Top Banner
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253 Status Dokumen : c Master c Salinan No. Nomor Revisi : 00 Tanggal Terbit : 12 Agustus 2017 Jumlah Halaman : Dibuat oleh : Diperiksa oleh: Nama ASMUJI, M.Kep. Nama Ns. Susi Wahyuning A, M.Kep. Jabatan PJMK Jabatan Ka Prodi Ners Tanggal 12 Agustus 2017 Tanggal 12 Agustus 2017 Disetujui oleh: Nama Ns. Awatiful Azza, M.Kep., Sp.Kep.Mat Jabatan Dekan Tanggal 12 Agustus 2017 Isi dokumen ini sepenuhnya merupakan rahasia Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember dan tidak boleh diperbanyak, baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain tanpa ijin tertulis dari Rektor Universitas Muhammadiyah Jember.
94

ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

Aug 15, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM)

No. 0080117253

Status Dokumen : c Master c Salinan No.

Nomor Revisi : 00

Tanggal Terbit : 12 Agustus 2017

Jumlah Halaman :

Dibuat oleh : Diperiksa oleh:

Nama ASMUJI, M.Kep. Nama Ns. Susi Wahyuning A, M.Kep.

Jabatan PJMK Jabatan Ka Prodi Ners

Tanggal 12 Agustus 2017 Tanggal 12 Agustus 2017

Disetujui oleh:

Nama Ns. Awatiful Azza, M.Kep., Sp.Kep.Mat

Jabatan Dekan

Tanggal 12 Agustus 2017

Isi dokumen ini sepenuhnya merupakan rahasia Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember dan tidak boleh

diperbanyak, baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain tanpa ijin tertulis dari Rektor Universitas Muhammadiyah Jember.

Page 2: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

DAFTAR REVISI

No.Rev Tanggal Halaman Tertulis Revisi

Page 3: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

DAFTAR ISI

Halaman Judul dan Persetujuan

……………………………………………………………. 1

Daftar Revisi

……………………………………………………………. 2

Daftar Isi

Visi dan Misi

Kemampuan Akhir Yang

Diharapkan

…………………………………………………………….

…………………………………………………………….

…………………………………………………………….

3

4

5

Deskripsi Mata Kuliah

Isi Modul

…………………………………………………………….

…………………………………………………………….

6

7

Page 4: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

VISIMISI

PROGRAMSTUDINERSFAKULTASILMUKESEHATAN

UNIVERSITASMUHAMMADIYAHJEMBER

VISIPROGRAMSTUDINERSMenjadiprogramstudiungguldalampendidikanprofesikeperawatanyangberjiwaentrepreneurditingkatAsiaTenggaraberdasarkannilai-nilaike-Islamantahun2030

MISIPROGRAMSTUDINERS

1. Menyelenggarakan pendidikan keperawatan yang profesional, berkualitas,dan bermartabat serta menghasilkan lulusan berdaya saing di tingkat AsiaTenggara.

2. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakatberdasarkan nilai-nilai ke-islaman yang berkonsentrasi kepadapengembanganilmupengetahuan,danteknologibidangkeperawatan.

3. Menyelenggarakan dan mengembangkan atmosfir akademik yang kondusif,dan berfikir kritis guna menghasilkan lulusan sebagai tenaga keperawatanprofesional yang berjiwa entrepreneurship mengedepankan nilai nilaikeislaman.

4. Menyelengarakan sistem manajemen kinerja berbasis standar mutupendidikantinggi

5. Menyelenggarakan kerjasama kemitraan lintas program dan lintas sektoraldalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidangkeperawatan.

TUJUANPROGRAMSTUDINERS

1. Menghasilkan lulusan perawat profesional yang kreatif, kompetetif, bermoral, berwawasan luas, dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya, dan mampu bersaing di tingkat Asia Tenggara.

2. Menghasilkan lulusan yang berjiwa entrepeneur yang berpegang teguh pada nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.

3. Menghasilkan penelitian secara aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta keterampilan keperawatan.

4. Menghasilkan kegiatan pengabmas yang secara dinamis mampu menyelesaikan masalah-masalah kesehatan dan atau keperawatan yang dihadapi masyarakat sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

5. Terwujudnya atmosfir akademik yang kondusif berbasis budaya akademik islami (BUDAI).

6. Menghasilkan sistem manajemen kinerja berbasis standar akreditasi 7. Terjalinnya kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam bidang kesehatan dan

keperawatan

Page 5: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

CONTOH LAPORAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

1.1 Latar Belakang

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan merupakan tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi

setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai

salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Untuk itu, perlu ditingkatkan upaya

untuk memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu

baik. Sejalan dengan meningkatnya pendidikan, perubahan sosial budaya, masyarakat dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi maka sistem nilaipun mulai berubah. Adanya

tuntutan terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu fenomena yang

harus di respon oleh perawat. Pelayanan keperawatan secara profesional perlu mendapatkan

perhatian dalam pengembangan dunia keperawatan dengan mengoptimalkan manajemen

keperawatan.

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam

menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen tersebut mencakup kegiatan planning,

organizing. Actuating, controlling terhadap staf sarana, dan prasarana dalam mencapai

organisasi (Grant dan Massye. 1999 dalam Nursalam, 2011). Manajer keperawatan dituntut

untuk merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana

yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien

mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat.

Manajemen didefinisikan sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan yang berubah. Dalam manajemen

terdapat suatu proses yang mengubah suatu input menjadi suatu output yang diharapkan. Input

manajemen terdiri dari manusia, material/ alat, metode dan lingkungan yang selanjutnya akan

mengalami proses manajemen sehingga tercapai output. Output pada manajemen berupa

efisiensi dalam pelayanan dan staf yang kompoten dan ahli. Pada manajemen keperawatan,

kegiatan ini terintegrasi pada praktek yang nyata dalam pengelolaan klien, sehingga dihasilkan

suatu pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien yang terdapat diterapkan kepada klien,

keluarga klien dan masyarakat.

Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai metode

pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat

saling mendukung. Adanya manajemen keperawatan dapat membantu Adanya tuntutan kualitas

terhadap pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan dirasakan sebagai satu phenomena

Page 6: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

yang harus direspon oleh perawat. Pelayanan keperawatan secara profesional perlu

mendapatkan perhatian dalam pengembangan dunia keperawatan. Salah satu strategi untuk

mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan adalah melakukan

manajemen keperawatan dengan harapan adanya factor kelola yang optimal mampu

meningkatkan keefektifan pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin

kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan.

Pelayananan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan bagi

organisasi pelayanan kesehatan.. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling

mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatam desentralisasi, dengan

meningkatnya pendidikan bagi perawatan , diharapkan dapat memberikan arah terhadap

pelayanan keperawatan berdasarkan isu di masyarakat.

Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran

pelayanan keperawatan yang terdapat di dalamnya. Era globalisasi dan perkembangan ilmu

dan teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan

kesehatan yang optimal. Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan

system pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang-undangan keperawatan (Nursing

Act), dimanapun perawat itu bekerja (Nursalam 2015).

RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe merupakan rumah sakit negeri kelas B, rumah sakit

ini mampu menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah sakit ini

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu baik sehingga selalu

dilakukan pembenahan baik dari segi sarana/prasarana, sumber daya manusia serta jenis

pelayanan yang diberikan selain itu pula banyak tantangan yang dihadapi oleh rumah Sakit

Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe dan untuk mengatasi tantangan dan hambatan tersebut

diperlukan komitmen terhadap semua pihak baik fungsional maupun pihak manajemen. Salah

satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan

adalah melakukan manajemen keperawatan dengan harapan adanya faktor kelola yang optimal

mampu meningkatkan keefektifan pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih

menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan.

Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan di rumah

sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe yang merupakan tempat untuk menerapkan ilmu

dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari tanpa adanya tata kelola yang memadai

kemauan, dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari semua pihak maka pelayanan

keperawatan profesional hanyalah akan menjadi teori semata. Untuk tenaga perawat di rumah

sakit ini perlu mengupayakan kegiatan penyelengaraan Sistem Pemberian Pelayanan

Page 7: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

Keperawatan profesional (SP2KP) yang merupakan penataan sistem pemberian pelayanan

keperawatan melalui pengembangan model praktik keperawatan yang ilmiah. Model ini sangat

menekankan pada kualitas kinerja tenaga keperawatan yang berfokus pada profesionalisme

keperawatan antara lain melalui penataan dan fungsi setiap jenjang tenaga keperawatan, sistem

pengembalian keputusan, sistem penugasan, dan sistem penghargaan yang memadai.

Pada penerapan SP2KP ini dikembangkan menajemen kegiatan keperawatan

berdasarkan 4 pilar nilai professional, yaitu pendekatan manajemen (Management Approach),

kompensasi dan penghargaan (Compensatory Reward), hubungan professional relation sif dan

pemberioan asuhan keperawatan (patien care delivery).

System pemberian pelayanan keperawatan professional (SP2KP) merupakan

pengembangan dari model praktik keperawatan professional (MPKP) dirumah sakit umum

daerah prof. Dr. H. Aloei Saboe yang sudah diterapkan sejak tahun 2006 yang bertujuan :

a. Meningkatkan kualitas asuhan pelayanan professional yang berdampak pada kepuasan

pelanggan.

b. Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang professional bagi tenaga

keperawatan

c. Meningkatkan kemandirian perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan

professional, akuntabilitas dan kapabilitas

d. Meningkatkan kepuasan kinerja perawat

e. Peningkatkan komunikasi yang efektif antara perawat, pasien/keluarga dan tim kesehatan

lainnya

f. Menentukan dan merencanakan fasilitas peralatan keperawatan dalam menunjang

pelayanan keperawatan

Ruangan SP2KP Anak merupakan salah satu pelayanan rawat inap yang ada di RSUD

Prof.Dr.H Aloei Saboe, Sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional (SP2KP)

merupakan pengembangan dari model praktik keperawatan profesional (MPKP) di rumah sakit

daerah Prof. Dr.H. Aloei Saboe. Berdasarkan berbagai pemikiran tersebut maka mahasiswa

melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan di ruangan SP2KP Anak RSUD Prof.

Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo dapat memberikan pengalaman pengelolaan pada salah satu

unit pelayanan kesehatan, sekaligus berkontribusi meningkatkan kualitas pelayanan di rumah

sakit.

Berdasarkan berbagai pemikiran tersebut maka mahasiswa melaksanakan praktek profesi

manajemen keperawatan di ruang SP2KP Anak Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei

Page 8: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

Saboe sehingga dapat memberikan pengalaman pengelolaan pada salah satu unit pelayanan

kesehatan, sekaligus berkontribusi meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa mampu

menerapkan konsep dan prinsip manajemen keperawatan dan menjadi “ Change Agent” pada

unit pelayanan kesehatan secara nyata dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Ruang

SP2KP Anak Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan praktek profesi keperawatan Manajemen Keperawatan mahasiswa

mampu:

1. Melakukan pengkajian di ruang rawat SP2KP Anak

2. Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen keperawatan.

3. Melakukan kegiatan manajemen keperawatan di ruangan SP2KP Anak dalam bentuk:

A. Mampu membuat fungsi perencanaan sistem pemberian pelayanan keperawatan

profesional diruangan dalam bentuk :

a) Mampu menyiapkan perangkat kegiatan sistem pemberian pelayanan keperawatan

profesional diruangan

b) Mampu mengembangkan sistem informasi manajemen keperawatan diruangan

dalam menerapkan sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional.

B. Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian diruangan sistem pemberian pelayanan

keperawatan profesional antara lain:

a) Membuat struktur organisasi diruang sistem pemberian pelayanan keperawatan

professional

b) Membuat daftar dinas di ruang berdasarkan tim di ruang sistem pemberian pelayanan

keperawatan professional

c) Membuat daftar pasien berdasarkan tim diruang sistem pemberian pelayanan

keperawatan professional

d) Menyarankan sarana dan prasarana yang belum lengkap di ruangan SP2KP Anak

C. Melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan di ruang sistem pemberian pelayanan

keperawatan profesional antara lain:

a) Mampu menerapkan pemberian motivasi

b) Mampu membentuk manajemen konflik

c) Mampu melakukan pendelegasian dengan baik

Page 9: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

D. Mampu melakukan komunikasi efektif antara lain:

a) Operan.

b) Pre Confrence.

c) Post Confrence.

d) Ronde Keperawatan.

e) Supervisi Keperawatan.

f) Discharge Planning.

g) Dokumentasi keperawatan.

E. Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di ruangan sistem

pemberian pelayanan keperawatan profesional antara lain:

a) Mampu memperhitungkan BOR (Bed Occupancy Rate), yaitu pemakaian tempat

tidur pada satu satuan waktu.

b) Mampu menghitung ALOS (Average Lenght Of Stay), yaitu rata-rata lama rawat

seorang pasien.

c) Mampu menghitung TOI (Turn Over Interval), rata-rata hari tempat tidur tidak

ditempati dari saat diisi kesaat terisi berikutnya.

d) Mampu melakukan survey masalah baru.

e) Mampu menganalisis kepuasan pasien dan keluarga.

1.3 Manfaat

1. Bagi Pasien

Dengan adanya praktek manajemen di Rumah sakit diharapkan pasien merasakan

pelayanan yang optimal, serta mendapat kenyamanan dalam pemberian asuhan

keperawatan sehingga tercapai kepuasan klien yang optimal.

2. Bagi Perawat

a) Tercapainya tingkat kepuasan kerja perawat yang optimal.

b) Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim

kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.

c) Tumbuh dan tertibnya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.

d) Meningkatkan profesionalisme keperawatan.

3. Bagi Rumah Sakit

a) Mengetahui masalah-masalah yang ada diruang perawatan yang berkaitan dengan

pelaksanaan asuhan keperawatan professional.

b) Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta menyusun

rencana strategi.

Page 10: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

c) Mempelajari penerapan asuhan keperawatan profesional secara optimal

4. Bagi Mahasiswa

Mengerti dan memahami penerapan atau aplikasi asuhan keperawatan profesional di

dalam rumah sakit.

Page 11: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Manajemen Keperawatan

2.1.1 Definisi

Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk memberikan

pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager keperawatan adalah

merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan

sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien

(Gillies, 2006).

Manejemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan

untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam, 2007). Manejemen

keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan

untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada

baik sumber daya manusia, alat, maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan

keperawatan yang efektif, baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat.

Manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta

mengelola kegiatan keperawatan. Suyanto (2009) menyatakan bahwa lingkup manajemen

keperawatan adalah manajemen pelayanan kesehatan dan manajemen asuhan keperawatan.

Manajemen pelayanan keperawatan adalah pelayanan di rumah sakit yang dikelola oleh bidang

perawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak (kepala bidang

keperawatan), manajemen menegah (kepala unit pelayanan atau supervisor), dan manajemen

bawah (kepala ruang perawatan). Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh

manajer keperawatan melaksanakan peran dan fungsinya.

2.1.2 Prinsip manajemen Keperawatan

a. Pengkajian – pengumpulan data

Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan proses

manajemen seperti proses keperawatan , mencakup pengumpulan data, fakta-fakta,

masalah-masalah diagnosa, perencanaan tindakan, pelaksanaan rencana-rencana dan

evaluasi hasil.

b. Perencanaan

Dimaksudkan untuk menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai tujuan

organisasi yang telah diterapkan. Perencanaan disini dimaksudkan untuk menentukan

kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakan tujuan,

Page 12: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

mengalokasi anggaran belanja, memutusan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang

dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas

staf serta menegakan kebijaksanan dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan

misi institusi yang telah diterapkan.

c. Pelaksanaan

Karena manajemen membutuhkan kerja sama dengan orang lain, pelaksanaan langkah

proses manajemen menyangkut pengarahan kelompok-kelompok perawatan untuk

melaksanakan tindakan-tindakan yang telah direncanaakan. Pengarahan karyawan

mencakup pengarahan komunikasi dan motivasi.

d. Evaluasi

Tahap akhir dari proses manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah

dilaksanakan. Tujuan evaluasi disini adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu

melaksaanan peranannya sesuai dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan serta

mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan.

2.1.3 Peran manajemen keperawatan

Perawat professional diharapkan menjadi manajer dan leader yang efektif dalam

keperawatan. Hal-hal yang harus dilakukan yang terkait perannya sebagai manajer keperawatan

adalah kompetensi yang harus dimilikinya agar menjadi seseorang leader yang efektif :

a. Kepemimpinan

1) Berkomunikasi tentang organisasi, kegiatan organisasi dan pelaksanaan perubahan

2) Mendelegasikan tugas dan menerima tanggung jawab

3) Menciptakan budaya organisasi yang kondusif dan efektif

4) Melibatkan staf dalam pengembagan organisasi

5) Fleksibilitas dalam pelaksanaan peraturan

b. Pengambilan keputusan dan perencanan

1) Berfikir ulang dan menyusun kembali prioritas organisasi.

2) Cepat tanggap terhadap perubahan yang tidak diharapkan.

3) Mengantifikasi perencanaan perubahan anggaran.

4) Memberikan pedoman tentang keputusan organisasi.

