ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. M DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN WIWIET WULANDARI PALEMBANG TAHUN 2021 Oleh : AMBAR YANTI 18.15401.11.31 PROGRAM STUDI KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG 2021
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. M
DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN WIWIET WULANDARI
PALEMBANG
TAHUN 2021
Oleh :
AMBAR YANTI
18.15401.11.31
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
2021
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. M
DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN WIWIET WULANDARI
PALEMBANG
TAHUN 2021
Laporan Tugas Akhir ini diajukan sebagai Salah satu syarat memperoleh gelar
Ahli Madya Kebidanan
Oleh :
AMBAR YANTI
18.15401.11.31
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
2021
Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. M
di Praktik Bidan Mandiri Wiwiet Wulandari
Palembang Tahun 2021
Ambar Yanti
18.15401.11.31
RINGKASAN
Asuhan kebidanan komprehensif ini menggunakan metode laporan,
kasus deskriptif dengan studi penelaahan kasus. Subjek laporan kasus adalah
Ny. M dengan usia kehamilan 37 minggu 3 hari sampai dengan berakhirnya
masa nifas dan pelayanan kontrasepsi dengan menggunakan metode Continuity
Of Care. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan/observasi/
pemeriksaan/pengukuran dan wawancara serta melihat catatan medik. Laporan
kasus ini dilakukan di PMB Wiwiet Wulandari Palembang, dengan waktu
pelaksanaan pada tanggal 11 Februari 2021 sampai 14 April 2020.
Hasil laporan kasus di dapatkan Penilitian kebidanan yang dilakukan
pada masa kehamilan dengan menggunakan standar asuhan 10 T dan hasil
pemeriksaannya ibu dan janin dalam keadaan baik dan normal, asuhan
kebidanan yang dilakukan pada masa persalinan dengan menggunakan 60
langkah APN, dan tidak terjadi komplikasi selama persalinan, asuhan
kebidanan yang dilakukan pada masa nifas dengan menggunakan standar
empat kali kunjungan dan tidak di temukan adanya komplikasi selama masa
nifas, asuhan yang di lakukan pada bayi baru lahir dengan menggunakan
standar tiga kali kunjungan dan tidak di temukan adanya komplikasi pada bayi
baru lahir, asuhan yang dilakukan pada pelayanan keluarga berencana dengan
menggunakan metode konseling KB SATU TUJU sehingga ibu mantap
memilih menggunakan KB suntik 3 bulan.
Evaluasi yang didapatkan dari laporan kasus bahwa tidak ditemukan
adanya kesenjangan dalam asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. M di
PMB Wiwiet Wulandari Palembang tahun 2021.
Diharapkan pihak PMB Wiwiet Wulandari Palembang mempertahankan
kualitas dan mutu pelayanan serta dapat menambah kelengkapan semua
fasilitas sehingga dalam memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif
sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tugas Akhir ini Berjudul :
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. M
DI PRATIK MANDIRI BIDAN WIWIET WULANDARI
PALEMBANG TAHUN 2021
Oleh :
Ambar Yanti
18.15401.11.31
Telah diperiksa dan disetujui oleh tim penguji Laporan Tugas Akhir
Program Studi Kebidanan STIK Bina Husada Palembang
Palembang, 02 Mei 2021
Pembimbing
(Rika Oktapianti, SST., M.Kes)
NIDN. 02.171088.01
Mengetahui
Ketua Program Studi Kebidanan
(Helen Evelina Siringoringo, SST., M.Keb)
NIK.16.18.10.86.164
PANITIA SIDANG UJIAN LTA
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
Palembang, 02 Mei 2021
KETUA
(Rika Oktapianti, SST., M.Kes)
Anggota I
( Susmita, SST., M.Kes )
Anggota II
( Rama Agustina, SST., M.Kes )
RIWAYAT HIDUP PENULIS
I. BIODATA
Nama : Ambar Yanti
Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Lubuk/ 05 Mei 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat Rumah : Tanjung Lubuk
Nama Orang Tua
Ayah : Sulaiman
Ibu : Astuti
No. Hp : 081271615263
Email : [email protected]
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tahun 2006-2011 : SD Negeri 1 Tanjung Lubuk
2. Tahun 2012-2014 : SMP Negeri 1 Teluk Gelam
3. Tahun 2015-2017 : SMA Negeri 1 Teluk Gelam
4. Tahun 2018-2021 : Program Studi Kebidanan STIK Bina Husada
PERSEMBAHAN DAN MOTTO
Kupersembahkan kepada :
1. Kedua orang tuaku, Ayah (Sulaiman) dan Ibu (Astuti) yang selalu memberi cinta,
dukungan, kasih sayang, pengertian yang tulus dan yang senantiasa selalu
mendoakan tiadahentinya.
2. Kakakku Ayu Wulandari, Adik- adiku Abastiar, M. Anta Wira dan Abi Tholif
yang selalu aku cintai dan banggakan.
MOTTO
„‟Jangan terlalu bergantung sama siapapun didunia ini, Karena bayanganmu saja
akan meninggalkan mu di saat gelap.‟‟
(Ibnu Taymiyyah)
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan
judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. M di Praktik Mandiri Wiwiet
Wulandari Palembang Tahun 2021”
Laporan tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan Program Studi Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Bina
Husada. Dalam penulisan laporan tugas akhir ini. Penulis senantiasa mendapatkan
bimbingan dari berbagai pihak dalam kesempatan ini penulis juga ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Ersita, S.Kep, Ners, M.Kes selaku Plt Ketua STIK Bina Husada Palembang
2. Helen Evelina Siringoringo, SST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi
Kebidanan STIK Bina Husada Palembang.
3. Rika Oktapianti, SST., M.Kes, selaku dosen pembimbing laporan tugas akhir
yang selalu meluangkan waktu, memberikan bimbingan dengan sabar
sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan tepat waktu.
4. Susmita, SST., M.Kes, selaku dosen penguji I Laporan Tugas Akhir.
5. Rama Agustina, SST, M.Kes, Selaku Dosen Penguji II Laporan Tugas Akhir
6. Wiwet Wulandari selaku Pimpinan PMB yang telah memberikan izin untuk
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.
7. Ny. M selaku pasien saya yang telah membantu terlaksananya menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir.
8. Teman se-almamater/sahabat yang telah banyak memberi dukungan di saat
melewati masa-masa dibangku perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih
memiliki kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk
perbaikan dan kesempurnaan. Semoga laporan tugas akhir ini bermanfaat bagi pihak
yang memerlukan dan bagi siapa yang membacanya.
Palembang, 02 Mei 2021
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI .......................................... ii
RINGKASAN ................................................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v
PANITIA SIDANG UJIAN LTA .................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS ..................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... viii
UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................... 4
1.3 Manfaat ................................................................................................... 4
1.3.1 Bagi Pasien ................................................................................ 4
1.3.2 Bagi Mahasiswa ......................................................................... 5
1.3.3 Bagi Praktik Mandiri Bidan Wiwiet Wulandari Palembang ..... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan .............................................................................................. 6
2.2 Persalinan ............................................................................................... 20
2.3 Nifas .................................................................................................... 27
2.4 Bayi Baru Lahir ..................................................................................... 35
2.5 Keluarga Berencana ............................................................................... 45
2.6 Manajemen Kebidanan ........................................................................... 51
BAB III METODE LAPORAN KASUS
3.1 Desain Laporan Kasus ........................................................................... 57
3.2 Tempat dan Waktu Laporan Kasus ........................................................ 57
3.3 Subjek Laporan Kasus ........................................................................... 58
3.4 Instrumen Laporan Kasus ...................................................................... 58
3.5 Alat dan Bahan Laporan Kasus .............................................................. 58
BAB IV LAPORAN KASUS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Lokasi Laporan Kasus ........................................................... 60
4.2 Laporan Kasus ........................................................................................ 60
4.2.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan .................................................. 61
4.2.2 Asuhan Kebidanan Persalinan ................................................... 73
4.2.3 Asuhan Kebidanan Nifas ............................................................ 86
4.2.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir ........................................... 93
4.2.5 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana .................................... 101
4.3 Pembahasan ........................................................................................... 103
4.3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan .................................................. 103
4.3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan ................................................... 105
4.3.3 Asuhan Kebidanan Nifas ............................................................ 106
4.3.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir ........................................... 107
4.3.5 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana ................................... 108
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ................................................................................................. 109
5.2 Saran .................................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Gambar Halaman
2.1 TFU Menurut Penambahan Per Tiga Jari ................................................................ 7
2.2 Proses Involusi Uterus .................................................................................... 29
2.3 Standar Kunjungan Bayi baru Lahir ............................................................... 45
4.1 Lembar Kunjungan Nifas ................................................................................ 89
4.2 Lembar Kunjungan Bayi Baru Lahir............................................................... 97
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Halaman
Lembar Bagian Depan Partograf .............................................................................. 22
Lembar Bagian Belakang Partograf ......................................................................... 23
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
1. Lembar persetujuan judul LTA
2 Lembar persetujuan Pasien/Inform Consent
3. Lembar konsultasi
4. Lembar surat keterangan dari BPM
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan Kebidanan Komprehensif adalah Asuhan Kebidanan yang
dilakukan secara berkesinambungan atau secara lengkap. Asuhan Kebidanan
Komprehensif mencakup empat kegiataan pemeriksaan berkesinambungan
diantaranya adalah asuhan kebidanan kehamilan (Antenatal Care), asuhan
kebidanan persalinan (Intranatal Care), asuhan kebidanan pada masa nifas
(Postnatal Care), asuhan bayi baru lahir (Neonatal Care), dan asuhan pada
akseptor KB (Continuty Of Care) (Manuaba, 2015).
Menurut WHO (World Health Organization) angka kematian ibu di
seluruh dunia tahun 2017 diperkirakan 295.000 wanita meninggal selama dan
setelah kehamilan dan persalinan. Mayoritass besar dari kematian ini (94 %)
terjadi di rangkaian sumber daya rendah, dan sebagian besar bisa dicegah.
Sedangkan angka kematian bayi (AKB) dunia pada tahun 2018 diperkirakan 2,5
juta (WHO, 2018).
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
Angka Kematian Ibu pada tahun 2012,sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup.AKI sebesar 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan
hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 (Kemenkes RI, 2018).Tren
kematian anak di Indonesia menunjukkan bahwa setelah mengalami stagnasi
2
pada hasil SDKI 2017 terlihat adanya penurunan pada semua kematian
anak.Kematian neonatus turun dari 19/1000 KH menjadi 15/1000 KH.Kematian
bayi turun dari 32/100 KH menjadi 24/1000 KH, dan kematian balita dari
40/1000 KH menjadi 32/1000 KH (SDKI, 2017).
Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Sumatera Selatan Pada Tahun 2014
sebanyak 155 ibu, naik menjadi 164 ibu kematian pada tahun 2015. turun
menjadi 142 ibu pada tahun 2016, dan turun lagi mcnjadi 107 ibu pada tahun
2017, dan naik menjadi 119 ibu pada tahun 2018. Berdasarkan data laporan
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) jumlah kematian bayi di Provinsi
Sumatera Selatan tahun 2018 sebanyak 51 bayi dari total 161.210 kelahiran
hidup, jumlah ini lebih rendah dibandingkan target tahun 2018 sebanyak 100
bayi, Jumlah ini mengalami penurunan dibanding tahun 2017 sebanyak 98 bayi
(Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, 2019).
Jumlah kematian ibu tahun 2017 di Kota Palembang berdasarkan laporan
sebanyak 7 orang dari 27.876 kelahiran hidup. Penyebabnya kematian terbanyak
adalah hipertensi dalam kehamilan 72% (5 orang), dan terendah adalah
perdarahan 14% (1 orang). Sedangkan penyebab kematian ibu lainnya adalah
gangguan metabolik (DM) yaitu sebanyak 1 (satu) orang. Sedangkan target
(RPJMD) Rencana Pemangunan Jangkka Menengah Daerah adalah 100/100.000
kelahiran hidup (Dinkes Kota Palembang, 2017).
Berdasarkan data dari Bidan Praktik Mandiri (PMB ) Wiwiet Wulandari
Palembang tahun 2018 ibu hamil yang melakukan asuhan Antenatal Care (ANC)
3
sebanyak 267 orang, Ibu bersalin sebanyak 152 orang, Ibu nifas sebanyak 152
orang Bayi baru lahir sebanyak 152 orang, dan ibu yang menggunakan KB
sebanyak 844 orang. Pada tahun 2019 ibu hamil yang melakukan Antenatal Care
(ANC) sebanyak 270 orang, Iu bersalin seanyak 144 orang, Ibu nifas sebanyak
144 orang, Bayi baru lahir sebanyak 144 orang, dan ibu yang menggunakan KB
sebanyak 916 orang. Pada tahun 2020 kunjungan ibu hamil melakukan ANC
sebanyak 560 orang, ibu bersalin sebanyak 117 orang, bayi baru lahir sebanyak
117 orang, ibu nifas sebanyak 117 orang, Akseptor KB sebanyak 1820 orang
(Profil PMB Wiwiet Wulandari, Palembang 2020).
Berdasarkan survey yang sudah penulis lakukan kepada Ny. M , maka
penulis berencanakan asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity
care) mulai dari masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa perawatan
bayi baru lahir serta akseptor KB. melakukan pendokumentasian kebidanan yang
akan dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas,bayi baru lahir,dan KB di Praktik
Mandiri Bidan Wiwiet Wulandari tahun 2021.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. M di Praktik
Mandiri Bidan Wiwiet Wulandari Palembang tahun 2021.
b. Tujuan Khusus
4
a. Memberikan asuhan kebidanan komprehensif Ny.M pada masa
kehamilan di Praktik Mandiri Bidan Wiwiet Wulandari Palembang
tahun 2021.
b. Memberikan asuhan kebidanan komprehensif Ny.M pada masa
persalinan di Praktik Mandiri Bidan Wiwiet Wulandari Palembang
tahun 2021.
c. Memberikan asuhan kebidanan komprehensif Ny.M pada masa nifas di
Praktik Mandiri Bidan Wiwiet Wulandari Palembang tahun 2021.
d. Memberikan asuhan kebidanan komprehensif Ny.M pada masa bayi
baru lahir dan neonatus di Praktik Mandiri Bidan Wiwiet Wulandari
Palembang tahun 2021.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pasien
Agar klien maupun masyarakat bisa melakukan deteksi yang mungkin
timbul pada masa kehamilan, bersalin, nifas maupun neonatus sehingga
memungkinkan segera mencari pertolongan untuk mendapat penanganan.
1.3.2 Bagi Mahasiswa
Diharapkan penulisan laporan tugas akhir dapat menjadi tambahan
referensi serta penambahan daftar pustaka bagi mahasiswa kebidanan STIK
Bina Husada Palembang mengenai asuhan komperhensif.
1.3.3 Bagi Praktek Mandiri Bidan (PMB)
5
Penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini di harapan dapat menjadi
bahan acuan dalam sarana evaluasi serta sebagai sarana informasi bagi PMB
Wiwiet Wulandari mengenai asuhan kebidanan komprehensif guna untuk
meningkatkan kualitas bagi PMB Wiwiet Wulandari Palembang.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa atau ovum dan dilanjutkan dengan nidasi. Kehamilan normal
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan. Kehamilan terbagi
menjadi 3 trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga
13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Walyani, 2015).
2.1.2 Perubahan Fisik Pada Ibu Hamil
Menurut (Handayani dan Sartika, 2021) Perubahan Fisiologis pada
masa kehamilan.
1. Perubahan Alat Reproduksi
a. Uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan
mengalami hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi seberat 1.000
gram saat akan kehamilan, otot rahim mengalami hyperplasia dan hipertrofi
menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena
pertumbuhan janin.
7
Pertumbuhan uterus pada trimester pertama terjadi sebagai respon
terhadap rangsangan hormon yaitu hormon estrogen dan progesterone.
Pembesaran uterus terjadi disebabkan karena :
1) Meningkatnya vaskularisasi dilatasi pembuluh
2) Hiperplasia serabut-serabut otot fibroelastik darah dan dan jaringan
3) Perkembangan dari deciduas Setelah bulan ketiga pembesaran uterus
karena pertumbuhan fetus.
Tabel 2.1
Tinggi Fundus berdasarkan umur kehamilan
No Usia Kehamilan TFU ( Tinggi Fundus Uteri )
1 12 Minggu 3 jari di atas simpisis
2 16 Minggu Pertengahan simfisi-pusat
3 20 Minggu 3 jari di bawah pusat
4 24 Minggu Setinggi pusat
5 28 Minggu 3 jari di atas pusat
6 32 Minggu Pertengahan pusat prosesus sifoideus
7 36 Minggu 3 jari di bawah prosesus xifoideus
8 40 Minggu Pertengahan pusat – prosesus xifoideus
(Sumber: Handayani dan Sartika, 2021)
Perubahan bentuk uterus pada trimester I seperti buah pir terbalik,
semester II berubah seperti bola, dan trimester III berbentuk oval dan naik
dari rongga pelvis ke rongga abdomen.
b. Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami perubahan akibat estrogen. Adanya
hipervaskularisasi hormon mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih
merah, agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut tanda Chadwick
8
c. Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu fungsi ovarium diambil alih oleh
placenta, terutama fungsi memproduksi progesterone dan estrogen. Selama
kehamilan ovarium tenang beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan
pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus
menstruasi.
d. Servik
Akibat peningkatan vaskular serta perubahan pada jaringan ikat
dibawah pengaruh estrogen, servik dalam kehamilan menjadi lunak.Terjadi
sekresi kelenjar dan lendir servik menjadi kental sehingga dapat berperan
sebagai pelindung yang menyumbat ostium uteri.
e. Payudara
Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammo
tropin, estrogen dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan air
susu. Papilla mamma akan membesar, lebih tegak dan tampak lebih hitam,
seperti seluruh areola mamma karena hiperpigmentasi.
