BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Para orang tua perlu mewaspadai adanya gejala kanker pada anak-anak. Tanggal 15 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Anak Internasional, untuk mengingatkan kita semua akan semakin meningkatnya kasus-kasus kanker anak. Diperkirakan 2-4% dari keseluruhan kanker menyerang anak- anak. Meskipun angka ini tampak kecil, tetapi kanker menyumbangkan 10% kematian pada anak-anak. Dan menurut data tahun 2007, di Indonesia setiap tahunnya ditemukan. Sumber lain menyebutkan, neuroblastoma terdiri 6-10% dari semua kanker anak dan 15% kematian akibat kanker terjadi pada anak-anak. Angka kematian mencapai 10 juta pertahun pada kelompok umur 0-4 tahun dan 4 juta pada kelompok umur 4-9 tahun. Insiden tertinggi terjadi pada awal tahun kehidupan dan beberapa kasus merupakan kelainan bawaan. Insiden terbesar di tahun pertama dan beberapa kasus adalah karena factor bawaan. Paling mendominasi adalah perempuan termasuk pada orang tua dan dewasa, tetapi hanya 10% pada kasus yang terjadi pada orang tua dari pada anak dengan umur 5 tahun. Study Eropa melaporkan 2% lebih dari 4000 kasus neuroblastoma adalah diatas 18 tahun. Pada tahun 1864 seorang fisika dari Jerman Rudolf Virchow yang pertama kali menjelaskan tumor perut pada anaka 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Para orang tua perlu mewaspadai adanya gejala kanker pada anak-anak. Tanggal 15
Februari diperingati sebagai Hari Kanker Anak Internasional, untuk mengingatkan kita
semua akan semakin meningkatnya kasus-kasus kanker anak. Diperkirakan 2-4% dari
keseluruhan kanker menyerang anak-anak. Meskipun angka ini tampak kecil, tetapi
kanker menyumbangkan 10% kematian pada anak-anak. Dan menurut data tahun 2007,
di Indonesia setiap tahunnya ditemukan.
Sumber lain menyebutkan, neuroblastoma terdiri 6-10% dari semua kanker anak
dan 15% kematian akibat kanker terjadi pada anak-anak. Angka kematian mencapai 10
juta pertahun pada kelompok umur 0-4 tahun dan 4 juta pada kelompok umur 4-9
tahun.
Insiden tertinggi terjadi pada awal tahun kehidupan dan beberapa kasus merupakan
kelainan bawaan.
Insiden terbesar di tahun pertama dan beberapa kasus adalah karena factor bawaan.
Paling mendominasi adalah perempuan termasuk pada orang tua dan dewasa, tetapi
hanya 10% pada kasus yang terjadi pada orang tua dari pada anak dengan umur 5
tahun. Study Eropa melaporkan 2% lebih dari 4000 kasus neuroblastoma adalah diatas
18 tahun.
Pada tahun 1864 seorang fisika dari Jerman Rudolf Virchow yang pertama kali
menjelaskan tumor perut pada anaka dengan sebutan “Glioma”. Karakter tumor dari
tanda –tanda pada system saraf dan medula adrenal.Pada tahun 1901 di beritakan
secara jelas melalui tahap 4s pada infant (hidup tapi tidak menyebar) yang dijelaskan
oleh William Pepper. Pada tahun 1910 James Homer Wright mengerti bahwa awal
mula terjadi tumor berasal dari sel saraf primitive dan itu dinamakan neuroblastoma.
