MAKALAH MATA KULIAH KEPERAWATAN JIWA IASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN MASALAH GANGGUAN JIWA : WAHAM
KELOMPOK 9 :1. Afrilita Putri Yuza1331101922. Ayu
Andira1331101943. Izzi Wahyuni133110205
KELAS II A
Dosen Pembimbing : Ns. Feri Fernandes, M.Kep.Sp.Jiwa
PRODI DIII KEPERAWATAN PADANGPOLTEKKES KEMENKES
PADANG2014/2015KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktu nya. Shalawat
beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada nabi besar kita
yakni nya nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa umat nya dari
zaman jahiliyah kepada zaman yang penuh ilmu pengetahuan yang kita
rasakan pada saat sekarang ini.Makalah ini penulis buat untuk
melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas mengenai Asuhan
Keperawatan Pada Pasien dengan Masalah Gangguan Jiwa : Waham .Dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga menjadi ibadah dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Amin.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca,demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
supaya kita selalu berada di bawah lindungan Allah SWT.
Padang, Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI iiBAB I PENDAHULUAN 1A. Latar
Belakang 1B. Rumusan
Masalah..............................................................1C.
Tujuan Penulisan2D. Manfaat
Penulisan..............................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3A. Defenisi waham3B. Klasifikasi
waham4C. Etiologi waham4D. Rentang respon neurobiologi5E. Tanda dan
gejala waham5F. Strategi pelaksanaan pada pasien dengan masalah
gangguan jiwa : waham6
BAB III ASUHAN
KEPERAWATAN....................................................8
BAB IV PENUTUP 18A. Kesimpulan 18B. Saran 19
DAFTAR PUSTAKA20
6
BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANG Waham merupakan salah satu
jenis gangguan jiwa. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat
dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada
penderita skizofrenia. Semakin akut psikosis semakin sering ditemui
waham disorganisasi dan waham tidak sistematis. Kebanyakan pasien
skizofrenia daya tiliknya berkurang dimana pasien tidak menyadari
penyakitnya serta kebutuhannya terhadap pengobatan, meskipun
gangguan pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain (Tomb, 2003
dalam Purba, 2008).Prevalensi gangguan waham di Amerika Serikat
diperkirakan 0,025 sampai 0,03 persen. Usia onset kira-kira 40
tahun, rentang usia untuk onset dari 18 tahun sampai 90 tahunan,
terdapat lebih banyak pada wanita. Menurut penelitian WHO
prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat berkisar satu sampai tiga
permil penduduk. Di Jawa Tengah dengan penduduk lebih kurang 30
juta, maka akan ada Universitas Universitas Sumatera Sumatera
Utarasebanyak 30.000-90.000 penderita psikotik. Bila 10% dari
penderita perlu pelayanan perawatan psikiatrik ada 3.000-9.000 yang
harus dirawat. Waham seperti yang digambarkan di atas terjadi pada
65 % dari suatu sampel besar lintas negara ( Sartorius &
jablonsky, 1974 dalam Davison, 2006)Dari uraian diatas maka penulis
akan membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah
gangguan jiwa : waham.
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan,
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :a. Apa defenisi dari
waham ?b. Apa saja klasifikasi waham ?c. Apa etiologi waham ?d.
Bagaimana rentang respon neurobiologi ?e. Bagaimana tanda dan
gejala waham ?f. Bagaimana strategi pelaksaan pada pasien dengan
masalah gangguan jiwa : waham ?g. Bagaimana asuhan keperawatan pada
pasien dengan masalah gangguan jiwa : waham ?
C. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan UmumSetelah proses pembelajaran
diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengetahui serta mampu
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan
jiwa : waham2. Tujuan KhususAgar mahasiswa mengetahui dan memahami
tentang :a. Defenisi wahamb. Klasifikasi wahamc. Etiologi wahamd.
Rentang respon neurobiologie. Tanda dan gejala wahamf. Strategi
pelaksanaan pada pasien dengan masalah gangguan jiwa : wahamg.
Asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan jiwa :
waham
D. MANFAAT PENULISAN1. Menambah pengetahuan dan informasi
mengenai asuhan keperawatan dengan pasien dengan masalah gangguan
jiwa : waham2. Merangsang minat pembaca untuk lebih mengetahui
asuhan keperawatan dengan pasien dengan masalah gangguan jiwa :
waham3. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan dengan pasien
dengan masalah gangguan jiwa : waham
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu
keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi
dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain.
Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan
kontrol (Direja, 2011).Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang
di pertahankan secara kuat/ terus menerus, tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.Berbagai kehilangan dapat terjadi pada
pascabecana, baik kehilangnan harta benda, keluarga maupun orang
yag bermakna. Kehilanga menyebabkan stres bagi mereka yang
mengalaminya. Jika stres ini berkepanjangan dapat memicu masalah
gangguan jiwa dan waham.Waham curiga adalah keyakinan seseorang
atau sekelompok orang berusaha merugikan atau mencederai dirinya,
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
(Kelliat, 2009). Gangguan isi pikir adalah ketidakmampuan individu
memproses stimulus internal dan eksternal secara akurat.
Gangguannya adalah berupa waham yaitu keyakinan individu yang tidak
dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas. Keyakinan
individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budayanya, serta tidak dapat diubah dengan alasan yang
logis. Selain itu keyakinan tersebut diucapkan berulang kali
(Kusumawati, 2010).Gangguan orientasi realitas adalah
ketidakmampuan menilai dan berespons pada realitas. Klien tidak
dapat membedakan lamunan dan kenyataan sehingga muncul perilaku
yang sukar untuk dimengerti dan menakutkan. Gangguan ini biasanya
ditemukan pada pasien skizofrenia dan psikotik lain. Waham
merupakan bagian dari gangguan orientasi realita pada isi pikir dan
pasien skizofrenia menggunakan waham untuk memenuhi kebutuhan
psikologisnya yang tidak terpenuhi oleh kenyataan dalam hidupnya.
Misalnya : harga diri, rasa aman, hukuman yang terkait dengan
perasaan bersalah atau perasaan takut mereka tidak dapat mengoreksi
dengan alasan atau logika (Kusumawati, 2010).B. KLASIFIKASI
WAHAMWaham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut
Direja (2011) yaitu :Jenis Waham PengertianPerilaku klien
Waham kebesaran Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya
memiliki kekuatan khusus atau kelebihan yang berbeda dengan orang
lain, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan
Saya ini pejabat di kementrian kesehatan lho! Saya punya tambang
emas . Saya punya perusahaan paling besar lho .
Waham agama
Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.Kalau saya mau
masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari. Saya
adalah tuhan yang bisa menguasai dan mengendalikan semua
makhluk.
Waham curiga Keyakinan seseorang atau sekelompok orang yang mau
merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapai
tidak sesuai dengan kenyataan.
Saya tahu seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya
karena mereka iri dengan kesuksesan saya.
Waham somatik
Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau sebagian tubuhnya terserang
penyakit, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.Saya sakit kanker (Kenyataannya pada pemeriksaan
laboratorium tidak di temukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien
terus mengatakn bahwa ia sakit kanker.)
Waham nihlistik
Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia,
diucapkan berulang- ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. ini
saya berada di alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh
nya
C. ETIOLOGIGangguan orientasi realitas menyebar dalam lima
kategori utama fungsi otak Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :1.
Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan menilai
dan menilik terganggu.2. Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial
mengakibatkan kemampuan berespons terganggu, tampak dari perilaku
nonverbal (ekspresi dan gerakan tubuh) dan perilaku verbal
(penampilan hubungan sosial).3. Gangguan realitas umumnya ditemukan
pada skizofrenia.4. Gejala primer skizofrenia (bluer) : 4a + 2a
yaitu gangguan asosiasi, efek, ambivalen, autistik, serta gangguan
atensi dan aktivitas.5. Gejala sekunder: halusinasi, waham, dan
gangguan daya ingat.
