Home About Me Contact Me Disclaimer Privacy Policy MotivasiTop
of Form
Bottom of FormTop of FormBottom of FormSerba - serbi Perawat
Home Askep 1 Keperawatan Anak Keperawatan Keluarga Keperawatan
Jiwa Sistem Pernapasan Medikal Bedah Endokrin Keperawatan Jiwa
Sistem Persyarafan Keperawatan Komunitas Askep 2 Muskuloskaletal
Kanker Pengindraan Kardiologi Darah Manajemen Keperawatan Uji
Kompetensi Maternitas Farmasi More Bola Tips Kesehatan Lasalian
Hukum Kesehatan Serba-serbi Motivasi Kristiani Menu 7Home kep jiwa
Asuhan Keperawatan Jiwa Klien Dengan Waham Kebesaran Asuhan
Keperawatan Jiwa Klien Dengan Waham Kebesaran
LANDASAN TEORI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. Y.S DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR WAHAM
KEBESARAN RUANG E RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH KELAS A PROVINSI
SULAWESI UTARA
I. Asuhan Keperawatan Jiwa A. Pengertian- Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan / asuhan yang bersifat humanistik,
profesional dan holistik berdasarkan ilmu dan kiat, memiliki
standar asuhan dan menggunakan kode etik, serta dilandasi oleh
profesionalisme yang mendiri dan / atau kolaborasi (lokakarya,
1983). - Pengertian Asuhan Keperawatan.Asuhan Keperawatan adalah
proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang
diberikan secara langsung kepada klien / pasien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan. -Pengertian Proses Keperawatan.Proses
keperawatan adalah suatu proses penilaian masalah yang dinamis
dalam usaha memperbaiki atau memelihara pasien sampai ke taraf
optimum melalui suatu pendekatan yang sistematika untuk mengenal
dan membantu memenuhi kebutuhan khusus pasien. (Dep. Kes. RI. Dan
JICA 1982).-Gangguan Jiwa adalah kondisi terganggunya fungsi
mental, emosi, pikiran, kemauan, perilaku psikomotorik dan verbal,
yang menjelma dalam kelompok gejala klinis yang disertai oleh
penderitaan dan mengakibatkan terganggunya fungsi humanistik
individu. C PPDGJ III atau ICD X.- Keperawatan Jiwa adalah Proses
Intrapersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan mempertahankan
prilaku sehingga klien dapat berfungsi sebagai manusia antara
perawat dengan klien , keluarga dan masyarakat untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal ( Carpenito, 1989 dikutip oleh kawat
1991)
B. Tujuan KeperawatanProses keperawatan bertujuan untuk
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah
klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal.
Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan
untuk dipenuhi serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses
keperawatan perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang
bersifat rutin, intuisi dan tidak unik bagi individu klien.
Keperawatan Jiwa merupakan proses interpersonal yang berusaha untuk
meningkatkan dan mempertahankan perilaku sehingga klien dapat
berfungsi utuh sebagai manusia. 1. Bagi Perawat.a. Peningkatan
otonomi, percaya diri dalam memberikan asuhan keperawatan.b.
Tersedia pola pikir / kerja yang logis, ilmiah, sistematis dan
terorganisir.c. Pendokumentasian dalam proses keperawatan
memperlihatkan bahwa perawat bertanggung jawab dan bertanggung
gugat.d. Peningkatan kepuasan kerja.e. Sarana / wahana desiminasi
IPTEK keperawatan.f. Pengembangan karier, melalui pola pikir
penelitian. 2. Bagi Klien. a. Asuhan yang diterima bermutu dan
dipertanggungjawabkan secara ilmiah b. Partisipasi meningkat dalam
menuju perawatan mandiri (Independent Care) c. Terhindar dari
malpraktek C. Proses Keperawatan Jiwa Dan Langkah-langkah Proses
Keperawatan - Pengkajian Keperawatan. Pengkajian merupakan tahap
awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian
terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah
klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis,
sosial dan spiritual. Data pada pengkajian keperawatan jiwa dapat
dikelompokkan menjadi faktor predisposisi, faktor presipitasi,
penilaian terhadap stressor, sumber koping dan kemampuan koping
yang dimiliki klien (Stuart dan Larai 2001). Cara pengkajian lain
berfokus pada 5 dimensi yaitu fisik, emosional, intelektual,
sosial, dan spiritual kemampuan perawat yang diharapkan dalam
melakukan pengkajian adalah mempunyai kesadaran / titik diri
(self-awareness), kemampuan mengobservasi dengan akurat, kemampuan
komunikasi terapeutik dan senantiasa mampu berespon secara efektif
(Stuart dan L) 2001. Perilaku yang perlu dilakukan perawat-perawat
adalah membina hubungan saling percaya dengan melakukan kontrak,
mengkaji data dari klien dan keluarga, memvalidasi data dengan
klien, mengorganisir atau mengelompokkan data, serta menetapkan
kebutuhan atau masalah klien.- Diagnosa Keperawatan.Pengertian
diagnosa keperawatan adalah identifikasi / peniliaian terhadap pola
respon klien baik aktual maupun potensial (Stuart dan Laraia,
2001)Tipe-tipe diagnosa keperawatan dalam rencana asuhan
keperawatan dan dokumentasi oleh Carpenito adalah.....- Diagnosa
aktual; fokus intervensi yaitu mengurangi atau menghilangkan
masalah- Diagnosa resti; fokus intervensi untuk mengurangi faktor
resiko untuk mencegah terjadinya masalah aktual- Diagnosa
kemungkinan; fokus intervensi mengumpulkan data tambahan untuk /
atau menetapkan tanda gejala / faktor resiko- Masalah kolaboratif;
fokus intervensi menentukan awitan atau status masalah
penatalaksanaan status- Perencanaan Keperawatan.Perencanaan
keperawatan terdiri dari 3 aspek yaitu, tujuan umum, tujuan khusus
dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan umum berfokus kepada
penyelesaian permasalahan sedangkan tujuan umum dapat dicapai
apabila serangkaian tujuan khusus telah tercapai. Tujuan khusus
berfokus pada penyelesaian etiologi sehingga tujuan ini perlu
dicapai atau dimiliki klien. Umumnya kemampuan klien pada tujuan
khusus dapat menjadi 3 aspek yaitu kemampuan kognitif, psikomotor,
dan afektif. Rencana tindakan ini disesuaikan dengan standar asuhan
keperawatan jiwa di Indonesia atau standar keperawatan Amerika.
