Top Banner
BAB 1 PENDAHULUAN Penyakit jantung koroner merupakan kasus utama penyebab kematian dan kesakitan pada manusia. Meskipun tindakan pencegahan sudah dilakukan seperti pengaturan makanan (diet), menurunkan kolesterol dan perawatan berat badan, diabetes dan hipertensi, penyakit jantung koroner ini tetap menjadi masalah utama kesehatan. Masalah utama pada penyakit jantung koroner adalah aterosklerosis koroner. Merupakan penyakit progresif yang terjadi secara bertahap yaitu penebalan dinding arteri koroner. Aterosklerosis koroner dianggap sebagai proses pasif karena sebagian besar dihasilkan oleh kolesterol yang berada pada dinding arteri. Penyakit jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu di negara-negara maju dan dapat juga terjadi di negara-negara berkembang. Organisasi kesehatan duina (WHO) telah mengemukakan fakta bahwa penyakit jantung koroner (PJK) merupakan epidemi modern dan tidak dapat dihindari oleh faktor penuaan. Diperkirakan bahwa jika insiden PJK mencapai nol maka dapat meningkatkan harapan hidup 3 sampai 9%. Berbagai studi epidemiologik menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar lipid dalam darah maka semakin besar risiko terjadinya PJK. Oleh karena itu kontrol lipid darah, dan pengendalian kadar lipid darah hingga batas normal akan menekan risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
36

askepPJK

Dec 11, 2015

Download

Documents

askep PJK
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: askepPJK

BAB 1

PENDAHULUAN

Penyakit jantung koroner merupakan kasus utama penyebab kematian dan kesakitan

pada manusia. Meskipun tindakan pencegahan sudah dilakukan seperti pengaturan makanan

(diet), menurunkan kolesterol dan perawatan berat badan, diabetes dan hipertensi, penyakit

jantung koroner ini tetap menjadi masalah utama kesehatan. Masalah utama pada penyakit

jantung koroner adalah aterosklerosis koroner. Merupakan penyakit progresif yang terjadi

secara bertahap yaitu penebalan dinding arteri koroner. Aterosklerosis koroner dianggap

sebagai proses pasif karena sebagian besar dihasilkan oleh kolesterol yang berada pada

dinding arteri.

Penyakit jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu di negara-negara maju

dan dapat juga terjadi di negara-negara berkembang. Organisasi kesehatan duina (WHO)

telah mengemukakan fakta bahwa penyakit jantung koroner (PJK) merupakan epidemi

modern dan tidak dapat dihindari oleh faktor penuaan. Diperkirakan bahwa jika insiden PJK

mencapai nol maka dapat meningkatkan harapan hidup 3 sampai 9%.

Berbagai studi epidemiologik menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar lipid dalam

darah maka semakin besar risiko terjadinya PJK. Oleh karena itu kontrol lipid darah, dan

pengendalian kadar lipid darah hingga batas normal akan menekan risiko terjadinya penyakit

jantung koroner.

Gambaran kasus di atas menunjukkan pentingnya penyakit ini yang belum mendapat

perhatian mengenai besarnya resiko seseorang, ketidakmampuan, hilangnya pekerjaan, dan

pada saat masuk rumah sakit. Pada dekade sekarang sejak konferensi klinis terakhir oleh New

York Heart Association atau asosiasi kesehatan New York menyatakan subjek ini, dari

sejumlah loka karya telah mengeluarkan informasi baru yang penting mengenai penyakit ini,

cara pencegahan dan kontrol. Hal ini dinyatakan dalam besarnya perubahan yang jelas secara

klinis dari PJK dan banyaknya faktor yang mungkin relevan, besarnya jumlah pasien yang

ikut, kelompok yang akan termasuk dalam semua kasus PJK yang timbul pada populasi

umum dengan karakteristik jelas.

Page 2: askepPJK

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Medis

2.1.1 Definisi

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit yang dapat di cegah dengan

mengendalikan factor resiko yang sebagian besar merupakan prilaku gaya hidup.

(Kapita Selekta Jilid 2 hal 223)

Penyakit Jantung Koroner adalah disebabkan oleh aterosklerosis yang merupakan suatu

kelainan degeneratif yang dipengaruhi oleh adanya faktor resiko.(Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Jilid I)

Penyakit Jantung Koroner(PJK) adalah suatu penyakit pada jantung yang terjadi karena

adanya kelainan pada pembuluh koroner,berupa penyempitan pembuluh darah sebagai

akibat dari pengerasan dinding pembuluh darah oleh adanya penimbunan lemak

berlebih.

2.1.2 Etiologi

Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak

pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner),dan hal ini lama

kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran,

pembekuan darah,dan lain-lain yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat

pembuluh darah tersebut.Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut

mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang

cukup serius,dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang dalam

masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian

mendadak.