Pada kehamilan 12 minggu ke atas keluar cairan berwarna putih
agak jernih disebut colustrum. Namun proses laktasi dihambat sampai
kelahiran karena adanya hormon estrogen dan progesterone selama hamil
yang cukup tinggi karena diproduksi oleh placenta.
9
Perubahan payudara pada ibu hamil, yaitu:
1) Payudara menjadi lebih besar
2) Areola payudara makin hiperpigmentasi
3) Glandula Montgomery makin tampak 4) Puting susu makin menonjol
4) Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi
5) Setelah persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga produksi
ASI dapat berlangsung.
2. Perubahan pada Perkemihan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencingtertekan oleh
uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Pada akhir
kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah, keluhan sering kencing
akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Dalam
kehamilan ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh progesterone.
Tetapi ureter kanan lebih besar dari ureter kiri akibat berubahnya posisi
uterus ke kanan oleh kolon sigmoid.
Pada trimester II kandung kemih terdorong keluar dari rongga
pelvis ke abdomen sehingga saluran uretra memanjang, juga hyperemia
pada kandung kencing dan uretra sehingga mudah terjadi trauma dan
berdarah. Dalam keadaan normal ginjal mereabsorbsi hampir seluruh
glucosa dan zat nutrien lainnya sehingga kemungkinan ditemukan
glucosuria pada ibu hamil. Ibu hamil juga mengalami protein urine
disebabkan peningkatan kebutuhan asam amino meningkat kadar urin
10
protein + tidak menunjukkan kondisi patologis.
3. Perubahan pada Pencernaan
a. Mulut, Selama hamil trimester I mengalami mual karen peningkatan
HCG. Trimester II nafsu makan mulai naik
b. Gusi, Mengalami hyperemia dan membengkak karena meningkatnya
kadar estrogen.
c. Gigi, Gigi pada wanita hamil memerlukan sekitar 1,2 gr kalsium dan
kurang lebih sama dengan jumlah fostor setiap hari selama kehamilan
dan meningkat 0,4 gr untuk setiap elemen.
d. Motilitas Gastrointestinal, Selama kehamilan motilitas gastrointestinal
mengalami penurunan akibat peningkatan hormon progesterone yang
dapat menurunkan produksi motilin yaitu suatu peptide yang dapat
menstimulasi pergerakan otot usus. Waktu transit makanan yang
melewati gastrointestinal lebih lama/ melambat dibanding pada wanita
tidak hamil. Hal tersebut menyebabkan peningkatan penyerapan air di
usus besar sehingga sering sembelit dan resiko haemmorroid
meningkat.Sedangkan peningkatan oestrogen menyebabkan
menurunnya sekresi HCL lambung.
e. Kandung Empedu, Fungsi kandung empedu mengalami perubahan
selama kehamilan karena hypotoni pada otot dinding kandung empedu.
Waktu pengosongan lebih lambat empedu mengalami penebalan akibat
meningkatnya kadar progesterone tidak terjadi perubahan morfologi
11
pada hati selama kehamilan normal, namun fungsi hati mengalami
penurunan aktifitas serum alkhali fosfatase mengalami gangguan yang
mungkin disebabkan karena meningkatnya isoenzim alkalin fosfatase
placenta. Penurunan kadar albumin atau globulin terjadi selama
kehamilan merupakan suatu keadaan yang normal.
4. Perubahan pada Cardiovaskuler
Terjadi peningkatan kebutuhan darah untuk itu dan janin sehingga
terjadi peningkatan cardial output. Perubahanposisi jantung seperti
diafragma yang terdorong ke atas jantung mengalami elevasi ke atas dan
berputar ke bagian 6) Peru depan sebelah kiri. Perubahan auscultasi
berhubungan dengan perubahan ukuran, perubahan tempat, perubahan
volume dan perubahan cardial output.
Tekanan darah bervariasi, tergantung dari kondisi, tempat
pengukuran, kecemasan, dan posisi maternal.Selama kehamilan trimester II
terjadi penurunan sistolik dan diastolic sekitar 5-10 mm/hg karena vase
dilatasi perifer akibat peningkatan hormon selama kehamilan.Wanita hamil
mengalami kompresi pada vena illica dan vena cava inferior olch uterus
dapat menyebabkan meningkatkan tekanan vena dan menurunnya aliran
darah pada kaki.Perubahan ini menimbulkan oedem dan varises.
5. Perubahan pada Musculuskeletal
Lordosis Progresif merupakan gambaran yang karakteristik pada
kehamilan normal.Untuk mengkompensasi posisi anterior uterus yang
12
membesar, lordosis menggeser pusat gravitasi ke belakang pada tungkai
bawah.Terdapat peningkatan mobilitas sendi sakroiliaca, sakrocoksigeal,
dan sendi pubis selama kehamilan, kemungkinan akibat perubahan
hormonal.Mobilitas tersebut mungkin menyebabkan perubahan postur ibu,
dan selanjutnya mengakibatkan rasa tidak nyaman dipunggung bagian
bawah, terutama pada akhir kehamilan.Selama trimester akhir kehamilan,
rasa pegal, mati rasa, dan lemah kadangkala dialami pada ekstremitis
atas.Hal ini kemungkinan merupakan akibat lordosis nyata yang disertai
dengan fleksi anterior leher dan merosotnya gelang bahu.
6. Perubahan pada Sistem Respirasi
Frekuensi pernafasan tidak berubah dan elevasi diafragma
menurunkan volume paru saat istirahat namun terdapat peningkatan tidal
volume" sebesar 40% serta terjadi kenaikan "minute ventilation " dari 7.25
liter menjadi 10.5 liter
Tekanan CO2 (PCO2) plasma fetus lebih besar dibanding plasma
maternal sehingga CO2 dengan mudah kedalam darah maternal. Selain hal
ini, akibat hiperventilasi pulmonal kadar CO2 dalam plasma maternal
menurun sekitar 8% dibandingkan pada masa sebelum kehamilan.
7. Perubahan pada Sistem Endokrin
a. Estrogen, selama hamil aktivitas estrogen yaitu sebagai berikut :
1. Memicu pertumbuhan dan pengendalian fungsi uterus
2. Bersama dengan progesterone memicu pertumbuhan payudara
13
3. Merubah konsitusi komiawi jaringan ikat sehingga lebih lentur dan
menyebabkan servik elastic, kapsul persendian melunak, mobilitas
persendian meningkat.
4. Air Menurunkan
5. Sekresi natrium.
b. Kortisol
Pada awal kehamilan sumber utama adalah adreanal maternal
dan pada kehamilan lanjut sumber utamanya adalah plasenta. Produksi
harian 25mg/hari. Sebagian besar diantaranya berikatan dengan protein
sehingga tidak bersifat aktif. Kortisol secara simultan merangsang
peningkatan produksi insulin dan meningkatkan resistensi perifer ibu
pada insulin, misalnya jaringan tidak bisa menggunakan insulin, hal ini
mengakibatkan tubuh ibu hamil membutuhkan lebih pada pankreas
dapat memenuhi kebutuhan insulin pada ibu hamil yang secara terus
menerus tetap meningkat sampai aterm.Ada sebagian ibu hamil
mengalami peningkatan gula darah hal ini dapat disebabkan karena
banyak insulin, Sel- sel beta normal pulau Langerhansresistensi perifer
ibu hamil pada insulin.
c. Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
Hormon HCG ini diproduksi selama kehamilan Pada hamil
muda hormon ini diproduksi oleh trofoblas dan selanjutnya dihasilkan
oleh plasenta. HCG dapat untuk mendeteksi kehamilan dengandarah
14
ibu hamil pada 11 hari setelah pembuahan dan mendeteksi pada urine
ibu hamil pada 12-14 hari setelah kehamilan. Kandungan HCGpada ibu
hamil mengalami puncaknya pada 8-11 minggu umur kehamilan. Kadar
HCG tidak boleh dipakai untuk memastikan adanya kehamilan karena
kadarnya bervariasi, sehingga dengan adanya kadar HCG yang
meningkat bukan merupakan tanda pasti hamil tetapi merupakan tanda
kemungkinan hamil. Kadar HCG kurang dari 5mlU/ml dinyatakan
tidak hamil dan kadar HCG lebih 25 mlU/ml dinyatakan kemungkinan
hamil. Apabila kadar HCG rendah maka kemungkinan kesalahan
HPMT, akan mengalami keguguran atau kehamilan ektopik. Sedangkan
apabila kadar HCG lebih tinggi dari standart maka kemungkinan
kesalahan HPMT. hamil Mola Hydatidosa atau hamil kembar. HCG
akan kembali kadarnya seperti semula pada 4-6 keguguran, sehingga
apabila ibu hamil baru mengalam keguguran maka kadarnya masih bisa
seperti positif mg setelah hamil jadi hati-hati dalam menentukan
diagnosa, apabila ada ibu hamil yang mengalami keguguran untuk
menentukan diagnosa tidak cukup dengan pemeriksaan HCG tetapi
memerlukan pemeriksaan lain.
d. Human Placental Lactogen
Kadar HPL atau Chorionic somatotropin ini terus meningkat
seiring dengan pertumbuhan plasenta selama kehamilan. Hormon ini
mempunyai efek laktogenik dan antagonis insulin. HPL juga bersifat
15
diabetogenik sehingga menyebabkan kebutuhan insulin padawanita
hamil meningkat
e. Relaxin
Dihasilkan oleh corpus luteum, dapat dideteksi selama
kehamilan, kadar tertinggi dicapai pada trimester pertama. Peran
fisiologis belum jelas, diduga berperan penting dalam maturasi servik.
f. Hormon Hipofisis.
Terjadi penekanan kadar FSH dan LH maternal selama
kehamilan, namun kadar prolaktin meningkat yang berfungsi untuk
menghasilkan kholostrum. Pada saat persalinan setelah plasenta lahir
maka kadar prolaktin menurun, penurunan ini berlangsung terus sampai
pada saat ibu menyusui. Pada saat ibu menyusui prolaktin dapat
dihasilkan dengan rangsangan pada puting pada saat bayi mengisap
puting susu ibu untuk memproduksi ASI.
2.1.3 Perubahan Psikologis Pada Kehamilan
Menurut Sulistyowati (2014). Perubahan psikologis pada ibu hamil
a. Perubahan Dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan Trimester I
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Seperti :
1. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan
kehamilannya.
2. Kadang muncul penolakan, kekecewaan. Kecemasan, dan kesedihan.
Bahkan kadang ibu berharap aga dirinya tidak hamil saja.
16
3. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil.
4. Setiap perubahan yang terjadi akan selalu mendapat perhatian dengan
seksama.
5. Hasrat untuk melakukan hubungan seksual berbeda- beda pada setiap
wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.
b. Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehanilan Trimester II
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik,
yakni ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala
ketidaknyamanan yang dialami saat hamil seperti:
1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon
yang tinggi.
2. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
3. Merasakan gerakananak.
4. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
5. Libido meningkat.
6. Menuntut perhatian dancinta.
7. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya.
8. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran,
dan persiapan untuk menjadi peranbaru.
c. Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Kehamilan Trimester III
Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh
17
kewaspadaan. Seperti:
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan lahir dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatiran.
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
f. Merasa kehilanganperhatian.
g. Perasaan sensitif.
h. Libido menurun.
2.1.4 Standar Asuhan Antenatal Care (ANC)
Menurut Kemenkes RI (2015) pelayanan antenatal sesuai standar
meliputi 10 T yaitu :
a) Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan
Pengukuran tinggi badan cukup satu kali.Bila tinggi badan <145 cm, maka
faktor risiko panggul sempit, kemungkinan sulit melahirkan secara
normal.Penimbangan berat badan setiap kali periksa, Sejak bulan ke-4
pertambahan BB paling sedikit 1 kg/bulan.
f. Pengukuran tekanan darah (tensi)
18
Tekanan darah normal 120/80mmHg. Bila tekanan darah lebih besar atau
sama dengan 140/90mmHg, ada faktor risiko hipertensi (tekanan darah
tinggi) dalam kehamilan.
g. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Bila < 23,5cm dan kenaikan BB selama hamil tidak sesuai standard
menunjukkan ibu hamil menderita Kurang ENERGI Kronis (Ibu hamil
KEK) dan beresiko melahirkan Bayi berat lahir rendah (BBLR)
h. Pengukuran tinggi rahim
Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin
apakah sesuai dengan usia kehamilan.
i. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan perhitungan denyut jantung
janin
Apabila trimester III usia kehamilan 36 minggu bagian bawah janin
bukan kepala atau kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada
kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut jantung dari 120
kali/menit atau lebih dari 160 kali/menit menunjukkan ada tanda gawat
janin, segera rujuk.
j. Penentuan status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Penentuan status aiamunisasi Tetanus Toksoid (TT) oleh petugas
untuk selanjutnya bilamana diperlukan mendapatkan suntikan tetanus
toksoid sesuai anjuran petugas kesehatan untuk mencegah tetanus pada
Ibu dan Bayi.
19
k. Pemberian tablet tambah darah
Ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah minimal 90 tablet
selama kehamilan.
l. Tes laboratorium
1) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil
bila diperlukan
2) Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah
(Anemia)
3) Tes pemeriksaan urine (Air kencing)
4) Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti malaria,
HIV, Sifilis dan lain-lain.
m. Konseling atau penjelasan
Tenaga kesehatan member penejelasan mengenai perawatan
kehamilan, pencegahan kelaimnan bawaan, persalinandan inisiasi
menyusui dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif,
keluarga berencana dan imunisasi pada bayi.Penjelasan ini diberikan
secara bertahap pada kunjungan ibu hamil.
n. Tata laksana
Tata laksana atau mendapatkan pengobatan, jika ibu mempinyai
masalah kesehatan pada saat hamil.
2.1.5 Standar Kunjungan ANC
20
Menurut (Kementrian Kesehatan, 2020) pemeriksaan kehamilan
minimal 6 kali selama kehamilan:
a. 2 kali trimester pertama (kehamilan hingga 12 minggu)
b. 1 kali pada trimester kedua (kehamilan diatas 12 minngu sampai 24
minggu)
c. 3 kali trimester ketiga (kehamilan diatas 24 minggu sampai 40 minggu)
2.2 Persalinan
2.2.1 Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Walyani dan Purwoastuti, 2020)
Persalinan adalah ranngkaian proses terakhir dengan pengeluaran hasil
konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, dan diakhiri
dengan plahiran plasenta ( Walyani dan Purwoastuti, 2020)
2.2.2 Tanda Tanda Persalinan
a) Adanya Kontraksi Rahim
Umum, tanda awal bahwa ibu hamil untuk melahirkan adalah
mengejannya rahim atau dikenal dengan istilah kontraksi. Kontraksi
tersebut berirama, teraturbdan involurer, umumnya kontraksi bertujuan
untuk menyiapkan mulut lahir untuk memperbesar dan meningkatkan
aliran darah di dalam plasenta. Setiap kontraksi uterus memiliki tiga fase
yaitu:
21
1) Increment: Ketika intensitas terbntuk.
2) Acme: Puncak atau maximum.
3) Decement: Ketika otot relaksasi.
Kontraksi yang sesungguhnya akan muncul dan hilang secara teratur
dengan intensitas makin lama makin meningkat. Perut akan mengalami
kontraksi dan relaksasi, diakhir kehamilan proses kontraksi akan lebih
sering terjadi (Walyani dan Purwoastuti, 2020).
b) Keluarnya Lendir Bercampur Darah
Lendir disekresi sebagai hasil proliferasi kelenjar lender servik pada
awal kehamilan.Lendir mulanya menyumbat leher rahim, sumbatan yang
tebal pada mulut rahim terlepas, sehingga menyebabkan keluarnya lendir
berwarna kemerahan bercampur darah dan terdorong keluar oleh kontrasi
yang membuka mulut rahim yang menandakan bahwa mulut rahim
menjadi lunak dan membuka. Lendir inilah yang bermaksud sebagai
bloody slim. (Walyani dan Purwoastuti, 2020).
c) Keluarnya air-air (Ketuban)
Proses penting menjelang persalinan adalah pecahnya air ketuban.
Selama Sembilan bulan masa gestasi bayi aman melayang dalam cairan
amnion.Keluarnya air-air dan jumlahnya cukup banyak, berasal dari
ketuban yang pecah akibat kontraksi yang makin sering terjadi (Walyani
dan Purwoastuti, 2020).
d) Pembukaan Serviks
22
Penipisan mendahului dilatasi servik, pertama-tama aktivitas uterus
dimulai untuk mencapai penipisan, setelah penipisan, setelah penipisan
kemudian aktivitas uterus menghasilkan dilatasi servik yang cepat
(Walyani dan Purwoastuti, 2020).
Membukanya leher rahim sebagai respon terhadap kontraksi yang
berkembang. Tanda ini tidak dirasakan oleh pasien tetapi dapat diketahui
dengan pemeriksaan dalam. Petugas akan melakukan pemeriksaan untuk
menentukan pematangan, penipisan, dan pembukaan leher rahim (Walyani
dan Purwoastuti, 2020).
23
2.2.3 Partograf
Gambar 2.1
Lembar Depan Partograf
(Sumber Prawirohardjo, 2014)
a. Pengisian Lembar Belakang Partograf
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang
terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang
dilakukan sejak persalinan kalaI hingga kala IV (termasuk bayi baru lahir) ( shofa,
2015).