1.2 Rumusa Masalah
1. Apakah definisi dari Neuroblastoma?
2. Apa saja yang menyebabkan terjadinya Neuroblastoma?
3. Bagaimana patofisiologi Neuroblastoma?
4. Apakah manifestasi klinis dari klien dengan Neuroblastoma?
1. Polusi udara 2. Asap rokok3. Makanan yang mengandung
banyak zat kimia berbahaya4. Pola hidup tidak sehat5. Radiasi6. Mutagen7. virus
Faktor internal
1. Cacat genetic
Menekan diafragma
MK: oliguri
Metastasis ke bagian paru
Pendarahan patachiae
Metastase ke pebuluh darah
Lanjutan
17
Dampak hospitalisasi
Kurang mengtahui tujuan tindakan perawatan yang dilakukan
Kurang mengerti tujuan tindakan
Kurang mengerti kondisi penyakit anak
Tindakan keperawatan (contoh: infasiv)
Orang tuaAnak
MK: Ketakutan
MK: Ansietas MK: kurang pengetahuan
Pertumbuhan dan perkembangan
Gangguan pada saraf
Penerimaan stimulus terganggu
MK: gangguan pertumbuhan dan perkembangan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Anamnesa
1. Data demografi
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan
penanggung biaya.
2. Keluhan utama
Pasien yang datang ke Rumah Sakit biasanya mengeluh dengan adanya gejala-
gejala awal yang terjadi seperti perut membesar, perut terasa penuh, dan nyeri
perut. Bisa juga pasien datang ke Rumah Sakit karena tumor yang sudah menyebar
di beberapa bagian tubuh seperti jika tumor sudah menyebar pada tulang. Pasien
akan mengalami nyeri tulang. Jika tumor telah menyebar ke bagian sumsum tulang
akan terjadi anemia dan memar. Jika telah menyebar di bagian kulit akan terjadi
benjolan pada kulit. Yang lebih parahnya jika tumor telah menyebar ke daerah
paru-paru akan terjadi gangguan pernapasan.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah dirawat di Rumah Sakit selama beberapa hari karena terjadi
pendarahan dan wajah tampak pucat. Pendarahan yang ditandai dengan terjadinya
patachiae.
4. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke Rumah Sakit dengan mengeluh demam tinggi dengan didukung
wajah yang pucat. Keluarnya banyak keringat juga dialami oleh pasien. Pasien
selalu mengeluh nyeri yang ditandai dengan anak selalu rewel. Namun keluarga
pasien dan pasien tidak tahu apa yang terjadi dalam t ubuhnya, seberapa parah
tumor itu telah menyebar.
3.1.2 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik berdasarkan Review of System :
1. B1 (Breath) : Sesak napas.
18
2. B2 (Blood) : Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah meningkat,
perdarahan di bawah kulit, pucat.
3. B3 (Brain) : nyeri
4. B4 (Bladder) : retensi urin
5. B5 (Bowel) : pembesaran perut, mual
6. B6 (Bone) : Rasa tidak enak badan (malaise), pembengkakan pada kaki,
pergelangan kaki atau skrotum, lelah. Terjadinya ptachiae.
3.2 Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan penyebaran tumor ke semua organ
Tujuan : Nyeri yang dirasakan pada klien berkurang
Kriteria hasil :
- Klien mengungkapkan nyeri yang dirasakan berkurang.
- Klien tidak merasa kesakitan
Intervensi Rasional
1. Kaji kebutuhan untuk
penatalaksanaan nyeri.
2. Evaluasi efektifitas penghilang nyeri
dengan derajat kewaspadaan.
3. Lakukan teknik pengurangan nyeri
nonfarmakologis yang tepat.
4. Hindari aspirin atau senyawanya
1. Mengetahui tingkat nyeri yang
dialami pasien.
2. Menurunkan derajat nyeri pada
pasien.
3. Menghindari untuk terjadinya
pendarahan pada pasien.
4. aspirin meningkatkan
kecenderungan pendarahan.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan
nafsu makan
Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dengan adekuat
Kriteria hasil :
- Antropometri: berat badan tidak turun (stabil), tinggi badan,
lingkar lengan
- Biokimia: albumin normal dewasa (3,5-5,0) g/dl
Hb normal anak (11 sampai 13 gr/dl)
19
- Clinis: tidak tampak kurus, terdapat lipatan lemak, rambut tidak
jarang dan merah
- Diet: klien menghabiskan porsi makannya dan nafsu makan
bertambah
Intervensi Rasional
1. Dorong orang tua untuk
merilekskan tekanan pada saat
makan.