Beberapa faktor resiko terpenting Penyakit Jantung Koroner :

   Kadar Kolesterol Total dan LDL tinggi

   Kadar Kolesterol HDL rendah

Page 3: askepPJK

   Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

   Merokok

   Diabetes Mellitus

   Kegemukan

   Riwayat keturunan penyakit jantung dalam keluarga

   Kurang olah raga

   Stress

Pria dan wanita dapat terkena penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner

dapat diturunkan secara turun temurun (keturunan).Anda bisa terkena penyakit jantung

koroner jika anda mepunyai berat badan yang berlebihan (overweight) atau seseorang

dengan tekanan darah tinggi dan diabetes. Kolesterol tinggi bisa juga menjadi penyakit

jantung koroner. Penyakit jantung koroner bersumber dari aneka pilihan gaya hidup

yang tidak sehat seperti merokok, kebiasaan makan dengan tinggi lemak dan kurangnya

olah raga.

Faktor resiko yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner dapat di golongkan

secara logis sebagaiberikut:

1. Sifat pribadi Aterogenik.

Sifat aterogenik mencakup lipid darah, tekanan darah dan diabetes melitus. Faktor

ini bersama-sama berperan besar dalam menentuak kecepatan artero- genensis

(Kaplan & Stamler, 1991).

2. Kebiasaan hidup atau faktor lingkungan yang tak di tentukan semaunya.

Gaya hidup yang mempredisposisi individu ke penyakit jantung koroner adalah diet

yang terlalu kaya dengan kalori, lemak jenuh, kolesterol, garam serta oleh

kelambanan fisik, penambahan berat badan yang tak terkendalikan, merokok sigaret

dan penyalah gunaan alkohol (Kaplan & Stamler, 1991).

3. Faktor resiko kecil dan lainnya.

Karena faktor resiko yang di tetapkan akhir-akhir ini tidak tampak menjelaskan

keseluruhan perbedaan dalam kematian karena penyakit jantung koroner, maka ada

kecurigaan ada faktor resiko utama yang tak diketahui bernar-benar ada.

Berbagai faktor resiko yang ada antara lain kontrasepsi oral, kerentanan hospes,

umur dan jenis kelamin (Kaplan & Stamler, 1991).

Page 4: askepPJK

2.1.3 Patofisiologi

Bila terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol, maka

kadar kolesterol dalam darah bisa berlebih (disebut hiperkolesterolemia). Kelebihan

kadar kolesterol dalam darah akan disimpan di dalam lapisan dinding pembuluh darah

arteri, yang disebut sebagai plak atau ateroma (sumber utama plak berasal dari LDL-

Kolesterol. Sedangkan HDL membawa kembali kelebihan kolesterol ke dalam hati,

sehingga mengurangi penumpukan kolesterol di dalam dinding pembuluh darah).

Ateroma berisi bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak,

terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.

Apabila makin lama plak yang terbentuk makin banyak, akan terjadi suatu

penebalan pada dinding pembuluh darah arteri, sehingga terjadi penyempitan pembuluh

darah arteri. Kejadian ini disebut sebagai aterosklerosis (terdapatnya aterom pada

dinding arteri, berisi kolesterol dan zat lemak lainnya). Hal ini menyebabkan terjadinya

arteriosklerosis (penebalan pada dinding arteri & hilangnya kelenturan dinding arteri).

Bila ateroma yang terbentuk semakin tebal, dapat merobek lapisan dinding arteri dan

terjadi bekuan darah (trombus) yang dapat menyumbat aliran darah dalam arteri

tersebut.

Hal ini yang dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah serta suplai zat-zat

penting seperti oksigen ke daerah atau organ tertentu seperti jantung. Bila mengenai

arteri koronaria yang berfungsi mensuplai darah ke otot jantung (istilah medisnya

miokardium), maka suplai darah jadi berkurang dan menyebabkan kematian di daerah

tersebut (disebut sebagai infark miokard).

Konsekuensinya adalah terjadinya serangan jantung dan menyebabkan timbulnya

gejala berupa nyeri dada yang hebat (dikenal sebagai angina pectoris). Keadaan ini

yang disebut sebagai Penyakit Jantung Koroner (PJK).

2.1.4 Manifestasi Klinis

Page 5: askepPJK

Sesak napas mulai dengan napas yang terasa pendek sewaktu melakukan aktivitas

yang cukup berat, yang biasanya tak menimbulkan keluhan. Makin lama sesak makin

bertambah, sekalipun melakukan aktivitas ringan.

Klaudikasio intermiten, suatu perasaan nyeri dan keram di ekstremitas bawah, terjadi

selama atau setelah olah raga Peka terhadap rasa dingin

Perubahan warna kulit.

Nyeri dada kiri seperti ditusuk-tusuk atau diiris-iris menjalar ke lengan kiri.

