ASPEK ETIK DAN LEGAL PRAKTEK KEPERAWATAN DITINJAU DALAM BIDANG EKONOMI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Dan Aspek Legal Dalam Keperawatan OLEH: Kelompok VII KMB 1. Satriyani 2. Sada Ukur BR. Barus 3. Setiyo Adi Nugroho 4. Rima Berti Anggraini PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2014
35
Embed
ASPEK ETIK DAN LEGAL PRAKTEK KEPERAWATAN DITINJAU DALAM BIDANG EKONOMI
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ASPEK ETIK DAN LEGAL PRAKTEK KEPERAWATAN DITINJAU
DALAM BIDANG EKONOMI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Dan Aspek Legal Dalam
Keperawatan
OLEH:
Kelompok VII KMB
1. Satriyani
2. Sada Ukur BR. Barus
3. Setiyo Adi Nugroho
4. Rima Berti Anggraini
PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjarkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ASPEK ETIK DAN LEGAL PRAKTEK KEPERAWATAN
DITINJAU DALAM BIDANG EKONOMI” ini tepat pada waktunya. Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah
Etika Dan Aspek Legal Dalam Keperawatan. Selain itu, kami juga
mengharapkankan agar makalah ini bisa dijadikan tambahan materi dalam
memahami mata kuliah Etika Dan Aspek Legal Dalam Keperawatan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh
dari sempurna. Mengingat keterbatasan dan kekurangan dari kami, sehingga saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi peningkatan
penyusunan makalah kami berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Jakarta, 30 September 2014
Kelompok VII Peminatan KMB
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Tujuan
Bab 2 Daftar Pustaka
Bab 3 Pembahasan
Bab 4 Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan di masa mendatang harus mengutamakan
kebutuhan konsumen atau klien (consumen minded). Hal ini didasarkan
pada kecenderungan perubahan saat ini dan persaingan yang semakin ketat.
Oleh karena itu, praktik keperawatan yang professional harus dapat
dijadikan sebagai indicator penting agar kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan terpenuhi.1 Tantangan ASEAN Economic Community
tahun 2015 juga harus dijadikan motivasi perawat dalam memberikan
pelayanan yang professional.
Berdasarkan survey Center for International Trade Studies Thailand
(2012) yang membuat tiga kategori dalam melihat kualitas tenaga terampil,
mencatat bahwa kulitas perawat Indonesia berada pada kategori menengah
yang ditempatkan sejajar dengan Thailand. Diperkuat oleh data yang
disampaikan oleh Bank Dunia tentang kesenjangan besar dalam kualitas
pekerja terampil Indonesia. Disebutkan bahwa kesenjangan terbesar adalah
penggunaan bahasa inggris (44 persen), keterampilan penggunaan komputer
Sebuah studi yang dilakukan di Negara Spain ini berjudul “A study of the
user’s perception of economic value in nursing visits to primary care by
the method of contingent valuation”. penelitian ini betujuan untuk
mencoba mengekstrak nilai ekonomi secara subyektif bagi pengguna
layanan asuhan keperawatan primer dalam sistem kesehatan masyarakat.
Penelitian yang dilakukan kepada populasi berjumlah 600 sehingga
populasi diambil secara acak untuk diwawancarai tentang perspektif
kemauan membayar dan kesediaan mendapatkan kompensasi.
Hasil penelitian ini dapat mendefinisikan sebuah “loss aversion” yang
mengacu pada sebuah pelayanan. Karekteristik responden menunjukan
kurang adanya kemauan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
tidak ada perencanaan.
c. Penelitian pada tahun 2013 yang dilakukan oleh H. Haji Ali Afzali, J.
Gray, J. Beilby, C. Holton, D. Banham and J. Karnon.8
Penelitian yang berjudul “A risk-adjusted economic evaluation of
alternative models of involvement of practice nurses in management of
type 2 diabetes”. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan keefektifan
biaya perawatan dengan keterlibatan perawat dipengelolaan pasien
diabetes tipe 2 dengan alternative model perawatan primer.
