Laporan kasus radiologi - Astrositoma
Laporan kasus radiologi - Astrositoma
BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangAstrositoma merupakanneoplasma
yang berasal darisel-sel astrosit
danmerupakantipetumorotakyangpalingbanyakditemukanpadaanak-anakmaupun
pada orang-orang yang berumur antara 20 sampai 40 tahun.
Walaupunberkembang lambat, namun bukan merupakan tumor jinak karena
kualitas danlokasinya yang bersifat invasif didalam ruang tulang
calvarium.Di dalam otak dan medulla spinalis terdap sel-sel saraf
dan juga sel yang mendukung dan memproteksi sel-sel saraf. Sel sel
yang mendukung dikenaldengan nama sel-sel glial yaitu
oligodendrosit, astrosit, sel-sel ependimal, sel-selschwan,
mikroglia, dan sel-sel setelit. Tumor pada sel-sel ini dikenal
denganglioma. Tumor- tumor astrositik adalah tipe glioma yang
paling banyak danberkembang dari tipe sel berbnetuk bintang yang
disebut astrosit.
Astrositomadapattejadipadaberbagaibagianotak,tetapipalingbanyakditemukandicerebrum
terutama di lobus frontal. Astrosit jarang teijadi di medulla
spinalis.Banyak klasifikasi telah dikemukan oleh para ahli.
Klasifikasi universalawal dipelopori oleh Bailey dan Cushing (1926)
berdasarkan histogenesis seltumor dari sel embrional yang dikaitkan
dengan diferensiasinya pada
berbagaitingkatan.Klasifikasitersebutantaralain:Astrositoma,oligodenroglioma,ependimoma,meduloblastoma,glioblastomamultiforme,pinealoma(teratoma),ganglioneuroma(glioma),neuroblastoma,papilomapleksuskhoroid,tumorunclassified,danpapiloma.TahapperkembanganselanjutnyaklasifikasiinimengalamimodifikasiolehTokorodariJepang,ZulchdariJerman,Russel
-
Rubinstein(1959).KlasifikasiyangberkaitandengangradasikeganasanberkembangsecaraluassepertikonseppembagiandariBorders(1915)
yang mengelompokkan tumor otak (yang struktur selulernya sejenis)
menjadi empat tingkat anaplasia seluler. Dua kelas tumor-tumor
astrositik yang telah dikenal yaitu zona infiltrasi yang terbatas
(astrositoma pilositik, astrositoma giant
cellsubependimal,xantoastrositoma pleomorfik) dan zona infiltrasi
yang difus (astrositoma grade rendah, astrositoma anaplastik,
glioblastoma). Astrositoma dapat munculdihemisfer otak, fossa
posterior, nervus optic, dan jarang di medulla spinalis.1.2
TujuanLaporan kasus ini dibuat untuk membantu memahami tentang
tumor kistik pada otak khususnya astrocitoma.1.3 MaksudMenambah
wawasan mengenai tumor kistik pada otak.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 EPIDEMIOLOGIData dari amerika serikat melaporan bahwa
astrositoma merupakan tunor yang paling banyak mengenai anak anak.
Para penelitimelaporkan tiap tahun rata rata 14 kasus baru per satu
juta anak yang berumur kurang dari 15 tahun. Tidak ada predisposisi
ras yang spesifik astrositoma. Tetapi faktor demografi dan
sosiologi telah dilaporkan mempengaruhi distribusi astrositoma
seperti populasi, umur, sikap, etnik terhadap penyakit
keterjangkauan pelayanan kesehatan. Rasio laki laki dan perempuan
adalah 1:1 kecuali glioma supratentorial, dimana kira kira 2:1.2.2
ETIOLOGIPenyebab pasti astrositoma tidak diketahui. Data
epidemiologi menginvestigasi eksposur okupasi parental, eksposur
lingkungan, intake nutrisi maternal yang kurang diidentifikasi
menderita tumor otak. Astrositoma difus dihubungkan dengan bermacam
macam gangguan dan eksposure. Dengan pengcualian irradiasi
terapeutik, barangkali persenyawaan nitroso (nitrosourea),
mengidentifikasi paparan lingkungan sebagai penyebab spesifik.Anak
anak penderita leukimia limpatik akut (ALL) yang menerima radiasi
profilaksis. Sebagai contoh, memiliki 22-fold resiko meningkat
berkembang menjadi neoplasma SSP yaitu astrositoma grade II, III,
dan IV dengan interval onset 5 10 tahun.Astrositoma secara umum dan
paling banyak dipakai menurut WHO dibagi dalam beberapa tipe dan
grade.
