BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelompok Khusus 2.1.1 Definisi Kelompok Khusus Kelompok khusus adalah sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik, mental maupun sosialnya budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri (Rofii, 2010). Kelompok khusus merupakan sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan antara lain : a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhan seperti : ibu hamil, bayi baru lahir, anak balita, anak usia sekolah dan lansia atau lanjut usia. b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelompok Khusus
2.1.1 Definisi Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah sekelompok masyarakat atau individu yang
karena keadaan fisik, mental maupun sosialnya budaya dan ekonominya
perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehatan dan
asuhan keperawatan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka
dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri
(Rofii, 2010).
Kelompok khusus merupakan sekumpulan individu yang
mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan antara lain :
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai
akibat perkembangan dan pertumbuhan seperti : ibu hamil, bayi baru
lahir, anak balita, anak usia sekolah dan lansia atau lanjut usia.
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, antara lain : kasus
penyakit kelamin, tuberculosis, AIDS, kusta dan lain – lain. ( Rofii,
2010)
2.1.2 Keperawatan pada Kelompok Khusus
Merupakan upaya di bidang keperawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan kepada kelompok-kelompok individu yang mempunyai
kesamaannya jenis kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan rawan
terhadap masalah kesehatan tersebut, yang dilaksanakan secara
berorganisasi dengan tujuan meningkatkan kemampuan kelompok dan
derajat kesehatannya, mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan
tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, yang ditujukan kepada
mereka yang tinggal dipanti kepada kelompok-kelompok yang ada
1
dimasyarakat, diberikan oleh tenaga kesehatan dengan pendekatan
pencegahan masalah melalui proses keperawatan (Effendy, 1998).
2.1.3 Pelayanan Kelompok Khusus di Masyarakat
Pelayanan kelompok khusus di masyarakat, dilakukan melalui
kelompok-kelompok yang terorganisir dengan melibatkan peran serta aktif
masyarakat, melalui pembentukan kader kesehatan di antara kelompok
tersebut, yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan oleh puskesmas,
yang telah berjalan dewasa ini kita kenal dengan sebutan desa wisma.
Disamping itu lahan pembinaan kelompok-kelompok khusus di masyarakat
dapat dilakukan melalui posyandu terhadap kelompok ibu hamil, bayi dan
anak balita, dan kelompok-kelompok lainnya yang mungkin dapat
dilakukan. ( Effendy, 1998).
2.2 Konsep Ibu Hamil
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi
terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita
hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-
minggu awal) dan kemudian menjadi janin sampai kelahiran (Astria, 2009).
Kehamilan adalah masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung
dari pertama haid terakhir (Prawiroharjo, 2006). Kehamilan adalah rangkaian
peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya
berkembang sampai fetus yang aterm (Guyton, 1997).
2.3 Tanda dan Gejala Kehamilan
2.3.1 Bukti Subjektif (presumtif)
1. Amenore
Bagi wanita normal yang mengalami menstruasi teratur, amenore
merupakan salah satu bukti dini kehamilan, terutama bila gejala-gejala
Dasolin adalah untuk masyarakat yang pasangan usia subur, juga ibu
yang mempunyai balita dianjurkan menabung yang kegunaan untuk
membantu ibu tersebut saat hamil lagi. Sedangkan Tabulin hanya untuk ibu
hamil saja. Tapi kalau misalkan Tabulinnya sedikit, bisa dibantu dengan
Dasolin tersebut.
Dasolin merupakan suatu upaya pemeliharaan kesehatan diri, oleh, dan
untuk masyarakat yang diselenggarakan berdasarkan azas usaha bersama dan
kekeluargaan dengan pembiayaan secara pra upaya dan bertujuan untuk
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat terutama ibu hamil.
Ciri khas Dasolin adalah dana yang berasal dari masyarakat dalam bentuk
uang atau modal dan benda yang dikelola oleh masyarakat untuk kepentingan
dan kesehatan masyarakat terutama ibu hamil.
Tujuan Dasolin :
1. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama ibu hamil
3. Memotivasi masyarakat, untuk menyisihkan sebagian dananya untuk
ditabung, yang kegunaannya untuk membantu ibu tersebut saat hamil
lagi.
4. Terselenggaranya pemeliharaan kesehatan yang bermutu, berhasil
guna dan berdaya guna.
5. Tersedianya dana yang dihimpun secara pra upaya atu azas gotong
royong
6. Terwujudnya pengelolaan yang efisien dan efektif oleh lembaga
organisasi masyarakat yang melindungi kepentingan peserta
Dasolin merupakan salah satu bentuk peran serta kemandirian masyarakat
dalam bidang kesehatan. Penyelenggaraannya dipelihara melalui kelompok
mayarakat yang terorganisasi, seperti RT/RW, LKMD/PKK, paguyuban,
pengajian, dan koperasi.
