ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
A. Identitas PasienNama Pasien: Tn MNo RM: 797658Umur : 55 Tahun
Agama : IslamStatus Perkawinan : NikahPendidikan : SMPAlamat :
xxxxxxxPekerjaan : SwastaJenis kelamin : Laki-lakiSuku :
JawaDiagnosa Medis : AF RVRTanggal Masuk RS : 23 Oktober 2013
(waktu; 12.00 WIB)Tanggal Pengkajian : 23 Oktober 2013 (waktu;
12.00 WIB)Sumber informasi : Pasien dan keluarga
Penaggung Jawab Nama : Tn KUmur : 28 TahunAgama : IslamAlamat :
xxxxxxxxPekerjaan : WiraswastaJenis Kelamin : Laki-lakiHubungan
dengan Pasien : Anak pasien
B. Riwayat Kesehatan Sekarang1. Keluhan Utama : Pasien
mengatakan sesak nafas pernafasan pendek pada inspirasi dan
ekspirasi, RR= 36 x/menit dan nyeri dada sebelah kiri, nyeri
terjadi terus menerus dan menjalar ke lengan kiri, durasi nyeri
kurang lebih 5-6 menit dengan skala nyeri 8, Pasien meringis
kesakitan dan tampak lemah.2. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien
datang ke IRD XXXXXX, pada tanggal 23 Oktober 2013 jam 12.00 WIB
dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada sebelah kiri sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit, Pasien tampak lemah, gelisah dan
meringis kesakitan.3. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mengatakan
saya tidak pernah mengalami sesak nafas dan nyeri yang dirasakan
seperti saat ini sebelumnya pasien hanya merasakan sakit biasa dan
tidak terlalu parah seperti yang di rasakan sekarang, pasien
mempunyai riwayat hipertensi. 4. Riwayat Penyakit Keluarga: Pasien
mengatakan kakak kandungnya meninggal dunia karena sakit jantung
dan saat ini adik kandungnya juga mengalami sakit jantung, untuk
riwayat kedua orang tua pasien mengatakan tidak mengerti tentang
penyakit orang tuannya karena tidak pernah di periksa ke rumah
sakit.5. Genogram
: Laki-Laki: Perempuan: Pasien: Hubungan suami istri: Saudara
Kandung: Tinggal serumahTn M55th: Meninggal Dunia
Keterangan :
C. Pengkajian Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Gordon
(11 Pola)1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatanPasien
mengatakan sangat cemas dengan penyakit yang dideritanya, karena
sebelumnya pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti yang
dirasakan saat ini yaitu sesak nafas dan nyeri dada serta bengkak
di kaki, Pasien tampak gelisah, pasien mengatakan jarang mengontrol
dan memeriksakan kesehatannya ke klinik kesehatan, dan ini
merupakan pertamakalinya pasien mondok di Rumahsakit.2. Pola
nutrisiPasien mengatakan nafsu makan baik, makanan yang diberikan
rumah sakit dapat dihabiskan, pasien makan dengan disuapin oleh
perawat, serta pasien tidak makan makanan sampingan/makanan dari
luar Rumah Sakit. Pasien minum habis 5 gelas/hari. 3. Pola
eliminasiPasien mengatakan BAB dan BAK lancar, pasien terpasang DC,
warna urine kuning dan bau khas urine. Input Cairan: InfusNaCl =
800 ccAmiodaron (600 mg)= 30 ccCordaron (300 mg)= 50 cc Makan = 200
ccMinum = 600 cc + 1680 ccOutput cairan: Urine (Drainage) = 1550 cc
BAB= 100 cc IWL =1200 cc + (15 cc x 80 kg)= 2850 ccJadi Balance
cairan Tn M dalam 24 jam Intake cairan - output cairan 1680 cc 2850
cc = - 650
4. Aktivitas dan latihanNoAktivitasPenilaian
01234
1Kemampuan melakukan ROM
2Kemampuan mobilitas ditempat tidur
3Kemampuan makan dan minum
4Kemampuan toileting
5Kemampuan mandi
6Kemampuan berpindah
7Kemampuan berpakaian
Keterangan :0 : Mandiri1 : Dengan alat bantu2 : Dibantu orang
lain3: Dengan bantuan alat dan orang lain4. Tergantung total5.
Tidur dan IstirahatPasien mengatakan sudah mulai tidur nyenyak
dimalam hari bila sesak dan nyeri dada tidak muncul, pasien tidur
sejak jam 20.00-05.00, dan pasien tidur siang 1-2 jam6. Sensori,
presepsi dan kognitifPasien dapat berkomunikasi dengan baik,
pandangan pasien baik dan jelas, pasien dapat menjawab pertanyaan
perawat, Pasien mengatakan tidak pernah memperhatikan penyakit yang
dialaminya sejak orang tuanya sakit dan pasien masih belum mengerti
tentang penyakit yang dideritanya. Pasien dan keluarga banyak
bertanya tentang penyakit yang dialaminya7. Konsep diri- Identitas
diri : Pasien mampu mengenali dirinya sebagai seorang kepala
keluarga dengan 3 anak remaja, dan mempunyai 8 anak buah dalam
pekerjaannya- Gambaran diri : Pasien merasa kalau dirinya sakit dan
memerlukan pertolongan.- Ideal diri : Pasien mengatakan ingin
segera sembuh dan dapat berkumpul dengan keluarganya dirumah.-
Harga diri : Pasien tidak merasa minder dengan keadaan yang
sekarang dan tampak selalu kooperatif terhadap perawat yang
merawatnya.- Peran diri : Selama ini pasien berperan sebagai kepala
rumah tangga bagi keluarganya.8. Seksual dan RepruduksiTidak
terkaji9. Pola Peran HubunganKeluarga pasien mengatakan pasien
mampu berinteraksi dan mengenal lingkungan dengan baik, pasien
ramah dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya.10. Manajemen
Koping SetressKeluarga pasien mengatakan pasien bila ada masalah
selalau membicarakan dengan istrinya, pasien tampak cemas dan takut
dengan penyakit yang di deritanya11. Sistem nilai dan
keyakinanPasien mengatakan selalu sholat 5 waktu dan tampak selalu
berdoa atas kesembuhannya
D. Pemeriksaan Fisisk1. Tingkat kesadaran : Compos metis2. TTV :
S: 36,8 C, N : 138 x/mnt, TD : 150/80 mmHg, RR: 36 x/menit, nyeri
dada sebelah kiri, nyeri terjadi terus menerus dan menjalar ke
lengan kiri, durasi nyeri kurang lebih 5-6 menit dengan skala nyeri
8, Pasien meringis kesakitan, tampak lemah dan berkeringat3. Kepala
: Bentuk mesochepal, keadaan rambut bersih warna rambut hitam 4.
Mata, telinga, hidung : - Mata simetris antara kanan dan kiri,
pupil ishokor, skelera tidak ikterik, kunjungtiva tidak anemis-
Telinga bentuk simetris antara kanan dan kiri terdapat secret dalam
telinga- Hidung bentuk simetris, terdapat secret dalam hidung5.