24
Gambar2.2
Lembar Belakang Partograf
(Sumber :Prawirohardjo, 2014)
2.2.4 Tahapan Persalinan
Pada proses persalinan menurut Walyani dan Purwoastuti, (2020) dibagi 4
kala yaitu:
1. Kala 1: Kala Pembukaan
Waktu untuk pemukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap (10cm).
Dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase:
25
d. Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap.
1) Pembukaan kurng dari 4 cm
2) Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam
e. Fase aktif
1. Frekuensi dan lama kontrakdi uterus umumnya meningkat (kontraksi
adekuat/3 kali atau lebih dalam 10 menit dan berlangsung selama 40 detik
atau lebih)
2. Serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya dengan kecepatan 1cm/lebih
perjam hingga pembukaan lengkap (10)
3. Terjadi penurunan bagian terbawah janin
4. Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 fase, yaitu:
Berdasarkan kurva friedman:
1) Periode akselerasi, berlangsung selama 2 jam pembukaan menjadi 4cm
2) Periode dilatasi maksimal, berlangsung selama 2 jam pembukaan
berlangsung cepat dalam 4 menjadi 9cm
3) Periode diselerasi, berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan 9cm
menjadi 10cm/lengkap
2. Kala II: Kala Pengeluaran Janin
26
Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengejan mendorong
janin hingga keluar.
Pada kala II ini memiliki ciri khas:
a) His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3menit sekali
b) Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara reflektoris
menimbulkan rasa ingin mengejan
c) Tekanan pada rektum, ibu merasa ingin BAB
d) Anus membuka
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan
perineum meregang, dengan his dan mengeran yang terpimpin kepala akan
lahir dan diikuti seluruh badan janin.
Lama pada kala II ini pada primi dan multipara berbeda yaitu:
1) Primipara kala II berlangsung 1,5 jam-2 jam
2) Multipara kala II berlangsung 0,5 jam-1 jam
3. Kala III: Kala Uri
a. Fase pelepasan uri
Mekanisme pelepasan uri terdiri dari:
1) Schultze
Data ini sebanyak 80% yang lepas terlebih dahulu di tengah kemudian
terjadi reteroplasenterhematoma yang menolak uri mula-mula di tengah
kemudian seluruhnya, menurut cara ini perdarahan biasanya tidak ada
sebelum uri lahir dan banyak setelah uri lahir.
27
2) Dunchan
a) Lepasnya uri mulai dari pinggrnya, jadi lahir terlebih dahulu dari
pinggir (20%)
b) Darah akan mengalir semua antara selaput ketuban
3) Serempak dari tengah dan pinggir plasenta
a. Fase pengeluaran uri
Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri yaitu:
1) Kustner
Meletakkan tangan dengan tekanan pada/di atas simfisis, tali pusat
diregangkan, bila plasenta masuk berarti belum lepas, bila tali pusat
diam dan maju (memanjang) berarti plasenta sudah terlepas
2) Klien
Sewaktu ada his kita dorong sedikit rahim, bila tali pusat kembali
berarti belum lepas, bila diam/turun berarti sudah lepas
3) Strastman
Tegangkan tali pusat dan ketuk pada fundus, bila tali pusat bergetar
berarti belum lepas, bila bila tidak bergetar berarti sudah terlepas.
4) Rahim menonjol di atas symfisis
5) Tali pusat bertambah panjang
6) Rahim bundar dank eras
28
7) Keluar darah secara tiba-tiba
4. Kala IV (Tahap Pengawasan)
Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya
perdarahan.Pengawasan ini dilakukan selama kurang lebih kurang lebih dua jam.
Dalam tahap ini ibu masih mengeluarkan darah dari vagina, tapi tidak banyak,
yang berasal dari pembuluh darah yang ada di dinding rahim tempat terlepasnya
plasenta, dan setelah beberapa hari anda akan mengeluarkan cairan sedikit darah
yang dusebut lokia yang berasal dari sisa-sisa jaringan. Pada bebeapa keadaan,
pengeluaran darah setelah proses kelahiran menjadi banyak. Ini disebabkan
beberapa faktor seperti lemahnya kontraksi atau tidak berkontraksinya otot-otot
rahim.Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan sehingga jika perdarahan
semakin hebat, dapat dilakukan tindakan seceatnya.
2.3 Nifas
2.3.1 Pengertian Nifas
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah persalinan selesai dan
berakhirsetelah kira-kira 6 minggu persalinan (Maryunani 2016).
Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung kira-kira 6 minggu (Rukiyah 2012).
2.3.2 Perubahan Fisiologi
Menurut Walyani dan Purwoastuti, (2016) Adapun perubahan fisiologi
29
pada masa nifas yaitu:
a. Perubahan Sistem Uterus
Secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusio) sehingga
akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
1) Lokea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
dalam masa nifas. Macam-macam lokeayaitu:
a) Lokea rubra: hari ke 1-2, terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa
ketuban, lanugo danmekonium.
b) Lokea sanguilenta: hari ke 3-7, terdiri dari darah bercampur lendir yang
berwarnakecoklatan.
c) Lokea serosa: hari 7-14, berwarna kekuningan,dan
d) Lokea alba: hari ke 14 setelah masa nifas, hanya merupakan cairan
putih.
2) Serviks mengalami involusi bersamaan dengan uterus. Setelah
persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan,
setelah 6 minggu persalinan serviksmenutup.
3) Vulva dan Vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, setelah 3 minggu vulva dan vagina
kembali kepada keadaan semula.
4) Perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan
kepala bayi yang bergerak maju, pada hari ke 5 perineum sebagian besar
sudah mendapatkan tonusnya kembali walaupun tetap lebih kendur.
30
Tabel 2.2
Proses Involusi Uterus
Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi Pusat 1000 gram
Akhir kala III Dua jari bawah pusat 750 gram
Satu minggu Pertengahan pusat-simpisis 500 gram
Dua minggu Tak teraba diatas simpisis 350 gram
Enam minggu Bertambah kecil 50 gram
Delapan minggu Sebesar normal 30 gram
( Walyani dan Purwoastuti, 2016).
b. Perubahan tanda-tanda vital yaitu:
1) Suhu, badan wanita inpartu tidak lebih dari 37.2ºC pasca melahirkan,
apabila kenaikan suhu di atas 38ºC waspada terhadap infeksi
postpartum.
2) Nadi, dalam keadaan normal selama masa nifas kecuali karena
pengaruh partus lama, persalinan sulit, dan kehilangan darah yang
berlebihan. Setiap denyut nadi di atas 100x/m selama masa nifas
adalah abnormal.
3) Tekanan darah, pasca melahirkan pada kasus normal biasanya tidak
berubah, tetapi jika berubah biasanya diakibatkan oleh pendarahan.
4) Frekuensi pernapasan, pada ibu post partum umumnya lambat sekitar
16-24x/m karena ibu dalam keadaanpemulihan.
31
c. Perubahan sistemkardiovaskuler
setelah melahirkan curah jantung meningkat karena terhentinya aliran
darah ke plasenta yang mengakibatkan beban jantung meningkat yang
dapat diatasi dengan haemokonsentrasi sampai volume darah kembali
normal, dan pembuluh darah kembali ke ukuran semula.
d. Perubahan sistemperkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan
terdapat spasinen sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini
mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama
persalinan. Urin dalam jumlah besar akan didapatkan dalam waktu 12-36
jam setelah melahirkan, dan akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
e. Perubahan gastrointestinal
Perubahan ini sering memerlukan waktu 3-4 harian sebelum faal
usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah
melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama
satu atau dua hari.
f. Sistem endokrin
Sistem endokrin yaitu kadar estrogen menurun 10% dalam waktu
sekitar 3 jam postpartum. Progesteron turun pada hari ketiga postpartum.
Kadar prolaktin dalam darah berangsur hilang.
g. Sistem muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal yaitu ambulasi pada umumnya dimulai 4-
32
8 jam postpartum. Ambulasi dini sangat membantu mencegah komplikasi
dan mempercepat proses involusio.
h. Perubahan integumen
Yaitu perubahan penurunan melanin umumnya selama persalinan
menyebabkan berkurangnya hyperpigmentasi kulit. perubahan pembuluh
darah yang tampak pada kulit karena kehamilan dan akan menghilang
pada saat estrogen menurun.
i. Perubahan berat badan
Perubahan berat badan terjadi akibat kelahiran atau keluarnya bayi,
plasenta, dan keluarnya cairan amnion. Pada minggu ke 7-8 kebanyakan
ibu telah kembali ke berat badan semula, dan sebagian ada yang
membutuhkan wkatu lebih lama (Maryunani, 2016).
2.3.3 Perubahan Psikologis
Fase-fase yang akan di alami oleh ibu pada masa nifas yaitu:
a. Taking in Period (Masaketergantungan)
Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat bergantung
pada orang lain, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman
melahirkan dan persalinan yang dialami, serta kebutuhan tidur dan nafsu makan
meningkat (Walyani dan Purwoastuti, 2016).
b. Taking hold period
Berlangsung 3-10 hari postpartum, ibu merasa sangat khawatir akan
ketidakmampuan merawat bayi, muncul perasaan sedih (baby blues), tetapi ibu
33
memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan tanggung jawab
akan bayinya, ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti
menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok (Susanto, 2019).
b. Leting goperiod
Dialami setelah tiba ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai secara penuh
menerima tanggung jawab sebagai “seorang ibu” dan menyadari atau merasa
kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya (Rubin, 2017).
2.3.4 Standar Kunjungan
Menurut Saifuddin dan Rukiyah, 2012, selama masa nifas paling sedikit 4 kali
bidan melakukan kunjungan untuk menilai keadaan ibu dan bayi, untuk mencegah,
mendeteksi, menangani masalah-masalah yang terjadi.
Menurut (Ambarwati, 2010). Kunjungan nifas dilakukan paling sedikit 4 kali.
Hal ini dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir serta untuk menulai
status ibu dan bayi baru lahir serta untuk mencegah terjadinya masalah.
1. Kunjungan pertama dilakukan 6-8 jam setelah persalinan
Tujuannya:
a. Mencegah perdarahan waktu nifas karena atonia uteri
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila
perdarahan berlanjut
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bila
terjadi perdarahan banyak
d. Pemberian ASI awal
34
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi
f. Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah terjadinya
hipotermia
Jika petugas kesehatan menoong persalinan petugas harus tinggal dan
mengawasi sampai 2 jam pertama.
2. Kunjungan kedua 6 hari setelah persalinan
Tujuannya:
a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus
uteri di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan dan tidak berbau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui bayinya dengan baik dan tidak menunjukkan
tanda-tanda penyakit.
e. Mmberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi supaya tetap hangant dan merawat bayi sehari-hari.
3. Kunjungan ke tiga 2-3 minggu setelah persalinan
a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus
uteri dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan dan tidak berbau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
c. Memastiakn ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui bayinya dengan baik dan tidak menunjukkan
tanda-tanda penyakit
35
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi supaya tetap
shangat dan merawat bayi.
4. Kunjungan ke empat 4-6 minggu setelah persalinan
a. Menanyakan pada ibu tentang penyakit-penyakit yang ibu dan bayi alami
b. Memberikan konseling KB secara dini
c. Tali pusat harus tetap kering, ibu perlu dibertahu bahaya membubuhkan
sesuatu pada tali pusat bayi, misal minyak atau bahan lain. Jika ada
kemerahan pada pusat, perdarahan tercium bau busuk, bayi segera di
rujuk.
d. Perhatikan kondisi umum bayi, apakah ada ikterus atau tidak, ikterus pada
hari ketiga post partum adalah fisiologis yang tidak perlu prngobatan.
Namun bila ikterus terjadi pada hari ketiga atau kapan saja dan bayi malas
untuk menetek serta tampak mengantuk maka segera rujuk bayi ke RS.
e. Bicarakan pemberian ASI dengan ibu dan perhatikan apakah bayi menetek
dengan baik
f. Nasehati ibu untuk hanya memberikan ASI kepada bayi selama minimal
4-6 bulan dan bahaya pemberian makanan tambahan selain ASI sebelum
usia 4-6 bulan
g. Catat semua dengan cepat hal-hal yang diperlukan.
h. Jika ada yang tidak normal segeralah merujuk ibu dan atau bayi ke
puskesmas atau RS.
36
2.4 Bayi Baru Lahir
2.4.1 Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai
dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500- 4000 gram ,nilai Apgar >7 dan tanpa
cacat bawaan ( Rukiah, 2019).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih
dari satu dengan 37minggu dengan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000
gram (Armini, 2017)
2.4.2 Pengertian Neonatus
Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan intrauterine
kehidupan ekstreuterin. pertumbuhan dan perkembangan normal masa neonatal
adalah 28 hari (Walyani, 2015). Neonatus ialah bayi yang baru lahir mengalami
proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin
kekehidupan ekstrauterin (Rukiah, 2013).
2.4.3 Fisiologi Neonatus
Menurut Damayanti (2014), fisiologi neonatus meliputi :
1. Sistem Pernafasan
Hingga saat lahir tiba, janin bergantung pada pertukaran gas daerah maternal
melalui paru maternal dan placenta. Setelah pelepasan placenta yang tiba-tiba
setelah pelahiran, adaptasi yang sangat cepat teijadi untuk memastikan
kelangsungan hidup. Sebelum lahir janin melakukan pemapasan dan
37
menyebabkan paru matang, menghasilkan surfaktan, dan mempunyai alveolus
yang memadaiuntuk pertukaran gas. Sebelum lahir paru janin penuh dengan
cairan yang diekskresikan oleh paru itu sendiri. Selama kelahiran, cairan ini
meninggalkan paru baik karena dipompa menuju jalan napas dan keluar dari
mulut dan hidung, atau karena bergerak melintasi dinding alveolar menuju
pembuluh limfe paru dan menuju duktus toraksis.
2. Sistem Kardiovaskular
Sebelum lahir, janin hanya bergantung pada placenta untuk semua pertukaran
gas dan ekskresi sisa metabolik. Dengan pelepasan placenta pada saat lahir,
sistem sirkulasi bayi harus melakukan penyesuaian mayor guna mengalihkan
darah yang tidak mengandung oksigen menuju paru untuk direoksigenasi. Hal ini
melibatkan beberapa mekanisme,yang dipengaruhi oleh penjepitan tali pusat dan
juga oleh penurunan resistensi bantalan vaskular paru. Selama kehidupan janin
hanya sekitar 10% curah jantung dialirkan menuju paru melalui arteri pulmonalis.
Dengan ekspansi paru dan penumnan resistensi vaskular paru, hampir semua
curah jantung dikirim menuju paru. Darah yang berisi oksigen menuju kejantung
dari paru meningkatkan tekanan di dalam atrium kiri. Pada saat yang hampir
bersamaan, tekanan di atrium kanan berkurang karena darah berhenti mengalir
melewati tali pusat. Akibatnya, teijadi penutupan fungsional foramen ovale.
Selama beberapa hari pertama kehidupan, penutupan ini bersifat reversibel,
pembukaan dapat kembali teijadi bila resistensi vaskular paru tinggi, misalnya
saat menangis, yang menyebabkan serangan sianotik sementara pada bayi.
38
3. Suhu
Bayi memasuki suasana yang jauh lebih dingin pada saat pelahiran, dengan
suhu kamar bersalin 21°C yang sangat berbeda dengan suhu dalam kandungan,
yaitu 37,7°C. Ini menyebabkan pendinginan cepat pada bayi saat cairan amnion
menguap dari kulit. Setiap mili liter penguapan tersebut memindahkan 560 kalori
panas. Perbandingan amara area permukaan dan masa tubuh bayi yang luas
menyebabkan kehilangan panas, khususnya dari kepala, yang menyusun 25%
masa tubuh. Lapisan lemak subkutan tipis dan memberikan insulasi tubuh yang
buruk, yang berakibat cepatnya perpindahan panas inti ke kulit, kemudian
lingkungan, dan juga mempengaruhi pendinginan darah. Selain kehilangan panas
melalui penguapan, kehilangan panas melalui konduksi saat bayi terpajan dengan
permukaan dingin, dan melalui konveksi yang disebabkan oleh aliran udara
dingin pada permukaan tubuh.
4. Sistem Perkemihan
Ginjal bayi belum matur sehingga menyebabkan laju filtrasi glomerulus
rendah dan kemampuan reabsorbsi tubular terbatas. Urin pertama keluar dalam
24 jam pertama dan dengan frekuensi yang semakin sering sesuai intake (Sinta ,
2019).
5. Sistem Pencernaan
Secara struktur sudah lengkap tapi belum sempurna, mukosa mulut lembab
dan pink. Lapisan keratin berwarna pink, kapasitas lambung sekitar
15-30 ml, feses pertama berwarna hijau kehitaman (Sinta , 2019).
39
2.4.4 Kebutuhan Dasar Neonatus
Menurut (Armini, 2017) , Kebutuhan Dasar Neonatus antara lain
1. Stimulasi
Asah merupakan stimulasi mental yang akan menjdi cikal bakal proses
pendidikan dimana bertujuan untuk mengembangkan mental, kecerdasan,
keterampilan, kemandirian, kreativitas,agama,moral prodktivitas ,dan lain-lain.
a. Neonatus
Stimulasi pada masa neonatus dilakukan dengan cara mengusahakan
rasa nyaman, aman dan menyenangkan,memeluk,menggendong, menatap
mata bayi, mengajak tersenyum, bericara, membunyikan berbagai suara atau
musik bergantian, menggantung dan menggerakkan benda berwarna
mencolok (lingkaran atau kotak- kotak hitam putih), benda-benda berbunyi,
serta dirangsang untuk meraih dan memegang mainan.