Keringat dingindan berdebar-debar

Dada rasa tertekan seperti ditindih benda berat, leher rasa tercekik.

Denyut jantung lebih cepat

Mual dan muntah

Kelemahan yang luar biasa

2.1.5 Komplikasi

Serangan jantung yang mengancam jiwa menyebabkan infark myocardium(kematian otot

jantung) karena persediaan darah tidak cukup

Angina pectoris yang tidak stabil,syok dan aritmia

Gagal jantung kongestif

Tekanan Darah Tinggi (hipertensi)

Diabetes

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang

Tergantung kebutuhannya beragam jenis pemeriksaan dapat dilakukan untuk

menegakkan diagnosis PJK dan menentukan derajatnya. Dari yang sederhana sampai

yang invasive sifatnya.

1. Elektrokardiogram (EKG)

Pemeriksaan aktifitas listrik jantung atau gambaran elektrokardiogram (EKG)

adalah pemeriksaan penunjang untuk memberi petunjuk adanya PJK. Dengan

pemeriksaan ini kita dapat mengetahui apakah sudah ada tanda-tandanya. Dapat

berupa serangan jantung terdahulu, penyempitan atau serangan jantung yang baru

terjadi, yang masing-masing memberikan gambaran yang berbeda.

2. foto rontgen dada

Dari foto roentgen dada dokter dapat menilai ukuran jantung, ada-tidaknya

pembesaran. Di samping itu dapat juga dilihat gambaran paru. Kelainan pada

koroner tidak dapat dilihat dalam foto rontgen ini. Dari ukuran jantung dapat dinilai

Page 6: askepPJK

apakah seorang penderita sudah berada pada PJK lanjut. Mungkin saja PJK lama

yang sudah berlanjut pada payah jantung. Gambarannya biasanya jantung terlihat

membesar.

3. pemeriksaan laboratorium

Dilakukan untuk mengetahui kadar trigliserida sebagai bourgeois resiko. Dari

pemeriksaan darah juga diketahui ada-tidaknya serangan jantung akut dengan

melihat kenaikan enzim jantung.

4. Bila dari semua pemeriksaan diatas diagnosa PJK belum berhasil ditegakkan,

biasanya dokter jantung atau kardiologis akan merekomendasikan untuk dilakukan

treadmill.

Dalam kamus kedokteran Indonesia disebut jentera, alat ini digunakan untuk

pemeriksaan diagnostic PJK. Berupa ban berjalan serupa dengan alat olah raga

umumnya, namun dihubungkan dengan monitor dan alat rekam EKG. Prinsipnya

adalah merekam aktifitas fisik jantung saat latihan. Dapat terjadi berupa gambaran

EKG saat aktifitas, yang memberi petunjuk adanya PJK. Hal ini disebabkan karena

jantung mempunyai tenaga serap, sehingga pada keadaan sehingga pada keadaan

tertentu dalam keadaan istirahat gambaran EKG tampak normal.

5. kateterisasi jantung

Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan kateter semacam selang seukuran

ujung lidi. Selang ini dimasukkan langsung ke pembuluh nadi (arteri). Bisa melalui

pangkal paha, lipatanlengan atau melalui pembuluh darah di lengan bawah. Kateter

didorong dengan tuntunan alar rontgen langsung ke muara pembuluh koroner.

Setelah tepat di lubangnya, kemudian disuntikkan cairan kontras sehingga mengisi

pembuluh koroner yang dimaksud. Setelah itu dapat dilihat adanya penyempitan

atau malahan mungkin tidak ada penyumbatan.

2.1.7 Penatalaksanaan dan Pengobatan

a. Terapi Farmakologi

Analgetik morfin

Antikoagulan

Antilipemik: Cholestyramin, lovastatin, simvastatin, asam nikotinik,

gemfibrozil, colestipol

Betha bloker adrenergik

Calcium channel blocker

Page 7: askepPJK

Therapi aspirin dosis rendah

Nitrates

b. Non Farmakologi

Perubahan aktivitas: penurunan BB jika perlu

Atherectomy

Pembedahan bypass arteri koroner

Coronary artery stent placement

Perubahan diet: rendah garam, kolesterol, lemak, peningkatan diet serat rendah

kalori

Mengganti estrogen pd wanita post menopause

Pola hidup: berhenti merokok

Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty (PTSA)

Page 8: askepPJK

2.2 Konsep Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

a. Aktivitas dan istirahat

Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan

Tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).

b. Sirkulasi

Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi,

diabetes melitus.

Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau

terlambatnya capilary refill time, disritmia.

Suara jantung, suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan

terjadinya kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.

Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris

yang tidak berfungsi.

Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi

cardia).

Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal.

Edema: Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga

timbul  dengan gagal jantung.

Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.

c. Eliminasi

Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.

d. Nutrisi

Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah

dan perubahan berat badan.

e. Hygiene perseorangan

Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar pada saat melakukan aktivitas.

f. Neoru sensori

Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.

g. Kenyamanan

Page 9: askepPJK

Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau

dengan nitrogliserin.

Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke

lengan, rahang dan wajah.

Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah

di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang

menyeringai, perubahan pustur tubuh, menangis, penurunan kontak mata,

perubahan irama jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta

tingkat kesadaran.

h. Respirasi

Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan

penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan

respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler.

Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged.

i. Interaksi sosial

Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.

j. Pengetahuan

Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes,

stroke,hipertensi, perokok.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan denganpenumpukan asam laknat  ischemia miokardium.

2. Gangguan rasa aman : Cemas b.d kurangnya pengetahuan tentang penyakit.

3. Curah jantung menurun b.d Perubahan kontraktilitas miokardial atau perubahan

inotropik, perubahan frekuensi, irama, konduksi jantung, perubahan struktural. (mis:

kelainan katup, aneurisma ventrikel)

2.2.3 Perencanaan

No Diagnose

keperawatan

Tujuan intervensi Rasional

 1. Nyeri berhubungan

Denganpenupukan

Setelah

dulakukan

tindakan

1. kaji dokumentasi

dan laporakan :

1. data tersebut dapat membantu

menentukan penyebab dan efek

nyeri dada serta merupakan garis

Page 10: askepPJK

asam laknat 

ischemia

miokardium

keperawatan

selama 1X24

jam pasien tidak

mengalami

nyeri dengan

keriteria:

- Pasien tidak

mengeluh nyeri

dada

- Pasien tampak

tenang dan

dapat

beristirahat

- TTV dalam

batas normal

- Tekanan

darah: 110-

120/60-80 mm

Hg

-       RR: 16 -20

X /menit

-       HR : 60 -

100X . menit

-       T: 36,5-

37,5 c

Keluaran urin

baik yaitu 1-2

cc /kg bb /jam

a. keluhan pasien

mengenai nyeri dada

meliputi lokasi,

radiasi durasi nyeri

dan factor yang

memmpengaruhi

nyeri

b. efek nyeri dada

pada perfusi

hemodinamik

kardiovaskuler

terhadap

jantung,otak,ginjal.

2. monitoring EKG

3. monitoring TTV

4. Berikan O2 sesuia

kondisi pasien

5. berikan posisi

dasar untuk membandingkan

gejala pasca terapi :

a. terapi terdapat berbagai kondisi

yang berhubungan dengan nyari

dada terdapat temuan klinik yang

khas pada nyeri dada iskhemik

b. infark mikard menurunkan

kontraktilitas jantung dan

komplience ventrikel dan dapat

menimbulkan disritmia (curah

jantung menurun) mengakibatkan

tekanan darah dan perkusi

jaringan menurun frekuensi

jantung dapat meningkat sebagai

mekanisme kompensasi untuk

mempertahankan curah jantung.

2. mengetahui adanya perubahan

gambaran EKG dan adanya

komplikasi AMI.

3. peningkatan TD HR,RR,

menandakan nyeri yang sangat di

rasakan oleh pasien.

4.terapi O2 dapat meningkatkan

suplay O2 ke jantung\

Page 11: askepPJK

semifowler .

6. Anjurkan pasien

untuk bedrest total

selama nyeri dada

timbul.

7. berikan

lingkungan yang

tenang aktifitas

perlahan dan

tindakan yang

nyaman .

8. berikan terapi

sesuai program

5. membantu memaksimalkan

komplience paru.

6. menurunkan konsumsi O2.

7. menurunkan rangsang

eksternal.

8. untuk proses penyembuhan

pasien.

2. Gangguan rasa

aman : Cemas b.d

kurangnya

pengetahuan

tentang penyakit

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 2X24

jam pasien

menunjukan:

-Pasien ataupun

kel;uarga tenang

-pasien dan

keluarga dapat

mengetahui dan

menyebutkan

kembali tentang

1. berikan

penjelasan tentang

factor-faktor resiko

timbulnya CAD :

merokok, diet tinggi

kolesterol , DM ,

Hipertensi , stress.

2. berikan dukungan

emosional: sikap

hangat dan empati

3. jelaskan setiap

prosedur yang akan

dilakukan pada

1. dengan mengetahui faktor

resiko , pasien dan keluarga dapat

mencegah dan memodifikasi gaya

hidup yang lebih sehat.

2. pasien akan meraas dihargai.

3. dengan mengetahui prosedur

pasien dan keluarga akan

berpartisipasi dalam melakukan

tindakan disamping itu juga dapat

Page 12: askepPJK

penyakit yang di

derita pasien

cara pencegahan

dan

perawatannya.

pasien dan keluarga.