Mulut : Mulut berbau, gigi agak kuning kehitaman, bibir kering,
tidak ada stomatitis pada bibir.6. Leher : Tidak terdapat
pembesaran kelenjar tiroid, teraba adanya peningkatan JVP dengan
hasil 5+3 (5: merupkan jarak dari atrium kanan ke sudut manubrium
yang merupakan konstanta dan +3: hasil dari meniscus)7. Dada/thorak
- Inspeksi : Bentuk simetris kanan dan kiri, tampak Ictus Cordis
(IC) melebar ke daerah lateral (RVE)- Palpasi : Letak IC Bergeser
ke lateral Right ventricle enlargement (RVE), nyeri pada dada
sebelah kiri- Perkusi : Suara paru sonor, suara jantung redup.-
Auskultasi : Bunyi jantung S1, S2, S3 ireguler8. Abdomen- Inspeksi
: Kulit bersih tidak ada luka pada daerah abdomen- Auskultasi :
Paristaltik usus 12x/menit dengan kekuatan usus lemah- Perkusi :
Suara timpani- Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah
abdomen9. Genetalian :Pasien terpasang DC sejak dirawat di IRD RSST
Klaten10. Ekstremitas :- Atas: Anggota gerak lengkap pada kedua
tangan kanan dan kiri, pergerakan bebas, pasien terpasang jarum
infus pada tangan kiri, keadaan area daerah jarum infus bersih,
dengan pemberian infus 20 tetes/menit- Bawah: Anggota gerak lengkap
pada kaki kanan dan kiri, dan terdapat edema pada kaki kanan dan
kiri11. Kulit :Kulit bersih, turgor kulit baik (elastic), warna
kulit coklat, pasien tampak berkeringat, CRT 2 detik
E. Pemeriksaan Penunjang1. Laboratorium darah lengkap pada
Tanggal 23 Oktober 2013WBC : 24,6 +x 10-7/ml (4,8 10,8) RBC : 4,71L
x 10-6/ml (4,7 6,10) HCT : 44,9L% (42,0 52,0) MCV: 95,3+L fl(80,0
94,0) Mch : 31,4+ L pg (27,0 31,0) HGB : 14,8L g/dl (14,0
18,0)MCHC: 33,0pg(33 37 )PLT: 196103/u(150 450)RDW: 51,5 fl(35
45)PDW: 11,4fl(9 13)MPV: 9,7fl(7,2 11,1)P-LCR: 23,5%(15 25)LYM% :
8,2%(19-148)Mxp%: 13,0%(0-8)Neut%: 78,8%(40-74) Tanggal 23 Oktober
2013Ureum: 62,30+ mg/dl(17.00-43,0)Crea: 1,53 mg/dl(0,60-1,30)SGOT:
69,71+u/l(7.00-24,00)SGPT: 83,69+u/l(7,00-32,00)BUN:
29,09mg/dl(7,0-18,0)Na: 136 m.mon/l(135-145)K: 4,4
m.mon/l(3,8-5,5)CL: 98 m.mon/l(98-105)2. Laboratorium darah lengkap
pada Tanggal 24 Oktober 2013WBC : 23,9 +x 10-7/ml (4,8 10,8) RBC :
3,15L x 10-6/ml (4,7 6,10) HCT : 48,3L% (42,0 52,0) MCV: 93,8L
fl(80,0 94,0) Mch : 31,8+ L pg (27,0 31,0) HGB : 16,4L g/dl (14,0
18,0)MCHC: 34,0pg(33 37 )PLT: 192103/u(150 450)RDW: 52,8 fl(35
45)3. EKG Tanggal 23 Oktber 2013Irama tidak teratur, HR 138,
gelombang P tidak dapat terhitung, kompleks QRS normal 0,8
detik.
4. Rontgen ThoraxTanggal 23 Oktber 2013Corakan bronchovaskuler
normal,sinus costophrenicus lancip,diafragma licin.Cor : CTR >
0,5 ,Aorta tampak kalsifikasi,sistema tulang yg tervisualisasi
intact.Kesan : cardiomegali (ASHD)F. TherapiIRD (23 Oktober 2013,
Jam 12.00 WIB) Amiodorane HCL 320 mg drip (6 jam) Lasix 40 mg
Captopril 25 mg Digoxin 0,25 mg Ranitidin 150 mg NaCl 500 ml
HCU (23 Oktober 2013, Jam 13.00)- Furosemid 3 x 2 ampul (05.00,
13.00, 21.00 WIB)- Cordaron tab 3 x 200 mg (05.00, 13.00, 21.00
WIB)- Captopril 3 x 25 mg (05.00, 13.00, 21.00 WIB)- Cefriaxone 2 x
1 gr (10.00, 22.00 WIB) Aspilet 1 x 80 mg (Jam 21.00WIB) CPG 1 x 75
mg (Jam 21.00WIB) Laxadine 1 x 1 ampul (Jam 21.00WIB) Allprazplem 1
x 0,5 mg (Jam 21.00WIB)
G. Analisa DataNoDataMaslahPenyebab
1.DS :DO: Pasien tampak berkeringan Teraba adanya peningkatan
JVP dengan hasil 5+3 CRT 2 detik N: 138 x/menit TD : 150/80 mmHg
EKG: Irama tidak teratur, HR 138, gelombang P tidak dapat
terhitung, kompleks QRS normal 0,8 detik Terdapat edema pada kaki
kanan dan kiri BC Intake cairan - output cairan 1680 cc 2850 cc =
-650Penurunan curah jantungRespon fisiologis otot jantung,
peningkatan frekuensi
2.DS: - Pasien mengatakan sesak nafas DO: Pasien tampak lemah
pernafasan pendek pada inspirasi dan ekspirasi, RR= 36 x/menit N:
138 x/menit TD : 150/80 mmHg- Rontgen ThoraxCorakan bronchovaskuler
normal,sinus ostophrenicus lancip,diafragma licin.Cor : CTR >
0,5 ,Aorta tampak kalsifikasi,sistema tulang yg tervisualisasi
intact.Kesan : cardiomegali (ASHD)- Inspeksi thorak: Bentuk
simetris kanan dan kiri, tampak Ictus Cordis (IC) melebar ke daerah
lateral (RVE)- Palpasi thorak: Letak IC Bergeser ke lateral Right
ventricle enlargement (RVE), nyeri pada dada sebelah kiri-
Auskultasi Bunyi jantung S1, S2, S3 iregulerPola Nafas tidak
efektif
Kelelahan otot pernafasan, Hiperventilasi
3.DS: - Pasien mengatakan nyeri dada sebelah kiri, nyeri terjadi
terus menerus dan menjalar ke lengan kiri, durasi nyeri kurang
lebih 5-6 menit dengan skala nyeri 8 DO:- Pasien tampak meringis
kesakitan- Gelisah N: 138 x/menit
NyeriAgen injuri (fisiologis) proses penyakit
4DS:DO: Pasien tampak lemah- Pasien makan dengan disuapin oleh
perawat- Kemampuan melakukan ROM, mobilitas ditempat tidur,
toileting, mandi, berpindah, berpakaian di bantu total oleh
perawatIntoleransi aktivitascurah jantung yang rendah dan
kelemahan
5DS: -DO: - S = 36,80C- Pasien terpasang DC - Pasien terpasang
jarum infus pada tangan kiri- WBC = 24,6 + (tinggi)Resiko
InfeksiProsedur infasif
6DS:- Pasien mengatakan sangat cemas dengan penyakit yang
dideritanya, karena sebelumnya pasien tidak pernah mengalami
penyakit seperti yang dirasakan saat ini yaitu sesak nafas dan
nyeri dada serta bengkak di kakiDO:- Pasien tampak gelisah N: 138
x/menit Pasien tampak cemas dan takut dengan penyakit yang di
deritanyaCemashospitalisasi
7DS:- Pasien mengatakan tidak pernah memperhatikan penyakit yang
dialaminya sejak orang tuanya sakit
DO: pasien masih belum mengerti tentan penyakit yang
dideritanya. Pasien dan keluarga banyak bertanya tentang penyakit
yang dialaminya Pendidikan terahir pasien di tingkat SMPKurang
pengetahuan tentang atrial fibrilasi
Keterbatasan kognitif
H. Diagnosa Keperawatan dan Perioritas MasalahNoDiagnosa
KeperawatanKeterangan
