LAPORAN ASUHAN KEPERAAWATAN KEGAWATDARURATAN SISTEM PERNAFASAN DI RUANG ICU RSUD MUNTILAN OLEH: HERYUNI PRASTIWI NIM. P07120213019
LAPORANASUHAN KEPERAAWATAN KEGAWATDARURATAN
SISTEM PERNAFASANDI RUANG ICU RSUD MUNTILAN
OLEH:HERYUNI PRASTIWINIM. P07120213019
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATANPOLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN
2016
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KEGAWATDARURATAN SISTEM PERNAFASAN INI DIBUAT UNTUK
MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT MEMPEROLEH NILAI PRAKTIK KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PROGRAM STUDI DIV
KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN
OLEH :NAMA : HERYUNI PRASTIWINIM : P07120213019
TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI TANGGAL ........................
OLEH:
PEMBIMBING LAPANGAN : Maryana, S.Kep., Ns., S.Psi., M.Kep.
PEMBIMBING PENDIDIKAN : Megawati W S, S.Kep., Ns.
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGMasalah pernapasan menempati urutan tertinggi dalam menentukan
prioritas penanganan kegawatan maupun kekritisan. Hal ini berdasarkan
kenyataan bahwa ketika seseorang tidak mendapatkan oksigen, meskipun
dalam hitungan menit maka bias berakibat fatal.
Berbagai penyakit yang berkaitan dengan pernapasan pada akhirnya
akan berujung pada kondisi gagal napas. Hal ini membutuhkan penanganan
khusus, dimana oksigenisasi masih tetap terpenuhi meskipun pasien sudah
tidak mampu lagi bernapas.
Ventilator adalah suatu system alat bantuan hidup yang dirancang
untuk menggantikan atau menunjang fungsi pernapasan yang normal.
Tujuan utama pemberian dukungan ventilator mekanik adalah untuk
mengembalikan fungsi normal pertukaran udara dan memperbaiki fungsi
pernapasan kembali ke keadaan normal. Ventilator mekanik dibagi menjadi
dua, yaitu ventilator mekanik invasive dan ventilator mekanik non invasive.
Peningkatan kualitas dari ventilator mekanik menyebabkan makin
luasnya area penggunaan mesin tersebut. Tindakan operasi yang
membutuhkan penggunaan anestesi dan sedative sangat terbantu dengan
keberadaan alat ini. Resiko terjadinya gagal napas selama operasi akibat
pengaruh obat sedative sudah bisa tertangani dengan keberadaan ventilator
mekanik.
Data yang diperoleh dari ruangan ICU Dewasa Rumah Sakit Jantung
dan Pembuluh darah “Harapan Kita” dari periode januari 2010 sampai
dengan Desember 2010 adalah 1020 orang pasien menggunakan ventilasi
mekanik dengan berbagai macam kasus bedah.
Perawat sebagai ujung tombak pelayanan di rumah sakit khususnya
perawat ICU (Intensive Care Unit) perlu memiliki pemahaman dasar
mengenai penggunaan ventilator mekanik. Pemahaman yang tepat sangat
membantu perawat dalam memberikan pelayanan secara optimal.
B. TUJUAN1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan klien dengan
kegawatdaruratan sistem pernafasan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengkajian klien dengan kegawatdaruratan
sistem pernafasan
b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada
klien dengan kegawatdaruratan sistem pernafasan
c. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan terhadap pasien
dengan kegawatdaruratan sistem pernafasan
d. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan
berdasarkan prioritas masalah
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang
dilakukan
f. Mahasiswa mampu mendokumentasikan proses keperawatan
C. METODEDalam penyusunan asuhan keperawatan ini penulis menggunakan
berbagai metode antara lain:
1. Studi kepustakaan
Mempelajari literatur –literature yang berkaitan atau relevan dengan isi
makalah ini.
2. Studi Kasus
Studi kasus asuhan keperawatan yang komperhensif, meliputi
pengkajian data, analisa data, penetapan diagnose keperawatan. Untuk
menghimpun data atau informasi dalam pengkajian, maka penulis
menggunakan tekhnik :
a. Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap klien.
b. Wawancara yaitu dengan mengadakan Tanya jawab secara
langsung pada keluarga, serta perawat dan dokter yang menangani
klien tersebut.