5) Menginterpretasikan perubahan ekonomi staf.

c. Hubungan / komunikasi

1) Empati, mendengar dan tanggap pernyataan staf

2) Menciptakan situasi kondusif dalam komunikasi

3) Menunjukan rasa percaya diri melalui kemampuaan berkomunikasi

Page 13: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

4) Mengembangkan proses hubungan yang baik dalam organisasi

d. Anggaran

1) Mengontrol budget

2) Mengintrespretasikan penggunaan anggaran sesuai kebutuhan

3) Merencanakan anggaran tahunan (5 tahun)

4) Mengonsultasikan masalah keuangan

e. Pengembangan

1) Mengembangkan tim kerja yang efektif

2) Mengembangkan hubungan professional antar staf

3) Memberikan umpan balik yang positif

4) Menggunakan system pemberian penghargaan yang baik

f. Personality

1) Mengambil keputusan yang tepat

2) Mengelola stres individu

3) Menggunakan koping yang efektif dalam setiap masalah

g. Negosiasi

1) Mengidentifikasi dan mengelolah konflik

2) Memfasilitasi perubahan

3) Melakukan negosiasi dengan baik terhadap staf, kelompok,dan organisasi

4) Mengklarifikasi kejadian yang melibatkan staf

5) Menjadi mediator bila terjadi konflik antara staf atau kelompok

2.2 Konsep Kepemimpinan

2.2.1 Definisi

Menurut George R. terry kepemimpinan itu adalah hubungan yang ada dalam diri

seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara standar dalam

hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan adalah suatu proses

yang mempengaruhi aktivitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama.

2.2.2 Tugas Dan Peran Pemimpin

Menurut James A.F Stoner, tugas utama seorang pemimpin adalah :

a. Pemimpin bekerja dengan orang lain

Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satunya

atasannya, staf, teman bekerja atau dengan atasan lain dalam organisasi baik orang diluar

organisasi.

Page 14: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

b. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggung jawabkan

Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,

mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik.

c. Pemimpin menyeimbangkan pencapaiaan tujuan dan perioritas

Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan

mendahulukan prioritas.

d. Pemimpin harus berfikir secara analitis dan konseptual

Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya

dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat.

e. Manajer adalah seorang mediator

Pemimpin harus menjadi seorang penengah dalam terjadi konflik.

f. Pemimpin adalah politisi dan diplomat

Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi.

g. Pemimpin membuat keputusan yang sulit

Seorang pemimpin harus memecahkan masalah

2.2.3 Gaya kepemimpinan

Kepemimpinan dipengaruhi oleh sifat dan perilaku yang memiliki pemimpin :

1. Autokratik

1) Pemimpin membuat keputusan sendiri

2) Lebih memperlihatkan hasil dari pada terhadap karyawannya

3) Dapat menimbulkan permusuhan, agresifitas/ sebaliknya menghilangkan inisiatif dan

apatis

2. Demokratis

1) Pengambilan keputusan melibatkan bawahan

2) Berorientasi kepada bawahan dan menitik beratkan hubungan antar manusia dan kerja

kelompok.

3) Dapat menimbulkan/ meningkatkan produktifitas, inisiatif dan kepuasan kerja.

3. Laissez faire

1) Memberikan banyak keputusan

2) Pantang memberikan bimbingan

3) Bermaksud membuat orang senang dan bebas

4) Dapat menyebabkan : produktifitas rendah, karyawan frustasi,tidak ada pegangan

Page 15: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

4. Kecakapan kepemimpinan

1) Kecakapan konvensional (conceptual skil)

a) Kemampuan mengetahui kebijaksanaan organisasi secara keseluruhan

b) Hal ini penting pemimpin tingkat atas

2) Kecakapan kemanusiaan (human skill)

a) Kemampuan untuk bekerja didalam kelompok atau dengan kelompok

b) Untuk membangun suatu usaha koordinasi dalam suatu tim dimana ia sebagai

pemimpin.

3) Kecakapan tehnik (tehnical skill)

Penting sebagai pimpinan tingkat middle managemen level dan pimpinan tingkat bawah.

2.3 Konsep Change Agent

2.3.1 Definisi Perubahan

Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari

status tetap (statis) menjadi yang bersifat dinamis , artinya dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan yang ada.perubahan dapat mencangkup keseimbangan personal, sosial maupun

organisasi untuk dapat menjadi perbaikan atau penyempurnaan serta dapat menerapkan ide atau

konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.

2.3.2 Tahap-tahap dalam perubahan

Secara umum tahap-tahap perubahan akan meliputi tiga tahap :

a) Tahap persiapan, dilakukan berbagai kontak melalui ceramah, pertemuan, maupun

komunikasi tertulis. Tujuan agar tercapai kesadaran akan pentingnya perubahan.

b) Tahap penerimaan, pemahaman yang dibentuk akan bermuara ke dalam dua kutub, yaitu

persepsi yang positif di satu sisi atau presepsi negatif di sisi lain. Persepsi negatif akan

melahirkan keputusan untuk tidak mendukung perubahan, sebaliknya persepsi positif

yang melahirkan keputusan untuk memulai perubahan dan merupakan suatu bentuk

komitmen untuk berubah.

c) Tahap komitmen, melalui beberapa langkah yaitu instalasi, adopsi, instusionalisasi, dan

anaklisasi. Langkah instalasi merupakan periode percobaan terhadap perubahan yang

merupakan Preminary testing terhadap dua konsekuensi dari langkah ini. Konsekuensi

yang pertama, perubahan dapat diadopsi untuk pengujian jangka panjang. Kedua,

perubahan gugur setelah implementasi pendahuluan yang mungkin disebabkan oleh

masalah ekonomi-finasial-politik, perubahan dalam tujuan strategis dan tingginya vested

interest

2.3.3 Jenis-jenis perubahan

a) Perubahan bersifat berkembang

Page 16: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

Perubahaan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari

status tetap (statis) menjadi yang bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan yang ada.

b) Perubahan bersifat spontan

Sifat perubahan ini terjadi karena keadaan yang dapat memberikaan respon tersendiri

Tahap Penjelasan

Tahap I

Mengidentifikasi tujuan perubahan,

melakukan pengkajian pada orang yang

layak, menguji dokumen dan menulis

bahan-bahan yang sudah dikembangkan

dan secara konsisten menetap keadaan

sesuai visi yang telah ditetapkan

Tahap II Meyakinkan tentang kesesuaian tujuan

perubahan dengan strategi organisasi

Tahap III

Dimana tujuan akan dapat dilaksanakan

dengan baik dan orang yang telibat

didalamnya

Tahap IV

Menentukan siapa yang akan memiliki

perubahan, pemimpinan harus

mengkomunikasikan visi secara efektif

kepada setiap orang tatanan jabatan

organisasi dan sebagai pelatih,mentor,

pendengar dan mendukunng kerja

kelompok

Tahap V Memfasilitaskan komitmen semua pihak

yang terlibat

Tahap VI

Mengidentifikasi instrument tujuan yang

sefesifik yang dipergunakan sebagai tolak

ukur mempunyai perubahan

Tahap VII

Membangun suatu system kerja yang

solid. Tim kerja tersebut harus

mempunyai tanggung jawab yang jelas,

mampu berkomunikasi dengan lainnya,

terhadap kejadian-kejadian yang bersifat alamiah yang diluar kehendak manusia,yang tidak

Page 17: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

dapat

diramalkan atau diprediksikan sehingga sulit untuk diadaptasi seperti perubahan keadaan alam,

tanah longsor ,banjir dan lain-lain.

c) Perubahan bersifat direncanakan

Perubahan bersifat direncakan ini dilakukan bagi individu, kelompok atau masyarakat

yang ingin mengadakan perubahan kearah yang lebih maju atau mencapai tingkat

perkembangan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya, sebagaimana perkembangan profesi

keperawatan tidak terlepas dari konsep berubah yang dimiliki oleh para praktisi, akademik atau

seseorang yang masih ingin mengembangkan keperawatan, yang memiliki keyakinan dan teori

perubahan yang dimiliki.

2.3.4 Faktor yang mendukung perubahan

a. Perubahan dipandang sebagai sesuatu yang positif oleh target berubah

b. Perubahan sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang diyakini

c. Perubahan sederhana dan konkrit

d. Target berubah dilibatkan sejak fase awal

e. Perubahan dilakukan dalam skala kecil

f. Pemimpin dan tokoh kelompok dilibatkan

g. Komunikasi terbuka antara target berubah dan innovator

h. Evaluasi sebagai bagian dari proses berubah

2.3.5 Faktor penghambat perubahan

Menurut new dan Coullard (2008), faktor penghambat (restraining force) yaitu :

a. Mengancam kepentingan pribadi.

b. Persepsi yang kurang tepat.

c. Reaksi psikologis.

d. Toleransi untuk berubah.

2.4 Konsep SP2KP

2.4.1 Definisi

dan juga harus mampu negosiasi dan

penyelesaian masalah.

Tahap VIII

Melibatkan semua tim kesehatan yang

terlibat dalam praktik keperawatan

professional kepada pasien, dan tim

tersebut harus mendukung dan terlibat

dalam perubahan diharapkan oleh

organisasi

Page 18: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

SP2KP adalah sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional yang merupakan

pengembangan dari MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional) dimana dalam SP2KP

ini terjadi kerjasama profesional antara perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA) serta

tenaga kesehatan lainnya.

2.4.2 Manajemen Keperawatan Di Ruang SP2KP

Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan

untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional (Nursalam, 2007). Manajemen

keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan

untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, serta mengawasi sumber-sumber yang

ada baik SDM, alat, maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang

efektif, baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat.

SP2KP menempatkan pendekatan manajemen (management approach) sebagai pilar

praktek profesional yang pertama. Oleh sebab itu, proses manajemen harus dilaksanakan

dengan disiplin demi menjamin pelayanan yang diberikan kepada pasien dan atau keluarga.

Di ruang SP2KP pendekatan manajemen diterapkan dalam bentuk fungsi manajemen

yang terdiri dari :

1. Perencanaan (Planning)

Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang SP2KP meliputi perumusan visi, misi, filosofi

dan kebijakan. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah perencanaan jangka

pendek yang meliputi rencana kegiatan harian, dan tahunan.

a. Visi

Visi adalah pernyatan singkat yang menyatakan alasan dan tujuan organisasi tersebut

dibentuk. Visi harus dirumuskan sebagai landasan perencanaan organisasi. Visi RSUD Prof

Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo adalah sebagai berikut : “ Rumah sakit terbaik diprovinsi

gorontalo dan kawasan teluk tomini”.

b. Misi

Misi adalah pernyataan yang menjalankan tujuan organisasi dalam mencapai visi yang

telah ditetapkan, adapun misi RSUD Prof Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo adalah sebagai

berikut :” Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit yang berwawasan lingkungan”.

c. Filosofi

Filosofi adalah seperangkat nilai yang mengakar dan menjadi rujukan semua kegiatan

dalam organisasi dan menjadi landasan serta arahan seluruh rencana jangka panjang. Nilai-

nilai dalam filosofi dapat lebih dari satu. Filosofo di ruang SP2KP adalah sebagai berikut

(filosofi perawatan) :

Page 19: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

1. Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan untuk meningkatkan

derajat kesehatan secara optimal kepada semua yang membutuhkan yang tidak

membedakan bagsa, suku, agama/kepercayaan dan statusnya disetiap tempat pelayanan

kesehatan.

2. Manusia adalah individu yang memilki bio, psiko, dan spritual yang unik, keputusan ini

harus selalu dipertimbangkan oleh setiap pemberi asuhan keperawatan

3. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui asuhan bersama dari semua anggota

tim kesehatan dan pasien/keluarga.

4. Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat menggunakan proses keperawatan

dengan 5 tahapan untuk memenuhi kebutuhan pasien/keluarga

5. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat memilki wewenang melakukan

asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan keperawatan

6. Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terus menerus untuk

pertumbuhan dan perkembangan staf pelayanan keperawatan.

d. Kebijakan

Kebijakan adalah peryataan yang menjadi acuan dalam pengambilan keputusan.

Kebijakan diruang SP2KP adalah : kepala ruangan dan staf keperawatan bertugas

berdasarkan surat keputusan (SK).

e. Rencana jangka pendek

Rencana jangka pendek yang dterapkan diruangan SP2KP terdiri dari rencana harian,

bulanan, dan tahunan.

1. Rencana Harian

Rencana harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan

perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift. Isi kegiatan disesuaikan dengan

peran dan fungsi perawat. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan dan dilengkapi

pada saat operan dan pre comference.

a. Perencana Harian Kepala Ruangan

1. Asuhan keperawatan

2. Supervisi katim dan perawat pelaksana

3. Supervisi tenaga selain perawat dan kerja sama dengan unit lain yang terkait.

Kegiatan tersebut meliputi :

a) Operan (Hand Over)

b) Pre Conference dan Post Conference

c) Mengecek SDM dan sarana prasarana

Page 20: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

d) Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang memerlukan perhatian khusus

e) Melakukan supervisi pada ketua tim/perawat pelaksana

f) Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat terstruktur/insidentil

g) Mengecek kembali keadaan pasien, perawat, lingkungan yang belum teratasi

h) Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan keperawatan untuk sore, malam, dan

besok sesuai tingkat ketergantungan pasien.

b. Rencana Harian Ketua Tim

1. Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi tanggung jawabnya

2. Melakukan supervisi perawat pelaksana

3. Kolaborasi dengan dokteratau tim kesehatan lain

4. Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas.

Kegiatan tersebut meliputi antara lain :

a) Operan (Hand Over)

b) Pre Conference dan Post Conference

c) Merencanakan asuhan keperawatan

d) Melakukan supervisi perawat pelaksana

e) Mendokumentasikan asuhan keperawatan

f) Memeriksa kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan

g) Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas.

c. Rencana Harian Perawat Pelaksana

Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien

yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shift sore dan malam

agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka perawat tersebut berperan sebagai

ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre Conference.

Kegiatan tersebut meliputi antara lain :

1. Operan (Hand Over)

2. Pre Conference dan Post Conference

3. Melakukan intervensi keperawatan

4. Mendokumentasikan asuhan keperawatan

d. Penilaian Rencana Harian Perawat

Untuk menilai keberhasilan dari rencana harian, observasi dilakukan dengan

menggunakan instrumen jurnal rencana harian. Setiap ketua tim memiliki instrumen dan

mengisi setiap hari. Pada akhir bulan, presentase pembuatan rencanan harian masing-masing

dapat dihitung.

Page 21: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

2. Rencana Bulanan

Rencana bulanan merupakan rencana tindak lanjut yang dibuat oleh kepala ruanagan dan ketua

tim.

a. Rencana bulanan kepala ruangan

Setiap akhir bulan kepala ruangan (karu) melakukan evaluasi hasil keempat pilar atau nilai

SP2KP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut. Karu akan membuat rencana tindak lanjut untu

meningkatkan kualitas hasil.

Kegiatan yang mencakup rencana bulanan karu adalah sebagai berikut

1. Membuat jadwal dinas

2. Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga

3. Membuat jadwal yang memimpin rapat bulanan perawat

4. Membuat jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan

5. Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana

6. Melakukan audit dokumentasi

7. Membuat laporan bulanan

b. Rencanan bulanan ketua tim

Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan

oleh timnya. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah sebagai berikut :

1. Mempersentasikan kasus dalam case comference

2. Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga

3. Melakukan supervisi perawat pelaksana

3. Rencana tahunan

Setiap akhir tahun, kepala ruangan melakukan evaluasi hasi kegiatan dalam satu tahun yang

dijadikan sebagai acuan rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup hal-hal

berikut :

a. Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja SP2KP baik proses kegiatan (kegiata 4

pilar praktik profesional yang sudah dilakukan)maupun evaluasi mutu pelayanan.

b. Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim.

c. Penyegaran terkait materi SP2KP khusus kegiatan pencapaian rendah. Hal ini bertujuan

mempertahankan kinerja yang telah dicapai SP2KP bahkan meningkatkannya dimasa mendatang

d. Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karier perawat (perawat

pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan

formal, membuat jadwal untuk mengikuti pelatihan.

2. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan, penugasan suatu

kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari pengkoordanisasian aktivitas yang tepat, baik

vertikal maupun horizontal, yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi.

Page 22: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang SP2KP menggunakan pendekatan sistem

penugasan modifikasi keperawatan tim primer secara vertikal ada kepala ruangan, ketua tim dan

perawat pelaksana. Setiap tim bertanggung jawab terhadap pasien. Pengorganisasian di ruangan SP2KP

terdiri dari :

a. Struktur organisasi

Struktur organisasi adalah susunan komponen dalam suatu organisasi (Sutopo, 2000). Pada

pengertian organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-

fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau dikoordinasikan. Struktur organisasi

juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan.

b. Daftrar dinas ruangan

Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab dinas/shift

c. Daftar pasien

Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter, nama perawat dalam tim,

penanggung jawab pasien dan alokasi perawat saat menjalankan dinas ditiap shift.

Struktur Organisasi Ruang SP2KP

Struktur organisasi runag SP2KP menggunakan sistem penugasan tim primer keperawatan. Ruang

SP2KP dipimpin sebagai ruangan membawahi tiga atau lebih ketua tim. Ketua tim berperan sebagai

perawat primer membawahi beberapa perawat pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara

menyeluruh kepada sekelompok pasien. Struktur organisasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan:

ekanisme pelaksanaan pengorganisasian diruang SP2KP:

a. Kepala ruangan membagi perawat menjadi 2-3 tim dan tiap tim diketuai masing-masing oleh

seorang ketua tim yang terpilih

b. Kepala ruangan bekerja sama dengan ketua tim mengatur jadwal dinas (pagi, sore, malam).

c. Kepala ruangan membagi pasien masing-masing tim

d. Apabila suatu ketika satu tim kekurangan perawat pelaksana karna kondisi tertentu, kepala ruangan

dapat memindahkan perawat pelaksana dari tim yang satu ketim yang mengalami kekurangan

anggota

e. Kepala ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan shift pagi apabila sesuatu hal

kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk itu yang dipilih adalah perawat yang paling kompoten

dari perawat yang ada. Sebagai pengganti kepala ruangan adalah ketua tim, sedangkan jika ketua

tim berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota tim (perawat pelaksana) yang paling kompoten

diantara anggota lain.

f. Ketua tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.

g. Ketua tim mengendalikan asuhan keperawatan yang doberikan kepada pasien baik yang diterapkan

oleh dirinya maupun oleh perawat pelaksana anggota timnya

h. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dilakukan oleh ketua tim. Bila ketua tim karena suatu hal

Page 23: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat pelaksana paling

kompoten yang ada didalam tim

i. Masing-masing tim memiliki buku kominukasi.

j. Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung

jawabnya.