4. berikan

penjelasan tentang

perawatan pasien

dirumah :

-Pengaruh CAD

-Proses

penyembuhan

-Jenis-jenis

pengobatan

-Pengaruh obat-

obatan

-pembatasan diet :

rendah kolesterol

-olahraga 3/

seminggu : jogging ,

aerobic

-stop merokok

-manajement stress

-saat BAB tidak

mengejan

5. kaji ulang tingkat

cemas

menurunkan tingkat cemas

pasien.

4. meningkatklan pengetahuan

pasien dan keluarga   sehingga

keluarga dapat mengantisipasi

serangan ulang.

5. untuk mengetahui dan

mengevaluasi tingkat

keberhasilan dari intervensi yang

telah dilakukan.

Page 13: askepPJK

3 Curah jantung

menurun b.d

Perubahan

kontraktilitas

miokardial atau

perubahan

inotropik,

perubahan

frekuensi, irama,

konduksi jantung,

perubahan

struktural. (mis:

kelainan katup,

aneurisma

ventrikel)

setalah

dilakukan

tindakan

keperawatan,

klien

menunjukkan

adanya

penurunan

curah jantung.

Kriteria Hasil:

-         Frekuensi

jantung

meningkat

-         Status

Hemodinamik

stabil

-         Haluaran

Urin adekuat

-         Tidak

terjadi dispnu

-         Akral

Hangat

1.      Auskultasi

nadi apical, kaji

frekuensi, irama

jantung.

2.      Catat bunyi

jantung.

3.      Palpasi nadi

perifer.

4.      Pantau tekanan

darah.

5.      Pantau

keluaran urine, catat

penurunan keluaran,

dan kepekatan atau

konsentrasi urine.

6.      Kaji perubahan

pada sensori contoh:

letargi, bingung,

disorientasi, cemas

dan depresi.

7.      Berikan

1. Biasanya terjadi tachycardia

untuk mengkompensasi

penurunan kontraktilitas jantung.

2. S1 dan s2 lemah, karena

menurunnya kerja pompa S3

sebagai aliran ke dalam serambi

yaitu distensi. S4 menunjukkan

inkopetensi atau stenosis katup.

3.Untuk mengetahui fungsi

pompa jantung yang sangat

dipengaruhi oleh CO dan

pengisisan jantung.

4.Untuk mengetahui fungsi

pompa jantung yang sangat

dipengaruhi oleh CO dan

pengisisan jantung.

5.Dengan menurunnya CO

mempengaruhi suplai darah ke

ginjal yang juga mempengaruhi

pengeluaran hormone aldosteron

yang berfungsi pada proses

pengeluaran urine.

6.Menunjukkan tidak adekuatnya

perfusi serebral sekunder

terhadap penurunan curah

jantung.

Page 14: askepPJK

istirahat semi

recumbent (semi-

fowler) pada tempat

tidur.

8.      Kolaborasi

dengan dokter untuk

terapi, oksigen, obat

jantung, obat

diuretic dan cairan.

7.Memperbaiki insufisiensi

kontraksi jantung dan

menurunkan kebutuhan oksigen

dan penurunan venous return.

8.Membantu dalam proses kimia

dalam tubuh

Page 15: askepPJK

DAFTAR PUSTAKA

Barbara C long. (1996). Perawatan Medical Bedah. Pajajaran Bandung.

Carpenito J.L. (1997). Nursing Diagnosis. J.B Lippincott. Philadelpia.

Carpenito J.L. (1998.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 EGC. Jakarta.

Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3

EGC. Jakarta.

Hudack & Galo. (1996). Perawatan Kritis. Pendekatan Holistik. Edisi VI, volume I EGC.

Jakarta.

Kaplan, Norman M. (1991). Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. EGC Jakarta.

Lewis T. (1993). Disease of The Heart. Macmillan. New York.

Marini L. Paul. (1991). ICU Book. Lea & Febriger. Philadelpia.

Morris D. C. et.al, The Recognation and treatment of Myocardial Infarction and

It’sComplication.

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. (1993). Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan

Gangguan Sistem Krdiovaskuler. Departemen Kesehatan. Jakarta

Page 16: askepPJK

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA “Tn. S” DENGAN

DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT JANTUNG KORONER

1.1 Pengkajian

1.1.1 Biodata Pasien

Nama : Tn”S”

Umur : 50 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Wiyung, Surabaya

No Register : 109419

Tanggal MRS : 26 Mei 2014

Tanggal Pengkajian : 26 Mei 2014 

Diagnosa Medis : Penyakit Jantung Koroner

1.1.2 Alasan dirawat

Keluarga mengatakan pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri dan membawa pasien

ke rumah sakit PHC.

1.1.3 Keluhan utama

Nyeri Dada Sebelah Kiri

1.1.4 Riwayat Keperawatan

1. Riwayat penyakit sebelumnya

Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit Hipertensi.