c. Diskusi dengan pembimbing, perawat dan sesama mahasiswa.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. T DENGAN KEGAWATDARURATAN SISTEM PERNAFASAN DAN TERPASANG ALAT VENTILASI MEKANIS DI
RUANG ICU RSUD MUNTILAN
A. PENGKAJIAN UMUMTanggal Pengkajian : Selasa, 24 Mei 2016
Jam : 08.00 WIB
Oleh : Heryuni Prastiwi
Sumber Data : Klien, Status Kesehatan Klien
Metode Pengumpulan Data : Observasi, Pemeriksaan Fisik, Studi
Dokumen
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 12 Desember 1953
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Borobudur, Magelang, Jawa Tengah
No. RM : 1527xx
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. Y
Hubungan dgn. Pasien : Anak Kandung
Alamat : Berbah, Sleman, Yogyakarta
B. PENGKAJIAN DATA DASAR1. Primary Assesment
a. Airway :
Suara pernafasan ronchi dan gurgling. Klien tidak dapat
berbicara/batuk, Klien menggunakan alat bantu pernafasan
ventilasi mekanik. SiO2 100%
b. Breathing
Tidak ada jejas pada dada, ekspansi dada simetris, tidak ada
retraksi dada, auskultasi paru terdengar suara ronchi. Suara
perkusi paru sonor.
Klien terpasang alat ventilasi mekanik:
FiO2/Lpm : 40%
Tipe ventilator : PSIMV
PEEP/Flow Tiger : 5
RR Ventilator : 10
RR BSM : 20
c. Circulation
Denyut nadi carotis teraba pulsasi kuat, frekuensi 86 kali/menit.
Tidak luka dan tanda-tanda perdarahan eksternal. Klien terpasang
infus 2 jalur ; clinimic + ivelip 46 ml/jam dan Kaen +NSB 2 ampul
10 ml/jam.
2. Focus Assesment
a. Keadaan Umum
Keadaan umum klien baik terkadang gelisah
b. Tingkat Kesadaran
Kesadaran compos mentis, GCS E4V4M5
c. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri dada
3. Secondary Assesment
a. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga mengatakan bahwa klien mengalami sakit pernafasan
sejak lebih dari 5 tahun. Klien punya riwayat penyakit jantung.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien diantar oleh keluarga ke IGD RSUD muntilan pada tanggal
14 Mei 2016 dengan keluhan sesak nafas, batuk berdahak, mual
tetapi tidak mutah. Klien kemudian dirawat di ruang mawar. Pada
tanggal 16 Mei 2016 klien dipindahkan di ruang ICU dan dipasang
alat bantu pernafasan ventilasi mekanik.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan Maksilofasial
Bentuk kepala klien mecochepal, rambut beruban, tidak ada lesi
pada wajah, konjunctiva kemerahan, bibir tidak sianosis, gigi klien
nampak kotor, klien terpasang endotracheal tube.
b. Vertebra Servicalis dan Leher
Tidak ada jejas/lesi pada leher, tidak ada deviasi trachea, nadi
carotis teraba pulsasi kuat
c. Thorax
Inspeksi : tidak ada lesi/jejas pada dada, ekspansi dada
simetris
Auskultasi : suara pernafasan ronchi
Perkusi : suara sonor
Palpasi : tidak ada krepitasi
d. Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi/jejas, tidak ada distensi abdomen
Auskultasi : bising usus 14 x.menit
Perkusi : kuadran I dall, kuadran II timpani, kuadran III dall,
kuadran IV dall
Palpasi : Tidak terdapat perabaan massa abdomen
e. Perineum/Rektum/Vagina
Klien terpasang dower catheter, tidak ada perdarahan pervaginam
f. Muskuloskeletal
Tonus otot kuat, tidak ada odema pada ekstremitas, tangan kanan
dan kiri terpasang infus. Kekuatan otot 5 5
5 5
5. Terapi
No. Nama Obat Rute Dosis
24 Mei 2016
1 Meropenem IV 500 mg/8 jam
2 Gentamicin IV 160 mg/24 jam
3 Pantoprazole IV 20 mg/24 jam
4 Sotatic IV 5 mg/8 jam
5 Fentanyl (syiringe pump) IV 2 ampul dalam 46 cc
D5 %
6 Nebulizer
Combivent+Fixotide
Inhal /12 jam
7 Nebulizer NACE Inhal /24 jam
8 Captopril PO 5,25 mg/8 jam
9 Sulcrafat PO 1 cth/ 6 jam
10 Clinimic + ivelip IVFD 46 ml/jam
11 Kaen +NSB 2 ampul IVFD 10 ml/jam
25 Mei 2016
1 Meropenem IV 500 mg/8 jam
2 Gentamicin IV 160 mg/24 jam
3 Pantoprazole IV 20 mg/24 jam
4 Sotatic IV 5 mg/8 jam