3. Pengarahan (directing)

Pengarahan adalah langkah keempat dari fungsi manajemen yaitu penerapan perencanaan dalam

bentuk tindakan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya istilah lain yang

digunakan sebagai padanan pengarahan adalah pengorganisasian dan pengaktifan apapun istilah yang

digunakan pada akhirnya akan berakhir pada malaksanakan kegiatan yang telah di rencanakan

sebelumnya.

Diruang SP2KP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut :

a. Menciptakan budaya motivasi

b. Komunikasi efektif pada operan antar shift

c. Komunikasi efektif pada pre conference

d. Komunikasi efektif pada post conference

e. Manajemen konflik

f. Supervisi

g. Pendelegasian

4. Pengendalian (Controlling)

Proses terakhir dari manajemen adalah pengendalian atau kontrol , (Fayol ,2003) mendefinisikan

kontrol sebagai “ pemeriksaan mengenai apakah segala sesuatunya terjadi sesuai rencana yang telah

disepakati, instruksi yang dikeluarkan, dan prinsip- prinsip yang ditentukan, yang bertujuan

menunjukan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi. Pengendalian harus

dilakukan untuk mengetahui fakta yang ada sehingga apabila muncul isu dapat segera direspon dengan

mendiskusikan bersama. Pada SP2KP kegiatan pengendalian diterapkan dalam bentuk kegiatan

pengukuran ysng meliputi :

a. Indikator Umum

1) Jumlah tempat tidur terpakai (Bed Occupancy Rate/ BOR)

BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini

memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar

nasional BOR adalah 70- 80 %.

Jumlah hari perawatan

BOR = x 100%

Jumlah TT x jumlah hari per satuan waktu

Keterangan :

- Jumlah hari perawatan adalah total pasien dalam satu hari dikali jumlah hari dalam satuan waktu

- Jumlah hari per satuan waktu. Pada jumlah hari jika dihitung per satu bulan, jumlahnya 28- 31

Page 24: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

hari bergantung pada jumlah hari dalam satu bulan tersebut.

2) Rata- rata lama rawat (Average Length Of Stay / ALOS)

ALOS adalah rata- rata lama hari seorang pasien dirawat. Indikator ini selain memberikan

gambaran mutu pelayanan jika diterapkan pada diagnosis tertentu yang masih membutuhkan

pemeriksaan lebih lanjut. Secara ALOS yang ideal antara 6-9 hari. Dalam SP2KP pengukuran

ALOS dilakukan oleh kepala ruangan dan dibuat setiap bulan dengan rumus dibawah ini.

Jumlah hari perawatan pasien keluar

ALOS = x 100%

Jumlah Ttpasien keluar hidup mati

Keterangan :

- Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan pasien keluar hidup atau

mati dalam satu periode waktu

- Jumlah pasien keluar (hidup atau mati) adalah jumlah pasien yang pulang atau meninggal

dalam satu periode waktu.

3) Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi (Turn Over Interval/ TOI)

TOI adalah rata- rata jumlah hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi hingga saat terisi

berikutnya, indikator ini dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.

Idealnya, tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1-3 hari. Dalam SP2KP pengkuran TOI

dilakukan oleh kepala rungan dan dibuat setiap bulan dengan rumus berikut.

(Jumlah TTx hari)- hari perawatan

Page 25: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

TOI =

Keterangan :

Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

- Jumlah TT adalah jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki.

- Hari perawatan adalah jumlah total hari perawatan pasien keluar hidup dan mati

- Jumlah pasien keluar adalah jumlah pasien yang memutasikan keluar, baik Pulang

mutasi, lari atau meninggal.

4) Indicator Mutu Rumah Sakit

a) Angka kejadian dekubitus.

Page 26: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

b) Angka kejadian kesalahan pada pemberian obat oleh perawat.

c) Angka kejadian pasien jatuh.

d) Angka kejadian cedera akibat restrain.

e) Angka kejadian plebitis.

f) Angka kejadian infeksi paska operasi.

g) Perawatan diri.

5) Kondisi pasien :

a) Audit dokumentasi asuhan keperawatan.

b) Survei masalah baru.

c) Kepuasan pasien dan keluarga.

d) Penilaian kempuan pasien dan keluarga.

Kompensasi dan penghargaan Di Ruang SP2KP

1. Proses perekrutan tenaga perawat di ruang SP2KP

Perekrutan di ruang SP2KP berfokus pada perekrutan perawat yang ada di rumah sakit bukan

mencari tenaga yang baru dari luar rumah sakit proses perekrutan perawat di ruang SP2KP

adalah sebagai berikut :

a. Seluruh perawat di rumah sakit harus menyepakati ruangan SP2KP yang akan dipilih,

disesuaikan dengan sumber daya keperawatan yang ada di rumah sakit tersebut.

b. Setelah ruang SP2KP disepakati. Kepala bidang keperawatan melakukan sosialisasi

pembentukan ruang SP2KP kepada pimpinan dan pejabat struktural yang ada di rumah sakit

untuk mendapatkan komitmen dan dukungan

c. Kepala ruangan melakukan sosialisasi kepada semua perawat yang ada di di ruangan tentang

pembentukan SP2KP disertai kriteria perawat yang dibutuhkan dengan tujuan merekrut

perawat yang memenuhi kriteria. Kepala ruangan memotivasi perawat diruangannya yang

memenuhi kriteria untuk mendaftarkan dengan mengisi formulir pendaftaran dan biodata.

2. Kriteria perawat yang bekerja di ruangan SP2KP adalah sebagai berikut :

a. Kepala ruangan

1) Pendidikan minimal S1 Ners Keperawatan.

2) Pengalaman menjadi kepala rungan minimal 2 tahun.

3) Sehat jasmani dan rohani.

4) Pernah mengikuti pelatihan.

5) Lulus tes tulis.

6) Lulus wawancara.

7) Lulus tes presentasi.

Page 27: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

b. Ketua Tim

1) Pendidikan minimal S1 keperawatan ners jika belum ada minimal DIII keperawatan.

2) Pengalaman kerja minimal 3 bulan untuk S1 keperawatan dan 2 tahun untuk DIII

keperawatan.

3) Sehat jasmani dan rohani.

4) Pernah mengikuti pelatihan tes tulis.

5) Lulus tes wawancara.

c. Perawat pelaksana

1) Pendidikan minimal DIII keperawatan.

2) Pengalaman kerja minimal 1 tahun.

3) Sehat jasmani dan rohani.

4) Pernah mengikuti pelatihan penerapan SP2KP.

5) Lulus tes tulis.

6) Lulus wawancara.

3. Proses seleksi tenaga perawat di ruangan SP2KP

Tenaga perawat yang akan bekerja di ruang SP2KP dituntut mengikuti seleksi :

1) Proses seleksi dimulai dari peninjauan dokumen untuk menetapkan perawat yang

memenuhi syarat menjadi kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana.

2) Semua perawat yang memenuhi kriteria, di panggil untuk tes tulis, hasil tes tulis

menetapkan perawat pelaksana yang memenuhi kriteria dan calon ketua tim serta kepala

ruangan.

3) Perawat yang lulus tes tulis mengikuti tes wawancara.

4) Tahap selanjutnya adalah presentase.

4. Penilaian kinerja

Penilaian atau evaluasi kinerja di ruang SP2KP ditunjukan kepada kepala ruangan, ketua tim

dan perawat pelaksana. Kemapuan SDM dievaluasi dengan menggunakan supervisi baik secara

langsung maupun tidak langsung. Kinerja kepala ruangan dievaluasi oleh kepala bidang

keperawatan dan konsultan; kinerja ketua tim dievaluasi oleh kepala bidang keperawatan,

konsultan, dan kepala ruangan ; kepala bidang keperawatan , konsultan dan kepala ruangan;

kepala bidang keperawatan bertanggung jawab mengobservasi dan menilai keberlangsungan

seluruh aktivitas di ruangan SP2KP. Selama melakukan supevisi di ruang SP2KP, kepala

bidang keperawatan didampingi konsultan.

Hubungan Profesional Diruang SP2KP

Hubungan profesional yang terjadi di ruang SP2KP yaitu

Page 28: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

1. Rapat perawat ruangan

Rapat tim keperawatan adalah suatu media komunikasi untuk menyampaikan informasi

permasalahan yang ditemukan pada pasien, evaluasi hasil kerja secara keseluruhan,

informasi / peraturan / perkembangan IPTEK dan lain-lain. Fokus pembicaraan adalah

membahas hasil-hasil kerja keperawatan selama sebulan mengenai semua aktivitas ruang

SP2KP (laporan bulanan).

2. Case conference

Case conference (conference kasus) adalah diskusi kelompok tentang kasus asuhan

keperawatan pasien / keluarga. Dilakukan dua kali per bulan dan kasusnya bergantian antar

tim.

3. Rapat tim kesehatan

Rapat tim kesehatan adalah media komunikasi antara tim kesehatan (rapat multidisiplin)

untuk membahas manajerial ruang SP2KP. Fokus pembicaraan rapat adalah semua hal yang

berkaitan dengan manajerial.

4. Visite dokter

Visite dokter adalah kunjungan dokter ke ruangan untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan pada pasien, dan ketua tim bertanggung jawab melakukan kolaborasi serta

mendampingi dokter saat melakukan pemeriksaan dan menyampaikan informasi tentang

pasien.

5. Konsultasi via telepon

Konsultasi via telepon adalah tindakan melaporkan kondisi pasien kepada dokter

melalui telepon. Konsultasi via telepon dilakukan jika menurut perawat, kondisi pasien

membutuhkan tindakan kedokteran.

Manajemen Asuhan Keperawatan Diruang SP2KP

Manajemen asuhan keperawatan yang baik sangat dibutuhkan dalam memberikan asuhan

keperawatan kepada pasien secara sistematis dan terorganisasi. Manajemen asuhan

keperawatan merupakan pengaturan sumber daya dalam menjalankan kegiatan keperawatan

untuk memenuhi kebutuhan pasien atau menyelesaikan masalah pasien. Tiga komponen

penting dalam manajemen asuhan keperawatan, yaitu manajemen sumber daya manusia

(perawat), yang menggunakan sistem pengorganisasian pekerjaan perawat (asuhan

keperawatan) dan system klasifikasi kebutuhan pasien (proses keperawatan).

1. Proses keperawatan

Page 29: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

Proses keperawatan adalah pendekatan penyelesaian masalah yang sistematis dalam

pemberian asuhan keperawatan. Kebutuhan dan masalah pasien merupakan hal yang penting

dalam proses penyelesaian masalah.

2. Rencana keperawatan

Rencana keperawatan mencakup perumusan diagnosa, tujuan (NOC) serta tindakan

keperawatan (NIC) yang telah distandarisasi oleh tim kelompok kerja SP2KP.

3. Tindakan keperawatan

Tindakan keperawatan atau implementasi merupakan suatu implementasi merupakan suatu

tindakan yang dilakukan langsung pasien, keluarga dan komunitas berdasarkan rencana

keperawatan yang dibuat.

Page 30: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

3.1 Gambaran Umum

BAB III

ANALISA SITUASI

Page 31: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

Rumah Sakit Umum Prof. DR. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo yang awalnya berlokasi di

Jalan Sultan Botutihe Nomor 7 Kelurahan Heledulaa Selatan Kecamatan Kota Timur telah

berpindah alamat di Jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi Timur Kecamatan

Kota Utara Kota Gorontalo dengan luas lahan 5,4 Ha.

Pada tanggal 29 Januari 2009 Rumah Sakit Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas B berdasarkan SK MENKES Nomor 084 /

MENKES/SK/I/2009.

Status pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe sejak bulan

Desember 2009 telah ditetapkan sebagai penyelenggaraan pola pengelolaan keuangan BLU

Daerah (PPK-BLUD) melalui surat keputusan Walikota Gorontalo Nomor : 318 Tahun 2009

tanggal 30 Desember 2009.

Ruangan SP2KP Anak merupakan salah satu pelayanan rawat inap yang tersedia di RSUD

Prof.Dr.H. Aloei Saboe. System pemberian pelayanan keperawatan professional (SP2KP)

merupakan pengembangan dari model praktik keperawatan professional (MPKP) dirumah sakit

umum daerah prof. Dr. H. Aloei Saboe yang sudah diterapkan sejak tahun 2006 yang bertujuan:

a. Meningkatkan kualitas asuhan pelayanan professional yang berdampak pada kepuasan

pelanggan.

b. Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang professional bagi tenaga

keperawatan

c. Meningkatkan kemandirian perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan

professional, akuntabilitas dan kapabilitas

d. Meningkatkan kepuasan kinerja perawat

e. Peningkatkan komunikasi yang efektif antara perawat, pasien/keluarga dan tim kesehatan

lainnya

f. Menentukan dan merencanakan fasilitas peralatan keperawatan dalam menunjang

pelayanan keperawatan

Pada penerapan SP2KP ini dikembangkan menajemen kegiatan keperawatan berdasarkan

4 pilar nilai professional, yaitu pendekatan manajemen (Management Approach), kompensasi

dan penghargaan (Compensatory Reward), hubungan professional relation sif dan pemberioan

asuhan keperawatan (patien care delivery).

Visi dan Msi

Dengan kondisi tingkat pelayanan saat ini dan dibarengi pula oleh berbagai perubahan

yang terjadi, RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo memiliki komitmen dan

Page 32: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

keinginan untuk mendambakan suatu tingkat pelayanan lebih optimal (Prima) yang

diformulasikan dalam Visi dan Misi, sebagai berikut ;

Visi

“ Rumah Sakit Rujukan Dengan Pelayanan Prima ”

Misi

1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan secara Komprehensif

2. Mengembangkan Profesionalisme Karyawan Secara Berkelanjutan

3. Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan Sesuai Kinerja

4. Mengembangkan Sistem Manajemen Keuangan

5. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Berbasis Teknologi Informasi.

Tujuan

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan sistem rujukan secara komprehensif

2. Meningkatkan profesionalisme dan kualitas sumber daya manusia

3. Menciptakan sistem manajemen dan informasi yang optimal

3.2 Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Ruangan SP2KP Anak

A. Sumber daya manusia (M1-MAN)

Di ruang SP2KP anak atas RSUD Prof.Aloei Saboe saat ini memiliki 19 perawat yang terdiri

dari 1 orang kepala ruangan dengan pendidikan S.Kep Ners, Ketua Tim 1,Tim 2 dan Tim 3.

Proses perekrutan tenaga perawat secara umum di RSUD.Prof Aloei Saboe melalui proses

seleksi tenaga perawat di ruang SP2KP. Tenaga perawat yang akan bekerja diruang SP2KP

anak dituntut mengikuti seleksi berikut .Berikut ini adalah proses seleksi :

a) Proses seleksi dimulai dari peninjauan dokumen untuk menetapkan perawat yang

memenuhi syarat menjadi kepala ruangan, ketua tim dan PA

b) Semua perawat yang memenuhi kriteria, dipanggil untuk tes tertulis, hasil tes tulis

menetapkan perawat pelaksana yang memnuhi kriteria dan calon ketua tim serta kepala

ruangan

c) Perawat yang lulus tes tertulis mengikuti tes wawancara

d) Tahap seleksi selanjutnya adalah presentasi yang diikuti oleh perawat yang memenuhi

kriteria kepala ruangan dan ketua tim. Untuk memilih karu dan katim

Tes tertulis dilakukan oleh orang yang independen materi yang diujikan adalah pengetahuan

perawat terkait dengan konsep SP2KP tes ini bertujuan untuk mempengaruhi sejauh mana

pengetahuan perawat tentang konsep SP2KP. Jumlah yang lulus disesuaikan dengan jumlah

perawat diruang SP2KP. Jumlah yang lulus diseduaikan dengan wawancara dilakukan oleh tim

Page 33: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

rumah sakit yang terdiri dari bagian wawancara. Tes wawancara diikuti oleh calon karu, katim

dan pa. Tujuan wawancara calon karu dan katim adalah menegtahui sejauh mana pengetahuan

mereka terhadap konsep manajemen, askep, kemampuan menyelesaikan konflik, motivasi, dan

disiplin,

Wawancara dengan calon perawat pelaksana bertujuan mengetahui sejauh mana

penegtahuannya terhadap pengelolaan askep, motivasi dan disiplin. Presentasi dilakukan oleh

calon karu dan katim. Tim penilai terdiri dari konsultan, bidang keperawatan, bagian

kepegawaian, pimpinan rumah sakit, presentasi berisi visi, misi dan program kerja sesuai

standar SP2KP yang akan dijalankan jika terpilih sebagai karu, semua nilai direkapitulasi dan

hasilnya dikonsultasikan kepada pimpinan rumah sakit untuk menetapkan kepala ruangan jika

nama dan jumlah perawat telah ditetapkan sesuai dengan hasil tes, pimpinan rumah sakit

membuat surat (SK) penempatan perawat bekerja diruang SP2KP.

Sebelum perawat bekerja diruang SP2KP, mereka diminta membuat pernyataan akan

kesediaanya bekerja dan mengembangkan ruang SP2KP serta menndatanganinya perawat

diberikan penjelasan tentang lingkup kerja dan pengembangan karir.