1) Ketika bayi rewel,cara penyebabnya dan peluk ia dengan penuh kasih
sayang
2) Gantung benda-benda yang berbunyi dan berwarna cerah diatas tempat
tidur bayi agar bayi dapat melihat benda tersebut bergerak-gerak dan
berusaha menendang /meraih benda tersebut
3) Latih bayi mengangkat kepala dengan cara meletakkannya pada posisi
telungkup
4) Ajak bayi tersenyum, terutama ketika ia tersenyum kepada anda
b. Bayi
40
Stimulasi pada bayi merupakan kelanjutan dari stimulasi pada neonatus.
Beberapa stimulasi yang dapat dilakukan untuk bayi adalah:
1) Bantu bayi duduk sendiri, mulai dengan mendudukan bayi di kursi yang
mempunyai sandaran
2) Latih kedua tangan bayi masing-masing memegang benda dalam waktu
yang bersamaan
3) Latih bayi menirukan kata-kata dengan cara menirukan suara bayi dan
buat agar bayi menirukan kembali
4) latih bayi bermain “ci luk ba” atau permainan ,seperti melambaikan
tangan sambil menyuebut “... da... da“ “...da...da”.
c. Balita
1) Tahap 1-2 tahun
Latih anak naik turun tangga, Bermain dengan anak, menunjukkan cara
merangkap bola besar dan melemparkannya kembali pada anak, Latih
anak menyebut nama bagian tubuh dengan menunjuk bagian tubuh anak,
menyebutkan namanya,dan minta ia menyebutkan kembali, Beri
kesempatan kepada anak untuk melepaskan pakaiannya sendiri dan Latih
keseimbangan tubuh anak dengan cara berdiri pada satu kaki secara
bergantian
2) Tahap 2-3 tahun
Latih anak melompat dengan satu kaki, Latih anak menyusun dan
menumpukkan balok dan Latih anak mengenal bentuk dan warna serta
41
latih anak dalam hal kebersihan diri,seperti mencuci tangan dan kaki serta
mengeringkannya sendiri
3) Tahap 3-4 tahun
Beri kesempatan agar anak dapat melakukan hal yang kira-kira mampu
dia kerjakan, misalnya melompat dengan satu kaki, Latih anak cara
memotong,menggunting gambar-gambar,mulai dengan gambar besar,
Latih abak mengancingkan baju, Latih anak dlam sopan santun, misalnya
berterima kasih,menerima tangan,dan sebagainya
d. Anak Prasekolah
1) Melatih anak melengkapi gambar,misalnya menggambar baju pada
gambar orang atau menggambar pohon ,bungan pada gambar rumah,
dan sebgainya
2) Jawab pertanyaan anak dengan benar, jangan membohongi atau
menunda jawababnya
2. Deteksi dini
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi
pada tiap makhluk. Pada manusia terutama anak-anak, proses tumbuh
kembang ini terjadi dengan sangat cepat,terutama pada periode tertentu.
a. Neonatus
Deteksi dini pada neonatus dengan melihat tanda-tanda atau gejala –
gejala sebagai berikut:
1) Tidak mau minum/menyusu atau memuntahkan semua
42
2) Riwayat kejang
3) Bergerak hanya jika dirangsang/letargis
4) Suhu tubuh <=35,5 0C dan >=37,5
0C
b. Bayi
Kegiatan deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang yang mencakup
pemeriksaaan kesehatan, pemantauan berat badan sekaligus deteksi dan
intervensi dini tumbuh kembang ditingkat pelayanan dasar akan
memerlukan waktu lebih lama dibandingkan pemeriksaan kesehatan dan
pemantauan berat badan biasa.
c. Balita
Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh
tenaga kesehatan ditingkat puskesmas dan jaringannya ,berupa:
1) Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui /
menemukan status gizi kurang/buruk dan mikro/makrosefali.
2) Deteksi dini penyimpangan perkembangan,yaitu untuk mengetahui
gangguan perkembangan bayi dan balita (keterlambatan), gangguan
daya lihat, dan gangguan daya dengar
3) Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk
mengetahui adanya masalah mental emosional,autisme dan gangguan
pemusatan dan hiperaktivitas.
Tahapan-tahap penilaian perkembangan anak
1) Anamnesis
43
2) Skrining gangguan perkembangan anak
3) Evaluasi lingkungan anak
4) Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak
5) Evaluasi bicara dan bahasa anak
6) Pemeriksaan fisik
7) Pemeriksaan neurologi
d. Anak Prasekolah
Melakukan penimbangan dengan menggunakan penimbangan injak.
Anak prasekolah yang ditemukan abnormalitas pada daya
pendengarannya akan dilakukan tes daya dengar (TDD) dengan tujuan
untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini ,agar dapat segera
ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara
anak.
3. Asih
a. Ikatan Kasih sayang
1) Neonatus
Cara untuk melakukan bounding attachment pada neonatus: Pemberisn
ASI ekslusif, Rawat gabung, Kontak mata (eye to eye contact), Suara
(voice), Aroma /odor (bau badan)/ Gaya bahasa (entrainment), Bioritme
(biorhytmicity), inisiasi dini
2) Bayi
Tahap- tahap bonding attachment adalah sebagai berikut: Perkenalan
44
(acquaintance) dengan melakukan kontak mata, memebrikan sentuhan,
mengajak berbicara,dan mengeksporasi segera setelah mengenal bayinya,
Keterikatan (bonding) Elemen-elemen bonding attachment dapat
dijelaskan sebagai berikut: Sentuhan, Kontak mata, Suara, Aroma,
Hiburan, Kontak dini
3) Balita
Untuk dapat menjalin ikatan emosi yang erat dengan anak kita, berikut ini
ada beberapa hal yang dapat djadikan pedoman bagi orang tua atauorang
yang dekat dengan anak dalam melakukan interaksi dengan balita:
Berikan rangsangan positif kepada balita, Tanggap terhadap kebutuhan
balita, Terima anak apa adanya dengan tukus iklas. Peran bidan dalam
halnini adalah: Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan
bayi dalam jam pertama pasca kelahiran, Bidan mendorong ibu untuk
selalu mengajak janin berkomunikasi
4) Anak Prasekolah
Ikatan emosi dan kasih sayang yang erat antara ibu /orang tua sangatlah
penting, karena berguna untuk menentukan perilaku anak dikemudian
hari, merangsang perkembangan otak anak, serta merangsang perhatian
anak terhadap dunia luar. Oleh karena itu,kebutuhan asih ini meliputi:
Kasih sayng orang tua, Rasa aman, Harga diri, Dukungan/dorongan,
Mandiri, Rasa memiliki. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
ikatan kasih sayang: berikan rasangan positif, tanggap terhadap kebutuhan
45
anak, ajak anak bermain yang dapat membuatnya gembira atau tertawa
dan sengaja meluangkan waktu bersama anak untuk dapat memberikan
pengasuh yang baik .
2.4.5 Standar Kunjungan Neonates
Menurut Sitti dkk, 2015 kunjungan BBL adalah kunjungan neonatus
pelayanan kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali yaitu kunjungan neonatal 1
(KN 1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir , kunjungan neonatal II (KN2)
pada hari ke-3 sampai dengan 7 hari dan kunjungan neonatal III ( KN3) pada hari ke
8 sampai dengan 28 hari. Menurut (Rukiah dkk, 2013), asuhan kunjungan BBL pada
tabel dibawah ini:
Tabel 2.3
Standar Kunjungan Bayi Baru Lahir
Kunjungan Waktu Penatalaksanaan
Kunjungan I 6-8 setelah bayi
Lahir
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
2. Melakukan pemeriksaan fisik bayi
3. MemberikanimunisasiHB0
Kunjungan II Harike3 setelah
bayi lahir
1. Menjaga tali pusat dalam keadaan
kering
2. Memberikan konseling terhadap ibu
untuk memberiksan asi ekslusif ,dan
berikan Asiseseringmungkin
Kunjungan II Minggu ke2 setelah
bayi lahir
1. Melakukan pemeriksaan fisik
2. Memberitahu ibu tentangtanda-tanda
bahayabayibaru lahir
(Sumber: Rukiah, 2013)
2.5 KB
46
2.5.1 Pengertian KB
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengatur banyaknya jumlah
kelahiran sehingga ibu maupun bayinya dan ayah serta keluarga yang bersangkutan
tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.
Keluarga berencana merupakan program pemerintah yang bertujuan
menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Keluarga sebagai unit
terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang. (Irianto,
2014)
2.5.2 Tujuan KB
Tujuan umum Keluarga berencana adalah membentuk keluarga kecil sesuai
dengan kekuatan social ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran
anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya (Mega, 2017).
2.5.3 Maanfaat KB
Manfaat umum keluarga berencana adalah membuat penurunan angka
kematian ibu dan anak, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi, peningkatan
kesejahteraan keluarga,peningkatan derajat kesehatan (BKKBN, 2015).
47
2.5.4 Alat kontrasepsi yang sesuai kondisi pasien
2.5.4.1 KB Suntik 3Bulan
a. Pengertian
Suntik KB 3 bulan adalah metode kontrasepsi hormonal yang mengandung
hormon progestin, namun tidak mengandung estrogen. Kontrasepsi ini bekerja
dengan mencegah pengeluaran sel telur sehingga tidak akan terjadi pembuahan sel
telur oleh sperma. Satu suntikan diberikan setiap 3 bulan dan suntikan tersebut sangat
efektif apabila diberikan secara tepat waktu (Marmi 2016).
b. Cara Kerja KB Suntik 3Bulan
Cara kerja Kontrasepsi KB suntik 3 bulan Yohana (2011). Sebagai berikut:
a. Mengentalkan lendir pada jalan lahir, sehingga sperma tidak bisa menembus
ke rahim.
b. Mengganggu pergerakan saluran tuba/saluran sel telur, sehingga sel telur
tidak bisa mencapairahim.
c. Mencegah pematangan sel telur, dan membuat kondisi rahim tidak cocok
untuk pertumbuhan sel telur efektifitasnya mencapai 99.9%
c. Efektivitas KB Suntik 3 Bulan
Kb suntik 3 bulan memiliki efektivitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100
perempuan dalam satu tahun pemakaian (BKKBN, 2003). Kegagalan yang terjadi
pada umumnya disebabkan oleh ketidak patuhan akseptor untuk datang pada jadwal
yang telah ditetapkan atau teknik penyuntikan yang salah, injeksi harus benar-benar
intragluteal (Baziad,2008).
48
1. Keuntungan KB Suntik 3Bulan
a) Sangat efektif
b) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
c) Penyuntikan dilakukan setiap 3 bulan
d) Tidak mempengaruhi produksi ASI
e) Biaya lebihmurah
2. Kerugian KB Suntik 3Bulan
a) Haid tidak teratur setiapbulan
b) Haid akanberkepanjangan
c) Tidak melindungi dari IMS (Infeksi MenularSeksual)
3. Efek Samping KB Suntik 3Bulan
a) Gangguan Haid
b) Berat badan bertambah
c) Sakit kepala.
2.5.5 Tahapan Konseling SATU TUJU
Menurut Jitowiyono (2019) SATU TUJU adalah kata kunci atau pedoman yang
dilakukan saat melakukan konseling konseling terhadap klien yang akan melakukan
program KB.
Kata kunci atau pedoman SATU TUJU adalah sebagai berikut :
SA: Sapa dan Salam
Sapa dan salam klien secara terbuka dan sopan. Tenaga kesehatan harus
memberikan perhatian sepenuhnya kepada merekan dan menjelaskan di tempat yang
49
nyaman dengan privasi yang terjamin. Klien diyakinkan untuk membangun rasa
percaya diri. Tenaga kesehatan juga perlu bertanya kepada klien apa yang perlu
dibantu dan menjelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
T: Tanya
Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya. Klien diarahkan untuk
berbicara tentang pengalaman keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, tujuan,
kepentingan, harapan, serta keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya. Tenaga
kesehatan juga perlu bertanya kepada klien jenis kontrasepsi apa yang diinginkan.
Menciptakan situasi tertentu agar klien yakin bahwa tenaga kesehatan sudah
memahami pertanyaan klien dan gerak isyarat. Tenaga kesehatan juga harus
memahami posisi klien sehingga bisa memahami pengetahuan, kebutuhan, dan
keinginan klien.
U: Uraikan
Uraikan kepada klien tentang pilihan dan jelaskan juga tentang pilihan
reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan jenis-jenis kontrasepsi. Bantu
klien memilih jenis kontrasepsi yang paling dinginkan, serta jelaskan pula jenis-jenis
kontrasepsi lain yang ada. Jelaskan juga tentang risiko penularan HIV/AIDS dan
pilihan metode ganda.
TU: Bantu
Bantulah klien memutuskan apa yang paling sesuai dengan keadaan dan
kebutuhannya. Arahkan klien untuk menunjukkan keinginan sehingga bisa
mengajukan pertanyaan. Tanggapilah pertanyaan tersebut secara terbuka. Tenaga
50
kesehatan atau petugas membantu klien mempertimbangkan kriteria dan keinginan
klien tentang setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan juga apakah pasangan dari klien
tersebut akan mendukung pilihannya. Jika memungkinkan, lakukan diskusi tentang
pilihan tersebut pada pasangannya. Setelah itu, yakinkan klien bahwa ia telah mebuat
suatu keputusan yang tepat.
J: Jelaskan
Jelaskan secara lengkap langkah atau proses menggunakan kontarsepsi
pilihannya. Langkah ini dilakukan setelah klien memilih jenis kontrasepsinya,
danakan lebih baik lagi jika klien diperlihatkan obat atau alat kontrasepsinya.
Jelaskan cara atau prosedur penggunaan alat atau obat kontrasepsi tersebut. Agar
klien lebih jelas lagi, tenaga kesehatan perlu memancing klien untuk bertanya dan
petugas juga harus menjawab secara jelas dan terbuka. Berikan pemahaman manfaat
ganda metode kontrasepsi jenis kondom yang tidak hanya mencegah kehamilan tetapi
juga dapat mencegah infeksi menular seksual (IMS). Pastikan pengetahuan klien
mengenai penggunaan kontrasepsi pilihannya dan berikan pujian kepda klien jika
klien dapat menjawab dengan benar.
U: Kunjungan Ulang
Kunjungan ulang sangat perlu untuk dilakukan. Bicarakan dan buatlah
perjanjian, kapan klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaan atau permintaan
kontrasepsi jika dibutuhkan. Petugas juga perlu mengingatkan klien untuk kembli
apabila terjadi suatu masalah.
51
2.6 Manajemen Kebidanan
2.6.1 Pengertian Manajemen Kebidanan
Menurut Nurwiandani, (2018) manajemen kebidanan adalah
pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerakan metode pemecahan
masalah asuhan.Pendekatan ini dilakukan secara sistematis mulai dari
pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, dan evaluasi.
2.6.2 Proses Kebidanan Varney
Sesuai dengan prinsip Nurwiandani, (2018) bahwa langkah-langkah
dalam proses manajemen kebidanan secara periodis dapat diperbarui, ia
ksemudian mengemukakan tujuh langkah mannajemen kebidanan. Tujuh
langkah itu adalah investigasi, identifikasi, antisipasi masalah/diagnosis lain,
evaluasi kebutuhan, perencanaan asuhan, penatalaksanaan dan evaluasi.
2.6.3 Investigasi/Pengumpulan Data
Investigasi adalah langkah pertama dalam manajemen kebidanan.Pada
langkah ini, bidan dituntut untuk mengumpulkan semua data yang dibutuhkan
dari sebagai sumber untuk evaluasi yang komplet kepada ibu dan bayi. Dalam
investigasi ini, bidan akan mendapatkan dua jenis data, yaitu data subjektif
dan data objektif.
2.6.4 Identifikasi
Langkah kedua dalam proses manajem kebidanan Nurwiandani,
(2018) adalah identifikasi akurat untuk masalah /diagnosis dan kebutuhan
pelayanan kesehatan kepada pasien. Identifikasi ini berdasarkan interpretasi
52
yang tepat dari data yang sudah diinvestigasi.Dengan demikian, output dari
identifikasi adalah masalah atau diagnosis yang spesifik untu pasien.
2.6.5 Antisipasi Masalah/ Diagnosis Potensial Lain
Langkah ini merupakan langkah ketiga proses manajemen kebidanan.
Setelah masalah/diagnosis utama berhasil diidentifikasi langkah berikutnya
adalah memperkirakan sekaligus mengambil langkash antisipasi jika
masalah/diagnosis tersebut menyebabkan masalah/diagnosis lain pada pasien.
2.6.6 Evaluasi Kebutuhan
Langkah keempat adalah evaluasi kebutuhan yang membutuhkan
penanganan segera.Acuannya adalah kondisi ibu atau bayi.Dalam hal ini,
petugas kesehatan melakukan evaluasi kebutuhan setelah diagnosis dan
masalah ditetapkan.Evaluasi kebutuahn itu mencangkup konsultasi, kolaborasi
dengan petugas layanan kesehatan lain, dan melakukan rujukan.
2.6.7 Perencanan Asuhan
Langkah kelima adalah mengembangkan rencana asuhan yang
komrehensif.Dalam hal ini, semua langkah yang sudah dilalui, mulai dari
investigasi, identifikasi, antipasti masalah, dan evaluasi kebutuhan menjadi
dsar untuk perencanaan asuhan.selain itu, perencanaan asuhan ini juga
didukung dengan penjelasan yang valid dan rasional. Dari perencanaan ini
nantinya akan terungkap, seperti apa penyuluhan, konseling dan rujukan yang
dibutuhkan untuk pasien.
2.6.8 Penatalaksanaan
53
Langkah keenam adalah pelaksanaan rencana asuhan secara
menyeluruh. Pelaksanaan ini semestinya dilakukan dengan penuh tanggung
jawab, efisien, dan bermutu.