D. RENTANG RESPON NEUROBIOLOGI
AdaptifMaladaptif
Pikiran logis Persepsi akurat Emosi konsisten dengan pengalaman
Perilaku socialHubungan sosialPikiran kadang menyimpang illusi
Reaksi emosional berlebihan dan kurang Perilaku tidak sesuai
Menarik diriGangguan proses pikir: Waham Halusinasi Kerusakan
emosiPerilaku tidak sesuai Ketidakteraturan isolasi sosial
Skema. 1 Rentang respons neurobiologis Waham. (sumber : Keliat,
2009).
E. TANDA DAN GEJALAMenurut Kusumawati, (2010) yaitu :1. Gangguan
fungsi kognitif (perubahan daya ingat)Cara berfikir magis dan
primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan pengorganisasian bicara
(tangensial, neologisme, sirkumtansial).2. Fungsi
persepsiDepersonalisasi dan halusinasi.3. Fungsi emosiAfek tumpul
kurang respons emosional, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi
berlebihan, ambivalen.4. Fungsi motorik.Imfulsif gerakan tiba-tiba
dan spontan, manerisme, stereotipik gerakan yang diulang-ulang,
tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas,
katatonia.5. Fungsi sosial kesepian.Isolasi sosial, menarik diri,
dan harga diri rendah.6. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons
neurobiologis yang seringmuncul adalah gangguan isi pikir: waham
dan PSP: halusinasi.
Tanda dan Gejala Menurut Direja, (2011) yaitu :Tanda dan gejala
pada klien dengan Waham Adalah : Terbiasa menolak makan, tidak ada
perhatian pada perawatan diri, Ekspresi wajah sedih dan ketakutan,
gerakan tidak terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak
sesuai dengan kenyataan dan bukan kenyataan, menghindar dari orang
lain, mendominasi pembicaraan, berbicara kasar, menjalankan
kegiatan keagamaan secara berlebihan.
F. STRATEGI PELAKSANAANSP 1 pasien: Membina hubungan saling
percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara
memenuhi kebutuhan; mempraktikan pemenuhan kebutuhan yang tidak
terpenuhi.SP 2 pasien: Mengidentifikasi kemampuan positif pasien
dan membantu mempraktikkannyaSP 3 pasien : Mengajarkan melatih cara
minum obat yang benarSP 1 keluarga : Membina hubungan saling
percaya dengan keluarga;mengidentifikasi maslah menjelaskan proses
terjadinya masalah dan membantu pasin untuk patuh minum obat.SP 2
keluarga: Melatih keluarga cara merawat pasienSP 3 keluarga: membua
perencanaa pulang bersama keluarga
BAB IIIASUHAN KEPERAWATANA. PENGKAJIANSelama pengkajian, perawat
harus mendengarkan, memerhatikan dan mndokumentasikan semua
informasi baik melalui wawancara maupun observasi yang diberikan
oleh pasien tentang wahamnya. Berikut ini beberapa contoh
pertanyaan yang dapat perawat gunakan sebagai panduan untuk
mengkaji pasien waham.1. Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir
yang berulang-ulang diungkapkan dan menetap?2. Apakah pasien takut
terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas
secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?3. Pakah pasien
pernah merasakan bahwa benda benda di sekitarnya aneh dan tidak
nyata?4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia pernah berada di
luar tubuhnya?5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau di
bicarakan oleh orang lain?6. Apakah pasien merasa bahwa pikiran
atau tindakannya di kontrol oleh orang lain atau kekuatan dari
luar?7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik
atau kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain bisa membaca
pikirannya?
