Top Banner
Home About Me Contact Me Disclaimer Privacy Policy Motivasi Serba - serbi Perawat Home Askep 1 o Keperawatan Anak o Keperawatan Keluarga o Keperawatan Jiwa o Sistem Pernapasan o Medikal Bedah o Endokrin o Keperawatan Jiwa o Sistem Persyarafan o Keperawatan Komunitas Askep 2 o Muskuloskaletal o Kanker o Pengindraan o Kardiologi o Darah o Manajemen Keperawatan o Uji Kompetensi o Maternitas o Farmasi More o Bola o Tips Kesehatan o Lasalian Textto sea
48

Askep jiwa Waham.docx

Sep 14, 2015

Download

Documents

fatma
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Home About Me Contact Me Disclaimer Privacy Policy MotivasiTop of Form

Bottom of FormTop of FormBottom of FormSerba - serbi Perawat

Home Askep 1 Keperawatan Anak Keperawatan Keluarga Keperawatan Jiwa Sistem Pernapasan Medikal Bedah Endokrin Keperawatan Jiwa Sistem Persyarafan Keperawatan Komunitas Askep 2 Muskuloskaletal Kanker Pengindraan Kardiologi Darah Manajemen Keperawatan Uji Kompetensi Maternitas Farmasi More Bola Tips Kesehatan Lasalian Hukum Kesehatan Serba-serbi Motivasi Kristiani Menu 7Home kep jiwa Asuhan Keperawatan Jiwa Klien Dengan Waham Kebesaran Asuhan Keperawatan Jiwa Klien Dengan Waham Kebesaran

LANDASAN TEORI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. Y.S DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR WAHAM KEBESARAN RUANG E RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH KELAS A PROVINSI SULAWESI UTARA

I. Asuhan Keperawatan Jiwa A. Pengertian- Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan / asuhan yang bersifat humanistik, profesional dan holistik berdasarkan ilmu dan kiat, memiliki standar asuhan dan menggunakan kode etik, serta dilandasi oleh profesionalisme yang mendiri dan / atau kolaborasi (lokakarya, 1983). - Pengertian Asuhan Keperawatan.Asuhan Keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien / pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. -Pengertian Proses Keperawatan.Proses keperawatan adalah suatu proses penilaian masalah yang dinamis dalam usaha memperbaiki atau memelihara pasien sampai ke taraf optimum melalui suatu pendekatan yang sistematika untuk mengenal dan membantu memenuhi kebutuhan khusus pasien. (Dep. Kes. RI. Dan JICA 1982).-Gangguan Jiwa adalah kondisi terganggunya fungsi mental, emosi, pikiran, kemauan, perilaku psikomotorik dan verbal, yang menjelma dalam kelompok gejala klinis yang disertai oleh penderitaan dan mengakibatkan terganggunya fungsi humanistik individu. C PPDGJ III atau ICD X.- Keperawatan Jiwa adalah Proses Intrapersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan mempertahankan prilaku sehingga klien dapat berfungsi sebagai manusia antara perawat dengan klien , keluarga dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal ( Carpenito, 1989 dikutip oleh kawat 1991)

B. Tujuan KeperawatanProses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisi dan tidak unik bagi individu klien. Keperawatan Jiwa merupakan proses interpersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku sehingga klien dapat berfungsi utuh sebagai manusia. 1. Bagi Perawat.a. Peningkatan otonomi, percaya diri dalam memberikan asuhan keperawatan.b. Tersedia pola pikir / kerja yang logis, ilmiah, sistematis dan terorganisir.c. Pendokumentasian dalam proses keperawatan memperlihatkan bahwa perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat.d. Peningkatan kepuasan kerja.e. Sarana / wahana desiminasi IPTEK keperawatan.f. Pengembangan karier, melalui pola pikir penelitian. 2. Bagi Klien. a. Asuhan yang diterima bermutu dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah b. Partisipasi meningkat dalam menuju perawatan mandiri (Independent Care) c. Terhindar dari malpraktek C. Proses Keperawatan Jiwa Dan Langkah-langkah Proses Keperawatan - Pengkajian Keperawatan. Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Data pada pengkajian keperawatan jiwa dapat dikelompokkan menjadi faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan kemampuan koping yang dimiliki klien (Stuart dan Larai 2001). Cara pengkajian lain berfokus pada 5 dimensi yaitu fisik, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual kemampuan perawat yang diharapkan dalam melakukan pengkajian adalah mempunyai kesadaran / titik diri (self-awareness), kemampuan mengobservasi dengan akurat, kemampuan komunikasi terapeutik dan senantiasa mampu berespon secara efektif (Stuart dan L) 2001. Perilaku yang perlu dilakukan perawat-perawat adalah membina hubungan saling percaya dengan melakukan kontrak, mengkaji data dari klien dan keluarga, memvalidasi data dengan klien, mengorganisir atau mengelompokkan data, serta menetapkan kebutuhan atau masalah klien.- Diagnosa Keperawatan.Pengertian diagnosa keperawatan adalah identifikasi / peniliaian terhadap pola respon klien baik aktual maupun potensial (Stuart dan Laraia, 2001)Tipe-tipe diagnosa keperawatan dalam rencana asuhan keperawatan dan dokumentasi oleh Carpenito adalah.....- Diagnosa aktual; fokus intervensi yaitu mengurangi atau menghilangkan masalah- Diagnosa resti; fokus intervensi untuk mengurangi faktor resiko untuk mencegah terjadinya masalah aktual- Diagnosa kemungkinan; fokus intervensi mengumpulkan data tambahan untuk / atau menetapkan tanda gejala / faktor resiko- Masalah kolaboratif; fokus intervensi menentukan awitan atau status masalah penatalaksanaan status- Perencanaan Keperawatan.Perencanaan keperawatan terdiri dari 3 aspek yaitu, tujuan umum, tujuan khusus dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan umum berfokus kepada penyelesaian permasalahan sedangkan tujuan umum dapat dicapai apabila serangkaian tujuan khusus telah tercapai. Tujuan khusus berfokus pada penyelesaian etiologi sehingga tujuan ini perlu dicapai atau dimiliki klien. Umumnya kemampuan klien pada tujuan khusus dapat menjadi 3 aspek yaitu kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif. Rencana tindakan ini disesuaikan dengan standar asuhan keperawatan jiwa di Indonesia atau standar keperawatan Amerika. Tindakan keperawatan yang telah direncanakan dicatat dalam formulir dokument keperawatan.

