ASKEP KANKER KOLON
MAKALAH SISTEM PENCERNAAN (ASKEP KANKER KOLON)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah
Memberikan Rahmatnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah Sistem Pencernaan. Shalawat serta salam kami curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan kepada
kita semua selaku umatnya.Adapun Tujuan penyusunan makalah ini
salah satunya untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Sistem
Pencernaan.Dan tidak lupa Kami ucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyususnan makalah ini yang
selalu sabar membimbing kami. Kami Sadar akan keterbatasan dan
kemampuan yang kami miliki, maka kami mohon maaf atas segala
kekurangan yang terdapat dalam penyusunan makalah ini. Saran dan
kritik kami harapkan untuk meningkatkan bobot makalah ini. Kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat.
Pringsewu, Mei 2012
DAFTAR ISIHALAMAN JUDULKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I
PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN2.1 Definisi 2.2 Etiologi2.3 Manifestasi
klinik2.4 Patofisiologi2.5 Komplikasi2.6 Pencegahan2.7
Penatalaksanaan2.8 Pemeriksaan PenunjangBAB III ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KANKER KOLON3.1 Pengkajian Keperawatan3.2 Proses
keperawatanBAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan4.2 SaranDAFTAR PUSTAKA
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usus besar adalah bagian dari sistim pencernaan (digestive
system) dimana materi yang dibuang (sampah) disimpan. Rektum
(rectum) adalah ujung dari usus besar dekat dubur (anus). Bersama,
mereka membentuk suatu pipa panjang yang berotot yang disebut usus
besar. Tumor-tumor usus besar dan rektum adalah
pertumbuhan-pertumbuhan yang datangnya dari dinding dalam dari usus
besar.
Tumor-tumor ramah dari usus besar disebut polip-polip (polyps).
Tumor-tumor ganas dari usus besar disebut kanker-kanker.
Polip-polip ramah tidak menyerang jaringan yang berdekatan
dengannya atau menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Polip-polip
ramah dapat diangkat dengan mudah sewaktu colonoscopy dan adalah
bukan ancaman nyawa. Jika polip-polip ramah tidak diangkat dari
usus besar, mereka dapat menjadi ganas (bersifat kanker) melalui
waktu. Kebanyakan dari kanker-kanker usus besar dipercayai telah
berkembang dari polip-polip. Kanker usus besar dan rektum, juga
dirujuk sebagai kanker kolorektal ( colorectal cancer), dapat
menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ yang
berdekatan. Sel-sel kanker juga dapat pecah dan keluar dan menyebar
pada bagian-bagian lain tubuh (seperti hati dan paru-paru) dimana
tumor-tumor baru terbentuk. Penyebaran kanker usus besar ke
organ-organ yang terletak jauh darinya disebut metastasis dari
kanker usus besar. Sekali metastasis telah terjadi pada kanker
kolorektal (colorectal cancer), suatu penyembuhan yang penuh dari
kanker adalah tidak mungkin.
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Definisi
Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa
yang tidak normal akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa
memiliki keuntungan dan tujuan. Neoplasma terbagi atas jinak atau
ganas. Neoplasma ganas disebut juga sebagai kanker (cancer).
(SylviaA Price, 2005). Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan
tumbuh lambat yang paling sering ditemukan daerah kolon terutama
pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid. Prognosa
optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan Martin
Tucker, 1998). Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas
dalam tubuh di dalam permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan
kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas
biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal membentuk polip (sel
yang tumbuh sangat cepat). (www.republika.co.id).
Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan kanker
kolon adalah tumbunhya sel-sel ganas di permukaan dalam usus besar
(kolon) atau rektum. Lokasi tersering timbulnya kanker kolon adalah
di bagian sekum, asendens, dan kolon sigmoid, salah satu
penatalaksanaannya adalah dengan membuat kolostomi untuk
mengeluarkan produksi faeces. Kanker colon adalah penyebab kedua
kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS 1998 )
Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini
sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah.Pembedahan
adalah satu-satunya cara untuk mengubah kanker Colon.