Ciri-ciri penyelenggaraan:
23
1. Secara gotomg royong. Penyelenggaraan dasolin sebagai usaha
bersama dengan asas kekeluargaan diantara peserta.
2. Secara musyawarah mufakat. Setiap keputusan penyelenggaraan
dasolin didasarkan atas musyawarah anggotanya.
3. Secara manajemen terbuka. Dasolin merupakan upaya m,asyarakat
secara gotong royong, maka manajemennya dilakukan secara terbuka.
4. Dasolin dalam kegiatan ekonomi.penyelenggaraan dasolin akan terus
bertahan jika dikaitkan dengan upaya ekonomi, misalnya keterikata
usaha koperasi.
Penyelenggaraan dasolin dapat dilakukan untuk pemeliharaan kesehatan
ibu dan anak. Pemeliharaan kesehatan melalui dana sehat dapat dilakukan
pada ibu hamil. Kontribusi dana berasal dari keluarga atau ibu rumah tangga.
Peserta dasolin adalah ibu dan keluarga, sedangkan pelaksana pelayanan
adalah tenaga kesehatan, terutama bidan, dokter, dan perawat.
24
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
PADA KELOMPOK IBU HAMIL
4.1 PENGKAJIAN
a. Data Inti
1. Sejarah
Apa yang didapat dari pengamatan sementara di wilayah tersebut ?
Tanyakan mengenai sejarah wilayah tersebut kepada tetua atau
tokoh masyarakat
2. Demografi
Tipe orang apa yang dijumpai pada kelompok ibu hamil ?
termasuk data mengenai usia, jenis kelamin dan piramida
penduduk.
b. Data SubSistem
1. Fisik dan lingkungan
Keadaan lingkungan atau geografis, batas wilayah, peta wilayah,
iklim dan kondisi perumahan.
2. Pendidikan
Identifikasi berbagai jenis institusi pendidikan yang ada serta
ketersediaan program KB
3. Komunikasi
Identifikasi berbagai jenis komunikasi yang digunakan oleh ibu
hamil termasuk komunikasi melalui media cetak dan elektronik.
4. Kesehatan dan pelayanan social
Unit pelayanan kesehatan yang tersedia baik modern maupun
tradisional, tenaga kesehatan, home care, tempat pelayanan sosial,
serta kesehatan jiwa komunitas
5. Keamanan dan transportasi
25
Bagaimana ibu hamil berpergian ? Apa jenis transportasi umum
dan pribadi yang digunakan oleh para ibu hamil ?Apa jenis
pelayanan perlindungan yang tersedia untuk ibu hamil? Apakah
kualitas udara termonitor ? Apa jenis kejahatan pada umumnya ?
Apakah ibu hamil merasa aman ?
6. Ekonomi
Status ekonomi ibu hamil, industri yang ada, kegiatan yang
menunjang roda perekonomian
7. Politik dan Pemerintahan
Apakah ada tnda aktivitas dari partai politik? (Poster,pertemuan)
Apa partai yang mendominasi? Apa hak komunitas dalam
pemerintahan? Apa para ibu hamil terlibat dalam pengambilan
keputusan di pemerintahan setempat?
8. Rekreasi
Apa bentuk umum dari rekreasi? Siapa yang berperan serta? Apa
fasilitas rekreasi yang ditemukan.
4.2 Diagnosa dan Rencana Tindakan
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual
dan muntah berlebihan
2) Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
3) Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
5) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya kontraksi
6) Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Rencana tindakan
Sasaran Metode
Ketidakefektifan proses melahirkan
1. Jangka Panjang :Tidak ada lagi ibu hamil yang mengalami
1.Lakukan pendekatan informal tokoh masyarakat,
Tokoh masyarakat
Komunikasi dan informasi
26
keterlambatan dalam proses persalinan2. jangka pendek:Ibu hamil dan keluraga mengetahui fasilitas yang dapat dituju
bidan desa, dan kader pokja KIA/KB.
2. Diskusikan rencana penyuluhan dengan bidan desa dan kader pokja KIA/KB berdasarkan data yang diperoleh.
3. Lakukan kemitraan dengan Puskesmas untuk menempatkan sdm yang dapat selalu ada saat dibutuhkan oleh ibu hamil.
4. Beri pendidikan kesehatan pada ibu hamil tentang persiapan dan proses persalinan dengan melibatkan kader pokja KIA/KB.
5. Beri penguatan pada kemampuan
bidan desa dan kader pokja KIA/KB
Puskesmas
Ibu hamil
Ibu hamil
Diskusi
Kerja sama
Komunikasi, informasi, edukasi
Diskusi
27
ibu hamil memahami persiapan dan proses persalinan.