2.6.9 Evaluasi
Langkah terakhir adalah evaluasi efektivitas asuhan yang diberikan
kepada pasien. Dari langkah ini akan terungkap apakah seluruh rangkaian
langkah di atas sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pasien atau tidak.
Selain itu, langkah ini juga menjadi koreksi jika langkah-langkah proses
manajemen sebelumnya terbukti tidak efektif.
2.6.10 Metode Pendokumentasian SOAP
Menurut Subiyatin (2017), SOAP merupakan catatan yang bersifat
sederhana, jelas, logis dan tertulis. Bidan hendaknya menggunakan
dokumentasi SOAP ketika bertemu pasien. Alasannya, SOAP terdiri dari
urutan-urutan kegiatan yang dapat membantu bidan dalam mengorganisasi
pikiran dan memberikan asuhan yang menyeluruh. Selain itu, metode SOAP
adalah penyulingan intisari dari proses penatalaksaan kebidanan.
1. Subjektif
Dalam tujuh langkah manajemen kebidanan Nurwinandani, (2018),
langkah pertama adalah pengkajian data, terutama melalui anamnesa
(wawancara). Dari sinilah terungkap dua data, yaitu data subjektif dan
data objektif.
54
Menurut Nurwiandani (2018) data subjektif berkaitan dengan
masalah yang dilihat dari sudut pandang pasien.Ketika dating ke sebuah
unit pelayanan kesehatan, pasien tersebut sudah membawa sudut
pandangnya sendiri tentang masalah atau penyakit yang dideritanya.
Dalam kasus ibu hami, data subjektif yang tersedia meliputi hal-hal
berikut ini.
1) Biodata pasien, termasuk di dalamnya nama pasien, umur,
suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan keluarga
dekat yang mudah dihubungi.
2) Alasan masuk dan keluhan utama.
3) Riwayat menstruasi
4) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
5) Kontrasepsi
6) Riwayat kehamilan sekarang
7) Obat yang dikonsumsi
8) Imunisasi
9) Riwayat kesehatan ibu
10) Riwayat kesehatan keluarga
11) Riwayat psikososial
12) Riwayat perkawinan
13) Keadaan ekonomi
14) Kebiasaan sehari-hari
55
2. Objektif
Data objektif ini didapatkan melalui observasi, baik berupa
pengamatan maupun tindakan terhadap keadaan pasien saat ini.Observasi
tersebut ini meliputi gejala yang dapat diukur, diliat, didengar, disentuh,
dirasakan, atau berbau.Data objektif meliputi hal-hal berikut.
1) Hasil pemeriksaan umum. Misalnya, dalam kasus ibu hamil, adalah
berat badan sebelum hamil, berat badan, tinggi badan, dan Lingkar
Lengan Atas (LILA).
2) Tanda-tanda vital (TTV), yang meliputi suhu tubuh, denyut nadi,
frekuensi pernapasan, dan tekanan darah. Perubahan tanda vital dapat
terjadi jika tubuh mengalami kelelahan atau sakit. Perubahan tanda
vital nenjadi indikasii terjadinya gangguan sisten tubuh.
3) Hasi pemeriksaan fisik, yang dilakukan untuk mengetahui ada atau
tidaknya abnormalitas secara fisik pada bagian tubuh pasien.
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis dari kepala hingga ujung
kaki.
4) Hasil pemeriksaan penunjang atau tes laboratoriam, yang dilakukan
untuk memeriksa kondisi pasien, dengan informasi yang belum
didapatkan dari pemeriksaan-pemeriksaan sebelumnya.
3. Analisis (Assesment)
Komponen ketiga dalam SOAP ada assessment atau penilaian. Di
Indonesia, untuk menyesuaikan dengan struktur akronim SOAP,
56
assessment juga dapat disebut sebagai analisis. Pada kenyataannya,
komponen ini memang analisis dan interpretasi (kesimpulan), yaitu
pendapat bidan terhadap masalah pasien berdasarkan data subjektif dan
objektif.
Analisis ini merupakan bentuk dokumentasi langkah kedua,
ketiga, dan keempat dalam manajemen kebidanan Nurwiandani (2018).
Oleh karena itu, analisis ini mencakup diagnosis/masalah kebidanan,
diagnosis masalah potensial, dan evaluasi kebutuhan yang membutuhkan
penanganan segera.
4. Perencanaan (Planning)
Komponen terakhir adalah perencanaan atau planning. Perencanaan
berarti membuat rencana asuhan untuk saat ini dan untuk yang akan
datang. Rencana asuhan ini disusun berdasarkan hasil analisis dan
interpretasi data. Tujuannya untuk mengupayakan tercapainya kondisi
pasien yang seoptimal mungkin.
57
BAB III
METODE LAPORAN KHUSUS
3.1 Desain Laporan Kasus
Metode yang digunakan dalam asuhan kebidanan komrehensif pada ibu hamil,
ibu bersalin dan ibu nifas ini adalah metode laporan kasus deskriptif dan jenis
laporan kasus deskriptif dan jenis laporan kasus yang digunakan adalah studi
penelaahan kasus (case study), yakni dengan cara meneliti suatu permasalahan
yang berhubungan dengan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi,
kejadian- kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan kasus maupun
tindakan dan reaksi kasus terhadap suatuperlakuan.
3.2 Tempat dan Waktu Laporan Kasus
a. Tempat
Studi kasus ini di laksanakan di Bidan Praktik Mandiri Wiwiet
Wulandari, SST, M.Kes Palembang di Jalan Mayjen Yusuf Singadekane
Lr. Hj. Daisyah Rt. 03 Rw. 02 No. 22 Kecamatan Kertapati Kelurahan Karya
Jaya Palembang.
b. Waktu
Pelaksanaan studi kasus ini pada tanggal 11 Februari sampai dengan
tanggal 20 April 2021.
58
3.3 Subjek Laporan Kasus
Subjek yang di gunakan dalam laporan kasus ini adalah seorang ibu hamil
dengan usia kehamilan 37 minggu 3 hari, kemudian diikuti sampai dengan masa
nifas selesai dan pelayanan kontrasepsi.
3.4 Instrumen Laporan Kasus
Data primer dikumpulkan dengan cara: Pengamatan/observasi/
pemeriksaan/ pengukuran, Wawancara dan Diskusi kelompok terfokus (focus
group discussion). Data sekunder: dokumentasi atau catatan medik, studi
literature
3.5 Alat Dan Bahan Laporan Kasus
Secara umum bahan laporan kasus adalah zat, obat, alat dan suplai yang
dibutuhkan dalam laporan kasus, dan disesuaikan dengan kondisi yang saat ini
sedang dihadapi, yaitu Wabah Covid-19. Contoh alat dan bahan yang digunakan
dalam Laporan Tugas Akhir antara lain:
a. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan observasi dan pemeriksaan
fisik: Gown/Apron, Masker, Kacamata/ face shield, Handscoen, tensimeter,
stetoskop, dopler, timbangan berat badan, termometer, jam,dst (disesuaian
dengan fakta dilapangan)
b. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan wawancara: Format Asuhan
Kebidanan pada Ibu Hamil, bersalin dan nifas.
c. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan studi dokumentasi: catatan
medik atau status pasien, buku KIA.
60
BAB IV
LAPORAN KASUS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Lokasi Laporan Kasus
Asuhan kebidanan komperhensif pada Ny. M G2P1A0 dilakukan di bidan
praktik mandiri bidan Wiwiet Wulandari di Palembang yang beralamatkan di Jalan
Mayjen Yusuf Singadekane Lr.Hj.Daisyah RT.03 RW.02 No. 22 Kecamatan
Kertapati Kelurahan Karya Jaya Palembang. Praktik Mandiri Bidan Kota Palembang
telah memiliki ijin dari Wali Kota Palembang No.22 No.SIPB
446/IPB/0410/DPMPTSP-PPK/2017.
Praktik Mandiri Bidan Wiwiet Wulandari memiliki sumber daya manusia
sebanyak 3 orang tenaga kesehatan diantaranya terdapat 2 orang bidan, 1 dokter.
Berikut ada beberapa fasilitas yang tersedia yang dimiliki Praktik Mandiri yaitu:
Ruangan 1 ruangan kebidanan, 1 ruangan VK 1, 1 ruangan nifas, 1 ruang KB, 2
kamar mandi, Alat (USG 4 dimensi, partus set, heating set, emergency set, implant
set, IUD set, bad pasien, sterilisator, dll). Tersedia berbagai jenis obat untuk
kebutuhan pasien. Jenis layanan yang bisa didapatkan di PMB Pemeriksaan
kebidanan, Pelayanan Akseptor KB, Klinik imunisasi, Tindik telinga, Pengobatan
umum BPJS, Pemeriksaan penunjang lainnya. Dan waktu pelayanan yaitu 1x 24 jam.
4.1 Laporan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada tanggal 11 Februari 2021, di peroleh
61
data subjektif Nama Ny. M umur 24 tahun, agama islam, suku/bangsa
Palembang/Indonesia, pendidikan terakhir responden SMA, pekerjaan pasien ibu
rumah tangga, alamat Kramasan RT.07 kec. Kertapati kota Palembang Dan biodata
suami responden nama Tn. I umur 25 tahun, agama islam, suku/bangsa Palembang
/Indonesia, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan Buruh.
4.2.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan
4.2.1.1 PEMERIKSAAN TM.III (KUNJUNGAN KE-1)
Tanggal Pengkajian : 11 Februari 2021
Waktu Pengkajian : 10.30 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
1) ALASAN DATANG
Ibu datang ke PMB Wiwiet Wulandari Palembang ingin melakukan
pemeriksaan hamil ibu mengaku hamil 9 bulan anak kedua
1) DATA KEBIDANAN :
HAID
- Menarche :13 Tahun Sifat : Cair
- Siklus : ± 28 Hari Warna : Merah Kecoklatan
- Lama :± 7 Hari Disminore : Kadang-Kadang
- Jumlah :
RIWAYAT PERKAWINAN
- Kawin : 1x
- Usia Kawin : 21 Tahun
- Lama perkawinan : 3 Tahun
Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu G2P1A0
No Usia Jenis Ditolong Penyulit Tahun Nifas/ Anak
62
Kehamilan Persalinan Oleh Persalinan Laktasi JK BB PB Ket
1. Aterm Spontan Bidan Tidak ada 2018 Baik Pr 3700 48 Hidup
2. Ini
RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
- G...P...A.. : G2P1A0
- HPHT : 25-05-2020
- TP : 03-03-2021
- Usia Kehamilan : 37 minggu 2 hari
- ANC : 6x Di Bidan
TM I : 1x Di Bidan
TM II : 3x Di Bidan
TM III : 2x Di Bidan
- TT : TT3
- Tablet Fe sudah dikonsumsi : ± 90 Tablet
- Gerakan Janin : Masih Dirasakan
- Tanda Bahaya Selama hamil : Tidak Ada
- Keluhan/Kelainan Selama Kehamilan : Tidak Ada
3. DATA KESEHATAN
RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DI DERITA
- TB : Tidak Ada
- Malaria : Tidak Ada
- Hipertensi : Tidak Ada
- Jantung : Tidak Ada
- Ginjal : Tidak Ada
- DM : Tidak Ada
- Asma : Tidak Ada
RIWAYAT OPERASI YANG PERNAH DI DERITA
63
- SC : Tidak Ada
- Apendiks : Tidak Ada
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
- Hipertensi : Tidak Ada
- DM : Tidak Ada
- Gamelli : Tidak Ada
- Asma : Tidak Ada
RIWAYAT KB
- Pernah mendengar tentang KB : Pernah
- Pernah menjadi akseptor KB : Pernah
- Jenis KB : Suntik 3 Bulan
- Alasanberhenti : Ingin Menambah Anak
- Jumlah anak yang diinginkan : 3 orang
4. DATA KEBIASAAN SEHARI-HARI
Nutrisi
- Polamakan : 3x Sehari
- Porsi : 1 Piring Nasi, Lauk-Pauk, Sayur Dan Buah
- Polaminum : ± 7- 8 Gelas Sehari
- Keluhan : Tidak Ada
- Pantangan : Tidak Ada
Eliminasi
- BAK : ± 5 Kali Sehari
- BAB : ± 1 Kali Sehari
Istirahat dan tidur
- Tidursiang : ± 1 Jam
- Tidur malam : ± 8 Jam
Olahraga danRekreasi
64
- Olahraga : 1 Minggu Sekali
- Rekreasi : 1 Bulan Sekali
Personal Hygiene
- Gosok gigi : ± 2 Kali Saat Mandi
- Mandi : ± 2 Kali Sehari
- Ganti Pakaian Dalam : ± 2 Kali atau Jika Lembab
5 DATA PSIKOSOSIAL
Pribadi
- Harapan terhadap kehamilan : Bayi lahir sehat dan selamat
- Rencana melahirkan : Di bidan
- Persiapan yang dilakukan : Persiapan fisik dan mental
- Rencana menyusui : ASI eksklusif
- Rencana merawat anak : Bersama keluarga
Suami dan Keluarga
- Harapan suami dan keluarga : Ibu dan bayi sehat dan selamat
- Persiapan yang dilakukan : Persiapan fisik, mental dan finansial
Budaya
- Kebiasaan /adatistiadat : Tidak Ada
B. DATAOBJEKTIF
1) PEMERIKSAAN FISIK Kesadaran : Composmetris
Keadaan umum : Baik
Tekanan darah : 120/80 mmHg
BB Sebelum Hamil : 55 kg
BBSekarang : 64 kg
Pernafasan : 23x/menit
Nadi : 80x/menit
65
Tinggi Badan : 160 cm
Suhu : 36, 5 °C
LILA : 26 cm
2) PEMERIKSAAN KEBIDANAN INSPEKSI
Kepala
- Rambut : Hitam, bersih dan tidak rontok
- Mata
Scklera : Putih
Konjungtiva : Merah muda
Refleks Pupil : Tidak dilakukan
Hidung : Bersih dan tidak ada polip
- Mulut dan Gigi
Caries : Tidak ada
Stomatitis : Tidak ada
Lidah : Bersih
Plak/Karang Gigi : Tidak ada
- Muka
Odema : Tidak ada
Cloasma Gravidarum : Tidak ada
- Leher
Kelenjar Limfe : Tidak ada pemesaran
Kelenjartiroid : Tidak ada pembesaran
Vena jugularis : Tidak ada pelebaran
Payudara Bentuk/ukuran : Simetris
Areola Mammae : Hiperpigmentasi
Putting susu : Menonjol
Colostrum : Belum keluar
- Abdomen
Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
66
Strie (Livide/albican) : Tidak Ada
Linia (Nigra) : Ada
Luka bekas operasi : Tidak Ada
Genetalia Eksterna Kebersihan : Bersih Tidak Dilakukan
Varices : Tidak dilakukan
Odema : Tidak dilakukan
Kelenjar bartholini : Tidak dilakukan
- Ekstremitas Bawah
Oedem : Tidak odema
- Varices : Tidak ada
- Pergerakan : Aktif
- Ekstriminitas atas
- Odema : Tidak odema
- Pergerakan : aktif
PALPASI
- Leopold I : TFU 3 jari dibawah prosessus xiphoideus (Mc.
29 cm) bagian fundus teraba bokong
- Leopold II : Bagian sisi kiri fundus teraba bokong bagian
sisi kanan perut ibu teraba Ekstremitas
- Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba kepala janin
dan janin belum masuk PAP
- Leopold IV : Belum dilakukan
- TBJ : ( TFU-12 ) x 155 = ( 29-11 ) x 155 = 2.635 gram
AUSKULTASI
- DJJ : Positif (+)
- Frekuensi : 140x/menit
- Lokasi : Dibawah pusat di bagian sisi kanan perut ibu
67
PERKUSI
- Reflek patella : Kanan (+)/ Kiri (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Golongan Darah : Tidak dilakukan
- Hemoglobin : 11%
- Protein Urine : Tidak dilakukan
- Glukosa Urine : Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PANGGUL
- Distansia spinarum : Tidak dilakukan
- Distansia Cristarum : Tidak dilakukan
- Conjungata Eksterna : Tidak dilakukan
- Lingkar Panggul : Tidak dilakukan
C. ANALISA DATA
Diagnosa : G2P1A0 hamil 37 Minggu 2 hari, janin
tunggal hidup, presentasi kepala
Masalah : Tidak Ada
Kebutuhan : Tidak Ada
D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan pemeriksaan TTV, dan keadaan umum ibu dan janin semua dalam
batas normal.
- Ibu mengetahui keadaannya dirinya dan bayinya.
2. Memberitahu ibu tentang kebutuhan nutrisi makan-makanan bergizi
seimbang seperti, konsumsi protein (tahu, ikan, tempe) karbohidrat (nasidan
tepung), vitamin (buah-buahan), dan mengkonsumsi vitamin yang diberikan
bidan yaitu tablet Fe 1 x 1 tablet per hari.