2. Riwayat penyakit sekarang

Pasien mengatakan mengalami nyeri dada sebelah kiri, nyeri dada sudah dirasa $

hari yang lalu. nyeri dada yang dirasakan pasien seperti di cengkeram tembus

kebelakang sampai menjalar ketangan sebelah kiri. Nyeri berulang kali dirasa saat

pasien beraktivitas berat dan makan-makanan pedas atau kekenyangan. Skala

nyeri yang dirasa 5-6. Pasien mengatakan jika nyeri timbul, pasien gunakan untuk

Page 17: askepPJK

beristirahat. Setelah memeriksakan ke dokter spesialis, pasien disarankan untuk

dilakukan DCA/PTCA.

3. Riwayat kesehatan keluarga

Pasien mengatakan bahwa tidak ada angota keluarga yang mengalami sakit

seperti pasien saat ini.

4. Keadaan kesehatan lingkungan

Pasien mengatakan lingkungan hidup pasien cukup bersih, nyaman dan tenang.

Pasien lebih suka menghabiskan waktu senggangnya bersama keluarga diruang

tamu.

Pola FungsiKesehatan

1. Pola persepsi terhadap kesehatan dan penyakit

Pasien mengatakan penyakit yang dikeluhkannya saat ini sudah dirasa 4 tahun yang

lalu. Pasien rutin cek kesehatan di dokter spesialis dan mengetahui penyakit yang

dideritanya adalah penyakit jantung. Pasien juga menyetujui tindakan medis yang

akan dilakukan yaitu tindakan DCA (diagnostic coronary angiogrhapy).

2. Pola nutrisi dan metabolisme

Sebelum MRS : Pasien mengatakan bahwa pasien selalu makan teratur 3 kali

sehari dan menjaga pola makannya.pasien mengetahui diet yang harus diterapkan

pada pasien dengan riwayat hipertensi dan Jantung koroner. Komposisi makananya

biasanya nasi, lauk pauk, sayur, dan buah. Pasien minum air putih sehari sekitar 1

botol aqua (± 1500 ml) per hari.

Saat MRS : pasien tidak terpasang selang NGT dan makan makanan dari rumah

sakit atau yang dibawakan istrinya dari rumah. Pasien tidak memiliki riwayat

alergi.

3. Pola eliminasi

Sebelum sakit: Tn”S” BAB sehari 1 x saat pagi biasanya dengan konsistensi

normal dan tidak ada keluhan. BAK ± 5-6 x sehari dengan warna urine kuning

jernih.

Saat sakit: Pasien tidak terpasang kateter, pasien masih bisa BAK secara spontan

dengan menggunakan pispot. BAK 4-5 kali, 100 cc per tiap kali BAK spontan

dengan konsistensi kuning jernih.

4. Pola istirahat dan tidur

Page 18: askepPJK

Sebelum MRS : pasien mengatakan jarang tidur siang karena harus bekerja, dan

tidur malam mulai pukul 21.00-05.00.

Saat MRS : Pasien lebih sering tidur untuk beristirahat dan menunggu jadwal

operasi..

5. Pola Kognitif-Perseptual

Pada saat dilakukan pengkajian pasien mampu menjawab pertanyaan dengan jelas,

tidak ada gangguan penglihatan dan pendengaran. Oleh karena itu pasien tidak

menggunakan alat bantu pendengaran, pengecap, atau pengelihatan.

6. Pola persepsi diri- Konsep Diri

Pasien mengatakan takut dan khawatir dengan kondisi pasien yang sekarang.

Pasien juga takut dengan proedur operasi yang akan dijalani. Tetapi pasien tetap

berdoa untuk mengurangi cemas dan bisa cepat sembuh

7. Pola hubungan dan peran

Hubungan pasien dengan keluarga baik ditandai dengan pasien selalu dijenguk

oleh keluarganya secara bergantian. Istri pasien juga selalu datang untuk menyuapi

makan pasien Peran dalam anggota keluarganya adalah sebagai kepala keluarga.

8. Pola reproduksi dan seksualitas

Pasien mengatakan memiliki 2 anak laki-laki yang berusia 15 tahun dan 12 tahun.

9. Pola aktifitas dan Kebersihan Diri

Pasien hanya terbaring di atas tempat tidur, pasien sering memegangi dada kiri dan

mengeluh nyeri. Kebersihan diri dilakukan oleh perawat pada pagi hari dan sore

hari.

10. Pola Koping dan Toleransi Stres

Keluarga pasien selalu memberi dukungan agar pasien tidak cemas saat operasi.

Pasien dan keluarga berharap setelah operasi kondisi kesehatan pasien akan lebih

baik.

11. Pola nilai, pola dan keyakinan

Pasien percaya bahwa Allah SWT akan memberi kesembuhan. Saat dirumah pasien

sholat 5 waktu. Dan saat di rumah sakit pasien selalu berdoa untuk

kesembuhannya.