- Implementasi Keperawatan.Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Pada siatuasi nyata implementasi sering kali jauh berbeda dengan rencana. Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat, apakah rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan oleh klien saat ini. Perawat juga menilai diri sendiri, apakah mampu melaksanakan, perawat harus menilai kembali, apakah tindakan tersebut aman bagi klien. Pada saat akan melaksanakan tindakan keperawatan, perawat membuat kontrak dengan klien yang isinya menjelaskan apa yang akan dikerjakan dan peran serta yang diharapkan dari klien. Dokumentasikan semua tindakan yang dilakukan.

- Evaluasi Keperawatan.Evaluasi keperawatan merupakan proses berkelanjutan menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dibagi dua, yaitu evaluasi hasil atau sumatif yang dilakukan dengan membandingkan antara respon klien dan tujuan khusus serta umum yang telah ditentukan. Evaluasi dapat dilakukan dengan pendekatan SOAP yaitu.....S: Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakanO: Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakanA: Analisa ulang atas data subjektif dan data objektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih tetap / muncul masalah baru P: Perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisis pada respon klien yang terdiri dari lanjut klien dari perawat.

Bagan Rentang Neurobiologis

D. Diagnosa keperawatan yang mungkin dapat ditegakkan pada klien dengan gangguan delusi ( waham )1. resiko membaayakan diri / orang lain. Faktor resiko meliputi : - ancaman bahaya yang dirasakan - peningkatan bahaya yang dirasakan Indikator yang mungkin : - berperilaku dalam cara yang tidak rasional - menjadi terancam atau diserang dalam Menghadapi ancaman yang dirasakan.

