5/26/2018 Aspek Legal
1/26
ASPEK LEGAL
PELAYANAN FARMASI
5/26/2018 Aspek Legal
2/26
JAWA POST
Kamis 8 Maret 2007
Apoteker RSUD di tahan
DUGAANpenipuan dan penggelapan dana Rp 260 juta mengantarkanDra. Lusi Hindiari, apoteker di RSUD dr. Sobandi, masuk sel selasakemarin. Warga jalan Majapahit, Kaliwates, itu resmi menjadipenghuni tahanan khusus wanita di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)Jember. Saat digiring ke tahanan, tersangka dikawal ketat lima polisi
dan dua jaksa sampai depan pintu Lapas Jember.``Menurut Kajari Jember Chanifuddin, kasus yang dijeratkan kepadatersangka adalah penipuan atau penggelapan ( 372 atau 378 KUHP)terhadap tiga korban. Ketiga korban itu adalah Kartini, Agus dan Bagus.Semuanya warga Jember. tak perlu alamat jelas. Mereka semuatinggal di Jember. Kerugian Rp 260 juta. Katanya
Modusnya, korban diajak kerja sama bisnis pengadaan abat apotikdengan janji keuntungan menggiurkan. Mereka ditarik puluhan jutahingga ratusan juta rupiah per orang. Tersangka berjanji, korbanmenerima keuntungan tiap bulan. Lusi menjanjikan keuntungan limapersen dari uang yang diberikan korban, jelasnya.(hdi/jpnn)
5/26/2018 Aspek Legal
3/26
Aspek LegalPeraturan
Perundang-undangan
Hukum
5/26/2018 Aspek Legal
4/26
UNSUR-UNSUR DASAR HUKUM
Peraturan mengenai tingkah laku manusia
dalam pergaulan masyarakat,
Peraturan itu diadakan oleh badan-badan
resmi yang berwajib,
Peraturan itu bersifat memaksa,
Sanksi terhadap pelanggaran peraturantersebut adalah tegas
5/26/2018 Aspek Legal
5/26
Hukum kesehatan merupakan cabang dari hukumyang relatif baru berkembang di Indonesia.Hukum kesehatan tersebut adalah cakupanaspek-aspek hukum perdata, hukum administrasi,
hukum pidana dan hukum disiplin yang tertujupada sub-sistim kesehatan dalam masyarakat.
Hukum kesehatan di Indonesia dewasa ini sepertiyang tertuang dalam Undang-undang nomor 23
tahun 1992 tentang kesehatan, hukumkesehatang mempunyai ciri-ciri sistim hukum sipil(kodifikasi) dan sistim hukum kebiasaan (adat),
5/26/2018 Aspek Legal
6/26
Sistim hukum kodifikasi Sistim hukum kebiasaan
Mendasarkan diri pada
proses hukum formal
Lebih mengarah pada proses
informal berupa negosiasi
Pelaksanaan oleh lembaga
peradilan
Pelaksanaan secara persuasif oleh
pribadi/ agen agen yangmemegang/merupakan kunci
Bergantung kepada peran
para sarjana/ ahli hukum
Bergantung kepada peran para
sarjana /ahli hukum
Bergantung kepada hakikathukum dalam masyarakat
Bergantung kepada hakikat hukumdalam masyarakat
5/26/2018 Aspek Legal
7/26
PENGERTIAN
Apoteker sebagai tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi dibidangnya, wajib memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidangkesehatan yang dinyatakan dengan ijazah dari lembaga pendidikan. Setiaptenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untukmematuhi standar profesi tenaga kesehatan.
Pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang holistik untuk
menyembuhkan pasien yang dilakukan oleh dokter, apoteker, dan tenagakesehatan lainnya. Apoteker merupakan satu-satunya profesi dari tenagakesehatan yang mempunyai kompetensi profesi untuk melakukanpekerjaan kefarmasian dalam kaitan pelayanan kesehatan.
Pekerjaan kefarmasian merupakan bagian dari kesehatan ditujukan padapenyediaan jasa kefarmasian dan sediaan farmasi bagi kepentingan
masyarakat. Pekerjaan kefarmasian dilakukan dalam bentuk kegiatanproduksi, penyaluran, pelayanan, penelitian dan pengembangan,pengawasan, pemeriksaan laboratoris, informasi, pelayanan pasien dankomunitas.
5/26/2018 Aspek Legal
8/26
Masyarakat memiliki hak atas pelayanankesehatan yang dijamin oleh Undang-undangDasar maupun penjelasannya. Hal tersebut
merupakan hak dasar sebagai manusia termasukmendapatkan pelayanan kefarmasian. Agar dapatmemberikan pelayanan yang baik dan bermutuoptimal maka perlu penataan secara menyeluruh
untuk memberikan kepastian hukum sesuaiperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologikefarmasian.
