak.
Leopold II : PUKA
Leopold III : teraba keras, bulat, tidak
dapat digoyang (kepala)
sudah masuk PAP
Leopold IV : divergent (4/5 bagian)
DJJ : 136x/menit
TBJ : (29-11) X 155 = 2.790 gram
Dx : Ny “D” GII P10001 UK 36-37 Minggu dengan Kehamilan
Normal, Janin T/H
III. DIAGNOSA POTENSIAL
-
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
V. RENCANA TINDAKAN DAN RASIONAL
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan.
R/ persamaan persepsi antara pasien dan bidan akan memudahkan
tindakan yang akan dilakukan sehingga ibu tenang.
2. Anjurkan ibu untuk rutin mengkonsumsi tablet Fe, Vit C dan Kalk
R/ mencegah anemia, untuk kekebalan tubuh ibu dan pertumbuhan
tulang dan gigi bayi.
3. Berikan KIE tentang persiapan persalinan.
R/ ibu dapat mengerti dan mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan
dalam menghadapi persalinan.
4. Jelaskan tanda-tanda bahaya kehamilan
R/ ibu dapat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan upaya untuk
62
mendeteksi dini terjadinya komplikasi.
5. Jelaskan tanda-tanda mulainya persalinan
R/ dengan mengetahui tanda mulainya persalinan ibu tau dan tidak
cemas saat ada tanda-tanda persalinan.
6. Anjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya 1 minggu lagi atau
jika ada keluhan, tanda-tanda bahaya kehamilan, atau pun terdapat
tanda-tanda persalinan.
R/ upaya untuk mendeteksi dini dan meminimalisir terjadinya
komplikasi pada kehamilan.
VI. IMPLEMENTASI
Jam : 09. 10 WIB
JAM KEGIATAN PARAF 09.10 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu, bahwa
kondisi ibu dan bayinya sehat. TD : 110/70 mmHg DJJ : 136x/menit Ibu mengerti.
09.10 Menganjurkan ibu untuk minum Fe secara teratur 1 kali sehari sebelum tidur dengan dan Kalk 1 kali sehari pada pagi hari. Fe diminum untuk mencegah anemia pada ibu hamil sedangkan Kalk untuk kekebalan tubuh ibu, pertumbuhan tulang dan gigi bayi. Ibu mengerti dan besedia.
09.11 Memberikan KIE pada ibu dalam mempersiapkan menghadapi persalinan. Ibu mengerti dan Ppbersedia.
09.11 Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya kehamilan seperti pusing sampai pandanga kabur, bengkak pada muka tangan atau kaki, keluar darah dari kemaluan, gerakan janin berkurang dari biasanya dan efek yang ditimbulkan apabila ibu tidak segera memeriksakan ke tenaga kesehatan dapat membahayakan ibu maupun janin. Ibu mengerti dan bersedia.
09.12 Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti kenceng-kenceng yang terus menerus, keluar cairan ketuban dari kemaluan, keluar lendir disertai darah dari kemaluan.
09.12 Menganjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya 1 minggu lagi atau terdapat keluhan,
63
tanda-tanda bahaya kehamilan, atau pun terdapat tanda-tanda persalinan
V. EVALUASI
Tanggal : 22-02-2016 Jam: 09.15 WIB
S : Ibu mengerti penjelasan yang telah disampaikan.
O : Ibu mampu mengulang kembali penjelasan yang telah
diberikan.
A : Ny. “D” GII P10001 Hamil 36-37 Minggu dengan kehamilan
normal, Janin T/H
P : 1. Ingatkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi
2. Ingatkan ibu minum tablet Fe secara rutin
3. Ingatkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi
CATATAN PERKEMBANGAN
Asuhan Kebidanan
Pada Ny “D” GII P10001 37-38 dengan Kehamilan Normal, Janin T/H
Tanggal : 1 Maret 2017
Tempat : Rumah Pasien
Petugas : Ulfatul Azizeh
DATA SUBJEKTIF (S)
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil anak kedua dengan usia kehamilan 9 bulan saat ini
mengeluh sering kencing.
DATA OBJEKTIF (O)
1. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB sebelum hamil : 51 kg
BB sekarang : 62 kg
TB : 154 cm
64
IMT : 26,1 (berat badan lebih)
LILA : 24 cm
Tanda-tanda vital : Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/ menit
Suhu : 36.4oC
Pernafasan : 19x/ menit
HPL/TP : 15-03-2017
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : rambut tidak rontok, kulit kepala bersih, warna rambut
hitam, tidak ada benjolan.
Wajah : tidak oedema, tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum.
Mata : Simetris +/+, sklera putih +/+, konjungtiva merah muda +/+,
palpebra tidak oedema +/+.
Hidung : lubang simetris +/+, tidak ada secret +/+, tidak ada polip
+/+, tidak ada epistaksis +/+, tidak ada pernapasan cuping
hidung +/+.
Gilut : simetris, bibir lembab, warna bibir merah muda, tidak
ada stomatitis, tidak ada caries, tidak ada baselack.
Telinga : Simetris +/+, tidak ada serumen +/+, tidak ada perdarahan
+/+, pendengaran baik +/+.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran
vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, denyut jantung reguler,
10.30 Memberikan KIE pada ibu bahwa keluhan sering kencing yang dialami ibbu adalah hal yang normal karena janin yang di dalam semakin besar sehingga menekan kandung kemih dan menyebabkan sering kecing. Ibu mengerti.
10.31 Menganjurkan ibu istirahat cukup minimal 8 jam/hari agar ibu tidak kelelahan. Ibu mengerti dan bersedia.
10.31 Menganjurkan ibu untuk rutin minum tablet FE 1x/ hari dimalam hari untuk mencegah anemia.
66
Ibu mengerti dan bersedia. 10.32 Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan
seperti kenceng-kenceng yang terus menerus, keluar cairan ketuban dari kemaluan, keluar lendir disertai darah dari kemaluan. Jika ditemui tanda-tanda tersebut, maka ibu harus segera ke fasilitas kesehatan. Ibu mengerti dan bersedia.
67
4.2 Asuhan Kebidanan pada Persalinan
Asuhan Kebidanan
Pada Ny “D” GII P10001 39-40 Minggu
Inpartu Kala I Fase Aktif Akselerasi, Janin T/H
Tanggal : 13 Maret 2017 Pukul : 13.00 WIB
Tempat : BPM Ny. Agustin
Petugas : Ulfatul Azizeh
DATA SUBJEKTIF (S)
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan hamil anak kedua dengan usia kehamilan 9 bulan,
mengeluh kenceng-kenceng sejak pukul 08.00 WIB tanggal 13-03-
2017 dan keluar lendir bercampur darah sejak pukul 12.00 WIB
tanggal 13-03-2017.
2. Pola kehidupan sehari-hari
No. Pola Selama hamil Saat inpartu 1.
NUTRISI Jenis makanan Pola makan Nafsu makan Porsi sedang Minum
a. Pantangan makanan b. Alergi makanan
Nasi, sayur, lauk 4-5x/hari Baik Sedang 8 gelas air putih/ hari Tidak ada Tidak ada
Terakhir makan jam 12.00 WIB 2 gelas air putih dan 1 gelas teh manis Tidak ada Tidak ada
2. ELIMINASI a. BAK b. BAB
c. Keluhan
5-6 kali/ hari 1 kali/ hari Tidak ada
1 kali Terakhir BAB jam 09.00 WIB Tidak ada
3. AKTIVITAS a. Sehari-hari
b. Olahraga
Melakukan pekerjaan rumah . Tidak pernah
Tidur miring kiri
68
4.
ISTIRAHAT/ TIDUR
a. Siang b. Malam
2 jam/hari 7-8 jam/hari
Terakhir tidur jam 22.00 WIB
5. POLA SEKSUAL 2 kali/minggu -
6. PERSONAL HYGIENE
a. Mandi b. Gosok gigi c. Keramas d. Ganti CD e. Tempat
menonjol +/+, tidak ada retraksi payudara +/+, ada
hiperpigmentasi areola +/+, tidak ada nyeri tekan
+/+, tidak ada benjolan +/+, colostrum keluar +/+.