Berikut ini format dokumentasi pengkajian dari diagnosis
keperawatan waham :
Format pengkajian pasien wahamBerikan tanda pada kolom yang
sesuai dengan data pada pasien
Proses pikir[ ] Sirkumstansial[ ] Flight for ideas[ ] Kehilangan
Asosiasi[ ] Tangensial[ ] Bloking[ ] Pengulangan BicaraIsi pikir[ ]
Obsesi[ ] Depersonalisasi[ ] Hipokondria[ ] Fobia[ ] Ide terkait[ ]
Pikiran magis Proses pikir[ ] Agama[ ] Nihilistik[ ] Somatik[ ]
Sisip pikir[ ] Kebesaran[ ] Siar pikir[ ] Curiga[ ] Kontrol
pikir
Unsur yang perlu dikaji antara lain :1. Faktor predisposisia.
BiologiWaham dari bagian dari manifestasi psikologi dimana
abnormalitas otak yang menyebabkan respon neurologis yang
maladaptif yang baru mulai dipahami, ini termasuk hal-hal berikut
:1) Penelitian pencitraan otak sudah mulai menunjukkan keterlibatan
otak yang luas dan dalam perkermbangan skizofrenia. Lesi pada area
frontal, temporal dan limbik paling berhubungan dengan perilaku
psikotik.2) Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizofrenia. Hasil
penelitian sangat menunjukkan hal-hal berikut ini :a) Dopamin
neurotransmitter yang berlebihanb) Ketidakseimbangan antara dopamin
dan neurotransmitter lainc) Masalah-masalah pada sistem respon
dopaminPenelitian pada keluarga yang melibatkan anak kembar dan
anak yang diadopsi telah diupayakan untuk mengidentifikasikan
penyebab genetik pada skizofrenia.Sudah ditemukan bahwa kembar
identik yang dibesarkan secara terpisah mempunyai angka kejadian
yang tinggi pada skizofrenia dari pada pasangan saudara kandung
yang tidak identik penelitian genetik terakhir memfokuskan pada
pemotongan gen dalam keluarga dimana terdapat angka kejadian
skizofrenia yang tinggi.b. PsikologiTeori psikodinamika untuk
terjadinya respon neurobiologik yangmaladaptif belum didukung oleh
penelitian. Sayangnya teori psikologik terdahulu menyalahkan
keluarga sebagai penyebab gangguan ini sehingga menimbulkan
kurangnya rasa percaya (keluarga terhadap tenaga kesehatan jiwa
profesional).c. Sosial budayaStress yang menumpuk dapat menunjang
terhadap awitan skizofrenia dan gangguan psikotik tetapi tidak
diyakini sebagai penyebab utama gangguan.Seseorang yang merasa
diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya waham (Direja,
2011).
2. Faktor Presipitasia. BiologiStress biologi yang berhubungan
dengan respon neurologik yang maladaptif termasuk:1) Gangguan dalam
putaran umpan balik otak yang mengatur proses informasi2)
Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi
rangsangan.b. Stres lingkunganStres biologi menetapkan ambang
toleransi terhadap stress yang berinteraksi dengan stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.c. Pemicu
gejalaPemicu merupakan prekursor dan stimulus yang yang sering
menunjukkan episode baru suatu penyakit. Pemicu yang biasa terdapat
pada respon neurobiologik yang maladaptif berhubungan dengan
kesehatan. Lingkungan, sikap dan perilaku individu (Direja,
2011).
3. Mekanisme KopingMenurut Direja (2011), Perilaku yang mewakili
upaya untuk melindungi diri sendiri dari pengalaman berhubungan
dengan respon neurobioligi :a. Regresi berhubungan dengan masalah
proses informasi dan upaya untuk menanggulangi ansietas, hanya
mempunyai sedikit energi yang tertinggal untuk aktivitas hidup
sehari-harib. Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan
persepsi.c. Menarik diri4. Perilaku Perilaku yang dapat ditemukan
pada klien dengan Waham antara lain melakukan percobaan bunuh diri,
melakukan tindakan, agresif, destruktif, gelisah, tidak biasa diam,
tidak ada perhatian terhadap kebersihan diri, ada gangguan
eliminasi, merasa cemas, takut. Kadang-kadang panik perasaan bahwa
lingkungan sudah berubah pada klien
depersonalisasi(Stuart,2007).