5 Fentanyl (syiringe pump) IV 2 ampul dalam 46 cc
D5 %
6 Methyl Prednisolon IV 62,5 mg/24 jam
7 Nebulizer Combivent Inhal /12 jam
8 Nebulizer NACE Inhal /24 jam
9 Captopril PO 5,25 mg/8 jam
10 Sulcrafat PO 1 cth/ 6 jam
11 Clinimic + ivelip IVFD 46 ml/jam
12 Kaen +NSB 2 ampul IVFD 10 ml/jam
26 Mei 2016
1 Meropenem IV 500 mg/8 jam
2 Gentamicin IV 160 mg/24 jam
3 Pantoprazole IV 20 mg/24 jam
4 Sotatic IV 5 mg/8 jam
5 Fentanyl (syiringe pump) IV 2 ampul dalam 46 cc
D5 %
6 Methyl Prednisolon IV 30 mg/24 jam
7 Nebulizer Combivent Inhal /12 jam
8 Nebulizer NACE Inhal /24 jam
9 Captopril PO 5,25 mg/8 jam
10 Sulcrafat PO 1 cth/ 6 jam
11 RL : Aminofluid ( 2:1) IVFD 42 ml/jam
12 Kaen +NSB 2 ampul IVFD 10 ml/jam
6. Data Laboratorium
Hasil pemeriksaan hematologi 22 Mei 2016
Nama Tes Hasil Nilai Rujukan Unit
Jumlah sel darah
Leukosit 14.21 4.2 - 9.3 Ribu/mm3
Eritrosit 6.01 4.0 - 5.0 Juta/uL
Hemoglobin 15.6 12.0 - 15.0 g/dL
Hematokrit 48.6 37 - 43 %
Trombosit 144 150 - 450 fL
MPV 6.96 7.2 - 11.1
Index
RDW 13.9 11..5 - 14.5 %
MCV 80.8 80 - 100 fL
MCH 25.8 26 - 34 pg
MCHC 32.1 32 - 36 %
Differential
Netrofil 81.8 50 - 70 %
Limfosit 6.5 25 - 40 %
Monosit 9.5 2 - 8 %
Eosinofil 1.4 2 - 4 %
Basofil 0.8 0 - 1 %
Lain-lain
Laju endap darah J-1 0-20 mm/jam
Laju endap darah J-2 0-20 mm/jam
Golongan darah
Masa pembekuan/CT 2-6 Menit
Masa perdarahan/BT 1-3 Menit
Pemeriksaan Analisa Gas Darah 24 Mei 2016
Nama Tes Hasil Nilai Rujukan Unit
AGD
pH 7.38 7.20 - 7.60 mmHg
PCO2 86 30 - 50 mmHg
PO2 75 70 - 100 mmol/L
BE 19.0 -3 sd +3 mmol/L
HCO3 49.4 22-26 mEq/L
Elektrolit
Na+ 130 135 - 145 mmol/L
K+ 3,1 3.5 - 5.1 mmol/L
Ca++ 1,11 1.12 - 1.32 mmol/L
Hb in O2
tHb 14,8 12.0 - 17.0 g/dl
SO2 94 90 - 100 %
Pemeriksaan Analisa Gas Darah 25 Mei 2016
Nama Tes Hasil Nilai Rujukan Unit
AGD
pH 7.39 7.20 - 7.60
PCO2 78 30 - 50 mmHg
PO2 89 70 - 100 mmHg
BE 17.3 -3 sd +3 mmol/L
HCO3 46.5 22-26 mmol/L
Elektrolit
Na+ 129 135 - 145 mmol/L
K+ 3.0 3.5 - 5.1 mmol/L
Ca++ 0.72 1.12 - 1.32 mmol/L
Hb in O2
tHb 13.9 12.0 - 17.0 g/dl
SO2 96 90 - 100 %
Hasil Pemeriksaan Hematologi 26 Mei 2016
Nama Tes Hasil Nilai Rujukan Unit
Jumlah sel darah
Leukosit 16.59 4.2 - 9.3 Ribu/mm3
Eritrosit 5.61 4.0 - 5.0 Juta/uL
Hemoglobin 14.4 12.0 - 15.0 g/dL
Hematokrit 46.2 37 - 43 %
Trombosit 198 150 - 450 fL
MPV 7.68 7.2 - 11.1
Index
RDW 14.6 11..5 - 14.5 %
MCV 82.4 80 - 100 fL
MCH 25.7 26 - 34 pg
MCHC 31.2 32 - 36 %
Differential
Netrofil 76.5 50 - 70 %
Limfosit 13.1 25 - 40 %
Monosit 9.6 2 - 8 %
Eosinofil 0.2 2 - 4 %
Basofil 0.6 0 - 1 %
Lain-lain
Laju endap darah J-1 0-20 mm/jam
Laju endap darah J-2 0-20 mm/jam
Golongan darah
Masa pembekuan/CT 2-6 Menit
Masa perdarahan/BT 1-3 Menit
Pemeriksaan Analisa Gas Darah 26 Mei 2016
Nama Tes Hasil Nilai Rujukan Unit
AGD
pH 7.42 7.20 - 7.60
PCO2 71 30 - 50 mmHg
PO2 59 70 - 100 mmHg
BE 17.1 -3 sd +3 mmol/L
HCO3 45.6 22-26 mmol/L
Elektrolit
Na+ 129 135 - 145 mmol/L
K+ 3.5 3.5 - 5.1 mmol/L
Ca++ 0.89 1.12 - 1.32 mmol/L
Hb in O2
tHb 14.3 12.0 - 17.0 g/dl
SO2 91 90 - 100 %
C. ANALISA DATA
No. Data Masalah Etiologi
1. DS:-
DO:
a. ph darah arteri 7.38
b. PCO2 86 mmHg
c. PO2 75 mmHg
d. BE 19.0
e. HCO3 49.4
f. Klien terpasang alat
pernafasan ventilasi
mekanis
Gangguan
pertukaran gas
Ketidakseimban
gan ventilasi
perfusi
2 DS:-
DO:
a. Sara pernafasan klien
gurgling
b. Auskultasi paru
terdengar ronchi
c. Klien kesulitan
berbicara
d. Klien tidak dapat batuk
Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas
Peningkatan
jumlah sputum
3 DS:-
DO:
a. Klien tidak mampu
memakan makanan
peoral
b. Kemampuan otot
mengunyah turun
c. Klien terpasang NGT
d. Diet susu peptamen/
NGT
e. Tonus otot menurun
f. Klien nampak mau
mutah
Ketidakseimbang
an kebutuhan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Peningkatan
kebutuhan
metabolic
4 DS:-
DO:
a. Klien tirah baring
b. Gigi klien nampak kotor
c. Rambut klien lepek
d. Klien tidak mampu
toileting secara mandiri
e. Klien terpasang DC
dan menggunakan
pampers
Defisit perawatan
diri
Kelemahan
5 DS:- Risiko infeksi Ketidakadekuata
DO:
a. Klien terpasang alat
ventilasi mekanis
b. Klien terpasang infus 2
jalur
c. Klien terpasang DC
d. Klien terpasang NGT
e. Angka leukosit 14.21
ribu/mm3
f. Suara paru ronchi
g. Secret dalam jumlah
berlebih
n pertahanan
utama
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi perfusi ditandai dengan
DS:-
DO:
a. ph darah arteri 7.38
b. PCO2 86 mmHg
c. PO2 75 mmHg
d. BE 19.0
e. HCO3 49.4
f. Klien terpasang alat pernafasan ventilasi mekanis
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
peningkatan jumlah sputum ditandai dengan
DS:-
DO:
a. Sara pernafasan klien gurgling
b. Auskultasi paru terdengar ronchi
c. Klien kesulitan berbicara
d. Klien tidak dapat batuk
3. Ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolic ditandai
dengan
DS:-
DO:
a. Klien tidak mampu memakan makanan peoral
b. Kemampuan otot mengunyah turun
c. Klien terpasang NGT
d. Diet susu peptamen/ NGT
g. Tonus otot menurun
h. Klien nampak mau mutah
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan ditandai
dengan
DS:-
DO:
a. Klien tirah baring
b. Gigi klien nampak kotor
c. Rambut klien lepek
d. Klien tidak mampu toileting secara mandiri
e. Klien terpasang DC dan menggunakan pampers
5. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan
utama ditandai dengan
DS:-
DO:
a. Klien terpasang alat ventilasi mekanis
b. Klien terpasang infus 2 jalur
c. Klien terpasang DC
d. Klien terpasang NGT
e. Angka leukosit 14.21 ribu/mm3
f. Suara paru ronchi
g. Secret dalam jumlah berlebih
E. INTERVENSI
NO. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Gangguan
pertukaran gas
berhubungan
dengan
ketidakseimbangan
ventilasi perfusi
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama klien dirawat
di ICU, diharapkan :
NOC
Respiratory status : gas
exchange
Kriteria hasil:
1) Klien bebas dari tanda
dan gejala distres
pernafasan (sianosis,
takipneu)
2) PCO2 dalam batas
normal (30 - 50)
3) PO2 dalam batas normal
(70-100)
4) pH darah dalam batas
normal (7.20 - 7.60)
5) Saturasi oksigen adekuat
(>95-100%)
NIC
Airway management
a. Pastikan kepatenan
selang ventilator dan
ETT
b. Monitor status
pernafasan dengan
ventilator (FiO2,
PEEP, RR Ventilator)
c. Posisikan pasien
untuk memaksimalka
Ventilasi
d. Keluarkan sekret
dengan Suction
e. Auskultasi suara
nafas, catat
adanyasuara
tambahan
f. Monitor respirasi dan
Airway management
a. Mengoptimalkan ventilasi
dan pemenuhan
oksigenasi klien
b. Alat ventilasi mekanis
digunakan untuk
membantu sebagian atau
seluruh proses ventilasi
untuk mempertahankan
oksigenasi
c. Posisi klien semi fowler
membantu
memaksimalkan ventilasi
d. Mengeluarkan
hambatan/obstruksi pada
saluran nafas karena
sekret dalam jumlah yang
a. Vital sign status
Kriteria Hasil:
a. Tekanan darah dalam batas
normal
b. Heart rate dalam batas
normal
c. Status neurologis dalam
batas normal
status O2
Vital sign monitoring
g. Ukur tanda-tanda
vital/jam
h. Monitor tingkat
kesadaran
berlebih
e. Suara nafas ronchi
mengindikasikan bahwa
terdapat secret dalam
organ pernafasan klien
f. Mengetahui respirasi klien
dan saturasi O2
g. Memonitor tekanan
darah, respirasi, dan
heart rate apakah terjadi
takikardi, hipertensi, atau
takipneu
h. Kesadaran klien yang
menurun
mengindikasikan kurang
adekuatnya oksigenasi
klien
2 Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
berhubungan
dengan peningkatan
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama klien dirawat
di ICU, diharapkan :
NIC
Airway Suction
a. Pastikan kebutuhan
oral / tracheal
Airway Suction
a. Menentukan apakah klien
perlu dilakukan suction