5/26/2018 Aspek Legal
9/26
LANDASAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN
APOTEKER
Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Peraturan Pemerintah RI No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
Undang-undang RI No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
Peraturan Pemerintah RI No. 41 th 1990 ttg Masa bakti & Ijin Kerja Apoteker
Permenkes RI No. 184/Menkes/Per/II/1995 tentang penyempurnaan Masa Baktidan Izin Kerja Apoteker
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1962 tentang Lafal Sumpah/Janji Apoteker
Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
Keputusan Presiden RI Nomor 56 tahun 1995 tentang Majelis Disiplin TenagaKesehatan.
Kepsama antara Polri dengan Badan POM, No. POL: Kep/20/VIII/2002, No:HK.00.04072.02578, tentang Peningkatan hubungan kerjasama dalam rangka
pengawasan dan penyidikan tindak pidana di bidang obat dan makanan. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
5/26/2018 Aspek Legal
10/26
PERSYARATAN APOTEKER MELAKUKAN
PELAYANAN KEFARMASIAN
1. IJAZAHNYA TELAH TERDAFTAR PADA
DEPARTEMEN KESEHATAN
Apoteker yang telah mengucapkan sumpahapoteker dalam waktu.satu bulan ijasahnya
harus sudah di daftarkan oleh perguruan
Tinggi yang Menghasilkan. Dibuktikan dengan
adanya surat bukti lapor untuk apoteker yang
bersangkutan.
5/26/2018 Aspek Legal
11/26
2. TELAH MENGUCAPKAN SUMPAH/JANJI SEBAGAI APOTEKER
Adapun isi sumpah tersebut sebagai berikut; Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan
perikemanusiaan terutama dalam bidang kesehatan Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui
karena pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai apoteker
Sekalipun diancam, saya tidak akan menggunakanpengetahuan kefarmasian saya untuk sesuatu yangbertentangan dengan hukum perikemanusiaan
Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknyasesuai tradisi luhur jabatan kefarmasian
Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiyardengan sungguh-sungguh supaya tidak terpengaruh olehpertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politikkepartaian/kedudukan sosial.
Saya ikrarkan Sumpah/Janji ini dengan sungguh-sungguhdan dengan penuh keinsyafan.
5/26/2018 Aspek Legal
12/26
Sumpah tersebut tidak saja hanya diucapkan tetapidihafalkan, dimengerti, dihayati, diresapkan dandiamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sumpahtersebut tidak hanya pada dirinya sendiri tetapi kepada
Allah, karena ucapan sumpah dimulai dengan kata-kataDemi Allahbagi yang beragama Islam, dan bagiAgama lain kata Demi Allahdisesuaikan dengankebiasaan agama masing-masing.
Sumpah tersebut selanjutnya dirinci dalam suatu Kode
Etik Apotekeryang merupakan suatu ikatan moral bagiapoteker. Sumpah dan kode etik ditegakkan olehhukum disipliner atau hukum pengendalian (tuchrecht),yang seharusnya ditegakkan oleh organisasi profesinya.
5/26/2018 Aspek Legal
13/26
3. MEMILIKI SURAT IZIN KERJA DARI MENTERIUntuk dapat melakukan pelayanan kefarmasian
seorang apoteker harus mempunyai surat penugasan(SP) yang dikeluarkan Pemerintah yang memberikankewenangan menjalan praktik kefarmasian di seluruhIndonesia. SP merupakan dasar yang bersangkutanuntuk melakukan praktik pada sarana kesehatan,
misalnya untuk apotik dengan SIA.4. MEMENUHI SYARAT KESEHATAN FISIK DAN
MENTAL UNTUK MELAKSANAKAN TUGASNYASEBAGAI APOTEKER.
Seorang apoteker harus mampu melaksanakanprofesinya secara profesional, dalam keadaan sehatbaik jasmani maupun jiwanya.
5/26/2018 Aspek Legal
14/26
PHARMACEUTICAL CARE CONCEPT
Tujuan (seperti):
1. Memberikan perlindungan kepada masyarakat
agar mendapatkan pelayanan kefarmasian yang
didasarkan pada keilmuan dan teknologi farmasi,
2. memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan
kefarmasian sesuai standar yang dipersyaratkan
untuk pelayanan kefarmasian yang didasarkanpada keilmuan dan teknologi farmasi.
5/26/2018 Aspek Legal
15/26
Apoteker yang mempunyai kewenangan untuk menyelenggarakan praktikkefarmasian bersama dengan tenaga kesehatan lainnya, untuk dapatmenjamin kualitas kehidupan pasien, memberikan perlindungan terhadap
pasien perlu: Menyediakan pendidikan dan memberikan informasi tentang sediaan
farmasi kepada tenaga kesehatan lain,
Memerlukan catatan medis untuk digunakan dalam pemilihan obat
Memantau penggunaan obat dan bisa memberikan saran untukpenggunaan sediaan farmasi yang pas.
