Top Banner
1 | Assesment dan Evaluasi Hasil Belajar BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Hasil belajar siswa pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui proses pembelajaran. Hasil belajar dalam pengertian luas adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil pengukuran belajar (Penilaian) inilah akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai. Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berinteraksi dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Setiap proses pembelajaran berlangsung, penting bagi seorang guru maupun peserta didik untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan tersebut. Hal ini hanya dapat diketahui jika guru melakukan penilaian, baik penilaian terhadap proses maupun produk pembelajaran. Siapapun yang melakukan tugas mengajar, perlu mengetahui akibat dari pekerjaannya. Pendidik harus mengetahui sejauhmana peserta didik telah menyerap dan menguasai materi yang telah diajarkan. Sebaliknya, peserta didik juga membutuhkan informasi tentang hasil pekerjaannya. Hal ini hanya dapat diketahui jika seorang pendidik (guru) melakukan penilaian/evaluasi. Sebelum melakukan evaluasi, maka guru harus melakukan penilaian yang didahului dengan pengukuran. Pengukuran hasil belajar adalah cara pengumpulan informasi yang hasilnya dapat dinyatakan dalam bentuk angka yang disebut skor. Penilaian hasil belajar adalah cara menginterpretasikan skor yang diperoleh dari pengukuran dengan mengubahnya menjadi nilai dengan prosedur tertentu dan menggunakannya untuk mengambil keputusan.
28

ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

Aug 04, 2015

Download

Documents

Dipta Samsidim

Makalah ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR Jurusan Pendidikan Matematika, dengan judul yang dibahas Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

1 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Hasil belajar siswa pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku

setelah melalui proses pembelajaran. Hasil belajar dalam pengertian luas adalah

kemampuan aktual yang diukur secara langsung yang mencakup bidang kognitif,

afektif dan psikomotorik. Hasil pengukuran belajar (Penilaian) inilah akhirnya

akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah

dicapai. Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk

mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses

pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki

kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan

alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi. Pembelajaran

merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling

berinteraksi dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Setiap proses pembelajaran berlangsung, penting bagi seorang guru maupun

peserta didik untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan tersebut. Hal ini hanya

dapat diketahui jika guru melakukan penilaian, baik penilaian terhadap proses

maupun produk pembelajaran. Siapapun yang melakukan tugas mengajar, perlu

mengetahui akibat dari pekerjaannya. Pendidik harus mengetahui sejauhmana

peserta didik telah menyerap dan menguasai materi yang telah diajarkan.

Sebaliknya, peserta didik juga membutuhkan informasi tentang hasil

pekerjaannya. Hal ini hanya dapat diketahui jika seorang pendidik (guru)

melakukan penilaian/evaluasi. Sebelum melakukan evaluasi, maka guru harus

melakukan penilaian yang didahului dengan pengukuran. Pengukuran hasil belajar

adalah cara pengumpulan informasi yang hasilnya dapat dinyatakan dalam bentuk

angka yang disebut skor. Penilaian hasil belajar adalah cara menginterpretasikan

skor yang diperoleh dari pengukuran dengan mengubahnya menjadi nilai dengan

prosedur tertentu dan menggunakannya untuk mengambil keputusan.

Page 2: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

2 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

Oleh karena itu, para guru ataupun calon guru hendaknya memahami lebih

dalam mengenai pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penilaian, ruang

lingkup penilaian hasil belajar, dan pengumpulan informasi hasil belajar yang

sangat berguna dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Maka disusunlah

makalah yang berjudul “Pengumpulan dan Pengelolaan Informasi Hasil

Belajar”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat

disusun antara lain sebagai berikut :

1.2.1 Apa sajakah yang dimaksud dengan pendekatan penilaian ?

1.2.2 Bagaimakah ruang lingkup penilaian hasil belajar matematika ?

1.2.3 Bagaimanakah proses pengumpulan hasil belajar matematika ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Mengetahui komponen-komponen pendekatan penilaian.

1.3.2 Mengetahui ruang lingkup penilaian hasil belajar matematika

siswa.

1.3.3 Mengetahui proses pengumpulan hasil belajar matematika siswa.

1.4 MANFAAT PENULISAN

1.4.1 Dapat dijadikan bahan/materi publikasi yang akan menambah

pengetahuan tentang mekanisme penilaian bagi seluruh satuan

pendidik di Indonesia.

1.4.2 Memberikan pengetahuan tentang pendekatan penilaian, ruang

lingkup hasil belajar, dan proses pengumpulan hasil belajar

matematika siswa, bagi penulis dan pembaca yang notabenya

adalah calon tenaga pendidik, sehingga dapat menambah

pemahaman tentang proses penilaian (assesment).

Page 3: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

3 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENDEKATAN PENILAIAN

Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan

informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian

hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

dilaksanakan berdasarkan standar penilaian pendidikan yang berlaku secara

nasional. Standar Penilaian Pendidikan diatur oleh Permendiknas Nomor 20

Tahun 2007, yang dikemas dalam lima bab. Dalam aturan ini dinyatakan bahwa

penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan

oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Dengan digulirkannya Standar

Penilaian Pendidikan maka pengelolaan penilaian hasil belajar oleh tiap guru

hendaknya terstandar. Oleh karena itu para guru perlu memahami kewajiban dan

tugasnya dalam mengelola penilaian hasil belajar yang terstandar.

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian

hasil belajar, yaitu penilaian yang mengacu kepada norma (Penilaian Acuan

Norma atau norm-referenced assessment) dan penilaian yang mengacu kepada

kriteria (Penilaian Acuan Kriteria atau criterionreferencedassessment).