2. ansietas dapat dihubungkan dengan, kemungkinan ditandai oleh :- ketidakmampuan untuk percaya- sistem delusi yang kaku- merasa takut terhadap orang lain dan permusuhannya sendiri.Hasil yang diinginkan / kriteria evaluasi- mengakui delusi dan mengatasinya secara tepat.- Mendefinisikan metode untuk menurunkan kadar ansietasnya sendiri.- Melaporkan bahwa ansietas berkurang ketingkat yang dapat dikendalikan - Menunjukkan sikap yang rileks.3. ketidakberdayaan dapat dihubungkan dengan :- gaya hidup tidak berdaya : perasaan tidak adekuat, gangguan harga diri yang parah.- Interaksi interpersonal.Kemungkinan ditandai oleh :- Ekspresi verbal yang tidak mempunyai pengendalian/pengaruh terhadap situasi.- Penggunaan delusi paranoid, perilaku agresif untuk mengopensasi kurangnya pengendalian.Hasil yang diharapkan :- Menunjukkan perubahan gaya hidup/ perilaku yang penting untuk mempertahankan pengendalian tanpa menggunakan penyerangan.4. hambatan interaksi sosial dapat dihubungkan dengan :- gangguan proses pikir, perasaan tidak percaya terhadap orang lain/ pikiran delusi.- Defisit pengetahuan/ keterampilan tentang cara meningkatkan mutualitas.Kemunkinan ditandai oleh :- Ketidaknyamanan dalam situasi sosial, kesulitan dalam membangun hubungan dengan orang lain.- Menghadapi masalah dengan kemarahan/ permusuhan dan perilaku kekerasan.Hasil yang diinginkan :- Mengungkapkan kemauan untuk terlibat dngan orang lain.- Berpartisipasi dalam aktivitas/ program bersama orang lain dengan hanya sedikit ketidaknyamanan. Rencana tindakan keperawatan1. resiko membahayakan diri / orang laintindakan / interaksi :- perhatikan riwayat perilaku berbahaya sebelumnya bila dalam keadaan stress. Indikator peningkatan resiko kambuhnya perilaku berbahaya/ menyerang.- Bimbing klien untuk mengidentifikasi situasi yan memicu ansietas berat perilaku agresif. Memahami hubungan antara ansietas berat dan perasaan agresif dapat membantu klien mengidentifikasi. Pilihan untuk menghindari perilaku kekerasan.- Terima sikap bermusuhan secara verbal tanpa perlawanan atau pertahanan perawat perlu menyadari responsnya sendiri terhadap perilaku klien. Perilaku tidak selalu diarahkan pada perawat secara individu, dan berespons secara defensif dapat membentuk situasi. Kesadaran yang responsnya sendiri, memungkinkan perawat untuk melawan/ menghadapi perasaan tersebut.- Hindari menunjuk, menyentuh, memerintah, memaki, menantang, mengganggu, berargumen, menganggap sepele, atau mengintimidasi klien. Tindakan ini dapat dianggap mengancam dan dapat memicu klien untuk melakukan kekerasan.- Minta izin untuk mengajukan pertanyaan, cara untuk melihat jelas kejadian yang memicu emosi yang mendasari, seperti takut, ansietas, atau malu beri jalan keluar/ alternatif lain.2. ansietastindakan / intervensi- kembangkan hubungan perawat/ klien utama. Kontinuitas hubungan perawatan utama memberi waktu yang diperlukan untuk membentuk pertahanan dengan orang yang dicurigai.- Gali pola koping yang timbul terhadap ansietas dan seberapa efektif koping tersebut. Meningkatkan kewaspadaan bahwa tindakan agresif dapat diungkapkan secara destruktif.- Diskusikan alternatif perilaku tidak efektif terbaru. Klien menggunakan koping tidak sesuai dengan mengidentifikasi strtegi yang konstruktif dan efektif untuk mengatasi situasi yang menakutkan dapat merangsang perubahan.- Kolaborasi : beri pengobatan sesuai indikasi. Menurunkan ansietas dan pikiran delusi yang dapat meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah.3. ketidakberdayaantindakan / intervensi- anjuran klien untuk melakukan apa saja yang bisa dilakukan bagi dirinya, beri pilihan bila mungkin. Memungkinkan / memampukan pengendalian situasi sehinggakecurigaan dapat dikurangi.- Bimbing klien untuk mengidentifikasimunculnya perasaan kehilangan kendali dan kejadian / situasi yang mengarah pada perasaan tidak berdaya.- Tinjau ulang kontak sosial/ huungan terdahulu, jika tidak lagi terlibat dalam hubungan ini, biarkan klien menggambarkan apa yang terjadi. Pengetahuan dapat tercapai dari bagaimana klie membangun hubungan dan mengaoa hubungan ini memburuk atau tetap utuh, ang memberi kesadaran untuk merubah perilaku diri dan meningkatkan hubungan yang akan datang.4. hambatan interaksi sosialtindakan / intervensi- bangun hubungan, gunakan teknik mendengar aktif dan beri lingkungan yang aman untuk keterbukaan diri. Kontak yang jujur, jelas, konsisten dapat membantu klien memulai dan menguasai tugas yang berhubungan dengan belajar mempercayai orang lain.- Tentukan derajat hambatan, dengarkan pendapat klien tentang kesendirian, perhatikan adanya perasaan diri berharga. Perasaan tidak percaya dapat menimbulkan kesulitan dalam membangun hubungan, dan klien dapat menarik diri dari kontak tertutup dengan orang lain.- Anjurkan klien mengungkapkan perasaan tidak nyaman terhadap situasi sosial dan persepsi tentang alasan permasalahan. Pengakuan membantu klien menyadari perasaan dan memulai mengatasinya.- Kaji hubungan keluarga pola komuikasi, pengetahuan tentang kondisi klien. Masalah dalam keluarga dapat membuat anggota keluarga memberi dukungan yang adekuat / hubungan yang berkelanngjutan dan dapat mengganggu kemajuan klien.- Gali dan contohkan cara mengubah interaksi / perilaku sosial. Beri umpan balik terhadap usaha klien. Memberi lingkan yang aman untuk mencoba perilaku baru. Pemberian dorongan dapat meningkatan pengulangan perilaku tersebut dan pengambilan resikoII. Konsep Dasar PenyakitA. Pengertian Waham atau delusi adalah kesalahan dalam menilai diri sendiri atau keyakinan tentang isi pikirnya pada hal tidak sesuai dengan kenyataan atau kepercayaan yang telah terpaku/terpajang kuat dan tidak dibenarkan berdasarkan fakta tetapi dipertahankan jika disuruh membuktikan berdasarkan akal sehatnya tidak bisa, atau disebut juga kepercayaan yang palsu dan sudah tak dapat dikoreksi.B. Faktor-faktor lainnya yang dapat melatar belakangi terjadinya waham antara lain: Tahap tumbuh kembang tidak terpenuhi, pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, dan masa kecil tidak bahagia. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses berfikir misalnya faktor somatik ( gangguan otak), faktor psikologik ( gangguan emosi tpsikosa ), dan faktor sosial ( kegaduhan yang sangat mempengaruhi perhatian dan konsentrasi individu ). C. Macam-macam waham1. Waham kejarKeyakinan bahwa orang lain atau lingkungan memusuhi/mencurigai dirinya, misalnya merasa ada orang yang ingin membunuhnya, memata-matai atau membicarakan kejelekannya.2. Waham kebesaranYakin bahwa dirinya mempunyai kekuatan, kekuasaan, kedudukan, kekayaan berlimpah, pendidikan tinggi atau kepandaian yang luar biasa, misalnya seorang yakin bahwa dirinya adalah seorang raja.3. Waham nihilistikPenyangkalan terhadap dirinya atau lingkungan, misalanya yakin bahwa dirinya sendiri sudah mati dunia ini sudah tak ada, dsb.4. Waham keagamaanYaitu waham yang berhubungan dengan keagamaan, misalnya merasa dirinya adalah seorang nabi, merasa dalam waktu 10 hari terjadi kiamat disuatu tempat.5. Waham dosaKeyakinan pada dirinya bahwa ia telah melakukan dosa yang sangat besar dan tidak mungki terampuni dan karenanya ia bertanggung jawab atas kejadian-kejadian tertentu.6. Waham pengaruhKeyakinan bahwakeadaan pikiran, emosi atau tingka lakunya dipengaruhi oleh kekuatan dari luar yang tidak terlihat atau gaib.7. Waham somatik dan hipokondrikKeyakinan bahwa keadaan tubunya sudah tidak mungkin benar atau sakit misalnya yakin bahwa ususnya telah busuk diperutnya ada gejalah, dsb.8. Waham sakitKeyakinan bahwa seluruh atau sebagian tubuhnya sedang dilanda penyakit kronis.

9. Waham hubunganInterpretasi yang salah dari pembicaraan, kejadian ataugerak-gerik yang didasarkan berhubungan langsung dengan dirinya.