jumlah sputum NOC
Respiratory status : Airway
patency
Kriteria hasil :
a. Suara nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan klien
mampu mengeluarkan
sputum
b. Menunjukkan jalan nafas
yang paten ( irama nafas,
frekuensi pernafasan dalam
rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
c. Saturasi O2 dalam batas
normal
suctioning
b. Auskultasi suara
nafas
c. Posisikan pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
d. Monitor status
oksigenasi pasien
e. Hentikan suction
apabila klien
menunjukkan
bradikardi, penurunan
saturasi O2.
f. Kelola pemberian
bronchodilator
atau tidak
b. Suara nafas ronchi
mengindikasikan bahwa
terdapat secret dalam
organ pernafasan klien
c. Posisi klien semi fowler
membantu
memaksimalkan ventilasi
d. Mengetahui respirasi klien
dan saturasi O2
e. Bradikardi, penurunan
saturasi O2 menunjukkan
efek dari suction karena
kekurangan oksigen
f. Bronchodilator untuk
dilatasi bronkus sehingga
ventilasi pernafasan
optimal
3 Ketidakseimbangan
kebutuhan nutrisi
kurang dari
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama klien dirawat
NIC:
Nutrition Management
a. Kaji kemampuan
Nutrition Management
a. Menentukan apakah klien
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan peningkatan
kebutuhan
metabolic
di ICU, diharapkan :
NOC
Nutrional status: food and fluid
intake
Kriteria Hasil:
a. Tidak ada tands-tanda mal
nutrisi
b. Klien menghabiskan diet
yang telah ditentukan
c. Menunjukan peningkatan
fungsi pengecapan dan
menelan
d. Tidak terjadi penurunan berat
badan yang berarti
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
b. Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
c. Berikan diet
peptamen/NGT
sesuai order
d. Kelola pemberian diit
sesuai advice ahli gizi
e. Monitor status gizi ;
kulit kering, turgor
kulit
f. Monitor mual dan
muntah
mampu mencerna makan
peroral atau perNGT
b. Jumlah nutrisi dan kalori
disesuaikan dengan
kebutuhan klien
c. Diet tinggi protein untuk
mencukupi kebutuhan
klien terhadap proses
penyembuhan
d. Mengelola pemberian diet
cair peptamen sesuai
dengan kalorinya
e. Kulit kering dan turgor
yang kurang baik
menandakan bahwa
status gizi klien kurang
f. Mual dan muntah
mempengaruhi intake
nutrisi dan status gizi
klien
4 Defisit perawatan
diri mandi, toileting
berhubungan
dengan kelemahan
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama klien dirawat
di ICU, diharapkan :
NOC
Self care deficit higiene
Kriteria hasil:
a. Klien mampu untuk
melakukan aktivitas
perawatan fisik dan pribadi
secara mandiri atau dengan
alat bantu
b. Klien mampu
mempertahankan kebersihan
dan penampilan yang rapi
c. Klien mampu untuk
melakukan aktivitas eliminasi
secara mandiri atau dengan
alat bantu
NIC
Self care assistance:
a. Bantu klien memenuhi
kebutuhan ADL
selama tirah baring
b. Mandikan klien setiap
hari
c. Lakukan oral higiene
d. Fasilitasi alat mandi
dan eliminasi
Self care assistance
a. Klien tirah baring
memerlukan bantuan total
dalam pemenuhan ADL
b. Memenuhi ADL klien
dalam menjaga
kebersihan personal
c. Memenuhi kebutuhan
rasa nyaman dan
kebersihan gigi
d. Memenuhi kebutuhan
eliminasi klien
5 Risiko infeksi
berhubungan
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama klien dirawat
NIC
dengan
ketidakadekuatan
pertahanan utama
di ICU, diharapkan :
NOC
Risk control
Kriteria hasil:
a. Klien bebas dari tanda dan
gejala infeksi
b. Jumlah leukosit dalam batas
normal
Infection control
a. Pertahankan teknik
aseptif selama
tindakan
b. Batasi pengunjung
bila perlu
c. Cuci tangan setiap
sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan
d. Ganti letak IV perifer
dan dressing sesuai
dengan petunjuk
umum
e. Tingkatkan intake
nutrisi
f. Berikan terapi
antibiotik
g. Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik
dan local
Infection control
a. Memutus rantai
penyebaran kuman
penyakit melalui port de
entry
b. Mengurangi paparan dari
lingkungan luar
c. Menjaga prinsip aseptif
dalam setiap tindakan
d. Mencegah terjadinya
plebitis
e. Nutrisi adekuat mampu
meningkatkan imunitas
tubuh
f. Antibiotik untuk terapi
pencegahan infeksi
g. Tanda gejala infeksi
meliputi tumor, rubor,
dolor, kalor, dan functio
laesa
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi
Gangguan pertukaran
gas berhubungan
dengan
ketidakseimbangan
ventilasi perfusi
Selasa,
24-05-2016
07.00
07.10
07.40
11.00
11.30
12.00
07.00
07.15
Airway management
a. Memastikan kepatenan selang
ventilator dan ETT
b. Monitor status ETT (FiO2,
PEEP, RR Ventilator)
c. Mengatur pasien untuk
memaksimalka Ventilasi
d. Melakukan suction
e. Mengauskultasi suara nafas,
catat adanyasuara tambahan
f. Memonitor respirasi dan status
O2
Vital sign monitoring
g. Mengukur tanda-tanda vital
h. Monitor tingkat kesadaran
DS:-
DO:
a. Tipe ventilator PSIMV
b. FiO2 40%
c. PEEP 5
d. RR ventilator 10
e. Saturasi O2 98%
f. Suara nafas ronchi
g. Tekanan darah
07.00 = 171/103 mmHg
08.00 = 166/101 mmHg
09.00 = 168/88 mmHg
10.00 = 138/82 mmHg
11.00 = 179/107 mmHg
12.00 = 184/120 mmHg
13.00 = 176/98 mmHg
h. Nadi
Heryuni 07.00 = 88 x/menit
08.00 = 96 x/menit
09.00 = 101 x/menit
10.00 = 91 x/menit
11.00 = 105 x/menit
12.00 = 105 x/menit
13.00 = 92 x/menit
i. Kesadaran klien compos mentis
A: Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi
teratasi sebagian
P : Monitor status pernafasan, monitor tingkat
kesadaran dan tanda-tanda vital
Heryuni
Rabu,
25-05-2016
07.00
Airway management
a. Memastikan kepatenan selang
ventilator dan ETT
b. Monitor status ETT (FiO2,
DS:-
DO:
a. Tipe ventilator PSIMV
b. FiO2 40%
07.20
08.10
10.00
10.30
12.30
08.00
08.15
PEEP, RR Ventilator)
c. Mengatur pasien untuk
memaksimalka Ventilasi
d. Melakukan suction
e. Mengauskultasi suara nafas,
catat adanyasuara tambahan
f. Memonitor respirasi dan status
O2
Vital sign monitoring
g. Mengukur tanda-tanda vital
h. Monitor tingkat kesadaran
Heryuni
c. PEEP 5
d. RR ventilator 15
e. Saturasi O2 97%
f. Suara nafas ronchi berkurang
g. Tekanan darah
07.00 = 144/84 mmHg
08.00 = 177/106 mmHg
09.00 = 145/90 mmHg
10.00 = 168/98 mmHg
11.00 = 167/97 mmHg
12.00 = 177/113 mmHg
13.00 = 166/84 mmHg
h. Nadi
07.00 = 83 x/menit
08.00 = 92 x/menit
09.00 = 90 x/menit
10.00 = 90 x/menit
11.00 = 86 x/menit
12.00 = 98 x/menit
13.00 = 95 x/menit
i.Kesadaran klien compos mentis
A: Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi
teratasi sebagian
P : Monitor status pernafasan, monitor tingkat
kesadaran dan tanda-tanda vital
Heryuni
Kamis,
26-05-2016
15.00
15.10
16.40
18.00
18.30
19.00
Airway management
a. Memastikan kepatenan selang
ventilator dan ETT
b. Monitor status ETT (FiO2,
PEEP, RR Ventilator)
c. Mengatur pasien untuk
memaksimalka Ventilasi
d. Melakukan suction
e. Mengauskultasi suara nafas,
catat adanyasuara tambahan
f. Memonitor respirasi dan status
O2
DS:-
DO:
a. Tipe ventilator PSIMV
b. FiO2 40%
c. PEEP 5
d. RR ventilator 15
e. Saturasi O2 97%
f. Suara nafas ronchi berkurang
g. Tekanan darah
14.00 = 168/82 mmHg
15.00 = 176/85 mmHg
16.00 = 153/92 mmHg
07.00
07.15
Vital sign monitoring
g. Mengukur tanda-tanda vital
h. Monitor tingkat kesadaran
Heryuni
17.00 = 168/98 mmHg
18.00 = 165/91 mmHg
19.00 = 171/92 mmHg
h.Nadi
14.00 = 98 x/menit
15.00 = 93 x/menit
16.00 = 90 x/menit
17.00 = 95 x/menit
18.00 = 86 x/menit
19.00 = 94 x/menit
i.Kesadaran klien compos mentis
A: Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi
teratasi sebagian
P : Monitor status pernafasan, monitor tingkat
kesadaran dan tanda-tanda vital
Heryuni
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
berhubungan dengan