Hasil penelitian tersebut tidak adanya siginifikansi selisih biaya antara dua
model perawatan akan tetapi high –level model lebih baik dibandingkan
yang lain. Sehingga dapat disimpulkan indikasi kuat dengan
mengguanakan high –level model adalah cara yang tepat untuk menghemat
biaya.
7 Martín-Fernández et al.: A study of the user’s perception of economic value in nursing visits to
primary care by the method of contingent valuation. BMC Family Practice 2011 12:109 8 H. Haji Ali Afzali. Et al. 2013. A risk-adjusted economic evaluation of alternative models of
involvement of practice nurses in management of type 2 diabetes. Journal Diabetic Medicine.
Proquest. 855-863.
Berdasarkan beberapa penelitian diatas dapat disimpulkan bahwasanya
ekonomi dengan kesehatan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
sebagai wujud profesionalitas profesi keperawatan mempunyai tugas memberikan
pelayanan kesehatan dari sisi ekonomi sesuai dengan etik dan legal keperawatan.
Di dalam teori Bereaucratic Caring Dr, Marilyn Ray’s menyampaikan konsep
hubungan perawat-klien dengan variabel perawatan, dimana salah satu variabel
yaitu ekonomi.
Healthcare, healthcare systems, and the practice of nursing in
complex organization are constantly changing. nurse are involved
in a practice environment grounded in the spiritual-ethical,
political, economic, legal, technological, educational, physical and
social-cultural dimensions of caring (DR. Marilyn ray of
bureaucratic caring)9
Pernyataan diatas dimaknai kesehatan, sistem kesehatan, dan praktik
keperawatan dalam organisasi yang kompleks yang terus berubah. perawat yang
terlibat dalam praktek didasarkan pada dimensi spiritual-etika, politik, ekonomi,
hukum, teknologi, pendidikan, fisik dan sosial-budaya.
99
Marian C. Turkel. 2007. Dr. Marilyn Ray’s Theory of Bereaucratic Caring. International Journal for Human caring. Vol. 11, No. 4, 57-69.
The formal theory of relational caring complexity illustrated
that the caring relationship among the nurse, patient, and
administrator is complex and co creative, is both process and
outcome, and is a function of a set of economic variables and a
set of nurse-patient relational caring variables. economic
variables are depicted as time, technical, and organizational
resources. nurse-patient relational caring variables are caring,
relationship, and education (turkel & ray, 2000)10
10
Marian C. Turkel. 2007.
2.2. Konsep Praktek Keperawatan
a. Definisi Perawatan
Pada tahun 1955, ANA (American Nurses Association )
menerbitkan definisi resmi tentang praktik keperawatan yaitu praktik
keperawatan professional merupakan sebagai bentuk penampilan dari
asil tindakan observasi, asuhan, dan konseling dari kondisi sakit, cidera
atau ketidakberdayaan atau upaya dalam mempertahankan kesehatan
atau mencegah terjadinya penularan penyakit, atau upaya dalam
pengawasan dan pengajaran pada staf atau dalam pemberian medikasi
dan pengobatan yang sesuai yang diresepkan oleh dokter atau dokter
gigi, kebutuhan dari penilaian dan keterampilan spesialis tertentu dan
berdasarkan pada pengetahuan dan aplikasi prinsip – prinsip ilmu bilogi,
fisika dan social. Namun definisi diatas menekankan peran perawat yang
tidak mandiri, sehingga definisi tidak lagi dapat diterima.