1Penurunan curah jantung berhubungan dengan Respon fisiologis
otot jantung, peningkatan frekuensiIRD (23 Okt 2013 Jam
12.00WIB)
2Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan Kelelahan otot
pernafasan, Hiperventilasi IRD (23 Okt 2013 Jam 12.00WIB)
3Nyeri berhubungan dengan Agen injuri (fisiologis) proses
penyakitIRD (23 Okt 2013 Jam 12.00WIB)
4Intoleransi aktivitas berhubungan dengan curah jantung yang
rendah dan kelemahanHCU (23 Okt 2013 Jam 13.00WIB)
5Resiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invasifHCU (23 Okt
2013 Jam 13.00WIB)
6Cemas berhubungan dengan hospitalisasiHCU (23 Okt 2013 Jam
13.00WIB)
7Kurang pengetahuan tentang atrial firilasi berhubungan dengan
keterbatasan kognitifHCU (24 Okt 2013 Jam 13.00WIB)
12
I. Rencanan Asuhan Keperawatan
NoDiagnosa KeperawatanTujuan (NOC)Intervensi (NIC)
1Penurunan curah jantung berhubungan dengan Respon fisiologis
otot jantung, peningkatan frekuensi ditandai dengan:DS :DO: Pasien
tampak berkeringan Teraba adanya peningkatan JVP dengan hasil 5+3
CRT 2 detik N: 138 x/menit TD : 150/80 mmHg EKG: Irama tidak
teratur, HR 138, gelombang P tidak dapat terhitung, kompleks QRS
normal 0,8 detik Terdapat edema pada kaki kanan dan kiri BC Intake
cairan - output cairan 1680 cc 2850 cc = -650Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam penurunan curah jantung
teratasi dengan kriterian berdasarkan NOC yaitu:Cardiac Pump
effectiveness, Circulation Status, Vital Sign Status yang ditandai
dengan: Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi,
respirasi) Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan Hasil
EKG dalam rentang normalNIC :Cardiac Care Evaluasi adanya nyeri
dada (intensitas,lokasi, durasi, skala) Catat adanya disritmia
jantung Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac outputVital
Sign Monitoring Monitor TD, nadi, suhu, dan RR Monitor bunyi
jantung Monitor frekuensi dan irama pernapasan Monitor adanya
cushing triad (tekanan nadi yang melebar, takikardi, peningkatan
sistolik)
2Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan Kelelahan otot
pernafasan, Hiperventilasi ditandai dengan:DS: - Pasien mengatakan
sesak nafas DO: Pasien tampak lemah pernafasan pendek pada
inspirasi dan ekspirasi, RR= 36 x/menit N: 138 x/menit TD : 150/80
mmHg- Rontgen ThoraxCorakan bronchovaskuler normal,sinus
ostophrenicus lancip,diafragma licin.Cor : CTR > 0,5 ,Aorta
tampak kalsifikasi,sistema tulang yg tervisualisasi intact.Kesan :
cardiomegali (ASHD)- Inspeksi thorak: Bentuk simetris kanan dan
kiri, tampak Ictus Cordis (IC) melebar ke daerah lateral (RVE)-
Palpasi thorak: Letak IC Bergeser ke lateral Right ventricle
enlargement (RVE), nyeri pada dada sebelah kiri- Auskultasi Bunyi
jantung S1, S2, S3 ireguler
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam Pola
Nafas tidak efektif teratasi dengan kriterian berdasarkan NOC
yaitu:Respiratory status : Ventilation and Airway patency yang
ditandai dengan:Pasien menunjukkan jalan nafas yang paten (klien
tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam
rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
NIC : Airway Management Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
buatan Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Monitor
respirasi dan status O2Oxygen Therapy Pertahankan jalan nafas yang
paten Atur peralatan oksigenasi Monitor aliran oksigen Pertahankan
posisi pasien
3Nyeri berhubungan dengan Agen injuri (fisiologis) proses
penyakit ditandai dengan:DS: - Pasien mengatakan nyeri dada sebelah
kiri, nyeri terjadi terus menerus dan menjalar ke lengan kiri,
durasi nyeri kurang lebih 5-6 menit dengan skala nyeri 8 DO:-
Pasien tampak meringis kesakitan- Gelisah- N: 138 x/menitSetelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam nyeri dapat
teratasi dengan kriterian berdasarkan NOC yaitu:Control nyeri yang
ditandai dengan: Pasien mengatakan dapat mengatasi/mengontrol nyeri
Pasien mengatakan nyeri berkurang dengan skala 2NICPain Management
Ajarkan klien untuk memonitor nyeri Anjurkan klien melakukan tehnik
non farmakologi untuk mengatasi nyeri Evaluasi tentang keefektivan
dari tindakan mengontrol nyeri Kolaborasi dengan dokter untuk
tehnik farmakologi
4Intoleransi aktivitas berhubungan dengan curah jantung yang
rendah dan kelemahan ditandai dengan:DS:DO: Pasien tampak lemah-
Pasien makan dengan disuapin oleh perawat- Kemampuan melakukan ROM,
mobilitas ditempat tidur, toileting, mandi, berpindah, berpakaian
di bantu total oleh perawatSetelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam Intoleransi aktivitas pasien dapat teratasi
dengan kriterian berdasarkan NOC yaitu:Energy conservation, Self
Care : ADLs yang ditandai dengan: Berpartisipasi dalam aktivitas
fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR Mampu
melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri dan
bertahap
NIC :Energy Management Observasi adanya pembatasan klien dalam
melakukan aktivitas Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan
emosi secara berlebihan Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasienActivity Therapy Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan Bantu untu
mengidentifikasi aktivitas yang disukai Bantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu luang
5Resiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invasif ditandai
dengan:DS: -DO: - S = 36,80C- Pasien terpasang DC - Pasien
terpasang jarum infus pada tangan kiri- WBC = 24,6 +
(tinggi)Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
tidak terjadi infeksi pada pasien berdasarkan NOC yaitu Immune
Status, Knowledge : Infection control, Risk control yang ditandai
dengan: Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi Menunjukkan
kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi Jumlah leukosit dalam
batas normal Menunjukkan perilaku hidup sehat
NIC :Infection Control (Kontrol infeksi) Bersihkan lingkungan
setelah dipakai pasien lain Batasi pengunjung bila perlu Gunakan
baju, sarung tangan sebagai alat pelindung Pertahankan lingkungan
aseptik selama pemasangan alat Ganti letak IV perifer dan line
central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum Gunakan kateter
intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing Tingktkan
intake nutrisi Berikan terapi antibiotik bila perluInfection
Protection (proteksi terhadap infeksi) Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal Monitor hitung granulosit, WBC Dorong
masukkan nutrisi yang cukup
6Cemas berhubungan dengan hospitalisasi ditandai dengan:DS:-
Pasien mengatakan sangat cemas dengan penyakit yang dideritanya,
karena sebelumnya pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti
yang dirasakan saat ini yaitu sesak nafas dan nyeri dada serta
bengkak di kakiDO:- Pasien tampak gelisah N: 138 x/menit Pasien
tampak cemas dan takut dengan penyakit yang di deritanyaSetelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam cemas pada pasien
dapat teratasi dengan kriterian berdasarkan NOC yaitu:Anxiety
control, Coping, Impulse control yang ditandai dengan: Vital sign
dalam batas normal Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasanNIC :Anxiety
Reduction (penurunan kecemasan) Gunakan pendekatan yang menenangkan
Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien Dorong pasien
untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi Instruksikan
pasien menggunakan teknik relaksasi
7Kurang pengetahuan tentang penyakit atrial fibrilasi
berhubungan denganketerbatasan kognitif ditandai dengan:DS:- Pasien
mengatakan tidak pernah memperhatikan penyakit yang dialaminya
sejak orang tuanya sakitDO: pasien masih belum mengerti tentan
penyakit yang dideritanya. Pasien dan keluarga banyak bertanya
tentang penyakit yang dialaminya- Pendidikan terahir pasien di
tingkat SMPSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 kali
konseling kurang pengetahuan tentang penyakit yang dialami pasien
dapat teratasi dengan kriterian berdasarkan NOC yaitu:Kowlwdge :
disease process, health Behavior yang ditandai dengan Pasien dan
keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis
dan program pengobatan Pasien dan keluarga mampu melaksanakan
prosedur yang dijelaskan secara benar Pasien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan
lainnya.NIC :Teaching : disease Process Gambarkan tanda dan gejala
yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat Gambarkan
proses penyakit, dengan cara yang tepat Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat Hindari harapan yang
kosong Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan
untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
J. Catatan Perkembangan
NO
DiagnosaKeperawatanImplementasiEvaluasiTTD
1Penurunan curah jantung berhubungan dengan Respon fisiologis
otot jantung, peningkatan frekuensi ditandai dengan:DS :DO: Pasien
tampak berkeringan Teraba adanya peningkatan JVP dengan hasil 5+3
CRT 2 detik N: 138 x/menit TD : 150/80 mmHg EKG: Irama tidak
teratur, HR 138, gelombang P tidak dapat terhitung, kompleks QRS
normal 0,8 detik Terdapat edema pada kaki kanan dan kiri BC Intake
cairan - output cairan 1680 cc 2850 cc = -650IRD (23Okt 2013, Jam
12.00 WIB)1. Mencatat adanya disritmia jantung seta tanda dan
gejala penurunan cardiac output2. Melakukan TD, nadi, dan RR3.
Melakukan auskultasi bunyi jantung4. Mengukur frekuensi dan irama
jantung5. Melakukan EKG6. Melakukan kolaborasi pemberian terapi
obat
Dedi
HCU (23 Okt 2013, Jam 13.35 WIB)1. Mmemonitor TD, nadi2.
Melakukan auskultasi bunyi jantung3. Mengukur frekuensi dan irama
jantung4. Melakukan EKG5. Melakukan kolaborasi pemberian terapi
obat
Dedi
HCU (24 Okt 2013, Jam 08.00 WIB)1. Mengukur TD, nadi, suhu, dan
RR2. Melakukan auskultasi bunyi jantung3. Melakukan kolaborasi
pemberian terapi obat4. Menganjurkan pasien melakukan teknik
relaksasi napas dalam
Dedi
HCU (25 Okt 2013, Jam 08.00 WIB)1. Memonitor TD, nadi2.
Melakukan auskultasi bunyi jantung3. Melakukan kolaborasi pemberian
terapi obat 4. Menganjurkan pasien melakukan teknik relaksasi napas
dalam
Dedi
IRD (23Okt 2013 Jam 13.00WIB)S: -O: Pasien tampak berkeringan
CRT 2 detik- N: 120 x/menit TD : 148/90 mmHgA: Masalah Belum
teratasiP: Lanjutkan intervensi dipindahkan ke HCU1. Catat adanya
tanda dan gejala penurunan cardiac output2. Monitor TD, nadi, suhu,
dan RR3. Monitor bunyi jantung4. Monitor frekuensi dan irama
pernapasan5. Kolaborasi pemberian terapi obat
HCU (23Okt 2013 Jam 14.30WIB)S: -O: Pasien tampak berkeringan
CRT normal = 2 detik- N: 132 x/menit TD : 136/90 mmHgA: Masalah
Belum teratasiP: Lanjutkan intervensi 1. Catat adanya tanda dan
gejala penurunan cardiac output2. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR3.
Monitor bunyi jantung4. Monitor frekuensi dan irama pernapasan5.
Kolaborasi pemberian terapi obat
HCU (24 Okt 2013 Jam 13.30 WIB)S:-O:- N: 160 x/menit- TD :
130/80 mmHg- Bunyi jantung S1, S2 RegulerA: Masalah Belum
teratasiP: Lanjutkan intervensi 1. Catat adanya tanda dan gejala
penurunan cardiac output2. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR3. Monitor
bunyi jantung4. Anjurkan pasien melakukan teknik relaksasi napas
dalam5. Kolaborasi pemberian terapo obat HCU (25 Okt 2013, Jam
11.00 WIB)S:-O:- N: 98 x/menit- TD : 130/90 mmHg- Bunyi jantung S1,
S2 RegulerA: Masalah teratasi sebagianP: Lanjutkan intervensi
pasien di pindahkan ke ruang Anggrek1. Catat adanya tanda dan
gejala penurunan cardiac output2. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR3.