2.2 Etiologi Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui.
Diet dan pengurangan waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan
feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang
tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer
Institute, dan organisasi kanker lainnya. Faktor resiko telah
teridentifikasi. Faktor resiko untuk kanker kolon :- Usia lebih
dari 40 tahun- Darah dalam feses- Riwayat polip rektal atau polip
kolon- Adanya polip adematosa atau adenoma villus- Riwayat keluarga
dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga- Riwayat penyakit
usus inflamasi kronis- Diit tinggi lemak, protein, daging dan
rendah serat.Makanan-makanan yang pasti di jurigai mengandung
zat-zat kimia yang menyebabkan kanker pada usus besar ( Tabel 56-1
). Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut,yang
mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang
tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah,menyebabkan
sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker
didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga
dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan
karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak
dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa
kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan
tinggi sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists
).Makanan yang harus dihindari :- Daging merah- Lemak hewan-
Makanan berlemak- Daging dan ikan goreng atau panggang- Karbohidrat
yang disaring(example:sari yang disaring)- Makanan yang harus
dikonsumsi:- Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous
Vegetables dari golongan kubis ( seperti brokoli,brussels sprouts
)- Butir padi yang utuh- Cairan yang cukup terutama airKarena
sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma,faktor utama yang
membahayakan terhadap kanker Colon menyebabkan adenoma. Ada tiga
type adenoma Colon : tubular,villous dan tubulo villous ( akan di
bahas pada polips ).Meskipun hampir besar kanker Colon berasal dari
adenoma,hanya 5% dari semua adenoma Colon menjadi manigna,villous
adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi manigna.Faktor
yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna tumor tidak
diketahui poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang
tersebar pada gen autosom dominan. Ini di karakteristikkan pada
permulaan adematus polip pada colon dan rektum. Resiko dari kanker
pada tempat femiliar poliposis mendekati 100 % dari orang yang
berusia 20 30 tahun.Orang-orang yang telah mempunyai ucerative
colitis atau penyakit Crohns juga mempunyai resiko terhadap kanker
Colon. Penambahan resiko pada permulaan usia muda dan tingkat yang
lebih tinggi terhadap keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon
akan menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota keluarga menderita
penyakit tersebut.
2.3 Manifestasi KlinisGejala sangat ditentukan oleh lokasi
kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker
berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan
defekasi. Pasase darah dalam feses gejala paling umum kedua. Gejala
dapat juga anemia yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksi, atau
penurunan berat badan dan keletihan. Gejala yang sering dihubungkan
dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena
(feses hitam, seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan
lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri
abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi dan distensi) serta
adanya darah merah segar dalam feses. Gejala yang dihubungakan
dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah
defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses
berdarah.
2.4 PatofisiologiPenyebab jelas kanker usus besar belum
diketahui secara pasti, namun makanan merupakan faktor yang penting
dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan faktor
makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar
serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di dalam
usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga
dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir. Kanker
kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%)
adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel).
Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian
dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak; jaringan normal
dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa
polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke
sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular
lebih sering terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi
polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon
asendens.
Tumor dapat menyebar melalui : 1. Infiltrasi langsung ke
struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih (vesika
urinaria). 2. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar
limfe perikolon dan mesokolon. 3. Melalui aliran darah, hematogen
biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah balik ke sistem
portal.
Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197)
diantaranya: 1. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih
sebatas pada lapisan dinding usus besar (lapisan mukosa). 2.
Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot
di bawah lapisan mukosa. 3. Pada stadium III sel kanker sudah
menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang banyak terdapat di sekitar
usus.4. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang
seluruh kelenjar limfe atau bahkan ke organ-organ lain.
Klasifikasi Klasifikai kanker kolon dapat ditentukan dengan
sistem TNM (T = tumor, N = kelenjar getah bening regional, M =jarak
metastese).
T Tumor primer TO Tidak ada tumor TI Invasi hingga mukosa atau
sub mukosa T2 Invasi ke dinding otot T3 Tumor menembus dinding otot
N Kelenjar limfa N0 tidak ada metastaseN1 Metastasis ke kelenjar
regional unilateral N2 Metastasis ke kelenjar regional bilateral N3
Metastasis multipel ekstensif ke kelenjar regional M Metastasis
jauh MO Tidak ada metastasis jauh MI Ada metastasis jauh
Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip.
