ASPEK KEPRIBADIAN PADA ANAK AUTIS (NARENDRA) DALAM NOVEL HADES KARYA DEASYLAWATI PRASETYANINGTYAS: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah SRI LISTYOWATI A 310090118 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
19
Embed
ASPEK KEPRIBADIAN PADA ANAK AUTIS (NARENDRA) DALAM …eprints.ums.ac.id/24726/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Kompetensi dasar 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik ... Novel menyajikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ASPEK KEPRIBADIAN PADA ANAK AUTIS (NARENDRA) DALAM
NOVEL HADES KARYA DEASYLAWATI PRASETYANINGTYAS:
TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI
BAHAN AJAR SASTRA DI SMA
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat S-1
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
SRI LISTYOWATI
A 310090118
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
1
2
1
ASPEK KEPRIBADIAN PADA ANAK AUTIS (NARENDRA) DALAM
NOVEL HADES KARYA DEASYLAWATI PRASETYANINGTYAS:
TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI
BAHAN AJAR SASTRA DI SMA
ABSTRAK
Listyowati, Sri, A310090118, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan
Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2013, 16 halaman.
Penelitian ini bertujuan untuk, (1) Mendiskripsikan struktur novel Hades
karya Deasylawati Prasetyaningtyas. (2) Mendiskripsikan aspek kepribadian pada
anak autis (Narendra) dalam novel Hades karya Deasylawati Prasetyaningtyas
tinjauan dari psikologi sastra. (3) Memaparkan implementasi aspek kepribadian
pada anak autis dalam novel Hades sebagai bahan ajar sastra di SMA. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah
aspek kepribadian pada anak autis (Narendra) dalam novel Hades karya
Deasylawati Prasetyaningtyas. Sumber data primer adalah novel Hades karya
Deasylawati Prasetyaningtyas, dan data sekundernya adalah buku-buku yang
menjadi acuan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah teknik pustaka, simak, dan catat. Teknik analisis data yang digunakan
adalah model semiotik yakni, pembacaan heuristik dan hermeneutik. Berdasarkan
analisis kepribadian pada tokoh Narendra menggunakan teori Kretschmer,
disimpulkan tokoh Narendra masuk kategori schizophrenia dengan ciri-ciri 1)
sukar mengadakan kontak dengan dunia sekitarnya, 2) suka mengasingkan diri, 3)
menutup diri sendiri, 4) tidak menghiraukan sekitarnya. Implementasi aspek
kepribadian tokoh Narendra pada novel Hades sebagai bahan ajar sastra terdapat
pada standar kompetensi membaca 7. Memahami berbagai hikayat, novel
Indonesia/ terjemahan. Kompetensi dasar 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik
dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan.
Kata kunci: aspek kepribadian, analisis struktur, bahan ajar sastra di SMA
A. PENDAHULUAN
Dewasa ini sastra mulai banyak yang menyukainya bukan hanya dari
kalangan sastrawan namun juga di kalangan non sastrawan misalnya politikus,
budayawan, bahkan anak - anak muda. Sebuah karya sastra lahir karena adanya
keinginan dari pengarang untuk mengungkapkan eksistensinya sebagai
manusia yang berisi ide, gagasan, dan pesan tertentu. Hal tersebut sejalan
dengan pendapat Aminuddin (2002:57) yang mengemukakan bahwa karya
sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan kreativitas
2
manusia. Bentuk karya fiksi atau karya sastra yang terkenal dewasa ini adalah
novel. Novel menyajikan cerita fiksi dalam bentuk kata - kata yang berisi
bermacam – macam permasalahan dengan lingkungan atau antar manusianya.
Novel bersifat realistis, bahkan berkembang dari bentuk – bentuk naratif
nonfiksi, misalnya surat. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Wellek dan
Warren (dalam Nurgiyantoro, 2009:15) bahwa novel berkembang dari
dokumen – dokumen, dan secara stilistik menekankan pentingnya detil dan
bersifat mimetis. Novel lebih mengacu pada realitas yang lebih tinggi dan
psikologi yang lebih mendalam. Novel merupakan salah satu genre sastra
selain puisi, cerita pendek, dan drama.