Tindakan keperawatan yang telah direncanakan dicatat dalam formulir
dokument keperawatan.
- Implementasi Keperawatan.Implementasi tindakan keperawatan
disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Pada siatuasi
nyata implementasi sering kali jauh berbeda dengan rencana. Sebelum
melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu
memvalidasi dengan singkat, apakah rencana tindakan masih sesuai
dan dibutuhkan oleh klien saat ini. Perawat juga menilai diri
sendiri, apakah mampu melaksanakan, perawat harus menilai kembali,
apakah tindakan tersebut aman bagi klien. Pada saat akan
melaksanakan tindakan keperawatan, perawat membuat kontrak dengan
klien yang isinya menjelaskan apa yang akan dikerjakan dan peran
serta yang diharapkan dari klien. Dokumentasikan semua tindakan
yang dilakukan.
- Evaluasi Keperawatan.Evaluasi keperawatan merupakan proses
berkelanjutan menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien.
Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dibagi dua,
yaitu evaluasi hasil atau sumatif yang dilakukan dengan
membandingkan antara respon klien dan tujuan khusus serta umum yang
telah ditentukan. Evaluasi dapat dilakukan dengan pendekatan SOAP
yaitu.....S: Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakanO: Respon objektif klien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakanA: Analisa ulang atas data
subjektif dan data objektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih
tetap / muncul masalah baru P: Perencanaan atau tindakan lanjut
berdasarkan hasil analisis pada respon klien yang terdiri dari
lanjut klien dari perawat.
Bagan Rentang Neurobiologis
D. Diagnosa keperawatan yang mungkin dapat ditegakkan pada klien
dengan gangguan delusi ( waham )1. resiko membaayakan diri / orang
lain. Faktor resiko meliputi : - ancaman bahaya yang dirasakan -
peningkatan bahaya yang dirasakan Indikator yang mungkin : -
berperilaku dalam cara yang tidak rasional - menjadi terancam atau
diserang dalam Menghadapi ancaman yang dirasakan.
2. ansietas dapat dihubungkan dengan, kemungkinan ditandai oleh
:- ketidakmampuan untuk percaya- sistem delusi yang kaku- merasa
takut terhadap orang lain dan permusuhannya sendiri.Hasil yang
diinginkan / kriteria evaluasi- mengakui delusi dan mengatasinya
secara tepat.- Mendefinisikan metode untuk menurunkan kadar
ansietasnya sendiri.- Melaporkan bahwa ansietas berkurang ketingkat
yang dapat dikendalikan - Menunjukkan sikap yang rileks.3.
ketidakberdayaan dapat dihubungkan dengan :- gaya hidup tidak
berdaya : perasaan tidak adekuat, gangguan harga diri yang parah.-
Interaksi interpersonal.Kemungkinan ditandai oleh :- Ekspresi
verbal yang tidak mempunyai pengendalian/pengaruh terhadap
situasi.- Penggunaan delusi paranoid, perilaku agresif untuk
mengopensasi kurangnya pengendalian.Hasil yang diharapkan :-
Menunjukkan perubahan gaya hidup/ perilaku yang penting untuk
mempertahankan pengendalian tanpa menggunakan penyerangan.4.
hambatan interaksi sosial dapat dihubungkan dengan :- gangguan
proses pikir, perasaan tidak percaya terhadap orang lain/ pikiran
delusi.- Defisit pengetahuan/ keterampilan tentang cara
meningkatkan mutualitas.Kemunkinan ditandai oleh :- Ketidaknyamanan
dalam situasi sosial, kesulitan dalam membangun hubungan dengan
orang lain.- Menghadapi masalah dengan kemarahan/ permusuhan dan
perilaku kekerasan.Hasil yang diinginkan :- Mengungkapkan kemauan
untuk terlibat dngan orang lain.- Berpartisipasi dalam aktivitas/
program bersama orang lain dengan hanya sedikit ketidaknyamanan.
Rencana tindakan keperawatan1. resiko membahayakan diri / orang
laintindakan / interaksi :- perhatikan riwayat perilaku berbahaya
sebelumnya bila dalam keadaan stress. Indikator peningkatan resiko
kambuhnya perilaku berbahaya/ menyerang.- Bimbing klien untuk
mengidentifikasi situasi yan memicu ansietas berat perilaku
agresif. Memahami hubungan antara ansietas berat dan perasaan
agresif dapat membantu klien mengidentifikasi. Pilihan untuk
menghindari perilaku kekerasan.- Terima sikap bermusuhan secara
verbal tanpa perlawanan atau pertahanan perawat perlu menyadari
responsnya sendiri terhadap perilaku klien. Perilaku tidak selalu
diarahkan pada perawat secara individu, dan berespons secara
defensif dapat membentuk situasi. Kesadaran yang responsnya
sendiri, memungkinkan perawat untuk melawan/ menghadapi perasaan
tersebut.- Hindari menunjuk, menyentuh, memerintah, memaki,
menantang, mengganggu, berargumen, menganggap sepele, atau
mengintimidasi klien. Tindakan ini dapat dianggap mengancam dan
dapat memicu klien untuk melakukan kekerasan.- Minta izin untuk
mengajukan pertanyaan, cara untuk melihat jelas kejadian yang
memicu emosi yang mendasari, seperti takut, ansietas, atau malu
beri jalan keluar/ alternatif lain.2. ansietastindakan /
intervensi- kembangkan hubungan perawat/ klien utama. Kontinuitas
hubungan perawatan utama memberi waktu yang diperlukan untuk
membentuk pertahanan dengan orang yang dicurigai.- Gali pola koping
yang timbul terhadap ansietas dan seberapa efektif koping tersebut.