D. Gambaran klinis dan diagnosa Waham kebesaran yang menetap seringkali merupakan tanda dari gangguan kepribadian, waham kebesaran merupakan suatu gangguan psikotik, biasanya mania skizofremia, atau gangguan waham organik (sebagai contoh : intoksikasi dengan kokain, aphetamin atau halusinogen). Tujuan yang penting dalam memeriksa waham kebesaran adalah untuk menentukan berat, irama dan penyebab Pedoman wawancara dan psikoterapi :Pasien dengan waham kebesaran masih diikat dengan suatu wawancara jika memberikan kesempatan kepada mereka untuk membicarakan isi kepercayaan kebesarannya walaupun beberapa pasien mudah tersinggung dan tidak dapat bekerjasama, jangan menantang kepercayaan kebesaran klien walaupun jika jelas sudah tetapi jangan setujui jika mereka benar, jika pasien bertanya langsung kepada anda bahwa saya dapat terbang?. Jawaban yang paling baik adalah bahwa anda mengerti pasien mempercayainya dan kepercayaan itu akan teliti lebih lanjut, selama wawancara cobalah menentukan dalamanya ide. Apakah pasien mempunyai kebesaran dibidang lain? Galilah pikiran paranoid, beberapa ide paranoid mempunyai inti yang kebesaran yaitu pasien paranoid percaya bahwa meraka cukup penting bagi orang yang melawan mereka.E. Pemeriksaan dan pelaksanaan2. Tentukan apakah pasien psikotik dan tentukan derajat gangguan pertimbangan, pasien dengan gangguan delusional mungkin memiliki gangguan pertimbangan tersebut, sehingga mereka berbahaya bagi dirinya/orang lain dan memerlukan perawatan di RS, involunter jika diperlukan. Apakah pasien berkelahi dengan orang yang menantang kebesaranya?. Apakah pasien merencanakan untuk melakukan kepercayaan kebesarannya?. Apakah terdapat rencana membunuh? Apakah pasien mempunyai resiko membahayakan diri sendiri karena sikap waham kebesarnnya.3. Singkirkan penyebab organik khususnya jika pasien psikotik jika gejalah adalah baru pada seorang pasien, pasien tanpa adanya riwayat gejalah yang serupa sebelumnya obat yang diresepkan seperti contoh steroid, trisiklik, inhibutor, paroamin oksidasi (madro-dofa dan phenileprine). Dapat menyeabkan waham kebesaran4. Pasien dengan waham kebesaran yang ringan telah mengalami haltersebut selama beberapa tahun mungkin memenuhi kriteria untuk gangguan kepribadian narsistik ambang histronik atau paranoid. Pasien yang mempunyai sistem kebesaran yang persisten dan baik yang tidak mengalami depresi atau yang tidak mempunyai halusinasi/waham kacau yang menonjol mungkin mendapatkan diagnosis dan delusional jenis kebesaran.5. Terapi obat adalah bergantung pada diagnosis definitif. Agitasi akut mungkin memerlukan tronkulisasi dengan benzodiasepam. (contoh :oxazepam (seraks) 10-30mg/oral, estazolam (prosem) 0,5-1 mg/oral, lorazopam (oktofan) 1-2 mg/oral/IV, suatu anti psikotik (sebagai contoh trifluoperalin (prulaksume)/haloperidol, semuanya diberikan 2-5 mg/oral/IV). Jika pasien adalh psikotik gangguan delusional diobati dengan anti psikotik.. III. Konsep Analisa Proses Interaksi (API). A. Pengertian.Analisa Proses Interaksi adalah merupakan alat kerja yang dipakai perawat (mahasiswa) untuk memahami interaksi yang terjadi antara perawat dan klien.Analisa Proses Interaksi meliputi: - Catatan hubungan perawat klien.- Resume Interaksi yang terjadi selama perawat berhubungan individual dengan klien.- Kelompok klien pada terapi modalitas keperawatan. B. Tujuan Analisa Proses Interaksi (API). 1. Meningkatkan kemampuan mendengar 2. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi 3. Memberi dasar belajar; artinya berupa alat untuk mengkaji kemampuan perawat / mahasiswa dalam berinteraksi dengan klien dan data bagi CI /supervisor pembimbing untuk memberi arahan. 4. Meningkatkan kepekaan perawat terhadap kebutuhan klien, serta mempermudah perkembangan dan perubahan pendekatan perawat. 5. Membantu perawat merencanakan tindakan keperawatan. C. Data Dalam Format (API). 1. Inisial klien; tulis inisial bukan nama lengkap. 2. Status interaksi; pertemuan beberapa fase berhubungan. 3. Lingkungan; tempat interaksi, situasi tempat interaksi, posisi mahasiswa dan klien. 4. Deskripsi klien; Penampilan umum klien. 5. Tujuan; tujuan yang akan dicapai dalam interaksi selama 20-30 menit - Tujuan berpusat pada klien. - Tujuan terkait dengan prosek keperawatan klien. 6. Komunikasi verbal Ucapan verbal Perawat Klien. 7. Komunikasi non-verbal non verbal klien dan perawat saat bicara / saat mendengar. 8. Analisa berpusat pada perawat. Pusat analisa proses yang berhubungan dengan komponen sebagai berikut :a. Perasaan Sendiri.Perawat waspada tentang respon perasaan sendiri dan menunjukkan peningkatan kemampuan untuk menjelaskan riwayat / latarbelakang bagaimana perasaan perawat dan bagaimana perasaan perawat dipengaruhi oleh tingkah laku non verbal klien.b. Tingkah Laku non-verbal. Cari / kenali, diskusikanlah analisa tingkah laku non verbal diri sendiri. c. Isi Pembicaraan yang muncul dan terselubung.Cari / kenali, bedakan dan diskusikanlah tehnik komunikasi yang Digunakan. d. Tujuan Interaksi. Perawat berperan sebagai apa? Pasien sebagai apa? Apa anggapan perawat tentang kejadian yang telah terjadi? Bagaimana seharusnya berinteraksi. Bagaimana pengaruh proses interaksi pada mereka. Apakah mereka perlu berubah? Dan jika perlu berubah, mengapa? Apakah interaksi ini mempengaruhi tujuan dan rencana interaksi yang akan datang?1. Analisa berpusat pada klien.