Monitor bunyi jantung4. Anjurkan pasien melakukan teknik relaksasi
napas dalam5. Kolaborasi pemberian terapi obat
Dedi
Dedi
Dedi
Dedi
2Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan Kelelahan otot
pernafasan, Hiperventilasi ditandai dengan:DS: - Pasien mengatakan
sesak nafas DO: Pasien tampak lemah pernafasan pendek pada
inspirasi dan ekspirasi, RR= 36 x/menit N: 138 x/menit TD : 150/80
mmHg- Rontgen ThoraxCorakan bronchovaskuler normal,sinus
ostophrenicus lancip,diafragma licin.Cor : CTR > 0,5 ,Aorta
tampak kalsifikasi,sistema tulang yg tervisualisasi intact.Kesan :
cardiomegali (ASHD)- Inspeksi thorak: Bentuk simetris kanan dan
kiri, tampak Ictus Cordis (IC) melebar ke daerah lateral (RVE)-
Palpasi thorak: Letak IC Bergeser ke lateral Right ventricle
enlargement (RVE), nyeri pada dada sebelah kiri- Auskultasi Bunyi
jantung S1, S2, S3 iregulerIRD (23 Okt 2013, Jam 12.00 WIB)1.
Membantu pasien melakukan posisi semi fowler pada pasien2.
Memberikan O2 binasal canol 5 Rpm dengan S2O 100%3. Melakukan
auskultasi Thorax4. Memonitor aliran oksigen pada pasien
Dedi
HCU (23 Okt 2013, Jam 13.10 WIB)1. Membantu pasien dengan
memberikan posisi tidur semi fowler 2. Memonitor pemberian O2
binasal canol 5 Rpm dengan S2O 100%3. Melakukan auskultasi
Thorax
Dedi
HCU (24 Okt 2013, Jam 08.15 WIB)1. Memotivasi pasien untuk
selalu dalam posisi semi fowler 2. Memonitor pemberian O2 binasal
canol 4 Rpm dengan S2O 100%3. Melakukan auskultasi Thorax
Dedi
HCU (25 Okt 2013, Jam 08.10 WIB)1. Membantu posisi pasien untuk
selalu dalam posisi semi fowler 2. Memonitor pemberian O2 binasal
canol 3 Rpm dengan S2O 100%3. Melakukan auskultasi Thorax
Dedi
IRD (23 Okt 2013 Jam 13.00 WIB)S: - Pasien mengatakan masih
terasa sesak nafasO: Pasien tampak lemah Pernafasan pendek baik
inpirasi dan ekspirasi RR: 32 x/menit- N: 120 x/menit TD : 148/90
mmHg Posisi tidur pasien semi fowlerA: Masalah Belum teratasiP:
Lanjutkan intervensi dipindahkan ke HCU1. Pertahankan posisi semi
fowler pada pasien2. Monitor pemberian O2 binasal canol 5 Rpm
dengan S2O 100%3. Lakukan auskultasi Thorax
HCU (23 Okt 2013 Jam 14.35WIB)S: - Pasien mengatakan sesak mulai
berkurangO: Pasien tampak lemah- RR: 24 rpm Posisi tidur pasien
semi fowler Pasien terapsang O2 binasal 5 RpmA: Masalah teratasi
sebagianP: Lanjutkan intervensi 1. Pertahankan posisi semi fowler
pada pasien2. Monitor pemberian O2 binasal canol 5 Rpm dengan S2O
100%3. Lakukan auskultasi Thorax
HCU (24 Okt 2013, Jam 13.10 WIB)S: - Pasien mengatakan sesak
sudah berkurang, sesak hanya terjadi 3-4 kali sehariO:- RR: 24 rpm-
Suara paru sonorA: Masalah teratasi sebagianP: Lanjutkan intervensi
1. Pertahankan posisi semi fowler pada pasien2. Monitor pemberian
O2 binasal canol 5 Rpm dengan S2O 100%3. Lakukan auskultasi
Thorax
HCU (25 Okt 2013, Jam 11.00 WIB)S: - Pasien mengatakan sesak
sudah berkurang, sesak hanya terjadi malah hari sekitar jam 22.00
WIBO:- RR: 20 rpm- Suara paru sonorA: Masalah teratasi sebagianP:
Lanjutkan intervensi pasien di pindahkan ke ruang Anggrek1.
Pertahankan posisi semi fowler pada pasien2. Monitor pemberian O2
binasal canol 3 Rpm 3. Lakukan auskultasi Thorax
Dedi
Dedi
Dedi
Dedi
3Nyeri berhubungan dengan Agen injuri (fisiologis) proses
penyakit ditandai dengan:DS: - Pasien mengatakan nyeri dada sebelah
kiri, nyeri terjadi terus menerus dan menjalar ke lengan kiri,
durasi nyeri kurang lebih 5-6 menit dengan skala nyeri 8 DO:-
Pasien tampak meringis kesakitan- Gelisah- N: 138 x/menitIRD (23
Okt 2013, 12.11 WIB)1. Mengajarkan klien untuk mengontrol nyeri
yang di rasakannya2. Menganjurkan pasien melakukan tehnik nafas
dalam3. Mengevaluasi tentang keefektivan dari tindakan mengontrol
nyeri4. Berkolaborasi dengan dokter untuk tehnik farmakologi
Dedi
HCU (23 Okt 2013, 13.10 WIB)1. Memotivasi pasien melakukan
tehnik nafas dalam2. Mengevaluasi tentang keefektivan dari tindakan
mengontrol nyeri
Dedi
HCU (24 Okt 2013, 08.30 WIB)1. Mengingatkan pasien untuk
mengontrol nyeri yang di rasakannya2. Memotivasi pasien melakukan
tehnik nafas dalam3. Mengevaluasi tentang keefektivan dari tindakan
mengontrol nyeri4. Berkolaborasi dengan dokter untuk tehnik
farmakologi
DediIRD (23 Okt 2013 Jam 13.00WIB)S: - Pasien mengatakan nyeri
dada sebelah kiri, nyeri terjadi terus menerus dan menjalar ke
lengan kiri, durasi nyeri kurang lebih 3-4 menit dengan skala nyeri
7O: Pasien tampak lemah Pasien tampak melakukan tehnik nafas dalam
dengan bimbingan- N: 120 x/menit- pasien tampak gelisah dan
meringis kesakitanA: Masalah teratasi sebagianP: Lanjutkan
intervensi dipindahkan ke HCU1. Ajarkan klien untuk mengontrol
nyeri yang di rasakannya2. Anjurkan pasien melakukan tehnik nafas
dalam3. Evaluasi tentang keefektivan dari tindakan mengontrol
nyeri4. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi farmakologi
HCU (23 Okt 2013 jam 14.30 WIB)S: - Pasien mengatakan nyeri dada
sebelah kiri sudah meulai berkurang , durasi nyeri kurang lebih 1-2
menit dengan sekala nyeri 6O: Pasien tampak lemah Pasien tampak
melakukan tehnik nafas dalam dengan bimbingan- N: 132 x/menitA:
Masalah Belum teratasiP: Lanjutkan intervensi 1. Ajarkan klien
untuk mengontrol nyeri yang di rasakannya2. Anjurkan pasien
melakukan tehnik nafas dalam3. Evaluasi tentang keefektivan dari
tindakan mengontrol nyeri4. Kolaborasi dengan dokter untuk tehnik
farmakologi
HCU (24 Okt 2013 jam 13.00 WIB)S: - Pasien mengatakan nyeri
sudah mulai berkurang , dan terkadang hilang, kalaupun nyeri muncul
sekalanya 2 O: Pasien tampak melakukan tehnik nafas dalam dengan
bimbinganA: Masalah teratasiP: -
Dedi
Dedi
Dedi
4Intoleransi aktivitas berhubungan dengan curah jantung yang
rendah dan kelemahan ditandai dengan:DS:DO: Pasien tampak lemah-
Pasien makan dengan disuapin oleh perawat- Kemampuan melakukan ROM,
mobilitas ditempat tidur, toileting, mandi, berpindah, berpakaian
di bantu total oleh perawatHCU (23 Okt 2013, Jam 13.13 WIB)1.
Memoonitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara
berlebihan2. Membantu klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya,
dengan menyuapi makan dan minum3. Membantu pasien dalam kebutuhan
aktivitas sehari-hari yaitu BAB, BAK.
Dedi
HCU (24 Okt 2013, Jam 08.15 WIB)1. Melakukan sibin pada pasien2.
Membantu pasien dalam kebutuhan aktivitas sehari-hari yaitu makan,
BAB, BAK di tempat tidur3. Memotivasi pasien untuk istirahat di
tempat tidur
Dedi
HCU (25 Okt 2013, Jam 08.15 WIB)1. Melakukan sibin pada pasien2.
Membantu pasien makan dan minum3. Membantu pasien dalam kebutuhan
aktivitas sehari-hari yaitu BAB, BAK di tempat tidur4. Memotivasi
pasien untuk istirahat di tempat tidur
Dedi
HCU (23 Okt 2013 jam 14.30 WIB)S:- O: Pasien tampak lemah Pasien
makan dan minum di bantu perawat Kebutuhan aktifitas sehari-hari
pasien di batu perawat dengan totalA: Masalah teratasi sebagianP:
Lanjutkan Intervensi1. Observasi adanya pembatasan klien dalam
melakukan aktivitas2. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik
dan emosi secara berlebihan3. Anjurkan keluarga untuk membantu
klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan4.
Membantu pasien dalam kebutuhan aktivitas sehari-hari yaitu mandi,
makan, BAB, BAK mobilisasi di tempat tidur5. Menganjurkan keluarga
untuk membantu klien membuat jadwal latihan diwaktu luang
HCU (24 Okt 2013, jam 13.00 WIB)S: Pasien mengatakan sudah
merasa segar setelah di sibin oleh perawat Pasien mengatakan akan
selalu mengikuti anjuran perawat untuk istirahat di tempat tidurO:
Pasien tampak lemasA: Masalah teratasi sebagianP: Lanjutkan
intervensi1. Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan
aktivitas2. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi
secara berlebihan3. Anjurkan keluarga untuk membantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan4. Membantu pasien
dalam kebutuhan aktivitas sehari-hari yaitu mandi, makan, BAB, BAK
mobilisasi di tempat tidur
HCU (25 Okt 2013, Jam 11.15 WIB)S: Pasien mengatakan sudah
merasa nyaman setelah di sibinO: Pasien tampak lemas Pasien makan
dengan disuapi perawat Pasien BAB dan BAK di tempat tidurA: Masalah
teratasi sebagianP: Lanjutkan intervensi di ruang Anggrek1.
Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas2.
Anjurkan keluarga untuk membantu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan3. Membantu pasien dalam kebutuhan
aktivitas sehari-hari yaitu mandi, makan, BAB, BAK mobilisasi di
tempat tidur
Dedi
Dedi
Dedi
5Resiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invasif ditandai
dengan:DS: -DO: - S = 36,80C- Pasien terpasang DC - Pasien
terpasang jarum infus pada tangan kiri- WBC = 24,6 + (tinggi)HCU
(23 Okt 2013, Jam 13.10 WIB)1. Menjaga lingkungan bersih di sekitar
pasien dan mengukur suhu pasien2. Membatasi pengunjung yang masuk
ke ruang HCU3. Mempertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan
alat4. Mengobservasi letak IV perifer dan line central dan dressing
pada pasien5. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal
Dedi
HCU (24 Okt 2013, Jam 10.00 WIB)1. Mempertahankan lingkungan
bersih di sekitar pasien 2. Mengukur suhu pasien3. Membatasi
pengunjung yang masuk ke ruang HCU4. Mengobservasi letak IV perifer
dan keadaan DC pada pasien5. Melakukan cek laboratorium WBC
Dedi
HCU (25 Okt 2013, Jam 09.00 WIB)1. Mengukur suhu pasien2.
Membatasi pengunjung yang masuk ke ruang HCU3. Mengobservasi letak
IV perifer dan keadaan DC pada pasien4. Mempertahankan lingkungan
bersih di sekitar pasien
Dedi
HCU (23 Okt 2013 jam 14.30 WIB)S: -O: - S = 36,50C- Pasien
terpasang DC - Pasien terpasang jarum infus pada tangan kiri- Tidak
terdapat tanda dan gejala infekasi seperti, kemerahan, panas,
nyeri, benjolan, dan adanya fungsionalisaA: Masalah teratasi
sebagianP: Lanjutkan intervensi 1. Observasi tanda dan gejala
infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri, benjolan, dan adanya
fungsionalisa2. Pertahankan lingkungan bersih di sekitar pasien dan
mengukur suhu pasien3. Batasi pengunjung yang masuk ke ruang HCU4.
Mengobservasi letak IV perifer dan line central dan dressing pada
pasien5. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal6.
Monitor hitung granulosit, WBC
HCU (24 Okt 2013, Jam 13.00 WIB)S: -O: - WBC = 23,9 +- S =
36,70C- Pasien terpasang DC, keadaan bersihtidak teradapat
tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, bengkan pada daerah sekitar
pemasangan DC - Pasien terpasang jarum infus pada tangan kiri,
keadaan bersihA: Masalah teratasi sebagianP: Lanjutkan intervensi
1. Observasi tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, panas,
nyeri, benjolan, dan adanya fungsionalisa2. Pertahankan lingkungan
bersih di sekitar pasien dan mengukur suhu pasien3. Batasi
pengunjung yang masuk ke ruang HCU4. Mengobservasi letak IV perifer
dan line central dan dressing pada pasien5. Memonitor tanda dan
gejala infeksi sistemik dan lokal6. Monitor hitung granulosit,
WBC
HCU (25 Okt 2013, Jam 11.00 WIB)S: -O: - S = 36,50C- Pasien
terpasang DC, keadaan bersih tidak teradapat tanda-tanda infeksi
seperti kemerahan, bengkan pada daerah sekitar pemasangan DC -
Pasien terpasang jarum infus pada tangan kiri, keadaan bersihA:
Masalah teratasi sebagianP: Lanjutkan intervensi di ruang Anggrek1.
