JOURNAL READINGAspirin plus Heparin or Aspirin Alone in Women
with Recurrent Miscarriage
PEMBIMBING :Kolonel Ckm dr.Tri Joko W, SpOG
PENYUSUN :Hasyati Dwi Kinasih NIM : 1410221013
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGIPROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTAMAGELANG, 2015
LEMBAR PENGESAHAN
Aspirin plus Heparin or Aspirin Alone in Women with Recurrent
Miscarriage
Disusun oleh : Hasyati Dwi Kinasih(1410221013)
Journal Reading ini telah dipresentasikan dan disahkan sebagai
salah satu prasyarat mengikuti ujian kepaniteraan klinik Departemen
Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Tk II RST dr.Soedjono
Magelang.
Magelang, Juni 2015
Mengetahui,Pembimbing
Kolonel Ckm dr.Tri Joko W, SpOG
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga journal reading ini telah berhasil
diselesaikan. journal yang berjudul Aspirin plus Heparin or Aspirin
Alone in Women with Recurrent Miscarriage" dibuat sebagai salah
satu persyaratan mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu Obstetri
dan Ginekologi Rumah Sakit Tk II RST dr.Soedjono Magelang.Tiada
gading yang tak retak dan tiada hasil yang indah tanpa dukungan
pihak-pihak yang telah memberikan pertolongan, demikianlah journal
reading ini tersusun dan terselesaikan. Oleh sebab itu, penulis
menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan terimahasih kepada :1.
Kolonel Ckm dr.Tri Joko W, SpOG selaku pembimbing yang sabar dalam
membimbing dan memberikan pengarahan. Beliau juga telah
mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan,
masukan, serta koreksi demi kesempurnaan journal ini.2. Ucapan
terimakasih kepada seluruh keluarga FK UPN 2010 terkhusus untuk
sahabat-sahabat tercinta dan semua pihak terkait yang telah
membantu proses pembuatan journal reading ini terimakasih untuk
semangat dan kebersamaan selama ini.Penulis menyadari bahwa journal
reading ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mohon
maaf jika terdapat kekurangan. Penulis berharap journal ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Magelang, Juni 2015 Penulis
Hasyati Dwi Kinasih
Aspirin dan Heparin atau hanya Aspirin pada Wanita dengan
Abortus Berulang
AbstrakLatar BelakangAspirin dan low-molecular-weight heparin
(LMWH) merupakan obat yang diresepkan pada wanita dengan abortus
berulang yang tidak dapat dijelaskan, dengan target untuk
meningkatkan tingkat kelahiran hidup, tetapi data randomisasi
mengenai hal ini masih terbatas, uji dengan kontrol dibutuhkan
untuk mendukung penggunaan obat ini.
MetodePada uji randomisasi ini, kami mencatat 364 wanita dengan
umur 18-42 tahun yang memiliki riwayat abortus berulang yang tidak
dijelaskan penyebabnya mencoba untuk hamil atau yang kurang dari 6
minggu hamil. Kami lalu secara random memberikan wanita tersebut
untuk mengkonsumsi 80 mg aspirin plus open label nadroparin
subkutan (dosis 2850 IU, mulai segera saat kehamilan yang
berikutnya terlihat), 80 mg hanya aspirin, atau placebo. Hasil
primer yang diamati dan diukur adalah tingkat kelahiran hidup.
Hasil sekunder yang ingin diamati atau analisa ialah tingkat
abortus, komplikasi obstetric, dan kejadian perbaikan ibu dan
anak.
HasilTingkat kelahiran hidup tidak berbeda secara signifikan
dari ketiga kelompok penelitian. Proporsi wanita yang melahirkan
anak hidup 54,5% pada kelompok yang menerima aspirin dengan
nadroparin (kelompok terapi kombinasi), 50,8% kelompok yang
menerima hanya aspirin, dan 57,0% pada kelompok placebo (perbedaan
absolute pada tingkat kelahiran hidup: terapi kombinasi vs.
placebo, -2,6 persentase point; 95% interval keercayaan [CI], -15,0
s/d 9,9; hanya aspirin vs. placebo, -6,2 persentase point; 95% CI,
-18,8 s/d 6,4). Diantara 299 wanita yang kembali hamil, tingkat
kelahiran hidup sebesar 69,1% pada kelompok terapi kombinasi, 61,6%
pada kelompok hanya aspirin, dan 67,0% pada kelompok placebo
(perbedaan absolute pada tingkat kelahiran hidup: terapi kombinasi
vs. placebo, 2,1 persentase point; 95% CI, -10,8 s/d 15,0; hanya
aspirin vs. placebo, -5,4 persentase point; 95% CI, -18,6 s/d 7,8).
Kecenderungan peningkatan terjadinya memar dan gatal didaerah
suntikan terjadi secara signifikan lebih sering pada kelompok
terapi kombinasi dibandingkan dengan dua kelompok lainnya.