Pada tahun 1965, committee on Education ANA mengeluarkan
surat pernyataan yang menegaskan definisi keperawatan secara lebih
utuh dan menitikberatkan pada peran mandiri keperawatan sebagai
profersi, yaitu keperawatan merupakan profesi yang membantu dan
memberikan pelayanan yang berkontribusi pada kesehatan dan
kesejahteraan individu. Kemudian keperawatan juga merupakan
konsekuaensi penting bagi individu yang menerima pelayanan, profesi
ini memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh seseorang,
keluarga atau kelompok.11
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pada tahun 2005
dalam Standar Profesi Perawat Indonesia mengatakan praktek
keperawatan yaitu perawat peran sebagai pelaksana keperawatan,
pengelola keperawatan dan atau kesehatan, pendidik dan peneliti. Dalam
melaksanakan tugasnya berfungsi secara mandiri dan kerjasama
(kolaborasi).12
Dalam Undang-Undang Keperawatan yang disahkan pada
11
Potter dan Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan.EGC :Jakarta.hal 277 12
PPNI. 2005. Standar Profesi Perawat Indonesia. (online).www.inna-ppni.or.id
tanggal 25 September 2014 praktek keperawatan juga didefinisikan
wujud nyata dari Pelayanan Keperawatan yang diselenggarakan oleh
Perawat dalam bentuk asuhan keperawatan. 13
Berikut beberapa dasar perawat bisa praktek:
1) Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam
rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah
satu unsur kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Kesehatan sebagai hak asasi manusia
harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh
masyarakat. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan ditujukan kepada individu, kelompok dan
masyarakat yang memiliki masalah fisik, mental maupun sosial di
berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
2) UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 32 ayat (4)
menyebutkan bahwa; Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan
berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya
dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian
dan kewenangan untuk itu. Pasal 53, ayat (1) juga menyebutkan
bahwa tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. Pasal 53, ayat
(2) menyebutkan bahwa tenaga kesehatan dalam melakukan
tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan
menghormati hak pasien.14
3) Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang di
dasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan
biopsikososial dan spiritual yang komprehansif, ditunjukan kepada
13
UU Keperawatan 2014 pasal 1 14
PPNI. 2005 hal:3
individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia
4) Pada hakekatnya keperawatan merupakan suatu ilmu dan kiat profesi
yang berorientasi pada pelayanan yang memiliki empat tingkatan
klien(individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) serta pelayanan
yang mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan secara
keseluruhan.15
b. Dasar Hukum Praktek Keperawatan
1) UU Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
2) UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
3) UU Nomor Tahun 2014 Tentang Keperawatan
4) Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
5) Peraturan Mentri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat
6) Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001
Tentang Registrasi dan Praktek Perawat.
c. Siapa yang boleh praktek
Sesuai dengan definisi perawat dalam Undang-undang keperawatan
tahun 2014 yaitu seorang yang telah lulus pendidikan keperawatan baik
di dalam dan di luar negeri yang diakui oleh pemerintah.
Kemudian dijabarkan dipasal 4 yaitu jenis perawat terdiri perawat
professional, perawat vokasional, dan asisten perawat. Untuk perawat
professional yaitu ners, ners spesialis, ners konsultan.
Agar perawat bisa melaksanakan praktek keperawatan:
1) Lulus uji kompetensi
2) Mengajukan Surat Tanda Registrasi kepada konsil keperawatan
dengan syarat memiliki ijazah, sertifikat uji kompetensi, surat
rekomendasi organisasi profesi
3) STR diterbitkan oleh konsil keperawatan
15
Aziz Alimul Hidayat.2008.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Salemba Medika:Jakarta.Hal 3
4) Mengajukan Surat Ijin Praktek Perawat kepada Pemerintah
Kabupaten/Kota Setempat dengan persyaratan STR, Rekomendasi
PPNI, Keterangan tempat praktek.
d. Tujuan Praktek Keperawatan
Sesuai yang dicanangkan WHO (1985) harus diupayakan pada
pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga dan
masyarakat, perawatan diri, dan peningkatan kepercayaan diri.16
e. Dampak Praktek Keperawatan
Pada hakikatnya, keperawatan sebagai profesi senantiasa mengabdi
kepada kemanusiaan, mendahulukan kepentingan kesehatan klien diatas
kepentingan sendiri, bentuk pelayanan bersifat humanistic,
menggunakan pendekatan holistic, dilaksanakan berdasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan serta menggunakan kode etik sebagai tuntunan
utama dalam melaksanakan asuhan keperawatan.hubungan professional
perawat klien yang pada hakikatnya mengacu pada sistem interaksi
perawat klien secara positif atau mengadakan hubungan terapeutik yang
berarti bahwa setiap interaksi yang dilakukan memberikan dampak
teraupetik yang memungkinkan klien untuk berkemabang lebih baik.