Analisa; pusatkan analisa proses interaksi pada komponen sebagai berikut :

a. Tingkah laku non verbal.Cari / kenali, diskusikan dan analisa tingkah laku non verbal klien.b. Isi pembicaraan yang muncul dan terselubung.Cari / kenali, bedakan dan diskusikan keadaan perasaan klien.c. Perasaan klien.- Temukan, cari arti tingkah lakuklien.- Identifikasi dan diskusikan keadaan perasaan klien.- Bagaimana perasaan klien mempengaruhi / dipengaruhi oleh perawat.d. Kebutuhan klien dengan menggunakan data dari interaksi, yang terjadi interaksi sebelumnya, riwayat klien dan teori.2. Analisa Teoritis (rasional).- Sintesa dan terapan teori pada proses interpersonal: Berikan alasan teoritis, intervensi anda atau intervensi lain. Tunjukkan peningkatan kemampuan dalam mendiskusikan tingkah klien dalam rangka teori psikodinamika, teori adaptasi, setiap sumber-sumber teori lain yang dikenal.- Perawat diharapkan menggunakan teori komunikasi, teori komunikasi terapeutik, teori interpersonal dan setiap pembelajaran dasar ilmu pengetahuan tingkah laku yang telah diperoleh disamping itu juga digunakan teori perawatan psikiatri yang didapat dari bacaan dan kuliah.

D. Contoh Format (API).

Analisa Proses InteraksiInisial Klien : .................................... Nama Mahasiswa :................................Status Interaksi : .................................... Tanggal :................................Lingkungan : .................................... Jam :................................Deskripsi Klien : .................................... Bangsal :................................Tinjauan (orientasi pada klien) : ..............................................

KomunikasiVerbalKomunikasiNon verbalAnalisa Berpusat Pada PerawatAnalisa Berpusat Pada KlienRasional

P ...............

K ..............

Dst.

P ...................

K ..................

K ..................

P ...................

Gambar Contoh Format (API)

BAB IIISTUDI KASUSASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Nn. Y. S DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR WAHAM KEBESARAN RUANG E RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH KELAS A PROVINSI SULAWESI UTARA

3.1 Pengkajian Keperawatan. 1. Identitas Klien. Inisial : Nn Y. S Umur : 31 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Talutu, Tondano Jaga III Suku/Bangsa : Minahasa/Indonesia Pendidikan : SMP Agama : Kristen Protestan Status Perkawinan : Tidak Kawin Tanggal MRS : 03 Maret 2009 Tanggal Pengkajian : 13 Oktober 2009 Ruang Perawatan : Ruangan E (Ruangan Maengket) Pekerjaan : Tidak Ada Diagnosa Medik : Skizofrenia Residual

2. Penanggung Jawab. Nama : Nn. L. L Umur : 60 tahun Pendidikan : SD Kelas II Pekerjaan : Tani Hubungan : Ibu Klien Alamat : Talutu, Tondano Jaga III

II. Alasan Masuk Rumah Sakit Klien MSJ Ramtumbuysan Manado diantar oleh orang tuanya karena menurut keluarga klien sering bicara-bicara sendiri, suka tidur terus, gelisah dan kadang-kadang marah dan mengamuk Keluhan saat pengkajian : klien bahwa kedua orang tuanya tinggal di luar negeri klien tampak kooperatif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Klien terkadang terlihat bingung, mondar-mandir sendiri, 10 kali ganti pakaian, klien juga mengatakan dia anak tunggal yang disayangi orang tuanyaIII. Faktor Predisposisi.1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu > ya. Karena sejak 2 tahun yang lalu klein sudah merasakan gejela-gejala ini2. Pengobatan Sebelumnya. Klien belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya,3. Trauma Sejak kecil pernah mengalami trauma perpisahan antara kedua orang tuanya4. Anggota keluarga yang gangguan jiwaIbu klien perna mengalami gangguan jiwa4. Pengalaman masa lalu yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Klien dilarang oleh keluarga untuk bekerja dan sering tinggal di rumahIV. Pemeriksaan Fisik.a. Tanda-tanda Vital TD : 110/80 mmHg N : 80 x/menit R : 18 x/menitb. Berat Badan : 155 cmTinggi Badan : 50 kgc. Keluhan Fisik : Saat pengkajian klien mengeluh demam.

V. Status Psikososial 1. Genogram A B

C D

E

A. Orang tua dari ayah

B. Orang tua dari ibu

C. Ayah klien bersaudara

D. Ibu klien bersaudara

E. Klien bersaudara

Laki-laki

Perempuan

Meninggal

Keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tinggal serumah

2. Konsep Diri. a. Citra Tubuh.Klien mengatakan bahwa dia sangat menyukai seluruh bagian tubuhnya, karena ia merasa bahwa ia adalah orang luar negeri. b. Identifikasi Diri.Klien dapat meyebutkan idetitasnya seperti nama umur, alamat klien dengan baik. c. Peran.Belumnya MRS. Klien hanya membantu pekerjaan ibunya di rumah seperti memasak, membersihkan rumah, mencuci baju, karena tidak diizinkan ayahnya untuk berkerja. d. Ideal Diri.Klien mengatakan ingin segera sembuh dan cepat pulang ke rumah.

e. Harga Diri.Klien mengatakan bahwa dirinya masih berguna dalam keluarganya dan masyarakat.

3. Hubungan Sosial. - Orang yang terdekat.Klien mengatakan bahwa di rumah ia dekat dengan kedua orang tuanya. - Peran serta dalam kelompok masyarakat.Klien sangat aktif dalam mengikuti kegiatan aktivitas kelompok.- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain Klien tidak memiliki hambatan dalam beriinteraksi dengan orang lain karena sifat klien yang mudah bergaul dengan orang lain.

4. Spiritual- Nilai dan Keyakinan. Klien beragama kristen protestan dan yakin akan sembuh karena pertolongan Tuhan. - Kegiatan Ibadah : Klien jarang mengikuti ibadah karena menurut klien ia tidak mempunya baju gereja.