Abdomen : ada linea alba, ada linea nigra, ada striae albican,
pusat datar, pembesaran memanjang, pemebesaran
sesuai dengan usia kehamilan, tidak ada bekas SC.
Palpasi Leopold
Leopold I
: TFU 2 jari dibawah px, teraba
lunak, kurang bulat, kurang
melenting (bokong).
Leopold II : teraba datar, keras, memanjang
disisi kanan ibu (punggung)
teraba bagian terkecil janin disisi
kiri ibu (ekstermitas)
Leopold III : teraba keras, bulat, tidak
dapat digoyang (kepala) sudah
masuk PAP.
Leopold IV : divergent (2/5 bagian)
DJJ : 138x/ menit
HIS : 3X10’X30”
TBJ : (30-11) X 155 = 2.945 gram
Genetalia : tidak oedem, tidak varises, keluar cairan ketuban
dan blood slym.
VT : Jam : 13.00 WIB
Vulva/vagina normal, tampak lendir darah, portio
lunak, pembukaan 5 cm, efficement 50%, ketuban
negatif, preskep, UUK jam 11, molase 0, Hodge II,
tidak ada bagian kecil janin, tidak ada tali pusat
menumbung.
70
ANALISA (A)
Diagnosa : Ny “D” GII P10001 39-40 Minggu Inpartu Kala I Fase Aktif
Akselerasi, Janin T/H
PELAKSANAAN (S)
Tanggal : 13 Maret 2017 Jam : 13.00 WIB
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 13 Maret 2017 Jam : 16.00 WIB
S : Ibu merasa keluar air banyak, kenceng-kencegnya semakin sering
dan ada keinginan untuk meneran seperti ingin BAB.
JAM KEGIATAN PARAF
13.05
Menjelaskan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan. TD : 120/80 mmHg, periksa dalam : pembukaan 5 cm. Ibu mengerti
13.08
Menyarankan ibu untuk tidur miring kiri agar lebih cepat penurunan kepala janinnya. Ibu mengerti dan melakukannya.
13.09
Menganjurkan ibu untuk makan dan minum disaat tidak ada kontraksi. Ibu minum air setengah gelas sedang.
13.10 Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK. Ibu mengerti
13.11
Mengajarkan ibu teknik relaksasi pernafasan saat ada his yaitu dengan cara mengambil nafas panjang dari hidung dan mengeluarkannya melalui mulut untuk mengurangi rasa nyeri ketika kontraksi. Ibu mengerti dan melakukannya.
13.13
Meminta agar suami mendampingi ibu untuk memberikan dukungan dan semangat. Suani melakukan.
13.30
Melakukan Observasi TTV, His dan DJJ. Observasi telah dilakukan, Nadi : 80x/menit, His : 3X10’X40”,
DJJ : 135x/menit
13.32 Melakukan pendokumentasian. Pendokumentasian pada lembar partograf.
71
O : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,7oC
Pernafasan : 19x/menit
Palpasi leopold
Leopold I : TFU 2 jari dibawah px, bokong
Leopold II : PUKA
Leopold III : Kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : divergen (3/5 bagian)
HIS : 3X10’X40”
DJJ : 145x/ menit
VT : Vulva/vagina normal, porsio tidak teraba,
efficement 100%, pembukaan 10 cm, ketuban
negatif, preskep, UUK jam 12, molase 0, Hodge
III+, tidak ada bagian kecil janin, tidak ada tali
pusat menumbung.
A : Ny “D” GII P10001 39-40 Minggu Inpartu Kala I Fase Aktif
Akselerasi, Janin T/H
P :
JAM KEGIATAN PARAF 16.00 I. I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA II
1. Melihat adanya tanda persalinan kala II a. Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran. b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat
pada rektum. c. Perineum tampak menonjol. d. Vulva dan sfingter ani membuka.
Terdapat tanda dan gejala kala II
16.01 II. II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN 2. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-
obatan esensial untuk menolong persalinan dan tatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
72
a. Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi, serta ganjal bahu bayi.
b. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set. Peralatan telah lengkap.
16.02 3. Memakai alat pelindung diri. Alat pelindung diri telah dipakai.
16.02 4. Mencuci tangan dengan sabun. Tangan telah bersih.
16.02 5. Memakai sarung tangan steril pada tangan yang akan digunakan periksa dalam. Sarung tangan telah digunakan.
16.02 6. Memasukkan oksitosin ke dalam spuit steril. Oksitosin telah disiapkan.
16.03 IV. III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK
16.03 7. Melakukan vulva hygine Ibu bersikap kooperatif.
16.03 8. Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap. Vulva/vagina normal, porsio tidak teraba, efficement 100%, pembukaan 10 cm, ketuban negatif, preskep, UUK jam 12, molase 0, Hodge III+, tidak ada bagian kecil janin, tidak ada tali pusat menumbung.
16.04 9. Merendam sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Sarung tangan telah terendam.
16.04 10. Memeriksa DJJ untuk memastikan DJJ dalam batas normal. DJJ =140x/menit
16.05 V. IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES BIMBINGAN MENERAN
16.05 11. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap. Ibu bersikap koopertif.
16.06 12.
Menganjurkan ibu memilih posisi yang nyaman. Ibu memilih posisi litotomi.
16.10 13.
Mengajarkan cara meneran yang benar. Ibu bersikap kooperatif.
16.10 14. Memimpin ibu meneran pada saat kontraksi. Ibu bersikap kooperatif.
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI 16.11 15. Meletakkan handuk bersih diperut ibu, setelah kepala
bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm. Handuk telah dipasang.
16.11 16. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.
73
Kain telah terpasang. 16.12 17. Membuka tutup partus set dan memastikan kembali
kelengkapan alat dan bahan. Alat-alat lengkap.
16.12 18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan. Sarung tangan terpasang.
16.13 VI. VI. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI Lahirnnya kepala
16.13 19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva, lindungi perineum dengan tangan kanan, tangan kiri menahan ringan kepala. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal. Ibu bersikap kooperatif.
16.14 20. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat. Tidak ada lilitan tali pusat.
16.14 21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putar paksi luar secara spontan. Bayi melakukan putar paksi luar.
Lahirnya kepala 16.14 22. Setelah kepala melakukan putar paksi luar,
memegang secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Ibu bersikap kooperatif.
Lahirnya bahu dan tungkai 16.14 23. Setelah kedua bahu lahir, menggeser tangan bawah
kearah perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan, dan siku sebelah bawah, menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas. Telah dilakukan sanggah susur.
16.15 24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Bayi lahir spontan, JK: laki-laki
VII. VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR 16.15 25. Melakukan penilaian selintas.
16.16 26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Mengganti handuk yang basah dengan handuk yang kering. Membiarkan bayi diatas perut ibu. Bayi telah dikeringkan dan bayi tetap berada diatas perut ibu.
16.17 27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada bayi kedua.
74
Tidak ada bayi kedua. 16.17 28. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar
uterus berkontraksi baik. Ibu bersikap kooperatif.
16.17 29. Menyuntikkan oksitosin 10 iu secara IM. Oksitosin telah disuntikkan.
16.19 30. Setelah 2 menit, menjepit tali pusat dengan 2 klem, 3 cm dari pusat bayi dan 2 cm dari klem pertama. Tali pusat telah diklem.
16.19 31. Memotong tali pusat diantara 2 klem dan mengikat tali pusat dengan benang DTT. Tali pusat telah dipotong dan diikat.
16.20 32. Meletakkan bayi di dada ibu. Bayi berada di dada ibu.