Biasanya tumor ini tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala
muncul secara berlahan dan tampak membahayakan. Penyakit ini
menyebar dalam beberapa metode. Tumor mungkin menyebar dalam tempat
tertentu pada lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik
fat. Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang ada
disekitarnya,kemudian meluas kedalam lumen pada usus besar atau
menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini
langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus
besar melalui limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem
sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang kedua
adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tempat
metastase yang laintermasuk :-Kelenjar Adrenalin-Ginjal -Kulit
-Tulang -Otak Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar
melalui limpa dan sistem sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar
pada bagian peritonial sebelum pembedahan tumor belum dilakukan.
Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari
tumor pecah menuju ke rongga peritonial.
2.5 KomplikasiKomplikasi pada pasien dengan kanker kolon
yaitu:1. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial
atau lengkap. 2.Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen,
limfogen dan penyebaran langsung.3.Pertumbuhan dan ulserasi dapat
juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan
hemorragi. 4. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan
pembentukan abses. 5. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan
syok.6. Pembentukan abses
Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina. Biasanya
tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan
pendarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara
berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa
sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan
pada organ yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan
ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh
kanker.
2.6 Pencegahan
Pencegahan Kanker Kolon. 1. Konsumsi makanan berserat. Untuk
memperlancar buang air besar dan menurunkan derajat keasaman,
kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar. 2.
Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu. 3.
Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin. 4. Susu
yang mengandung lactobacillus acidophilus. 5. Berolahraga dan
banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air
besar. 6. Hidup rileks dan kurangi stress.
2.7 Penatalaksanaana) Penatalaksanaan medisPasien dengan gejala
obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan nasogastrik.
Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna terapi komponen
darah dapat diberikan.
Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam
bentuk pendukung atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya
diberikan selain pengobatan bedah. Pilihan mencakup kemoterapi,
terapi radiasi dan atau imunoterapi.Kemoterapi yang diberikan ialah
5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering dikombinasi dengan
leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada
yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan
leuvocorin. Dari hasil penelitian, setelah dilakukan pembedahan
sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi
b) Penatalaksanaan bedahPembedahan adalah tindakan primer untuk
kebanyakan kanker kolon dan rektal, pembedahan dapat bersifat
kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat
diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan
polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk
meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop
digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan dikolon, massa
tumor kemudian di eksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk
kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B serta lesi C. Pembedahan
kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas D. Tujuan
pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor sudah
menyebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat
dilakukan.Tipe pembedahan tergantung dari lokasi dan ukuran
tumor.Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut. - Reseksi
segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus
pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)- Reseksi
abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan
tumor dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal)-
Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan
anastomosis serta reanastomosis lanjut dari kolostomi- Kolostomi
permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang
tidak dapat direseksi)
c) Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektumBerkenaan dengan
tehnik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan pada
kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah
pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat
berfungsi sebagai difersi sementara atau permanen. Ini memungkinkan
drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi drainase
dihubungkan dengan penempatan kolostomi yang ditentukan oleh lokasi
tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.
d) Penatalaksanaan Keperawatan 1. Dukungan adaptasi dan
kemandirian. 2. Meningkatkan kenyamanan. 3. Mempertahankan fungsi
fisiologis optimal. 4. Mencegah komplikasi. 5. Memberikan informasi
tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan.
e) Penatalaksanaan Diet 1. Cukup mengkonsumsi serat, seperti
sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat melancarkan pencemaan
dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan kotoran dan
zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama
mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel kanker.
2. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari) 3. Menghindari
makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama
yang terdapat pada daging hewan. 4. Menghindari makanan yang
diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat memicu
sel karsinogen / sel kanker. 5. Menghindari minuman beralkohol dan
rokok yang berlebihan. 6. Melaksanakan aktivitas fisik atau
olahraga secara teratur.
2.8 Pemeriksaan penunjang
1. Endoskopi. Pemeriksaan endoskopi perlu dikerjakan, baik
sigmoidoskopi maupun kolonoskopi. Gambaran yang khas karsinoma atau
ulkus akan dapat dilihat dengan jelas pada endoskopi, dan untuk
menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi. 2. Radiologi.
Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain adalah :
foto dada dan foto kolon (barium enema). Pemeriksaan dengan enema
barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan
mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya
kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor
pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi
dengan tes ini. Enema barium secara umum dilakukan setelah
sigmoidoscopy dan colonoscopy.Computer Tomografi (CT) membantu
memperjelas adanya massa dan luas dari penyakit. Chest X-ray dan
liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah
metastasis.
Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya
metastasis kanker pada paru juga bisa digunakan untuk persiapan
tindakan pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat terlihat suatu
filling defect pada suatu tempat atau suatu striktura. 3.
Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada
tidaknya metastasis kanker kelenjar getah bening di abdomen dan di
hati. 4. Histopatologi/ Selain melakukan endoskopi sebaiknya
dilakukan biopsi di beberapa tempat untuk pemeriksaan
histopatologis guna menegakkan diagnosis. Gambaran histopatologi
karsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma, dan perlu ditentukan
differensiasi sel. 5. Laboratorium. Tidak ada petanda yang khas
untuk karsinoma kolorektal, walaupun demikian setiap pasien yang
mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb. Tumor marker (petanda
tumor) yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml
biasanya ditemukan karsinoma kolorektal yang sudah lanjut.
Berdasarkan penelitian, CEA tidak bisa digunakan untuk mendeteksi
secara dini karsinoma kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari
5 mg/ml hanya pada sepertiga kasus stadium III. Pasien dengan buang
air besar lendir berdarah, perlu diperiksa tinjanya secara
bakteriologis terhadap shigella dan juga amoeba. 6. Scan (misalnya,
MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan
diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada
pengobatan. 7. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk
diagnostik banding dan menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan
melalui sum-sum tulang, kulit, organ dan sebagainya. 8. Jumlah
darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan
anemia, perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih:
trombosit meningkat atau berkurang. 9. Sinar X dada: Menyelidiki
penyakit paru metastatik atau primer.
BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER KOLON
3.1 PengkajianPENGKAJIAN KEPERAWATANNama Perawat: Ns.
CindraTanggal Pengkajian: 05 Mei 2012Jam Pengkajian: 08.00 WIB
1. Biodata :Pasien Nama : Tn. AUmur : 35 thAgama :
IslamPendidikan : SarjanaPekerjaan : PNSStatus Pernikahan :
MenikahAlamat : Kalirejo, Lampung TengahTanggal Masuk RS : Sabtu,
05 Mei 2012Diagnosa Medis : Ca. Colon
Penanggung JawabNama : Ny. BAgama : IslamPendidikan :
SarjanaPekerjaan : PNSStatus Pernikahan : MenikahAlamat : Kalirejo,
Lampung TengahHubungan dengan klien : Istri
2. Keluhan utama :Nyeri hebat pada bagian perut3. Riwayat
Kesehatan :a. Riwayat Penyakit Sekarang :Klien masuk ke Rumah Sakit
tanggal 5 Mei 2012 akibat mengalami penyakit Ca. Colon. Klien
datang ke RSUD Pringsewu diantar oleh keluarganya melalui IGD, pada
tanggal 5 Mei 2012, dengan keluhan nyeri pada abdomen, kram perut,
pola defekasi bermasalah, sering sembelit, feses berwarna kehitaman
dan kadang disertai darah merah segar, tidak nafsu makan, penurunan
berat badan, dan cepat letih. b. Riwayat Penyakit Dahulu :Klien
mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan atau
obat-obatan, hanya saja tidak terlalu suka sayuran. + 4 tahun yang
lalu klien pernah terkena penyakit thypoid sampai diopname. Klien
pernah mengalami kecelakaan motor namun tidak fatal. Keluarga klien
mengatakan bahwa klien hampir setiap hari mengkonsumsi daging
hewan, jarang makan sayur, dan klien mempunyai riwayat peminum /
alkoholic.c. Riwayat Penyakit KeluargaKeluarga klien menjelaskan
anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan
yang umumnya menyerang, seperti DM, Asma, Hipertensi.
GENOGRAM
Keterangan := Laki-laki= Perempuan= Meninggal= Garis Pernikahan=
Garis Keturunan= Klien
4. Basic Promoting physiology of Health1. Aktifitas dan
latihanPekerjaan Tn. A yaitu seorang PNS dan waktu luangnya diisi
dengan beristirahat di rumah dan berkumpul bersama keluarga. Klien
jarang berolahraga. Saat sakit, klien hanya bisa berbaring di
tempat tidur, aktifitas terbatas, dan klien dibantu oleh
keluarganya.2. Tidur dan istirahatSebelum sakit lama tidur klien
7-8 jam/hari, hanya dipergunakan untuk tidur malam karena klien
jarang sekali tidur siang dan tidak ada gangguan dalam tidur. Saat
sakit lama tidur klien hanya 5 jam dengan tidur siang selama 1 jam.