1. Astrositoma Pilositik (Grade I)Tumbuh lambat dan jarang
menyebar ke jaringan di sekitarnya. Tumor ini biasa terjadi pada
anak anak dan dewasa muda. Mereka dapat disembuhkan secara tuntas
dan memuaskan. Namun demikian, apabila menyerang pada tempat yang
sukar dijangkau, masih dapat mengancam hidup.2. Astrositoma Difusa
(Grade II)Tumbuh lambat, namun menyebar ke jaringan sekitarnya.
Beberapa dapat berlanjut ke tahap berikutnya, kebanyakan terjadi
pada dewasa muda.3. Astrositoma Anaplastik (Grade III)Sering
disebut sebagai astrositoma maligna. Tumbuh dengan cepat dan
menyebar ke jaringan sekitarnya. Sel sel tumornya terlihat berbeda
dibanding dengan sel sel yang normal. Rata rata pasien yang
menderita tumor jenis ini berumur > 40 tahun.4. Glioblastoma
multiforme (Grade IV)Tumbuh dan menyebar secara agresif. Sel selnya
sangat berbeda dari yang normal. Meyerang pada orang dewasa dewasa
berumur antara 45 sampai 70 tahun. Tumor ini merupakan salah satu
tumor otak primer dengan prognosis yang sangat buruk.2.3 ANATOMI
OTAK 1. Susunan saraf otak, terdiri dari: (6,7)a) Otak (otak besar
dan otak kecil)Otak besar (Serebrum), terdiri atas:Korteks serebrum
berkaitan dengan sinyal saraf ke dan dari berbagai bagian tubuh.
Karenanya, pada korteks serebrum terdapat area sesorik yang
menerima impuls dari reseptor pada sistem indra. Di samping itu,
bagian tersebut terdapat area motorik yang mengirimkan perintah
pada efektor. Selain itu, terdapat area asosiasi yang menghubungkan
area motorik dan sensorik serta berperan dalam berbagai aktivitas
misalnya berpikir, menyimpan ingatan, dan membuat keputusan.Otak
depan manusia terbagi atas empat lobus (bagian), meliputi lobus
frontalis (bagian depan), lobus temporalis (bagian samping), lobus
oksipitalis (bagian belakang), dan lobus parietalis (bagian antara
depan-belakang). Pada bagian kepala manusia, lobus frontalis berada
bapa bagian dahi; lobus temporalis berada pada bagian pelipis;
lobus oksipitalis berada pada bagian belakang kepala; dan lobus
parietalis berada pada bagian ubun-ubun.Lobus-lobus ini memiliki
fungsi yang beragam. Lobus frontalis berfungsi sebagai pusat
berpikir; lobus temporalis sebagai pusat pendengaran dan berbahasa;
lobus oksipitalis sebagai pusat penglihatan; dan lobus parietalis
sebagai pusat sentuhan dan gerakan.Gangguan pada libus frontalis,
aakn memberikan gejala menurunnya kemampuan memecahkan masalah dan
berkurangnya hilang rasa sosial dan moral. Gangguan pada lobus
temporalis akan memberikan gejala amnesia dan demensia. Gangguan
pada lobus perietalis dan oksipitalis akan ditemukan gejala-gejala
yang hampir sama, tapi secara umum akan terjadi disorientasi.
Gangguan pada sistem limbik akan menimbulkan gejala yang bervariasi
seperti gangguan daya ingat, memori, disorientasi.
Otak kecil (serebelum), terdiri atasVermis, terletak disebelah
medial dari serebelum dan merupakan bagian yang kecil dari
serebelum. Hemisfer serebeli, terletak disebelah lateral serebelum
dan merupakan bagian yang besar.b) Batang otakTerdiri atas
mesenfalon, pons dan medula oblongatac) Medula SpinalisTerletak di
dalam kanalis vertebralis.2. Peredaran darah otakOtak mendapat
darah dari arteri vertebralis dan arteri karotis interna. Arteri
vertebralis adalah cabang dari arteri subklavia yang masuk rongga
tengkorak melalui foramen oksipitale magnum. Kedua arteri
vertebralis kanan dan kiri berjalan di permukaan ventral medula
oblongata dan pada batas kaudal pons kedua arteri bersatu membentuk
arteri basilaris. Arteri karotis interna setelah masuk rongga
tengkorak akan memberi cabang yaitu arteri serebri anterior, arteri
serebri medula, arteri komunikans posterior, arteri khoroidea,
arteri hipofise superior, dan arteri hipofise inferior.