Meningkatkan kewaspadaan bahwa tindakan agresif dapat diungkapkan
secara destruktif.- Diskusikan alternatif perilaku tidak efektif
terbaru. Klien menggunakan koping tidak sesuai dengan
mengidentifikasi strtegi yang konstruktif dan efektif untuk
mengatasi situasi yang menakutkan dapat merangsang perubahan.-
Kolaborasi : beri pengobatan sesuai indikasi. Menurunkan ansietas
dan pikiran delusi yang dapat meningkatkan kemampuan untuk
memecahkan masalah.3. ketidakberdayaantindakan / intervensi-
anjuran klien untuk melakukan apa saja yang bisa dilakukan bagi
dirinya, beri pilihan bila mungkin. Memungkinkan / memampukan
pengendalian situasi sehinggakecurigaan dapat dikurangi.- Bimbing
klien untuk mengidentifikasimunculnya perasaan kehilangan kendali
dan kejadian / situasi yang mengarah pada perasaan tidak berdaya.-
Tinjau ulang kontak sosial/ huungan terdahulu, jika tidak lagi
terlibat dalam hubungan ini, biarkan klien menggambarkan apa yang
terjadi. Pengetahuan dapat tercapai dari bagaimana klie membangun
hubungan dan mengaoa hubungan ini memburuk atau tetap utuh, ang
memberi kesadaran untuk merubah perilaku diri dan meningkatkan
hubungan yang akan datang.4. hambatan interaksi sosialtindakan /
intervensi- bangun hubungan, gunakan teknik mendengar aktif dan
beri lingkungan yang aman untuk keterbukaan diri. Kontak yang
jujur, jelas, konsisten dapat membantu klien memulai dan menguasai
tugas yang berhubungan dengan belajar mempercayai orang lain.-
Tentukan derajat hambatan, dengarkan pendapat klien tentang
kesendirian, perhatikan adanya perasaan diri berharga. Perasaan
tidak percaya dapat menimbulkan kesulitan dalam membangun hubungan,
dan klien dapat menarik diri dari kontak tertutup dengan orang
lain.- Anjurkan klien mengungkapkan perasaan tidak nyaman terhadap
situasi sosial dan persepsi tentang alasan permasalahan. Pengakuan
membantu klien menyadari perasaan dan memulai mengatasinya.- Kaji
hubungan keluarga pola komuikasi, pengetahuan tentang kondisi
klien. Masalah dalam keluarga dapat membuat anggota keluarga
memberi dukungan yang adekuat / hubungan yang berkelanngjutan dan
dapat mengganggu kemajuan klien.- Gali dan contohkan cara mengubah
interaksi / perilaku sosial. Beri umpan balik terhadap usaha klien.
Memberi lingkan yang aman untuk mencoba perilaku baru. Pemberian
dorongan dapat meningkatan pengulangan perilaku tersebut dan
pengambilan resikoII. Konsep Dasar PenyakitA. Pengertian Waham atau
delusi adalah kesalahan dalam menilai diri sendiri atau keyakinan
tentang isi pikirnya pada hal tidak sesuai dengan kenyataan atau
kepercayaan yang telah terpaku/terpajang kuat dan tidak dibenarkan
berdasarkan fakta tetapi dipertahankan jika disuruh membuktikan
berdasarkan akal sehatnya tidak bisa, atau disebut juga kepercayaan
yang palsu dan sudah tak dapat dikoreksi.B. Faktor-faktor lainnya
yang dapat melatar belakangi terjadinya waham antara lain: Tahap
tumbuh kembang tidak terpenuhi, pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan, dan masa kecil tidak bahagia. Berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi proses berfikir misalnya faktor somatik (
gangguan otak), faktor psikologik ( gangguan emosi tpsikosa ), dan
faktor sosial ( kegaduhan yang sangat mempengaruhi perhatian dan
konsentrasi individu ). C. Macam-macam waham1. Waham kejarKeyakinan
bahwa orang lain atau lingkungan memusuhi/mencurigai dirinya,
misalnya merasa ada orang yang ingin membunuhnya, memata-matai atau
membicarakan kejelekannya.2. Waham kebesaranYakin bahwa dirinya
mempunyai kekuatan, kekuasaan, kedudukan, kekayaan berlimpah,
pendidikan tinggi atau kepandaian yang luar biasa, misalnya seorang
yakin bahwa dirinya adalah seorang raja.3. Waham
nihilistikPenyangkalan terhadap dirinya atau lingkungan, misalanya
yakin bahwa dirinya sendiri sudah mati dunia ini sudah tak ada,
dsb.4. Waham keagamaanYaitu waham yang berhubungan dengan
keagamaan, misalnya merasa dirinya adalah seorang nabi, merasa
dalam waktu 10 hari terjadi kiamat disuatu tempat.5. Waham
dosaKeyakinan pada dirinya bahwa ia telah melakukan dosa yang
sangat besar dan tidak mungki terampuni dan karenanya ia
bertanggung jawab atas kejadian-kejadian tertentu.6. Waham
pengaruhKeyakinan bahwakeadaan pikiran, emosi atau tingka lakunya
dipengaruhi oleh kekuatan dari luar yang tidak terlihat atau
gaib.7. Waham somatik dan hipokondrikKeyakinan bahwa keadaan
tubunya sudah tidak mungkin benar atau sakit misalnya yakin bahwa
ususnya telah busuk diperutnya ada gejalah, dsb.8. Waham
sakitKeyakinan bahwa seluruh atau sebagian tubuhnya sedang dilanda
penyakit kronis.
9. Waham hubunganInterpretasi yang salah dari pembicaraan,
kejadian ataugerak-gerik yang didasarkan berhubungan langsung
dengan dirinya.
