BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Menurut Smetlzer and Bare Luka gigitan atau vulnus biasanya ditimbulkan akibat binatang seperti kucing, anjing, ular dan lain- lain. Definisi lainnya luka gigitan adalah cedera yang disebabkan oleh mulut dan gigi hewan. Hewan mungkin menggigit untuk mempertahankan dirinya, dan pada kesempatan khusus untuk mencari makanan Gigitan dan sengatan serangga adalah gigitan yang diakibatkan karena serangga atau binatang yang menyengat atau menggigit seseorang. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulakan gigitan dan sengatan serangga adalah gigitan atau sengatan dari binatang atau serangga yang dapat menyebabkan luka gigitan atau vulnus dimana binatang ataupun serangga yang menggigit tersebut menggigit untuk mempertahankan dirinya. B. Macam-macan gigitan dan pananganan 1. Gigitan binatang darat a. Gigitan anjing, kucing, kera dan kelelawar. Kasus Gigitan anjing merupakan kasus tertinggi yang paling sering terjadi. Dimana anjing merupakan salah satu penyebab atau vektor dari penyakit rabies. Rabies atau dikenal juga dengan istilah penyakit anjing gila adalah 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut Smetlzer and Bare Luka gigitan atau vulnus biasanya ditimbulkan
akibat binatang seperti kucing, anjing, ular dan lain- lain.
Definisi lainnya luka gigitan adalah cedera yang disebabkan oleh mulut dan gigi
hewan. Hewan mungkin menggigit untuk mempertahankan dirinya, dan pada
kesempatan khusus untuk mencari makanan
Gigitan dan sengatan serangga adalah gigitan yang diakibatkan karena
serangga atau binatang yang menyengat atau menggigit seseorang.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulakan gigitan dan sengatan serangga
adalah gigitan atau sengatan dari binatang atau serangga yang dapat menyebabkan
luka gigitan atau vulnus dimana binatang ataupun serangga yang menggigit tersebut
menggigit untuk mempertahankan dirinya.
B. Macam-macan gigitan dan pananganan
1. Gigitan binatang darat
a. Gigitan anjing, kucing, kera dan kelelawar.
Kasus Gigitan anjing merupakan kasus tertinggi yang paling sering terjadi.
Dimana anjing merupakan salah satu penyebab atau vektor dari penyakit rabies.
Rabies atau dikenal juga dengan istilah penyakit anjing gila adalah penyakit infeksi
yang bersifat akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies.
Penyebab Rabies:
Adapun vektor dalam penularan penyakit ini adalah anjing, kucing dan
binatang-binatang liar seperti kera, kelelawar, rakun, serta rubah.
Cara Penularan Rabies:
Virus rabies ditemukan dalam jumlah banyak pada air liur hewan yang
menderita rabies. Virus ini akan ditularkan ke hewan lain atau ke manusia terutama
melalui :
1
- Luka gigitan
- Jilatan pada luka / kulit yang tidak utuh
- Jilatan pada selaput mukosa yang utuh
- Menghirup udara yang tercemar virus rabies ( meskipun sangat jarang terjadi
namun telah dilaporkan 2 kasus yang menimpa penjelajah yang menghirup udara
di dalam goa yang terdapat banyak kelelawar )
Masa Inkubasi:
Inkubasi adalah waktu antara penggigitan sampai timbulnya gejala penyakit .
Masa inkubasi penyakit rabies pada anjing dan kucing kurang lebih 2 minggu (10
hari – 14 hari). Pada manusia 2-3 minggu dan paling lama 1 tahun. Masa inkubasi
tergantung dari :
- Lokasi gigitan, biasanya paling pendek pada orang yang digigit di daerah
kepala, tempat yang tertutup celana pendek
- Bila gigitan terdapat di banyak tempat
- Virulensi (banyaknya virus yang masuk melalui gigitan / jilatan)
Gejala Rabies:
Penyakit rabies dibedakan dalam 2 bentuk , yaitu bentuk diam (Dumb
Rabies) dan bentuk ganas (Furious Rabies).
Tanda – tanda Rabies Bentuk Diam (Dumb Rabies) :
- Air liur menetes berlebihan, rahang bawah tidak dapat dikatupkan dan hewan
tidak dapat mengunyah dan menelan makanan.
