Bab 1
Tinjauan Teori Varicella1. Tinjauan Medis
1. DefinisiJune M. Thomson mendefinisikan varisela sebagai
penyakit yang disebabkan oleh virus varisela-zoster (V-Z virus)
yang sangat menular bersifat akut yang umumnya menganai anak, yang
ditandai oleh demam yang mendadak, malese, dan erupsi kulit berupa
makulopapular untuk beberapa jam yang kemudian berubah menjadi
vesikel selama 3-4 hari dan dapat meninggalkan keropeng (Thomson,
1986, p. 1483).
Sedangkan menurut Adhi Djuanda, varisela yang mempunyai sinonim
cacar air atau chickenpox adalah infeksi akut primer oleh virus
varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa yang secara klinis
terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama
dibagian sentral tubuh (Djuanda, 1993).2. Anatomi Fisiologi Organ
Kulita. Epidermis (Kutikula) Epidermis merupakan lapisan terluar
dari kulit, yang memiliki struktur tipis dengan ketebalan sekitar
0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, antara lain seperti berikut
:
1. Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk.
Letak lapisan ini berada paling luar dan merupakan kulit mati.
Jaringan epidermis ini disusun oleh 50 lapisan sel-sel mati, dan
akan mengalami pengelupasansecara perlahan-lahan, digantikan dengan
sel telur yang baru.
2. Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan pengecatan terhadap
kulit dan rambut. Semakin banyak melanin yang dihasilkan dari
sel-sel ini, maka warna kulit akan menjadi semakin gelap. b.
Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada
epidermis, yang terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih
tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis dibentuk oleh
serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas
kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari
protein tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring
dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang sudah tua
tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di
bawah lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian
berikut. Folikel rambut dan struktur sekitarnya
1. Akar Rambut
Di sekitar akar rambut terdapat otot polos penegak rambut
(Musculus arektor pili), dan ujung saraf indera perasa nyeri. Udara
dingin akan membuat otot-otot ini berkontraksi dan mengakibatkan
rambut akan berdiri. Adanya saraf-saraf perasa mengakibatkan rasa
nyeri apabila rambut dicabut.
2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah banyak terdapat di sekitar akar rambut. Melalui
pembuluh darah ini akar-akar rambut mendapatkan makanan, sehingga
rambut dapat tumbuh.
3. Kelenjar Minyak (glandula sebasea) Kelenjar minyak terdapat
di sekitar akar rambut. Adanya kelenjar minyak ini dapat menjaga
agar rambut tidak kering.
4. Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)
Kelenjar keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat
berbentuk botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh
yang banyak terdapat kelenjar keringat adalah bagian kepala, muka,
sekitar hidung, dan lain-lain. Kelenjar keringat tidak terdapat
dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki.
5. Serabut Saraf
Pada lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan ujung
akhir saraf sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera
perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagainya.
Jaringan dermis juga dapat menghasilkan zat feromon, yaitu suatu
zat yang memiliki bau khas pada seorang wanita maupun laki-laki.
Feromon ini dapat memikat lawan jenis3. EtiologiPenyebab dari
varisela adalah virus varisela-zoster. Penamaan virus ini memberi
pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan timbulnya
penyakit varisela, sedangkan reaktivasi (keadaan kambuh setelah
sembuh dari varisela) menyebabkan herves zoster.4. Epidemiologi
Tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak tetapi dapat
juga menyerang orang dewasa. Tranmisi penyakit ini secara aerogen.
Masa penularan lebih kurang 7 hati dihitung dari timbulnya gejala
kulit.5. Patofisiologi
6. Manifestasi KlinisMasa inkubasi penyakit ini berlangsung
14-21 hari. Gejala klinis mulai dari gejala prodromal, yakni demam
yang tidak terlalu tinggi, malese dan nyeri kepala, kemudian
disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam
waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel khas
berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berubah menjadi
pustul dan kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini
berlangsung timbul lagi vesikel-vesikel yang baru sehingga
menimbulkan gambaran polimorfi.Penyebarannya terutama didaerah
badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal ke muka dan
ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata, mulut dan
saluran nafas bagian atas. Jika terdapat infeksi sekunder terjadi
pembesaran kelenjar getah bening regional (lymphadenopathy
regional). Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal.7.
