BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu, manusia kecil telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang mengandungnya. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya. Sejarah klasik tentang dampak kurang gizi selama kehamilan terhadap outcome kehamilan telah banyak didokumentasikan. Fenomena the Dutch Famine menunjukkan bahwa bayi-bayi yang masa kandungannya (terutama trimester 2 dan 3) jatuh pada saat-saat paceklik mempunyai rata-rata berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan berat placenta yang lebih rendah dibandingkan bayi-bayi yang masa kandungannya tidak terpapar masa paceklik dan hal ini terjadi karena adanya penurunan asupan kalori, protein dan zat gizi essential lainnya. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu,
manusia kecil telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya
menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang
mengandungnya. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka
janin tersebut akan mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam
kehidupan berikutnya.
Sejarah klasik tentang dampak kurang gizi selama kehamilan terhadap
outcome kehamilan telah banyak didokumentasikan. Fenomena the Dutch Famine
menunjukkan bahwa bayi-bayi yang masa kandungannya (terutama trimester 2
dan 3) jatuh pada saat-saat paceklik mempunyai rata-rata berat badan, panjang
badan, lingkar kepala, dan berat placenta yang lebih rendah dibandingkan bayi-
bayi yang masa kandungannya tidak terpapar masa paceklik dan hal ini terjadi
karena adanya penurunan asupan kalori, protein dan zat gizi essential lainnya.
Gangguan pertumbuhan janin ada 2 yaitu makrosmia dan IUGR (PJT).
Kejadian PJT bervariasi, berkisar 4-8% pada negara maju dan 6-30% pada negara
berkembang. Hal ini perlu menjadi perhatian karena besarnya kecacatan dan
kematian yang terjadi akibat PJT. Pada kasus-kasus PJT yang sangat parah dapat
berakibat janin lahir mati (stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek
buruk jangka panjang dalam masa kanak-kanak nantinya.
Kasus-kasus PJT dapat muncul, sekalipun sang ibu dalam kondisi sehat,
meskipun, faktor-faktor kekurangan nutrisi dan perokok adalah yang paling
sering. Menghindari cara hidup berisiko tinggi, makan makanan bergizi, dan
lakukan kontrol kehamilan (prenatal care) secara teratur dapat menekan risiko
munculnya PJT.
1
Gangguan pertumbuhan janin yang lain adalah makrosomia, yaitu Berat
Badan lahir Lebih dari 4 kg. Bayi makrosomia bisa disebabkan empat faktor: 1)
Faktor kondisional, yaitu yang tak diketahui penyebabnya. Misalnya, orangtuanya
memang besar atau karena memang lingkungannya (faktor gizi) yang
memungkinkan bayi mempunyai BBL besar; 2) Ibu hamil menderita diabetes
mellitus; 3) Ibu yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas); dan 4) Ibu
yang mengalami kehamilan lebih bulan.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umumnya adalah agar pembaca mengetahui, mengerti
dan mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan
“Gangguan pertumbuhan janin”.
1.2.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khususnya adalah agar pembaca mengetahui, mengerti
dan mampu melaksanakan:
a. Pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan
pertumbuhan janin.
b. Diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan
pertumbuhan janin.
c. Intervensi keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan
pertumbuhan janin
d. Implementasi keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan
pertumbuhan janin
e. Evaluasi keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan
pertumbuhan janin
2
1.3. Manfaat
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien
dengan gangguan pertumbuhan janin.
b. Mahasiswa mampu melaksanakan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
gangguan pertumbuhan janin.
c. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi keperawatan pada pasien dengan
gangguan pertumbuhan janin.
d. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien
dengan gangguan pertumbuhan janin.
e. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada pasien dengan
gangguan pertumbuhan janin.
3
BAB II
KONSEP PENYAKIT
Proses Pertumbuhan janin dari minggu ke minggu mengalami perkembangan.
Perubahan–perubahan yang terjadi diharapkan dalam keadaan normal
Akan tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi penyimpangan – penyimpangan
seperti pertumbuhan janin yang terhambat dan kelainan – kelainan pada janin lainnya.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan janin diantaranya : faktor genetic,
faktor lingkungan dan factor nutrisi.
Gangguan pertumbuhan janin terbagi dua, yaitu makrosomia (bayi lahir besar,
> 4 kg) dan IUGR. IUGR (Intra Uterine Growth Restriction) bisa juga disebut dengan
istilah small for gestational age (SGA) atau Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT).
“Istilah ini menggambarkan kondisi janin lebih kecil dari yang diharapkan sesuai
dengan usia kehamilan, yaitu bayi yang berat badan lahirnya sama dengan atau lebih
rendah dari persentil ke-10 untuk masa kehamilan pada Denver Intrauterine Growth
Curves,” jelas dr. M.S. Nadir Chan, SpOG (K). Artinya janin memiliki berat kurang
dari 90 persen dari keseluruhan (baik ukuran atau berat) dalam usia kehamilan yang
sama, dibandingkan dengan janin normal. Janin dengan PJT dapat terjadi pada janin
dengan usia kehamilan prematur, aterm (cukup bulan) maupun post matur (lebih
bulan). Gangguan pertumbuhan janin dalam kehamilan (=IUGR=FGR) merupakan
kejadian yang sering ditemukan dalam bidang obstetri. Kelainan ini meningkatkan
morbiditas dan mortalitas bayi nomor 2 setelah prematuritas
2.1. Definisi
IUGR adalah ketidaknormalan pertumbuhan dan perkembangan dari
fetus, yang mana terjadi 3-7% dari persalinan, tergantung pada criteria diagnose
yang dipergunakan. Pertumbuhan fetus yang terhambat beresiko tinggi untuk
terjadinya kesakitan dan kematian.
4
Definisi menurut WHO (1969), janin yang mengalami pertumbuhan yang
terhambat adalah janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat standard
atau ukuran standard yang sesuai dengan usia kehamilannya. Pertumbuhan Janin
Terhambat atau Intra Uterine Growth Restriction adalah suatu keadaan dimana
terjadi gangguan nutrisi dan pertumbuhan janin yang mengakibatkan berat badan
lahir dibawah batasan tertentu dari usia kehamilannya. Menurut Gordon, JO