Sistem vena sentral terdiri atas : Aliran vena serebral
eksternal atau superficial dan aliran vena serebral interna atau
profunda. Kedua sistim vena ini mengalirkan darah kedalam sinus
venosus. Anastomose banyak terjadi antara dua kelompok ini melalui
anyaman pembuluh di dalam substansi otak. Dari sinus venosus
melalui emisries darah balik ini diteruskan ke vena
ekstrakranial.2.4 PatofisiologiEfek regional astrositoma berupa
kompresi, invasi dan destruksi dari parenkim otak. Arteri dan vena
hipoksia, kompetisi nutrien, membebaskan produk akhir metabolik
dalam hal ini adalah radikal bebas, adanya gangguan elektrolit dan
gangguan neurotransmitter serta pelepasan mediator mediator seluler
seperti sitokin yang akan mengganggu fungsi parenkim normal.
Elevasi tekanan intrakranial merupakan efek langsung dari massa
yang akan meningkatkan volume darah atau meningkatkan voume cairan
cerebrospinal yang memediasi gangguan klinis. Tanda dan gejala
klinik merupakan tanda dari gangguan fungsi sistem saraf pusat.
Defisit neurologis fokal merupakan kelemahan, paralisis, gangguan
sensoris, kelumpuhan saraf kranial dan kejang adalah ciri khas
bermacam macam lokasi tumor.Astrositoma memiliki banyak tipe dan
menyerang berbagai umur dimana lesi massa ditemukan dimana saja dan
dapat menimbukan gejala dimana tumor tersebut berada. Jika tidak
diobati dengan benar, astrositoma dapat menyebabkan kematian.
Kematian terjadi karena herniasi tentorium dari desakan massa.2.5
DIAGNOSIS1. AnamnesisBentuk dan gejala neurologis dari astrositoma
tergantung dari tempat dan luas pertumbuhan tumor pada susunan
saraf pusat. Dilaporkan gangguan status mental, gangguan kognitif,
sakit kepala, gangguan visual (penglihatan ganda), gangguan
motorik, kejang, anomali sensorik, atau ataksia.Pasien sering
dilaporkan adanya riwayat sakit lebih dari tiga bulan sebelum
diagnosis ditegakkan. Peningkatan tekanan intrakranial, gejala awal
tidak spesifik, tidak terlokasi dan dihubungkan dengan peningkatan
tekanan intrakranial. Trias klasik peningkatan tekanan intrakranial
adalah sakit kepala, muntah, dan letargi. Anak anak umur sekolahan
lebih banyak dilaporkan sakit kepala intermitten yang samar samar
dan kelelahan. Mereka biasanya mengalami penurunan prestasi
akademik dan perubahan kepribadian. Pada bayi terdapat
iritabilitas, anoreksia, pertumbuhan yang lambat, atau mengalami
regresi. Kejang biasanya terdapat setidaknya pada 25% pasien dengan
astrositoma supratentorial. Selain itu pasien astrositoma susah
berfikir atau berbicara, kelemahan, atau paralisis pada satu bagian
atau satu sisi tubuh dan hilangnya keseimbangan.2. Pemeriksaan
FisikPemeriksaan neurologis dengan tepat diperlukan untuk
mengevaluasi pasien astrositoma. Karena tumor ini dapat
mempengaruhi bagian sistem saraf pusat, mencakup medula spinalis
dan dapat menyebar ke regio yang lebih jauh dari sistem saraf
pusat. Perhatian khusus ditujukam kepada tanda2 peningkatan tekanan
intrakranial seperti sakit kepala, mual dan muntah, penurunan
kesadaran, gangguan kognitif, papil edema, atau ataksia,
hidrosefalus dan resiko herniasi, tanda lokalisasi dan
lateralisasi, mencakup kelumpuhan nervus krania, hemiparese,
gangguan sensoris, gangguan refleks tendon dan terdapat refleks
patologis seperti tanda tanda hoffman dan babinski. Satu
abnormalitas neurologis ditemukan, maka dianjurkan untuk dilakukan
evaluasi lebih lanjut.Astrositoma dengan massa yang progresif pada
parenkim otak menyebabkan menurunnya fungsi otak yang sesuai dengan
area invasi. Invasi pada area motorik atau traktus menyebabkan
hemiparese diikuti dengan hemipegi. Invasi pada area bicara
menyebabkan afasia. Jika korteks serebral terkena dapat terjadi
kejang. Pada anak anak dengan lesi serebellum dapat terjadi ataksia
dan obstruksi parsial ventrike IV. Dengan peningkatan intrakranial
menyebabkan nausea, vomitting, letargi dan sakit kepala. Lesi
serebrum juga dapat meningkatkan tekanan intrakranial oleh massa
tersebut. Tekanan dapat meningkat akibat terbenduingnya ventrikel.