VI. Status Mental.1. Penampilan. Cukup, menggunakan pakaian sesuai, ganti baju 10 kali sehari 2. Pembicaraan. Pembicaraan cepat, suara perlahan3. Aktivitas Motorik Klien gelisah, suka mondar-mandir di ruangan4. Alam Perasaan Klien tampakm gelisah, dia mengatakn ingin pulang rumah5. Afek Adar, kadang-kadang tampak tenang, kadang-kadang tampak gelisah, suka bertengkar dengan klien lain. Maslah keperawatan : resiko tinggi melakukan tindak kekerasan6. Interaksi selama wawancara Saat dikaji klien kooperatif menunjukan sifat bersahabat dan mau menjawab semua pertanyaan. 7. Perpepsi Saat pengakjian. Klien mengatakan masih mendengar dan melihat bayangan-bayangan 8. Proses Pikir Klien selalu menjawab pertayaan yang diajukan9. Isi Pikir Klien mengatakan bahwa ayah dan ibunya tinggal diluar negeri, klien juga mengatakan bahwa dia memiliki banyak pacar. Dan klien mengatakan dia tinggal di luar negri. Masalah : waham kebesaran10. Tingkat Kesadaran Klien dapat mengenal orang yang berbicara dengannya, dapat menyebutkan tempat dam waktu tanpa bantuan perawat. 11. Memori Klien sudah tidak bisa mengingat kejadian dimasa lalu. Tapi dia masih ingat kejadian sekarang Masalah : gangguan proses pikir.

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung Klien dapat menghitung dengan benar.

13. Kemampuan Penilaian Klein mampu mengambil keputusan.

14. Daya Tilik diri Klien menyadari kalau dirinya sedang sakit dan berada di RS. VII. Kebutuhan Persiapan Pulang.1. Makan.- Frekuansi makan kien 3 x/hari dengan komposisi nasi, ikan, sayur, dan buah, klien dapat menghabuskan makanan yan disajikan.

2. BAB Dan BAK. Klien mampu melakukan sendiri tanpa bantuna orang lain. 3. Mandi Klein dapat mandi sendiri, mandi 3x/hari dan 3x gosok gigi/hari 4. Berpakaian. Klien dapat melakukan sendiri tanpa bantuan orang lain 5. Istirahat dan Tidur. Klien dapat tidur siang 1 jam, tidur malam 8 jam. 6. Penggunaan Obat. Klien dapat minum obat secara mandiri dan dimonitor oleh perawat (di RSJ) dam dikontrol oleh keluarga bila sudah pulang 7. Pemeliharaan Kesehatan. Untuk sementara waktu klien harus durawat du RSJ 8. Aktivitas di dalam rumah. Untuk dirumah, kadang-kadang klien melakukan aktivitas seperti saat diruma mencuci baju, memasak dan membersihkan rumah. 9. Aktivitas di luar rumah. Klien belum bisa melakukan aktivitas diluar rumah.

VIII. Aspek medik.1. Diagnosa medikSkizofrenia residual2. Terapi medic- CPZ (clorpromazime) 3 x 100 mg.- Hallop ( Hollopenidol) 3 x 5 mg- THP ( trihexphenidyl) 3 x 2 mg IX. Masalah Keperawatan- Gangguan isi pikir : Waham Kebesaran- Koping induvidu tidak efektif.- Resiko melakukan tindakan kekerasan.

IIX. Pengelompokan Data Data subjektif- Klien mengatakan bahwa ia adalah orang luar negeri- Klien mengatakan bahwa ia memiliki banyak pacar- Klien mengatakan bahwa kedua orang tuanya tinggal di luar negeri- Klien mengatakan bahwa dia anak tunggal yang disayangi orang tuanyaData objektif- Pembicaan capat- Klien sudah mengalami gejala ini 2 tahun yang lalu- Klien suka bertengkar dengan teman-temannya- Klien MRS bertengkar dengan teman-temannya

2. ANALISA DATADataMasalah

Ds :- Klien mengatakan bahwa ia adalah orang luar negeri- Klien mengatakan bahwa ia memiliki banyak pacar- Klien mengatakan bahwa dia anak tunggal yang disayangi orang tuanyaDo :- Pembicaan capatGangguan Isi pikir : waham Kebesaran

Ds :- Do :- Klien sudah mengalami gejala ini 2 tahun yang lalu- Klien suka bertengkar dengan teman-temannya- Klien MRS bertengkar dengan teman-temannya

Resiko Tinggi melakukan tindak kekerasan

3. Masalah Keperawatan.1. Gangguan isi pikir : waham kebesaran b.d individu tidak efektif.2. Resiko tinggi melakukan tindak kekerasan b.d waham kebesaran.

Resiko tinggi melalukan tindak kekerasan

Gangguan isi pikir : waham kebesaran

Koping individu tidak efektif

Akibat

Masalah utama

penyebab

4. Pohon Masalah.

ASUHAN KEPERAWATANNAMA KLIEN : Nn. Y. SRUANGAN : E (Maengket)No.Diagnosa keperawatanPerencanaan Keperawatan Implementasi KeperawatanEvaluasi keperawatan

Tujuan/kriteria hasilIntervensi Rasional

I.Gangguan isi pikir : waham kebesaran b.d individu tidak efektif yang ditandai dengan.Ds :- Klien mengatakan bahwa ia adalah orang luar negeri- Klien mengatakan bahwa ia memiliki banyak pacar- Klien mengatakan bahwa dia anak tunggal yang disayangi orang tuanyaDo :- Pembicaraan capatTUMGangguan isi pikir waham kebesaran teratasi dalam 3 bulanTuk 1. Bina hubungan saling percaya dengan kriteria hasil kien dapat menerima kehadiran perawat

2. Kenali waham klien dengan kriteria hasil klien dapat bercerita tentang dirinya dan apa yang dipikirkan

3. Klien dapat membedakan antara khayalan dan kenyataan dengan kriteria hasil klien mengenala situasi, klien dapat membedakan khayalan dan kenyataan

1. Bina hubungan saling percaya

- Dorong dan beri kesempatan kien untuk mengungkapkan perasaannya

- Dorong ungkapkan klien dengan empati

2. Anjurkan pertayaan-pertayaan yang penting- Identifikasi ketakutan dan perhatian klien saat ini, tetapi juga terlihat diskusikan panjang tentang waham yang kompleks

3. Tanyakan apa yang dipikirkan klien

- Bantu klien membedakan khayalan dan kenyataan

1. Hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi yang terapeutik perawat klien- Ungkapkan perasaan klien kepada perawat sebagai bakti bahwa klien mulai mempercayai perawat

- Rasa empati dapat meningkatkan hubungan saling percaraya.