2. Izinkan anak untuk memakan semua
makanan yang dapat ditoleransi.
3. Perkaya makanan dengan suplemen
nutrisi seperti susu bubuk.
4. Izinkan anak untuk terlibat dalam
persiapan dan pemilihan makanan.
1. Meningkatkan nafsu makan pada
anak
2. Memenuhi kebutuhan nutrisi yang
adekuat.
3. Susu banyak mengandung
komponen nutrisi yang dibutuhkan
oleh anak
4. untuk mendorong anak mau
makan
3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan metastase ke paru dan abdomen, adanya
tekanan pada diafragma sehingga dadat idak mengembang secara optimal
Tujuan : Pola napas efektif.
Kriteria hasil : mempertahankan pola napas efektif.
Intervensi Rasional
1. Pantau adanya pucat dan cyanosis.
2. Pantau kedalaman, kecepatan, irama dan usaha respirasi.
3. Pantau pola pernapasan. Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi
4. Berikan posisi semifowler pada pasien untuk mengoptimalkan pernapasan
1. Memastikan pasien tidak
kekurangan suplai oksigen.
2. Memastikan bahwa pasien tidak
mengalami gangguan pernapasan.
3. Untuk meningkatkan pola
pernapasan.
4. Posisi semifowler membantu
meringankan ekspansi dada
20
4. Retensi urin berhubungan dengan metastase pada kelenjar adrenal
Tujuan : pasien dapat BAK dengan normal
Kriteria hasil : jumlah urin pasien 100 cc/jam
Intervensi Rasional
1.inspeksi adanya pembesaran pada
daerah abdomen
2. kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat-obatan yang dapat
melancarkan BAK serta engurangi rasa
nyeri
1. untuk mengetahui adanya penyebaran
tumor pada kelenjar adrenal
2. hal tersebut diperlukan untuk
membntu pasien BAK
5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan, hipermetabolisme, dan
anemia.
Tujuan : pasien dapat beraktifitas secara normal
Kriteria hasil : pasien dapat mobilisasi tanpa gangguan
Intervensi Rasional
1. Berikan lingkungan tenang dan
batasi pengunjung selama perawatan,
dorong penggunaan manajemen stress
dan pengalihan yang cepat
2. Perhatikan dispneu, peningkatan
kelemahan perubahan vital,
tachycardia selama dan setelah
aktivitas.
3. Jelaskan pentingnya istirahat dalam
rencana pengobatan dan perlunya
keseimbangan aktivitas dan istirahat
4. Bantu aktivitas perawatan diri.
Berikan peningkatan aktivitas selama
fase penyembuhan.
1. Agar klien dapat merasakan tenang
dan dapat beristirahat total sehingga
dapat mendukung proses
kesembuhannya.
2.Agar kondisi pasien dapat terpantau
tiap harinya sehingga dapat menentukan
sejauh apa kemajuannya.
3. Pasien dapat patuh untuk beristirahat
sehingga dapat membantu kesembuhan
klien.
4. Pasien dapat sedikit demi sedikit
melakukan seluruh aktivitasnya seecara
mandiri
21
6. Ketakutan/kecemasan berhubungan dengan tes diagnosa, prosedur dan pengobatan.
Tujuan : Pasien tidak mengalami ketakutan yang berlebih.
Kriteria hasil : Pasien menunjukkan penurunan rasa takut yang berhubungan
dengan prosedur dan tes diagnostik.
Intervensi Rasional
1. Jelaskan prosedur dengan cermat
sesuai dengan tingkat pemahaman
anak.
2. Jelaskan tentang apa yang
dilakukan dan apa yang akan
dirasakan, dilihat dan di dengar
anak.
3. Gunakan metode mengingatkan
kembali setiap langkah sebagai
metode distraksi.