Menjalin komunikasi, memberikan pelayanan informasi sediaan farmasidalam rangka pendidikan kepada pasien maupun masyarakat.
Menyediakan, memelihara serta memfasilitasi pengujian pengobatan,berpartisipasi dalam penggunaan obat dan audit kesehatan
Kegiatan lain yang memerlukan kompetensi seorang apoteker
Adanya kewenangan tersebut tentunya mempunyai konsekuensi secarahukum, seorang apoteker akan mempertanggungjawabkan apa yangdikerjakan, baik benar maupun ada kesalahan di dalam pelaksanaannya.
5/26/2018 Aspek Legal
16/26
TANGGUNG JAWAB APOTEKER DALAM UPAYA
PELAYANAN KEFARMASIAN
Sebelum membicarakan tanggungjawab, marilah kita cobauntuk mencari jawab tentang adanya malpraktek yangdilakukan apoteker, Siapa yang secara yuridisbertanggungjawab di (rumah sakit) apabila ada tuntutanhukum?
Apakah stakeholder rumah sakit (PT., Yayasan, Perjan,Pemda, dll)?
Apakah rumah sakit yang diwakili direktur (CEO)?
Apakah apotekernya?
Apakah asisten apotekernya? Apakah pasien itu sendiri yang menanggung resiko?
Ataukah pihak ke tiga (asuransi) yang dibebani untukmengganti kerugian?
5/26/2018 Aspek Legal
17/26
TANGGUNG JAWAB APOTEKER SEBAGAI
PERSONALIA
Tanggung jawab seorang apoteker terhadapsumpah
Tanggungjawab etik dalam penyelenggaraan
Pelayanan Kefarmasian Tanggungjawab profesi sebagai bagian dari
tenaga kesehatan.
Tanggung jawab dari segi hukum administrasi
Tanggung jawab dari segi hukum perdata
Tanggung jawab dari segi hukum Pidana
T j b t k
5/26/2018 Aspek Legal
18/26
Tanggung jawab seorang apoteker
terhadap sumpah
Seorang apoteker di dalam menjalankan tugas kewajibannya serta dalammengamalkan keahliannya harus senantiasa mengharapkan bimbingandan keridhaan Tuhan Yang Maha Esa.
Apoteker sebelum melakukan profesinya wajib mengucapkan sumpahjabatan sebagai apoteker, sumpah tersebut mempunyai konsekuensi danakan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Sumpah tersebut harus
diucapkan, dimengerti dan diamalkan sesuai dengan makna dan isinyadalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang apoteker.
Apoteker yang baik dan bijaksana dalam melaksanakan pelayanankefarmasian mempunyai niat yang tulus, melakukan kerja dengansungguh-sungguh, tawadhuk, rendah hati dan berintegritas ilmiah dansosial yang tidak diragukan.
Sebagai contoh seorang apoteker memberikan data mengenai obat yangdiberikan kepada pasien tanpa izin yang bersangkutan, kepada pengacarapadahal klien pengacara tersebut lawan perkara pasien. Hal ini merupakankesalahan tentang kewajiban simpan rahasia.
5/26/2018 Aspek Legal
19/26
TANGGUNGJAWAB ETIK DALAM
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KEFARMASIAN
Apoteker di dalam pengabdiannya kepada nusa danbangsa di dalam mengamalkan keahliannya selaluberpegang teguh kepada sumpah apoteker. Menyadariakan hal tersebut apoteker berpedoman pada suatu
ikatan moral yaitu kode etik apoteker Indonesia. Sebagai contoh pelanggaran etik, seorang apoteker
memberikan informasi yang kurang lengkap mengenaikhasiat obat-obatan tertentu kepada pasien, dengan
maksud agar pasien memilih obat-obatan tertentuyang dikeluarkan oleh pabrik lain.
5/26/2018 Aspek Legal
20/26
TANGGUNGJAWAB PROFESI SEBAGAI BAGIAN
DARI TENAGA KESEHATAN.
Tanggung jawab profesi secara jelas sudah
digambarkan dalam sumpah dan kode etik
apoteker, tinggal bagaimana kita
menjalankannya.
