ASUHAN KEPERAWATAN PADA HIV/AIDS Tim KMB
ASUHAN KEPERAWATAN PADA HIV/AIDS
Tim KMB
Pengertian HIV
H: Human, manusiaI : Immunodeficiency, kekurangan kekebalan
tubuhV: Virus, Merupakan virus yang merusak kekebalan tubuh manusia.Virus hanya terdiri dari atas sekeping materi genetik dalam wadah yang terbuat dari lemak dan protein.Virus membuat host dan replikaTermasuk retro-virus.
Jenis HIV
HIV 1- Ditemukan 1983- Menyebar ke seluruh dunia
HIV 2- Ditemukan di Afrika tahun 1986
Pengertian AIDS
A: Acquired, diperoleh/didapat
I : Immuno, kekebalan tubuh
D: Deficiency, kekurangan
S: Syndrome, gejala
Merupakan sekumpulan gejala /penyakit akibat ketidakmampuan sistem pertahanan tubuh yang diperoleh atau didapat.
Sel reseptor:
1. Limfosit
2. Monosit
3. Makrofag
Enzim:
1. Reverse transkriptase
2. Integrase
3. Protease
1200
1100
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
00 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1:512
1:256
1:128
1:64
1:32
1:16
1:8
1:4
1:2
0
InfeksiPrimer Sindrom HIV Primer
Gejalakonstitusi
InfeksiOportunistik
Infeksi laten
Kematian
Weeks Years
Pla
sma
Vir
emia
Tit
er
( )
CD
4 T
Cel
ls/m
m3
()
Perjalanan Infeksi HIV
Cairan tubuh yang infeksius HIV
Risiko tinggi
Darah
Cairan mani
Cairan vagina
ASI
Potensial berisiko (OPIM= other potentially infectious material)
• Cairan serebrospinal• Cairan amnion• Cairan pleura• Cairan peritoneal• Cairan perikardial• Cairan sendi
• cairan serviks• muntah• feses• air liur• keringat• air mata• Urin• Cairan nasal• sputum
Tidak dianggap infeksius,kecuali terkontaminasi darah yang terlihat
Cara penularan HIV
Hubungan seksual
Transfusi darah
Jarum suntik
Ibu hamil
Kelompok Resiko Tinggi
Individu yang sering berganti-ganti pasangan dalam melakukan hub sex.
Penjaja seks dan pelanggannya
Pengguna jarum suntik secara bersama-sama
Bayi yang dikandung ibu yang terinfeksi
Orang yang memerlukan darah secara teratur (c/ hemofilia)
Infeksi Melalui Hub Seks
Resiko penularan pria ke wanita lebih besar dibandingkan wanita ke pria.
Seks anal lebih beresiko
Pencegahan infeksi dicapai dengan memakai kondom secara tepat.
Pathogenesis
HIV menyerang sel CD4 (T helper Lymphosit)
Virus membuat ribuan replikasi pada satu sel.
Replika HIV selalu berbeda.
DERAJAT HIV(WHO) :Fase Klinik 1:
1. Asymptomatic
2. Persistent generalised lymphadenopathy
3. Acute retroviral seroconvertion syndrome: - Gejala: demam, radang kerongkongan,
sakit kepala, ruam kulit, nyeri otot, - Hasil belum menunjukkan HIV +
Derajat II
- BB menurun < 10 %- Minor mucocutaneous manifestation,
e.g.prurigo, fungal nail, oral ulceration, - Herpes zoster - Infeksi saluran napas atas berulang
Fase klinik III:
Bergejala, aktifitas masih normal • BB menurun > 10 %- Kronik diare tidak jelas penyebabnya >1 month- Demam terus menerus > 1 month- Oral candidiasis- Oral hair leukopenia- Pulmonary tb - Infeksi bakteri berat : pneumonia, pyomyositis
Fase Klinik IV
Kelompok IV: Berkembangnya penyakit-penyakit seperti:
- Penyakit saraf- Infeksi-infeksi oportunistik- Keganasan/neoplasma : lymphoma,Kaposi’s
sarcoma- HIV encephalopathy- Extrapulmonary TB
Tahap Infeksi Lanjut
Gejala Utama:1. Turunnya berat badan sampai lebih dari 10% BB
biasa tanpa sebab yang jelas2. Diare yang terus-menerus selama lebih dari satu
bulan.3. Demam yang terus menerus selama lebih dari
bulan4. Penyakit pernafasan yang tidak biasa5. Gangguan saraf-khususnya dimensia
Gejala minor:1. Kandidiasis mulut2. Oral Hairy Leoplakia (OHL) adanya garis-garis putih
vertikal pada sisi lidah3. Dermatosis pruritic tanpa sebab khusus4. Herpes zoster5. Infeksi jamur atau bakteri yang meluas pada kulit.