Dengan terciptanya hubungan professional perawat-klien, maka perawat
sebagai pemberi pelayanan keperawatan akan mendapatkan kepercayaan
(professional trust). Dengan adanya kepercayaan tersebut, perawat telah
menunjukan kemampuan intelektual, keterampilan teknis dan sikap yang
dilandasi etika profesi sehingga mampu membuat keputusan
(judgement) secara professional.17
f. Pelanggaran sanksi keperawatan
Jika perawat melanggar ketentuan Undang-undang Keperawatan bisa
terkena sanksi pidana dan perdata
16
Kusnanto.2004. Pengantar profesi danpraktek keperawatan professional. EGC. Jakarta. Hal;96 17
Kusnanto.2004. hal 94-95
1) Pasal 69 Perawat yang menyelenggarakan praktik keperawatan tanpa
memiliki STR dan/atau SIPP sebagai dasar lisensi dipenjara paling
lama 1 tahun dan denda Rp. 100.000.000,-
2) Perawat yang memberikan obat selain obat bebas dan bebas terbatas
dipenjara paling lama 3 tahun dan denda Rp500.000.000,-
g. Peran dan fungsi perawat
1) Peran perawat
a) Peran sebagai pemberi asuhan klien
peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini
dapatdilakukan perawat dengan memperhatikan kebutuhan dasar
manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
keperawtan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga
dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan
dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan
dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
b) Peran sebagai advokat klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari
pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan
persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada
pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak – hak pasien yang meliputi hak atas privasi, hak untuk
menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi
akibat kelalaian.
c) Peran educator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit
bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan
perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
d) Peran sebagai coordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan
serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan
sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah sesuai
dengan kebutuhan klien.
e) Peran kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja
melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli
gizi, dan lain – lain dengan upaya mengidentifikasikan
pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau
tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
f) Peran konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap
masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.
Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi
tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
g) Peran pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan
mengadakanperencnaan, kerjasama, perubahan yang sistematis
dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan
keperawatan.
2) Fungsi perawat
Fungsi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai
dengan perannya. Fungsi tersebut dapat berubah sesuai dengan
keadaan yang ada. Dalam menjalankan perannya, perawat akan
melaksanakan berbagai fungsi diantaranya sebagai fungsi
independen, fungsi dependen dan fungsi interdependen.
a) Fungsi independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang
lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan
secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan
dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
c. Asuransi kesehatan komersial kelompok (regulated private Health
insurance)
Contoh : Produk asuransi kesehatan suka rela oleh PT Askes.
D. Sistem Pebayaran kesehatan
1) Retrospektif
a) Biaya dibebankan lebih awal
b) Pembayaran di berikan setelaah pelayanan di berikan
c) penyalahgunaan melalui permintaan atau adanya tes yang tidak
diperlukan
d) lebih berfokus pada keadaan sakit dibandingkan sejahtera.
2) Prospektif
a) Pihak yang berwenang sudah menentukan besarnya premi
b) Besarnya premi dari prediksi yang ditentukan sejak awal
c) Besarnya premi relative tetap dibandingkan keseluruhan biaya
d) Provider beresiko rugi atau untung.
E. Jaminan Kesehatan Masyarakat
1) Kesehatan bagi semua
Pemerintah mempunyai tugas berat untuk melaksanakan
program ini secara optimal untuk mencapai efisiensi dan berkualitas.
Hal yang mesti diingat pemerintah, bahwa kesejahteraan social
tersebut dapat terwujut menurut pandangan ekonomi kesehatan
apabila tercapai kepuasan maksimal yang diinginkan oleh setiap
anggota masyarakat.