16.20 33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi bayi. Bayi sudah diselimuti dan telah dipasang topi.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 13 Maret 2017 Pukul: 16.20 WIB
S : Ibu mengatakan perutnya masih mulas.
O : KU : Baik
Kesadaran
Kontraksi Uterus
:
:
Composmentis
Baik
Palpasi abdomen : TFU setinggi pusat, tidak ada janin kedua
Genetalia : terdapat semburan darah, tali pusat terjulur
di depan vulva.
A : Ny “D” P20002 dengan kala III
P :
JAM KEGIATAN PARAF
16.21 VIII. VIII. PENATALAKSANAAN AKTIF KALA III
16.21 34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva. Klem telah dipindahkan.
16.21 35. Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat. Tali pusat telah ditegangkan.
16.22 36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat kearah bawah. Tali pusat telah ditegangkan.
75
Mengeluarkan plasenta
16.22 37. Melakukan penegangan dan dorso kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir. Ibu bersikap kooperatif.
16.23 38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, melahirkan plasenta dengan kedua tangan hingga selaput ketuban terpilin. Plasenta lahir lengkap.
Rangsangan taktil (masase) uterus
16.24 39. Melakukan masase uterus selama 15 detik agar uterus berkontraksi dengan baik. Masase telah dilakukan dan uterus berkontraksi dengan baik.
16.24 IX. IX. MENILAI PERDARAHAN
16.24 40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Plasenta dan selaput ketuban utuh.
16.25 41. Mengevaluasi adanya laserasi. Terdapat laserasi derajat II dan dilakukan penjahitan dengan anastesi.
X. X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
16.40 42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam. Uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
16.41 43. Melanjutkan IMD selama ±1 jam. IMD telah dilakukan.
16.41 44. Setelah 1 jam, melakukan penimbangan atau pengukuran bayi, memberi tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K 1mg intramuskular di paha kiri anterolateral. Telah dilakukan antropometri dan diberi tetes mata dan injeksi Vit K 1 mg.
16.42 45. Setelah 1 jam pemberian vitamin K, memberikan suntikan imunisasi hepatitis B dipaha kanan anterolateral. Imunisasi telah diberikan.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 13 Maret 2017 Pukul: 16.42 WIB
S : Ibu merasa senang bayinya lahir dan masih merasa lelah
76
O : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,4oC
Pernafasan : 22x/menit
Wajah : Tidak pucat
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.
Palpasi abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik,
kandung kemih kosong
Genetalia : Perdarahan ±100 cc, lochea rubra, terdapat
laserasi derajat II dan dilakukan penjahitan.
A : Ny “D” P20002 dengan kala IV
P :
JAM KEGIATAN PARAF
XI. Evaluasi
16.42 Mengecek TFU, kandung kemih, kontraksi uterus. TFU 2 jari di bawah pusat, kandung kemih kosong, kontraksi uterus baik.
16.43 47. Mengajarkan ibu dan keluarga cara masase uterus. Ibu dan keluarga dapat melakukan masase uterus.
16.43 48. Memeriksa jumlah perdarahan Perdarahan ±100 cc
16.43 49. Memeriksa nadi dan kandung kemih setiap 15 menit (pada jam pertama), setiap 30 menit ( pada jam kedua). Nadi= 80x/menit dan kandung kemih kosong.
16.44 50. Memantau tanda-tanda bahaya pada bayi setiap 15 menit. Tidak ada tanda-tanda bahaya pada bayi.
Kebersihan dan keamanan
16.44 51. Meletakkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci peralatan setelah di dekontaminasi. Alat telah diletakkan dalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit kemudian dicuci.
16.44 52. Membuang bahan-bahan habis pakai ke tempat sampah yang sesuai. Bahan habis pakai telah dibuang.
77
16.44 53. Membersihkan ibu dairan ketuban, lendir dan darah dengan menggunakan air DTT. Ibu bersikap kooperatif.
16.45 54. Menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan sesuai keinginan ibu. Keluarga memberi makan pada ibu.
16.45 55. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%. Tempat bersalin telah dibersihkan.
16.45 56. Mencuci sarung tangan. Sarung tangan telah dicuci.
16.45 57. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir. Tangan sudah bersih.
Dokumentasi
16.45 58. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala IV.
78
4.3 Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas
Asuhan Kebidanan
Pada Ny. “D” P20002 6 Jam Post Partum
Tanggal : 13 Maret 2017 Pukul : 22.00 WIB
Tempat : BPM Ny.Agustin, SST.
Petugas : Ulfatul Azizeh
DATA SUBYEKTIF (S)
1. Keluhan utama
Melahirkan 6 jam yang lalu, nyeri pada luka jahitan perineum, lemas
dan sakit pada pinggang serta paha ibu.
2. Riwayat obstetrik
DATA OBJEKTIF (O)
1. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 78x/menit
Suhu : 36,6oC
Pernafasan : 20x/menit
Pemeriksaan fisik
Wajah : tidak oedem, tidak pucat
Mata : Simetris +/+, sklera putih +/+, konjungtiva merah
perdarahan pervaginam ± 20 cc, lochea rubra, warna
merah segar, bau amis, terdapat luka jahitan
perineum.
Simetris +/+, tidak odema +/+
Eks. Bawah : Simetris +/+, tidak oedema +/+, tidak ada varises
+/+, tidak ada human sign +/+.
ANALISA (A)
Ny “D” P20002 Nifas 6 Jam Post Partum dengan Nifas Normal
PELAKSANAAN (P)
Tanggal : 13 Maret 2017 Jam : 22.15 WIB
JAM KEGIATAN PARAF 22.15 Menjelaskan hasil pemeriksaan dan asuhan yang
akan diberikan. TD : 110/70 mmHg Ibu mengetahui kondisinya
22.15 Menjelaskan tetang pentingnya menjaga kebersihan genetalia dengan air mengalir, dengan cara membasuh kemaluan dari arah depan ke belakang agar kuman yang berada di anus tidk masuk kedalam kemaluan ibu. Ibu mengerti.
22.16 Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini dengan cara miring kiri kanan terlebih dahulu, jika tidak pusing maka dilanjutkan duduk, setelah
80
duduk maka dilanjutkan dengan jalan-jalan disekitar ruanga. Ibu melakukan.
22.16 Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seimbang dan berprotein tinggi seperti ikan laut, telur daging, sayur dan buah-buahan untuk mempercepat proses pemulihan tenaga ibu dan dapat memperbanyak produksi ASI. Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran tersebut.
22.17 Memberikan konseling mengenai pentingnya dan manfaat ASI pertama/kolostrum bagi bayi yaitu kolostrum tinggi akan kandungan protein, mengandung kekebalan tubuh yang lengkap dan dibutuhkan oleh bayi dan memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit. Ibu mengerti
22.17 Mengajari ibu untuk melakukan perawatan tali pusat yaitu dengan cara membungkus tali pusat dengan kasa steril tanpa diberi apapun. Ibu dapat melakukannya
22.18 Memberitahu ibu tentang bahaya nifas yaitu perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, demam tinggi, bengkak pada wajah, tangan dn tungkai, payudara bengkak dan kemerahan disertai rasa nyeri. Ibu mengerti
22.18 Memberitahu ibu untuk tidak membersihkan payudara dengan menggunakan alkohol atau sabun karena akan terhisap oleh bayi, tidak boleh mengikat perut terlalu kencang, tidak boleh menempelkan dedaunan pada kemaluan karena akan menimbulkan infeksi. Ibu mengerti dan akan melaksanakan anjuran bidan.
22.19 Menganjurkan ibu untuk istrahat cukup pada saat bayinya tidur. Ibu mengerti
22.19 Menganjurjan ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif, menyusui dengan ASI saja tanpa diberi apapun, seperti air gula, air putih, madu, dan susu formula selama 6 bulan setiap 2 jam sekali atau sesrering mungkin. Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran bidan.