Page 34: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

STRUKTUR ORGANISASI RUANGAN SP2KP ANAK RUMAH SAKIT PROF.DR.H.ALOE SABOE KOTA GORONTALO

Direktur dr. Andang Ilato

Instalasi rawat inap

dr.Ucok Sofyan Lubis, SP.PD

Kepala Ruangan Nurhayati Matoka, S.Kep, Ns

TIM 1 TIM 2 TIM 3

Ketua TIM Tuti Abudi, Amd.Kep

Ketua TIM

Henny Pua, Amd.Kep

Ketua TIM

Wahida Zakaria, S.Kep, Ns

LEADER

Fitri Maloho, A.Md.Kep

ANGGOTA Zuriati Liputo, A.Md.Kep

Noviralia Hasan, A.Md.Kep Ramlah. T. Ali, A.Md.Kep

Ruslinawati Adam, A.Md.Kep Nurvita Bumulo, A.Md.Kep

Administrasi : Nelmis Lamuhu Herlina Ismail

Pekarya/Evakuasi : Yusuf Moki Royman A. Adam

Page 35: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

3.3 MAN

a) Tenaga Keperawatan

Tabel 1.1 Tenaga Keperawatan di Ruang SP2KP Anak RSUD Prof. Dr. H.

Aloei Saboe Kota Gorontalo

No

Nama

Job

Descriptions

Pendidikan

Terakhir

Status

Lama

Kerja

Jenis

Pelatihan

Yang

Dikuti

1 Nurhayati Matoka,

S.Kep, Ns

Karu Profesi Ners PNS 20

Tahun

GIBUR,

PPI,

Jabatan

fungsional

,TOTSKP,

BTCLS,

Manajeme

n Bangsal

2 Tuti Abudi,

Amd.Kep

Katim DIII

Keperawatan

3

tahun

BTCLS,

SP2K, PPI

3 Zohra Mahmud,

A.Md.Kep

Leader DIII

Keperawatan

PNS 9

tahun

PPL, BHD

4 Nelawati

Kiayi,Amd.Kep

PA DIII

Keperawatan

5 Amengku Bagoes,

A.Md.Kep

PA DIII

Keperawatan

HONO

RER

1

tahun

BTCLS,

PPI

6 Fadlun Lapaleo, S.

Kep, Ns

PA Profesi Ners HONO

RER

1

tahun

BTCLS

Page 36: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

7 Henny Pua,

Amd.Kep

Katim DIII

Keperawatan

18

tahun

BLS, PPI,

Patient

Safety

8 Ade Rahmatia

Podungge, S.Kep,

Ns

Leader Profesi Ners HONO

RER

1

tahun

BTCLS

9 Rolan F. Gobel,

A.Md.Kep

PA DIII

Keperawatan

HONO

RER

8

tahun

BHD, PPI

10 Andrianto

Abdullah, S.Kep,

Ns

PA Profesi Ners 1

tahun

BTCLS,

CWCCA

11 Ferawati Olii,

A.Md.Kep

PA DIII

Keperawatan

5

tahun

12 Yurika Lamusu,

A.Md.Kep

PA DIII

Keperawatan

HONO

RER

1

tahun

SP2KP,

BHD

13 Wahida Zakaria,

S.Kep, Ns

Katim Profesi Ners PNS 26

tahun

BTCLS,

SP2KP,

Manajeme

n bangsal

14 Fitri Maloho,

A.Md.Kep

Leader DIII

Keperawatan

Honore

r

4

tahun

PPI

15 Zuriati Liputo,

A.Md.Kep

PA DIII

Keperawatan

16 Noviralia Hasan,

A.Md.Kep

PA DIII

Keperawatan

17 Ramlah. T. Ali,

A.Md.Kep

PA DIII

Keperawatan

10

bulan

BTCLS

Page 37: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

18 Ruslinawati Adam,

A.Md.Kep

PA DIII

Keperawatan

Honore

r

3

tahun

SP2KP,

PPI, BHD

19 Nurvita Bumulo,

A.Md.Kep

PA DIII

Keperawatan

1

tahun

BLS, PPI,

K3RS

Berdasarkan tabel diatas disimpulkan bahwa diruangan SP2KP Anakterdapat

kepala ruangan 1 orang, Ketua tim 3 orang, perawat associated 12 orang dan 3 orang

leader di masing – masing shift.

b) Tenaga Non Keperawatan

Tabel 1.2 Tenaga Non Keperawatan di SP2KP Anak RSUD Prof. Dr. H. Aloei

Saboe Kota Gorontalo

No Nama Job

Descriptions

Pendidikan

Terakhir

Golongan Lama Kerja

1. Nelmis Lamuhu Administrasi

2 Herlina Ismail Administrasi D1 HONORER 3 TAHUN

Tabel 1.2 Data primer ketenagaan SP2KP Anak

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa di ruang SP2KP Anak

memiliki tenaga administrasi berjumlah 2 Orang.

c) Tenaga Evakuasi Dan Pekarya

Tabel 1.3 Tenaga Evakuasi dan Pekarya di Ruang SP2KP Anak RSUD Prof.

Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

No Nama Job Descriptions Pendidikan

Terakhir

Golongan Lama

Kerja

1. Yusuf Moki Evakuasi/Pekarya SMA HONORER 2 TAHUN

2. Royman A. Adam Evakuasi/Pekarya D1 HONORER 6 TAHUN

Tabel 1.3 Data primer ketenagaan SP2KP Anak

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa di ruang SP2KP Anak

tenaga evakuasi dan pekarya berjumlah 2 orang.

4. Karakteristik ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 1.2 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Tingkat

Pendidikan di Ruang Perawatan Anak Tahun 2016

Page 38: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

No Pendidikan Jumlah Persen

1 Profesi Ners 5 26,3 %

2 S1- Keperawatan 0 0 %

3 D3- Keperawatan 14 73,7%

Jumlah 19 100 %

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 1.2 diatas, sebagian besar (73,3%) ketenagaan di

ruang perawatan memilki jenjang pendidikan Diploma III. Untuk tingkat

pendidikan Profesi ners adalah sebesar (26,3%), dan tingkat pendidikan

Sarjana yaitu (0%). Hal ini belum sesuai, dikarenakan berdasarkan

pembagian tenaga keperawatan berdasarkan intermountain health care

seharusnya komposisi tenaga keperawatan yang diperlukan yakni 58%

profesi Ners atau sejumlah 58% x 19 = 11 orang, dan 26 % D III

Keperawatan atau sejumlah 26 % x 19 = 4.94 atau 5 orang, sehingga

diperlukan adanya tambahan tenaga keperawatn dengan latar belakang

pendidikan Profesi Ners.

5. Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan masa kerja

Tabel 1.3 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan

Masa Kerja di Ruang Perawatan Tahun 2016

No Masa Kerja Jumlah Persen

1 < 5 tahun 12 63.2 %

2 = 5 tahun-10 tahun 4 21.1 %

3 ≥10 Tahun 3 15.8 %

Jumlah 19 100 %

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 1.3 di atas, sebagian besar (63,2%) tenaga

keperawatan di ruang perawatan anak memiliki pengalaman kerja < 5

tahun, dan (21,1%) memiliki pengalaman = 5 tahun-10 tahun, dan (15,8%)

memiliki pengalaman kerja ≥10 Tahun. Pembagian masa kerja dalam 3

Page 39: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

kategori berdasarkan hasil pembagian oleh Wasis (2006) dalam buku

Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat.

6. Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan pelatihan yang

diperoleh

Tabel 1.4 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan

Pernah Mengikuti Pelatihan Keperawatan

di Ruang Perawatan Anak Tahun 2016

No Pelatihan Jumlah Persen

1 Pernah 15 78.9 %

2 Tidak pernah 4 21,1 %

Jumlah 19 100 %

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 1.4 diatas, sebagian besar (21,1%) tenaga

keperawatan di Ruang Perawatan Anak belum mengikuti pelatihan terkait

dengan keperawatan dan (78,9%) diantaranya pernah mengikuti pelatihan

keperawatan misalnya BTCLS. Hal ini berarti bahwa masih kurangnya

tenaga perawat yang mengikuti pelatihan, pengembangan diri berupa

pelatihan sangatlah penting hal ini dikarenan dengan adanya pelatihan

perawat dapat mengembangkan serta meningkatkan pengetahuan, dan

keterampilan. Hal ini didukung oleh Hariandja (2002) yang menjelaskan

bahwa pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya

manusia, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan

kepribadian, juga meningkatkan keterampilan khusus seseorang. Seorang

perawat, baik perawat manajer ataupun perawat pelaksana tentunya harus

berubah sesuai dengan dinamika waktu dan tuntutan pelayanan keperawatan

yang semakin kompleks sehungga diperlukan pelatihan dan pengembangan

perawat agar kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotornya sesuai

dengan kebutuhan areanya. Dengan hal ini maka perawat ruangan

perawatan anak perlu diikutkan dalam berbagai jenis pelatihan terutama

mengenai pelatihan manajemen ataupun PPI (Pencegahan dan Pengendalian

Page 40: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

Infeksi) guna meningkatkan kemampuan dan pengetahuan perawat

sehingga dapat meningkatkan sumber daya manusia.

7. Pengaturan Ketenagaan

Jumlah tenaga yang diperlukan bergantung dari jumlah pasien dan tingkat

ketergantungannya. Pengkajian tingkat ketergantungan pasien dikaji dengan

menggunakan penilaian klasifikasi tingkat ketergantungan pasien rosyidi 2013.

Klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Perawatan minimal, memerlukan waktu 1-2 jam

2. Perawatan partial, memerlukan waktu 3-5 jam

3. Perawatan total, memerlukan waktu 6-8 jam

Namun kelompok mengadaptasi system yang digunakan di lahan praktek

yaitu di RSAS Kota Gorontalo Untuk mengetahui jumlah tenaga yang dibutuhkan

kelompok menggunakan cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat dengan rumus

Depkes RI 2005.Adapun kebutuhan perawat di Ruang SP2KP Anakatas dari hasil

pengkajian adalah sebagai berikut :

Tabel 1.4 Distribusi BOR Pasien di Ruang SP2KP AnakRSUD Prof. Dr. H.

Aloei Saboe Kota Gorontalo

No

Periode

Jumlah

Hari

Rawat

Jumlah

Bed

BOR

1.

September

1104

hari

47 bed

BOR = 1104

x 100% 47 TT x 30 Mari

= 1104

x 100% = 78, 2% 1410

2.

Oktober

725

hari

47 bed

BOR = 725

x 100% 47 TT x 31 Mari

= 725

x 100% = 49, 7% 1457

3.

November

972

hari

47 bed

BOR = 972

x 100% 47 TT X 30 Mari

= 972

x 100% = 68, 9% 1410

Page 41: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

Total

2801

hari

47 Bed BOR =

2801 x 100%

47 TT x 91 Mari =

2801 x 100% = 65, 4 %

4277

Didapatkan bahwa nilai BOR di SP2KP Anak adalah 65,4 % sehingga > 60

%. nilai BOR optimal adalah 60%-85%. Presentase BOR 60% - 85% per tahun

merupakan standar nilai dari departemen kesehatan RI, Apabila rata-rata tingkat

penggunaan tempat tidur di bawah 60% berarti tempat tidur yang tersedia di rumah

sakit belum dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan apabila lebih dari 85%

maka hal itu akan mengakibatkan tempat tidur yang seharusnya bisa digunakan

untuk kejadian luar biasa (KLB) akan terisi penuh sehingga rumah sakit tidak akan

mampu menampung pasien yang akan dirawat dengan Kejadian luar biasa (KLB)

tersebut. Selain itu juga untuk menghindari ketidakadanya waktu untuk

pembersihan kamar pasien yang dirawat karena hampir semua tempat tidur per

harinya lebih 85 persen sehingga dapat menyebabkan terjadinya peningkatan

infeksi nosokomial.(Depkes RI, 2005)

8. Analisis kebutuhan tenaga keperatan di ruang anak

a) Analisa kebutuhan tenaga perawat di Ruang anakberdasarkan Rumus Gillies

adalah sebagai berikut :

Rumus Gillies

Σ jam kep yg dibutuhkan klien/hr X rata-rata klien/hr X Σ hr/tahun

Σ hr/tahun – hr libur perawat X Σ jam kerja/hari

= Σ jam kep yg dibutuhkan klien / tahun

Σ jam kerja / tahun

1. Jam Perawatan yang dibutuhkan pasien perhari, yaitu :

a. Keperawatan Langsung

Keperawatan mandiri 0 orang x 2 jam = 0 jam

Keperawatan sebagian 20 orang x 3 jam = 60 jam

Keperawatan total 0 orang x 6 jam = 0 jam

Page 42: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

hari

Jumlah = 60 jam

b. Keperawatan tidak lagsung: 20 orang x 1 jam = 20 jam

c. Penyuluhan kesehatan : 20 orang x 0.25 jam= 5 jam

Total jam keseluruhan adalah 85 jam

2. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan

per pasien perhari adalah 85 jam : 20 = 4. 25 jam

3. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada

ruangan tersebut adalah langsung dengan menggunakan rumus

gilies di atas , sehingga didapatkan hasil sebagai berikut : 4.25 jaN s 20 pacien s 365 hari klien =

(365–128 hr/thn s7 jaN 31025 jaN/hri

1659 jaN/thn

= 18.7 (19 orang)

= 19 orang +20%

= 19 + 3.8

= 22.8 orang

atau 23 orang

4. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang

dibutuhkan perhari yaitu :

RMS=

rata–rata klien s rata–rata jaN perawatan/har

juNSa jaN kerja/hari

= 20 orang s 4.25 jaN 7 jaN

= 12.14 orang ( 12 orang)

Maka jumlah perawat yang dibutuhkan adalah :

= 12+ 1 (kepala ruangan ) = 13 orang

Page 43: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

Menurut Douglas

b) Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per sihift ,

yaitu dengan ketentuan WARSTLER yaitu

Maka berdasakan kondisi diatas didapatkan

a. Shift pagi = 42 % x 20 orang = 8.4 ( 8 orang)

b. Shift sore = 36% x 20 orang = 7.2 orang ( 7 orang)

c. Shift malam = 17% x 20 orang = 3.4 ( 3 orang)

Jadi jumlah tenaga perawat yang dibtuhkan yakni : 18 orang

c) Kebutuhan tenaga perawat rumus Douglas

Pada suatu pelayanan professional jumlah tenaga yang dibutuhkan

tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien.

Menurut Douglas (1984), Loveridge & Cumming (1996) klasifikasi dan

derajat keteRuangantungan pasien dibagi 3 kategori.

Tabel 1.5. Klasifikasi dan Derajat KeteRuangantungan Pasien

Berdasarkan pengkajian yang dilkaukan didapatkan jumlah

rata klien /hari yakni berjumlah 20 orang/hari, hasil ini didapatkan

dari : ( BOR x Jumlah TT). Maka jumlah tenaga yang di butuhkan

berdasarkan tingkat ketergantungan pasien yakni : 20 pasien

dengan perawatan parsial, :

1. Jumlah tenaga perawat shift pagi = 20 x 0.27

= 5.4 atau 5 orang

2. Jumlah tenaga perawat shift siang = 20 x 0. 15

= 3 orang

Page 44: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

3. Jumlah tenaga perawat shift malam = 20 x 0.10

= 2 orang

Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan 10 orang

d) Kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan anak dengan

menggunakan rumus Depkes 2005, yaitu :

• BOR Ruangan : 65,4 %

• Jumlah tempat tidur : 47

• Rata-rata jam perawatan : 4,25

• Jam kerja perawatan/ hari : 7 jam

• Kebutuhan tenaga perawat :

n = (BOR x Jumlah TT)x rata − rata jam perawatan

Jam Kerja

(65,4 % x 47)x 4.25 n = 7 jam

= 18,6 orang

= 19 orang

• Faktor resiko

n = 52 + 12 + 14

279

x 19

=5.31 orang

Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas non

keperawatan :

= (19+5,31) x 25%

Page 45: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

= 6,0

Jumlah tenaga perawat yang diperlukan

= tenaga yang tersedia + faktor koreksi

= 18,6 + 6,0 = 24,6 atau 25 orang

Menurut kami penggunaan metode perhitungan tenaga keperawatan

berdasarkan Depkes paling efektif, berdasarkan perhitungan diatas didapatkan

bahwa jumlah tenaga perawat di ruangan perawatan II masih kurang, penggunaan

metode ini didukung oleh Hendrich, et. al., (2008) dimana dengan menggunakan

metode ini dapat memperhitungkan beban kerja perawat, dan juga

memperhitungkan jam kerja serta loss day dan faktor resiko sehingga lebih

mempertimbangkan beban kerja perawat, dimana tidak semua waktu digunakan

sepenuhnya oleh seorang perawat untuk bekerja. Ada waktu yang dihabiskan untuk

libur, sakit, melanjutkan pendidikan dan sebagainya, oleh sebab itu waktu produktif

seorang perawat dalam satu tahun diperkirakan sebesar 85% yaitu 1768 jam/tahun.

Maka dengan ini jumlah perawat di ruangan harus ditambah sehingga dapat

memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan yang ideal.

3.4 Mataerial 1. Lokasi dan denah ruangan

Lokasi penerapan proses management keperawatan yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran managemen keperawatan mahasiswa PROFESI NERS UNG

diruang G1 Perawatan Anak RSAS dengan uraian sebagai berikut:

a) Timur : Ruang perawatan [Tangga yang menghubungkan G1 atas dan bawah]

b) Barat : Ruangan belakang Ruang perawatan Anak [Tangga yang

menghubungkan G1 atas dan bawah]

c) Selatan : Pantri , Ruang Pertemuan dan Ruang Dokter.

d) Utara : sebagai pintu masuk ke dalam ruangan dan berdampingan dengan SP2KP Bedah atas

Page 46: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

2. Denah Ruang Perawatan Anak

3. Peralatan dan Fasilitas a. Fasilitas untuk Pasien

NO NAMA

BARANG JUMLAH KONDISI IDEAL USULAN

1 Tempat Tidur 47 unit Jumlah tempat tidur

yang ada pegangan

sebanyak 26 buah

tempat tidur (55,3%).