- Tidak ada keinginan pada hewan untuk menyerang atau menggigit
- Seluruh bagian tubuh mengalami kelumpuhan
- Hewan akan mati dalam beberapa jam
Tanda – tanda Rabies Bentuk Ganas (Furious Rabies) :
- Hewan menjadi agresif dan tidak lagi mengenal pemiliknya
- Menyerang orang, hewan, dan benda-benda yang bergerak.
2
- Bila berdiri sikapnya kaku, ekor dilipat diantara kedua paha belakangnya.
- Pada anak anjing akan menjadi lebih lincah dan suka bermain , tetapi akan
menggigit bila dipegang dan akan menjadi ganas dalam beberapa jam
Gejala Rabies Pada Manusia :
- Diawali dengan demam ringan atau sedang, sakit kepala, nafsu makan menurun,
badan terasa lemah, mual, muntah dan perasaan yang abnormal pada daerah
sekitar gigitan (rasa panas, nyeri berdenyut)
- Rasa takut yang sangat pada air, dan peka terhadap cahaya, udara, dan suara
- Air liur dan air mata keluar berlebihan
- Pupil mata membesar
- Bicara tidak karuan, selalu ingin bergerak dan nampak kesakitan
- Selanjutnya ditandai dengan kejang-kejang lalu lumpuh dan akhirnya meninggal
dunia
Penatalaksaan :
Amankan diri dari lingkungan sekitar
Nilai keadaan dari status ABC pasien
Cuci luka pada air mengalir dan sabun atau larutan deterjen selama 10 – 15
menit
Imobilisasi bagian yang digigit
Berikan serum anti rabies
Bila dapat lakukan penangkapan binatang yang menggigit untuk identifikasi
Segera rujuk penderita untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
b. Gigitan lintah
Ludah lintah mengandung zat anti pembekuan darah. Darah akan terus
mengalir ke luar dan masuk ke perut lintah. Pada orang yang peka terhadap zat
tersebut, gigitan lintah akan menyebabkan reaksi yang berupa pembengkakan,
gatal dan kemerahan.
3
Penatalaksaan :
Tindakan pertolongan yang dapat dilakukan adalah dengan hati – hati
lepaskanlah dari tempat ia menggigit. Menyiram minyak atau air tembakau ke
tubuh lintah akan membantu mempercepat usaha melepaskan gigitan liintah.
Apabila ada tanda – tanda reaksi seperti yang disebutkan di atas, cukup digosok
dengan obat atau salep antihistamin atau anti gatal.
c. Gigitan ular
Luka akibat gigitan ular dapat berasal dari gigitan ular yang berbisa
ataupun gigitan ular yang tida berbisa.Pada umumnya ular menggigit pada saat ia
sangat aktif, yaitu pada senja hari atau fajar.ebagai akibat dari 1 jenis toksin saja.
Bisa ular ( venom ) terduiri dari 20 atau lebih komponen sehingga pengaruhnya
tidak dapat diinterpretasikan. Untuk menduga jenis ular yang menggigit adalah
ular yang berbisa atau tidak dapat dipakai rambu – rambu bertolak dari bentuk
kepala dan luka bekas gigitan sebagai berikut :
- Ciri – ciri ular berbisa = bentuk kepala segi empat panjang, gigi taring kecil,
bekas gigitan ular halus berbentuk lengkungan
- Ciri – ciri ular tidak berbisa = kepala segitiga, terdapatt 2 gigi taring besar di
atas rahang, 2 luka gigitan utama akibat gigi taring
Tetapi untuk identifikasi yang lebih pasti, lebih baik apabila ularnya dapat
dibunuh. Identifikasi ini penting untuk mengenali jenis bisa yang telah
dimasukkannya bersama bisa. Bisa ular ada yang dapat merusak dinding
pembuluh darah, dan ada yang bersifat merusak jaringan saraf.
Gejala atau gambaran klinis yang dapat terjadi antara lain :
1. Gejala lokal : edema, nyeri tekan pada luka gigitan, ekimosis ( dalam 30 menit
yang terganggu, derajat kesadaran menurun sampai dengan koma.