2. Mengetahui jenis gangguan pada pasien.

- Mencegah pembicaraan terlampaui jauh sehingga pikiran pasien lebih meningkat lagi ke waham.

3. Menguji daya ingat dan mengidetifikasi alam perasaan klien

- Membantu klien membedakan khayalan dan kenyataan Tgl : 13/10-2009Jam : 09.00

1. Membina hubungan saling percaya sengan klien

- Menyakan pada klien apa yang dirasakan klein

- Mendengarkan klien mengungkapkan perasaannya dengan menerima tanpa memotong pembicaraanJam : 10.002. Menanyakan pada klien tanggapan pribadi terhadap dirinya sendiri- Mendengarkan klien mengungkapkan perasaannya dan wahamnya tanpa berusaha meningkatkan wahamnya. Meminta klien untuk mengungkapkan penilaian pribadi terhadap dirinya sendiir. Jam : 11.003. Membantu klien mengingat bahwa klien sedang sakit dan untuk itu klien sementara dirawat dengan tujuan mengatasi penyakitnya - Membantu menjelaskan pada klien bahwa saat ini dia sedang dirawat bersama-sama dengan teman-temannya yang punya masalah karena sakit dan meyakinkan klien bahwa perawat akan membantunya dalam mengatasi masalahnya

Tgl : 13/10-2009Jam : 09.15S : - Nama saya Y. S - Saya merasa senang - Saya tinggal di luar negeri- Ayah saya tinggal di belanda, dana ibu daya tinggal di inggris- Saya punya pacar namanya D..- Saya anak tinggal

O :- Hubungan saling percaya mulai tercipta- Klien kooperatif dan mau menjawab pertanyaan perawat- Klien dapat menerima bahwa ia harus dirawat di RS.

A :- Hubungan saling percaya mulai tercipta

P : - Lanjutkan intervensi keperawatan

II.Resiko tinggi melekukan tindak kekerasan b.d waham kebesaran yang ditandai dengan.Ds :- Do :- Klien sudah mengalami gejala ini 2 tahun yang lalu- Klien suka bertengkar dengan teman-temannya- Klien MRS bertengkar dengan teman-temannyaTUMTidak terjadi tindak kekerasan TUK1. Bina hubungan saling percaya dengan kriteria hasil klien dapat menerima kehadiran perawat

2. Klien dapat mengontrol emosinya dengan kriteria hasil klien tidak marah-marah

1.1 Bina hubungan saling percaya

1.2 Dorong dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya

1.3 Dengarkan ungkapan klien dengan empati

2.1 Indentifikasi bersama klein tindakan apa yang dilakukan bila sedang emosi2.2 Diskusikan cara mengontrol emosi

1.1 Hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi yang terapeutik antara perawat klien1.2 Ungkapkan perasaan klien kepada perawat sebagai bukti klien mulai mempercayai perawat

1.3 Rasa empati dapat meningkatkan seling percaya.

2.1 Tindakan yang biasanya dilakukan klien merupakan upaya mengatasi emosinya2.2 Dengan terkontrolnya emosi oleh klien mata resiko kekerasaan tidak akan terjadi

Tgl : 14/10- 2009Jam : 09.00- Salam terapeutik- Memperkenalkan diri- Berjabat tangan- Duduk berdampingan- Meningkatkan kontrak- Menunjukan sikap empati selamat pagi perkenalkan nama saya Feila, saya mahasiswa Akper yang akan melakukan praktek disini selama 3 hari mulai hari ini saya akan berbincang-bincang dengan anda selama 15 menit. Nama anda siapa? Terus umur berapa? Tinggal dimana? Bagaimana perasaan anda sekarang?

Tgl : 14/10- 2009Jam : 09.00TUK 2- Mengkaji tindakan yang biasa dilakukan klien untuk mengontrol emosinya - Kalau Y. S sedang emosi biasanya apa yang dilakukan?- Mendiskusikan cara mengontrol emosi kalau Nn. Y.S sedang emosi. Y. S jangan berkelahi dengan yang lain apalagi sampai memukul teman, Y.S kan orang kristen kalau Y.S melakukan itu Tuhan Yesus marah, Y.S juga jangan lupa minum obat secara teretur. Tgl : 31/10-2009Jam : 09.15S : - Kalau saya sedang emosi. Saya biasanya marah-marah pada orang lain- Iya suster saya itu tidak akan melakukan itu lagi dan akan rajin minum obat

O :- Klien dapat mengungkapkan tindakan yang dilakukannya saat emosi dan amu menerima nasehat perawat

A :- TUK 2 tercapai

P : - Lanjutkan pertemuan berikutnya

ANALISA PROSES INTERAKSINam : Nn. Y. SUmur : 31 TahunInteraksi : I (Fase perkenalan)Waktu interaksi : 13/10- 2009, jam : 09.00-09.30Lingkungan : Di dalam ruangan, duduk saling berdampingan kira-kira 1 mDeskripsi : Klien mengunakan kaos berwarna biru dongker, celana panjang jeans berwarna biru, rambut pendek terurai, memakai sendal jepitTujuan : Klien dapat memperkenalkan diri/ identitas, terbina hubungan saling percaya antara perawat dan klien

KomunikasiAnalisa Berpusat padaRasional

VerbalNon verbalKlienperawat

P : Selamat pagi

K : Selamat pagiP : Menatap klien sambil tersenyumK : Tersenyum dan duduk disamping perawatMerasa senang ditegur perawatBerharap ada tanggapan positif dari klienMengucapkan salam sebagai awal dari terjadi hubungan saling percaya