Klien kadang-kadang kesulitan tidur di rumah sakit karena nyeri
yang dialami klien, klien tampak lemah.3. Kenyamanan dan nyeriKlien
merasakan nyeri pada perutnya dalam 2 bulan belakangan ini. Nyeri
akan lebih terasa menyakitkan jika beraktifitas dan saat defekasi,
dan akan berkurang saat klien beristirahat. Region nyeri yaitu pada
abdomen bagian bawah (dessendens bawah). Skala nyeri klien 8, raut
muka klien tampak menahan nyeri.4. NutrisiSebelum sakit, frekuensi
makan Tn. A tidak teratur dikarenakan kesibukan jam kerja yang
mengakibatkan sering telat makan. Berat badan klien 68 kg. Berat
badan dalam 2 bulan terakhir turun drastis menjadi 57 kg. Jenis
makanan yang paling sering dikonsumsi klien yaitu daging hewan dan
makanan cepat saji (sate & gulai). Klien tidak suka sayuran,
dan tidak memiliki pantangan terhadap makanan apapun. Klien tidak
pernah mengalami operasi gastrointestinal. Saat sakit, klien hanya
mengkonsumsi nasi lembek, sayuran hijau, buah tapi jarang habis
karena klien mual, tidak nafsu makan, & klien tidak makan yang
pedas & berminyak. Diet di rumah sakit adalah diet rendah lemak
hewani dan tinggi serat. Kebutuhan pemenuhan nutrisi dibantu oleh
keluarganya.5. Cairan, elektrolit, dan asam basaSebelum sakit
frekuensi minum klien 7-8 gelas/hari. Saat sakit, frekuensi minum
klien + 2-3 gelas/hari. Turgor kulit tidak elastis. Klien mendapat
support IV Line jenis RL 20 tetes/menit.6. OksigenasiKlien tidak
mengalami sesak, tidak ada keluhan saat bernafas, irama teratur,
klien tidak batuk, klien tidak merokok, klien tidak terpasang
oksigen.7. Eliminasi fekal/bowelFrekuensi BAB klien sebelum sakit
1x sehari di pagi hari. Feses berwani kuning, konsistensi padat,
berbau khas, warna kuning kecoklatan, dan tidak ada keluhan.Saat
sakit, klien kesulitan BAB, mengalami sembelit, baru 1x selama
dirawat di RS, feses berwarna kehitaman, konsistensi keras, kadang
disertai darah merah segar, berbau anyir.8. Eliminasi urinFrekuensi
BAK klien 2x sehari. Klien tidak mengalami perubahan pola berkemih.
Klien tidak menggunakan kateter, kebutuhan pemenuhan ADL dengan
bantuan keluarga.9. Sensori, persepsi, dan kognitifKlien tidak
memiliki gangguan dan riwayat penyakit yang menyangkut sensori,
persepsi, dan kognitif
5. Pemeriksaan Fisik Head To Toea. Keadaan UmumKesadaran klien
composmentis, Vital Sign TD 110/90 mmHg, Nadi 70x/menit, irama
reguler kekuatan sedang, Respirasi 26x/menit, irama regular, Suhu
36,50 Cb. Kepala : kulit kepala normal, tidak ada hematoma, lesi
atau kotor. Rambut mudah patah saat dicabut, hitam tanpa uban, dan
bersih.Mata : mata klien secara umum normal, bentuk simetris,
konjungtiva tampak anemis, sklera tidak ikterik, pupil dapat
merespon terhadap cahaya, palpebra normal, tidak ada oedema. Lensa
mata normal, jernih, visus mata kanan dan kiri normal. Tampak garis
kehitaman pada kelopak mata klien bagian bawah.Hidung : Hidung
klien simetris, tidak ada septum deviasi, polip, epistaksis,
gangguan indera pencium, atau secret.Mulut : Mulut klien normal,
dimana gigi klien normal, tidak ada lubang, dan tidak ada gigi
palsu. Bibir klien kering, tidak stomatitis, dan tidak sianosis.