Observasi tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri,
benjolan, dan adanya fungsionalisa2. Pertahankan lingkungan bersih
di sekitar pasien dan mengukur suhu pasien3. Batasi pengunjung yang
masuk ke ruang HCU4. Mengobservasi letak IV perifer dan line
central dan dressing pada pasien5. Memonitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
Dedi
Dedi
Dedi
6Cemas berhubungan dengan hospitalisasi ditandai dengan:DS:-
Pasien mengatakan sangat cemas dengan penyakit yang dideritanya,
karena sebelumnya pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti
yang dirasakan saat ini yaitu sesak nafas dan nyeri dada serta
bengkak di kakiDO:- Pasien tampak gelisah N: 138 x/menit Pasien
tampak cemas dan takut dengan penyakit yang di deritanyaHCU (23 Okt
2013, jam 13.00 WIB)1. Menemani pasien dengan pendekatan yang
menenangkan 2. Memebrikan penjelasan dengan jelas harapan terhadap
pelaku pasien yaitu dengan melakukan mobilisasi di tempat tidur3.
Memotivasi pasien menggunakan teknik relaksasi dengan tehnik nafas
dalam
Dedi
HCU (24 Okt 2013, jam 10.00 WIB)1. Melakukan pendekatan yang
menenangkan pada pasien2. Memebrikan penjelasan dengan jelas
harapan terhadap pelaku pasien yaitu dengan melakukan mobilisasi di
tempat tidur3. Memotivasi pasien menggunakan teknik relaksasi
dengan tehnik nafas dalam
DediHCU (23 Okt 2013 jam 14.30 WIB)S: Pasien mengatakan sudah
merasa tenang dengan kondisinya yang sudah ada peningkatan
kesehatanO :- N: 132 x/menitA: Masalah teratasi sebagianP:
Lanjutkan Intervensi1. Lakukan pendekatan yang menenangkan pada
pasien2. Berikan penjelasan dengan jelas harapan terhadap pelaku
pasien yaitu dengan melakukan mobilisasi di tempat tidur3. Motivasi
pasien menggunakan teknik relaksasi dengan tehnik nafas dalam
HCU (24 Okt 2013, jam 10.00 WIB)S: Pasien mengatakan sudah
merasa tenang dengan kondisinyaO :- Pasien tampak tenangA: Masalah
teratasiP: -
Dedi
Dedi
7Kurang pengetahuan tentang penyakit atrial fibrilasi
berhubungan denganketerbatasan kognitif ditandai dengan:DS:- Pasien
mengatakan tidak pernah memperhatikan penyakit yang dialaminya
sejak orang tuanya sakitDO: pasien masih belum mengerti tentan
penyakit yang dideritanya. Pasien dan keluarga banyak bertanya
tentang penyakit yang dialaminya Pendidikan terahir pasien di
tingkat SMPHCU (24 Okt 2013, jam 10.00 WIB)1. Menjelaskan kepada
pasien tentang pengertian tanda dan gejala yang biasa muncul pada
AF2. Menjelaskan proses penyakit pada AF3. Mendiskusikan dengan
pasien perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan
penyakit 4. Memberi waktu pada pasien untuk bertanya
Dedi
HCU (25 Okt 2013, jam 08.15 WIB)1. Menjelaskan kepada pasien
tentang penyebeb terjadinya AF2. Menjelaskan kembali proses
penyakit pada AF3. Mendiskusikan kembali dengan pasien perubahan
gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di
masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit 4.
Memberi waktu pada pasien untuk bertanya
DediHCU (24 Okt 2013 jam 13.00 WIB)S:- Pasien mengatan sedikit
mengerti tentan pengertian tandan dan gejala penyakit yang
dideritanya- Pasien mengatakan akan selalu menjaga kesehatannya
dengan melaukukan pola hidup yang sehat diantaranya tidak merokok
dan minum kopiDO: Pasien tampak bnyak bertanya kepada perawat A:
Masalah teratasi sebagianP: Lanjutkan intervensi1. Jelaskan kepada
pasien tentang penyebeb terjadinya AF2. Diskusikan kembali dengan
pasien perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan
penyakit 3. Beri waktu pada pasien untuk bertanya
HCU (25 Okt 2013, Jam 10.00 WIB)S:- Pasien mengatan sudah
mengerti penyebab penyakit yang dideritannya- Pasien mengatakan
akan selalu menjaga kesehatannya dengan melaukukan pola hidup yang
sehat diantaranya tidak merokok dan olah raga teraturDO: Pasien
kooperatif dalam melakukan diskusi. A: Masalah teratasiP: -
Dedi
Dedi
K. Nursing Teories ModelTeori dapat diuji, diubah atau digunakan
sebagai pedoman dalam penelitian. Ada 3 cara pendekatan dalam
pengembangan dan pembentukan teori keperawatan, yaitu meminjam
teori teori dari disipin ilmu lain yang relevan dengan tujuan untuk
mengintegrasikan teori- teori ini ke dalam ilmu keperawatan,
menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep
yang berkaitan dengan praktik keperawatan, serta
menumbuh-kembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.
Dalam hal ini model konsep teori yang di gunakan dalam melakukan
asuhan keperawatan pada TnM dengan diagnisa medis Atrial Fibrilasi
(AF) yaitu dengan pendekatan Teori Pola Fungsional Kesehatan
menurut Gordon.Pola/konsep di definisikan seperti pembentukan
tingkah laku yang terjadi secara berangkai. (Gordon,1994). Pola
Fungsional Kesehatan (cara hidup) klien, apakah pribadi, keluarga
atau masyarakat, berkembang dari interaksi klien-lingkungan.
Masing-masing pola adalah penjabaran dari gabungan biopsikososial.
Tidak satupun pola yang dapat dimengerti tanpa mengetahui pola yang
lain. Pola fungsional kesehatan dipengaruhi oleh faktor
biologi,perkembangan,budaya,sosial dan spiritual (Gordon.1994).
Pola Fungsional Kesehatan dapat dikaji perkembangannya sejalan
dengan perubahan waktu. 11 pola fungsional kesehatan termasuk
Persepsi kesehatan-managemen Kesehatan, Nutrisi-metabolisme,
eliminasi, aktivitas latihan, istirahat-tidur. Persepsi kognitif,
konsep diri-persepsi diri, Hubungan-peran, seksual-reproduksi, Pola
pertahanan diri-toleransi,keyakinan dan nila. (Gordon,194). Model
Konsep & Tipologi Pola Kesehatan Fungsional Menurut Gordon
diantaranya:1. Pola Persepsi-Managemen KesehatanMenggambarkan
Persepsi,pemeliharaan dan penanganan kesehatanPersepsi terhadap
arti kesehatan,dan penatalaksanaan kesehatan,kemampuan menyusun
tujuan,pengetahuan tentang praktek kesehatan
2. Pola Nurtisi Metabolik Menggambarkan Masukan Nutrisi, balance
cairan dan elektrolitNafsu makan,pola makan, diet,fluktuasi BB
dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan,Mual/muntah,Kebutuhan
jumlah zat gizi, masalah /penyembuhan kulit,Makanan kesukaan.3.