KomplikasiVarisela dapat menimbulkan berbagai komplikasi, tetapi
umumnya pada kulit, pada susunan syaraf pusat, atau sistem
pemafasan yang dijumpai. Komplikasi yang paling sering dijumpai
pada kulit adalah sebagai akibat infeksi sekunder oleh bakteri
staphylococcus ataupun streptococcus. Bisa juga dijumpai hemorhagic
varicella. Pada susunan syaraf pusat, komplikasi bisa berupa
encephalitis, Reyessyndrome asepticmeningitis dan Guillain-Barre
Syndrome. Komplikasi pada saluran pemafasan termasuk infeksi virus
dan bakteri pencumoni, infeksi saluran nafas atas terutama otitis
media. 8. Pengobatana. Pengobatan Simptomatik1. Menghilangkan rasa
gatal2. Menurunkan panas (hati-hati pemakaian golongan salicylate
dikuatirkan timbul Reyes Syndrome).b. Menjaga kebersihan(1.
Terutama pada daerah kuku yang sering digunakan untuk menggaruk2.
Kebersihan pakaian3. Pengobatan dengan antivirusc. Pengobatan
dengan antivirusPada saat ini acyclovir telah terbukti bermanfaat
untuk pengobatan varisela. Acyclovir 9 [(2-hydroxy thonyl) methyl]
guanine merupakan chat pilihan. Obat ini dapat digunakan secara
oral maupun intravena: Pada kasus dengan komplikasi berat atau
dengan gangguan sistem kekebalan, Acyclovir ini dianjurkan untuk
diberikan intravena. Sedang pada pemberian oral dapat digunakan
pada anak yang tanpa komplikasi. Begitupun harus diingat bahwa
penyakit ini dapat sembuh sendiri. 9. Pencegahan1. Isolasi.2.
Pemberian VZIG (Varicella-zoster Immune Globulin).3. Pemberian
vaksinasi.Pada saat ini telah tersedia vaksin untuk varisela, yaitu
Live, Attenuated Varicella Virus Vaccine. Vaksin ini deberikan pada
anak usia di atas 12 bulan. Pada anak usia 12 bulan -12 tahun
vaksin dapat diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 mI. Secara
rutin vaksinasi ini dianjurkan pada usia 12 -18 bulan. Pemberian
dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian vaksinasi lain, seperti
vaksinasi MMR (Measles Mumps -Rubella) . Sedangkan pada anak usia =
13 tahun diberikan dosis 0,5 ml, s.c. dengan dua dosis. Jarak
pemberian adalah 4-8 minggu.2. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian1.
Gejala subyektif berupa keluhan nyeri kepala, anorexia dan
malese.2. Pada kulit dan membran mukosa :Lesi dalam berbagai tahap
perkembangannya : mulai dari makula eritematosa yang muncul selama
4-5 hari kemudian berkembang dengan cepat menjadi vesikel dan
krusta yang dimulai pada badan dan menyebar secara sentrifubal
kemuka dan ekstremitas. Lesi dapat pula terjadi pada mukosa,
palatum dan konjunctiva.3. Suhu : dapat terjadi demam antara 38-39
C2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan 1. Aktual atau potensial
gangguan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan
pruritusTujuan: menunjukkan kulit dan jaringan kulit yang utuh
Kriteria Hasil :
1. Pasien melaporkan jaringan kulit membaik
2. Terdapat perbaikan jaringan kulit
3. Tanda tanda vital dalam batas normalIntervensi:1. Observasi
lesi kulit setiap hari R : mengetahui perkembangan dari lesi
2. Catat turgor sirkulasi dan sensori serta perubahan lainnya
yang terjadi R : mengidentifikasi tingkat kelembaban kulit3.
Gunakan pakaian tipis dan alat tenun yang lembut R : pakaian yang
lembut mengurangi gesekan yang berakibat pada parahnya lesi4.
Hindarkan lesi dari manipulasi dan tekanan R : tekanan memperparah
keadaan lesi5. Jaga kebersihan alat tenun dan pakaian R :
kebersihan yang terjaga dapat mengurangi resiko infeksi6.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat / terapi topical R :
Pengobatan secra topical dapat mempercepat proses penyembuhan
kulit7. Anjurkan mandi secara teraturR : menjaga kebersihan diri
dapat mengurangi resiko infeksi8. Anjurkan pasien untuk menghindari
menggaruk lesiR : menggaruk dapat membuat lesi pecah dan menularkan
ke orang lain
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan erupsi dermal
dan pruritusTujuan : nyeri berkurang atau hilang
Kriteria hasil :
1. Pasien melaporkan adanya penurunan nyeri
2. Pasien menunjukkan upaya pengurangan nyeri
3. Wajah pasien rileks
4. Pasien dapat beristirahat5. Tanda vital normalIntervensi
:
1. Gunakan analgetik dan bedak antipruritus. R : Analgetik
menghambat reseptor nyeri sehingga nyeri berkurang, bedak
antipruritus dapat mencegah timbulnya pruritus lebih banyak2.