1.1.5 Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : composmentis

2. GCS : membuka mata spontan (4), verbal (5) mengikuti perintah (6)

Page 19: askepPJK

3. Tanda-tanda vital

TD : 150/83 mmHg

Nadi : 60x/menit

Pernafasan : 20 x/menit

Suhu :360C

4. Body System

1) B1 : Breathing (Pernafasan)

Pasien bernafas spontan dan tidak mengguanakan alat bantu pernapasan,

RR :20x/menit dengan SPO2: 97%, tidak terdapat suara tambahan, bentuk

dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada.

2) B2 : Bleeding (Cardiovascular)

Pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri, nyeri dada seperti dicengkeram. TD

: 150/83 mmHg, bunyi jantung s1s2 tunggal, perfusi hangat kering merah,

nadi : 60 x/menit, irama jantung sinus bradikardi, EKG : hipertrofi ventrikel

kiri, ST segmen depresi, gelombang T Inversi, EKG abnormal, CRT 1 detik.

3) B3 : Brain (Persyarafan)

Rambut berwarna hitam lebat, bersih, wajah tampak agak pucat dan

menyeringai saat nyeri dirasa, konjungtiva merah muda, sclera warna putih,

pupil isokor 2+ ka/ki, pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, GCS :

456.

4) B4 : Bladder (Perkemihan)

Saat pengkajian pasien BAK menggunakan pispot sebanyak 100 cc saat

kencing spontan, berwarna kuning jernih.

5) B5 : Bowel (Eliminasi Alvi)

Mukosa bibir lembab, bising usus 8x/menit, pasien belum BAB

6) B6 : Bone (Tulang-otot-integumen)

Turgor kulit tidak menurun, pasien tampak lemah saat menahan nyeri,

ektremitas atas dan bawah masih bisa digerakkan, akral hangat, tonus otot

normal.

1.1.6 Data Penunjang

Pemeriksaan tanggal 27mei 2014

Page 20: askepPJK

No. Jenis Pemeriksaan Hasil Normal

1. Hb 15,4 11,5-16.0 G/dL

2. WBC/leukosit 8,77 4,0-11,0 K/uL

3. Eritrosit/RBC 4,49 3,00 – 6,00 M/UL

4. PLT/ Thrombosit 361 150-450 K/uL

5. PCV 38,5 37,0 – 47,0 %

6. Bleeding Time 1’30” N : < 3’

7. Clotting Time 10”00 N : <12’

8. PPT10,7

N : Beda dengan control

2

9. KPPT 24,8 N : beda dengan control 7

10. Gula darah acak 98 70 – 110 mg%

11 BUN 18,47 8-20 mg%

12 Asam Urat 1,09 L : 0,8 – 1,7 mg%

P : 0,6 – 1,2 mg%

Hasil EKG :

Hipertrofi ventrikel kiri

ST segmen drepesi.

Gelombang T inversi

EKG abnormal.

1.1.6 Terapi.

1. Cairan infus Natrim Chlorida (Pz) 500 cc/24 jam di tangan kanan

2. Herbeisser 100 1-0-0

3. Monecto 1-1/2-0

4. Clotix/clopidogrel 1-0-0

5. Antiplat 50 mg 1-0-1

1.1.7 Analisa Data

No. Data Masalah Penyebab

1. Ds : pasien mengatakan nyeri dada

sebelah kiri seperti dicengkeram.

Nyeri Penumpukan asam

laktat ischemia

Page 21: askepPJK

Do : - wajah tampak pucat dan

menyeringai.

- Pasien sering memegang

dada kiri

- Skala nyeri 5-6.

- Perfusi : hangat kering

merah

- Irama jantung : sinus

bradikardi

Hasil EKG :

Hipertrofi ventrikel kiri

ST segmen drepesi.

Gelombang T Inversi

EKG abnormal.

TD : 150/83 mmHg

N :60 x/ menit

myocardium

2. Ds : pasien mnegatakan takut dengan

tindakan medis yang akan dijalani.

Do : - pasien selalu bertanya tentang

tindakan medis yang dilakukan.

- Pasien menyetujui tindakan

DCA (diagnostic coronary

angiography).

Gangguan rasa

aman : cemas

Tindakan prosedural

medis.

1.2 Diagnosa keperawatan

1.2.1 Nyeri berhubungan dengan penumpukkan asam laktat ischemic myocardium

1.2.2 Gangguan rasa aman : cemas berhubungan dengan tindakan prosedural medis

1.3 Perencanaan

Page 22: askepPJK

1.3.1 Diagnosa 1 : Nyeri berhubungan dengan penumpukkan asam laktat ischemic

myocardium.

1.3.2 Tujuan : Setelah dulakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam pasien tidak

mengalami nyeri.