Jumlah tempat tidur

yang tidak ada

pegangan sebanyak 21

buah (44,7%)

1 : 1 -

2 Kamar Mandi

& WC

16 Unit Baik -

3 Lemari Pasien 47 Unit Baik 1 : 1 -

4 Kipas Angin 1 Unit Baik 4/ruangan Ditambahkan

5 Brankar 2 Unit Baik 1/ruangan -

6 Kursi Roda 2 Unit Baik 1/ruangan -

Page 47: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

7 Jam Dinding - - 1/ruangan Ditambahkan

8 Kursi 10 Unit

(Ruangan

Kelas I)

Baik - -

9 AC 5 Unit

(Ruangan

Kelas I)

Rusak - Diperbaiki

10 TV 5 Unit Baik - -

b. Fasilitas untuk Petugas Kesehatan

a) Ruang KARU terpisah dengan nurse station.

b) Ruang administrasi terpisah dengan nurse station.

c) Pantry berada disebelah ruang dokter dan ruang pertemuan

d) Kamar mandi dan WC (2 unit) terpisah dengan ruang KARU.

e) Ruang dokter bergabung dengan ruang pertemuan

f) Nurse station berada pada bagian tengah ruangan.

NO NAMA BARANG JUMLAH KONDISI

1 Meja Tim 3 Unit Baik

2 Meja Panjang Bersama 4 Unit Baik

3 Wastafel 2 Unit Baik

4 Tempat Sampah 5 Unit Baik

5 Lemari Peralatan 2 Unit Baik

6 Tempat BHP 1 Unit Baik

7 Tempat Obat 1 Unit Baik

8 Bangku Panjang 3 Unit Baik

9 Kursi 8 Unit Baik

Page 48: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

10 Kipas Angin 5 Unit Baik

11 Jam Dinding 1 Unit Baik

12 Komputer 1 Unit Baik

13 Telephone 1 Unit Baik

c. Alat Kesehatan yang Ada Di Ruangan SP2KP Anak

NO NAMA

BARANG JUMLAH KONDISI IDEAL USULAN

1 Suction 2 Unit Baik 2/ruangan -

2 Tensimeter 2 Unit Baik 2/ruangan -

3 Stetoskop 2 Unit Baik 2/ruangan -

4 Termometer 1 Unit Baik 5/ruangan Ditambahkan 4

5 Kursi Roda 2 Unit Baik 2/ruangan -

6 Korentang 2 Unit Baik 2/ruangan -

7 Gunting

Verban

1 Unit Baik 2/ruangan Ditambahkan 1

8 Nierbeken 1 Unit Cukup Baik 2/ruangan Ditambahkan 1

9 Tromol kasa 2 Unit Baik 2/ruangan -

10 Nebulizer 2 Unit Baik 1/ruangan -

11 Tabung O² 4 Unit Baik 2/ruangan -

12 Dorongan

instrument

1 Unit Baik 2/ruangan -

13 Timbangan

Anak

1 Unit Baik - -

Page 49: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

14 Timbangan

Bayi

1 Unit Baik - -

15 Ambubag - - - Diadakan

16 EKG - - - -

d. Administrasi Penunjang

1. Ringkasan rawat kunjungan / dokter

2. Rekam medic pasien gawat darurat

3. Lembar persetujuan pasien

4. Ringkasan masuk dan keluar

5. Lembar pengkajian dokter

6. Pengkajian keperawatan

7. Lembar hasil laboratorium

8. SOAP dokter dan perawat

9. Kurva vital sign, obat-obatan

10. Tindakan keperawatan

11. Pendidikan pasien dan keluarga

12. Discharge planning

13. Resume medic

14. Catatan pemberian obat

15. Pencegahan dan pengendalian infeksi

16. Lembar transfer anakl

Page 50: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

3.5 METODE

a. Penerapan SP2KP

SP2KP adalah sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional yang

merupakan pengembangan dari MPKP (Model Praktek Keperawatan

Profesional) dimana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama profesional antara

perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya

(Perry, Potter. 2009).

Visi, Misi dan Falsafah

• Visi dan Misi di RSUD. PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA

GORONTALO

Visi Rumah Sakit Terbaik Di Provinsi Gorontalo dan Kawasan

Teluk Tomini

Misi Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit yang

Berwawasan Lingkungan

Motto Tekadku adalah Pelayanan Terbaik

Falsafah Pelayanan Berlandaskan Etika, Profesionalisme dan

Berorientasi pada Kepuasan Masyarakat

Tujuan Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu rencana kegiatan tentang apa

yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan, dimana kegiatan

itu dilakukan. Perencanaan yang matang akan memberi petunjuk dan

mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan. Kegiatan perencanaan dalam

praktik keperawatan professional merupakan upaya meningkatkan professional

dalam pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan bukan saja dapat

dipertahankan, tapi dapat terus meningkat sampai tercapai derajat kepuasan

tertinggi bagi penerima jasa pelayanan keperawatan dan pelaksana pelayanan

itu sendiri (Pedoman Penerapan SP2KP RSAS Gorontalo).

Jenis perencanaan yang diterapkan di ruang SP2KP Anak adalah

perencanaan jangka pendek. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala

Page 51: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

ruangan SP2KP Anak diperoleh informasi bahwa rencana kegiatan yang

dijalankan adalah rencana bulanan dan tahunan. Rencana kegiatan bulanan

yang dilakukan meliputi penyusunan jadwal dinas, rapat bulanan perawat,

jadwal supervisi, serta penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana.

Sedangkan rencana kegiatan tahunan, kepala ruangan menyusun laporan

tahunan yang berisi tentang kinerja SP2KP, melaksanakan rotasi tim untuk

penyegaran masing-masing anggota tim, serta membuat perencanaaan SDM

dengan mengusulkan jumlah tenaga yang sesuai dengan standar. Terkait

perencanaan fasilitas, kepala ruangan membuat perencanaan fasilitas dan

sarana dalam menunjang kegiatan pelayanan keperawatan dengan cara

mengusulkan fasilitas berupa alat dan bahan sesuai standar.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah pengelompokkan aktivitas untuk mencapai

tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari

pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertikal maupun horizontal yang

bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi (Pedoman Penerapan

SP2KP RSAS Gorontalo).

Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang SP2KP Anak

menggunakan pendekatan sistem penugasan metode tim. Berdasarkan hasil

wawancara dengan salah seorang ketua tim, diperoleh informasi bahwa metode

pemberian asuhan keperawatan di ruang SP2KP anak saat ini menggunakan

metode tim.

Metode tim adalah metode penugasan asuhan keperawatan yang terdiri

atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan

terhadap sekelompok pasien (Nursalam, 2014).

Pengorganisasian di ruang SP2KP anak terdiri dari struktur organisasi, dan

daftar dinas ruangan. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian

kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-

beda diintegrasikan atau dikoordinasikan. Daftar dinas ruangan disusun

berdasarkan tim, dibuat dalam jangka waktu 1 bulan, sehingga perawat sudah

mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk menjalankan dinas.

Page 52: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

Sedangkan daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter

penanggung jawab, dan nama perawat dalam tim (Pedoman Penerapan SP2KP

RSAS Gorontalo).

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan diperoleh informasi

bahwa struktur organisasi saat ini telah mengalami perubahan, sehingga

direncanakan akan dilakukan pembaharuan.

c. Pengarahan (Directing)

Kegiatan pengarahan yang diterapkan di ruang SP2KP Anak meliputi:

1) Menciptakan budaya motivasi

Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi

kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Motivasi adalah perasaan

atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau

menjalankan kekuasaan, terutama dalam berperilaku (Nursalam, 2014).

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang diperoleh

informasi bahwa kepala ruangan memberikan reward dalam bentuk lisan

kepada staf yang berprestasi, serta memberikan punishment berupa teguran

lisan maupun tulisan kepada staf yang kurang disiplin menjalankan tugas.

2) Komunikasi efektif pada operan antar shift

Operan atau timbang terima merupakan teknik atau cara untuk

menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan

keadaan pasien. Timbang terima dilakukan oleh oleh perawat primer

keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau

dinas malam secara tertulis dan lisan (Nursalam, 2014).

Berdasarkan hasil observasi pada 12-17 Desember 2016 di ruang

SP2KP anak, ditemukan bahwa operan antar shift/ timbang terima

dilakukan setiap pergantian shift sebanyak 3 kali, yakni shift pagi ke sore

(pukul 14.00 wita), shift sore ke malam (pukul 21.00 wita), dan shift

malam ke pagi (pukul 08.00 wita). Pelaksanaan timbang terima sudah

berjalan dengan baik, namun kadang belum dijalankan sesuai dengan

standar prosedur operasional yang telah ditetapkan. Pendokumentasian

timbang terima menggunakan metode SBAR, namun pada pelaporan

Page 53: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

secara lisan, perawat tidak menyampaikan backround (tindakan

keperawatan yang telah dilakukan) dan recomendation (tindakan

keperawatan yang belum dilakukan). Hal ini disebabkan oleh karena

tingginya beban kerja perawat, sehingga sering hanya menyampaikan

identitas pasien dan rencana tindakan medis yang akan dilakukan seperti

pengobatan dan persiapan lainnya.

Alur operan antar shift adalah sebagai berikut (Nursalam, 2014)

Tahap Kegiatan

Persiapan 1) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantuan shift.

2) Prinsip timbang terima, semua pasien baru masuk dan pasien yang dilakukan timbang terima khususnya pasien yang memiliki permasalahan yang belum/ dapat teratasi serta yang membutuhkan observasi lebih lanjut.

3) PA/PP menyampaikan timbang terima kepada PP (yang menerima pendelegasian) berikutnya, hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima: � Aspek umu yang meliputi: M1 s/d M5 � Jumlah pasien � Identitas pasien dan diagnose medis � Data (keluhan/ subjektif dan objektif) � Masalah keperawatan yang masih

muncul � Intervensi keperawatan yang sudah dan

belum dilaksanakan (secara umum) � Intervensi kolaboratif dan dependen � Rencana umum dan persiapan yang perlu

dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang, dan program lainnya)

Pelaksanaan Nurse station 1. Kedua kelompok dinas sudah siap ( shift

jaga)

Page 54: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

2. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan

3. Kepala ruangan membuka acara timbang terima

4. Penyampaian yang jelas, singkat dan padat oleh perawat jaga (NIC)

5. Perawat jaga shift selanjutnya dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas.

Di Bed Pasien 6. Kepala ruangan menyampaikan salam dan

PP menanyakan kebutuhan dasar pasien 7. Perawat jaga selanjutnya mengkaji secara

penuh terhadap masalah keperawatan, kebutuhan, dan tindakan yang telah/belum dilaksanakan, serta hal-hal penting lainnya selama masa perawatan.

8. Hal-hal yang sifanya khusus dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya

Post- timbang terima 1) Diskusi 2) Pelaporan untuk timbang terima dituliskan

secara langsung pada format timbang yang ditandatangani oleh PP yang jaga saat itu dan PP yang jaga berikutnya diketahui oleh kepala ruangan

3) Ditutup oleh kepala ruangan Format pelaporan timbang terima di ruangan tidak lagi menggunakan

buku operan akan tetapi sudah menggunakan format SBAR. Hal ini sudah

sesuai dengan panduan SP2KP rumah sakit. Penggunaan SBAR ini adalah

ketika pasien dalam jumlah yang banyak, olehnya perawat saat pelaporan

hanya memberikan penekanan pada pasien-pasien yang memerlukan

perhatian khusus.

Page 55: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

3) Komunikasi efektif pada pre conference dan post conference

Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana

setelah selesai timbang terima untuk rencana kegiatan pada shift tersebut

yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Post conference

adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan

sepanjang shift dan sebelum timbang terima pada shift berikut. Secara

umum tujuan conference adalah untuk menganalisa masalah-masalah secara

kritis dan menjabarkan alternative penyelesaian masalah, mendapat gambar

berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun

rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam

pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk

menghasilkan perubahan non kognitif (Seniwati, 2012).

Berdasarkan hasil observasi pada 12-17 Desember 2016 di ruang

SP2KP anak, ditemukan bahwa pelaksanaan pre dan post conference sudah

berjalan dengan baik. Pre dan post conference di ruang SP2KP Anak tidak

dilakukan atau ditiadakan bila hanya satu perawat yang dinas pada tim

tersebut.

4) Ronde keperawatan

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi

masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping

melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.

Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer, atau konselor,

kepala ruangan, perawat pelaksana yang perlu juga melibatkan seluruh

anggota tim kesehatan. Ronde mempunyai tujuan untuk menyelesaikan

masalah pasien melalui pendekatan berprikir kritis (Nursalam,2014).

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan SP2KP Anak

didapatkan informasi bahwa kegiatan ronde keperawatan belum optimal

karena jarang dilakukan, sebab pelaksanaannya hanya pada saat ditemukan

kasus/masalah pasien yang memenuhi kriteria diadakannya ronde

keperawatan. Berdasarkan hasil observasi pada 12-17 Desember 2016

bahwa rata-rata hari rawat pasien di ruang SP2KP Anak adalah 3-5 hari,

Page 56: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

sehingga sangat jarang ditemukan masalah keperawatan pasien yang tidak

teratasi dalam waktu yang lama. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya

kemampuan perawat dalam melaksanakan ronde keperawatan yang dapat

melatih perawat dalam berpikir kritis dan memberikan justifikasi terkait

keadaan pasien.

5) Menejemen konflik

Konflik diindikasikan sebagai suatu kelemahan manajemen pada

suatu organisasi yang harus dihindari. Keharmonisan suatu organisasi

sangat diharapkan, tetapi konflik selalu akan merusaknya. Konfliks

sebenarnya dapat dihindari dengan mengarahkan staf kepada tujuan yang

jelas dalam melaksanakan tugas dan memfasilitasi agar staf dapat

mengekspresikan ketidakpuasannya secara langsung, sehingga masalah

tidak menumpuk dan bertambah banyak (Nursalam, 2014).

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan diperoleh

informasi bahwa penerapan menejemen konflik di ruang SP2KP anak

menggunakan pendekatan penyelesaian masalah, yakni dengan cara

mengkomunikasikan masalah yang terjadi.

6) Supervisi

Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan.

tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien

dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan, dan kemampuan

perawat dalam melaksanakan tugas (Nursalam, 2014).

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan SP2KP Anak,

supervisi dilakukan oleh kepala ruangan sesuai jadwal bulanan yang telah

dibuat. Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan secara langsung kepada

ketua tim dan ketua tim secara langsung melakukan supervisi kepada

perawat pelaksana. Kepala ruangan memberikan umpan balik pada saat

supervisi dengan cara memberikan penjelasan tentang hasil supervisi,

memberikan reward kepada staf yang berprestasi dan punishment kepada

staf yang kurang disiplin, serta memotivasi staf untuk bekerja lebih baik.

Page 57: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

7) Pendelegasian

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan diperoleh

informasi bahwa pendelegasian wewenang dilaksanakan dengan cara

menunjuk ketua tim atau penanggung jawab shif yang bertugas pada saat

itu.

d. Pengendalian (Controlling)

Pengendalian menejemen adalah proses untuk memastikan bahwa

aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan berfungsi

untuk menjamin kualitas serta serta pengevaluasi penampilan (Pedoman

Penerapan SP2KP RSAS Gorontalo).

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan ketua tim

diperoleh informasi bahwa ruang SP2KP Anak memiliki program

pengendalian mutu yang telah dijalankan sesuai dengan standar prosedur

operasional yang telah ditetapkan, seperti jumlah BOR (Bed Occupancy Ratio),

jumlah ALOS (Average Length of Stay), TOI (Turn Ober Interval), BTO (Bed

Turn Over), dan NDR (Net Death Rate).

e. Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Audit dokumentasi adalah kegiatan mengevaluasi dokumen asuhan

keperawatan yang telah dilaksanakan oleh perawat pelaksana. Berdasarkan

hasil wawancara dengan kepala ruangan diperoleh informasi bahwa kegiatan

audit dilakukan untuk memeriksa rekam medik pasien yang telah pulang atau

meninggal. Audit dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan untuk

memperbaiki kesalahan yang terjadi dalam pendokumentasian. Kepala ruangan

melakukan penilaian penampilan kerja staf dengan cara melihat hasil kerja staf

setiap bulan.

1. Sentralisasi Obat

Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan

diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenhnya oleh perawat.

Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan

menghindarkan pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien

dapat terpenuhi (Nursalam, 2011).

Page 58: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

Sentralisasi obat di ruangan SP2KP Anak, baik obat-obatan oral maupun

obat injeksi sudah ditempatkan di nurse station dimana obat-obatan tersebut

ditempatkan pada tempat obat yang sesuai dengan jam pemberian obat, dengan

catatan obat diberi label nama pasien dan ruangan.

Alur sentralisasi obat adalah obat diresepkan oleh dokter dan diberikan

kepada perawat. Oleh perawat, diberikan resep tersebut kepada keluarga pasien

untuk ditebus di depo farmasi. Setelah itu keluarga membawa obat yang

dibagikan tersebut untuk diserahkan kepada perawat. Oleh perawat, obat yang

diserahkan dipilah sesuai dengan waktu pemberian dengan tidak melupakan

label identitas pasien pada obat yang diberikan.

2. Discharge Planning

Discharge planning adalah merupakan bagian terpenting dari program

keperawatan pasien yang dimulai segera setelah pasien masuk Rumah Sakit.