peningkatan jumlah
sputum
Selasa,
24-05-2016
08.00
08.10
09.00
09.40
10.00
12.00
Airway Suction
a. Mengauskultasi suara nafas
b. Memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
c. Memonitor status oksigenasi
pasien
d. Melakukan suction
e. Melakukan nebulizer : combivent
f. Melakukan nebulizer : NACE
Heryuni
DS:-
DO:
a. Suara nafas ronchi
b. Posisi tidur klien semi fowler
c. Saturasi O2 98%
d. Klien terpasang alat ventilasi mekanis
e. Produksi secret berlebih
A: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan peningkatan jumlah
sputum teratasi sebagian
P: Monitor status oksigenasi, lakukan suction
bila secret berlebih
Heryuni
Selasa,
24-05-2016
08.10
Airway Suction
a. Mengauskultasi suara nafas
b. Memposisikan pasien untuk
DS:-
DO:
08.300
09.40
09.50
10.00
12.00
memaksimalkan ventilasi
c. Memonitor status oksigenasi
pasien
d. Melakukan suction
e. Melakukan nebulizer : combivent
f. Melakukan nebulizer : NACE
Heryuni
a. Suara nafas ronchi berkurang
b. Posisi tidur klien semi fowler
c. Saturasi O2 99%
d. Klien terpasang alat ventilasi mekanis
e. Produksi secret berlebih
A: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan peningkatan jumlah
sputum teratasi sebagian
P: Monitor status oksigenasi, lakukan suction
bila secret berlebih
Heryuni
Kamis,
26-05-2016
15.00
15.30
16.00
Airway Suction
a. Mengauskultasi suara nafas
b. Memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
c. Memonitor status oksigenasi
pasien
DS:-
DO:
a. Suara nafas ronchi berkurang
b. Posisi tidur klien semi fowler
c. Saturasi O2 99%
d. Klien terpasang alat ventilasi mekanis
16.30
17.00
d. Melakukan suction
e. Melakukan nebulizer : combivent
Heryuni
e. Produksi secret berlebih
A: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan peningkatan jumlah
sputum teratasi sebagian
P: Monitor status oksigenasi, lakukan suction
bila secret berlebih
Heryuni
Ketidakseimbangan
kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan
dengan peningkatan
kebutuhan
Selasa,
24-05-2016
07.00
09.00
09.00
11.00
Nutrition Management
a. Mengkaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
b. Memonitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
c. Memerikan diet peptamen/NGT
sesuai order
d. Memonitor status gizi ; kulit
kering, turgor kulit
DS:-
DO:
a. Klien tidak mampu makan
b. Klien tidak mampu mencerna makanan
peroral
c. Diet peptamen 300 kkal/NGT
d. Turgor kulit cukup
e. Klien nampak mau mutah
A: Ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
12.00
e. Monitor mual dan muntah
Heryuni
peningkatan kebutuhan teratasi sebagian
P: berikan diet /NGT, monitor status nutrisi
Heryuni
Rabu,
25-05-2016
07.00
09.00
09.00
11.00
12.00
Nutrition Management
a. Mengkaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
b. Memonitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
c. Memerikan diet peptamen/NGT
sesuai order
d. Memonitor status gizi ; kulit
kering, turgor kulit
e. Monitor mual dan muntah
Heryuni
DS:-
DO:
a. Klien tidak mampu makan
b. Klien tidak mampu mencerna makanan
peroral
c. Diet peptamen 300 kkal/NGT
d. Turgor kulit cukup
e. Klien nampak mau mutah
A: Ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan teratasi sebagian
P: berikan diet /NGT, monitor status nutrisi
Heryuni
Kamis,
26-05-2016
14.30
15.00
16.00
16.30
17.00
18.00
Nutrition Management
a. Mengkaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
b. Memonitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
c. Memerikan diet peptamen/NGT
sesuai order
d. Memonitor status gizi ; kulit
kering, turgor kulit
f. Monitor mual dan muntah
Heryuni
DS:-
DO:
a. Klien tidak mampu makan
b. Klien tidak mampu mencerna makanan
peroral
c. Diet peptamen 300 kkal/NGT
d. Turgor kulit cukup
e. Klien nampak mau mutah