4. Jelaskan permintaan-permintaan
khusus pada anak untuk
mendorong kerjasama.
1. Memberikan informasi dan upaya
menurunkan tingkat kecemasan
dan ketakutan pada anak.
2. Mempermudah dalam melakukan
prosedur pengobatan.
3. Untuk meningkatkan rasa control,
mendorong kerjasama dan
mendukung keterampilan koping
anak.
4. Diharapkan anak dapat koopertif
dalam pelaksanaan tindakan
7. Resiko ketidak efektifan penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan
ketidakcukupan pengetahuan tentang kondisi perawatan mata, pengobatan, tehnik
keamanan, pembatasan aktifitan dan perawatan tindak lanjut
Intervensi Rasional
1. Memberikan health education
pada klien dan keluarga
2. informasikan pada keluarga tata
cara tentang perawatan klien
agar mempercepat proses
penyembuhan
1. Supaya klien dan keluarga bisa
melakukan pencahan dan perawatan
diri
2. peran keluarga sangat penting bagi
proses penyembhan klien, baik dari
segi perhatian maupun perawatan
fisik.
22
8. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak
Tujuan : anak dapat tumbuh dan berkembang denga normal
Kriteria hasil :periode tumbuh dan kembang anak berlangsung secara teratur sesuai
dengan masa-masa pada periodenya
Intervensi Rasional
1.kaji gerak kasar atau motorik kasar
2. kaji gerak halus atau motorik halus
pada anak
3. Kaji gangguan bicara dan bahasa
pada anak
4. kaji sosialisasi dan kemandirian
pada anak
1. hal ini berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan
pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan otot-otot besar seperti
duduk, berdiri, dan sebagainya
2. berhubungan dengan kemampuan
anak melakukan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu yang
dilakukan oleh otot kecil tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat,
seperti menulis, mengamati sesuatu dan
sebagainya
3. hal ini berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respon
terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah, dan
sebagainya.
4. berhubungan dengan kemampuan
mandiri anak (makan sendiri,
memberskan mainan sendiri),
bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya dan sebagainya
23
Tinjauan Kasus
Seorang Ibu membawa anak M laki-laki yang berumur 2,5 tahun dengan berat
badan 8 kg,suhu 39 C,RR = 40 x /menit, bagian tubuh tertentu memerah. .Anak sesak
napas serta nafsu makan menurun. Datang ke Rumah Sakit dengan keluhan nyeri
karena pembesaran abdomen. Anak mengalami kelelahan atau lemas selama 3
minggu. Bayi juga terdengar sangat rewel dan mengalami hipertermi. Keluarga
khawatir dan terus bertanya pada petugas kesehatan tentang keadaan anak.
Berdasarkan hasil anamnesa, ibu menceritakan bahwa kakeknya dulu operasi bedah
kanker paru.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Data demografi
Nama : M
Usia : 1,5 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Jl. Merdeka II/12
Status perkawinan : -
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Lama bekerja : -
MRS : 3 November 2009
2. Keluhan utama
Nyeri pada daerah abdomen.
3. Riwayat penyakit dahulu
Anak M pernah mengalami meningokel saat baru lahir, sempat dilakukan
operasi dan akhirnya sembuh. Semenjak saat itu, meningokelnya tidak pernah
kambuh lagi, akan tetapi anak sering mengalami gejala seperti kejang.
4. Riwayat penyakit sekarang
Kadang-kadang anak M tiba-tiba kejang tanpa sebab. Selain itu, wajah anak M
tampak pucat, rewel, dan hipertermi. Anehnya, ketika diberikan obat penurun
panas, suhu badan anak tidak kunjung normal.
24
5. Riwayat penyakit keluarga
Kakek pernah menjalani operasi bedah kanker paru.
6.Riwayat Psikososial :
a. Orang tua klien mengungkapkan kecemasannya.
b. Orang tua klien meminta informasi tentang tindakan yang dilakukan.
c. Orang tua klien sering bertanya tentang penyakit anaknya.
d. Orang tua tampak gelisah
e. Klien selalu menangis.
f. Tampak penonjolan pada daerah abdomen.