Pertahankan suhu ruangan tetap sejuk dengan kelembaban yang
adekuat.R : Suhu yang sejuk dan lembab dapat menghindarkan dari
efek penyakit yang panas
3. Observasi derajat nyeri dan tanda vital
R : mengetahui keparahan nyeri yang timbul dan perkembangan
pasien3. Potensial penularan infeksi berhubungan dengan sifat
menular dari organismeTujuan : tidak terjadi penularan infeksi
Kriteria hasil :
1. Pasien memahami pencegahan penularan infeksi
2. Pasien melakukan tehnik pencegahan penularan
Intervensi :
Lakukan isolasi (strict isolation) :Prosedur strict isolation
:
a. Ruangan tersendiri; pintu harus selalu tertutup. Klien yang
terinfeksi karena organisme yang sama dapat ditempatkan dalam
ruangan yang sama.b. Gunakan masker, pakaian khusus, dan sarung
tangan bagi semua orang yang masuk kedalam ruangan.c. Selalu cuci
tangan setelah menyentuh klien atau benda-benda yang kemungkinan
terkontaminasi serta sebelum memberikan tindakan kepada klien
lain.d. Semua benda-benda yang terkontaminasi dibuang atau
dimasukan kedalam tempat khusus dan diberi label sebelum dilakukan
dekontaminasi atau diproses ulang kembali3. Evaluasi1) Fungsi kulit
dan membran mukosa baik dengan parut minimal.2) Nyeri berkurang
3) Tidak terjadi komplikasi dan infeksi sekunderBAB 2
TINJAUAN KASUS
2.1 PENGKAJIAN
A. BIODATA
Identitas pasien
Nama pasien
: An. M
No. Reg : 697463Nama panggilan: An. MUmur
: 5,4 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: TK Diagnosa Medis: Abdominal pain, VaricellaTanggal MRS
: 21 Juli 2011, pukul 16.00 Tanggal Pengkajian: 21 Juli 2011,
pukul 18.00Golongan Darah: -
Identitas Orang Tua/penanggung jawab
Nama Ayah : Tn. WUmur : 40 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : PerhutaniPenghasilan : -
Alamat : KediriNama Ibu : Ny. BUmur : 36 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : -
Alamat : Kediri
B. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan anak rewel karena perut nyeri. Di seluruh
tubuh keluar bintik bintik berwarna merah, terasa panas dan nyeri,
skala nyeri 3. Sebagian bintik bintik sudah berisi air. C. Riwayat
Kesehatan Sekarang
Sejak kemarin hari Selasa tanggal 20 Juli 2011 anak mendadak
demam tinggi, lalu muncul bintik bintik di kedua kaki, tangan serta
wajah. Anak juga mengeluh perut bagian umbilikal terasa nyeri, anak
muntah 4 kali sejak pagi. Sehari kemudian bintik bintik menyebar ke
seluruh tubuh. Sebagian kecil bintik bintik sudah berisi cairan
membentuk vesikel kecil. Anak dibawa ke IGD RS Baptis Kediri, lalu
di rawat inap di GU Ruang Anak sejak hari Rabu tanggal 21 Juli 2011
jam 16.00.D. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Prenatal :
Pada saat hamil ibu pasien periksa rutin ke bidan 1 bulan
sekali, selama hamil ibu pasien tidak menderita penyakit kronis/
menular, TT ibu hamil lengkap 5x
Natal :
Pasien lahir normal ditolong oleh bidan, lahir dapat menangis
spontan, berat badan waktu lahir 3400 gram, Panjang Badan 50 cm,
APGAR Score 7-10
Post Natal :Pasien lahir dengan normal tidak ada kelainan
kongenital, asi langsung diminumkanInfant (1bulan 1 tahun) :Pasien
tidak mengalami varicella pada usia infant
Toddler (1 3 tahun) :
Pasien pernah mengalami diare ringan pada usia 2 tahun Usia
Pra-Sekolah (4 6 tahun) :
Pasien menderita varicella pada usia 5,4 tahunE. Riwayat
Penyakit Masa Lalu
Penyakit-penyakit waktu kecil :