5/26/2018 Aspek Legal
21/26
TANGGUNG JAWAB DARI SEGI HUKUM
ADMINISTRASI
Apoteker dalam menjalankan profesinya mempunyai kewajiban atau tugasdan tanggung jawab melekat pada perbuatan hukum yang bahkan mestidilakukan.Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan di dalammelakukan pekerjaan kefarmasian, seorang apoteker telah melakukanperbuatan hukum sehingga perbuatan tersebut mempunyai konsekuensihukum juga, sebagai contoh dari KUHP maupun per Undang-undangan
lain, maka terhadap tenaga kesehatan dapat dilakukan tindakan-tindakanadministrati di dalam hal sebagai berikut; Melalaikan kewajiban
Melakukan suatu hal yang seharusnya tidak boleh diperbuat oleh seorangtenaga kesehatan, baik mengingat sumpah jabatannya maupun mengingatsumpah sebagai tenaga kesehatan;
Mengabaikan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh tenaga kesehatan;
Melanggar sesuatu ketentuan menurut atau berdasarkan UU tenagakesehatan.
5/26/2018 Aspek Legal
22/26
TANGGUNG JAWAB DARI SEGI HUKUM
ADMINISTRASI
Hukum biasanya berkaitan dengan suatu perintah(gebod), larangan (verbod),pembebasan (vrijstellin,dispensatie), izin (toesteming, permissie).Apotekermempunyai otoritas berdasarkan hukum yang tidak
dimiliki oleh tenaga kesehatan lain, oleh karena ituapoteker mestinya meningkatkan kemampuanprofesionalnya untuk mutu pelayanan dalam rangkaperlindungan terhadap masyarakat.
Sanksi administrasi apabila ada ketentuan yangdilanggar, masyarakat atau badan dapat mengajukangugatan lewat Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
5/26/2018 Aspek Legal
23/26
TANGGUNG JAWAB DARI SEGI HUKUM PERDATA
Hubungan hukum menurut KUHPerdata adalah sah apabiladidasarkan pada syarat subyektif dan obyektit. PelayananApoteker terhadap pasien secara tidak langsungmerupakan perikatan atau perjanjian untuk sepakatmemberikan jasa dan mendapatkan jasa kefarmasian.
Perjanjian antara apoteker dengan pasien memenuhi Pasal1320 KUHPerdata yaitu sepakat untuk adanya pelayanankefarmasian, misal adanya penyerahan resep denganmembayar dan pemberian obat, cakap untuk suatukesepakatan, mengetahui apa yang di sepakati, misalnya
jumlah obat yang diberikan dapat dihitung, sekian tabletatau sekian kapsul, dan tidak ada penipuan (halal), misalapoteker dilarang memberikan obat sub standar atau obatpalsu.
5/26/2018 Aspek Legal
24/26
TANGGUNG JAWAB DARI SEGI HUKUM
PERDATA Perjanjian apoteker dengan pasien dalam pelayanan
kefarmasian tersebut merupakan undang-undang makaapabila salah satu pihak tidak memenuhi seperti apa yangdiperjanjikan (wanprestasi) dapat dituntut.
Sebagai contoh dari wanprestasi seorang pasien denganresep racikan mendapatkan obat dengan nama paten,pasien setuju dengan apa yang tertulis di dalam reseptersebut dan memberikan kewajibannya. Karena dikemasdalam bentuk kapsul dan isinya tidak terlihat, rumah sakitmengganti dengan generiknya, diaduk dan dicampur
dimasukkan dalam kapsul dan andaikata pasien tahu makadapat melakukan penuntutan secara hukum karena tidakdipenuhinya seperti apa yang diperjanjikan.
5/26/2018 Aspek Legal
25/26
TANGGUNG JAWAB DARI SEGI HUKUM PIDANA
Kesalahan atau kelalaian Apoteker dalam melakukanpelayanan kefarmasian tidak sama dengan kesalahan ataukelalaian menurut hukum. Oleh karena itu ketentuanperaturan hukum yang berlaku umum, baik hukum perdata,hukum pidana maupun administrasi tidak serta merta
diterapkan. Dalam hukum Pidana kesalahan/ kelalaian seseorang baru
dapat dikategorikan sebagai tindak pidana kalaumemenuhi 3 faktor yaitu;
keadaan batin tindak pidana tersebut
adanya hubungan batin antara pelaku tindak pidana denganperbuatan yang dilakukan, dapat berupa: kesengajaan dan Kealpaan
tidak adanya alasan pemaaf`
5/26/2018 Aspek Legal
26/26
TANGGUNG JAWAB DARI SEGI HUKUM
PIDANA
Apabila hal tersebut dikaitkan dengan pembuktiantentang ada tidaknya ke tiga faktor tersebut, makapelaku tindak pidana baru dapat dijatuhi pidana bilaperbuatan itu dapat dibuktikan dengan alat-alat bukti
menurut undang-undang. Alat bukti yang sah menurutundang-undang terdiri dari : keterangan saksi
keterangan ahli
surat
petunjuk keterangan terdakwa