Pemeriksaan Fisik
B1 (Breath) : Terjadinya sesak napas.
B2 (Brain) : Mengalami hipertermi
B3 (Blood) : Tekanan darah meningkat.
B4 (Bowel) : Mengalami kejang perut
B5 (Bladder) : Nyeri saat BAK.
B6 (Bone) : Lemah atau malaise dan rewel
25
Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : nyeri
DO: anak menangis dan
rewel
Tumor menyebar ke daerah
abdomen
Penekanan pada syaraf
Nyeri
Tumor telah bermetastase ke
daerah abdomen sehingga
anak merasa nyeri pada
abdomen
DS: anak merasa gerah
DO: suhu tubuh meningkat
menjadi 39 C
Infeksi pada abdomen
Hipertermi
Infeksi yang menebar
menyebabkan hipertermi
DS: anak merasa sulit
bernapas
DO: RR meningkat menjadi
Metastase ke bagian paru
Epinefrin & RR meningkat
Sirkulasi O2 tidak sempurna
Sesak
Pola napas tidak teratur
.Ketidakefektifan pola nafas
DS: -
DO: Keluarga terus
menanyakan kondisi
anaknya
Benjolan di abdomen
Bayi rewel
Keluarga terus menanyakan kondisi anak
Anxietas
DS: tubuh anak memerah
DO: infeksi
Infeksi pada kanker yang
meluas
Hipertermi dan memerah
Resiko tinggi infeksi meluas
pada jaringan tubuh yang
lain
DS: Anak tidak mau makan
DO: Nafsu makan menurun
Metastase ke bagian perut Resiko tinggi kekurangan
nutrisi
26
Distensi abdomen
Menekan diafragma
Mual
DS: anak merasa lemas
DO: kelelahan
Kanker menyebar ke korda
spinalis
Pendarahan patachia
Kelemahan lengan dan
tungkai
Intoleransi aktivitas
. Intoleransi aktivitas
DS: -
DO: tingkat pengetahuan
mengenai kesahatan sangat
kurang.
Operasi pembedahan
Bayi dibawa pulang
Kurangnya pengetahuan
keluarga
DS: -
DO: berat badan menurun
dan keterlambatan tumbuh
kembang
Metastase kanker ke
sumsum tulang
Gangguan pembentukan darah
Menghambat proses tumbuh kembang anak
Gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak
27
Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan metastase tumor di bagian abdomen
Tujuan : nyeri berkurang, kenyamanan anak tidak terganggu
Kriteria hasil : anak tidak merasakan nyeri setelah dilakukan tindakan
Intervensi Rasional
1. Tanyakan pasien tentang
nyeri. Tentukan karakteristik
nyeri (P,Q,R,S,T). Misal :
Terus-menerus, sakit
menusuk, terbakar. Buat skala
nyeri 0-10 rentang
intensitasnya.
2. Kaji pertanyaan verbal dan
non verbal nyeri pasien
3. Berikan tindakan
kenyamanan. Misal : sering
ubah posisi, pijat punggung,
sokongan bantal, dorong
penggunaan teknik relaksasi,
misal : visualisasi, bimbingan
imajinasi danaktivitas hiburan
yang tepat
4. Berikan analgetik rutin sesuai
indikasi.
1.Membantu dalam mengevaluasi
gejala nyeri karena kanker yang dapat
melibatkan visera, saraf atau jaringan
tulang. Penggunaan skala rentang
membantu pasien dalam mengkaji
tingkat nyeri dan memberikan alat
unutk evaluasi keefektifan analgetik,
meningkatkan kontrol nyeri.
2. Ketidak sesuaian antara petunjuk
verbal atau non verbal dapat
memberikan petunjuk derajat nyeri,
kebutuhan / keefektifan intervensi.