22.20 Memberikan ibu terapi Fe 30 tablet, diminum sehari 1x untuk mencegah perdarahan dan anemia, serta diberi terapi vitamin A 200.000 iu sebanyak 2 kapsul diminum 1x selang watu 24 jam, diminum dalam waktu yang sama, dan amoxilin 3x sehari sebagi antibiotik. Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran bidan.
22.20 Memperbolehkan ibu dan bayi untuk pulang dan
81
menganjurkan ibu untuk kontrol 3 hari atau jika ada keluhan. Ibu bersedia.
CATATAN PERKEMBANGAN
Asuhan Kebidanan
Pada Ny. “D” P20002 Nifas Hari Ke-6 dengan Nifas Normal
Tanggal : 19 Maret 2017 Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Rumah pasien
Petugas : Ulfatul Azizeh
S : Melahirkan 6 hari yang lalu pada tanggal 13 Mei 2017, mengeluh
Abdomen : TFU pertengahan pusat sympisis, kontraksi
baik, kandung kemih kosong, diastasis recti 1
cm, tidak kembung.
Genetalia : perdarahan pervaginam sedikit, warna merah
kekuningan, lochea sanguinolenta, luka jahitan
perineum kering.
A : Ny “D” P20002 Nifas Hari Ke 6 dengan Nifas Normal
Masalah : Puting lecet.
82
P :
JAM KEGIATAN PARAF 10.05 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa kondisi ibu
dalam keadaan baik. TD : 120/80 mmHg. Ibu mengetahui kondisinya
10.06 Mengajari ibu cara perawatan payudara, serta cara menyusui yang benar agar puting tidak lecet, yaitu dengan cara mengoleskan ASI pada puting sebelum disusukan, dagu bayi ditempelkan pada payudara ibu sehingga tepat pada areola. Ibu mengerti dan bersedia
10.07 Menganjurkan ibu untuk tetap memberikn ASI secara eksklusif kepada bayinya setiap 2 jam sekali dan tidak memberikan makanan tambahahan apapun. Ibu bersedia
10.07 Mengajari ibu untuk melakukan perawatan payudara dengan cara membersihkan bagian areola menggunakan kapas yang diberi minyak kelapa atau baby oil, dibersihkan dengan air hangat, dilakukan masase pada payudara, kemudian bersihkan dengan air hangat dan air dingin secara bergantian. Lakukan setiap hari agar ASI lancar dan tidak terjadi pembengkakan pada payudara. Ibu mengerti dan bersedia melakukan.
10.10 Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan alat genetalianya, ganti CD 3x sehari serta ganti pembalut 4 jam sekali agar terhidar dari infeksi dan memberi kenyamanan pada ibu. Ibu mengerti dan bersedia.
10.11 Mengingatkan ibu untuk mengkinsumsi makanan yang bergizi seimbang dan berprotein tinggi seperti ikan laut, telur daging, tempe, tahu, sayur, dan buah-buahan. Ibu bersedia.
10.11 Memberitahu pada ibu tanggal kunjungan ulang 2 minggu lagi pada tanggal 27 Mei 2017. Ibu bersedia
83
CATATAN PERKEMBANGAN
Asuhan Kebidanan
Pada Ny. “D” P20002 Nifas Hari Ke-14 dengan Nifas Normal
Tanggal : 27 Maret 2017 Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Rumah pasien
Petugas : Ulfatul Azizeh
S : Melahirkan 2 minggu yang lalu 13 Mei 2017, kondisinya baik,
puting lecet sembuh 10 hari yang lalu, dan saat ini tidak ada
keluhan.
O : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/ menit
Suhu : 36oC
Pernafasan : 19x/ menit
Abdomen : TFU 2 jari diatas sympisis, kontraksi baik,
kandung kemih kosong, tidak ada diastasi recti,
tidak kembung.
Genetalia : Lochea serosa, luka perineum sudah kering.
A : Ny “D” P20002 Nifas Hari Ke-14 dengan Nifas Normal
P :
JAM KEGIATAN PARAF 09.05 Memberitahu hasil pemeriksaan, bahwa kondisi ibu
dalam keadaan baik TD: 120/80 mmHg. Ibu mengerti
09.06 Mengingatkan ibu untuk mengkinsumsi makanan yang bergizi seimbang dan berprotein tinggi seperti ikan laut, telur daging, tempe, tahu, sayur, dan buah-buahan. Ibu bersedia.
09.06 Mengingatkan ibu untuk tetap minum tablet Fe sampai 40 hari. Ibu bersedia
09.07 Mengajari ibu senam nifas bersama-sama untuk pemulihan otot-otot rahim serta kebugaran jasmani bagi ibu nifas. Ibu mengikuti dan bersedia melakukan.
09.20 Mengingatkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif
84
sampai usai 6 bulan. Ibu bersedia 09.21 Memberitahu ibu kunjungan ulang pada 2 minggu lagi
pada tanggal 10 Juni 2017. Ibu bersedia
CATATAN PERKEMBANGAN
Asuhan Kebidanan
Pada Ny. “N” P20002 Nifas Hari Ke-38 dengan Nifas Normal
Tanggal : 20 April 2017 Pukul : 09.30 WIB
Tempat : Rumah pasien
Petugas : Ulfatul Azizeh
S : Melahirkan 6 minggu yang lalu tanggal 13 Mei 2017, tidak ada
keluhan.
O : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 77x/ menit
Suhu : 36,2oC
Pernafasan : 20x/ menit
Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.
Genetalia : tidak keluar cairan apapun.
A : Ny “D” P20002 Nifas Minggu Ke-6 dengan Nifas Normal
P :
JAM KEGIATAN PARAF
09.35 Menginformasikan hasil pemeriksaan, bahwa kondisi ibu dalam keadaan baik. TD: 120/80 mmHg. Ibu mengerti
09.36 Mengnjurkan ibu terus memberikan ASI secara rutin. Ibu sudah mengikuti anjuran
09.36 Memberikan konseling tentang kontrasepsi agar ibu menggunakan KB yang sesuai. Ibu dan suami memilih KB suntik 3 bulan.
09.37 Menjelaskan kembali keuntungan dan kerugian KB suntik 3 bulan. Ibu mantap menggunakan KB suntik 3 bulan.
85
4.4 Asuhan Kebidanan pada Neonatus
Asuhan Kebidanan Neonatal
Pada Bayi Ny “D” Usia 6 Jam SMK, NCB
Tanggal : 13 Maret 2017 Pukul: 22.20 WIB
Tempat : BPM Ny.Agustin, SST.
Petugas : Ulfatul Azizeh
DATA SUBYEKTIF (S)
1. Identitas bayi
Nama : Bayi “D”
Umur : 6 jam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 13 Mei 2017 / 16.15 WIB
Anak ke : 2 (kedua)
2. Identitas orang tua
Nama ibu : Ny “D” Nama Suami : Tn “S”
Usia : 29 tahun Usia : 30 tahun
Suku/Bangsa : Madura Suku/Bangsa : Madura
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kretek RT 13 Bondowoso
3. Riwayat natal
Jenis persalinan : Spontan
Ditolong oleh : Bidan
Ketuban pecah : Spontan, jernih
Keadaan bayi : Segera menangis, tonus otot kuat, kulit bayi
kemerahan.
BB : 2900 gram PB : 50 cm
Kompllikasi persalinan : 1) Ibu : tidak ada
2) Bayi : tidak ada
86
4. Riwayat postnatal
Bayi sudah mendapatkan IMD, sudah di injeksi vitamin K, salep mata dan Hb
0, dan tidak ada komplikasi pada bayi.
5. Pola kebiasaan bayi
NO. POLA SAAT INI
1. NUTRISI a. Jenis makanan b. Pola makan
ASI
2 kali
2. ELIMINASI a. BAK b. BAB
1 kali 1 kali
DATA OBJEKTIF (O)
1. Pemeriksaan umum
KU : Baik
TTV : Nadi : 130x/ menit
Suhu : 36,7oC
Pernafasan : 57x/ menit
BB : 2900 gram
PB 50 cm
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Bentuk kepala simetris, rambut merata, warna rambut
hitam, ubun-ubun datar, tidak ada pembengkakan sutura,
tidak ada moulage, ada caput succedaneum, tidak ada cephal
haematom.