Peningkatan tekanan juga disebabkan oleh pembengkakan yang
mengelilingi tumor itu sendiri.Gejala lain astrositoma adalah
perubahan sikap dan kepribadian, terjadi akibat psisi tumor dalam
otak. Tumor pada lobus frontal otak dapat menyebabkan perubahan
secara bertahap terhadap mood dan kepribadian.Defisit motorik fokal
terjadi pada 40% pasien dengan tumor hemisfer dan tumor diencefalik
sentral. Tumor hipotalamus berkaitan dengan abnormalitas endokrin,
defisiensi hormon pertumbuhan, diabetes insipidus, perkembangan
pubertas yang terlalu cepat. Tumor ini juga, jika berada di kiasma
optikum menyebabkan atrofi optic dan defisit visual.3. Pemeriksaan
Penunjanga) CT Scan Kepala CT Scan kepala merupaan suatu revolusi
didalam diagnosa astrositoma dengan akurasi 100% untuk tumor tumor
supratentorial (mencakup kelompok anaplastik maupun yang non
anaplastik). 98% astrositoma grade I menunjukan adanya penurunan
densitas, enhancement yang tidak mencolok, akan sedikit atau tidak
ada edema perifokal. 40% astrositoma grade II merupakan lesi yang
hipodens dibandingkan dengan jaringan otak sekitarnya, sedangkan
sisanya kerap mempunyai densitas yang sama; namun grade ini
menunjukan edema yang lebih menonjol dan 90% menampilkan
enhancement bermakna. Pemeriksaan CT Scan otak dengan kontras dari
suatu astrositoma derajat rendah sering tidak memperlihatkan
enhancement, sehingga keadaan ini sulit dibedaan dengan infark.
b) MRI KepalaMRI dapat mendeteksi astrositoma yang tidak
terdeteksi pada pemeriksaan CT Scan.
c) Patologi AnatomiTampilan mikroskopik astrositoma fibiler
berupa kumpulan sel sel kecil yang cacat dan uniform dengan latar
belakang serabut serabut neuroglia. Mitosis tidak ada dan bentuk
serta konten nukleus hampir uniform. Arsitektur jaringan di
infiltrasi masih cukup baik, kadang kala ada degenerasi kistik atau
deposit garam kalsium pada dinding kapiler. Diferensiasi antara
gliosis otak dengan astrositoma yang tumbuh lambat sering kali
sulit. Astrositoma cenderung mempunyai densitas yang sedikit lebih
padat dibanding otak normal. Nukleusnya sediit lebih besar dan
irreguler serta hipokromatik ringan. Demikian pula pembuluh
pembuluh kapilernya menjadi lebih sedikit prominen.
2.6 DIAGNOSIS BANDINGGejala yang paling sering dari tumor otak
adalah peningkatan tekanan intrakranial, kejang dan tanda defisit
neuroogik fokal yang progresif. Setiap proses desak ruang di otak
dapat menimbulkan gejala di atas, sehingga agak sukar membedakan
tumor ota dengan hal hal berikut :1. Abses otakAdalah sekumpulan
pus yang terbungkus oleh suatu kapsul dalam jaringan otak yang
disebabkan oleh suatu infeksi, yang paling sering adalah bakteri.
Abses otak biasanya akibat dari suatu infeksi, trauma, atau
tindakan pembedahan.2. Ependiloma Tumor yang berasal dari sel sel
ependium dalam sistem ventrikel dan kanalis sentralis medulla
spinalis. Tumor ini lebih banyak pada anak anak (dekade 1),
biasanya jinak tetapi 10 20% ganas dengan kecenderungan menyebar
melalui ruang subaraknoid.3. Oligodendroglioma Merupakan tumor
glioma terbanyak ketiga. 5% dari semua tumor susunan saraf pusat.
Dapat ditemukan pada semua usia, terbanyak pada deade 4 dan 5.
Sebagian besar tumor terletak pada lobus frontal, tumbuh dominan
pada substansia alba, dan jarang pada korteks serebri.4.
Meduloblastoma Tumor ini khas sekali karena selalu ditemukan pada
garis tengah serebellum pada bayi dan anak anak.Kepaniteraan klinik
Radiologi RSUD kota SemarangFakultas Kedokteran Universitas
TarumanagaraHendra (406138159)Page 13