Perbedaan kedua pendekatan tersebut terletak pada acuan yang dipakai. Pada

penilaian yang mengacu kepada norma, interpretasi hasil penilaian siswa

dikaitkan dengan hasil penilaian seluruh siswa yang dinilai dengan alat penilaian

yang sama. Jadi hasil seluruh siswa digunakan sebagai acuan. Sedangkan,

penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan, interpretasi hasil penilaian

bergantung pada apakah atau sejauh mana seorang siswa mencapai atau

menguasai kriteria atau patokan yang telah ditentukan. Kriteria atau patokan itu

dirumuskan dalam kompetensi atau hasil belajar dalam kurikulum berbasis

kompetensi. Alur pengembangan kedua pendekatan dapat dilihat pada bagan

berikut.

Page 4: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

4 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pendekatan penilaian

yang digunakan adalah penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan.

Dalam hal ini prestasi siswa ditentukan oleh kriteria yang telah ditetapkan untuk

penguasaan suatu kompetensi. Dengan kata lain, penilaian mengacu kepada

kurikulum. Meskipun demikian, kadang-kadang dapat digunakan penilaian acuan

norma, untuk maksud khusus tertentu sesuai dengan kegunaannya, seperti untuk

memilih siswa masuk rombongan belajar yang mana, untuk mengelompokkan

siswa dalam kegiatan belajar, dan untuk menyeleksi siswa yang mewakili sekolah

dalam lomba antar-sekolah.

Page 5: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

5 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

Perbedaan antara Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan

Kriteria (PAK)

No Aspek PAN PAK

1 Pengertian Hasil penilaian prestasi

seorang siswa dibandingkan

dengan

prestasi sebuah kelompok

siswa sebagai kelompok

“normatif” (mengacu

kepada sekelompok siswa

sebagai norma atau

tolok ukur). Kelompok

“normatif” dapat berupa 1

kelompok siswa dalam 1

kelas, 1 kelas siswa, 1

sekolah, 1 gugus sekolah,

atau 1 kelompok yang lebih

besar.

Hasil penilaian prestasi

siswa dibandingkan

dengan kriteria atau

patokan hasil belajar

yang ditetapkan secara

nasional dalam dokumen

kurikulum. Kriteria

tersebut dijadikan acuan

untuk menilai sejauh

mana kedudukan (posisi)

seorang siswa,

sekelompok siswa, kelas

siswa atau sekelompok

lulusan terhadap kriteria

tersebut. Kriteria itu

dirumuskan berupa

kompetensi atau hasil

belajar dalam kurikulum

berbasis kompetensi.

Kriteria tersebut menjadi

standar nasional.

2 Contoh Persyaratan untuk dapat

mengikuti club olimpiade

Matematika adalah siswa

yang mampu menjawab

soal paling banyak dalam

seleksi peserta olimpiade di

masing-masing sekolah.

Persyaratan untuk dapat

mengikuti club

olimpiade matematika

adalah siswa yang

mendapatkan skor

minimal 50 dalam

seleksi peserta olimpiade

Page 6: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

6 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

(padahal syarat standar di

sekolah tersebut adalah

mampu menjawab setengah

dari keseluruhan soal)

di masing-masing

sekolah.

3 Kegunaan PAN dipakai untuk:

• Menentukan ranking

prestasi siswa dalam 1

kelas.

• Mengelompokkan siswa

dalam satu kelas

berdasarkan prestasi belajar.

• Menentukan/ menyeleksi

siswa ke dalam kelas

unggul dan kelas normal.

• Membandingkan antar-

siswa.

• Menentukan/ menyeleksi

siswa

yang mewakili lomba antar-

sekolah.

• Menyeleksi siswa yang

hendak ke jenjang sekolah

lebih tinggi atau ke PT.

PAK dipakai untuk:

• Menentukan sejauh

mana siswa telah

mencapai target/

kompetensi yang telah

ditetapkan dalam

kurikulum.

• Memberikan remidi

atau pengayaan

bagisiswa-siswa

tertentuberdasarkan

hasilpenilaian

diagnostik.

• Memperkirakan mutu

suatu sekolah

berdasarkan standar

mutu nasional yang

tergambar dalam daftar

kompetensi yang

tercantum dalam

kurikulum.

4 Seleksi Elemen

Penilaian

Seleksi elemen penilaian

bertujuan

“mendiskriminasi” siswa,

siapa yang lolos dan siapa

yang tidak lolos.

Karena itu, taraf kesulitan

elemen-elemen penilaian

Seleksi elemen penilaian

Bertujuan

“mendiferensiasi” siswa

untuk melihat

kedudukan (posisi)

masing-masing siswa

terhadap kompetensi

Page 7: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

7 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

cenderung ditingkatkan.

Daftar indikator penilaian

dalam kurikulum tidaklah

penting. Kepada siswa

biasanya tidak disampaikan

lebih dulu patokan penilaian

yang akan digunakan.

mata pelajaran yang

dituntut dalam

kurikulum. Kepada

siswa dapat

disampaikan/dibahas

lebih dulu patokan

penilaian yang hendak

digunakan guru.

5 Cara

Meningkatkan

Diri

• Berusaha meningkatkan

prestasi untuk mencapai

ranking lebih tinggi di atas

pengorbanan siswa-siswa

lain.

• Para siswa yang berada

pada ranking

di bawah atau tidak masuk

ranking dianggap “gagal”.

• Semua siswa didorong

meningkatkan diri agar

mendekati atau

mencapai kompetensi

yang dituntut dalam

kurikulum.