: Lingkar kepala
Cirkumferensia mento-oksipitalis : 34 cm
Cirkumferensia fronto-oksipitalis : 33 cm
Cirkumferensia bregmatika-
suboksipitalis
: 32 cm
Mata : Simetris +/+, tidak ada secret +/+, sklera putih +/+,
konjungtiva merah muda +/+
Telinga : Simetris +/+, tidak ada secret +/+
87
Hidung : Simetris +/+, bersih +/+, tidak ada pengeluaran lendir +/+.
Mulut : bibir simetris, tidak sianosis, tidak ada labiopalatoschizis
Leher : tidak ada kaku kuduk, pergerakan aktif.
Dada : bentuk simetris, tidak ada pembengkakan dan retraksi
dinding dada, jantung reguler. Lingkar dada 32 cm
Abdomen : Simetris, tali pusat bersih dan terbungkus kassa, tidak ada
perdarahan tali pusat, bising usus normal, tidak ada benjolan.
Genetalia : testis sudah turun, scrotum berkerut, penis normal.
Eks. Atas : Simetris +/+, jari tangan lengkap +/+, tidak oedema +/+,
gerakan aktif +/+.
Eks.
Bawah
: Simetris +/+, jari kaki lengkap +/+, tidak oedem +/+,
Reflek rooting : (+) baik, saat diberi rangsangan pada pipi, bayi
langsung menoleh kearah rangsangan
Refleks sucking : (+) baik, bayi menghisap kuat saat diberi ASI
Reflek grasping : (+) baik, pada saat telapak tangan disentuh bayi
mengepal tangan petugas.
ANALISIS / INTERPRETASI DATA (A)
Bayi Ny “D” usia 6 jam SMK, NCB
PENATALAKSANAAN
Tanggal : 13 Maret 2017 Jam : 22.25 WIB
JAM KEGIATAN PARAF 22.25 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayi bahwa
bayinya lahir cukup bulan dengan BB : 2900 gram dan PB : 50 cm. Ibu mengerti kondisi bayinya.
22.25 Memberitahu ibu dan keluarga untuk menjaga bayi tetap hangat yaitu membedong bayi, memakaikan topi pada bayi, memandikan bayi dengan air hangat. Ibu dan keluarga mengerti dan bersedia.
88
22.26 Memberikan konseling mengeni pemberian ASI ekslusif yaitu bayi diberi ASI saja hingga berusia 6 bulan pertama kelahiran, dimana bayi tidak boleh diberikan makanan atau minuman apapun kecuali ASI yang bermanfaat untuk pertahanan tubuh bayi, bayi disusui sesering mungkin, jika bayi tidur sebaiknya dibangunkan untuk disusui, minimal setiap 2 jam sekali. Ibu mengerti dan bersedia.
22.26 Memberikan konseling mengenai tanda-tanda bahaya pada bayi, diantaranya bayi rewel, tali pusat berbau, bengkak dan berwarna merah, bayi kuning, tidak mau menyusu, jika terjadi tanda-tanda tersebut, diharapkan ibu membawa bayi ke fasilitas kesehatan secepatnya. Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran bidan.
CATATAN PERKEMBANGAN
Asuhan Kebidanan Neonatal
Pada Bayi Ny “D” Usia 3 Hari SMK, NCB
Tanggal : 16 Maret 2017 Pukul : 08.00 WIB
Tempat : Rumah pasien
Petugas : Ulfatul Azizeh
S : Ibu mengatakan keadaan bayi baik, tidak rewel, tali pusat belum lepas
(masih basah) dan tidak bau, menyusu dengan baik.
O : KU : Baik
TTV : Nadi : 132x/ menit
Suhu : 36,8oC
Pernafasan : 47x/ menit
Kulit : Kemerahan, tidak biru
Kepala : rambut bersih, caput succedaneum sudah tidak
ada
Mata : Simetris +/+, tidak ada secret +/+, sklera putih
+/+, konjungtiva merah muda +/+, tidak
ikhterus +/+
Mulut : bibir simetris, bersih, tidak sianosis, tidak ada
oral trush.
89
Abdomen : tali pusat belum lepas, kering dan tidak
kembung.
A : Bayi Ny “D” usia 3 Hari SMK, NCB
P :
JAM KEGIATAN PARAF 08.05 Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan bayi bahwa
bayinya dalam keadaan baik dan kondisinya sehat serta menggunakan pendekatan MTBM. Ibu mengerti kondisis bayinya.
08.05 Mengingatkan ibu untuk tetap memberikan ASI secara eksklusif dan sesering mungkin. Ibu mengerti dan bersedia.
08.06 Membimbing ibu untuk menyendawakan bayinya setiap selesai menyusu dengan menepuk punggung bayi secara halus untuk mengeluarkan udara yang masuk lambung agar bayi tidak gumoh. Ibu mengerti dan dapat melakukan
08.06 Menjelaskan kepada ibu untuk mengganti popok bayi setelah bayi BAB maupun BAK untuk mencegah terjadinya ruam popok. Ibu mengerti dan bersedia melakukan
08.07 Memberitahu pada keluarga untuk menjaga kebersihan lingkungannya, agar bayi tetap sehat, jika merokok tidak boleh didekat bayi. Ibu mengerti dan bersedia.
08.07 Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya dibawah sinar matahari setiap pagi antara jam 7-8 selama 15 menit untuk mencegah kuning pada bayi. Ibu mengerti
08.08 Menganjurkan ibu untuk rutin memeriksakan bayinya setiap bulan ke posyandu. Ibu mengerti dan bersedia.
CATATAN PERKEMBANGAN
Asuhan Kebidanan Neonatal
Pada Bayi Ny “D” Usia 8 Hari SMK, NCB
Tanggal : 21 Maret 2017 Pukul : 08.00 WIB
Tempat : Rumah pasien
Petugas : Ulfatul Azizeh
S : Ibu mengatakan kondisi bayi baik. Tidak rewel dan tali pusat sudah
lepas.
O : KU : Baik
TTV : Nadi : 136x/ menit
90
Suhu : 36,8oC
Pernafasan : 51x/ menit
Mata : Simetris +/+, tidak ada secret +/+, sklera jernih
+/+, konjungtiva merah muda +/+, tidak icterus
+/+
Mulut : bibir simetris, bersih, tidak sianosis, tidak ada
oral trusth.
Dada : tidak ada retraksi
Abdomen : simetris, pusat kering
A : Bayi Ny “D” usia 8 Hari SMK, NCB
P :
JAM KEGIATAN PARAF 08.05 Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan bayi bahwa
bayinya dalam keadaan baik dan kondisinya sehat. Ibu mengerti.
08.05 Menganjurkan ibu untuk memberikan rangsangan seperti mengajak bayi tersenyum, bicara dan mendengarkan musik untuk merangsang perkembangan bayi. Ibu mengerti dan bersedia.
08.06 Memberikan KIE tentang imunisasi bahwa bayi harus mendapatkan imunisasi lengkap. Ibu mengerti dan akan membawa bayinya untuk diimunisasi BCG sesuai jadwal dan usia anak.
08.06 Menganjurkan ibu untuk datang ke pelayanan kesehatan jika terdapat keluhan pada bayi.
4.5 Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana
Asuhan Kebidanan
Pada Ny “D” P20002 Calon Akseptor KB Suntik 3 Bulan
Tanggal : 20 April 2017 Pukul : 15.00 WIB
Tempat : Rumah pasien
Petugas : Ulfatul Azizeh
DATA SUBYEKTIF (S)
1. Keluhan utama
Ingin menggunakan kontrasepsi yang sesuai untuk ibu.