6. Lakukan kerja sama dengan pokja KIA/KB untuk mengevaluasi keefektifan fungsi fasilitas kesehatan terhadap ibu hamil
pokja KIA/KB
monitoring
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Rencana tindakan
Sasaran Metode
Resiko kelemahan dalam menjalankan proses persalinan
1. Jangka Panjang :Tidak ada ibu hamil yang mengalami kelemahan karena telah mendapatkan cukup nutrisi2. jangka pendek:Ibu hamil mengetahui persiapan-persiapan menjelang proses persalinan terutama yg terkait dengan nutrisi
1.Lakukan pendekatan informal pada ibu hamil dan keluarga tentang status nutrisi.
2. Lakukan kerjasama dengan Puskesmas untuk memberikan penyuluhan
3. Beri pendidikan kesehatan pada ibu hamil tentang persiapan dan proses persalinan
Ibu hamil dan keluarga
Puskesmas dan kader pokja KIA/KB
Ibu hamil
Komunikasi dan informasi
Kerja sama
Komunikasi, informasi, edukasi
28
dengan melibatkan kader pokja KIA/KB
4. Beri penguatan pada kemampuan ibu hamil memahami persiapan dan proses persalinan.
5. Lakukan kerja sama dengan pokja KIA/KB untuk mengevaluasi pendidikan kesehatan yang telah diberikan
Ibu hamil
pokja KIA/KB
Diskusi
monitoring
4.3 Evaluasi
1. Ibu hamil dapat menggunakan dengan efektif faslitas kesehatan yang telah disediakan
2. ibu hamil dapat menjalani proses persalinan dengan lancar
29
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK IBU HAMIL
DESA PARANGTRITIS
Contoh Kasus:
Di sebuah desa nelayan Parangtritis terdapat kelompok nelayan sebagai nelayan
yang tidak mempunyai perahu untuk melaut sehingga mereka menjadi penyewa
perahu setiap hari untuk berlayar mencari ikan, rata – rata kehidupan nelayan di sana
sangat memprihatinkan karena kebutuhan ekonomi yang semakin berat, desa
Parangtritis di huni oleh 39 KK dan terdiri dari 200 jiwa dengan jumlah Ibu Hamil
pada bulan Oktober 2013 adalah 42 orang. Rata-rata usia Ibu Hamil disana adalah
antara 30-40 tahun. Di desa Parangtritis sudah ada 1 puskesmas. Pada bulan Oktober
2013 ini, musim panas dan jarang sekali ada hujan sehingga sumur – sumur penduduk
banyak yang berkurang airnya bahkan ada yang kering. Penghasilan masyarakat
disana hanya cukup untuk memberikan makan sehari – hari keluarganya. Mereka
termasuk keluarga pra sejahtera. Puskesmas yang ada hanya ada 2 orang dokter,
dokter gigi dan dokter umum, perawat kesehatan masyarakat hanya 1 orang, 1 orang
bidan dan 1 orang perawat lainnya. Ibu hamil disana banyak yang mengalami kurang
30
gizi akibat kurangnya asupan makanan bergizi. Ibu-Ibu disana belum terbiasa
memeriksakan diri ke Fasilitas Kesehatan.
3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Inti
1) Sejarah
Desa Parangtritis merupakan daerah pesisir pantai selatan Jawa yang
terletak di daerah Yogyakarta. Desa Parangtritis berbatasan dengan
Desa Waluhan di sebelah barat dan desa Sukowati di sebelah timur.
Desa parangtritis memiliki 2 RW dan 10 RT. Desa Parangtritis di
huni oleh 39 KK dan terdiri dari 200 jiwa. Dinamakan desa
parangtritis dikarenakan jaraknya yang dekat dengan pantai
Parangtritis.
2) DemografiJumlah Ibu Hamil pada bulan Oktober 2013 adalah 42 orang dengan 10 orang pada trimester pertama, 22 orang pada trimester kedua dan 10 orang di trimester ketiga.
3.1.2 Data Sub Sistem
1) Lingkungan fisik
Rumah-rumah di desa Parangtritis terbuat dari papan dengan lantai
yang beralaskan papan dan fentilasi di setiap kamarnya. Penerangan
listrik di desa Parangtritis masih terbatas jumlahnya. Setiap rumah
meimiliki halaman yang cukup luas. Ibu hamil disana sering
menghabiskan waktu untuk mengeringkan ikan di halaman rumah
yang biasanya digunakan untuk menjemur ikan.
2) Pelayanan kesehatan dan social
Di desa Parangtritis sarana pelayanan kesehatan untuk Ibu Hamil
adalah sebuah puskesmas dengan jumlah dokter 2 orang. 1 orang
Dokter umum dan 1 orang dokter gigi, perawat kesehatan
masyarakat hanya 1 orang, 1 orang bidan dan 1 orang perawat
lainnya. Ibu hamil disana masih banyak yang belum mengetahui
31
tentang pentingnya kesehatan selama hamil, maka dari itu Ibu hamil
di desa Parangtritis banyak yang menderita anemia.