Sebelumnya pasien belum pernah menderita varicella, saat pasien
usia 2 tahun pasien pernah terkena diare ringanPernah dirawat di
Rumah Sakit :
Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya
Penggunaan Obat-obatan :
Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat luar selain dari
dokter
Tindakan :
Pasien belum pernah dilakukan operasi sebelumnya
Alergi :
Pasien tidak alergi terhadap obat dan makanan
Kecelakaan :
Pasien tidak pernah mengalami kecelakaan
F. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
Adaptasi Sosial :
1. Hubungan pasien dengan keluarga dan teman baik2. Pasien dapat
beradaptasi dengan lingkungannya
Bahasa :
Pasien sudah bisa berbicara lancar dan komunikasi baikMotorik
halus :
Pasien mampu memakai baju secara mandiri, mampu menulis huruf A
- ZMotorik Kasar :
Pasien mampu beraktivitas secara mandiri, berjalan, berlari,
bermain bola, dllKesimpulan dari pemeriksan Tumbuh Kembang Anak
Pasien tidak mengalami gangguan dalam tumbuh kembang, dapat
melalui tahap-tahap perkembangan dengan baik
Imunisasi :
Imunisasi lengkap ( BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, Campak )
G. Riwayat Kesehatan Keluarga
Semua anggota keluarga pasien mempunyai riwayat varicella pada
saat usia infant sampai usia sekolah. Keluarga tidak ada riwayat
penyakit menular ataupun penyakit keturunan seperti asma, jantung,
DM ataupu HT
Genogram
Keterangan :
= Laki-laki
= Pasien
= Perempuan
= Hubungan pernikahan
= Tinggal 1 rumah
= Hubungan keturunan
H. Mental Psikologi
Pola interaksi :
Interaksi pasien dan keluarga berjalan baik
Pola kognitif :
Anak mengerti huruf A sampai DPola emosi :
Emosi anak stabil
Konsep diri :
Konsep diri anak baik
Pola pertahanan keluarga :
Keluarga merupakan keluarga yang harmonis
I. Sosial
Kultural :
Anak dan keluarga berada dalam adat budaya jawa
Yang mengasuh anak :
Orang tua
Hubungan dengan anggota keluarga :
Hubungan sosial dan komunikasinya berjalan baik
Hubungan dengan teman sebaya :
Dapat berinteraksi dengan orang lain, suka bermain dengan teman
sebaya
Pembawaan Secara Umum :
Pasien anak yang periang dan banyak teman, suka bermain-main
Lingkungan rumah :
Keluarga tinggal di lingkungan masyarakat desa
J. Spiritual
Anak :
Beragama islam, anak belum bisa mengaji, anak bisa melafalkan
doa sebelum makan dengan baikOrang tua :
Beragama islam, menjalankan sholat 5 waktu di rumah
K. Pengetahuan Keluarga
Orang tua berpendidikan SLTA, orang tua mengetahui kebutuhan
anak untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya
L. Kebutuhan Dasar Neonatus/ Anak
Anak membutuhkan masukan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan tumbuh kembangnya serta aspek aspek lain yang mendukung,
misalnya rekreasi, olahraga, pendidikan dll
M. Pola Aktivitas Sehari hari
i. Pola nutrisi
Makanan yang disukai/ tidak disukai: pasien mempunyai nafsu
makan yang baik, pasien suka memilah milah makanan, pasien tidak
suka makan sayurSelera Makan :
Di rumah :
Nafsu makan baik, makan 3 kali sehari dengan nasi, lauk dan
pauk, sejak pagi anak muntah 4 kaliDi RS
:
Nafsu makan menurun, pasien hanya makan setengah porsi yang
disediakan. Makan 3 kali sehari dengan diet biasaAlat makan yang
digunakan : sendok, piring dan gelas
Jam Makan : Di Rumah: pagi 07.00siang 12.00malam 18.00
Di RS
: pagi 07.00siang 12.00malam 17.00