91
2. Riwayat kesehatan
Saat ini tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit apa pun, seperti
penyakit jantung, ginjal, asma, batuk darah, penyakit kuning, kencing manis,
darah tinggi serta penyakit menular seksual.
3. Riwayat obstetric
4. Riwayat KB
Setelah menikah tidak pernah menggunakan KB apapun karena
menginginkan kehamilan yang pertama. Setelah melahirkan anak pertama,
ibu menggunakan KB suntik 3 bulan selama ±5 tahun dan berhenti karena
menginginkan anak keduanya ini.
DATA OBJEKTIF (O)
1. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 77x/ menit
Suhu : 36,2oC
Pernafasan : 20x/ menit
BB : 61 kg
2. Pemeriksaan fisik
Mata : Simetris +/+, sklera putih +/+, konjungtiva merah muda +/+.
menggantung +/+, puting susu menonjol +/+, tidak ada
retraksi payudara +/+, terdapat tuberkulum Montgomery
+/+, ada hiperpigmentasi areola +/+, tidak ada nyeri tekan
+/+, tidak ada benjolan +/+, ASI keluar +/+.
Abdomen : tidak ada pembesaran uterus, tidak ada benjolan ataupun
tumor, tidak ada nyeri tekan.
Genetalia : tidak oedem, tidak varises, tidak ada hematoma, tidak ada
peradangan, tidak ada condiloma akuminta, tidak ada
perdarahan, tidak mengeluarkan cairan abnormal
ANALISA (A)
Ny.”D” Usia 29 tahun P20002 Calon Akseptor KB Suntik 3 Bulan
PELAKSANAAN (P)
Tanggal : 20 April 2017 Jam : 15.00 WIB
JAM KEGIATAN PARAF 15.05 Menginformasikan kepada ibu tentang kondisinya saat
ini baik. Ibu mengerti
15.06 Memberikan konseling pada ibu dan suami tentang alat kontrasepsi. Ibu dan suami mengerti
15.06 Menjelaskan pada ibu dan sumi tentang macam-macam alat kontrasepsi. Ibu mengerti dan memilih KB suntik 3 bulan.
15.10 Memberikan konseling tentang cara penggunaan KB suntik 3 bulan. Ibu mengerti.
15.11 Melakukan informed concent serta memberikan konseling pada ibu tentang metode, efek samping, kerugian, keuntungan dari kontrasepsi terutama KB suntik 3 bulan (Triclofem) untuk pertimbangan ibu supaya lebih mantap lagi memilih alat kontrasepsi. Ibu mengerti dan mantap memilih KB suntik 3 bulan.
15.13 Melakukan penyuntikan KB suntik 3 bulan. Ibu bersikap kooperatif.
15.15 memberitahu ibu tentang tanggal kembali agar ibu dapat kembali tepat waktu yaitu tanggal. 13-08-2017. Ibu mengerti dan bersedia.
93
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1 Kehamilan
Pada kasus Ny.D selama kehamilannya melakukan pemeriksaan pada TM II dan
TM III saja. Pada TM I pasien tidak melakukan pemeriksaan kehamilan karena
kehamilan pada TM I tidak diketahui oleh pasien bahwa dirinya sedang hamil karena
tidak didapatkan tanda-tanda kehamilan. Dan ibu masih melakukan aktifitas seperti
biasanya.
Kehamilan merupakan hasil fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Jika dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam
3 trimester, trimester pertama yaitu (0-12 minggu), trimester kedua (minggu ke-13
hingga ke-27), trimester ke-3 (minggu ke-28 hingga minggu ke-40) (Prawirohardjo,
2010). Menurut Depkes RI (2009) pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan
oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan. Kunjungan antenatal care
(ANC) sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada
trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga.
Berdasarkan kasus Ny.D dan teori terdapat kesenjangan, ibu hanya melakukan
pemeriksaan pada TM II dan TM III selama hamil karena ibu tidak mengetahui
kehamilannya dan ibu terlalu sibuk membantu pekerjaan suami. Berdasarkan
penjelasan dari ibu, dua bulan sebelum positif hamil masih menstruasi namun hanya
sedikit dan berlangsung 1-2 hari saja, jadi ibu masih tidak merasa bahwa dirinya
sedang hamil. Namun kehamilan yang kedua ini sudah direncanakan oleh ibu sejak 1
tahun yang lalu dan ibu pernah telat menstruasi selama ±2 minggu dan setelah
melakukan tes kencing hasilnya negatif, inipun menjadi alasan ibu tidak melakukan
tes kencing walaupun sudah tidak menstruasi ±2 bulan karena takut hasilnya negatif.
Pada kasus Ny.D saat kunjungan rumah pada tanggal 22 Februari 2017
didapatkan hasil pemeriksaan dalam batas normal dan tidak ada keluhan apapun.
94
Pada kunjungan rumah kedua pada tanggal 1 Maret 2017 terdapat keluhan sering
kencing. Ibu sangat tidak nyaman dengan keadaan ini karena sangat mengganggu
aktifitasnya.
Menurut Pantikawati dan Saryono (2010), ketidaknyamanan pada akhir
kehamilan salah satunya adalah sering kencing. Saat uterus semakin membesar,
kepala janin mulai turun ke Pintu Atas Panggul sering kencing akan timbul karena
kandung kencing akan mulai tertekan. Keluhan seperti merupakan hal yang normal
yang akan dialami oleh ibu hamil pada TM III.
Berdasarkan kasus Ny.D dan teori tidak terdapat kesenjangan, karena keluhan
yang dialami ibu merupakan hal yang normal pada ibu hamil TM III. Pada data
subjektif bisa kita lihat pada pola kebiasaan BAK sebelum hamil 4-5 kali/hari dan
saat hamil ibu bisa BAK 8-9 kali/hari. Kemudian pada usia kehamilan yang
menginjak 9 bulan janin akan semakin membesar dan uterus akan menekan kandung
kemih.
Pada kasus Ny.D ibu telah mendapatkan pelayanan 10 T dari petugas kesehatan.
Menurut IBI (2016), pelayanan ANC sesuai standar meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium. Secara operasioanl asuhan pelaayanan
standar minimal 10 T adalah sebagai berikut:
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2) Ukur tekanan darah
3) Nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas )
4) Ukur tinggi fundus uteri
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
7) Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8) Tes laboratorium ( Hb, Golongan darah, protein urin, gula darah, malaria, sifilis,
HIV, BTA )
9) Tatalaksana kasus
10) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
95
Berdasarkan kasus Ny.D dan teori terdapat kesenjangan, pada tes laboratorium
ibu hanya melakukan cek Hb saja karena kurangnya pengetahuan ibu. Menurut ibu,
tes Hb merupakan tes laboratorium yang paling penting diantara beberapa tes
laboratorium lainnya. Oleh karena itu ibu hanya melakukan pemeriksaan Hb saja.
Pada saat pemeriksaan kehamilan pertama kali ibu ingin melakukan persalinan di
BPM bidan A. Pada kasus Ny.D setelah dilakukan anamnesa didapatkan bahwa Ny.D
tidak memiliki faktor resiko sehingga termasuk dalam Kehamilan Resiko Rendah
(KRR) dengan jumlah skor 2. Melihat dari kasus ini rencana bersalin ibu dapat
terpenuhi dan tidak ada masalah atau faktor risiko.