6 Cara Presentasi

Hasil

• Skor-skor dalam urutan

ranking

• Pencatuman ranking

dalam rapor

• Umumnya berupa

angka:

0 - 10

0 - 100

A - D

Persentase

• Pernyataan lulus

• Pernyataan kriteria

yang dicapai

• Pernyataan kriteria

yang dicapai dalam

batas-batas yang

ditentukan sebelumnya

• Pernyataan unjuk kerja

(penampilan)

Page 8: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

8 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

2.2 RUANG LINGKUP PENILAIAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA

Hasil belajar siswa dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu

(1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan

kecerdasan logika - matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang

mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain

kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor (keterampilan atau yang

mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan

musikal).

Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan

terhadap sukses seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan? Data hasil penelitian

multi kecerdasan menunjukkan sebagai berikut:

Data ini menunjukkan bahwa sukses seseorang baik dalam pekerjaan

maupun dalam kehidupan amat ditentukan oleh kecerdasan emosional (EQ) atau

kemampuan afektif (sekitar 80%). Sumbangan kecerdasan-kecerdasan yang

tergolong kemampuan psikomotor terhadap sukses tersebut hanya sekitar 15%

dan kercerdasan-kecerdasan yang tergolong kemampuan kognitif hanya sekitar

5%. Namun, dalam praxis pendidikan di Indonesia yang tercermin dalam proses

belajar-mengajar dan penilaian, yang amat ditekankan justru domain kognitif.

Domain ini terutama direfleksikan dalam 4 kelompok mata pelajaran, yaitu

bahasa, matematika, sains, dan ilmu-ilmu sosial. Domain psikomotor yang

terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran pendidikan jasmani,

Kecerdasan Bahasa

Kecerdasan Logika – Matematika

Kecerdasan Antarpribadi

Kecerdasan Intrapribadi

Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan Visual – Spasial

Kecerdasan Musikal

Domain Kognitif : 5%

Domain Afektif (Kecerdasan

Emosional) : 80%

Domain Psikomotor : 15%

Page 9: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

9 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

keterampilan, dan kesenian cenderung disepelekan. Demikian pula, hal ini terjadi

pada domain afektif yang terutama direfleksikan dalam mata pelajaran agama dan

kewarganegaraan. Agar penekanan dalam pengembangan ketiga domain ini

disesuaikan dengan proporsi sumbangan masing-masing domain terhadap sukses

dalam pekerjaan dan kehidupan, para guru perlu memahami pengertian dan

tingkatan tiap domain serta bagaimana menerapkannya dalam proses

pembelajaran dan penilaian. Sehubungan dengan hal itu, berikut ini dikemukakan

arti tiap tingkatan dan contoh kegiatan pembelajaran pada domain kognitif,

afektif, dan psikomotor.

Tingkatan Domain Kognitif ( Taksonomi Bloom )

Kategori & Proses

Kognitif Nama Lain Definisi dan Contoh

1. Mengingat-menemukan kembali pengetahuan yang bersangkutan dari ingatan

jangka panjang.

1.1 Mengenali Mengidentifikasi Menempatkan pengetahuan dalam

ingatan jangka panjang yang konsisten

dengan materi yang diperkenalkan.

(contoh: mengenal konsep bangun

datar)

1.2 Mengulang Mengingat

kembali

Mengingat kembali pengetahuan yang

bersangkutan dari ingatan jangka

panjang (contoh: mengingat kembali

konsep bangun datar yang pernah

dipelajari pada tingkat sebelumnya)

2. Memahami-membangun suatu gagasan dari intisari materi pelajaran, termasuk

secara lisan, tertulis, komunikasi grafis.

2.1 Menafsirkan Menjelaskan,

menguraikan,

menterjemahkan

Mengubah dari satu bentuk (contoh:

angka) ke bentuk lainnya (contoh:

lisan) (contoh: memberikan definisi

dari bangun datar berdasarkan ilustrasi

yang ada)

2.2 Memberi contoh Mengilustrasikan Menemukan contoh khusus atau

ilustrasi dari suatu konsep (contoh:

menyebutkan macam-macam bangun

datar)

2.3 Mengklasifikasikan Mengkategorikan,

menggolongkan

Menentukan bahwa sesuatu termasuk

dalam suatu kategori (contoh:

mengelompokkan macam-macam

bangun datar)

2.4 Meringkas Meringkas, Meringkas suatu tema umum atau

pokok-pokok utama (contoh:

Page 10: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

10 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

mengelompokkan suatu bangun datar,

berdasarkan sisi atau sudut)

2.5 Menyimpulkan Mengakhiri,

menyisipkan,

meramalkan.

Menggambarkan suatu kesimpulan

yang logis dari informasi yang

diperkenalkan (contoh: menyatakan

bahwa persegi dan persegi panjang

adalah bagian dari jajargenjang)

2.6 Membandingkan Membandingkan,

mencocokkan,

memetakan

Mendeteksi kesesuaian antara 2 ide,

objek, atau sesuatu yang sejenisnya

(contoh: membandingkan sudut-sudut

suatu segitiga dengan segitiga lainnya)

2.7 Menjelaskan Membentuk

contoh.

Membentuk suatu contoh sebab-akibat

dari sebuah sistem (contoh:

menjelaskan/mempresentasikan materi

bangun datar di depan kelas)

3. Menerapkan- menggunakan cara-cara yang sesuai dengan situasi yang diberikan

3.1 Melaksanakan Membawakan Mengaplikasikan suatu prosedur untuk

suatu tugas sederhana.