A: Ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan teratasi sebagian
P: berikan diet /NGT, monitor status nutrisi
Heryuni
Defisit perawatan diri
mandi, toileting
berhubungan dengan
kelemahan
Selasa,
24-05-2016
07.00
Self care assistance:
a. Membantu klien memenuhi
kebutuhan ADL selama tirah
baring
DS:-
DO:
a. Kulit klien tidak lengket setelah dimandikan
b. Gigi nampak bersih setelah dilakukan oral
07.30
08.00
08.15
b. Memandikan klien
c. Mengganti pampers
d. Melakukan oral higiene
Heryuni
higiene
c. Klien terpasang DC
A:Defisit perawatan diri mandi, toileting
berhubungan dengan kelemahan teraratasi
sebagian
P: Penuhi kebutuhan ADL klien, lakukan oral
higiene
Heryuni
Rabu,
25-05-2016
07.00
07.30
08.00
08.15
Self care assistance:
a. Membantu klien memenuhi
kebutuhan ADL selama tirah
baring
b. Memandikan klien
c. Mengganti pampers
d. Melakukan oral higiene
DS:-
DO:
a. Kulit klien tidak lengket setelah dimandikan
b. Gigi nampak bersih setelah dilakukan oral
higiene
c. Klien terpasang DC
A:Defisit perawatan diri mandi, toileting
berhubungan dengan kelemahan teraratasi
sebagian
P: Penuhi kebutuhan ADL klien, lakukan oral
Heryuni
higiene
Heryuni
Kamis,
26-05-2016
14.00
14.30
Self care assistance:
a. Membantu klien memenuhi
kebutuhan ADL selama tirah
baring
b. Melakukan oral higiene
Heryuni
DS:-
DO:
a. Gigi nampak bersih setelah dilakukan oral
higiene
b. Klien terpasang DC
A:Defisit perawatan diri mandi, toileting
berhubungan dengan kelemahan teraratasi
sebagian
P: Penuhi kebutuhan ADL klien, lakukan oral
higiene
Heryuni
Risiko infeksi
berhubungan dengan
Selasa,
ketidakadekuatan
pertahanan utama
24-05-2016
08.30
08.45
09.00
09.30
10.00
12.00
Infection control
a. Membatasi pengunjung
b. Mencuci tangan setiap sebelum
dan sesudah tindakan
keperawatan
c. Mengganti letak IV perifer
d. Memberikan diet peptamen
/NGT
e. Menginjeksi terapi antibiotik
meropenem 500 mg/IV
f. Memonitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan local
Heryuni
DS: -
DO:
a. Terpasang IV line abocath no. 22 pada
tangan kanan Clinimic+ivelip 46 ml/jam
b. Obat antibiotik ; meropenem 500 mg/ 8 jam
/IV
c. Suhu tubuh 36,2 oC
d. Tidak ada tanda-tanda plebitis
A: Risiko infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan utama teratasi
sebagian
P: Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
local, kelola pemberian terapi antibiotik
meropenem 500 mg/8 jam
Heryuni
Rabu,
25-05-2016
08.30
08.45
09.00
09.30
10.00
12.00
Infection control
a. Membatasi pengunjung
b. Mencuci tangan setiap sebelum
dan sesudah tindakan
keperawatan
c. Mengganti letak IV perifer
d. Memberikan diet peptamen
/NGT
e. Menginjeksi terapi antibiotik
meropenem 500 mg/IV
f. Memonitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan local
DS: -
DO:
a. Terpasang IV line abocath no. 22 pada kaki
kiri klien Kaen +NSB 2 ampul 10 ml/jam.
b. Obat antibiotik ; meropenem 500 mg/ 8 jam
/IV
c. Suhu tubuh 36,4 oC
d. Tidak ada tanda-tanda plebitis
A: Risiko infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan utama teratasi
sebagian
P: Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
local, kelola pemberian terapi antibiotik
meropenem 500 mg/8 jam
Heryuni
Kamis,
26-05-2016
14.00
14.30
18.00
18.30
Infection control
a. Membatasi pengunjung
b. Mencuci tangan setiap sebelum
dan sesudah tindakan
keperawatan
c. Menginjeksi terapi antibiotik
meropenem 500 mg/IV
d. Memonitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan local
Heryuni
DS: -
DO:
a. Obat antibiotik ; meropenem 500 mg/ 8 jam
/IV
b. Suhu tubuh 36,5 oC
c. Tidak ada tanda-tanda plebitis
A: Risiko infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan utama teratasi
sebagian
P: Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
local, kelola pemberian terapi antibiotik
meropenem 500 mg/8 jam
Heryuni