Menurut Prawirohardjo (2009) kelompok resiko pada Skor Poedji Rochjati
berdasarkan jumlah skor pada setiap kotak ada 3 kelompok resiko:
a) Kehamilan Resiko Rendah (KRR)
Jumlah skor 2 dengan kode warna hijau, selama hamil tanpa faktor resiko,
rencana bersalin boleh ditolong oleh bidan dan tempat persalinan di BPM atau di
Polindes.
b) Kehamilan Resiko Tinggi (KRT)
Jumlah skor 6-10 dengan kode warna kuning, selama hamil terdapat faktor resiko
terjadinya komplikasi pada persalinan lebih besar, rencana bersalin boleh
ditolong oleh bidan atau dokter dan tempat persalinan di polindes, puskesmas,
atau rimah sakit.
c) Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST)
Jumlah skor sama dengan atau lebih 12 dengan kode warna merah, ibu hamil
dengan resiko ganda atau lebih yang dapat mengancam nyawa ibu atau janin,
rencana bersalin hanya boleh ditolong oleh dokter dan tempat persalinan di
Rumah Sakit.
Berdasarkan kasus Ny.D dan teori tidak ditemukan kesenjangan karena
kehamilan Ny.D termasuk kedalam Kehamilan Resiko Rendah sehingga rencana
bersalin sudah sesuai. Pada kehamilan sebelumnya ibu bersalin di BPM bidan A dan
mendapatkan kesan yang sangat baik, hal itu yang menyebabkan ibu ingin melahirkan
96
di BPM bidan A lagi. Hasil skrining ini juga dapat memberikan semangat pada ibu
karena ibu bisa melahirkan di BPM.
5.2 Persalinan
Pada kasus Ny.D mengeluh perutnya kenceng-kenceng sejak pukul 08.00 WIB
(13 Maret 2017) keluar lendir darah dari kemaluan pada pukul 12.00 WIB (13 Maret
2017). Ibu datang ke BPM pukul 13.00 WIB (13 Maret 2017). Ini merupakan
kehamilan yang kedua.
Menurut JNPK-KR (2008), tanda dan gejala persalinan yaitu:
a. Pembukaan serviks >2cm
b. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali
dalam 10 menit)
c. Cairan lendir bercampur darah (bloodshow) melalui vagina.
Berdasarkan kasus pada Ny.D dan teori yang tidak ditemukan kesenjangan
karena keluhan yang dialami ibu merupakan hal yang fisiologis dan sesuai dengan
teori. Saat hamil ibu melakukan pemeriksaan rutin dan selalu mengikuti anjuran
bidan karena ini merupakan kehamilan yang diharapakan. Ibu sudah mengetahui
tanda-tanda persalinan dan saat mengalami tanda-tanda tersebut, ibu langsung datang
ke BPM bidan A.
Kala I dimulai pukul 13.00 WIB dilakukan pemeriksaan dalam (VT) hasilnya
terdapat jahitan. Kala IV berlangsung 2 jam. Keadaan umum ibu baik dan kooperatif.
Menurut Sondakh (2013) gejala kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2
jam post partum. Kala ini terutama bertujuan untuk melakukan observasi, karena
perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Rata-rata
perdarahan yang dikatakan normal <500cc.
Berdasarkan kasus Ny.D dan teori tidak terdapat kesenjangan karena hasil
observasi hasilnya normal. Data subektif yang mendukung adalah pola nutrisi ibu
yang baik. Sedangkan pada data objektif Hb ibu juga sangat bagus yaitu 12 gr/dl.
5.3 Nifas
Pada kasus Ny.D P20002 telah dilakukan 4x kunjungan, pada nifas 6 jam pada
tanggal 13 Maret 2017. Nifas hari ke-6 pada tanggal 19 Maret 2017. Nifas hari ke-14
pada tanggal 27 Maret 2017. Nifas ke-42 pada tanggal 24 April 2017. Pada nifas hari
ke-6 terdapat keluhan puting lecet.
Menurut Ambarwati (2010), kunjungan pada masa nifas dilakukan minimal 4
kali yaitu kunjungan pertama pada (6-8 jam postpartum), kunjungan kedua (6 hari
postpartum), kunjungan ketiga (2 minggu postpartum), kunjungan keempat (6
minggu postpartum).
Berdasarkan kasus Ny.D dan teori tidak ditemukan kesenjangan karena
pemeriksaan nifas yang dilakukan pada Ny.D merupakan kunjungan minimal pada
ibu nifas. Pada buku KIA hanya tertera 3x kunjungan saja namun hal tersebut tidak
termasuk kesenjangan karena petugas telah melakukan kunjungan minimal pada ibu
nifas. Puting lecet terjadi karena kesalahan posisi pada saat menyusui. Penanganan
yang harus dilakukan ibu yaitu menyusui dengan baik dan benar serta melakukan
perawatan payudara.
99
Pada kunjungan nifas 6 jam Ny.D hasil pemeriksaan tinggi fundus uteri 2 jari
dibawah pusat. Pada nifas hari ke-6 TFU pertengahan pusat-sympisis. Pada hari ke-
14 TFU sudah tidak teraba. Pada nifas hari ke-38 TFU sudah tidak teraba.
Menurut Sulistyawati (2009) tinggi fundus uteri saat bayi lahir yaitu setinggi
pusat, saat uri lahir TFU 2 jari dibawah pusat, pada nifas 1 minggu TFU pertengahan
pusat-sympisis, pada nifas 2 minggu TFU TFU tidak teraba diatas sympisis, pada
nifas 6 minggu TFU bertambah kecil, dan pada 8 minggu TFU bertambah kecil, dan
pada 8 minggu TFU sebesar normal.
Berdasarkan kasus Ny.D dan teori tidak ditemukan kesenjangan, karena hasil
pemeriksaan tinggi fundus uteri pasien telah sesuai dengan teori pada masa nifas. Ibu
mendapatkan dukungan dan semangat dari keluarga dan suami selama masa nifas
sehingga ibu merasa nyaman menjalani nifasnya.
Pada Ny.D setiap kunjungan dilakukan pemeriksaan pengeluaran lochea pada 6
jam post partum, hasil pemeriksaan lochea rubra. Pada nifas hari ke-6 lochea
sanguinolenta. Pada nifas hari ke-14 lochea alba. Pada nifas hari ke-38 lochea alba.
Menurut Suherni (2009) lochea dibedakan menjadi 6 jenis berdasarkan warna
dan waktu keluarnya. Lochea rubra berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, verniks caseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari pasca
persalinan. Lochea sanguinolenta berwarna kecokelatan, berisi darah dan lendir pada
hari ke 3-7 pasca persalinan. Lochea serosa berwarna kuning, cairan tidak berdarah
lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan. Lochea alba cairan putih, setelah 2 minggu.
Lochea purulenta terjadi infeksi, setelah 2 minggu. Lochea statis, lochea tidak lancar
keluarnya.
Berdasarkan kasus Ny.D dan teori tidak ditemukan kesenjangan karena hasil
pemeriksaan pengeluaran lochea dalam batas normal. Data subjektif yang mendukung
yaitu pola kebiasaan sehari-hari dan nutrisi ibu selama masa nifas. Dukungan dan
semangat dari keluarga juga sangat mendukung selama masa nifas berlangsung.
5.4 Bayi baru lahir (BBL)
Hasil pengkajian Ny.D lahir pukul 16.15 WIB tanggal 13 Maret 2017. Bayi lahir
spontan langsung menangis, warna kulit kemerahan, tonus otot baik, jenis kelamin
100
laki-laki, berat badan 2900 gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 34 cm, tidak
ada cacat bawaan, anus normal. Ibu sangat senang dengan kelahiran bayinya.
Menurut Sondakh (2013) ciri-ciri bayi lahir normal sebagai berikut:
1. Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram.
2. Panjang badan bayi 48-50 cm.
3. Lingkar dada bayi 32-34 cm.
4. Lingkar kepala bayi 33-35 cm.
5. Genetalia: testis sudah turun ( pada bayi laki-laki) dan labia mayora telah
menutupi labia minora ( pada bayi perempuan).
Berdasarkan kasus bayi Ny.D dan teori tidak terdapat kesenjangan karena bayi
dalam batas normal. Dari data subjektif bisa dilihat dari bagaimana nutrisi ibu saat
hamil dan bagaimana aktiftas ibu. Dari riwayat psikososial bayi Ny.D memang
diinginkan sehingga selama hamil ibu melakukan pemeriksaan dengan baik.