(contoh: mencari luas daerah segitiga

dengan menggunakan rumus yang telah

diberikan)

3.2 Menerapkan Mengunakan Mengaplikasikan suatu prosedur untuk

suatu tugas yang lebih kompleks

(contoh: menemukan luas daerah

jajargenjang dengan menggunakan luas

daerah segitiga)

4. Menganalisa-memilah materi menjadi unsur-unsur pokoknya dan menyatakan

bagaimana suatu bagian berkaitan dengan bagian lainnya sehingga menjadi suatu

susunan keseluruhan.

4.1 Membedakan Membedakan,

memilih

Membedakan mana bagian yang

berhubungan atau tidak berhubungan

dari suatu materi yang diperkenalkan

(contoh: mengetahui bahwa segitiga

yang salah satu sudutnya lebih dari 600

tidak termasuk ke dalam segitiga sama

sisi)

4.2 Mengorganisir Menemukan

hubungan,

menggabungkan,

menguraikan,

menyusun

Menunjukkan bagaimana unsur-unsur

tersusun pada struktur yang tepat

(contoh: menunjukkan bahwa segitiga

sama sisi memiliki sudut yang sama

besar dan ketiga sisinya sama panjang)

4.3 Menghubungkan Menyusun

kembali

Menunjukkan maksud atau nilai dari

sebuah materi yang diperkenalkan.

5. Mengevaluasi-membuat keputusan-keputusan berdasarkan pada suatu kriteria dan

standar

5.1 Mengecek Menyelaraskan,

Mendeteksi,

Mengawasi,

Mendeteksi ketidakkonsistenan atau

kekeliruan pada suatu proses atau hasil;

mendeteksi keefektifan suatu langkah

Page 11: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

11 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

mengetest yang diterapkan (contoh: mengecek

kembali hasil perhitungan yang telah

diselesaikan)

5.2 Mengkritisi Menilai Mendeteksi ketidakkonsistenan

diantara suatu hasil dan kriteria;

mendeteksi kebenaran suatu langkah

untuk masalah yang diberikan (contoh:

memperbaiki jika terjadi kesalahan

dalam perhitungan, serta menilai

apakah langkah yang diterapkan sudah

efektif)

6. Mencipta-menempatkan bagian-bagian secara bersamaan untuk membentuk suatu

penyusunan ulang yang logis atau fungsional

6.1 Membangkitkan Menghipotesakan Sampai pada suatu hipotesa alternatif

yang berdasarkan pada kriteria (contoh:

memperkirakan bahwa suatu masalah

matematika memiliki alternatif

pemecahan yang lain)

6.2 Merencanakan Merancang Merencanakan suatu langkah untuk

mengerjakan tugas (contoh:

merancang suatu alternatif lain dalam

memecahkan masalah matematika)

6.3 Menghasilkan Membangun Menemukan suatu hasil (contoh:

menemukan suatu rumus alternatif

dalam menyelesaikan masalah

matematika)

Tingkatan Domain Afektif

Tingkat Deskripsi

I. Penerimaan

(Receiving)

Arti :

• Kepekaan (keinginan menerima/

memperhatikan) terhadap fenomena dan stimuli.

• Menunjukkan perhatian yang terkontrol dan

terseleksi.

Contoh kegiatan belajar:

• senang mengerjakan soal matematika

Senang mengikuti pelajaran matematika

II. Responsi

(Responding)

Arti :

• Menunjukkan perhatian aktif

• Melakukan sesuatu dengan/tentang fenomena

• Setuju, ingin, puas meresponsi (menanggapi)

Contoh kegiatan belajar:

• mentaati aturan

• mengerjakan tugas

• mengungkapkan perasaan

Page 12: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

12 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

• menanggapi pendapat

• melakukan introspeksi

III. Acuan Nilai

(Valuing)

Arti :

• Menunjukkan konsistensi perilaku yang

mengandung nilai

• Termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai-

nilai yang pasti

• Tingkatan: menerima, lebih menyukai, dan

menunjukkan komitmen terhadap suatu nilai

Contoh kegiatan belajar:

• mengerjakan latihan soal secara kontinu.

• rajin mengerjakan PR

IV. Organisasi Arti:

• Mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke

dalam satu sistem.

• Menentukan saling hubungan antar nilai

• Memantapkan suatu nilai yang dominan dan

diterima di mana-mana

• Tingkatan :

- Konseptualisasi suatu nilai

- Organisasi suatu sistem nilai

Contoh kegiatan belajar:

• bertanggung jawab terhadap perilaku

• menerima kelebihan dan kekurangan pribadi

• membuat rancangan hidup masa depan

• merefleksi pengalaman dalam hal tertentu

V. Karakterisasi

(Menjadi Karakter)

Arti :

• Suatu nilai/sistem nilai telah menjadi karakter

• Nilai-nilai tertentu telah mendapat tempat

dalam hirarki nilai individu, diorganisasi secara

konsisten, dan telah mampu mengontrol tingkah

laku individu.

Contoh kegiatan belajar:

• rajin, tepat waktu, berdisiplin diri

• mandiri dalam bekerja secara independen

• objektif dalam memecahkan masalah

Tingkatan Domain Psikomotor

Tingkat Deskripsi

I. Gerakan Refleks Arti :

• Gerakan refleks adalah basis semua perilaku bergerak

• Responsi terhadap stimulus tanpa sadar

Misalnya: melompat, menunduk, berjalan,

menggerakkan leher dan kepala, mengenggam,

memegang

Page 13: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

13 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

Contoh kegiatan belajar:

• segera mengacungkan tangan jika mengetahui

jawaban dari pertanyaan yang diajukan.

II. Gerakan Dasar

(Basic Fundamental

Movement)

Arti :

• Gerakan ini muncul tanpa latihan tapi dapat

diperhalus melalui praktik

• Gerakan ini terpola dan dapat ditebak

Contoh kegiatan belajar:

• Contoh gerakan manipulasi: menyusun

balok/blok, menggunting, menggambar dengan

crayon, memegang dan melepas objek, blok,

atau mainan

• Keterampilan gerak tangan dan jari-jari:

Menggambar grafik.