2) Perlunya jaminan kesehatan masyarakat
Masyarakat miskin biasanya rentan terhadap penyakir dan
mudah terjadi penularan penyakit karena berbagai kondisi seperti
kurangnya kebersihan lingkungan, perumahan yang saling
berhimpitan, serta pengetahuan terhadap kesehatan dan pendidikan
yang umumnya rendah.
Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah
tersebut diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan
kesehatan. Kesulitan akses kesehatan ini dipengaruhi oleh berbagai
factor seperti tidak adanya kemampuan secara ekonomi
dikarenakan biaya kesehatan memang mahal.
Peningkatan biaya kesehatan yang diakibatkan oleh berbagai
factor seperti perubahan pola penyakit, perkembangan teknologi
kesehatan dan kedokteran, pola bembiayaan kesehatan berbasis
pembayaran out of pocket, kondisi geografis yang sulit dijangkau
sarana kesehatan.
F. Restrukturisasi system kesehatan
Hsiao (2000) mengusulkan perlunya upaya restrukturisasi terhadap
lima komponen utama yang akan berdampak pada hasil, yaitu :
a. Restrukturisasi keuangan (financing)
Keuangan atau anggran merupakan komponen structural utama
yang akan mempengaruhi hasil karena dapat berdampak pada
pendidtribusian status kesehatan dan kemampuan pembiayaan
pemerintah terhadap pelayanan kesehatan.
b. Restrukturisasi Organisasi makro melalui pengorganisasian pasar
seperti
Membagi fungsi pelaksanaan pelayanan kesehatan pada bagian
terkecil untuk alas an efisiensi dan kualitas (misalnya home care,
pusat rehabilitasi) yang terintegrasi secara vertical.
c. Memilih system pembayaran yang tepat kepada pemberi pelayanan
kesehatan.
d. Diperlukan regulasi dengan coercive power
e. Diperlukan upaya edukasi, informasi, dan persuasi untuk
mempengaruhi keyakinan, harapan, gaya hidup, dan pilihan
masyarakat.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Praktek Keperawatan
Hingga dewasa ini perawatan di Indonesia sedang memasuki proses
awal dari proses professional dan masih harus memperjuangkan langkah-
langkah profesionalisasi yang sesuai dengan keadaan lingkungan social
ekonomi di Indonesia.19
Untuk itu, para perawat harus memahami falsafah
dan paradigma keperawatan yang memberi arah kepada perkembangan
keperawatan sebagai profesi. Salah satu karakteristik utama praktik
professional adalah praktek yang didasarkan pada nilai-nilai professional
semakin dibutuhkan karena:20
a. Perkembangan pesat yang terjadi pada teknologi kesehatan,
perubahan social ekonomi, dan peningkatan kesadaran klien akan
haknya.
b. Tuntutan profesi untuk melindungi hak klien dalam mendapatkan
layanan bermutu, sehingga perawat diharapkan mampu berperan
sebagai pembela klien. Peran sebagai pembela klien, didasarkan
pada prinsip melakukan yang baik untuk klien (beneficience) dan
tidak merugikan klien (nonmaleficence).
Nilai-nilai yang terkandung dalam praktek keperawatan dintaranya
adalah21
a) Nilai intelektual
Terdiri tiga komponen yang sangat terkait
19
Kusnanto.2004. Pengantar profesi danpraktek keperawatan professional. EGC. Jakarta. Hal:60 20
Ratna Sitorus. 2006. Model Praktek Keperawatan Profesional Di Rumah sakit: Penataan Struktur & Proses (sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan Diruang Rawat. EGC. Jakarta. Hal;16-17 21
Kusnanto. 2004. Hal:103
1) Body of knowledge yang melandasi praktek professional
2) Pendidikan spesialisasi untuk meneruskan kelompok ilmu
pengetahuan
3) Penggunaan pengetahuan dalam berfikir kritis dan kreatif
b) Nilai Komitmen Moral
Perilaku perawat harus dilandasi aspek moral
c) Otonomi, Kendali, dan tanggung gugat
Sesuai dengan teori yang paparkan di atas, dalam melaksanakan
praktek perawat harus secara professional. Bekal untuk professional adalah
mengerti nilai dasar keperawatan, sehingga perawat mampu memberikan
asuhan keperawatan dengan pendekatan holistic, didasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan, bersifat manusiawi, berdasarkan kebutuhan baik internal
maupun eksternal klien, asuhan ditujukan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien. Allah berfirman dalam Surat Al-Qashash ayat 77“ ….
Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu…”22
Kecenderungan dan arah perkembangan keperawatan terus
mengalami perubahan. Dahulu asuhan keperawatan diberikan atas dasar
naluriah, sebagai ungkapan kasih sayang seorang ibu terhadap anggota
keluarganya yang sakit. Demikian pelayanan keperawatan lebih bersifat
pelayanan vokasional atau tradisional, sekarang mulai dikaji/ dipelajari
dan dikembangkan atas dasar kaidah-kaidah ilmiah yang mendasari ilmu
keperawatan, sebab ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan, sistesis
dari ilmu-ilmu dasar dan ilmu keperawatan. Ilmu terapan tidak akan lepas
dengan ilmu lainnya, misalnya ilmu budaya ataupun ilmu ekonomi.
Menurut teori Bereaucratic Caring Dr, Marilyn Ray’s
menyampaikan kesehatan, sistem kesehatan, dan praktik keperawatan
dalam organisasi yang kompleks yang terus berubah. perawat yang terlibat
22
Q.S. Al-Qashash;77
dalam lingkungan praktek didasarkan pada dimensi spiritual-etika, politik,
ekonomi, hukum, teknologi, pendidikan, fisik dan sosial-budaya.
hubungan perawat-klien dengan variabel perawatan, dimana salah satu
variabel yaitu ekonomi.
ray (1987b) challenged nurse and nursing to discover the meaning
of the moral foundation of human caring and economics. the
economic and political dimensions of the theory of bureaucratic
caring served as the basis for the ongoing research conducted by ray
and turkel. in a grounded theory conducted by ray and turkel (2000),
qualitative interviews were conducted in not-for-profit and military
sectors of the healthcare delivery system. the purpose of this
research was to continue the study of the nurse-patient relationship
as an economic interpersonal resource. findings from this study
identified that the nurse-patient relationship was both outcome and
process. categories, which emerged during data analysis, included
relationships, caring and costs. the formal theory of relational
caring complexity illustrated that the caring relationship among the
nurse, patient, and administrator is complex and co creative, is both
process and outcome, and is a function of a set of economic
variables and a set of nurse-patient relational caring variables.
economic variables are depicted as time, technical, and
Seperti halnya perawat dalam berita dari Imoney Indonesia 21
Mei 2014 mengkategorikan perawat lima dari 4 profesi berganti
rendah di Indonesia30
. Disamping itu juga malang post tanggal 02 Mei
2013 berjudul gaji perawat poskesdes jauh di bawah UMK.31
Ini
suatu yang dilematis dari segi profesi keperawatan, tidak adanya suatu
kebijakan dari organisasi profesi terkait pembelaan terhadap
keperawatan supaya dalam menjalan praktek keperawatan bisa
professional.
Paper reviews dari David Keepnews Association Professional
Nursing and Health Care Council Washington State (2013)32
tentang
“Mapping the Economic Value of Nursing” merekomendasikan terkait
permasalahan economi di profesi perawat itu sendiri seperti di bawah
ini.
29
Edi Wuryanto.2010.Hubungan Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu dengan Kepuasan Kerja Perawatdi RSUD Tugurejo Semarang. (tesis). Fakultas Ilmu Keperawatan. Program Magister Keperawatan Universitas Indonesia. 30
David M. Keepnews.2013. Mapping Economic Value of Nursing. Wasington State Nurse Assoction(online)http://www.wsna.org/practice/publications/documents/economic%20value%20of%20nursing%20-%20white%20paper.pdf