68
- Ibu paham dan mengerti
3. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan TMIII adalah perdarahan
pervaginam, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak pada wajah,
tangan dan kaki, keluar cairan pervaginam, serta gerakan janin tidak
dirasakan.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
4. Memberitahu ibu tentang ketidaknyamanan TM III meliputi ibu mengalami
sering BAK, sulit tidur, susah BAB, kaki bengkak, nyeri pada bagian
pinggang, dan sesak nafas.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
5. Menganjurkan kepada ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi atau bila ada
keluhan
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
4.2.1.2 PEMERIKSAAN ANC TM.III (KUNJUNGAN KE-2)
Tanggal Pengkajian : 25 Februari 2021
Waktu Pengkajian : 16.00 Wib
A. DATA SUBJEKTIF
ALASAN DATANG
Ibu datang ke PMB Wiwiet Wulandari Palembang ingin melakukan
pemeriksaan kehamilan ibu mengaku hamil 9 bulan anak kedua dan
mengeluh sakit pinggang
1) DATA KEBIDANAN
- Usia Kehamilan : 39 Minggu 3 Hari
- ANC : 7x
TM I : 1x Di Bidan
TM II : 3x Di Bidan
69
TM II : 3x Di Bidan
- TT : TT3
- Tablet Fe : Sudah Dikonsumsi ± 90 talet
- Gerakan Janin : Aktif
- Tanda Bahaya Selama hamil : Tidak ada
- Keluhan Kelainan Selama Kehamilan : Tidak ada
B. DATA OBJEKTIF
1) PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Composmetris
Keadaan umum : Baik
Tekanan darah : 110/80 mmHg
BB Sebelum Hamil : 55 kg
BBSekarang : 66 kg
Pernafasan : 22x/menit
Nadi : 80x/menit
Tinggi Badan : 160 cm
Suhu : 36, 5ºC
LILA : 26 cm
2) PEMERIKSAAN KEBIDANAN INSPEKSI
Kepala
- Rambut : Hitam, bersih dan tidak rontok
- Mata
Scklera : Putih
Konjungtiva : Merah muda
Refleks Pupil : Tidak dilakukan
Hidung : Bersih dan tidak ada polip
- Mulut dan Gigi
Caries : Tidak ada
70
Stomatitis : Tidak ada
Lidah : Bersih
Plak/Karang Gigi : Tidak ada
- Muka
Odema : Tidak ada
Cloasma Gravidarum : Tidak ada
- Leher
Kelenjar Limfe : Tidak Ada Pembesaran
Kelenjar Tiroid : Tidak Ada Pembesaran
Vena Jugularis : Tidak Ada Pelebaran
- Payudara Bentuk/ukuran : Simetris
Areola Mammae : Hiperpigmentasi
Putingsusu : Menonjol
Colostrum : Belum keluar
- Abdomen
Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
Strie (Livide/albican) : Tidak Ada
Linia (Nigra/Alba) : Ada
Luka bekas operasi : Tidak Ada
- Genetalia Eksterna
Kebersihan : Bersih
Varices : Tidak dilakukan
Odema : Tidak dilakukan
Kelenjar bartholini : Tidak dilakukan
- Ekstremitas Bawah :
- Oedem : Tidak odema
- Varices : Tidak ada
Pergerakan : Aktif
- Ekstriminitasatas
71
- Odema : Tidak odema
- Pergerakan : Aktif
PALPASI
- Leopold I : TFU pertengahan pusat-Px (Mc 32
cm). Bagian fundus teraba bokong.
- Leopold II : Bagian sisi kiri fundus teraba
bokong bagian sisi kanan perut ibu
teraba Ekatremitas
- Leopold III : Pada bagian terbawah perut ibu
kepala janin dan kepala sudah
- masuk PAP
- Leopold IV : 4/5 (Divergen)
- TBJ : ( TFU-11 ) x 155 = ( 32-11 ) x 155 =
3.255 gram
AUSKULTASI
- DJJ : Positif (+)
- Frekuensi : 140x/menit
- Lokasi : Dibawah pusat di bagian sisi kanan
perut ibu
PERKUSI
- Reflek patella : Kanan (+)/ Kiri (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Golongan Darah : Tidak dilakukan
- Hemoglobin : Tidak dilakukan
- Protein Urine : Tidak dilakukan
- Glukosa Urine : Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PANGGUL
- Distansia spinarum : Tidak dilakukan
- Distansia cristarum : Tidak dilakukan
72
- Conjungata Eksterna : Tidak dilakukan
- Lingkar Panggul : Tidak dilakukan
C. ANALISA DATA
Diagnosa : G2P1A0 hamil 39 Minggu 2 hari, janin
tunggal hidup, presentasi kepala
Masalah : Tidak Ada
Kebutuhan : Tidak Ada
D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan keadaan umum ibu dalam
batas normal.
- Ibu mengetahui keadaannya.
2. Mempersiapkan informed consent untuk ditanda tangani oleh pasien dan
keluarga sebelum melakukan tindakan.
3. Inform memberikan support mental atau dukungan pada ibu dan
keluargaagartidak cemas dan dapat sabar dalam menanti kelahiran bayinya,
serta menjelaskan bahwa proses persalinan merupakan peristiwa yang alami
dan normal.
- Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan ibu merasa lebih
tenang.
4. Memberikan asupan nutrisi dan cairan pada ibu untuk menambah tenaga ibu
agar tidak merasa lemas.
- Ibu sudah minum1 gelas air putih.
5. Menganjurkan ibu untuk berkemih, agar kandung kemih ibu tidak penuh dan
tidak menghalangi kepala turun kepanggul, sehingga mempermudah proses
persalinan.
- Ibu mengerti dan sudah berkemih.
73
6. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman bagi ibu seperti posisi
jongkok, berjalan, berdiri, miring kekiri atau merangkak untuk mempercepat
penurunan kepalajanin kedasar panggul.
- Ibu mau mengikuti anjuran dan memilih posisi miringkekiri.
7. Mengajarkan tekhnik relaksasi dengan cara menarik nafas panjang melalui
hidung kemudian menghembuskannya perlahan-lahan melalui mulut
sehingga ibu merasa nyaman dan mengurangi rasa sakit pada ibu.
- Ibu mengertidan mau melakukannya.
8. Mengawasi kala I dengan menggunakan patograf, lakukan pemeriksaan TD
setiap 4 jam, suhu setiap 4 jam, nadi, DJJ,his setiap 15 menit.
- Tindakan telah dilakukan.
- ed consent sudah ditanda tangani.
9. Mempersiapkan ruangan dan alat-alat persalinan seperti partus set, heacting
set, obat-obatan seperti oksitosin, lidocain dan ergometrin yang diperlukan,
serta alat pelindung diriuntuk penolong.
- Alatdan obat-obatan telah disiapkan.
10. Mempersiapkan perlengkapan bayi dan ibu, seperti pakaian bayi, pakaian ibu,
pembalut, dan kain bersih.
- Perlengkapan sudah disiapkan.
11. Mengajarkan pada ibu cara mengedan yangbaik dan benar yaitu dengan
menarik kedua paha bagian dalam, meneran pada saat terasa sakit, mata
dibuka, mulut ditutup, dan mata melihat kepusat.
- Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
4.2.2 PERSALINAN
4.2.2.1 KALA I
KALA I
Tanggal Pengkajian : 4 Maret 2021
74
Waktu Pengkajian : 12.00 Wib
A. DATA SUBJEKTIF
1) ALASAN DATANG
Ibu datang ke PMB Wiwiet Wulandari mengaku hamil cukup
bulan anak ke-2, mengeluh sakit perut menjalar kepinggang, keluar
lendir bercampur darah dan merasakan mules sejak pukul 10.00 WIB.
2) DATA KEBIASAAN SEHARI-HARI
Pola Nutrisi
- Makan terakhir : 07.00 Wib
- Jenis makanan : Nasi, sayur dan ikan
Pola Istirahat
- Tidur : ± 8 jam
Pola Eliminasi
- BAK terakhir : 08.00 Wib
- BAB terakhir : 20.30 Wib
Personal Hygiene
- Mandi terakhir : 06.00 Wib
3) DATA KEBIDANAN
Usia Kehamilan : 40 minggu 3 hari
TP : 1 maret 2021
ANC : 7x
TM I : 1x di bidan
TM II : 3x di bidan
TM III : 3x di bidan
B. DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan fisik
Kesadaran : Composmetris
Keadaan umum : Baik
75
Tekanan darah : 120/80mmHg
Pernafasan : 23x/menit
Nadi : 80x/menit
Suhu :36, 5ºC
BB sebelum hamil : 55 kg
BB sekarang : 66 kg
LILA : 26 cm
2) Pemeriksaan Kebidanan
MATA
- Scklera : putih
- Konjungtiva : merah muda
- RefleksPupil : Kanan (+)/ Kiri (+)
HIDUNG : Bersih tidak ada polip
MUKA
- Odema : Tidak ada
LEHER
- Kelenjarlimfe : Tidak ada pembengkakan
- Kelenjartiroid : Tidak ada pembesaran
- Venajugularis : Tidak ada pelebaran
GENETALIA EKTERNAL
- Kebersihan : Bersih
- Varices : Tidak ada
- Odema : Tidak ada
- Kelenjar bartholini
EKSTREMITAS BAWAH
- Oedem : Tidak Ada
- Varices : Tidak Ada
- pergerakan : Normal
76
EKSTREMITAS ATAS
- Odema : Tidak ada
- Pergerakan : Normal
PALPASI
- Leopold I : TFU pertengahan pusat-Px (Mc 32cm).
Bagian fundus teraba bokong.
- Leopold II : Sebelah kiri perut ibu teraba punggung
janin, sebelah kanan teraba bagian kecil janin.
- Leopold III : Bagian bawah teraba kepala dan sudah masuk
PAP
- Leopold IV : Divergen 3/5
- TBJ : (TFU-11) x 155 = (32-11) x 155 = 3255 gram
- HIS : teratur
- Frekuensi : 3x10‟35‟‟
- Blass : Tidak penuh
AUSKULTASI
- DJJ : +
- Frekuensi : 140x/menit
Lokasi : 2 jari dibawah pusat sebelah kiri perut ibu
PEMERIKSAAN DALAM
- Luka Parut : Tidak Ada
- Portio : Tebal
- Pembukaan : 5
- - Penipisan : 50%
- Ketuban : (+) Utuh
- Presentasi : Kepala
- Penyusupan : 0
- Penurunan : Hoodge III
- Penunjuk : UUK Kiri Depan
77
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Hemoglobin : Tidak Dilakukan
- Protein : Tidak Dilakukan
- Glukosa : Tidak Dilakukan
C. ANALISA DATA
1) Diagnosa : G2P1A0 Hamil 40 minggu 2 hari kala 1 Fase
aktif , JTH Preskep
2) Masalah : Tidak Ada
3) Kebutuhan : Tidak Ada
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan : TTV ibu normal dan janin
dalam keadaan baik
- Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberikan dukungan kepada ibu dengan cara menghadirkan suami atau
keluarga terdekat
- Ibu mau dan mengerti penjelasan bidan
3. Menjelaskan kepada ibu fisiologis pada saatpersalinan
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
4. Menjelaskan kepada ibu tanda persalinan yaitu : keluar lendir bercampur
darah, sakit perut menjalar kepinggang, adanya rasa ingin meneran,
timbulnya rasa ingin BAB.
- Ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan
5. Menjelaskan kepada ibu tentang teknik relaksasi yaitu dengan menarik
napas dari hidung dan keluarkan dari mulut untuk mengurangi rasa nyeri
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
6. Menjelaskan kepada ibu untuk miring ke kiri untuk membuat ibu lebih
rileks, meredakan rasa sakit dan melancarkan peredarandarah
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
78
7. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum untuk menambah energi dan
nutrisi agar ibu tidaklemas
- Ibu mau dan mengerti anjuran bidan
8. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK danBAB
- Ibu mau dan mengerti anjuran bidan
9. Melakukan Observasi vital sign, DJJ dankontraksi
- Observasi telah dilakukan
10. Menyiapkan Partus set, heating set dan obat-obatanpersalinan
- Alat dan Obat sudah disiapkan
11. Menjelaskan kepada ibu posisi yang nyaman pada saat persalinan seperti
posisi jongkok, miring kiri agar kepala bayi cepatturun
- Ibu mengerti dan mau melakukan posisi yang dianjurkan dan memilih
posisi miring kiri.
12. Menganjurkan ibu untuk berdoa demi kelancaran persalinan
- Ibu mau dan mengerti anjuran bidan
4.2.2.2 KALA II
Tanggal Pengkajian : 4 Maret 2021
Waktu Pengkajian : 15.20 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
1) ALASAN DATANG
Ibu mengatakan ada rasa ingin meneran
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetris
Keadaan emosional : Tmpak gelisah
HIS : 4x10‟/45”
DJJ :145x/menit
Perineum : Menonjol
Vulva/Vagina : Membuka
79
Anus : Ada tekanan
Pemeriksaan Dalam
- Portio : Tidak teraba
- Pembukaan : 10cm
- Penipisan : 100%
- Ketuban : 15.25 wib
- Presentasi : Kepala
- Penyusupan : 0
- Penunjuk : UUK kiri depan
- Penurunan : Hodge III++
C. ANALISADATA
1) Diagnosa : G2P1A0 hamil 40 minggu inpartu kala II JTH,
preskep
2) Masalah : Tidak ada
3) Kebutuhan : Tidak ada
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap dan ibu
sudah memasuki proses persalinan serta menjelaskan pada keluarga untuk
mendukung dan memberikan semangat kepada ibu untuk melahirkan bayinya.
- Keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau
melakukan sesuai anjuran
2. Mendekatkan partus set dan menyiapkan diri penolong dengan memakai Alat
Pelindung Diri (APD), mencuci tangan dan memakai sarung tangan.
- Partus set dan APD sudah dipakai
3. Mengatur posisi ibu untuk meneran dengan posisi setengah duduk dan tangan
merangkul kedua kaki untuk dapat memberikan rasa nyaman dan
memberikan kemudahan baginya untuk beristirahat diantara kontraksi.
- Ibu mengerti dan mau melakukannya
80
4. Memberitahu ibu cara meneran yang baik yaitu ketika perut berkontraksi
semakin sering ibu meneran seperti BAB keras, mata melihat kearah pusat
dan bila kontraksi hilang berhenti meneran
- Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran yang diberiakan
5. Memberikan asupan nutrisi pada ibu jika tidak ada kontraksi untuk
menambah tenaga agar ibu tidak dehidrasi dan untuk menambah tenaga ibu.
- Ibu sudah minum
6. Persiapan untuk melahirkan bayi, Letakkan popok bersih diatas perut ibu, dan
meletakkan kain bersih segitigadi bagian dibawah bokong ibu.
- Popok dan kain sudah diletakkan
7. Melihat tanda gejala kala II yaitu adanya dorongan untuk meneran, tekanan
pada anus, perineum menonjol, vulva dan sfingterani membuka.
- Tanda gejala kala II terlihat
8. Melakukan pertolongan persalinan Setelah tampak kepala bayi 5-6 cm
membuka vulva, meletakkan satu tangan untuk melindungi perineum yang
dilapisi dengan kain besih dan kering dan tangan yang lain menahan belakang
kepala untuk mempertahankan posisi defleksi dan membantulahirnya kepala,
setelah kepala lahir periksa apakah ada lilitan tali pusat pada leher bayi dan
tunggu putaran paksi luar, setelah kepala bayi melakukan putaran paksi luar
pegang kepala bayi secara biparietal dan gerakkan kepala bayi kebawah
untuk melahirkan bahu depan dan gerakkan keatas untuk melahirkan bahu
belakang, setelah kedua bahu lahir maka lanjutkan sanggah susur. Lakukan
penilaian keadaan bayi secara sepintas, keringkan tubuh bayi seperti
mengeringkan tubuh bayi kecuali kedua telapak tangan, mulai dari muka,
kepala dan bagian tubuh lainnya tanpa membersihkan verniks, mengganti
handuk basah dengan kain kering dan memastikan bayi dalam kondisi aman
dalam posisi diatas perut ibu. Melakukan pemotongan tali pusat seperti
menjepit tali pusat dengan klem 3 cm dari pusat bayi dan melakukan urutan
pada tali pusat 2 cm dari klem pertama kearah ibu, kemudian potong tali
81
pusat diantara dua klem tersebut dan ikat tali pusat dengan benang dan
lakukan IMD selama 30 menit
- Pertolongan Persalinan sudah dilakukan
Bayi lahir pukul 15.50 WIB, JK : Laki-laki, tangisan bayi kuat, warna
kulit kemerahan, bayi telah dibersihkan, tali pusat telah dipotong, dan
IMD telah dilakukan.
4.2.2.3 KALA III
Tanggal Pengkajian : 4 Maret 2021
Waktu Pengkajian : 16.00 wib
A. DATA SUBJEKTIF
1) ALASAN DATANG
Ibu mengatakan senang bayinya telah lahir dengan selamat, dan mengaku
perutnya merasa mulas.
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetris
Keadaan emosional : Tampak lelah
Tali pusat : Memanjang
Uterus : Globuler/membundar
C. ANALISA DATA
1) Diagnosa : P2A0 Inpartu Kala III
2) Masalah : Tidak ada
3) Kebutuhan : Tidak ada
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu bahwa saat ini merupakan kala III yaitu pengeluaran plasenta
- Ibu mengetahui keadaannya.
2. Melakukan palpasi kembali uterus ibu untuk memastikan tidak ada janin
kedua.
82
- Tidak ada janin kedua.
3. Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik oksitosin 10 IU secara IM di 1/3
paha bagian luar untuk merangsang kontraksi otot rahim
- Oksitosin telah disuntikkan
4. Melihat adanya tanda-tanda pelepasan plasenta seperti adanya semburan
darah, uterus membundar, dan tali pusat memanjang.
- Terdapat tanda pelepasan plasenta.
5. Melakukan peregangan tali pusat terkendali yaitu memindahkan klem 5-10
cm dari depan vulva, meletakkan satu tangan diatas simpisis untuk
mendeteksi kontraksi, tangan lainnya memegang klem untuk menegangkan
tali pusat. setelah uterus bekontraksi tegangkan tali pusat sejajar lantai
sambil dorsokranial secarahati-hati, tali pusat memanjang pindahkan klem
berjarak 5-10cm dari vulva dan lanjutkan dorso kranial dan tali pusat
ditegangkan kearah bawah-sejajar lantai-atas. Plasenta muncul di introitus
vagina, lahirkan plasenta hingga selaput ketuban terpilih kemudian lahir,
setelah itu letkkan plasenta pada wadah yang telah tersedia, dan periksa
kedua sisi plasenta (maternal-fetal) serta kelengkapan plasenta.