KesimpulanAspirin kombinasi dengan nadroparin maupun hanya
aspirin tidak juga meningkatkan tingkat kelahiran hidup bayi,
seperti halnya jika dibandingkan dengan placebo, pada wanita dengan
abortus berulang yang tidak dijelaskan penyebabnya.
Sekitar 1% dari semua wanita berusaha untuk hamil mengalami
abortus berulang, didefinisikan sebagai tiga kejadian abortus
sebelumnya; ketika abortus berulang didefinisikan sebagai dua
abortus sebelumnya, proporsinya naik menjadi 5%. Dalam setengah
dari pasien tersebut, tidak ada penyebab abortus dapat
diidentifikasi. Meskipun berbagai intervensi telah menyarankan
untuk meningkatkan tingkat kelahiran hidup dalam kasus tersebut,
tidak ada pengobatan yang efektif telah teridentifikasi.Telah
diusulkan bahwa pada wanita dengan abortus berulang dan diagnosis
sindrom antibodi antifosfolipid, pengobatan dengan aspirin dan
heparin dapat meningkatkan hasil/outcome kehamilan, meskipun temuan
dari uji acak yang ada belum konsisten. Berdasarkan dugaan kesamaan
dalam patogenesis antara abortus berulang terkait dengan sindrom
antibodi antifosfolipid dan abortus berulang yang tidak dijelaskan,
aspirin dan low-molecular-weight heparin (LMWH) sering diresepkan
untuk wanita dengan abortus berulang yang tidak dijelaskan atau
mereka dengan abortus berulang dan mewarisi thrombophilia. Namun,
data yang terbatas dari randomisasi, percobaan terkontrol tersedia
untuk mendukung pendekatan ini. Dalam studi multicenter ini,
dilakukan secara acak/randomisasi, uji kontrol dengan plasebo, yang
disebut studi Anticoagulants for Living Fetuses (ALIFE), kami
menyelidiki apakah aspirin dikombinasikan dengan heparin berat
molekul rendah (LMWH) atau hanya aspirin, dibandingkan dengan
plasebo, aspirin akan meningkatkan tingkat kelahiran hidup-antara
wanita dengan abortus berulang yang tidak dijelaskan.
METODEPopulasi PenelitianDari Februari 2004 sampai Januari 2008,
kami mengevaluasi pasien di tiga rumah sakit universitas dan lima
rumah sakit pendidikan di Belanda. Wanita antara usia 18 dan 42
tahun yang memenuhi syarat jika mereka mengalami abortus berulang
yang tidak dijelaskan dan mencoba untuk hamil atau hamil, dengan
usia kehamilan kurang dari 6 minggu. Abortus sebelumnya
didefinisikan sebagai kehilangan kehamilan pada usia kehamilan 20
minggu atau kurang. Definisi abortus termasuk dokumentasi kehamilan
dengan tes kehamilan yang positif dan manifestasi klinis abortus
(misalnya sakit perut, kram dan perdarahan); itu tidak termasuk
hilangnya kehamilan biokimia. Abortus berulang didefinisikan
sebagai setidaknya dua kali mengalami abortus. Abortus berulang
yang tidak dijelaskan didiagnosis dalam kasus normal karyotypes
kedua mitra, tidak adanya penyakit rahim pada ultrasonografi
panggul, tidak adanya sindrom antibodi antifosfolipid (berdasarkan
pengujian untuk lupus antikoagulan dan antibodi anticardiolipin IgG
dan IgM), dan tingkat homosistein puasa normal (< 16 mol per
liter). Wanita yang sebelumnya mengalami thromboembolism arteri
atau vena, indikasi untuk menerima pengobatan antikoagulan selama
kehamilan, atau gangguan endokrin (misalnya diabetes melitus atau
disfungsi tiroid tidak diobati) dikeluarkan dari studi. Wanita yang
berpartisipasi diuji satu kali untuk mengetahui ada tidaknya mutasi
faktor V Leiden dan prothrombin G20210A dan kadar aktivitas plasma
protein C, protein S, dan antitrombin. Wanita dengan keadaan
defisiensi didefinisikan sebagai kurang dari 70% dari aktivitas
normal untuk protein C, kurang dari 65% dari aktivitas normal untuk
total protein S, dan kurang dari 80% dari aktivitas normal untuk
antitrombin. Protokol studi ini telah disetujui oleh dewan review
kelembagaan di masing-masing pusat penelitian. Semua pasien
diberikan persetujuan tertulis atau inform consent.
Desain Penelitian dan Regimen PengobatanPerempuan secara acak
diberikan aspirin dikombinasikan dengan heparin berat molekul
rendah (LMWH) (kelompok terapi kombinasi), hanya aspirin atau
plasebo baik sebelum terjadi pembuahan atau pada usia kehamilan
kurang dari 6 minggu. Pengacakan dilakukan sentral oleh program
komputer dengan meminimisasi usia ibu (