D. Gambaran klinis dan diagnosa Waham kebesaran yang menetap
seringkali merupakan tanda dari gangguan kepribadian, waham
kebesaran merupakan suatu gangguan psikotik, biasanya mania
skizofremia, atau gangguan waham organik (sebagai contoh :
intoksikasi dengan kokain, aphetamin atau halusinogen). Tujuan yang
penting dalam memeriksa waham kebesaran adalah untuk menentukan
berat, irama dan penyebab Pedoman wawancara dan psikoterapi :Pasien
dengan waham kebesaran masih diikat dengan suatu wawancara jika
memberikan kesempatan kepada mereka untuk membicarakan isi
kepercayaan kebesarannya walaupun beberapa pasien mudah tersinggung
dan tidak dapat bekerjasama, jangan menantang kepercayaan kebesaran
klien walaupun jika jelas sudah tetapi jangan setujui jika mereka
benar, jika pasien bertanya langsung kepada anda bahwa saya dapat
terbang?. Jawaban yang paling baik adalah bahwa anda mengerti
pasien mempercayainya dan kepercayaan itu akan teliti lebih lanjut,
selama wawancara cobalah menentukan dalamanya ide. Apakah pasien
mempunyai kebesaran dibidang lain? Galilah pikiran paranoid,
beberapa ide paranoid mempunyai inti yang kebesaran yaitu pasien
paranoid percaya bahwa meraka cukup penting bagi orang yang melawan
mereka.E. Pemeriksaan dan pelaksanaan2. Tentukan apakah pasien
psikotik dan tentukan derajat gangguan pertimbangan, pasien dengan
gangguan delusional mungkin memiliki gangguan pertimbangan
tersebut, sehingga mereka berbahaya bagi dirinya/orang lain dan
memerlukan perawatan di RS, involunter jika diperlukan. Apakah
pasien berkelahi dengan orang yang menantang kebesaranya?. Apakah
pasien merencanakan untuk melakukan kepercayaan kebesarannya?.
Apakah terdapat rencana membunuh? Apakah pasien mempunyai resiko
membahayakan diri sendiri karena sikap waham kebesarnnya.3.
Singkirkan penyebab organik khususnya jika pasien psikotik jika
gejalah adalah baru pada seorang pasien, pasien tanpa adanya
riwayat gejalah yang serupa sebelumnya obat yang diresepkan seperti
contoh steroid, trisiklik, inhibutor, paroamin oksidasi (madro-dofa
dan phenileprine). Dapat menyeabkan waham kebesaran4. Pasien dengan
waham kebesaran yang ringan telah mengalami haltersebut selama
beberapa tahun mungkin memenuhi kriteria untuk gangguan kepribadian
narsistik ambang histronik atau paranoid. Pasien yang mempunyai
sistem kebesaran yang persisten dan baik yang tidak mengalami
depresi atau yang tidak mempunyai halusinasi/waham kacau yang
menonjol mungkin mendapatkan diagnosis dan delusional jenis
kebesaran.5. Terapi obat adalah bergantung pada diagnosis
definitif. Agitasi akut mungkin memerlukan tronkulisasi dengan
benzodiasepam. (contoh :oxazepam (seraks) 10-30mg/oral, estazolam
(prosem) 0,5-1 mg/oral, lorazopam (oktofan) 1-2 mg/oral/IV, suatu
anti psikotik (sebagai contoh trifluoperalin
(prulaksume)/haloperidol, semuanya diberikan 2-5 mg/oral/IV). Jika
pasien adalh psikotik gangguan delusional diobati dengan anti
psikotik.. III. Konsep Analisa Proses Interaksi (API). A.
Pengertian.Analisa Proses Interaksi adalah merupakan alat kerja
yang dipakai perawat (mahasiswa) untuk memahami interaksi yang
terjadi antara perawat dan klien.Analisa Proses Interaksi meliputi:
- Catatan hubungan perawat klien.- Resume Interaksi yang terjadi
selama perawat berhubungan individual dengan klien.- Kelompok klien
pada terapi modalitas keperawatan. B. Tujuan Analisa Proses
Interaksi (API). 1. Meningkatkan kemampuan mendengar 2.
Meningkatkan kemampuan berkomunikasi 3. Memberi dasar belajar;
artinya berupa alat untuk mengkaji kemampuan perawat / mahasiswa
dalam berinteraksi dengan klien dan data bagi CI /supervisor
pembimbing untuk memberi arahan. 4. Meningkatkan kepekaan perawat
terhadap kebutuhan klien, serta mempermudah perkembangan dan
perubahan pendekatan perawat. 5. Membantu perawat merencanakan
tindakan keperawatan. C. Data Dalam Format (API). 1. Inisial klien;
tulis inisial bukan nama lengkap. 2. Status interaksi; pertemuan
beberapa fase berhubungan. 3. Lingkungan; tempat interaksi, situasi
tempat interaksi, posisi mahasiswa dan klien. 4. Deskripsi klien;
Penampilan umum klien. 5. Tujuan; tujuan yang akan dicapai dalam
interaksi selama 20-30 menit - Tujuan berpusat pada klien. - Tujuan
terkait dengan prosek keperawatan klien. 6. Komunikasi verbal
Ucapan verbal Perawat Klien. 7. Komunikasi non-verbal non verbal
klien dan perawat saat bicara / saat mendengar. 8. Analisa berpusat
pada perawat. Pusat analisa proses yang berhubungan dengan komponen
sebagai berikut :a. Perasaan Sendiri.Perawat waspada tentang respon
perasaan sendiri dan menunjukkan peningkatan kemampuan untuk
menjelaskan riwayat / latarbelakang bagaimana perasaan perawat dan
bagaimana perasaan perawat dipengaruhi oleh tingkah laku non verbal
klien.b. Tingkah Laku non-verbal. Cari / kenali, diskusikanlah
analisa tingkah laku non verbal diri sendiri. c. Isi Pembicaraan
yang muncul dan terselubung.Cari / kenali, bedakan dan
diskusikanlah tehnik komunikasi yang Digunakan. d. Tujuan
Interaksi. Perawat berperan sebagai apa? Pasien sebagai apa? Apa
anggapan perawat tentang kejadian yang telah terjadi? Bagaimana
seharusnya berinteraksi. Bagaimana pengaruh proses interaksi pada
mereka. Apakah mereka perlu berubah? Dan jika perlu berubah,
mengapa? Apakah interaksi ini mempengaruhi tujuan dan rencana
interaksi yang akan datang?1. Analisa berpusat pada klien.