Pola Eliminasi Menjelaskan pola Fungsi eksresi,kandung kemih dan
KulitKebiasaan defekasi,ada tidaknya masalah defekasi,masalah miksi
(oliguri,disuri dll), penggunaan kateter, frekuensi defekasi dan
miksi, Karakteristik urin dan feses, pola input cairan, infeksi
saluran kemih,masalah bau badan, perspirasi berlebih, dll4. Pola
Latihan-Aktivitas Menggambarkan pola latihan,aktivitas,fungsi
pernafasan dan sirkulasi. Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan
sehat dan sakit,gerak tubuh dan kesehatan berhubungan satu sama
lainKemampuan klien dalam menata diri apabila tingkat kemampuan 0:
mandiri, 1: dengan alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3 : dibantu
orang dan alat 4 : tergantung dalam melakukan ADL, kekuatan otot
dan Range Of Motion, riwayat penyakit jantung, frekuensi,irama dan
kedalam nafas,bunyi nafas riwayat penyakit paru,5. Pola Kognitif
Perseptual Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi
sensori meliputi pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran,
perasaan, pembau dan kompensasinya terhadap tubuh. Sedangkan pola
kognitif didalamnya mengandung kemampuan daya ingat klien terhadap
persitiwa yang telah lama terjadi dan atau baru terjadi dan
kemampuan orientasi klien terhadap waktu,tempat, dan nama
(orang,atau benda yang lain).Tingkat pendidikan,persepsi nyeri dan
penanganan nyeri,kemampuan untuk mengikuti, menilai nyeri skala
0-10,pemakaian alat bantu dengar,melihat,kehilangan bagian tubuh
atau fungsinya, tingkat kesadaran, orientasi pasien, adakah
gangguan penglihatan,pendengaran, persepsi sensori
(nyeri),penciuman dll.6. Pola Istirahat-Tidur Menggambarkan Pola
Tidur,istirahat dan persepasi tentang energy.Jumlah jam tidur pada
siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi buruk,
penggunaan obat, mengeluh letih7. Pola Konsep Diri-persepsi
DiriMenggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap
kemampuan. Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga
diri, peran, identitas dan ide diri sendiri. Manusia sebagai system
terbuka dimana keseluruhan bagian manusia akan berinteraksi dengan
lingkungannya. Disamping sebagai system terbuka, manuasia juga
sebagai mahkluk bio-psiko-sosio-kultural spriritual dan dalam
pandangan secara holisticAdanya kecemasan, ketakutan atau penilaian
terhadap diri., dampak sakit terhadap diri, kontak mata, asetif
atau passive, isyarat non verbal,ekspresi wajah, merasa tak
berdaya, gugup/relaks8. Pola Peran dan Hubungan Menggambarkan dan
mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota keluarga dan
masyarakat tempat tinggal klien Pekerjaan,tempat tinggal, tidak
punya rumah, tingkah laku yang passive/agresif teradap orang
lain,masalah keuangan dll9. Pola Reproduksi/Seksual Menggambarkan
kepuasan atau masalah yang actual atau dirasakan dengan
seksualitas. Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat
haid,pemeriksaan mamae sendiri, riwayat penyakit hub
sex,pemeriksaan genital10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi
Stres )Menggambarkan kemampuan untuk menanngani stress dan
penggunaan system pendukung Penggunaan obat untuk menangani
stress,interaksi dengan orang terdekat, menangis, kontak
mata,metode koping yang biasa digunakan,efek penyakit terhadap
tingkat stress
11. Pola Keyakinan Dan Nilai Menggambarkan dan Menjelaskan pola
nilai,keyakinan termasuk spiritual. Menerangkan sikap dan keyakinan
klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan
konsekuensinya.Agama, kegiatan keagamaan dan buadaya,berbagi denga
orang lain,bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari
bantuan spiritual dan pantangan dalam agama selama sakit. L. Daftar
Pustaka1. ACCF/AHA Pocket Guidelne. (2011). Management of Patients
With Atrial Fibrillation. American: American College of Cardiology
Foundation and American Heart Association. www.heart.org2. Barrett,
T. W., Martin, A. R., Storrow, A. B., et al. (2011). A clinical
prediction model to estimate risk for 30-day adverse events in
emergency department patients with symptomatic atrial fibrillation.
Ann Emerg Med. 57, 1-12. 3. Bellone, A., Etteri, M., Vettorello,
M., et all. (2011). Cardioversion of acute atrial fibrilation in
the emergency department: A Prospective Randomized Trial. Emergency
Medicine Journal. 4. Benjamin, E. J., Chen, P. S., Bild, D. E.
(2009). Prevention of atrial fibrillation: Report From A National
Heart, Lung, and Blood Institute Workshop. Circulation. 119 (4),
6066185. Berry. A and Padgett, H. (2012). Management of patients
with atrial fibrillation: Diagnosis and Treatment. Nursing
Standard/RCN Publishing. 26 (22), 47.6. Camm, A. J., Kirchhof, P.,
Lip, G. Y., Schotten, U., Irene, S., Ernst, S., Gelder, I. C. V.,
et al. (2010). Guidelines for the management of atrial
fibrillation: The Task Force For The Management of Atrial
Fibrillation of The European Society of Cardiology. Europen Heart
Journal. 31, 2369-24297. Edy Soesanto, Nurkholis. 2008. Hubungan
Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Kegemasan Pasien Gangguan
Kardiovaskuler Yang Pertama Kali Dirawat Di Intensive Coronary Care
Unit Rsu Tugurejo Semarang. Jurnal Keperawatan Vol. 1 No. 2 Maret
2008, hal : 1 118. Irmalita, Nani, H., Ismoyono, Indriwanto, S.,
Hananto, A., Iwan, D., Daniel, P. L. T., Dafsah, A. J., Surya, D.,
Isman, F. (Ed). (2009). Standar Pelayanan Medik (SPM) Rumah Sakit
Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Edisi III. Jakarta: RS
Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta 9. Ikhsanuddin
Ahmad Harahap. 2005. Oksigenasi Dalam Suatu Asuhan Keperawatan.
Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 1, Mei 200510.
National Collaborating Center for Chronic Condition. (2006). Atrial
fibrillation. London. National Clinical Guidline for Management in
Primary and Secondary Care. Royal College of Physicians.
www.escardio.org 11. Patrick Davey. (2006). At a Glance Madicine.
Jakarta: Penerbit Erlangga. 12. Philip, I. A., and Jeremy, P. T.
W,. (2010). At Glance Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Penerbit
Erlangga. 13. Rampengan, Starry H. (2011). Amiodaron sebagai obat
anti aritmia dan pengaruhnya terhadap fungsi tiroid. Jurnal
Biomedik, Volume 3, Nomor 2, Juli 2011, hlm. 84-94. Diakses pada
tanggal 11 Oktober 201314. Shay, E. P. (2010). Guideiin-Specific
Management of Atrial Fibrilation. Foimulary. 45.
www.foimularyjournal.com15. Tintinalli J., Cameron P., Holliman J.,
C. (2010). EMS: a Practical Global Guidebook. USA: Peoples Medical
Publishing. www.ebookee.org