Ø Haemotoksin: bersifat hemolitik dengan zat antara fosfolipase dan enzim lainnya
atau menyebabkan koagulasi dengan mengaktifkan protrombin. Perdarahan itu sendiri
sebagai akibat lisisnya sel darah merah karena toksin. Manifestasi klinis: luka bekas
gigitan yang terus berdarah, haematom pada tiap suntikan IM, hematuria, hemoptisis,
hematemesis, gagal ginjal.
Ø Myotoksin: mengakibatkan rhabdomiolisis yang sering berhubungan dengan
mhaemotoksin. Myoglobulinuria yang menyebabkan kerusakan ginjal dan hiperkalemia
akibat kerusakan sel-sel otot.
Ø Kardiotoksin: merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan kerusakan otot
jantung.
Ø Cytotoksin: dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktifamin lainnya berakibat
terganggunya kardiovaskuler.
Ø Cytolitik: zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan pada
tempat patukan
Ø Enzim-enzim: termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif pada penyebaran bias
19
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang umum ditemukan pada pasien bekas gigitan ular adalah :
ü Tanda-tanda bekas taring, laserasi
ü Bengkak dan kemerahan, kadang-kadang bulae atau vasikular
ü Sakit kepala, mual, muntah
ü Rasa sakit pada otot-otot, dinding perut
ü Demam
ü Keringat dingin
Bisa Neuro Toksik :
¡ Kelumpuhan otot pernafasan
¡ Kardiovaskuler terganggu
¡ Kesadaran menurun sampai koma
Bisa Haemolytik :
¡ Luka bekas patukan yang terus berdarah
¡ Haematoma pada tiap suntikan IM
¡ Haematuria
¡ Haemoptisis/haematemesis
¡ Kegagalan ginjal
F. Efek yang ditimbulkan
1. Efek lokal
20
Beberapa spesies seperti coral snakes, krait akan memberikan efek yang agak sulit di
deteksi dan hanya bersifat minor tetapi beberapa spesies, gigitannyadapat menghasilkan
efek yang cukup besar seperti: bengkak, melepuh, perdarahan, memar sampai dengan
nekrosis. Yang mesti diwaspadai adalahterjadinya syok hipovolemik sekunder yang
diakibatkan oleh berpindahnyacairan vaskuler ke jaringan akibat efek sistemik bisa ular
tersebut.
2. Efek sistemik
Gigitan ular ini akan menghasilkan efek yang non-spesifik seperti: nyeri kepala,mual
dan muntah, nyeri perut, diare sampai pasien menjadi kolaps. Gejalayang ditemukan
seperti ini sebagai tanda bahaya bagi petugas kesehatan untuk memberi petolongan
segera.
3. Efek sistemik spesifik
Efek sistemik spesifik dapat dibagi berdasarkan:
Ø Koagulopati
Beberapa spesies ular dapat menyebabkan terjadinya koagulopati. Tanda tanda klinis
yang dapat ditemukan adalah keluarnya darah terus menerusdari tempat gigitan,
venipuncture dari gusi dan bila berkembang akan menimbulkan hematuria,
haematomesis, melena dan batuk darah.
Ø Neurotoksik
Gigitan ular ini dapat menyebabkan terjadinya flaccid paralysis. Ini biasanya
berbahaya bila terjadi paralisis pada pernafasan. Biasanya tanda-tandayang pertama
kali dijumpai adalah pada saraf kranial seperti ptosis,oftalmoplegia progresif bila tidak
mendapat anti venom akan terjadikelemahan anggota tubuh dan paralisis pernafasan.
Biasanya full paralysis akan memakan waktu + 12 jam, pada beberapa kasus biasanya
menjadilebih cepat, 3 jam setelah gigitan.
Ø Miotoksisitas
Miotoksisitas hanya akan ditemukan bila seseorang diserang atau digigitoleh ular laut.