III. Gerakan Persepsi

(Perceptual

abilities )

Arti:

• Gerakan sudah lebih meningkat karena dibantu

kemampuan perseptual

Contoh kegiatan belajar:

• menggambar simbol geometri

• memilih satu objek kecil dari sekelompok

objek

yang ukurannya bervariasi

• membaca

• menulis alfabet

• mengulangi ritme lagu yang pernah didengar

• membedakan berbagai tekstur dengan meraba

IV. Gerakan

Kemampuan

Fisik ( Psysical

abilities )

Arti :

• Gerak lebih efisien

• Berkembang melalui kematangan dan belajar

Contoh kegiatan belajar:

• menggerakkan otot/sekelompok otot selama

waktu tertentu

• berlari jauh

• mengangkat beban, menarik-mendorong,

melakukan push-ups, kegiatan memperkuat

lengan, kaki, dan perut

• menari

• melakukan senam

• melakukan gerak pesenam, pemain biola,

pemain bola

V. Gerakan Terampil

(Skilled

Movements)

Arti :

• Dapat mengontrol berbagai tingkatan gerak

• Terampil, tangkas, cekatan melakukan gerakan

yang sulit dan rumit (kompleks)

Contoh kegiatan belajar:

• melakukan gerakan terampil berbagai cabang

Page 14: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

14 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

olahraga

• membuat alat peraga dan media pembelajaran

• menggergaji

• mengetik

VI. Gerakan Indah dan

Kreatif (Non-

discursive

communication)

Arti :

• Mengkomunikasikan perasaan melalui gerakan

• Gerak estetik: gerakan-gerakan terampil yang

efisien dan indah

• Gerak kreatif: gerakan-gerakan pada tingkat

tertinggi untuk mengkomunikasikan peran

Contoh kegiatan belajar:

• kerja seni yang bermutu (membuat patung,

melukis, menari balet, melakukan senam tingkat

tinggi, bermain drama (acting))

2.3 PENGUMPULAN INFORMASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA

2.3.1 Pengumpulan Informasi

Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang

berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar

peserta didik. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan

informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kegiatan pembelajaran

berlangsung. Pada penilaian berbasis kelas kemajuan belajar siswa pada tiap mata

pelajaran dipantau dari waktu ke waktu. Kemajuan belajar tersebut dapat

diidentifikasi dengan mengacu kepada indikator pencapaian yang sudah

ditentukan dalam kurikulum.

Cara penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa harus

dirancang dengan memperhatikan hal-hal berikut:

• Mengacu kepada kurikulum, artinya penilaian yang dilakukan harus

mengarah ke menilai kompetensi-kompetensi dasar yang ditentukan dalam

kurikulum.

• Bersifat adil bagi seluruh siswa, tanpa membedakan latar belakang

budaya, jenis kelamin, dan hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan

penilaian.

Page 15: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

15 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

• Dapat memberi informasi yang lengkap sebagai umpan balik bagi guru

guna perbaikan program pembelajaran dan pemberian bantuan kepada

siswa secara perseorangan.

• Bermanfaat bagi siswa untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya.

• Dilaksanakan tanpa menekan siswa atau dalam suasana yang

menyenangkan.

• Diadministrasi secara tepat dan efisien.

Untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa, pemilihan cara dan

alat penilaian harus dilakukan dengan hati-hati, karena tidak semuanya mampu

mengumpulkan informasi yang tepat tentang hasil belajar siswa. Pemilihan cara

penilaian dapat mempengaruhi pemikiran siswa mengenai apa yang bernilai.

Sebagai contoh: bagi pelajaran Sains keterampilan yang diperoleh waktu praktik

di laboratorium sangatlah penting, tetapi hasil belajar dinilai dengan tes tertulis.

Akibatnya, siswa - bahkan guru sendiri – akan memusatkan perhatian dan

usahanya hanya kepada hasil belajar yang dapat dinilai berdasarkan tes tertulis.

Pengumpulan informasi hasil belajar biasanya memerlukan cara dan alat

penilaian yang beragam. Informasi tentang hasil belajar tertentu mungkin

diperoleh melalui observasi, sedangkan informasi tentang hasil belajar lainnya

mungkin diperoleh melalui tugas tertulis, seperti tes, kuis, dan pekerjaan rumah.

Informasi hasil belajar lainnya mungkin hanya dapat diperoleh melalui penilaian

karya siswa.

Page 16: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

16 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

2.3.2 Cara Pengumpulan Informasi

Ada beragam cara mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar

siswa, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Cara

mengumpulkan informasi pada prinsipnya merupakan cara menilai kemajuan

belajar siswa. Dari segi apa yang dimiliki, minimal ada 7 cara penilaian. Amatilah

tabel berikut ini:

No Cara Penilaian Apa yang dinilai

1 Tertulis tipe objektif Jawaban Tertulis

2 Tertulis tipe subjektif Jawaban Tertulis

3 Lisan Suara

4 Unjuk Kerja Penampilan/perbuatan/tindakan

5 Produk Karya 3 dimensi

6 Portofolio Karya 2 dimensi

7 Tingkah Laku Tingkah Laku

Page 17: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

17 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

Tabel ini menunjukkan bahwa semakin beragam cara penilaian yang diterapkan

guru, semakin lengkap entitas (apa) yang dinilai dalam diri siswa.

Selanjutnya berikut ini dikemukakan daftar contoh alat penilaian pada masing-

masing cara penilaian.