Hal ini merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerja sama antara

tim kesehatan, keluarga, pasien, dan orang yang penting bagi pasien. Tujuan

discharge planning adalah menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik,

psikologis, dan social; meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga; serta

meningkatkan kepercayaan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien

(Nursalam, 2014).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada 12-17 Desember 2016

di ruang SP2KP anak, perencanaan pulang sudah dilaksanakan oleh perawat,

namun belum maksimal karena tidak memberikan brosur atau leafleat pada

pasien, sehingga memungkinkan pasien lupa tentang penjelasan yang diberikan

oleh perawat. Hal ini disebabkan oleh karena keterbatasan ketersediaan leaflet

di ruang SP2KP Anak, sehingga pelaksanaan discharge planning secara tertulis

tidak dapat dilakukan. Perencanaan pulang didokumentasikan pada format

discharge planning yang digunakan oleh Rumah Sakit.

3. Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan yang rumit

dan sangat beragam serta memelukan waktu yang cukup banyak dalam proses

Page 59: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

pembuatannya. Suatu dokumen atau data yang berisi data tentang keadaan

pasien yang dilihat tidak saja dari tingkat kesakitan dan tetapi juga dilihat dari

jenis, kualitas, dan kuantitas dari layanan yang telah diberikan perawat dalam

memenuhi kebutuhan pasien (Ali,2010).

Menurut Nursalam (2008), terdapat beberapa model dari penerapan dari

dokumentasi asuhan keperawatan yang sering diterapkan ditempat praktik

yaitu: (1) catatan yang berorientasi pada sumber (Source oriented Record), (2)

catatan yang berorientasi pada perkembangan dari kemajuan pasien (Progress

Oriented Record), (3) charting by exception (CBE), (4) problem Intervention

Evaluation (PIE), (5) Process oriented Sistem. Dimana Progress Oriented

record merupakan pencatatan yang berorientasi pada perkembangan yang

terjadi pada pasien/klien. Model ini berisi tentang perkembangan atau

kemajuan dari tiap masalah yang telah dilakukan tindakan, disusun oleh semua

anggota yang terlibat dengan menambahkan catatan perkembangan pada

lembar yang sama.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada 15 Desember 2016 di

Ruang SP2KP anak, dokumentasi keperawatan yang dilakukan meliputi

pengkajian yang menggunakan review of system, pengkajian kebutuhan dasar,

serta diagnosis keperawatan sampai dengan evaluasi menggunakan SOAP.

Pendokumentasian pengkajian keperawatan, NOC dan NIC terdapat dalam

lembar MRA06 dan MRA07, tindakan keperawatan terdapat dalam lembar

MRA011, sedangkan evaluasi keperawatan dicatat dalam catatan

perkembangan pasien terintegrasi pada lembar MRA09.

Catatan keperawatan berisikan Instruksi Dokter, catatan mandiri Perawat,

catatan perkembangan TTV, tetapi belum semua tindakan didokumentasikan.

Dokumentasi keperawatan di Ruang SP2KP Anak dilaksanakan segera setelah

pasien masuk di ruangan.

Page 60: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

Masalah-masalah yang muncul pada M3 (Metode) :

1. Belum dilakukannya pembaharuan pada struktur organisasi ruangan SP2KP

Anak sebagai acuan dalam pembagian kerja dan fungsi masing-masing anggota

2. Belum optimalnya pelaksanaan operan shift atau timbang terima karena belum

dijalankan sesuai dengan standar prosedur operasional.

3. Belum optimalnya pelaksanaan ronde keperawatan karena jarang ditemukan

kasus pasien yang memenuhi kriteria diadakannya ronde keperawatan.

3.6 MONEY

Berdasarkan hasil wawancara dengan Perawat ruangan sumber

pembiayaan ruang SP2KP Anak memilki sistem keuangan yang diatur langsung

oleh pihak rumah sakit baik untuk pelayanan maupun penggajian pegawai ruangan,

sedangkan pembiayaan pasien sebagian besar dari BPJS, Kartu Indonesia Sehat,

JKN, Kartu Sejahtera, dan sisanya dari dana umum (biaya sendiri). perencanaan

anggaran untuk ruangan, perencanaan fasilitas dan sarana dalam menunjang

kegiatan pelayanan keperawatan telah dibuat dan diajukan kepada bidang

keuangan, bidang pelayanan dan bidang sarana dan prasarana. Akan tetapi di ruang

SP2KP Anak belum memiliki alokasi dana bulanan/tahunan.

Berdasarkan peraturan daerah (PERDA) kota gorontalo.

1. Tenaga perawat yang PNS memperoleh gaji sesuai dengan golongan

masing-masing yang diberikan tunjangan-tunjangan beserta jasa baik

umum maupun BPJS.

2. Pegawai honor daerah/kontrak memperoleh gaji pokok beserta jasa baik

umum maupun BPJS.

Page 61: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

Tabel Daftar Gaji Perbuan Pegawai RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe

Golongan Gaji perbulan

- PNS Sesuai golongan

- Honorer S1/ Ners Rp. 700.000 /bulan

- Honorer D3 Rp. 650.000 /bulan

- jaga malam perawat Rp. 35.000 /malam

- jasa perbulan untuk perawat Rp. 750.000 – 3.000.000 /bulan

(ket : di hitung sesuai jumlah pasien

perbulan / dihitung sesuai jumlah klem

yang dimasukkan oleh perawat)

Bedasarkan tabel diatas bahwa jumlah gaji PNS tetap di sesuaikan dengan

golongan, untuk honorer S1/Ners Rp.700.000/ bulan dan D3 sebesar Rp.650.000/

bulan, adapun uang jasa perawat biasanya mendapatkan uang sekitar ± 750.000 –

3.000.000 namun hal ini tak menentu tergantung dari jumlah pasien perbulan dan

jumlah klem yang dimasukkan oleh perawat itu sendiri Sedangkan uang jaga malam

Rp 35.000 /malam. Sistem pembagian jasa perawat langsung dibagikan oleh kepala

ruangan begitupun uang jaga malam. Dari hasil pengkajian didapatkan masalah

tentang penerimaan atau waktu pemberian jasa yang tidak menentu, untuk jumlah

jasa tergantung jumlah tindakan yang dilakukan oleh perawat tapi ada perawat yang

tidak melakukan pendokumentasian setiap melakukan tindakan jadi hal itu

berpengaruh di jumlah klem dan jumlah jasa yang diterima.

Sistem pembayaran pasien juga dikelolah langsung oleh bagian keuangan

rumah sakit dan jenis pembayaran tergantung pada jaminan yang digunakan oleh

pasien anatar lain: Untuk pasien BPJS/JKN,KIS,Kartu Sejahtera, biaya perawatan

ditanggung oleh jaminan tersebut dengan mengikuti prosedur yang berlaku dimana

batas waktu pengurusan hanya 3 hari sejak pasien masuk rumah sakit, untuk pasien

umum seluruh biaya perawatan ditanggung sepenuhya oleh pasien/ keluarga (biaya

sendiri), untuk batas waktu pulang pasien adalah jam 14.00 wita, dan bila melewati

jam tersebut, maka tarif perawatan ditambah satu hari, pasien tidak diperkenankan

Page 62: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

pulang pada sore hari, malam hari, atau hari libur dan Biaya perawatan disesuaikan

dengan jaminan kelas yang ditentukan oleh kartu jaminan kesehatan yang dimiliki

oleh pasien itu sendiri

Pembiayaan pasien (perawatan) yang berlaku saat ini sesuai kelas perawatan

di Ruang SP2KP Anak ada tiga kelas yaitu kelas I, II, dan III dengan rincian sebagai

berikut :

Tabel Rincian Biaya Perawatan Diruang SP2KP Anak RSUD. Prof. Dr. H.

Aloei Saboe

NO

Rincian tagihan

Biaya Keterangan Kelas

1

Kelas

II

Kelas

III

1 Rawat inap Rp 137.000 Rp. 76.320 Rp 55.800 perhari

2 Tindakan medik IVFD

Tindakan Medik NGT

Tindakan medik DK

Tindakan medik rawat luka

Tindakan medik nebulizer

Tindakan Pemasangan O2

Rp 34.500

Rp. 34.500

Rp 34.500

Rp 34.500

Rp 91.750

Rp 7.500

Rp 22.750

Rp. 22.750

Rp 22.750

Rp 22.750

Rp 55.800

Rp 7.500

Rp. 15.000

Rp. 15.000

Rp 15.000

Rp 15.000

Rp 36.600

Rp 7.500

Per tindakan

Per tindakan

Per tindakan

Per tindakan

Per tindakan

Per jam

3 Konsultasi Rp 67.500 Rp 41.500 Rp 27.300 -

4 Rawat bersama Rp 23.914 Rp 12.593 Rp 13.811 -

5 Laboratorium

a. Sederhana (DL,UL)

b. Sedang (Widal,DDR)

c. Canggih (Kimia darah

dan elektrolit)

Rp. 24.700

Rp. 52.500

Rp. 84.000

Rp. 18.200

Rp. 38.350

Rp. 62.400

Rp. 13.200

Rp.28.200

Rp. 48.600

Per item

Per item

Per item

6 Elektromedik (EKG) Rp 81.750 Rp 55.900 Rp. 36.600

Page 63: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

7 Radiologi (THORAX) Rp. 96.750 Rp. 72.150 Rp. 55.800

8 Rehab Medik (FISIOTH) Rp. -

Rp. -

Rp. -

Bukti

Tindakan

7 Asuhan keperawatan

a. Total care

b. Partial care

c. Self care

Rp 20.250

Rp 15.750

Rp 12.000

Rp 12.075

Rp 9.775

Rp 6.900

Rp. 8.600

Rp 6.600

Rp 4.800

Per hari

Per hari

Per hari

8 Medical record Rp 9.050 Rp 7.900 Rp 5.500 Per hari

Catatan :

Untuk pasien BPJS/JKN

3. Golongan III Dan IV Hak Rawatan Kelas I

4. Golongan I Dan Golongan II Hak Rawatan Kelas II

5. Untuk Pemeriksaan Penunjang Lainnya Termaksud Dalam Paket BPJS / JKN

6. Untuk Pasien Jamkesmas Hak Rawatan Kelas III

7. Hak Perawatan Lainnya Ditentukan Oleh Jaminan BPJS/JKN, KIS,JKN dan

Kartu Sejahtera

Page 64: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

No Data Masalah Landasan Teori

M1 : MAN

1 Sebagian besar 14 orang (73,3%)

ketenagaan di ruang perawatan

memilki jenjang pendidikan

Diploma III. Untuk tingkat

pendidikan Profesi ners adalah

sebanyak 5 orang (26,3%).

Cat: 1 perawat sementara studi

melanjutkan ke jenjang profesi

Kurangnya tenaga keperawatan berlatar

pendidikan S-1 dan Ners

Pembagian tenaga keperawatan berdasarkan

intermountain health care seharusnya komposisi tenaga

keperawatan yang diperlukan yakni 58% S1 Keperawatan

atau sejumlah 58% x 19 = 11 orang, dan 26 % D III

Keperawatan atau sejumlah 26 % x 19 = 4.94 atau 5

orang

2 Sebagian besar perawat belum mengikuti pelatihan perawatan dasar anak dan BHD pada anak.

Masih kurangnya tenaga perawat yang mengikuti pelatihan khususnya mengenai pelatihan perawatan dasar anak dan BHD pada anak.

Pelatihan bagi perawat sangatlah penting hal ini

dikarenan dengan adanya pelatihan perawat dapat

mengembangakan serta meningkatkkan pengetahuan,

dan keterampilan. Hal ini didukung oleh Hariandja

(2002) yang menjelaskan bahwa pelatihan merupakan

upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia,

terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual

Page 65: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

dan kepribadian, juga meningkatkan keterampilan khusus

seseorang

3 Jumlah perawat yang berada di

ruangan SP2KP anak hanya 17

orang perawat tetap, dan 2 perawat

orientasi jika disesuaikan dengan

jumlah BOR 65,4% seharusnya

jumlah perawat adalah 19 perawat

dan ditambah dengan faktor koreksi

menjadi 25 perawat. Maka masih

dibutuhkan 6 perawat.

Tenaga perawat yang ada tidak sesuai

dengan jumlah BOR yang ada. Dimana

dengan BOR 65,4% seharusnya jumlah

perawat adalah 19 perawat dan ditambah

dengan faktor koreksi menjadi 25

perawat.

Penggunaan metode perhitungan tenaga keperawatan

berdasarkan Depkes paling efektif, berdasarkan

perhitungan diatas didapatkan bahwa jumlah tenaga

perawat di ruangan perawatan II masih kurang,

penggunaan metode ini didukung oleh Hendrich, et. al.,

(2008) dimana dengan menggunakan metode ini dapat

memperhitungkan beban kerja perawat, dan juga

memperhitungkan jam kerja serta loss day dan faktor

resiko sehingga lebih mempertimbangkan beban kerja

perawat, dimana tidak semua waktu digunakan

sepenuhnya oleh seorang perawat untuk bekerja.

M2 (MATERIAL)

1. Fasilitas pasien

• Ruang SP2KP anak yang terdiri dari kelas I, II dan III.

Fasilitas Pasien

• Jumlah tempat tidur yang ada pegangan sebanyak 26 buah

Menurut undang undang Rumah Sakit tahun 2009 pasal 7

diterangkan bahwa rumah sakit harus memenuhi

persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya

manusia, kefarmasian, dan peralatan. Lokasi bangunan

Page 66: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

• Kamar mandi dan WC berada dalam masing- masing ruangan.

• Jumlah total tempat tidur

sebanyak 47 buah. Adapun

jumlah ideal menggunakan standar Depkes 2004 adalah

kelas I, II dan III : 1 : 2/3

• Jumlah tempat tidur yang ada pegangan sebanyak 26

buah tempat tidur (55,3%).

tempat tidur (55,3%). Jumlah

tempat tidur yang tidak ada

pegangan sebanyak 21 buah

(44,7%)

juga harus memenuhi bangunan mengenai kesehatan,

keselamatan lingkungan, dan tata ruangan, serta sesuai

dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan dan

penyelenggaraan rumah sakit.

Dalam kajian kebutuhan penyelenggaraan Rumah Sakit

harus didasarkan pada studi kelayakan dengan

menggunakan prinsip pemerataan pelayanan, efisiensi

dan efektifitas serta demografi. Bangunan rumah sakit

harus dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan

pelayanan kesehatan yang paripurna, pendidikan dan

pelatihan, serta penelitian dan pengembangan ilmu

Jumlah tempat tidur yang

tidak ada pegangan

pengetahuan dan teknologi kesehatan.

sebanyak 21 buah (44,7%).

• Lemari pasien sebanyak 47

buah. Adapun jumlah ideal

menggunakan standar

Depkes, 2004 adalah 1 : 1.

Page 67: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

• Kamar mandi 16 kamar.

Adapun jumlah ideal

menggunakan standar Depkes, 2004 adalah kelas II

1:2, kelas I 1:5.

• Ruang SP2KP anak sudah

difasilitasi dengan ruang

bermain, tetapi perlu ditata

kembali dan disesuaikan dengan kebutuhan motorik

kasar dan halus

• Perlu penataan kembali di ruang bermain dan disesuaikan dengan kebutuhan motorik kasar dan halus

kegiatan bermain harus menjadi bagian integral dari

pelayanan kesehatan anak di rumah sakit, sehingga

kondisi tersebut mendorong rumah sakit untuk

menyediakan ruangan khusus untuk terapi bermain serta

melakukan terapi bermain untuk mengurangi stress atau

kecemasan pada anak (Soetjiningsih, 2014).

2. Inventaris Ruangan

• Tensimeter sebanyak 2

buah. Adapun jumlah ideal

menggunakan standar Depkes,2004 adalah 1:1/10

• Stetoskop sebanyak 2 buah.

Adapun jumlah ideal

Inventaris Ruangan

• Tensimeter sebanyak 2 buah.

Adapun jumlah ideal

menggunakan standar Depkes,2004 adalah 1:1/10

• Stetoskop sebanyak 2 buah.

Adapun jumlah ideal

Page 68: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

menggunakan standar

Depkes,2004 adalah 1:1/10

• Thermometer sebanyak 1 buah. Adapun jumlah ideal menggunakan standar

menggunakan standar

Depkes,2004 adalah 1:1/10

• Thermometer sebanyak 1 buah.

Adapun jumlah ideal

menggunakan standar

Depkes,2004 adalah 2/ruangan.

• Suction sebanyak 2 buah.

Adapun jumlah ideal

Depkes,2004 adalah 2/ruangan.

• Tidak terdapat ambubag

anak/bayi. Adapun jumlah ideal

menggunakan standar

menggunakan standar

Depkes,2004 adalah 1:1/20

• Tidak terdapat ambubag

anak/bayi. Adapun jumlah

Depkes,2004 adalah 2/ruangan.

• Troli instrument sebanyak 1

buah. Adapun jumlah ideal

menggunakan standar

ideal menggunakan standar

Depkes,2004 adalah

2/ruangan.

• Troli instrument sebanyak 1

buah. Adapun jumlah ideal

Depkes,2004 adalah 3/tim

Page 69: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

menggunakan standar

Depkes,2004 adalah 3/tim

• Ruang bermain

M3 (METHOD)

1. Belum optimalnya pelaksanaan ronde keperawatan

Belum Optimalnya Ronde Keperawatan Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk

mengatasi masalah keperawatan pasien yang

dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan pasien

untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.

Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer,

atau konselor, kepala ruangan, perawat pelaksana yang

perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan.

Ronde mempunyai tujuan untuk menyelesaikan masalah

pasien melalui pendekatan berprikir kritis

(Nursalam,2014).

2 Belum dilakukannya pembaharuan

pada struktur organisasi ruangan

SP2KP Anak sebagai acuan dalam

Struktur Organisasi di dalam ruangan

sudah tidak sesuai :

1. Perubahan struktur instalasi

rawat

Pengadaan Struktur organisasi di dalam ruangan penting

hal ini dikarenakan dengan adanya struktur organisasi

dapat menjelaskan pembagian aktivitas kerja, serta dapat

memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas sampai

Page 70: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

pembagian kerja dan fungsi masing-

masing anggota 2. Perubahan jumlah perawat batas tertentu, selain itu struktur organisasi menjelaskan

hirarki dan susunan kewenangan, serta hubungan

pelaporan (Husein, 2003)

3 Belum optimalnya pelaksanaan

operan shift atau timbang terima karena belum dijalankan sesuai

dengan standar prosedur

operasional.