Analisa; pusatkan analisa proses interaksi pada komponen sebagai
berikut :
a. Tingkah laku non verbal.Cari / kenali, diskusikan dan analisa
tingkah laku non verbal klien.b. Isi pembicaraan yang muncul dan
terselubung.Cari / kenali, bedakan dan diskusikan keadaan perasaan
klien.c. Perasaan klien.- Temukan, cari arti tingkah lakuklien.-
Identifikasi dan diskusikan keadaan perasaan klien.- Bagaimana
perasaan klien mempengaruhi / dipengaruhi oleh perawat.d. Kebutuhan
klien dengan menggunakan data dari interaksi, yang terjadi
interaksi sebelumnya, riwayat klien dan teori.2. Analisa Teoritis
(rasional).- Sintesa dan terapan teori pada proses interpersonal:
Berikan alasan teoritis, intervensi anda atau intervensi lain.
Tunjukkan peningkatan kemampuan dalam mendiskusikan tingkah klien
dalam rangka teori psikodinamika, teori adaptasi, setiap
sumber-sumber teori lain yang dikenal.- Perawat diharapkan
menggunakan teori komunikasi, teori komunikasi terapeutik, teori
interpersonal dan setiap pembelajaran dasar ilmu pengetahuan
tingkah laku yang telah diperoleh disamping itu juga digunakan
teori perawatan psikiatri yang didapat dari bacaan dan kuliah.
D. Contoh Format (API).
Analisa Proses InteraksiInisial Klien :
.................................... Nama Mahasiswa
:................................Status Interaksi :
.................................... Tanggal
:................................Lingkungan :
.................................... Jam
:................................Deskripsi Klien :
.................................... Bangsal
:................................Tinjauan (orientasi pada klien) :
..............................................
KomunikasiVerbalKomunikasiNon verbalAnalisa Berpusat Pada
PerawatAnalisa Berpusat Pada KlienRasional
P ...............
K ..............
Dst.
P ...................
K ..................
K ..................
P ...................
Gambar Contoh Format (API)
BAB IIISTUDI KASUSASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Nn. Y. S DENGAN
GANGGUAN ISI PIKIR WAHAM KEBESARAN RUANG E RUMAH SAKIT KHUSUS
DAERAH KELAS A PROVINSI SULAWESI UTARA
3.1 Pengkajian Keperawatan. 1. Identitas Klien. Inisial : Nn Y.
S Umur : 31 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Talutu,
Tondano Jaga III Suku/Bangsa : Minahasa/Indonesia Pendidikan : SMP
Agama : Kristen Protestan Status Perkawinan : Tidak Kawin Tanggal
MRS : 03 Maret 2009 Tanggal Pengkajian : 13 Oktober 2009 Ruang
Perawatan : Ruangan E (Ruangan Maengket) Pekerjaan : Tidak Ada
Diagnosa Medik : Skizofrenia Residual
2. Penanggung Jawab. Nama : Nn. L. L Umur : 60 tahun Pendidikan
: SD Kelas II Pekerjaan : Tani Hubungan : Ibu Klien Alamat :
Talutu, Tondano Jaga III
II. Alasan Masuk Rumah Sakit Klien MSJ Ramtumbuysan Manado
diantar oleh orang tuanya karena menurut keluarga klien sering
bicara-bicara sendiri, suka tidur terus, gelisah dan kadang-kadang
marah dan mengamuk Keluhan saat pengkajian : klien bahwa kedua
orang tuanya tinggal di luar negeri klien tampak kooperatif dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan. Klien terkadang terlihat bingung,
mondar-mandir sendiri, 10 kali ganti pakaian, klien juga mengatakan
dia anak tunggal yang disayangi orang tuanyaIII. Faktor
Predisposisi.1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu
> ya. Karena sejak 2 tahun yang lalu klein sudah merasakan
gejela-gejala ini2. Pengobatan Sebelumnya. Klien belum pernah
mendapatkan pengobatan sebelumnya,3. Trauma Sejak kecil pernah
mengalami trauma perpisahan antara kedua orang tuanya4. Anggota
keluarga yang gangguan jiwaIbu klien perna mengalami gangguan
jiwa4. Pengalaman masa lalu yang menyenangkan dan tidak
menyenangkan Klien dilarang oleh keluarga untuk bekerja dan sering
tinggal di rumahIV. Pemeriksaan Fisik.a. Tanda-tanda Vital TD :
110/80 mmHg N : 80 x/menit R : 18 x/menitb. Berat Badan : 155
cmTinggi Badan : 50 kgc. Keluhan Fisik : Saat pengkajian klien
mengeluh demam.
V. Status Psikososial 1. Genogram A B
C D
E
A. Orang tua dari ayah
B. Orang tua dari ibu
C. Ayah klien bersaudara
D. Ibu klien bersaudara
E. Klien bersaudara
Laki-laki
Perempuan
Meninggal
Keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tinggal serumah
2. Konsep Diri. a. Citra Tubuh.Klien mengatakan bahwa dia sangat
menyukai seluruh bagian tubuhnya, karena ia merasa bahwa ia adalah
orang luar negeri. b. Identifikasi Diri.Klien dapat meyebutkan
idetitasnya seperti nama umur, alamat klien dengan baik. c.
Peran.Belumnya MRS. Klien hanya membantu pekerjaan ibunya di rumah
seperti memasak, membersihkan rumah, mencuci baju, karena tidak
diizinkan ayahnya untuk berkerja. d. Ideal Diri.Klien mengatakan
ingin segera sembuh dan cepat pulang ke rumah.
e. Harga Diri.Klien mengatakan bahwa dirinya masih berguna dalam
keluarganya dan masyarakat.
3. Hubungan Sosial. - Orang yang terdekat.Klien mengatakan bahwa
di rumah ia dekat dengan kedua orang tuanya. - Peran serta dalam
kelompok masyarakat.Klien sangat aktif dalam mengikuti kegiatan
aktivitas kelompok.- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien tidak memiliki hambatan dalam beriinteraksi dengan orang lain
karena sifat klien yang mudah bergaul dengan orang lain.
4. Spiritual- Nilai dan Keyakinan. Klien beragama kristen
protestan dan yakin akan sembuh karena pertolongan Tuhan. -
Kegiatan Ibadah : Klien jarang mengikuti ibadah karena menurut
klien ia tidak mempunya baju gereja.