Mahasiswa telah melakukan kunjungan neonatus pada bayi Ny.D sebanyak 3x
yaitu pada 6 jam pertama tanggal 13 Maret 2017, hari ke-3 pada tanggal 16 Maret
2017, dan hari ke-8 pada tanggal 21 Maret 2017. Hasil pemeriksaan bayi dalam
keadaan normal. Menyusu dengan baik dan bayi tidak rewel.
Menurut Depkes RI (2015), kunjungan neonatus yang harus diberikan oleh
tenaga kesehatan minimal 3x selama periode 0-28 hari setelah lahir. Kunjungan
Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada 6-48 jam setelah lahir, KN 2 dilakukan pada 3-
7 hari setelah lahir, KN 3 dilakukan pada 8-28 hari setelah lahir.
Berdasarkan kasus bayi Ny.D dan teori tidak terdapat kesenjangan karena
kunjungan neonatus minimal 3x telah dilakukan. Keadaan bayi dalam batas normal.
Ibu memberikan asuhan dengan baik karena telah berpengalaman dalam merawat
bayi.
Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir pada bayi Ny.D yaitu menjaga bayi
agar tetap hangat, memakaikan topi dan menyelimuti bayi, melakukan kontak kulit
bayi dengan ibu. Memberikan salep mata untuk mencegah penyakit mata akibat
klamidia. Vitamin K untuk mencegah terjadinya perdarahan serta imunisasi HbO
untuk mencegah penyakit hepatitis.
101
Menurut Khoirunnisa (2010), asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah
asuhan yang diberikan pada bayi selama jam pertama setelah kelahiran. Aspek
penting dari asuhan segera setelah bayi lahir adalah menjaga agar bayi tetap hangat
dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu, ganti handuk atau kain yang
basah dan bungkus bayi tersebut dengan selimut dan memastikan bahwa kepala bayi
telah terlindungi dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh. Merawat mata
dengan memberikan eritromicin 0,5% atau tetrasiklin 1% untuk mencegah penyakit
mata atau berikan tetes mata perah nitrat atau neosporin segera setelah lahir.
Berdasarkan kasus bayi Ny.D dan teori tidak ditemukan kesenjangan karena
asuhan yang diberikan pada bayi Ny.D sudah sesuai dengan standar. Seperti
memberikan Vit K, salep mata, imunisasi HbO dan menjaga bayi agar tetap hangat.
Perawatan seperti ini juga sangat mendukung terhadap kesehatan bayi.
5.5 Keluarga Berencana (KB)
Mahasiswa telah melakukan asuhan kebidanan pada KB pada Ny.D dengan
memberikan konseling macam-macam alat kontrasepsi. Pada studi kasus setelah 42
hari stelah melahirkan Ny.D sudah mantap menggunakan KB suntik 3 bulan. Hasil
pemeriksaan TTV dalam batas normal , ASI lancar dan menyusui secara eksklusif.
Menurut Affandi, dkk (2011) yang boleh menggunakan KB suntik 3 bulan yaitu
usia reproduksi, nulipara dan yang telah memiliki anak, menghendaki kontrasepsi
jangka panjang dan memiliki efektifitas tinggi, menyusui dan membutuhkan
kontrasepsi yang sesuai, setelah melahirkan, setelah abortus, telah mempunyai
banyak anak tetapi belum menginginkan tubektomi, perokok, menggunakan obat
untuk epilepsi (fenition dan barbiturat) atau obat untuk tuberculosa (rifampisin), tidak
dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen, sering lupa
menggunakan pil kontrasepsi.
Berdasarkan kasus Ny.D dan teori tidak ditemukan kesenjangan karena secara
teori ibu boleh menggunakan KB suntik 3 bulan. Kandungan hormon yang ada
didalam KB suntik 3 bulan yaitu estrogen saja sehingga tidak mengganggu produksi
ASI. Ibu memilih KB suntik 3 bulan karena sudah cocok dan nyaman, selama
menggunakan KB suntik 3 bulan tidak pernah mengalami keluhan.
102
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan selama kehamilan, bersalin,
nifas, neonatus, KB pada Ny “D” yang dimulai sejak tanggal 22 Februari-24
Maret 2017 dapat disimpulkan sebagai berikut:
6.1.1 Kehamilan
Pada kehamilan Ny “D” telah dilakukan pada tanggal 22-02-2017 sampai
tanggal 01-03-2017 dan tidak terjadi komplikasi pada kehamilan.
6.1.2 Persalinan
Pada persalinan Ny “D” telah dilakukan pada tanggal 13-03-2017 dari
kala I sampai kala IV berlangsung dengan normal dan tidak terjadi komplikasi
yang abnormal.
6.1.3 Nifas
Pada nifas Ny “D” terdiri dari 4 kali kunjungan yaitu sejak tanggal 13-03-
2017 sampai tanggal 24-04-2017 dan berjalan dengan normal, ada keluhan
puting lecet dan tidak terjadi komplikasi nifas.
6.1.4 Bayi Baru Lahir ( BBL )
Bayi lahir pukul 16.15 WIB, spontan, langsung menangis, tonus otot
aktif, kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki, bayi dalam keadaan sehat. Pada
bayi baru lahir terdapat 3 kali kunjungan yaitu sejak tanggal 13-03-2017 sampai
24 April 2017 dan tidak terjadi komplikasi pada bayi baru lahir.
6.1.5 Keluarga Berencana (KB)
Melakukan konseling kembali tentang KB dan Ny “D” memilih
menggunakan KB suntik 3 bulan, karena tidak mengganggu produksi ASI dan
dilakukan penyuntikan pada tanggal 20 April 2017 dan tidak terjadi komplikasi
kebidanan.
103
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Pasien
Dengan adanya Laporan Tugas Akhir ini, diharapkan dapat
memberikan informasi dan pengetahuan tentang kehamilan, persalinan,
nifas, merawat bayi baru lahir,dan keluarga berencana sehingga suami dan
keluarga dapat memberikan dukungan kepada ibu.
6.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan sebagai institusi yang berperan dalam mencetak tenaga
kesehatan dan melayani masyarakat khususnya bidan.
6.2.3 Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat memberikan dan melaksanakan asuhan
kebidanan sesuai dengan teori karena teori mendasari setiap praktek.
Sehingga antara teori dan praktik tidak ada kesenjangan serta dapat dijadikan
bahan refrensi.
104
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, dkk. (2012). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Ambarwati, R. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika. Asih, Y. (2016). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.Jakarta:Trans Info Media Departemen Kesehatan RI. (2008). Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta:
DEPKES RI _____________________. (2015). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
DEPKES RI Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso. (2016). Data PWS KIA Kabupaten
Bondowoso. Bondowoso: DINKES Kabupaten Bondowoso Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun
Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prwirohardjo.
Sondakh, Jenny J.S. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Malang: Erlangga. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif,
kualitataif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Suherni, dkk. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. Sulistyawati, A. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Yogyakarta:
Salemba Medika. Sulistyawati, Ari. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika. Susiloningtyas, Is. (2010). Pemberian Zat Besi (Fe) dalam Kehamilan. Bersumber
dari: https://media.neliti.com/media/publications/219937-pemberian-zat-besi-fe-dalam-kehamilan.pdf (diakses tanggal 17 November 2018)
WHO. (2015). Maternal Mortality. Bersumber dari :
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/ (diakses tanggal 26 Februari 2017)
Wirawan, Susilo dkk. (2015). Pengaruh Pemberian Tablet Besi plus Vit.C
terhadap Kadar Hemoglobin Ibu hamil. Bersumber dari: https://media.neliti.com/media/publications/20954-ID-effect-of-vitamin-c-and-tablets-fe-on-haemoglobin-levels-against-pregnant-women.pdf (diakses tanggal 17 November 2018)