ii. Pola Tidur
Kebiasaan-kebiasaan sebelum tidur :Pasien biasa menonton TV
bersama keluarga sebelum tidurDi Rumah: siang jam 14.00 15.00malam
21.00 06.00
Di RS
: jam tidur tidak tentu 9-10 jam/ hari
iii. Kebersihan diri
Mandi: Di Rumah: 2x/hr sudah mandiri
Di RS
: 2x/hr diseka oleh ibunya
iv. Aktivitas/ Bermain
Di Rumah : Pasien bermain bersama teman-teman dan bersekolah
Di RS : Pasien hanya terbaring lemah di tempat tidur
v. Eliminasi
Di Rumah: BAB 1x/ hari
BAK 3-4x/hr
Di RS
: BAB 1x/ hari, konsistensi lembek
BAK 4x/ harix/hr, warna kuning jernih
N. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Pasien lemah, terpasang IV D NS 500 cc Q 12 Jam di tangan kiri,
seluruh tubuh terdapat vesikel kecil dan bintik bintik
merah.Tanda-tanda vital
Suhu
: 376 C
Nadi
: 98 x/menit
Tekanan Darah: 130/80 mmHg
Pernafasan
: 24 x/ menit
BB/TB
: 21 kg/ 130 cm
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Kepala : simetris,rambut lurus dan pendek, bersih, tidak ada
lesi dan benjolan, tidak ada nyeri tekan
Mata
: reflek pupil terhadap cahaya+/+, sklera putih kemerahan
Hidung: simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
sekretMulut : gigi bersih, mukosa bibir kering, tidak ada tanda
radangTelinga: simetris, bersih, tidak ada lesi dan serumenLeher :
tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Pemeriksaan Thorak/ Dada
Inspeksi : bentuk dada simetris, retraksi dada saat inspirasi
dan ekspirasi sama
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat benjolan
Perkusi: suara sonor
Auskultasi: tidak ada suara nafas tambahan ( wheezing, rales,
ronchi )
Pemeriksaaan Abdomen
Inspeksi: tidak ada luka/ bekas operasi
Palpasi
: ada nyeri tekan di umbilikal
Perkusi: suara tympani
Auskultasi: bising usus 8x/ menit
Pemeriksaan Genetalia dan anus
Genetalia: bersih tidak ada lesi
Anus
: bersih, tidak ada iritasi
Punggung
Tidak terdapat kelainan bentuk punggung ( Lordosis, Kifosis,
Skoliosis )
Pemeriksaan Muskuloskeletal
MMT 5 5
5 5
5 : Gerakan full ROM dengan beban maksimal
4 : Gerakan full ROM dengan beban minimal
3 : Gerakan full ROM, dapat melawan gravitasi tanpa resistance
atau tahanan
2 : Gerakan dapat menggerakkan sendi tapi tidak full ROM
1 : Kontraksi otot tidak menimbulkan gerak pada persendian
0 : Tidak ada kontraksi pada otot
Ekstremitas kiri atas terpasang IV D NS 500 cc Q 12
JamPemeriksan Integumen
Kulit : kulit berwarna sawo matang, tekstur kulit halus, turgor
kulit menurun, seluruh tubuh di penuhi dengan vesikel kecil dan
bintik bintik merah, sewaktu ditanya pasien mengatakan bintik binik
terasa panas dan nyeri, skala nyeri 3, akral panas.
Kuku: pendek dan bersih, tidak ada jari tabuh
Pemeriksaan Neurologi
GCS: Reflek mata 4 ( dapat membuka mata spontan )
Reflek bicara 5 ( respon verbal bicara baik )
Reflek motorik 6 ( gerak motorik baik )
Kesadaran komposmetis, orientasi terhadap orang, tempat dan
waktu baik
Reflek petela + / +
O. Tes Diagnostik
Lab:
Darah Lengkap ( 21 07 2011 )
WBC 22,62 K/ul
RBC 4.79 K/ul
HGB 11.9 g/dl
HCT 35.1 %
MCV 73.3 fl
MCH 24.8 pg
MCHC 33.9 g/dl
PLT 441 k/ul
LYM 2.3 %
MID 0.5 %
GRAN 3.6 %
K+ 3.23 ME q/L
Na+ 131 mE q/LGlukose sesaat 113
Cl- 109
Calsium 9.51.1 10.9 K/ul
4.20 6.30 M/ul
12.0 18.0 g/dl
37.0 51.0 %
80.0 97.0 fl
26.0 32.0 pg
31.0 36.0 pg
140. 440 K/ul
0.6 4.1 %
0.0 1.8 %
20. 7.8 %
3.6 5.0 ME q/L
136 145 mE q/L