VI. Status Mental.1. Penampilan. Cukup, menggunakan pakaian
sesuai, ganti baju 10 kali sehari 2. Pembicaraan. Pembicaraan
cepat, suara perlahan3. Aktivitas Motorik Klien gelisah, suka
mondar-mandir di ruangan4. Alam Perasaan Klien tampakm gelisah, dia
mengatakn ingin pulang rumah5. Afek Adar, kadang-kadang tampak
tenang, kadang-kadang tampak gelisah, suka bertengkar dengan klien
lain. Maslah keperawatan : resiko tinggi melakukan tindak
kekerasan6. Interaksi selama wawancara Saat dikaji klien kooperatif
menunjukan sifat bersahabat dan mau menjawab semua pertanyaan. 7.
Perpepsi Saat pengakjian. Klien mengatakan masih mendengar dan
melihat bayangan-bayangan 8. Proses Pikir Klien selalu menjawab
pertayaan yang diajukan9. Isi Pikir Klien mengatakan bahwa ayah dan
ibunya tinggal diluar negeri, klien juga mengatakan bahwa dia
memiliki banyak pacar. Dan klien mengatakan dia tinggal di luar
negri. Masalah : waham kebesaran10. Tingkat Kesadaran Klien dapat
mengenal orang yang berbicara dengannya, dapat menyebutkan tempat
dam waktu tanpa bantuan perawat. 11. Memori Klien sudah tidak bisa
mengingat kejadian dimasa lalu. Tapi dia masih ingat kejadian
sekarang Masalah : gangguan proses pikir.
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung Klien dapat menghitung
dengan benar.
13. Kemampuan Penilaian Klein mampu mengambil keputusan.
14. Daya Tilik diri Klien menyadari kalau dirinya sedang sakit
dan berada di RS. VII. Kebutuhan Persiapan Pulang.1. Makan.-
Frekuansi makan kien 3 x/hari dengan komposisi nasi, ikan, sayur,
dan buah, klien dapat menghabuskan makanan yan disajikan.
2. BAB Dan BAK. Klien mampu melakukan sendiri tanpa bantuna
orang lain. 3. Mandi Klein dapat mandi sendiri, mandi 3x/hari dan
3x gosok gigi/hari 4. Berpakaian. Klien dapat melakukan sendiri
tanpa bantuan orang lain 5. Istirahat dan Tidur. Klien dapat tidur
siang 1 jam, tidur malam 8 jam. 6. Penggunaan Obat. Klien dapat
minum obat secara mandiri dan dimonitor oleh perawat (di RSJ) dam
dikontrol oleh keluarga bila sudah pulang 7. Pemeliharaan
Kesehatan. Untuk sementara waktu klien harus durawat du RSJ 8.
Aktivitas di dalam rumah. Untuk dirumah, kadang-kadang klien
melakukan aktivitas seperti saat diruma mencuci baju, memasak dan
membersihkan rumah. 9. Aktivitas di luar rumah. Klien belum bisa
melakukan aktivitas diluar rumah.
VIII. Aspek medik.1. Diagnosa medikSkizofrenia residual2. Terapi
medic- CPZ (clorpromazime) 3 x 100 mg.- Hallop ( Hollopenidol) 3 x
5 mg- THP ( trihexphenidyl) 3 x 2 mg IX. Masalah Keperawatan-
Gangguan isi pikir : Waham Kebesaran- Koping induvidu tidak
efektif.- Resiko melakukan tindakan kekerasan.
IIX. Pengelompokan Data Data subjektif- Klien mengatakan bahwa
ia adalah orang luar negeri- Klien mengatakan bahwa ia memiliki
banyak pacar- Klien mengatakan bahwa kedua orang tuanya tinggal di
luar negeri- Klien mengatakan bahwa dia anak tunggal yang disayangi
orang tuanyaData objektif- Pembicaan capat- Klien sudah mengalami
gejala ini 2 tahun yang lalu- Klien suka bertengkar dengan
teman-temannya- Klien MRS bertengkar dengan teman-temannya
2. ANALISA DATADataMasalah
Ds :- Klien mengatakan bahwa ia adalah orang luar negeri- Klien
mengatakan bahwa ia memiliki banyak pacar- Klien mengatakan bahwa
dia anak tunggal yang disayangi orang tuanyaDo :- Pembicaan
capatGangguan Isi pikir : waham Kebesaran
Ds :- Do :- Klien sudah mengalami gejala ini 2 tahun yang lalu-
Klien suka bertengkar dengan teman-temannya- Klien MRS bertengkar
dengan teman-temannya
Resiko Tinggi melakukan tindak kekerasan
3. Masalah Keperawatan.1. Gangguan isi pikir : waham kebesaran
b.d individu tidak efektif.2. Resiko tinggi melakukan tindak
kekerasan b.d waham kebesaran.
Resiko tinggi melalukan tindak kekerasan
Gangguan isi pikir : waham kebesaran
Koping individu tidak efektif
Akibat
Masalah utama
penyebab
4. Pohon Masalah.
ASUHAN KEPERAWATANNAMA KLIEN : Nn. Y. SRUANGAN : E
(Maengket)No.Diagnosa keperawatanPerencanaan Keperawatan
Implementasi KeperawatanEvaluasi keperawatan
Tujuan/kriteria hasilIntervensi Rasional
I.Gangguan isi pikir : waham kebesaran b.d individu tidak
efektif yang ditandai dengan.Ds :- Klien mengatakan bahwa ia adalah
orang luar negeri- Klien mengatakan bahwa ia memiliki banyak pacar-
Klien mengatakan bahwa dia anak tunggal yang disayangi orang
tuanyaDo :- Pembicaraan capatTUMGangguan isi pikir waham kebesaran
teratasi dalam 3 bulanTuk 1. Bina hubungan saling percaya dengan
kriteria hasil kien dapat menerima kehadiran perawat
2. Kenali waham klien dengan kriteria hasil klien dapat
bercerita tentang dirinya dan apa yang dipikirkan
3. Klien dapat membedakan antara khayalan dan kenyataan dengan
kriteria hasil klien mengenala situasi, klien dapat membedakan
khayalan dan kenyataan
1. Bina hubungan saling percaya
- Dorong dan beri kesempatan kien untuk mengungkapkan
perasaannya
- Dorong ungkapkan klien dengan empati
2. Anjurkan pertayaan-pertayaan yang penting- Identifikasi
ketakutan dan perhatian klien saat ini, tetapi juga terlihat
diskusikan panjang tentang waham yang kompleks
3. Tanyakan apa yang dipikirkan klien
- Bantu klien membedakan khayalan dan kenyataan
1. Hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi yang
terapeutik perawat klien- Ungkapkan perasaan klien kepada perawat
sebagai bakti bahwa klien mulai mempercayai perawat
- Rasa empati dapat meningkatkan hubungan saling percaraya.