Operan atau timbang terima merupakan teknik atau cara

untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan)

yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima

dilakukan oleh oleh perawat primer keperawatan kepada

perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas

malam secara tertulis dan lisan (Nursalam, 2014)

M4 (MONEY)

1. Dari hasil pengkajian dan

wawancara pada perawat di ruangan

SP2KP anak didapatkan bahwa

waktu penerimaan jasa perawat dan

dokter tidak menentu. Siapa yang

bagi jasa, uang simpanan/kas, uang

lain lain

Tidak menentunya waktu penerimaan

jasa perawat dan dokter.

-

Page 71: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

M5 (MARKETING)

1. Ruang bermain berdasarkan hasil observasi tampak sudah tidak terawat, dengan bebrerapa permainan yang sudah tidak tertata rapi, dan keadaan sedikit kotor.

Perlu adanya modifikasi Ruang Bermain Anak

Kebutuhan bermain mengacu pada tahapan tumbuh kembang anak, sedangkan tujuan yang ditetapkan harus memperhatikan prinsip bermain bagi anak di rumah sakit yaitu menekankan pada upaya ekspresi sekaligus relaksasi dan distraksi dari perasaan takut, cemas, sedih, tegang dan nyeri.

PATIENT SAFETY

1. Perawat sudah melakukan

identifikasi pasien dengan tepat.

Tidak ada masalah

2 Perawat memberikan penjelasan

kepada pasien tentang tindakan

yang akan dilakukan

Tidak ada masalah

3 Perawat menyimpan obat resiko

tinggi dan jenis elektrolit

konsentrasi pada tempat yang aman

dan pada area yang dibatasi ketat

Tidak ada masalah

Page 72: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

4. 20 persen perawat pelaksana belum

melakukan hand hygiene pada

momment sebelum kontak pasien

dan sebelum melakukan tindakan.

Dengan tingginya beban kerja perawat

terkadang perawat mengedepankan

tindakan/kebutuhan pasien dari pada

keseluruhan prosedur hand hygiene

5. Tidak terdapat evaluasi resiko jatuh

untuk pasien dengan resiko jatuh.

Tidak terdapat evaluasi resiko jatuh

untuk pasien dengan resiko jatuh

Page 73: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

Skoring Prioritas Masalah Manajemen di Ruang SP2KP Anak

No Masalah Manajemen Mg S Mn NC A Total Prioritas 1 Jumlah perawat yang berada di ruangan SP2KP anak hanya 17 orang perawat tetap,

dan 2 perawat orientasi jika disesuaikan dengan jumlah BOR 65,4% seharusnya jumlah perawat adalah 19 perawat dan ditambah dengan faktor koreksi menjadi 25 perawat. Maka masih dibutuhkan 6 perawat.

4

5

2

5

4

20

V

2 Sebagian besar perawat belum mengikuti pelatihan perawatan dasar anak dan BHD pada anak.

4 5 3 4 4 20 VI

3 Belum optimalnya pelaksanaan evaluasi pada pasien resiko jatuh. 5 5 4 5 4 23 IV 4 20 persen perawat pelaksana belum melakukan hand hygiene pada momment

sebelum kontak pasien dan sebelum melakukan tindakan.

5

4

5

5

5

24

II 5 Belum dilakukannya pembaharuan pada struktur organisasi ruangan SP2KP Anak

sebagai acuan dalam pembagian kerja dan fungsi masing-masing anggota

4

2

5

5

4

20

VII 6 Belum optimalnya pelaksanaan operan shift atau timbang terima karena terkadang

belum dijalankan sesuai dengan standar prosedur operasional.

5

5

5

5

5

25

I 7 Perlu adanya modifikasi Ruang Bermain Anak 5 2 4 4 4 19 VIII 8 Belum optimal pelaksanaan ronde keperawatan 5 3 5 5 5 23 III

KETERANGAN: Magnitude : besanya masalah Severity : besarnya kerugian Managebility : Bisa dipecahkan Nursing Concern : adanya perhatian dari bidang perawatan Affordability : ketersediaan sumber daya

Page 74: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

PERENCANAAN

Prioritas MASALAH PERENCANAAN 1 Belum optimalnya pelaksanaan operan shift atau timbang terima karena

terkadang belum dijalankan sesuai dengan standar prosedur operasional.

Dalam memaksimalkan operan shift atau timbang

terima diruangan SP2KP Anak, dapat dilakukan

sosialisasi tentang tehnik pelaksanaan timbang

terima melalui role play oleh mahasiswa, dan juga

pembuatan alur timbang terima. Serta Advokasi

kepada kepala ruangan untuk lebih mempressure

perawat pelaksana dalam pelaksanaan timbang

terima.

2 20% perawat pelaksana belum melakukan hand hygiene pada momment

sebelum kontak pasien dan sebelum melakukan tindakan.

1. Pengadaan sticker hand hygiene dan five

moment untuk meningkatkan kepatuhan cuci

tangan perawat

2. Pelaksanaan kegiatan pembubuhan tanda

tangan petugas kesehatan pada kain spanduk

sebagai bentuk komitmen dalam mencuci

tangan terutama pada 5 momen penting

Page 75: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

3. Advokasi kepada kepala ruangan untuk lebih

mempressure perawat pelaksana dalam

kepatuhan 5 momen.

3 Belum optimal pelaksanaan ronde keperawatan Dalam memaksimalkan pelaksanaan ronde

keperawatan diruangan SP2KP Anak, dapat dilakukan sosialisasi tentang tehnik pelaksanaan

ronde keperawatan melalui role play oleh

mahasiswa dan pembuatan alur ronde.

4 Belum optimalnya pelaksanaan evaluasi pada pasien resiko jatuh. Sosialisasi pengisian format evaluasi pada pasien

resiko jatuh

5 Jumlah perawat yang berada di ruangan SP2KP anak hanya 17 orang perawat

tetap, dan 2 perawat orientasi jika disesuaikan dengan jumlah BOR 65,4%

seharusnya jumlah perawat adalah 19 perawat dan ditambah dengan faktor

koreksi menjadi 25 perawat. Maka masih dibutuhkan 6 perawat.

Kerja sama dengan Kepala Ruangan SP2KP Anak

terkait pengusulan penambahan jumlah perawat

kepada Bidang Keperawatan Rumah Sakit Aloei

Saboe Kota Gorontalo

6 Sebagian besar perawat belum mengikuti pelatihan perawatan dasar anak dan

BHD pada anak.

Kerja sama dengan Kepala Ruangan SP2KP Anak

terkait pengusulan kepada pihak Rumah Sakit

dalam memberikan kesempatan kepada perawat

untuk mengikuti pelatihan perawatan dasar dan

Page 76: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

BHD pada anak demi meningkatkan kualitas

kinerja perawat

7 Belum dilakukannya pembaharuan pada struktur organisasi ruangan SP2KP

Anak sebagai acuan dalam pembagian kerja dan fungsi masing-masing

anggota

Pembuatan Struktur Organisasi Baru yang sesuai

dengan struktur ketenagaan yang sekarang

8 Perlu adanya modifikasi Ruang Bermain Anak Memodifikasi ruang bermain, mendekorasi

kembali, memilah permainan sesuai kriteria anak,

membuat buku registrasi dan membuat contoh sap

bermain.

Page 77: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

POA RUANGAN SP2KP ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR. H. ALOEI SABOE MAHASISWA PROFESI NERS UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

No Masalah Uraian Kegiatan

Tujuan Sasaran Metode Media Dana Waktu PJ Target pencapaian

1 Belum Optimalnya

Operan

Bermain Peran

(Role Play)

Agar Perawat Mampu

Melakukan Operan Sesuai

Standar dan Panduan SP2KP

Perawat di

Ruangan SP2KP Anak

Sosialis asi

Buku Laporan Pasien

-

27/12/1 6

Nindriyani Posangi

Operan dilaksanakan sesuai standar SOP yang telah di buat

2 20 persen perawat

pelaksana belum

melakukan hand

hygiene pada

momment sebelum kontak

pasien dan sebelum

melakukan tindakan.

Tanda tangan

komitmen cuci tangan

Pembuatan stiker five moment

Pemberian

pin bagi perawat yang

rajin cuci tangan

Agar perawat

melakukan cuci tangan pada 5

moment

Perawat di

Ruangan SP2KP Anak

Sosialis asi

Banner

Dana Pribadi

28/12/1

6

Moh. Rifki abdurahman dan Erwin Podungge

Perawat melakukan cuci tangan pada 5 moment

3 Belum Optimalnya

Ronde Keperawatan

Bermain Peran

(Role Play)

Agar Perawat Mampu

Melakukan Ronde Sesuai Standar

Perawat di

Ruangan

Sosialis asi

- Pasien Dengan Kasus yang

- 29/1/17 Fatimah Umar

dilaksanakannya ronde keperawatan

Page 78: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

dan Panduan SP2KP

SP2KP Anak

Telah Ditentukan

- Materi Ronde Keperawata n

4 Belum

optimalnya

pelaksanaa

n evaluasi

Pembuatan

format evaluasi

pasien resiko jatuh

Agar perawat

dapat melakukan evaluasi pada pasien yang resiko jatuh

Perawat di

Ruangan SP2KP Anak

Sosialis

asi

Lembaran format evaluasi resiko jatuh

30/1/17 Ilhamdi Pramana

Adanya evaluasi pada pasien resiko jatuh

pada pasien

resiko

jatuh.

5 Jumlah

tenaga

perawat

yang belum

Memberikan advokasi Kepada Kepala

Ruangan

Agar jumlah perawat sesuai dengan jumlah BOR yang ada

Karu

Ruangan SP2KP Anak

Advoka si

Laporan/ surat

30/1/16

Istivanti Dunggio

Pengadaan surat/ laporan

sesuai

dengan

BOR

Page 79: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

6 Sebagian

besar

perawat

belum

mengikuti

Memberikan advokasi Kepada Kepala

Ruangan

Agar perawat mendapatkan

pelatihan BHD pada anak

Karu Ruangan SP2KP Anak

Advoka si

Laporan/ surat

30/1/17

Ayu P. Akuba

Pengadaan surat/ laporan

pelatihan

perawatan

dasar anak

dan BHD

pada anak.

7 Belum

dilakukann

ya

pembaharu

an pada

Membuat struktur

organisasi

sebagai acuan

dalam pembagian kerja

dan fungsi masing-masing

anggota

Ruangan SP2KP Anak

Spanduk

Spanduk

Dana

Pribadi

31/1/17

Ilhamdi Pramana

Pengadaan struktur organisasi

struktur

organisasi

8 Perlu adanya modifikasi

Memodifikasi ruangan agar

Modifik

asi

Buku registrasi,

1/1/17 Sri Fatmi Yahya

Ruang tertata

bermain

dan

Page 80: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

Ruang Bermain Anak

Memodifikas i ruang bermain

Membuat

SOP bermain dan SAP

baku

terlihat lebih nyaman, serta

pembuatan SOP sebagai acuan dalam rencana terapi bermain

Ruangan terapi

bermain

alat dan bahan dekorasi

memiliki dokumentasi

Membuat buku

registrasi ruang

bermain

Page 81: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

1.7 Implementasi

1.7.1 Ketenagaan (M1- Man) 1) Ketersediaan Sumber Daya Manusia

Ketersediaan sumber daya manusia sangat penting dalam pelaksanaan

fungsi manajemen Rumah Sakit, mengingat bahwa manusia sebagai agen

pembaharu, sehingga dalam pelaksanaan fungsi manajemen, ketersediaan

sumber daya menjadi penting demi terselenggaranya fungsi manajemen dalam

meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit.

Berdasarkan identifikasi masalah didapatkan bahwa jumlah perawat yang

berada di ruangan SP2KP anak hanya 17 orang perawat tetap, dan 2 perawat

orientasi jika disesuaikan dengan jumlah BOR 65,4% seharusnya jumlah

perawat adalah 19 perawat dan ditambah dengan faktor koreksi menjadi 25

perawat. Maka masih dibutuhkan 6 perawat (Depkes RI, 2008)

Untuk mengatasi hal tersebut, maka mahasiswa ners bekerja sama dengan

kepala Ruangan SP2KP anak terkait pengusulan penambahan jumlah perawat

kepada Bidang Keperawatan Rumah Sakit Aloei Saboe Kota Gorontalo.

2) Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

Kualitas Sumber daya merupakan salah satu indikator dalam menilai mutu

pelayanan kesehatan Rumah Sakit. Tenaga kesehatan terutama perawat

diharapkan memiliki kompetensi dalam memberikan pelayanan keperawatan

kepada pasien sesuai dengan standar keprofesiannya. Salah satu cara dalam

meningkatkan kompetensi perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan

adalah dengan mengikuti pelatihan-pelatihan kesehatan.

Berdasarkan identifikasi masalah ditemukan bahwa sebagian besar perawat

belum mengikuti pelatihan perawatan dasar anak dan BHD pada anak. Hal ini

tentu sangat membutuhkan perhatian dari Rumah Sakit dalam hal peningkatan

kompetensi dan kinerja perawat dalam menunjang mutu pelayanan Rumah

Sakit. Untuk mengatasi hal tersebut, maka mahasiswa ners bekerja sama dengan

Kepala Ruangan SP2KP Anak terkait pengusulan kepada pihak Rumah Sakit

dalam memberikan kesempatan kepada perawat untuk mengikuti pelatihan

Page 82: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

perawatan dasar dan BHD pada anak demi meningkatkan kualitas kinerja

perawat.

1.7.2 Metode Asuhan Keperawatan (M3 - Method) 1. Pengorganisasian

Berdasarkan identifikasi masalah diperoleh bahwa belum dilakukan

pembaharuan pada struktur organisasi ruangan SP2KP Anak sebagai acuan

dalam pembagian kerja dan fungsi masing-masing anggota. Untuk itu,

penyelesaian masalah terkait struktur organisasi di ruang SP2KP Anak,

mahasiswa profesi ners membuat papan struktur organisasi baru yang sesuai

dengan struktur ketenagaan saat ini, sehingga masing-masing anggota/perawat

mengetahui pembagian kerja, tugas dan fungsi masing-masing. Dengan adanya

struktur organisasi, maka fungsi pengorganisasian di ruang SP2KP anak dapat

berjalan dengan baik.

2. Operan (Timbang Terima)

Operan atau timbang terima merupakan teknik atau cara untuk

menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan

pasien.Berdasarkan identifikasi masalah diperoleh bahwapelaksanaan operan

shift atau timbang terima karena belum dijalankan sesuai dengan standar

prosedur operasional. Pendokumentasian timbang terima menggunakan metode

SBAR, namun pada pelaporan secara lisan, perawat tidak menyampaikan

backround (tindakan keperawatan yang telah dilakukan) dan recomendation

(tindakan keperawatan yang belum dilakukan).

Untuk menyelesaikan masalah komunikasi efektif dalam operan shift

perawat di Ruang SP2KP Anak, maka dilakukan role playtimbang terima oleh

mahasiswa profesi ners pada 30 Desember 2016 yang sesuai dengan standar

prosedur operasional menurut Mursalam (2014), yakni pelaporan dan

pendokumentasian timbang terima menggunakan metode SBAR.

3. Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan merupakan kegiatan perawat yang bertujuan untuk

memecahkan masalah klien yang belum teratasi dan secara langsung

melibatkan klien sendiri dan keluarganya. Berdasarkan identifikasi masalah

Page 83: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

diperoleh bahwa belum optimalnya pelaksanaan ronde keperawatan karena

jarang ditemukan kasus pasien yang memenuhi kriteria diadakannya ronde

keperawatan. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya kemampuan perawat

dalam melaksanakan ronde keperawatan yang dapat melatih perawat dalam

berpikir kritis dan memberikan justifikasi terkait keadaan pasien.

Penyelesaian masalah terkait pelaksanaan ronde keperawatan yang belum

optimal, maka mahasiswa profesi ners melakukan role play ronde keperawatan

pada 03 Januari 2017 yang sesuai dengan standar prosedur operasional menurut

Mursalam (2014), yang terdiri dari pra ronde, intra ronde (pelaksanaan di nurse

station dan di bed pasien), dan post ronde. Selain itu, untuk mempermudah

perawat dalam menginagt alur ronde keperawatan, maka mahasiswa profesi

ners membuat poster alur pelaksanaan ronde keperawatan yang ditempatkan

langsung di nurse stasion.

1.7.3 Pemasaran (M5 - Marketing)

1. Memodifikasi Ruang Bermain Anak

Ruang bermain merupakan sarana yang digunakan untuk mengatasi

kecemasan anak akibat hospitalisasi. Mengingat bahwa pada saat dirawat di

Rumah Sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang tidak

menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan

tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena

beberapa stressor yang ada di lingkungan Rumah Sakit. Oleh karena itu,

dengan bermain anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya

karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa

sakitnya dan berelaksasi melaui kesenangannya melakukan permainan. Selain

itu, aktivitas bermain adalah salah satu terapi untuk merangsang

perkembangan sensorik-motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri

serta perkembangan moral anak, sehingga meskipun dalam keadaan sakit,

tahap perkembangan anak tidak akan mengalami masalah.

Berdasarkan hasil observasi, ditemukan bahwa ruang bermain anak belum

tertata dengan baik sehingga terapi bermain untuk anak tidak dijalankan

dengan optimal. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah terkait program

Page 84: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

bermain anak, maka mahasiswa ners memodifikasi ruang bermain sehingga

terlihat lebih menarik, seperti mengelompokkan jenis permainan berdasarkan

usia anak, membuat SAP bermain, serta membuat buku register terapi bermain.