E. POHON MASALAH Perilaku Kekerasan
WahamWaham
Menarik diri
Harga diri rendah Skema.2 pohon masalah, (Fitria,2009,dikutip
Direja, 2011)F. DIAGNOSA KEPERAWATANSetelah pengkajian dilakukan
dan data subjektif dan objektif di temukan pada pasien, diagnosis
keperawatan yang dapat di tegakkan adalah gangguan proses pikir:
Waham.
G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANSelanjutnya, setelah diagnosis di
tegakkan, perawat melakukan tindakan keperawatan bukan hanya pada
pasien, tetapi juga keluarga. Tindakan keperawatan pasien waham dan
keluarga meliputi:a. Tindakan keperawatan pada pasien1. Tujuan
keperawatana) Pasien dapat berorientasi pada realitas secara
bertahapb) Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasarc) Pasien mampu
berinteraksi dengan orang lain dan lingkungand) Pasien menggunakan
obat dengan prinsip 5 benar2. Tindakan keperawatana) Membina
hubungan saling percayaSebelum memulai mengkaji pasien waham,
perawat harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat.
Tindakan yang harus perawat lakukan dalam rangka membina hubungan
saling percaya, yaitu1) Mengucapkan salam terapeutik2) Berjabat
tangan3) Menjelaskan tujuan interaksi4) Membuat kontrak topik,
waktu dan tempat setiap kali bertemu dengan pasienb) Membantu
orientasi realitas1. Tidak mendukung atau membantah waham pasien2.
Meyakinkan pasien berada dalam keadaan aman3. Mengobservasi
pengaruh waham pada aktivitas sehari-hari4. Jika pasien terus
membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa memberika dukungan atau
menyangkal sampai pasien berhenti membicarakannya5. Memberika
pujian jika penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan
realitas.c) Mendiskusikan kebutuhan psikologis/ emosional yang
tidak terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut dan
marah.d) Meningkatkan aktifitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik
dan emosional pasiene) Mendiskusika tentang kemampuan positif yang
dimilikif) Membantu melakukan kemampuan yang dimilikig)
Mendiskusikan tentang obat yang diminumh) Melatih minum obat yang
benarb. Tindakan keperawatan pada keluarga1. Tujuan keperawatana)
Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasienb) Keluarga mampu
memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang di penuhi oleh
wahamnyac) Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien
secara optimal2. Tindakan keperawatana) Diskusikan masalah yang
dihadapi keluarga saat merawat pasien dirumahb) Diskusan dengan
keluarga tentang waham yang di alami pasienc) Diskusikan dengan
keluarga tentang:1) Cara merawat pasien waham di rumah2) Tindakan
tinak lajut dan pengobatan yang teratur3) Lingkungan yang tepat
untuk pasien 4) Obat pasien (nama obat,dosis, frekuensi, efek
samping, akibat penghentian obat)5) Kondisi pasien yang memrlua
konsultasi segerad) Berikan latihan kepada keluarga tentang cara
merawat pasien wahame) Menyusun rencana pulang bersama pasien dan
keluarga
H. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Penerapan intervensi kepada klien
langsung. Disesuaikan dengan situasi dan kondisi klien. Dalam
keperawatan jiwa dilakukan dengan pendekatan komunikasi
terapeutik.