3) Ekonomi
Mayarakat di desa Parangtritis merupakan warga pra sejahtera
dengan mata pencaharian utama adalah nelayan. Ibu hamil disana
bekerja membantu suami sebagai penjual dan pembuat ikan asin.
Dimana penghasilan mereka dalam sebulan kurang lebih Rp
500.000,00 – Rp 1.000.000,00.
4) Keamanan dan transportasi
Ibu hamil disana tidak ada yang mempunyai perilaku yang
membahayakan, seperti merokok, minum, dll. Alat transportasi
untuk berpergian adalah sepeda, sepeda motor, angkutan umum,
dan yang paling banyak adalah berjalan kaki. Jika Ibu hamil ingin
melahirkan, ketua desa disana memiliki mobil yang dapat
digunakan untuk pergi ke fasilitas kesehatan terdekat.
5) Pemerintahan dan politik
Kebijakan pemerintah di Desa Parangtritis belum mendukung
pelayanan kesehatan yang ada. Terbukti dengan belum adanya
sosialisasi maupun penyuluhan yang dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat khususnya Ibu hamil tentang pentingnya
kesehatan. Tetapi pada akhir bulan Oktober nanti akan diadakan
penyuluhan oleh Mahasiswa Universitas Airlangga dengan materi
pentingnya nutrisi pada Ibu hamil.
6) Komunikasi
Di Desa Parangtritis masih menggunakan sarana komunikasi dua
arah atau komunikasi secara langsung. Tetapi juga sudah ada yang
menggunakan alat komunikasi yang lebih canggih yaitu HP. Ibu
hamil disana belum memperoleh informasi tentang pentingnya
nutrisi saat hamil melalui media cetak, seperti koran, leaflet, dll.
7) Pendidikan
32
Di Desa Parangtritis terdapat 1 Sekolah Dasar (SD), 1 Sekolah
Menengah Pertama (SMP), dan 1 Sekolah Menengah Atas (SMA).
Tetapi kebanyakan Ibu hamil di Desa Parangtritis hanya lulusan SD
dan tidak mau melanjutkan sekolah dengan alasan saat itu sudah
dinikahkan dan ingin membantu suami bekerja.
6) Rekreasi
Tempat rekreasi yang sering dikunjungi Ibu hamil adalah Pantai
parangtritis yang jaraknya tidak jauh dari perkampungan. Ibu hamil
di desa Parangtritis setiap paginya sering berjalan-jalan di pesisir
pantai.
3.1.3 Data persepsi
1) Persepsi penduduk
Keadaan desa Parangtritis nyaman dan tentram. Mayarakat disana
saling tolong-menolong satu sama lain dan masih menjunjung tinggi
nilai-nilai sosial yang diterapkan oleh leluhur, seperti tenggang rasa.
Kelompok ibu hamil sendiri merasa bahwa masyarakat di desa
Parangtritis sangatlah baik dan suka membantu Ibu hamil jika mereka
mempunyai kesulitan ataupun masalah pada kehamilan mereka.
2) Persepsi perawat
Masyarakat di desa Parangtritis belum memiliki fasilitas kesehatan
yang cukup dikarenakan masih sedikitnya puskesmas ataupun fasilitas
kesehatan yang lain. Selain itu jumlah tenaga kesehatan yang ada pun
masih jauh dari yang dibutuhkan. Tetapi desa Parangtritis telah
mengkoordinasikan masyarakatnya untuk mengadakan kegiatan
posyandu untuk balita yang diselenggarakan tiap tahunnya.
3.2 Analis Data
ANALISA DATA MASALAH
KESEHATAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
33
Hasil Wawancara :
§1. Beberapa Ibu hamil
mengatakan bahwa
umumnya mereka
makan apa adanya tanpa
memperhatikan
kandungan gizi yang ada
di dalam makanan
2. Beberapa Ibu hamil
tidak tahu pentingnya
makanan bergizi saat
hamil
Hasil Observasi
§ Banyak Ibu hamil yang
mengalami anemia
Kurangnya nutrisi pada
Ibu hamil
Resiko nutrisi ibu hamil
kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan
dengan kurangnya
pengetahuan tentang
pentingnya nutrisi pada
Ibu hamil
3.3 Prioritas Masalah
Resiko nutrisi ibu hamil kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang pentingnya nutrisi pada Ibu hamil
Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 4 bulan,
pemenuhan kebutuhan nutrisi Ibu hamil terpenuhi
Tujuan khusus :
1. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pentingnya nutrisi, khususnya
pada Ibu hamil.
34
2. Merawat Ibu hamil yang mengalami kurang gizi ;
3. Memodifikasi lingkungan yang mendukung terhadap pemenuhan kebutuhan