1.7.4 Keselamatan Pasien (Patient Safety)

1. Pengurangan Resiko Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan

Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan merupakan salah

satu indikator dalam Anaktional Patient Safety Goals, dimana perilaku perawat

sangat penting dalam pencegahan resiko infeksi pasien. Berdasarkan hasil

kuesioner terkait pengetahuan perawat tentang patient safety diperoleh hasil

100% pengetahuan perawat cukup baik, sedangkan berdasarkan hasil observasi

pada 18-19 Desember 2016, didapatkan bahwa 20% perawat pelaksana belum

melakukan hand hygiene pada momen sebelum kontak pasien dan sebelum

melakukan tindakan. Hal ini disebabkan oleh karena tingginya beban kerja

perawat sehingga sering melupakan cuci tangan pada 5 momen.

Oleh karena itu, dalam mengatasi masalah tersebut, mahasiswa ners bekerja

sama dengan kepala ruangan SP2KP anak untuk memberikan reward terhadap

perawat yang rajin melakukan cuci tangan pada 5 momen. Bentuk reward yang

diberikan adalah dengan memberikan pin yang bertuliskan “Best Five

Moment” kepada perawat yang rajin melakukan cuci tangan pada 5 momen.

Diharapkan dengan adanya reward tersebut dapat meningkatkan kesadaran

perawat terhadap pentingnya cuci tangan pada 5 momen. Selain itu, mahasiswa

ners membuat spanduk yang akan dibubuhi tanda tangan petugas kesehatan

sebagai bentuk komitmen untuk cuci tangan pada 5 momen.

2. Pengurangan Resiko jatuh

Pengurangan resiko jatuh merupakan indikator kelima dalam Anaktional

Patient Safety Goals, dimana pengkajian dan intervensi pencegahan resiko

jatuh pada pasien sangat penting diperhatikan oleh perawat sehingga dapat

mengurangi kejadian tidak diharapkan (KTD).

Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa belum adanya

pendokumentasian evaluasi pasien resiko jatuh pada setiap shift jaga, perawat

melakukan pengkajian dan pendokumentasian skala resiko jatuh menggunakan

Page 85: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

skala humpty dumpty, namun belum mendokumentasikan intervensi resiko

jatuh yang dilakukan, sehingga memungkinkan untuk tidak dilakukannya

evaluasi terhadap implementasi intervensi resiko jatuh. Untuk mengatasi

masalah tersebut, mahasiswa ners melakukan sosialisasi terkait pengisian

format evaluasi pada pasien resiko jatuh yang dimodifikasi, yakni dengan

mencantumkan skala humpty dumpty, serta intervensi keperawatan untuk

resiko jatuh sedang dan tinggi pada setiap sift jaga perawat.

Page 86: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kesenjangan Teori, Penyelesaian dan Analisis

1. Belum Optimalnya Pelaksanaan Timbang Terima/ Operan

Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan

mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi

mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi

yang efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah

satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan keefektivitasannya adalah

saat pergantian shift/ operan shift.

Operan memiliki beberapa istilah diantaranya handover, handoffs,shift

report, signout, signover dan cross coverage. Clair dan Trussel (Kerr, 2001)

menyusun pengertian dari handover adalah komunikasi oral dari informasi

tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga.

Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer

tentang informasi (termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat) selama

perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang

pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien.

Menurut Mursalam (2014) bahwa operan atau timbang terima

merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu

(laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima dilakukan

oleh oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung

jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan.

Ruangan SP2KP Anak RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe telah memiliki

standar prosedur operasional timbang terima dan pendokumentasian

berdasarkan metode SBAR yang telah dijalankan sejak tahun 2016, namun

dalam implementasinya, pada pelaporan secara lisan, perawat sering tidak

menyampaikan backround (tindakan keperawatan yang telah dilakukan)

dan recomendation (tindakan keperawatan yang belum dilakukan). Hal ini

disebabkan oleh karena tingginya beban kerja perawat, sehingga sering

Page 87: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

hanya menyampaikan identitas pasien dan rencana tindakan medis yang

akan dilakukan seperti pengobatan dan persiapan lainnya. Berdasarkan hasil

observasi diperoleh bahwa operan shift yang dilakukan oleh perawat lebih

sering hanya menyampaikan rencana tindakan medis, perawat jarang

menyampaikan masalah keperawatan serta intervensi keperawatan yang

sudah dan belum dilakukan.

Hal ini tentu akan jauh dari tugas perawat, dimana dalam memberikan

asuhan keperawatan, tindakan keperawatan mandirilah yang perlu

dititikberatkan dengan tetap memperhatikan tindakan kolaborasi. Dengan

menyampaikan masalah dan intervensi keperawatan pasien saat timbang

terima, dapat memungkinkan perawat shift berikutnya mengetahui riwayat

keperawatan pasien serta rencana intervensi keperawatan yang akan

dilakukan selanjutnya, sehingga proses asuhan keperawatan pasien dapat

berjalan dengan baik.

Setelah dilakukan implementasi berupa role play timbang terima sesuai

SPO pada tanggal 30 Desember 2016 sebanyak 2 kali, perawat ruangan

SP2KP anak mengikuti dan memperhatikan dengan baik teknik timbang

terima pasien. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa masih ada perawat yang

belum melaksanakan timbang terima dengan benar, perawat masih belum

menyampaikan masalah keperawatan pasien, serta intervensi keperawatan

yang sudah dan belum dilaksanakan. Menurut asumsi peneliti bahwa

perlunya adanya motivasi dari kepala ruangan kepada perawat sehingga

dapat menjalankan timbang terima dengan lebih optimal.

2. Pengurangan Resiko Infeksi Pasien ( Hand hygiene on five momment ) Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan merupakan

salah satu indikator dalam Anaktional Patient Safety Goals, dimana perilaku

perawat sangat penting dalam pencegahan resiko infeksi pasien. Langkah

cuci tangan menurut WHO terdiri dari 6 langkah, yakni pertama: tuangkan

cairan handrub pada telapak tangan secara lembut dengan arah memutar,

kedua: usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian,

ketiga: gosok sela-sela jari tangan hingga bersih, empat: bersihkan ujung

Page 88: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci, kelima: gosok dan

putar kedua ibu jari secara bergantian, dan yang keenam: letakkan ujung jari

ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Cuci tangan menggunakan

handrub dilakukan selama 20-30 detik, sedangkan handwash dilakukan

selama 40-60 detik. Cuci tangan yang benar dan tepat dapat mencegah

pajanan infeksi bakteri baik dari pemberi pelayanan kesehatan maupun dari

pasien itu sendiri, sehingga dapat menurunkan kejadian infeksi nosokomial

di Rumah Sakit.

Berdasarkan hasil kuesioner terkait pengetahuan perawat tentang

patient safety diperoleh hasil 100% pengetahuan perawat cukup baik,

sedangkan berdasarkan hasil observasi pada 18-19 Desember 2016,

didapatkan bahwa 20% perawat pelaksana belum melakukan hand hygiene

pada momen sebelum kontak pasien dan sebelum melakukan tindakan. Hal

ini disebabkan oleh karena tingginya beban kerja perawat sehingga sering

melupakan cuci tangan pada 5 momen.

Oleh karena itu, dalam mengatasi masalah tersebut, mahasiswa ners

bekerja sama dengan kepala ruangan SP2KP anak untuk memberikan

reward terhadap perawat yang rajin melakukan cuci tangan pada 5 momen.

Bentuk reward yang diberikan adalah dengan memberikan pin yang

bertuliskan “Best Five Moment” kepada perawat yang rajin melakukan cuci

tangan pada 5 momen. Diharapkan dengan adanya reward tersebut dapat

meningkatkan kesadaran perawat terhadap pentingnya cuci tangan pada 5

momen. Selain itu, mahasiswa ners membuat spanduk yang akan dibubuhi

tanda tangan petugas kesehatan sebagai bentuk komitmen untuk cuci tangan

pada 5 momen.

3. Belum Optimalnya Pelaksanaan Ronde Keperawatan Di era modernisasi saat ini, tuntutan masyarakat terhadap peningkatan

mutu pelayanan asuhan keperawatan semakin tinggi sejalan dengan

perkembangan iptek. Pengembangan dan pelaksanaan suatu model asuhan

keperawatan professional yang efektif dan efisien sangat penting untuk

meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan. Salah satu metode

Page 89: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

pemberian pelayanan keperawatan professional adalah melaksanakan

kegiatan ronde keprawatan.

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi

masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping

melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.

Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer, atau konselor,

kepala ruangan, perawat pelaksana yang perlu juga melibatkan seluruh

anggota tim kesehatan. Ronde mempunyai tujuan untuk menyelesaikan

masalah pasien melalui pendekatan berprikir kritis (Nursalam,2014).

Berdasarkan pedoman SP2KP Rumah Sakit Aloei Saboe, kegiatan

ronde keperawatan merupakan salah satu penerapan komunikasi efektif

dalam fungsi manajemen. Dalam pedomen SP2KP Rumah Sakit tidak

mencantumkan dengan pasti berapa kali harus dilakukan ronde

keperawatan, namun dilaksanakan hanya bila menemukan kasus pasien

yang memenuhi syarat diadakannya ronde keperawatan. Hal ini sejalan

dengan yang dikemukakan oleh Nursalam (2014) bahwa standar

pelaksanaan ronde keperawatan tidak memiliki ketetapan untuk berapa kali

harus dilakukan ronde keperawatan, akan tetapi dapat dilakukan bila

ditemukan klien dengan masalah keperawatan yang belum teratasi

meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan, serta pada pasien-pasien

dengan kasus baru atau langkah.

Menurut kepala ruangan bahwa kegiatan ronde keperawatan belum

optimal dijalankan di ruangan SP2KP anak karena sangat jarang

menemukan kasus pasien yang tidak ada perkembangan. Sedangkan

menurut asumsi peneliti, belum optimalnya pelaksanaan ronde keperawatan

disebakan oleh tingginya beban kerja perawat yang memungkinkan masih

kurangnya kesiapan perawat sehingga ronde keperawatan kurang optimal

dalam pelaksanaannya. Kurang optimalnya pelaksanaan ronde

keperawatan, maka kemampuan perawatpun akan kurang terlatih dalam

berfikir kritis, mengingat manfaat ronde keperawatan adalah menumbuhkan

kepekaan berpikir kritis, kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor

Page 90: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

melaui pengaplikasian pengetahuan dan konsep teori ke dalam praktik

keperawatan.

Saat dilakukan implementasi berupa role play pelaksanaan ronde

keperawatan pada tanggal 03 Januari 2017, perawat ruangan SP2KP anak

mengikuti dan memperhatikan dengan baik teknik pelaksanaan ronde

keprawatan. Diharapkan dengan adanya role play pelaksanaan ronde

keperawatan, perawat ruangan SP2KP anak dapat mengoptimalkan jalannya

kegiatan ronde keperawatan, tentunya tidak luput dari motivasi dan

pengawasan dari kepala ruangan yang juga sangat membantu dalam

mengoptimalkan kegiatan ronde keperawatan. Selain itu, mengingat

tingginya beban kerja perawat, sehingga terkadang memungkinkan perawat

untuk melupakan alur ronde keperawatan dengan benar, maka diadakannya

poster yang mencantumkan alur ronde keperawatan yang ditempatkan

langsung di nurse station, sehingga diharapkan perawat dapat selalu

mengingat alur pelaksanaan ronde keperawatan.

4. Belum optimalnya pendokumentasian evaluasi pada pasien resiko

jatuh

Pengurangan resiko jatuh merupakan indikator kelima dalam

Anaktional Patient Safety Goals, dimana pengkajian dan intervensi

pencegahan resiko jatuh pada pasien sangat penting diperhatikan oleh

perawat sehingga dapat mengurangi kejadian tidak diharapkan (KTD).

Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa belum adanya

pendokumentasian evaluasi pasien resiko jatuh pada setiap shift jaga,

perawat melakukan pengkajian dan pendokumentasian skala resiko jatuh

menggunakan skala humpty dumpty, namun belum mendokumentasikan

intervensi resiko jatuh yang dilakukan, sehingga memungkinkan untuk

tidak dilakukannya evaluasi terhadap implementasi intervensi resiko jatuh.

Untuk mengatasi masalah tersebut, mahasiswa ners melakukan sosialisasi

terkait pengisian format evaluasi pada pasien resiko jatuh yang

dimodifikasi, yakni dengan mencantumkan skala humpty dumpty, serta

intervensi keperawatan untuk resiko jatuh sedang dan tinggi pada setiap sift

Page 91: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

jaga perawat. Diharapkan dengan adanya sosialisasi pengisian format

evaluasi resiko jatuh pasien dapat mengoptimalkan pelaksanaan

keselamatan pasien sehingga dapat meningkatakan mtu pelayanan Rumah

Sakit.

5. Modifikasi Ruang Bermain Anak Ruang bermain merupakan sarana yang digunakan untuk mengatasi

kecemasan anak akibat hospitalisasi. Mengingat bahwa pada saat dirawat di

Rumah Sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang tidak

menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan

tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena

beberapa stressor yang ada di lingkungan Rumah Sakit. Oleh karena itu,

dengan bermain anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang

dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat

mengalihkan rasa sakitnya dan berelaksasi melaui kesenangannya

melakukan permainan. Selain itu, aktivitas bermain adalah salah satu terapi

untuk merangsang perkembangan sensorik-motorik, intelektual, sosial,

kreatifitas, kesadaran diri serta perkembangan moral anak, sehingga

meskipun dalam keadaan sakit, tahap perkembangan anak tidak akan

mengalami masalah.

Berdasarkan hasil observasi, ditemukan bahwa ruang bermain anak

belum tertata dengan baik sehingga terapi bermain untuk anak tidak

dijalankan dengan optimal. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah

terkait program bermain anak, maka mahasiswa ners memodifikasi ruang

bermain sehingga terlihat lebih menarik, seperti mengelompokkan jenis

permainan berdasarkan usia anak, membuat SAP bermain, serta membuat

buku register terapi bermain.

Diharapkan dengan adanya modifikasi ruang bermain anak, dapat

mengoptimalkan terapi bermain anak sebagai salah satu terapi dalam

mengatasi berbagai masalah anak akibat hospitalisasi. Hal ini dapat

meningkatkan fungsi marketing dalam menejemen Rumah Sakit, karena

dengan optimalnya pelaksanaan terapi bermain dalam mengatasi dampak

Page 92: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

hospitalisasi anak, maka dapat meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit,

sehingga daya minat masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

di Rumah Sakit Aloei Saboe lebih tinggi dibandingkan dengan tempat

pelayanan kesehatan lainnya yang belum mengoptimalkan terapi bermain

pada anak.

6. Pembuatan/ Pengadaan Struktur Organisasi Ruangan

Pengorganisasian adalah pengelompokkan aktivitas untuk mencapai

tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara

dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertikal maupun horizontal

yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi (Pedoman

Penerapan SP2KP RSAS Gorontalo).

Pengorganisasian di ruang SP2KP anak terdiri dari struktur organisasi,

dan daftar dinas ruangan. Struktur organisasi menunjukkan adanya

pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan

yang berbeda-beda diintegrasikan atau dikoordinasikan. Daftar dinas

ruangan disusun berdasarkan tim, dibuat dalam jangka waktu 1 bulan,

sehingga perawat sudah mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk

menjalankan dinas.

Berdasarkan identifikasi masalah diperoleh bahwa belum dilakukan

pembaharuan pada struktur organisasi ruangan SP2KP Anak sebagai acuan

dalam pembagian kerja dan fungsi masing-masing anggota. Untuk itu,

penyelesaian masalah terkait struktur organisasi di ruang SP2KP Anak,

mahasiswa profesi ners membuat papan struktur organisasi baru yang sesuai

dengan struktur ketenagaan saat ini, sehingga masing-masing

anggota/perawat mengetahui pembagian kerja, tugas dan fungsi masing-

masing.Diharapkan dengan adanya struktur organisasi, maka fungsi

pengorganisasian di ruang SP2KP anak dapat berjalan dengan baik.

Page 93: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf

keperatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional

(Nursalam, 2007). Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang

harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencakan,

mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada

baik SDM, Alat, maupun Dana sehingga dapat memberikan pelayanan

keperawatan yang efektif, baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat.

SP2KP menempatkan pendekatan manajemen (manajemen approach)

sebagai pilar praktik yang professional yang pertama. Oleh sebab itu proses

manajemen harus dilaksanakan dengan disiplin demi menjamin pelayanan

yang diberikan kepada pasien dan/atau keluarga.

5.2 Saran 1. Bagi Pasien

Diharapkan dengan adanya praktek manajemen di Rumah sakit, pasien

mendapatkan dan merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat

kenyamanan dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai

kepuasan klien yang optimal.

2. Bagi Perawat

Diharapkan dengan adanya praktek manajemen di Rumah sakit dapat

terjalin hubungan antara tim kesehatan maupun hubungan dengan pasien,

tercapainya tingkat kepuasan pasien rawat yang optimal, tumbuhnya

akuntabilitas dan kedispilinan perawat, serta meningkatkan profesionalisme

keperawatan

3. Bagi Mahasiswa

Diharapkan dengan adanya praktek manajemen di Rumah sakit mahasis

mengerti dan memahami penerapan atau aplikasi asuhan keperawatan

profesional di dalam rumah sakit.

Page 94: ASMUJI, M.Kep. PJMKners.fikes.unmuhjember.ac.id/images/sop/Manajemen... · 2020. 11. 28. · UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM) No. 0080117253

5. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan dengan adanya praktek menejemen, Rumah Sakit dapat

menerapkan fungsi manajemen dengan tepat dan benar berdasarkan teori-

teori manajemen.