3. Meningkatkan relaksasi dan
pengalihan perhatian. Menghilangkan
ketidak nyamanan dan meningkatkan
efek terapeutik analgesik.
4. Mempertahankan kadar obat lebih
konstan menghindari “puncak”
periode nyeri, alat dalam
menyembuhkan otot.
28
b. Hipertermi (peningkatan suhu badan) berhubungan dengan infeksi.
Tujuan : menurunkan suhu badan
Kriteria hasil : suhu badan anak normal yaitu 36-37 C
Intervensi Rasional
1.Kaji suhu anak
2.Kolaborasi dengan dokter serta tim
farmasi untuk pemberian obat
antipiretik
1.Memastikan kondisi anak normal,
serta mengetahui kemungkinan
terjadinya gejala dari infeksi.
2.Hal ini digunakan untuk menurunkan
panas anak
c.Ketidakefektifan pola nafas berhubungan metastase ke paru dan abdomen,
adanya tekanan pada diafragma sehingga dada idak mengembang secara optimal
Tujuan : Pola napas efektif.
Kriteria hasil : mempertahankan pola napas efektif.
Intervensi Rasional
1.Pantau adanya pucat dan cyanosis.
2.Pantau kedalaman, kecepatan, irama dan usaha respirasi.
3.Pantau pola pernapasan. Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi
4.Berikan posisi semifowler pada pasien untuk mengoptimalkan pernapasan
1.Memastikan pasien tidak
kekurangan suplai oksigen.
2.Memastikan bahwa pasien tidak
mengalami gangguan pernapasan.
3.Untuk meningkatkan pola
pernapasan.
4.Posisi semifowler membantu
meringankan ekspansi dada
29
d.Anxietas berhubungan dengan kondisi bayi yang terus rewel dan kejang-kejang.
Tujuan : Mengurangi frekuensi kejang pada bayi.
Kriteria hasil : Anak berhenti kejang perut dan rewel.
Intervensi Rasional
1. Kolaborasi pemberian obat-obat anti
kejang.
2. Observasi TTV, suhu tubuh.
3. Berikan cairan infuse.
4. Berikan informasi kepada ibu atau orang
tua si bayi untuk selalu berada di dekat
anak.
1.Mengurangi frekuensi kejang pada
pasien
2.Mengetahui kondisi pasien
3.Pemenuhan kebutuhan cairan yang
adekuat.
4.Mengurangi ketakutan dan
kecemasan yang dirasakan oleh anak
e.Risiko tinggi infeksi meluas keseluruh jaringan tubuh berhubungan dengan
pengaruh pendarahan karena metastase di dalam sumsum tulang.
Tujuan : Infeksi tidak menyebar dan menimbulkan perdarahan
Kriteria hasil : Pasien tidak menunjukkan bukti-bukti pendarahan serta tidak
adanya pethacie.
Intervensi Rasional
1. Gunakan semua tindakan untuk
mencegah infeksi.
2. Batasi aktifitas keras.
3. Libatkan anak dalam tanggung
jawab untuk membatasi aktifitas
bila jumlah trombosit turun .
1. Infeksi menyebabkan
kecenderungan pendarahan.
2. Aktifitas keras dapat
menyebabkan cedera yang tidak
disengaja.
3. Memberikan dorongan
kepatuhan akan prosedur
pengobatan.
30
f.Resiko tinggi kekurangan nutrisi berhubungan dengan hilangnya nafsu makan.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil : Berat badan normal, nafsu makan meningkat, kadar
albumin dan glukosa dalam darah normal.
Intervensi Rasional
1. Kaji kemampuan pasien untuk
makan, batuk, dan mengatasi sekresi
2. Timbang BB sesuai indikasi
3. Tingkatkan kenyamanan
lingkungan yang baik untuk
sosialisasi saat makan
4. Berikan makan dalam jumlah kecil
dan dalam waktu yang sering dan
teratur.
1.Faktor ini menentukan
pemilihan jenis makanan hingga
pasieen terlindungi dari aspirasi.