Gusi klien berwarna merah, lidah klien tampak kotor.Telinga :
telinga klien simetris, bersih, dan tidak ada gangguan
pendengaran.Leher : leher klien normal, tidak ada pembesaran
thyroid, tidak ada kaku kuduk, tidak ada hematoma, tida ada
lesi.Tenggorokan klien normal, tidak ada nyeri tekan, tidak
hipremis, dan tidak ada pembesaran tonsil.c. Dada : bentuk dada
klien normalPulmo : Inspeksi : pengembangan dada simetris. Palpasi
: Fremitus taktil kanan sama dengan kiri. Perkusi : pulmo kanan dan
kiri sonor. Auskultasi : vesikuler pada pulmo kanan dan kiriCor :
Inspeksi: ictus cordis tidak nampak. Palpasi : Ictus cordis teraba
pada mid clavicula sic 5, Perkusi : menunjukkan batas jantung
normal.Auskultasi : Bunyi jantung I (SI) di ruang intercosta V
sebelah kiri, Bunyi jantung II (SII) di ruang intercosta II sebelah
kanan, Bunyi jantung III (SIII) tidak ada, murmur tidak ada.d.
Abdomen : inspeksi : bentuk agak cembung. Palpasi : adanya nyeri
tekan pada perut bawah. Auskultasi : peristaltik permenit.e.
Genetalia : Laki-laki : normal, tidak ada perdarahan.f. Rektum :
Normal, tidak ada hemoroid, tidak ada prolaps, dan tidak ada
tumor.g. Ekstremitas : - atas : Kekuatan otot ka/ki : 6/6, ROM
ka/ki : aktif/aktif- bawah : kekuatan otot ka/ki: 6/6, ROM ka/ki :
aktif/aktifPsiko sosio budaya dan spiritual :Psikologis :Perasaan
klien setelah mengalami masalah ini adalah gelisah. Cara mengatasi
gelisahnya klien dihibur keluarga. Dukungan yang diberikan oleh
keluarga sangat baik, keluarga memberikan semangat kepada klien
agar klien selalu berdoa supaya cepat sembuh.Rencana klien setelah
masalah terselesaikan adalah istirahat di rumah. Klien juga
mengatakan sedikit cemas dengan penyakitnya. Klien takut akan
perubahan status kesehatannya.Sosial : Aktivitas atau peran di
masyarakat adalah sebagai anggota RT 5 Kalirejo. Kebiasaan
lingkungan yang tidak disukai adalah lingkungan yang kotor. Cara
mengatasinya dengan melakukan kegiatan kerja bakti.Budaya : Budaya
yang diikuti klien adalah budaya jawa. Kebudayaan yang dianut tidak
merugikan kesehatannya.Spiritual :Aktivitas ibadah sehari-hari
sholat 5 waktu. Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan adalah
yasinan. Keyakinan klien tentang masalah kesehatan yang sekarang
sedang dialami : klien yakin akan dirinya pasti sembuh.
6. Pemeriksaan PenunjangTes Diagnostik : (05 Mei
2012)HematologiHasilNilai NormalInterpretasi
Hb11,512-18 g/dLTurun
Ht/PVC4240-52%Normal
Leukosit7.0004.000-10.000 /uLNormal
Trombosit253.000150.000-450.000 /uLNormal
Masa protrombin13.011.0-17.0 detikNormal
Radiologi : Foto colon ( Barium Enema) Colonoscopy
7. Terapi Medis
Bed rest IVFD RL 20 tetes/menit Th/oral : Th/inj : Kemoterapi
Leukovorin 5-FU, Levamisol, Leuvocorin Pembedahan / Laparaskop
3.2 Proses Keperawatan
ANALISA DATA
Nama Klien : Tn. ANo. Register : 123Umur : 35 tahunDiagnosa
Medis : Ca. Colon Ruang Rawat : Paviliun Asri 3Alamat :
KalirejoTGL/JAMDATA FOKUSPROBLEMETIOLOGI
05/05/1208.00 WIBDS : - Klien mengatakan perutnya sangat sakit
bagian bawah- Klien mengatakan perutnya bertambah sakit saat
bergerak- Klien mengatakan nyeri hilang timbulDO :- Klien tampak
meringis kesakitan- Klien tampak gelisah- Skala nyeri klien 8-
Klien tampak tidak nyaman dengan perutnya Nyeri akutObstruksi tumor
pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain
06/05/1213.00 WIBDS :- Klien mengatakan nyeri pada daerah yang
di insisi- Klien mengatakan tubuhnya masih lemahDO :- Klien tampak
lemah- Klien tampak menahan nyeri- Ekspresi wajah klien cemberut-