P : Perkenalkan nama saya Feila, saya mahasiswa Akper Bethesda yang akan praktek disini selama 3 hari, mulai hari ini saya akan berbincang-bincang dengan anda selama 15 menit nama anda siapa? Terus umur berapa?K : Nama saya Y.S sekarang umur 31 tahunP : Mengulurkan tangan dan menatap klien

K : Mengulurkan tangan dan menatap perawatNampak mulai ada kedekatanBerharap klien akan menyebutkan nama dan umur interaksi berjalan sesuai dengan harapanPerkenalkan dapat meninggalkan hubungan saling percaya antara perawat dan klien

P : Nn. Y.S tinggal dimanaK : Saya tinggal di asramaP : Bernada memohonK : Dengan yakin dan cepat menjawab pertayaanLangsung menjawab pertayaanSenang karena pertayaan langsungan dijawabMengukur daya ingat

P : Kalau orang tua Nn. Y. S tinggal dimana?K : Kalau ayah saya tinggal di belanda, sendangkan ibu saya tinggal di inggrisP : Bernada ingin tahu

K : Dengan yakin dan cepat menjawab pertayaan yang diajukanLangsung menjawab pertayaanSenang karena pertayaan langsungan dijawabMengukur daya ingat

P : Nn. Y.S besok kita berbincang-bincnag lagi yach, selamat siangK : Iya susterP : Menatap klien dan tersenyumSegera berjalan kembali ke ruangannyaMengkhiri interaksi, berharap dapat melanjutkan interaksi pada esok hariPerpisahan yang baik memungkinkan interaksi dapat dilanjutkan

ANALISA PROSES INTERAKSINam : Nn. Y. SUmur : 31 TahunInteraksi : II (Fase kerja)Waktu interaksi : 14/10- 2009, jam : 09.00-09.30Lingkungan : Di dalam ruangan, duduk saling berdampingan kira-kira 1 mDeskripsi : Klien mengunakan kaos berwarna hijau, celana pendek, memakai sendal jepitTujuan : Klien dapat mengungkapkan perasaannya

KomunikasiAnalisa Berpusat padaRasional

VerbalNon verbalKlienperawat

P : Selamat pagi

K : Selamat pagi susterP : Menatap klien tersenyumK : Menatap perawat sambil tersemyumMenyapa perawatBerharap klien mejawab sapaan perawatMengucapkan salam sebagai awal memulai komunikasi

P : Nn. Y.S sudah mandi?

K : Sudah suster, pagi ini saya sudah mandi 4xkaliP : Bertanya dengan penuh harapan klien menjawab pertayaanK : Menjawab pertayaan perawat dengan malu-maluMenjawab dengan malu-maluBertanya sekaligus bercandaMemulai interaksi dengan bercanda

P : Nn. Y.S sudah berapa kali masuk RS?K : Baru sekarang suster

P : Nn. Y.S masih ingat kapan pertama kali merasakan sejala seperti iniK : 2 tahun suster saya merasakan gejala seperti iniP : Menatap klien

K : Menatap perawat

Berusaha mengingat dan segara menjawab pertayaanMengkaji orientasi klienDengan menanyakan kapan masuk RS dan diketahui orientasi klien

P : Didalam keluarga Nn. Y.S ada yang sakit seperi Nn. Y.SK : Ibu saya pernah masuk RS jiwa sama sperti sayaP : Meoertahankan kontak mata Langsung menjawab pertayaanBerharap klien dapat menjawab pertayaan sesuai dengan kenyataanMengetahui faktor herediter

P : Apakah Nn. Y.S sering dijenguk keluarga?K : Ayah dan ibu saya hanya datang 1 bulan 1x karena mereka tinggal jauh di luar negeriP : Mempertahan kan kontak mataK : Menatap perawat sambil tersemyumMenjawab pertayaan dari perawatMenganalisa isi pikir klienMenganalisa isi pikir klien/waham klien

P : Nn. Y.S sampai disini dulu perbincangan kita, nanti kita lanjutkan besok, selamat pagiK : Pagi sesP : Berditri dan berjalan

K : Berjalan kembali ke ruanganSegera berjalan kekamarMengakhiri interaksi berharap dapat melanjutkan interaksi esok hariPerpisahan yang baik memungkinkan interaksi dapat dilanjutkan pagi

ANALISA PROSES INTERAKSINam : Nn. Y. SUmur : 31 TahunInteraksi : III (Fase perkenalan)Waktu interaksi : 15/10- 2009, jam : 09.00-09.15Lingkungan : Di dalam ruangan, duduk saling berdampinganDeskripsi : Klien mengunakan pakaian berwarna putih, celana panjang garis-garisTujuan : Pemutusan hubungan/perpisahan dengan klien

KomunikasiAnalisa Berpusat padaRasional

VerbalNon verbalKlienperawat

P : Selamat pagi Nn. Y. S

K : Selamat pagi P : Menatap klien sambil tersenyumK : Menatap perawat dan tersemyumMenyapa perawatBerharap klien mejawab sapaan perawatMengucapkan salam sebagai awal memulai komunikasi

P : Nn. Y.S sudah minum obatK : Sudah susterP : Menatap kien

K : Menatap perawatLangsung menjawab pertayaanBerharap klien menjawab pertayaan perawatMengkaji ingatan klien

P : Bagus Nn. Y. S harus rajin minum obat supaya cepat sembuh dan boleh pulangK : Iya susterP : mempertahan kan kontak mata

K : Menatap perawat dan tersenyum Menerima nasihat dari perawat berharap klien dsapat menerima nasihat Memberi tahu klien tentang pentingnya minum obat

P : Nn. Y. S ini adalah hari terakhir saya disini, mulai besok teman suster yang akan menggatikan suster disini yang ingat pesan suster.K : Iya suster P : Mengulurkan tangan dan berjabat tangan

K : Mengulurkan tanganTampak menerima perpisahanBerharap klien menerima perpisahanTerminasi yang baik membuat klirn dapat menerima perpisahan dan sebgai tanda akhir interaksi