I. TERTULIS TIPE OBJEKTIF

1. Jawaban benar-salah

2. Isian singkat

3. Pilihan ganda

4. Menjodohkan

II. TERTULIS TIPE SUBJEKTIF

1. Pengerjaan soal

2. Latihan (exercise)

3. Data-pertanyaan

5. Esai berstruktur

6. Esai bebas

III. LISAN

1. Tanya-jawab singkat

2. Instruksi lisan

3. Kuis

IV. UNJUK KERJA

1. Permainan (game)

2. Dinamika kelompok

3. Diskusi

V. PRODUK

1. Alat Peraga

2. Media Pembelajaran

3. Model

VI. PORTOFOLIO

1. Gambar/tulisan

2. Paper

3. Laporan observasi

Page 18: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

18 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

4. Laporan penyelidikan

5. Laporan penelitian

6. Laporan eksperimen

7. Rumus

VII.TINGKAH LAKU

1. Skala sikap

2. Catatan anekdot

3. Penilaian diri

4. Sosiogram

5. Kuesioner

6. Buku harian (diary)

7. Ungkapan perasaan

8. Pengamatan perilaku

Kurikulum berbasis kompetensi akan berhasil dilaksanakan jika diterapkan

pola belajar aktif karena pola ini mampu mengembangkan seluruh kompetensi

secara optimal. Jika pola ini diterapkan, beragam cara dan alat penilaian harus

pula diterapkan, terutama cara-cara unjuk kerja, produk, portofolio, dan tingkah

laku.

Selanjutnya, dikemukakan penjelasan tentang cara-cara penilaian tertulis, unjuk

kerja, produk, dan portofolio.

a. Penilaian Tertulis

Penilaian tertulis biasanya diadakan untuk waktu yang terbatas dan dalam

kondisi tertentu. Dari berbagai alat penilaian tertulis, alat penilaian jawaban

benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alatyang hanya menilai

kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Alat

pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat

danmemahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu siswa tidak

mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya menerka jawaban

yang benar. Hal ini menimbulkan kecenderungan siswa tidak belajar untuk

memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini

Page 19: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

19 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

kurang dianjurkan pemakaiannya karena tidak menggambarkankemampuan siswa

yang sesungguhnya. Esai adalah alat penilaian yang menuntut siswa untuk

mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang

sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan

tersebut dalam bentuk uraian tertulisdengan menggunakan kata-katanya sendiri.

Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan

pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain

cakupan materi yang ditanyakan terbatas. Dalam melakukan pemeriksaan soal

esai perlu diperhatikan hal-hal berikut:

• Siapkan pedoman penilaian atau penskoran segera setelah menulis soal

untuk memeriksa jawaban siswa kelak.

• Bacalah jawaban siswa lalu bandingkan dengan jawaban yang ada pada

pedoman.

• Berikan skor sesuai dengan tingkat kelengkapan dan kesempurnaan

jawaban siswa. Semakin lengkap jawabannya semakin tinggi skornya dan

sebaliknya semakin kurang lengkap jawabannya semakin kecil skornya.

• Periksalah seluruh lembar jawaban siswa pada nomor yang sama, baru

kemudian dilanjutkan memeriksa jawaban nomor berikutnya. Hal ini perlu

dilakukan untuk menjaga konsistensi dan objektivitas pemberian skor.

• Hindarkan faktor-faktor yang tidak relevan dalam pemberian skor, seperti

bagus tidaknya tulisan, kedekatan hubungan guru dengan siswa, dan

perilaku siswa yang menyenangkan atau menjengkelkan.

b. Penilaian Unjuk Kerja (Performance)

Pada dokumen kurikulum tercantum banyak hasil belajar yang

menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja. Untuk menilai hasil belajar

tersebut dibutuhkan pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian

unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap

aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk

kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa. Cara penilaian ini lebih otentik daripada

tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang

sebenarnya. Semakin sering guru mengamati unjuk kerja siswa, semakin

Page 20: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

20 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

terpercaya hasil penilaian kemampuan siswa. Penilaian dengan cara ini lebih tepat

digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam presentasi dan diskusi,

pemecahan masalah dalam suatu kelompok, partisipasi siswa dalam diskusi

kelompok kecil, dan mengoperasikan suatu alat. Pengamatan unjuk kerja perlu

dilakukan dalam berbagai konteks sebelum menetapkan tingkat pencapaian

kemampuan tertentu. Contoh: untuk menilai kemampuan penguasaan materi

matematika setiap siswa, perlu dilakukan pengamatan berbicara yang beragam,

seperti diskusi dalam kelompok kecil dan metode presentasi. Dengan demikian,

gambarankemampuan siswa akan lebih utuh.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat penilaian unjuk kerja

adalah sebagai berikut:

• Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang

akan mempengaruhi hasil akhir.

• Tuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas.

• Usahakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga

semua dapat diamati.

• Urutkan kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan yang akan

diamati

• Bila menggunakan skala rentang, perlu disediakan kriteria untuk setiap

pilihan ( kompeten bila siswa…….., agak kompeten bila …….. ).

Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah cara mengamati dan

memberi skor terhadap unjuk kerja siswa. Penilaian sebaiknya dilakukan oleh

lebih dari satu orang agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian

lebih akurat. Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakandaftar

cek (ya - tidak) atau skala rentang (sangat kompeten -kompeten - agak kompeten -

tidak kompeten). Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, siswa

mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati

oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan

cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-

salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian nilai tengah tidak ada.

Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai

Page 21: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

21 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian

nilai secara kontinu di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.

c. Penilaian Produk

Penilaian hasil kerja meliputi pula penilaian terhadap kemampuan siswa

membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil

karya seni (patung), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.

Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhirnya saja tetapi juga proses

pembuatannya. Contoh, kemampuan siswa menggunakan berbagai teknik

menggambar, menggunakan peralatan dengan aman, dan kemampuan siswa dalam

membuat alat peraga matematika / media pembelajaran.

Pengembangan produk meliputi tiga tahap.

• Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan siswa merencanakan,

menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.

• Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan siswa

menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

• Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan siswa

membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhikriteria keindahan.

Untuk produk penilaian biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.

Cara holistik yang berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya

dilakukan pada tahap appraisal. Cara analitik terhadap aspek-aspek produk yang

berbeda, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua

tahap proses pengembangan. Contoh penilaian untuk produk teknologi pada tahap

perencanaan termasuk kriteria yang berkaitan dengan desain dan pemilihan bahan

pada tahap produksi termasuk kriteria yang berkaitan dengan aplikasi proses dan

kemampuan menggunakan alat dan pada tahap appraisal termasuk kriteria

berkaitan dengan pencapaian tujuan yang diinginkan.

d. Penilaian Portofolio

Portofolio merupakan kumpulan karya (hasil kerja) seorang siswa dalam

satu periode. Kumpulan karya ini menggambarkan taraf kemampuan/kompetensi

yang telah dicapai seorang siswa. Hal penting yang menjadi ciri portofolio adalah

Page 22: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

22 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

karya tersebut dapat diperbaiki jika siswa menghendakinya. Dengan demikian,

portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa.

Perkembangan tersebut tidak dapat terlihat dari hasil pengujian. Kumpulan karya

siswa itu merupakan refleksi perkembangan berbagai kompetensi. Di samping itu,

kumpulan karya yang berkelanjutan lebih memperkuat hubungan pembelajaran

dan penilaian. Pengumpulan dan penilaian karya siswa yang terus-menerus

sebaiknya dijadikan titik sentral program pengajaran, karena penilaian merupakan

bagian dari proses pembelajaran. Karya tersebut harus selalu diberi tanggal

sehingga dapat terlihat

perbedaan kualitas dari waktu ke waktu. Yang menjadi pertimbangan utama

adalah guru seyogianya menggunakan penilaian portofolio sebagai bagian integral

dari proses pembelajaran karena nilai diagnostik portofolio sangat berarti bagi

guru. Portofolio dapat digunakan untuk menilai perkembangan siswa dalam ilmu-

ilmu sosial, seperti menganalisis masalah-masalah sosial, bahasa, seperti menulis

karangan, dan matematika, seperti

pemecahan masalah matematika.

Berikut ini dikemukakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam membuat

portofolio di dalam kelas.

• Pastikan bahwa tiap siswa merasa memiliki portofolio. Dalam hal ini

siswa perlu diberi penjelasan maksud penggunaan portofolio, yaitu tidak

semata-mata merupakan kumpulan hasil kerja sementara siswa yang

digunakan hanya oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh

siswa sendiri. Dengan melihat portofolionya siswa dapat mengetahui

kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi

secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi siswa untuk belajar

meyakini hasil penilaian mereka sendiri.

• Tentukan bersama siswa sampel-sampel karya apa saja yang akan

dikumpulkan. Kemungkinan karya yang dikumpulkan tidak sama antara

siswa yang satu dan yang lain. Misalnya, untuk kemampuan menulis

karangan karya yang dikumpulkan adalah karangan-karangan siswa.

Untuk kemampuan menggambar, karya yang dikumpulkan adalah gambar-

gambar buatan siswa.

Page 23: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

23 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

• Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau

folder.

• Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel karya siswa beserta

pembobotannya bersama para siswa agar dicapai kesepakatan. Diskusikan

dengan para siswa bagaimana menilai kualitas karya mereka. Contoh;

untuk kemampuan menulis karangan, kriteria penilaiannya misalnya:

penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan

sistematika penulisan. Sebaiknya kriteria penilaian suatu karya dibahas

dan disepakati bersama siswa sebelum siswa membuat karya tersebut.

Dengan demikian, siswa mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha

mencapai harapan atau standar itu.

• Mintalah siswa menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat

membimbing siswa tentang bagaimana cara menilai dengan memberi

keterangan tentang kelebihan atau kekurangan karya tersebut dan

bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat

membahas portofolio.

• Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya jelek atau belum

memuaskan siswa, kepada siswa dapat diberi kesempatan untuk

memperbaiki lagi. Namun, antara siswa dan guru perlu dibuat “kontrak”

atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya setelah 2

minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.

• Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika

dianggap perlu, undanglah orang tua siswa. Orang tua perlu diberi

penjelasan tentang maksud dan tujuan portofolio sehingga mereka dapat

membantu dan memotivasi anaknya.

Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat

mengumpulkan informasi prestasi dan kemajuan belajar siswa secara lengkap.

Penilaian tunggal tidak cukup untukmemberikan gambaran/informasi tentang

kemampuan,keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi pula,

interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus berkembang

sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya. Alat penilaian tertulis seperti

Page 24: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

24 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

pilihan ganda yang mengarah kepada hanya satu jawaban yang benar (convergent

thinking), tidak mampu menilai keterampilan/kemampuan lain yang dimiliki

siswa. Hal ini amat menghambat penguasaan beragam kompetensi yang tercantum

pada kurikulum secara utuh. Alat penilaian pilihan ganda kurang mampu

memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan-balik guna

mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu, guru hendaknya

mengembangkan alat-alat penilaian yang membedakan antara jenis-jenis

kompetensi yang berbeda dari tiap tingkat pencapaian. Hasil penilaian dapat

menghasilkan rujukan terhadap pencapaian siswa dalam domain kognitif, afektif,

dan psikomotor, sehingga hasil tersebut dapat menggambarkan profil siswa secara

lengkap.