Tampak kemerahan pada daerah bekas operasi Nyeri akutAgen cedera
fisik (insisi pembedahan)
06/05/1213.30 WIB
DS :- Klien mengatakan gatal pada daerah yang di insisi-
Keluarga klien mengatakan badan klien hangatDO :- Daerah pembedahan
tampak masih baru dan terfiksasi- Leukosit : 15.000 /Ul- Suhu :
37,5 CRisiko infeksi
Tindakan invasif, insisi post pembedahan
06/05/1214.00 WIB
06/05/1215.00 WIBDS - Klien mengatakan punggungnya terasa panas-
Klien mengatakan susah bergerak- Klien mengatakan tidak mampu
beraktifitas secara mandiriDO :- Klien terlihat berbaring di tempat
tidur- Klien tampak terpasang kateter- Aktifitas klien terlihat
dibantu keluarga- Klien tampak lemah- Tampak adanya luka insisi
pada perut klien
DS :- Klien mengatakan tidak nafsu makan- Klien mengatakan
tubuhnya lemas- Keluarga klien mengatakan klien belum memakan
apapun pasca operasi- Klien mengatakan lidahnya terasa pahitDO :-
Klien tampak lemas - Bibir klien tampak kering & pucat- BB
turun + 11 kg selama sakit
Intoleransi aktifitas
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Kelemahan
fisik
Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul (NANDA): Pre
OperasiNyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan
menekan organ yang lain Post Operasi1. Nyeri akut b.d agen cedera
fisik (insisi pembedahan)2. Risiko infeksi b.d tindakan invasif,
insisi post pembedahan3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
fisik4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan untuk mencerna makanan
BAB VPEMBAHASAN
5.1 PengkajianPengkajian pada pasien dengan kanker kolon
diperoleh data sebagai berikut sbb: Aktivitas/istirahat Pasien
dengan kanker kolorektal biasanya merasakan tidak nyaman pada
abdomen dengan keluhan nyeri, perasaan penuh, sehingga perlu
dilakukan pengkajian terhadap pola istirahat dan tidur. Sirkulasi
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja. Kebiasaan:
perubahan pada tekanan darah. Integritas ego Faktor stress
(keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress (
misalnya merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan,
keyakinan religius/ spiritual) Masalah tentang perubahan dalam
penampilan misalnya, alopesia, lesi, cacat, pembedahan. Menyangkal
diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak
merasakan, rasa bersalah, kehilangan. Tanda : Kontrol, depresi.
Menyangkal, menarik diri, marah. Eliminasi Adanya perubahan fungsi
kolon akan mempengaruhi perubahan pada defekasi pasien, konstipasi
dan diare terjadi bergantian. Bagaimana kebiasaan di rumah yaitu:
frekuensi, komposisi, jumlah, warna, dan cara pengeluarannya,
apakah dengan bantuan alat atau tidak adakah keluhan yang
menyertainya. Apakah kebiasaan di rumah sakit sama dengan di rumah.
Pada pasien dengan kanker kolerektal dapat dilakukan pemeriksaan
fisik dengan observasi adanya distensi abdomen, massa akibat
timbunan faeces.Massa tumor di abdomen, pembesaran hepar akibat
metastase, asites, pembesaran kelenjar inguinal, pembesaran
kelenjar aksila dan supra klavikula, pengukuran tinggi badan dan
berat badan, lingkar perut, dan colok dubur. Makanan/cairan Gejala:
kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak dan
komposisi setiap kali makan adakah pantangan terhadap suatu
makanan, ada keluhan anoreksia, mual, perasaan penuh (begah),
muntah, nyeri ulu hati sehingga menyebabkan berat badan menurun.
Tanda: Perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema Neurosensori
Gejala: Pusing; sinkope, karena pasien kurang beraktivitas, banyak
tidur sehingga sirkulasi darah ke otak tidak lancar.