1.3.3 Kriteria Hasil:

Pasien tidak mengeluh nyeri dada

Pasien tampak tenang dan dapat beristirahat

TTV dalam batas normal

Tekanan darah: 110-120/60-80 mm Hg

RR: 16 -20 X /menit

HR : 60 -100X . menit

S: 36,5-37,5 c

Intervensi :

1. Mengkaji keluhan nyeri dada meliputi lokasi, radiasi durasi nyeri dan factor yang

mempengaruhi nyeri.

Rasional : terdapat berbagai kondisi yang berhubungan dengan nyeri dada

terdapat temuan klinik yang khas pada nyeri dada iskhemik.

2. monitoring EKG

Rasional : mengetahui adanya perubahan gambaran EKG dan adanya komplikasi

AMI.

3. monitoring TTV

Rasional : peningkatan TD HR,RR, menandakan nyeri yang sangat di rasakan

oleh pasien.

4. Berikan O2 sesuia kondisi pasien

Rasional : terapi O2 dapat meningkatkan suplay O2 ke jantung\

5. berikan posisi semifowler

Rasional : membantu memaksimalkan komplience paru.

6. Anjurkan pasien untuk bedrest total selama nyeri dada timbul.

Rasional : menurunkan konsumsi O2.

7. Berikan lingkungan yang tenang aktifitas perlahan dan tindakan yang nyaman.

Rasional : menurunkan rangsang eksternal.

8. Berikan terapi sesuai program

Page 23: askepPJK

Rasional : untuk proses penyembuhan pasien.

Diagnosa 2 : Gangguan rasa aman: cemas berhubungan dengan tindakan prosedural

medis.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam pasien cemas

berkurang.

Kriteria Hasil :

Pasien ataupun kel;uarga tenang

pasien dan keluarga dapat mengetahui dan menyebutkan kembali tentang penyakit yang

di derita pasien cara pencegahan dan perawatannya.

Intervensi :

1. memberikan penjelasan tentang factor-faktor resiko timbulnya penyakit

jantung coroner.

Rasional : Dengan mengetahui faktor resiko , pasien dan keluarga dapat

mencegah dan memodifikasi gaya hidup yang lebih sehat.

2. Berikan dukungan emosional: sikap hangat dan perhatian.

Rasional : pasien akan merasa dihargai.

3. Menjelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan pada pasien dan keluarga

Rasional : dengan mengetahui prosedur pasien dan keluarga akan

berpartisipasi dalam melakukan tindakan disamping itu juga dapat

menurunkan tingkat cemas pasien.

4. Merikan penjelasan tentang perawatan pasien dirumah.

Rasional : meningkatklan pengetahuan pasien dan keluarga   sehingga

keluarga dapat mengantisipasi serangan ulang.

5. kaji ulang tingkat cemas.

Rasional : untuk mengetahui dan mengevaluasi tingkat keberhasilan dari

intervensi yang telah dilakukan.

Page 24: askepPJK

1.1 Implementasi

Tanggal Kegiatan Paraf

26 Mei 2014

Pukul 15.00

1. Mengkaji keluhan pasien mengenai nyeri dada

meliputi lokasi, radiasi durasi nyeri dan factor

yang memmpengaruhi nyeri.

2. monitoring EKG

3. monitoring TTV

4. Berikan O2 sesuia kondisi pasien

5. berikan posisi semifowler

6. Anjurkan pasien untuk bedrest total selama nyeri

dada timbul.

7. Berikan lingkungan yang tenang aktifitas perlahan

dan tindakan yang nyaman.

8. Berikan terapi sesuai program

26 Mei 2014

Pukul 15.30

1. memberikan penjelasan tentang factor-faktor

resiko timbulnya penyakit jantung coroner.

2. Berikan dukungan emosional: sikap hangat dan

perhatian.

3. Menjelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan

pada pasien dan keluarga

4. Merikan penjelasan tentang perawatan pasien

dirumah.

5. kaji ulang tingkat cemas.

Page 25: askepPJK

Evaluasi :

Tanggal 26 mei 2014

Pukul : 16.00 WIB.

1. Diagnosa 1 :

S : pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang setelah digunakan untuk

bedrest total dan meminum obat yang diberikan sambil menunggu tindakan

medis.

O : wajah pasien sudah tidak pucat dan tidak menyeringai.

- Perfusi : hangat kering merah

- Irama jantung : sinus bradikardi

- TD : 150/80 mmHG

- N : 64 x/menit

A : Masalah teratasi sebagian

P : rencana tindakan dilanjutkan

2. Diagnosa 2

S : pasien mengatakan sudah paham dengan tindakan medis yang akan

dijalani oleh pasien.

O : pasien dan keluarga merasa tenang, dan reaksi cemas berkurang.

A : Masalah teratasi.

P : Rencana Tindakan dihentikan, pasien masuk ke kamar operas