- Peregangan tali pusat terkendali telah dilakukan, Plasenta lahir pukul
16.10 WIB
6. Melakukan masase uterus, letakan telapak tangan diundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi dan fundus teraba keras
- Telah dilakukan masase pada fundus uteri ibu
7. Melakukan pemeriksaan laserasi pada vagina dan perineum, terjadi laserasi
derajat II.
- Laserasi telah di lakukan heating dan perkiraan darah ±150 ml.
83
4.2.2.4 KALA IV
Tanggal Pengkajian : 4 Maret 2021
Waktu Pengkajian : 16.15 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
1) ALASAN DATANG
Ibu mengatakan masih merasakan mules dan merasa sangat lelah
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetris
Keadaan emosional : Baik
Tanda – tanda vital
- Tekanan darah : 120/80mmHg
- Nadi : 22x/menit
- Pernafasan : 80x/menit
- Suhu : 36,5C
Kontraksi uterus : Normal
TFU : 3jari dibawah pusat
Kandung kemih : Tidak penuh
Perdarahan : ±150 cc
C. ANALISA DATA
1) Diagnosa : P2 A0
2) Masalah : Tidak ada
3) Kebutuhan : Tidak ada
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan keadaan umum ibu
dan tanda-tanda vital ibu dalam batas normal.
- Ibu mengetahui keadaannya
2. Membersihkan seluruh badan ibu dari darah dan kotoran lainnya serta
membersihkan tempat tidur ibu dengan menggunakan waslap.
84
- Tempat tidur dan tubuh ibu telah dibersihkan dan ibu merasa lebih
nyaman
3. Membantu ibu mengganti pakaian dan memasangkan pembalut, gurita, dan
kain agar ibu merasa nyaman.
- Ibu sudah memakai pakaian
4. Melakukan dekontaminasi, merapikan, membersihkan dan mensterilkan
semua peralatan yang telah digunakan, peralatan direndam dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit dan membuang bahan-bahan yang
terkontaminasi ketempat sampah yang telah disediakan.
- Peralatan sudah dibersihkan
5. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum untuk memulihkan tenaga ibu
setelah melahirkan
- Ibu mau makan dan minum
6. Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase yaitu dengan
meletakkan satu tangan difundus dan lakukan masase dengan
gerakanmelingkar secara lembut untuk mencegah perdarahan yang
diakibatkan oleh tidak adanya kontraksi
- Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
7. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi seperti miring kekiri dan kekanan atau
duduk senyaman ibu serta menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup guna
memulihkan kondisi ibu
- Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
8. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya
diberikan selama 6 bulan penuh tanpa makanan pendamping ASI.
- Ibu paham dan mau melakukan sesuai anjuran bidan
9. Memantau keadaan umum, TTV, kandung kemih, perdarahan, TFU, dan
kontraksi uterus setiap 15 menit di satu jam pertama dan 30 menit di satu jam
kedua.
- Pemantauan dilakukan
85
PEMANTAUAN PERSALINAN KALA IV
Jam Waktu
Tekanan
Darah
(mmHg)
Nadi
(x/menit)
Suhu
C
Tinggi
Fundus
Uteri
Kontraksi
Uterus
Kandung
Kemih Perdarahan
1 16.30 100/80 80 36,5 3 jari
dibawah
pusat
Baik Tidak
penuh
40 cc
16.45 100/80 80 3 jari
dibawah
pusat
Baik Tidak
penuh
30 cc
17.00 100/60 77 3 jari
dibawah
pusat
Baik Tidak
penuh
20 cc
17.15 120/80 78 3 jari
dibawah
pusat
Baik Tidak
penuh
10 cc
2 17.45 120/80 78 3 jari
dibawah
pusat
Baik Tidak
penuh
10 cc
18.15 120/80 80 36,5 3 jari
dibawah
pusat
Baik Tidak
penuh
10 cc
88
4.2.3 Asuhan Kebidanan Nifas
NIFAS
A. DATA SUBJEKTIF
1) Keluhan Pasien
Masa Nifas hari pertama 6 jam Post partum tanggal 4 maret 2021, pukul
23.00 WIB. Ibu mengeluh perutnya masih mules, dan ibu mengaku bahagia
atas kelahiran bayinya, dan ibu mengatakan bayinya sudah menyusui, tetapi
ASI belum keluar banyak.
2) Riwayat Persalinan
Jenis Persalinan : Spontan
Penolong : Bidan
Tanggal Lahir : 4 Maret 2021
Jam lahir : 15.50 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
BBL : 3900 gram
PBL : 50cm
Keadaan Anak : normal
Indikasi : Tidak ada
Tindakan Pada Masa Persalinan : Tidak ada
B. DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan fisik Kesadaran : Composmetris
Keadaan umum : Baik
Tekanan darah : 120/80mmhg
RR : 22 x/menit
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5C
89
2) Pemeriksaan Kebidanan
INSPEKSI
Mata
- Scklera : Putih
- Konjungtiva : Merah Muda
- Refleks Pupil : Kanan (+) / Kiri(+)
Muka
- Oedem : Tidak ada
- Leher : Tidak Ada Pembesaran
- Payudara
- Bentuk / ukuran : Simetris
- Areola Mamae : Hiperpigmentasi
- Putting susu : Menonjol
- Colostrum : Ada
- ASI : Ada
Abdomen : Tidak Ada Kelainan
Genetalia Eksterna
- Perineum :
- Perdarahan : Normal
- Jenislokhea : Rubra
- Warna :
Ekstremitas Bawah
- Oedema : Tidak Odema
- Varices : Tidak Varices
Palpasi
TFU : 2 Jari Di Bawah Pusat
- Kontraksi uterus : Baik
- Involusi uteri : Baik
- Inspekulo : Tidak Dilakukan
90
C. ANALISA DATA
1) Diagnosa : P2A0 Pospartum 6 jam
2) Masalah : Tidak ada
3) Kebutuhan : Tidak ada
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu KU ibu baik.
- Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menganjurkan ibu untuk Istirahat setelah menghadapi proses persalinan
- Ibu mengerti dengan anjuran bidan
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini seperti miring kiri, miring
kanan dan duduk di tempat tidur
- Ibu mengerti dengan anjuran bidan
4. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan Gizi seimbang
terutama bagi ibu yang menyusui
- Ibu mengerti dengan anjuran bidan
5. Memberitahu ibu tentang pengeluaran darah masa nifas seperti lokea rubra,
lokea Sanguilenta, Lokea Serosa, Lokea Alba dan Lokea Purulenta
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
6. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya nifas
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
91
Tabel 4.1
Lembar Kunjungan Nifas
No
Jenis Pemeriksaan
Kunjungan I
(6 hari)
Kunjungan III
(2 minggu)
Kunjungan IV
(6 minggu)
Hari : Kamis
Tgl: 11-03-2021
Jam: 10.50 WIB
Hari : Kamis
Tgl: 25-03-2020
Jam: 15.10 WIB
Hari : Rabu
Tgl : 14-04-2020
Jam : 11.20 WIB
DATA SUBJEKTIF
Keluhan Pasien Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
DATA OBJEKTIF
1 Keadaan umum Baik Baik Baik
2 Tanda-tanda Vital :
- TD(mmHg)
- Suhu (°C)
- Pernafasan(ka
li/menit)
- Nadi(kali/men
it)
120/80 mmHg
36,5°C
22 x/menit
80x/menit
120/80 mmHg
36,5°C
22 x/menit
80x/menit
120/80 mmHg
36,5°C
23 x/menit
80x/menit
3 Perdarahanpervagin
am
Normal Normal Normal
4 Kondisi perineum Baik Baik Baik
5 Tanda-tanda infeksi Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
6 Kontraksi Rahim Baik Baik Baik
7 Tinggi Fundus Uteri Pertengahan pusat Tidak ada Tidak Ada
8 Pemeriksaan
payudara & anjuran
pemberian ASI
eksklusif
Normal&ASI
Eksklusif
Normal&ASI
Eksklusif
Normal&ASI Eksklusif
9 Lokhia dan
perdarahan
Sanguilenta Serosa Alba
10 Pemberian kapsul
Vit.A
Tidak diberikan Tidak diberikan Tidak diberikan
11 Pelayanan
kontrasepsi
Belum Belum KB suntik 3 Bulan
12 Penanganan risiko
tinggi dan
Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
13 Memeriksa
masalah/keluhan ibu
Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
92
ANALISA DATA
Diagnosa P2A0 Postpartum 6 hari
P2A0 Postpartum 2
minggu
P2A0 Postpartum 6
minggu
Masalah Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Kebutuhan
PENATALAKSANAAN
(Perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi)
1. Memberitahu
kepada ibu tentang
keadaan umum ibu
serta tanda-tanda
vital ibu dalam
batas normal.
2. Memberitahu
kepada ibu tentang
nyeri pada luka
jahitan itu normal
dan menganjurkan
ibu
untukmembersihka
n jahitannya dan
mengganti kassa
bethadine setiap
sudah BAK, BAB
dan mandi. Serta
memberitahu ibu
untuk
membersihkan nya
menggunakan
sabun dan air
dingin.
3. Memberikan ibu
KIE tentang tanda-
tanda bahaya nifas,
seperti pengeluaran
lokhea yang berbau,
perdarahan
pervaginam, suhu
>38 C, payudara
bengkak, sakit
kepala yang hebat
danpenglihatan
1. Memberitahu
kepada ibu
tentang keadaan
umum ibu serta
tanda-tanda vital
ibu dalam batas
normal
2. Menganjurkan
ibu untuk
melakukan
personal
hygieneseperti
mengganti
pembalut apabila
sudah penuh atau
4 jam sekali
3. Memberikan
konseling tentang
KB seperti
menyarankan ibu
menggunakan KB
yang cocok untuk
kondisi ibu yang
sedang menyusui.
4. Menganjurkan
ibu untuk
melakukan
kunjungan ulang
apabila ibu dan
bayinya terdapat
keluhan.
1. Memberitahu kepada
ibu tentang keadaan
umum ibu serta
tanda-tanda vital ibu
dalam batas normal
2. Menyakan kepada
ibu tentang penyulit-
penyulit yang yang
dialamiterhadap
dirinya maupun
bayinya.
3. Melakukan
pelayanan KB.
93
kabur.
4. Memberitahu
kepada ibu agar
menyusui bayinya
secara on the mand
(semau bayinya),
serta memberitahu
ibu untuk menyusui
bayinya sampai 6
bulan penuh tanpa
makanan tambahan
lainnya.
5. Menganjurkan ibu
untuk melakukan
mobilisasi dini
secara perlahan
serta menganjurkan
ibu untuk istirahat
yang cukup guna
memulihkan
kondisi ibu.
94
4.2.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir/Neonatus
Tanggal Pengkajian : 4 Maret 2021
Waktu Pengkajian : 21.00 wib
A. DATASUBJEKTIF
1) Biodata
Nama bayi : By. Ny. M
Umur bayi : 6 Jam
Tgl/Jam lahir : 4 Maret 2021 / 15.50 Wib
Lahir Pada Umur Kehamilan
2) Riwayat Persalinan
Jenis Persalinan : Normal
Ditolong Oleh : Bidan
Ketuban Pecah : Jernih
Indikasi : Tidak ada
Tindakan Pasca Persalinan : Tidak ada
B. DATA OBJEKTIF
No
Pemeriksaan
Tgl : 4 Maret 2021
Jam: 15.50
(segera saat lahir)
Tgl :4 Maret 2021
Jam : 17.00
(≥ 1 jam )
1 Postur, tonus dan aktivitas Normal Normal
2 Kulit bayi Kemerahan Kemerahan
3 Pernafasan ketika bayi
sedang tidak menagis
Normal Normal
4 Detak Jantung Tidak dilakukan 135x/menit
5 Suhu Ketiak Tidak dilakukan 36,5 C
6 Kepala Tidak dilakukan Simetris tidak odema
7 Mata Tidak dilakukan Tidak kuning
8 Mulut (lidah, selaput lendir) Tidak dilakukan Bersih
9 Perut dan talu pusat Tidak dilakukan Tidak dilakukan
10 Punggung tulang belakang Tidak dilakukan Tidak dilakukan
11 Lubang Anus Ada (+) Ada (+)
95
12 Alat kelamin Tidak dilakukan P erempuan
13 Berat badan Tidak dilakukan 3900
14 Panjang Badan Tidak dilakukan 51 cm
15 Lingkar Kepala Tidak dilakukan 33 cm
16 Lingkar Dada Tidak dilakukan 33 cm
17 Lingkar perut Tidak dilakukan 34 cm
1) Pemeriksaan Refleks
ReFlek Morro : (+)
Reflek Rooting : (+)
Reflek Sucking : (+)
Reflek Swallowing : (+)
Reflek Tonic Neck : (+)
Reflek Palmar Graf : (+)
Reflek Gallant : (+)
Reflek Babinski : (+)
2) Eliminasi
Urine : (+)
Mekonium : (+)
96
Sidik Telapak Kaki Kiri Bayi Sidik Telapak Kaki Kanan Bayi
Sidik Telapak Tangan Kiri Ibu Sidik Telapak Tangan Kanan Ibu
C. ANALISA DATA
Diagnosa : BBL Normal 6 jam
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi dalam batas normal.
- Ibu mengetahui keadaan bayinya.
2. Melakukan perawatan tali pusat, dengan menggunakan kassa steril tanpa
diberi betadhine dan alkhohol.
- Tali pusat sudah ditutup dengan kassa steril.
97
3. Menjaga kehangatan bayi dengan mengganti pakaian bayi, dibedong,
menunda memandikan bayi minimal 6 jam dan meletakan bayi ditempat yang
hangat.
- Kehangatan bayi sudah dijaga.
4. Memberitahu pada ibu agar menyusui bayinya secara on the mand (semau
bayi), serta memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sampai 6 bulan penuh
tanpa makanan tambahan.
- Ibu mengerti dan dengan penjelasan yang diberikan
98
Tabel 4.2
Kunjungan Bayi Baru Lahir
No Jenis Pemeriksaan Kunjungan 1
(6-48 jam)
Kunjungan II
(3-7 Hari)
Kunjungan III
(8-28 Hari)
Hari : kamis
Tgl: 04-03-2021
Jam: 10.50 WIB
Hari : Rabu
Tgl: 11-03-2020
Jam: 15.10 WIB
Hari : Kamis
Tgl : 4-04-2020
Jam : 11.20 WIB
DATA SUBJEKTIF
Keluhan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum Baik Baik Baik
2. Berat Badan (gram) 3900 gram 4100 gram 4500 gram
3. Panjang Badan
(cm)
48 cm 48 cm 54 cm
4. Suhu (C) 36,5 C 36,2 C 36,6 C
5. Tanyakan ibu, bayi
sakit apa?
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
6. Memeriksa
kemungkinan
penyakit sangat
berat atau infeksi
bakteri
- Frekuensi napas (x/menit)
- Frekuensi
denyut jantung
(x/menit)
- 48 x/menit
- 145 x/menit
- 50 x/menit
- 138 x/menit
- 52 x/menit
- 138 x/menit
7. Memeriksa adanya
diare
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
8. Memeriksa Ikterus Tidak ada Tidak ada Tidak ada
9. Memeriksa
kemungkinan berat
badan rendah
dan/atau masalah
pemberian ASI
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
10. Memeriksa status
pemberian vitamin
K1
Sudah disuntik
vitamin K1
- -
11. Memeriksa status
imunisasi HB-0
Sudah diberikan
HB0
- -
12. Bagi daerah yang Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
99
sudah
melaksanakan SHK
- Skrining
hipotiroid
kongenital
- Hasil test skrining
hipotiroid
kongenital (-/+)
- Konfirmasi hasil SHK
Bagi daerah yang sudah
melaksanakan SHK
- Skrining hipotiroid kongenital
- Hasil test skrining hipotiroid kongenital
(-/+)
- Konfirmasi hasil
SHK
Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Memeriksa keluhan lain Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Memeriksa
masalah/keluhan ibu,
tindakan
(terapi/rujukan/umpan
balik)
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
ANALISA DATA
Diagnosa BBL Normal 6jam BBL normal 7 hari BBL normal 2
minggu
Masalah Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Kebutuhan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
PENATALAKSANAA
N
(Perencanaan,
Pelaksanaan dan
Evaluasi)
1) Memberitahu
ibu hasil
pemeriksaan
bayi, keadaan
bayi dalam
batas normal
2) Memberitahu
ibu bahwa
bayinya telah
diberikan vit. K
dan pemberian
1) Memeriksa
kenaikan dan
penurunan berat
badan bayi
hasilnya berat
badan bayi 3400
2) Memeriksa
apakah tali pusat
bayi sudah lepas
atau belum dan
hasilnya tali pusat
1) Memeriksa
kenaikan dan
penurunan berat
badan bayi
hasilnya berat
badan bayi 3800
2) Memeriksakan
apakah ada
tanda-tanda bayi
sakit seperti
sesak nafas,
100
salep mata
chloramphenico
l serta
imunisasi HB0.
3) Melakukan
perawatan tali
pusat dengan
menggunakan
kassa steril
tanpa diberi
bethadine dan
alkohol.
4) Menjaga
kehangatan
bayi dengan
mengganti
pakaian bayi,
dibedong,
menunda
memandikan
bayi minimal 6
jam dan
meletakkan
bayi ditempat
yang hangat.