2. Mengetahui jenis gangguan pada pasien.
- Mencegah pembicaraan terlampaui jauh sehingga pikiran pasien
lebih meningkat lagi ke waham.
3. Menguji daya ingat dan mengidetifikasi alam perasaan
klien
- Membantu klien membedakan khayalan dan kenyataan Tgl :
13/10-2009Jam : 09.00
1. Membina hubungan saling percaya sengan klien
- Menyakan pada klien apa yang dirasakan klein
- Mendengarkan klien mengungkapkan perasaannya dengan menerima
tanpa memotong pembicaraanJam : 10.002. Menanyakan pada klien
tanggapan pribadi terhadap dirinya sendiri- Mendengarkan klien
mengungkapkan perasaannya dan wahamnya tanpa berusaha meningkatkan
wahamnya. Meminta klien untuk mengungkapkan penilaian pribadi
terhadap dirinya sendiir. Jam : 11.003. Membantu klien mengingat
bahwa klien sedang sakit dan untuk itu klien sementara dirawat
dengan tujuan mengatasi penyakitnya - Membantu menjelaskan pada
klien bahwa saat ini dia sedang dirawat bersama-sama dengan
teman-temannya yang punya masalah karena sakit dan meyakinkan klien
bahwa perawat akan membantunya dalam mengatasi masalahnya
Tgl : 13/10-2009Jam : 09.15S : - Nama saya Y. S - Saya merasa
senang - Saya tinggal di luar negeri- Ayah saya tinggal di belanda,
dana ibu daya tinggal di inggris- Saya punya pacar namanya D..-
Saya anak tinggal
O :- Hubungan saling percaya mulai tercipta- Klien kooperatif
dan mau menjawab pertanyaan perawat- Klien dapat menerima bahwa ia
harus dirawat di RS.
A :- Hubungan saling percaya mulai tercipta
P : - Lanjutkan intervensi keperawatan
II.Resiko tinggi melekukan tindak kekerasan b.d waham kebesaran
yang ditandai dengan.Ds :- Do :- Klien sudah mengalami gejala ini 2
tahun yang lalu- Klien suka bertengkar dengan teman-temannya- Klien
MRS bertengkar dengan teman-temannyaTUMTidak terjadi tindak
kekerasan TUK1. Bina hubungan saling percaya dengan kriteria hasil
klien dapat menerima kehadiran perawat
2. Klien dapat mengontrol emosinya dengan kriteria hasil klien
tidak marah-marah
1.1 Bina hubungan saling percaya
1.2 Dorong dan beri kesempatan untuk mengungkapkan
perasaannya
1.3 Dengarkan ungkapan klien dengan empati
2.1 Indentifikasi bersama klein tindakan apa yang dilakukan bila
sedang emosi2.2 Diskusikan cara mengontrol emosi
1.1 Hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi yang
terapeutik antara perawat klien1.2 Ungkapkan perasaan klien kepada
perawat sebagai bukti klien mulai mempercayai perawat
1.3 Rasa empati dapat meningkatkan seling percaya.
2.1 Tindakan yang biasanya dilakukan klien merupakan upaya
mengatasi emosinya2.2 Dengan terkontrolnya emosi oleh klien mata
resiko kekerasaan tidak akan terjadi
Tgl : 14/10- 2009Jam : 09.00- Salam terapeutik- Memperkenalkan
diri- Berjabat tangan- Duduk berdampingan- Meningkatkan kontrak-
Menunjukan sikap empati selamat pagi perkenalkan nama saya Feila,
saya mahasiswa Akper yang akan melakukan praktek disini selama 3
hari mulai hari ini saya akan berbincang-bincang dengan anda selama
15 menit. Nama anda siapa? Terus umur berapa? Tinggal dimana?
Bagaimana perasaan anda sekarang?
Tgl : 14/10- 2009Jam : 09.00TUK 2- Mengkaji tindakan yang biasa
dilakukan klien untuk mengontrol emosinya - Kalau Y. S sedang emosi
biasanya apa yang dilakukan?- Mendiskusikan cara mengontrol emosi
kalau Nn. Y.S sedang emosi. Y. S jangan berkelahi dengan yang lain
apalagi sampai memukul teman, Y.S kan orang kristen kalau Y.S
melakukan itu Tuhan Yesus marah, Y.S juga jangan lupa minum obat
secara teretur. Tgl : 31/10-2009Jam : 09.15S : - Kalau saya sedang
emosi. Saya biasanya marah-marah pada orang lain- Iya suster saya
itu tidak akan melakukan itu lagi dan akan rajin minum obat
O :- Klien dapat mengungkapkan tindakan yang dilakukannya saat
emosi dan amu menerima nasehat perawat
A :- TUK 2 tercapai
P : - Lanjutkan pertemuan berikutnya
ANALISA PROSES INTERAKSINam : Nn. Y. SUmur : 31 TahunInteraksi :
I (Fase perkenalan)Waktu interaksi : 13/10- 2009, jam :
09.00-09.30Lingkungan : Di dalam ruangan, duduk saling berdampingan
kira-kira 1 mDeskripsi : Klien mengunakan kaos berwarna biru
dongker, celana panjang jeans berwarna biru, rambut pendek terurai,
memakai sendal jepitTujuan : Klien dapat memperkenalkan diri/
identitas, terbina hubungan saling percaya antara perawat dan
klien
KomunikasiAnalisa Berpusat padaRasional
VerbalNon verbalKlienperawat
P : Selamat pagi
K : Selamat pagiP : Menatap klien sambil tersenyumK : Tersenyum
dan duduk disamping perawatMerasa senang ditegur perawatBerharap
ada tanggapan positif dari klienMengucapkan salam sebagai awal dari
terjadi hubungan saling percaya
P : Perkenalkan nama saya Feila, saya mahasiswa Akper Bethesda
yang akan praktek disini selama 3 hari, mulai hari ini saya akan
berbincang-bincang dengan anda selama 15 menit nama anda siapa?