2.Mengevaluasi keefektifan atau
mengubah kebutuhan pemberian
nutrisi.
3.Perbaikan lingkungan dan
sosialisasi waktu makan dapat
meningkatkan pemasukan dan
menormalkan fungsi makanan.
4.Meningkatkan proses
pencernaan dan toleransi pada
pasien terhadap nutrisi yang
diberikan.
31
g. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan suplai oksigen ke jaringan menurun
Tujuan : Klien dapat melakukan aktivitas sehari-harinya dengan normal
Kriteria hasil : klien terlihat sehat, tidak mengalami malaise.
Intervensi Rasional
1. Berikan lingkungan tenang dan batasi
pengunjung selama perawatan, dorong
penggunaan manajemen stress dan
pengalihan yang cepat
2. Perhatikan dispneu, peningkatan
kelemahan perubahan vital, tachycardia
selama dan setelah aktivitas.
3. Jelaskan pentingnya istirahat dalam
rencana pengobatan dan perlunya
keseimbangan aktivitas dan istirahat
4. Bantu aktivitas perawatan diri. Berikan
peningkatan aktivitas selama fase
penyembuhan.
1.Agar klien dapat merasakan tenang dan
dapat beristirahat total sehingga dapat
mendukung proses kesembuhannya.
2.Agar kondisi pasien dapat terpantau
tiap harinya sehingga dapat menentukan
sejauh apa kemajuannya.
3.Pasien dapat patuh untuk beristirahat
sehingga dapat membantu kesembuhan
klien.
4.Pasien dapat sedikit demi sedikit
melakukan seluruh aktivitasnya seecara
mandiri
h. Kurang pengetahuan keluarga terhadap penyakit yang diderita anak yang
menyebabkan mereka cemas.
Tujuan : Orang tua mengerti penyakit yang diderita anak.
Kriteria hasil : Orang tua tidak merasa cemas terhadap kondisi anak
Intervensi Rasional
1.Beri kesempatan orang tua untuk mengekspresikan kesedihannya dan bertanya mengenai kondisi anaknya
2.Jelaskan tentang kondisi penderita, prosedur, terapi dan prognosanya.
3.Ulangi penjelasan tersebut bila perlu dengan contoh bila keluarga belum mengerti
1.Keluarga dapat mengemukakan perasaannya sehinnga perasaan orang tua dapat lebih lega selain itu mereka mendapat pengetahuan baru
2.Pengetahuan kelurga bertambah dan dapat mempersiapkan keluarga dalam merawat klien setelah pembedahan.
3.Keluarga dapat menerima seluruh informasi agar tidak menimbulkan salah
32
persepsI
i.Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kebutuhan positioning, deficit stimulasi dan perpisahan.
Tujuan : Anak mendapat stimulasi perkembangan
Kriteria hasil :
a. Bayi/anak berespon terhadap stimulasi yang diberikan.b. Bayi/anak tidak menangis berlebihanc. Orang tua dapat melakukan stimulasi perkembangan yang tepat untuk
bayi/anaknya.
NO Intervensi Rasional1.
2.
3.
Ajarkan orang tua cara merawat bayinya dengan memberikan terapi pemijatan bayi.Posisikan bayi prone atau miring ke salah satu sisi.Lakukan stimulasi taktil/pemijatan saat melakukan perawatan kulit.