5) Memberitahu
pada ibu agar
menyusui
bayinya secara
on the mand
(semau bayi)
serta
memberitahu
ibu untuk
menyusui
bayinya sampai
6 bulan
sudah lepas dihari
ke 5
3) Menjaga
kehangatan bayi
dengan
mengganti
pakaian bayi dan
dibedong
4) Memberitahu
pada ibu agar
menyusui bayinya
secara on the
mand (semau
bayi) serta
memberitahu ibu
untuk menyusui
bayinya sampai
dengan 6 bulan
penuh tanpa
makanan
tambahan.
rewel dan
kesadaran
menurun.
Hasilnya bayi
tidak ada
keluhan.
3) Menjaga
kehangatan bayi
dengan
mengganti
pakaian bayi dan
dibedong
4) Memberitahu
pada ibu agar
menyusui
bayinya secara
on the mand
(semau bayi)
serta
memberitahu ibu
untuk menyusui
bayinya sampai
dengan 6 bulan
penuh tanpa
makanan
tambahan.
5) Memberikan
konseling tentang
pemberin
imunisasi
lengkap seperti
Hb0 (telah
diberikan), BCG,
DPT, Polio dan
Campak.
101
4.2.5 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
Tanggal Pengkajian : 14 April 2021
Waktu Pengkajian : 16.20 Wib
A. DATA SUBJEKTIF
1) Alasan Datang :
Ibu datang ke PMB Wiwiet Wulandari mengatakan ingin menggunakan
alat kontrasepsi KB Suntik 3 bulan.
2) Jumlah Anak Hidup
Laki-laki : 1 orang
Perempuan : 1 orang
3) Umur Anak Terakhir : 2 tahun
4) Status Peserta KB : Baru / Lama / Ganticara
B. DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmetris
Tekanan darah : 120/70mmHg
Pernafasan : 23x/menit
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5 C
Berat Badan : 60Kg
PD. Posisi Rahim (IUD) : Tidak dilakukan
2) Data Kebidanan
Haid terakhir : Belum haid, postpartum 40 hari
Hamil /diduga hamil : Tidak hamil
Jumlah P..A.. : P2A0
Menyusui/Tidak : Menyusui
Genetalia Externa : Tidak dilakukan
102
3) Riwayat Penyakit
Hipertensi : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
Pendarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya : Tidak ada
Flouralbuskronis : Tidak ada
Tumor Payudara / Rahim : Tidak ada
DiabetesMilitus : Tidak ada
C. ANALISADATA
1) Diagnosa : P2A0 Akseptor KB suntik 3
bulan
2) Masalah : Tidak ada
3) Kebutuhan : Tidak ada
D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada ibu tentang keuntungan penggunaan alat kontrasepsi KB
3 suntik 3 bulan seperti : sangat efektif, pencegahan jangka panjang, tidak
berpengaruh pada hubungan suami istri, tidak memiliki pengaruhpada
produksi ASI, dapat diberikan pasca persalinan dan pasca keguguran atau
pasca menstruasi dan pengawasan medis yang ringan.
- ibu mengerti dengan penjelasan bidan
2. Menjelaskan pada ibu tentang kerugian atau tanda-tanda efeksamping
penggunaan KB suntik hormonal 3 bulan, seperti pusing yang hebat,
gangguan haid (haid tidak teratur), perubahan berat badan, dan keputihan
yang berlebih, jika terjadi efek samping pada pemakaian KB suntik 3 bulan
ibu harus segera datang ke RS/tenaga kesehatan terdekat
103
- ibu mengerti dengan penjelasan bidan
3. Mempersiapkan alat yang digunakan seperti spuit 3cc, vial depo medroksi
progesreron, kapas alkohol, dan bak instrument
- Alat telah disiapkan
4. Melakukan penyuntikan secara intramuscular pada daerah bokong, 1/3 spina
iliaka anterior posterior-sacrum di sebelah kanan bokong ibu
- ibu telah di suntik
5. Memberitahu ibu kunjungan ulang berikutnya. Menulis kembali jadwal ulang
KB suntik 3 bulan
- ibu mengerti dan mau melakukan anjuran bidan
4.3 PEMBAHASAN
4.3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan
Hasil pengkajian pada Ny.D G2P1A0 usia 26 tahun hamil 37 minggu 2
hari. Berdasarkan standar 10 T didapatkan hasil, telah dilakukannya
pengukuran tinggi badan satu kali yaitu 160 cm, dan berat badan yaitu 66 kg.
pengukuran tekanan darah 110/80 Mmhg, pengukuran lingkar lengan atas
(LILA) yaitu 26 cm, pengukuran tinggi fundus uteri yaitu 33 cm, menentukan
letak janin (presentasi janin) yaitu presentasi kepala dan penghitungan denyut
jantung janin145x/m, Imunisasi Tt ibu sudah lengkap, tablet Fe sudah
dikonsumsi sejak usia kehamilan 12 minggu, pemeriksaan hemoglobin sudah
dilakukan yaitu 11 gram/dl dan bidan memberi konseling atau penjelasan
104
tentang keadaan ibu dan solusi untuk keluhan ibu, dan telah mendapatkan
pemeriksaan serta pengobatan sesuai keadaan ibu.
Menurut Rismalinda 2015, standar pelayanan ANC 10 T yaitu
timbang berat badan, ukur tinggi badan dilakukan sekali waktu pertama kali
datang, ukur tekanan darah, tentukan/nilai gizi (ukur lingkar lengan atas),
ukur tingi fundus uteri, tentukan presentasi, dan denyut jantung janin (DJJ),
imunisasi tetanus toxsoid, pemberian tablet tambah darah (zat besi), tes
terhadap penyakit menular sexsual, dan temuwicara. Berdasarkan hasil
penelitian Elisa Kurnia 2018, tentang „‟Asuhan Kebidanan Komprehensif
pada Ny.M G2P1A0 Di Praktik Mandiri Bidan Sri Nirmala Palembang‟‟
didapatkan bahwa standar pelayanan 10 T sangat berkaitan dengan
dilakukannya deteksi dini diawal kehamilan dapat meningkatkan kesehatan
calon ibu dan bayi dengan melaksanakan program 10 T dalam pelayanan
antenatal.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa antara teori dan penelitian
yang dilakukan di PMB Wiwiet Wulandari Tahun 2021 tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik.
4.3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan
Hasil pengkajian pada masa persalinan kala I berlangsung selama 3
jam, kala II berlangsung selama 10 menit, kala III berlangsung selama 10
menit, dan kalaIV berlangsung selama 2 jam, pertolongan sesuai dengan 60
105
langkah APN, tidak didapatkan masalah dan komplikasi selama asuhan.
Berdasarkan teori Mochtar 2008, Bobak 2005, yang dikutip
Adytia,dkk 2019, kala I ini terbagi menjadi 4 kala dan 2 fase yaitu fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap, pembukaan kurang dari 4 cm, biasanya berlangsung
kurang dari 8 jam. Fase aktif berlangsung selama 7 jam dimana serviks
membuka dari 3-10 cm. kontraksi lebih kuat dan sering terjadi selama fase
aktif. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat
sehingga perut (ibu yang sedang bersalin) masih dapat berjalan-jalan.
Lamanya kala 1 untuk primigravida berlangsung selama 12 jam sedangkan
pada multigravida sekitar 8jam. Berdasarkan laporan kasus yang dilakukan
oleh Maya 2018, yang berjudul „„Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.
F di PMB Husniaty Palembang Tahun 2018‟‟ bahwa pada persalinan terbagi
menjadi 2 fase, yaitu fase laten 1-3 cm dan fase aktif pembukaan 4-10 cm,
pada fase aktif terbagi menjadi 3 fase yaitu: fase akselerasi yang berlangsung
selama 2 jam dari pembukaann 3-4 cm, fase dilatasi maksimal berlangsung 2
jam dari pembukaan 4-9 cm, dan fase deselerasi berlangsung 2 jam dari
pembukaan 9-10 cm. kala 1 berlangsung selama 1 jam 30 menit, kala II
berlangsung selama 2 jam.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa antara teori dan penelitian
(Aisyaroh 2019), serta asuhan yang dilakukan di Wiwiet WulandariTahun
106
2021 tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. Karena tindakan yang
dilakukan sesuai dengan 60 langkah APN.
4.3.3 Asuhan Kebidanan Masa Nifas
Setelah dilakukan kunjungan masa nifas pada Ny. M selama 4x, 1x
kunjungan pada 6 jam postpartum, 1x kunjungan pada 6 hari postpartum, 1x
kunjungan pada 2 minggu postpartum, dan 1x kunjungan pada 6 minggu
postpartum, didapatkan hasil dari TTV dan Lochea ibu dalam batas normal.
Berdasarkan Teori Rukiyah, dkk 2012, paling sedikit kunjungan pada
masa nifas kunjungan I 6-8 jam setelah persalinan), kunjungan II (6 hari
setelah persalinan), kunjungan III ( 2 minggu setelah persalinan), kunjungan
IV (6 minggu setelah persalinan) untuk mencegah, mendeteksi, menangani
masalah- masalah yang terjadi. Berdasarkan hasil penelitian Khamidah
Ahcyar dan Isnaeni 2016, bahwa kunjungan nifas minimal dilakukan
sebanyak 4x untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk
mencegah, mendeteksi dan menangani masalah- masalah yang terjadi, jadwal
kunjungan nifas I (6-8 jam persalinan) kunjungan nifas II (6 Hari setelah
persalinan), kunjungan III ( 2 minggu setelah persalinan), Kunjungan IV ( 6
minggu setelah persalinan).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa antara teori dan penelitian
asuhan yang dilakukan di PMB Wiwiet Wulandari Tahun 2021 tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik.
107
4.3.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dan Neonatus
Setelah dilakukan kunjungan neonatus pada by. Ny M selama 3x,
kunjungan Ix dilakukan pada (6-48 jam setelah kelahiran) IIx pada ( hari ke 3
– hari ke 7) IIIx pada ( hari ke 8- 28 hari) didapatkan hasil dalam batas
normal.
Berdasarkan Kemenkes, (2015). Setiap bayi baru lahir memperoleh
pelayanan Kunjungan Neonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-48 jam, 1
kali pada 3-7 hari, 1 kali pada 8-28 hari sesuai standar di satu wilayah kerja
pada satu tahun. Berdasarkan hasil penelitian Bambang Apolinaris Badalia
(2016) bahwa kunjungan neonatus I (KN I) pada 6 jam sampai dengan 48 jam
setelah lahir, kunjungan neonatus II (KN II) pada hari ke 3 sampai dengan
hari ke 7, kunjungan neonatus III (KN III) pada hari ke 8 sampai 28 hari.
Yang bertujuan untuk mendapatkan pelayanan pemantauan kehidupan
neonatus dalam bulan pertama.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa antara teori dan penelitian
dan asuhan yang dilakukan di PMB Wiwiet Wulandari Tahun 2021 tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik.
4.3.5 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana (KB)
Berdasarkan hasil pada tanggal 14 April 2021 pada pukul 14:15 Wib
ibu memilih KB dengan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan karena tidak
mempengaruhi ASI.
108
Berdasarkan teori Marni (2016) Suntik KB 3 bulan adalah metode
kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon progestin, namun tidak
mengandung estrogen. Sehingga aman untuk ibu yang sedang menyusui.
Kontrasepsi ini bekerja dengan mencegah pengeluaran sel telur sehingga
tidak akan terjadi pembuahan sel telur oleh sperma. Satu suntikan diberikan
setiap 3 bulan dan suntikan tersebut sangat efektif apabila diberikan secara
tepat waktu. Berdasarkan laporan kasus yang dilakukan Aprilia Martianti
2018 yang berjudul „‟Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S di rumah
bersalin Mega Palembang Tahun 2018‟‟ bahwa suntik kb 3 bulan tidak
mengganggu produksiASI.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa antara teori dan laporan
serta penelitian yang dilakukan di PMB Wiwiet Wulandari Palembang tidak
ada kesenjangan antara teori dan praktik.
108
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari asuhan kebidanan komprehensif yang diberikan kami dapat mencapai
tujuan dari pembuatan laporan tugas akhir ini yaitu:
1. Telah diberikan Asuhan Kebidanan komprehensif pada Ny. M pada masa
kehamilan melakukan kunjungan kehamilan (AntenatalCare) sebanyak 2x dan
tidak ditemukan penyulit ataupun komplikasi dan sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan.
2. Telah diberikan Asuhan Kebidanan komprehensif pada Ny.M pada masa
persalinan KalaI, KalaII, KalaIII, KalaIV tidak ditemukan penyulit ataupun
komplikasi dan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.
3. Telah diberikan Asuhan Kebidanan komprehensif pada Ny.M pada masa nifas
melakukan kunjungan ulang sebanyak 4x kunjungan, tidak ditemukan
penyulit ataupun komplikasi dan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan
4. Telah diberikan Asuhan Kebidanan komprehensif pada Ny.M pada masa bayi
baru lahir melakukan kunjungan ulang sebanyak 4x kunjungan, tidak ditemukan
penyulit ataupun komplikasidan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.
5. Telah diberikan Asuhan Kebidanan komprehensif pada Ny.M pada pelayanan
keluarga berencana didapatkan bahwa Ny.M menggunakan alat kontrasepsi
109
suntik 3 bulan dan tidak ditemukan penyulit ataupun komplikasi dan sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan.
5.2 Saran
1. Bagi Pasien
Diharapkan bagipasien lebih patuh dengan konseling-konselingyang telah
diberikan, dengan kunjungan selama kehamilan agar dapat terdeteksi
kemungkinan risiko yangterjadi.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan yang lebih dan
keterampilan dengan perkembangan zaman yang semakin maju serta
meningkatkan mutu asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien secara
langsung dalam asuhan komprehensif.
3. Bagi Praktik Mandiri Bidan Wiwiet Wulandari
Diharapkan agar pihakPMB tetap mempertahankan kualitas dan mutu
pelayanan serta dapat menambah kelengkapan semua fasilitas sehinggad
alam memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan.
110
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati Eny Retna dan Wulandari diah. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Nuha
Medika : Yogjakarta.
Armini, Ni Wayan, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan
Prasekolah. Penerbit Andi : Yogyakarta
BKKBN. 2015. Keluarga berencana dan kontrasepsi. Provinsi Sumatra Selatan
BPM Wiwiet Wulandari, 2020, Profil Wiwiet Wulandari, Palembang
Damayanti, Ika Putri, dkk. 2014. Asuhan Komprehensif Pada Ibu Bersalin dan Bayi
Baru lahir. CV Budi Utama: Yogyakarta
Dinas Kesehatan. (2017). Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016. Dinas
Kesehatan Kota Palembang : Palembang
Dinkes Provinsi Sumsel.2019.Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.
(online). Dinkes .sumselprov.go.id.diakses 27 Maret 2021.
Dinkes Kota Palembang.2017. Situasi Derajat Kesehatan di Kota Palembang
http://www.dinkes.palembang.go.id Di unduh 27 Maret 2021.
Handayani, Sartika. (2021) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Noer fitri
Palembang. Palembang
Irianto, 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Alfabet
Jitowiyono, Rouf. 2019. Keluarga berencana (KB). Perspektif Bidan. Pustaka baru.
Yogyakarta.
Kementerian Republik Indonesia. 2018. Kesehatan Keluarga di Indonesia.
http://www.kemkes.go.id Di unduh 19 februari 2021.
Kementrian Kesehatan. 2020. Asuhan kebidanan Kehamilan.
http://www.kemen.go.id di akses 15 maret 2021
Maryunani. 2016. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : transinfo
Maya. 2018. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. F di PMB Husniaty
111
Palembang Tahun 2018. LTA. Palembang: STIK BINA HUSADA
Marmi.2016. Buku AjarPelayanan KB. Pustaka Pelajar:Yogyakarta.
Manuaba ,Ida Bagus. 2015. Ilmu Kandungan ,Dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. EGC: Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus.2015. Ilmu Kandungan ,Dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. EGC: Jakarta
Mega. 2017. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana. Jakarta: Trans Info Medika. Prawirahardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan.PT Bina Pustaka Sarwono.
Prawirohardjo:Jakarta
Rubin. 2017. Buku Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Press
Rukiyah, dkk. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka
Belajar
Rukiyah Ai Yeyeh dan Yulianti Lia. 2019.Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan
Anak Pra Sekolah. CV Trans Info Medika : Jakarta.
Rukiyah dkk. 2013. Asuhan Kebidanan neonates, bayi dan balita.Yogyakarta:
Pustaka Press
Shofa. 2015. Asuhan persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Pustaka Press
Sinta B, Luciana Elsinta, dkk. 2019. Buku anjuran asuhan kebidanan neonates, bayi
dan balita. Indomedia pustaka : sidoharjo.
Sitti dkk “Gambaran Pemanfaatan Pelayanan Kunjungan Neonatus di Wilayah Kerja
Puskesma Balang nipa Thun 2015” Al-sihah. Vol.7,No.2 Juli-Des-2015
Sulistyowati, Ari. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba
medika.
Subiyatin, Aning. 2017. Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Susanto, Andina. 2019. Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.
112
SDKI. 2017. SAURVI Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta: Badan pusat
Statistik
Sundrti dan Fauziah Afroh. 2010. Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta:
Nuha Medika
Walyani dan EndangP. 2015.Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.
Pustaka Baru Press :Yogyakarta.
Walyani dan Purwoastuti. 2016. Buku ajar Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Walyani dan Purwoastuti. 2020. Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Widy Nurwiandani. 2018. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
WHO. 2018. Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI), http:// www. who. int/gho/
publication/ world_health_statistic/ 2016/en/, Diakses 27 Maret 2021.)
Yohana, Sari. 2011. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana. Jakarta: Trans Info
Medika