Terus umur berapa?K : Nama saya Y.S sekarang umur 31 tahunP :
Mengulurkan tangan dan menatap klien
K : Mengulurkan tangan dan menatap perawatNampak mulai ada
kedekatanBerharap klien akan menyebutkan nama dan umur interaksi
berjalan sesuai dengan harapanPerkenalkan dapat meninggalkan
hubungan saling percaya antara perawat dan klien
P : Nn. Y.S tinggal dimanaK : Saya tinggal di asramaP : Bernada
memohonK : Dengan yakin dan cepat menjawab pertayaanLangsung
menjawab pertayaanSenang karena pertayaan langsungan
dijawabMengukur daya ingat
P : Kalau orang tua Nn. Y. S tinggal dimana?K : Kalau ayah saya
tinggal di belanda, sendangkan ibu saya tinggal di inggrisP :
Bernada ingin tahu
K : Dengan yakin dan cepat menjawab pertayaan yang
diajukanLangsung menjawab pertayaanSenang karena pertayaan
langsungan dijawabMengukur daya ingat
P : Nn. Y.S besok kita berbincang-bincnag lagi yach, selamat
siangK : Iya susterP : Menatap klien dan tersenyumSegera berjalan
kembali ke ruangannyaMengkhiri interaksi, berharap dapat
melanjutkan interaksi pada esok hariPerpisahan yang baik
memungkinkan interaksi dapat dilanjutkan
ANALISA PROSES INTERAKSINam : Nn. Y. SUmur : 31 TahunInteraksi :
II (Fase kerja)Waktu interaksi : 14/10- 2009, jam :
09.00-09.30Lingkungan : Di dalam ruangan, duduk saling berdampingan
kira-kira 1 mDeskripsi : Klien mengunakan kaos berwarna hijau,
celana pendek, memakai sendal jepitTujuan : Klien dapat
mengungkapkan perasaannya
KomunikasiAnalisa Berpusat padaRasional
VerbalNon verbalKlienperawat
P : Selamat pagi
K : Selamat pagi susterP : Menatap klien tersenyumK : Menatap
perawat sambil tersemyumMenyapa perawatBerharap klien mejawab
sapaan perawatMengucapkan salam sebagai awal memulai komunikasi
P : Nn. Y.S sudah mandi?
K : Sudah suster, pagi ini saya sudah mandi 4xkaliP : Bertanya
dengan penuh harapan klien menjawab pertayaanK : Menjawab pertayaan
perawat dengan malu-maluMenjawab dengan malu-maluBertanya sekaligus
bercandaMemulai interaksi dengan bercanda
P : Nn. Y.S sudah berapa kali masuk RS?K : Baru sekarang
suster
P : Nn. Y.S masih ingat kapan pertama kali merasakan sejala
seperti iniK : 2 tahun suster saya merasakan gejala seperti iniP :
Menatap klien
K : Menatap perawat
Berusaha mengingat dan segara menjawab pertayaanMengkaji
orientasi klienDengan menanyakan kapan masuk RS dan diketahui
orientasi klien
P : Didalam keluarga Nn. Y.S ada yang sakit seperi Nn. Y.SK :
Ibu saya pernah masuk RS jiwa sama sperti sayaP : Meoertahankan
kontak mata Langsung menjawab pertayaanBerharap klien dapat
menjawab pertayaan sesuai dengan kenyataanMengetahui faktor
herediter
P : Apakah Nn. Y.S sering dijenguk keluarga?K : Ayah dan ibu
saya hanya datang 1 bulan 1x karena mereka tinggal jauh di luar
negeriP : Mempertahan kan kontak mataK : Menatap perawat sambil
tersemyumMenjawab pertayaan dari perawatMenganalisa isi pikir
klienMenganalisa isi pikir klien/waham klien
P : Nn. Y.S sampai disini dulu perbincangan kita, nanti kita
lanjutkan besok, selamat pagiK : Pagi sesP : Berditri dan
berjalan
K : Berjalan kembali ke ruanganSegera berjalan kekamarMengakhiri
interaksi berharap dapat melanjutkan interaksi esok hariPerpisahan
yang baik memungkinkan interaksi dapat dilanjutkan pagi
ANALISA PROSES INTERAKSINam : Nn. Y. SUmur : 31 TahunInteraksi :
III (Fase perkenalan)Waktu interaksi : 15/10- 2009, jam :
09.00-09.15Lingkungan : Di dalam ruangan, duduk saling
berdampinganDeskripsi : Klien mengunakan pakaian berwarna putih,
celana panjang garis-garisTujuan : Pemutusan hubungan/perpisahan
dengan klien
KomunikasiAnalisa Berpusat padaRasional
VerbalNon verbalKlienperawat
P : Selamat pagi Nn. Y. S
K : Selamat pagi P : Menatap klien sambil tersenyumK : Menatap
perawat dan tersemyumMenyapa perawatBerharap klien mejawab sapaan
perawatMengucapkan salam sebagai awal memulai komunikasi
P : Nn. Y.S sudah minum obatK : Sudah susterP : Menatap kien
K : Menatap perawatLangsung menjawab pertayaanBerharap klien
menjawab pertayaan perawatMengkaji ingatan klien
P : Bagus Nn. Y. S harus rajin minum obat supaya cepat sembuh
dan boleh pulangK : Iya susterP : mempertahan kan kontak mata
K : Menatap perawat dan tersenyum Menerima nasihat dari perawat
berharap klien dsapat menerima nasihat Memberi tahu klien tentang
pentingnya minum obat
P : Nn. Y. S ini adalah hari terakhir saya disini, mulai besok
teman suster yang akan menggatikan suster disini yang ingat pesan
suster.K : Iya suster P : Mengulurkan tangan dan berjabat
tangan
K : Mengulurkan tanganTampak menerima perpisahanBerharap klien
menerima perpisahanTerminasi yang baik membuat klirn dapat menerima
perpisahan dan sebgai tanda akhir interaksi