I. EVALUASI KEPERAWATANSelanjutnya setelah dilakukan tindakan
keprawatan, evaluasi di lakukan terhadap kemampuan pasien
halusinasi dan keluarga serta kemampuan perawat dalam merawat
pasien wahamEvaluasi Kemampuan Pasien Waham dan keluarganyaNama
Pasien: .....................Ruangan: .....................Nama
perawat: .....................Petunjuk:Berilah tanda jika pasien
mampu melakukan kemampuan di bawah ini.Tulis tanggal setiap
dilakukan supervisi.NOKemampuanTanggal
A.Pasien
1. Berkomunikasi sesuai kenyataan
2.Menyebutkan cara memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi
3.Mempraktikkan cara memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi
4.Menyebutkan kemampuan positif yang dimiliki
5.Mempraktikkan kemampua positif yang dimiliki
6.Menyebutkan jenis, jadwal dan waktu minum obat
7.Melakukan jadwal aktivitas dan minum obat sehari-hari
B.Keluarga
1.Menyebutkan pengertian waham dan proses terjadinya waham
2.Menyebutkan cara merawat pasien waham
3.Memprakikkan cara merawat pasien waham
4.Membuat jadwal aktifitas dan minum obat pasien di rumah
(perencanaan pulang)
Evaluasi kemampuan perawat dalam merawat pasien wahamNama
Pasien: .....................Ruangan: .....................Nama
perawat: .....................Petunjuk:a. Berilah tanda pada tiap
kemampuan yang di tampilkanb. Evaluasi tindakan keperawatn untuk
setiap SP dilakukan menggunakan instrumen Evaluasi Penampilan
Klinik Perawat (MPKP)c. Masukkan nilai tiap Evaluasi Penampilan
Klinik Perawat (MPKP) ke dalam baris nilai
SP.NOKemampuanTanggal
A.Pasien
SP 1 Pasien
1Membantu orientasi realita
2Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
3Membantu pasien memenuhi kebutuhannya
4Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Nilai SP 1 Pasien
SP 2 Pasien
1Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki
3Melatih kemampuan yang dimiliki
Nilai SP 2 Pasien
SP 3 Pasien
1Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara
teratur
3Menganjurka pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Nilai SP 3 Pasien
B.Keluarga
SP 1 Keluarga
1Mendiskusikan masalah yang di rasakan keluarga dalam merawat
pasien
2Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala jenis waham serta
proses terjadinya
3Menjelaskan cara cara merawat pasien waham
Nilai SP 1 Keluarga
SP 2 keluarga
1Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien waham
2Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pada pasien
waham
Nilai SP 2 keluarga
SP 3 keluarga
1Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk
minum obat (perencanaan pulang)
2Menjelaskan Tindak lanjut pasien setelah pulang
Nilai SP 3 keluarga
Total nilai: SP pasien + SP keluarga
Rata-rata
BAB IVKESIMPULAN
A. KESIMPULAN Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang di
pertahankan secara kuat/ terus menerus, tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan. Klasifikasi waham Waham kebesaran Waham agama Waham
curiga Waham somatik Waham nihlistik Tanda dan gejala Gangguan
fungsi kognitif (perubahan daya ingat) Fungsi persepsi Fungsi emosi
Fungsi motorik. Fungsi sosial kesepian. Dalam tatanan keperawatan
jiwa respons neurobiologis yang sering muncul adalah gangguan isi
pikir: waham dan PSP: halusinasi. Asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah gangguan jiwa : waham terdiri dari :a.
PengkajianSelama pengkajian, perawat harus mendengarkan,
memerhatikan dan mndokumentasikan semua informasi baik melalu
wawancara mauun observasi yang diberikan oleh pasien tentang
wahamnya.2) Diagnosis keperawatan yang dapat di tegakkan adalah
gangguan proses pikir: Waham.3) Selanjutnya, setelah diagnosis di
tegakkan, perawat melakukan tindakan keperawatan bukan hanya pada
pasien, tetapi juga keluarga.4) Implementasi keperawatan :
disesuaikan dengan situasi dan kondisi klien.5) Selanjutnya setelah
dilakukan tindakan keprawatan, evaluasi di lakukan terhadap
kemampuan pasien halusinasi dan keluarga serta kemampuan perawat
dalam merawat pasien waham
B. SARANAdapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah keperawatan jiwa 1 . Makalah ini jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu penulis berharap bagi yang membaca
makalah ini bisa memberikan masukan.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr.
Amino Gondoutomo. 2003Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan
jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999Tim Direktorat Keswa. Standart
asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung:
RSJP.2000Townsend M.C. Diagnosa keperawatan pada keperawatan
psikiatri; pedoman untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta:
EGC. 1998