Karya sastra bukan hanya untuk dinikmati tapi juga dimengerti, untuk
itulah diperlukan kajian atau penelitian dan analisis mendalam mengenai karya
sastra. (Endraswara, 2003:5) penelitian sastra sering disejajarkan dengan
kajian, telaah, studi, dan kritik akademik. Kritik sastra merupakan upaya
pemahaman dan penafsiran karya sastra yang sistematik untuk menimbang
bobot karya.
Tulisan ini akan menelaah salah satu novel hasil karya Deasylawati
Prasetyaningtyas yang berjudul Hades. Novel Hades karya Deasylawati
Prasetyaningtyas dipilih karena menyajikan seorang anak penyandang
gangguan autis sebagai tokoh utamanya dengan tema pembunuhan berantai.
Menurut Akhmad Muhaimin Azzet, seorang penyair dan editor di Yogyakarta
berpendapat bahwa hasil tulisan Deasylawati Prasetyaningtyas yang berjudul
Hades mengandung cerita yang mendebarkan, menakjubkan, semua latar
karakter, dan konflik kisah terbangun dengan menegangkan. Sang Hades yang
mengidap autisme sangat mengguncang kehidupan semua orang.
Dalam penelitian ini terdapat tiga masalah yang ingin dibahas. 1)
Bagaimana struktur yang membangun novel Hades karya Deasylawati
Prasetyaningtyas?, 2) bagaimanakah aspek kepribadian pada anak autis
(Narendra) dalam novel Hades karya Deasylawati Prasetyaningtyas ditinjau
dari psikologi sastra?, 3) bagaimana implementasi aspek kepribadian pada anak
autis dalam novel Hades sebagai bahan ajar sastra di SMA?.
3
Berdasarkan latar belakang di atas ada tiga tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian ini. 1) Mendiskripsikan struktur novel Hades karya
Deasylawati Prasetyaningtyas. 2) Mendiskripsikan aspek kepribadian pada
anak autis (Narendra) dalam novel Hades karya Deasylawati Prasetyaningtyas
tinjauan dari psikologi sastra. 3) Memaparkan implementasi aspek kepribadian
pada anak autis dalam novel Hades sebagai bahan ajar sastra di SMA.
Penelitian ini menggunakan beberapa landasan teori yang digunakan
sebagai landasan dalam menganalisis karya sastra, diantaranya dengan
pendekatan psikologi sastra. Harjana (dalam Yudiono, 1990:59) menyatakan
pendapatnya bahwa karya sastra dipandang sebagai objek psikologi dapat
dipahami oleh seseorang dengan mengamati tingkah laku tokoh-tokoh dalam
novel atau drama dengan memanfaatkan bantuan psikologi sehingga
mendapatkan gambaran tingkah laku tokoh sesuai dengan apa yang
diungkapkan dalam teori-teori psikologi.
Psikologi adalah salah satu ilmu yang mengkaji tentang jiwa. Gestalt
(dalam Patty, dkk, 1990:28) berpendapat bahwa psikologi adalah suatu cabang
ilmu pengetahuan yang mempelajari makanisme terhadap kejiwaan dalam diri
manusia. Manusia terdiri dari berbagai bagian, di mana bagian-bagian tersebut
baru berarti secara keseluruhan apabila ada keseimbangan antara jiwa dan raga
dalam kehidupannya.
Penelitian ini menggunakan psikologi sastra. Menurut Semi (dalam
Indarwati, 2007:17) psikologi sastra adalah suatu disiplin yang memandang
suatu karya sastra yang memuat peristiwa kehidupan manusia yang diperankan
oleh tokoh-tokoh yang imajiner yang ada di dalam atau mungkin diperankan
oleh tokoh-tokoh faktual. Hal ini merangsang untuk melakukan penjelajahan ke
dalam batin atau jiwa untuk mengetahui lebih jauh tentang seluk beluk manusia
yang beraneka ragam.
Novel sendiri bersifat realistis, bahkan berkembang dari bentuk – bentuk
naratif nonfiksi, misalnya surat. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Wellek
dan Warren (dalam Nurgiyantoro, 2009:15) bahwa novel berkembang dari
dokumen – dokumen, dan secara stilistik menekankan pentingnya detil dan
4
bersifat mimetis. Novel lebih mengacu pada realitas yang lebih tinggi dan
psikologi yang lebih mendalam. Novel merupakan salah satu genre sastra
selain puisi, cerita pendek, dan drama. Menurut Stanton (2007:20) unsur
pembangun novel atau struktur pembentuk novel dibagi menjadi beberapa
bagian seperti fakta cerita, tema, dan sarana sastra.