Penilaian kemajuan belajar siswa pada kurikulum berbasis kompetensi

menghendaki ciri-ciri berikut ini.

- Tujuan penilaian bergeser dari keperluan untuk klasifikasi siswa (diskriminasi)

ke pelayanan individual siswa dalam mengembangkan kemampuannya

(diferensiasi).

- Lebih cenderung menggunakan penilaian acuan kriteria (criterion referenced

assessment) daripada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment).

- Tujuan-tujuan pendidikan yang tercantum dalam kurikulum lebih terjamin

dicapai karena kompetensi dasar yang dirumuskan dalam kurikulum menjadi

acuan utama.

- Tidak sekedar menerapkan penilaian tertulis dan lisan tetapi juga penilaian unjuk

kerja, produk, portofolio dan tingkah laku untuk menjamin validitas penilaian,

objektivitas penilaian, dan keanekaragaman kompetensi yang dinilaiagar

kemampuan siswa lebih rinci terpapar dan tergambarkan.

- Profil kompetensi siswa sebagai hasil belajar memberikan informasi yang lebih

lengkap dan mudah dipahami baik oleh siswa, orang tua, guru lain maupun

pengguna lulusan, sehingga prinsip akuntabilitas publik lebih terjamin.

- Pemanfaatan berbagai cara dan alat penilaian mendorong penerapan pendekatan

belajar aktif sehingga mengoptimalkan pengembangan kepribadian serta

kemampuan bernalar dan bertindak siswa. Pengumpulan informasi hasil belajar

Page 25: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

25 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

siswa dapat dilakukan dalam suasana formal dan informal, dengan berbagai cara

penilaian.

2.3.3. Bentuk Tagihan

Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk

memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan

keberhasilan belajar peserta didik.

Macam-macam ulangan antara lain :

• Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi

Dasar (KD) atau lebih. Nilai setiap kompetensi dikumpulkan dan akan dilaporkan

pada akhir tiap semester. Tes pada akhir semester hanya dilakukan untuk menilai

kompetensi yang relevan yang belum dinilai melalui ulangan harian.

Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9

minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator

yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan

ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada

semester tersebut.

• Penilaian akhir tahun dilakukan untuk memberi sumbangan nilai untuk

menentukan kenaikan kelas. Rujukan untuk penilaian akhir tahun adalah indikator

terpenting dari masing-masing kompetensi. Ada indikator yang telah dinilai

melalui observasi, penyelidikan, atau eksperimen (praktikum). Indikator seperti

ini tak perlu dinilai pada aktivitas penilaianakhir tahun.

Page 26: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

26 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

Contoh cara/alat penilaian untuk mata pelajaran Matematika

Mata Pelajaran Kompetensi

Dasar

Indikator Cara/Alat Penilaian

Matematika Menggunakan

operasi bentuk

aljabar dalam

kegiatan

ekonomi

- Melakukan

simulasi

unikinetik

sosial tentang

kegiatan

ekonomi

sehari-hari

- Menghitung

nilai

keseluruhan,

nilai perunit, dan

nilai

sebagian

- Menentukan

besar dan

persentase bila

rugi, harga jual,

harga beli, rabat,

neto, pojok,

harga

tunggal dalam

kegiatan

ekonomi

• Tes Tertulis

- Mengerjakan soal

esai tentang laba,

rugi, neto, pajak

dalam kegiatan jual

beli

• Test Proyek

Melakukan

pengamatan/studi

kegiatan jual beli di

toko koperasi atau

warung.

Mencatat data

penjualan barang

kemudian

melaporkan

hasilnya pada forum

terutama mengenai:

- harga barang

- penjualan per bulan

- keuntungan/pajak

Page 27: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

27 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

BAB III

PENUTUP

3.1. SIMPULAN

3.1.1 Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan

penilaian hasil belajar, yaitu penilaian yang mengacu kepada

norma (Penilaian Acuan Norma atau norm-referenced

assessment) dan penilaian yang mengacu kepada kriteria

(Penilaian Acuan Kriteria atau criterionreferencedassessment).

3.1.2 Hasil belajar siswa dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah

(domain), yaitu (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang

mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika - matematika),

(2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan

antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain

kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor (keterampilan

atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-

spasial, dan kecerdasan musikal).

3.1.3 Ada beragam cara mengumpulkan informasi tentang kemajuan

belajar siswa, baik yang berhubungan dengan proses belajar

maupun hasil belajar. Cara mengumpulkan informasi pada

prinsipnya merupakan cara menilai kemajuan belajar siswa.

Adapun cara-cara tersebut antara lain penilaian tertulis tipe

objektif, tertulis tipe subjektif, lisan, unjuk kerja, produk,

portofolio, dan tingkah laku.

3.2 SARAN

3.2.1 Seluruh tenaga pendidik di Indonesia diharapkan mampu

mempelajari dengan seksama mekanisme penilaian secara

menyeluruh.

Page 28: ASSESMENT DAN EVALUASI HASIL BELAJAR_Pengumpulan Dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

28 | A s s e s m e n t d a n E v a l u a s i H a s i l B e l a j a r

3.2.2 Seorang guru diharapkan mampu melakukan penilaian secara

menyeluruh. Untuk memperoleh hasil penilaian yang maksimal

diperlukan lebih dari satu alat penilaian.

3.2.3 Seorang guru diharapkan melakukan penilaian yang objektif

terhadap seluruh siswa.