Nyeri/kenyamanan Gejala: Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi
misalnya ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan
dengan proses penyakit) Pernapasan Gejala: Merokok (tembakau,
mariyuana, hidup dengan seorang perokok). Pemajanan asbes Keamanan
Gejala: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari
lama/berlehihan. Tanda: Demam. Ruam ku1it, ulserasi Seksualitas
Gejala: Masalah seksual misalnya dampak pada hubungan perubahan
pada tingkat kepuasan. Multigravida lebih besar dari usia 30 tahun
Multigravida, pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini,
herpes genital. Interaksi sosial Gejala: Ketidakadekuatan/kelemahan
sistem pendukung Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di
rumah, dukungan, atau bantuan) Masalah tentang fungsi/
tanggungjawab peran penyuluhan/pembelajaran Gejala: Riwayat kanker
pada keluarga misalnya ibu atau bibi dengan kanker payudara Sisi
primer: penyakit primer, tangga ditemukan didiagnosis Penyakit
metastatik: sisi tambahan yang terlibat; bila tidak ada, riwayat
alamiah dari primer akan memberikan informasi penting untuk mencari
metastatik. Riwayat pengobatanPengobatan sebelumnya untuk tempat
kanker dan pengobatan yang diberikan.
5.2 Diagnosa Prioritas
1. Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan
menekan organ yang lain Kami mengambil diagnosa ini sebagai
diagnosa utama karena didasarkan pada keluhan utama klien yaitu
mengalami nyeri perut. Pada kasus ini, nyeri abdomen tersebut
karena adanya obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan
organ yang lain. Hal ini jika tidak segera ditangani akan berakibat
fatal pada klien.2. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (insisi
pembedahan)Nyeri disebabkan karena adanya insisi post pembedahan.
Nyeri yang dirasakan oleh klien dalam kasus ini sangat hebat yaitu
skala 8 yang menyebabkan klien kesulitan dalam melakukan aktifitas
dan istirahat.3. Risiko infeksi b.d tindakan invasif, insisi post
pembedahanResiko infeksi pada klien disebabkan karena adanya luka
heacting pasca operasi. Pada kasus tersebut luka pada perut klien
mengalami gatal dan kemerahan, dimana hal tersebut merupakan tanda
terjadinya infeksi.4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
fisikIntoleransi aktifitas terjadi karena adanya luka insisi post
operasi menyebabkan diskontuinitas jaringan sehingga fungsinya
terganggu. Pada kasus klien mengalami luka insisi sehingga
kesulitan dalam beraktifitas. Klien mengatakan apabila bergerak
perutnya terasa amat nyeri, sehingga aktifitas klien perlu dibantu
baik oleh keluarga maupun perawat.5. Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk mencerna
makananKetidakseimbangan nutrisi pada klien terjadi karena fungsi
digestif klien belum berfungsi secara optimal pasca operasi,
sehingga klien belum mampu mencerna makanan dengan baik.
BAB VIPENUTUP
6.1 Kesimpulan Kanker kolon adalah suatu kanker yang berada di
colon.Kanker kolon merupakan penyakit yang bukan sembarangan namun
bukan pula penyakit yang tidak bisa disembuhkan.Kanker kolon adalah
penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru
( ACS 1998). Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena
penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih
parah. Kanker usus bila dideteksi dan ditangani dengan cepat maka
peluang untuk sembuh total pun akan semakin besar peluangnya.
Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah kanker kolon.
Dari kasus diagnosa keperawatan yang muncul di antaranya : Pre
Operasi1. Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan
kemungkinan menekan organ yang lain Post Operasi1. Nyeri akut b.d
agen cedera fisik (insisi pembedahan)2. Risiko infeksi b.d tindakan
invasif, insisi post pembedahan3. Intoleransi aktivitas b.d
kelemahan fisik4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d ketidakmampuan untuk mencerna makanan
6.2 SaranDemikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan kita tentang asuhan keperawatan klien
dengan Kanker kolon. Kami selaku penulis sadar bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah
selanjutnya dapat lebih baik lagi. Terima Kasih,,.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara.,
I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana
Asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan pendukomentasian perawatan
Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC,
Jakarta.McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions
Classifications, Second edisi, By Mosby-Year book.Inc,Newyork
NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and
classification, Philadelphia, USA
Sjamsuhidayat & wong,2005, Buku ajar ilmu bedah, EGC ,
Jakarta
Suyono,dkk, 2001, Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi
3, Balai penercit FKUI, Jakarta.
University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome
Classifications, Philadelphia, USA