Sebuah karya sastra perlu dikaji secara strukturalisme. Menurut Piaget
(dalam Al-Ma‟ruf, 2010:20) strukturalisme adalah semua doktrin atau metode
yang dengan suatu tahap abstraksi tertentu menganggap objek studinya bukan
hanya sekedar sekumpulan unsur yang terpisah – pisah, melainkan suatu
gabungan unsur – unsur yang berhubungan satu sama lain, sehingga yang satu
bergantung pada yang lain dan hanya dapat didefinisikan dalam dan oleh
hubungan perpadanan dan pertentangan dengan unsur – unsur lainnya dalam
suatu keseluruhan.
Analisis yang dilakukan berpusat pada kepribadian manusia sehingga,
dapat dikatakan bahwa pengertian pribadi manusia adalah suatu perwujudan
yang kompleks dengan unsur-unsur psikis (intelegensi, kemauan, perasaan, dan
lain sebagainya). Adapun kepribadian menurut Maslow (dalam Koswara,
1991:116) adalah sebagai lukisan penggunaan dan pemanfaatan secara penuh
bakat, kapasitas-kapasitas dan potensipotensi. Kepribadian menurut pendapat
Prince (dalam Patty, dkk, 1990:38) adalah keseluruhan dari unsur-unsur yang
meliputi unsur biologis, dorongan, kecenderungan, keinginan-keinginan, dan
naluri-naluri individu yang berasal dari pengalaman.
Tokoh yang sedang dikaji memiliki gangguan autis. Yatim (2002:11)
menyebutkan bahwa autisme ditandai dengan empat ciri- ciri utama. 1) Tidak
perduli dengan lingkungan sosialnya. 2) Tidak bisa bereaksi normal dalam
pergaulan sosialnya. 3) Perkembangan bicara dan bahasa tidak normal
(penyakit kelainan mental pada anak = autistic-children). 4)
Reaksi/pengamatan terhadap lingkungan terbatas atau berulang – ulang dan
tidak padan. Yatim (2002:10) menyatakan bahwa autis adalah suatu keadaan
dimana seprang anak berbuat semaunya sendiri baik secara berfikir maupun
berperilaku. Keadaan ini sudah mulai terjadi sejak usia masih muda, biasanya
5
sekitar usia 2-3 tahun. Autisme dapat mengenai siapa saja, baik yang sosio-
ekonomi mapan maupun yang kurang.
Sastra dapat dijadikan sebagai bahan pengajaran. (Ismawati, 2010:91)
bahan pengajaran dapat dipandang sebagai sesuatu yang mengantar tujuan dan
alat penilaian. Bahan pengajaran berupa sesuatu yang diajarkan, merupakan
sarana tujuan sekaligus merupakan sumber penyusunan alat penilaian. Materi
atau bahan pengajaran adalah sesuatu yang mengandung pesan yang akan
disajikan dalam proses belajar mengajar.
B. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan
menggunakan strategi studi kasus terpancang (Embedded and Case Study).
Objek penelitian adalah aspek kepribadian pada anak autis (Narendra) dalam
novel Hades karya Deasylawati Prasetyaningtyas: tinjauan psikologi sastra
yang diterbitkan oleh Diva Press, Jakarta, 2008 setebal 260 halaman. Data
kualitatif adalah data yang berkaitan dengan kualitas (Sutopo dalam Dwi
kusumo wati, 2010:23). Sumber data primer yang digunakan adalah teks novel
Hades yang diterbitkan oleh Diva Press, Jakarta, 2008 setebal 260 halaman,
sedangkan data sekundernya merupakan data yang berhubungan dengan
penelitian yang telah dilakukan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
studi pustaka, simak dan catat. Dalam penelitian ini untuk menjamin validasi
data digunakan teknik trianggulasi. Teknik trianggulasi adalah teknik yang
didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Menurut
Pantton (dalam Dwi Kusumo Wati, 2010:26) ada empat trianggulasi yaitu