1. Agar orang tua dapat mandiri dan menerima segala sesuatu yang sudah terjadi.
2. Untuk mencegah terjadinya luka infeksi dan tekanan terhadap luka.
3. Untuk mencegah terjadinya luka memar dan infeksi yang melebar disekitar luka.
j..Intervensi Perawatan Dalam Mengatasi Dampak Hospitalisasi
Fokus intervensi keperawatan pada hospitalisasi adalah:
1) mengurangi stressor
2) memaksimalkan manfaat hospitalisasi memberikan dukungan psikologis pada
anggota
keluarga
3) mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit
1. Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress
Dapat dilakukan dengan cara mencegah atau mengurangi dampak perpisahan,
perasaan kehilangan kontrol dan meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh
dan rasa nyeri
33
2. Upaya mengurangi dampak perpisahan
Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak,memodifikasi ruang
perawatan serta menjalin hubungan melalui surat menyurat dan bertemu teman sekolah
3. Mencegah perasaan kehilangan kontrol:
Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif, bila anak diisolasi lakukan
modifikasi lingkungan,buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain dan memberi
kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua dalam perencanaan
kegiatan
4. Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri
Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang
menimbulkan rasa nyeri, lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak,
menghadirkan orang tua bila memungkinkan, tunjukkan sikap empatie. Pada tindakan
elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang dilakukan melalui cerita, gambar.
Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan psikologis anak menerima informasi ini
dengan terbuka.
5. Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak
Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk
belajar, memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak,
meningkatkan kemampuan kontrol diri, memberi kesempatan untuk sosialisasi dan
memberi support kepada anggota keluarga.
6. Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit
Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak dan mengorientasikan situasi
rumah sakit.
Pada hari pertama lakukan tindakan :
a. Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya
b. Kenalkan pada pasien yang lain.
c.Berikan identitas pada anak.
34
d. Jelaskan aturan rumah sakit.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Neuroblastoma adalah kanker pada sistem saraf yang sering ditemukan pada masa
kanak-kanak. Neuroblastoma bisa tumbuh di berbagai bagian tubuh. Kanker ini berasal
dari jaringan yang membentuk sistem saraf simpatis (bagian dari sistem saraf yang
mengatur fungsi tubuh involunter/diluar kehendak, dengan cara meningkatkan denyut
jantung dan tekanan darah, mengkerutkan pembuluh darah dan merangsang hormon
tertentu). Neuroblastoma paling sering berasal dari jaringan kelenjar adrenal di perut.
Kanker ini biasanya segera menyebar ke kelenjar getah bening, hati, tulang dan sumsum
tulang. Sekitar 75% kasus ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 5 tahun.
Neuroblastoma terjadi pada 1 diantara 100,000 orang dan agak lebih sering menyerang
anak laki-laki. Serta pengobatan utamanya adalah dengan pembedahan. Pembedahan
berdasarkan stadium yang dialami klien.
4.2 Saran
1. Hendaknya mewaspadai terhadap gejala-gejala neuroblastoma agar penanganannya
tidak terlambat.
2. Sebagai perawat hendaknya mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan rencana keperawatan pada penderita Neuroblastoma..
35
DAFTAR PUSTAKA
Bai, Nining. 2009. Asuhan Keperawatan WebBlog. 13 november 2009.
http://askep.blogspot.com/2009html
Indriasmoko, Ferry. 2009. Bayi 28 Hari Terkena Neuroblastoma. 12 November 2009.
http://belajar-mri.blogspot.com
Kusmawa, Eka. 2009. Gejala Kanker Pada Anak. 12 November 2009.
www.rumahkanker.com
Kusmawa, Eka. 2009. Gejal-gejala Tumor/Kanker Otak. 12 November 2009.
www.rumahkanker.com
Lacayo, NJ. 2009. Neuroblastoma: follow-up. 13 November 2009. www.emedicine.com
Permono, Bambang dkk. 2006. Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak. IDAI: Jakarta
Wilkinson, JM. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC: Jakarta
Wong, DL. 2004. Pedoman klinik Keperawatan Pediatrik. EGC: Jakarta
_________. 2007. Opsi Pengobatan Overview Neuroblastoma. 13 November 2009.
www.vitadocs.com
_________. 2007. Progresif/rukuren Neuroblastoma. 13 November 2009.
www.vitadocs.com
_________. 2008. Neuroblastoma. 12 November 2009. www.klikdokter.com
_________. 2009. Neuroblastoma. 12 November 2009. www.medicastor.com
_________. 2009. Neuroblastoma. 13 November 2009. www.wikiipadia.com