AIDS jika memiliki 2 atau lebih gejala utama dan paling sedikit satu gejala minor.
Deteksi Infeksi HIV
Antibodi terdeteksi dengan pemeriksaan lab setelah 3 – 6 bulan terinfeksi HIV
Uji Antibodi:
1. ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay)
2. Western blot• Uji Antigen
1. Antigen P24
2. Uji Reaksi Rantai Polimerasi (PCR)
Interpretasi Uji Antibodi HIV
Bila +: mempunyai antibodi terhadap virus HIV.HIV +
Bila +: dapat menularkan ke orang lain
Bila -: a. Belum terinfeksi HIV, atau
b. Terinfeksi HIV dalam periode
jendela
ELISA +, perlu konfirmasi
Bila -: uji ulang 3 – 6 bulan
Opportunistic infection %candidiasis(oropharyngeal, esophageal) 40Pulmonary tuberculosis 37.1Chronic diarrhea 27.1Bacterial pneumonia 16.7Toxoplasma encephalitis 12Extrapulmonary tuberculosis 11.8Herpes zoster 6.3Bacterial endocarditis 5.7
Pokdisus 2004
Opportunistic infection < 2%Cryptococcal meningitisCMV retinitisPneumocystis pneumoniaMycobacterium avium complex lymphadenitisMalignant lymphomaGenital warts
Pokdisus 2004
Prinsip penatalaksanaan HIV/AIDS
Pengobatan dasar
Pengobatan infeksi oportunistik
ARV
Pengobatan suportif
Memperbaiki keadaan umum ODHA (orang dengan HIV/AIDS)
Gizi
Dukungan psikososial
Obat simptomatik
Agar ODHA dapat melakukan aktivitas
Pengobatan
Menghambat perkembangan virus: Azodothimidine (AZT), DDI (Dideoxynosine), DDC (Dideoxycytidine)
Pengkajian
Aktivitas- Gejala: mudah lelah, gangguan pola tidur- Tanda: Tonus otot lemah
Sirkulasi- Gejala:Perdarahan lebih lama, - Tanda:Takikardia, perubahan TD, sianosis
Integritas ego- Gejala: faktor stress karena kehilangan, i.e dukungan
keluarga, keuangan, gaya hidup- Tanda:Denial, cemas, depresi, takut, menarik diri
Eliminasi:- Gejala:Diare, nyeri saat berkemih (di saluran kemih)- Tanda:Diare, perubahan urin, warna, karakteristik
Nutrisi/cairan- Gejala: Anoreksi, nause/vomiting,nyeri saat
menelan.- Tanda:Peningkatan peristaltik usus, Penurunan BB
Hygiene: - Gejala: Tidak mampu memenuhi ADL- Tanda: Defisit perawatan diri
Neurosensori:- Gejala: sakit kepala, perubahan status mental, tremor- Tanda:Perubahan status mental
Nyeri:- Gejala:Nyeri, rasa terbakar, sakit kepala- Tanda: Bengkak pada sendi, nyeri pada nodul, penurunan
ROM
Respirasi- Gejala: Nafas pendek, batuk- Tanda: Takipnea, perubahan bunyi nafas, sputum
Keamanan:- Gejala:Riwayat jatuh, transfusi darah, infeksi
(IMS), demam berulang.- Tanda: Perubahan integritas kulit, abses,
pembesaran nodul
Seksualitas:- Tanda:hamil yang beresiko, genitalia??- Gejala: riwayat resti: partner sex,
penurunan libidoInteraksi sosial:
- Tanda: Perubahan interaksi keluarga,- Gejala:Isolasi, kesepian, partner/teman yang
meninggal karena AIDS.