Ular yang berada didaratan biasanya tidak ada yang menyebabkan terjadinya
21
miotoksisitas berat. Gejala dan tanda adalah :nyeri otot, tenderness, mioglobinuria dan
berpotensi untuk terjadinya gagalginjal, hiperkalemia dan kardiotoksisitas
G. Derajat Gigitan Ular
Menurut Schwartz
DERAJAT LUKA NYERI EDEMA/ERETEMA SISTEMIK
0 + +/- < 3 cm/12 jam -
I ++ + 3 – 12 cm/12 jam -
II +++ ++ 12 – 25 cm/12 jam Neurotoksik,
pusing,
mual, syok
III +++ +++ >25 cm/ 12 jam Pendarahan
kulit, syok
IV +++ +++ ekstremitas GGA, koma,
pendarhan
H. Pengelolaan Dan Penanganan
Prinsip Pengelolaan :
1. Menghalangi penyerapan dan penyebaran bisa
2. Membuang toksin
3. Menetralkan bisa
4. Mengobati komplikasi
Penatalaksanaan:
1. Pertama kali yang ditangani adalah kondisi gawat yang mengancam nyawa ( prinsip ABC) kesulitan bernafas memerlukan ETT (endo tracheal tube) dan ventilator.
22
Gangguan sirkulasi darah memerlukan cairan intra vena dan mungkin berbagai obat untuk menanggulangi gejala yang timbul : nyeri, kesemutan, pembengkakan.
2. Monitor tanda – tanda kegawatan pernafasan dan kardiovaskuler.
3. Siapkan ICU /ventilator bila sewaktu – waktu terjadi gangguan pernafasan.
4. Pasang intra venous line dengan jarum besar, berikan SABU 2 ampul / dalam 500 cc
Dextrose 5% / NaCL fisiologis, minimal 2000 cc per 24 jam. Maksimum pemberian
SABU 20 ampul per 24 jam. Bila jenis ular yang mengigit diketahui dan ada SABU
yang sesuai berarti SABU monovalen diberikan, atau alternatif bila ular penggigit tidak
diketahui dapat diberikan bisa polivalen.
5. Rawat /tutup luka dengan balutan steril dan salep / kasa antibiotic /antiseptic.
Yakinkan kondisi korban, tenangkan dan istirahatkan korban, kepanikan akan
menaikan tekanan darah dan nadi sehingga racun akan lebih cepat menyebar ke
tubuh. terkadang pasien pingsan / panik karena kaget.
I = Immobilisation
Jangan menggerakan korban, perintahkan korban untuk tidak berjalan atau lari. Jika
dalam waktu 30 menit pertolongan medis tidak datang: lakukan tehnik balut tekan
( pressure-immoblisation ) pada daerah sekitar gigitan (tangan atau kaki) lihat
prosedur pressure immobilization (balut tekan)
G = Get
Bawa korban ke rumah sakit sesegera dan seaman mungkin.
23
T =Tell the Doctor
Informasikan ke dokter tanda dan gejala yang muncul pada korban.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Primary survey
¡ Nilai tingkat kesadaran
¡ Lakukan penilaian ABC :
A (airway): kaji apakah ada muntah, perdarahan
B (breathing): kaji kemampuan bernafas akibat kelumpuhan otot-otot pernafasan
C (circulation): nilai denyut nadi dan perdarahan pada bekas patukan, Hematuria,
Hematemesis /hemoptisis
Intervensi primer
Bebaskan jalan nafas bila ada sumbatan, suction kalau perlu
Beri O2, bila perlu Intubasi
Kontrol perdarahan, toniquet dengan pita lebar untuk mencegah aliran getah bening (Pita dilepaskan bila anti bisa telah diberikan). Bila tidak ada anti bisa, transportasi secepatnya ke tempat diberikannya anti bisa. Catatan : tidak dianjurkan memasang tourniquet untuk arteriel dan insisi luka
Pasang infus
24
2. Secondary survey dan Penanganan Lanjutan :
Penting menentukan diagnosa patukan ular berbisa
Bila ragu, observasi 24 jam. Kalau gejala keracunan bisa nyata, perlu pemberian anti bisa
Kolaborasi pemberian serum antibisa. Karena bisa ular sebagian besar terdiri atas protein, maka sifatnya adalah antigenik sehingga dapat dibuat dari serum kuda. Di Indonesia, antibisa bersifat polivalen, yang mengandung antibodi terhadap beberapa bisa ular. Serum antibisa ini hanya diindikasikan bila terdapat kerusakan jaringan lokal yang luas.