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko infeksi b. d penurunan imunitas tubuh2. Resiko defisit volume cairan b. d pengeluaran cairan yang
berlebihan3. Pola nafas tidak efektif/gangguan pertukaran gas b. d
kerusakan otot pernafasan, penurunan ekspansi paru4. Resiko injuri/gangguan pembekuan darah b. d penurunan
absorbsi vit K, gangguan fungsi hati5. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d
gangguan pencernaan, metabolisme nutrisi, peningkatan metabolisme
6. Nyeri b. d inflamasi jaringan
7. Kerusakan integritas kulit b. d defisit imunologi
8. Gangguan membran mukosa mulut b. d dehidrasi, defisit imunologi (candida),malnutrisi
9. Kerusakan integritas kulit b. d dermatitis.
10. Fatique b. d penurunan produksi metabolisme energi, peningkatan kebutuhan energi.
11. Cemas b. d perubahan kesehatan, sosial
ekonomi.
12. Isolasi sosial b. d perubahan fisik.
13. Powerlessness b. d proses berduka tidak
komplit.
14. Kurang pengetahuan b. d kurang informasi.
Asuhan individual pasien dengan HIV
Kebutuhan akan pernapasan yang memadai
Kebutuhan akan hidrasi yang cukup
Kebutuhan akan eliminasi urin dan feses.
Kebutuhan akan nutrisi yang adekuat.
Kebutuhan akan istirahat dan tidur yang cukup.
Kebutuhan dikaitkan dengan proses meninggal.
Kebutuhan akan pernapasan yang memadai
Masalah potensial Kemungkinan penyebab
Dispnu, hipoksia, takipnu, sianosis
Batuk , confusion
Pneumonia (karena Pnuemocystic)
TB paruAdanya neoplastik, caused by Kaposi’s sarcoma, lymphomaAnemia
Tujuan : Untuk mengoptimalkan fungsi respirasi
Mempertahankan pasien teroksigenasi dengan baik
Pengkajian:• Kaji tanda vital• Kaji warna, upaya bernapas, suara napas , produksi
sputum, status mental.• Kolaborasi : nilai ABG • Observasi setiap tanda COPD
Intervensi keperawatan
Posisi : Posisi pasien dapat memfasilitasi fungsi napas. Duduk tegak dikursi dengan bantal untuk menyangga, jika lelah.
Oksigen: tergantung nilai ABG: masker, kanula hidung.
Keselamatan pasien: perawat harus mengkaji keseleamatan pasien jika pasien bingung.
Pendidikan pasien : napas dalam, batuk, latihan relaksasi.
Oral hygiene : berkumur menggunakan cairan kumur2 (povidone Iodine, Gargarisma Khan dll karena O2 dapat mengeringkan mukosa membran.
Evaluasi: • Fungsi respirasi optimal: ABG• Gejala menurun, seperti batuk, dispnu• Evaluasi setiap efek samping pengobatan.
Kebutuhan akan nutrisi secara adekuat Masalah yang mungkin Kemungkinan penyebab
BB menurun tanpa sebab jelas
BB menurun akibat terapi
Malnutrisi
Intake makanan menurun
Hilangnya massa otot, lipodistrofi,and gangguan metabolisme lain
Katabolism berhub dgn penyakit HIV (HIV wasting syndrome) dan atau akibat penyakit oportunistik: TB, keganasan
Terapi ARV
Diare dan malabsorpsi karena macam2 infeksi seperti Kandidiasis, Kriptosporidiosis
Disfagia, anorexia, diare, nausea, muntah, infeksi dan ulserasi esofagus
Perubahan metabolik dikaitkan dengan HIVARV
Intervensi keperawatan : nutrisi oral
Kaji kemampuan pasien makan.
Pasien dengan gangguan napas mungkin
tidak mampu mengunyah dan menelan
seperti orang normal, mintalah untuk makan
perlahan-lahan.
Kolaborasi untuk terapi anti emetik mis: metoclopramide
Jika asupan per oral tidak mencukupi, pasang nutrisi enteral dan intra vena.
Penugasan
Selesaikan rencana keperawatan untuk pasien HIV/AIDS sesuai dengan masalah keperawatan yang telah disebutkan sebelumnya.
Sampaikan segera, jangan ditunda.